BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi, analisa masalah yang ada, analisa pemecahan masalah dan merancang sistem sehingga mampu mengatasi masalah yang ada. 3.1 Profil Organisasi BPPT Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada di bawah koordinasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi Sejarah BPPT Proses pembentukan BPPT bermula dari gagasan Mantan Presiden Soeharto kepada Prof Dr. Ing. B.J. Habibie pada tanggal 28-Januari Dengan surat keputusan no. 76/M/1974 tanggal 5-Januari-1974, Prof Dr. Ing. B.J. Habibie diangkat sebagai penasehat pemerintah dibidang 91

2 92 advance teknologi dan teknologi penerbangan yang bertanggung jawab langsung pada presiden dengan membentuk Divisi Teknologi dan Teknologi Penerbangan (ATTP) Pertamina. Melalui surat keputusan Dewan Komisaris Pemerintah Pertamina No.04/Kpts/DR/DU/1975 tanggal 1 April 1976, ATTP diubah menjadi Divisi Advance Teknologi Pertamina. Inilah cikal bakal berdirinya BPPT yang kemudian dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.25 tanggal 21 Agustus 1978, BPPT secara resmi dibentuk sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, serta diperbaharui lagi dengan Surat Keputusan Presiden No.47 tahun Dalam perjalanan selama 25 tahun jabatan Kepala BPPT selalu dirangkap oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi. Dalam kurun waktu tersebut BPPT telah melakukan perubahan-perubahan organisasi sesuai dengan tuntutan kebutuhan internal dan ekstemal. Organisasi BPPT pada bulan April 2006 ini resmi terpisah dengan organisasi Kementrian Riset dan Teknologi dengan diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 42 tatun 2006 tentang pengangkatan Kepala BPPT. Sejak berdiri, BPPT telah mengalami beberapa kali perubahan kepemimpinan. Berikut beberapa pergantian Pimpinan BPPT dari awal berdiri sampai sekarang :

3 93 No Nama Periode 1 Prof. Dr. Ing B.J. Habibie Prof. Dr. Rahardi Ramealan Prof. Dr. Zuhal Dr. A.S. Hikam Ir. M. Hatta Rajasa Dr. Kusmayanto Kadiman Prof. Ir. Said Djauharsyah Jenie, Sc.D Dr. Ir. Marzan A. Iskandar Sekarang Tabel 3.1 Daftar Kepemimpinan di BPPT Ada banyak definisi tentang teknologi dan salah satunya adalah definisi dari Massachussets Institute of Technology (MIT) yang mendefinisikan bahwa technology is a perfect fusion of Arts, Science, Engineering, Economics and Business. Pada umumnya ada 4 (empat) rangkaian kegiatan dalam teknologi yaitu: Research, Development, Engineering, and Operation (R, D, E & O) dan BPPT memposisikan diri untuk mengisi kesenjangan atau jembatan antara pelaku teknologi non industri dengan pelaku teknologi industri baik untuk industri manufaktur maupun jasa dengan melakukan penelitian, pengembangan dan rekayasa (litbangyasa).

4 Visi, Misi, Tugas Pokok, Fungsi, dan Wewenang Adapun Visi, Misi, Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ( BPPT ) adalah : a. VIS I Visi dari BPPT adalah Mewujudkan teknologi sebagai pilar utama pembangunan untuk meningkatkan daya saing industri dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. b. MISI Misi dari BPPT diantaranya : Meningkatkan daya saing industri. Mewujudkan BPPT sebagai agen pembangunan masyarakat dalam bidang teknologi. Menyusun kebijakan pengkajian dan penerapan teknologi. Mengembangkan BPPT sebagai pusat unggulan teknologi dan SDM yang handal (technology center of excellence). c. TUGAS POKOK Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.

5 95 d. FUNGSI Fungsi dari lembaga ini, dapat kita lihat sebagai berikut : 1. Pengkajian & penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan penerapan teknologi 2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT. 3. Pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta dibidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka inovasi, difusi, dan pengembangan kapasitas, serta membina alih teknologi. 4. Penyelenggaraan pembinaan & pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi & tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan & rumah tangga. e. WEWENANG Wewenang wewenang yang di miliki BPPT : Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro. Penetapan sistem informasi di bidangnya. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:

6 96 a. Perumusan & pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian & penerapan teknologi. b. Pemberian rekomendasi penerapan teknologi & melaksanakan audit teknologi Struktur Organisasi BPPT Gambar 3.1 di bawah ini merupakan bagan struktur organisasi yang ada di BPPT saat ini.

7 97 Kepala BPPT Inspektorat Sekretaris Utama Biro Perencanaan Dep uti Pengkajian Keb ijakan Te kn ologi D eputi Teknologi Peng emba ngan Su mberdaya Ala m D eputi Teknolog i Ind ustri Agroindustri dan Bio teknologi Deputi Teknologi Inform asi En erg i d an Mineral Deputi Teknologi In dustri R ancan g Bangu n dan Rekayasa Biro Keuangan Pusat Pengkajian Kebajikan Inovasi Teknologi Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam Pusat Tek nologi Produksi Pertanian Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pusat Teknologi Industri Proses B iro Su m b er da ya Manusia dan Organisasi Pusat Pengkajian Kebijakan Difusi Teknologi Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral Pusat Tek nologi Agroindustri Pusat Teknologi Konversi dan Konservarsi Energi Pusat Teknologi Industri Manufaktur Biro Umum dan Humas Pusat Pengkajian Kebijakan Peningkatan Daya Saing Pusat Teknologi Sumber Daya Lahan Wilayah dan Mitigasi Pusat Tek nologi Bioindustri Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan Pusat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Pusat Audit Teknologi Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan Pusat Tek nologi Farmasi dan Medika Pusat Teknologi Material Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi P us at Data. Infor masi dan Standarisasi BPPT Engineering Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPPT

8 98 Skripsi ini dilakukan di PTIK atau Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi yang berkedudukan dibawah Deputi Teknologi Informasi Energi dan Material dalam Struktur Organisasi BPPT PTIK Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) merupakan salah satu unit kerja di lingkungan Kedeputian Teknologi Informasi Energi dan Material (TIEM) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). PTIK dipimpin oleh seorang direktur Tugas PTIK Tugas PTIK adalah melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Tugas ini dilaksanakan dalam rangka melaksanakan fungsi BPPT sesuai Peraturan Presiden Nomor 64 tahun Struktur Organisasi PTIK ada di BPPT saat ini. Gambar 3.2 di bawah ini merupakan bagan struktur PTIK yang

9 99 Gambar 3.2 Struktur Organisasi PTIK BPPT Direktur saat ini adalah Dr.Ir.Tatang A.Taufik PTIK terbagi menjadi 3 bidang : Bidang Sistem Informasi dan Komputasi ( SIK); Kepala Bidang SIK : Dr. Dwi Handoko Bidang Sistem Komunikasi Multimedia (SKM); Kepala Bidang SKM : Dr. Hary Budiarto Bidang Sistem Elektronika (SE). Kepala Bidang SE : Dr. Muhammad Mustafa Sarinanto SDM Anggota PTIK berjumlah 93 orang, 77 orang diantaranya PNS. 46 orang PNS memiliki tingkat pendidikan S2 dan S3 dalam berbagai latar belakang pendidikan: Management Information System:

10 100 Image Processing Fiber Optic Computer Science (termasuk programming) Electronics Science (Mathematics, Statistics, Physics, Chemistry) System Analyst Dll Anggaran PTIK Sumber Anggaran PTIK berasal dari : 1. DIPA BPPT 2. Non DIPA BPPT 3. Insentif Ristek 4. Mitra Kerja (Swasta, Pemda, Instansi Pemerintah lainnya) Fasilitas Laboratorium PTIK Saat ini PTIK sedang membangun laboratorium pengujian untuk mendukung berbagai kegiatan baik yang bersifat internal maupun eksternal PTIK. Laboratorium ini memiliki fasilitas untuk melakukan pengujian dan pengkajian di bidang-bidang seperti:

11 ELKON Electromagnetic Compatibility dan Interference (EMC & EMI) Optronic dan Photonic Telemetri Komunikasi Bergerak (Mobile Communication) Surveillance dan Navigasi Computer network systems 2. FOSSKOM Teknologi Free/Open Source Software (F/OSS) Interoperability Security Komputasi Maju (Advanced Computing) Kegiatan utama dari Lab ELKON dan FOSSKOM adalah : 1. Menetapkan measurement, standarisation, testing, quality (MSTQ). 2. Menetapkan research dan development pada teknologi di bidang yang sebutkan diatas.

12 Analisa Sistem Layanan IPTV (Internet Protokol Television) adalah suatu layanan multimedia dalam bentuk televisi, video, audio, text, graphic dan data yang disalurkan ke pelanggan melalui jaringan IP (Internet Protokol), dimana dari sisi penyedia layanan jaringan menjamin kualitasnya (Quality of Service), keamanannya (Security), keandalannya (realibility). Hal ini juga memungkinkan komunikasi dengan pelanggan secara dua arah atau interaktif (interactivity) secara real time, sehingga dapat memberikan QoE (Quality of Experience) dari sisi pelanggan berupa kualitas layanan gambar, suara dan keamanannya. Untuk itu dibutuhkan jaminan kuailtas yang harus dipenuhi oleh penyedia infrastruktur layanan IPTV melalui suatu jaringan tertutup (closed distribution network) yang mengacu pada standar layanan yang berlaku, berupa kebutuhan bandwidth dan packet loss yang sesuai dengan kebutuhan minimal dari sebuah layanan multimedia berbasis audio-video, agar layanan IPTV dapat berjalan dengan baik. Penulis menggunakan standar acuan yang dikeluarkan oleh International Telecommunication Union ( ITU ) sebagai badan internasional yang mengeluarkan standar untuk layanan IPTV dan DEPKOMINFO-RI (Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia) sebagai regulator yang berwenang di Indonesia.

13 Perumusan Masalah Teknologi IP (Internet Protokol) sangat fleksibel, murah, siapa saja dapat dengan mudah menggunakan teknologi ini, dan pelanggan dapat dengan leluasa mengelola jaringannya. Akan tetapi, teknologi IP memiliki beberapa karakteristik yang menurut penulis kurang baik seperti unreliable, connectionless, dan datagram delivery service. Unreliable Unreliable berarti IP tidak menjamin datagram yang dikirim pasti sampai ke tempat tujuan. Protokol IP hanya akan melakukan usaha sebaikbaiknya (best effort delivery service), agar paket yang dikirim sampai ke tujuan. Jika di perjalanan paket tersebut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (salah satu jalur putus, router mengalami congestion, atau host tujuan sedang down), maka IP hanya akan memberitahukan ke protokol Internet Control Message Protokol (ICMP) bahwa terjadi masalah dalam pengiriman paket IP ke tujuan. Jika diinginkan kehandalan yang lebih baik, kendala itu harus disediakan oleh protokol yang berada di atas IP, yaitu TCP atau aplikasi. TCP memang memungkinkan jaminan validitas data, sehingga protokol TCP/IP dianggap cukup ideal bagi transfer data, tetapi verifikasi data mengakibatkan tundaan hantaran paket. Lagipula mekanisme ini tidak dapat digunakan untuk paket dengan protokol UDP, seperti voice dan video.

14 104 Connectionless Connectionless berarti dalam mengirim paket dari tempat asal ke tujuan, pihak pengirim dan penerima paket IP sama sekali tidak mengadakan perjanjian (handshake) terlebih dahulu. Pengirim dapat mengirimkan paket kapan pun tanpa mengecek host tujuan dalam keadaan hidup atau tidak. Oleh karena itu, bisa saja paket yang terkirim tidak akan diterima. Datagram delivery service Datagram delivery service berarti setiap paket data yang dikirim adalah independent terhadap paket data yang lain. Akibatnya, jalur yang ditempuh oleh masing-masing paket data IP ke tujuannya bisa jadi berbeda satu sama lain, sehingga kedatangan paket pun bisa jadi tidak berurutan. Trafik-trafik seperti voice dan video tidak dapat berkompromi dengan masalah-masalah ini. Melihat karakteristik Internet Protokol yang kurang baik, maka jika menyediakan sebuah layanan IPTV melalui infrastruktur berbasis IP, akan menghadapi banyak hambatan, mengingat kompleksnya persyaratan teknis yang sangat jauh berbeda dengan layanan voice dan layanan internet berupa kebutuhan bandwidth yang besar dan perlu dijamin kehandalan dalam proses pengiriman datanya agar tidak terjadi packet loss yang terlalu besar.

15 Solusi Penyelesaian Masalah Dari perumusan permasalahan dan sistem di atas, terlihat bahwa sebuah layanan IPTV memerlukan sebuah solusi yang tepat, yang dapat di gunakan sebagai infrastruktur layananannya. Sehingga layanan IPTV dapat berjalan dengan baik pada media berbasiskan IP (Internet Protokol), oleh karena itu dibutuhkanlah suatu teknologi IP yang dapat menjamin kualitas layanannya. Teknologi MPLS merupakan solusi yang sangat tepat menurut penulis untuk digunakan dalam sebuah infrastruktur jaringan untuk layanan IPTV. Teknologi IP berbasis MPLS dapat dirancang untuk memberikan tingkat layanan service yang berbeda beda sesuai dengan kebutuhan dari sistem yang dipakai, tetapi dibutuhkan rancangan konfigurasi yang tepat terhadap pengaturan penerapan kualitas layanan (QoS Policy) dari setiap parameter parameter QoS. Teknologi MPLS ini memiliki beberapa keunggulan lainnya, diantaranya: MPLS memiliki efisiensi yang lebih baik, karena dalam MPLS, routing jaringan akan ditangani dengan baik dan sederhana, sehingga prosesproses pengiriman sebuah paket menjadi baik dan efisien tetapi dengan biaya investasi yang tidak terlalu mahal. MPLS mengurangi banyaknya proses pengolahan yang terjadi di IP router yang tidak efektif.

16 106 Tidak membutuhkan perangkat tambahan di sisi pelanggan karena enkapsulation MPLS terjadi di dalam jaringan penyelenggara. MPLS menyediakan Quality of Service (QoS) dalam jaringan backbone dengan teknik Differentiated Services (DiffServ) yaitu menyediakan diferensiasi layanan, dengan membagi trafik atas kelas-kelas, dan memperlakukan setiap kelas secara berbeda, sehingga setiap layanan paket yang dikirimkan akan mendapat perlakuan yang berbeda sesuai dengan skala prioritasnya. Fleksibel karena seluruh klien dapat menggunakan perangkat dan konfigurasi software sejenis untuk bermacam-macam jenis layanan premium (seperti VoIP, Video Conference, internet, VPN dan lain-lain). Semua layanan bisa di aktifkan hanya dengan perubahan parameter konfigurasi software-nya. MPLS memiliki tingkat keamanan yang sangat baik tidak kalah dengan keamanan pada jaringan frame relay, ATM. Dan masih dapat di tingkatkan lagi melalui penggabungan MPLS dengan IP Sec. Teknologi MPLS memiliki tujuan membawa teknologi IP yang memiliki sistem connectionless ke dalam sebuah teknologi IP yang memiliki sistem connection oriented dengan memanfaatkan teknik switching yang ada dalam teknologi ATM. Dengan kemampuan tersebut MPLS merupakan cara yang efektif untuk menggabungkan teknologi IP dan teknologi ATM ke dalam sebuah jaringan backbone.

17 107 Dan MPLS tersebut akan menggunakan VPN (Virtual Private Network), sehingga disebut sebagai VPN-MPLS. VPN-MPLS adalah sebuah konsep VPN yang dilewatkan di atas jaringan MPLS. VPN menjamin trafik di-tunnel secara aman di dalam jaringan MPLS, dan protokol-protokol yang disediakan MPLS dapat menjamin ketersediaan bandwidth untuk setiap jenis trafik sehingga voice dan video yang sangat sensitif terhadap delay dapat dijamin kualitasnya. Dan akan mengimplementasikan juga penggunaan Diff- Serv pada jaringan berbasis VPN-MPLS sehingga di harapkan dapat meningkatkan jaminan kualitas pada jaringan VPN-MPLS. Dengan membangunan infrastruktur jaringan berbasis teknologi MPLS akan sangat mendukung pengimplementasian layanan IPTV. Hal ini juga didukung dengan jaminan Quality of Service (QoS) pada protokol transport jaringan IP yang didesain untuk layanan IPTV. Dengan adanya jaminan QoS, maka akan diberikan higher priority pada protokol IP yang mengalirkan trafik untuk layanan IPTV pada jaringan IP untuk sampai pada terminal pelanggan. 3.3 Perancangan Sistem Spesifikasi Perangkat Jaringan Yang Dibutuhkan Dalam pelaksaan penelitian penulis di PTIK BPPT, penulis diberikan wewenang untuk menggunakan laboratorium Computer Network

18 108 Systems yang merupakan laboratorium bidang ELKON di PTIK BPPT. Laboratorium ini digunakan untuk melakukan pengujian dan pengkajian dibidang pengembangan sistem jaringan komputer, yang di dalamnnya termasuk pengembangan teknolgi MPLS. Laboratorium Computer Network System ini sendiri memiliki fasilitas-fasilitas yang mendukung simulasi dari sebuah pengembangan jaringan komputer, karena di dalam lab ini terdapat berbagai jenis alat alat yang dapat di gunakan untuk mewakili setiap peralatan yang mungkin di gunakan dalam sebuah jaringan LAN maupun jaringan WAN. Perangkat router dan switch tersebut pada awalnya hanya berasal dari satu vendor atau merek saja, yaitu Cisco. Tetapi pada saat penulis melaksanakan penelitian, pihak PTIK BPPT sedang melakukan pembelian peralatan jaringan yang berasal dari vendor Juniper. Pengadaan alat baru tersebut akan digunakan juga dalam pengembangan teknologi MPLS. Sehingga dalam pengembangan jaringan MPLS akan didapatkan diferensiasi peralatan jaringan yaitu tidak hanya menggunakan peralatan dari satu vendor yaitu Cisco, tetapi juga menggunakan peralatan dari vendor Juniper sehingga dapat dilihat interoperabilitas antar platform tersebut dalam membentuk suatu jaringan MPLS. Perangkat router dan switch yang di miliki oleh laboratorium Computer network systems PTIK BPPT sekarang, antara lain sebagai berikut : 1. Perangkat Router

19 109 Router Cisco buah. Router Cisco buah. Router Cisco buah. Router Cisco buah Router Juniper M10i 1 buah. Router Juniper J buah. 2. Perangkat Switch Layer 2 Switch Cisco Perangkat Switch Layer 3 (dapat juga disebut router) Switch Cisco 3560 Switch Juniper EX Perangkat Wireless Wireless LAN Controllers Cisco buah. 5. Perangkat SERVER. Server DELL PowerEdge R900 1 buah. PowerVault Storage Dell MD buah. Server IBM System X buah. 6. Perangkat PC (Personal Computer) PC Desktop Dell Optiplex buah. Penulis membutuhkan beberapa router dan switch yang dimiliki oleh laboratorium Computer Network Systems PTIK BPPT sekarang untuk dirancang sebagai jaringan tesbed, sesuai dengan peralatan jaringan yang

20 110 dimiliki oleh lab ELKON PTIK BPPT. Dalam rancangannya penulis akan menggunakan delapan buah router dan satu buah switch. Perangkat yang digunakan adalah sebagai berikut : Perangkat Cisco 1. Router Cisco 7206 (1 buah) Memiliki sejumlah interface : 1 buah port FastEthernet 3 buah port Gigabit Ethernet 2. Router Cisco 3845 (1 buah) Memiliki sejumlah interface : 2 buah port Serial 2 buah port FastEthernet 2 buah port Gigabit Ethernet 3. Router Cisco 2811 (2 buah) Memiliki sejumlah interface : 2 buah port Serial 2 buah port FastEthernet 4. Switch Layer 3 Cisco 3560 (1 buah) Memiliki sejumlah interface :

21 buah port Gigabit Ethernet 5. Switch Layer 2 Cisco 2960 (1 buah) Memiliki sejumlah interface : 24 buah port FastEthernet 2 buah port Gigabit Ethernet Perangkat Juniper 1. Router Juniper M10i (1 buah) Memiliki sejumlah interface : 4 buah port FastEthernet 1 buah port Gigabit Ethernet 2. Router Juniper J6350 (1 buah) Memiliki sejumlah interface : 2 buah port Serial 4 buah port Gigabit Ethernet 3. Switch Layer 3 Juniper EX-3200 (1 buah) Memiliki sejumlah interface : 24 buah port Gigabit Ethernet Perancangan Topologi Dalam penulisan skripsi ini, penulis menganalogikan infrastruktur jaringan untuk layanan IPTV sebagai sebuah jaringan cloud yang

22 112 menghubung antara customer dan provider dari layanan IPTV. Sesuai dengan solusi penyelesain masalah yang sudah diuraikan diatas maka cloud yang di gunakan adalah sebuah jaringan VPN-MPLS. Gambar 3.3 Analogi Struktur Jaringan IPTV Sederhana Untuk mengsimulasikan sebuah jaringan VPN-MPLS cloud dalam skala lab untuk jaringan tesbed, maka diperlukan beberapa router untuk dijadikan sebagai VPN-MPLS cloud router dan beberapa router untuk client site router. Sesuai dengan peralatan jaringan yang dimiliki oleh lab ELKON PTIK BPPT, maka dalam rancangannya penulis akan menggunakan delapan buah router, yaitu empat buah router untuk ditempatkan di VPN-MPLS cloud. Dua buah router sebagai Provider Edge (PE) router dan dua buah router sebagai Provider (P) router serta sebuah router disetiap client sebagai Client Edge (CE) router, penulis juga akan merancang jaringan

23 113 VPN-MPLS ini dengan dua buah client VPN sehingga akan ada 2 buah jalur VPN, dimana satu VPN dapat dirancang untuk VPN-MPLS dengan QoS dan yang satu lagi dirancang untuk VPN-MPLS tanpa QoS. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan hasil evaluasi dari kedua VPN-MPLS tersebut. Dan dalam jaringan tesbed ini penulis akan mengunakan membatasi speed bandwidth menjadi sebesar 10 Mbps (10 Mega Bit per second ) antara setiap router yang ada. Ini bertujuan agar di dalam jaringan tesbed nantinya akan terjadi keterbatasan bandwidth yang akan membantu penulis dalam melakukan pengukuran terhadap konfigurasi QoS, untuk melihat apakah parameter QoS yang di buat dapat bekerja dengan baik atau tidak. Selanjutnya penulis juga melakukan perancangan topologi, untuk dapat meningkatkan tingkat skalabilitasnnya yaitu kemampuan untuk memperbanyak jumlah client yang bisa di layani. Sehingga nantinya setiap Provider edge router akan dapat di gunakan untuk melayani banyak VPN. Kendala dalam mengaplikasikan hal tersebut adalah terbatasnya jumlah interface yang dimilki oleh router-router didalam MPLS cloud terutama pada Provider edge router, sehingga dibutuhkan mekanisme baru yang dapat digunakan untuk dapat memperbanyak interface yang tersedia, tanpa harus memperbanyak jumlah module interface. Untuk mengatasi hal itu, penulis akan menggunakan bantuan sebuah switch layer 2 untuk di hubungkan dengan Provider edge router memakai metode trunking VLAN untuk interface setiap client VPN.

24 114 Dengan solusi ini nantinya provider edge router dapat memakai interfaces yang ada di switch untuk melayani banyak client dengan metode sub-interface di provider edge router untuk dipasang VPN dan didistribusikan pada VLAN di switch layer 2. Switch memerlukan cara untuk mengidentifikasikan VLAN dari mana frame tersebut dikirim saat mengirim sebuah frame ke Switch dari router. VLAN Trunking mengijinkan Router memberikan tagging setiap frame yang dikirimkan ke switch sehingga switch penerima mengetahui termasuk dari VLAN yang mana frame tersebut dikirim. Ada dua protokol VLAN trunking utama saat ini, yaitu IEEE 802.1q dan Cisco ISL. Penulis akan memilih menggunakan protokol VLAN trunking IEEE 802.1q karena bersifat Open System sehingga dapat digunakan di piranti platform Cisco dan Juniper yang penulis gunakan. Topologi VPN-MPLS dengan VLAN untuk VPN dapat dilihat dari gambar 3.4 di bawah ini:

25 Gambar 3.4 Rancangan Topologi Dengan VLAN-VPN. 115

26 116 Penulis juga akan menggunakan switch layer 2 sebagai alat bantu untuk melakukan functional test berupa sniffing packet data dengan Switched Port Analyzer (SPAN), sehingga dapat dilihat IP header dari data yang lewat di dalam jaringan tesbed. Untuk dapat melakukan hal itu, setiap jalur yang menghubungkan setiap router harus melalui switch terlebih dahulu. Untuk efisiensi penggunaan switch layer 2, maka penulis hanya akan menggunakan sebuah switch layer 2 yaitu Cisco 2960 untuk keperluan trunking VPN dan sniffing packet data karena dengan satu switch sudah dapat memenuhi kebutuhan yang ada. Agar tidak terjadi kesalahan dalam sniffing packet data dan trunking VPN dalam hal trafiknya saling bercampur satu sama lain, maka penulis akan membagi port interface dalam switch menjadi beberapa VLAN, yaitu VLAN untuk setiap jalur antar router yang ada dan VLAN untuk setiap trunking VPN yang ada. Rancangan topologinya dapat di lihat pada gambar 3.5 di bawah ini :

27 Gambar 3.5 Topologi VPN-MPLS Dengan VLAN VPN Dan Monitoring Wireshark 117

28 118 Virtual LAN (VLAN) memberikan suatu metoda yang sangat flexible untuk me-manage segment-segment jaringan pada switch layer 2. VLAN memberikan suatu flexibilitas managemen dalam membuat Virtual LAN terpisah menjadi segment-segment atau subnet-subnet yang bisa digunakan untuk mendifinisikan lokasi terpisah atau jaringan-jaringan departemental. Perincian dari topologi dari gambar 3.5 di atas adalah sebagai berikut: 1. Router untuk MPLS Cloud Router yang akan penulis gunakan dalam MPLS cloud adalah router Cisco dan Juniper yang sudah mendukung fitur-fitur VPN- MPLS. Sesuai dengan ketersediaan perangkat yang ada, maka penulis memilih mengunakan : Juniper J6350 sebagai Provider router satu (P1) Cisco 7206 sebagai Provider router dua (P2) Juniper M10i sebagai Provider edge router satu (PE1) Cisco 3845 sebagai Provider edge router dua (PE2) Fitur- fitur yang dibutuhkan agar sebuah router dapat dijadikan sebagai Provider router di VPN-MPLS cloud adalah : 1. MPLS IP Fitur ini digunakan oleh router untuk memberi label (tag) MPLS pada frame-frame yang akan di-route dan membawa

29 119 tumpukan-tumpukan label (stack of labels} yang ditempel pada frame tersebut untuk di distribusikan pada jaringan MPLS yang ada. 2. Quality of Service Fitur ini digunakan untuk memberikan perlakuan pada paketpaket yang lewat sesuai dengan policy yang kita berikan untuk masing-masing jenis trafik. Fitur ini bejerja dengan cara memberikan experimental bit pada label (tag) MPLS. Fitur- fitur yang dibutuhkan agar sebuah router dapat dijadikan sebagai Provider edge router di VPN-MPLS cloud hamp ir sama dengan fitur yang dibutuhkan Provider router, tetapi juga harus menambahkan fitur-fitur di bawah ini : 1. Border Gateway Protokol (BGP) dengan Multiprotokol BGP (MP-BGP) Fitur ini di gunakan untuk membuat hubungan antara setiap PE yang ada, sehingga setiap PE dapat saling bertukar routing table. 2. Virtual Routing Forwarding (VRF) Fitur ini digunakan untuk membuat jaringan VPN tiap customer.

30 Router untuk costumer site Untuk customer site, selanjutnya akan disebut dengan customer edge (CE), penulis juga akan menggunakan router Cisco dan Juniper. Tidak ada spesifikasi hardware khusus untuk customer edge. Semua platform router Cisco dan Juniper dapat di gunakan sebagai router customer edge (CE). Karena dalam topologi ini penulis akan mempunyai 2 client yang masingmasing memiliki VPN yang berbeda maka akan ada 4 buah customer edge (CE). Sesuai dengan ketersedian perangkat, penulis menggunakan : Cisco 2811 sebagai customer edge router di site 2 pada client B (CE1-A) Cisco 3560 sebagai customer edge router di site 1 pada client B (CE1-B) Cisco 2811 sebagai customer edge router di site 2 pada client A (CE2-A) Juniper EX-3200 sebagai customer edge router di site 1 pada client A (CE2-B) Customer edge router juga akan menggunakan fitur Quality of Service, agar dapat menjalankan policy QoS yang ada pada provider edge router. Sehingga nantinya setiap router akan dapat

31 121 menggunakan policy QoS sesuai dengan rancangan yang ada. Dan setiap Customer edge router harus dapat melakukan fungsi marking pada setiap paket data yang lewat, untuk di klasifikasikan kedalam class of service yang ada dengan memberikan nilai IP Presedence pada header IP nya. 3. Switch VLAN Untuk perangkat switch yang di gunakan untuk VLAN VPN dan VLAN monitoring, penulis menggunakan sebuah switch cisco Meskipun di gambar 3.5 terdapat 7 buah switch, dalam implementasinnya nanti penulis hanya menggunakan 1 buah switch, dalam gambar penulis membuat terdapat 7 switch hanya bertujuan agar memudahkan pembaca untuk menafsirkan topologi yang di buat penulis. 4. Workstation Untuk mewakili user pada setiap customer site, penulis akan mengunakan sebuah Personal Computer (PC) pada setiap site pada client. PC tersebut dapat berupa PC Desktop yang dimiliki oleh PTIK BPPT atau sebuah PC Notebook yang penulis miliki sendiri untuk memperbanyak jumlah workstation yang dimilik oleh setiap customer site. Dan dengan PC tersebut akan penulis gunakan untuk semua tahapan pengujian dan pengukuran jaringan serta pengimplementasian layanan IPTV.

32 Kabel Media yang akan di gunakan untuk menghubungkan setiap perangkat router Cisco dan Juniper adalah dengan menggunakan media kabel UTP cat 5 serta menggunakan connector RJ Perancangan Quality of Service (QoS) Dalam jaringan VPN-MPLS ini, penulis membatasi besaran bandwidth antara setiap router hanya 10 Mbit per second. Sehingga troughput maksimal antara site 1 dan site 2 dari setiap client VPN hanya akan mencapai 10 Mbit per second juga. Untuk merancang konfigurasi kualitas layanan (QoS), pertamatama perlu di ketahui secara mendetail tentang trafik apa saja yang akan digunakan oleh customer. Sehinga dapat di ketahui kebutuhan minimal (minimal requirment) yang diperlukan oleh setiap trafik yang ada. Pada skripsi ini penulis mengasumsikan beberapa jenis trafik yang dimiliki oleh customer adalah sebagai berikut : 1. Trafik dengan protokol UDP dan mempunyai port 1234, untuk layanan IPTV. 2. Trafik dengan protokol TCP dan mempunyai port 1234, untuk layanan Data.

33 Trafik dengan protokol TCP atau UDP selain port 1234, untuk layanan yang tidak termasuk dalam jaminan kualitas layanan jaringan. Melihat dari asumsi trafik yang dimiliki oleh customer, maka penulis akan merancang layanan kualitas jaringan ini menjadi 3 kelas layanan. Yaitu kelas layanan IPTV, kelas layanan Data, dan kelas layanan best-effort untuk layanan di luar keduanya. Setiap kelas akan mempunyai spesifikasi yang berbeda-beda dalam kebutuhan bandwidth. Oleh karena itu, penulis akan merancang 3 jenis kelas berdasarkan bandwidth dan prioritas yang dimiliki oleh setiap trafik tersebut. Perancangannya dapat di lihat sebagai berikut : 1. Kelas VIDEO Trafik dalam kelas ini mempunyai karakteristik sebagai berikut : Sensitif terhadap delay. Harus memiliki tingkat packet loss yang kecil. Keperluan akan bandwidth tergantung pada codec yang di gunakan. Membutuhkan prioritas bandwidth agar tidak terjadi penurunan kualitas layanannya. Penulis mengasumsikan layanan IPTV akan dimasukan kedalam kelas video dan layanan IPTV yang dialirkan menggunakan

34 124 video yang dikompres dengan codec H.264. Sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh ITU-T, codec H.264 membutuhkan bandwidth minimal sebesar 3 Mbit/s untuk mengalirkan sebuah video yang memiliki frame rate yang tinggi. Sedangkan acuan standar yang dikeluarkan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia sebagai regulator, mengharuskan penyedia infrastruktur untuk layanan IPTV harus memiliki bandiwitdh minimal sebesar 2 Mbps. Di lihat dari standar acuan dan karakteristik trafik IPTV diatas, maka penulis akan memberikan prioritas bandwidth sebesar 30% dari bandwidth maksimal atau sebesar 30 % dari 10 Mbps yaitu 3 Mbps, karena kelas ini merupakan kelas yang memiliki prioritas delay dan packet loss yang harus di jamin maka kelas ini akan di beri nilai 4 pada bit IP Precedencenya (skala 0-7). 2. Kelas DATA Trafik dalam kelas ini mempunyai karakteristik sebagai berikut : Tidak sensitif terhadap delay. Mempunyai mekanisme tersendiri yang dapat menjaga tidak terjadinya packet loss. Membutuhkan bandwidth yang tinggi.

35 125 Di lihat dari karakteristik diatas, penulis memberikan bandwidth sebesar 40% dari bandwidth maksimal atau sebesar 40 % dari 10 Mbit/s yaitu 4 Mbit/s, dan diberi nilai 1 pada bit IP Precedence (skala 0-7). 3. Kelas Best-Effort Trafik dalam kelas ini mempunyai karakteristik sebagai berikut : Tidak sensitif terhadap delay. Tidak membutuhkan prioritas. Di lihat dari karakteristik diatas, maka kelas ini akan mendapatkan sisa bandwidth yang tersedia pada jaringan tersebut. Sehingga kemungkinan terjadinya packet dropping pada kelas ini akan lebih besar dibandingkan kelas DATA atau VIDEO

BAB 3 INTI PENELITIAN. merancang suatu pemodelan atau simulasi sehingga mampu mengatasi masalah yang

BAB 3 INTI PENELITIAN. merancang suatu pemodelan atau simulasi sehingga mampu mengatasi masalah yang BAB 3 INTI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi, analisa masalah dan merancang suatu pemodelan atau simulasi sehingga mampu mengatasi masalah yang ada. 3.1 Profil Organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam kegiatannya. Peranan teknologi informasi akan semakin vital bagi perusahaan besar dan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Metodologi Dari kerangka metodologi yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa terdapat 4 hal yang dilakukan terlebih dahulu yaitu : 1. Analisis Masalah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 70 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan perancangan dan konfigurasi jaringan berbasis IP dan VPN MPLS beserta estimasi peralatan yang akan digunakan, menganalisa masalah serta

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 43 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan 3.1.1 Sejarah BPPT Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada dibawah koordinasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM. mendukung proses implementasi, antara lain: Operating System yang digunakan pada komputer Server.

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM. mendukung proses implementasi, antara lain: Operating System yang digunakan pada komputer Server. BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Dibawah ini adalah spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mendukung proses implementasi, antara lain: Windows Server 2008 Operating System yang

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI 2206100535 MPLS (Multi Protocol Label Switching) Penggabungan antara IP dan ATM Mengoptimalkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multi Protocol Label Switching (MPLS) Multi Protocol Label Switching (MPLS) menurut Internet Engineering Task Force (IETF), didefinisikan sebagai arsitektur jaringan yang berfungsi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PENGUJIAN PER-PACKET LOAD BALANCING PADA JARINGAN MPLS-VPN DS-TE DI BPPT

ANALISIS DAN PENGUJIAN PER-PACKET LOAD BALANCING PADA JARINGAN MPLS-VPN DS-TE DI BPPT ANALISIS DAN PENGUJIAN PER-PACKET LOAD BALANCING PADA JARINGAN MPLS-VPN DS-TE DI BPPT Harry Gunawan Universitas Bina Nusantara, Jakarta, harry_fe4rless@yahoo.com Jeffry Hutomo Prakoso Universitas Bina

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Usulan Perancangan Untuk koneksi jaringan data center dari San Jose dan Freemont, penulis mengusulkan membuat suatu jaringan berbasis VPN-MPLS. Dengan perancangan jaringan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Layanan multimedia streaming saat ini telah berkembang pesat seiring dengan perkembangan internet. Dengan tersedianya layanan multimedia streaming kita dapat melakukan

Lebih terperinci

ANALISA QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN MULTIMEDIA DENGAN TEKNOLOGI VPN-MPLS

ANALISA QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN MULTIMEDIA DENGAN TEKNOLOGI VPN-MPLS ANALISA QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN MULTIMEDIA DENGAN TEKNOLOGI VPN-MPLS Agus Setiawan¹, Ir.Yamato.,MT², Agustini Rodiah Machdi.ST.,MT³ Abstrak Jaringan VPN-MPLS dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching (MPLS).

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching (MPLS). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi membuat teknologi begitu pesat berkembang. Dengan berkembangannya teknologi mempengaruhi kepada meningkatnya

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN KUALITAS LAYANAN INFRASTRUKTUR IPTV MENGGUNAKAN JARINGAN MPLS PADA KEGIATAN PENELITIAN DIGITAL BROADCASTING

ANALISA DAN PERANCANGAN KUALITAS LAYANAN INFRASTRUKTUR IPTV MENGGUNAKAN JARINGAN MPLS PADA KEGIATAN PENELITIAN DIGITAL BROADCASTING ANALISA DAN PERANCANGAN KUALITAS LAYANAN INFRASTRUKTUR IPTV MENGGUNAKAN JARINGAN MPLS PADA KEGIATAN PENELITIAN DIGITAL BROADCASTING DI PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI BPPT SKRIPSI Oleh DENNY NURPARAMITA

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi tunneling digunakan perusahaan dan kantor agar memiliki jalur khusus yang aman dalam berkomunikasi dan bertukar data antar perusahaan. Dengan tunneling,

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik Informatika

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 54 BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 4.1. Pendahuluan Teknologi telekomunikasi saat ini membutuhkan sebuah jaringan yang dapat dilewati data dalam jumlah yang sangat besar, dapat melakukan transfer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan arus informasi semakin maju akhir-akhir ini dan semakin menuntut kecepatan dari suatu jaringan yang digunakan. Jaringan komputer merupakan solusi yang

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

Dian Satria Jaya Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang. Abstrak

Dian Satria Jaya Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang. Abstrak QUALITY OF SERVICES TERHADAP KINERJA PAKET USER DATAGRAM PROTOCOL PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT PALEMBANG Dian Satria Jaya Jurusan Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN

PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN Dadiek Pranindito 1, Levana Rizki Daenira 2, Eko Fajar Cahyadi 3 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Sekolah Tinggi Telematika Telkom Purwokerto

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM. berhati-hati, karena masalah ini menyangkut masalah budaya bangsa.

BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM. berhati-hati, karena masalah ini menyangkut masalah budaya bangsa. 40 BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah Singkat Pada Tahun 1976 Presiden Soeharto menandatangani Deklarasi Pemimpin-pemimpin Dunia tentang kependudukan. Walaupun demikian untuk menetapkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Dunia teknologi informasi sangat dirasakan peranannya oleh sebagian besar

ABSTRAK. Dunia teknologi informasi sangat dirasakan peranannya oleh sebagian besar ABSTRAK Dunia teknologi informasi sangat dirasakan peranannya oleh sebagian besar masyarakat dan bisa disimpulkan bahwa peranan dari produk produk teknologi informasi sangat dibutuhkan penggunaannya untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR 73 A. JUDUL TUGAS AKHIR Analisa Performansi Jaringan Multi Protocol Label Switching Pada Aplikasi Videoconference. B. RUANG LINGKUP 1. Jaringan Komputer 2. Aplikasi Videoconference

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi internet, user komputer mulai menggunakan surat elektronik atau

BAB I PENDAHULUAN. teknologi internet, user komputer mulai menggunakan surat elektronik atau Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini komunikasi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi, bentuk dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini telah membawa perubahan yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia telekomunikasi, komunikasi

Lebih terperinci

Performa Protokol Routing OSPF pada Jaringan VOIP Berbasis MPLS VPN

Performa Protokol Routing OSPF pada Jaringan VOIP Berbasis MPLS VPN Performa Protokol Routing OSPF pada Jaringan VOIP Berbasis MPLS VPN Denny Wijanarko 1, Bekti Maryuni Susanto 2 1,2 Program Studi Teknik Komputer Politeknik Negeri Jember *Email: dennywijanarko@gmail.com

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP antara Asterisk dan FreePBX berbasis Parallel Processing JOANA SIBORO 2206100080 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA NIP: 196510141990021001 PERANCANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko,

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan terhadap kebutuhan informasi semakin meningkat, dimana tidak hanya informasi berupa text dan gambar saja tetapi juga melibatkan semua aspek multimedia

Lebih terperinci

MODUL 11 QoS pada MPLS Network

MODUL 11 QoS pada MPLS Network MODUL 11 QoS pada MPLS Network A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep QoS 2. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara jaringan IP dengan jaringan MPLS. B. DASAR TEORI Multi Protocol

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SISTEM EVALUASI QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING. Agustino

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SISTEM EVALUASI QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING. Agustino UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Networking Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 SISTEM EVALUASI QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh IPTV

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh IPTV BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, teknologi Internet Protokol Television (IPTV) sedang berkembang pesat. Keberadaan teknologi IPTV diyakini bakal menggeser dan menjadi pesaing baru dalam bisnis

Lebih terperinci

B A B III I M P L E M E N T A S I E T H E R N E T O V E R

B A B III I M P L E M E N T A S I E T H E R N E T O V E R 54 B A B III I M P L E M E N T A S I E T H E R N E T O V E R I P 3.1 Umum Antarmuka jaringan (network Interface) yang menghubungkan antara perangkat-perangkat komunikasi terus berkembang diantaranya adalah

Lebih terperinci

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.1 Tujuan : Memahami konsep dasar routing Mengaplikasikan routing dalam jaringan lokal Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.2 Teori Dasar Routing Internet adalah inter-network dari banyak

Lebih terperinci

MPLS Multi Protocol Label Switching

MPLS Multi Protocol Label Switching MPLS Multi Protocol Label Switching Antonius Duty Susilo dutymlg@gmail.com Biodata S2 Magister Teknologi Informasi ITB Bandung Pengajar di SMK Telkom Malang Pengajar di STMIK Pradnya Paramita Malang Pengajar

Lebih terperinci

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X 3.1 Topologi Jaringan VPN IP Cakupan yang dibahas di dalam tugas akhir ini adalah layanan VPN IP Multiservice, dan digunakan topologi jaringan berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan internet saat ini begitu pesat seiring dengan banyaknya user dan aplikasi-aplikasi yang berjalan diatasnya. Secara Administratif, Internet terbagi atas

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN WAN BERBASIS MPLS PADA PT.INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL TBK SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN WAN BERBASIS MPLS PADA PT.INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL TBK SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN WAN BERBASIS MPLS PADA PT.INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL TBK SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk gelar kesarjanaan pada Jurusan Teknik Informatika Jenjang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Topologi Jaringan Dilakukan test bed terhadap 3 macam jaringan, yaitu IPv4 tanpa MPLS, IPv4 dengan MPLS dan IPv6 dengan MPLS. Jaringan test bed yang digunakan merupakan simulasi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN VPN MENGGUNAKAN VPN-MPLS PADA PT GLOBAL HOSTING MANAGEMENT

ANALISIS DAN PERANCANGAN VPN MENGGUNAKAN VPN-MPLS PADA PT GLOBAL HOSTING MANAGEMENT UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2006-2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN VPN MENGGUNAKAN VPN-MPLS PADA PT GLOBAL

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah pertukaran informasi dilakukan dengan pengiriman dan penerimaan electronic mail maka pada saat ini arah perkembangan aplikasi di jaringan komputer yang sedang

Lebih terperinci

TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN

TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN Iwan Rijayana Jurusan Teknik Informatika, Universitas Widyatama Jalan Cikutra 204 A Bandung E-mail: rijayana@widyatama.ac.id

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan

BAB III LANDASAN TEORI. yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan BAB III LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori ini akan menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung dalam pengerjaan tugas ini, seperti switch, router, dan metro Ethernet. 3.1 ROUTER ROUTER adalah alat

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan sistem Virtual Private Network (VPN) site-to-site berbasis L2TP ( Layer 2 Tunneling Protocol) dan IPSec (Internet Protocol Security),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertukaran Informasi antar perusahaan di dunia pada awalnya hanya terbatas di media-media cetak, akan tetapi semakin berkembangnya suatu perusahaan berbanding lurus

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING)

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang MPLS 2. Mengenalkan pada

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM MANAJEMEN KONFIGURASI DI BPPT

BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM MANAJEMEN KONFIGURASI DI BPPT 28 BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM MANAJEMEN KONFIGURASI DI BPPT 3.1. Profil Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi memberikan perubahan pada masyarakat untuk memperoleh kebutuhan informasi secara cepat dan murah. Pada saat ini jaringan komputer hanya dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN SISTEM 31 BAB III PERENCANAAN SISTEM 3.1 Pendahuluan Tugas Akhir ini merupakan pengembangan dari Tugas Akhir yang berjudul Simulasi dan Analisis Performansi QoS pada Aplikasi Video Live Streaming menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia telah berada di titik krisis dalam penggunaan teknologi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia telah berada di titik krisis dalam penggunaan teknologi untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia telah berada di titik krisis dalam penggunaan teknologi untuk memperbesar dan memperkuat jaringan komunikasi manusia. Globalisasi internet telah berhasil lebih

Lebih terperinci

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK & ROUTER Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK Pengertian WAN atau Wide Area Network adalah kumpulan komputer dan sumber daya jaringan yang terhubung melalui jaringan wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi WiMAX (Worldwide Interoperabilitas for Microwave Access) yang berbasis pengiriman data berupa paket dan bersifat connectionless oriented merupakan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHAN. Perkembangan terknologi seperti internet sekarang ini sangat pesat. Sejak awal

BAB I PENDAHULUHAN. Perkembangan terknologi seperti internet sekarang ini sangat pesat. Sejak awal BAB I PENDAHULUHAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan terknologi seperti internet sekarang ini sangat pesat. Sejak awal pengenalan lalu lintas komersial pada tahun 1992, Internet telah berkembang dengan pesat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Dalam pengerjaan tugas akhir ini, penulis menggunakan lima kondisi sistem, dari yang menggunakan routing table biasa, sampai yang menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada dibawah koordinasi Kementerian Negara Riset

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian VRRP VRRP (Virtual Routing Redundancy Protocol) merupakan salah satu protokol open source redundancy yang artinya dapat digunakan di berbagai merek perangkat dan dirancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana penyebaran informasi secara luas, telah memberikan kontribusi besar dalam jumlah penggunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun antara komputer-komputer dengan sumber daya. efektif, misalkan dalam hal pembagian bandwith yang tidak merata, delay

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun antara komputer-komputer dengan sumber daya. efektif, misalkan dalam hal pembagian bandwith yang tidak merata, delay 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi yang pesat sangat berpengaruh dan memiliki arti penting terhadap kehidupan manusia saat ini. Hal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Arsitektur Komunikasi Data Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus dikembangkan, dan setiap layanan tersebut memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.

Lebih terperinci

Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS)

Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Sigit Haryadi *, Hardi Nusantara Dan Ahsanul Hadi Priyo

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN WEB. bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Soeharto kepada Prof Dr. Ing.B.J. Habibie pada tanggal 28 Januari 1974.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN WEB. bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Soeharto kepada Prof Dr. Ing.B.J. Habibie pada tanggal 28 Januari 1974. BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN WEB 3.1 Profil BPPT Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada dibawah koordinasi kementrian Menteri Negara dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam sebuah organisasi memiliki tujuan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan bisnis organisasi. Pengembangan dan penerapan TI disesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedatangan era teknologi informasi dan komunikasi tidak dapat lepas dari peran serta layanan internet yang semakin melekat erat dengan gaya hidup dan kebutuhan kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendorong terbentuknya suatu komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMANSI ETHERNET OVER IP (EoIP) TUNNEL Mikrotik RouterOS PADA LAYANAN VoIP DENGAN JARINGAN CDMA 1

BAB I PENDAHULUAN. IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMANSI ETHERNET OVER IP (EoIP) TUNNEL Mikrotik RouterOS PADA LAYANAN VoIP DENGAN JARINGAN CDMA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informatika dan telekomunikasi saat ini bergerak semakin pesat. Keduanya saling mendukung dan tidak dapat dipisahkan. Saat ini, kebutuhan akan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario BAB 4 PERANCANGAN 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario Pada BAB ini akan dibahas analisis tentang performan jaringan IP pada switch cisco 2950 Untuk aplikasi video call dengan protocol UDP, analisis yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet.

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet. DAFTAR ISTILAH Aggregator : perkumpulan dari ethernet service switch yang terhubung dengan service router pada jaringan Metro Ethernet. Carrier Ethernet : media pembawa informasi pada jaringan dengan interface

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut: BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. TOPOLOGI SISTEM JARINGAN Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan dan implementasi teknologi MIPv4 dengan diperhatikannya faktor kualitas layanan dan kehandalan. Adapun

Lebih terperinci

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Network Layer JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Objectives Fungsi Network Layer Protokol Komunikasi Data Konsep Pengalamatan Logis (IP) Konsep Pemanfaatan IP Konsep routing Algoritma routing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan Voice Over Internet Protocol (VoIP) untuk saat ini menjadikan teknologi alternatif dalam berkomunikasi melalui internet, baik berupa audio streaming maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Kebutuhan akan akses internet dalam mendukung kelancaran pertukaran informasi dan komunikasi secara cepat untuk saat ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Komunikasi berbasis Internet

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan adalah Penelitian dengan judul Analisis dan Perancangan Security Voice Over Internet

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internet Protocol Television IPTV (Internet Protocol TV) merupakan sebuah sistem yang mampu menerima dan menampilkan video streaming dalam satu paket internet Protocol. Sebuah

Lebih terperinci

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas WAN WAN adalah sebuah jaringan komunikasi data yang tersebar pada suatu area geografik yang besar seperti propinsi atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN. penyedia jasa internet pada jaringan backbone akan tetapi belum diperuntukkan

BAB III ANALISIS DAN DESAIN. penyedia jasa internet pada jaringan backbone akan tetapi belum diperuntukkan BAB III ANALISIS DAN DESAIN 3.1 Analisis Masalah Saat ini ketersediaan alokasi alamat IPv4 akan semakin menipis dan menurut APJII (Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Indonesia) akan diperkirakan akan habis

Lebih terperinci

Materi 11 Model Referensi OSI

Materi 11 Model Referensi OSI Materi 11 Model Referensi OSI Missa Lamsani Hal 1 Hal Penting Dalam Pertukaran Data Sistem sumber harus mengaktifkan path komunikasi data langsung atau memberitahukan jaringan komunikasi tentang identitas

Lebih terperinci

Networking Model. Oleh : Akhmad Mukhammad

Networking Model. Oleh : Akhmad Mukhammad Networking Model Oleh : Akhmad Mukhammad Objektif Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. Mengidentifikasi dan mengatasi problem

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Komunikasi Data dan Klasifikasi Jaringan By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Pengertian Komunikasi Data Penggabungan antara dunia komunikasi

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan aplikasi perkantoran elektronis dilingkungan instansi pemerintah pusat dan daerah menjadi salah satu syarat terselenggaranya kepemerintahan yang baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini jaringan backbone Universitas Telkom memiliki satu jalur yang terhubung dari jaringan Internasional (IX) dan jaringan Nasional (IIX). Router yang menopang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1 I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi dan telekomunikasi semakin canggih dan pesat dengan adanya perkembangan internet. Saat ini teknologi informasi dan telekomunikasi sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pengendalian kepadatan (congestion control) antrian di jaringan sampai saat ini tetap menjadi issue prioritas tinggi dan sangat penting. Pertumbuhan internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi saat ini terus berkembang seiring dengan kebutuhan manusia yang menginginkan kemudahan, kecepatan, dan keakuratan dalam memperoleh informasi.

Lebih terperinci

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN (QOS) QoS merupakan terminologi yang digunakan untuk mendefinisikan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan tingkat jaminan layanan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol

Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol Martono Hadianto Teknik Informatika UNIKOM Jl.Dipati Ukur No.114, Bandung Email

Lebih terperinci

BAB 3. ANALISA SISTEM Analisa Sistem merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian ini. Analisa Sistem dimaksudkan untuk : 1. Mengidentifikasi Masalah : Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

Peralatan yang terhubung ke segmen jaringan terdefinisi sebagai networking devices

Peralatan yang terhubung ke segmen jaringan terdefinisi sebagai networking devices 1 Networking Devices Peralatan yang terhubung ke segmen jaringan terdefinisi sebagai networking devices Device ini terbagi menjadi dua yaitu: end user device: komputer, printer, scanner dan device yang

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan

Bab 3 Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implement, Operate, Optimize). Metode ini digunakan untuk merancang suatu jaringan. Metode

Lebih terperinci

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

TK 2134 PROTOKOL ROUTING TK 2134 PROTOKOL ROUTING Materi Minggu ke-1: Internetworking Devie Ryana Suchendra M.T. Teknik Komputer Fakultas Ilmu Terapan Semester Genap 2015-2016 Internetworking Topik yang akan dibahas pada pertemuan

Lebih terperinci

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP Agenda Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP 2 Protokol Definisi : A rule, guideline, or document which guides how an activity should be performed. Dalam ilmu komputer, protokol adalah konvensi

Lebih terperinci

VPLS Tunnel Untuk Kebutuhan Akses Data Pada Backbone Office to Office Menggunakan Mikrotik

VPLS Tunnel Untuk Kebutuhan Akses Data Pada Backbone Office to Office Menggunakan Mikrotik VPLS Tunnel Untuk Kebutuhan Akses Data Pada Backbone Office to Office Menggunakan Mikrotik Aan Choesni Herlingga 1, Agus Prihanto 2 1,2 Prodi D3 Manajemen Informatika, Jurusan Tekni Elektro, Universitas

Lebih terperinci

Vpn ( virtual Private Network )

Vpn ( virtual Private Network ) Vpn ( virtual Private Network ) VPN ( Virtual Private Network ) VPN(Virtual Private Network) adalah sebuah jaringan yang menggunakan infrastruktur telekomunikasi publik, seperti internet untuk menyediakan

Lebih terperinci