NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTERN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTERN"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTERN Oleh : Bangun Purnomo Yulianti Dwi Astuti FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JOGJAKARTA 2005

2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTREN Telah Disetujui pada tanggal Dosen Pembimbing Utama (Yulianti Dwi Astuti, S.Psi.)

3 Pengantar Pondok pesantren merupakan salah satu tempat pendidikan keagamaan yang populer di Indonesia. Selain sebagai lembaga pendidikan, pondok pesantren juga berfungsi sebagai tempat penyiaran agama Islam dan pusat pengembangan jamaah (masyarakat) yang diselenggarakan dalam kesatuan tempat pemukiman dengan masjid sebagai pusat pendidikan dan pembinanya. Sejarah menunjukan, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang paling berpengaruh sampai sekarang (Djaelani 1994). Keberadaan pondok pesantren sampai saat ini telah banyak diakui oleh masyarakat dalam kaitannya mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejauh ini sudah banyak diketahui para tokoh-tokoh berpengaruh yang merupakan hasil dari pendidikan pondok pesantren. Kepribadian seorang santri pada dasarnya adalah pancaran dari kepribadian dari seorang ulama yang menjadi pemimpin dan guru pada setiap pondok pesantren yang bersangkutan. Ulama bagi seorang santri bukan saja berfungsi sebagai guru dan pemimpin, tetapi juga sebagai uswah hasanah (suri tauladan yang baik). Kharisma dan wibawa seorang ulama mempengaruhi kehidupan setiap santri dalam setiap aspek kehidupannya. Oleh karena itu, apabila seorang ulama telah memerintahkan sesuatu kepada para santrinya, maka bagi santri itu tidak ada pilihan lain kecuali mentaati perintah itu (Djaelani, 1994). Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan pada santri di pondok pesantren, terlihat bahwa kegiatan yang dilakukan para santri sangat padat dan rutin.

4 Kegiatan tersebut dimulai pada saat menjelang shalat shubuh. Para santri dibangunkan sekitar satu setengah jam sebelum adzan shubuh, setelah itu langsung diarahkan untuk ke masjid. Di masjid, para santri melakukan shalat tahajud berjamaah. Setelah selesai shalat tahajud santri mendengarkan tausiah dari ustadz. Biasanya tausiah ini baru selesai setelah adzan subuh berkumandang dan dilanjutkan dengan shalat shubuh berjamaah. Kegiatan setelah sholat subuh adalah mengaji Al- Quran. Setelah itu, para santri mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah. Kegiatan belajar mengajar disekolah dimulai sejak pukul tujuh dan baru berakhir pada pukul setengah dua siang. Setelah istirahat sebentar mereka sudah mempersiapkan diri untuk shalat ashar berjamaah yang dilanjutkan dengan mengaji kitab, sampai menjelang shalat maghrib. Setelah shalat maghrib mereka melakukan hafalan surat. Kemudian selesai shalat isya mereka melakukan belajar. Kegiatan yang dilakukan para santri ternyata menyisakan suatu permasalahan, permasalahan utama yang sering dialami santri adalah perasaan terkekang akibat peraturan-peraturan yang ketat yang dijalankan pondok pesantren, dan juga beban moral yang dialami oleh santri kepada orang tua dan juga kepada masyarakat sekitar tempat tinggalnya terhadap status dia sebagai seorang santri, perbedaan status ekonomi dikalangan santri juga mengakibatkan santri merasa rendah diri atau minder. Bila dihitung secara kuantitas santri yang mengalami hal tersebut mungkin mencapai 25% dari jumlah santri. Usia santri terbanyak adalah usia remaja dimana seseorang individu mencari identitas dirinya. Didalam pencarian identitas tersebut tidak jarang seorang remaja

5 mengalami berbagai permasalahan. Permasalahan tersebut sangat banyak mulai dari dalam dirinya sendiri sampai dengan dari lingkungan sekitarnya. Kaum remaja ini sedang bertumbuh dalam suatu dunia yang dapat menekan mereka. Suatu hal yang menambah problemnya adalah, kaum remaja yang menghadapi tekanan hidup untuk pertama kalinya, dan mereka tidak mempunyai ketrampilan maupun pengalaman yang dimiliki oleh orang dewasa. Oleh karena itu, para remaja sering kali menjadi seperti pelancong yang mencari-cari jalan disuatu daerah yang asing baginya. Bingung dengan keadaan sekitar mereka dan dalam banyak kasus tidak banyak minta bantuan. Kondisi-kondisi seperti itu dapat menjadi ladang yang subur untuk tumbuhnya depresi. Depresi memiliki dampak yang menghancurkan terhadap remaja, bahkan para pakar yakin bahwa depresi memainkan peranan yang signifikan dalam kasus-kasus remaja yang mengalami kelainan perilaku makan, penyakit psikosomatik, masalah di sekolah, dan penyalahgunaan zat-zat. Goleman mengatakan bahwa generasi yang lahir sejak awal abad 20 memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami depresi berat dibanding orang tua mereka. Mereka bukan hanya merasakan kesedihan, melainkan juga ketidakberdayaan yang bersifat melumpuhkan, kemurungan, perasaan mengasihani diri sendiri, dan keputusasaan yang tidak tertanggulangi selama hidup mereka. Menurut Goleman hal tersebut terjadi mulai pada usia yang semakin muda. Chaplin, (2000) mengatakan bahwa pengertian depresi pada orang normal merupakan keadaan kemurungan (kesedihan, patah semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan dan pesimisme menghadapi masa yang akan

6 datang. Sedangkan pada kasus patologis, depresi merupakan ketidakmauan ekstrim bereaksi terhadap perangsang, disertai menurunnya nilai diri, delusi, ketidakpasan, tidak mampu dan putus asa. Menurut Beck (1985) berdasarkan penyebab dan gejala yang menyertainya depresi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: a. Deprsi endogen yaitu depresi yang hanya disebabkan aleh faktor biologis saja dan sama sekali tidak berhubungan dengan faktor lingkungan. Depresi ini banyak dijumpai pada pasien depresi rawat inap. b. Depresi neurotic/depresi reaktif, yaitu depresi yang pada umumnya hanya mempunyai gejala psikologis dalam bentuk stress psikososial. Depresi neurotic munculnya sebagai respon terhadap situasi yang menekan. Intensitas perasaannya dapat diperingan dengan faktor interpersonal dan bila situasi yang menekan telah berlalu maka simtom depresinya hilang. Isi penyimpangan pada pola pikirnya berkisar pada kejadian-kejadian yang menjadi pencetusnya (precipiting events). Rahus dan Nevid (1991) menambahkan pendapat yang sejalan dengan pendapat Beck (1985) terhadap perubahan yang sering terjadi pada penderita depresi yaitu: a. Perubahan emosi, meliputi perubahan mood, menangis, merasa bersalah dan menyesal terhadap perilaku masa lalu, meningkatnya sensitivitas, gelisah dan kehilangan kesabaran.

7 b. Perubahan Motivasi, meliputi kesukaran bangun pagi. Menurunnya partisipasi dalam aktivitas sosial, kehilangan minat pada kegiatan yang menyenangkan, kehilangan minat seksual serta gagal merespon pujian (reward). c. Perubahan fungsi perilaku dan perilaku motorik, meliputi kelambatan dalam berbicara atau bergerak, berubahnya kebiasaan hidup, berubahnya nafsu makan dan berat badan, serta kurang efektif dalam bekerja. d. Perubahan kognitif, meliputi sulit konsentrasi dan berpikir jelas, pikiran negatif terhadap diri dan masa depan, merasa harga diri rendah dan tidak mampu serta adanya pikiran atau ide-ide tentang kematian atau bunuh diri. Remaja dengan masa transisinya merupakan fase yang rawan terhadap depresi, seperti konflik dalam diri dan tututan dari lingkungan serta kebingungan akan identitas dirinya. Umumnya, transisi remaja dilihat sebagai suatu kekacauan ketidak stabilan yang melekat dan dipandang sebagai krisis identitas. Pada masa ini remaja biasanya mengalami kebingungan, remaja dituntut untuk bersikap sebagai mana individu dewasa, sementara mereka merasa belum mampu, tapi disisi lain mereka juga ingin dipandang sebagai individu dewasa. Oleh Hall (dalam Hurlock,1973) Harga diri secara sederhana dapat dikatakan sebagai nilai diri. Seberapa tinggi individu menilai dirinya. Dalam bahasa Inggris, harga diri sama dengan self esteem. Esteem berasal dari bahasa latin aestimare yang berarti menaksir atau memperkirakan (Brehm & Kosin,1990). Harga diri merupakan komponen aktif dari self yang menunjukan pada evaluasi diri yang positif maupun negatif. (Brehm & kossin, 1990).

8 Secara singkat dan sederhana Steinberg & Belsky (1991) mengartikan harga diri sebagi perasaan seseorang tentang dirinya. Coopersmith (1967) mendefinisikan harga diri sebagai penilaian diri yang dilakukan oleh seseorang dan biasanya berkaitan dengan dirinya. Penilaian ini berasal dari interaksi individu dengan lingkungannya, serta penerimaan, penghargaan dan perlakuan orang lain terhadap individu. Penilaian ini kemudian ditegakan dan dipertahankan individu sehingga menjadi sesuatu yang diyakini individu tentang dirinya yaitu seberapa penting dirinya Metode Penelitian Subjek penelitian merupakan sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti dan yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian (Azwar, 1997) Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster sample atau sampel kelompok. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah remaja yang menjadi santri di sebuah pondok pesantren, dan merupakan santri madrasah aliyah kelas satu dan kelas dua di pondok pesantren. Data yang akan dikumpulkan adalah data mengenai tingkat depresi dan harga diri pada remaja santri. Kedua data dikumpulkan menggunakan metode angket. Dengan alat ukur berupa skala. Metode ini merupakan metode yang yang didasarkan pada respon tertulis dari subjek terhadap sejumlah pernyataan yang telah disusun. Alasan digunakan metode skala ini berdasarkan pada pendapat Hadi (1991). Yang menyatakan bahwa metode skala mendasari diri pada laporan tentatif diri sendiri atau

9 setidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi. Adapun anggapan yang dipegang adalah subjek merupakan orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri, apa yang dinyatakan subjek benar dan dapat dipercaya, serta interprestasi subjek terhadap pernyataan-pernyataan sesuai dengan maksud peneliti. Angket yang digunakan adalah angket langsung, yaitu angket daftar pernyataan diberikan secara langsung pada responden (Hadi, 1991). 1. Skala Depresi Data mengenai tingkat depresi akan didapatkan melalui metode angket dengan menggunakan skala adaptasi BDI (Beck Depression Inventory). Skala ini mempunyai empat respon pilihan yang diskor dengan angka 0,1,2,3 skor responden adalah total jumlah jawaban yang menunjukan berbagai tingkat keparahan yaitu tidak depresi, depresi ringan, depresi sedang, dan depresi berat. Skala BDI disusun oleh Beck pada tahun pada walnya BDI disusun untuk mengungkap tingkat depresi dalam populasi psikiatrik, kemudian dalam perkembangan selanjutnya ditemukan bahwa BDI cukup valid digunakan dalam populasi individu normal misalnya remaja. Skala BDI terdiri dari dua puluh satu item. Skor untuk setiap item BDI berkisar antara 0 3. semakin besar skor skor berarti semakin tinggi tingkat depresi. Item paralel misalnya 1a dan 1b, 2a dan 2b, 3a dan 3b diberi skor sama. Jadi skor item 1a sama dengan skor 1b dan seterusnya. Subjek boleh memilih lebih dari sau jawaban, namun skor diambil dari nilai yang tertinggi. Skor akhir adalah jumlah skor masing-masing butir sehingga skor BDI yang diperoleh berkisar antara 0-63.

10 Simtom-simtom yang dapat diungkap dari skala BDI terdiri dari dua puluh satu kategori. Tiap kategori menggambarkan perilaku khusus yang merupakan manifestasi dari deprsi dan terdiri dari empat sampai lima pernyataan. Pernyataan tersebut disusun berjenjang berdasarkan tingkat intensitas gejala sebagai berikut: 0, berarti tidak ada gejala depresi 1, berati ada gejala depresi ringan 2, berarti ada gejala depresi sedang 3, berarti ada gejala depresi berat Kedua puluh satu kategori yang diungkap adalah pesimisme, kesedihan, rasa gagal, perasaan bersalah, ketidak puasan, perasaan tidak suka pada diri sendiri, menuduh diri sendiri, tingginya frekuensi menangis, kejengkelan, kecenderunan untuk menarik diri dari lingkungan sosial, ketidak mampuan untuk mengambil keputusan, perubahan gambaran tubuh, kelambanan dalam bekerja, insomnia perasaan mudah lelah, anorexia, penurunan berat badan, peokupasi somatik, hilangnya libido, pengharapan akan hukuman, dan pikiran-pikiran untuk bunuh diri (Beck,1985) 2. Skala harga diri Skala harga diri yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil adaptasi dari skala self esteem yang disusun oleh Coopersmith pada tahun 1967, yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan nama skala self esteem adaptasi dari Coopersmith, yang disebut dengan SE`85 (Atamimi, 1988),yang dimodifikasi oleh peneliti.

11 Blue print skala SE`85 tersebut adalah: Tabel1 Distribusi butir skala harga diri setelah uji coba Butir Favorabel Butir Unfavorabel Jumlah Indikator Nomor Butir Nomor Butir Sahih Penerimaan 42(21),48(24),51 1,3,12,15(7),17(8), 8 diri (26),55(28),59(29) 18,27,28,43,47(23) 56 Kepercayaan diri 4(2),19(9),35(16),39(19) 2(1),11(5),23(10),25, 40(20),58,61(30) 29,36,37(17),50,57 10 Hubungan Interpersonal 5(3),8,14(6),20,32(13),53 (27),64(32),65(33) 21,22,26(11),33(14),34(15), 38(18),41,46(22) 11 Kemampuan menghadapi 10(4),24,30(12),44,49(25), 52,54 6,7,9,13,16,31,45,60, 62(31), Keterangan : angka dalam kurung ( ) adalah nomor urut butir baru setelah uji coba. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini merupakan hipotesis dengan korelasi negatif yaitu korelasi yang menunjukkan hubungan yang berlawanan yaitu besarnya pada satu variabel terjadi bersamaan dengan rendahnya skor pada variabel yang lain. Sehingga rendahnya skor pada variabel yang satu terjadi bersamaan dengan tingginya skor pada variabel yang lain. Kuat lemahnya saling hubungan yang ada diantara dua variabel yang ditunjukkan oleh besar kecilnya angka yang merupakan koefisien korelasi itu. Koefisien yang besarnya semakin mendekati angka -1, 0 maka hal itu menunjukkan semakin kuatnya hubungan negatif yang ada. Sedangkan

12 koefisien yang semakin besar mendekati angka 0, berarti semakin lemahnya hubungan negatif yang terjadi (Azwar, 1997). Koefisien korelasi yang akan digunakan dalam analisis data pada nantinya adalah koefisien korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Untuk mempermudah pengolahan dan analisis data akan dilakukan dengan komputasi SPSS for windows 13. Hasil Penelitian Lembar angket yang dibagikan kepada subyek seluruhnya berjumlah 150 lembar. Dari 150 angket tersebut terdapat 127 angket yang layak untuk dianalisis, 20 angket tidak dapat diolah karena angket tidak diisi lengkap atau usia subyek tidak sesuai kriteria, sedangkan 3 angket tidak kembali. Dari 127 angket yang layak dianalisis, terdiri dari 59 laki laki dan 68 perempuan. Usia subyek penelitian antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson untuk menguji hipotesis. Namun sebelum dilakukan analisis dilakukan uji asumsi terlebih dahulu. Uji asumsi tersebut meliputi uji normalitas, uji linieritas dan uji homogenitas. Uji asumsi dan uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 12.0 for windows.

13 Tabel 2 Deskripsi data penelitian Variabel Empirik Hipotetik Min Maks M SD Min Maks M SD Harga diri Tingkat depresi Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rerata empirik harga diri sebesar diatas rerata hipotetik sebesar 82.5 dengan standar deviasi (SD) sebesar Sedangkan mean empirik tingkat depresi sebesar diatas rerata hipotetik sebesar 0 dengan standar deviasi (SD) sebesar Dari hasil penelitian yang diperoleh dibuat suatu kategori skor guna mendapatkan informasi tentang keadaan subyek penelitian tersebut termasuk dalam kelompok tinggi rendah pada tiap variabel penelitian. Dalam penelitian ini subyek digolongkan ke dalam 5 kategori diagnostik Tabel 3 Kriteria kategori skala Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Nilai M SD = X M SD < X = M SD M 0.5 SD < X = M SD M 1.5 SD < X = M 0.5 SD X = M 1.5 SD Kriteria klasifikasi berdasarkan pada standar deviasi dan mean empirik dari skor harga diri dan tingkat depresi dapat diuraikan untuk mengetahui keadaan kelompok subyek penelitian, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

14 Tabel 4 Kategorisasi Skala harga diri Kategori Nilai Jumlah % Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah 107,25 = X 90,75 < X = 107,25 74,25 < X = 90,75 57,75 < X = 74,25 X = 57, ,30% 46,46% 42,52% 4,7% 0% Hasil masing masing variabel yaitu harga diri memiliki rentang X = 107,25 untuk ketegori tinggi, = X < 107,25 untuk kategori sedang. 57,75 < X = 74,25 untuk kategori rendah dan X < 57,25 untuk kategori sangat rendah. Berdasarkan deskripsi data penelitian diketahui bahwa rerata empirik keseluruhan subyek adalah 91,6378 sehingga dapat disimpulkan bahwa harga diri dalam penelitian ini berada dalam kategori tinggi. Tabel 5 Kriteria Kategorisasi Skala tingkat depresi Kategori Rentang nilai Jumlah % normal ringan sedang berat > ,23 30,71 26,77 14,17 Dari data tabel 8 tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat depresi subjek penelitian paling banyak berada dalam kategori ringan. a. Uji Normalitas Uji Asumsi Uji normalitas dilakukan pada variabel harga diri dan tingkat depresi dengan menggunakan teknik One sample Kolmogorov smirnov. Hasil uji normalitas dapat dilihat dalam tabel

15 Tabel 6 Hasil uji normalitas Variabel Skor KS-Z p Kategori Normal Normal Harga diri Tingkat depresi Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa harga diri mempunyai skor KS-Z = dan p = (p=0.05) sehingga data normal. Sedangkan tingkat depresi mempunyai KS-Z = dan p = (p=0.05) sehingga data normal. b. Uji Linieritas Uji linieritas dilakukan pada variabel harga diri dan tingkat depresi. Hasil uji linieritas dapat dilihat dalam tabel 10. Tabel 7 Hasil uji linieritas Variabel F p Kategori Harga diri Tingkat depresi Linier Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa antara harga diri dan tingkat depresi mempunyai nilai F = dan p = (p= 0.05) sehingga data linier. Uji Hipotesis Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan korelasi product moment dari Pearson, didapatkan hasil bahwa nilai r = dan p = ( p< 0.01 ) dengan demikian hipotesis diterima. Variabel harga diri memberikan sumbangan efektif sebesar 31,7%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara harga diri dan tingkat depresi.

16 Pembahasan Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara harga diri dengan tingkat depresi yang ditunjukkan dengan nilai r = dan p = ( p< 0.01 ). Dengan demikian hipotesis diterima. Harga diri yang rendah akan diikuti dengan tingginya tingkat depresi. Sebaliknya, tingginya harga diri akan diikuti dengan rendahnya tingkat depresi. Adanya hubungan yang negatif antara harga diri dengan depresi senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bibring (Beck,1985) bahwa depresi dipengaruhi oleh bagian dari karakter yaitu rendahnya harga diri. Senada dengan pendapat dari Bibring, Jacobson (Beck,1985) berpendapat bahwa rendahnya harga diri merupakan pusat problem psikologi dalam depresi. Ia berpendapat bahwa tujuan dari pengembangan harga diri, super ego dan ego ideal, pendirian suatu identitas, perbedaan diri seseorang dari orang lain,memelihara harga diri dan kapasitas untuk memuaskan bentuk objek hubungan. Salah satu aspek kepribadian adalah harga diri, yang terbentuk dari berbagai faktor yang ada di lingkungan sekitar. Pembentukan harga diri tersebut akan menghasilkan tingkat harga diri yang berbeda-beda. Remaja yang memiliki harga diri yang tinggi memiliki perasaan untuk menghargai dirinya sendiri, sehingga dapat memunculkan sikap yang positif pada diri remaja, serta dapat menumbuhkan rasa percaya diri. Remaja pada penelitian ini paling banyak mengalami depresi ringan. Kondisi ini dapat dikaitkan dengan data deskripsi subjek yang menunjukan bahwa

17 subjek penelitian ini sebagian besar berusia 15 tahun (39%), 16 tahun (43%) dan usia 17 (29%). Menurut Hurlock (1973) pada usia tahun remaja mengalami masa kritis. Remaja banyak mengalami tuntutan. Masa krisis ini menyebabkan tekanan emosi pada remaja. Situasi-situasi yang menekan inilah yang sering kali menyebabkan munculnya gangguan deprsesi pada individu. Masa remaja merupakan masa dengan idealisme yang ditandai dengan harapan, keinginan dan cita-cita yang tinggi akan tetapi penuh juga oleh berbagai hambatan dan tantangan. Remaja dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan realita dan berusaha mengatasi segala tantangan yang dihadapi. Hal ini menyebabkan remaja berada dalam keadaan yang tertekan. Semakin besar ketidak sesuaian antara tuntutan lingkungan denga kemampuan yang dimiliki semakin besar tekanan yang dialami dan semakin besar pula kemungkinan individu mengalami stres. Penelitian Sulistyaningsih (1988) membuktikan bahwa stres mempunyai hubungan yang signifikan dengan depresi Rathus dan Nevid (1991) mengklasifikasikan gambaran yang muncul pada penderita gangguan depresi yaitu perubahan emosi, motivasi, fungsi dan perlaku motorik, serta perubahan kognitif. Perubahan kognitif yang terjadi antara lain harga diri yang rendah serta pikiran negatif tentang diri dan masa depan. Model Distorsi kognitif dari Beck (1985) menyebutkan bahwa depresi dapat digambarkan sebagai cognitive triad, yaitu pikiran negatif terhadap dirinya sendiri, terhadap situasi, dan terhadap masa depan. Seseorang yang depresi akan membuat

18 interpretasi yang salah terhadap fakta kemalangannya karena adanya kekurangan pada dirinya. Hal ini menyebabkan konsep diri yang positif tertutupi (Semiarti,1989) Holmes (1991) menyebutkan bahwa individu yang mengalami depresi merasa sedih, putus asa, kecewa dan murung. Orang yang mengalami depresi juga sering merasa diisolasi, ditolak, dan tidak dicintai sehingga harga dirinya cenderung menurun. Salah satunya gejala yang penting dari penderita depresi adalah harga dirinya yang sangat rendah (Indriana,1998) Harga diri yang tinggi memberi pengaruh pada perilaku sosial yang positif dan cenderung bisa menerima diri mereka. Sedangkan harga diri yang rendah akan membawa pengaruh yang kurang baik bagi perilaku individu dan cenderung tidak bisa membawa diri mereka. Banyak masalah yang timbul karena seseorang mempunyai harga diri yang rendah. Harga diri yang rendah cenderung menyebabkan seseorang berperilaku kurang terpuji karena adanya perasaan kurang yakin akan kemampuan dirinya. Selain itu harga diri yang rendah dapat menimbulkan masalah akademik, penampilan dan interaksi sosial, bahkan dapat menimbulkan depresi. Penelitian tentang hubungan harga diri dengan tingkat depresi pada remaja santri pondok pesantren ini, memiliki beberapa kelemahan, diantaranya kurangnya data tambahan, sehingga penelitian ini tidak dapat mengetahui faktor lain yang dapat menyebabkan subjek mengalami depresi. Selain itu, penelitian ini hanya pada satu pondok pesantren dan pada tingkat pendidikan yang sama sehingga kurang menggambarkan keadaan santri yang sebenarnya.

19 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan : 1. Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara harga diri dan tingkat depresi. Semakin rendah skor harga diri maka semakin tinggi pula skor tingkat depresi pada remaja santri pondok pesantren. 2. Harga diri mempunyai sumbangan efektif sebesar 31,7% untuk tingkat depresi. Saran 1. Bagi peneliti selanjutnya : Untuk penelitian selanjutnya diharapkan meneliti tingkat depresi dengan cara, memperluas variabel variabel yang diperhitungkan dalam penelitian misalnya jumlah saudara, alasan masuk pondok, dan sebagainya dan juga memperbanyak jumlah sampel. Selain itu agar melakukan uji validitas secara berulang agar didapatkan instrument yang benar-benar valid dan reliabel. 2. Bagi Subjek penelitian Melihat adanya hubungan antara harga diri dengan tingkat depresi pada remaja santri. Maka para remaj santri harus mempunyai harga diri yang positif, dengan cara berpikiran positif terhadap apa yang dirasakannya, dengan demikian akan mempunyai mood yang baik, sehingga tidak akan mengalami depresi. Bagi Pondok Pesantren

20 Sebaiknya Pondok pesantren memberikan pendampingan Psikologis bagi para santri. Pendampingan psikologis diharapkan dapat meningkatkan harga diri yang dimiliki oleh para santri, dengan demikian para santri bisa terhindar dari gangguan mood yang bisa menyebabkan timbulnya depresi.

21 Daftar Pustaka Atamimi,N Self Esteem dan Tingkat Kecemasan pada Wanita Bekerja di Yogyakarta. Laporan penelitian. Tidak Diterbitkan. Yogyakarta. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Azwar, S Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Baron. R. A. & Byrne. P Social Psychology Understanding Human Interaction. Boston. Hily an Baron Inc. Beck, A. T Depression, Causes and Treatment. Philadelpia: University of Pensylvania Press. Chaplin, J. P., 2002, Kamus Lengkap Psikologi, cetakan ke-6, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Coopersmith, S The Antecedent of Self Esteem. San Fransisco.W.H. Freman. Co Djaelani, A. Q Peran santri dan Ulama. Surabaya. Bina Ilmu. Holmes,D.1991, Abnormal Psychology, New York, Harpercal, Publisher,Inc. Hurlock, E. B Adolescent Development. Tokyo: Mc Grraw-hill Kogakusha, Ltd Rathus, dan Nevid Abnormal Psychology USA. Prentice, Hall.inc Retnowati, S Pola Pikir dan Aktivitas Positif yang Menyenangkan Dengan Depresi pada Mahasiswa. (lap. Penelitian, tidak diterbitkan) Yogyakarta. Fakultas psikologi. UGM. Steinberg, L. & Belsky, J Infancy, Chilhood & Adolescendt: Mc. Graw Hill. Inc.

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian menggunakan tekhnik korelasional. Penelitian ini bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian kali ini peneliti mempergunakan metode penelitian kuantitatif dengan memberikan skala dan angket kepada subjek yang ditentukan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu

BAB III METODE PENELITIAN. Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian merupakan strategi yang mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1 Variabel Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdahulu mengenai self-esteem dan kecenderungan kesepian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdahulu mengenai self-esteem dan kecenderungan kesepian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dari penemuan masalah yang telah terjadi di lapangan. Dari permasalahan tersebut peneliti mencoba mencari penelitianpenelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, yaitu merupakan upaya yang menggambarkan keseluruhan pemikiran atau program penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah 20 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang bermanfaat untuk meningkatakan mutu suatu hal yang menarik minat

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang bermanfaat untuk meningkatakan mutu suatu hal yang menarik minat BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Menurut Arikunto (2002:91) penelitian adalah suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah dukungan sosial orang tua, harga diri (self-esteem) sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah ibu muda yang baru saja menjalani proses persalinan dan memeriksakan diri di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda ( Turmudi, 2008).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk pendekatan penelitian kuantitatif yang menekankan pada analisis data numerikal yang diolah dengan metode statistika. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data penelitian berupa angka dan analisisnya menekankan pada data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada hakekatnya penelitian merupakan wadah untuk mencari kebenaran atau untuk memberikan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16). 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang menguraikan tentang variabel penelitian, definisi operasional, metodologi pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah merupakan suatu rangkain kegiatan ilmiah yaitu dalam rangka pemecahan suatu permalasahan. Hasil penelitian tidak perna dimaksudkan sebagai suatu pemecahan langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependet (terikat).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

Lebih terperinci

B. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam rangka mengumpulkan data penelitian, penulis mengambil tempat dan waktu penelitian sebagai berikut:

B. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam rangka mengumpulkan data penelitian, penulis mengambil tempat dan waktu penelitian sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Dimana penelitian kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subyek penelitian atau populasi ini adalah Mahasiswa Semester 8 yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum peneltian dilaksanakan adalah perlunya memahami orientasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan deskriptif korelasional. Penelitian dengan pendekatan kuatitatif menekankan

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu suatu penelitian yang datanya berupa angka atau data non angka

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang diberikan dan diisi oleh subyek yaitu usia, jenis kelamin, lama menjadi gamer, pekerjaan, dan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN DEPRESI POSTPARTUM DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI

NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN DEPRESI POSTPARTUM DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI 1 NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN DEPRESI POSTPARTUM DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI Oleh : DEWI LUCKY SETYOWATI ULY GUSNIARTI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN 100 BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi menyangkut normalitas dan linieritas. Uji asumsi ini dilakukan untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan pengumpulan data yang diawali dengan melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Metode yang digunakan adalah multikorelasional yakni menghubungkan dua variabel konsep diri dan kinerja,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugioyo, 2001), variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung: depresi pada remaja putri keluarga broken home.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang penuh dengan kekalutan emosi, instropeksi yang berlebihan, kisah yang besar, dan sensitivitas yang tinggi. Masa remaja adalah masa pemberontakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Lhoksukon dan rumah pasien rawat jalan Puskesmas Lhoksukon.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Lhoksukon dan rumah pasien rawat jalan Puskesmas Lhoksukon. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data untuk penelitian dilakukan pada tanggal 21 Januari 2012 sampai dengan tanggal 28 Januari 2012. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional study. Dalam arti kata luas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : Variabel Tergantung : Kematangan karir pada remaja Variabel Bebas : 1. Self-Esteem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaanperbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaanperbedaan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian komparasi. Menurut Dra. Aswani Sudjud (dalam Arikunto, 2006: 267) mengatakan jika penelitian komparasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan Disiplin lalu lintas. Peneliti mendeskripsikan skor Kontrol diri dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan Disiplin lalu lintas. Peneliti mendeskripsikan skor Kontrol diri dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi subjek. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor Kontrol diri dan Disiplin lalu lintas. Peneliti mendeskripsikan skor Kontrol diri dan Disiplin

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh: ARRIJAL RIAN WICAKSONO F 100 090 117 Kepada : FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode Bab III METODE A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi Operasional Penelitian, (D). Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Arikunto (2010) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji asumsi data hasil penelitian tersebut. Setelah dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas dan linieritas selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menurut Usman (1996:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karena analisisnya menggunakan data-data numerikal yang kemudian

BAB III METODE PENELITIAN. karena analisisnya menggunakan data-data numerikal yang kemudian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena analisisnya menggunakan data-data numerikal yang kemudian diolah dengan menggunakan

Lebih terperinci

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M.

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M. Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin Rini Suparti 16512413 Dr Aski Marissa, M.Psi, Psikolog BBAB I: Latar Belakang Didalam kehidupan pondok pesantren para

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. satu dari beberapa alternatif keputusan atau tindakan dimana tidak semua

BAB III METODOLOGI. satu dari beberapa alternatif keputusan atau tindakan dimana tidak semua BAB III METODOLOGI A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan penekanan analisisnya menggunakan metode statistika dimana menurut Broot dan Cox (dalam Muhid,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan pola pendekatan kuantitatif. Sebagaimana Arikunto (006, hal. 1) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah ertentu dengan maksud

BAB III METODE PENELITIAN. terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah ertentu dengan maksud BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang di gunakan Metode peneletian adalah cara dan prosedur yang sitematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah ertentu dengan maksud mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian pada hakkikatnya adalah suatu kegiatan untuk memperoleh kebenaran mengenai suatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah (Kasiram, 2010 : 4).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang diolah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari skala perilaku konsumtif dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dan Identifikasi Variabel Pendekatan penelitian ini menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis, atau biasa disebut pendekaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN.1. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode rancangan korelasional dengan teknik survei untuk melihat hubungan variabel terikat dengan variabel tergantungnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting namun kadar kepentingannya berbedabeda. Kadar kepentingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFENISI OPERASIONAL 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen (bebas) adalah Brand Image sedangkan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan locus of control dengan stres kerja karyawan CV. Duta Malang. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan locus of control dengan stres kerja karyawan CV. Duta Malang. Metode 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan locus of control dengan stres kerja karyawan CV. Duta Malang. Metode penelitian

Lebih terperinci