ANALISIS PERSEBARAN DAN RADIUS KERUANGAN PENCAPAIAN MAKSIMAL FASILITAS SEKOLAH DASAR KECAMATAN BUKATEJA
|
|
- Teguh Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PERSEBARAN DAN RADIUS KERUANGAN PENCAPAIAN MAKSIMAL FASILITAS SEKOLAH DASAR KECAMATAN BUKATEJA Sakinah Fathrunnadi Shalihati 1, Anang Widhi Nirwansyah 2 1 Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2 Laboratorium Geologi dan Penginderaan Jauh FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Dukuh waluh PO BOX. 202 Kembaran Banyumas Telp. (0281) , queen.geo85@gmail.com 1, anang.gisser@gmail.com 2 ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah adanya layanan pendidikan sekolah dasar di Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga yang belum maksimal, terkait dengan kebutuhan fasilitas sekolah dasar. Namun dalam menentukan lokasi pendirian sekolah dasar, terdapat hal penting yang perlu dianalisis terlebih dahulu yaitu persebaran dan radius keruangan pencapaian maksimal. Metode penelitian bersifat diskriptif kualitatif. Melakukan pemetaan terhadap persebaran fasilitas sekolah dasar yang diperoleh dengan observasi beserta pengambilan titik kordinat menggunakan alat bantu GPS (Global Positioning Sistem). Menggunakan analisis buffer pada software ArcGis 10. Hasil penelitian adalah fasilitas sekolah dasar di Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga sejumlah 40 sekolah dasar, dengan rincian 4 Sekolah Dasar Swasta dan 36 Sekolah Dasar Negeri. Desa yang memiliki fasilitas sekolah dasar terbanyak di Desa Bukateja sejumlah 5 dan terkecil di Desa Tidu sejumlah 1 Sekolah Dasar. Pola persebaran fasilitas sekolah dasar di Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga menyebar merata disetiap desadesa mengikuti pola jalan. Sedangkan radius keruangan pencapaian maksimal ¼ dari radius 1 km atau 250 meter, terdapat 14 sekolah dasar yang mengalami overlay dengan sekolah dasar terdekatnya. Radius keruangan pencapaian maksimal ½ dari radius 1 km atau 500 meter, hanya 5 sekolah dasar saja yang tidak mengalami overlay dengan sekolah dasar terdekatnya, dan pada radius keruangan pencapaian maksimal 1 km, seluruh sekolah dasar mengalami overlay radius dengan sekolah dasar terdekatnya. Kata Kunci : Persebaran, Radius Keruangan Pencapaian Maksimal, Sekolah Dasar PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam keberlanjutan generasi bangsa, penghapusan keterbelakangan suatu negara, dan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan pembangunan Indonesia, salah satu keperdulian pemeratan pendidikan adalah munculnya program Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015 yang menjamin 100% semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan jenjang pendidikan dasar, yaitu sekolah dasar dan sekolah menengah (BAPPENAS, 2005). Pemerataan dan keberhasilan pendidikan tentunya didukung pula dengan keberadaan fasilitas pelayanan pendidikan berupa gedung sekolah, tidak hanya didaerah perkotaan namun diperlukan pula untuk daerah pedesaan, yang diharapkan tidak terjadi ketimpangan dalam hal mendapatkan pelayanan pendidikan, fasilitas pelayanan pendidikan merupakan bagian dari fasilitas pelayanan sosial ekonomi yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 52
2 Pembangunan fasilitas pelayanan sosial ekonomi, salah satunya dalam hal ini adalah gedung sekolah merupakan hal penting terutama bagi penduduk di daerah pedesaan, dengan adanya pembangunan fasilitas tersebut dimaksudkan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan pelayanan penduduk pedesaan untuk persatuan desa dan kota sebagai bentuk sistem pusat dengan daerah belakangnya (hinterland) secara efisien sesuai dengan fungsi serta mobilitas penduduk untuk memperoleh fasilitas jasa dan kesempatan sosial ekonomi (Tjahyati, 2005 dalam Sianturi (2012)) Kecamatan Bukateja merupakan salah satu kecamatan terluar yang berada dibagian timur Kabupaten Purbalingga berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara, kecamatan ini memiliki jarak 24 kilometer dari timur pusat kota Purbalingga, sehingga untuk mendapatkan aksesibilitas pendidikan dasar menjadi tidak efektif jika melakukan perjalanan jauh ke pusat kota. Pendidikan dasar merupakan 9 tahun pertama dari seseorang mendapatkan fasilitas layanan pendidikan yaitu sekolah dasar selama 6 tahun dan sekolah menengah pertama selama 3 tahun. Dalam penelitian ini hanya mengkaji fasilitas pendidikan pada sekolah dasar, dan usulan ini merupakan tindak lanjut dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Shalihati dan Esti (2012) terkait dengan layanan pendidikan dasar Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga, sebagian hasil penelitian sebelumnya menggambarkan sebagian besar desa belum mencapai tingkat layanan yang optimal, masih diperlukan pendirian fasilitas sekolah dasar. Namun dalam menentukan lokasi pendirian sekolah dasar, terdapat hal penting yang perlu dianalisis terlebih dahulu yaitu persebaran dan radius keruangan pencapaian maksimal dari masing-masing fasilitas sekolah dasar secara spasial, ini berkaitan dengan analisis lokasi untuk rekomendasi pembangunan fasilitas sekolah dasar agar tidak terjadi overlap dengan radius keruangan pencapaian maksimal fasilitas sekolah dasar yang tersedia saat ini. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan mendiskripsikan persebaran secara keruangan (spasial) fasilitas sekolah dasar Kecamatan Bukateja. Serta mengidentifikasi dan mendiskripsikan radius keruangan pencapaian maksimal fasilitas sekolah dasar Kecamatan Bukateja. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga Propinsi Jawa Tengah. Pelaksanaan Penelitian dilakukan dalam kurun waktu enam bulan diawali dari penyusunan proposal sampai penulisan laporan penelitian, mulai dari bulan Oktober 2014 sampai Maret Penelitian ini melakukan pemetaan terhadap persebaran fasilitas sekolah dasar yang diperoleh dengan observasi beserta pengambilan titik kordinat menggunakan alat bantu GPS (Global Positioning Sistem). Informasi jumlah fasilitas sekolah dasar diperoleh dari UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bukateja. Selanjutnya koordinat fasilitas sekolah dasar yang diperoleh, dilakukan analisis buffer dengan software ArcGis 10 untuk memperoleh informasi radius keruangan pencapaian maksimal fasilitas sekolah dasar. Maka metode penelitian ini dapat dikatakan bersifat diskriptif kualitatif yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran situasi secara faktual mengenai faktor-faktor yang saling terkait, dengan didasarkan pada pemanfaatan data primer dan data sekunder. A. Sumber dan Teknik Penentuan Data 53
3 1. Data Primer Data primer diperoleh berdasarkan observasi persebaran 40 sekolah dasar Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga dan pengambilan titik koordinat lokasinya dengan menggunakan Global Positioning System (GPS). 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari dokumen instansi terkait. Data sekunder penelitian ini adalah: Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga dalam Angka Tahun 2014, dan data statistik jumlah sekolah dasar yang dapat di peroleh dari UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga. B. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi merupakan cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan langsung secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang terjadi di lapangan. Sekaligus pengambilan titik koordinat lokasi fasilitas sekolah dasar dengan menggunakan GPS, hasil titik koordinat sekolah dasar tersebut digunakan untuk plotting pada Citra Satelit QuickBird akuisisi Google Earth Tahun Pembuatan Dokumentasi Pembuatan dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh data visual kondisi bangunan sekolah dengan pemotretan. Data ini bersifat sebagai pelengkap atau pendukung informasi dari data primer. C. Teknik Pengolahan dan Analisis Data SIG dengan kemampuan komputasinya, memberikan ilustrasi keterhubungan antara satu data dengan data yang lain (koneksi), dan kemampuan analisis spasialnya dapat mempresentasikan persebaran sekolah dasar dengan menggunakan peta dan grafik secara terintegrasi, sehingga diharapkan informasi hasil persebaran menjadi lebih komunikatif dan mudah dipahami. Pada tahap penggambaran dan analisis peta dengan SIG, dibutuhkan peta tentatif atau peta sementara sebagai hasil dari observasi atau survey di lapangan secara langsung, kemudian di proses dengan menggunakan software ArcGis 10. Penelitian ini dalam analisisnya menggunakan teknik analisis yang dimiliki pada software ArcGis 10 yaitu analisis buffer untuk mengetahui radius keruangan pencapaian maksimal 1000 m fasilitas sekolah dasar Kecamatan Bukateja dari hasil pemetaan persebaran sekolah dasar Kecamatan Bukateja, sedangkan radius keruangan pencapaian maksimal fasilitas sekolah dasar didasarkan dari ketentuan dari pengukuran variabel pelayanan dalam teknik perencanaan pengembangan wilayah menurut Muta ali (2000:14) yaitu 1000 meter. 54
4 Pemetaan dengan bantuan GPS dan Citra Satelit QuickBird akuisisi Google Earth Tahun 2014 Kebutuhan informasi spasial/ruang akan lokasi strategis untuk fasilitas sekolah dasar baru di Kecamatan Bukateja Persebaran Fasilitas Sekolah Dasar di Kecamatan Bukateja Radius Keruangan Pencapaian Maksimal 1000 m Fasilitas Sekolah Dasar di Kecamatan Bukateja Analisis Buffer dengan menggunakan ArcGis 10 Terdapat Ruang Pencapaian Maksimal 1000 m Overlay Terdapat Ruang Pencapaian Maksimal 1000 m Tidak Overlay Dapat direkomendasi sebagai lokasi pendirian sekolah dasar baru di Kecamatan Bukateja Diagram. Alur Pelaksanaan Penelitian A. Persebaran Fasilitas Sekolah Dasar HASIL DAN PEMBAHASAN Fasilitas sekolah dasar di Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga tersedia sejumlah 40 sekolah dasar, dengan rincian 4 Sekolah Dasar Swasta dan 36 Sekolah Dasar Negeri. Desa yang memiliki fasilitas sekolah dasar terbanyak di Desa Bukateja sejumlah 5 dan terkecil di Desa Tidu sejumlah 1 Sekolah Dasar, persebaran secara spasial dapat dilihat pada Gambar 1. persebaran fasilitas sekolah dasar di Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga menyebar merata disetiap desa-desa mengikuti pola jalan. Namun tampak persebaran fasilitas sekolah dasar terlihat memusat berada di Desa Bukateja, Desa Majasari dan Desa Kebutuh. 55
5 Gambar 1. Peta Persebaran Fasilitas Sekolah Dasar Kecamatan Bukateja B. Radius Keruangan Pencapaian Maksimal Fasilitas Sekolah Dasar Setelah diketahui persebaran fasilitas sekolah dasar di Kecamatan Bukateja secara keruangan, dapat digunakan untuk mengetahui radius keruangan pencapaian maksimal fasilitas sekolah dasar. Radius keruangan pencapaian maksimal yang digunakan adalah 1000 meter atau 1 kilometer (km) menurut Muta ali (2000: 14), namun dimodelkan pula untuk radius ¼ dari 1 km (250 meter) dan ½ dari 1 km (500 meter). Hasil radius keruangan pencapaian maksimal ¼ dari radius 1 km atau 250 meter, terdapat 14 sekolah dasar yang mengalami overlay dengan sekolah dasar terdekatnya, meliputi a) SDN 5 Bukateja dengan SDN 1 Bukateja dengan SDN 3 Bukateja, b) SDN 2 Bukateja dengan MI Muhammadiyah Bukateja dengan SDN 3 Majasari, c) MI Ma arif NU Darrul Abror Kedungjati dengan SDN 1 Kedungjati dengan SDN 2 Kedungjati, d) SDN 1 Kembangan dengan SDN 2 Kembangan, dan e) SDN 2 Kebutuh dengan MI Muhammadiyah Kebutuh dengan SDN 1 Kebutuh. Sedangkan 26 sekolah dasar lainnya tidak mengalami overlay radius keruangan pencapaian maksimal 250 meter dengan sekolah dasar terdekatnya. Radius keruangan pencapaian maksimal ½ dari radius 1 km atau 500 meter, hanya 5 sekolah dasar saja yang tidak mengalami overlay dengan sekolah dasar terdekatnya, meliputi SDN 1 Tidu, SDN 1 Wirasaba, SDN 2 Wirasaba, SDN 1 Panaruban dan SDN 3 Kutawis. Sedangkan 35 sekolah dasar lainnya mengalami overlay radius keruangan pencapaian maksimal 500 meter dengan sekolah dasar terdekatnya. Sedangkan pada radius keruangan pencapaian maksimal 1 km, seluruh sekolah dasar mengalami overlay radius dengan sekolah dasar terdekatnya, hanya terdapat 2 sekolah dasar yang tampak radius keruangan pencapaian maksimal 1 km tidak teroverlay secara utuh yaitu SDN 1 Tidu dan SDN 2 Wirasaba. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2. Dengan demikian keberadaan fasilitas sekolah dasar secara keruangan yang ada di Kecamatan Bukateja tersebar merata dengan ditunjukkannya radius keruangan pencapaian maksimal 1 km telah memenuhi seluruh luasan wilayah Kecamatan Bukateja. 56
6 Maka dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini bahwa penambahan fasilitas sekolah dasar di Kecamatan Bukateja tidak perlu dilakukan, namun lebih perlu melakukan optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dasar yang telah ada, seperti penambahan ruang kelas dan guru sebagai fasilitator peserta didik. Gambar 2. Peta Radius Keruangan Pencapaian Maksimal Fasilitas Sekolah Dasar Kecamatan Bukateja SDN 1 Bukateja SDN 3 Bukateja SDN 2 Kebutuh MI Muhammadiyah Kebutuh Gambar 3. Foto Kondisi Beberapa Fasilitas Sekolah Dasar di Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga (Sumber: Survey Lapangan Bulan Februari Tahun 2015) 57
7 A. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN 1. Persebaran fasilitas sekolah dasar di Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga menyebar merata disetiap desa-desa mengikuti pola jalan. 2. Sedangkan pada radius keruangan pencapaian maksimal 1 km, seluruh sekolah dasar mengalami overlay radius dengan sekolah dasar terdekatnya. B. Saran Keberadaan fasilitas sekolah dasar di Kecamatan Bukateja secara keruangan telah terpenuhi secara merata, pembangunan fisik fasilitas sekolah dasar dianggap bukan pilihan urgent dalam mengatasi optimalisasi layanan spasial yang ada saat ini, namun hal yang diperlukan adalah monitoring sarana dan prasarana sekolah dasar yang telah ada secara maksimal. DAFTAR PUSTAKA BAPPENAS - ADB TA 4762-Ino: Pro-Poor Planning & Budgeting Kartu Penilaian Pengentasan Kemiskinan Kabupaten Purbalingga. Ilyani, Mariana Reduksi Panjang Perjalanan Sebagai Implikasi Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan Sekolah Dasar Terdekat dari Tempat Tinggal. Vol. 23 No. 3, Desember 2012, hlm Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. Muta ali, Lutfi Teknik Analisis Regional, Handout untuk mata kuliah teknik perencanaan pengembangan wilayah. Jogyakarta: Fakultas Geografi. Pabundu Tika, Moh Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Prahasta, Eddy Sistem Informasi Geografis: Tutorial Arcview. Bandung: Informatika. Sinaga, Maruli S Pengetahuan Peta. Jogjakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Sinaga, Maruli Pengetahuan Peta. Jogjakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Shalihati, Sakinah Fathrunnadi Analisis Kerusakan dan Penentuan Lokasi Rekonstruksi Bangunan Sekolah Dasar untuk Layanan Pendidikan Dasar Pasca Gempa 27 Mei 2006 Di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Shalihati, Sakinah Fathrunnadi dan Esti Sarjanti Analisis Layanan Pendidikan Sekolah Dasar Di Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga. Purwokerto: LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 58
PERKEMBANGAN FASILITAS SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN PADAMARA
PERKEMBANGAN FASILITAS SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN PADAMARA Sakinah Fathrunnadi Shalihati Pendidikan Geografi-FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuh Waluh PO.BOX. 202 Purwokerto 53182
Lebih terperinciTransformasi Wilayah Di Koridor Purwokerto-Purbalingga Dalam Perspektif Geospatial
Transformasi Wilayah Di Koridor Purwokerto-Purbalingga Dalam Perspektif Geospatial Sutomo 1, Sakinah Fathrunnadi Shalihati 2 1,2 Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,
Lebih terperinciANALISIS PERSEBARAN MASJID SARANA PENGAJIAN AHAD PAGI MUHAMMADIYAH KABUPATEN PURBALINGGA
ANALISIS PERSEBARAN MASJID SARANA PENGAJIAN AHAD PAGI MUHAMMADIYAH KABUPATEN PURBALINGGA SPREAD ANALYSIS OF MEANS OF MOSQUE SUNDAY MORNING RECITATION MUHAMMADIYAH AT REGENCY OF PURBALINGGA Sakinah Fathrunnadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan penggunaan lahan merupakan obyek kajian yang dinilai penting untuk diteliti karena dapat berkaitan dengan masalah global maupun lokal. Masalah dari perubahan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA Disusun Oleh : Widya Lestafuri K3513074 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD
ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD Ahmad Fadli Siregar Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Lebih terperinciKAJIAN KEMISKINAN DAN PERKEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA DALAM PERSPEKTIF GEOSPATIAL
KAJIAN KEMISKINAN DAN PERKEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA DALAM PERSPEKTIF GEOSPATIAL Sutomo dan Sakinah Fathrunnadi Shalihati Staf Pengajar Pendidikan Geografi FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Atas (SMA) Swasta, Madrasah Aliyah Negeri (MAN), Madrasah Aliyah Swasta
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Bandar Lampung memiliki beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat diantaranya Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri, Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jalan merupakan salah satu prasarana perhubungan yang penting dalam kehidupan bangsa dan pembangunan nasional. Jalan sebagai sarana pembangunan pada hakekatnya menyangkut
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.
25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian digunakan agar terarah, tergambar keinginan dan tujuan dalam penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Metode yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah sekolah 141 unit.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di semua jenjang Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung yang terdiri dari 16 desa diantaranya Lembang, Jayagiri, Kayuambon, Wangunsari, Gudangkahuripan,
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Aetra Air Tangerang merupakan perusahaan hasil kerjasama pemerintah kabupaten Tangerang dengan pihak swasta (KPS) yang menyuplai kebutuhan air bersih bagi penduduk
Lebih terperinciANALISIS INFRASTRUKTUR UNGGULAN DALAM PERKEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN PURBALINGGA
ANALISIS INFRASTRUKTUR UNGGULAN DALAM PERKEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN PURBALINGGA ANALYSIS LEADING INFRASTRUCTURE DEVELOPMENTS IN THE REGION DISTRICT PURBALINGGA Sutomo 1, Sakinah Fathrunnadi Shalihati
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI SLAMET BAGI SISWA MI MUHAMMADIYAH SINGASARI
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI SLAMET BAGI SISWA MI MUHAMMADIYAH SINGASARI Anang Widhi Nirwansyah 1, Agung Nugroho 2 1 Laboratorium Geologi dan Penginderaan Jauh FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA Agus Rudiyanto 1 1 Alumni Jurusan Teknik Informatika Univ. Islam Indonesia, Yogyakarta Email: a_rudiyanto@yahoo.com (korespondensi)
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksploratif,
29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksploratif, Menurut M. Zainuddin, (2008:48 ), bahwa metode penelitian eksploratif
Lebih terperinciPENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PADA PEMBANGUNAN TURAP DI KECAMATAN BENGKALIS
PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PADA PEMBANGUNAN TURAP DI KECAMATAN BENGKALIS Dedi Enda 1,a, Oni Febriani 1 dan Ahmad Salim 1 1) Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bengkalis, Bengkalis Riau,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
24 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Metode survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah
25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau peristiwa yang terjadi di muka bumi yang timbul dari aktifitas manusia untuk memenuhi kebutuhannya,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.
20 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian digunakan agar terarah, tergambar keinginan dan tujuan dalam penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan. Adapun metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN menjadikan kota Saumlaki semakin berkembang dengan pesat.
16 BAB I PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Kota Saumlaki, terletak di Propinsi Maluku, Indonesia. Saumlaki dahulu adalah kota kecamatan dalam wilayah Kabupeten Maluku Tenggara, yang kemudian melalui pemekaran
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. ilmu geografi, dalam rangka memperoleh pengetahuan yang benar (Widoyo Alfandi,
21 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian geografi adalah tata cara kerja atau pedoman yang sistematis untuk memahami obyek penelitian geografi, dengan menggunakan alat dan melalui
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif. Menurut Moh. Pabundu Tika
28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksploratif. Menurut Moh. Pabundu Tika (2005:5) penelitian eksploratif adalah. Peneliti perlu mencari hubungan gejala-gejala
Lebih terperinciANALISIS DAERAH MILIK JALAN (DAMIJA) MENGGUNAKAN ArcGis 9.3
ANALISIS DAERAH MILIK JALAN (DAMIJA) MENGGUNAKAN ArcGis 9.3 Alan Rama Budi Email : alan.rama16@gmail.com Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan, Bogor ABSTRAK Fungsi Utama dari jalan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota akan selalu berhubungan erat dengan perkembangan lahan baik dalam kota itu sendiri maupun pada daerah yang berbatasan atau daerah sekitarnya. Selain itu lahan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen)
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen) 1 Erna Kharistiani, 2 Eko Aribowo (0006027001) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan kurang lebih selama sebelas bulan yaitu sejak Februari 2009 hingga Januari 2010, sedangkan tempat penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan
1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem informasi yang di rancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN MADRASAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN MADRASAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Ahmad Hasanuddin, Ilyas Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitasi Islam Indragiri (UNISI) Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perwilayahan adalah usaha untuk membagi bagi permukaan bumi atau bagian permukaan bumi tertentu untuk tujuan yang tertentu pula (Hadi Sabari Yunus, 1977).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, masih cukup tinggi. Salah satu penyebab adanya laju pertambahan penduduk
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. prosedur (tata kerja) ilmiah geografi, untuk mencapai tujuan penelitian, di bidang
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian geografi adalah tata cara kerja atau pedoman yang sistematis untuk memahami obyek penelitian gegrafi, dengan menggunakan alat dan melalui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat
Lebih terperinciPEMETAAN DIGITAL BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM ANALISIS KERUANGAN SERTIFIKASI GURU SEKOLAH DASAR
PEMETAAN DIGITAL BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM ANALISIS KERUANGAN SERTIFIKASI GURU SEKOLAH DASAR Dhi Bramasta Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang
1 Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Identifikasi merupakan langkah strategis dalam menyukseskan suatu pekerjaan. (Supriadi, 2007). Tujuan pemerintah dalam rangka penertiban dan pendayagunaan tanah
Lebih terperinciPeranan Aplikasi GIS Dalam Perencanaan Pengembangan Pertanian
Peranan Aplikasi GIS Dalam Perencanaan Pengembangan Pertanian Disusun Oleh : Adhi Ginanjar Santoso (K3513002) Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (1988), metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Data yang dikumpulkan bisa berupa
Lebih terperinciAplikasi SIG Untuk Mengetahui Data Pencari Kerja dan Pengangguran di Kabupaten Klaten
Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Geografis Rencana Rancangan SIG Menurut Pemikiran Pribadi Aplikasi SIG Untuk Mengetahui Data Pencari Kerja dan Pengangguran di Kabupaten Klaten Oleh : Istikomah K3513026
Lebih terperinciPengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO
Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO Outline presentasi Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) Komponen SIG Pengertian data spasial Format data spasial Sumber
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri Primer Tohpati-Kusamba Terhadap Penggunaan Lahan di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penginderaan jauh didefinisikan sebagai proses perolehan informasi tentang suatu obyek tanpa adanya kontak fisik secara langsung dengan obyek tersebut (Rees, 2001;
Lebih terperinciTINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP
TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP Lailla Uswatun Khasanah 1), Suwarsito 2), Esti Sarjanti 2) 1) Alumni Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang kerangka pemikiran dan hipotesa yang akan digunakan untuk penelitian. Pada pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan perlu untuk mengetahui
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Moh. Pabundu Tika ( 2005:6) survei merupakan suatu metode penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau. dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan salah pemanfaatan.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan sangat diperlukan untuk kelanjutan hidup manusia. Kemajuan pembangunan di suatu wilayah sejalan dengan peningkatan jumlah pertumbuhan penduduk yang diiringi
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN SEBAGAI PENUNJANG KEPUTUSAN PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN (STUDI KASUS JALAN KABUPATEN DI KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG) KETUT CHANDRA
Lebih terperinciPEMETAAN BASIS DATA SMA/SMK/MA DI KABUPATEN BOALEMO BERBASIS WEB
PEMETAAN BASIS DATA SMA/SMK/MA DI KABUPATEN BOALEMO BERBASIS WEB Arif Kurniawan, Fitryane Lihawa*, Daud Yusuf** Jurusan Fisika, Program Studi Pendidikan Geografi (S1) F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Menurut
25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Moh. Nazir (2003:54) metode deskriptif adalah suatu metode penelitian dalam
Lebih terperinciBAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
1. Sistem Informasi Geografi merupakan Sistem informasi yang memberikan gambaran tentang berbagai gejala di atas muka bumi dari segi (1) Persebaran (2) Luas (3) Arah (4) Bentuk 2. Sarana yang paling baik
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Perkembangan kota yang semakin pesat membuat banyak bangunan didirikan dimana-mana dan tentunya akan merubah tata ruang yang telah ada.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DENGAN TEKNIK GEODESIGN DALAM PERENCANAAN TATA RUANG KECAMATAN BEKASI TIMUR Dr. Lintang Yuniar B., MSc *), Novitasari Kuswidyandari **) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ditentukan sesuai dengan SNI nomor :1994 yang dianalisis dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yakni penentuan lokasi untuk TPA sampah. Penentuan lokasi TPA sampah ditentukan sesuai dengan
Lebih terperinciKarena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?
PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah
Lebih terperinciREMOTE SENSING AND GIS DATA FOR URBAN PLANNING
REMOTE SENSING AND GIS DATA FOR URBAN PLANNING Jarot Mulyo Semedi disampaikan pada: Workshop Continuing Professional Development (CPD) Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota Jakarta, 7 Oktober 2016 Isi Presentasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di wilayah Kabupaten Siak Propinsi Riau. Jaringan jalan yang terdapat di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor prasarana wilayah khususnya prasarana jalan dan jembatan merupakan hal yang sangat menentukan didalam memacu pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Siak Propinsi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Menurut Moh. Pabundu
22 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Menurut Moh. Pabundu Tika (2005:6), survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan
Lebih terperinciIdentifikasi Kawasan Rawan Kebakaran di Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan dengan Sistem Informasi Geografis
Identifikasi Kawasan Rawan Kebakaran di Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan dengan Sistem Informasi Geografis Nisfi Sasmita 1, Rina Reida 1, Ida Parida Santi 1, Daratun Nurahmah 1, Neny Kurniawati
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya (Moh.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan
Lebih terperinciKata kunci : Perubahan lahan, nilai tanah.
Analisis Perubahan Zona Nilai Tanah Akibat Perubahan Penggunaan Lahan Di Kota Denpasar Tahun 2007 Dan 2011. Antonius G Simamora 1) Ir. Sawitri, M.Si 2) Ir. Hani ah 3) 1) Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas
Lebih terperinciBAB I 1. PENDAHULUAN
BAB I 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geography is the study of interaction of all physical and human phenomena at individual places and how interactions among places form patterns and organize space
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang luas, terdiri atas sepertiga wilayah daratan dan dua pertiga wilayah lautan. Untuk membangun Negeri Indonesia yang besar dan
Lebih terperinciINFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN
INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN Informasi geografis merupakan informasi kenampakan permukaan bumi. Sehingga informasi tersebut mengandung unsur posisi geografis, hubungan keruangan, atribut
Lebih terperinciSILABUS. Print to PDF without this message by purchasing novapdf (http://www.novapdf.com/)
SILABUS Mata / Kode : Sistem Informasi Geografis (SIG) / TI09KB63 Prasarat/cosarat : - / - Bobot SKS/ Smt : 3 / 6 Standar Kompetensi : Pada akhir perkulihaan Mahasiswa mampu melakukan pengolahan data sistem
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.
28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan Februari 2011 hingga bulan Juni 2011 di Sentra Produksi Rambutan Gedongjetis, Tulung, Klaten (Gambar
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Bukit digunakan metode deskriptif, menurut Moh. Nazir (1983:63) Metode
22 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian analisis perkembangan daerah pemukiman di Kecamatan Balik Bukit digunakan metode deskriptif, menurut Moh. Nazir (1983:63) Metode deskriptif
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MONITORING KKN POSDAYA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN BERBASIS GOOGLE MAPS API
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MONITORING KKN POSDAYA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN BERBASIS GOOGLE MAPS API 1 Danang Adi Sumarto, 2 Tedy Setiadi (0407016801) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 2015 dan Perda No 2 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanan di pesisir Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah. Lebih tepatnya berapa pada
Lebih terperinciANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )
ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK 2008-2018) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program
Lebih terperinciREVIEW JURNAL. Disusun Oleh : Istikomah K Yuliana Ariyanti K
REVIEW JURNAL Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Pelayanan Kesehatan Masyarakat Berbasis Web (Studi Kasus: Kota Semarang) Author : Gita Amalia Sindhu Putri, Bambang Sudarsono, Arwan Putra Wijaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan aktivitas penduduk sekarang ini meningkat terutama terjadi di daerah perkotaan, sehingga daerah perkotaan pada umumnya mengalami perubahan
Lebih terperinciGambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi
BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas
Lebih terperinciPengertian Sistem Informasi Geografis
Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan kota yang ditunjukkan oleh pertumbuhan penduduk dan aktivitas kota menuntut pula kebutuhan lahan yang semakin besar. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya tingkat
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN. Tujuan Pembelajaran Umum (kompetensi) : Mahasiswa memahami gambaran umum perkuliahan dan silabus pemetaan resort
Kode dan Nama Mata Kuliah : MR207/Pemetaan Resort: S1, 4 sks, semester 1 : Pengantar Pemetaan Resort Tujuan Pembelajaran Umum (kompetensi) : Mahasiswa memahami gambaran umum perkuliahan dan silabus pemetaan
Lebih terperinciAnalisis Dampak Konversi Lahan Terhadap Produksi Pertanian Lahan Basah Di Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas
Analisis Dampak Konversi Lahan Terhadap Produksi Pertanian Lahan Basah Di Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas Esti Sarjanti 1 dan Sigid Sriwanto 2 1,2 Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciGeo Image (Spatial-Ecological-Regional) ANALISIS SPASIAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN BREBES BAGIAN TENGAH
Geo Image 1 (1) (2014) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage ANALISIS SPASIAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN BREBES BAGIAN TENGAH Siti Masitoh
Lebih terperinciGambar 7. Lokasi Penelitian
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat sebagai daerah penelitian yang terletak pada 6 56'49''-7 45'00'' Lintang Selatan
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 72/Dik-1/2010 T e n t a n g KURIKULUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang seluruh kegiatan yang ada didalamnya, informasi yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di era globalisasi saat ini berkembang dengan sangat cepat. Hal tersebut tentunya memberi dampak positif dalam kehidupan menyangkut kebutuhan informasi
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Windhu Purnomo FKM UA 2013 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasi, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PEMETAAN JARINGAN PIPA DAN TITIK PROPERTI PELANGGAN DI PT AETRA AIR TANGERANG
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PEMETAAN JARINGAN PIPA DAN TITIK PROPERTI PELANGGAN DI PT AETRA AIR TANGERANG Ardiansyah 1, Kardono 2 Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1. Latar belakang
1 Bab I Pendahuluan I.1. Latar belakang Sesuai dengan ketentuan UUD 1945 pasal 33 ayat 3 bahwa Bumi, Air dan Kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai Negara dan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat
Lebih terperinciGambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012)
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 5 Juli 2013, meliputi pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan pengamatan lapangan (ground
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUMAS BERBASIS ANDROID
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUMAS BERBASIS ANDROID SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer TEGUH JATI SANTOSO 1003040059
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) merupakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) berbasis komputer yang mempunyai komitmen untuk memberikan pendidikan pada setiap
Lebih terperinciInterpretasi dan Uji Ketelitian Interpretasi. Penggunaan Lahan vii
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Intisari... ii Abstract... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran... xiii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciUNBK.
UNBK http://spasial.data.kemdikbud.go.id/unbk/ Daftar Isi A. Pendahuluan Pengantar Kategori Konfigurasi Informasi Derivatif Informasi Manajemen Pengelolaan B. Informasi Sebaran Provinsi Sebaran Kab-Kota
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, (Sugiyono, 2016, hlm. 2). Metode penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada waktu sekarang dalam perekonomian manapun di permukaan bumi ini tumbuh dan berkembang berbagai macam lembaga keuangan. Semua lembaga keuangan tersebut mempunyai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blank Spot 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lampu-lampu jalan di tiap daerah tampaknya belum tersebar secara merata. Pemerintah di masing-masing daerah di Indonesia khususnya di Propinsi DIY belum memiliki standarisasi
Lebih terperinciKAJIAN SEBARAN SPASIAL SEKOLAH SMP/MTs DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN (Suatu Studi Kasus Di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan)
1 KAJIAN SEBARAN SPASIAL SEKOLAH SMP/MTs DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN (Suatu Studi Kasus Di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan) Wiranda Adam 1, Dr. Nawir Sune, M.Si, 2, Daud Yusuf, S.Kom, M.Si
Lebih terperinciPEMETAAN RESORT (MR 207) PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PEMETAAN RESORT (MR 207) PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA MR 207 Pemetaan Resort: S-1, 4 sks, semester 1 1. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini berstatus mata
Lebih terperinciIV. TATA CARA PENELITIAN. Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Bantul dan Desa Banaran, Kecamatan
IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di kawasan sungai muara sungai Progo Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Bantul dan Desa Banaran, Kecamatan Galur,
Lebih terperinci