SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik"

Transkripsi

1 DESKRIPSI KUALITATIF PERKEMBANGAN IMAN MAHASISWA-MAHASISWI KABUPATEN KUTAI BARAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik Oleh: Slamet Rianto Aji NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

2 / SKRIPSI DESKRIPSI KUALIT ATIF PERKEMBANGAN IMAN MAHASISWA-MAHASISWI KA BU PATEN KUT Al BARAT PROGRAM STUDT PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA.. Oleh: / Slamet Rianto Aji l I NIM: \ 'I... Pembimbing 111 Drs. F. X. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed Tanggal 11 Nopcmber

3 SKRIP ST DESKRIPSI KUALIT ATIF PERKEMBANGAN IMAN MAHASISWA-MAHASISWI KABUPATEN KUTAl BARAT PROGRAM STUDI PENDTOIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANA TA DHARMA YOGYAKARTA Dipersiapkan dan ditulis oleh Slamet Rianto Aji NIM: Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 28 Nopernber 2016 dan dinyatakan mcmcnuhi syarat Nama Ketua Sekrctaris Anggota SlJSUNAN PANl'T'JA PENGUJI /I I J : I I; I \\ : Drs. F. X. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.f;:d : Y oscph Kristianto, SFK., M.Pd. anda tangan it;,) ). : I. Drs. F. X. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed ; '1 3. P. Banyu Dewa HS, S.Ag, M.Si /f/ /1.?. 2. Yoseph Kristianto, SfK., M.rd.;,... _t 1i,ff.Ji_ _._ ) 1 Ill

4 PERSEMBAHAN Skripsi ini saya dedikasikan bagi masyarakat Kabupaten Kutai Barat, Program Studi PAK (Romo dan para dosen), kedua orang tuaku (Arief Mardian Aji dan Rosalina Seria), Kakakku (Aji Suryanto), adik-adikku (Heri Ramadhan, Felisia Vina Meriana, Stepanus Ardianto) dan seluruh keluarga yang terkasih, sahabat-sahabat angkatan 2012, orang muda dan seluruh umat Paroki Santo Yohanes Penginjil, serta semua orang yang mendukung penyusunan skripsi ini. iv

5 MOTTO Non Scholae, Sed Vitae Discimus (belajar bukan untuk sekolah/nilai, tetapi untuk hidup) v

6 PENY AT AAN KEASLIAN KARY A Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 28 Nopember 2016 t Slamet Rianto Aji Vl

7 PENY AT AAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARY A ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dhanna Y ogyakarta: Nama : SlametRianto Aji NIM : Demi pengembangan ilmu pengetah.uan penulis memberikan wewenang kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul: DESKRIPSI KUALITATIF PERKEMBANGAN IMAN MAHASISWA MABASISWI KABUPATEN KUTAI BARAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian penulis memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dhanna untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di media intemat atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin maupun memberikan royalti kepada penulis selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian. pemyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, Yogyakarta, 28 a,. Nopember 2016 Slamet Rianto Aji vu

8 ABSTRAK Skripsi ini berjudul DESKRIPSI PERKEMBANGAN IMAN MAHASISWA-MAHASISWI KABUPATEN KUTAI BARAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA DHARMA. Judul ini dipilih berdasarkan keprihatinan penulis terhadap perkembangan iman para peserta program beasiswa pemerintah Kabupaten Kutai Barat yang belajar di Program Studi Pendidikan Agama Katolik. Dalam kenyataannya sebagian besar mahasiswa-mahasiswi program beasiswa ini belum menghayati dan mewujudkan imannya secara utuh. Pemerintah Kabupaten Kutai Barat menggantungkan banyak harapan terhadap para peserta ini, terlebih bagi para calon guru agama dan katekis. Mereka tidak hanya diharapkan menjadi tokoh dalam bidang pendidikan, tetapi juga dalam bidang pastoral. Bagi seorang guru agama atau calon katekis tugas utamanya adalah membantu siswa atau umat dalam mengembangkan iman. Oleh sebab itu syarat utama sebagai guru agama atau katekis harus memiliki iman terlebih dahulu. Bertolak dari keadaan ini penulis tergerak untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah Kabupaten Kutai Barat maupun instansi terkait dalam menyiapkan generasi muda sebagai tokoh penggerak di tengah masyarakat. Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah perkembangan iman para mahasiswa-mahasiswi Kabupaten Kutai Barat selama kuliah di PAK dan upaya yang perlu dilakukan untuk membantu mereka memperkembangkan iman. Untuk menjawab persoalan tersebut penulis menggunakan studi pustaka dan penelitian. Studi pustaka dilaksanakan dengan mempelajari berbagai sumber yakni Kitab Suci, dokumen Gereja, serta pandangan dari beberapa ahli yang berkaitan dengan perkembangan iman. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif. Untuk memperoleh data guna keperluan penelitian penulis melakukan wawancara terhadap 12 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi iman sebagian besar mahasiswa-mahasiswi Kabupaten Kutai Barat yang paling berkembang selama 4 tahun belajar di PAK adalah dimensi kognitif dan masih berada dalam tahap sintetis-konvensional. Dalam tahap ini iman belum dihayati sebagai milik pribadi, sehingga hidup beriman hanya berdasarkan pendapat orang lain. Untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini, penulis mengusulkan program kegiatan retret sebagai upaya untuk membantu para mahasiswa memiliki iman yang individuatifreflektif. Melalui kegiatan ini, para mahasiswa-mahasiswi Kabupaten Kutai Barat diharapkan dapat beriman dengan penuh kebebasan dan menjadikan iman sebagai milik pribadi. viii

9 ABSTRACT This small thesis entitled "DESCRIPTION OF FAITH DEVELOPMENT OF DISTRICT KUTAI BARAT STUDENTS DEPARTMENT OF CATHOLIC RELIGION EDUCATION, SANATA DHARMA UNIVERSITY". This title chosen based on the writer's concerns regarding the faith development of the participants scholarship program the Government of Kutai Barat District who studied in Department Of Catholic Religion Education, Sanata Dharma University. In reality, most of the students of this scholarship program is not living up to and realize his faith intact. Government of Kutai Barat District rely much hope against the participants of this, especially for prospective teachers of religion and catechists. They are not only expected to be a prominent figure in the field of education, but also in the pastoral field. For a religious teacher or catechist candidate whose main task is to help students or people in developing faith. Therefore, the main requirement as a religious teacher or catechist must have faith first. Starting from this state of the writer moved to contribute thoughts for Kutai Barat District government and related institutions in preparing young people as the driving figure in a society. A key issue of this small thesis is the development of the faith of the students of Kutai Barat District students during a lecture in Department Of Catholic Religion Education, Sanata Dharma University as well as the efforts of what needs to be done to help students develop their faith. To answer these problem, the writer used literature study and research. A literature study is done by studying various sources, namely the Bible, Church Documents, and experts opinions relating to the development of faith. The type of research used by the writer is a qualitative research. To obtain the data for the purposes of the research writer did interviews against 12 respondents. The results of this research show that the dimension of faith in the majority of District Kutai Barat students which is most developed over four years of study at Department Of Catholic Religion Education, Sanata Dharma University is the dimension of cognitive and were still in the stage of the synthetic-conventional. In this stage the faith has not live as private property, so that the life of faith based solely on the opinions of others. To follow up on the results of this research, the author proposes a program activity retreats as an attempt to help the students have faith that individuatif-reflective. Through this activity, it is hoped the students of Kutai Barat District can have faith in full freedom and to make the faith as their personal property. ix

10 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul DESKRIPSI KUALITATIF PERKEMBANGAN IMAN MAHASISWA-MAHASISWI KABUPATEN KUTAI BARAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA. Skripsi ini disusun berdasarkan keprihatinan penulis terhadap perkembangan iman para mahasiswa-mahasiswi Prodi PAK, terlebih mahasiswamahasiswi peserta program beasiswa Kabupaten Kutai Barat. Masyarakat ataupun umat yang dalam hal ini diwakilkan oleh pemerintah memiliki harapan yang sangat besar bagi para mahasiswa ini agar kelak dapat kembali ke daerah dan membawa perubahan yang positif. Oleh sebab itu, penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memberi sumbangan pemikiran bagi pemerintah Kabupaten Kutai Barat maupun instansi-instansi terkait dalam menyiapkan generasi muda sebagai tokoh penggerak di tengah masyarakat. Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini penulis dengan hati penuh syukur mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Drs. F. X. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed. selaku Kaprodi Program Studi Pendidikan Agama Katolik sekaligus dosen pembimbing utama yang selalu memberikan perhatian, meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. x

11 2. Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd. selaku dosen penguji II yang telah bersedia membaca, menguji, memberikan kritik dan saran serta menyediakan waktu bagi penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini. 3. P. Banyu Dewa HS, S.Ag, M.Si selaku dosen penguji III yang telah bersedia membaca, menguji, memberikan kritik dan masukan, dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini. 4. Seluruh staf dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang telah mendidik, dan membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma dengan baik. 5. Seluruh staf dinas pendidikan Kabupaten Kutai Barat dan Yohanes Salin yang telah memberikan kesempatan serta bantuan moril bagi penulis, sehingga bisa menyelesaikan seluruh proses studi. 6. Orang tua, kakak, adik, Margareta Ayu Panca Anggraini, Mas Hara, Helsi, Hida (Sr. Donatila, PRR), Pater Tono, SVD, Pastor Aldus Muspida, SVD, Lewis dan Bang Marto yang selalu memberi semangat, motivasi dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan sampai penyelesaian skripsi ini. 7. Umat lingkungan Yohanes Paulus, Tukangan yang selalu mendukung penulis dalam menggulati iman dan memberi motivasi, sehingga penulis mampu menjalani rangkaian dinamika perkuliahan. 8. Sahabat-sahabat mahasiswa terkhusus angkatan 2012 yang selalu memberi warna, semangat, motivasi, dorongan dan bantuan bagi penulis selama mengikuti proses perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini. xi

12 9. Teman-teman peserta beasiswa Pemerintah Kabupaten Kutai Barat angkatan 2012 yang telah memberi semangat clan berjuang bersama penulis dalam proses belajar sampai pada penyelesaian skripsi ini. 10. Seluruh warga kampus Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang telah menemani, memberi semangat serta dukungan doa hingga dari awal perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang dengan tulus ikhlas memberi masukan dan dorongan hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kek:urangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap segala saran clan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan pemanfaatan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Yogyak:arta, 28 Nopember 2016 Slamet Rianto Aji X11

13 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xiii DAFTAR SINGKATAN... xvii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Permasalahan... 6 C. Tujuan Penulisan... 6 D. Manfaat Penulisan... 6 E. Sistematika Penulisan... 6 BAB II. POKOK-POKOK PERKEMBANGAN IMAN... 8 A. Perkembangan Iman Pengertian Perkembangan Pengertian Iman... 9 a. Pengertian Iman Menurut Kitab Suci ) Perjanjian Lama ) Perjanjian Baru b. Pengertian Iman Menurut Dokumen Gereja ) Konsili Vatikan II ) Katekismus Gereja Katolik xiii

14 c. Pengertian Iman Menurut Para Ahli ) Pengertian Iman Menurut Thomas H. Groome ) Pengertian Iman Menurut Fowler B. Tahap-Tahap Perkembangan Iman Menurut Fowler Tahap Intuitif-Proyektif (2-6 Tahun) Tahap Mitis-Harafiah (6-11 Tahun) Tahap Sintetis-Konvensional (12-21 tahun) Tahap Individuatif-Reflektif (21-35 tahun) Tahap Konjungtif (Setengah Baya: tahun) Tahap Iman yang Mengacu Pada Universalitas (30 tahun ke atas). 28 C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Iman Faktor Internal a. Kebebasan b. Suara Hati c. Tanggungjawab Faktor Eksternal a. Keluarga b. Gereja c. Sekolah d. Lingkungan Masyarakat D. Tantangan Perkembangan Iman Pragmatisme Individualisme Konsumerisme Hedonisme E. Penghayatan dan Perwujudan Iman F. Gambaran Iman yang Berkembang BAB III. DESKRIPSI PERKEMBANGAN IMAN MAHASISWA- MAHASISWI KABUPATEN KUTAI BARAT SELAMA BELAJAR DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA DHARMA A. Gambaran umum mahasiswa-mahasiswi Kabupaten Kutai Barat xiv

15 1. Latar belakang Harapan umat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat Terhadap Guru Agama Katolik dan Katekis B. Profil Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma C. Penelitian tentang gambaran perkembangan iman mahasiswamahasiswi Kabupaten Kutai Barat Rencana Penelitian a. Latar belakang b. Tujuan penelitian c. Definisi konseptual d. Jenis penelitian e. Desain penelitian f. Responden g. Instrumen pengumpulan data h. Tempat dan waktu penelitian i. Variabel penelitian j. Kisi-kisi penelitian Laporan Hasil Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian Kesimpulan Penelitian BAB IV. UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN MAHASISWA-MAHASISWI MELALUI KEGIATAN RETRET A. Pemikiran Dasar Kegiatan B. Usulan Kegiatan Retret Tema Tujuan Peserta Tempat dan Waktu Bentuk Kegiatan Metode Sarana Tim xv

16 9. Susunan Acara Matriks Program C. Contoh Persiapan Sesi III Hari II Pemikiran Dasar Materi Sumber bahan Metode Sarana Langkah-Langkah Sesi III a. Pengantar b. Penyampaian Materi BAB V. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... (1) Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian... (1) Lampiran 2 : Panduan Wawancara... (2) Lampiran 3 : Identitas Responden... (3) Lampiran 4 : Transkrip Hasil Wawancara... (4) xvi

17 DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikut Alkitab Deuterokanonika LAI (Alkitab yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam terjemahan baru, yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia, ditambah dengan Kitab-kitab Deuterokanonika yang diselenggarakan oleh Lembaga Biblika Indonesia. Terjemahan diterima dan diakui oleh Konferensi Wali Gereja Indonesia). Jakarta: LAI, B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja DV : Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, 18 November GE : Gravissimum Educationis, Penyataan Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristiani, 28 Oktober KGK : Katekismus Gereja Katolik, uraian tentang ajaran iman dan moral Gereja Katolik, 22 Juni KHK : Kitab Hukum Kanonik, susunan atau kodifikasi peraturan kanonik dalam Gereja Katolik, 25 Januari SC : Sacrosantum Concilium, Konstitusi Tentang Liturgi Suci. xvii

18 C. Singkatan Lain Art IPM KWI PAK PRODI R SD SDM SMA/SMK SMP USD : Artikel : Indeks Pembangunan Manusia : Konferensi Waligereja Indonesia : Pendidikan Agama Katolik : Program Studi : Responden : Sekolah Dasar : Sumber Daya Manusia : Sekolah Menengah Atas/Kejuruan : Sekolah Menengah Pertama : Universitas Sanata Dharma xviii

19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang mutlak diperlukan terutama bagi daerah yang mayoritas penduduknya terisolir, seperti Kabupaten Kutai Barat. Manusia yang berkualitas merupakan modal dasar pembangunan. Dalam hal ini pendidikan merupakan salah satu jalan untuk membentuk pribadi-pribadi berkualitas yang memiliki kecerdasan, daya saing dan integritas. Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2002, Kabupaten Kutai Barat mendapat angka 67,8 lebih rendah dari rata-rata IPM Provinsi Kalimantan Timur yang mencapai 69,9. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kualitas SDM merupakan masalah yang penting bagi Kabupaten Kutai Barat (Nikolaus, 2007: 577). Sejauh ini, kendala yang dihadapi oleh Kabupaten Kutai Barat dalam upaya mengembangkan pendidikan selain kondisi geografis yang berupa daerah perbukitan dan pegunungan serta dataran rendah yang rawan banjir, juga masalah tenaga kerja dalam bidang pendidikan. Data yang dirilis oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Barat tahun 2004 menunjukkan bahwa jumlah guru cenderung mengalami penurunan terutama di daerah hulu Sungai Mahakam (Nikolaus, 2007: 581). Pemerintah Kabupaten terus berupaya untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja dan meningkatkan mutu pendidikan melalui program beasiswa untuk putra-putri daerah yang berprestasi dan siap mengabdi. Pemerintah Kabupaten Kutai Barat melakukan berbagai upaya untuk menyeleksi peserta beasiswa, sehingga yang terpilih adalah yang terbaik. Melalui program beasiswa ini pemerintah berharap agar dapat membentuk generasi muda yang dapat menjadi tokoh penggerak masyarakat, terutama

20 2 dalam pendidikan. Oleh sebab itu para peserta program beasiswa ini diharapkan dapat belajar dan mengembangkan seluruh potensi diri, sehingga dapat menjadi guru yang profesional dan berkompeten serta siap mengabdi kepada masyarakat. Keprihatinan lain yang mendorong pemerintah Kabupaten Kutai Barat mengirim mahasiswa-mahasiswi untuk menjadi guru agama dan katekis adalah kondisi pembinaan iman umat yang sangat memprihatinkan. Hampir semua paroki tidak memiliki tenaga kerja yang kompeten dalam membina iman umat. Selama ini pendamping atau aktivis yang peduli dan mau terlibat dalam kegiatan pendampingan iman di paroki atau lingkungan sebagian besar adalah relawan atau katekis volunteer yang hanya bermodalkan pengalaman dan ketulusan. Kegiatan-kegiatan pembinaan iman masih sangat minim dan dilaksanakan dalam momen tertentu saja, misalnya Paskah atau Natal. Sebagai akibatnya umat tidak memiliki banyak pengetahuan tentang imannya dan tidak mampu memaknai pengalaman hidupnya, sehingga iman menjadi kering dan tidak relevan lagi. Universitas Santa Dharma, Yogyakarta menjadi salah satu universitas yang dipilih oleh pemerintah daerah kabupaten Kutai Barat. Universitas Sanata Dharma (USD) memiliki perhatian besar terhadap tenaga pendidik (guru). Universitas Sanata Dharma selalu berupaya meningkatkan kualitas para lulusan, agar tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki moral yang baik. Hal ini terlihat nyata dari motto universitas Sanata Dharma, yakni Cerdas dan Humanis. Lulusan Santa Dharma diharapkan mempunyai pemahaman yang mendalam dan juga peduli terhadap sesama. Dr.Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J. dalam sambutannya untuk mahasiswa-mahasiswi baru angkatan 2012 menegaskan bahwa mahasiswa-mahasiswi Sanata Dharma, harus memiliki karakter yang bercirikan competence, conscience dan commpassion.

21 3 Competence artinya mahasiswa-mahasiswi Sanata Dharma diharapkan memiliki kemampuan akademik yang memadukan unsur-unsur pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Conscience berarti mahasiswa-mahasiswi diharapkan memiliki kemampuan memahami alternatif dan menentukan pilihan secara pribadi. Sedangkan commpassion artinya mahasiswa-mahasiswi diharapkan memiliki hasrat bela rasa dengan peduli dan peka terhadap lingkungan dan sesama. Hal ini juga selaras dengan ungkapan Dr. C. Kuntoro Adi S.J., M.A., M.Sc dalam kesempatan yang sama, beliau mengatakan: pendidikan Sanata Dharma lebih dari sekedar membantu tersedianya tenaga berkualifikasi unggul, melainkan pribadi yang juga memperlihatkan kefasihan akan logika dan bahasa dunia. Jernih dalam pemikiran, lurus dalam bertutur, unggul dalam moral, dan bela rasa dalam kehidupan sosial (Panduan Insadha, 2012 : 2-4). Program Studi Pendidikan Agama Katolik (Prodi PAK) merupakan salah satu program studi yang dipercaya oleh pemerintah Kabupaten Kutai Barat untuk mendidik dan membimbing para mahasiswa-mahasiswinya. Prodi PAK memiliki visi yang sama dengan harapan pemerintah yakni, mendidik calon Sarjana Pendidikan Agama Katolik yang beriman tangguh dan profesional demi terwujudnya Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat. PAK merupakan salah satu program studi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma yang bertujuan untuk menghasilkan sarjana pendidikan yang beriman mendalam, berkompeten, berkepribadian, dan berintegritas, dengan sikap yang unggul dapat membantu sesama umat beriman mengembangkan imannya, yang dapat berprofesi menjadi guru agama Katolik, katekis, dan pengembang karya katekese melalui kerja sama dengan tokoh-tokoh umat dan pemimpin gerejawi lainnya.

22 4 Prodi PAK memiliki motto yakni, Pradnyawidya (cerdas dan bijaksana). Mahasiswa-mahasiswi Prodi PAK diharapkan menjadi insan yang cerdas, unggul dalam bidang akademik dan juga bijaksana dalam bertindak. Selain belajar tentang ilmu-ilmu kemanusian, mahasiswa-mahasiswi PAK juga dibekali dengan berbagai pembinaan spiritual melalui kuliah spiritualitas, rekoleksi, retret, misa bersama, kegiatan praktik di sekolah maupun paroki dan didukung dengan suasana belajar yang kondusif. Melalui semua proses ini diharapkan mahasiswa-mahasiswi Kutai Barat yang belajar di Prodi PAK-USD sungguh berkembang secara utuh. Bukan hanya pribadinya tetapi juga imannya. Iman bukan hanya sebatas kata-kata atau pengakuan semata. Menurut Groome (2010 : 81), iman memiliki tiga dimensi, yakni : believing, trusting, dan doing. Dimensi yang pertama, believing berkenaan dengan aspek kognitif atau pengetahuan akan apa yang diimani. Dimensi yang kedua adalah trusting berkaitan dengan soal afeksi, tentang nilai-nilai yang diimani. Dimensi yang ketiga adalah doing yakni, melakukan apa yang diimani. Kualitas dalam hidup beriman berbeda dengan kualitas dalam bidang ekonomi, misalnya dalam bidang ekonomi berkualitas artinya barang tersebut tahan lama dan berfungsi dengan baik. Indikator untuk menentukan kualitas dalam bidang ekonomi dapat dilihat secara fisik. Tetapi sangat berbeda dalam hal iman. Seseorang yang rajin ke gereja, aktif dalam persekutuan doa dan kepengurusan paroki belum tentu memiliki iman yang berkualitas. Kualitas hidup beriman akan nyata bila seseorang sungguh hidup seperti gambaran Gereja sendiri, yakni : sebagai umat Allah (persekutuan pribadi-pribadi yang bebas dengan menekankan kasih Allah), Tubuh Kristus (solider dengan anggota Gereja

23 5 lainnya), Bait Roh Kudus (tempat perjumpaan dengan Allah), Misteri dan Sakramen (menjadi keselamatan dan mewujudkan cinta Allah), dan persekutuan dengan Roh Kudus. Krispurwana (2004: 67-69) menegaskan bahwa cara hidup beriman yang sesungguhnya adalah pelayanan, bukan kekuasaan, sabda Allah bukan ajaran-ajaran, karisma bukan jabatan dan memihak pada mereka yang miskin bukan hanya pada mereka yang kaya. Maka hidup beriman ditandai dengan gerak peristiwa kehidupan umat beriman. Berdasarkan hal ini penulis ingin mendeskripsikan perkembangan iman mahasiswa-mahasiswi Kutai Barat setelah empat tahun belajar di Prodi PAK. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah kabupaten Kutai Barat dan instansi yang bergerak dalam bidang pendidikan. Maka penulis menyusun karya tulis ini dengan judul : Deskripsi Kualitatif Perkembangan Iman Mahasiswa-Mahasiswi Kabupaten Kutai Barat Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud sebagai perkembangan iman? 2. Sejauh mana perkembangan iman mahasiswa-mahasiswi Kutai Barat yang belajar selama empat tahun di Prodi PAK, USD? 3. Kegiatan apa yang dapat menjadi usulan demi perkembangan iman mahasiswamahasiswi yang berasal dari Kabupaten Kutai Barat?

24 6 C. Tujuan Penulisan 1. Mendeskripsikan arti perkembangan iman. 2. Mendeskripsikan perkembangan iman mahasiswa-mahasiswi program studi PAK, USD. 3. Memberikan usulan kegiatan yang dapat dilakukan demi perkembangan iman mahasiswa-mahasiswi Prodi PAK, USD yang berasal dari Kabupaten Kutai Barat. D. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Secara teoritis Tulisan ini diharapkan memberi sumbangan bagi perkembangan dalam bidang pendidikan, serta menjadi acuan penelitian yang sejenis. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan menjadi bahan acuan dan perhatian bagi instansi penyelenggara pendidikan di bidang agama, maupun bagi pemerintah daerah kabupaten Kutai Barat dalam rangka memberikan arahan atau pembinaan terkait perkembangan iman mahasiswa-mahasiswi. E. Sistematika Penulisan Bab I akan menjabarkan pendahuluan yang berisikan gambaran umum mengenai perkembangan iman dan tantangan dalam mengembangkan iman. Penulisan ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan. Bab II berisi pembahasan berkaitan dengan perkembangan iman berdasarkan Kitab Suci, dokumen Gereja dan pandangan para ahli.

25 7 Sedangkan dalam Bab III ini penulis akan menggambarkan perkembangan iman mahasiswa-mahasiswi Prodi PAK melalui proses wawancara yang mendalam (deep interview). Dalam Bab IV ini penulis akan menyampaikan usulan atau sumbangan pemikiran dalam bidang pendampingan iman, khususnya pendampingan iman mahasiswa-mahasiswi. Bab V menguraikan kesimpulan dan saran.

26 BAB II POKOK-POKOK PERKEMBANGAN IMAN Bab pertama telah menguraikan tentang latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan serta sistematika penulisan skripsi. Bab kedua akan membahas mengenai perkembangan iman. Bab kedua ini merupakan jawaban terhadap rumusan masalah yang pertama, yakni pokok-pokok yang berkaitan dengan perkembangan iman. Bab ini membahas pandangan dari berbagai sumber yang berkaitan dengan perkembangan iman. Pembahasan dalam bab ini dibagi ke dalam enam bagian, yakni bagian pertama menjelaskan tentang konsep umum perkembangan dan pengertian iman berdasarkan Kitab Suci, Dokumen Gereja dan pendapat para ahli. Bagian kedua mengkaji tahap-tahap dalam perkembangan iman. Bagian ketiga menguraikan tema mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan iman. Bagian keempat mengidentifikasikan tantangan dalam perkembangan iman. Bagian kelima membahas tentang penghayatan dan perwujudan iman, sedangkan bagian keenam memberikan gambaran iman yang berkembang. A. Perkembangan Iman 1. Pengertian Perkembangan Siti Rahayu (2006: 1) mengungkapkan pandangan Werner bahwa perkembangan menunjuk pada sebuah proses perubahan ke arah yang lebih sempurna dan proses tersebut bersifat tetap serta tidak dapat diulangi kembali. Pandangan ini menjelaskan bahwa perkembangan adalah sebuah perubahan menuju ke arah yang lebih baik.

27 9 Siti Rahayu (2006: 2) juga membahasakan pandangan Knoers tentang perkembangan. Knoers mengatakan perkembangan berkaitan dengan proses belajar. Dalam hal ini kebiasaan dan cara belajar menentukan apa yang akan berkembang. Pendapat ini menyampaikan bahwa perkembangan akan terjadi bila ada upaya atau proses belajar. Selain mengutip pandangan Werner dan Knoers, Siti Rahayu (2006: 2) juga menguraikan pandangan Monks terhadap perkembangan. Monks mendefinisikan perkembangan sebagai suatu proses yang dinamis. Dalam proses tersebut sifat individu dan lingkungan menentukan tingkah laku. Pandangan ini menegaskan bahwa perkembangan adalah proses yang terus bergerak maju dan mendapat pengaruh dari lingkungan. Dari tiga pendapat ini perkembangan dapat dipahami sebagai suatu proses perubahan yang dinamis menuju ke arah yang lebih baik dan hanya akan terjadi bila ada proses belajar. Perkembangan mendapat pengaruh yang besar dari faktor luar, yakni hubungan individu dengan lingkungan. 2. Pengertian Iman a. Pengertian Iman Menurut Kitab Suci 1) Perjanjian Lama Menurut Mardiatmadja (1985: 139) Teks-teks Kitab Suci Perjanjian Lama menggunakan kata pέpoitha yang artinya adalah percaya atau diyakinkan. Kata pέpoitha digunakan sebagai terjemahan dari kata batah dalam Ibrani yang berarti percaya atau menaruh harapan. Kata percaya hasil terjemahan kata pέpoitha dalam teks Perjanjian Lama mengarah pada dasar harapan umat Israel yakni, Yahwe (Yes

28 10 10:20). Kepercayaan ini berlandaskan kesetiaan Yahwe akan janji-janji-nya. Sehingga kata percaya dalam konteks ini berbeda dengan kepercayaan terhadap manusia, benda-benda dan berhala (bdk. Yes 36:7; Maz 118:8). Tetapi istilah pistis lebih sering digunakan dalam Perjanjian Lama. Kata ini digunakan sebagai terjemahan dari kata aman yang berarti benar, dapat dipastikan, setia dan teguh. Istilah pistis dapat digunakan kepada manusia (Bil 12:7) dan juga terhadap Tuhan yang memberikan kasih setia serta menepati janji-nya (Ul 7:9). Semua istilah ini memiliki arti yang sama yakni, percaya hanya konteks dan subyek penggunaan istilah-istilah tersebut berbeda. Maka dari uraian ini iman dapat dimaknai sebagai tindakan percaya terhadap kasih karunia Allah serta janji-nya. Iman dalam Perjanjian Lama dapat dipahami dengan rinci melalui kisah Abraham. Ia meninggalkan tanah kelahirannya beserta sanak saudaranya ketika Allah berfirman dan meminta ia menuju tanah terjanji yang tidak diketahuinya sama sekali. Karena imannya terhadap Allah, Abraham rela pergi meninggalkan negerinya menuju tanah Kanaan yang dijanjikan oleh Allah kepadanya (Kej 12:1-8). Abraham sangat yakin bahwa yang dikatakan Allah kepadanya pasti akan terjadi. Sikap Abraham digambarkan sebagai jawaban yang bebas terhadap Allah yang menjanjikan perlindungan dan keturunan (Kej 15:7). Meskipun ia tahu bahwa Sarah istrinya adalah seorang yang mandul, tetapi ia tetap menerima dan percaya akan janji yang diberikan oleh Allah (Kej 16:1). Melalui tindakan ini, Abraham menaruh kepercayaan yang mutlak terhadap Allah dan yakin akan perlindungan-nya. Mengimani Allah sebagai penyelamat ditampilkan secara lebih spesifik oleh umat Israel dalam kitab Keluaran. Kisah pembebasan umat Israel dari perbudakan Mesir menunjukkan bahwa Allah sungguh penyelamat dan menepati janji-nya. Kisah

29 11 pembebasan ini bermula dari penampakan Tuhan kepada Musa untuk mewahyukan nama-nya dan menawarkan kerelaan Musa untuk membebaskan Israel (Kel 3:1-22). Menanggapi pengutusan tersebut Musa tidak yakin bangsa Israel akan percaya kepadanya, lalu Tuhan memberikan mukjizat kepada Musa agar bangsa Israel mempercayai-nya. Allah meminta Musa untuk menyampaikan mukjizat tersebut kepada Harun agar memberitakan mukjizat tersebut kepada bangsa Israel (Kel 4:1-16). Bangsa Israel percaya bahwa Allah telah mengunjungi mereka dan sujud menyembah (Kel 4:28-31). Setelah meninggalkan Mesir dan mengalami berbagai kasih Allah, bangsa Israel percaya kepada Allah dan Musa, hamba-nya (Kel 14:31). Dalam sejarah keselamatan bangsa Israel ini beriman diartikan sebagai sikap tunduk dan menerima sepenuhnya pewahyuan kekuasaan Ilahi dan percaya akan janji-janji Allah. Berdasarkan uraian ini maka iman dalam Perjanjian Lama dapat diartikan sebagai sikap percaya sepenuhnya kepada kuasa Allah dan percaya akan janji-nya untuk menyelamatkan manusia serta patuh terhadap perintah-nya. Percaya dalam hal ini bukan hanya pengakuan semata melainkan diikuti dengan sikap tunduk dan hormat terhadap Allah sumber keamanan dan ketentraman (Mardiatmadja, 1985: ). 2) Perjanjian Baru Dalam beberapa teks Kitab Suci Perjanjian Baru iman diartikan sebagai sikap percaya sepenuhnya terhadap penyelenggaraan Allah. Percaya bahwa Allah yang memprakarsai hidup manusia. Maka sebagai umat-nya kita tidak perlu khawatir dengan perhitungan-perhitungan manusiawi tentang hidup ini (Mat 6:31). Allah sebagai pemberi kehidupan akan menyediakan semuanya itu bagi kita, asalkan kita

30 12 percaya terhadap penyelenggaraan-nya (Mat 7:7; Luk 11:9-10; Yoh 14:13-14). Sikap percaya yang dimaksud bukan semata-mata karena telah melihat bukti nyata yang tampak oleh indra manusia. Iman pertama-tama menuntut penyerahan diri secara total terhadap yang diimani, bukan bukti dari apa yang diimani. Paulus dalam suratnya menyatakan bahwa alasan utama mereka beriman bukan karena mereka telah melihat bukti, tetapi karena mereka percaya (2 Kor 5:7). Melalui suratnya kepada jemaat di Korintus ini Paulus menegaskan bahwa iman tidak harus selalu dibuktikan dengan cara-cara yang tampak oleh indra manusia. Seseorang percaya pada Allah bukan karena ia telah melihat Allah, tetapi karena ia mengalami kasih Allah dalam hidupnya. Yesus sendiri berfirman "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya" (Yoh 20:29). Teks Kitab Suci ini berisi tanggapan Yesus terhadap tindakan Tomas, salah seorang murid-nya yang tidak percaya bahwa Ia telah bangkit karena tidak melihat Yesus dengan mata kepalanya sendiri (Yoh 20:29). Dalam uraian ingin ditegaskan bahwa iman bukan semata-mata diperoleh dari apa yang kita lihat, pahami dan kita rasakan menggunakan indra kita. Iman diperoleh melalui sikap berserah diri sepenuhnya terhadap Allah. Salah satu tokoh dalam Perjanjian Baru yang menunjukkan sikap beriman adalah Maria seorang gadis dari Nazaret. Di usianya yang masih muda dan belum menikah ia berani menerima tanggungjawab untuk mengandung dan melahirkan seorang anak. Meskipun bagi Maria hal ini adalah tidak mungkin, karena ia belum bersuami. Tetapi karena imannya Maria mau mengambil bagian dalam rencana keselamatan Allah dan siap menanggung segala konsekuensinya (Luk 1:26-38). Keputusan ini bukanlah perkara yang mudah, mengandung tanpa suami adalah keadaan yang sangat memalukan, terlebih pada saat jaman itu. Melalui peristiwa ini

31 13 Maria menunjukkan kepada kita sikap beriman yang sejati yakni, percaya sepenuhnya kendatipun bagi akal manusia hal tersebut tidak mungkin. Selain dipahami sebagai kegiatan percaya, iman juga dimaknai sebagai karunia atau anugerah dari Allah. Artinya, iman sesungguhnya bukanlah hasil dari usaha manusia, melainkan anugerah yang diberikan oleh Allah. Kata anugerah mengisyaratkan bahwa iman merupakan pemberian cuma-cuma oleh Allah bagi manusia. Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus menyatakan bahwa manusia seharusnya binasa karena perbudakan hawa nafsu. Tetapi melalui Yesus, Allah menyelamatkan manusia. Iman akan Kristus inilah yang menyelamatkan manusia dari kehancuran dan ini adalah karunia Allah (Ef 2:1-10; Kol 1:23). Iman berkaitan dengan pengharapan akan keselamatan kekal yang diberikan karena kasih karunia Allah. Kendati iman adalah sikap penyerahan diri seseorang dan merupakan anugerah dari Allah, bukan berarti iman tidak ada hubungannya dengan sesama. Rasul Yakobus mengajarkan, bahwa iman itu harus disertai perbuatanperbuatan kasih agar iman itu menyelamatkan. Iman memiliki kaitan yang sanga erat dengan perbuatan, sebab hanya dengan perbuatan iman menjadi sempurna. Yakobus menceritakan kembali kisah Abraham yang dibenarkan karena perbuatanperbuatannya, bukan hanya karena imannya. Sama seperti halnya tubuh tanpa nyawa akan mati, demikian juga iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2:22,24,26). Gagasan ini menegaskan bahwa iman bukan hanya soal seberapa sering kita berdoa dan merenungkan sabda Tuhan, tetapi juga menyangkut tindakan konkret dari apa yang kita imani. Berdasarkan uraian-uraian di atas maka iman dalam Perjanjian Baru dapat dipahami sebagai penyerahan diri kita sepenuhnya kepada Allah dan menjadi bagian

32 14 dari kisah-nya, melaksanakan sabda-nya, menerima setiap anugerah cinta dan keprihatinan-nya bagi kita sebagai kebenaran dan mewujudkannya dalam setiap aspek hidup kita. Bukan sekedar melaksanakan sesuai dengan yang baik menurut pikiran kita, tetapi juga harus melibatkan hati dan seluruh hidup kita (Mardiatmadja. 1985: ). b. Pengertian Iman Menurut Dokumen Gereja Pada bagian ini penulis akan menguraikan pandangan dokumen-dokumen Gereja terkait dengan iman. Dokumen yang digunakan dalam pembahasan ini adalah Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi yakni, Dei Verbum dan Katekismus Gereja Katolik (KGK). 1) Dei Verbum Iman memiliki korelasi dengan wahyu Ilahi, sebelum mendefinisikan iman maka, wahyu harus dipahami terlebih dahulu. Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi yakni, Dei Verbum merumuskan Wahyu sebagai berikut : Allah telah berkenan mewahyukan diri-nya dan memaklumkan rahasia kehendak-nya. Dengan wahyu itu Allah yang tidak kelihatan dari kelimpahan cinta kasih-nya menyapa manusia sebagai sahabat-nya dan bergaul dengan mereka, untuk mengundang mereka ke dalam persekutuan dengan diri-nya dan menyambut mereka di dalamnya (DV art.2). Berdasarkan uraian ini, kita dapat memahami bahwa wahyu adalah tindakan Allah menyatakan diri-nya bagi manusia dengan memberikan jawaban atas keresahan manusia akan makna hidupnya. Jawaban tersebut berupa janji Allah mengenai karya keselamatan-nya bagi manusia. Keselamatan itu adalah kesatuan antara Allah dan manusia yang sepenuhnya terlaksana dalam diri Yesus Kristus. Inilah yang dimaksud

33 15 sebagai wahyu yakni, pernyataan diri Allah dan rencana keselamatan-nya yang mengundang manusia untuk ambil bagian di dalamnya. Atas perbuatan Allah ini, manusia perlu memberikan tanggapan dalam bentuk sikap percaya dan berserah sepenuhnya pada penyelenggaraan Allah. Penyerahan diri ini merupakan suatu keputusan yang dilakukan dengan bebas dan menyangkut seluruh aspek manusia: akal budi dan kehendak. Konsili Vatikan II menyatakan : Kepada Allah yang menyampaikan wahyu, manusia wajib menyatakan ketaatan iman. Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan kepatuhan akal budi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan, dan dengan sukarela menerima sebagai kebenaran, wahyu dikaruniakan oleh-nya (DV art.5). Berdasarkan rumusan ini maka iman dapat dimengerti sebagai penyerahan seluruh hidup (kehendak dan budi) secara bebas kepada Allah yang telah mewahyukan dan menyatakan diri-nya kepada kita manusia. Penyerahan ini berupa kepatuhan akal budi terhadap Allah, terutama dalam karya penciptaan dan sejarah keselamatan-nya. 2) Katekismus Gereja Katolik (KGK) Salah satu dokumen Gereja yang berbicara khusus mengenai iman adalah Katekismus Gereja Katolik. KGK mendefinisikan iman sebagai berikut : Iman adalah ikatan pribadi manusia dengan Allah dan sekaligus tidak terpisahkan dari itu, persetujuan secara bebas terhadap segala kebenaran yang diwahyukan Allah. Sebagai ikatan pribadi dengan Allah dan persetujuan terhadap kebenaran yang diwahyukan Allah, iman Kristen berbeda dengan kepercayaan yang diberikan kepada seseorang manusia. Menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan mengimani secara absolut apa yang Ia katakan adalah tepat dan benar. Sebaliknya adalah sia-sia dan salah memberikan kepercayaan yang demikian itu kepada seorang makhluk (KGK, art. 150).

34 16 Uraian dokumen ini menjelaskan bahwa unsur yang paling mendasar dari iman adalah ikatan pribadi manusia dengan Allah yang berlandaskan kebebasan. Dalam ikatan tersebut dengan penuh kebebasan manusia menyerahkan diri kepada Allah dan percaya akan kebenaran yang diwahyukan-nya. Dalam artikel yang lainnya KGK juga menjelaskan bahwa iman merupakan suatu rahmat cuma-cuma yang kita terima saat kita dengan sungguh-sungguh memohonkannya. Iman menjadi kekuatan adikodrati yang mutlak diperlukan jika ingin mencapai keselamatan. Kendati iman adalah rahmat yang diberikan secara cuma-cuma, iman tetap menuntut kehendak bebas dan pemahaman yang jelas dari seseorang ketika menerima undangan Ilahi ini. iman adalah kepastian yang mutlak karena Yesus sendiri yang menjaminnya. Iman tidak akan mendapat kepenuhan jika tidak dinyatakan lewat perbuatan cinta kasih yang nyata. Iman akan semakin bertumbuh ketika kita semakin cermat mendengarkan sabda Tuhan dan menjalin relasi dengan-nya melalui doa. Iman memberikan kita kesempatan untuk menikmati suasana surgawi (KGK, art , , ). Berdasarkan uraian dokumen-dokumen ini dapat dipahami bahwa iman adalah sebuah relasi pribadi yang terjalin antara manusia dengan Allah. Di mana Allah terlebih dahulu mewahyukan diri-nya kepada manusia. Kemudian, dengan rahmat dan dorongan Roh Kudus, manusia tergerak untuk memberikan tanggapan terhadap wahyu tersebut. Manusia memberi tanggapan terhadap Wahyu Allah ini dalam bentuk penyerahan diri sepenuhnya pada Allah yang didasari dengan kebebasan (KWI, 2012: ).

35 17 c. Pengertian Iman Menurut Para Ahli 1) Pengertian Iman Menurut Thomas H. Groome Groome (2010: 81) menyatakan bahwa iman Kristen sebagai realitas yang hidup memiliki tiga ciri yang mendasar, yakni : 1) keyakinan, 2) hubungan yang penuh kepercayaan, 3) kehidupan agape yang hidup. Namun bila berbicara secara khusus iman Kristen sebagai realitas yang hidup maka, ketiga ciri ini diekspresikan dalam tiga dimensi, yakni iman sebagai keyakinan (faith as believing), iman sebagai kepercayaan (faith as trusting) dan iman sebagai tindakan (faith as doing). Dalam iman Kristen, ketiga dimensi ini merupakan kesatuan yang tidak dapat dihayati secara terpisah. Iman akan berkembang apabila tiga dimensi ini dapat berkembang secara serentak. Groome menguraikan ketiga dimensi iman tersebut sebagai berikut: a) Iman sebagai keyakinan (faith as believing) Iman sebagai keyakinan (faith as believing) adalah dimensi iman yang menekankan segi intelektual. Iman dipahami sebagai sebuah keyakinan, oleh sebab itu iman harus direnungkan, dipahami dan didalami agar iman dapat diyakini dengan teguh. Salah satu bentuk dari dimensi kognitif ini adalah kemampuan untuk mengkritisi informasi yang diterima, bukan hanya menolak tetapi juga memandang berbagai hal sebagai jalan untuk memperkembangkan iman. Dimensi kognitif iman menekankan bahwa iman dapat dipertanggungjawabkan menurut daya akal budi. Groome (2010: 82) mengungkapkan kembali pandangan David Tracy bahwa keyakinan adalah simbol yang menjelaskan pernyataan kognitif, moral atau historis tertentu yang terkandung dalam sikap iman. Sejauh keyakinan-keyakinan itu dapat digunakan, dimengerti dan diterima maka ada dimensi iman yang kognitif atau

36 18 dimensi intelektual iman. Santo Agustinus adalah salah seorang tokoh Gereja yang menekankan dimensi intelektual dalam iman yang menyatakan bahwa pemahaman kognitif adalah hadiah dari iman. Artinya, keyakinan terhadap terang anugerah Allah harus menuju pada pengertian tentang apa yang diyakini. Dalam hal ini mengerti datang melalui kemampuan akal yang dibimbing oleh pernyataan dan pengajaran Gereja. Iman sebagai keyakinan (faith as believing) berkenaan dengan hal-hal yang bersifat kognitif dari iman. Thomas Aquinas seorang tokoh Gereja yang juga memberi perhatian pada dimensi kognitif dari iman menyatakan bahwa tindakan percaya adalah tindakan kecerdasan berpikir yang menyetujui kebenaran Ilahi atas perintah kehendak yang digerakkan oleh Allah. Pernyataan ini memang cenderung menyamakan iman dengan kepercayaan yang maknanya direduksi menjadi persetujuan intelektual terhadap ajaran-ajaran yang dinyatakan secara resmi. Dalam pemahaman Gereja Katolik iman berarti memberi persetujuan intelektual terhadap ajaran magisterium. Penekanan segi kognitif iman ini memang penting, tetapi harus dipahami bahwa iman tidak bisa dianggap sama dengan keyakinan. Jika iman dianggap sama dengan keyakinan maka dimensi lain dari iman akan terabaikan. Oleh karena itu haruslah dipahami bahwa iman Kristen selalu merupakan anugerah Allah. Oleh anugerah yang sama dan pengaruh kecerdasan berpikir milik kita sendiri, kecenderungan untuk percaya diekspresikan dalam kepercayaan-kepercayaan yang kita yakini dan setujui. Tetapi harus selalu dipahami bahwa deskripsi intelektual bukanlah definisi yang lengkap dari iman Kristen, melainkan hanya sebagai salah satu dimensi iman (Groome, 2010: 81-87).

37 19 b) Iman sebagai kepercayaan (faith as trusting) Iman sebagai kegiatan kepercayaan (trusting) lebih menekankan segi afektif dari iman yang berdasarkan kepercayaan. Dimensi iman yang bersifat afektif ini merupakan hubungan pribadi seseorang yang penuh kepercayaan dengan Allah yang telah menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus Putera-Nya dalam bentuk kesetiaan dan kasih. Karya penyelamatan Allah yang terlaksana dalam diri Yesus menimbulkan kepercayaan, kekaguman, hormat, pemujaan, rasa terima kasih, dan permohonan dari pihak kita. Perasaan-perasaan ini kemudian diungkapkan melalui doa, baik secara pribadi maupun komunal. Doa merupakan dimensi dialogis dari hubungan kita dengan Allah, tanpa dialog ini maka hubungan tersebut tidak akan bertahan. Groome (2010: 90) menyampaikan pendapat Bonhoeffer bahwa iman dan ketaatan tidak dapat dipisahkan karena iman akan nyata ketika ada ketaatan. Iman sebagai kepercayaan (faith as trusting) merupakan relasi pribadi seseorang dengan Tuhan. Relasi ini menekankan segi afeksi atau rasa yang terkait dengan hati nurani. Segi afeksi ini membahas soal isi hati, oleh karena itu hal yang paling utama dalam dimensi afektif ini adalah mendengarkan suara hati. Selain itu, untuk menjalin relasi tersebut harus ada rasa bangga terhadap apa yang di imani, kebebasan, dan tanggungjawab. c) Iman sebagai kegiatan melakukan (faith as doing) Iman sebagai kegiatan melakukan (faith as doing) berkenaan dengan ungkapan nyata dari iman dalam wujud tindakan. Yesus sendiri menegaskan bahwa orang yang masuk Kerajaan Allah bukanlah mereka yang selalu berseru Tuhan, Tuhan, tetapi mereka yang melakukan kehendak Allah (Mat 7:21). Dari kisah ini

38 20 ingin ditegaskan kembali bahwa iman tidak cukup hanya dengan kata-kata saja, iman membutuhkan sebuah tindakan nyata. Oleh sebab itu iman sebagai realitas hidup sangat penting. Artinya apa yang diimani harus sungguh dilaksanakan dalam kehidupan nyata. Dalam tradisi Kristen tindakan tersebut terwujud dalam panggilan hidup untuk saling mengasihi. (Groome, 2010: 90). 2) Pengertian Iman Menurut James W. Fowler Groome (2010: 95-99) mengungkapkan pandangan Fowler tentang iman berdasarkan prespektif strukturalis dengan berfokus pada struktur-struktur yang mendasari pikiran dan kepercayaan manusia. Berikut pengertian iman menurut Fowler: a) Iman sebagai yang utama Menurut Fowler iman adalah inti hidup manusia yang mewarnai dan membentuk seluruh kehidupan manusia. Oleh karena itu, iman adalah fokus atau orientasi utama manusia untuk memaknai kehidupan di dunia ini. Pengertian iman sebagai yang utama ini menegaskan bahwa iman adalah hal yang mendasar bagi hidup manusia dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. b) Iman sebagai kegiatan mengetahui yang aktif Iman bukanlah keadaan yang statis yang tidak dapat bergerak dan berkembang. Iman merupakan kegiatan mengetahui, mengartikan dan menafsirkan pengalaman hidup. Pandangan ini menunjukkan bahwa iman adalah sebuah kegiatan. Melalui iman manusia dapat mengetahui, mengartikan dan menafsirkan pengalaman hidupnya sehingga pengalaman-pengalaman tersebut menjadi bermakna.

39 21 c) Iman sebagai hubungan Bagi Fowler iman adalah fenomena hubungan yang mutlak. Hubungan yang pertama adalah antara diri kita dengan sesama. Dalam hubungan ini iman memiliki dua kutub yang bersifat sosial atau hubungan antara satu dengan yang lain. Selain hubungan dengan sesama, iman juga merupakan hubungan seseorang dengan kondisi-kondisi akhir dan eksistensi yang lebih dalam. Hubungan ini membentuk kutub ketiga dari iman, dengan demikian iman adalah hubungan yang berkutub tiga. Hubungan tiga serangkai ini adalah antara diri kita dengan sesama dan Allah yang terwujud dalam diri Yesus Kristus. d) Iman sebagai sesuatu yang rasional dan berhubungan dengan perasaan Iman merupakan cara mengetahui dunia secara aktif dan cara berhubungan dengan dunia, maka iman memiliki dimensi kognitif dan juga afektif. Dimensi kognitif (rasionalitas) iman tidak dapat dipisahkan dari dimensi afektif (perasaan). Dimensi perasaan adalah emosi afektif yang muncul dari iman sebagai cara berhubungan, misalnya perasaan untuk mengasihi, memperhatikan, menghargai, kagum, hormat, takut. Maka dengan demikian beriman berarti berhubungan dengan seseorang atau sesuatu dengan cara sedemikian rupa, sehingga hati kita diarahkan, perhatian diberikan dan harapan kita tertuju pada orang lain. e) Iman sebagai hal yang universal yang ada dalam diri manusia Groome (2010: 99) mengungkapkan kembali pandangan Fowler yang menyatakan bahwa iman adalah hal yang universal dalam diri manusia. Fowler menegaskan bahwa iman tidak selalu berhubungan langsung dengan agama, meskipun

40 22 agama memiliki hubungan dengan iman. Agama hanya menyediakan model-model kegiatan iman dan model-model untuk membentuk iman dan menambah iman. Tetapi iman jauh lebih luas dari ekspresi-ekspresi yang terorganisasi dalam agama. B. Tahap-Tahap Perkembangan Iman Menurut Fowler Cremers (1995: 95-96) mengungkapkan kembali pandangan Fowler bahwa tahap perkembangan iman sebagai keseluruhan operasi pengertian dan penilaian yang terintegrasikan dan spesifik secara kualitatif memungkinkan pribadi memiliki gambaran tentang iman yang berbeda sesuai dengan masing-masing tahap. Cremers berdasarkan pandangan Fowler membedakan dan mengidentifikasikan setiap tahap perkembangan iman berdasarkan tendensi perkembangan tertentu. Tahap tersebut dimulai dari struktur yang paling sederhana dan belum terdiferensiasi menuju struktur yang lebih kompleks dan terdiferensiasi. Penggunaan batas usia yang ditawarkan oleh Fowler dalam setiap tahap merupakan tanda minimal rata-rata. Artinya batas usia tersebut bukanlah patokan yang tidak dapat diubah, karena dalam kasus tertentu banyak orang mencapai suatu tahap perkembangan iman pada umur yang berbeda dari patokan tersebut. Menurut Cremers (1995: 95-96) setiap tahap perkembangan iman mencerminkan suatu kesadaran diri yang semakin intens. Setiap tahap memiliki struktur yang utuh, tetapi tahap-tahap tersebut juga saling berhubungan. Berikut adalah tahap-tahap perkembangan iman yang dikemukakan oleh Cermers berdasarkan pandangan Fowler :

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DESKRIPSI PENDIDIKAN IMAN ANAK DALAM KELUARGA BAGI PERKEMBANGAN IMAN ANAK DI STASI MARIA PUTRI MURNI SEJATI CISANTANA, PAROKI KRISTUS RAJA CIGUGUR, KEUSKUPAN BANDUNG S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8 Yoh 15:1-8 POKOK ANGGUR YANG BENAR HARI MINGGU PASKAH V 03 MEI 2015 (1) Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. (2) Setiap ranting pada-ku yang tidak berbuah, dipotong-nya dan setiap

Lebih terperinci

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Dalam hidup ini mungkinkah kita sebagai anak-anak Tuhan memiliki kebanggaan-kebanggaan yang tidak bernilai kekal? Mungkinkah orang Kristen

Lebih terperinci

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017 1 Th A Hari Minggu Biasa V 26 Februari 2017 Antifon Pembuka Mzm. 18 : 19-20 Tuhan menjadi sandaranku. a membawa aku keluar ke tempat lapang. a menyelamatkan aku karena a berkenan kepadaku. Pengantar Rasa-rasanya

Lebih terperinci

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia Tujuan: Jemaat memahami bahwa Allah menghendaki umat-nya hidup dalam kekudusan Jemaat bertekad untuk hidup dalam kekudusan Jemaat menerapkan kehidupan

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN 2012 2013 Sekolah : Bentuk soal : PG Mata Pelajaran : Agama Katolik Alokasi wkatu : 120 Menit Kurikulum acuan : KTSP Penyusun : Lukas Sungkowo, SPd Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan subyek yang ikut berperan 14 1 7. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI Menurut Anda pribadi, manakah rencana Allah bagi keluarga Anda? Dengan kata lain, apa yang menjadi harapan Allah dari keluarga Anda? Menurut Anda

Lebih terperinci

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya.

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Sesungguhnya tujuan pembaruan karismatik bukan lain daripada tujuan hidup Kristiani pada umumnya, yaitu

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah satunya karena Indonesia berdasar pada Pancasila, dan butir sila pertamanya adalah Ketuhanan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 :

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 : 1 Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA Bacaan Pertama Yes. 40 : 1-5. 9-11 Kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya. Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya: Beginilah

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

Lesson 9 for May 27, 2017

Lesson 9 for May 27, 2017 Lesson 9 for May 27, 2017 Pada bagian awal dari surat Petrus yang kedua, dia menulis tentang iman sehingga kita supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu. (2 Pet 1:15). Dia

Lebih terperinci

Tahun C Pesta Keluarga Kudus : Yesus, Maria, Yusuf LITURGI SABDA. Bacaan Pertama 1 Sam. 1:

Tahun C Pesta Keluarga Kudus : Yesus, Maria, Yusuf LITURGI SABDA. Bacaan Pertama 1 Sam. 1: 1 Tahun C Pesta Keluarga Kudus : Yesus, Maria, Yusuf LITURGI SABDA Bacaan Pertama 1 Sam. 1:20-22. 24-28 Seumur hidupnya Samuel diserahkan kepada Tuhan. Bacaan diambil dari Kitab Pertama Samuel: Setahun

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK 1 MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK IMAN KATOLIK Fakultas Program Studi Tatap Muka Reguler Kode MK Disusun Oleh MKCU PSIKOLOGI 02 MK900022 Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Abstract Pada Bab

Lebih terperinci

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap Pengantar Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh umat katolik sedunia untuk menghormati Santa Perawan Maria. Bapa Suci

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima

Lebih terperinci

BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH

BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH Minggu ke-3, ARTI DAN HAKIKAT PENYELAMATAN ALLAH 19. Pert : Apakah yang dimaksud dengan penyelamatan Allah? Jwb : Penyelamatan Allah adalah tindakan Allah melepaskan manusia

Lebih terperinci

Pembaptisan Air. Pengenalan

Pembaptisan Air. Pengenalan Pembaptisan Air Pengenalan Penting sekali bagi kita membaca Alkitab dan mempelajari apa yang Tuhan katakan kepada umatnya. Saya percaya kita perlu meneliti Kitab Suci secara menyeluruh untuk mengetahui

Lebih terperinci

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014)

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) (Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) Para Ibu/Bapak, Suster/Bruder/Frater, Kaum muda, remaja dan anak-anak yang yang terkasih dalam Kristus, 1. Bersama dengan

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.

Lebih terperinci

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif

Lebih terperinci

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA 1. PENGANTAR Keluarga Kristiani dipanggil untuk menjadi rasul kehidupan Setiap pasangan suami-istri dipanggil oleh Tuhan untuk bertumbuh dan berkembang dalam

Lebih terperinci

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus

Lebih terperinci

XII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan

XII.  Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan Bab XII A. Pengantar Bernyani Kucinta Keluarga Tuhan Kucinta k luarga Tuhan, terjalin mesra sekali semua saling mengasihi betapa s nang kumenjadi k luarganya Tuhan Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi

Lebih terperinci

ANTROPOLOGI ALKITAB (Pelajaran 12) By Dr. Erastus Sabdono. Pemulihan Gambar Diri (Bagian 4)

ANTROPOLOGI ALKITAB (Pelajaran 12) By Dr. Erastus Sabdono. Pemulihan Gambar Diri (Bagian 4) ANTROPOLOGI ALKITAB (Pelajaran 12) By Dr. Erastus Sabdono Pemulihan Gambar Diri (Bagian 4) Proses keselamatan dalam Yesus Kristus pada dasarnya adalah proses menjadikan manusia unggul bagi Tuhan. Manusia

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik. BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam bab IV ini akan dipaparkan suatu refleksi teologis tentang PAK dalam keluarga dengan orang tua beda agama. Refleksi teologis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu PAK keluarga

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

BAGIAN SATU PENGAKUAN IMAN

BAGIAN SATU PENGAKUAN IMAN Bagian Satu 11 Kompendium Katekismus Gereja Katolik *************************************************************** BAGIAN SATU PENGAKUAN IMAN 12 Kompendium 14 Kompendium Lukisan ini menggambarkan tindakan

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (2/6)

Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Ibadah dan Persekutuan Kode Pelajaran : OKB-P02 DAFTAR ISI A. BERTANGGUNG

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order Bacaan Alkitab hari ini: 1Tesalonika 1 HARI 1 MENJADI TELADAN Mengingat waktu pelayanan Rasul Paulus di Tesalonika amat singkat, mungkin kita heran saat

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

Mengenal-Nya karena Anugerah

Mengenal-Nya karena Anugerah HARI KE-1 Mengenal-Nya karena Anugerah Galatia 4:9 Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah... Sebelum saya menjelaskan tentang ayat ini, izinkanlah saya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebebasan merupakan hal yang menarik bagi hampir semua orang. Di Indonesia, kebebasan merupakan bagian dari hak setiap individu, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J. SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J. Isi singkat 1. Semangat mistik 2. Semangat kenabian 3. Spiritualitas

Lebih terperinci

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA 1 Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 10 : 34a. 37-43 Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Bacaan diambil dari Kisah Para

Lebih terperinci

B: Believe in Christ/Percaya akan Kristus Kis 16:31, Luk 5:32, Luk 13:3, Rom 2:4, Yoh 3:16, Yoh 20:31, Ibr 11:6, Rom 10:17, Kis 10:43

B: Believe in Christ/Percaya akan Kristus Kis 16:31, Luk 5:32, Luk 13:3, Rom 2:4, Yoh 3:16, Yoh 20:31, Ibr 11:6, Rom 10:17, Kis 10:43 A-B-C Penyelamatan Keselamatan Keselamatan Dalam 4 Kata Menjawab Penolaka A-B-C Penyelamatan A: Acknowledge self as sinner/pengakuan atas dosa Roma 3:23, Yes 53:6, Yak 2:10 Rom 3:10-12, Yoh 3:3, Kis 4:12

Lebih terperinci

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. 03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,

Lebih terperinci

Dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) LAI 1974

Dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) LAI 1974 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Lukas 10:27)

Lebih terperinci

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Kita telah menyelesaikan penelaahan mengenai keempat karunia yang kita sebut karunia pelayanan. Walaupun daftar karunia-dalam Efesus 4

Lebih terperinci

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Mistika dikenal oleh orang sekitar sebagai seorang yang suci, orang yang dekat dengan Tuhan,

Lebih terperinci

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Bulan Oktober adalah bulan Maria. Banyak orang menyempatkan diri untuk menghormati Bunda Maria dan mohon bimbingannya

Lebih terperinci

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan

Lebih terperinci

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam Di masa sekarang ini banyak para novis dan seminaris yang mengabaikan satu atau lebih aspek dari latihan pembentukan mereka untuk menjadi imam. Beberapa

Lebih terperinci

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus.

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus. 1 Tahun C Minggu Paskah III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 5:27b-32. 40b-41 Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul: Setelah ditangkap oleh pengawal

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia Alkitab mengatakan bahwa kita harus MEMILIH: untuk beribadah kepada Tuhan, atau untuk menolak-nya. Yosua 24:14-15 berbunyi, Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-nya dengan tulus

Lebih terperinci

LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kel 17 : 3-7 Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum. Bacaan diambil dari Kitab Keluaran:

LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kel 17 : 3-7 Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum. Bacaan diambil dari Kitab Keluaran: Tahun A Hari Minggu Prapaskah III (Penyelidikan Pertama Calon Baptis) LITRGI SABDA Bacaan Pertama Kel 17 : 3-7 Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum. Bacaan diambil dari Kitab Keluaran: Sekali

Lebih terperinci

GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2

GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2 GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2 Tata Ibadah Minggu GKI Kebayoran Baru 27 AGUSTUS 2017 PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng

Lebih terperinci

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3 Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3 Pengantar Dalam dua bagian pertama pelajaran ini, kita telah belajar pentingnya menerima Roh Kudus, membaca Alkitab, dan berkembang di mana kita ditanamkan. Dalam

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian)

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian) (Bahasa Indonesian) INJIL BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA - 165 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA KELAS VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN

IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN Orang tua Kristiani mempunyai tanggung jawab, yang dipandang juga sebagai bentuk kerasulan khusus, untuk mendidik anak-anak dan membantu anak-anak dapat mempersiapkan diri

Lebih terperinci

Tugas Seorang. Istri

Tugas Seorang. Istri Tugas Seorang Istri Seorang wanita yang mengetahui bahwa peranannya sebagai istri merupakan suatu tanggung jawab besar, adalah orang yang bijaksana. Ia sudah siap untuk menerima petunjuk dari Allah bagaimana

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

Kalender Doa Oktober 2016

Kalender Doa Oktober 2016 Kalender Doa Oktober 2016 Berdoa Bagi Wanita Yang Merindukan Tuhan Pada Banyak budaya wanita dan anak anak gadis diberi tahu bahwa mereka tidak terlalu berharga dan merupakan beban bagi keluarga. Pada

Lebih terperinci

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH PEMBUKAAN: Hari ini saya ingin melanjutkan bagian berikutnya dalam seri khotbah Menemukan

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

MTPJ 05 s/d 11 Oktober 2014

MTPJ 05 s/d 11 Oktober 2014 MTPJ 05 s/d 11 Oktober 2014 TEMA BULANAN: Keadilan Yang Gerejawi TEMA MINGGUAN: Mengusahakan Keadilan Mencerminkan Hidup Takut Tuhan 05 s/d 11 Oktober 2014 Bahan Alkitab : Mazmur 85:10-14; I Timotius 6:11-12

Lebih terperinci

NOVENA ROSARIO ELIZABETH ZAKHARIA NOVENA ROSARIO BERSAMA ST. MARIA, ST. ELIZABETH DAN ST. ZAKHARIA UNTUK PERMOHONAN MENDAPATKAN ANAK

NOVENA ROSARIO ELIZABETH ZAKHARIA NOVENA ROSARIO BERSAMA ST. MARIA, ST. ELIZABETH DAN ST. ZAKHARIA UNTUK PERMOHONAN MENDAPATKAN ANAK NOVENA ROSARIO ELIZABETH ZAKHARIA NOVENA ROSARIO BERSAMA ST. MARIA, ST. ELIZABETH DAN ST. ZAKHARIA UNTUK PERMOHONAN MENDAPATKAN ANAK 1 Pengantar Dalam suatu kesempatan Yesus pernah mengatakan "Mintalah,

Lebih terperinci

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th.

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th. Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14 Pdt. Andi Halim, S.Th. Ayat 1. Orang-orang kudus bukan orang yang sama sekali tidak ada cacatnya. Di dunia ini semua orang berdosa, tanpa kecuali, temasuk bunda Maria, santo-santa

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Katekisasi merupakan salah satu bentuk pelayanan pendidikan kristiani yang dilakukan oleh gereja. Istilah katekisasi berasal dari kerja bahasa Yunani: katekhein yang

Lebih terperinci

Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa.

Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa. 1. Allah, Sumber Segala Kasih Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa. Pada perjamuan malam ia boleh duduk dekat Yesus dan bersandar dekat dengan

Lebih terperinci

Deontological Ethics and Virtue Ethics-10 Commandments and Sermon of the mounts. Rudi Zalukhu, M.Th

Deontological Ethics and Virtue Ethics-10 Commandments and Sermon of the mounts. Rudi Zalukhu, M.Th Christian Ethics: Deontological Ethics and Virtue Ethics-10 Commandments and Sermon of the mounts Rudi Zalukhu, M.Th Etika Perjanjian Lama Titik tolok etika Perjanjian Lama adalah anugerah Allah terhadap

Lebih terperinci

APAKAH PENATALAYANAN ITU? Kepada orang Kristen, penatalayanan berarti tanggung jawab manusia kepada, dan penggunaan daripadanya, segala sesuatu yang

APAKAH PENATALAYANAN ITU? Kepada orang Kristen, penatalayanan berarti tanggung jawab manusia kepada, dan penggunaan daripadanya, segala sesuatu yang PENATALAYANAN APAKAH PENATALAYANAN ITU? Kepada orang Kristen, penatalayanan berarti tanggung jawab manusia kepada, dan penggunaan daripadanya, segala sesuatu yang dipercayakan Tuhan kepadanya hidup, tubuh,

Lebih terperinci

Gereja di dalam Dunia Dewasa Ini

Gereja di dalam Dunia Dewasa Ini ix U Pengantar ndang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan

Lebih terperinci

1 Petrus 1:1. Para penerima. 1 Petrus 1:2. Orang-orang percaya yang dipilih. 1 Petrus 1:3-12. Topik.

1 Petrus 1:1. Para penerima. 1 Petrus 1:2. Orang-orang percaya yang dipilih. 1 Petrus 1:3-12. Topik. Lesson 2 for April 8, 2017 Sebagian besar Kitab Perjanjian Baru ditulis dalam bentuk surat. Surat-surat itu ditulis kepada personal, gereja atau sekelompok jemaat. Kitab 1 dan 2 Petrus adalah surat universal

Lebih terperinci

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH PERSIAPAN - Umat bersaat teduh - Lonceng berbunyi - Penyalaan Lilin JEMAAT BERHIMPUN PANGGILAN

Lebih terperinci

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Banyak negara yang memiliki peribahasa seperti "Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga." Suatu hal yang menarik tentang keluarga ialah kemiripan antara anggotaanggota

Lebih terperinci

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th. Dasar Kebersatuan Umat Kristen Efesus 2:11-22 Pdt. Andi Halim, S.Th. Bicara soal kebersatuan, bukan hanya umat Kristen yang bisa bersatu. Bangsa Indonesia pun bersatu. Ada semboyan Bhineka Tunggal Ika,

Lebih terperinci

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL 1. Visi dan Misi Penginjilan dalam gereja lokal a. Visi: Terlaksananya Amanat Agung Yesus Kristus (Matius 28: 19 20) b. Misi: (1)

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 11

Level 2 Pelajaran 11 Level 2 Pelajaran 11 PERNIKAHAN (Bagian 2) Oleh Don Krow Hari ini kita akan kembali membahas mengenai pernikahan, dan satu pertanyaan yang muncul adalah, Apakah itu pernikahan? Apakah anda pernah memikirkan

Lebih terperinci

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN Keluarga dan komunitas berperan sangat penting membangun kehidupan dunia dan alam raya ini. Dimana seseorang belajar banyak hal yang mempengaruhi kehidupan. Nilai iman dan kemanusiaan,

Lebih terperinci

DOA. Prinsip: Doa dimulai dengan hubungan kita dengan Tuhan.

DOA. Prinsip: Doa dimulai dengan hubungan kita dengan Tuhan. DOA Pengantar Apakah Anda pernah kagum akan sesuatu yang dikatakan oleh seorang anak kecil? Mungkin caranya menerangkan bagaimana cara kerja sebuah mainan. Atau mungkin ia menceriterakan tentang suatu

Lebih terperinci

Ikutilah Yesus! Pelayanan Orang Kristen. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

Ikutilah Yesus! Pelayanan Orang Kristen. Bagian. Sastra Hidup Indonesia Pertanyaan-pertanyaan Pelajaran Ikutilah Yesus! Sastra Hidup Indonesia 5 Bagian Pelayanan Orang Kristen Edisi yang Pertama 2013 (C01) Penerbit: Editor: Sastra Hidup Indonesia, http://www.sastra-hidup.net

Lebih terperinci

KALENDER DOA DESEMBER 2016

KALENDER DOA DESEMBER 2016 KALENDER DOA DESEMBER 2016 Berdoa Bagi Wanita Agar Mengalami Kehidupan Kekal Hidup ini singkat. Sebaliknya kekekalan merupakan waktu yang sangat panjang. Satu hal yang pasti: 100 orang yang hidup saat

Lebih terperinci

Effects of Sin Rudi Zalukhu, M.Th

Effects of Sin Rudi Zalukhu, M.Th Effects of Sin Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Ibrani 10:26-31 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT? (Penafsiran: Pelajaran, Janji, Teladan, Perintah, Nasehat, Larangan) APA

Lebih terperinci

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit Surat-surat Am DR Wenas Kalangit 22 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Ibrani dan Am Catatan Umum Delapan surat terakhir dalam PB disebut juga dengan nama: Surat-surat Am atau Umum. Disebut demikian karena

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa XXVIII LITURGI SABDA. Bacaan Pertama 2 Raj. 5 : Naaman kembali kepada Elisa, abdi Allah, dan memuji Tuhan.

Tahun C Hari Minggu Biasa XXVIII LITURGI SABDA. Bacaan Pertama 2 Raj. 5 : Naaman kembali kepada Elisa, abdi Allah, dan memuji Tuhan. 1 Tahun C Hari Minggu Biasa XXVIII LITURGI SABDA Bacaan Pertama 2 Raj. 5 : 14-17 Naaman kembali kepada Elisa, abdi Allah, dan memuji Tuhan. Bacaan diambil dari Kitab Kedua Raja-Raja: Sekali peristiwa,

Lebih terperinci

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 EVANGELISASI BARU Rohani, Desember 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Budayanita waktu mengajar agama pada beberapa orang tua yang ingin menjadi Katolik, sering meneguhkan bahwa mereka itu sebenarnya

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Geli, Jijik, Menakutkan, Bikin Gatal Kelahiran adalah waktu sukacita. Sebuah benih bertunas, dan munculnya dua daun pertama, menjadikan pemilik kebun akan senang. Seorang bayi dilahirkan, dan tangisannya

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM Komisi Kateketik KWI Jakarta 2011 Kurikulum PAK - PTU Kurikulum PAK - PTU 1 4. Iman yang memasyarakat Ajaran Sosial Gereja Daftar Isi Daftar

Lebih terperinci

Eksposisi 1 Ptr. 2:9-10 Ev. Calvin Renata

Eksposisi 1 Ptr. 2:9-10 Ev. Calvin Renata Eksposisi 1 Ptr. 2:9-10 Ev. Calvin Renata Dalam ayat 4-8 Petrus memberikan kepada kita suatu Kristologi yang unik sekali dalam PB yang memberikan gambaran Kristus sebagai batu yang hidup, batu penjuru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsep tentang panggilan sudah ada sejak jaman Israel kuno seiring dengan pengenalan mereka tentang Allah. Misalnya panggilan Tuhan kepada Abraham (Kej 12:

Lebih terperinci

Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal persembahan katanya,

Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal persembahan katanya, 1 Tahun C Hari Minggu Prapaskah I LITURGI SABDA Bacaan Pertama Ul. 26 : 4-10 Pengakuan iman bangsa terpilih. Bacaan diambil dari Kitab Ulangan: Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal

Lebih terperinci

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD 25. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I 1. menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 1.1 menerima dan mensyukuri dirinya sebagai ciptaan 1.2 menerima dan

Lebih terperinci

Keterangan Dasar Tentang Alkitab

Keterangan Dasar Tentang Alkitab Keterangan Dasar Tentang Alkitab Alkitab ditulis untuk segala macam manusia - muda dan tua, tidak terpelajar dan terpelajar, kaya dan miskin. Alkitab adalah pedoman rohani untuk mengajar orang bagaimana

Lebih terperinci

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #5 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #5 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci