INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK DITINJAU DARI THEORY PLANNED BEHAVIOR PADA WAJIB PAJAK BERPROFESI ENTREPRENEUR SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK DITINJAU DARI THEORY PLANNED BEHAVIOR PADA WAJIB PAJAK BERPROFESI ENTREPRENEUR SKRIPSI"

Transkripsi

1 INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK DITINJAU DARI THEORY PLANNED BEHAVIOR PADA WAJIB PAJAK BERPROFESI ENTREPRENEUR SKRIPSI Oleh : Muhammad Ridhani Muslim FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015

2 INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK DITINJAU DARI THEORY PLANNED BEHAVIOR PADA WAJIB PAJAK BERPROFESI ENTREPRENEUR SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Oleh : Muhammad Ridhani Muslim FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015

3 SKRIPSI Dipersiapkan dan disusun oleh : Muhammad Ridhani Muslim Nim : Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal, 19 Januari 2016 Dinyatakan memenuhi syarat sebagai kelengkapan memperoleh gelar sarjana (S1) Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang SUSUNAN DEWAN PENGUJI : Ketua/Pembimbing I, Sekretaris/Pembimbing II Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si Tri Muji Ingarianti S.Psi, M.Psi Anggota I Anggota II Muhammad Shohib S.Psi, M.Si Adhyatman Prabowo, S.Psi, M.Psi Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Dra. Tri Dayakisni, M.Si. i

4 SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Muhammad Ridhani Muslim NIM : Fakultas / Jurusan : Psikologi / Psikologi Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Menyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah yang berjudul : Intensi Kepatuhan Membayar Pajak Ditinjau Dari Theory Planned Behavior Pada Wajib Pajak Berprofesi Entrepreneur 1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya. 2. Hasil tulisan karya ilmiah/ skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak Bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Mengetahui Ketua Program Studi, Malang, 25 Januari 2016 Yang Menyatakan, Yuni Nurhamida, S.Psi. M.Si. Muhammad Ridhani Muslim ii

5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Intensi Kepatuhan Membayar Pajak Ditinjau Dari Theory Planned Behavior Pada Wajib Pajak Berprofesi Entrepreneur, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dan motivasi dari berbagai pihak yang turut mendukung tersusunnya skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua penulis Abdul Rasyid dan Mardasiah yang telah memberikan dukungan dalam segala aspek mulai awal perkuliahan sampai teselesaikannya skripsi ini. 2. Dra.Tri Dayakisni, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Ibu Yuni Nurhamida S.Psi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberi arahan dan bimbingan pada penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Tri Muji Ingarianti, M.Psi selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberi arahan dan bimbingan pada penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Diana Savitri Hidayati, M.Psi selaku dosen wali yang telah mendukung sejak awal perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini. 6. Para Bapak dan Ibu pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan banyak ilmu pada penulis selama ini. 7. Saudara-saudari penulis, Kak Noor Hasniah Jamil, Ading Khatimatul Husna, Ading Muhammad Ridho, yang menjadi motivasi penulis, dan memberikan doa kepada penulis. 8. Praditri Sagacici Anja Santoso yang telah memberikan dukungan semangat, motivasi, dan doa serta dukungan aspek lainya untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi. 9. Keluarga tercinta, Mama Aluh Hamdah, Julak Hilal, Acil Mujai, dan Paman Kani, yang memberikan dukungan doa dan materi selama perkuliahan. 10. Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A 2012 terlebih untuk Indra Setiaka, Bhimo Surya Putra, Dyah Ayu Candra, dan Taufiq Eko Purwantoro yang selalu memberikan semangat, keceriaan, rasa kekeluargaan dan doa untuk penulis. Semoga cepat menyusul menyelesaikan skripsinya. 11. Teman-teman Lab. Infokom UMM yang membantu doa, dukungan pengalaman, dan bantuan-bantuan lain dalam mengerjakan skripsi 12. Teman-teman KM2 Malang dan Asrama Murakata Gagah Malang yang memberikan keceriaan, kebersamaan, semangat dan doa untuk kelancaran skripsi penulis. 13. Kantor Pajak Pratama Malang Utara, yang telah membantu bekerjasama, dan para karyawan serta wajib pajak yang membantu pelaksanaan turun lapang. iii

6 14. Semua pihak yang telibat membantu, mendoakan dan memberi dukungan terhadap penulis, yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran sebagai perbaikan dalam skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya bagi para pembaca. Malang, 2 Januari 2016 Penulis Muhammad Ridhani Muslim iv

7 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i SURAT PERNYATAAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii ABSTRAK... 1 PENDAHULUAN... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 6 Sikap... 6 Norma Subjektif... 6 Perceived Behavioral Control... 6 Intensi Kepatuhan... 7 Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behavior)... 8 Pajak (Tax)... 9 Entrepreneur Wajib Pajak... 9 Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavioral Control dan Intensi Kepatuhan Membayar Pajak.. 10 Hipotesa METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Subjek Penelitian Variabel dan Instrumen Penelitian Prosedur dan Analisa Data Penelitian HASIL PENELITIAN DISKUSI SIMPULAN DAN IMPLIKASI REFERENSI v

8 DAFTAR TABEL Tabel 1. Penyampaian SPT Tahunan KPP Pratama Malang Utara... 2 Tabel 2. Rancangan Penelitian Tabel 3. Kategorisasi Tingkat Pada Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control Tabel 4 : Hasil Analisis Uji Pengaruh Antara TPB dengan Intensi Kepatuhan (Regresi Linier Berganda) Tabel 5 : Hasil Analisis Koefisien Pengaruh Antara, Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control Terhadap Intensi Kepatuhan vi

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Skala Dan Blue Print Skala Lampiran 2 Hasil Try Out, Uji Validitas Dan Reliablititas Lampiran 3 Output Analisa Data Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Lampiran 5 Data Kasar Penelitian Lampiran 6 Flowchart Idea vii

10 INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK DITINJAU DARI THEORY PLANNED BEHAVIOR PADA WAJIB PAJAK BERPROFESI ENTREPRENEUR Muhammad Ridhani Muslim Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang Pajak memiliki peranan penting dalam pembangunan negara, dimana pembiayaan pembangunan sebagian bersumber dari pendapatan pajak, namun masih banyak masyarakat pada berbagai profesi yang kurang peduli dengan perilaku patuh membayar pajak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi intensi kepatuhan membayar pajak dengan dengan menggunakan TPB. Desain yang digunakan kuantitatif prediktif dengan menggunakan skala sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku dengan skala intensi kepatuhan membayar pajak. Jumlah subjek sebanyak 261 entreprenuer wajib pajak yang berada di wilayah KPP Malang Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TPB dapat digunakan untuk memprediksi intensi kepatuhan membayar pajak. Ditunjukan dengan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara sikap, norma subjektif, perceived behavioral control dengan intensi kepatuhan membayar pajak. Prosentase pengaruh ditunjukan dengan nilai R 0,509 dan R Square sebesar (25,9%), dengan besar kontribusi dari sikap adalah β atau 13,4%, norma subjektif sebesar β atau 5,5%, sedangkan nilai perceived behavioral control memiliki kontribusi sebesar 0,348 β atau 20%. Kata kunci : Theory Of Planned Behavior, Intensi Kepatuhan Membayar Pajak Taxes have an important role in the development of the country, where the majority of development financing comes from tax revenue, but there are still many people on various profession who have less concerned of taxes paymen) behavior. The purpose of this study was to identify the intentions of compliance to pay taxes by using the TPB. This study used predictive quantitative design by using attitude, subjective norm, perceived behavioral control scale with scale adherence intention to pay taxes. The number of subjects consists of 261 entreprenuer taxpayers who residing at the KPP North of Malang. The results of this study showed that the TPB can be used to predict the intentions of compliance to pay taxes. Showed that there is a positive influence and significant correlation between attitude, subjective norm, perceived behavioral control and the intention compliance of paying taxes. Percentage corellation showed with the value of R 0,509 and R Square of (25.9%), with a large contribution of attitude is 0188 β or 13.4%, subjective norm of β 0149, or 5.5%, while the value of behavioral control have contributed 0,348 β or 20%. Keywords : Theory Of Planned Behavior, Intentions Of Compliance To Pay Taxes 1

11 2 Pajak bagi suatu masyarakat, memegang peranan penting. Pembiayaan, penyelenggaraan dan pembangunan negara sebagian besar bersumber dari pajak. Karena peranannya yang sangat sentral dalam negara, tentunya masyarakat dari berbagai profesi, mestinya paham tentang pentingnya pajak serta mengerti bagaimana melaksanakan hak dan kewajibannya terkait dengan pajak. Sejak diterapkannya sistem self assesment dalam perpajakan di Indonesia, kunci pokoknya adalah kesadaran dan kepatuhan wajib pajak. Pada sistem self assesment Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, melaporkan, dan membayar sendiri kewajiban pajaknya (Ilyas, 2003). Pelaksanaan sistem self assesment harus didukung tingkat pemahaman dan kesadaran wajib pajak. Sayangnya di Indonesia, tingkat kesadaran dan kepatuhan tentang pajak ini sangat rendah (Wahyudi, 2007 dalam Dianawati, 2008). Padahal dalam Undang-undang No. 28 Tahun 2007 menyatakan bahwa setiap wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas di Indonesia wajib membayar pajak (Ernawati & Syamsiah, 2013). Berikut adalah data penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara : Tabel 1. Penyampaian SPT Tahunan KPP Pratama Malang Utara Tahun Jumlah Wajib Pajak (Wajib SPT) Tepat Waktu Menyampaikan SPT Terlambat Menyampaikan SPT Tidak Menyampaikan SPT Jumlah % Jumlah % Jumlah % , , , , , , , , , , , ,6 Sumber: KPP Pratama Malang Utara. Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa masih terdapat Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) yang terlambat dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT). Jumlah WPOP yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dari tahun ke tahun juga cenderung meningkat. Banyaknya jumlah WPOP yang terlambat dan tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) sangat mengkhawatirkan karena dengan tidak menyampaikan SPT menandakan bahwa WPOP tersebut tidak memenuhi kewajibannya untuk menghitung dan membayar pajak terutangnya. Dari data tersebut maka sangat menarik bagi peneliti melahui penelitian ini untuk melihat intensi kepatuhan untuk membayar pajak pada wajib pajak yang ada di wilayah KPP Malang Utara pada tahun 2015 ini. Kesadaran tentang pajak haruslah dimiliki oleh setiap warga negara yang telah memiliki penghasilan diatas PTKP, baik orang pribadi, maupun badan sebuah perusahaan, demi mewujudkan pembanguan yang berkemajuan bagi negara. Penelitian oleh Handayani, dkk (2012), meneliti tentang perilaku pajak pada wajib pajak yang memiliki pekerjaan bebas atau wajib pajak orang pribadi. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan dan tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum secara simultan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak pada Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Penelitian tersebut juga mejelaskan bahwa

12 3 pekerjaan bebas yang dimaksud salah satunya adalah pekerjaan bebas yang dilakukan di luar tenaga ahli seperti artis, seniman, atlet, penulis, peneliti, penceramah, dan profesional lainnya yang bekerja secara independent, bukan sebagai karyawan. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, yaitu pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yang tidak terkait oleh suatu hubungan kerja (UU KUP, 2007). Hal ini menyebabkan adanya kemungkinan Wajib Pajak yang melakukan pekerjaan bebas akan menghindari kewajiban untuk membayar pajak atau bisa disebut tidak patuh terhadap pajak (Vebrina, 2012). Dijelaskan juga oleh Feld dan Frey (2007) bahwa perilaku kepatuhan membayar pajak didorong oleh kontrak psikologis mengenai pajak, antara wajib pajak dengan otoritas pajak. Seorang pekerja bebas yang tidak terikat hubungan langsung dengan otoritas pajak, hanya memiliki kontrak atau hubungan psikologis, dalam hal kepatuhan pajak, seperti kemauan dan kesadaran untuk patuh terhadap pajak, sehingga berpeluang besar untuk seorang yang melakukan pekerjaan bebas untuk tidak patuh terhadap pajak. Entrepreneur yang memiliki pengasilan diatas PTKP merupakan salah satu bagian dari profesional lainnya yang tidak terikat yang disebut sebagai pekerja bebas, namun sudah memiliki kewajiban untuk patuh terhadap peraturan mengenai perpajakan. Sehingga Entrepreneur merupakan salah satu bagian dari wajib pajak yang memiliki pekerjaan bebas yang memilki peluang untuk tidak patuh terhadap pajak. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melihat kecendrungan patuh membayar pajak pada profesi tersebut. Perilaku patuh dalam aspek kehidupan sangatlah erat kaitannya dengan peningkatan kualitas diri seseorang, kepatuhan menjadi cerminan kemampuan seseorang berbaur dalam lingkungan sosial. Salah satu kepatuhan yang saat ini menjadi penting untuk dikaji adalah mengenai kepatuhan pajak, Kepatuhan pajak akan berperan penting untuk pembangunan kehidupan bernegara (Diana Sari, 2013). Kepatuhan pajak telah berkembang menjadi topik penelitian utama dalam psikologi ekonomi. Kepatuhan diukur, dari norma-norma sosial yang berlaku dan pemikiran orang yang ada dalam pikiran seseorang ketika memenuhi pernyataan pajak tahunan mereka (Kirchler, 2007 dalam Nicolae, 2011). Penjelasan teoritis yang paling sering digunakan tentang fenomena yang paling umum diamati adalah kita patuh karena pengaruh-pengaruh informasional atau normatif. Informasional adalah dimana individu melihat orang lain sebagai sumber informasi untuk menentukan perilaku mereka, yang dapat mendorong penerimaan pribadi di mana terdapat keyakinan sungguh-sungguh bahwa orang lain benar. Sedangkan normatif adalah sikap dan perilaku dituntun oleh kebutuhan untuk disukai atau diterima oleh orang lain atau lingkungan atau agar tidak terlihat bodoh. Menunjukan kesesuaian di depan umum, namun sudut pandang tidak selalu diterima secara pribadi. (Deutsch & Gerard, 1955 dalam Mercer & Clayton, 2012). Kepatuhan pertama kali dipublikasikan Milgram pada tahun 1963, salah satu dari beberapa eksperimen psikologi terkenal pada abad 20. Kepatuhan muncul bukan karena adanya keinginan dari pelaksana perintah untuk menyesuaikan diri, tetapi lebih karena didasarkan akan kebutuhan untuk menjadi apa yang lingkungan harapkan atau reaksi yang timbul untuk merespon tuntutan lingkungan sosial yang ada. (Milgram, 1963 dalam Myers, 2012). Penelitian ini akan mengkaji fenomena kepatuhan wajib pajak dengan profesi entrepreneur dalam membayar pajak penghasilan dengan mengaplikasikan salah satu teori yang juga

13 4 banyak digunakan oleh beberapa peneliti terdahulu untuk mengukur kepatuhan melalui intensi yaitu Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) yang dikemukakan oleh Icek Ajzen yang memiliki tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control. Ketiga variable tersebut sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control yang mempengaruhi niat atau intensi berperilaku seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. (Khilmi, 2009). Sebelum terjadinya suatu perilaku, ada hal yang menjadi prediktor utama dalam menentukan perilaku, yaitu intensi. Intensi adalah niat seseorang untuk melakukan perilaku tertentu (Dayakisni & Hudaniah, 2012). Intensi merefleksikan kesediaan individu untuk mencoba melakukan suatu perilaku tertentu. Dalam referensi lainnya, Ajzen mengemukakan bahwa intensi memiliki korelasi yang tinggi dengan perilaku, oleh karena itu dapat digunakan untuk meramalkan perilaku (Ajzen, 2005 dalam Khilmi 2009). Dalam berbagai penelitian, pada umumnya para peneliti hanya menggunakan TPB sebagai landasan teori, sebagai kerangka kerja dan atau verifikasi teori tersebut dalam setting yang berbeda dan di tempat yang berbeda pula, untuk kemudian menyatakan bahwa teori tersebut benar adanya. Misalnya seperti yang dilakukan oleh Kolvereid (1996), Chiou (1998), Okun & Sloane (2002), Martin & Kulinna (2004), Marrone (2005), Godin dkk. (1992), Higgins & Marcum (2005), Billary & Philipov (2005), Tang & Wong (2005) dan Kouthouris & Spontis (2005) dalam (Zakarija, 2010). Penelitian-penelitian tersebut juga menggunakan TPB untuk memprediksi intensi perilaku tertentu sebagaimana yang dilakukan oleh penggagasnya. (Zakarija, 2010). Adanya berbagai penelitian yang menggunakan Theory of Planned Behavior sebagai dasar teori, menunjukkan betapa fleksibelnya teori tersebut untuk digunakan dalam berbagai bidang kajian. Artinya, meskipun awalnya teori tersebut dicetuskan untuk memprediksi perilakuperilaku sosial, dalam kajian psikologi sosial, ternyata bisa diaplikasikan secara luas (Zakarija, 2010). Perilaku tertentu yang dimaksud berupa tindakan patuh untuk membayar pajak penghasilan yang menjadi kewajiban seorang wajib pajak yang berprofesi sebagai entrepreneur. Mustikasari (2007) melakukan penelitian tentang kepatuhan wajib pajak. Teori yang digunakan sama seperti dengan para pendahulu yaitu Theory of Planned Behaviour dengan variabel independen sikap, norma subjektif, dan kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh terhadap niat tax professional untuk berperilaku tidak patuh. Hasil dari penelitian adalah faktor-faktor tersebut secara signifikan dapat mempengaruhi niat untuk berperilaku serta perilaku responden itu sendiri. Theory of Planned Behavior menerangkan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku. Sedangkan muncul niat berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu: (a) behavioral beliefs, yaitu keyakinan individu akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut, (b) normatif beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut, dan (c) kontrol beliefs, yaitu keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan menghambat perilakunya tersebut (Ajzen, 2006). Dari penjelasan tersebut menjelaskan hal yang serupa dengan tujuan peneliti untuk mengetahui hubungan antara sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control dengan intensi kepatuhan membayar pajak pada wajib pajak yang berprofesi sebagai entrepreneur.

14 5 Penelitian lain yang dilakukan di luar negeri mengenai sikap terhadap pajak dengan kepatuhan membayar pajak yang dilakukan oleh Lumumba, Migwi dan Ombara (2010) di Kenya Afrika, menunjukan bahwa sikap wajib pajak tehadap pajak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak. Sebagian dari mereka menganggap peraturan pemerintah mengenai pajak bersifat tidak adil, undang-undang tentang perpajakan, pengawasan petugas pajak, persepsi dan sikap mereka tentang denda pajak, serta pertimbangan mereka terkait keuntungan bisnis dalam pajak juga mempengaruhi keputusan mereka dalam membayar pajak. Penelitian ini menjadi gambaran bahwa sikap terhadap pajak tersebut memiliki hubungan dengan tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, maka dari hal ini peneliti juga tertarik untuk melihat sikap wajib pajak yang berprofesi sebagai entrepreneur tentang pajak itu sendiri dan melakukan analisa terhadap kaitannya dengan intensi kepatuhan untuk membayar pajaknya tersebut. Selain penelitian di atas, untuk menjelaskan kaitan antara variabel yang akan diteliti oleh peneliti maka peneliti melihat beberapa penelitian lain yang dilakukan sebelumnya berkaitan dengan hubungan yang terjadi antara sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control terhadap intensi kepatuhan, seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh Khilmi (2009) menjelasakan bahwa sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control, memiliki pengaruh terhdap kepatuh membayar tagihan telepon rumah. Membayar tagihan telepon rumah dengan membayar pajak memiliki karakteristik yang sama sehingga penelitian ini menarik untuk melihat hubungan antra variable-variabel tersebut terhadap intensi kepatuhan pajak. Kemudian Agustina (2010) juga melakukan penelitian pada perilaku wajib pajak, hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa sikap, norma subjektif dan moral memiliki pengaruh simultan yang signifikan terhadap perilaku pajak wajib pajak di KPP Pratama Serpong. Perilaku pajak tersebut terkait dengan kepatuhan pajak wajib pajak untuk menyerahkan, membayar dan melakukan pelaporan SPT pada petugas pajak. Dari penelitian yang dilakukan di KPP Pratama Serpong tersebut selain menjelaskan kaitan yang sama antara hasil penelitian dengan variabel yang akan diteliti juga membuat peneliti tertarik untuk melalukan penelitian yang sama terkait perilaku pajak, namun peneliti menyesuaikan dengan kondisi data kepatuhan yang dijelaskan diawal tadi, dimana penelitian ini akan dilaksanakan di KPP Pratama Malang Utara, untuk melihat perilaku intensi kepatuhan pajak dari sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control wajib pajak yang berprofesi sebagai entrepreneur. Berdasarkan pembahasan diatas maka munculah rumusan masalah yang ingin diteliti yaitu apakah intensi kepatuhan membayar pajak dapat diketahui dengan theory of planned behavior dimana sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control memiliki hubungan positif dengan intensi kepatuhan membayar pajak penghasilan pada entrepreneur wajib pajak, yang kemudian dapat dijadikan pengetahuan bagi penulis serta pembaca dan dapat dijadikan acuan dan sumber infomasi bagi pembaca, maupun Kantor Pelayanan Pajak untuk meningkatkan sosialisasi yang lebih baik tentang pajak pada profesi yang membutuhkan pengetahuan lebih tentang kepatuhan membayar pajak karena menurut Wahyudi (2007) dalam Daniawati (2008) terdapat dua aspek perpajakan yang perlu disosialisasikan. Pertama, aspek kesadaran dan pemahaman tentang pajak. Aspek inilah sebenarnya yang harus diarahkan kepada masyarakat luas, baik itu wajib pajak atau bukan dalam beragam macam profesi. Dalam penelitian Devos (2012) tentang hubungan pemberian nasehat yang giat oleh profesional pajak kepada orang pribadi di Australia juga menunjukan adanya hubungan yang signifikan yang menyatakan bahwa perlu dilakukan sosialisasi yang lebih giat untuk meningkatkan kepatuan membayar pajak. Kemudian melalui beberapa hal tersebut mampu meningkatkan kepatuhan semua warga negara dalam membayar pajak.

15 6 Sikap Secara spesifik, dalam planned behavior theory, sikap terhadap suatu perilaku didefinisikan sebagai derajat penilaian positif atau negatif terhadap suatu perilaku. Sikap ditentukan oleh belief mengenai konsekuensi positif dan atau negatif dari melakukan suatu perilaku (behavioral beliefs) dengan nilai subjektif terhadap setiap konsekuensi berperilaku tersebut (outcome evaluation). Secara umum, semakin individu memiliki penilaian bahwa suatu perilaku akan menghasilkan konsekuensi positif maka individu akan cenderung bersikap favorable terhadap perilaku tersebut, sebaliknya semakin individu memiliki penilaian bahwa suatu perilaku akan menghasilkan konsekuensi negatif maka individu akan cenderung bersikap unfavorable terhadap perilaku tersebut (Ajzen, 2006). Oleh karena dalam penelitian ini objek perilaku adalah kepatuhan wajib pajak entrepreneur untuk membayar pajak penghasilan, maka faktor pertama yang mempengaruhi intensi perilaku adalah sikap terhadap kepatuhan membayar pajak. Sikap ini dipengaruhi oleh keyakinan konsekuensi apa yang terjadi pada perilaku patuh, seberapa besar keyakinan akan kemungkinan hasil yang diperoleh jika ia menampilkan perilaku patuh. Norma Subjektif Norma subjektif didefinisikan sebagai persepsi individu tentang tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. Subjective norm ditentukan oleh belief individu tentang kesetujuan dan atau ketidaksetujuan rujukan seseorang maupun kelompok yang penting bagi individu terhadap suatu perilaku (normative beliefs), dengan motivasi untuk mematuhi rujukan tersebut (motivation to comply). Secara umum, semakin individu mempersepsikan bahwa rujukan sosialnya merekomendasikan untuk melakukan suatu perilaku maka individu akan cenderung merasakan tekanan sosial untuk melakukan perilaku tersebut (Ajzen, 2006). Norma subjektif mengacu pada harapan-harapan yang dipersepsi oleh wajib pajak berkaitan dengan kepatuhan pelanggan untuk membayar pajak penghasilan, yang berasal dari orang atau kelompok yang dipandang berpengaruh dan mempengaruhi perilaku kepatuhan seperti suami atau istri, keluarga, teman atau petugas pajak. Norma subjektif wajib pajak memuat dua aspek pokok. Aspek pertama adalah seberapa besar keyakinan akan harapan-harapan normatif dari orang lain, bahwa orang atau kelompok yang dianggap penting akan mendukung atau tidak mendukung yang bersangkutan untuk patuh membayar pajak. Aspek kedua adalah seberapa besar motivasi untuk mematuhi harapan-harapan orang atau kelompok lain yang dianggap penting tersebut. Perceived Behavioral Control Perceived behavioral control didefinisikan sebagai persepsi mengenai kemudahan atau kesulitan untuk melakukan suatu perilaku. Perceived behavioral kontrol ditentukan oleh belief mengenai faktor pendukung dan atau penghambat untuk melakukan suatu perilaku (kontrol beliefs), dengan kekuatan perasaan akan setiap faktor pendukung ataupun penghambat tersebut (perceived power kontrol). Secara umum, semakin individu merasakan banyak faktor pendukung dan sedikit faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka individu akan cenderung mempersepsikan diri mudah untuk melakukan perilaku tersebut. (Ajzen, 2006).

16 7 Perceived behavioral control memuat dua aspek pokok. Aspek pertama adalah seberapa besar keyakinan akan faktor-faktor yang mungkin memudahkan atau mempersulit untuk menampilkan perilaku kepatuhan membayar pajak. Aspek kedua adalah seberapa kuatnya faktor-faktor yang dipersepsi oleh wajib pajak yang mungkin mempermudah atau mempersulitnya untuk menampilkan perilaku kepatuhan. Intensi Kepatuhan Intensi adalah niat seseorang untuk melakukan perilaku tertentu (Dayakisni & Hudaniah, 2012). Intensi dapat direduksi oleh keyakinan (belief) dan keinginan (desire) karena gagasan rasional untuk melakukan sesuatu tindakan dapat dinyatakan dalam keinginan dan keyakinan. Reduksi intensi ke keyakinan dan keinginan berarti bahwa seseorang yang berniat untuk melakukan sesuatu jika dan hanya jika ia memiliki keiginan untuk melakukannya, dan berkeyakinan bahwa ia akan melakukannya. Intensi merefleksikan kesediaan individu untuk mencoba melakukan suatu perilaku tertentu (Ajzen, 2006 dalam Khilmi 2009). Intensi dalam penelitian ini adalah intensi kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak penghasilan. Sedangkan yang dimaksud dengan kepatuhan menurut David O. Sears, yang menerangkan bahwa kepatuhan adalah menampilkan perilaku tertentu karena adanya tuntutan, meskipun mereka lebih suka tidak menampilkannya. Menurut Robert A. Baron & Donn Byrne, adalah bentuk pengaruh sosial di mana satu orang memerintahkan seseorang atau lebih untuk melakukan sesuatu, dan mereka merekapun melakukannya. Penjelasan teoritis yang paling sering digunakan tentang fenomena yang paling umum diamati adalah kita patuh karena pengaruh-pengaruh informasional atau normatif. Informasional adalah dimana individu melihat orang lain sebagai sumber informasi untuk menentukan perilaku mereka, yang dapat mendorong penerimaan pribadi di mana terdapat keyakinan sungguh-sungguh bahwa orang lain benar. Sedangkan normatif adalah sikap dan perilaku dituntun oleh kebutuhan untuk disukai atau diterima oleh orang lain atau lingkungan atau agar tidak terlihat bodoh. Menunjukan kesesuaian di depan umum, namun sudut pandang tidak selalu diterima secara pribadi. (Deutsch & Gerard, 1955, dalam Mercer & Clayton, 2012) Menurut Ajzen (2005) dalam Khilmi (2009) intensi merupakan anteseden dari sebuah perilaku yang nampak. Intensi dapat meramalkan secara akurat berbagai kecenderungan perilaku. Dalam hal ini intensi dianggap mampu menjadi anteseden yang perdiktif untuk perilaku patuh seseorang, yaitu perilaku membayar pajak. Untuk memberikan pengukuran pada variabel yang terkait dengan intensi, maka pengukuran dapat dilakukan dengan memperhatikan aspek yang ada pada intensi. Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) dalam Saragih dan Ginting (2015) menjelaskan intensi memiliki empat aspek, yaitu: 1. Perilaku (behavior), yaitu perilaku spesifik yang nantinya akan diwujudkan. Dalam hal ini maka perilaku spesifik yang dikaitkan dalam pengukuran intensi adalah perilaku patuh untuk membayar pajak penghasilan, perilaku yang dilakukan secara spesifik oleh wajib pajak tersebut, apakah memutuskan untuk melakukan perilaku tersebut atau tidak, atau melakukannya dengan sendiri atau bantuan orang lain, atau melakukan pembayaran sendiri dengan memperhatikan secara detail bentuk pembayaran yang akan dilakukan.

17 8 2. Sasaran (target), yaitu objek yang menjadi sasaran perilaku. Objek yang menjadi sasaran dari perilaku spesifik dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu orang tertentu/objek tertentu (particular object), sekelompok orang/sekelompok objek (a class of object), dan orang atau objek pada umumnya (any object). Dalam hal membayar pajak sasaran yang dimaksud yaitu membayar pajak penghasilan tersebut, dengan menyiapkan segala kebutuhkan untuk melakukan perilaku tersebut, seperti perhitungan pajak dan uang. 3. Situasi (situation), yaitu situasi yang mendukung untuk dilakukannya suatu perilaku (bagaimana dan dimana perilaku itu akan diwujudkan). Dalam hal ini konteks situasi yang simaksud adalah keadaan yang seperti apa yang akan dijadikan wajib pajak untuk melakukan perilaku patuh dalam membayar pajak, apakah keadaan yang memang mengharuskan membayar pajak, dukungan pihak lain, atau keadaan yang memang dipilih oleh wajib pajak, misalnya membayar pada saat pengasilan kecil, dan lain sebagainya. 4. Waktu (time), yaitu waktu terjadinya perilaku yang meliputi waktu tertentu, dalam satu periode atau jangka waktu yang tidak terbatas. Waktu yang dimaksud dalam hal ini adalah keputusan wajib pajak untuk melakukan pembayaran pajak pada waktuwaktu tertentu dalam satu periode atau jangka waktu yang tidak terbatas. Pengukuran intensi yang dapat memprediksi perilaku adalah dengan memasukkan keempat aspek intensi yaitu perilaku, target, situasi, dan waktu. Keempat aspek intensi pada penjelasan sebelumnya tadi dapat dijadikan sebagai indkator dalam pengukuran intensi kepatuhan membayar pajak seseorang khususnya entrepreneur wajib pajak. Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behavior) Theory of Planned Behavior (TPB) adalah teori yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen yang pada awalnya adalah teori rasional. TPB adalah teori yang digunakan untuk mengukur behavioral intention sebagai predictor behavior yang menggambarkan hubungan antara keyakinan (beliefs), Sikap (Attitudes), perilaku (behavior) dan perceived behavior control. Perceived behavior control merupakan keyakinan seseorang tentang sejauhmana taraf kesulitan atau kemudahan dalam mewujudkan perilaku tertentu. Perceived behavior control dapat mempengaruhi perilaku secara langsung, tanpa bergantung pada sikap dan norma subjektif (Dayakisni & Hudaniah, 2012). Sikap terhadap perilaku sebagai faktor personal, dipengaruhi oleh keyakinan individual akan akibat jika melakukan perilaku tersebut (behavioral beliefs) dan dipertimbangkan berdasarkan sejumlah penilaian individu akan hasil yang diperolehnya jika melakukan perilaku tersebut (outcome evaluation). Norma subjektif sebagai faktor sosial dipengaruhi oleh sejumlah persepsi atau keyakinan individu akan harapan sosial atau pihak lain agar ia melakukan perilaku tersebut (normative beliefs) dan dipertimbangkan berdasarkan motivasi individu yang bersangkutan untuk mematuhi harapan-harapan yang dirasakannya dari pihak lain (motivation to comply). Dari model perilaku terencana di atas, secara singkat dapat dikemukakan bahwa perilaku manusia diarahkan oleh tiga jenis pertimbangan yakni; (a) keyakinan akan kemungkinan hasil dari perilaku dan penilaian akan hasil-hasil tersebut (behavior belief), (b) keyakinan akan harapan normatif akan pihak lain dan motivasi untuk mematuhi harapanharapan tersebut (normative belief), dan (c) keyakinan akan tersedianya faktor-faktor yang mungkin memudahkan atau menghalangi terlaksananya perilaku dan kekuatan yang dipersepsi akan faktor-faktor tersebut (kontrol beliefs). Selanjutnya, keyakinan akan

18 9 berperilaku (behavioral beliefs) menghasilkan suatu sikap terhadap perilaku tersebut yang favorable atau unfavorable keyakinan normatif akan berdampak dalam tekanan sosial yang dipersepsi yang dikenal dengan norma subjektif dan keyakinan kontrol akan menghasilkan perceived behavioral control yang dipersepsi. Sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol yang dipersepsi mengarah kepada pembentukan niat berperilaku (behavioral intention). Akhirnya, adanya perceived behavioral control aktual tertentu yang memadai, seseorang diharapkan untuk melaksanakan niat untuk melakukan perilaku tertentu ketika kesempatan tersebut muncul (Ajzen, 1985 Dalam Khilmi, 2009) Penelitian ini mengaplikasikan model TPB untuk memahami intensi berperilaku pada perilaku kepatuhan wajib pajak entrepreneur membayar pajak penghasilan berdasarkan model TPB. secara konseptual, intensi tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu sikap individu, norma subjektif, perceived behavioral control. Pajak (Tax) Menurut R.R.A. Seligman dalam Kusuma (2013) pajak merupakan suatu pungutan yang bersifat paksaan dari orang kepada pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang bertalian dengan masyarakat umum tanpa dapat ditunjukan adanya keuntungankeuntungan khusus sebagai imbalannya. Berdasarkan Pasal 4, Undang-Undang perpajakan Nomor 38 Tahun 2008, yang menjadi objek pajak penghasilan adalah setiap tambahan atau kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia, ataupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. (Purnawan, 2001) Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) merupakan subjek pajak yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia yang melakukan pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan perpajakan. (Purnawan, 2001) Entrepreneur Wajib Pajak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Entrepreneur didefinisikan sebagai orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya. Entreprenuer merupakan pekerja bebas yang tidak terikat dengan hubungan kerja dan entrepreneur merupakan orang pribadi yang memiliki penghasilan otoritas penuh pada pekerjaannya, kemudian yang dimaksud wajib pajak orang pribadi dalam peraturan pajak penghasilan adalah mereka yang menjadi subjek pajak atau telah memiliki penghasilan diatas PTKP atau memilki NPWP yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia yang melakukan pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan perpajakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Entrepreneur wajib pajak adalah pengusaha atau pekerja bebas yang memiliki otoritas penuh terhadap pekerjaannya yang memiliki pengasilan diatas Pengahsilan Kena Tidak Pajak (PTKP) atau memilki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

19 10 Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavioral Control dan Intensi Kepatuhan Membayar Pajak Pembiayaan penyelenggaraan negara sebagian besar bersumber dari pajak, pajak juga merupakan sumber dana utama dalam melakukan pembangunan. Karena peranannya yang sangat sentral dalam negara, tentunya masyarakat dari berbagai profesi, sebagai warga negara mestinya memilki kesadaran tentang pentingnya pajak serta mengerti bagaimana melaksanakan hak dan kewajibannya terkait dengan pajak. Kesadaran tentang pajak pada hakikatnya haruslah dimiliki oleh setiap warga negara yang telah memiliki penghasilan diatas PTKP, baik orang pribadi, maupun badan sebuah perusahaan, demi mewujudkan pembanguan yang berkemajuan bagi negara. Dalam konteks masalah ini adalah tidak semua masyarat yang memiliki kewajiban sebagai wajib pajak, atau mereka yang telah memilki penghasilan diatas PTKP dan memiliki NPWP memilki kesadaran untuk patuh membayar pajak, seperti halnya mereka yang bekerja sebagai entrepreneur yang termasuk dalam pekerjaan yang tidak terikat langsung dengan pihak penyelenggara pekerjaan, karena termasuk pekerjaan yang bebas, dalam penelitian sebelumnya yang diasumsikan memiliki kemungkinan untuk tidak patuh dalam membayar pajak, selain itu entrepreneur juga diasumsikan tidak memilki kontrak secara langsung dengan otoritas pajak, namun memilki kontrak pikologis saja dengan otoritas penyelenggara pajak, hal tersebut mempengaruhi kepatuhan dalam membayar pajak, sehingga entrepreneur wajib pajak tersebut dapat berpeluang untuk tidak patuh dalam membayar pajak. Data tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam hal ini juga menunjukan adanya permasalahan terkait kepatuhan untuk membayar pajak, sehingga hal tersebut dapat dijadkan bahan yang menarik untuk dilakukan penelitan lanjut mengenai kaptuhan dalam membayar pajak pada entrepreneur wajib pajak. Perilaku patuh terhadap pajak diawali dengan intensi. Munculnya perilaku diawali dengan sikapnya terhadap pajak tersebut terlebih dahulu, yang meliputi behavioral belief dan evaluation of behavioral belief yang dapat menentukan perilaku seseorang dalam mengambil keputusannya untuk melakukan perilaku tersebut, dimana individu memilkiki keyakinan perilaku tersebut memiliki muatan positif atau negatif dan memiliki evaluasi terhadap konsekuensi positif yang akan didapatkan dalam perilaku tersebut. Selain sikap norma subjektif juga memilki hubungan dalam menentukan intensi berperilaku. Norma subjekif yang terdiri dari normative belief mengenai keyakinan individu terhadap harapan orang lain untuk melakukan perilaku, yang kemudian mempengaruhi individu untuk menerima ataupun menolak menampilkan perilaku, serta seberapa besar keinginan untuk mengikuti pendapat tersebut atau motivation to comply. Faktor lain yang juga memilki pengaruh dalam intensi adalah perceived behavioral control dimana individu mempersepsi mengenai kemudahan atau kesulitan individu dalam menampilkan perilaku membayar pajak dan diasumsikan merupakan refleksi dari pengalaman yang telah terjadi sebelumnya serta hambatan-hambatan yang diantisipasi dan seberapa kuat untuk mempengaruhi individu dalam memunculkan tingkah laku, sehingga memudahkan atau menyulitkan pemunculan tingkah laku tersebut dalam hal ini membayar pajak. Penelitian ini akan mengkaji fenomena kepatuhan wajib pajak dengan profesi entrepreneur dalam membayar pajak penghasilan dengan mengaplikasikan salah satu teori yang juga banyak digunakan oleh beberapa peneliti terdahulu untuk mengukur kepatuhan melalui intensi yaitu teori perilaku terencana. Theory of Planned Behavior menerangkan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku. Sedangkan muncul niat berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu, behavioral beliefs, yaitu keyakinan

20 11 individu akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut, normatif beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normative beliefs and motivation to comply), dan kontrol beliefs, yaitu keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan (kontrol beliefs) dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan menghambat perilakunya tersebut. Dari penjelasan tersebut menjelaskan hal yang serupa dengan tujuan peneliti untuk mengetahui hubungan antara sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control dengan intensi kepatuhan membayar pajak pada wajib pajak yang berprofesi sebagai entrepreneur. Semua variabel tersebut kemudian diasumsikan sebagai bahan pertimbangan setiap individu untuk menampilkan perilaku patuh dalam membayar pajak atau tidak. Semakin kuat faktorfaktor tersebut ada pada diri seseorang individu sebelum individu melakukan suatu perilaku maka akan semakin kuat pula intensi individu untuk menampilkan perilaku tersebut, dalam hal ini semakin kuat sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control seseorang maka akan semakin kuat pula mempengaruhi intensi seseorang dalam mematuhi pajak, atau membayar pajak. Alur pemikiran peneliti ini diilustrasikan melalui gambar berikut : Entrepreneur Wajib Pajak. PATUH MEMBAYAR PAJAK FAKTOR SIKAP - Memilki keyakinan positif akan pajak - Keyakinan mendapat konsekuensi positif NORMA SUBJEKTIF - Memiliki keyakinan bahwa perilaku tersebut diharapkan banyak pihak. - Motivasi positif memenuhi harapan pihak lain PBC - Banyak hal yang dipersepsikan mendukung untuk patuh, seperti, dana, proses, waktu, d.l.l - Meyakini kemudahan untuk medapatkan hal yang memudahkan tersebut. INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK - Memiliki keputusan untuk membayar pajak dengan kesadaran, perhitungan dan keterlibatan secara sadar dan positif untuk perilaku patuh. - Menyiapkan hal yang mendukung perilaku patuh, dengan rapi, dan terstruktur. - Tetap memiliki keyakinan patuh dalam berbagai situasi, yang sesuai persyaratan. - Tetap memiliki keyakinan patuh dalam berbagai waktu yang sesuai persyaratan.

21 12 Hipotesa Intensi Kepatuhan Membayar Pajak Dapat Diketahui Dengan Theory Of Planned Behavior Dimana Sikap, Norma Subjektif, Dan Perceived behavioral control Memiliki Pengaruh Positif Dengan Intensi Kepatuhan Membayar Pajak Penghasilan Pada Entrepreneur Wajib Pajak Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional, dimana peneliti mengumpulkan data skor intensi kepatuhan membayar pajak, skor sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control pada entrepreneur wajib pajak. Skor beberapa variable tersebut kemudian dijadikan data untuk dianalisis hubungan antara variable tersebut. Rancangan Penelitian dapat digambarkan pada Tabel 2. Tabel 2. Rancangan Penelitian Skor Sikap Skor Norma Subjektif Skor Perceived Behavioral Control Skor Intensi Kepatuhan Membayar Pajak Xa 1 Xb 1 Xc 1 Y 1 Xa Xb Xc Y..Xan Xbn Xcn Yn Keterangan : Xa1 : Skor Sikap subjek ke 1 Xan : Skor Sikap subjek ke n Xb1 : Skor Norma Subjektif subjek ke 1 Xbn : Skor Norma Subjektif subjek ke n Xc1 :Skor Perceived Behavioral Control subjek ke 1 Xcn :Skor Perceived Behavioral Control subjek ke n Y1 :Skor Intensi Kepatuhan Membayar Pajak subjek ke 1 Yn :Skor Intensi Kepatuhan Membayar Pajak subjek ke n Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah para entrepreneur wajib pajak sejumlah 261 orang yang berada di wilayah KPP Malang. Penentuan jumlah sampling tersebut didasarkan jumlah populasi penelitian yaitu wajib pajak yang berprofesi entrepreneur sebanyak orang, berdasarkan tabel penentuan jumlah subjek penelitian oleh Issac dan Michael, dengan jumlah populasi tersebut maka jumlah sampel penelitian adalah 261 subjek (Sugiono, 2014) Pengambilan subjek ini digunakan dengan teknik nonprobability sampling, dimana peniliti menentukan sendiri sampel yang digunakan untuk dijadikan penelitian berdasarkan kajian peneliti pada rumusan masalah. Pengambilan subjek menggunakan metode purposive sampling, dimana peneliti menentukan sampel berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti yaitu entrepreneur wajib pajak yang ada di wilayah KPP Malang Utara.

22 13 Variabel dan Instrumen Penelitian Pada penelitian ini, yag dimaksud dengan variabel bebas adalah Theory Of Planned Behavior terdiri dari yang pertama (Xa) adalah Sikap. Variabel bebas kedua (Xb) adalah Norma Subjektif dan variabel bebas yang ketiga (Xc) adalah Perceived Behavior Control. Sedangakan variabel terikatnya (Y) adalah Intensi Kepatuhan Membayar Pajak. Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perasaan entrpreneur wajib pajak tentang, aktifitas, peristiwa yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) pada perilaku membayar pajak penghasilan, dari aspek belief dan outcome evaluation. Aspek belief, yaitu keyakinan bahwa membayar pajak adalah sesuatu yang positif, dan pajak merupakan hal positif yang harus dipatuhi, aspek outcome evaluation, yaitu keyakinan mendapatkan konsekuensi positif dari perilaku patuh membayar pajak. Norma subjektif adalah keyakinan akan harapan normatif tersebut mengacu pada seberapa besar harapan-harapan yang dipersepsi oleh individu yang berkaitan dengan perilaku kepatuhan membayar pajak penghasilan, yang berasal dari orang-orang yang dianggap berpengaruh dan mempengaruhi individu untuk melakukan perilaku membayar pajak penghasilan. Referensi dalam hal ini adalah orang tua, saudara, teman, tetangga, dengan memperhatikan aspek normatif belief, yaitu keyakinan bahwa membayar pajak adalah sesuatu yang diharapkan banyak pihak, dan aspek motivation to comply, yaitu besarnya motivasi untuk memenuhi harapan pihak lain tersebut dalam membayar pajak. Perceived behavioral control merupakan persepsi akan kemampuannya untuk menampilakan perilaku kepatuhan membayar pajak penghasilan yang ditandai oleh hadirnya faktor-faktor yang dipandang dapat memudahkan dan mempersulit terlaksananya perilaku kepatuhan mambayar pajak penghasilan, dengan memperhatikan aspek kontrol belief, yaitu perepsi keyakinan bahwa banyak hal yang dapat mendukung pembayaran pajak, seperti dana, waktu, dan proses yang mudah, dan aspek perceived power control, yaitu keyakinan mendapatkan kemudahan untuk mendapatkan hal yang mendukung pembayaran pajak tadi Intensi kepatuhan membayar pajak merupakan keputusan untuk membayar pajak dengan kesadaran, pehitungan dan keterlibatan secara positif untuk patuh, kemudian ditambahkan dengan skor aspek sasaran, yaitu menyiapkan segala sesuatu yang mendukung perilaku patuh membayar pajak, seperti dana, waktu, secara rapi dan terstruktur, kemudian ditambahkan lagi dengan aspek situasi, yaitu memiliki keyakinan patuh membayar pajak dalam berbagai situasi, serta skor aspek waktu, dimana subjek memilki keyakinan patuh membayar pajak dalam sesuai waktu yang ditentukan dalam persyaratan. Kemudian yang dimaksud dengan Entrepreneur wajib pajak dalam penelitian ini adalah pengusaha atau pekerja bebas yang memilki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument penelitian menggunakan metode skala, berbentuk skala Likert. Pengukuran dilakukan dengan mengumpulkan hasil skala skor intensi kepatuhan membayar pajak, skor sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control pada entrepreneur wajib pajak, yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan indikator yang dijelaskan pada kajian teori.

23 14 Berdasarkan hasil try out yang dilaksanakan, dan uji validitas yang telah dilakukan, didapatkan angka validitas untuk sikap dengan indeks validitas antara 0,271-0,715, untuk skala norma subjektif didapatkan indeks validitas antara 0,289-0,571, untuk skala perceived behavioral control didapatkan indeks validitas antara 0,295-0,793, sedangkan untuk skala intensi kepatuhan membayar pajak didapatkan indeks validitas antara 0,405-0,703. Dari uji reabilitas yang sudah dilakukan untuk skala sikap memiliki memiliki nilai alpha sebesar 0.825, untuk skala norma subjektif memiliki nilai alpha sebesar 0.648, dan untuk skala perceived behavioral control yang dirasakan memiliki nilai alpha sebesar Sedangkan untuk skala intensi kepatuhan membayar pajak sebesar Jika dilihat dari nilai validitas dan reabilitas dapat di simpulkan bahwa skala yang digunakan merupakan skala yang valid dan memiliki reabilitas yang baik. Prosedur dan Analisa Data Penelitian Secara umum prosedur penelitian dan pengambilan data dilakukan dengan tiga prosedur utama, sebagai berikut : Persiapan, tahap ini dimulai dari peneliti melakukan pendalaman materi penelitian, dan merumuskan indikator tiap variabel dengan menganalisis teori dan menggabungkan paham maksud yang dijelaskan melalui kajian berbagai teori. Kemudian alat ukur yang dibuat oleh peneliti diuji cobakan dengan subjek penelitian yaitu 40 enterpreneur wajib pajak di wilayah KPP Malang Utara mulai tanggal 18 November 2015 sampai 26 November Uji coba tersebut dilakukan untuk melihat validitas dan reliabilitas alat ukur yang telah dibuat oleh peneliti. Setelah mengetahui hasilnya maka peneliti baru dapat menentukan alat ukur yag digunakan untuk mengumpulkan data skor kepatuhan pajak yang akan digunakan dalam penelitian. Pengukuran validitas dilakukan dengan menginputkan hasil uji coba pada tiap item instrument pada SPSS for windows versi 21. Untuk mengetahui validitasnya peneliti membandingan antara angka R hitung dan R tabel yang didapatkan melalui perhitungan statistic pada SPSS. Kemudian melihat reliabilitas instrument melalui perbandingan angka Cronbach Alpha pada hasil output perhitungan SPSS dengan r tabel. Tahap kedua dalam prosedur penelitian adalah melakukan pengambilan data yang dilakukan dengan cara membagikan skala yang telah valid pada entrepreneur di wilayah KPP Malang Utara yang telah memiliki NPWP Mulai Tanggal 1 Desember 2015 sampai 24 Desember 2015, dengan jumlah 261 orang. Setelah memperoleh data dari hasil penyebaran alat ukur maka peneliti membuat norma untuk mengkategorikan tingkat intensi kepatuhan membayar pajak pada entrepreneur wajib pajak, sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control berdasarkan nilai norma kelompok. kemudian hasil data yang telah didapatkan dilakukan analisis untuk membandingkan rata-rata skor pada 4 variabel tersebut. Tahap ketiga yaitu analisa data, yaitu melakukan analisis data mulai dari uji normalitas, dimana diketahui bahwa data dalam penelitian telah berdistribusi normal dengan angka signifikansi sebesar 0,164 (p= 0,05). Kemudian dilakukan analisis data melalui skor dari penyebaran skala yang telah dilakukan dengan menginput data yang telah didapatkan dengan program SPSS for windows versi 21. Teknik statistik yang digunakan dalam uji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis korelasi multiple linier regression digunakan untuk mencari pengaruh antara variabel bebas dengan variabel tergantung, dengan tingkat signifikansi sebesar 5 % (0,05).

24 15 HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control yang dirasakan, yang tergabung dalam TPB memiiki hubungan dan pengaruh terhadap intensi kepatuhan membayar pajak. Seperti pada tabel berikut : Tabel 3. Kategorisasi Tingkat Pada Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control Kategori Interval Frekuensi Presentase Sikap Positif T-Score > % Negatif T-Score < ,4% Total 100% Norma Subjetif Tinggi T-Score > ,9% Rendah T-Score < ,1% Total 100% Perceived Behavioral Control Tinggi T-Score > ,3% Rendah T-Score < ,7% Total 100% Intensi Kepatuhan Tinggi T-Score > ,9% Rendah T-Score < ,1% Total 100% Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai sikap yang dimiliki subjek cukup positif, dimana dari 261 subjek 145 subjek atau 55,6% masuk kategori positif dan 116 atau 44.4% memiliki kategori yang negatif. selain itu ketahui bahwa tidak ada perbedaan yang jauh antara kategori tinggi dan rendah. Kemudian untuk norma subjektif diperoleh 125 subjek (47,9%) memiliki norma subjektif yang tinggi dan 136 subjek (52,1%) memiliki norma subjektif yang rendah. Antara kategori rendah dan tinggi tidak memiliki perbedaan yang jauh. Selain itu untuk perceived behavioral control diperoleh 134 subjek (51,3%) memiliki perceived behavioral control yang tinggi dan 127 subjek (48,7%) memiliki perceived behavioral control yang rendah. Antara kategori rendah dan tinggi tidak memiliki perbedaan yang jauh. Sedangkan untuk kategorisasi tingkat intensi kepatuhan, dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 261 subjek penelitian, diperoleh 125 subjek (47,9%) memiliki intensi kepatuhan membayar pajak yang tinggi dan 136 subjek (52,1%) memiliki intensi kepatuhan membayar pajak yang rendah. Antara kategori rendah dan tinggi tidak memiliki perbedaan yang jauh. Tabel 4 : Hasil Analisis Uji Pengaruh Antara TPB dengan Intensi Kepatuhan (Regresi Linier Berganda) R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 0,509 0,259 0,251 8,655 Berdasarkan hasil analisa uji regresi linear berganda didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,509 dan R Square sebasar 0,259 dimana hal ini menunjukkan bahwa TPB

25 16 menyumbangkan 25,9% dalam pembentukan intensi kepatuhan membayar pajak dan 74,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Tabel 5 : Hasil Analisis Koefisien Pengaruh Antara, Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control Terhadap Intensi Kepatuhan Model B Beta R 2 Sig. Constan 15,735-0,000 Sikap 0,188 0,188 0,134 0,002 Norma Subjek 0,149 0,149 0,055 0,007 Perceived Behavioral Control 0,348 0,348 0,200 0,000 Berdasarkan nilai koefisien variabel bebas dalam pembentukan intensi membayar pajak, nilai konstanta intensi membayar pajak sendiri sebesar 14,326. Dilihat dari rumus regresi berganda yaitu Y=B0+B1X1+B2X2+B3X3 pengaruh dan hubungan yang diberikan merupakan pengaruh dan hubungan yang positif dan signifikan, karena nilai dari TPB merupakan nilai yang positif dan nilai probabilitasnya kurang dari 0,05. Dari hasil analisis yang dilakukan didapatkan besar kontribusi dari sikap adalah β atau 13,4%, norma subjektif sebesar β atau 5%, sedangkan nilai perceived behavioral control memiliki kontribusi sebesar 0,348 β atau 20%. Sehingga dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa aspek yang paling mempengaruhi atau aspek yang memberikan kontribusi terbesar adalah perceived behavioral control yaitu sebesar 0,348 β atau 20%. DISKUSI Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara TPB yaitu sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control dengan intensi membayar pajak dimana sikap seseorang yang positif terhadap perilaku membayar pajak, norma subjektif yang tinggi mengenai pandangan tentang dukungan membayar pajak, dan semakin besar kontrol yang dipersepsikan terhadap perilaku membayar pajak, maka semakin kuat niat seseorang untuk patuh dalam membayar pajak. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Mustikari (2007) dan Agustina (2010) yang juga menyatakan adanya pengaruh sikap, norma subjektif, dan kontrol keperilakuan yang dipersepsikan terhadap niat tax professional dan perilaku pajak. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TPB dapat digunakan untuk memprediksi niat perilaku membayar pajak, TPB memberikan pengaruh sebesar 25,9% terhadap pembentukan intensi, sedangkan 74,1% dipengaruhi oleh faktor lain seperti pendapatan, tingkat pendidikan, kualitas pelayanan petugas pajak (Ernawati, 2014), sanksi pajak (Utami, 2015), serta faktorfaktor lain seperti, sistem self assessment, modernisasi sistem perpajakan pengetahuan wajib pajak, dan pemeriksaan pajak. Perceived behavioral control memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap intensi kepatuhan membayar pajak, yang artinya semakin tinggi persepsi akan kemampuannya untuk menampilkan perilaku kepatuhan membayar pajak, maka akan semakin tinggi pula intensi kepatuhan untuk membayar pajak. Perceived behavioral control juga merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya dibanding variabel sikap dan norma subjektif dalam membentuk intensi kepatuhan membayar pajak. Berdasarkan hasil uji menunjukan angka

26 17 pengaruh sebesar 20%, sedangkan sikap hanya berperan sebesar 13,4% dan norma subjektif sebesar 5,5%. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Icek Azjen yang meneliti tentang intensi memakai kondom untuk mencegah penyakit AIDS, yang menunjukan bahwa perceived behavioral control memiliki pengaruh paling besar membentuk intensi (Azjen, 2011 dalam Riyanti, 2015). Dalam penelitian lain oleh Permatasari (2015) mengenai pengaruh sikap, norma subjektif, perceived behavioral control terhadap intensi, dari 45,3% pengaruh, perceived behavioral control memiliki pengaruh yang paling besar membentuk intensi yang memiliki nilai koefisien sebesar 0,387 sedangkan sikap hanya 0,277, dan norma subjektif tidak memiliki pengaruh terhadap intensi. Berbeda dengan sikap dan norma subjektif, pada beberapa penelitian umumnya perceived behavioral control memiliki pengaruh tinggi, karena niat dan perilaku keduanya dapat langsung dipengaruhi oleh perceived behavioral control. Seperti yang dijelaskan Azjen (2006) perceived behavioral control merupakan perasaan kemampuan diri (Sense of selfefficacy) atau kemampuan untuk membentuk perilaku. Maksudnya adalah niat akan terbentuk secara beriringan apabila individu merasa mampu untuk menampilkan perilaku. Sebagaimana penelitian ini menunjukan semakin banyak hal yang dipersepsikan subjek dapat mendukung perilaku patuh membayar pajak seperti dana, proses, dan waktu, serta semakin memiliki keyakinan akan kemudahan mendapatkan hal tersebut akan memberikan pengaruh yang beriringan pula pada intensi kepatuhan membayar pajak. Variabel yang memiliki pengaruh terbesar kedua dalam penelitian ini adalah variabel sikap. Ditunjukan dengan adanya pengaruh positif dan signifikan membentuk intensi kepatuhan membayar pajak sebesar 13,4%. Dengan kata lain subjek yang memiliki sikap yang positif tentang pajak akan memiliki intensi yang besar pula untuk berperilaku patuh membayar pajak. Hal tersebut terjadi melalui proses perubahan perilaku seseorang yang diawali dengan perubahan pemikirannya. Pola pikir akan mempengaruhi pemahaman, lalu membentuk sikap, yang selanjutnya akan mempengaruhi perilaku orang tersebut dalam menanggapi atau mengatasi suatu informasi atau permasalahan (Khilmi, 2009). Sebagaimana dalam penelitian ini subjek yang memiliki pola pikir yang positif akan pajak dan keyakian mendapat konsekuensi positif dari pajak akan membentuk sikap yang positif mengenai pajak sehingga terbentuk intensi untuk patuh membayar pajak. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Lumumba, Migwi dan Ombara (2010) di Kenya Afrika, menunjukan bahwa sikap wajib pajak tehadap pajak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak. Norma subjektif juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembentukan intensi kepatuhan membayar pajak. Namun prosentase pengaruhnya lebih kecil dibanding variabel lain dalam penelitian ini dengan angka pengaruh sebesar 5,5%. Hal serupa juga dijelaskan dalam penelitian Purnomo (2012) yang menjelaskan bahwa lingkungan sosial yang meliputi teman, konsultan pajak, petugas pajak, pimpinan perusahaan, serta media cetak dan elektronik kurang memiliki pengaruh besar pada niat patuh terhadap pajak dibanding sikap dan control perilaku. Dalam Theory Planned Behavior norma subjektif adalah keyakinan tentang harapan normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut. Individu yang mempersepsikan bahwa rujukan sosialnya merekomendasikan untuk melakukan suatu perilaku maka individu akan cenderung merasakan tekanan sosial dan merasa bahwa perilaku tersebut dapat diterima

27 18 di masyarakat, sehingga munculah intensi untuk melakukan perilaku, (Ajzen, 2005 dalam Khilmi 2009). Sebagaimana dalam penelitian ini subjek memiliki keyakinan bahwa perilaku patuh pajak merupakan perilaku yang diharapkan banyak pihak, maka subjek akan memiliki tekanan sosial untuk berperilaku patuh terhadap pajak sehingga tekanan sosial tersebut memotivasi subjek untuk memenuhi rujukan tersebut lalu terbentulah intensi untuk patuh membayar pajak. Namun dalam konteks perilaku membayar pajak, norma subjektif tidak memiliki prosentase pengaruh yang besar, karena membayar pajak bukanlah suatu perilaku yang bergantung besar secara normatif dan subjektif, karena kepatuhan pajak merupakan kewajiban yang terikat dan berlandaskan hukum, sehingga norma subjetif tidak begitu dipandang sebagai landasan untuk patuh. Dari hasil penelitian menunjukan frekuensi intensi kepatuhan membayar pajak pada wajib pajak yang berprofesi sebagai entrepreneur, dari 261 responden yang termasuk memiliki kategori tinggi sebanyak 12 orang sedangkan yang dikategorikan rendah sebanyak 136 orang, yang menunjukan lebih dari 50% memiliki intensi untuk patuh membayar pajak yang rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian Vebrina (2012) yang menjelaskan bahwa wajib pajak yang memiliki pekerjaan bebas, dalam hal ini diasumsikan yaitu entrepreneur memiliki kemungkinan berperilaku tidak patuh dalam pajak. Hal tersebut dipengaruhi faktor, bahwa biasanya seseorang yang bekerja sebagai entrepreneur, memiliki penghasilan yang tidak menetap, waktu yang padat untuk kepentingan usaha, sehingga perceived behavioral control pada mereka cukup sulit terbentuk. Meskipun mereka memiliki sikap yang positif, ataupun norma subjektif yang tinggi terhadap pajak, namun karena tipe pekerjaan yang mereka kerjakan cukup sulit memebentuk persepsi mereka pada kemampuan membayar, waktu dan proses itulah yang menyebabkan rendahnya intensi kepatuhan mereka dalam membayar pajak. SIMPULAN DAN IMPLIKASI Intensi kepatuhan membayar pajak pada wajib pajak berprofesi entrepreneur dapat diprediksi dengan menggunakan Theory of Planned Bihavior (TPB). Ditunjukan dengan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara TPB dengan Intensi Kepatuhan Membayar Pajak. Dalam penelitian ini menunjukan adanya pengaruh antara sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap intensi kepatuhan membayar pajak, pada wajib pajak yang berprofesi entrepreneur, dimana perceived behavioral control memiliki pengaruh yang paling besar membentuk intensi kepatuhan dalam membayar pajak dibanding variabel sikap, dan norma subjektif. Berdasarkan hasil tersebut disarankan bagi petugas pajak agar lebih menekankan sosialisasi yang efektif pada pandangan wajib pajak terhadap pajak yang positif, seperti tranparansi penggunaan pajak, prosedur yang mudah dan menekankan manfaat yang didapat dari perilaku patuh pajak. Sosialisasi juga ditekankan pada aspek hukum serta sanksi pajak pada kalangan entrepreneur wajib pajak, sehingga dapat membentuk sikap pajak yang positif, dan mengukatkan perceived behavioral control wajib pajak. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan dengan metode eksperimen yang lebih sistematis, logis, dan teliti dalam melakukan kontrol terhadap kondisi atau manipulasi suatu stimulus, treatment atau kondisi-kondisi eksperimental, selain itu bisa mengobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi yang telah dilakukan.

28 19 REFERENSI Agustina, Farisya Widya (2010). Pengaruh sikap, norma subjektif, dan kewajiban moral terhadap kepatuhan pajak di kpp serpong. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Ajzen, I. (2006). The theory of planned behavior. Retrieved January, 09, 2011 Diakses Melalui : ( Dayakisni, T., & Hudaniah. (2012). Psikologi sosial (Ed. Revisi). Malang:Umm Press. Devos, Ken (2012). The impact of tax professionals upon the compliance behavior of australian individual taxpayers. Revenue Law. Journal: Vol. 22: Iss. 1, Article 2. Diana Sari, (2013). Konsep dasar perpajakan. Bandung;Pt Refika Adimata. Dianawati, Susi (2008). Analisis pengaruh motivasi dan tingkat pendidikan terhadap kepatuhan wajib pajak (studi kasus pada kpp tanah abang). Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Ernawati & Syamsiah. (2013). Pengaruh faktor tax payer terhadap keberhasilan penerimaan pajak penghasilan (studi kasus kontor pelayanan pajak pratama kota banjarmasin). Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Ernawati (2014). Pengaruh tingkat pendidikan, pendapatan, dan kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak. Jurnal Akuntansi Universitas Hassanuddin Makasar. Feld, L & Frey, B (2007). Tax compliance as the result of a psychological tax contract : the role of incentive and responsive regulation. Journal Of Economic, 29, Handayani, Sapti Wuri, Agus, F, & Umi, P (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Jurnal Ekonomi Universitas Jenderal Sudirman. Ilyas,W,B, & Waluyo, (2003). Perpajakan Indonesia, edisi revisi. Jakarta;Salemba Empat. Khilmi (2009). Hubungan sikap pelanggan, norma subjektif pelanggan dan perceived behavioral control pelanggan dengan intensi kepatuhan pelanggan dalam membayar tagihan jasa telepon rumah di PT. Telkomunikasi Iindonesia, tbk malang (penerapan teory of planned behavior). Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Kusuma, Angga (2013). Surat keputusan pajak. Jurnal Administrasi Bisnis Unversitas Riau Pekanbaru. Lumumba, Dkk (2010). Taxpayers attitudes and tax compliance behaviour in kenya how the taxpayers attitudes influence compliance behavior among smes business income earners in kerugoya town, kirinyaga district. African Journal Of Business & Management (Ajbuma) Vol.1 (2010), 11 Pages.

29 20 Mercer, Jenny & Clayton, Debbie (2012). Psikologi sosial. Jakarta;Erlangga. Mustikasari, Elia. (2007). Kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya. Jurnal Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya. Myers, David G. (2012). Psikologi sosial. Jakarta;Salemba Humanika. Nicolae Balcescu Street (2011). A review of factors for tax compliance. Journal Of Afaculty Of Economics And Business Administration, Romania, Permatasari (2015). Pengaruh sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap intensi berhenti merokok sebagai dampak peraturan gambar peringatan pada mahasiswa strata satu di kota malang. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Purnawan, H. (2001). Undang-undang perpajakan Jakarta;Erlangga. Purnomosidhi, Bambang & Ernawati, W.D. (2012). Pengaruh sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan, dan sunset policy terhadap kepatuhan wajib pajak dengan niat sebagai variabel intervening. Jurnal Politenik Dan Universitas Brawijaya Malang. Riyanti. (2015). Intensi mencontek ditinjau dari theory of planned behavior. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Saragih, Rismaya & Ginting, Eka Danta Jaya (2015). Relationship between attitudes, subjective norms, and perceived behavioral kontrol with intention to continue to magister program of psychology profession in faculty of psychology at university of sumatera utara. Jurnal Psikologi Universitas Sumatera Utara. Sugiyono (2014). Statistika untuk penelitian. Bandung;Alfabeta. Utami, Renny Sri. (2015). Pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dan implikasinya pada penerimaan pajak (survey pada kpp pratama di kanwil jabar 1). Jurnal Universitas Komputer Indonesia. Vebrina, Sari, (2012). Tingkat kepatuhan wajib pajak badan usaha mikro kecil dan menengah pasca kebijakan fasilitas pengurangan tarif pph di kpp pratama jakarta kebayoran lama. Jurnal Ilmu Administrasi Universitas Indonesia. Zakarija Achmad (2010). Theory of planned behavior masihkah relevan?. Artikel Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

30 LAMPIRAN 1 Skala dan Blue Print Skala 21

31 22 Muhammad Ridhani Muslim Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Saya Muhammad Ridhani Muslim Mahasiswa fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Semester VII. Dengan penuh rasa hormat, memohon bantuan Saudara(i) untuk mengisi skala penelitian saya guna memenuhi tugas akhir sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana psikologi. Perlu kami sampaikan bahwa penelitian ini bersifat dan bertujuan akademis / keilmuan semata. Mohon membaca setiap isi peryataan dengan teliti. Tidak ada jawaban benar atau salah, yang peneliti butuhkan hanya pendapat pribadi dari Anda. Semua hasil dan identitas akan peneliti rahasiakan untuk kepentingan akademik saja, tidak akan berpengaruh bagi Anda. Oleh karena itu kejujuran dalam pengisian skala ini sangat diharapkan. Terima kasih atas kesediaan Saudara(i) meluangkan waktu mengisi lembar skala penelitian ini. Semoga partisipasi Saudara(i) bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan khususnya dalam bidang Psikologi. Hormat Saya Peneliti, Muhammad Ridhani Muslim

32 23 Nama/Inisial : Usia : Pekerjaan : Jenis Usaha : Memiliki NPWP : YA / TIDAK PETUNJUK 1. Dalam skala ini terdapatbeberapa pernyataan. 2. Pada pernyataan yang ditampilkan dibawah ini, silahkan Anda memberikan penilaian yang paling sesuai dengan pendapat atau karakteristik yang anda miliki. 3. Dengan munggunakan skala berikut, berikan penilaian dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Cukup Setuju (CS), Tidak Setuju (TS), atau Sangat Tidak Setuju (STS), dengan menuliskan tada centang ( )berdasarkan kriteria dibawah ini : STS = Sangat Tidak Sesuai dengan karakteristik Diri Saya/Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Sesuai dengan karakteristik Diri Saya/Tidak Setuju CS = Cukup sesuai dengan karakteristik diri saya/cukup Setuju S = Sesuai dengan karakteristik Diri Saya/Setuju SS = Sangat Sesuai dengan karakteristik Diri Saya/Sangat Setuju 4. Pastikan bahwa anda memberi tanggapan pada semua item tanpa ada yang terlewat. SKALA 1 NO PERNYATAAN 1. Membayar pajak membuat penghasilan saya bermanfaat bagi orang lain. 2. Saya sudah merasakan manfaat pajak Bagi saya membayar pajak merupakan tindakan yang sia-sia. Saya yakin bahwa mematuhi peraturan pajak merupakan tindakan yang berdampak baik bagi orang lain. Saya meyakini bahwa membayar pajak adalah perilaku taat hukum. Membayar pajak sama dengan membantu pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat kecil. Saya menilai infrastruktur Negara yang saya gunakan, berasal dari pajak yang saya bayarkan. Patuh membayar pajak sama dengan mengajarkan orang lain juga untuk patuh.

33 24 9. Saya merasa bahwa tidak membayar pajak harus ditindak tegas secara hukum. 10. Saya membayar pajak karena orang lain meminta saya membayar pajak. 11. Orang tua saya tidak masalah mengetahui saya tidak membayar pajak. 12. Banyak orang lain yang mengharapkan saya patuh dalam membayar pajak 13. Saya merasa takut pada hukuman yang akan saya terima jika tidak patuh membayar pajak. 14. Saya ingin orang lain bangga melihat saya patuh membayar pajak. 15. Jika orang lain beranggapan pajak itu baik, maka saya akan patuh membayar pajak karena pemikiran itu. 16. Saya tidak punya banyak waktu untuk membayar pajak. 17. Saya memahami bagaimana proses membayar pajak yang benar. 18. Motivasi saya untuk membayar pajak kurang Bagi saya membayar pajak setiap kali adanya waktu membayar pajak merupakan hal yang mudah saya lakukan. Saya yakin bisa menyisihkan uang untuk membayar pajak. Saya sangat sulit menemukan waktu luang untuk pergi membayar pajak. Bagi saya keinginan saya sendiri tidak cukup memotivasi saya untuk membayar pajak. Mempelajari proses perhitungan dan pembayaran pajak merupakan hal yang tidak ingin saya lakukan. SKALA 2 NO PERYATAAN 1. Saya akan datang sendiri ke kantor pajak untuk pembayaran pajak. 2. Saya akan membayar pajak selama saya memiliki NPWP. 3. Saya berencana menghitung dan mempelajari dengan baik proses pajak. 4. Saya akan membayar pajak meskipun rekan saya tidak membayar pajak. 5. Saya akan menyiapakan uang setiap bulan untuk membayar pajak.

34 25 6. Jika perlu saya akan memakai akuntan untuk menghitung pajak terutang saya. 7. Saya akan mempunyai anggaran tersendiri untuk membayar pajak setiap tahun. 8. Saya harus punya jadwal tetap setiap tahun untuk memproses pembayaran pajak. 9. Saya akan patuh membayar pajak meski pendapatan menurun. 10. Saat ada kesempatan untuk tidak patuh, atau lambat dalam pajak, saya akan memanfaatkannya. 11. Saya akan tetap membayar pajak meskipun wajib pajak lain tidak patuh. 12. Saya tidak akan membayar pajak jika saya tahu wajib pajak lain seperti saya tidak membayar pajak juga. 13. Saya akan merasa bersalah jika terlambat membayar pajak.

35 26 Lampiran : Blue Print Skala Penelitian Skala Variabel Aspek Jumlah Item Item Favorabel Item Unfavorabel 1 Sikap Belief 9 1,2,4,5 3 Norma Subjektif Kontrol Perilaku 2 Intensi Kepatuhan Membayar Pajak Outcome evaluation Normative belief Motivation to comply Control belief Perceived power Keputusan Perilaku 6,7,8,9 6 10, , 14, ,19 16, ,2,3 Sasaran 4,5,6, ,22,23 Situasi 9,11 10,12 Waktu 13

36 LAMPIRAN 2 Hasil Try Out, Uji Validitas dan Reliabilitas 27

37 28 Lampiran : Hasil Try Out, Uji Validitas dan Reliabilitas ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA 1 (SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, KONTROL PERILAKU) Syarat Data dikatakan Valid Apabila : Rhitung (Corrected Item-Total Correlation) > Rtabel Rtabel Ttabel didapatkan dari angka probabilitas sebesar 10% atau = 0,95 dan df Sebesar N-1 = 39 Berdasarkan perhitungan melalui SPSS 21 didapatkan nilai Ttabel = 1,68 dan Rtabel = 0,26. Sehingga item dinyatakan valid apabila angka Rhitung (Corrected Item-Total Correlation) lebih dari (>) 0,26 (Rtabel). Syarat Data dikatakan ReliabelApabila : Rhitung (Cronbach's Alpha) > Rtabel Berdasarkan perhitungan melalui SPSS 21 didapatkan nilai Ttabel = 1,68 dan Rtabel = 0,26. Sehingga item dinyatakan reliabel apabila angka Rhitung (Cronbach's Alpha) lebih dari (>) 0,26 (Rtabel). Variabel Xa (Sikap) Item 1 Item 10 Hasil Output Spss 21 Uji Pertama Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Item-Total Alpha if Item Correlation Deleted item1 33,75 23,936,527,786 item2 34,18 26,456,303,809 item3 33,85 22,746,603,776 item4 33,75 23,577,671,771 item5 33,40 24,605,624,779 item6 33,60 22,554,705,764 item7 33,53 26,153,357,804

38 29 item8 34,40 26,297,218,825 item9 33,78 24,640,547,784 item10 33,95 25,485,386,801 Analisi Validitas Analisis pertama menunjukan bahwa terdapat 1 item yang dinyatakan tidak valid karena nilai R hitungnya lebih kecil dibanding R tabel yaitu (item8 = 0,218< 0,26). Kemudian data item yang valid dilakukan uji validitas lagi sehingga didapatkan hasil sebagai berikut : Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Item-Total Alpha if Item Correlation Deleted item1 30,58 20,558,555,804 item2 31,00 23,385,271,835 item3 30,68 19,507,624,795 item4 30,58 20,404,680,790 item5 30,23 21,563,602,801 item6 30,43 19,430,715,783 item7 30,35 23,208,309,830 item9 30,60 21,272,573,802 item10 30,78 21,769,445,817 Pada analisa kedua, semua item dinyatakan valid karena angka Rhitung semuanya lebih besar dari (>) Rtabel (0,26). Analisis Reliabelitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

39 30,825 9 Pada analisa kedua, Instrumen dinyatakan Relibael karena angka Rhitung lebih besar dari (>) Rtabel (0,26). Kesimpulan : Terdapat 9 Item yang dinyatakan Valid karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga 9 item tersebut dapat digunakan untuk mengukur sikap wajib pajak terhadap perpajakan pada wajib pajak yang berprofesi entreprenuer. Interumen dikatakan reliabel karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga instrumen dapat digunakan secara konsisten untuk mengukur sikap wajib pajak terhadap perpajakan pada wajib pajak yang berprofesi entreprenuer. Variabel Xb (Norma Subjektif) Item 11 Item 20 Hasil Output Spss 21 Uji Pertama Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Item-Total Alpha if Item Correlation Deleted item11 29,80 18,472,319,589 item12 29,35 22,541,061,633 item13 29,48 18,922,322,587 item14 29,70 22,626,010,647 item15 29,28 18,820,417,566 item16 28,93 20,430,254,603 item17 28,80 20,164,373,583 item18 28,70 20,318,251,604 item19 29,30 16,728,535,526 item20 29,18 18,815,313,590 Analisi Validitas

40 31 Analisis pertama menunjukan bahwa terdapat 4 item yang dinyatakan tidak valid karena nilai R hitungnya lebih kecil dibanding R tabel yaitu (item12 = 0,016< 0,26), (item14 = 0,010 < 0,26), (item16 = 0,254 < 0,26), dan (item18 = 0,251 < 0,26). Kemudian data item yang valid dilakukan uji validitas lagi sehingga didapatkan hasil sebagai berikut : Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Item-Total Alpha if Item Correlation Deleted item11 16,48 11,281,372,609 item13 16,15 11,823,358,613 item15 15,95 12,869,289,635 item17 15,48 13,589,296,633 item19 15,98 10,128,571,524 item20 15,85 11,413,390,601 Pada analisa kedua, semua item dinyatakan valid karena angka Rhitung semuanya lebih besar dari (>) Rtabel (0,26). Analisis Reliabelitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items,648 6 Pada analisa kedua, Instrumen dinyatakan Relibael karena angka Rhitung lebih besar dari (>) Rtabel (0,26). Kesimpulan : Terdapat 6 Item yang dinyatakan Valid karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga 6 item tersebut dapat digunakan untuk mengukur norma subjektif wajib pajak terhadap perpajakan pada wajib pajak yang berprofesi entreprenuer. Interumen dikatakan reliabel karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga instrumen dapat digunakan secara konsisten untuk mengukur norma subjektif wajib pajak terhadap perpajakan pada wajib pajak yang berprofesi entreprenuer.

41 32 Variabel Xc (Kontrol Perilaku) Item 21 Item 30 Hasil Output Spss 21 Uji Pertama Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Item-Total Alpha if Item Correlation Deleted item21 32,03 31,204,039,800 item22 31,58 25,892,796,715 item23 32,05 29,382,265,770 item24 31,95 30,356,101,795 item25 32,15 25,310,556,733 item26 32,05 26,613,612,731 item27 31,90 26,810,520,740 item28 32,10 22,862,752,699 item29 32,00 26,154,426,753 item30 31,70 26,779,477,745 Analisi Validitas Analisis pertama menunjukan bahwa terdapat 2 item yang dinyatakan tidak valid karena nilai R hitungnya lebih kecil dibanding R tabel yaitu (item21 = 0,039< 0,26), dan (item24 = 0,101< 0,26). Kemudian data item yang valid dilakukan uji validitas lagi sehingga didapatkan hasil sebagai berikut : Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Item-Total Alpha if Item Correlation Deleted item22 24,55 22,305,793,785 item23 25,03 25,256,295,838

42 33 item25 25,13 21,548,574,805 item26 25,03 22,897,618,802 item27 24,88 23,189,511,814 item28 25,08 19,199,783,771 item29 24,98 22,230,451,826 item30 24,68 22,943,493,816 Pada analisa kedua, semua item dinyatakan valid karena angka Rhitung semuanya lebih besar dari (>) Rtabel (0,26). Analisis Reliabelitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items,828 8 Pada analisa kedua, Instrumen dinyatakan Relibael karena angka Rhitung lebih besar dari (>) Rtabel (0,26). Kesimpulan : Terdapat 8 Item yang dinyatakan Valid karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga 8 item tersebut dapat digunakan untuk mengukur kontrol perilaku wajib pajak terhadap perpajakan pada wajib pajak yang berprofesi entreprenuer. Interumen dikatakan reliabel karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga instrumen dapat digunakan secara konsisten untuk mengukur norma kontrol perilaku pajak terhadap perpajakan pada wajib pajak yang berprofesi entreprenuer.

43 34 ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA 2 (INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK) Hasil Output Spss 21 Uji Pertama Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Item-Total Alpha if Item Correlation Deleted item1 49,48 47,999,534,846 item2 49,50 49,077,374,854 item3 49,48 48,563,603,844 item4 49,43 47,379,609,842 item5 49,45 46,305,675,838 item6 50,33 44,481,623,840 item7 50,60 49,990,256,863 item8 49,70 49,600,423,851 item9 49,55 46,408,615,841 item10 49,73 46,820,671,839 item11 49,50 46,872,521,846 item12 49,65 48,695,490,848 item13 49,60 47,323,508,847 item14 49,53 53,384,055,868 item15 49,65 48,387,548,845 Analisi Validitas Analisis pertama menunjukan bahwa terdapat 2 item yang dinyatakan tidak valid karena nilai R hitungnya lebih kecil dibanding R tabel yaitu (item7 = 0,256< 0,26), dan (item14 = 0,067< 0,26). Kemudian data item yang valid dilakukan uji validitas lagi sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :

44 35 Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Item-Total Alpha if Item Correlation Deleted item1 43,15 42,490,538,868 item2 43,18 43,174,405,876 item3 43,15 42,951,616,866 item4 43,10 42,092,594,865 item5 43,13 40,881,680,861 item6 44,00 38,667,667,861 item8 43,38 43,984,428,874 item9 43,23 41,307,588,866 item10 43,40 41,118,703,860 item11 43,18 41,276,536,869 item12 43,33 43,353,471,872 item13 43,28 41,692,524,869 item15 43,33 43,251,509,870 Pada analisa kedua, semua item dinyatakan valid karena angka Rhitung semuanya lebih besar dari (>) Rtabel (0,26). Analisis Reliabelitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items, Pada analisa kedua, Instrumen dinyatakan Relibael karena angka Rhitung lebih besar dari (>) Rtabel (0,26).

45 36 Kesimpulan : Terdapat 13 Item yang dinyatakan Valid karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga 13 item tersebut dapat digunakan untuk mengukur intensi membayar pajak pada wajib pajak yang berprofesi entreprenuer. Interumen dikatakan reliabel karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga instrumen dapat digunakan secara konsisten untuk mengukur intensi membayar pajak pada wajib pajak yang berprofesi entreprenuer. Blue Print Hasil Skala Variabel Aspek 1 2 Sikap Norma Subjektif Kontrol Perilaku Intensi Kepatuhan Membayar Pajak Belief Outcome evaluation Normative belief Motivation to comply Control belief Perceived power Keputusan Perilaku Jumlah Item Valid Item Favorabel Item Unfavorabel 1,2,4,5 3 6,7,9,10 11, ,19,20 Sasaran 13 4,5,6, ,25 26,27 28,29,30 1,2,3 Situasi 10,12 11, 13 Waktu 15

46 Lampiran Input Data 37

47 38

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang A. Teori Planned Behavior BAB II TINJAUAN PUSTAKA Theory of planned behavior merupakan teori yang dikembangkan oleh Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang dikemukakan oleh Fishbein

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Boyolali)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Boyolali) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Ahmad Farras Adibuddin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa 2. 1. Rerangka Teori 2.1.1 Pengertian Pajak dan Wajib Pajak Menurut UU KUP No. 16 Tahun 2009, pasal 1 ayat

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Perilaku Rencanaan (Theory Of Planned Behavior) Melanjutkan sekolah dan menyelesaikan pendidikan merupakan sebuah tujuan yang semestinya dicapai oleh setiap siswa. Untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA JOB INSECURITY DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT SKRIPSI. Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah

HUBUNGAN ANTARA JOB INSECURITY DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT SKRIPSI. Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah HUBUNGAN ANTARA JOB INSECURITY DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek pada suatu wilayah yang memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan ruang lingkup masalah yang

Lebih terperinci

Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014

Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014 Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014 oleh : Yoga Adi Prabowo (190110080095) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRAK Golput atau golongan putih merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel dan Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan

Lebih terperinci

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG NURUL ILMI FAJRIN_11410126 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen Theory of planned behaviour merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action (Fishbein dan Ajzen, 1980; Fishbein

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan mempertimbangkan akibat dari tindakan mereka. Ajzen. pertimbangan tersebut akan membentuk intensi untuk melakukan suatu

TINJAUAN PUSTAKA. dan mempertimbangkan akibat dari tindakan mereka. Ajzen. pertimbangan tersebut akan membentuk intensi untuk melakukan suatu 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planned Behaviour (TPB) Manusia pada umumnya berperilaku dengan cara yang masuk akal, mereka mempertimbangkan perilakunya berdasarkan informasi

Lebih terperinci

II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Kepatuhan Pajak Menurut Norman. D.Nowak dalam Zain (2004) kepatuhan Wajib Pajak diartikan sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan,

Lebih terperinci

PERANAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU DALAM INTENSI PEMBELIAN SAMSUNG SMART TV SKRIPSI VERONICA

PERANAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU DALAM INTENSI PEMBELIAN SAMSUNG SMART TV SKRIPSI VERONICA PERANAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU DALAM INTENSI PEMBELIAN SAMSUNG SMART TV SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh VERONICA 101301026 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Pada penelitian ini terdapat empat variabel yaitu,, Subjective Norm, Perceived Control,

Lebih terperinci

Inggrid Grace Manuputty Swanto Sirait. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Inggrid Grace Manuputty Swanto Sirait. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN DAN PENERAPAN SELF ASSESMENT SYSTEM TERHADAP KESADARAN WAJIB PAJAK SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP PRATAMA JAKARTA PANJARINGAN Inggrid Grace Manuputty

Lebih terperinci

THEORY OF REASONED ACTION

THEORY OF REASONED ACTION THEORY OF REASONED ACTION THEORY OF REASONED ACTION INTRODUCTION Akar teori : Psikologi Sosial Menjelaskan bagaimana dan mengapa sikap mempengaruhi perilaku 1872, Charles Darwin studi tentang sikap terhadap

Lebih terperinci

ADAPTASI JOB INSECURITY SCALE

ADAPTASI JOB INSECURITY SCALE ADAPTASI JOB INSECURITY SCALE SKRIPSI Oleh: Mariam Yahya 09810246 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013 1 ADAPTASI JOB INSECURITY SCALE SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK : APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK : APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK : APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Muria Kudus)

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dibahas mengenai variabel penelitian, responden penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan metode analisis data. 3.1. Variabel Penelitian Varibel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori atribusi yang dikembangkan oleh Heider (1958) merupakan teori yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori atribusi yang dikembangkan oleh Heider (1958) merupakan teori yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Atribusi Teori atribusi yang dikembangkan oleh Heider (1958) merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang. Teori ini mengacu tentang bagaimana seseorang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan

Lebih terperinci

PERAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL (PBC) TERHADAP INTENSI MENGGUNAKAN JASA KLINIK KECANTIKAN SKRIPSI

PERAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL (PBC) TERHADAP INTENSI MENGGUNAKAN JASA KLINIK KECANTIKAN SKRIPSI PERAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL (PBC) TERHADAP INTENSI MENGGUNAKAN JASA KLINIK KECANTIKAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi oleh : RIZQA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. langsung ke pengurus koperasi yang ada di Bandar lampung.kuesioner yang

BAB III METODE PENELITIAN. langsung ke pengurus koperasi yang ada di Bandar lampung.kuesioner yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui metode survey dengan menggunakan kuesioner dan disebarkan secara langsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Theory of Planned Behavior Theory Reasoned Action (TRA) pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980 (Jogiyanto, 2007). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi tersebut seharusnya kongruen dengan nilai-nilai yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi tersebut seharusnya kongruen dengan nilai-nilai yang ada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Legitimasi Teori legitimasi didasarkan pada adanya fenomena kontak sosial antara sebuah organisasi dengan masyarakat, di mana diperlukan sebuah tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KESADARAN, DAN PENGETAHUAN TAX AMNESTY TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KESADARAN, DAN PENGETAHUAN TAX AMNESTY TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KESADARAN, DAN PENGETAHUAN TAX AMNESTY TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK OLEH: STEFANIE ROSALIND SUBAGIO 3203013046 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MINAT SISWA RETARDASI MENTAL RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP MULTIPLE INTELLIGENCE

IDENTIFIKASI MINAT SISWA RETARDASI MENTAL RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP MULTIPLE INTELLIGENCE IDENTIFIKASI MINAT SISWA RETARDASI MENTAL RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP MULTIPLE INTELLIGENCE SKRIPSI Oleh : Ferry Indra Wicaksono 07810181 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013 IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami berbagai perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami berbagai perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millenium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami berbagai perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. INTENSI Intensi menurut Fishbein dan Ajzen (1975), merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu. Intensi didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi

Lebih terperinci

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS II. KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Theory of Planned Behavior/TPB digunakan sebagai model dan kerangka teori karena sudah banyak diterapkan dan teruji dalam menangkap hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan tumpuan pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai salah satu sumber penerimaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan permasalahan dalam penelitian Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behaviour)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan permasalahan dalam penelitian Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behaviour) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang terkait secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper dan Schindler,

Lebih terperinci

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR KARYAWAN DITINJAU DARI GENDER SKRIPSI

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR KARYAWAN DITINJAU DARI GENDER SKRIPSI ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR KARYAWAN DITINJAU DARI GENDER SKRIPSI Oleh: Baiq Anggun Laksmi Lestari 08810304 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012 ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN SKRIPSI Oleh : Zasyatin Rizka 09810105 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Theory of Planned Behaviour Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan niat, dalam hal ini adalah tindakan yang dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH ATTITUDE, SUBJECTIVE NORM, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL TERHADAP CONTINUED USE INTENTION PADA KONSUMEN PAKAIAN ONLINE DI SURABAYA

PENGARUH ATTITUDE, SUBJECTIVE NORM, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL TERHADAP CONTINUED USE INTENTION PADA KONSUMEN PAKAIAN ONLINE DI SURABAYA PENGARUH ATTITUDE, SUBJECTIVE NORM, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL TERHADAP CONTINUED USE INTENTION PADA KONSUMEN PAKAIAN ONLINE DI SURABAYA OLEH : SHEILA SEMIARDI 3103010127 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo)

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo) FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo) Endang Sri Winarsih* Abstract : The purpose of this reseach is

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sektor pajak merupakan sektor yang sangat diandalkan oleh pendapatan Negara Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DENGAN INTENSI MELANJUTKAN PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI DI FAKULTAS

HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DENGAN INTENSI MELANJUTKAN PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI DI FAKULTAS HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DENGAN INTENSI MELANJUTKAN PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI DI FAKULTAS PSIKOLOGI USU SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purworejo. Dalam penelitian ini subjek yang digunakan

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH DENI P B SEBAYANG

SKRIPSI OLEH DENI P B SEBAYANG SKRIPSI PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, PENYULUHAN WAJIB PAJAK DAN SANKSI PAJAK TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN FORMAL WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN PETISAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensi 2.1.1 Definisi Intensi Intensi didefinisikan sebagai dimensi probabilitas subjek individu dalam kaitan antara diri dan perilaku. Intensi merupakan perkiraan seseorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Teori Perilaku Terencana atau Theory of Planned Behavior (selanjutnya disingkat TPB, dikemukakan olehajzen (1991). Teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planned Behavior (TPB) Dalam Theory of Planned Behavior (TPB) perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Kualitas Pelayanan Fiskus, Ketegasan Sanksi Perpajakan, Meningkatkan Penerimaan Pajak PPh Pasal 21. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Kualitas Pelayanan Fiskus, Ketegasan Sanksi Perpajakan, Meningkatkan Penerimaan Pajak PPh Pasal 21. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengetahuan tentang kualitas pelayanan fiskus, dan ketegasan sanksi perpajakan untuk meningkatkan penerimaan pajak PPh Pasal 21. Variabel independen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Upaya untuk mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Landasan teori a. Theory of planned behavior (TPB) Dalam theory of planned behavior (TPB) dijelaskan bahwa perilaku yang ditimbulkan oleh individu muncul karna

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN SKRIPSI Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi ) OLEH Risa Yunita 090521086 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENYESUAIAN DIRI PNS PADA TAHUN PERTAMA PENSIUN DITINJAU DARI USIA PENSIUN SKRIPSI

PERBEDAAN PENYESUAIAN DIRI PNS PADA TAHUN PERTAMA PENSIUN DITINJAU DARI USIA PENSIUN SKRIPSI PERBEDAAN PENYESUAIAN DIRI PNS PADA TAHUN PERTAMA PENSIUN DITINJAU DARI USIA PENSIUN SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaji. Sejauh ini Negara memiliki dua sumber pendapatan yaitu pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. dikaji. Sejauh ini Negara memiliki dua sumber pendapatan yaitu pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam mewujudkan kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional, masalah pembiayaan Negara menjadi hal yang sangat penting untuk dikaji. Sejauh ini Negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

Oleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa 1) UPN Veteran Yogyakarta ABSTRACT

Oleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa 1)   UPN Veteran Yogyakarta ABSTRACT PENGARUH PENERAPAN SELF ASSESMENT SYSTEM DAN KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Oleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa

Lebih terperinci

PERBEDAAN CIRI KEPRIBADIAN OBSESSIVE COMPULSIVE DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

PERBEDAAN CIRI KEPRIBADIAN OBSESSIVE COMPULSIVE DITINJAU DARI JENIS KELAMIN PERBEDAAN CIRI KEPRIBADIAN OBSESSIVE COMPULSIVE DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SKRIPSI Oleh : Ayu Woro Septi 09810220 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013 PERBEDAAN CIRI KEPRIBADIAN OBSESSIVE

Lebih terperinci

PREDIKTOR-PREDIKTOR INTENSI PENGGUNAAN INTERNET DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN ONLINE. (Studi Pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta) TESIS

PREDIKTOR-PREDIKTOR INTENSI PENGGUNAAN INTERNET DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN ONLINE. (Studi Pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta) TESIS PREDIKTOR-PREDIKTOR INTENSI PENGGUNAAN INTERNET DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN ONLINE (Studi Pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wajib. Pajak Orang Pribadi dalam Memenuhi Kewajiban. Membayar Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wajib. Pajak Orang Pribadi dalam Memenuhi Kewajiban. Membayar Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kudus Diajukan Oleh : JIWO FEBRIANTO NIM. 2012-12-003 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spesialis, dan doktor. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik,

BAB I PENDAHULUAN. spesialis, dan doktor. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI MEMBELI PRODUK SABUN MUKA PADA PRIA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI MEMBELI PRODUK SABUN MUKA PADA PRIA SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI MEMBELI PRODUK SABUN MUKA PADA PRIA SKRIPSI Oleh : Muhammad Arief Budiman NIM : 109070000067 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lebih terperinci

PERBEDAAN RESILIENSI PADA REMAJA AWAL DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA SKRIPSI

PERBEDAAN RESILIENSI PADA REMAJA AWAL DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA SKRIPSI PERBEDAAN RESILIENSI PADA REMAJA AWAL DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA SKRIPSI YOSEFA LEBUKAN A31107093 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This research aimed to examine the impact of tax knowledge, the assertiveness of tax penalties, the easiness of SPT filling process and Tax payers awareness on individual tax payers compliance.

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Srata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Srata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus PENGARUH KEBIJAKAN PERPAJAKAN, PERATURAN PERPAJAKAN, SANKSI ADMINISTRASI DAN PEMERIKSAAN PAJAK, PERSEPSI WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP PERENCANAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI STUDY EMPIRIS

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus PENGARUH MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN PEMAHAMAN KETENTUAN PERPAJAKAN SERTA TRANSPARANSI DALAM PAJAK TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu Pengetahuan Kewirausahaan (X 1 ), Lingkungan Sekolah (X ) dan Pengalaman Praktek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori 1. Teori Atribusi (Atribution Theory) Teori Atribusi adalah teori kepatuhan Wajib Pajak terkait dengan sikap Wajib Pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dimulai pada bulan oktober 2010 dan lokasi penelitian yang dipilih penulis dalam penelitian lapangan adalah PT Pethodan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan.

BAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama satu dekade terakhir, kebijakan harga BBM jenis Premium sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, pemerintah menaikkan BBM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Dependen : Intensi merokok 2. Variabel Independen : Norma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Hal ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia berhak mendapatkannya dan diharapkan untuk selalu berkembang

Lebih terperinci

PROFILE VALUE PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) SKRIPSI

PROFILE VALUE PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) SKRIPSI PROFILE VALUE PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) SKRIPSI Oleh : Ferry Chandra Kusuma 09810121 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013 PROFILE VALUE PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) SKRIPSI

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP NIAT UNTUK MELAKUKAN PENGUNGKAPAN KECURANGAN (WHISTLEBLOWING)

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP NIAT UNTUK MELAKUKAN PENGUNGKAPAN KECURANGAN (WHISTLEBLOWING) PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP NIAT UNTUK MELAKUKAN PENGUNGKAPAN KECURANGAN (WHISTLEBLOWING) (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Wijaya Kusuma Surabaya) Diajukan Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas yang Terdaftar di KPP Pratama Kudus) Skripsi ini diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara ringkas pengertian intensi adalah ubahan yang paling dekat dengan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara ringkas pengertian intensi adalah ubahan yang paling dekat dengan perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensi Secara ringkas pengertian intensi adalah ubahan yang paling dekat dengan perilaku yang dilakukan oleh individu, dan merupakan ubahan yang menjembatani antara sikap dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui kontribusi determinandeterminan intention terhadap intention untuk melakukan premarital check up pada pasangan dewasa awal yang sedang memersiapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan biaya yang tak sedikit jumlahnya. Usaha yang dilakukan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan biaya yang tak sedikit jumlahnya. Usaha yang dilakukan pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Perkembangan yang dilakukan Indonesia berupa peningkatan pembangunan yang direncanakan sesuai kebutuhan masyarakat.

Lebih terperinci

Studi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi Terhadap Intensi Datang Latihan Pada Anggota Perkusi Komunitas United State Of Bandung Percussion

Studi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi Terhadap Intensi Datang Latihan Pada Anggota Perkusi Komunitas United State Of Bandung Percussion Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi Terhadap Intensi Datang Latihan Pada Anggota Perkusi Komunitas United State Of Bandung Percussion 1 Tivanny Salliha P 2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Merokok 1. Intensi Merokok Intensi diartikan sebagai niat seseorang untuk melakukan perilaku didasari oleh sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi terhadap

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI AUDITOR UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN WHISTLEBLOWING (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI AUDITOR UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN WHISTLEBLOWING (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI AUDITOR UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN WHISTLEBLOWING (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah) Diajukan oleh : EVI TIYA DISTIYANA NIM. 2012-12-116 PROGRAM

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran intention dan determinandeterminannya dalam melakukan usaha untuk dapat naik kelas pada siswa kelas XI di SMAN X Bandung ditinjau dari teori planned

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini akan membahas metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini.

BAB III METODE PENELITIAN. ini akan membahas metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini. BAB III METODE PENELITIAN Setiap penelitian ilmiah memerlukan aya metode untuk memperlancar penelitian dalam rangka pencarian data petunjuk mengenai cara atau langkah serta teknik penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan jenis penelitian

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan jenis penelitian BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Desain Penelitian III.1.1. Jenis dan sumber data Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif karena peneliti

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: spiritual intelligence, perception of the implementation of the tax census, modernization of tax administration and tax compliance

ABSTRACT. Keywords: spiritual intelligence, perception of the implementation of the tax census, modernization of tax administration and tax compliance ABSTRACT Strategy of the government in improving tax compliance levels of society have been carried out, one with the modernization of tax administration, not only that the government was doing the implementation

Lebih terperinci

ABSTRACT. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This study aims to analyze the factors that affect the willingness to pay taxes on individual taxpayers who do business in Bandung Selatan. These factors are awareness of paying taxes, knowledge

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Theory of Planned

BAB II LANDASAN TEORI. Teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Theory of Planned BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Theory of Planned Behavior, Teori Atribusi (Artibution Theory), dan Social Learning Theory (Teori Pembelajaran

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN PADA PERUSAHAAN PERHOTELAN DI KOTA SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN PADA PERUSAHAAN PERHOTELAN DI KOTA SURAKARTA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN PADA PERUSAHAAN PERHOTELAN DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang mendukung faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, yaitu : 1. Kepatuhan Wajib Pajak Menurut kamus

Lebih terperinci

SKRIPSI. Nama : Aliva Nur Rosyid NIM : Program Studi : Akuntansi

SKRIPSI. Nama : Aliva Nur Rosyid NIM : Program Studi : Akuntansi PENGARUH KEWAJIBAN KEPEMILIKAN NPWP, PEMERIKSAAN PAJAK DAN PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK (STUDI KASUS PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PONOROGO) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Perception Taxpayer s, Tax Penalties, Taxpayer s Compliance. viii

ABSTRACT. Keywords: Perception Taxpayer s, Tax Penalties, Taxpayer s Compliance. viii ABSTRACT The purpose of this research is to determine the effect of taxpayer s perception of tax penalties on taxpayer s compliance. Population of this research are all individual taxpayer s who are registered

Lebih terperinci

(STUDY EMPIRIS : WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KUDUS)

(STUDY EMPIRIS : WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KUDUS) PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK TENTANG KUALITAS PELAYANAN FISKUS, PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL (SPN), SOSIALISASI PERPAJAKAN, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN KONDISI KEUANGAN

Lebih terperinci

PENGARUH TANGGUNG JAWAB MORAL, KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN KUALITAS PELAYANAN PADA KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PENGARUH TANGGUNG JAWAB MORAL, KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN KUALITAS PELAYANAN PADA KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGARUH TANGGUNG JAWAB MORAL, KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN KUALITAS PELAYANAN PADA KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi Empiris Pada KPP Pratama Klaten) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber pendapatan terbesar yang dimiliki suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber pendapatan terbesar yang dimiliki suatu Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sumber pendapatan terbesar yang dimiliki suatu Negara adalah pajak. Pajak merupakan iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Teoritis I. Theory of Perceived Behavior (TPB) Theory of Perceived Behavior (TPB) menyatakan bahwa selain sikap terhadap tingkah laku dan norma-norma subjektif, individu

Lebih terperinci

PERAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL TERHADAP INTENSI MEMBELI PAKAIAN BEKAS. Fatimah Lubis

PERAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL TERHADAP INTENSI MEMBELI PAKAIAN BEKAS. Fatimah Lubis PERAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL TERHADAP INTENSI MEMBELI PAKAIAN BEKAS SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi oleh : Fatimah Lubis 101301050 FAKULTAS

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT PADA ANAK TUNARUNGU SKRIPSI. Guita Wulan Sari

IDENTIFIKASI PERAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT PADA ANAK TUNARUNGU SKRIPSI. Guita Wulan Sari IDENTIFIKASI PERAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT PADA ANAK TUNARUNGU SKRIPSI Guita Wulan Sari 07810216 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013 IDENTIFIKASI PERAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN

Lebih terperinci

(Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Pada KPP Pratama Kudus) Diajukan Oleh: LINA BUDIYANTI NIM.

(Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Pada KPP Pratama Kudus) Diajukan Oleh: LINA BUDIYANTI NIM. PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, PERSEPSI EFEKTIVITAS SISTEM PAJAK, LAYANAN FISKUS, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK DENGAN KESADARAN WAJIB PAJAK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris

Lebih terperinci