BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SRAGEN DAN POTENSI SUMBERDAYA DI KECAMATAN TANON. A. Keadaan Geografi dan Demografi Kabupaten Sragen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SRAGEN DAN POTENSI SUMBERDAYA DI KECAMATAN TANON. A. Keadaan Geografi dan Demografi Kabupaten Sragen"

Transkripsi

1 20 BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SRAGEN DAN POTENSI SUMBERDAYA DI KECAMATAN TANON A. Keadaan Geografi dan Demografi Kabupaten Sragen Kabupaten Sragen memiliki keadaan alam dengan relief yang beraneka ragam. Daerah pegunungan kapur yang membentang dari timur ke barat terletak di sebelah utara bengawan Solo, sehingga kemudian daerah ini diketahui sebagai daerah yang kering, sukar pertaniannya. Sebelah selatan bangawan Solo memiliki dataran yang lebih rendah dan mudah dalam mengusahakan air untuk pertanian, namun secara umum Kabupaten Sragen memiliki dataran rendah yang tersebar di seluruh wilayahnya. Klimatologi Kabupaten Sragen, menerangkan bahwa wilayah ini mempunyai iklim tropis dan temperatur sedang dengan curah hujan rata-rata di bawah mm/tahun 1 dan hari hujan dengan rata-rata di bawah 112 hari hujan 2.Secara geografis, wilayah Kabupaten Sragen terletak di selatan garis ekuator, sehingga Kabupaten Sragen bertemperatur sedang dengan suhu berkisar antara C. Wilayah yang berlokasi di dekat Gunung Lawu mempunyai suhu udara rata-rata relatif rendah dibandingkan dengan wilayah di utara Sungai Bengawan Solo. Pada iklim tropis ini menjadikan banyak terjadi angin terutama pada musim kemarau. 1 Banyaknya curah hujan pada tempat tempat pengukuran Di Daerah Kabupaten Sragen, Kantor Statistik Kab. Sragen, 1985, Hlm Banyaknya hari hujan pada tempat tempat pengukuran Di Daerah Kabupaten Sragen, Kantor Statistik Kab. Sragen, 1985, Hlm. 11

2 21 Kabupaten Sragen terletak di antara 110, , 10 BT (Bujur Timur) dan 7,15-7,30 LS (Lintang Selatan).Adapun luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km 2 dengan batas-batas wilayah Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut: - Sebelah utara : Kabupaten Grobogan - Sebelah selatan : Kabupaten Karanganyar - Sebelah barat : Kabupaten Boyolali - Sebelah timur : Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Sragen Sumber Peta Kab. Sragen: (Diakses pada tanggal 20 Agustus 2014, pukul WIB)

3 22 Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2 yang terbagi dalam 20 kecamatan, 8 kelurahan, dan 200 desa.wilayah Kabupaten Sragen terbagi atas: ,93 Ha (42,52%) lahan basah dan ,88 Ha (57,48%) lahan kering. Wilayah Kabupaten Sragen berada di dataran dengan ketinggian rata rata 109 M di atas permukaan laut. Jumlah penduduk Sragen berdasarkan data tahun 1985 sebanyak jiwa, terdiri dari penduduk laki laki dan penduduk perempuan. Kepadatan penduduk rata rata 871 jiwa/km2. Topografi Kabupaten Sragen secara umum berupa lembah dengan dataran tinggi di bagian utara - tenggara dan dataran di bagian tengahnya. Ketinggian tiap kecamatan di wilayah Kabupaten Sragen berkisar antara 84 meter sampai dengan 141 meter dpl. Ketinggian rata-rata Kabupaten Sragen adalah 109 meter dpl Daerah Administrasi Kabupapaten Sragen Kabupaten Sragen adalah salah satu kabupaten yang berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah. Ada 20 kecamatan, 208 kelurahan dan desa yang berada dalam wilayah Kabupaten Sragen. 11 Kecamatan diantaranya berada di sebelah utara Sungai Bengawan Solo sedangkan 9 wilayah kecamatan lainnya berada di sebelah selatan Sungai Bengawan Solo. Letak geografis yang dipisahkan oleh sungai Bengawan Solo ini mempengaruhi karakteristik tanah dan kebiasaan bertani masyarakat Sragen, sehingga perlu diperjelas letak wilayah sebuah daerah untuk mampu mnejelaskan sebuah studi kasus. Pembagian wilayah berdasarkan Kecamatan, Kelurahan dan luas wilayah dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 3 Tinggi daerah kabupaten Sragen dari permukaan air laut diperinci menurut kecamatan, Kantor Statistik Kab. Sragen, 1985, Hlm. 9

4 23 Tabel 1 Luas dan Wilayah Administrasi Kabupaten Sragen Dirinci Per Kecamatan. No Kecamatan Luas Wilayah Kelurahan Jumlah Kelurah an 1 Gondang 41,17 Srimulyo, Tegalrejo, Tunggul, 9 Glonggong, Kaliwedi, Plosorejo, Wonotolo, Bumiaji, Gondang. 2 Gemolong 40,23 Desa Kaloran, Kel. Ngembat 14 padas, Kel Kragilan, Desa Brangkal, Desa Jatibatu, Desa Peleman, Desa Geneng duwur, DesaTegal dowo, Kel Gemolong, Kel Kwangen, Desa Purworejo, Desa Jenalas Desa Kalangan, Desa Nganti. 3 Gesi 39,58 Pilangsari, Tanggan, Srawung, 7 Gesi, Blangu, Slendro, Poleng 4 Jenar 63,97 Japoh, Ngepringan, Mlale, 7 5 Dawung, Kandang sapi, Jenar, Banyu urip. Keden, Trobayan, Kalimacan, 14 Kali Jambe 46,96 Jetis karangpung, Krikilan, Bukuran, Ngebung, Tegalombo,

5 24 6 Banaran, Karangjati, Saren, Samberembe, Donoyudan, Wonorejo. Kedung waduk, Jurang jero, 10 Karangmalang 42,98 Saradan, Plosokerep,Guworejo, Puro, Mojorejo, Pelemgadung, 7 Plumbungan, Kroyo. Karang pelem, Mojodoyong, 10 Kedawung 49,78 Jenggrik, Mojokerto, Kedawung, Bendungan, Wonokerso, 8 Wonorejo, Celep, Pengkok. Sidodadi, Karangmalang, Krebet, Sepat, Jirapan, Gebang, 13 Masaran 44,04 Dawungan, Masaran, Jati, 9 Miri 53,81 10 Ngrampal 34,40 11 Plupuh 48,36 Kliwonan, Pilang, Pringanom, Krikilan. Geneng, Jeruk, Sunggingan, Girimargo, Doyong, Soko, Brojol, Bagor, Gilirejo, Gilirejo Baru. Geneng, Jeruk, Sunggingan, Girimargo, Doyong, Soko, Brojol, Bagor, Gilirejo, Gilirejo Baru. Jembangan, Sidokerto, Jabung, Pungsari, Manyarejo, Gedongan,

6 25 12 Sambirejo 48,43 13 Sambungmacan 38,48 14 Sidoharjo 45,89 15 Sragen 27,27 16 Sukodono 45,55 Plupuh, Cangkol, Somomorodukuh, Sambirejo, Dari, Karanganyar, Gentan Banaran, Karungan, Karangwaru, Ngrombo. Musuk, Jetis, Sukorejo, Jambeyan, Sambi, Dawung, Blimbing, Sambirejo, Kadipiro. Karanganyar, Toyogo, Banyurip, Gringging, Banaran, Sambungmacan, Bedoro, Plumbon, Cemeng. Bentak, Purwosuman, Patihan, Duyungan, Jetak, Sidoharjo, Singopadu, Jambanan, Taraman, Tenggak, Sribit, Pandak. Kel. Sine, Kel. Sragen Kulon, Kel. Sragen Tengah, Kel.Sragen, Kel. Nglorog, Kel.KarangTengah, Desa Tangkil, Desa Kedungupit. Newung, Jati Tengah, Bendo, Juwok, Pantirejo, Majenang, Karanganom, Gebang, Baleharjo Sumberlawang 75,16 Pendem, Hadiluwih, Jati, Cepoko, 11

7 26 18 Tangen 55,13 19 Tanon 51,00 20 Mondokan 49,37 Mojopuro, Ngandul, Ngargotirto, Kacangan, Pagak, Tlogotirto, Ngargosari. Katelan, Dukuh, Jekawal, Galeh, Ngrombo, Sigit, Denanyar. Karangasem, Slogo, Jono, Gawan, Kecik, Padas, Gabugan, Ketro, Sambiduwur, Karangtalun, Gading, Bonagung, Kalikobok, Tanon, Suwatu, Pengkol. Sono, Tempelrejo, Trombol, Jekani, Pare, Kedawung, Jambangan, Gemantar, Sumberejo Sumber : Kabupaten Sragen Dalam Angka, Kantor Statistik Kabupaten Sragen 1985 Secara administratif wilayah yang berada di utara bengawan Solo adalah Jenar, Tangen, Gesi, Sukodono, Mondokan, Tanon, Sumberlawang, Miri, Gemolong, Plupuh, Kalijambe. Wilayah yang berada di selatan bengawan Solo meliputi: Masaran, Sidoharjo, Sragen, Ngrampal, Sambungmacan, Gondang, Karangmalang, Kedawung, Sambirejo.

8 27 Pembagian wilayah administratif Kabupaten Sragen yang terbagi oleh Bengawan Solo secara lengkap dapat dilihat pada peta di bawah ini: Gambar 2. Peta Hidrologi Kabupaten Sragen Sumber: (diakses pada tanggal 20 Agustus 2014, pukul 20.17) 2. Kependudukan di Kabupapaten Sragen Definisi penduduk menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat (kampung, negeri, pulau, dsb). Pada Bab X pasal 26 tentang warga negara dan penduduk, bahwa pasal 1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. 2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. 4 Sangat jelas bahwa penduduk Indonesia adalah mereka yang 4 Undang Undang Dasar 1945 Bab X Pasal 26 Ayat 1 dan 2 tentang warga Negara dan penduduk. Teks UUD di unduh dari

9 28 mendiami tempat dari wilayah NKRI. Penduduk kemudian menjadi bagian penting dalam sebuah negara. Peran pembangunan terhadap negara, di ambil dari sumber daya penduduk yang mendiami wilayah itu. Penduduk adalah salah satu potensi bagi suatu daerah, akan tetapi bila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan masalah. Secara teori, penduduk besar merupakan keuntungan bagi pembangunan karena memberi kemungkinan adanya pasar dalam negara yang besar yang memungkinkan untuk pembangunan sektor produksi dan distribusi yang besar economic scale yang lebih efisien. 5 Untuk mengukur kekuatan dalam sebuah wilayah, maka biasa digunakan sensus penduduk dalam pengukurannya. Dalam hal ini, pemerintah dan masyarakatnya melakukan peran aktif dalam penghitungannya. Sensus penduduk merupakan sebuah cara untuk melakukan penghitungan jumlah penduduk, ekonomi, dsb yg dilakukan oleh pemerintah dalam jangka waktu tertentu, misal waktu sepuluh tahun, dilakukan secara serentak dan bersifat menyeluruh dalam batas wilayah suatu negara untuk kepentingan demografi negara yang bersangkutan 6. Kepadatan penduduk Kabupaten Sragen terbilang rendah (di bawah 5000 orang/km 2 ). Kepadatan umum tahunan Tahun 1975 berjumlah 734 jiwa/km 2. Kepadatan ini tiap tahun naik 12 hingga 16 jiwa sehingga pada akhir tahun 1985 kepadatan umum menjadi 871 jiwa/km 2.Jumlah penduduk Kabupaten Sragen diakses pada tanggal pukul WIB. 5 M. Sadli, Proyek Jangka Panjang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, PRISMA No.2, Februari Halaman 7 6 KBBI Offline arti kata dari sensus penduduk.

10 29 dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir secara terperinci dapat dilihat seperti pada Tabel di bawah ini. Tabel 2 Jumlah dan Prosentase Laju Pertumbuhan Penduduk Per Tahun Di Kabupaten Sragen Tahun : 1973 s.d No. Tahun Penduduk Pertumbuhan Prosentase Laju Akhir Tahun Penduduk Per Pertumbuhan Tahun Penduduk Per Tahun [%] , , , , , , , , , , , ,20 Sumber : Kabupaten Sragen Dalam Angka, Kantor Statistik Kabupaten Sragen 1985

11 30 Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Sragen jika dilihat dari jumlah penduduk di tiap tahun menunjukkan belum adanya keteraturan pertumbuhan penduduk, hal ini terlihat dari prosentase pertumbuhan penduduk, ada pertumbuhan sampai diatas 2%. Walau rata-rata masih berkisar diantara 1,30% s.d. 1,80%. Pertumbuhan penduduk tertinggi dapat dilihat pada tahun 1979 yang mencapai 2,56%, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 1985 yang berkisar pada 1,20%.Dalam jangka sepuluh tahun ini, maka angka-angka diatas merupakan gambaran yang cukup jelas tentang kekuatan sumberdaya manusia dalam wilayah kabupaten Sragen.Jumlah penduduk Kabupaten Sragen diperinci menurut Kecamatan pada tahun 1985 dapat dilihat seperti pada Tabeldi bawah ini. Tabel 3 Jumlah penduduk Kabupaten Sragen diperinci menurut Kecamatan pada tahun No Kecamatan Jumlah penduduk 1 Sragen Masaran Tanon Kedawung Karangmalang Sidoharjo Plupuh Sambungmacan Gondang Sumberlawang

12 31 11 Gemolong Kali Jambe Ngrampal Miri Sambirejo Sukodono Mondokan Jenar Tangen Gesi Sumber : Kabupaten Sragen Dalam Angka, Kantor Statistik Kabupaten Sragen Berdasarkan pemaparan data maka daerah Kecamatan di Kabupaten Sragen yang memiliki kekuatan sumberdaya manusia tertinggi adalah Kecamatan Sragen dengan jiwa. Kecamatan Gesi dengan jumlah penduduk menjadi daerah Kecamatan paling kecil kekuatan sumberdaya manusia-nya. Mengetahui jumlah penduduk dan keadaan geografi sebuah wilayah dapat membantu pemerintah daerah dalam menentukan fokus pembangunan bersadarkan potensi yang ada. Wilayah yang dekat dengan pusat kota menjadi tumpuan pertumbuhan penduduk tertinggi, dikarenakan akses yang mudah dan keterjangkauan dengan wilayah lain sehingga menjadi tujuan tempat tinggal seperti pada Kecamatan Sragen. Wilayah dengan akses jalan yang sulit dan keadaan alam berbukit seperti Kecamatan gesi maka pertumbuhan penduduknya menjadi kecil karena keterbatasan akses.

13 32 B. Kondisi Geografi Kecamatan Tanon 1. Letak Kecamatan Tanon Suatu desa dilihat dari pengertian geografis adalah perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dan lingkungan. Hasil perpaduan tersebut adalah wujud yang ditimbulkan oleh unsur-unsur geografis, sosial, ekonomi dan kultur yang saling berinteraksi serta berhubungan antara unsur satu dengan unsur yang lainnya. 7 Kecamatan Tanon terletak di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Tanon terletak sekitar 14 Km dari pusat kota Kabupaten Sragen, dan pusat Kecamatan Tanon berada di desa Gabugan. Sebagai suatu wilayah Kecamatan Tanon mempunyai batas-batas wilayah administratif yaitu disebelah utara berbatasan dengan kecamatan Mondokan, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sidoharjo, di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Plupuh, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sumberlawang. Dilihat dari letak Kecamatan Tanon, wilayah kecamatan ini berada ditengah wilayah Kabupaten Sragen. Tepat berada disebelah sungai Bengawan Solo yang memisahkan Kecamatan Tanon dengan daerah yang dekat Kota Kabupaten Sragen. Kecamatan Tanon merupakan daerah yang bertopografi cenderung datar dengan sedikit wilayah berbukit, dengan demikian memungkinkan pemberdayaan dan penguasahaan tanah pertaniannya adalah tanah sawah dan tegal/ladang. 7 R. Bintarto., Interaksi Desa Kota Dan Permsalahanya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1980), halaman 11.

14 33 Tabel 4 Wilayah Kecamatan Tanon Dibagi Menurut Kelurahan dan Pembagian Daerah Terkecil adalah sebagai berikut ; No. Nama Desa Pusat Desa Jumlah Dukuh Jumlah RT 1 Karangasem Sidorejo Slogo Slogo Jono Jono Gawan Gawan Kecik Karangdowo Padas Kricak Gabugan GabuganPatihan Ketro Dengkengan Sambiduwur Pengger Karangtalun Dukuh Gading Gading Bonagung Bonagung Kalikobok Genengsari Tanon Tanon Suwatu Suwatu Pengkol Pengkol 9 12 Sumber : Kabupaten Sragen Dalam Angka, Kantor Statistik Kabupaten Sragen 1990 Kecamatan Tanon terdiri dari 16 desa / kelurahan. Tiap Kelurahan dipimpin oleh seorang kepala desa yang secara berkala selama lima tahun sekali

15 34 diadakan pergantian atau re-organisasi dengan sistem pemilihan langsung oleh rakyat. Dearah - daerah yang berada di bawah pemerintahan kecamatan tanon adalah sebagai berikut: Karangasem, Slogo, Jono, Gawan, Kecik, Padas,Gabugan, KetroSambiduwur, Karangtalun, Gading, Bonagung, Kalikobok, Tanon, Suwatu, Pengkol. Pemerintahan dibawah desa adalah Kebayanandan sub terkecil dari pemerintahan desa ada di tingkat Rukun Tetangga ( RT ) yang dipimpin oleh Ketua RT. 2. Pola Tempat Tinggal Masyarakat Kecamatan Tanon Pola tempat tinggal masyarakat di kecamatan Tanon tidak menunjukan pola-pola yang teratur. Pembangunan rumah-rumah saling berdekatan sehingga menunjukan kesan pola perkampungan yang mengelompok padat. Namun, dibeberapa daerah, pembangunan rumah-rumah didaerah yang jumlahnya penduduk sedikit, perumahan warga dibangun dengan jarak yang cukupjauh sehingga nampak wilayah daerah-daerah tertentu diwilayah kecamatan Tanon sangat jarang penduduknya. Faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk ini biasanya adalah akses jalan dan alat transportasi masa yang susah. Semakin mudah akses menuju suatu wilayah maka akan ditemukan jumlah penduduk yang padat. Kasus ini terjadi pada wilayah Kecamatan Tanon yang dilalui jalur bus jurusan Sragen- Sukodono. Maka sepanjang wilayah jalan akan ditemui banyak pemukiman padat penduduk. Sementara berbeda dengan wilayah yang tidak dilalui jalur bus, akan ditemukan bahwa pemukiman warga yang sangat renggang. Pengelompokan ini selanjutnya dipengaruhi oleh ikatan kekerabatan. Pada mulanya penduduk cenderung membuat rumah yang berlokasi disekitar rumah

16 35 orang tua, sehingga kepadatan lambat laun tidak dapat dihindarkan karena sifat alami manusia untuk meneruskan garis keturunan. Ketidakteraturan pola pemukiman akan terlihat jelas pada kondisi-kondisi diatas. Disisi lain, pola pemukiman tempat tinggal masyarakat ini dapat memudahkan pengelompokan potensi daerah dan juga masyarakat bagi yang wilayah daerahnya memiliki sumberdaya yang cukup, namun disisi lain pola seperti ini mengakibatkan proses pembangunan wilayah yang kurang merata. C. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Kecamatan Tanon Kehidupan masyarakat pedesaan, secara umum dipengaruhi oleh adanya interaksi dengan kelompok masyarakat yang lain dan gejala sosial yang timbul dari dalam. Pertemuan berbagai bidang ini kemudian menghasilkan proses, proses yang mencakup usaha masyarakat menghadapi pengaruh kultural dari luar dengan mencari bentuk penyesuaian terhadap komoditi, nilai, atau ideologi baru, suatu penyesuaian berdasar kondisi, disposisi, dan referensi kulturalnya, yang kesemuanya merupakan faktor-faktor kultural yang menentukan sikap terhadap pengaruh baru, ini yang kemudian disebut proses Akulturasi. 8 Proses yang begitu banyak terjadi dalam proses interaksi masyarakat. Proses yang terjadi merupakan bagian yang cukup memiliki kompleksitas yang cukup dalam, bila melihat bagaimana perkembangan interaksi yang terjadi wilayah kecamatan Tanon. Secara kewilayahan, Kacamatan Tanon terletak di 8 Sartono kartodirdjo., Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), halaman 160.

17 36 tengah Kabupaten Sragen, sehingga informasi yang masuk dan mempengaruhi kehidupan masyarakat memilki variabel cukup beragam. Hubungan dengan kelompok masyarakat lain mengacu pada kekuatankekuatan dari luar daerah yang melakukan interaksi dengan masyarakat di Kecamatan Tanon. Kondisi sosial budaya di Kecamatan Tanon tidak dapat dilepaskan dari adanya interaksi dengan kekuatan-kekuatan dari luar daerah. Informasi-informasi yang datang mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan sosial budaya di Kecamatan Tanon. 1. Kehidupan Sosial Masyarakat Kecamatan Tanon Masyarakat di Kecamatan Tanon adalah masyarakat yang masih menggunakan sistem pemimpim masyarakat bukan hanya pelaku administratif, tetapi lebih dari itu, mentalitas masyarakat setidaknya yang belum terlalu tergerus oleh sifat-sifat individualisme. Tipe masyarakat yang masih menjunjung tinggi rasa kekeluargaan dan kebersamaan, hubungan antar warga masih sangat erat, mereka juga masih sering melakukan gotong royong, tolong menolong dan saling bantu membantu. Rasa saling memiliki yang masih dapat bertahan ini tentu peran dari tetua desa cukup sentral dan signifikan. Rasa saling memiliki antar masyarakat juga dapat dilihat dalam hal aktivitas tolong menolong kebutuhan, yang bersangkutan dengan rumah tangga, penyelenggarakan pesta-pesta tertentu, seperti pernikahan, perayaan khitanan untuk anak laki-laki, akhikah dari anak yang baru lahir dan sebagainya. Masyarakat tolong menolong dengan tetangga dan kerabat tidak hanya dalam halhal berbau sosial, dalam hal pekerjaan pertanian juga dapat ditemukan, persaudaraan tidak hanya terbangun karena tali persaudaraan sedarah, namun juga

18 37 kepada tetangga yang kebetulan letak tanah atau rumahnya berdekatan. Persaudaraan juga dapat ditemui dengan sesama anggota dari organisasi, baik organisasi yang sifatnya keagamaan maupun organisasi bentukan pemerintah seperti koperasi atau organisasi pengguna irigasi pertanian Dharma tirta. Gotong royong adalah adat istiadat untuk saling tolong menolong antar warga desa. Jenis-jenis gotong royong yang masih banyak ditemukan di Kecamatan Tanon seperti Kerja Bakti, Sambatan, nyinom, duwe gawe Gotong royong identik dengan pengerahan massa dalam mengerjakan berbagai macam lapangan aktivitas-aktivitas yang bersifat sosial, baik untuk mengerjakan pekerjaan yang bersifat publik maupun kebutuhan yang berdasarkan hubungan tetangga, hubungan kekerabatan. Hubungan pengerahan massa dalam gotong royong biasanya berdasarkan pertimbangan efektif, efisien dan praktis, dan berbasis kebersamaan. Pemerintah Kab. Sragen juga memanfaatkan kebiasaan gotong royong untuk mempercepat pembangunan daerah. Aktivitas bekerjasama antara sejumlah besar warga-warga untuk meyelesaikan suatu proyek tertentu yang dianggap berguna bagi kepentingan umum. 9 Sungguh sangat umum ketika melihat masyarakat pedesaan melakukan kegiatan bersama yang berbasis gotng royong. Hal ini dapat dilihat dalam kegiatan seperti membuat tempat peribadatan, sarana pendidikan, perbaikan jalan, pembangunan jembatan. Kegiatan ini jamak disebut dengan kegiatan kerja bakti. 9 Sajogyo, dan Pujiwati Sajogyo., Sosiologi Pedesaan, (Yogyakarta: Gajah Mada Universty, 1991), halaman 38.

19 38 Dalam gotong royong, ada beberapa sebutan yang digunakan untuk membedakan alat, makna dan keperluan yang akan dikerjakan. Misal untuk acaraacara seperti pernikahan dan kematian biasa disebut duwe gawe, bila mendengar istilah duwe gawe masyarakat akan menyiapkan diri untuk membantu, kaum lakilaki akan bersiap untuk menyiapkan tempat dan peralatan yang berkaitan, sementara kaum perempuan membantu tuan rumah dalam menyediakan hidangan. Sedang istilah nyinom dipakai untuk para pemuda yang membantu pihak pemilik hajat sebagai pelayan dalam pesta yang diselenggarakan. Gotong royong dalam penyebutan untuk istilah sambatan memiliki makna meminta bantuan tenaga untuk menyelesaikan sesuatu. Ketika masyarakat mendengar istilah ini, maka yang akan dipersiapkan adalah alat-alat bangunan yang dimiliki dari masing-masing anggota masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini biasanya dilakukan untuk membantu meyelesaikan suatu pekerjaan yang dilakukan anggota masyarakat yang lain, misalnya memperbaiki rumah penduduk atau membangun rumah. Kehidupan di pedesaan memiliki kebiasaan dalam memasukkan "nilai" kepada generasi penerus. Nilai-nilai tersebut biasanya banyak diwariskan oleh para alim ulama dan para pendahulu dalam bentuk kebiasaan-kebiasaan yang kemudian banyak dikenal dengan tradisi dan kebiasaan. Tradisi yang diwariskan berupa kebiasaan-kebiasaan yang memiliki makna religius, ada juga kebiasaan yang tidak bersifat religius, namun memiliki yang dalam dalam hal memupuk kebersamaan. Tradisi yang bersifat religius biasanya dilakukan untuk mempermudah masyarakat dalam memahami hakikat hidup. Peringatan hari-hari seperti kelahiran

20 39 dan kematian yang menggunakan tumpeng biasanya disertai dengan pemaknaan apa itu sesungguhnya arti hidup. Penjelasan ini dilakukan oleh pemuka agama dan adat terkait. Pendekatan-pendekatan religius semacam ini yang kemudian dianggap lebih masuk kedalam logika masyarakat setempat yang kebetulan menggunakan budaya Jawa. Pemaknaan akan simbol lebih tertangkap daripada pemaknaan dari media lain. Kebiasaan akan berkumpul dan berbagi pandangan, adalah sebuah kegiatan yang lazim dijumpai dalam dinamika hidup masyarakat pedesaan. Berkumpul merupakan sarana berbagi informasi yang cukup efektif dalam mengatasi permasalahan komunikasi di masyarakat luas. Masyarakat pedesaan masih menggunakan komunikasi massa, bahwa setiap orang akan mendapat kesempatan dan andil yang sama dalam menyelesaikan permasalahan. Musyawarah kemudian menjadi sarana sosial yang cukup efektif dalam menyelesaikan persoalan sosial. musyawarah adalah suatu gejala social yang ada dalam banyak masyarakat pedesaan umumnya dan khususnya di Indonesia. Proses penyelesaiannya pun bisa dikatakan unik, karena semua orang berkesempatan untuk menyatakan pendapat dan saling mempengaruhi Artinya bahwa keputusan yang diambil dalam rapat tidak berdasarkan suatu mayoritas, yang menganut suatu pendirian yang tertentu, melainkan seluruh rapat, seolaholah sebagai suatu badan. Hal ini tentu berarti bahwa baik pihak mayoritas maupun minoritas mangurangi pendirian masing-masing, sehingga bisa dekatmendekati. 10 Dalam proses dekat-mendekati inilah ditimbang dan diukur berdasarkan argumen yang saling menguatkan atau mengurangi kadar, hingga 10 Ibid., halaman 41.

21 40 terciptalah sebuah keputusan bersama dan mengikat yang kemudian disebut mufakat. 2. Pendidikan Masyarakat Tanon Pentingnya pendidikan dalam masyarakat tidak hanya menyangkut pendidikan formal maupun non formal melainkan juga pendidikan mental dan spiritual. Pendidikan akan memelihara sistem-sistem dalam masyarakat dengan dasar pengajaran berbasis intelektuil yang didapat di sekolah. Melalui pendidikan seperti kesusasteraan, seni, hukum, matematika dan ilmu pengetahuan yang lain ditanamkanlah nilai-nilai luhur tersebut. Proses pendidikan efektif dilakukan oleh orang-orang yang telah mengerti dan kemudian diajarkan kepada orang lain yang belum mengerti. Para pemuda kemudian belajar bagaimana memberi bentuk baru pada sistem intelektuil yang tradisional guna memajukan berbagai aspek modernisasi. 11 Proses modernisasi dilakukan agar dapat mencapai kemajuan teknologi dan ekonomi, memperbesar produksi bahan makanan, menjalankan pabrik-pabrik, dan menerapkan ilmu pengetahuan guna meningkatkan taraf hidup. 12 Pendidikan mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat, karena dalam proses pendidikan, transformasi di berbagai bidang kehidupan dapat ditempuh. Pendidikan dalam pengertian pengajaran adalah usaha sadar tujuan dengan sisitematika terarah pada pertumbuhan tingkah laku. Perubahan yang 11 Myron, dan Werner., Modernisasi Dinamika Pertumbuhan, (Jogjakarta: UGM Press, 1981), halaman Ibid., halaman 16.

22 41 dimaksud itu menunjukan pada suatu proses yang dilalui. Tanpa proses itu, perubahan tidak mungkin terjadi, proses di sini berarti proses pendidikan. 13 Proses pendidikan akan menghasilkan manusia yang berpengetahuan dan berkeahlian. Dengan pendidikan, orang dapat mengubah kondisi menjadi lebih baik secara ekonomi maupun cara pandang masyarakat dalam menyikapi suatu masalah yang ada. Usaha membangun fasilitas pendidikan seharusnya menjadi prioritas dalam memakmurkan kehidupan masyarakat. Pada dekade 1980an pendidikan di Kecamatan Tanon masih sangat sulit, sehingga prioritas saat itu adalah pembangunan sarana dan prasarana pendidikan. Pembangunan dilakukan melalui dua jalur, yaitu pembangunan fisik (bangunan sekolah) dan pembangunan mental (peningkatan minat bersekolah). Berikut ini adalah data dari siswa yang bersekolah di Kecamatan Tanon. Tabel 5 Banyaknya Kelas, Murid dan Rata-Rata Murid Tiap Kelas pada Sekolah SD, SLTP dan SLTA di Kecamatan Tanon: No. Tingkat Pendidikan Kelas Murid Rata-Rata Murid Tiap Kelas 1 SD SLTP SLTA Sumber: Kabupaten Sragen Dalam Angka, Kantor Dep. P & K Kab. Sragen 1986 Dari tabel siswa yang terdaftar pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar merupakan jumlah yang paling banyak dengan jumlah orang. Urutan kedua 13 Winarno Surakhmad., Metode Pengajaran Nasional, (Jakarta: Jemmars, 1979), halaman 13.

23 42 siswa pada jenjang pendidikan Sekolah Lanjut Tingkat Pertama dengan kelompok siswa jumlah sebanyak orang. Peminat pendidikan paling sedikit adalah pada jenjang Sekolah Lanjut tingkat Atas yang di tempuh kelompok siswa yang berjumlah 450 orang. Penyediaan sarana dan pembangunan institusi pendidikan yang berjenjang menunjukkan usaha yang cukup serius pemerintahan saat itu dalam penanganan pendidikan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesenjangan dalam hal perolehan kesempatan mendapatkan pendidikan yang sama dari setiap warga masyarakat di Kecamatan Tanon belum terjawab dengan baik. Dari siswa yang belajar di jenjang pendidikan Sekolah Dasar hanya yang belajar dalam jentang pendidikan di Sekolah Lanjut Tingkat Pertama dan hanya 450 siswa yang belajar di Sekolah Lanjut Tingkat Atas. Kesadaran masyarakat di Kecamatan Tanon dikatakan cukup. Masyarakat di Kecamatan Tanon menganggap pendidikan formal bukanlah satu-satunya jalan untuk membebaskan hidup dari belenggu kegelapan ketiadaan ilmu pengetahuan. Pendidikan non formal seperti pondok pesantren di kecamatan Tanon cukup diminati, terbukti ada 3 institusi pondok pesantren yang dijalankan hanya di kelurahan Tanon. 14 Menurut penuturan Jumhadi, S.pd. selaku pelaku dan pemerhati pendidikan di Kabupaten Sragen, di wilayah kecamatan Tanon saat dekade 1980an, masyarakatnya masih banyak beranggapan bahwa pendidikan formal tidak begitu penting karena tidak menjawab kebutuhan hidup saat itu. Pendidikan di sekolah formal tidak mengajarkan ketrampilan yang langsung dapat dirasakan manfaatnya, sementara di pondok pesantren diajarkan ketrampilan 14 Wawancara dengan Jumhadi pada tanggal 30 agustus 2014

24 43 minimal bercocok tanam. Bahkan ada sebuah lokal khusus yang dihuni oleh santri-santri yang khusus diajari berbagai hal dalam bidang pertanian Kondisi Masyarakat Dalam Kehidupan Beragama di Kecamatan Tanon Kehidupan adalah sebuah proses yang di anugerahkan oleh Allah SWT kepada setiap makhluknya yang berada di muka bumi. Hidup yang dianugerahkan ini, kemudian menjadi proses untuk membedakan mana hamba yang bersyukur dan mana yang ingkar terhadap anugerah kehidupan yang diberikan. Maka agama menjadi sebuah bentangan jalan kebenaran yang tidak hanya terbatas pada ritus keagamaan semata. Agama lebih dari itu, yaitu keseluruhan tingkah laku manusia yang terpuji, yang dilakukan demi memperoleh ridla atau perkenan Allah. Agama, dengan kata lain, meliputi keseluruhan tingkah laku manusia dalam hidup ini, yang tingkah laku itu membentuk keutuhan manusia berbudi luhur (akhlaq karimah), atas dasar percayaatau iman kepada Allah dan tanggung jawab pribadi di hari kemudian. Inilah makna pernyataan dalam doa pembukaan (iftitah) shalat, bahwa shalat kita itu sendiri juga darma bakti kita, hidup kita dan mati kita, semua adalah untuk atau milik Allah, seru sekalian alam. 16 Agama adalah faktor penting dalam kehidupan masyarakat. Agama mengajarkan kepada masyarakat untuk taat dan patuh kepada Tuhan. Ajaran agama juga berisi ketauhidan yang harus dicerminkan dalam kehidupan seharihari yang bertujuan memberi dasar pegangan keyakinan hidup sehingga orang 15 Wawancara dengan Muhammad Syaifudin pada tanggal 23 agustus Nurcholish Madjid., Ensiklopedi Nurcholish Madjid Pemikiran Islam di Kanvas Peradaban, (Jakarta: "edisi digital" Yayasan Abad demokrasi, 2011), halaman 49.

25 44 sadar dan mengetahui asal-usul kejadian alam dan sangkan parannya yaitu tujuan dan untuk apa manusia hidup. Sikap tauhid juga harus dicerminkan dalam akhlak atau norma-norma tingkah laku serta budi pekerti dalam pergaulan sosial. 17 Agama akan tumbuh subur tergantung pada kesadaran masyarakat dan pemerintah yang ada, dimana pemerintah memperhatikan agama sebagai sarana dalam pembaharuan diikuti dengan masyarakat yang telah menyadari tentang peranan agama sebagai pegangan hidup dalam pergaulan bermasyarakat dan bernegara, maka agama itu akan berkembang dengan baik. 18 Dua aspek inti yang sangat berpengaruh dalam berkembangnya agama dan kemajuan sosial adalah masyarakat pemeluk agama dan pemerintah sebagai pemegang kebijakan. Agama juga mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan melalui komunitas pendidikan seperti pondok pesantren dalam agama Islam. Agama juga mempunyai pengaruh besar didalam membentuk kepribadian seorang individu. 19 Dalam membentuk sebuah kehidupan sosial yang baik, maka perlu sebuah kesejalanan arah pembangunan manusia, ideologi, dan infrasruktur dengan disertai pengenalan potensi alam yang di anugrahkan Allah, Tuhan seru sekalian alam. Secara umum sebagian besar penduduk di Indonesia beragama Islam, seperti halnnya di Kecamatan Tanon juga mayoritas penduduknya 17 M. Dawam Raharjo., Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta: LP3ES, 1988), halaman Masjkuri dan Sutrisno Kutoyo., Sejarah Daerah Istimewa Jogjakarta, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977), Halaman Soerjono Sukanto., Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994), Halaman 207.

26 45 beragama Islam. Data mengenai penduduk di Kecamatan Tanon berdasarkan agama yang dianut adalah sebagai berikut: Tabel 6 Kondisi Penduduk di Kecamatan Tanon Berdasarkan Agama yang Dianut: No. Agama Jumlah Pemeluk (orang) 1 Islam Katholik Kristen Hindu 1 5 Budha 128 Sumber : Kabupaten Sragen Dalam Angka, Kantor Statistik Kabupaten Sragen 1985 Dari data dapat disimpulkan bahwa mayoritas agama yang dipeluk oleh penduduk di Kecamatan Tanon adalah Islam. Kegiatan kegiatan keagamaan seperti memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan oleh setiap masjid, pondok pesantren, dan tempat-tempat yang memungkinkan menampung banyak jama'ah. Setiap Ramadhan ada tadarusan di masjid - masjid yang suaranya dapat menemani sepanjang malam, biasanya diperuntukan bagi jama'ah laki-laki baik muda maupun orang tua. Banyak juga kelompok bapakbapak maupun ibu-ibu setiap seminggu sekali rutin mengadakan pengajian, yasinan, dan sholawatan. Organisasi masyarakat berbasis Islam juga tumbuh subur di Kecamatan Tanon, organisasi ini seperti Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah.

27 46 D. Potensi Sumber Daya Kecamatan Tanon 1. Potensi Sumber Daya Manusia di Kecamatan Tanon Pembangunan suatu wilayah tidak akan dapat dilepaskan dari sumber daya manusia yang tersedia. Dalam pembangunan maka hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana kekuatan dari potensi yang tersedia. Kekuatan dari potensi tersebut (masyarakat) yang kemudian akan menentukan arah pembangunan. Menurut teori klasik Adam Smith, manusialah sebagai faktor produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Alam tidak ada artinya kalau tidak ada sumber daya manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat bagi kehidupan. 20 Pendapat smith ini menunjukan peningkatan taraf kemakmuran hidup, terlebih dahulu harus dimulai dengan pembangunan potensi sumber daya manusianya. Tabel 7 Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sragen dari tahun : NO Tahun Laju pertumbuhan ( jiwa ) Sumber : Kabupaten Sragen Dalam Angka, Kantor Statistik Kabupaten Sragen Mulyadi S., Ekonomi Sumberdaya Manusia dalam Perspektif Pembangunan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), Halaman 4.

28 47 Menurut data Badan Pusat Statistik laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Dati II Sragen dari tahun , jumlah penduduk di kabupaten Sragen pada tahun 1971 jumlahnya jiwa, pada 5 tahun lagi pada tahun 1975 jumlahnya mencapai jiwa, pada tahun 1980 meningkat jiwa, kemudian pada tahun 1985 laju pertumbuhan penduduk meningkat menjadi jiwa, laju pertumbuhan penduduk meningkat menjadi jiwa, kemudian pada tahun 1990 laju pertumbuhan penduduk jiwa. Pada tahun 1995 laju pertumbuhan penduduk mencapai jiwa. 21 Tabel 8 Pertumbuhan Penduduk Alami di Kecamatan Tanon pada tahun 1985 NO Kejadian Angka 1 Penduduk awal tahun ( jiwa ) 2 Lahir ( jiwa ) 3 Mati 303 ( jiwa ) 4 Pertumbuhan ( jiwa ) ( jiwa ) 5 Tingkat pertumbuhan alami ( % ) 2,14% Sumber: Kabupaten Sragen Dalam Angka, Kantor Statistik Kabupaten Sragen Menurut data Badan Pusat Statistik dilihat dari Pertumbuhan Penduduk Alami (Natural Increase) Di Rinci Per Kecamatan ditinjau dari tahun (%), Kecamatan Tanon tingkat pertumbuhan penduduk pada awal tahun 1985 adalah sebesar jiwa, dengan jumlah kelahiran sebesar jiwa. Angka 21 Laju Pertumbuhan Penduduk selama 10 tahun,kantor Statistik Kab. Dati II Sragen, tahun , Hlm. 52.

29 48 kematian di wilayah Kecamatan Tanon hanya 303 jiwa, maka ditemukan angka pertumbuhan jiwa pada tahun 1985 adalah jiwa. Deret angka tingkat pertumbuhan penduduk alamiah di wilayah Kecamatan Tanon mencapai2,14 %. 22 Data menunjukkan potensi sumber daya manusia di wilayah Kecamatan Tanon, ada pertumbuhan peningkatan yang signifikan. Pertumbuhan penduduk sebesar jiwa, dalam kurun waktu datu tahun. Hal ini merupakan pedang bermata dua, satu sisi merupakan potensi tenaga kerja yang cukup besar, sisi yang lain juga merupakan potensi pengangguran yang besar bila visi pembangunan pemerintah tidak sejalan dengan pertumbuhan penduduk ini. Pembahasan sebelumnya tentang pendidikan, menunjukkan bahwa pembangunan manusia melalui pendidikan oleh pemerintah menunjukkan hal positif. Hal itu ditunjukkan dari angka partisipasi yang cukup tinggi atas partisipasi masyarakat terhadap pendidikan, setidaknya pada sekolah dasar untuk memperoleh kemampuan baca, tulis, dan hitung dasar. Hal ini cukup untuk menekan angka buta huruf dalam masyarakat, sehingga pembangunan masyarakat dapat terus ditingkatkan kepada jenjang yang lebih tinggi di masa depan. 2. Potensi Sumber Daya Alam di Kecamatan Tanon Bangsa yang kuat adalah bangsa yang memiliki kekuatan pangan yang dapat menjamin kehidupan rakyatnya. Ketahanan pangan, tidak mungkin terlepas dari media tanam dan tumbuh tanaman pangan. Ketersediaan dan proses pemanfaatan lahan yang optimal dalam sebuah wilayah merupakan bagian dari 22 Pertumbuhan penduduk alami (natural increase) Di rinci per kecamatan di Kabupaten Dati II Sragen, Kantor Statistik Kab. Sragen, , Hlm. 53.

30 49 ketahanan pangan itu sendiri. Berikut ini merupakan data pemanfaatan lahan di Kabupaten Sragen. Tabel 9 Pembagian potensi tanah sawah menurut penggunaan di Kabupaten Sragen tahun 1985 No Jenis tanah sawah Luas ( ha ) 1 Tanah sawah dengan irigasi teknis ha 2 Tanah sawah dengan irigasi setengah teknis ha 3 Tanah sawah dengan irigasi sederhana ha 4 Tanah sawah tadah hujan ha 5 Tanah sawah yang dapat ditanam 1X per tahun ha 6 Tanah sawah yang dapat ditanam 2X per tahun ha Sumber: Kabupaten Sragen Dalam Angka, Kantor Statistik Kabupaten Sragen Menurut penggunaan, tanah sawah dapat dibagi menjadi tanah sawah dengan irigasi teknis ha, tanah sawah dengan irigasi setengah teknis ha, Tanah sawah dengan irigasi sederhana ha dan tanah sawah tadah hujan seluas ha. Tanah sawah ini dapat ditanami padi satu kali setiap tahun seluas ha sedangkan yang dapat ditanami padi dua kali atau lebih setiap tahun seluas ha. Data penggunaan dan potensi lahan sawah ini, menunjukkan potensi yang harus saling terkait dengan potensi lahan yang lain, karena tanah merupakan potensi yang tetap dan harus berintegral dengan pertumbuhan penduduk. Data berikut merupakan pembagian potensi tanah kering di Kabupaten Sragen.

31 50 Tabel 10 Pembagian potensi tanah kering menurut penggunaan di Kabupaten Sragen tahun 1985 No Pemakaian tanah kering Luas 1 Pekarangan atau bangunan ha 2 Tegalan ha 3 Padang gembala/ rumput 50 ha 4 Kolam/ empang 32 ha 5 Hutan negara/ swasta ha 6 Perkebunan 855 ha 7 Lain-lain ha Sumber: Kabupaten Sragen Dalam Angka, Kantor Statistik Kabupaten Sragen Tanah kering dapat dipergunakan untuk wahana-wahana sebagai berikut : pekarangan atau bangunan ha, tegalan ha, padang gembala/ rumput 50 ha, kolam/ empang 32 ha, hutan negara/ swasta ha, perkebunan 855 ha, dan lain-lain ha. 23 Potensi pada lahan pertanian di kabupaten sragen bisa dikatakan cukup besar bila dibandingkan dengan potensi penggunaan tanah pada bidang lain, sehingga fokus pembangunan daerah Sragen yang berlandaskan sektor pertanian merupakan peluang terbuka. Dalam proses ketahanan pangan, tentu pemerintah pusat harus membagi penyelasaian ini dengan pemerintah daerah. Persolan yang timbul dalam rangka 23 Penggunaan Tanah Sawah Kabupaten Dati II Sragen Dalam Angka 1993,Badan Pusat Statistik Kabupaten Dati II Sragen, 1993, Hlm. 6.

32 51 mengatasi persolan pangan ini adalah keterbatasan lahan. Lahan yang luas hanya tersedia pada wilayah-wilayah pemerintahan daerah. Akhirnya daerah pedesaan menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional. Menilik potensi di daerah, maka dibawah ini merupakan rincian pengguanaan lahan di Kecamatan Tanon menurut luas dan fungsinya. Luas wilayah Kecamatan Tanon adalah 5.099,96 Ha.Menurut fungsinya, luas wilayah Kecamatan Tanon adalah sebagai berikut: Tabel 11 Luas Wilayah Kecamatan Tanon Diperinci Menurut Penggunaan Tanah Tahun 1985 No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) 1 Tanah Sawah 2902,49 Ha 2 Tanah Kering 1934,68 Ha 3 Hutan Negara 0 Ha 4 Perkebunan Negara/Swasta 0 Ha 5 Lain-Lain 262,79 Ha Jumlah Luas Lahan 5.099,96 Ha Sumber: Kabupaten Sragen Dalam Angka, Kantor Statistik Kabupaten Sragen 1985 Dari data dapat diketahui bahwa di kecamatan Tanon penggunaan tanah terbesar adalah tanah sawah sebesar 2902,49 Ha. Tanah sawah di Kecamatan Tanon merupakan sawah irigasi teknis, yaitu irigasi yang diusahakan dengan bangunan permanen, namun pengelolaan belum begitu baik sehingga disaat musim kemarau, persediaan air di waduk dan dam kering, sehinggapengusahaan pengairan tanah dilakukan dengan teknik irigasi pribadi melalui sumur pantek dan

33 52 mesin diesel. Pada musim kemarau umumnya tanah sawah ditanami sesuai dengan kemampuan pemilik lahan. Bagi para pengusaha pertanian yang memiliki kemampuan untuk mengusahakan irigasi mandiri tanaman padi yang memerlukan banyak air, maka sawah dapat terus ditanami tanaman padi. Bagi pengusaha pertanian yang tidak memiliki kemampuan untuk mengusahakan irigasi mandiri, tanaman-tanaman yang memerlukan sedikit air, seperti jagung, kacang tanah, dan kedelai menjadi pilihan atau membiarkan lahan diam tidak ditanami. Untuk sistem irigasi di Kecamatan Tanon dibuat Waduk Ketro yang dapat membantu pengairan lahan pertanian di sebagian kecamatan Tanon, dan juga ada Bendung Suwatu yang biasa digunakan untuk menahan air hujan dan pengendalian banjir. Terdapat kendala Waduk Ketro dan Dam Suwatu kurang berfungsi secara signifikan karena selain dari air hujan, Waduk ketro dan Dam Suwatu tidak memiliki sumber air yang lain. Stok air di Waduk Ketro dan Dam Suwatu menjadi sangat kurang untuk menopang kebutuhan irigasi diwilayah Kecamatan Tanon. Tanah kering merupakan tanah terbesar kedua dengan luas 1934,68 Ha setelah tanah sawah. Tanah kering merupakan tanah yang biasanya terdiri dari pekarangan, kebun-kebun yang belum dimanfaatkan dengan baik biasanya digunakan untuk menanam tanaman ubi-ubian. Tanah kering disini dapat diartikan sebagai areal tanah belum mangalami pengolahan tanah. Tanah kering ini juga digunakan untuk mendirikan, rumah, kantor, sekolahan, tempat ibadah dan jenis bangunan lainnya. Bangunan-bangunan rumah penduduk didirikan di sepanjang jalan desa dengan tanah pekarangan berada disamping dan dibelakang rumah. Tanah lain-lain berada diurutan ketiga setelah tanah pekarangan dengan luas

34 53 wilayah 262,79 Ha yang berfungsi sebagai tanah untuk fasilitas umum seperti sungai, jalan dan tanah kuburan. Kecamatan Tanon tidak terdapat tanah hutan negara, perkebunan negara maupun swasta, karena tanah dikecamatan ini tidak mendukung untuk dibentuk perkebunan maupun hutan negara. Tanah yang paling luas digunakan sebagai tanah bangunan/pekarangan dan tanah sawah. Kegiatan perekonomian pedesaan tidak mungkin melepaskan diri dalam beberapa bidang, hal-hal yang mencakup soal persawahan serta pengairannya, berjenis-jenis tanaman dan buah-buahan, peternakan serta perikanannya, kerajinan dan perdagangannya. 24 Dalam pembahasan keadaan sosial budaya masyarakat di Kecamatan Tanon yang notabene sebagai bagian dalam pembahasan sejarah perdesaan, maka kita tidak dapat melepaskan diri dari pembahasan dari topik topik yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat. Pada point selanjutnya dalam kehidupan sosial budaya masyarakat, peran serta para pejabat-pejabat desa dalam ikut mensejahterakan kehidupan masyarakat juga merupakan bagian penting dalam pembahasan. Dalam struktur sosial masyarakat pedesaan di Kecamatan Tanon. Masyarakat pedesaan terdiri masyarakat tipe Dapur terdiri atas petani bebas (rama) dan petani setengah bebas (kawula, abdi), yang lazim diperintah oleh orang tua (buyut). Disamping itu disebut pula golongan-golongan sosial yang tinggal dipedesaan, seperti andem dan akuwu sebagai elite desa. Ada pula masyarakat pedesaan yang dinamakan dharma, sima, dan kalagyan yaitu daerah religius, wilayah merdeka, dan 24 Sartono Kartodirdjo., Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), Halaman 194.

35 54 pemukiman pedagang. 25 Dari pemaparan penjelasan bahwa kegiatan sosial budaya masyarakat pedesan dapat diambil kesimpulan bahwa ada dua faktor yang menentukan dalam kehidupan sosial masyarakat pedesaan. Pertama adalah kegiatan ekonomi yang berbasis pada pemanfaatan dan penggunaan lahan.kedua adalah para tetua desa bukan hanya pelaku administrasi, tapi lebih dari itu, para tetua bertanggung jawab atas nilai-nilai luhur yang harus tetap dipertahankan. Juga membentuk lembaga swadaya yang tidak berpasrah pada pimpinan pusat. Ini berkaitan dengan beberapa kegiatan yang masih dapat ditemukan diberbagai wilayah pedesaan. Banyak dari bentuk kegiatan ini biasanya adalah pengerahan masa untuk pembangunan yang bersifat fasilitas umum, maupun pribadi dengan tujuan saling tolong menolong. Tanah sawah merupakan tanah yang sangat penting di Indonesia, karena merupakan sumberdaya alam yang utama dalam produksi beras.perkembangan ketahanan Negara dalam sektor pertanian sangat tergantung dari potensi yang tersedia berupa tanah sawah.dalam perkembangannya, tanah sawah selanjutnya dibenntuk dan dikembangkan sesuai dengan daerah masing-masing diwilayah Indonesia. Sawah juga ditemukan pada berbagai iklim, karena padi dapat tumbuh pada iklim yang jauh lebih beragam dari pada jenis tanaman lain. 26 Pada proses pembentukannya, tanah sawah dapat berasal dari jenis tanah kering maupun jenis tanah basah. Jenis tanah kering dapat dijadikan tanah sawah 25 Ibid 26 Sarwono hardjowigeno, dan Luthfi rayes., Tanah Sawah, karateristik, kondisi dan permasalahan tanah sawah di Indonesia, (Malang: Bayumedia Publising, 2005), halaman 2.

36 55 dengan diairi kemudian disawahkan. Untuk jenis tanah basah atau rawa-rawa harus "dikeringkan" dengan membuat saluran drainase. Tanah sawah yang berasal dari tanah kering yang diairi umumnya berupa sawah irigasi, baik irigasi teknis (dengan bangunan irigasi permanen), setengah teknis (dengan bangunan irigasi semi permanen), maupun irigasi sederhana (tanpa bangunan irigasi).tanah sawah yang memakai sumber air langsung dari air hujan tanpa irigasi, maka disebut sebagai sawah tadah hujan. Sawah yang dikembangkan di daerah rawa-rawa pasang-surut disebut sawah pasang-surut, sedang yang dikembangkan didaerah rawa-rawa lebak disebut sawah lebak. 27 Ketahanan pangan bukan begitu saja dapat dicapai tanpa hambatan dan tantangan. Beberapa hal dapat terjadi dengan cepat dan dapat menghancurkan pondasi pertanian yang dibangun bila sektor ini tidak diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Tantangan utama dalam mencapai ketahanan pangan dan energi antara lain; 1. Degradasi sumber daya lahan dan kelangkaan sumber daya air. 2. Penciutan dan konversi lahan subur. 3. Cekaman variabilitas dan perubahan iklim. 4. Keterbatasan sumber daya lahan potensial/subur. 28 Langkah-langkah yang diambil kemudian harusnya dapat menempatkan pembangunan sarana dan prasarana pertanian kedalam langkah yang terstruktur, 27 Ibid, halaman 7 28 Anny mulyani, S. Ritung, dan Irsal las., Potensi dan Ketersediaan Sumber Daya Lahan Untuk Mendukung Ketahanan Pangan, (Bogor, Jurnal penelitian dan pengembangan pertanian Badan Penelitian dan Pengambangan pertanian, 2011), halaman 74

37 56 masif dan terencana. Potensi-potensi pertanian harus dapat dilihat, sehingga prioritas pembangunan dapat dilaksanakan dengan baik. Peningkatan kerjasama oleh pemerintah dan rakyat dalam perencanaan pola tanam dapat meminimalisir kegagalan akibat salah perhitungan dalam pembacaan iklim dan cuaca yang biasa dilakukan oleh petani. Perencanaan yang matang dalam proses tanam seperti mempersiapkan bibit unggul. Pemerintah Kab. Sragen sebagai pemegang kendali atas bibit yang beredar di masyarakat harus lebih selektif dalam penentuan izin edar bibit. Tahap selanjutnya adalah musim tanam dan proses pertumbuhan tanaman padi, hal penting untuk pemerintah Kab. Sragen adalah menjamin penyediaan pupuk berkualitas baik dan air yang mencukupi. Perubahan iklim dan bergesernya musim dalam pertanian merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Pola tanam yang diterapkan di Kab. Sragen sudah sesuai dengan pola nasional, sehingga penyikapan dari pemerintah kabupaten dalam penganjuran penanaman tanaman kepada petani harus lebih giat dan masuk kedalam petani. Kesalahan penanaman yang diakibatkan oleh musim dapat di minimalisir. Keberhasilan yang ditunggu dalam pertanian, dapat berujung pada panen yang menggembirakan hasilnya. Harapan selanjutnya apabila terjadi kerja sama yang baik antar pemerintah dan petani dalam perencanaan pertanian adalah menekan angka gagal panen, yang sering menimpa petani. Pertumbuhan kesejahteraan bersama dari bidang pertanian bukan berasal dari satu pihak saja, melainkan ditunjang dari kerjasama antara pemerintah, petani, pedagang dan berbagai bidang dalam skala besar. Dibawah ini merupakan rekap hasil pertanian di Kecamatan Tanon.

38 57 Tabel 12 Produksi dan Luas Panen Pertanian di Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen Tahun 1982 s.d No Subyek Sawah Padi Gogo Kacang Hijau Kacang Tanah Jagung Kedelai Tahun Produksi Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi Luas (Ton) Panen (Ton) Panen (Ton) Panen (Ton) Panen (Ton) panen (Ton) Panen (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) Jumlah Sumber Data: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Sragen 1985

39 58 Berdasarkan data di atas, produksi dan luas panen di Kecamatan Tanon dari tahun , sektor sawah memiliki rata-rata produksi ,25 ton dengan rata-rata luas panen ha. Rata-rata sektor sawah menghasilkan 5,9 ton/ha produksi setiap tahunnya. Padi gogo dalam kurun waktu itu menghasilkan rata-rata produksi setiap tahunnya mencapai 1.096,5 ton dengan rata-rata luas panen 210,5 ha. Setiap tahun sektor padi gogo menghasilkan 5,2 ton/ha di wilayah Kecamatan Tanon. Kedelai memiliki rata-rata produksi setiap tahunnya 315,25 ton. Luas wilayah yang digunakan untuk menanam kedelai di wilayah Kecamatan Tanon rata-rata 332 ha setiap tahunnya. Kedelai rata-rata menghasilkan 0,95 ton/ha dalam setiap tahun. Jagung di wilayah Kecamatan Tanon menghasilkan rata-rata 250,25 ton setiap tahun dengan luas panen rata-rata 296,25 ha. Hasil rata-rata yang dapat dicapai dalam setiap tahunnya 0,84 ton/ha. Tanaman kacang tanah di wilayah kecamatan Tanon memproduksi rata-rata 347 ton dengan luas panen 419,25 ha, maka rata-rata produksi setiap hektar lahan adalah 0,83 ton/ha. Sektor pertanian terakhir di wilayah Kecamatan Tanon yang ditanam oleh penduduk di lahannya adalah kacang hijau. Produksi kacang hijau rata-rata menghasilkan 76 ton setiap tahunnya. Luas lahan yang digunakan untuk media tanaman ini rata-rata 99,5 ha, maka setiap hektar lahan yang ditanami menghasilkan 0,76 ton/ha. Berdasarkan uraian di atas maka jelas bahwa sektor sawah mencapai hasil produksi tertinggi dan menjadi tumpuan sektor pertanian di Kecamatan Tanon, sedangkan sektor kacang hijau memiliki hasil produksi terendah. Hal tersebut dikarenakan sektor sawah menghasilkan makanan pokok yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk di Indonesia khususnya di wilayah Kabupaten Sragen,

Tabel luas penggunaan lahan lampiran 1a menurut Kecamatan di Kabupaten Sragen Tahun 2014

Tabel luas penggunaan lahan lampiran 1a menurut Kecamatan di Kabupaten Sragen Tahun 2014 Tabel luas penggunaan lahan lampiran a menurut Kecamatan di Kabupaten Sragen Tahun No Kecamatan Jumlah sawah Pertanian bukan sawah Bukan pertanian Kalijambe Plupuh Masaran Kedawung Sambirejo Gondang Sambungmacan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 4 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN NN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 4 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENATAUSAHAAN DANA DESA DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 114 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN SRAGEN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 114 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN SRAGEN 1 SALINAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 114 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 800/ 257 /003/2017 TENTANG SUSUNAN PENGELOLA LAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

KEPUTUSAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 800/ 257 /003/2017 TENTANG SUSUNAN PENGELOLA LAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN KEPUTUSAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 800/ 257 /003/2017 TENTANG SUSUNAN PENGELOLA LAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN BUPATI SRAGEN, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk memberikan

Lebih terperinci

B U P A T I S R A G E N

B U P A T I S R A G E N - 1 - SALINAN B U P A T I S R A G E N PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 2011 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KABUPATEN SRAGEN PENCAIRAN BULAN OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2015

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KABUPATEN SRAGEN PENCAIRAN BULAN OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2015 DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KABUPATEN SRAGEN PENCAIRAN BULAN OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2015 SD/SDLB NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN NAMA REKENING (BUKAN NAMA PRIBADI) NOMOR REKENING NAMA

Lebih terperinci

DAFTAR OBYEK PEMERIKSAAN APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2016

DAFTAR OBYEK PEMERIKSAAN APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2016 LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN, DAFTAR OBYEK PEMERIKSAAN DAN PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

Lebih terperinci

PENGENALAN WILAYAH POTENSI DAN PERMASALAHAN KEC. SAMBIREJO DAN KEC. GESI

PENGENALAN WILAYAH POTENSI DAN PERMASALAHAN KEC. SAMBIREJO DAN KEC. GESI Pembekalan KKN Universitas Veteran Bangun Nusantara PENGENALAN WILAYAH POTENSI DAN PERMASALAHAN KEC. SAMBIREJO DAN KEC. GESI Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Tahun 2017

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas bagaimana letak, batas dan luas daerah penelitian, morfologi daerah penelitian, iklim daerah penelitian, dan keadaan penduduk daerah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Sumber : Dinas CIPTARU Gambar 1. Peta Wilayah per Kecamatan A. Kondisi Geografis Kecamatan Jepara merupakan salah satu wilayah administratif yang ada di Kabupaten Jepara,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman, IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Fisik Daerah Kabupaten Bantul merupakan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Bantul. Motto dari Kabupaten ini adalah Projotamansari

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA GURU PAI PADA SEKOLAH - TAHUN 2011 KABUPATEN : SRAGEN - PROVINSI : JAWA TENGAH

DAFTAR NAMA GURU PAI PADA SEKOLAH - TAHUN 2011 KABUPATEN : SRAGEN - PROVINSI : JAWA TENGAH 1 Imam Mukri A.Ma 000000000130618774 L 01/02/52 PNS NIP-13 D2 IV/a 01/02/78 33 SDN Cemeng 1 Sambung Macan Sragen 2 Tamam A.Ma.Pd 000000000130619450 L 07/04/52 PNS NIP-13 D2 IV/a 01/02/78 33 SDN Padas 2

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 32 BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Wilayah Desa Sumberejo terletak di Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah. Secara astronomis, terletak pada 7 32 8 15

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

DAFTAR CALON PESERTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU SASARAN JENJANG SD GELOMBANG 3

DAFTAR CALON PESERTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU SASARAN JENJANG SD GELOMBANG 3 Lampiran surat No. 2810/J32/DL/2014 Tanggal : 30 Mei 2014 DAFTAR CALON PESERTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU SASARAN JENJANG SD GELOMBANG 3 NO. NAMA UNIT KERJA NAMA KELAS TEMPAT DIKLAT 1 KUSTYAWATI

Lebih terperinci

DAFTAR CALON PESERTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU SASARAN JENJANG SD GELOMBANG 2

DAFTAR CALON PESERTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU SASARAN JENJANG SD GELOMBANG 2 Lampiran surat No. 2810/J32/DL/2014 Tanggal : 30 Mei 2014 DAFTAR CALON PESERTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU SASARAN JENJANG SD GELOMBANG 2 NO. NAMA UNIT KERJA NAMA KELAS TEMPAT DIKLAT 1 WASISTO SDN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Wilayah Kecamatan Sayegan 1. Letak Geografis dan Topografi Seyegan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Kecamatan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA TEORI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA ANGGOTA KELOMPOK : 1. ERLANA CITRA (I0612016) 2. FACHRUL

Lebih terperinci

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Raperda APBD TA. 2012 Nomor : - Tanggal : 11 Januari 2012 PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 KODE 1.01.01 Dinas

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan Kabupaten Pasuruan adalah salah satu daerah tingkat dua di Propinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pasuruan. Letak geografi

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Sejarah Desa Perawang Barat adalah salah satu Desa hasil dari pemekaran dari Desa Induk yaitu Desa Tualang berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Dilihat dari peta Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Grobogan terletak diantara dua pegunungan kendeng yang membujur dari arah ke timur dan berada

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo Di bawah ini penulis akan sampaikan gambaran umum tentang keadaan Desa Bendoharjo Kecamatan Gabus Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK A. Kondisi Geografis Kondisi geografis penelitian di Desa Margamulya yang penulis akan utarakan dalam Bab II ini, yaitu hasil observasi dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN digilib.uns.ac.id 66 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Grobogan terletak pada posisi 68 ºLU dan & 7 ºLS dengan ketinggian rata-rata 41 meter dpl dan terletak antara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Bangun Rejo merupakan pemekaran

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan beberapa kota dan kabupaten seperti Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Penelitian ini dilakukan di Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar. Daerah ini mempunyai luas wilayah ± 28.500 Ha. Daerah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan alam, keadaan pendududuk, keadaan sarana perekonomia dan keadaaan pertanian di Desa Sukerojo adalah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir karena memiliki

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo. 23 BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR A. Sejarah Singkat Desa Gumingsir Berdasarkan catatan yang disusun oleh penilik kebudayaan kecamatan Pagentan kabupaten Banjarnegara (Karno, 1992:39) asal mula desa Gumingsir

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Sragen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Sragen digilib.uns.ac.id 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Sragen 1. Letak Geografis dan Administratif Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Berdasarkan hasil survey dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik melalui wawancara, curah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR A. Letak Dan Sejarah Geografis Pada tahun 1923 Jepang masuk yang diberi kekuasaan oleh Raja Siak untuk membuka lahan perkebunan karet dan sawit yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS 13 BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS A. Geografi Kelurahan Terkul adalah kelurahan yang terletak di samping kota Batupanjang kecamatan Rupat, dengan status adalah sebagai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Pesawaran Indah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2007 tanggal 10 Agustus 2007 tentang Pembentukan Kabupaten

Lebih terperinci

NO KATALOG :

NO KATALOG : NO KATALOG : 1101002.3510210 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WONGSOREJO 2013 Katalog BPS : 1101002.3510210 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 25,7 cm x 18,2 cm : vi + Halaman Pembuat Naskah : Koordinator Statistik

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Geografis KelurahanMaharatu Desa Swamedyaialah desa yang berkecukupan dalam hal sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dalam hal dana modal sehingga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 62 BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 3.1.Letak Geografi 3.1.1. Luas Wilayah Kecamatan bungus teluk kabung merupakan salah satu kecamatan di kota padang,

Lebih terperinci

Kondisi Fisik. KKN- PPM XIII Desa Bebandem 2016 Page 1

Kondisi Fisik. KKN- PPM XIII Desa Bebandem 2016 Page 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Tema Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Bebandem yang BERSEMI (Bersih, Sehat,Mandiri dan Terintegrasi) 1.2 Lokasi Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MERAK KECAMATAN SUKAMULYA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MERAK KECAMATAN SUKAMULYA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MERAK KECAMATAN SUKAMULYA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN A. Kondisi Geografis Desa Merak Kecamatan Sukamulya Kabupaten Tangerang Provinisi Banten Tertulis atau terdengar

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Kecamatan Kretek Kecamatan Kretek merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Bantul. Gambar 5. Peta Administrasi Kecamatan Kretek 17 18 Secara geografis Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang 79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

PETA WILAYAH KECAMATAN SURUH

PETA WILAYAH KECAMATAN SURUH 7 16' 7 20' 7 24' PETA WILAYAH KECAMATAN SURUH 110 32' 110 36' U 7 16' Kec. Bancak Kec. Pabelan DADAPAYAM Kab. Boyolali 7 20' CUKILAN KEDUNGRINGIN KRANDON LOR Kec. Tengaran GUNUNGTUMPENG SUKOREJO PLUMBON

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup penting keberadaannya di Indonesia. Sektor inilah yang mampu menyediakan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, sehingga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran. 1. Kondisi Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran. 1. Kondisi Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran 50 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran 1. Kondisi Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran Dinamika pembangunan masyarakat Desa Negara Saka Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang Balai Pelaksana Teknis Bina Marga atau disingkat menjadi BPT Bina Marga Wilayah Magelang adalah bagian dari Dinas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja 13 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas di Propinsi Sumatera Utara dengan

Lebih terperinci

DESA - KOTA : 1. Wilayah meliputi tanah, letak, luas, batas, bentuk, dan topografi.

DESA - KOTA : 1. Wilayah meliputi tanah, letak, luas, batas, bentuk, dan topografi. GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 16 Sesi NGAN DESA - KOTA : 1 A. PENGERTIAN DESA a. Paul H. Landis Desa adalah suatu wilayah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis 33 KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Lokasi Geografis Daerah penelitian terletak di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kecamatan Imogiri berada di sebelah Tenggara dari Ibukota Kabupaten Bantul.

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo. BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Umum Desa Bolo Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik 1. Demografi Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT RAWAN KEKERINGAN LAHAN SAWAH DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2014

ANALISIS TINGKAT RAWAN KEKERINGAN LAHAN SAWAH DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2014 ANALISIS TINGKAT RAWAN KEKERINGAN LAHAN SAWAH DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN A. Kondisi Geografis Desa Cipete Kec. Pinang Kota Tangerang Banten Desa Cipete merupakan bagian dari Kota Tangerang Provinsi Banten,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci