PEMETAAN SARANA PRASARANA SD NEGRI DI KECAMATAN SUKOHARJO BERDASARKAN PERMENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2007

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMETAAN SARANA PRASARANA SD NEGRI DI KECAMATAN SUKOHARJO BERDASARKAN PERMENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2007"

Transkripsi

1 PEMETAAN SARANA PRASARANA SD NEGRI DI KECAMATAN SUKOHARJO BERDASARKAN PERMENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2007 MS Khabibur Rahman 1, Pranichayudha Rohsulina 2 FKIP Pendidikan Geografi, Universitas Veteran Bangun Nusantara khabib_ynwa@yahoo.co.id 1, pranichayudha@yahoo.co.id 2 ABSTRAK Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan bagi manusia yang sangat penting. Salah satu faktor penentu keberhasilan adalah sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persebaran dan kecukupan sarana dan prasarana Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo pada Tahun Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan metode penelitian dengan cara melakukan pemetaan kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh masingmasing sekolah dasar negeri, dengan cara melakukan ploting lokasi sekolah yang dilengkapi dengan data atribut sarana dan prasarana yang dimiliki. Setelah semua data atribut yang diperlukan terkumpul, lalu data hasil ploting dan data atribut diolah menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) sehingga menghasilkan peta kelengkapan sarana dan prasarana Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Tahun Berdasarkan hasil analisis peta diketahui bahwa persebaran Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sukoharjo cukup merata dengan jumlah 2-5 sekolah setiap kelurahan. Terdapat 7 Sekolah Dasar Negeri yang memiliki sarana prasarana lengkap atau hanya 15,9% dari total 44 Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sukoharjo. Selanjutnya terdapat 6 sekolah dengan kategori sangat tinggi atau 13,6% yang memiliki standar sarana dan prasarana yang disyaratan dalam PERMENDIKNAS No 24 Tahun Kata Kunci: Permendiknas No 27 Tahun 2007, Pemetaan, Sarana, Prasarana I. PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan definisi pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan di masyarakat. Untuk menunjang ketercapaian pendidikan nasional tersebut perlu didukung oleh banyak hal, salah satunya adalah sarana dan prasarana kelengkapan kegiatan pembelajaran dalam hal ini sarana prasarana yang dimiliki oleh setiap sekolah. Terkait dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang harus dimiliki oleh sekolah, kondisi yang kurang baik terjadi di banyak sekolah yang ada di Indonesia. Salah satu contohnya adalah kondisi sekolah yang ada di Jakarta pada tahun 2013, ada 112 sekolah yang memerlukan rehab total, 309 sekolah memerlukan rehab berat sedangkan 82 sekolah Geoedukasi Volume IV Nomor 1, Maret 2015, Rahman, M.S.K., P. Rohsulina.49

2 diperlukan rehab sedang (Kurnia Sari Aziza, diposting tanggal 4 November 2013). Pemerintah mempunyai keinginan yang kuat guna mewujudkan tercapainya pendidikan yang baik, yaitu dengan membuat sebuah peraturan perundang undangan yang mengatur standar sarana dan prasaran yang harus dimiliki oleh sekolah dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24 Tahun Peratuan menteri tesebut menjadi acuan standar sarana dan prasarana yang harus dimiliki oleh sekolah. Dalam arti lain, setiap sekolah harus memiliki sarana dan prasarana sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan tersebut, namun kenyataan dilapangan tidaklah sesuai dengan apa yang menjadi angan-angan pemerintah. Masih banyak sekolah yang belum memiliki sarana dan prasarana yang sesuai dengan peraturan menteri tersebut. Tidak beda halnya dengan di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, masih banyak sekolah yang belum meiliki sarana dan prasarana yang lengkap. Gambaran mengenai sekolah yang belum memiliki sarana dan prasarana sesuai peraturan tersebut belum dimiliki oleh Pemerintah Kecamatan Sukoharjo. Geografi yang memiliki sebuah piranti yang bernama Sistem Informasi Geografis (SIG) mampu memberikan gambaran secara spasial (keruangan) mengenai keadaan sekolahsekolah dasar negeri yang ada di Kecamatan Sukoharjo. Berbekal dengan kemampuan SIG dan data sarana dan prasarana yang dikumpulkan dari tiap sekolah dasar negeri yang ada di Kecamatan Sukoharjo, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui persebaran Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo tahun Mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana di Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoahrjo tahun 2014 berdasarkan Permendiknas Nomor 24 tahun II. KAJIAN LITERATUR A. Analisis Pemetaan Bintarto dan Hadisumarno (1991: 12) menyebutkan bahwa analisis spasial mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat penting atau seri sifat-sifat penting. Pada analisis keruangan, data yang dikumpulkan dapat berupa data titik, garis maupun area. Hal yang harus diperhatikan adalah penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang dirancangkan. Pada hakekatnya analisis spasial adalah analisis lokasi yang menitikberatkan kepada tiga unsur geografi yaitu jarak (distance), kaitan (interaction), dan gerakan (movement) Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan yang dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial processes). Struktur keruangan berkenaan dengan elemen pembentuk ruang yang disimbolkan dalam tiga bentuk utama, yaitu titik, garis dan area. B. Peta dan Pemetaan Banyak para ahli memberikan pendapat mengenai definisi peta. Menurut International Cartographic Asociation (ICA) dalam Sinaga (1999:1) peta adalah suatu gambaran dari permukaan bumi, biasanya dalam skala tertentu dan digambarkan di atas bidang datar melalui suatu sistem proyeksi. Peta menggunakan simbol dua dimensi untuk mencerminkan fenomena geografikal yang dilakukan secara sistematis dan memerlukan kecakapan untuk membuat dan membacanya. Menurut buku panduan membaca peta rupa bumi Indonesia, yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survei dan pemetaan Nasional (Bakosurtanal) mendeskripsikan peta adalah suatu gambaran dari unsure-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada diatas maupun dibawah permukaan bumi yang Geoedukasi Volume IV Nomor 1, Maret 2015, Rahman, M.S.K., P. Rohsulina.42

3 digambarkan pada satu bidang datar dengan skala tertentu. Secara umum peta dapat dibagi kedalam dua jenis, yaitu: 1. Peta Rupabumi Peta yang menampilkan sebagian unsure-unsur buatan manusia serta unsure alam pada bidang datar dengan skala dan proyeksi tertentu. Dalam istilah asing, peta Rupabumi sering disebut juga topographical map. 2. Peta Tematik Peta yang menyajikan tema tertentu dan untuk kepentingan tertentu dengan menggunakan peta rupabumi yang telah disederhanakan sebagai dasar untuk meletakkan informasi tematiknya. Penelitian mengenai pemetaan ketersediaan sarana dan prasana ini, memerlukan peta rupabumi Indonesia sebagai peta dasar yang digunakan sebagai tempat diletakkannya informasi tematiknya berupa ketersediaan sarana dan prasarana. Hasil akhir dari penelitian ini adalah peta tematik persebaran sekolah dan peta tematik ketersediaan sarana dan prasaran sekolah. Peta merupakan sebuah media komunikasi antara pembuat peta dengan pemabaca / pengguna peta. Apa yang dimaksudkan oleh pembuat peta dan tertuang dalam peta yang dibuat, diharapkan mampu diinterpretasikan dengan baik oleh pembaca peta. Dunia Konsep Kartografi Peta Interpretasi Pengguna Gambar 1. Model Komunikasi dalam Pemetaan Supaya data yang dihasilkan sesuai, dengan yang diharapkan, dimengerti dan memberikan gambaran yang jelas, rapi dan bersih maka hal yang harus diperhatikan adalah mengenai desain peta, desain symbol, dan tata letak komponen peta. Ada beberapa hal pula yang harus diperhatikan dalam membaca dan membuat peta, yaitu: 1. Skala peta Skala peta erat kaitannya dengan ukuran geometri bumi, misalnya perbandingan jarak di lapangan dengan jarak dipeta. 2. Simbol Merupakan penggambaran kenampakan yang ada di permukaan bumi. 3. Sistem koordinat Berkaitan dengan penentuan posisi obyek yang berada di lapangan. 4. Arah utara Panduan kea rah utara target di peta dan dipakai sebagai petunjuk arah ke utara bila kita berada di lapangan. Pada dasarnya, ada dua hal informasi yang akan ditemui dalam sebuah peta, yaitu: 1. Muka peta Merupakan bagian pokok peta yang menunjukkan sejumlah obyek yang ada di daerah tertentu dan termasuk informasi tersebut. Adapun informasi yang ditampilkan dalam muka peta antara lain : man made features (buatan manusia seperti jalan, bangunan, sawah,dll), perairan, unsure alam (missal : gunung, bukit, lembah, dll), serta penggunaan lahan. Geoedukasi Volume IV Nomor 1, Maret 2015, Rahman, M.S.K., P. Rohsulina.43

4 2. Informasi tepi (marginal information) Merupakan bagian peta yang berisi penjelasan secara detail, yang dapat membantu pengguna peta. Adapun informasi yang berada pada bagian informasi tepi antara lain: Judul, skala, legenda, orientasi arah, sumber data, pembuat peta, insert, dan lainlain. Tata letak peta dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 2. Tata Letak Peta Keterangan : 1. Judul peta 2. Skala peta 3. Orientasi arah 4. Legenda 5. Peta insert 6. Sumber data 7. Pembuat peta 8. Grid (Garis Lintang) 9. Grid (Garis Bujur) C. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Sekolah Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 ayat (1) disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkahlaku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Sementara itu, dalam perkembangan kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui kurikulum. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara. Sekolah dikelola secara formal, hierarkis dan kronologis yang berhaluan pada falsafah dan tujuan pendidikan nasional. Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah pendidikan keluarga, bersifat formal namun tidak kodrati. Kendatipun demikian banyak orangtua (dengan berbagai alasan) menyerahkan tanggung jawab pendidikan anaknya kepada sekolah (Hasbullah 2005: 45-46). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ketersediaan berasal dari kata dasar sedia yang berarti siap. Ketersediaan yaitu suatu kesiapan sarana (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan pada waktu yang telah ditentukan. Sarana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang digunakan sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik untuk mendapatkan perubahan fisik, mental serta emosionla. Prasarana adalah segala sesuatu yang menunjang terselenggaranya proses pendidikan yang memanfaatkan fisik untuk menghasilkan perubahan. Geoedukasi Volume IV Nomor 1, Maret 2015, Rahman, M.S.K., P. Rohsulina.44

5 Dari definisi di atas, sarana pendidikan atau sarana sekolah merupakan alat yang digunakan untuk mencapai pendidikan serta menunjang kelancaran proses pembelajaran disekolah, sedangkan prasarana merupakan fasilitas yang secara tidak langsung menunjang tercapainya tuuan pembelajaran. Prasarana pendidikan adalah perangkat penunjang utama suatu proses atau usaha pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 Tahun 2007 mengenai Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah SMP/MTs dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah SMA/MA seharusnya SD/MI sekurang kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: 1. Ruang Kelas, 2. Ruang Perpustakaan, 3. Laboratorium Ipa, 4. Ruang Pimpinan, 5. Ruang Guru, 6. Tempat Beribadah, 7. Ruang UKS, 8. Jamban, 9. Gudang, 10. Ruang Sirkulasi, 11. Tempat Bermain/Berolahraga. Adapun kaitan antara sarana dan prasarana dengan proses pendidikan dapat dikatakan bahwa penggunaan sarana dan prasarana secara efektif dan efisien serta kelengkapan dari sarana dan prasarana yang dimaksud, dapat membantu dalam mencapai tujuan pendidikan. Sarana pendidikan ini berkaitan erat dengan semua perangkat, peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Prasarana pendidikan berkaitan dengan semua perangkat kelengkapan dasar yang secara langsung menunjang pelaksanaan pembelajaran di sekolah seperti: ruang, perpustakaan, kantor sekolah, UKS, ruang osis, tempat parkir, ruang laboratorium, dan lain-lain. III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di seluruh Sekolah Dasar Negeri yang ada di daerah administrasi Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. B. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif spasial. Metode deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini secara aktual dan cermat (Hasan, 2002: 22). Metode deskriptif spasial digunakan untuk melukiskan secara sistematik dari karakteristik populasi, dalam hal ini sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah dasar negeri secara actual dan cermat berdasarkan keruangan. C. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdari dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Tika (1997: 67) berpendapat bahwa Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau obyek yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah dasar negei di Kecamatan Sukoharjo. Data sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi di luar diri peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli. Penggunaan data sekunder dalam penelitian ini adalah data dari Peta Rupabumi Indonesisa (RBI) yang digunakan sebagai base map atau peta dasar dalam penelitian ini. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : Geoedukasi Volume IV Nomor 1, Maret 2015, Rahman, M.S.K., P. Rohsulina.45

6 1. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi merupakan teknik yang memberikan informasi secara tepat dan akurat untuk dipertanggungjawabkan. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengutip pada sumber data yang tersedia. Teknik ini digunakan pada saat menyadap data yang berada pada peta RBI, yang kemudian digunakan sebagai peta dasar dalam penelitian. 2. Teknik Observasi Observasi merupakan cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan langsung secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang terjadi di lapangan. Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data primer yang berupa titik koordinat masing-masing sekolah dasar yang didapat dengan menggunakan alat bantu yaitu Global Positioning System (GPS). 3. Teknik Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi 2 orang melibatkan seseorang yang ingin memperoleh komunikasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana 2004 : 180). Sedangkan Mardalis (2002: 64) berpendapat bahwa Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan keterangan lisan melalui bercakap cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti. Teknik wawancara digunakan untuk menggali informasi ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data sekunder dan teknik analisis peta. Teknik analisis data sekunder dilakukan dengan cara mentabulasi data ke dalam bentuk tabel dan grafik maupun peta, kemudian diuraikan dalam bentuk kalimat. Adapun data yang perlu dianalisis adalah: 1. Analisis Distribusi Sekolah Dasar Negeri Analisis distribusi sekolah dasar negeri digunakan untuk mengetahui persebaran secara keruangan lokasi sekolah dasar negeri yang berada di Kecamatan Sukoharjo dengan menggunakan analisis peta. 2. Analisis Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana SD Negeri digunakan pedoman dari Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 24 Tahun 2007 mengenai standar sarana dan prasarana Sekolah Dasar. Dengan menggunakan dasar tersebut, ketersediaan sarana dan prasarana SD negeri di Kecamatan Sukoharjo dapat dianalisis. Dalam penentuan kelas interval digunakan perhitungan statistic menurut Sudjana (46:2002). Dengan membagi data menjadi empat kelas, digunakan cara: Penentuan kelas = 3,3Log N-1 = 3,3 Log 43 = 3,3 x 1,633 = 5,39 = 5 kelas Interval = data tertinggi data terendah / 5 Dari hasil yang diperoleh, data dikelompokkan menjadi 5 kelas yaitu Sangat Rendah, Rendah, Sedang, Tinggi, Sangat Tinggi. Setelah setiap sekolah diketahui jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki, maka dikelompokkan berdasarkan 5 kelas Geoedukasi Volume IV Nomor 1, Maret 2015, Rahman, M.S.K., P. Rohsulina.46

7 tersebut kemudian digambarkan didalam peta untuk dilakukan analisis. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Persebaran SD di Kecamatan Sukoharjo Analisis yang dilakukan untuk mengetahui persebaran SD Negeri di Kecamatan Sukoharjo adalah analisis spasial dengan menggunakan peta. Dalam penelitian ini peta digunakan sebagai media penyaji dalam menampilkan lokasi persebaran SD. Dalam penggambarannya pada peta, sekolah dasar disimbolkan menggunakan symbol titik (point). Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi absolute SD Negeri di Kecamatan Sukoharjo dapat dilihat pada table berikut: Table 1. Persebaran SD Negeri di Kecamatan Sukoharjo No. Sekolah Dasar Y X No. Sekolah Dasar Y X 1 SD Sukoharjo SD Begajah SD Sukoharjo SD Begajah SD Sukoharjo SD Kenep SD Sukoharjo SD Kenep SD Sukoharjo SD Kenep SD Jetis SD Combongan SD Jetis SD Combongan SD Jetis SD Combongan SD Jetis SD Kriwen SD Banmati SD Kriwen SD Banmati SD Bulakan SD Banmati SD Bulakan SD Joho SD Bulakan SD Joho SD Dukuh SD Joho SD Dukuh SD Mandan SD Dukuh SD Mandan SD Sonorejo SD Mandan SD Sonorejo SD Gayam SD Bulakrejo SD Gayam SD Bulakrejo SD Gayam SD Bulakrejo SD begajah SD Bulakrejo Sumber : Penghitungan Langsung Dalam penyajian penyebaran data persebaran SD Negeri di Kecamatan Sukoharjo menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam pengolahan datanya. Pengolahan datanya yang berupa titik lokasi absolute dari SD Negeri di Sukoharjo akan dimasukkan kedalam peta dasar. Data yang digunakan adalah data keseluruhan SD Negeri atau disebut juga sampel populasi, yang berjumlah 45 SD Negeri yang berada di Kecamatan Sukoharjo. SD Negeri yang berada di Kecamatan Sukoharjo tersebar kedalam 14 Kelurahan Geoedukasi Volume IV Nomor 1, Maret 2015, Rahman, M.S.K., P. Rohsulina.47

8 di Kecamatn Sukoharjo, yaitu Sukoharjo, Banmati, Begajah, Bulakan, Bulakrejo, Combongan, Dukuh, Gayam, Jetis, Joho, Kenep, Kriwen, Mandan, dan Sonorejo. Mayoritas SD Negeri berada di Kelurahan Sukoharjo dengan jumlah 5 dari 44 sekolah dasar negri yang ada di kecamatan sukoharjo atau 11,4% dari total sekolah dasar di Kecamatan Sukoharjo sedangkan yang paling sedikit ada di Kelurahan Kriwen yaitu 2 Sekolah Dasar. Dalam penggambaran pada peta, persebaran SD Negeri digambarkan dengan simbil titik yang berbentuk segi lima dengan warna hijau, yang artinya satu titik mewakili 1 sekolah dilengkapi dengan nomor urut yang menunjukkan identitas sekolah. Urutan nomor urut sekolah dapat dilihat pada legenda peta yang terletak pada informasi tepi peta. Untuk lebih jelasnya persebaran SD Negeri yang ada di Kecamatan Sukoharjo dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 3. Peta Persebaran Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sukoharjo Dari analisis peta persebaran sekolah dasar di kecamatan sukoharjo dapat diketahui bahwa persebaran sekolah dasar di kecamatan sukoharjo cukup merata, dengan jumlah sekolah antara 2 6 sekolah negri disetiap kelurahan. Namun, jumlah ini juga harus diimbangi dengan jumlah penduduk usia sekolah dasar yang ada di masing-masing kelurahan, sehingga apakah perlu adanya tamhana sekolah dasar atau justru ada sekolah dasar negri yang tidak efektif sehingga perlu dilakukan regroup sekolah. B. Sarana dan Prasarana di Sekolah Dasar Sebuah Sekolah Dasar/MI sekurangkurangnya memiliki semua sarana dan Geoedukasi Volume IV Nomor 1, Maret 2015, Rahman, M.S.K., P. Rohsulina.48

9 prasarana yang telah disarankan berdasarkan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun Standar sarana dan prasarana merupakan keharusan atau sarana prasarana minimal yang dimiliki Sekolah Dasar/MI. Sarana dan prasarana dapat dikatakan sebagai fasilitas pelayanan sehingga dapat dihitung dengan menggunakan metode ketersediaan pelayanan. Apabila fasilitas pelayanan tersebut ada maka diberikan nilai 1 (satu), dan apabila fasilitas pelayanan tersebut tidak ada maka diberikan angka 0 (nol). Berdasarkan data perhitungan dilapangan diperoleh data sebagai berikut: Table 2. Ketersediaan Sarana Prasarana di SD Negeri di Kecamatan Sukoharjo Sekolah Dasar RK RP L RPi RG TI U J G RS TB Total Sukoharjo Sukoharjo Sukoharjo Sukoharjo Sukoharjo Jetis Jetis Jetis Jetis Banmati Banmati Banmati Joho Joho Joho Mandan Mandan Mandan Gayam Gayam Gayam Begajah Begajah Begajah Kenep Kenep Kenep Combongan Combongan Combongan Kriwen Geoedukasi Volume IV Nomor 1, Maret 2015, Rahman, M.S.K., P. Rohsulina.49

10 Kriwen Bulakan Bulakan Bulakan Dukuh Dukuh Dukuh Sonorejo Sonorejo Bulakrejo Bulakrejo Bulakrejo Bulakrejo Keterangan : 1 = ada 0 = Tidakada RK: ruang kelas, RP : ruang perpustakaan, L : laboratorium IPA, RPi: ruang pimpinan, RG: ruang guru, TI : tempat beribadah, U : ruang UKS, J : jamban, G : gudang, RS : ruang sirkulasi, TB : tempat bermain/berolahraga Dengan melihat Tabel di atas, maka dapat diketahui sekolah SD maupun MI yang sudah memenuhi maupun belum memenuhi sarana dan prasarana yang diharuskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa SD/MI yang memiliki sarana dan prasarana lengkap yakni SD/MI yang memiliki jumlah angka 11 yakni SD Sukoharjo 1, Jetis 1,Jetis 4, Joho 2, Gayam 3, Dukuh 3, Bulakrejo 3. Untuk melihat persebaran kecukupan sarana dan prasarana SD di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo secara keruangan dapat dilihat pada gambar berikut: Geoedukasi Volume IV Nomor 1, Maret 2015, Rahman, M.S.K., P. Rohsulina.50

11 Gambar 4. Peta Pemenuhan Sarana Prasarana Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sukoharjo Untuk menunjang kualitas pendidikan, hendaklah sarana dan prasaran tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan undang-undang untuk dipenuhi. Selain 11 komponen utama standar sarana dan prasarana yang dimiliki, dijabarkan pula kelengkapan dari sarana prasarana tersebut yang minimal dimiliki sekolah, mulai dari ruang kelas hingga tempat bermain / olahraga. Dalam penelitian kali ini, akan diberikan penilaian 1 (satu) jika kelengkapan tersebut dimiliki oleh sekolah dannila 0 (nol) jika kelngkapan tersebut tidak dimiliki sekolah. Pemberian nilai ini tidak mempertimbangkan skala prioritas, hanya memberikan penilaian terhadap ada dan tidak adanya kelengkapan tesebut. Setelah diperoleh jumlah total kelengkapan, akan dibagi kedalam 5 kelas yaitu sangat rendah, rendah, sdang, tinggi dan sangat tinggi. Pembagian kelas ini berdasarkan rumus sturgest, yaitu Jumlah kelas = 3,3 Log N-1 3,3 Log ,3 Log 43 3,3 x 1,6 5,3 = 5 kelas Setelah dilakukan penghitungan dilapangan, diperoleh data sebagai berikut: Geoedukasi Volume IV Nomor 1, Maret 2015, Rahman, M.S.K., P. Rohsulina.51

12 Table 3. Kelas Standar Sarana Prasarana Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014 Nama Sekolah Total Kelas Nama Sekolah Total Kelas SD Sukoharjo 1 91 Tinggi SD Begajah 3 72 Sedang SD Sukoharjo 2 89 Tinggi SD Begajah 4 74 Sedang SD Sukoharjo 3 83 Tinggi SD Kenep 1 69 Sedang SD Sukoharjo 4 83 Tinggi SD Kenep 2 53 Rendah SD Sukoharjo 6 88 Tinggi SD Kenep 3 88 Tinggi SD Jetis 1 94 Sangat Tinggi SD Combongan 1 69 Sedang SD Jetis 2 73 Sedang SD Combongan 2 63 Rendah SD Jetis 3 83 Tinggi SD Combongan 3 61 Rendah SD Jetis 4 87 Tinggi SD Kriwen 1 81 Tinggi SD Banmati 1 38 Sangat Rendah SD Kriwen 2 54 Rendah SD Banmati 2 45 Sangat Rendah SD Bulakan 1 86 Tinggi SD Banmati 3 42 Sangat Rendah SD Bulakan 2 71 Sedang SD Joho 1 86 Tinggi SD Bulakan 3 98 Sangat Tinggi SD Joho 2 95 Sangat Tinggi SD Dukuh 1 98 Sangat Tinggi SD Joho 4 61 Rendah SD Dukuh 2 84 Tinggi SD Mandan 1 75 Sedang SD Dukuh Sangat Tinggi SD Mandan 2 73 Sedang SD Sonorejo 1 71 Sedang SD Mandan 3 69 Sedang SD Sonorejo 2 69 Sedang SD Gayam 1 93 Tinggi SD Bulakrejo 1 60 Rendah SD Gayam 3 91 Tinggi SD Bulakrejo 2 74 Sedang SD Gayam 5 89 Tinggi SD Bulakrejo 3 83 Tinggi SD Begajah 1 98 Sangat Tinggi SD Bulakrejo 4 54 Rendah Dari tabel diatas dapat dilhat bahwa sekolah yang memiliki nilai sangat tinggi baru 6 sekolah atau 13,6 % dari total sekolah dasar negeri yang ada di Kecamatan Sukoharjo. Untuk sekolah yang tergabung dalam kelas tinggi sebanyak 16 sekolah atau 36,4% dari total sekolah dasar negeri yang ada di Kecamatan Sukoharjo. Untuk sekolah yang tergabung dalam kelas sedang sebanyak 12 sekolah atau 27,3% dari total sekolah dasar negeri yang ada di Kecamatan Sukoharjo. Untuk sekolah yang tergabung dalam kelas rendah sebanyak 7 sekolah atau 15,9% dari total sekolah dasar negeri yang ada di Kecamatan Sukoharjo, dan Untuk sekolah yang tergabung dalam kelas sangat rendah sebanyak 3 sekolah atau 6,8% dari total sekolah dasar negeri yang ada di Kecamatan Sukoharjo dan semua berada di Kelurahan Banmati. Untuk melihat persebaran standar sarana dan prasarana SD di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo secara keruangan dapat dilihat pada gambar berikut: Geoedukasi Volume IV Nomor 1, Maret 2015, Rahman, M.S.K., P. Rohsulina.52

13 Gambar 5. Peta Pemenuhan Sarana Prasarana Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sukoharjo V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : a. Mayoritas sekolah dasar negeri berada di Kelurahan Sukoharjo dengan jumlah 5 sekolah dan yang paling sedikit berada di kelurahan Kriwen dengan jumlah 2 sekolah. b. Terdapat 7 sekolah Dasar negeri yang memiliki sarana dan prasarana lengkap sesuai dengan PERMENDIKNAS No 24 Tahun 2007, serta ada 6 sekolah yang memiliki kelas sangat tinggi dalam hal kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki. DAFTAR PUSTAKA Bintarto, R dan Hadisumarno, Surastopo Metode Analisa Geografi. Jakarta : LP3ES. Hasan, M. Igbal Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hasbullah Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Mardalis Metode Penelitian. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Geoedukasi Volume IV Nomor 1, Maret 2015, Rahman, M.S.K., P. Rohsulina.53

14 Mulyana, Deddy, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sinaga, Maruli Pengetahuan Peta. Jogjakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Sudjana, Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Tika, Moch Pabundu Metode Penelitian Geografi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Perundang-undangan : UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 Tahun 2007 mengenai Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah SMP/MTs dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah SMA/MA Internet : Kurnia Sari Aziza, diposting tanggal 4 November d/2013/11/04/ /ratusan.ba ngunan.sekolah.di.jakarta.tidak.l ayak dari Geoedukasi Volume IV Nomor 1, Maret 2015, Rahman, M.S.K., P. Rohsulina.54

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMETAAN WISATA ALAM DAN BUDAYA SEBAGAI USAHA PERKEMBANGAN KABUPATEN SUKOHARJO

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMETAAN WISATA ALAM DAN BUDAYA SEBAGAI USAHA PERKEMBANGAN KABUPATEN SUKOHARJO PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMETAAN WISATA ALAM DAN BUDAYA SEBAGAI USAHA PERKEMBANGAN KABUPATEN SUKOHARJO Bambang Partono 1, MS Khabibur Rahman 2 1 Pendidikan Geografi, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEBARAN DAERAH ASAL MAHASISWAUNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARADENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

ANALISIS PERSEBARAN DAERAH ASAL MAHASISWAUNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARADENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) ANALISIS PERSEBARAN DAERAH ASAL MAHASISWAUNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARADENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Pranichayudha Rohsulina 1, Muh.Husyain R 2, MS Khabibur Rahman 3 FKIP Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP Nomor 10 Tahun 2000 (dalam Indarto,2010 : 177) Secara umum peta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP Nomor 10 Tahun 2000 (dalam Indarto,2010 : 177) Secara umum peta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peta 2.1.1 Pengertian Peta Menurut PP Nomor 10 Tahun 2000 (dalam Indarto,2010 : 177) Secara umum peta didefinisikan sebagai gambaran dari unsur unsure alam maupun buatan manusia

Lebih terperinci

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan alat yang efektif untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan jelas dan singkat pokok permasalahan. dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pengertian, fungsi, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan jelas dan singkat pokok permasalahan. dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pengertian, fungsi, dan BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi latar belakang masalah yang menjadi dasar diadakannya suatu kegiatan. Oleh karena itu, latar belakang menguraikan dengan jelas dan singkat pokok permasalahan. A. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, serta penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, serta penegasan istilah. BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan memaparkan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta penegasan istilah. I.I Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan telah ditangani

Lebih terperinci

ANALISIS SPASIAL PERBANDINGAN JUMLAH ANAK USIA SD DAN RUANG KELAS KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS SPASIAL PERBANDINGAN JUMLAH ANAK USIA SD DAN RUANG KELAS KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO Analisis Spasial Perbandingan Jumlah Anak Usia SD ISSNP: 25491725 ANALISIS SPASIAL PERBANDINGAN JUMLAH ANAK USIA SD DAN RUANG KELAS KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO MS Khabibur Rahman 1), Bambang Partono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia menjadi manusia yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjaun Pustaka 1. Sarana dan Prasarana Pendidikan Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO 1 PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMETAAN BASIS DATA SMA/SMK/MA DI KABUPATEN BOALEMO BERBASIS WEB

PEMETAAN BASIS DATA SMA/SMK/MA DI KABUPATEN BOALEMO BERBASIS WEB PEMETAAN BASIS DATA SMA/SMK/MA DI KABUPATEN BOALEMO BERBASIS WEB Arif Kurniawan, Fitryane Lihawa*, Daud Yusuf** Jurusan Fisika, Program Studi Pendidikan Geografi (S1) F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimesional. (Dedy Miswar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimesional. (Dedy Miswar, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Peta a. Pengertian Peta Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang diperkecil, dituangkan dalam selembar kertas atau media lain dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1 Selaras

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1 Selaras BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan sangat penting menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangasa.oleh karena itu, diperlukan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan hal yang sangat penting dalam menunjang kelancaran atau kemudahan dalam proses pembelajaran, dalam kaitannya

Lebih terperinci

KAJIAN KETERSEDIAAN DAN POLA DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEDERAJAT DI KABUPATEN KARANGANYAR

KAJIAN KETERSEDIAAN DAN POLA DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEDERAJAT DI KABUPATEN KARANGANYAR KAJIAN KETERSEDIAAN DAN POLA DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEDERAJAT DI KABUPATEN KARANGANYAR Mukmin Al Kahfi mukminalkahfi@gmail.com Dyah Widiyastuti dwidiyastuti@yahoo.com Abstract

Lebih terperinci

Adipandang YUDONO

Adipandang YUDONO Pengenalan Kartografi Adipandang YUDONO 11 E-mail: adipandang@yahoo.com Outline Apa itu Kartografi? Peta Definisi Peta Hakekat Peta Syarat-syarat yang dikatakan peta Fungsi peta Klasifikasi peta Simbol-simbol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingginya laju pertumbuhan penduduk saat ini memang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingginya laju pertumbuhan penduduk saat ini memang menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya laju pertumbuhan penduduk saat ini memang menjadi masalah besar di Indonesia. Untuk menangani hal tersebut maka terus dilakukan upaya penanganan yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan proses perubahan yang terus menerus yang merupakan kemajuan dan perbaikan kearah tujuan yang ingin dicapai. Salah satu sasaran yang hendak dicapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun) dan pada tahun 2025 jumlah

BAB I PENDAHULUAN. jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun) dan pada tahun 2025 jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia saat ini jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun) dan pada tahun 2025 jumlah lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Pustaka Amani, 2005), hlm Redaksi Citra Umbara, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas &

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Pustaka Amani, 2005), hlm Redaksi Citra Umbara, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas & BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan alat ukur kemajuan suatu bangsa. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah

Lebih terperinci

DISPARITAS PRASARANA SMA ANTAR PROVINSI DI INDONESIA. Pusat Data dan Statistik Pendidikan Setjen, Kemdikbud 2014

DISPARITAS PRASARANA SMA ANTAR PROVINSI DI INDONESIA. Pusat Data dan Statistik Pendidikan Setjen, Kemdikbud 2014 DISPARITAS PRASARANA SMA ANTAR PROVINSI DI INDONESIA Setjen, Kemdikbud LATAR BELAKANG Tujuan pendidikan nasional adalah Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Salah satu kunci dari keberhasilan pembangunan suatu bangsa dapat dilihat dari indikator sumberdaya manusianya. Kualitas sumberdaya manusia yang unggul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. segala sesuatu tentang peta, mulai dari sejarah, perkembangan, pembuatan,

I. PENDAHULUAN. segala sesuatu tentang peta, mulai dari sejarah, perkembangan, pembuatan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peta adalah gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan skala tertentu. Kartografi merupakan ilmu yang khusus mempelajari segala sesuatu tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Geografi a. Pengertian Geografi Para pakar geografi dalam Seminar dan Lokakarya Peningkatan Kualitas Pengajaran Geografi di Semarang tahun 1998, telah merumuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan arti teknis, atau dalam arti hasil dan dalam arti proses. Dalam arti yang

BAB I PENDAHULUAN. dan arti teknis, atau dalam arti hasil dan dalam arti proses. Dalam arti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan kehidupan masyarakat serta berperan untuk meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan sangat penting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif- Kualitatif, Bogdan dan Taylor mendefinisikan Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah sebagai bentuk organisasi merupakan suatu tempat dari kumpulan manusia yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pendidikan. Keberhasilan program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah rancangan untuk mengumpulkan informasi tentang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Peta 1.1. Pengertian Peta Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan pendekatan penelitian Pada hakekatnya, penelitian dilakukan untuk mendapatkan penemuan baru atau mencari suatu kebenaran. Dalam penelitian, kita mengenal dua bentu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian digunakan agar terarah, tergambar keinginan dan tujuan dalam penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Metode yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklim sudah menjadi pengetahuan yang umum saat ini. Pemanasan global adalah

BAB I PENDAHULUAN. iklim sudah menjadi pengetahuan yang umum saat ini. Pemanasan global adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global yang diindikasikan sebagai penyebab perubahan iklim sudah menjadi pengetahuan yang umum saat ini. Pemanasan global adalah kondisi dimana terdapat

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG ALAMAT KANTOR DAN TEMPAT KEGIATAN PERKANTORAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Hal ini karena pendidikan kini telah menjadi salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian yang melengkapi dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat yang secara administratif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat yang secara administratif BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Bandung Barat. Secara astronomis Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan peneliti untuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan peneliti untuk 45 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan peneliti untuk proses pengumpulan dan menampilkan data hasil penelitian yang dilakukan. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). 1 Penelitian lapangan akan memuat semua data yang diperoleh,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen) SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen) 1 Erna Kharistiani, 2 Eko Aribowo (0006027001) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian 24 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Metode survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dibuat mengikuti ukuran sama luas, sama bentuk, sama jarak, dan sama arah.

BAB II KAJIAN TEORI. dibuat mengikuti ukuran sama luas, sama bentuk, sama jarak, dan sama arah. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Peta 2.1.1 Pengertian Peta Peta merupakan gambaran atau lukisan seluruh atau sebagian gambaran dari permukaan bumi yang digambarkan pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan

Lebih terperinci

KAJIAN SEBARAN SPASIAL SEKOLAH SMP/MTs DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN (Suatu Studi Kasus Di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan)

KAJIAN SEBARAN SPASIAL SEKOLAH SMP/MTs DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN (Suatu Studi Kasus Di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan) 1 KAJIAN SEBARAN SPASIAL SEKOLAH SMP/MTs DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN (Suatu Studi Kasus Di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan) Wiranda Adam 1, Dr. Nawir Sune, M.Si, 2, Daud Yusuf, S.Kom, M.Si

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Umum Penelitian Pada deskripsi data umum penelitian ini akan diuraikan mengenai gambaran umum mengenai MTs NU Darussalam Kecamatan Mijen Kota Semarangmencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka menghasilkan sumber daya yang mampu menjadi penerus dan pelaksanaan pembangunan di segala bidang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan di Indonesia banyak mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk dapat menjawab berbagai permasalahan

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN 2005-2014 (JURNAL) Oleh: INDARYONO 1113034039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengembangan sekolah merupakan salah satu wujud dari salah satu fungsi manajemen sekolah yang amat penting yang harus dimiliki sekolah. RPS berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang 58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

Pengertian Sistem Informasi Geografis

Pengertian Sistem Informasi Geografis Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk

Lebih terperinci

MANAJEMEN AGROEKOSISTEM

MANAJEMEN AGROEKOSISTEM MODUL 1 PRAKTIKUM MANAJEMEN AGROEKOSISTEM DASAR PEMETAAN Tehnik Pemetaan Manual OLEH : Syahrul Kurniawan Christanti Agustina JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MARET, 2010 I. TUJUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2009, hlm.2) menyatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karanganyar. Secara astronomi Kabupaten Karanganyar terletak antara 110 40 110 70

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah terus berupaya memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses belajar sepanjang hidup manusia, sejak lahir hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses belajar sepanjang hidup manusia, sejak lahir hingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses belajar sepanjang hidup manusia, sejak lahir hingga ketika meninggal dunia. Ini disebut dengan long-life education. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan pula pada batang tubuh Undang-undang Dasar 1945 bab XII

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan pula pada batang tubuh Undang-undang Dasar 1945 bab XII BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu prioritas pemerintah dalam ikut serta memajukan kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini tertuang dalam pembukaan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2002:1) menyatakan bahwa penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam suatu penelitian diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu: BAB IV ANALISIS 4.1. Analisis Fungsional 4.1.1. Analisis Organisasi Ruang Pengorganisasian ruang-ruang pada proyek ini dikelompokkan berdasarkan fungsi ruangnya. Ruang-ruang dengan fungsi yang sama sedapat

Lebih terperinci

Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di SMPN 2 Kuta Baro Aceh Besar. Muhammad 1. Abstrak

Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di SMPN 2 Kuta Baro Aceh Besar. Muhammad 1. Abstrak Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di SMPN 2 Kuta Baro Aceh Besar Muhammad 1 Abstrak Penelitian ini berjudul manajemen sarana dan prasarana dalam meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

MEMBACA DAN MENGGUNAKAN PETA RUPABUMI INDONESIA (RBI)

MEMBACA DAN MENGGUNAKAN PETA RUPABUMI INDONESIA (RBI) MEMBACA DAN MENGGUNAKAN PETA RUPABUMI INDONESIA (RBI) Disarikan dari Buku Panduan Praktis Membaca dan Menggunakan Peta Rupa Bumi Indonesia Karangan M. Eddy Priyanto, Edisi I, Pusat Pelayananan Jasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di antaranya adalah tersedianya sarana dan

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEBARAN DAN RADIUS KERUANGAN PENCAPAIAN MAKSIMAL FASILITAS SEKOLAH DASAR KECAMATAN BUKATEJA

ANALISIS PERSEBARAN DAN RADIUS KERUANGAN PENCAPAIAN MAKSIMAL FASILITAS SEKOLAH DASAR KECAMATAN BUKATEJA ANALISIS PERSEBARAN DAN RADIUS KERUANGAN PENCAPAIAN MAKSIMAL FASILITAS SEKOLAH DASAR KECAMATAN BUKATEJA Sakinah Fathrunnadi Shalihati 1, Anang Widhi Nirwansyah 2 1 Program Studi Pendidikan Geografi FKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku 67 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU tentang Pendidikan Nasional yang sudah ditetapkan pada Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

FASILITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI & SEKOLAH DASAR TERPADU!!!"#$%&'(&)#*+'#%,"()-*!!!! BAB II TINJAUAN UMUM

FASILITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI & SEKOLAH DASAR TERPADU!!!#$%&'(&)#*+'#%,()-*!!!! BAB II TINJAUAN UMUM FASILITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI & SEKOLAH DASAR TERPADU "#%&'(&)#*+'#%,"()-* BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Deskripsi Proyek Judul : Fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini & Sekolah Dasar

Lebih terperinci

BAB 1:MENGGENAL PRINSIP DASAR PETA DAN PEMETAAN.

BAB 1:MENGGENAL PRINSIP DASAR PETA DAN PEMETAAN. BAB 1:MENGGENAL PRINSIP DASAR PETA DAN PEMETAAN. TUJUAN PEMBELAJARAN Menggenal prinsip dasar peta dan pemetaan. GEO INFO Peta sudah ada sejak zaman dahulu. dari zaman ke zaman pengetahuan peta semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan arti teknis, atau dalam arti hasil dan dalam arti proses. Dalam arti yang

BAB I PENDAHULUAN. dan arti teknis, atau dalam arti hasil dan dalam arti proses. Dalam arti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan kehidupan masyarakat serta berperan untuk meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan sangat penting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu jenis penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Yakni

Lebih terperinci

Dasar-dasar Pemetaan Pemahaman Peta

Dasar-dasar Pemetaan Pemahaman Peta SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN Kuliah Minggu ke 2 Dasar-dasar Pemetaan Pemahaman Peta Sudarto Lab Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan OUTLINE 1 Pengertian Peta 2 Pemahaman dan Fungsi Peta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMP Negeri 3 Pakem SMP Negeri 3 Pakem merupakan sekolah yang terletak di dusun Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah

Lebih terperinci

Pengenalan Peta & Data Spasial Bagi Perencana Wilayah dan Kota. Adipandang Yudono 13

Pengenalan Peta & Data Spasial Bagi Perencana Wilayah dan Kota. Adipandang Yudono 13 Pengenalan Peta & Data Spasial Bagi Perencana Wilayah dan Kota Adipandang Yudono 13 Definisi Peta Peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas maupun di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada hakekatnya penelitian merupakan wadah untuk mencari kebenaran atau untuk memberi kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Yunani Graphein) yang berarti pencitraan, pelukisan atau deskripsi.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Yunani Graphein) yang berarti pencitraan, pelukisan atau deskripsi. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Geografi merupakan ungkapan atau kata dari bahasa Inggris Geography yang terdiri dari dua kata yaitu; Geo yang berarti bumi dan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS. Oleh: Dede Sugandi*)

MODEL PEMBELAJARAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS. Oleh: Dede Sugandi*) MODEL PEMBELAJARAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Oleh: Dede Sugandi*) ABSTRAK Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknik informasi, telah dimanfaatkan pada bidang pemetaan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. model atau metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dan

BAB III METODE PENELITIAN. model atau metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Seperti halnya model pembelajaran, dalam penelitian juga dikenal suatu model atau metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan, maka dibuat peta lahan. daya alam dan manusia serta memperluas lapangan pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan, maka dibuat peta lahan. daya alam dan manusia serta memperluas lapangan pekerjaan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka menggali potensi lahan daerah kabupaten wilayah Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan, maka dibuat peta lahan investasi pada daerah tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan (field research) yaitu metode untuk menemukan secara spesifik dan realitas.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO REKAPITULASI BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO REKAPITULASI BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO REKAPITULASI BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE URAIAN URUSAN, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN PEGAWAI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah salah satu faktor yang terpenting dan sangat menentukan dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian banyak dipengaruhi atau ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah ajaran mengenai metode-metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah ajaran mengenai metode-metode yang digunakan 42 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah ajaran mengenai metode-metode yang digunakan dalam proses penelitian. Metode memakai persyaratan-persyaratan yang ketat untuk memberikan penggarisan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA

KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA Prof. Suyanto, Ph.D Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan Pembangunan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (1988), metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Data yang dikumpulkan bisa berupa

Lebih terperinci

Oleh : Sri Handayani NIM K

Oleh : Sri Handayani NIM K Hubungan antara lingkungan belajar dan persepsi siswa tentang jurusan yang diminati dengan prestasi belajar siswa kelas X S M A N e g e r i 3 S u k o h a r j o tahun ajaran 2005/2006 Oleh : Sri Handayani

Lebih terperinci

Jurnal Geodesi Undip AGUSTUS 2015

Jurnal Geodesi Undip AGUSTUS 2015 ANALISIS DAYA TAMPUNG FASILITAS PENDIDIKAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK USIA SEKOLAH BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Widya Prajna, Sutomo Kahar, Arwan Putra Wijaya *) Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas

Lebih terperinci

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN Informasi geografis merupakan informasi kenampakan permukaan bumi. Sehingga informasi tersebut mengandung unsur posisi geografis, hubungan keruangan, atribut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan 80 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian dalam suatu penelitian sangat penting, sebab dengan menggunakan metode yang tepat maka akan mendapatkan hasil yang tepat pula. Artinya apabila seseorang

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I berisikan penjabaran dan pembahasan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB IX TATA LETAK PETA ( MAP LAY OUT ) & KESEIMBANGAN PETA

BAB IX TATA LETAK PETA ( MAP LAY OUT ) & KESEIMBANGAN PETA BAB IX TATA LETAK PETA ( MAP LAY OUT ) & KESEIMBANGAN PETA 1. Tata Letak Peta Tata letak suatu peta (Map lay out) merupakan pengaturan data spasial dari berbagai macam elemen yang disebut dengan PETA.

Lebih terperinci

SILUET Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 48

SILUET Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 48 ANALISIS KEMAMPUAN PEMBUATAN BELAHAN KUMAI SERONG SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Oke Pasrah Zendrato 1,Flora Hutapea

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisa 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan studi kasus dengan berorientasi pada pendekatan kualitatif. Yang dimaksud penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945. Dalam rangka itu, pemerintah telah berupaya membangun

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian memerlukan metode untuk memudahkan penulis dalam proses pengumpulan dan menampilkan data hasil penelitian yang dilakukan. Penggunaan metode dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Menurut Moh. Pabundu

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Menurut Moh. Pabundu 22 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Menurut Moh. Pabundu Tika (2005:6), survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan

Lebih terperinci