Rafael Lisinus Ginting Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rafael Lisinus Ginting Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan"

Transkripsi

1 TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENGURANGI KONFORMITAS YANG BERLEBIHAN PADA SISWA (PENELITIAN PRA- EKSPERIMEN TERHADAP SISWA KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA) Rafael Lisinus Ginting Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan ABSTRAK Konformitas yang berlebihan dapat membuat siswa kehilangan identitas dirinya, ketergantungan kepada orang lain, kurangnya rasa percaya diri, kurangnya perasaan yakin akan kemampuan diri, dll. Pada penelitian ini, menguji teknik sosiodrama untuk mengurangi konformitas yang berlebihan pada siswa dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, metode pra-eksperimen dengan one group pre-test dan post-test design. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui instrumen yang berupa inventory mengenai tingkat konformitas yang dialami oleh siswa.sampel diperoleh dengan purposive sampling pada 28 siswa yang dibagi menjadi 4 kelompok kemudian diberikan intervensi dengan teknik sosiodrama.tema dalam sosiodrama dirancang berdasarkan tema yang disesuiakan dengan indikator dari perilaku konformitas, yaitu : penyesuaian diri yang berlebihan, perhatian terhadap kelompok yang berlebihan, kepercayaan terhadap kelompok, persamaan pendapat dengan kelompok yang pada kategori sangat tinggi dan tinggi saja. Setelah diintervensi dengan teknik sosiodrama, siswa menunjukkan perubahan perilaku konformitas yang berlebihan dari pre-test dan posttest sebesar 2,26 menjadi 1,92 dengan tingkat signifikansi 5%. Dari hasil penelitian ini dapat diidentifikasi bahwa teknik sosiodrama dapat mengurangi perilaku konformitas yang berlebihan. Kata kunci: Konformitas, Sosiodrama PENDAHULUAN Masa remaja adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari kanakkanak menuju dewasa. Hurlock (Istiwidayanti dan Soedjarwo, 1992:207) mengemukakan bahwa dalam setiap masa peralihan, status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Pada masa ini remaja bukan seorang anak juga bukan seorang dewasa. Jika remaja berperilaku seperti anak-anak ia akan diajari untuk bertindak sesuai umurnya. Jika remaja berperilaku seperti orang dewasa, ia seringkali dituduh terlalu besar untuk celananya. Kondisi ambivalensi seperti itu sering menimbulkan keguncangan pada remaja. Di satu sisi, remaja menginginkan untuk diperlakukan seperti orang dewasa, tetapi di sisi lain ia belum mampu mandiri dan masih memerlukan bimbingan dan arahan dari orang dewasa. Erikson (Syamsu Yusuf, 2000:188) mengemukakan bahwa masa remaja berkaitan erat dengan perkembangan sense of identity vs role confusion yaitu perasaan atau kesadaran akan jati dirinya. Remaja mulai 23

2 mencari identitas dirinya, mulai mencari jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pada dirinya sendiri. Maka dalam proses perkembangannya, remaja akan selalu bersinggungan dengan situasi-situasi sosial yang tentu saja mengharuskan remaja untuk mengikuti perkembangan lingkungan sosialnya. Dalam lingkungan sosial teman sebaya remaja dituntut untuk bisa mengikuti setiap perkembangannya. Dalam hal ini kebanyakan remaja bersedia untuk mengikuti tuntutan teman sebaya tersebut dalam sebuah kelompok agar bisa diterima dan bergabung dalam kelompok tersebut. Fakta bahwa remaja lebih banyak menghabiskan waktu di luar bersama temanteman sebaya sebagai kelompok mengakibatkan pengaruh teman sebaya pada minat, penampilan dan perilaku lebih besar dari pengaruh keluarga (Hurlock, 2004: 213). Hasilnya remaja mulai mengubah perilakunya agar sesuai dengan kelompok teman sebaya. Konformitas remaja pada teman sebaya pada masa remaja dapat bersifat positif/negatif. Bentuk konformitas yang negatif diantaranya adalah mengguanakan bahasa jorok, mencuri, merusak dan mengolok-olok orang lain (Santrock, 2002). Menurut Heaven dalam Hurlock (1993) ciri-ciri konformitas antara lain adalah mode pakaian, cara bertingkah laku, gaya rambut, minat terhadap music, sikap terhadap sekolah, orangtua dan juga terhadap kelompok lainnya. Anggota dalam suatu kelompok biasanya mengikuti tekanantekanan dari kelompok. Adanya sikap patuh tetapi lebih kepada mengalah ini biasanya dikenal dengan istilah konformitas, yaitu perubahan perilaku seseorang dengan mengikuti tekanan-tekanan dari kelompok tersebut untuk dapat menerima norma-norma kelompok (Sarwono, 1999). Pada dasarnya konformitas merupakan sebuah perilaku baik yang dimiliki individu. Namun jika konformitas yang dilakukan oleh individu itu berlebihan, maka berpotensi untuk menghilangkan identitas diri individu tersebut. Seluruh perilakunya akan terbentuk dengan meniru perilaku orang lain dalam kelompok, sikap dalam mengambil keputusan juga akan dipengaruhi oleh kelompok, dan tidak berani keluar dari pengaruh kelompok. Hal demikian justru membuat individu menjadi kehilangan jati dirinya sendiri, sehingga konformitas yang berlebihan tersebut sebaikanya harus segera dicegah. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah konformitas yang berlebihan pada siswa adalah dengan intervensi melalui layanan bimbingan dan konseling. Dalam bimbingan dan konseling salah satu strategi yang digunakan dalam mengatasi permsalahan yang terjadi di dalam lingkungan sosial adalah dengan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri remaja dalam lingkungan sosialnya. Dalam bimbingan kelompok ada beberapa teknik yang dapat dilakukan, salah satunya adalah teknik sosiodarama.sebagai salah satu strategi bimbingan dan konseling kelompok, teknik sosiodrama berakar pada dimensi pribadi dan sosial. Dari dimensi pribadi teknik ini berusaha membantu siswa menemukan makna dari lingkungan sosial yang bermanfaat bagi dirinya dan siswa diajak untuk belajar memecahkan masalah pribadi yang sedang dihadapinya dengan bantuan kelompok sosial yang beranggotakan teman-teman sekelas. Dari dimensi sosial teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam menganalisis situasi sosial, terutama 24

3 masalah yang menyangkut hubungan antar pribadi siswa. Teknik sosiodrama dan aplikasinya melibatkan beberapa siswa untuk dapat memainkan peranannya terhadap suatu tokoh, dan di dalam memainkan peranan siswa tidak perlu mengahafal naskah, mempersiapkan diri, dan sebagainya. Pemain hanya berpegangan pada judul dan garis besar skenarionya., dan apa yang dikatakannya. Semua diserahkan kepada pengahayatan siswa/pemeran pada saat itu. Sehingga mereka dibawa ke dalam peristiwa seperti yang pernah terjadi, dan mereka berjalan untuk memahami dan menghayati setiap kisah agar dapat mengaplikasikannya kemudian. Hal ini sesuai dengan konsep belajar yang terdapat dalam psikologi gestalt, yang sering disebut Field Theory atau Insight Full Learning. menurut para ahli psikologi gestalt, belajar terjadi jika ada pemahaman/pengertian (insight) (Biggt Morris L, 1976 : 78). Melalui metode ini pada siswa diajak untuk belajar memecahkan dilema-dilema pribadi yang didukungnya dengan bantuan kelompok sosial yang anggota-anggotanya adalah teman-teman sendiri. Dengan kata lain, dilihat dari dimensi pribadi, model ini berupaya membantu individu dengan proses kelompok sosial. Asumsi dasar dari teknik sosiodrama siswa dapat memerankan peranannya, yaitu mengeksplorasi perasaan, sikap, dan nilai diri. Selain itu, dengan teknik sosiodrama ini siswa dapat menjalin hubungan sosial dalam memecahkan masalahnya. Dalam hal ini teknik sosiodrama diarahkan untuk memecahkan masalah yang menyangkut hubungan antar manusia, terutama yang menyangkut kehidupan siswa. Teknik sosiodrama dalam bimbingan dan konseling merupakan usaha untuk memecahkan masalah melalui peragaan, serta langkah-langkah identifikasi masalah, analisis, pemeranan, dan diskusi. Untuk kepentingan tersebut, sejumlah peserta didik bertindak sebagai pemeran dan lainnya sebagai pengamat. Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalahbagaimana gambaran konformitas yang terjadi pada siswa, dan bagaimana perubahan perilaku konformitas yang berlebihan pada siswa setelah pemberian intervensi teknik sosiodrama. Konformitas Konformitas adalah suatu bentuk sikap penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat/kelompok karena dia terdorong untuk mengikuti kaidah-kaidah dan nilainilai yang sudah ada (Soerjono Soekanto, 2000 dan Kamanto Sunarto, 2004). Konformitas juga dapat diartikan sebagai perubahan perilaku seseorang yang disebabkan oleh orang lain sebagai akibat tunduk pada tekanan kelompok (Kiesler & Kiesler, 1969; Myers, 1999; dan Sears, 1994). Beberapa hal yang mempengaruhi adanya konformitas (David O. Sears, Jonathan L.Freedman, L.Anne Peplau, 1985): 1) kurangnya informasi sehingga orang lain merupakan sumber informasi yang penting; 2) kepercayaan tinggi terhadap kelompok; 3) kepercayaan diri yang lemah; 4) rasa takut terhadap celaan sosial; 5) rasa takut terhadap dipandang sebagai orang yang menyimpang; 6) hubungan erat antara individu dengan kelompoknya; 7) kesepakatan kelompok; 8) ukuran kelompok; 9) keterikatan pada penilaian bebas; 10) keterikatan terhadap non-konformitas. Sementara menurut Baron & Byrne, (1994) ada empat faktor yang perlu diperhatikan yang dapat mempengaruhi konformitas yaitu: 1) kohesivitas (perasaan 25

4 keterpaduan); 2) ukuran kelompok; 3) adatidaknya dukungan sosial; dan 4) perbedaan jenis kelamin. Teknik Sosiodrama Teknik sosiodrama adalah sebuah teknik simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa yang terjadi, actual dan kejadian-kejadian yang akan muncul pada masa mendatang. Teknik simulasi sebagai pemahaman tingkah laku bertujuan untuk mempelajari lebih dalam tentang bagaimana individu merasa dan berbuat sesuatu. Sosiodrama juga dapat diartikan sebagai suatu teknik pengajaran dimana siswa memerankan tugas orang lain dalam dirinya sebagai tiruan. (Thoifuri, 2008; dalam Wulandari, 2005). Teknik sosiodrama dalam penelitian ini didefinisikan sebagai suatu teknik bimbingan dan konseling dimana guru pembimbing memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan memerankan peranan tertentu seperti yang terdapat dalam masalah-masalah sosial, yang dapat melatih siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial yang menghambat atau yang menyebabkan kepercayaan diri menjadi rendah. Sosiodrama merupakan upaya pemecahan masalah yang terjadi pada siswa dalam konteks hubungan sosial dengan kelompok teman sebayanya dengan cara mendramatisasi masalah-masalah yang terjadi melalui bermain peran. Teknik sosiodrama menuntun kualitas tertentu pada siswa, yaitu siswa diharapkan mampu menghayati tokoh-tokoh (peran) atau posisi yang dikehendaki keberhasilan siswa dalam menghayati peran itu akan menentukan apakah proses pemahaman, penghargaan, dan identifikasi diri terhadap nilai berkembangnya (Hasan, 1996 : 266). Dalam kegiatan sosiodrama, siswa mengamati dan menganalisis interaksi antara pemeran sedangkan guru pembimbing merencanakan, menstruktur, memfasilitasi dan memonitor jalannya sosiodrama tersebut kemudian membimbing untuk menindaklanjuti pembahasan tersebut. Melalui teknik sosiodrama, siswa diajak untuk belajar memecahkan dilemadilema pribadi yang didukungnya dengan bantuan kelompok sosial yang anggotaanggotanya adalah teman-teman sendiri. Dengan kata lain, dilihat dari dimensi pribadi, model ini berupaya membantu individu dengan proses kelompok sosial. Tentunya teknik sosiodrama memiliki tujuan dan manfaatnya bagi siswa. Tujuan sosiodrama bagi siswa adalah : 1) untuk melatih anak mendengarkan dan menangkap cerita singkat dengan teliti; 2) memupuk dan melatih keberanian; 3) memupuknya daya cipta dengan melihat cerita dari anak-anak menyatakan pendapat masing-masing hal ini sangat baik untuk menggali kreativitas berfikir anak/siswa; 4) belajar menghargai dan menilai orang lain menyatakan pendapat; dan 5) mendalami masalah sosial. Langkah-langkah Penggunaan Sosiodrama Secara teknis metode sosiodraa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Tahap I, Warming up. Dalam tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan sebagai berikut: a) persiapan; b) menyapa siswa, menggucapkan salam; c) menjelaskan maksud kedatangan; d) menentukan masalah pokok; e) konselor membuat tema, dan garis besar lakon yang akan diperankan; f) pemilihan pemeran dapat dilakukan dengan menunjukan siswa yang kira-kira dapat mendramakan atau sesuai dengan maksud dan tujuan pelaksanaan sosiodrama; g) mempersiapkan pemeran dan penonton, atau dengan kata lain pemeran 26

5 drama membuat perencanaan dalam pelaksanaan drama agar berjalan dengan baik, rapih, dan terencana. Tahap II. Pelaksanaan (tahap transisi kerja). Konselor memberikan arahan mengenai caracara bermain peran, pembagian tokoh dan mengawasi jalannya kegiatan bermain peran. Disini konselor berlaku sebagai sutradara. Peserta melaksanakan kegiatan bermaian peran sesuai arahaan pembimbing. Masingmasing pemain memainkan perannya sesuai dengan imajinasinya masing-masing tentang kenyataan. Dalam permainan tersebut diharapkan dapat memperagakan konflikkonflik yang terjadi, mengekspresikan perasaan, menyatakan sikap dan sebagainya. Tahap III. Diskusi dan Saran. Mendiskusikan hasil permainan setelah permainan selesai dilakukan. Diskusi ini merupakan proses kelompok untuk mencari konsep-konsep bagi pemecahan maslaah yang diperankan serta mengambil hikmah dari masalah yang ditemukan dalam permainan peran tersebut. Diskusi lebih banyak diarahkan kepada masalah yang diperankan, sikap yang melatarbelakanginya, pengaruh ucapan dan ekspresi pemain serta kemungkinan pemecahan-pemecahan. Bila telah ditemukan pemecahan-pemecahan, pandanganpandangan, dan sikap-sikap yang objektif diadakan ulangan pemainan. Ulangan ini bisa dimainkan oleh pemain yang sama dan dapat juga oleh pemain lainnya. Karena pada dasarnya tidak ada dua situasi yang tetap sama, maka ulangan ini tidak perlu selalu sama dengan permainan yang pertama. Bahkan dapat juga memerankan situasi lain yang mengandung unsur-unsur kesamaan. METODE Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitianmengenai teknik sosiodrama untuk mengurangi konformitas siswa. Sementara itu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui instrumen yang berupa inventory mengenai tingkat konformitas yang dialami oleh siswa. Desain eksperimen yang digunakan adalah disain eksperimen pre-post test design (Campbel, 1981). Data pre-post test diambil melalui kuesioner berupa inventory untuk mengungkap tingkatan konformitas, serta untuk mengukur efektivitas penggunaan teknik sosiodrama dalam mereduksi perilaku konformitas siswa. Metode penelitian yang digunakan yaitu pra eksperimen, dengan desain one group pretest-posttest design yang dilaksanakan pada satu kelompok tanpa kelompok pembanding. Skema model penelitian pra eksperimen dengan desain one group pretestpostttest, sebagai berikut. 01 X adalah hasil pengukuran (observasi) yang dilakukan sebelum perlakuan (treatment) atau pra-uji, X adalah pemberian (pelaksanaan) perlakuan, dan 02 adalah hasil pengukuran (observasi) setelah perlakuan (pasca-uji). Dalam konteks ini, efektivitas perlakuan (teknik) yang tengah dikaji ditandai oleh perubahan (perbedaan) antara rata-rata 01 (µ1) dengan rata-rata 02 (µ2). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan ditafsirkan dengan menggunakanperhitungan-perhitungan uji perbedaan dengan pengujian efektivitas penggunaan teknik sosiodrama. Adapun banyaknya populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 363 orang siswa, yang terbagi ke dalam 9 kelas, dengan rincian setiap kelasnya sebagai berikut. 27

6 Tabel 1 Populasi Penelitian No Kelas Jumlah 1 IX IX IX IX IX IX IX IX IX.9 39 Jumlah 363 ` Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara mengambil subjek atas dasar tujuan tertentu, yaitu anggota populasi ditentukan berdasarkan tingkat konformitas yang dialaminya. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai sampel untuk mengiuji validitas dan reliabilitas inventori adalah kelas IX.9. Kemudian sebagai sampel penelitian adalah kelas IX.8 karena sesuai dengan persyaratan dari hasil peyebaran inventori berdasarkan tingkat konformitas kategori sangat tinggi dan tinggi. Sehingga dengan demikian kelas IX.8 menjadi kelas yang mendapatkan intervensi. Dalam penelitian ini data yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan dan dapat menunjang tujuan penelitian, maka teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument kuosioner berupa angket yang sebelumnya telah diuji kelayaknnya oleh expert judgement, uji keterbacaan oleh siswa, dan uji coba dengan teknik built try out untuk mengetahui ketepatan/kesahihan (validity) dan keterandalan (reliability) alat ukur yang telah disusun dan akan digunakan peneliti. Selanjutnya data-data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest diuji perbandingan menggunakan statistika non parametrik. Pengujian homogenitas varian dilakukan dengan uji F yang selanjutnya diperoleh harga F-tabel dengan tingkat kesalahan 5%, dengan hasil jika F-hitung lebih kecil dari F-tabel. Hasil homogenitas kedua sampel varian yang telah homogen, maka dilakukan pengujian polled varian untuk mengetahui tingkat perilaku konformitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Umum perilaku konformitas yang berlebihan pada siswa sebelum mendapatkan teknik sosiodrama 1. Aspek Kekompakan Perilaku konformitas yang berlebihan kelompok terhadap teman sebaya menunjukan bahwa gambaran konformitas teman sebaya adalah pada kategori sangat tinggi sebesar pada kategori sangat tinggi 0,96% (3 orang), pada kategori tiggi sebesar 66,56% (209 orang), pada kategori sedang sebesar 32,80% (103 orang) dan tidak ada pada kategori rendah. Pada kelompok siswa yang pada kategori sangat tinggi sebesaar 0,96%, dapat dimaknai bahwa siswa tersebut menunjukkan konformitas yang sangat tinggi pada aspekaspek kekompakkan terhadap kelompok, kesepakatan dengan anggota kelompok dan ketaatan pada anggota kelompok. Pada kategori sangat tinggi sebesar 3 orang (0,96%) dapat dikatakan sangat tinggi dengan terlihat pada perilaku siswa yang tercermin dalam penyesuaian diri terhadap kelompok, perhatian terhadap kelompok, kepercayaan terhadap kelompok, persamaan pendapat, penyimpangan terhadap kelompok, tekanan karena ganjaran/hukuman dan harapan orang lain dari orang lain/anggota kelompok teman sebaya begitu kuat dan patuh akan aturan serta norma yang ada dalam kelompok 28

7 2. Aspek Kesepakatan Aspek kedua konformitas siswa terhadap perilaku kesepakatan dalam sebuah kelompok sebesar1,91% pada kategori sangat tinggi, sebesar 79,62% pada kategori tinggi, sebesar 17,52% pada kategori sedang dan sebesar 0% pada kategori rendah. 3. Aspek Ketaatan Aspek ketiga konformitas siswa terhadap perilaku ketaatan siswa dalam sebuah kelompok sebesar 0% pada kategori sangat tinggi, sebesar 25,48% pada kategori tinggi, sebesar 74,52% pada kategori sedang dan sebesar 0% pada kategori rendah. Dari ketiga aspek di atas, terdapat empat indikator konformitas yang termasuk kategori sangat tinggi. Tabel 2 Profil Perilaku Konformitas Teman Sebaya pada Siswa No. Indikator Sangat Tinggi 1 Penyesuaian Diri yang berlebihan 2 Perhatian Terhadap Kelompok 3 Kepercayaan terhadap kelompok 4 Persamaan Pendapat Tinggi 10,19% 67,83% 14,01% 68,47% 27,07% 59,24% 17,52% 72,29% Perubahan Tingkat Perilaku Konformitas Yang Berlebihan Pada Siswa Berdasarkan hasil perhitungan, jumlah siswa yang mengalami penurunan tingkat perilaku konformitas setelah diberikan layanan intervensi teknik sosiodrama sebanyak 32,14% atau sebanyak 9 orang, Sedangkan sebesar 60,71% atau sebanyak 17 orang pada kategori stagnan. Tabel 3 Nilai Rata-rata Pre-test dan Post-test Skor Perilaku konformitas yang Berlebihan pada Siswa terhadap Kelompok Teman Sebaya Kondisi Rata-rata Pre-test 2,26 Post-test 1,92 Gambaran Efektivitas Teknik Sosiodrama Dalam Mengurangi Konformitas Yang Berlebihan Pada Siswa Pelaksanaan teknik sosiodrama yang bertujuan untuk mengurangi tingkat konformitas yang berlebihan pada siswa. Adapun keefektifan pemberian teknik sosiodrama dilihat dengan cara menghitung uji proporsif data yang didapatkan dengan membandingkan hasil pre-test dan post-test melalui pengujian harga F-hitung yang dibandingkan dengan nilai F-tabel untuk mengetahui homogenitas dari kedua sampel varian yang berbeda dengan ketentuan F- hitung> F-tabel. Kemudian setelah uji proporsif diperoleh dan diketahui bahwa varian tersebut homogen maka pengujian t-test menggunakan rumus polled varian. Setelah hasil uji proporsif data pretest dan post-test tingkat perilaku konformitas yang berlebihan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Tiga Binanga dengan hasil pengujian F-hitung sebesar 1,143. Derajat kebebasan (dk)pembilang= 37-1=36 dan (dk) penyebut= 28-1=27 dan hasil pengujian F-tabel sebesar 1,84. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa F- hitung<f-tabel dengan taraf kesalahan 5%, maka dapat dikatakan bahwa tersebut homogen. Dalam menghitung uji t. hasil perhitungan menunjukkan skor dari t-hitung adalah 2,467. Derajat kebebasan (d.k) = = 63 dengan taraf kesalahan 5% 29

8 didapat harga t-tabel sebesar 1,980. Karena t- hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya teknik sosiodrama berpengaruh dalam penurunan tingkat perilaku konformitas yang berlebihan pada siswa terhadap kelompok teman sebaya. Kesimpulan Dan Saran Secara umum konformitas terhadap kelompok teman sebaya pada siswa berada pada kulaifikasi sangat tinggi dan tinggi, namun mengalami penurunan walaupun hanya jumlah skor dan tidak pada tingkat kategori setelah diberi intervensi berupa teknik sosiodrama. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik sosiodrama efektif untuk mereduksi konformitas yang berlebihan pada siswa. Kepada para pendidik, sebaiknya menggunakan teknik sosiodrama untuk mereduksi konformitas yang berlebihan pada siswa. DAFTAR PUSTAKA Corey, G. (1986). Theory and Practice Of Counseling and Psychotherapy. Third Edition. : Brooks/Cole Publishing Company a Division of Wadswoth Inc. Corey, Gerald. (2007). Teori dan Praktek Konseling &Psikoterapi. Bandung : Refika Aditama. Hurlock, B, Elizabeth.(1980). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga. Munir, Baderel. (2001). Dinamika kelompok, penerapannya dalam ilmu perilaku. Universitas Sriwijaya. Myers, David G. (2002). Social Psychology 7th edition. North America : The Mc.Graw-Hill Companies. Nurihsan, A. Juntika. (2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Refika Aditama. Nurihsan, Juntika. (2005). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung : Rosda Karya Rusmana, Nandang. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok Di Sekolah (Metode, Teknik dan Aplikasi). Bandung: Rizqi Press. Santrock, John W. (1995). Life Span Develovment Perkembangan Masa Hidup (Jilid tiga). Alih Bahasa : Acmad Chusairi, Juda Damanik. Jakarta: Erlangga. Santrock, Jhon, W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Sarwono, Sarlito W. (2001). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sears, David, O Psikologi Sosial jilid dua. Erlangga: Jakarta. Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D). Bandung: Alfabeta. Yusuf, Syamsu. (2005). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Rosdakarya. Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurikhsan. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosdakarya 30

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dalam psikologi sosial disebut konformitas (Sarwono, 2006).

BAB II LANDASAN TEORI. dalam psikologi sosial disebut konformitas (Sarwono, 2006). BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Konformitas 2.1.1.Pengertian Konformitas Manusia mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar dapat bertahan hidup. Cara yang termudah adalah melakukan tindakan sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Langlangbuana 2 Bandung yang berlokasi di Jl. Rusbandi, SH (Aspol) Sukamiskin. Alasan

Lebih terperinci

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF THE SOCIODRAMA TECHNIQUE TO IMPROVE ELEVENTH SCIENCE

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Nelly Oktaviyani (nellyokta31@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The purpose of this study

Lebih terperinci

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya,

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya, Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-nya, Selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-mu! Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK IPS DI PERGURUAN TINGGI

PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK IPS DI PERGURUAN TINGGI Pengaruh Teknik Jigsaw Terhadap Pemahaman Siswa Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... 65 PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 pertengahan dan akhir masa anak-anak.

BAB I PENDAHULUAN. No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 pertengahan dan akhir masa anak-anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap manusia mengalami beberapa proses perkembangan dalam hidupnya, baik secara fisik maupun psikis. Di mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan beranjak

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. teknik sosiodrama untuk meningkatkan percaya diri siswa.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. teknik sosiodrama untuk meningkatkan percaya diri siswa. 58 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian kuantitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling OLEH: HUBUNGAN BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL DENGAN UPAYA MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN TEMAN SEBAYA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PACITAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK Emilia Roza (Eroza82@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The objective of this research was

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Puspita Mertani (puspitamertani@gmail. com) ¹ Syarifuddin Latief² Diah Utaminingsih³ ABSTRACT The aim of this research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang

Lebih terperinci

BIMBINGAN SOSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI DENGAN TEMAN SEBAYA

BIMBINGAN SOSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI DENGAN TEMAN SEBAYA BIMBINGAN SOSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI DENGAN TEMAN SEBAYA Oleh: Nofi Nur Yuhenita Universitas Muhammadiyah Magelang e-mail: noery.ita@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

18 Media Bina Ilmiah ISSN No

18 Media Bina Ilmiah ISSN No 18 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI MELALUI PELATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS VIII C SMPN 1 JONGGAT TAHUN 2013/2014 oleh : H. Mahrup Kepala SMPN 1 Jonggat Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VI SD PANGAMBANGAN 5 BANJARMASIN

KEEFEKTIFAN TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VI SD PANGAMBANGAN 5 BANJARMASIN KEEFEKTIFAN TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VI SD PANGAMBANGAN 5 BANJARMASIN Sulistiyana Program Pendidikan Guru Bimbingan Konseling Universitas Lambung Mangkurat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah SMPN 45 Bandung yang terletak di Jalan Yogyakarta No. 1 Bandung. Sekolah ini memiliki latar belakang ekonomi, dan sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji signifikansi teknik sosiodrama untuk mengurangi konformitas negatif siswa kelas XII Tata Boga 2 SMKN 1 Salatiga

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang dirumuskan sebelumnya yaitu menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Bandung yang berlokasi di Jalan. Dr. Setiabudi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Theresiana Salatiga, dengan mengambil subjek penelitian di kelas XI. Diperoleh subjek penelitian sebanyak

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Hubungan Konsep Diri Dengan Konformitas Teman Sebaya Dalam Kegiatan Perkuliahan

Hubungan Konsep Diri Dengan Konformitas Teman Sebaya Dalam Kegiatan Perkuliahan HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DALAM KEGIATAN PERKULIAHAN PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN AMPEL SURABAYA Ahmad Muammar Khumaini Jurusan Psikologi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Proses kehidupan

Lebih terperinci

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016 PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE BRAINSTORMING TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS X SMA SANTO MICHAEL SEMARANG TAHUN AJARAN 2014/2015 Irma Oktaviani Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kuasi Eksperimen atau eksperimen semu. Pada penelititian kuasi eksperimen (eksperimen semu) menggunakkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang indah dan menyenangkan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang indah dan menyenangkan. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang indah dan menyenangkan. Menurut Monks (2001) remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah MTs Al Inayah yang berlokasi di jalan cijerokaso No.63 Kelurahan Sarijadi Bandung, Kecamatan Sukasari Bandung. MTs Al

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING

PENGARUH PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING JURNAL PENGARUH PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP PAWYATAN DAHA 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 The effect of the use of role playing method to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Proses

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Proses kehidupan manusia yang dimulai sejak lahir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah mixed methodes dengan model concurrent embedded strategy yaitu suatu desain yang menggunakan metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun 80 Bab III akan membahas BAB III METODE PENELITIAN pokok bahasan pada Bab III ini dimulai dari populasi rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun desain penelitian yang digunakan, dan sampel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen. Penelitian kuantitatif adalah penelitian berupa angka-angka

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH: PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI PEMASARAN 1 SMK YP 17 PARE TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Bandung. Sekolah ini beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi No

Lebih terperinci

JURNAL THE EFECTIVENESS OF SOCIODRAMA TECHNIQUE TO MINIMIZE HIGH BULLYING BEHAVIOR AT EIGHT GRADE OF SMPN 2 PAPAR ACADEMIC YEAR 2016/2017

JURNAL THE EFECTIVENESS OF SOCIODRAMA TECHNIQUE TO MINIMIZE HIGH BULLYING BEHAVIOR AT EIGHT GRADE OF SMPN 2 PAPAR ACADEMIC YEAR 2016/2017 Artikel Skripsi JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MEMINIMALISIR PERILAKU BULLYING TINGGI PADA SISWA KELAS VIII F DI SMP NEGERI 2 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFECTIVENESS OF SOCIODRAMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan untuk terbawa arus adalah remaja. Remaja memiliki karakteristik tersendiri yang unik, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Tergantung Variabel Bebas : Kohesivitas kelompok : Konseling Kelompok B. Definisi operasional 1. Kohesivitas Kelompok Kohesivitas

Lebih terperinci

Artikel diterima: 13 Mei; disetujui: 7 September PENGEMBANGAN PANDUAN SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL SISWA SMP

Artikel diterima: 13 Mei; disetujui: 7 September PENGEMBANGAN PANDUAN SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL SISWA SMP JKBK JURNAL KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING 118 Jurnal Jurnal Kajian Bimbingan Kajian Bimbingan dan Konseling dan Konseling Vol. 1, No. 3, 2016, hlm. 118 125 Vol 1, No. 3, 2016, hlm. 118 125 Tersedia Online

Lebih terperinci

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI SISWA. Yohana Oktariana ABSTRAK

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI SISWA. Yohana Oktariana ABSTRAK TRANSAKSIONAL UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI SISWA Yohana Oktariana ABSTRAK Bimbingan kelompok dengan pendekatan analisis transaksional untuk mengembangakan konsep diri siswa. Penelitian dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang menghasilkan data hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Desain, dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan Penelitian Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah lokasi tertentu yang digunakan untuk objek dan subjek yang akan diteliti dalam penelitian. Sesuai dengan judul penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah lapangan (Field Research). Yaitu penelitian yang terjun langsung ke lapangan untuk menggali, data dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan 101 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan objektivitas disain

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING 1 PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING Shella Rahmi Putri (shellarahmi@yahoo.co.id) Dibawah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ketiga menjelaskan tentang metode penelitian yang mencakup tentang pendekatan, metode, desain penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel, variabel penelitian, definisi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ROLE PLAY TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA DALAM PERGAULAN DI SEKOLAH

PENERAPAN METODE ROLE PLAY TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA DALAM PERGAULAN DI SEKOLAH 31 PENERAPAN METODE ROLE PLAY TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA DALAM PERGAULAN DI SEKOLAH Oleh: Dini Nurdiantika 1) Dra. Dewi Justitia, M.Pd., Kons. 2) Dra. Louise Siwabessy, M.Pd. 3) ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

Oleh: DARWANTO Dibimbing oleh : 1. Drs. SETYA ADI SANCAYA, M.Pd. 2. LAELATUL AROFAH, M. Pd.

Oleh: DARWANTO Dibimbing oleh : 1. Drs. SETYA ADI SANCAYA, M.Pd. 2. LAELATUL AROFAH, M. Pd. JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MENGHADAPI GURU SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 WATES KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF SOSIODRAMA TECHNIQUE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan

Lebih terperinci

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, Agustus 2016, Volume 2 Nomor 2 (12-16) http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/suluh LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Arikunto (2006: 12) menjelaskan bahwa pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat penelitian yang digunakan untuk judul Pengembangan Permainan Simulasi Untuk Meningkatkan Perencanaan Karier Peserta Didik Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dimana ada pemberian perlakuan (treatment) terhadap variabel dependent.

BAB III METODE PENELITIAN. dimana ada pemberian perlakuan (treatment) terhadap variabel dependent. 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sistematika Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (quasi experiment atau eksperimen semu). Penelitian ekperimen adalah penelitian dimana ada

Lebih terperinci

JURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd.

JURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd. JURNAL PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PERMAINAN TRUTH OR DARE (JUJUR ATAU TANTANGAN) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMPN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja berlangsung proses-proses perubahan secara biologis,

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja berlangsung proses-proses perubahan secara biologis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa remaja berlangsung proses-proses perubahan secara biologis, psikologis, dan sosiologis. Remaja mengalami kebingungan sehingga berusaha mencari tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Oleh BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Pada dasarnya, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Oleh karena itu, proses kehidupan manusia yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH Dyah Rahayu Armanto (dyahrahayuarmanto15@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Diah Utaminingsih 3 ABSTRACT The

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Skor Tes Awal Xi (Pre-Test) Perilaku Sopan Santun Siwa. Skor Pre-Tes. No

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Skor Tes Awal Xi (Pre-Test) Perilaku Sopan Santun Siwa. Skor Pre-Tes. No BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel (Pre-Test) Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode eksperimen semu, sebelum diberikan perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memungkinkannya pencatatan dan analisis

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK ADLERIAN DALAM MENINGKATKAN PENALARAN MORAL SISWA KELAS IV SDN 07 PAGI UJUNG MENTENG

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK ADLERIAN DALAM MENINGKATKAN PENALARAN MORAL SISWA KELAS IV SDN 07 PAGI UJUNG MENTENG Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Adlerian Dalam Meningkatkan... SDN 07 Pagi Ujung Menteng PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK ADLERIAN DALAM MENINGKATKAN PENALARAN MORAL SISWA KELAS IV SDN 07 PAGI UJUNG

Lebih terperinci

SILABI PSIKOLOGI PENDIDIKAN

SILABI PSIKOLOGI PENDIDIKAN SILABI PSIKOLOGI PENDIDIKAN Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 1. Orientasi Perkuliahan Pembahasan tujuan, deskripsi, dan silabi mata kuliah Psikologi 2. Konsep Dasar Psikologi Pendidikan a. Konsep psikologi

Lebih terperinci

Hubungan Konformitas dengan Motivasi Belajar Santri Puteri di Pondok Pesantren Nurul Islam Karang Cempaka Bluto Sumenep

Hubungan Konformitas dengan Motivasi Belajar Santri Puteri di Pondok Pesantren Nurul Islam Karang Cempaka Bluto Sumenep Hubungan Konformitas dengan Motivasi Belajar Santri Puteri di Pondok Pesantren Nurul Islam Karang Cempaka Bluto Sumenep Oleh : Roziana Amalia (10410057) Dosen Pembimbing : Drs. H. Yahya.,MA Santri yang

Lebih terperinci

Efektivitas Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Kedisplinan Siswa Di SMK Negei 1 Masohi

Efektivitas Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Kedisplinan Siswa Di SMK Negei 1 Masohi 1 Efektivitas Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Kedisplinan Siswa Di SMK Negei 1 Masohi Rusnawati Ellis, S.Psi, M.Pd E-mail: rusnawatiellis@gmail.com Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri EFEKTIVITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA KELAS X SMK NEGERI KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: DWI ROHMA NPM. 12500037 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya PERANAN INTENSITAS MENULIS DI BUKU HARIAN TERHADAP KONSEP DIRI POSITIF PADA REMAJA Erny Novitasari ABSTRAKSI Universitas Gunadarma Masa remaja merupakan masa mencari identitas diri, dimana remaja berusaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini bentuk pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif, karena data yang digunakan bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di SMPN 12 Bandung. Sekolah ini berada di Jl. Setiabudhi, Kota Bandung. Pemilihan SMPN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. 1 Pendekatan yang dilakukan berbentuk Posttest-Only Control Design,

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN KLASIKAL TEKNIK CINEMA THERAPY TERHADAP ETIKA PERGAULAN PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 KOTA GORONTALO

PENGARUH BIMBINGAN KLASIKAL TEKNIK CINEMA THERAPY TERHADAP ETIKA PERGAULAN PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 KOTA GORONTALO PENGARUH BIMBINGAN KLASIKAL TEKNIK CINEMA THERAPY TERHADAP ETIKA PERGAULAN PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 KOTA GORONTALO Tuti Wantu, Amrin M. Ade Universitas Negeri Gorontalo Email : tutiwantu67@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi Penelitian Lokasi penelitian yaitu siswa kelas IV SDN Paorama 3 kota Bandung tahun ajaran 2013/2014, secara administratif terdaftar dan aktif dalam

Lebih terperinci

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran 2016-2017 The Effects Of Discussion Group Guidance Service To

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah, meskipun pada dasarnya proses pendidikan dapat dilaksanakan di

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Ratih Novita Sari 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Ratih Novita Sari 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3 PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Ratih Novita Sari (Ratihnovita@yahoo.co.id) 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3 ABSTRACT The aim of this study was to find out whether

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP KEMANDIRIAN SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KANDAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP KEMANDIRIAN SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KANDAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP KEMANDIRIAN SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KANDAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ida Nur Kristianti Kata Kunci : Empati, Layanan Bimbingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran sinektik dalam mengembangkan perilaku kreatif siswa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab tiga menjelaskan metodologi penelitian yang terdiri atas pendekatan penelitian, metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional variabel, pengembangan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU (Suatu Penelitian di SMP Negeri 10 Gorontalo) Jurusan Pendidikan sejarah Fakulkas Ilmu sosial, Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mengkaji kebenaran suatu pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang

III. METODE PENELITIAN. mengkaji kebenaran suatu pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang 59 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini digunakan untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan dan mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji kebenaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Pretest Posttest Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Pretest Posttest Control Group Design 47 BAB III METODE PENELITIAN Bab tiga menguraikan penelitian efektivitas layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan yang terdiri dari desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel penelitian,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016 EFEKTIVITAS PEMBERIAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALITA UNTUK MENGURANGI PRILAKU AGRESIF SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GROGOL TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017 Penggunaan Metode Value Clarification Technique (VCT) untuk Meningkatkan Kedisiplinan Anak dengan Hambatan Emosi dan Perilaku di SLB E Handayani Fadhisya Radzkymurti Sekarnegari dan Nandi Warnandi Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMK Pertanian Pembangunan Negeri Cianjur Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang dilakukan. Uraian ini meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel

Lebih terperinci

JURNAL EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SMPN 2 GURAH KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SMPN 2 GURAH KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SMPN 2 GURAH KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF TUTORING SERVICES TO IMPROVE STUDENTS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu strategi yang mengatur latar penelitian agar diperoleh data yang valid dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan

Lebih terperinci

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMK PELAYARAN HANG TUAH KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMK PELAYARAN HANG TUAH KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMK PELAYARAN HANG TUAH KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 EFFECTIVITY OF ROLE PLAYING TECHNIQUES TO IMPROVE STUDENT

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE TWO STAY TWO STRAY (DUA TINGGAL DUA TAMU) TERHADAP PEMAHAMAN FAKULTAS PSIKOLOGI

PENGARUH PENERAPAN METODE TWO STAY TWO STRAY (DUA TINGGAL DUA TAMU) TERHADAP PEMAHAMAN FAKULTAS PSIKOLOGI 28 Pengaruh Penerapan Metode Two Stay Two Stray Terhadap Pemahaman Fakultas Psikologi PENGARUH PENERAPAN METODE TWO STAY TWO STRAY (DUA TINGGAL DUA TAMU) TERHADAP PEMAHAMAN FAKULTAS PSIKOLOGI Oleh: Laila

Lebih terperinci