Keragaan Fenotipe Progeni Kedelai (Glycine max (L). Merrill) F4 Tahan Salin Berdasarkan Karakter Agronomis
|
|
- Leony Utami Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Keragaan Fenotipe Progeni Kedelai (Glycine max (L). Merrill) F4 Tahan Salin Berdasarkan Karakter Agronomis The Phenotypic Diversity of Progeny Soybean (Glycine max L. Merrill) F4 Resistant Salinity Based on Agronomic Characters Desi Rismayuli, Rosmayati *, Lollie Agustina P. Putri Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan *Corresponding author: ABSTRACT This research was purposed to know the phenotypic diversity of progeny soybean F4 generation that can grow and has a higher production on saline soil based on agronomic characters. This research was conducted in the plastic housing at Faculty of Agriculture, University of Sumatera Utara, Medan with altitude ±25 meters above sea level since February until June The analysis used in this research is a path analysis and independent sample t test. Parameters absorved were plant height, number of branches, above leaf area, middle leaf area, under leaf area, days of flowering, harvesting time, number of pods, number of filed pods, number of empty pods, production per plant, 100 seed weight, and weight per seed. The results showed the component of production that has a direct effect on seed production per plant in the saline condition is the number of pods and component that provide indirect effect is harvesting time. The plants are selected based on the production of seed weight per plant with the 20% selection intensity on 5 number of plants P2.16.7; P3.28.1; P3.54.6; P3.69.2; and P Keywords: path analysis, progeny, salinity, selection, soybean ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan fenotipe progeni kedelai generasi F4 yang dapat tumbuh dan berproduksi tinggi pada tanah salin berdasarkan karakter agronomis. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik lahan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ±25 meter di atas permukaan laut pada bulan Februari sampai Juni Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis sidik lintas dan uji t pada generasi F4. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah cabang, luas daun atas, luas daun tengah, luas daun bawah, umur berbunga, umur panen, jumlah polong, jumlah polong berisi, jumlah polong hampa, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, dan bobot per biji. Hasil menunjukkan bahwa komponen yang memberi pengaruh langsung positif terbesar terhadap produksi biji per tanaman pada kondisi salin adalah jumlah polong dan komponen yang memberikan pengaruh tidak langsung terbesar adalah umur panen. Tanaman yang terpilih berdasarkan produksi bobot per biji tanaman dengan intensitas seleksi 20% terdapat pada 5 nomor tanaman yaitu P2.16.7; P3.28.1; P3.54.6; P3.69.2; dan P Kata kunci: kedelai, progeni, salinitas, seleksi, sidik lintas 476
2 PENDAHULUAN Kedelai merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Komoditas ini kaya protein nabati yang diperlukan untuk meningkatkan gizi masyarakat, aman dikonsumsi, dan harganya murah. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan untuk bahan industri pangan seperti tahu, tempe, kecap, susu kedelai, tauco dan snack. Konsumsi kedelai per kapita meningkat dari 8,13 kg menjadi 8,97 kg (Suryana, 2005). Produksi kedelai tahun 2015 diperkirakan sebanyak 998,87 ribu ton biji kering atau meningkat sebanyak 43,87 ribu ton (4,59 persen) dibandingkan tahun Peningkatan produksi kedelai tersebut diperkirakan terjadi di Pulau Jawa sebanyak 1,31 ribu ton dan diluar Pulau Jawa sebanyak 42,56 ribu ton. Peningkatan produksi diperkirakan terjadi karena kenaikan luas panen seluas 24,67 ribu hektar (4,01 persen) dan peningkatan produktivitas sebanyak 0,09 kuintal/hektar (0,58 persen) (Badan Pusat Statistik, 2015). Pengembangan kedelai di dalam negeri diarahkan melalui strategi peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam. Peningkatan produktivitas dicapai dengan penerapan teknologi yang sesuai (spesifik) bagi agroekologi/wilayah setempat (Simatupang, et al., 2005). Di sisi lain masih banyak tanah di Indonesia belum dimanfaatkan akibat keterbatasan teknik budidaya. Tanah salin adalah salah satu lahan yang belum dimanfaatkan secara luas untuk kegiatan budidaya tanaman, hal ini disebabkan adanya efek toksik dan peningkatan tekanan osmotik akar yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan tanaman (Slinger dan Tenison, 2005). Sumber ketahanan terhadap salinitas pada kedelai sampai saat ini sangat terbatas sehingga perbaikan untuk karakter tersebut dilakukan melalui metode seleksi berbagai varietas kedelai di lapangan. Metode ini telah digunakan untuk meningkatkan sifat resistensi pada beberapa jenis tanaman, baik cekaman biotik maupun abiotik (Mariska, et al., 2004). Peningkatan produktivitas dapat dilakukan salah satunya dengan perakitan kultivar unggul baru. Perakitan suatu kultivar unggul baru dimulai dengan penyediaan populasi dasar sebagai populasi untuk seleksi berdasarkan berbagai karakter yang diinginkan, baik karakter-karakter hasil dan komponen hasil maupun karakter-karakter morfologis yang diduga berkolerasi dengan hasil. Pada tanaman kedelai, penyediaan populasi dasar ini dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan melakukan persilangan buatan pada varietasvarietas yang telah ada sebelumnya (Alia dan Wilia, 2010). Pathway analisis atau analisis sidik lintas merupakan kelanjutan dari analisis korelasi. Analisis ini merupakan analisis yang akan menjabarkan kepada kita hubungan sebab akibat antar dua karakter. Dengan analisis ini akan mengetahui seberapa besar pengaruh langsung dan tak langsung karakter komponen hasil terhadap karakter hasil. Nilai pengaruh langsung x1 terhadap y merupakan gambaran seberapa besar kontribusi karakter komponen hasil x1 terhadap nilai dari karakter hasil (Rohaeni, 2012). Pada penelitian selanjutnya yaitu Christian (2016) yang telah melakukan seleksi melaporkan bahwa seleksi pada generasi F3 ditanah salin dengan jumlah tanaman yang ditanam sebanyak 666 tanaman, namun tanaman yang mampu hidup dan mampu berproduksi hanya sebanyak 62 tanaman dan dengan bobot biji per tanaman (7,2 g). Penelitian ini menghasilkan 20 nomor tanaman terseleksi berdasarkan karakter produksi tinggi. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keragaan fenotipe berdasarkan 477
3 karakter agronomis untuk mendapatkan varietas baru kedelai yang memiliki sifatsifat unggul, diantaranya produksi tinggi, daya adaptasi luas terutama tahan salinitas. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Rumah Plastik di lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 25 m dpl yang dimulai pada bulan Februari sampai dengan Juni Adapun bahan tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kedelai F4 hasil seleksi sebelumnya dengan nomor tanaman P1.61, P2.16, P2.28, P2.43, P2.51, P2.54, P2.58, P2.74, P3.19, P3.28, P3.39, P3.51, P3.54, P3.63, P3.69, P3.71, P3.72, P3.74, P5.13 dan P5.34, tetua dengan nomor P6.6, P7.6, P8.3, P8.5, dan P8.8 sebanyak 238 biji sebagai objek pengamatan, dan bahan pendukung lainnya adalah urea, TSP, dan KCl sebagai pupuk dasar, insektisida untuk mengendalikan hama, air untuk menyiram tanaman, tanah salin dan tanah optimal sebagai media untuk benih kedelai, polibag 10 kg sebagai tempat atau wadah media tanam, plastik bening 15 kg sebagai pelapis polibag, pipa untuk saluran dalam penyiraman, dithane sebagai fungisida, label sebagai penanda pada polibag. Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah DHL meter atau electro conductivity untuk mengukur kadar garam pada tanah salin, cangkul untuk mempersiapkan lahan, meteran untuk mengukur lahan, pacak sampel, tali plastik, timbangan untuk menimbang pupuk dan tanah, gembor untuk menyiram tanaman, dan alat-alat lain yang mendukung penelitian ini. Penelitian ini menggunakan sidik lintas dan uji t sampel bebas pada generasi F4. Benih yang digunakan yaitu benih F4 hasil persilangan dari kedelai Varietas Anjasmoro dengan Varietas Grobogan yang tahan salin. Benih ditanam dalam barisan, dan jumlah tanaman seluruhnya sebanyak 238 tanaman dengan jumlah sampel sebanyak 238 tanaman. Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik lintas, perhitungan analisis regresi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh X (peubah amatan) terhadap Y (produksi) karakter yang diamati meliputi: Y: produksi biji per tanaman; TT: tinggi tanaman (cm); JC: jumlah cabang (cabang); UB : umur berbunga (hari); UP: umur panen (hari); JP : jumlah polong (polong); JPI: jumlah polong berisi (polong); JPH: jumlah polong hampa (polong); LDA: luas daun atas (cm 2 ); LDT: luas daun tengah (cm 2 ); dan LDB : Luas daun bawah (cm 2 ). Persamaan regresi berganda antar variable Y dengan variable Xi yaitu sebagai berikut: Gambar. Hubungan kausal diagram lintas antara peubah bebas dan peubah tak bebas untuk komponen hasil (Kutner, et al., 2004). Y = b0 + b1tt + b2jc + + bnldb Keterangan: Y : Produksi biji TT-LDB : Peubah bebas ke-i untuk i= 1, 2,, n b0, b1,, bn : koefisien regresi Pelaksanaan penelitian yang dilakukan seperti penanaman dengan 478
4 menggunakan 2 media tanam yaitu tanah salin dan optimal dengan melubangi tanah kemudian dimasukkan 1 benih per lubang tanam berdasarkan nomor urut tanaman kemudian ditutup dengan tanah. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman yang dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Penyiangan dilakukan setiap seminggu sekali atau sesuai dengan kondisi. Pemanenan dilakukan dengan cara dipetik satu persatu polong dengan menggunakan tangan. Adapun kriteria panen yaitu adalah ditandai dengan kulit polong sudah berwarna kuning kecoklatan sebanyak 95% dan daun sudah berguguran tetapi bukan karena adanya serangan hama dan penyakit. Peubah amatan yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang, luas daun atas, luas daun tengah, luas daun bawah, umur berbunga, umur panen, jumlah polong, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, produksi biji pertanaman, bobot 100 biji, dan bobot per biji. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakter Agronomis Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) F4 Jumlah populasi yang ditanam pada generasi F4 sebanyak 238 tanaman yang berasal dari seleksi generasi F3 yaitu berasal dari 25 nomor tanaman. Benih ditanam dengan 2 media tanam yaitu media salin dan media optimal. Pada media salin ditanam sebanyak 201 tanaman, yang mampu hidup dan berproduksi hanya 11 tanaman atau 5,47%, sedangkan pada media optimal ditanam sebanyak 37 tanaman dan yang mampu hidup serta berproduksi sebanyak 9 tanaman atau 24,32%. Pada hasil rataan karakter agronomis dengan data pengamatan yaitu tinggi tanaman (cm), jumlah cabang (cabang), luas daun atas (cm 2 ), luas daun tengah (cm 2 ), luas daun bawah (cm 2 ), umur berbunga (hari), umur panen (hari), jumlah polong (polong),jumlah polong isi (polong), jumlah polong hampa (polong), produksi biji per tanaman (gram), bobot 100 biji (gram), dan bobot per biji (gram) dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil rataan karakter agronomis generasi F4 Karakter Salin Media Optimal Tinggi tanaman (cm) 56,32 52,22 Jumlah cabang (cabang) 3,64 3,44 Luas daun atas (cm 2 ) 21,56 33,33 Luas daun tengah (cm 2 ) 21,3 26,98 Luas daun bawah (cm 2 ) 9,87 17,46 Umur berbunga (hari) 32,73 37,67 Umur panen (hari) 85,82 97 Jumlah polong (polong) 44,55 82,78 Jumlah polong berisi (polong) 40,82 77,22 Jumlah polong hampa (polong) 3,73 5,56 Bobot biji per tanaman (gram) 8,77 20,11 Bobot 100 biji (gram) 9,61 12,55 Bobot per biji (gram) 0,10 0,13 479
5 Tabel 1. dapat menunjukkan bahwa tanaman kedelai pada tanah salin dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik walaupun dibandingkan dengan tanah optimal yang hasilnya jauh lebih baik. Karakter di tanah salin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman menjadi lebih baik dibandingkan dengan tanah optimal yaitu pada rataan jumlah cabang di tanah salin sebesar 3,64 cabang dibandingkan dengan di tanah optimal sebesar 3,44 cabang; umur berbunga ditanah salin sebesar 32,73 hari dibandingkan di tanah optimal 37,67 hari; dan umur panen di tanah salin sebesar 85,82 hari dibandingkan dengan di tanah optimal sebesar 97 hari. Pada Tabel 1. dapat dilihat bahwa tanaman kedelai di tanah salin memiliki karakter jumlah cabang yang lebih banyak dibandingkan di tanah optimal, umur berbunga dan umur panen yang lebih cepat dibandingkan di tanah optimal, serta rataan luas daun dimana daun pada tanaman di tanah salin berukuran lebih kecil dan sempit dibandingkan di tanah optimal. Luas daun di tanah salin dengan sampel atas (21,56 cm 2 ), tengah (21,3 cm 2 ), dan bawah (9,87 cm 2 ) sedangkan pada tanaman di tanah optimal total luas daun dengan sampel daun atas (33,33 cm 2 ), tengah (26,98 cm 2 ), dan bawah (17,46 cm 2 ). Hal tersebut mengakibatkan produksi tanaman juga akan semakin menurun karena ukuran daun terhambat oleh cekaman salinitas sehingga berkurangnya tekanan turgor. Kecil atau sempitnya daun dapat berakibat berkurangnya fotosintesis maupun produktivitas. Hal ini sesuai dengan literatur Salisbury dan Ross (1995) yang menyatakan bahwa ukuran daun yang lebih kecil sangat penting untuk mempertahankan turgor, sedangkan lignifikasi akar diperlukan untuk penyesuaian osmose yang sangat penting untuk untuk memelihara turgor yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan fungsi metabolisme yang normal. Batas Seleksi Kedelai dan Hasil Sidik Lintas (Glycine max (L.) Merrill) F4 Berdasarkan data hasil seleksi kedelai generasi F4 pada tanah salin yang dapat ditanam lanjut pada generasi berikutnya yaitu generasi F5 berdasarkan karakter bobot per biji dengan satuan gram dapat dilihat pada Tabel 2. dibawah ini: Tabel 2. Hasil seleksi kedelai F4 ditanah salin berdasarkan karakter bobot per biji Nomor tanaman Bobot per biji (gram) P ,07 P ,09 P ,08 P ,11 P ,08 P ,07 P ,11 P ,12 P ,11 P ,13 P ,08 Hasil batas seleksi minimum : 0,11 480
6 Tabel 2. menunjukkan bahwa hasil batas seleksi kedelai F4 terendah dari karakter bobot per biji pada tanaman kedelai di tanah salin sebesar 0,11 dengan nomor tanaman P2.16.7; P3.28.1; P sedangkan tertinggi sebesar 0,13 dengan nomor tanaman P Hal ini menunjukkan bahwa tanaman di tanah salin mengalami cekaman atau perubahan agronomis sehingga menghasilkan penurunan jumlah polong dan bobot biji. Hal ini sesuai dengan literatur Phang, et. al (2008) yang menyatakan bahwa sifat-sifat agronomi kedelai sangat dipengaruhi oleh salinitas yang tinggi, diantaranya: pengurangan tinggi tanaman, ukuran daun, biomassa, jumlah ruas, jumlah cabang, jumlah polong, bobot tanaman dan bobot 100 biji; penurunan kualitas biji; penurunan kandungan protein biji; menurunkan kandungan minyak pada biji kedelai; nodulasi kedelai; mengurangi efisiensi fiksasi nitrogen; dan menurunkan jumlah dan bobot bintil akar. Sedangkan pada hasil sidik lintas di tanah salin generasi F4 dapat dilihat pada Tabel 3. Yang menunjukkan bahwa hasil analisis yang memberi pengaruh langsung positif terhadap produksi biji per tanaman (gram) adalah jumlah cabang (cabang) sebesar 0,08; umur berbunga (hari) sebesar 0,38; jumlah polong (polong) sebesar 2,30; jumlah polong hampa (polong) sebesar 0,08; luas daun atas (cm 2 ) sebesar 0,38; dan luas daun tengah (cm 2 ) sebesar 0,26. Pengaruh tertinggi terdapat pada jumlah polong (polong) sebesar 2,30 nilai ini dipengaruhi oleh pengaruh tidak langsung terbesar umur panen (hari) sebesar 2,29. Hasil pada Tabel 3. menunjukkan bahwa analisis lintas pada tanaman kedelai di tanah salin dan tanah optimal dengan variabel jumlah polong memiliki pengaruh positif terhadap produksi biji per tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah polong maka produksi biji per tanaman pada masing-masing populasi akan meningkat. Pada kondisi salinitas terjadi penghambatan pembentukan polong oleh sebab itu jumlah polong menurun dan produksi biji per tanaman menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sipayung (2003) yang menyatakan tanaman yang mengalami stress garam umumnya tidak menunjukkan respon dalam bentuk kerusakan langsung tapi pertumbuhan yang tertekan dan perubahan secara perlahan. Gejala pertumbuhan tanaman pada tanah dengan tingkat salinitas yang cukup tinggi adalah pertumbuhan yang tidak normal seperti daun mengering dibagian ujung dan gejala khlorosis. Gejala ini timbul karena konsentrasi garam terlarut yang tinggi menyebabkan menurunnya potensial larutan tanah sehingga tanaman kekurangan air. Tabel 3. Hasil sidik lintas di tanah salin generasi F4 Pengaruh Pengaruh Tidak Langsung Melalui Variabel Langsung Bebas TT JC UB UP JP JPI JPH LDA LDT LDB (Y) TT -0,42-0,26-0,07-0,35-0,34-0,13 0,10-0,29-0,28-0,10 JC 0,08 0,05-0,02 0,06 0,06 0,01-0,02 0,04 0,02 0,02 UB 0,38 0,06-0,11-0,03-0,04 0,01 0,07 0,02 0,09 0,04 UP -1,22-1,01-0,92 0,11-1,21-0,24 0,35-0,76-0,33-0,28 JP 2,30 1,86 1,73-0,22 2,29 0,20-0,66 1,41 0,58 0,63 JPI -0,20-0,06-0,03-0,01-0,04-0,02 0,01-0,04-0,05 0,06 JPH 0,08-0,02-0,03 0,01-0,02-0,02-0,01-0,02-0,03-0,03 LDA 0,38 0,26 0,19 0,02 0,24 0,23 0,08-0,10 0,12 0,25 LDT 0,26 0,17 0,05 0,06 0,07 0,07 0,06-0,10 0,08 0,09 LDB -0,45-0,11-0,12-0,05-0,11-0,12 0,15 0,17-0,30-0,16 *Keterangan: TT= Tinggi tanaman (cm), JC= Jumlah Cabang (cabang), LDA= Luas daun Atas (cm 2 ), LDT= Luas daun Bawah (cm 2 ), LDB= Luas daun bawah (cm 2 ), UB= Umur berbunga (hari), UP= Umur panen (hari), JP= Jumlah polong (polong), JPI= Jumlah polong isi (polong), JPH= Jumlah polong hampa (polong). 481
7 Uji t Karakter Agronomis Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) F4 Hasil uji t pada rataan karakter agronomis kedelai F4 di tanah salin dan tanah optimal menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sangat nyata terhadap karakter umur berbunga (hari), umur panen (hari), jumlah polong (polong), jumlah polong isi (polong), bobot biji per tanaman (gram), bobot 100 biji (gram), bobot per biji (gram) dan berbeda nyata terhadap luas daun atas (cm 2 ). Akan tetapi tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman (cm), jumlah cabang (cabang), luas daun tengah (cm 2 ), luas daun bawah (cm 2 ), dan jumlah polong hampa (polong) dan dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan bahwa rataan karakter agronomis yang berbeda sangat nyata terdapat pada karakter umur berbunga, umur panen, jumlah polong, jumlah polong isi, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji dan bobot per biji. Pada rataan karakter umur berbunga pada tanah salin berbeda sangat nyata dengan Tabel 4. Uji t rataan karakter agronomis tanah optimal. Rataan umur berbunga pada tanah salin lebih cepat dibandingkan dengan tanah optimal. Pada tanah salin rataan umur berbunga sebesar 32,73 hari dengan umur berbunga tercepat yaitu 31 hari dan umur berbunga terlama yaitu 35 hari. Sedangkan pada tanah optimal rataan umur berbunga sebesar 37,67 hari dengan umur berbunga tercepat yaitu 37 hari dan umur berbunga terlama yaitu 39 hari. Hal ini dikarenakan pada tanaman kondisi tanah salin mengalami cekaman yang mengakibatkan tanaman memperpendek siklus hidupnya dengan mempercepat umur berbunga dan umur panen. Sebagian tanaman yang melakukan adaptasi tersebut mampu bertahan hidup hingga panen. Phang et al., (2009) menyatakan bahwa mayoritas tanaman budidaya rentan dan tidak dapat bertahan pada kondisi salinitas tinggi, atau sekalipun dapat bertahan tetapi dengan hasil panen yang berkurang. Karakter Rataan Salin Optimal Signifikan Tinggi tanaman (cm) 56,32 52,22 0,44tn Jumlah cabang (cabang) 3,64 3,44 0,68tn Luas daun atas(cm 2 ) 21,56 33,33 0,04* Luas daun tengah (cm 2 ) 21,30 26,98 0,12tn Luas daun bawah (cm 2 ) 9,87 17,46 0,20tn Umur berbunga (hari) 32,73 37,67 0,00** Umur panen (hari) 85,82 97,00 0,00** Jumlah polong (polong) 44,55 82,78 0,00** Jumlah polong isi (polong) 40,82 77,22 0,00** Jumlah polong hampa (polong) 3,73 5,56 0,14tn Bobot biji per tanaman (gram) 8,77 20,11 0,00** Bobot 100 bji (gram) 9,61 12,55 0,00** Bobot per biji (gram) 0,10 0,13 0,00** SIMPULAN Hasil analisis lintas pada tanah salin yang memberikan pengaruh langsung yang terbesar terhadap produksi biji per tanaman adalah komponen jumlah polong sebesar 2,30 dan komponen yang memberikan pengaruh tidak langsung terbesar yaitu umur panen sebesar 2,28. Dan nomor tanaman 482
8 yang terpilih pada tanah salin yaitu P2.16.7; P3.28.1; P3.54.6; P3.69.2; dan P UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini merupakan bagian dari hibah fundamental atas nama Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktur Jenderal Penguat Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi atas dukungan pendanaan pada hibah fundamental dengan nomor kontrak 017/SP2H/LH/DRPM/11/2016. DAFTAR PUSTAKA Alia, Y dan W. Wilia Persilangan empat varietas kedelai dalam rangka penyediaan populasi awal untuk seleksi. J. Penelitian Universitas Jambi Seri Sains 13 (1): Badan Pusat Statistik Produksi padi, jagung dan kedelai. No. 62/07/ Th. XVIII, 1 Juli Christian, B Seleksi Galur Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Generasi F3 Pada Tanah Salin Dengan Metode Pedigree. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Mariska, I., E. Sjamsudin, D. Soepandie, S. Hutami, A. Husni, M. Kosmiatin, A. Vivi Peningkatan ketahanan tanaman kedelai terhadap aluminium melalui kultur in vitro. Jurnal Litbang 23 (2) : Phang, T.H., G. Shao and H.M. Lam Salt tolerance in soybean. Journal of Integrative Plant Biology 50 (10) : Rohaeni, W. R Panduan tahapan sidik lintas dengan menggunakan minitab dan excel. BPTP Jawa Barat. (Diakses pada tanggal 2 November 2016). Salisbury, F.B. dan C.W. Ross Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3. Penerbit ITB. Bandung. Simatupang, P., Marwoto, dan D.K.S. Swastika Pengembangan kedelai dan kebijakan penelitian di indonesia. Lokakarya Pengembangan Kedelai di Lahan Suboptimal. BALITKABI Malang. Slinger, D. and Tenison, K Salinity glove box guide - nsw murray and murrumbidgee catchments. An initiative of the Southern Salt Action Team. NSW Department of Primary Industries. Sipayung, R Stress garam dan mekanisme toleransi tanaman. download/fp/bdp.rosita2.pdf. Diakses pada tanggal 25 Juni Suryana, A Prospek dan pengembangan agribisnis kedelai. Balai Penelitian Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. 483
SELEKSI GALUR KEDELAI (Glycine max(l.) Merill ) GENERASI F3 PADA TANAH SALIN DENGAN METODE PEDIGREE SKRIPSI. Oleh: BILLY CHRISTIAN /
1 SELEKSI GALUR KEDELAI (Glycine max(l.) Merill ) GENERASI F3 PADA TANAH SALIN DENGAN METODE PEDIGREE SKRIPSI Oleh: BILLY CHRISTIAN / 110301063 AGROEKOTEKNOLOGI PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
Lebih terperinciSELEKSI DUA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) PADA TANAH SALIN
SELEKSI DUA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) PADA TANAH SALIN SKRIPSI Oleh: RICHA SILVIA 070307013 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kedelai dan berbagai bentuk makanan ringan (Damardjati dkk, 2005). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam (Katalog BPS,
PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas pangan penghasil protein nabati yang sangat penting, baik karena gizinya, aman dikonsumsi, maupun harganya yang relatif murah dibandingkan dengan
Lebih terperinciJurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4.No.4, Desember 2016 (629);
Vol..No., Desember 1 (9); 3-37 Sebaran Normal Karakter Pertumbuhan dan Produksi Hasil Persilangan Kedelai (Glycine max L. Merril) Varietas Anjasmoro Dengan Genotipa Kedelai Tahan Salin pada F Distribution
Lebih terperinciKERAGAAN FENOTIPE BERDASARKAN KARAKTER AGRONOMI PADA GENERASI F 2 BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril.) S K R I P S I OLEH :
KERAGAAN FENOTIPE BERDASARKAN KARAKTER AGRONOMI PADA GENERASI F 2 BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril.) S K R I P S I OLEH : DINI RIZKITA PULUNGAN 110301079 / PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI
Lebih terperinciNARWIYAN AET PEMULIAAN TANAMAN
SEBARAN NORMAL KARAKTER-KARAKTER PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HASIL PERSILANGAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril) VARIETAS ANJASMORO DENGAN GENOTIPA KEDELAI TAHAN SALIN PADA F2 SKRIPSI OLEH : NARWIYAN
Lebih terperinciDisetujui Oleh: Komisi Pembimbing NIP NIP Mengetahui : Ketua Program Studi Agroekoteknologi
Judul : Seleksi Individu M3 Berdasarkan Karakter Umur Genjah dan Produksi Tinggi Pada Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill) Nama : Yoke Blandina Larasati Sihombing NIM : 100301045 Program Studi : Agroekoteknologi
Lebih terperinciStrain Selection of Soybean ( Glycine max (L)Merril) of F4 Generation on Saline Soil Zulfi Agus Leonard Sitepu, Rosmayati *, Isman Nuriadi
Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No. 337-6597 Vol., No.4 : 187-195, September 014 Seleksi Galur Kedelai (Glycine Max (L.) Merril) Generasi F4 Pada Tanah Salin Strain Selection of Soybean ( Glycine
Lebih terperinciKERAGAMAN MORFOLOGI DAN GENOTIF TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M2 SKRIPSI OLEH :
KERAGAMAN MORFOLOGI DAN GENOTIF TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M2 SKRIPSI OLEH : Irfan Mustaqim 100301149/AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
Lebih terperinciSELEKSI GALUR KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) GENERASI F3 PADA TANAH SALIN. *Corresponding author :
637. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 SELEKSI GALUR KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) GENERASI F3 PADA TANAH SALIN Siti Aminah 1 *, Rosmayati 2, Luthfi A.M. Siregar
Lebih terperinciPersilangan Genotipe-Genotipe Kedelai (Glycine max L. Merrill.) Hasil Seleksi pada Tanah Salin dengan Tetua Betina Varietas Grobogan
Genotipe-Genotipe Kedelai (Glycine max L. Merrill.) Hasil Seleksi pada Tanah Salin dengan Tetua Betina Varietas Grobogan Crossing of Genotypes Soybean (Glycine max L. Merrill.) Selections Result on the
Lebih terperinciJurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (606) :
Keragaan Fenotipe Berdasarkan Karakter Agronomi Pada Generasi F 2 Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L. Merril.) The Phenotypic Diversity Based on Agronomic Character of Soybean Varieties in the F
Lebih terperinciPENGARUH KADAR GARAM NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI KEDUA (M 2 ) HASIL RADIASI SINAR GAMMA
PENGARUH KADAR GARAM NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI KEDUA (M 2 ) HASIL RADIASI SINAR GAMMA HERAWATY SAMOSIR 060307005 DEPARTEMEN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan tempe, tahu, kecap, dan susu kedelai. Tanaman yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung yang merupakan sumber protein utama bagi masyarakat. Pemanfaatan
Lebih terperinciPERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA
PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA (Role The Number of Seeds/Pod to Yield Potential of F6 Phenotype Soybean
Lebih terperinci*Corresponding author : ABSTRACT
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) YANG DIBERI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR (FMA) PADA TANAH SALIN Teguh Hakiki Nasution 1*, Rosmayati 2, Yusuf Husni 2 1 Alumnus Program Studi
Lebih terperinciRespons Pertumbuhan Beberapa Varietas Sorgum (Sorghum bicolor L.) Pada Tanah Salin Dengan Pemberian Giberelin
Respons Pertumbuhan Beberapa Sorgum (Sorghum bicolor L.) Pada Tanah Salin Dengan Pemberian Growth response of some varieties of sorghum on saline soil by applying giberelin Zulfah Siregar, Mbue Kata Bangun*,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan
13 diinduksi toleransi stres dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif karena berbagai tekanan (Sadak dan Mona, 2014). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciPersilangan Genotipe-Genotipe Kedelai (Glycine max L. Merrill.) Hasil Seleksi pada Tanah Salin dengan Tetua Betina Varietas Anjasmoro
Persilangan Genotipe-Genotipe Kedelai (Glycine max L. Merrill.) Hasil Seleksi pada Tanah Salin dengan Tetua Betina Varietas Anjasmoro Crossing of Genotypes Soybean (Glycine max L. Merrill.) Selections
Lebih terperinciEVALUASI KERAGAMAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 4 MELALUI SELEKSI CEKAMAN KEMASAMAN SKRIPSI OLEH :
EVALUASI KERAGAMAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 4 MELALUI SELEKSI CEKAMAN KEMASAMAN SKRIPSI OLEH : HENDRI SIAHAAN / 060307013 BDP PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI
Lebih terperinciTANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :
TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH : NELSON SIMANJUNTAK 080301079 / BDP-AGRONOMI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
Lebih terperinciKARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) TOLERAN ALUMINIUM SKRIPSI OLEH : SITI KURNIA /PEMULIAAN TANAMAN
KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) TOLERAN ALUMINIUM SKRIPSI OLEH : SITI KURNIA 090301007/PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH : MUTIA RAHMAH AET-PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SELEKSI INDIVIDU TERPILIH PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine maxl.merrill) GENERASI M 5 BERDASARKAN KARAKTER PRODUKSI TINGGI DAN TOLERAN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG Athelia rolfsii(curzi) SKRIPSI OLEH : MUTIA
Lebih terperinciRESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK
864. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA
Lebih terperinciPENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah
PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine soya/ Glycine max L.) berasal dari Asia Tenggara dan telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah ditanam di negara tersebut dan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat
Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dilahan Pertanian, Fakultas Pertanian, Medan, dengan ketinggian tempat 25 meter di atas permukaan laut, yang di mulai
Lebih terperinciEVALUASI TOLERANSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI M3 HASIL RADIASI SINAR GAMMA TERHADAP SALINITAS
590. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 EVALUASI TOLERANSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI M3 HASIL RADIASI SINAR GAMMA TERHADAP SALINITAS Rapi
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Ridwan et al.: Pengaruh Dosis Pupuk Majemuk NPK dan Pupuk Pelengkap 1 Vol. 5, No. 1: 1 6, Januari 2017 PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan masyarakat. Kedelai biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe, tahu, kecap,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari Penanaman
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari 2013. Penanaman dilakukan di Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung. Pengamatan
Lebih terperinciSeleksi Individu Berdasarkan Karakter Umur Genjah dan Produksi Tinggi Persilangan Kedelai (Glycine Max L. Merr.) pada Generasi F 3
Seleksi Individu Berdasarkan Karakter Umur Genjah dan Produksi Tinggi Persilangan Kedelai (Glycine Max L. Merr.) pada Generasi F 3 Individual Selection Based on the Character of Time Early Ripening and
Lebih terperinciRespons Dua Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merrill.) pada Pemberian Pupuk Hayati dan NPK Majemuk
Respons Dua Kedelai (Glycine max (L.) Merrill.) pada Pemberian Pupuk Hayati dan NPK Majemuk Response of Two Soybean (Glycine max (L.) Merrill.) Varieties on the Biofertilizer and NPK Compound Fertilizer
Lebih terperinciJurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (578) :
Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Terhadap Pemberian dan Pupuk P Respons in growth and production of soybean (Glycine max (L.) Merrill) to application of municipal waste
Lebih terperinciEVALUASI KARAKTER TANAMAN KEDELAI HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 2
EVALUASI KARAKTER TANAMAN KEDELAI HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 2 HENRY ARDIANSYAH SIPAHUTAR 060307024 DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. mempunyai nilai gizi cukup tinggi (Simatupang et al., 2005). Di antara jenis
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas pangan utama ketiga setelah padi dan jagung. Komoditas kedelai saat ini tidak hanya diposisikan sebagai bahan pangan dan bahan baku
Lebih terperinciPertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat
Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Kandang Sapi Dan Fosfat Growth and Production of Peanuts (Arachis hypogaea L.) with Cow Manure and Phosphate Fertilizer Application
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merill.), merupakan salah satu sumber protein penting di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman kedelai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L]. Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L]. Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan dengan kandungan protein nabati yang tinggi dan harga yang relatif murah. Kedelai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan bergizi tinggi sebagai sumber protein nabati dengan harga terjangkau. Di Indonesia, kedelai banyak
Lebih terperinciAgrivet (2015) 19: 30-35
Agrivet (2015) 19: 30-35 Keragaan Sifat Agronomi dan Hasil Lima Kedelai Generasi F3 Hasil Persilangan The agronomic performance and yield of F3 generation of five crosses soybean genotypes Lagiman 1),
Lebih terperinciRespons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Pemberian Paclobutrazol Dan Pupuk Kalium
Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Pemberian Paclobutrazol Dan Pupuk Kalium The Growth Yield and Response of Peanuts on Paclobutrazol Concentration and KCl Dose
Lebih terperinciUJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN Haris Kriswantoro 1,*, Nely Murniati 1, Munif Ghulamahdi 2 dan Karlin Agustina 3 1 Prodi Agroteknologi Fak. Pertanian
Lebih terperinciTanggap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Dosis Pupuk Kalium dan Frekwensi Pembumbunan
Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Dosis Pupuk Kalium dan Frekwensi Pembumbunan The Growth Response And Yield Of Peanuts (Arachis hypogaea L.) On Dose Of Kcl Fertilizer
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki nilai gizi yang sangat tinggi terutama proteinnya (35-38%) hampir mendekati protein
Lebih terperinciEVALUASI KARAKTER BERBAGAI VARIETAS KEDELAI BIJI HITAM (Glycine max (L.) Merr.) AZRISYAH FUTRA
EVALUASI KARAKTER BERBAGAI VARIETAS KEDELAI BIJI HITAM (Glycine max (L.) Merr.) AZRISYAH FUTRA 060307012 DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 EVALUASI
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pengamatan setelah panen dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciPengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari
Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari The Effect of Peanut (Arachis hypogaea L.) and Corn (Zea mays
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas penting dalam
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas penting dalam hal penyediaan pangan, pakan dan bahan-bahan industri, sehingga telah menjadi
Lebih terperinciRespons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma
Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Response of growth and result sorghum in spacing and weeding time Wika Simanjutak, Edison Purba*, T Irmansyah
Lebih terperinciEVALUASI KARAKTER FENOTIP, GENOTIP DAN HERITABILITAS KETURUNAN KEDUA DARI HASIL SELFING BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.)
EVALUASI KARAKTER FENOTIP, GENOTIP DAN HERITABILITAS KETURUNAN KEDUA DARI HASIL SELFING BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) SKRIPSI Oleh: SERI WATI SEMBIRING 050307003 / BDP-PEMULIAAN TANAMAN DEPARTEMEN
Lebih terperinciINTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Dewi Rumbaina Mustikawati dan Nina Mulyanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung ABSTRAK Badan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di lahan kering daerah Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian
Lebih terperinci142. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No
142. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No. 2337-6597 RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN MIKORIZA DAN PENGGUNAAN UKURAN BIJI PADA TANAH SALIN Andriany
Lebih terperinciKAJIAN PENANAMAN KEDELAI DI BAWAH KELAPA SAWIT UMUR EMPAT TAHUN DI PTPN III KEBUN RAMBUTAN
KAJIAN PENANAMAN KEDELAI DI BAWAH KELAPA SAWIT UMUR EMPAT TAHUN DI PTPN III KEBUN RAMBUTAN Study of soybean under oilpalm age four years old at PTPN III Kebun Rambutan Surya Wardhana *, Lisa Mawarni, Asil
Lebih terperinciPercobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda
Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.
Lebih terperinciNerty Soverda dan Yulia Alia Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jalan Raya Mendalo Darat.
SISTEM PERTANAMAN TUMPANGSARI ANTARA BEBERAPA GENOTIP KEDELAI(Glycine max (L) Merill) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays var.saccharatasturt) YANG DITANAM SECARA MULTI ROWS Nerty Soverda dan Yulia Alia Jurusan
Lebih terperinciPUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )
Agrium, April 2014 Volume 18 No 3 PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. ) Suryawaty Hamzah Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Lebih terperinciKARAKTER MORFOLOGIS, PRODUKSI, DAN KANDUNGAN LEMAK KEDELAI (Glycine Max L.Merrill) HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M6 SKRIPSI OLEH :
KARAKTER MORFOLOGIS, PRODUKSI, DAN KANDUNGAN LEMAK KEDELAI (Glycine Max L.Merrill) HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M SKRIPSI OLEH : SEPRIANTO SITOMPUL 070307029 / PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI
Lebih terperinciRESPON KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP KONSENTRASI GARAM NaCl SECARA IN VITRO
RESPON KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP KONSENTRASI GARAM NaCl SECARA IN VITRO S K R I P S I OLEH : JUMARIHOT ST OPS 040307037 BDP-PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan terpenting ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Kedelai juga merupakan tanaman sebagai
Lebih terperinciSELEKSI MASSA KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 4
SELEKSI MASSA KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 4 SKRIPSI OLEH : SYAMSIR S. E. D. SAMOSIR 060307011 / PEMULIAAN TANAMAN Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Lebih terperinciSELEKSI PROGENI F1 HASIL PERSILANGAN TETUA BETINA IRR 111 DENGAN BEBERAPA TETUA JANTAN TAHUN PADA TANAMAN KARET
SELEKSI PROGENI F1 HASIL PERSILANGAN TETUA BETINA IRR 111 DENGAN BEBERAPA TETUA JANTAN TAHUN 2006-2008 PADA TANAMAN KARET (Hevea brassiliensis Muell. Arg.) SKRIPSI OLEH : SULVIZAR MUSRANDA / 100301155
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
1 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dari bulan Oktober 2011-Januari 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan
Lebih terperinciKERAGAMAN GENETIK, HERITABILITAS, DAN RESPON SELEKSI SEPULUH GENOTIPE KEDELAI DI KABUPATEN TULUNGAGUNG
KERAGAMAN GENETIK, HERITABILITAS, DAN RESPON SELEKSI SEPULUH GENOTIPE KEDELAI DI KABUPATEN TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh Dheska Pratikasari NIM 091510501136 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan
11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2012 di Dusun Bandungsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Analisis tanah dilakukan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh Anjani (2013) pada musim tanam pertama yang ditanami tanaman tomat,
Lebih terperinciRESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI PAKHCOY (Brassica rapa. L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KASCING SKRIPSI OLEH:
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI PAKHCOY (Brassica rapa. L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KASCING SKRIPSI OLEH: BERLIAN LIMBONG 070307037 BDP PEMULIAAN TANAMAN Hasil Penelitian Sebagai Salah Satu
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil
I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil protein dan lemak nabati yang cukup penting untuk memenuhi nutrisi tubuh manusia. Bagi industri
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014.
1 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Oktober 013 sampai dengan Januari 014. Penanaman dilaksanakan di laboratorium lapang terpadu Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.
21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) PADA TANAH SALIN
UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) PADA TANAH SALIN SKRIPSI Oleh: SATRIYA SANDI K 070307027/BDP PEMULIAAN TANAMAN DEPARTEMEN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciEVALUASI KARAKTERISTIK BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) HASIL MUTASI KOLKISIN PADA KONDISI NAUNGAN
EVALUASI KARAKTERISTIK BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) HASIL MUTASI KOLKISIN PADA KONDISI NAUNGAN DWI YULIANA SARAGIH 070307017 DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciGrowth Response and Production of Soybean (Glycine max (L. Merril) on application of Rice Husk Biochar and P Fertilizer
Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max (L. Merril) Terhadap Pemberian Padi Dan Pupuk P Growth Response and Production of Soybean (Glycine max (L. Merril) on application of Rice Husk Biochar
Lebih terperinciUJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH:
UJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH: Dinda Marizka 060307029/BDP-Pemuliaan Tanaman PROGRAM STUDI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun,
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 974.512 ton. Namun, pada tahun 2010 produksi kedelai nasional mengalami penurunan menjadi 907.031
Lebih terperinciLaboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.
25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Pelaksanaan percobaan berlangsung di Kebun Percobaan dan Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa
Lebih terperinciPengembangan Kedelai Di Kawasan Hutan Sebagai Sumber Benih
AgroinovasI Pengembangan Kedelai Di Kawasan Hutan Sebagai Sumber Benih Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija
Lebih terperinciRESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI(Glycine max.l Merill) KANDANG AYAM SKRIPSI
RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI(Glycine max.l Merill) TERHADAP PEMBERIAN ABU VULKANIK SINABUNG DAN PUPUK KANDANG AYAM SKRIPSI OLEH: DANIEL MARKO NANULAITTA/ 100301214 AGROEKOTEKNOLOGI
Lebih terperinci227. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No
227. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No. 2337-6597 PENGARUH RADIASI SIMAR GAMMA TERHADAPTANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) PADA KONDISI SALIN Nitry Dewi Sari Daeli 1*,
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl SKRIPSI OLEH: DEWI MARSELA/ 070301040 BDP-AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi yang baik semakin meningkat, baik kecukupan protein hewani
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 50 Jurnal Agrotek Tropika 1(1):50-54, 2013 Vol. 1, No. 1: 50 54, Januari 2013 PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG
Lebih terperinciTHE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)
PENGARUH PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) PADA SISTEM OLAH TANAH THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine
Lebih terperinciHASIL. memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al.
2 memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al. Analisis Root re-growth (RRG) Pengukuran Root Regrowth (RRG) dilakukan dengan cara mengukur panjang akar pada saat akhir perlakuan cekaman Al dan pada saat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah gandum dan padi. Di Indonesia sendiri, jagung dijadikan sebagai sumber karbohidrat kedua
Lebih terperinciSTUDI DAYA HASIL GALUR F4 KEDELAI (Glycine max L.) HASIL PERSILANGAN VARIETAS GROBOGAN DENGAN ANJAMORO, UB, AP DAN ARGOPURO
STUDI DAYA HASIL GALUR F4 KEDELAI (Glycine max L.) HASIL PERSILANGAN VARIETAS GROBOGAN DENGAN ANJAMORO, UB, AP DAN ARGOPURO STUDY OF YIELD CAPABILITY ON SOYBEAN (Glycine max L.) F4 LINES CROSSING BETWEEN
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciPENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)
PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) EFFECT OF DENSITY AND PLANTING DEPTH ON THE GROWTH AND RESULTS GREEN BEAN (Vigna radiata L.) Arif Sutono
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein nabati yang penting mengingat kualitas asam aminonya yang tinggi, seimbang dan
Lebih terperinciBAHAN METODE PENELITIAN
BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. protein nabati (Rahmat dan Yuyun, 1996). Menurut Badan Pusat Statistik (2015),
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai berperan penting di beberapa negara di dunia sebagai sumber protein nabati (Rahmat dan Yuyun, 1996). Menurut Badan Pusat Statistik (2015), produksi kedelai rata-rata
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013- Januari 2014 di Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung dan Laboratorium Rekayasa Sumber
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung dan kaya protein nabati yang diperlukan untuk meningkatkan gizi masyarakat, aman dikonsumsi, serta
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun
III. METODE PELAKSAAA 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun percobaan Rambatan, Tanah Datar pada ketinggian 525 m dari permukaan laut. Percobaan dilaksanakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai tetap dipandang penting oleh Pemerintah dan telah dimasukkan dalam program pangan nasional, karena komoditas ini mengandung protein nabati yang tinggi 38%, lemak
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil
PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil protein nabati yang sangat penting, baik karena kandungan gizinya, aman dikonsumsi, maupun harganya yang
Lebih terperinci