HUBUNGAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT PERTAMEDIKA PANGKALAN BRANDAN. Juliati : yahoo.co.
|
|
- Doddy Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT PERTAMEDIKA PANGKALAN BRANDAN Juliati : yahoo.co.id ABSTRACT: Training is an attempt to develop human resources, particularly to develop intellectual abilities and personality. Performance is the appearance of the work of both the quantity and quality of personnel within an organization. This type of research is descriptive cross sectional correlation with the aim to describe how the relationship of training on the performance of nurses in Pertamina Hospital Pangkalan Brandan in Amount study sample as many as 36 people. The results of chi-square analysis between the variables of knowledge and have meaningful relationships of anemia characterized by the value of p <0.05 (p = 0.000) so that Ha is accepted that there is a relationship between training on the performance of nurses. It is expected that health workers to always be able to constantly develop their potential, both skills and abilities in order to produce good performance. Keywords : Nurse Performance 1
2 ABSTRAK Pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian. Kinerja adalah penampilan hasil kerja personil baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Jenis penelitian ini ialah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengambarkan bagaimana hubungan pelatihan terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Pertamina Pangkalan Brandan pada Tahun Jumlah sampel penelitian sebanyak 36 orang. Hasil analisis chi square antara variabel pengetahuan dan anemia mempunyai hubungan yang bermakna yang ditandai dengan nilai p < 0,05 (p = 0,000) sehingga Ha diterima yakni ada hubungan antara pelatihan terhadap kinerja perawat pelaksana. Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar senantiasa dapat terus-menerus mengembangkan potensi yang dimilikinya, baik keterampilan maupun kemampuan agar dapat menghasilkan kinerja yang baik. Kata Kunci : Kinerja Perawat 2
3 PENDAHULUAN Latar belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya (Depkes RI, 2009). Berdasarkan Undang Undang RI No. 44 tahun 2009, tugas pokok rumah sakit adalah: memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan fungsi antara lain: (1) penyelengaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan, (2) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan, (3) penyelengaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia, (4) penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan.. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif corelasional. Rancangan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pelatihan terhadap kinerja perawat pelaksana yang dilihat dari evaluasi tindakan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti (Notoatmojo, 1993 dalam Setiadi, 2007). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksanadi Rumah Sakit Pertamina Pangkalan Brandan yang berjumlah ± 36 orang. Instrumen Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa lembar pernyataan yang terdiri dari empat bagian. Pada bagian pertama berisi isian mengenai nomor responden dan data demografi responden yakni umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir keperawatan dan lama bekerja. Bagian kedua berisi dua puluh enam item pernyataan mengenai kinerja perawat. Bagian ketiga berisi sembilan item pernyataan mengenai 3
4 pelatihan. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahian suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2005). Untuk menguji validitas, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Pendapat orang yang ahli diminta pendapatnya mengenai instrumen yang telah disusun (Riduwan, 2006). Setelah dilakukan uji validitas oleh salah seorang dosen keperawatan di STIKes Putra Abadi Langkat Stabat, didapatkan hasil bahwa instrumen penelitian yang digunakan telah valid dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Setelah dilakukan uji validitas instrumen, maka untuk mengetahui tingkat kepercayaan instrumen maka dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas adalah suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun pada waktu yang bebeda (Setiadi, 2007). Menurut Nazir (1989) suatu bagian alat ukur mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya serta stabil dan dapat dihandalkan jika alat ukur tersebut digunakan berkali-kali maka akan memberikan hasil yang relatif sama. Uji reliabilitas penelitian ini akan dilakukan terhadap responden yang telah memenuhi kriteria sampel peneliti. Kemudian jawaban dari responden diolah dengan menggunakan program SPSS Bila dilakukan uji reliabilitas diperoleh nilai cronbach s alpha 0,71 maka insrumen dinyatakan reliabel (Polit & Hungler, 2009). Reliabilitas instrumen dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Insani Stabat, dengan perawat pelaksana di rumah sakit tersebut sebagai responden yang berjumlah 30 orang perawat. Hasil reliabilitas instrumen pelatihan yang di dapatkan setelah dilakukan pengolahan data yakni sebesar dan instrumen kinerja perawat sebesar 0,714, yang artinya kuesioner telah reliabel. HASIL Berdasarkan kategori pelatihan yang dilaksanakan oleh kepala ruangan mayoritas responden menggolongkan kategori baik yakni sebanyak 31 responden (86,1%) dan minoritas dengan kategori kurang dengan jumlah responden 5 orang (13,9%). Berdasarkan kategori kinerja perawat pelaksana mayoritas baik yakni sebanyak 33 responden (91,7%) dan minoritas kurang yakni sebanyak 3 responden (8,3%). 4
5 Dari hasil tabel silang antara variabel pelatihan yang diberikan oleh kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Pertamina Pangkalan Brandan, di dapat bahwa pelatihan dengan kategori terlaksana dengan baik menghasilkan kinerja perawat yang baik sebanyak 31 orang perawat dan pelatihan yang kurang menghasilkan kinerja perawat pelaksana yang kurang juga sebanyak 3 orang perawat. Pada analisa bivariat menggunakan uji Chi Square untuk melihat hubungan dan tingkat masing-masing variabel yaitu variabel bebas dianalisis dengan variabel terikat. Hasil analisis antara variabel pelatihan dan kinerja perawat pelaksana mempunyai hubungan yang bermakna yang ditandai dengan nilai p < 0,05 (p = 0,000) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yakni ada hubungan antara pelatihan dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Pertamina Pangkalan Brandan. PEMBAHASAN Pelatihan Kepala Ruangan Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat dilihat bahwa kategori pelatihan yang dilaksanakan oleh kepala ruangan mayoritas responden menggolongkan kategori baik yakni sebanyak 31 responden (86,1%) dan minoritas dengan kategori kurang dengan jumlah responden 5 orang (13,9%). Menurut asumsi peneliti, semakin baik dan seringnya pelatihan berupa upaya-upaya mengenai pengendalian infeksi nosokomial dilaksanakan atau diikuti perawat, maka akan meningkatkan pengetahuan perawat yang akan meningkatkan peran perawat tersebut dalam melaksanakan kinerjanya sehari-hari dengan tetap mempertahankan upaya pengendalian terhadap infeksi nosokomial tersebut. Hasibuan (2011) menjelaskan bahwa pelatihan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan tekhnis, teoritis, konseptual dan moral karyawan. Mathis & Jackson (2006) menyatakan pelatihan adalah sebuah proses dimana orang mendapatkan kapabilitas untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan organisasional. Rivai (2004) menyatakan pelatihan adalah proses secara sisitematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi. Perawat merupakan salah satu sumber daya manusia yang sangat berperan bagi sebuah rumah sakit. Dengan demikian, kinerja perawat perlu menjadi fokus perhatian rumah sakit. Dalam menjaga eksistensinya rumah 5
6 sakit yang menghadapi tantangan dari luar seperti persaingan dalam industri dan tantangan dari dalam rumah sakit seringkali mengalami permasalahan yang menyangkut tentang kondisi sumber daya manusia yang dimiliki. Rumah sakit seringkali menghadapi kesulitan dimana perawat baru yang masih memiliki sedikit pengalaman kerja perlu diberikan pelatihan untuk dapat menghasilkan kinerja yang baik. Oleh sebab itu perlu dilaksanakan pelatihan guna meningkatkan kinerja perawat. (Nabilah, 2010) Berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 15 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pelaksanaan pembinaan pendidikan dan pelatihan, bahwa pelatihan adalah proses belajar mengajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang singkat, dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori. Sedangkan menurut Simamora (2001), pelatihan adalah proses sistematik yang mengubah perilaku para karyawan dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional. Hollenback and Wright (2003), menyatakan juga bahwa pelatihan adalah usahausaha terencana dalam menfasilitasi pembelajaran karyawan untuk meningkatkan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Moekijat (1996) berpendapat bahwa ada tiga syarat yang harus dipenuhi dalam kegiatan pelatihan. Ketiga syarat tersebut adalah bahwa pelatihan harus membantu pegawai menambah pengetahuan dalam menjalankan tugasnya; pelatihan harus menimbulkan perubahan kebiasaan bekerja karyawan, sikapnya terhadap pekerjaan, informasi dan pengetahuan yang diterapkan dalam tugas; dan pelatihan harus berhubungan dengan pekerjaan tertentu. Berdasarkan hasil dapat dilihat bahwa kategori kinerja perawat pelaksana mayoritas baik yakni sebanyak 33 responden (91,7%) dan minoritas kurang yakni sebanyak 3 responden (8,3%). Dunia Keperawatan saat ini telah memperlihatkan paradigma keperawatan dimana profesi perawat dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang professional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang dinamakan dengan kinerja. Kinerja adalah penampilan hasil kerja personil baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil, penampilan hasil kerja tidak terbatas kepada personil yang memangku 6
7 jabatan fungsional maupun struktural, tetapi meliputi keseluruhan jajaran personil dalam organisasi (Ilyas, 2001). Definisi kinerja karyawan yang dikemukakan Bambang Kusriyanto dalam Mangkunegara (2005) adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya per jam). Sedangkan menurut Moenir (1995), kinerja adalah sebagai hasil kerja seseorang pada kesatuan waktu atau ukuran tertentu. Menurut Robbins (1996) kinerja adalah suatu ukuran yang mencakup keefektifan dan efisiensi dalam pencapaian tujuan dan efisiensi merupakan rasio dari keluaran efektif terhadap masukan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Kinerja menurut Mangkunegara (2000) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Robert L. Mathis & Jhon H. Jackson (2006) ada 3 faktor utama yang memperngaruhi kinerja karyawan yaitu : 1. Kemampuan indivual, mencakup bakat, minat dan faktor kepribadian. Tingkat keterampilan, merupakan bahan mentah yang dimiliki seseorang karyawan berupa pengetahuan, pemahaman, kemampuan, kecakapan interpersonal, dan kecakapan teknis. 2. Usaha yang dicurahkan, adalah etika kerja, kehadiran dan motivasi karyawan 3. Dukungan organisasional, perusahaan menyediakan fasilitas bagi karyawan meliputi pelatihan dan pengembangan, peralatan, teknologi dan manajemen. Kinerja dalam penelitian ini adalah kinerja perawat pelaksana yaitu hasil kerja atau prestasi kerja yang nyata dari seluruh aspek pelayanan keperawatan di rumah sakit, yang dilihat dari proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implentasi, evaluasi dan kemudian mendokumentasikan hasil kerjanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pertamina Pangkalan Brandan dalam memberikan asuhan keperawatan setelah dilakukan pelatihan tergolong dalam kategori baik, namun masih terdapat jawaban dari 3 responden yang mengatakan kurang. Menurut asumsi peneliti, penyebab dari belum maksimalnya nilai kinerja dari masingmasing perawat pelaksana setelah dilakukan pelatihan dikarenakan para perawat pelaksana belum sepenuhnya menerapkan materi yang didapatkan pada saat pelatihan 7
8 dan kurangnya motivasi perawat dalam melaksanakan kinerjanya Menurut Ilyas (2001), kinerja individu dalam organisasi dipengaruhi oleh faktor individu seperti umur, pendidikan, masa kerja dan pengalaman kerja. Menurut Hasibuan (2003), umur dapat mempengaruhi kondisi fisik, mental kemampuan kerja dan tanggung jawab. Penelitian Daryo (2003) yang mana tidak ada hubungan umur dengan kinerja perawat pelaksana. sesuai dengan pendapat Gibson dalam Ilyas, (2001) bahwa umur mempunyai efek tidak langsung dengan kinerja. Selain itu faktor pendidikan juga sangat berperan terhadap kinerja perawat, namun perawat pelaksana secara umum berpendidikan diploma, sehingga secara strata pendidikan sama, namun yang membedakan pengalaman kerja dan pelatihan yang pernah diikuti. Menurut Siagian (2000) menyatakan bahwa pendidikan merupakan pengalaman yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan kualitas kepribadaian seseorang, dimana semakin tingginya tingkat pendidikan dan pelatihan yang sering di ikuti maka semakin besar keinginan untuk memanfaatkan pegetahuan dan keterampilan. Hubungan Pelatihan dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Pertamina Pangkalan Brandan Berdasarkan hasil analisa bivariat menggunakan uji Chi Square untuk melihat hubungan dan tingkat masing-masing variabel yaitu variabel bebas dianalisis dengan variabel terikat yaitu pelatihan dihubungkan dengan kinerja perawat pelaksana didapatkan hasil terdapat hubungan yang bermakna yang ditandai dengan nilai p < 0,05 (p = 0,000) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yakni ada hubungan antara pelatihan dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Pertamina Pangkalan Brandan. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nabilah (2010) yang menunjukkan bahwa pelatihan mempunyai hubungan yang kuat dan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat sebesar 34,1%.. Secara simultan pelatihan dan motivasi mempunyai hubungan yang kuat dan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat pada Rumah Sakit Jakarta sebesar 49,2%. Penelitian lain menyebutkan bahwa hasil pengujian secara simultan menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari program pelatihan dan kompetensi perawat 8
9 secara simultan terhadap kinerja perawat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.Besarnya persentase pengaruh dari program kompetensi perawat dan pelatihan perawat terhadap kinerja perawat adalah 53.8%. Musafir (2009) telah melakukan penelitian tentang Pengaruh Pelatihan dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai Pelabuhan Indonesia IV Gorontalo. Dalam penelitiannya tersebut diperoleh hasil bahwa pelatihan dan motivasi memiliki pengaruh positif secara simultan terhadap kinerja pegawai pada kantor Pelabuhan Indonesia IV Gorontalo. Berdasarikan hasil penelitian oleh Ernawati (2012) diperoleh hasil uji t atau uji parsial, maka diperoleh jawaban hipotesis, yang pertama adalah H1 dengan nilai t hitung = 5,437 > t tabel= 1, 98 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang. Soetjipto (2007) telah melakukan penelitian Pengaruh Faktor Pendidikan, Pelatihan, Motivasi, dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Kepala Desa (Studi pada Kepala Desa di Kecamatan Pakis dan Tumpang Malang). Dalam penelitiannya dapat dibuktikan bahwa pendidikan, pelatihan, motivasi, dan pengalaman kerja, secara bersamasama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja kepala Desa di Kecamatan Pakis dan Tumpang Kabupaten Malang. Penelitian yang dilakukan oleh Pranata (2010) tentang Hubungan antara pelatihan dan motivasi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSU Prof. dr. H Aloei Saboe Kota Gorontalo dimana terdapat hubungan antara pelatihan dan motivasi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSU Prof. dr. H. Aloei Saboe. Berdasarkan penelitian oleh Dai (2009) mengenai hubungan pelatihan dan motivasi terhadap kinerja perawat di RSU Pancaran Kasih Manado terdapat hubungan yang signifikan antara pelatihan dan motivasi terhadap kinerja perawat di RSU Pancaran Kasih Manado. Penelitian oleh Siregar (2009) tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Swadana tarutung Tapanuli utara dengan kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara motivasi terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Swadana Tarutung Tapanuli. Penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2008) dimana hasil penilitian menunjukan bahwa antara pelatihan dan kinerja karyawan terdapat hubungan, ini ditunjukan dengan nilai koefisisien determinasi di peroleh sebesar 8,81%. 9
10 Berdasarkan teori Hasibuan (2009) pengembangan karyawan mutlak diperlukan dalam tujuan peningkatan produktivitas kerja karyawan. Perawat di Rumah Sakit Umum LiunKendage Tahuna masih kurang mengikuti pelatihan padahal dengan mengikuti pelatihan dapat membantu meningkatkan keterampilan mereka, sehingga tugas yang diberikan tidak akan menjadi suatu beban bagi mereka. Menurut realita yang ada di lapangan pada saat peneliti melakukan wawancara dengan bagian keperawatan dimana, ada begitu banyak pelatihan yang seharusnya diikuti oleh perawat yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah LiunKendage Tahuna namun ada beberapa faktor yang menghambat salah satunya ketersediaan dana yang ada sehingga menjadi penghambat untuk mengirim para perawat di Rumah Sakit Umum Daerah LiunKendage Tahuna dalam mengikuti pelatihan. Kepala Rumah Sakit selaku pimpinan harus lebih kreatif dalam memotivasi perawat untuk dapat mengikuti pelatihan guna peningkatan kompetensi yang dimiliki, agar dalam dalam memberikan pelayanan kepada pasien dapat memberikan pelayanan berkualitas. Selain minimnya dana di rumah sakit daerah dalam hal ini kurang memberikan dana kepada pihak rumah sakit untuk diplot. Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah salah satu daerah kepulauan terluar yang sementara berkembang lewat otonomisasi daerah, untuk itu masih perlu banyak pengembangan serta pendanaan yang dibutuhkan dalam pembangunan, Pimpinan daerah dalam hal ini harus memberikan perhatian ekstra terutama dalam pengembangan sumber daya manusia yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Pelatihan pegawai merupakan prosedur yang penting dalam membentuk suatu tim kerja yang efektif, hal ini berarti bahwa pelatihan merupakan suatu yang penting untuk diberikan kepada sumber daya manusia yang ada disuatu organisasi seperti di rumah sakit guna tercapainya kinerja yang baik, sehingga tercapai sasaran sesuai yang diinginkan. Dari penelitian- penelitian terdahulu terlihat bahwa ada keterkaitan antara pelatihan maupun motivasi dengan kinerja karyawan. Pelatihan dan motivasi kerja terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Menurut asumsi peneliti, semakin sering dan semakin banyak pelatihan yang didapatkan oleh seorang perawat yang berkenaan dengan upaya peningkatan pengetahuan ataupun pelaksanaan tugas dan kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat sehari-harinya, maka akan semakin 10
11 bertambah baik pula kinerja perawat tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasib (2003) yang menemukan ada hubungan antara pelatihan dengan kinerja perawat pelaksana di RSUD Pandan Arang Boyolali. Gillies (1996) menyatakan pelatihan merupakan proses pembentuk karyawan untuk memperoleh efektivitas dalam pekerjaan dan merupakan salah satu kegiatan pengembangan staf yang bertujuan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Pelatihan merupakan salah satu usaha organisasi yang sengaja dilakukan untuk meningkatkan kinerja. Sesuai dengan pendapat Moekijat (1996), bahwa pelatihan harus bisa membantu pegawai menambah pengetahuannya dalam menjalankan tugasnya serta mampu menimbulkan perubahan kebiasaan, sikap, dan informasi yang diterapkan dalam tugas. Berdasarkan interpretasi di atas, menunjukkan bahwa teori tentang pelatihan dapat mempengaruhi kinerja karyawan pada suatu perusahaan adalah benar adanya. Perawat dengan kemampuan yang baik akan dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan maksimal, karena kemampuan tersebut merupakan kapasitas yang dimiliki yang memungkinkan orang tersebut untuk melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Kemampuan tersebut mencakup pemahaman tentang tugas yang menjadi tanggung jawabnya, menguasai bidang tugasnya dengan baik, mampu mengambil keputusan dalam keadaan darurat, kemampuan dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan pasien, sesama perawat maupun atasannya dan juga kemampuan dalam menganalisis masalah serta pemecahan masalah sesuai dengan program pelatihan yang telah di dapatkan. Rahmanto (2007) menyebutkan prestasi kinerja sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang bisa di capai oleh seseorang, unit, atau devisi, dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah di tetapkan untuk mencapai tujuan perusahaaan. Pelatihan merupakan salah satu usaha organisasi yang sengaja dilakukan untuk meningkatkan kinerja. Sesuai dengan pendapat Moekijat (1996 dalam Ernawati 2012), bahwa pelatihan harus bisa membantu pegawai menambah pengetahuannya dalam menjalankan tugasnya serta mampu menimbulkan perubahan kebiasaan, sikap, dan informasi yang diterapkan dalam tugas. Berdasarkan interpretasi di atas, menunjukkan bahwa teori tentang pelatihan dapat mempengaruhi kinerja karyawan pada suatu perusahaan adalah benar adanya. 11
12 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Mayoritas responden mengkategorikan pelatihan yang diberikan oleh kepala ruangan di Rumah Sakit Umum Pertamina Pangkalan Brandan dengan kategori baik yakni sebanyak 31 responden (86,1%). 2. Mayoritas kategori kinerja perawat pelaksana perawat di Rumah Sakit Umum Pertamina Pangkalan Brandan tergolong baik, yakni sebanyak 33 responden (91,7%). Terdapat hubungan antara pelatihan dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Pertamina Pangkalan Brandan Saran 1. Bagi Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti hanya meneliti mengenai hubungan pelatihan dengan kinerja perawat pelaksana, sehingga disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar senantiasa dapat terus-menerus mengembangkan potensi yang dimilikinya, baik keterampilan maupun kemampuan agar dapat menghasilkan kinerja yang baik. 3. Bagi Rumah Sakit Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, pelaksanaan program pelatihan hendaknya tetap terus diberikan dan berkelanjutan agar kemampuan perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan keperawatan dapat terus meningkat dan juga memberikan kesempatan yang lebih luas kepada perawat untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, selain itu pelatihan yang diberikan juga harus tetap disesuaikan dengan tuntutan pekerjaan yang di emban oleh perawat. Perlu melakukan penilaian kinerja berdasarkan uraian tugas yang jelas, kontiniu dan rutin minimal setiap enam bulan sekali. DAFTAR PUSTAKA Alimul, A. Aziz. (2003). Riset Keperawatan & Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika Ardinata, Dedi. (2007). Multidimensional Nyeri. Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, 12
13 Volume 2 Nomor 2. Diunduh pada tanggal 21 Januari 2014 dari p:// tion Ernawati, S. M. (2012). Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Perawat dengan Motivasi sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Manajemen Bisnis Volume 02 No. 02 Ginting, Henny Sri Ulina. (2008). Pengalaman Ibu Tentang Nyeri Post Partum Dengan Riwayat Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua Tahun Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara Hamid S. Achir Yani. (2007). Buku Ajar Riset Keperawatan: Konsep, Etika, & Instrumen. Edisi 2. Jakarta: EGC Jitowiyono & Kristiyanasari. (2010). Asuhan Keperawatan Post Operasi dengan Pendekatan Nanda, NIC, NOC. Yogyakarta: Kuha Medika Jubaidi, Dian Novisen. (2010). Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea Sebelum dan Setelah Dilakukan Informed Consent Di Ruang Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun Karya Tulis Ilmiah. Bengkulu: Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu. Judhita dan Cynthia. (2009). Tips Praktis Bagi Wanita Hamil, Jakarta : Penebar Swadaya. Krestiana. (2006). 1/161/jiptummpp-gdl-s anitakrest-8024-pendahul-n.pdf Kozier, etc. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 13
HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PASIEN PASCA SECTIO CAESARIA DI RUMAH SAKIT TENTARA BINJAI
HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PASIEN PASCA SECTIO CAESARIA DI RUMAH SAKIT TENTARA BINJAI (*) Juliati. Email: Juliati_80 @ yahoo.co.id ABSTRACT: Sectio Caesaria is a way of delivery of
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado
HUBUNGAN ANTARA PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT TINGKAT III R.W.MONGISIDI MANADO Kasubay Indah*,Adisty A.Rumayar*,Nancy S.H.Malonda* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN PERAWAT PELAKSANA TERHADAP PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM PERTAMINA PANGKALAN BRANDAN TAHUN 2014 ABSTRAK
HUBUNGAN PERAN PERAWAT PELAKSANA TERHADAP PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM PERTAMINA PANGKALAN BRANDAN TAHUN 2014 (*) Juliati. Email: Juliati_80 @ yahoo.co.id ABSTRACT: The role is a
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PELATIHAN DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD LIUNKENDAGE TAHUNA
HUBUNGAN ANTARA PELATIHAN DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD LIUNKENDAGE TAHUNA Angraeni Kasenda*,Franckie R R Maramis*,Reiny Tumbol* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO THE RELATIONSHIP BETWEEN THE WORKLOAD WITH PERFORMANCE OF NURSES IN RSUD SARAS HUSADA PURWOREDJO Naskah Publikasi Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. H. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum terbesar yang ada di
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN Yulianto Program Studi Ners, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : yulisiip@gmail.com ABSTRAK Keperawatan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, setiap perusahaaan akan berusaha untuk
BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Seiring dengan era globalisasi, setiap perusahaaan akan berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan perusahaannya dengan menyusun berbagai program, guna meningkatkan
Lebih terperinciAlfi Ari Fakhrur Rizal 1 ; Shofa Chasani 2 ; Bambang Edi Warsito 3 ABSTRAK
HUBUNGAN PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN KEPALA RUANG DENGAN MOTIVASI PERAWAT PELAKSANA DALAM MEMBERIKAN LAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KOTA SEMARANG Relationship Management Function Of The
Lebih terperinciPENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT
PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT Devi Shintana O S* Cholina Trisa Siregar** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Staf Pengajar Departemen
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Bank NTB Cabang Utama Pejanggik)
PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada PT. Bank NTB Cabang Utama Pejanggik) Gian Gumilar Hamidah Nayati Utami Ika Ruhana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN KINERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM PANCARAN KASIH GMIM MANADO Gladys M. Anggoronggang*, Jootje M. L. Umboh*, A.Joy M. Rattu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG
HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: AYU TRI PURNAMA SARI 20121020108 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat penting bahkan dapat dikatakan salah satu faktor penentu dalam pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan.
Lebih terperinciGilang et al., Pengaruh Stres Kerja dan Kompensasi Terhadap Kinerja Melalui Motivasi Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Daerah (RSD) Balung
Pengaruh Stres Kerja dan Kompensasi Terhadap Kinerja Melalui Motivasi Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Daerah (RSD) Balung (The Effect Of Work Stress And Compensation To Performance Through
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang sangat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Sarnita 1, Yasir haskas 2 1 STIKES Nani Hasanuddin 2 STIKES Nani Hasanuddin ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan program pembangunan kesehatan di Indonesia didasarkan pada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan program pembangunan kesehatan di Indonesia didasarkan pada tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat penjelasan (Explanatory), yaitu menjelaskan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan dokter yang mampu ini tidak akan memberikan hasil yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Rumah
Lebih terperinciHUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Wawan Kurniawan
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Wawan Kurniawan ABSTRAK Tenaga perawat merupakan The caring profession yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif study korelasi (Correlation Study ) dengan pendekatan belah lintang (cross
Lebih terperincie-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017
HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN TOTAL CARE DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Erdianti Wowor Linnie Pondaag Yolanda Bataha Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS Working Motivation Relationship with Nurse Performance in Hospitalization Unit RSUD Salewangan Maros Hasniah, Nurhayani,
Lebih terperinciSartika Tolingguhu NIM :
Summary HUBUNGAN TINGKAT MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA (Suatu Penelitian Mahasiswa Semester IV di Jurusan S1 Keperawatan UNG) Sartika Tolingguhu NIM : 841 409
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE Work Motivation Relationship with Nurse Satisfaction in Inpatient Units of Majene General Hospital
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini perkembangan pengetahuan dan teknologi menyebabkan semakin meningkatya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tantangan dan peluang yang sedang dihadapi oleh negara maju dan berkembang saat ini adalah masalah kesehatan. Pada era globalisasi seperti saat ini perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN PRODUKTIFITAS PERAWAT DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT Maria Lily Hozana*, Gustop Amatiria** *Perawat RS Panti Secanti Gisting **Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG Eko Yuliawan STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 eko_yuliawan@mikroskil.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147 tahun 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN INSENTIF, PENGAWASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT JURNAL
1 PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF, PENGAWASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT JURNAL Jurnal ini disusun berdasarkan skripsi untuk wisuda tahun
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Kartika 27
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA BIDAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL DENGAN KEPATUHAN PENDOKUMENTASIAN KARTU IBU HAMIL DI PUSKESMAS UPTD KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2008 Oleh : Yulia Sari dan Rusnadiah STIKES A. Yani Cimahi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: LAILATUL HASANAH 201110201103 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciFAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan sebagai salah satu
Lebih terperinciFUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain
FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU Zulkarnain STIKES Bhakti Husada Bengkulu Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Telp (0736) 23422 Email : stikesbh03@gmail.com
Lebih terperinciOleh : Rahayu Setyowati
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INSTALASI RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah study komparatif, desain ini difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok subyek tanpa adanya
Lebih terperinciHUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA*** dillaherfina@rocketmail.com, Hp 085263333536 Abstract The purpose of this
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN Di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1-31 Januari 2012 JURNAL PENELITIAN
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG PROVINSI SULAWESI UTARA Raden R. O. K. Soeprodjo*, Chreisye K. F. Mandagi *, Sulaemana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD KOTA KOTAMOBAGU
HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD KOTA KOTAMOBAGU Novita P. Mardianto 1), Febi Kolibu 1), Ardiansah. A.T Tucunan 1) 1) Fakuktas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan pada
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk ditetapkan, hal ini untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis
Lebih terperinciPENGARUH KETERAMPILAN, KOMUNIKASI DAN PELATIHAN TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PADA PT. TIRTA INVESTAMA SURABAYA
PENGARUH KETERAMPILAN, KOMUNIKASI DAN PELATIHAN TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PADA PT. TIRTA INVESTAMA SURABAYA Sofi Nafuroh, Cholifah, Musriha Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU dr. H. KOESNADI BONDOWOSO SKRIPSI oleh Ervina Novi Susanti NIM 082310101008
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut permenkes no. 147 (2010), Rumah Sakit adalah institusi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut permenkes no. 147 (2010), Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan
Lebih terperinciPERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN
PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN Manuscript Oleh : HERNIK PRIHETI NIM. G2A212014 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV 05.07.02 KEDIRI Mulazimah Akademi Kebidanan PGRI Kediri mulazimah@gmail.com ABSTRAK Latar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu
39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena penelitian ini menjelaskan
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena penelitian ini menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. 3.2
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA
Peran Kepala Ruang Terhadap Motivasi Kerja 1 HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA Chanifah 1, Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati, SKp, MARS 2 1 Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA Nurul Nuryani 1, Dwi Dahlia Susanti 2 1 Staf RS Tasik Medika Citratama, 2 Dosen Program
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NINDY SAKINA GUSTIA 201110201112 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciHubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung
Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung 1 Kartini Apriana Hutapea 2 Blacius Dedi 3 Yuliana Elias 1,2,3 Sekolah Tinggi
Lebih terperinciKhodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013
1 Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Hubungan Motivasi Kerja terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulanfi
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN INSENTIF DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. dr.v.l.ratumbuysang MANADO Cyntya Bukunusa*, Adisti A. Rumayar*, Sulaemana Engkeng *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA MENURUT PERSEPSI PERAWAT DI RUMAH SAKIT PERTAMINA PANGKALAN BRANDAN TAHUN 2014
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA MENURUT PERSEPSI PERAWAT DI RUMAH SAKIT PERTAMINA PANGKALAN BRANDAN TAHUN 2014 Nurhikmah Panjaitan Email: nurhikmah_panjaitan @ yahoo.com
Lebih terperinciejournal Keperawatan (ekp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017
HUBUNGAN FAKTOR PERSONAL DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Christian Marcelino Mailool Linnie Pondaag Jill Lolong Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).
33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gorontalo, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi pegawai. Adanya kepemimpinan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi dapat membantu menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi pegawai. Adanya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat yang menggunakan pendekatan cross
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN. Oleh VITOE FUSANTO
SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014 Oleh VITOE FUSANTO 10 02 156 PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT
42 HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT Enny Nurcahyani 1, Dyah Widodo 2, Yanti Rosdiana 3 1,3) Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Tribhuwana Tunggadewi 2) Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sudah pasti punya kepentingan untuk menjaga mutu pelayanan. Pelayanan keperawatan
Lebih terperinciHUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH
47 HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH Kris Linggardini Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pada pendekatan cross sectional
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INTENSIVE CARE UNIT DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INTENSIVE CARE UNIT DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Trifena Rumagit Mulyadi Reginus Malara Program Studi Ilmu KeperawatanFakultas
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang)
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang) Nur Avni Rozalia Hamida Nayati Utami Ika Ruhana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA
PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA Sri Hartutik, Irma Mustikasari STIKES Aisyiyah Surakarta Ners_Tutty@yahoo.com
Lebih terperinciHUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES
122 HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Arif Nurcahyono 1, Sri Arini 2,
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat
BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan dugaan adanya hubungan antara perawatan payudara dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA PRAKTEK PERAWAT DI PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO.
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA PRAKTEK PERAWAT DI PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO. Malinda Janet Watania*, Jane M. Pangemana*, Febi Kolibu*. *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. suatu fenomena tertentu serta menganalisis hubungan-hubungan antara suatu
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Jenis penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian deskriptif kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Penelitian deskriptif korelasional
Lebih terperinciFitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...
Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara analitik kuantitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan mencari hubungan antar variabel
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KASIH IBU MANADO TAHUN
HUBUNGAN ANTARA PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KASIH IBU MANADO TAHUN 2017 Agrivani A. Soleman*, F.J.O. Pelealu*, Franckie R.R. Maramis* *Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu hidup sehat sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperwatan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara variabel bebas (tingkat stress) dan variabel terikat (mekanisme
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (tingkat stress) dan variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan penelitian asosiatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan tanggal 21 Mei - 4 juni tahun 2013
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik penyakit dalam RSUD Prof.Dr. Aloei Saboe 3.1.2 Waktu penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan desain cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN DENGAN TIMBULNYA NYERI KEPALA TIPE-TEGANG. Oleh: KOMALAH CHENASAMMY NIM:
HUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN DENGAN TIMBULNYA NYERI KEPALA TIPE-TEGANG Oleh: KOMALAH CHENASAMMY NIM: 070100298 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 HUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABEPURA JAYAPURA
PENGARUH MOTIVASI INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABEPURA JAYAPURA FERDINANDUS CHRISTIAN *) Fakultas Ekonomi Universitas Ottow Geissler Papua ABSTRACT This study
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Aditama, Tjandra. Y, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, edisi kedua. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Aditama, Tjandra. Y, 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit, edisi kedua. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. Anggraini, S.S, 2007. Hubungan Motivasi dengan Kinerja Petugas Rekam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Instalasi Gizi Rumah Sakit Saiful Anwar Malang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian 1. Sejarah Singkat Instalasi Gizi Rumah Sakit Saiful Anwar Malang Instalasi Gizi Rumah Sakit merupakan wadah yang mengelola kegiatan gizi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu untuk mengetahui peranan antara variabel independent dengan variabel dependent yaitu peranan
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD LAMADDUKELLENG KABUPATEN WAJO
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD LAMADDUKELLENG KABUPATEN WAJO Factors Related to The Performance Of Nurses In Inpatient Units Of General Hospital Emergency Lamaddukelleng
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANG DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN GLOVE PADA TINDAKAN INJEKSI DI RSUD WONOSARI
HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANG DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN GLOVE PADA TINDAKAN INJEKSI DI RSUD WONOSARI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : HANI HANIFAH 201110201020 PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinci