KANDUNGAN KOMPONEN BIOAKTIF DALAM PROTEIN SUSU, HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KANDUNGAN KOMPONEN BIOAKTIF DALAM PROTEIN SUSU, HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN"

Transkripsi

1 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SYIAH KUALA KANDUNGAN KOMPONEN BIOAKTIF DALAM PROTEIN SUSU, HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN Pidato Pengukuhan Dalam Jabatan Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Disampaikan pada Rapat Senat Terbuka Universitas Syiah Kuala Di Gedung Academic Activity Center Prof. Dr. Dayan Dawood, MA 23 Januari 2014 Oleh Prof. Dr. Ir. Amhar Abubakar, MS Darussalam Banda Aceh Januari

2 KANDUNGAN KOMPONEN BIOAKTIF DALAM PROTEIN SUSU, HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN Oleh Amhar Abubakar Pidato Pengukuhan dalam Jabatan Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala di Gedung AAC Prof. Dr. Dayan Dawood, MA, Kampus Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh 23 Januari 2014 Bismillahirrahmanirrahim, Assalaamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh Yth. Rektor, selaku Ketua Senat Universitas Syiah Kuala, Para Guru Besar dan anggota Senat yang berhadir. Yth. Gubernur Provinsi Aceh beserta staf Yth. Para dosen, Para undangan, Mahasiswa dan hadirin sekalian Ytc Kakanda dan adinda kandung yg berhadir Yts Isteri, anak-anakku dan cucuku yang selalu memberikan semangat Selaku hamba Allah SWT, yang di dalam dada berisikan iman yang mengakui kebesaran dan keagungan Allah SWT, dengan Rahmat dan Karunianya, kita pada hari ini masih diberikan kesempatan, kesehatan dan berkah umur untuk dapat hadir di tempat yang terhormat ini untuk mengikuti upacara Pengukuhan Guru Besar pada Rapat Senat Terbuka Universitas Syiah Kuala. Semoga Allah, dapat memberikan rahmah dan bahagia kepada kita semua, sehingga kita senan tiasa dapat melaksanakan tugas dan kewajiban kita selaku seorang mukmin dalam menjalani hidup dan kehidupan yang beraneka ragam di atas bumi yang fana ini. Selawat dan Salam, mari kita sanjung sajikan kepangkuan pemimpin revolusi dunia Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan. Ketua dan anggota senat serta para hadirin yang berhadir, Ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada Rektor, selaku ketua senat Universitas Syiah Kuala yang telah memperkenankan saya menyampaikan Pidato Pengukuhan sebagai Guru Besar pada Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, dalam bidang BIOTEKNOLOGI PANGAN, dengan judul : Kandungan Komponen Bioaktif Dalam Protein Susu, Hubungannya Dengan Kesehatan Penghormatan dan penghargaan yang tiada tara, saya sampaikan kepada ibu saya yang tercinta dan bapak saya yang sudah tiada, teristimewa kepada isteriku tercinta, berkat doa dan pengorbanan dari mu, perjuangan perjalanan karier pendidikan bidang keahlian yang saya dalami, sampai kepada puncak yang kita idam-idamkan bersama. Tak lupa pula para rekan-rekan dan sahabat-sahabat seperjuangan yang saya muliakan. 2

3 Pendahuluan Indonesia adalah salah satu negara tropis yang kaya akan sumber daya alami, baik flora, fauna maupun mikroorganismenya. Kekayaan akan keanekaragaman sumber daya alam tersebut, khususnya produk hasil peternakan sampai saat ini masih perlu digali dan dipelajari potensinya. Ditinjau dari segi ilmu kimia setiap jenis produk hasil peternakan seperti salah satu diantaranya adalah susu, merupakan penghasil puluhan bahkan ratusan jenis bahan kimia yang dapat digunakan sebagai sumber obat alami, pestisida, makanan dan sumber bahan aktif lainnya. Melihat kekayaan di atas, potensi produk hasil ternak perlu dikembangkan karena prospek penggunaan produk hasil ternak sebagai sumber bahan bioaktif sangat menjanjikan. Fenomena dibidang kesehatan yang sekarang sedang dihadapi dunia pada umumnya dan Indonesia khususnya adalah semakin meningkatnya penyakit degeneratif dari tahun ke tahun. Penyakit ini selain disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk melakukan regenerasi sel secara normal juga dipicu oleh ketidak seimbangan asupan zat gizi. Penelitian secara berkelanjutan telah menunjukkan bahwa komponen bioaktif dalam bahan makanan menyumbangkan peran yang signifikan terhadap pencegahan berbagai penyakit degeneratif. Akan tetapi kesadaran tentang pentingnya komponen bioaktif di masyarakat Indonesia baru mulai terasa dalam beberapa tahun terakhir. Dalam pidato pengukuhan ini saya mencoba untuk menyampaikan beberapa hal inovatif yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dalam makanan mengandung berbagai senyawa bioaktif yang dapat mempengaruhi sifat fisiologis bagi tubuh baik secara positif maupun negatif terhadap kesehatan manusia. Senyawa ini sangat penting dalam bidang kedokteran dan jumlahnya sangat sedikit sehingga dikelompokkan kedalam senyawa minor. Komponen bioaktif dapat terbentuk dalam makanan secara alami atau terbentuk selama proses pengolahan, umumnya berasal dari Protein, lemak dan karbohidrat, yang khasiatnya dapat menurunkan resiko berbagai penyakit, serta penting dalam meningkatkan status gizi kesehatan masyarakat. Penggunaan bahan kimia dalam pangan kalau tidak diawasi dan dikelola dengan baik bukan hanya dapat menurunkan kemampuan komponen bioaktif, akan tetapi dapat juga berbahaya bagi kesehatan manusia. Semua bahan kimia akan dapat berubah sifatnya dari aman dan menguntungkan menjadi racun yang berbahaya apabila jenis dan jumlah pemakaiannya tidak tepat. Kehati-hatian produsen makanan dalam penggunaan bahan kimia sangat diperlukan, agar bahan kimia yang digunakan tidak membahayakan konsumen, baik itu industri rumah tangga, industri kecil maupun industri besar. Industri rumah tangga di bidang pangan mempunyai potensi kerawanan keamanan pangan. Industri pangan rumah tangga biasanya akan berusaha menampilkan makanannya semenarik mungkin baik dari segi penampakan, aroma dan tekstur, akan tetapi faktor keamanan pangan justru terabaikan. Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima (street food) dan jajanan anak sekolah rawan terhadap penggunaan bahan kimia yang membahayakan bagi kesehatan (Anggraini, 2008). Pangan secara umum bersifat mudah rusak ( perishable), karena kadar air yang terkandung di dalamnya sebagai faktor utama penyebab kerusakan pangan itu sendiri. Semakin tinggi kadar air suatu pangan, akan semakin besar kemungkinan kerusakannya baik sebagai akibat aktivitas biologis internal (metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak. kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan apakah makanan tersebut masih pantas di konsumsi, secara tepat sulit di laksanakan karena melibatkan factor-faktor nonteknik, sosial ekonomi, dan budaya suatu bangsa. Idealnya, makanan tersebut harus: bebas polusi pada setiap tahap produksi 3

4 dan penanganan makanan, bebas dari perubahan-perubahan kimia dan fisik, bebas mikroba dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit atau pembusukan. Sumber Komponen Bioaktif Berbagai sumber pangan alami yang mengandung komponen bioaktif, sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Komponen bioaktif tersebut diantaranya berasal dari daging, tanaman, ikan dan susu seperti yang tercantum pada Tabel 1. Suatu pangan dapat dikatakan sebagai pangan fungsional bila pangan tersebut dapat digunakan untuk mencegah dan mengatasi ketidaknormalan dan penyakit selain nilai nutrisi yang dimilikinya. Terdapat tiga persyaratan dasar yang harus dimiliki oleh pangan agar bisa dikatakan sebagai pangan fungsional yakni: 1) merupakan pangan (bukan kapsul, tablet atau bubu k) yang diperoleh dari bahan alami; 2) dapat dan sebaiknya dikonsumsi sebagai bagian dari diet harian; dan 3) ketika dikonsumsi pangan tersebut dapat mengatur proses tertentu seperti meningkatkan mekanisme pertahanan biologis, mencegah dan mengatasi penyakit tertentu, mengontrol kondisi fisik dan mental serta menunda proses penuaan. Tabel 1. Komponen bioaktif yang terdapat dalam bahan pangan alami Asal Pangan Komponen Bioaktif Pengaruh Ekstrak daging siput Senyawa flavonoid Berfungsi sebagai antioksidan, antiinflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai antibiotic. Tanaman Ikan Senyawa saponin Taxus brevifolia (Taxaceae) Omega-- 3 Taurin Sebagai antibiotik dan penurun Kolesterol. memperlihatkan bahwa efektivitasnya sangat tinggi sebagai obat anti kanker dibandingkan dengan beberapa obat sintetik Menurunkan resiko cardiovascular disease (CvD), Meningkatkan kemampuan syaraf kecerdasan. Untuk mereduksi tekanan darah, Meningkatkan kesehatan jantung, dan mereduksi Kolesterol dalam darah Pencegahan terhadap Penyakit kardiovaskuler, diabetes, dan Mengurangi tingkat trigeliserda dalam darah. Susu Peptida Ile-Phe-Ala Menurunkan tekanan darah tinggi Sumber: Farnsworth (1996); Larsen, dkk (2011); Jimenez, dkk (2001) dan Silalahi (2002). 4

5 Aplikasi dan Efek Fisiologis Dalam Pangan Banyak manusia mulai sadar bahwa ada hubungan antara makanan dan kesehatan. Manusia telah mengetahui bahwa ikan merupakan hewan yang mempunyai kandungan nutrisi tinggi dan dikenal sebagai sumber protein, lemak dengan omega-- 3 yang bermanfaat untuk menurunkan resiko cardiovascular disease (CvD), mineral, dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ikan dapat melindungi manusia dari penyakit yang disebabkan karena perubahan gaya hidup di banyak Negara industry di dunia. Taurin dari ikan, banyak dimanfaatkan untuk mereduksi tekanan darah, meningkatkan kesehatan jantung, dan mereduksi kolesterol dalam darah. Diet taurin dihubungkan dengan pencegahan terhadap Penyakit kardiovaskuler, diabetes, dan tekanan darah tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa taurin dapat mengurangi tingkat trigeliserda dalam darah Larsen (Larsen, 2011). Protein pangan adalah sumber utama konsumsi asam amino. Selama proses pengolahan, protein dapat berubah menjadi asam amino bebas yang selanjutnya menjadi senyawa amin. Jadi, senyawa amin merupakan komponen minor dalam makanan yang tersedia secara alamiah atau terbentuk selama proses pengolahan. Sebagian senyawa amin tersebut aktif secara fisiologis sehingga sering disebut amin bioaktif (bioactive amine). Amin bioaktif umumnya aktif secara fisiologis terhadap susunan syaraf pusat (psikoaktif) dan terhadap sistem peredaran darah (vasoaktif), baik langsung maupun tidak langsung. Tiramin dan feniletilamin dapat menaikkan tekanan darah. Sebaliknya, histamin mempunyai efek menurunkan tekanan darah. Keracunan amin bioaktif dapat terjadi apabila kadar amin toksis meningkat dalam makanan yang dikonsumsi dan efeknya dapat dipengaruhi oleh zat lain dan obat tertentu. Senyawa-senyawa fungsional yang terdapat pada Tabel 1 telah banyak diaplikasikan dalam pangan, baik dalam makanan maupun minuman. Meningkatnya kesadaran konsumen terhadap kesehatan, membuat mereka mulai menkonsumsi pangan fungsional. Pangan fungsional tersebut sebagian diantaranya memanfaatkan senyawa fungsional dari ikan dan hewan laut lainnya. n-3 LC PUFA sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Keberadaannya dalam ikan dan minyak ikan telah digunakan sebagai bahan pangan fungsional. Misalnya minyak Ikan dapat digunakan sebagai ingredient pangan fungsional karena memberikan efek untuk mencegah timbulnya penyakit cardiovaskuler (Jacobsen, 2004). Saat ini minyak ikan yang mengandung n-3 LC PUFA difortifikasikan dalam berbagai produk antara lain margarin, produk susu, sosis, daging dan roti, mayonnaise, salad, es krim, susu dan susu formula (Heru, 2012., Lilik, 2010). Susu dan Potensi Peptida Bioaktif Makanan tradisional baik yang terbentuk secara alami atau terbentuk selama proses pengolahan, banyak mengandung komponen bioaktif yang dapat menurunkan resiko berbagai penyakit, serta penting dalam meningkatkan status gizi kesehatan masyarakat. Salah satu hasil produksi peternakan yang penting dan mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi adalah susu. Susu merupakan sumber protein hewani paling baik, karena mengandung asam amino yang lengkap dan seimbang serta mudah dicerna. Akan tetapi susu juga mempunyai kelemahan karena merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroba, sehingga mudah rusak dan bahkan dapat bertindak sebagai sumber penularan penyakit pada manusia. Susu segar mengandung protein dan calsium standar dalam jumlah cukup yakni mengandung 11 asam amino esensial, dan kadar calsium sekitar 1,15 gram Ca tiap 1 liter susu, dan jumlah ini 5

6 memenuhi kebutuhan orang dewasa yakni 1,0 gram /hari, wanita hamil, bayi, balita dan anakanak perlu 1,0 gram/hari demikian ibu-ibu menyusui perlu 2,0 gram/hari (Yustinus, 2004). Susu kuda liar banyak dijual di masyarakat dan menjadi sangat populer penggunaannya, yang diasumsikan sebagai obat karena dianggap mempunyai kasiat yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa susu kuda liar murni kandungan gizinya tinggi dan mengandung komponen bioaktif protein dengan berat molekul rendah antara kd kd, hal ini menunjukkan adanya senyawa lisozim dan senyawa antitripsi, dan mengandung 11 jenis asam amino (esensial dan non esensial) dan 12 jenis asam lemak (jenuh dan tak jenuh) (Jacobsen, 2004). Selama ini bukan tidak benar anggapan masyarakat yang mengatakan bahwa dengan minum susu akan dapat meningkatkan tekanan darah tinggi, sehingga masyarakat lebih cenderung memilih susu yang berkadar lemak rendah. Di Jepang, perbandingan orang yang menderita tekanan darah tinggi adalah 4 : 1, dimana dalam 4 (empat) orang jumlah penduduk terdapat 1 orang yang menderita tekanan darah tinggi, dan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah. Demikian juga keadaan di Negara kita tercinta Indonesia, penyakit hipertensi akan terus menghantui dalam kehidupan kita, karena tekanan darah tinggi termasuk penyakit yang tidak menunjukkan tanda-tanda jelas. Sebahagian besar penyebabnyapun masih misterius. Sekitar 95% penderitanya tidak diketahui penyebabnya dengan jelas dan hipertensi yang begini biasanya disebut hipertensi primer. Sisanya hanya 5% diketahui dengan jelas penyebabnya, umumnya penyakit ginjal kronis dan disebut hipertensi sekunder. Komponen bioaktif dalam susu dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk protein, lemak, dan karbohidrat. Salah satu sumber yang paling dominan berasal dari protein. Casein merupakan salah satu sumber protein utama susu, yang berjumlah sekitar 80% total protein susu. Sedangkan whei merupakan bentuk protein lainnya dengan kontribusi sekitar 20% dari total protein susu. Sedangkan Lemak tidak terbatas pada trigliserida saja, tetapi semua yang termasuk dalam golongan lipida. Asam lemak rantai pendek ini membuat susu mudah diserap tubuh untuk menghasilkan energi serta mengaktifkan fungsi semua kelenjar endokrin, organ serta jaringan tubuh tanpa membentuk kolesterol maupun jaringan adiposa (lemak). Asam laurat berfungsi sebagai antivirus dan anti-bakteri, efektif sebagai agen antikaries serta antiplak. Asam laurat dapat diubah menjadi monolaurin dan memiliki khasiat sebagai antivirus, antibakteri, dan antiprotozoa, sehingga dapat melindungi bayi dari virus, seperti herpes, HIV, protozoa (lamblia), dan bakteri ( clamidya dan helicobacter), kemampuan membunuh virus terutama oleh asam laurat, yaitu monolaurin, kemudian diikuti oleh asam kaprilat, asam kaprat, dan asam miristat (Jacobsen, 2004). Beberapa komponen bioaktif dalam susu yang dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi resiko beberapa penyakit, antara lain kaseinfosfopeptida (CPP), peptida antihipertensi, laktoferin, glikomakropeptida, asam linoleat terkonjugasi (CLA), asam miristat, sphingomyelin, asam butirat, dan asam laurat (Amhar, 1998 a,b ). Susu kambing dan produk olahannya mengandung berbagai senyawa bioaktif yang konsentrasinya dapat ditingkatkan melalui fermentasi. Salah satu olahan produk tersebut dikenal dengan kefir. Beberapa senyawa bioaktif dapat mengurangi kerusakan DNA, terutama disebabkan oleh adanya radikal bebas dan menghambat pertumbuhan mikroba. Senyawa tersebut adalah laktoferin, like-laktoferin dan peptida lainnya yang mempunyai aktivitas antimikroba dan antioksidan. Senyawa bioaktif tersebut dipengaruhi oleh panas yang dapat mendenaturasi protein, namun dengan fermentasi lebih lanjut pembentukan peptida novel akan diproduksi. 6

7 Dari berbagai kelebihan kandungan peptida bioaktif dalam susu serta cukup banyak sumber bahan baku penghasil susu di Indonesia, maka perlu dilakukan analisis komponen gizi, bioaktif protein dan lemak dalam susu. Perlu dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui berbagai jenis protein dan peptida yang merupakan komponen bioaktif yang terdapat dalam susu. Berdasarkan komponen bioaktif yang dikandung tersebut apakah ada kaitan dengan asumsi yang menyatakan bahwa susu dapat digunakan sebagai obat alternatif alami yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Penelitian sudah dilakukan terhadap isolasi peptida anti darah tinggi dari protein susu dan sekaligus identifikasi struktur kimianya (Amhar, 2004 dan Amhar, 1998). Identifikasi struktur kimia penting dilakukan karena menyangkut mempermudah formulasi suatu produk dalam penerapannya kepada konsumen. Susu terlebih dahulu dicernakan dengan menggunakan tujuh jenis enzim pencernaan yaitu pepsin, tripsin, kimotripsin, proteinase-k, aktinase-e, termolisin dan papain, yang dilakukan pada kondisi optimal terhadap buffer, ph dan suhu (Tabel 2). Dari pencernaan ketujuh jenis enzim tersebut, ternyata pencernaan dengan menggunakan enzim proteinase-k dapat menghasilkan peptida antihipertensi yang sangat kuat. Tabel 2. Kondisi optimal buffer, ph dan temperature terhadap 7 jenis enzim pencernaan. Enzim Bufer ph Temperatur ( o C) Pepsin Tripsin Kimotripsin Proteinase-K Aktinase-E Termolisin Papain 0.05N HCl 0.02M Tris-HCl 0.02M CH3COONH4 0.02M Tris-HCl 0.02M Tris-HCl 0.02M Tris-HCl 0.02M Sodiumphosphate Sumber: Amhar (2006) dan Amhar (1999). Penelitian dilakukan dalam dua tahapan yaitu secara in vitro dan in vivo. Secara in vitro, dilakukan untuk mengetahui aktivitas penghambat enzim pengubah angiotensin. Enzim pengubah angiotensin adalah suatu glikoprotein yang ditemukan dalam paru, sel-sel endotel dan plasma, mengeluarkan 2 asam amino dengan ujung terminal karboksil dari dekapeptida angiotensin I, hingga terbentuk angiotensin II dalam suatu tahap yang diperkirakan terbatas kecepatan reaksinya seperti yang digambarkan pada Gambar 1. Berbagai analog nonapeptida angiotensin I dan beberapa lainnya bekerja secara inhibitor kompetitif terhadap enzim pengubah angiotensin, dan digunakan untuk mengobati penyakit hipertensi yang tergantung pada rennin (Amhar, 1998 a,b ). Sedangkan secara in vivo, dilakukan pengukuran penurunan tekanan darah pada tikus SHR (Spontaneously Hypertensive Rats). Penggunaan tikus SHR dalam penelitian ini karena anotomi system peredaran SHR tersebut sama dengan anotomi system peredaran darah pada manusia. Sampel yang mengandung peptida bioaktif Ile-Pro-Ala (pencernaan susu dengan enzim proteinase-k) diberikan kepada tikus SHR sebanyak 8 mg/kg berat badan dan tekanan darah SHR diukur setelah 4 jam pemberian sampel. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis dan lama pemberian tersebut dapat menurunkan tekanan darah sampai -55 mmhg (Amhar, 1999 a ). Suatu hasil yang sangat significant terhadap penurunan tekanan darah, sehingga peptida antihipertensi tersebut hak patennya langsung dibeli oleh suatu perusahaan industri pangan 7

8 terkenal di Negeri Sakura dan produk minuman kesehatan untuk penderita hipertensi yang mengandung peptida Ile-Pro-Ala, masih beredar di pasaran sampai sekarang. Berbagai komponen bioaktif lain dalam susu, daging atau produk peternakan lainnya masih belum diteliti secara intensif, dan ini merupakan suatu peluang yang sangat baik bagi peneliti dalam bidang ilmu terkait untuk merapatkan barisan, membuat suatu payung riset yang didalamnya terdapat sub-sub riset kerjasama dari berbagai disiplin ilmu yang akhirnya harus bermuara kepada payung riset tersebut. Relevansi dari penemuan peptida bioaktif di atas, Laboratorium Teknologi Hasil Peternakan, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, sedang meneliti secara intensif dan berkelanjutan dengan menggunakan materi yang berbeda yaitu dadih (susu kerbau yang sudah difermentasikan secara alami). Penelitian juga mengarah kepada isolasi peptida bioaktif dari dadih dan menentukan rumus kimianya. Mungkin saja kita akan dapat menghasilkan peptida bioaktif yang akan dapat menyembuhkan penyakit lain seperti kanker dan lain-lain tanpa ada suatu efek samping. InsyaAllah, Dalam waktu yang tidak terlalu lama, kami dari Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala akan dapat mewujudkan impian tersebut, semoga, amin ya rabbal alamin. Angiotensinogen :Asp-Arg-Val-Tyr-Ile-His-Pro-Phe-His-Leu-Leu-Var-Tyr-Ser.Protein Trypsin Tetradecapeptida : Asp-Arg-Val-Tyr-Ile-His-Pro-Phe-His-Leu-Leu-Var-Tyr-Ser Renin (EC ) Angiotensin I : Asp-Arg-Val-Tyr-Ile-His-Pro-Phe-His-Leu ACE (EC ) Angiotensin II : Asp-Arg-Val-Tyr-Ile-His-Pro-Phe Amino peptidase Heptapeptidase : Arg-Val-Tyr-Ile-His-Pro-Phe Amino peptidase Hexapeptidase Inactive fragments : Val-Tyr-Ile-His-Pro-Phe Angiotensinases Gambar 1. Skema Peranan ACE dalam system rennin angiotensin (Amhar, 1997 a,b dan Amhar, 1996 a,b ) 8

9 Pembahasan Penemuan Gambar 1. Penampilan kromatogram peptida anti darah tinggi dengan menggunakan kromatografi cairan. Penampilan kromatogram (Gambar 1) peptida anti darah tinggi dari protein susu yang sudah dicernakan oleh enzim Proteinase-K (EC ) dengan menggunakan kromatografi cairan. Terdapat 6 (enam) fraksi peptida bioaktif yang sangat potensial untuk anti hipertesi yaitu a, b, c, d, e dan f. Masing-masing fraksi peptida tersebut ditampung cairannya melalui kromatografi cairan, yang selanjutnya hasil tampungan tersebut di uji kembali kemurniannya untuk tahap pertama dengan menggunakan kolom yang sama. Hasil pengujian lanjutan tersebut dapat dilihat kromatogramnya pada Gambar 2. Keenam jenis fraksi peptida bioaktif (Gambar 1) mempunyai bentuk kromatogram yang spesifik. Dari bentuk yang spesifik tersebut dapat diramalkan bahwa baik jumlah dosis dan susunan sekuent asam amino serta kekuatan sebagai peptida anti hipertensi sangat berbeda antara masing-masing fraksi peptida tersebut. Bentuk fraksi peptida b, terlihat sangat bersih dan mengandung satu fraksi murni. Setelah dilakukan pengujian lebih lanjut (Gambar 2) ternyata mempunyai dua fraksi yang sangat sukar dilakukan pemurnian. Bentuk kromatogram runcing dan pendek, ternyata di dalam fraksi peptida b inilah muncul sebuah peptida yang mempunyai kekuatan peptida anti hipertensi yang kuat. 9

10 Gambar 2. Kromatogram pengujian kemurnian tahap kedua dengan menggunakan kromatografi Filtrasi Gel. Bentuk kromatogram (Gambar 2) pengujian kemurnian kedua dengan menggunakan kromatografi filtrasi gel. Masing-masing peptida (a, b, c, d, e, f) pada Gambar 1 dimurnikan kembali sehingga hasilnya ternyata masih tercampur dengan komponen lain. Pada pengujian kemurnian pertama dengan menggunakan kromatografi cairan, hasilnya sangat bersih dan murni. Dari hasil pemurnian pertama tersebut, masing-masing fraksi petida ditampung kembali dan selanjutnya dilakukan pengujian pemurnian lanjutan dengan menggunakan kromatografi filtrasi gel, ternyata masing-masing fraksi peptida tersebut masih terlihat tercampur dengan komponen peptida lainnya. Hanya fraksi peptida (d dan f) yang menampakkan hasil yang relative lebih murni dibandingkan dengan fraksi lain. Fraksi peptida (a, b, c dan e) masih terlihat jelas tingkat kemurniannya belum bersih. Fraksi peptida c, terdiri dari c1 dan c2 yang kadar komposisinya hampir sama. Khusus pada fraksi peptida b, yang terdiri dari b1 dan b2. Sepintas lalu fraksi peptida b1 relatif potensinya lebih kuat dibandingkan dengan fraksi peptida b2. Hasil analisis lebih lanjut ternyata fraksi peptida b2 mempunyai kekuatan peptida anti darah tinggi yang sangat kuat dibandingkan dengan fraksi-fraksi peptida yang lain. Struktur sekuent asam amino dari masing-masing fraksi peptida tersebut adalah seperti yang dipaparkan pada Tabel 3. Ke enam fraksi peptida anti darah tinggi tersebut dilakukan pengujian baik secara invitro maupun secara in vivo. Dari hasil pengujian baik secara in vitro maupun secara in vivo hanya tripeptida Ile-Pro-Ala (fraksi b2) yang menghasilkan potensi peptida anti hipertensi yang sangat kuat. Sedangkan fraksi peptida yang lain juga mempunyai potensi anti hipertensi, namun kekuatannya relative lemah. Untuk lebih memastikan kemurnian tripeptida Ile-Pro-Ala, 10

11 dilakukan pengujian kemurnian lebih lanjut dengan menggunakan elektroforesis kapilari. Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Tabel 3. Struktur peptida bioaktif anti hipertensi dari protein susu Peptida Sekuen Original a Val-Tyr-Pro-Phe-Pro-Gly β-cn:f59-64e b1 b2 c2 d f Gly-Lys-Pro Ile-Pro-Ala Phe-Pro Val-Tyr-Pro Thr-Pro-Val-Val-Val-Pro-Pro-Phe-Leu-Gln-Pro β2-m:f18-20 β-lg:78-80 SA:f β-cnd:f59-61 β-cnd:f80-90 Setelah diuji secara in vivo pada SHR, ternyata panjangnya rantai sukuen asam amino tidak menentukan kuatnya pengaruh anti hipertensi. Hanya tripeptida b2 (Ile -Pro-Ala) yang mempunyai kekuatan anti hipertensi yang sangat kuat. Suatu hal yang sangat menarik terlihat pada Tabel 3 adalah keenam sampel peptida bioaktif tersebut mengandung residu Proline (Pro) dalam rantai peptidanya. Peptida a dan b2, mengandung residu proline yang terdapat pada posisi tengah rantai peptidanya, sedangkan peptida lainnya (b1, c2, d dan f) terdapat residu proline pada posisi C-terminal dari rantai peptidanya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil yang telah ditemukan oleh beberapa peneliti lain diantaranya melaporkan bahwa kalau terdapatnya satu atau beberapa residu proline dalam rantai peptidanya akan mempunyai potensi anti darah tinggi yang lebih baik dibandingkan dengan rantai peptida yang sama sekali tidak mengandung residu proline. Perlu penelitian lebih lanjut tentang penentuan posisi proline yang diapit oleh jenis asam amino tertentu, yang dapat menghasilkan potensi yang kuat terhadap aktivitas anti darah tinggi. Proline merupakan satu-satunya asam amino dasar yang memiliki dua gugus samping yang terikat satu-sama lain (gugus amino melepaskan satu atom H untuk berikatan dengan gugus sisa). Akibat strukturnya ini, prolin hanya memiliki gugus amina sekunder (-NH-). Proline Proline 11

12 Beberapa pihak menganggap prolin bukanlah asam amino karena tidak memiliki gugus amina tapi memiliki gugus imina, namun pendapat ini tidak tepat. Adanya rantai siklik yang terbentuk antara gugus amina dan residu menyebabkan prolin memiliki karakter yang khas (relatif sangat kaku) dan menentukan konformasi protein secara kuat. Prolin dapat berperan sebagai pengubah struktur α-heliks dan juga sebagai titik belok bagi β-sheets. Hal inilah yang menyebabkan dapat menjadi potensi komponen bioaktif yang sangat kuat sebagai peptida anti darah tinggi. Tripeptida Ile-Pro-Ala seperti yang tercantum pada Tabel 3 adalah originalnya berasal dari fraksi protein β-laktoglobulin pada sekuen ( β -Lg:78-80 ) seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3. H-Leu-Ile-Val-Thr-Gln-Thr-Met-Lys-Gly-Leu-Asp-Ile-Gln-Lys-Val-Ala-Gly-Thr-Trp-Tyr- Ser- Leu-Ala-Met-Ala-Ala-Ser-Asp-Ile- Ser- Leu-Leu-Asp-Ala-Gln-Ser-Ala-Pro-Leu-Arg-Val-Tyr- Val-Glu-Glu-Leu-Lys-Pro-Thr-Pro-Glu-Gly-Asp-Leu-Glu-Ile- Leu-Leu-Gln-Lys-Trp-Glu-Asn- Gly-Glu-Cys-Ala-Gln-Lys-Lys-Ile- Ile- Ala- Glu- Lys-Thr-Lys-Ile-Pro-Ala-Val- Phe-Lys-Ile- Asp-Ala-Leu-Asn-Glu-Asn-Lys-Val-Leu-Val-Leu-Asp-Thr-Asp-Tyr-Lys-Lys-Tyr-Leu-Leu-Phe- Cys-Met-Glu-Asn-Ser-Ala-Glu-Pro-Glu-Gln- Ser-Leu-Ala-Cys-Gln-Cys-Leu-Val-Arg-Thr-Pro- Glu-Val-Asp-Asp-Glu-Ala-Leu-Glu-Lys-Phe-Asp-Lys-Ala-Leu-Lys-Ala- Leu-Pro-Met-His-Ile- Arg-Leu- Ser-Phe-Asn-Pro-Thr-Gln-Leu-Glu-Glu-Gln-Cys-His-Ile-OH Gambar 3. Struktur Primer -Laktoglobulin. Gambar 4. Kromatogram elektroforesis kapilari pada pengujian kemurnian fraksi peptida tahap ketiga 12

13 Penampilan kromatogram pemurnian lebih lanjut similaritas antara bentuk kromatogram standard Ile-Pro-Ala dengan bentuk kromatogram isolasi fraksi peptida Ile-Pro-Ala (Gambar 4). Hasil analisis kromatogram ternyata hasilnya, baik bentuk komatogram maupun waktu elusi sangat sesuai antara standard Ile-Pro-Ala dengan fraksi hasil isolasi Ile-Pro-Ala. Untuk lebih meyakinkan lagi kepastian ataupun kemurnian antara standard Ile-Pro-Ala dengan fraksi hasil isolasi Ile-Pro-Ala, dilakukan pengujian lebih lanjut dengan analisis Maldi Tof Mass Spectra. Hasil kromatogram Maldi Tof Mass Spectra ternyata persis sama (kromatogram tidak ditampilkan) antara standard dan fraksi peptida hasil isolasi Ile-Pro-Ala. Gambar 5. Kromatogram hasil analisiss sekuensi protein dengan Automated Edman Degradation. Penampilan kromatogram pemurnian akhir untuk meyakinkan kemurnian dari masingmasing bentuk kromatogram standard asam amino Isoleucine (Ile), Proline (Pro) dan Alanine (Ala) dengan sekuen isolasi peptida Ile, Pro dan Ala. Dari Gambar 5 terlihat dengan jelas bahwa masing-masing bentuk standad Ile, Pro dan Ala persis sama baik bentuk ataupun waktu elusi dengan hasil isolasi fraksi Ile, Pro dan Ala. Pengujian kemurnian berlapis perlu dilakukan dengan teliti dan valid, karena menyangkut dengan formulasi yang akan di substitusikan kedalam suatu produk pangan, baik dalam bentuk minuman ataupun dalam bentuk makanan. 13

14 Gambar 6. Skema preparasi ekstrak enzim dari jaringan paru, ginjal, jantung dan testes. Peptida anti hipertensi hasil isolasi Ile-Pro-Ala, Setelah 4 jam pemberian kepada tikus SHR melalui alat Zonde yang langsung dimasukkan ke dalam lambung, SHR tersebut dimatikan dan jaringan dalam khususnya paru, ginjal, jantung dan testes diambil dan dimasukkan kedalam larutan fisiologis dan kemudian masing-masing organ dalam tersebut dianalisis untuk melihat kekuatan aktivitas enzim pengubah angiotensin. Dari hasil rangkaian analisis dapat menghasilkan, bahwa organ ginjal yang dapat menunjukkan potensi kerja enzim pengubah angiotensin paling kuat. Kesimpulan Komponen bioaktif dalam makanan, baik yang bersifat negatif ataupun positif, terbentuk secara alami dan/atau selama proses pengolahan. Komponen bioaktif dari protein adalah turunan asam amino, bersifat protektif terhadap kesehatan dan bahkan dapat mencegah berbagai penyakit. Komponen bioaktif peptida Ile-Pro-Ala yang terkandung dalam protein susu adalah sangat potensial sebagai peptida anti hipertensi. 14

15 Saran Perlu dilakukan penelitian lebih intensif tentang identifikasi komponen bioaktif baru dari berbagai bahan pangan alami lainnya yang dapat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Rujukan Amhar, A Isolasi Penghambat Aktivitas Enzim Pengubah Angiotensin. Jurnal Agripet. Fakultas Pertanian Unsyiah Amhar, A Isolation of Anti Hypertensive Peptidas from Milk Protein. Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture. Undip University. Amhar, A a. Degradation of milk protein by different heating process. Proceeding of the Third Symposium on Agri-Bioche. Japan. Amhar, A b. Purification of angiotensing enzyme inhibitory peptida in several organs of spontaneously hypertensive rats. Proceeding of the Third Symposium on Agri-Bioche. Japan. Amhar, A a. Structural analysis of new antihypertensive peptidas derived from cheese whey protein by proteinase-k digestion. Journal of Dairy Science. Amhar, A b. Characterization and purification of an antihypertensive peptida from sweet cheese whey.innovasi.the Indonesian Student Association in Japan. Amhar, A e. Studies on derivation of angiotensin converting enzyme inhibitory peptidas derived from milk products. PPI Hiroshima. Japan. Amhar, A Development of a new type of fermented cheese whey beverage with inhibitory effects againts angiotensin converting enzyme. Tohoku Journal of Agricultural Research. Amhar, A a. New derivation of the inhibitory activity against angiotensin converting enzyme (ACE) from sweet cheese whey. Tohoku Journal of Agricultural Research. Amhar, A b. A new derivation of bio-active peptidas from proteins in sweet cheese whey by protease digestion. Proceeding The AAAP Animal Science Congress. Anggraini, S Keamanan pangan kaitannya dengan penggunaan bahan tambahan dan kontaminan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Farnsworth, N. R Biological and Phytochemical Screening of Plants, of Pharm. Sci. Heru, Y dan E. Sahara Komponen bioaktif protein dan lemak dalam susu kuda liar. Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan. Jakarta. 15

16 Jacobsen, C Developing polyunsaturated fatty acids as functional ingredients. In: Functional foods, ardiovascular disease and diabetes. Edited by: A. Arnoldi CRC Press. Boca Raton. Jiménez, C,F., J. Carballo., and S. Cofrades Healthier meat and meat products: their role as functional foods. Meat Science. Larsen, R., K.E. Eilersten and E.O. Elvevoll, E.O Health benefits of marine foods and ingredients. Biotechnology Advaces 29. Lilik, E.R., H. Purnomo dan E.S. Widyastuty Peningkatan Komponen Bioaktif Laktoferin dan Kasein-Fosfopeptida Susu Kambing Melalui Fermentasi dan Aktivitasnya Sebagai Antimikroba-Antioksidan Serta Peranannya Sebagai Pangan Fungsional. Universitas Brawijaya. Malang. Silalahi J. Anticancer and health protective properties of citrus fruit components. Asia Pasific J Clin Nutr. Yustinus, M Serat pangan dalam perspektif ilmu gizi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 16

17 Daftar Riwayat Hidup Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. Amhar Abubakar, MS N I P : Tempat/Tanggal Lahir : Aceh Timur, 3 Mei 1961 Pekerjaan : Dosen Fakultas Pertanian Unsyiah Jabatan : Lektor Kepala Pangkat/Golongan : Pembina Utama Muda/IVd Alamat Rumah : Geuceu Komplek Jl. Res. Danu Broto No. 4 Banda Aceh Alamat Kantor : Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Nomor HP : amharab@yahoo.com Orang Tua : Ayah : Tgk. Abubakar Yacob (Alm) Ibu : Hj. Fatimah Hasyim Isteri : Dra. Hj. Mutia Alinda Anak : Geta Ambartiasari, SE Hazful Maizi, S.Tel. Saddalqous, S.Kes. Khansa Najla Menantu : M. Nashar, S.Pd.I, SE Cucu : Rahadatul Ash Armita Riwayat Pendidikan : 1. SDN No. 5 Idi : Tamat SMPN No. 1 Idi : Tamat SMAN No. 1 Idi : Tamat FKHP Unsyiah : Tamat Pasca Sarjana IPB : Tamat 1993 (S2) 6. Tohoku University, Sendai, Japan : Tamat 1999 (S3) Riwayat Kepangkatan 1 Maret 1987 : Calon Pegawai Negeri Sipil ( 80% ) 1 Oktober 1987 : Penata Muda ( III/a) Asisten Ahli Madya 1 Januari 1990 : Penata Muda Tkt. I (III/b) Asisten Ahli 1 Oktober 1993 : Penata (III/c) Lektor Muda 1 Oktober 1996 : Penata Tkt. I (III/d) Lektor Madya 1 Oktober 2000 : Pembina (IV/a) Lektor Kepala 17

18 1 Oktober 2002 : Pembina Tkt. I (IV/b) Lektor Kepala 1 Oktober 2004 : Pembina Utama Muda (IV/c) Lektor Kepala 1 September 2007 : Guru Besar dalam Bidang Bioteknologi Pangan 1 April 2008 : Pembina Utama Madya (IV/d) Lektor Kepala Penelitian dan Publikasi : Amhar, A Identifikasi Spesies Daging Segar dan Olahan Secara Imunologi. Dana Riset Strategis Dikti Amhar, A Identifikasi Spesies Daging Segar dan Olahan Secara Imunologi. Amhar, A Identifikasi Pencampuran daging dengan menggunakan protein spesifik daging sapi secara imunologi. Amhar, A Isolasi Penghambat Aktivitas Enzim Pengubah Angiotensin. Jurnal Agripet, Vol. 6 No. 2. Fakultas Pertanian Unsyiah Amhar, A Isolation of Anti Hypertensive Peptidas from Milk Protein. Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture. Vol.29 No. 3. Undip University. Amhar, A Identifikasi Spesies Daging secara Elektroforesis dan Imunologi. Jurnal Agripet. Vol.2, Nomor 1. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh Amhar, A Deteksi Kepalsuan Daging melalui Uji Agar Gel Presipitasi. Proceedings Temu Ilmiah. Persatuan Pelajar Indonesia. Jepang Amhar, A Isolation of Anti Hypertensive Peptidas from Milk Protein. Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture. Vol.29 No. 3. Undip University. Amhar, A Degradation of milk protein by different heating process. Proceeding of the Third Symposium on Agri-Bioche. Japan Amhar, A Purification of angiotensing enzyme inhibitory peptida in several organs of spontaneously hypertensive rats. Proceeding of the Third Symposium on Agri-Bioche. Japan Amhar, A Structural analysis of new antihypertensive peptidas derived from cheese whey protein by proteinase-k digestion. Journal of Dairy Science. 81:

19 Amhar, A Characterization and purification of an antihypertensive peptida from sweet cheese whey.innovasi.the Indonesian Student Association in Japan. 8:1-7. Amhar, A The production of Lactic acid from Lactobacillus acidophilus. Inovasi.The Indonesian Student Association in Japan. 8: Amhar, A Identifikasi peptida anti darah tinggi dari kasein. Inovasi. The Indonesian Student Association in Japan. 8: Amhar, A The resistance of ß-lactoglobulin to peptic and chymotryptic digestion PPI. Japan Amhar, A Studies on derivation of angiotensin converting enzyme inhibitory peptidas derived from milk products. PPI Hiroshima. Japan Amhar, A Penghambat aktivitas enzim pengubah angiotensin dari protein whei. PPI Hiroshima. Japan Amhar, A Penemuan baru peptida anti darah tinggi yang terkandung dalam protein susu. Scientific Writing Contest III. PPI. Japan Amhar, A Hidrolysis of ß-Lactoglobulin by various proteases. J. Agrista, 2: Amhar, A How to increase ß-Lactoglobulin susceptibility to peptida hydrolysis.j. Agrista. 2: Amhar, A Development of a new type of fermented cheese whey beverage with inhibitory effects againts angiotensin converting enzyme. Tohoku Journal of Agricultural Research. 48: Amhar, A Fermented cheese whey beverage with inhibitory effects against angiotensin converting enzyme. Inovasi.PPI. Japan Amhar, A New derivation of the inhibitory activity against angiotensin converting enzyme (ACE) from sweet cheese whey. Tohoku Journal of Agricultural Research. 47:1-8. Amhar, A A new derivation of bio-active peptidas from proteins in sweet cheese whey by protease digestion. Proceeding The AAAP Animal Science Congress. 2: Workshop/Seminar/Study Comparative : 1. Keynote Speaker pada Seminar Kebangsaan dengan tema Pentingnya Pemahaman Ideologi, Konstitusi dan Hak Azazi Manusia (HAM), Wawasan Nusantara serta Bebas Narkoba Di Kampus Politeknik Indonesia Venezuela (Poliven) Aceh, 22 Desember

20 2. Peserta pada Workshop Pembelajaran Rekonstruksi Aceh Nias di Ballroom B, Sangri-La Hotel Jakarta, 17 Desember Pemateri pada Workshop Finalisasi Proyek Aceh Economy Develepment Financing Facility, kendala, Outcome, Lesson Learn, Exit Stategy dan Konsep Keberlanjutan di Bappeda Aceh, 5 Desember Pemateri pada Workshop Lesson Learning and Exit Stategy project Aceh Economy Development Financing Facility (AEDFF) di Pade Hotel Banda Aceh, November Pemateri pada Workshop Nasional Kesinambungan Program Peningkatan Ekonomi Aceh di Hermes Palace Hotel, 22 November Participans at International Conference Lesson from Indonesia Experiences In Disaster Reconstruction and Preparedness at Pulmans Central Park, Jakarta Pusat.November 12, Pembicara pada Workshop Nasional Pembahasan Pemutakhiran Data Proyek Aceh Economy Development Financing Facility, di Lombok NTB, 8-10 November Peserta seminar Kesinambungan Rekonstruksi Aceh Nias di Bappenas, 30 Juli Jakarta. 9. Pemateri pada Wokshop Nasional Tindak Lanjut dan Penyelesaian Audit Proyek Aceh Economy Development Financing Facility di Redtop Hotel Jakarta, Juni Nara sumber pada Training of Trainer (TOT) Field Training di Aseng Farm Center, Sumatera Utara Medan Oleh NGO Islamic Relief, June Study Comparative tentang Peluang Pasar ekspor pada Pameran Internasional tentang produk-produk Organik bersama NGO AAA di Hongkong, Agustus Study Comparative tentang Teknologi Pengolahan Hasil-Hasil Produk Perikanan dan Management Koperasi bersama NGO ADF di Thailand dan Malaysia, Mei Pemateri pada Workshop Tindak Lanjut dan Penyelesaian Audit Proyek AEDFF. Hotel Redtop, Juli Jakarta. 20

21 14. Nara Sumber pada Rapat Koordinasi Aceh Economy Development Financing Facility Lingkup Pemerintah Aceh di Bappeda Aceh, 18 Agustus Pemateri pada Workshop Nasional Penguatan Kapasitas Perencanaan Pengembangan Produk Unggulan Kabupaten (Prukab) dan Pengembangan Kemitraan dengan Swasta di Hotel Pangrango 3 Bogor, Juli As Presenter at Workshop Nasional Progres Review of Muslem Aid International Aceh Economy Development Facility (MAI-AEDFF) Project, On July 19, 2011 Bireun, Aceh. 17. Nara Sumber pada Workshop Nasional Penguatan Kapasitas Pengelolaan Proyek di Hotel Pangrango 3, Bogor, Juli Pengamat pada Training Project Management for Implementor Aceh Development Financing Facility Project In Takengon, Juni 6-8, Pengamat pada Training Design of Detail Project Proposal for Bappeda. In Sabang, May 1-4, Study Comparative tentang Pembangunan Ekonomi Koperasi di Canada dengan NGO CCA. Mei Pemateri pada Workshop Nasional Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Aset Proyek Aceh Economic Development Financing Facility di Hotel Shahid Jakarta Pusat, April 11-12, International Conference Aceh Cocoa Conference 2011 di Hermes Palace Hotel Banda Aceh, March 10-11, Workshop Nasional Koordinasi Project Economy Development Financing Facility dengan Bappenas, Kementerian Pembangunan Daerah Terpencil, World Bank dan NGO International dan Local, di Bappenas Jakarta, Februari Workshop Nasional Procedure Disbursment to SiE and Procurement Procedure di Hotel Hermes Banda aceh, Juli International Seminar World Cocoa Foundation di Utrecht Belanda with Swisscontact NGO on May 19-20,

22 26. Nara Sumberpada Workshop Nasional Pengelolaandan Pertanggung-jawaban asset proyek Aceh Economy Development Financing Ficility di Hotel Sahid Jakarta, 12 April Workshop Nasional Pembahasan kegiatan Aceh Economy Development Financing Facility dengan 8 (delapan) NGO International (SC, IOM, CCR, CCA, MA, IR, AAA, ADF) di Hotel Acasia Jakarta, April Workshop Nasional tentang Evaluasi Teknis Kegiatan Aceh Economic Development Financing Facility (AEDFF) di Hotel Grand Cemara Jakarta, Maret Workshop Nasional tentang Tata administrasi dan keuangan pinjaman dan hibah luar negeri di Jakarta Workshop Nasional tentang Penyusunan rencana strategis dalam rangka mendukung proyek fasilitasi pembiayaan pembangunan ekonomi Aceh (AEDFF) di Jakarta, Workshop Nasional tentang Konsep Pembangunan daerah kumuh, di Jakarta, Workshop Nasional tentang konsep pembangunan agroindustri dalam meningkatkan ketahanan pangan, di Jakarta, Training of Trainer (TOT) tentang Usaha Peternakan mandiri di Bogor, Tahun TOT Pembangunan Pemerintahan Kabupaten/Kota Oleh Bappenas di Cianjur Jawa Barat TOT Pembangunan irigasi oleh Bappenas di Universitas Gajah Mada, Jogjakarta, TOT Manajemen Daerah Rawa Untuk Pembangunan Berkelanjutan oleh Bappenas di Palembang, Pengabdian Kepada Masyarakat : 1. Sebagai Nara Sumberpada Pertemuan Koordinasi Proyek Aceh Economy Development Financing Facility (AEDFF) Lingkup Pemerintah Aceh di Bappeda Aceh, 4 Desember Sebagai Nara Sumberpada Pertemuan Koordinasi Proyek Aceh Economy Development Financing Facility (AEDFF) Lingkup Pemerintah Aceh di Bappeda Aceh, 18 Agustus Sebagai Nara Sumber pad The Aceh Cocoa Conference, 2011 yang dilaksanakan oleh NGO Swisscontact, di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Maret

23 4. Sebagai khatib pada Kutbah WUQUF di Arafah, Tahun haji 2010 di Arafah, 15 Oktober Pelatihan Workshop Sarjana yang belum mendapatkan pekerjaan tetap dan pelaku bisnis wirausaha agroindustry, di Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh, Pelatihan perbekalan keterampilan wirausaha mandiri tentang pengolahan hasil pasca panen perikanan bagi ibu-ibu korban konflik di Laboratorium Pengolahan Daging dan Ikan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh, Pelatihan Wirausaha agroindustri hasil-hasil peternakan bagi sarjana yang baru tamat, Pelatihan demonstrasi pembuatan dendeng sapi bagi sarjana yang belum mempunyai pekerjaan tetap se kabupaten Aceh Timur, tahun PembinaanWirausaha produk-produk pengolahan daging bagi pemuda putus sekolah se Daerah Istimewa Aceh di Banda Aceh,

di Pusat Kegiatan Akademik (Academic Activity Center) Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Universitas Syiah Kuala Jumat, 04 Maret 2016 Oleh

di Pusat Kegiatan Akademik (Academic Activity Center) Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Universitas Syiah Kuala Jumat, 04 Maret 2016 Oleh SAMBUTAN REKTOR P A D A RAPAT SENAT TERBUKA UNIVERSITAS SYIAH KUALA DALAM RANGKA PENGUKUHAN GURU BESAR Prof. Dr. Ilyas Ismail, S.H., M.Hum. Prof. Dr. Ir. Samadi, M.Sc., dan Prof. Dr. Drs. Usman Kasim,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini. semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini. semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi guna menunjang

Lebih terperinci

di Pusat Kegiatan Akademik (Academic Activity Center) Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Universitas Syiah Kuala Kamis, 28 Juli 2016 Oleh

di Pusat Kegiatan Akademik (Academic Activity Center) Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Universitas Syiah Kuala Kamis, 28 Juli 2016 Oleh SAMBUTAN REKTOR P A D A RAPAT SENAT TERBUKA UNIVERSITAS SYIAH KUALA DALAM RANGKA PENGUKUHAN GURU BESAR Prof. Dr. Ir. Anshar Patria, M.Sc Prof. Dr. drh. Yudha Fahrimal, M.Sc dan Prof. Dr. Ir. Husni Husin,

Lebih terperinci

di Pusat Kegiatan Akademik (Academic Activity Center) Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Universitas Syiah Kuala Jum at, 12 Juni 2015 Oleh

di Pusat Kegiatan Akademik (Academic Activity Center) Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Universitas Syiah Kuala Jum at, 12 Juni 2015 Oleh Pidato Sambutan Rektor Pada Rapat Senat Terbuka Universitas Syiah Kuala Dalam Rangka Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Muhammad Ali Sarong, M. Si. Prof. Dr. Mahdi Abrar, M.Sc., dan Prof. Dr. Mustanir, M.Sc.

Lebih terperinci

10/30/2015. Protein adalah makromolekul. Mereka dibangun dari satu atau lebih rantai asam amino. Protein dapat mengandung asam amino.

10/30/2015. Protein adalah makromolekul. Mereka dibangun dari satu atau lebih rantai asam amino. Protein dapat mengandung asam amino. Protein Struktur asam Asam essensial Metabolisme asam Pengaruh hormon dalam metabolisme asam Anabolisme asam Katabolisme asam Keseimbangan nitrogen Siklus urea Perubahan rangka karbon asam menjadi zat

Lebih terperinci

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial PROTEIN KEGUNAAN 1. Zat pembangun dan pengatur 2. Sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N 3. Sumber energi Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino

Lebih terperinci

Metabolisme Protein - 2

Metabolisme Protein - 2 Protein Struktur asam amino Asam amino essensial Metabolisme asam amino Pengaruh hormon dalam metabolisme asam amino Anabolisme asam amino Katabolisme asam amino Keseimbangan nitrogen Siklus urea Perubahan

Lebih terperinci

PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA PENDIDIKAN PROFESI SERTA SARJANA DAN DIPLOMA

PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA PENDIDIKAN PROFESI SERTA SARJANA DAN DIPLOMA z PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA PENDIDIKAN PROFESI SERTA SARJANA DAN DIPLOMA di Pusat Kegiatan Akademik (Academic Activity Center) Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Universitas Syiah Kuala Selasa,

Lebih terperinci

di Pusat Kegiatan Akademik (Academic Activity Center) Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Universitas Syiah Kuala Jumat, 05 Mei 2017 Oleh

di Pusat Kegiatan Akademik (Academic Activity Center) Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Universitas Syiah Kuala Jumat, 05 Mei 2017 Oleh SAMBUTAN REKTOR P A D A RAPAT SENAT TERBUKA UNIVERSITAS SYIAH KUALA DALAM RANGKA PENGUKUHAN GURU BESAR Prof. Dr. Musri, M.Sc Prof. Dr. Marwan, S.Si., M.Si di Pusat Kegiatan Akademik (Academic Activity

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat spreads, yang kandungan airnya lebih besar dibandingkan minyaknya. Kandungan minyak dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu yang baru keluar dari kelenjar mamae melalui proses pemerahan merupakan suatu sumber bahan pangan yang murni, segar, higienis, bergizi, serta mengandung sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino essensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%,

Lebih terperinci

BIOMOLEKUL II PROTEIN

BIOMOLEKUL II PROTEIN KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 22 Sesi NGAN BIOMOLEKUL II PROTEIN Protein dan peptida adalah molekul raksasa yang tersusun dari asam α-amino (disebut residu) yang terikat satu dengan lainnya

Lebih terperinci

Protein. Kuliah Biokimia ke-3 PROTEIN

Protein. Kuliah Biokimia ke-3 PROTEIN Protein Kuliah Biokimia ke-3 PS Teknologi Hasil Pertanian Univ.Mulawarman Krishna P. Candra, 2015 PROTEIN Protein berasal dari kata latin Proteus (penting) Makromolekul yang dibentuk dari satu atau lebih

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. HALAMAN SAMPUL... HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI. PERNYATAAN. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.

DAFTAR ISI.. HALAMAN SAMPUL... HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI. PERNYATAAN. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI. PERNYATAAN. PRAKATA. DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. INTISARI...

Lebih terperinci

PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA PENDIDIKAN PROFESI, SARJANA, DAN DIPLOMA

PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA PENDIDIKAN PROFESI, SARJANA, DAN DIPLOMA z PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA PENDIDIKAN PROFESI, SARJANA, DAN DIPLOMA di Pusat Kegiatan Akademik (Academic Activity Center) Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Universitas Syiah Kuala Kamis,

Lebih terperinci

DAYA TERIMA DAN KUALITAS PROTEIN IN VITRO TEMPE KEDELAI HITAM (Glycine soja) YANG DIOLAH PADA SUHU TINGGI. Abstrak

DAYA TERIMA DAN KUALITAS PROTEIN IN VITRO TEMPE KEDELAI HITAM (Glycine soja) YANG DIOLAH PADA SUHU TINGGI. Abstrak DAYA TERIMA DAN KUALITAS PROTEIN IN VITRO TEMPE KEDELAI HITAM (Glycine soja) YANG DIOLAH PADA SUHU TINGGI Nurhidajah 1, Syaiful Anwar 2, Nurrahman 2 Abstrak Pengolahan pangan dengan suhu tinggi dapat menyebabkan

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi enzim fibrinolitik Cacing tanah P. excavatus merupakan jenis cacing tanah yang agresif dan tahan akan kondisi pemeliharaan yang ekstrim. Pemeliharaan P. excavatus dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia telah banyak mengenal produk pangan fermentasi antara lain yang berasal dari susu seperti yogurt, keju, es krim dan dadih (produk olahan susu fermentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan hasil sekresi kelenjar ambing (mamae) yang berasal dari pemerahan pada mamalia dan mengandung lemak, protein, laktosa, serta berbagai jenis vitamin (Susilorini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang disuplai dari makanan pokok tidak terpenuhi. Suplemen di pasaran dapat dibedakan berdasarkan kategori penggunaannya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan subsektor peternakan provinsi Lampung memiliki peranan yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan ini sejalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Akan tetapi, perubahan gaya hidup dan pola makan yang tak sehat akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Akan tetapi, perubahan gaya hidup dan pola makan yang tak sehat akan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan dan sosial mulai timbul ketika usia harapan hidup bertambah. Hal ini menyebabkan adanya perubahan pola hidup pada diri manusia. Akan tetapi, perubahan

Lebih terperinci

Metabolisme Protein. Tenaga. Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA

Metabolisme Protein. Tenaga. Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA Metabolisme Protein Tenaga Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA Metabolisme protein Tenaga Pendahuluan Metabolisme protein dan asam amino Klasifikasi asam amino Katabolisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan perkembangan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Tingkat konsumsi

I. PENDAHULUAN. dan perkembangan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Tingkat konsumsi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan terhadap protein hewani terus meningkat yang disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk yang pesat, peningkatan pendapatan masyarakat dan perkembangan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) sering disebut tanaman kehidupan karena bermanfaat bagi kehidupan manusia diseluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja merupakan salah satu sasaran pembangunan di Indonesia. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. sumber protein fungsional maupun pertumbuhan, terutama pada anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. sumber protein fungsional maupun pertumbuhan, terutama pada anak-anak usia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pangan asal hewan sangat dibutuhkan untuk kesehatan manusia sebagai sumber protein fungsional maupun pertumbuhan, terutama pada anak-anak usia dini yang karena laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar saliva mayor dan minor yang ada pada mukosa mulut. 1 Saliva terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia

Lebih terperinci

PAPER BIOKIMIA PANGAN

PAPER BIOKIMIA PANGAN PAPER BIOKIMIA PANGAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia terkait erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai bahan konstruksi

Lebih terperinci

PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA, PENDIDIKAN PROFESI, SARJANA, DAN DIPLOMA

PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA, PENDIDIKAN PROFESI, SARJANA, DAN DIPLOMA z PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA, PENDIDIKAN PROFESI, SARJANA, DAN DIPLOMA di Pusat Kegiatan Akademik (Academic Activity Center) Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Universitas Syiah Kuala Kamis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu adalah cairan yang dihasilkan dari sekresi kelenjar mammae hewan mamalia yang fungsi utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi anak hewan yang baru lahir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil olahan fermentasi sudah banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. Salah satu yang populer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu awal hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas perairan, dan mempunyai laut serta potensi perikanan yang sangat besar. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan tentang gizi mendorong orang untuk mendapatkan bahan pangan yang sehat dan berkualitas agar dapat diandalkan untuk meningkatkan dan memenuhi

Lebih terperinci

A P A I T U M C T O I L, S E R T A B E R B A G A I K E G U N A A N N Y A

A P A I T U M C T O I L, S E R T A B E R B A G A I K E G U N A A N N Y A MCT OIL A P A I T U M C T O I L, S E R T A B E R B A G A I K E G U N A A N N Y A APA ITU MCT? M C T M E R U P A K A N S I N G K A T A N D A R I M E D I U M - C H A I N T R I G L Y C E R I D E. MCT merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian

Lebih terperinci

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia umumnya digunakan untuk menggambarkan makanan yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan, melebihi diet sehat normal yang diperlukan bagi nutrisi manusia. Makanan Sehat "Makanan Kesehatan" dihubungkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan makanan mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Berawal dari istilah empat sehat lima sempurna, dimana setiap orang disarankan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan akibat radikal bebas terhadap sel normal pada tubuh yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar mengingat banyaknya kasus gizi buruk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan gaya hidup masyarakat pada saat ini tak terkecuali masyarakat Indonesia yang lebih mengutamakan kesehatan maka banyak produk kesehatan yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan kebutuhan gizi dan bertambahnya tingkat pendapatan mayarakat, menyebabkan permintaan bahan pangan yang

Lebih terperinci

PENGANTAR. sangat digemari oleh masyarakat. Sate daging domba walaupun banyak. dipopulerkan dengan nama sate kambing merupakan makanan favorit di

PENGANTAR. sangat digemari oleh masyarakat. Sate daging domba walaupun banyak. dipopulerkan dengan nama sate kambing merupakan makanan favorit di PENGANTAR Latar Belakang Domba termasuk ternak ruminansia kecil dengan potensi daging yang sangat digemari oleh masyarakat. Sate daging domba walaupun banyak dipopulerkan dengan nama sate kambing merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Lemak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Lemak memiliki beberapa fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai sumber energi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asupan lemak yang dianjurkan adalah sebanyak 30% dari total kalori yang dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua aspek yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa. Hal ini mempengaruhi segi iklim, dimana Indonesia hanya memiliki 2 musim

Lebih terperinci

PIDATO SAMBUTAN REKTOR PADA ACARA PEMBUKAAN PERTEMUAN FORUM PIMPINAN PASCASARJANA (FORPIMPAS) PERGURUAN TINGGI NEGERI INDONESIA

PIDATO SAMBUTAN REKTOR PADA ACARA PEMBUKAAN PERTEMUAN FORUM PIMPINAN PASCASARJANA (FORPIMPAS) PERGURUAN TINGGI NEGERI INDONESIA PIDATO SAMBUTAN REKTOR PADA ACARA PEMBUKAAN PERTEMUAN FORUM PIMPINAN PASCASARJANA (FORPIMPAS) PERGURUAN TINGGI NEGERI INDONESIA di Gedung AAC Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Universitas Syiah Kuala Selasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat adalah es krim. Produk ini banyak digemari masyarakat, mulai dari anak anak hingga dewasa karena rasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat

BAB I PENDAHULUAN. Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat IX-xi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat dari bahan utama yaitu tumbuhan umbi yang digunakan oleh semut sebagai sarang sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang gizi yang meningkat. Penduduk Indonesia

I. PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang gizi yang meningkat. Penduduk Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan terhadap protein hewani terus meningkat yang disebabkan oleh jumlah penduduk yang pesat, pendapatan masyarakat dan perkembangan pengetahuan masyarakat tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang kedelai merupakan salah satu tanaman multiguna, karena dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri. Kedelai adalah salah satu tanaman jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Demikian juga tubuh manusia yang diciptakan dalam keadaan

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Demikian juga tubuh manusia yang diciptakan dalam keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah SWT memiliki kekuasaan yang mutlak untuk mengatur dan menciptakan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini dalam keadaan seimbang. Demikian juga tubuh manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi diet tinggi lemak dan fruktosa di masyarakat saat ini mulai meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya konsumsi junk food dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prarencana Pabrik Keju Cheddar Substitute I-1

BAB I PENDAHULUAN. Prarencana Pabrik Keju Cheddar Substitute I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini, keju merupakan salah satu jenis bahan pangan yang tidak lagi asing di masyarakat. Berbagai kalangan masyarkat telah menggunakan keju sebagai bahan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh (Camellia sinensis) merupakan salah satu minuman terpopuler di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh (Camellia sinensis) merupakan salah satu minuman terpopuler di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teh (Camellia sinensis) merupakan salah satu minuman terpopuler di dunia. Kepopulerannya dikarenakan teh memiliki aroma dan rasa yang atraktif (Kokhar and Magnusdottir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi berupa

Lebih terperinci

Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor

Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor TUGAS AKHIR Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor ( The Influence of Time and Nutrient in The Manufacture

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggandaan dan penyediaan asam amino menjadi amat penting oleh karena senyawa tersebut dipergunakan sebagai satuan penyusun protein. Kemampuan jasad hidup untuk membentuk

Lebih terperinci

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami? Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami? Bicara tentang diabetes pasti juga perlu membicarakan mengenai diet makanan bagi penderita diabetes. Diet makanan bagi penderita diabetes dapat

Lebih terperinci

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DIAN WIJAYANTI A 420 100 074 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lengkap dan telah dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Susu dapat

BAB I PENDAHULUAN. lengkap dan telah dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Susu dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan bahan pangan alami yang mempunyai nutrisi sangat lengkap dan telah dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Susu dapat dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Susu telah dikenal sebagai bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, mudah

I. PENDAHULUAN. Susu telah dikenal sebagai bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, mudah 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Susu telah dikenal sebagai bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, mudah dicerna dan mengandung zat-zat nutrisi yang diperlukan oleh manusia seperti lemak, protein,

Lebih terperinci

MANFAAT KULIT MANGGIS. OKTOBER 2013 Abdul Malik

MANFAAT KULIT MANGGIS. OKTOBER 2013 Abdul Malik MANFAAT KULIT MANGGIS OKTOBER 2013 Abdul Malik - 649226 Manggis (Garcinia mangostana) adalah tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara. Buah manggis adalah buah musiman dengan kulitnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peningkatan angka insiden dan prevalensi penyakit degeneratif di berbagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peningkatan angka insiden dan prevalensi penyakit degeneratif di berbagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insiden dan prevalensi penyakit degeneratif di berbagai penjuru dunia. Berdasarkan

Lebih terperinci

PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA PENDIDIKAN PROFESI, SARJANA, DAN DIPLOMA

PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA PENDIDIKAN PROFESI, SARJANA, DAN DIPLOMA z PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA PENDIDIKAN PROFESI, SARJANA, DAN DIPLOMA di Pusat Kegiatan Akademik (Academic Activity Center) Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Universitas Syiah Kuala Rabu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan rendahnya asupan energi dan protein dalam makanan sehari hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan

Lebih terperinci

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN 1 KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Zat makanan adalah unsur atau senyawa kimia dalam pangan / pakan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kekurangan konsumsi protein diduga sebagai salah satu penyebab gizi buruk di Indonesia. Hal ini yang diakibatkan oleh rendahnya taraf perekonomian sebagian besar masyarakat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di alam yang berguna sebagai sumber pakan yang penting dalam usaha

I. PENDAHULUAN. di alam yang berguna sebagai sumber pakan yang penting dalam usaha 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakan terdiri dari pakan buatan dan pakan alami. Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dan disesuaikan dengan jenis hewan baik ukuran, kebutuhan protein, dan kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan kimia yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi industri. Salah satu karakteristik dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang berkembang pesat. Pada 2013 populasi broiler di Indonesia mencapai 1.255.288.000 ekor (BPS,

Lebih terperinci

PENGANTAR. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan telah mendorong manusia untuk

PENGANTAR. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan telah mendorong manusia untuk PENGANTAR Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan telah mendorong manusia untuk melakukan perbaikan terhadap kehidupannya. Sekarang ini, masyarakat semakin peduli dengan makanan yang sehat. Masyarakat

Lebih terperinci

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR TUGAS AKHIR PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR (MANUFACTURE OF COW S MILK YOGHURT WITH THE HELP OF MICROORGANISMS IN PLAIN YOGHURT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan rumah tangga sangat penting dalam memantau. rumah tangga yang mengalami masalah kekurangan pangan secara terus

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan rumah tangga sangat penting dalam memantau. rumah tangga yang mengalami masalah kekurangan pangan secara terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketahanan pangan rumah tangga sangat penting dalam memantau rumah tangga yang mengalami masalah kekurangan pangan secara terus menerus. Suryana (2004) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang

BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Protein adalah senyawa organik besar, yang mengandung atom karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Beberapa diantaranya mengandung sulfur, fosfor, besi atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yoghurt merupakan salah satu produk minuman susu fermentasi yang populer di kalangan masyarakat. Yoghurt tidak hanya dikenal dan digemari oleh masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN

NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN Oleh Rizka Apriani Putri, M.Sc Jurdik Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta Email : rizka_apriani@uny.ac.id Makalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berisiko memicu penyakit kardiovaskular di antaranya jantung dan stroke

BAB I PENDAHULUAN. berisiko memicu penyakit kardiovaskular di antaranya jantung dan stroke 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hipertensi atau lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi sangat berisiko memicu penyakit kardiovaskular di antaranya jantung dan stroke yang sering menjadi penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ivo Hofia Nasren, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ivo Hofia Nasren, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, penyebab kematian di Indonesia telah mengalami suatu pergeseran dari penyakit menular ke penyakit tidak menular, misalnya saja penyakit degeneratif. Penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Susu Kuda Sumbawa Kuda Sumbawa dikenal sebagai ternak penghasil susu yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Orang-orang mengenalnya dengan sebutan susu kuda. Susu kuda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman kelapa (Cocos nucifera) yang telah turun temurun digunakan dan dimanfaatkan dalam bidang kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAHAN PENYUSUN GENETIK

BAHAN PENYUSUN GENETIK Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agribisnis Pertemuan Ke 4 BAHAN PENYUSUN GENETIK Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac.id

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada meningkatnya

I PENDAHULUAN. perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada meningkatnya I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Broiler merupakan unggas penghasil daging sebagai sumber protein hewani yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Permintaan daging

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat terhadap pangan asal hewan terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan berperan penting dalam kehidupan makhluk hidup sebagai sumber tenaga, pembangun bahkan penyembuh penyakit. Sumber makanan yang dibutuhkan oleh tubuh mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang

Lebih terperinci

PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA, PENDIDIKAN PROFESI, SPESIALIS SARJANA, DAN DIPLOMA

PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA, PENDIDIKAN PROFESI, SPESIALIS SARJANA, DAN DIPLOMA z PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA, PENDIDIKAN PROFESI, SPESIALIS SARJANA, DAN DIPLOMA di Pusat Kegiatan Akademik (Academic Activity Center) Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Universitas Syiah Kuala

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI BAB II DESKRIPSI INDUSTRI 2.1. Pengertian Suplemen Makanan Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi, memelihara,

Lebih terperinci