BAB I. PENDAHULUAN. Wilayah yang berstatus KLB (Kejadian Luar Biasa) juga cukup banyak, yakni 12
|
|
- Hartanti Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang sudah tidak asing lagi di Indonesia. Setiap tahun insidensinya selalu meningkat seiring dengan terjadinya pergantian musim dari musim kemarau ke musim penghujan. Hampir di setiap daerah di Indonesia terdapat kasus DBD baru tak terkecuali dengan Propinsi Jawa Timur. Sampai bulan September 2012 lalu, ada penderita DBD di Jatim. Dari jumlah tersebut, 69 orang diantaranya meninggal dunia. Wilayah yang berstatus KLB (Kejadian Luar Biasa) juga cukup banyak, yakni 12 kabupaten/kota 1. Berdasarkan data Dinkes Jatim, yang termasuk lima besar sampai September 2012 adalah Kota Surabaya dengan 960 penderita, Kediri 259 penderita, Gresik 259 penderita, Jombang 247 penderita dan Bojonegoro 212 penderita. Lima daerah tersebut hanya Kediri dan Bojonegoro yang berstatus KLB. Kota Surabaya Gresik dan Jombang, masih belum memenuhi kriteria KLB. Sedangkan berdasarkan data Dinkes Jatim sampai Juli 2012, terdapat 12 daerah yang berstatus KLB. Mereka adalah Kediri 259 penderita, Sumenep 212 penderita, Bojonegoro 206 penderita, Lamongan 177 penderita, dan Jember 161 penderita. Lainnya adalah Kabupaten Madiun 120 penderita, Bondowoso 118 penderita, Kota Blitar 114 penderita, Tulungagung 107 penderita, Kabupaten Mojokerto 57 penderita, Kota Madiun 38 penderita, dan Pamekasan 32 penderita 1. 1
2 1.2 Pernyataan Masalah Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah gambaran kasus DBD di Kabupaten Blitar, khususnya di Kecamatan Srengat. b. Jika terdapat kasus DBD di Kabupaten Blitar, khususnya di Kecamatan Srengat tindakan apa yang akan dilakukan agar kasusnya tidak semakin meluas. 1.3 Tujuan a. Untuk mengetahui gambaran kasus DBD di Kabupaten Blitar, khususnya di Kecamatan Srengat. b. Membantu mencegah meluasnya kasus DBD di Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar 1.4 Manfaat a. Pengetahuan masyarakat mengenai penyakit DBD semakin meningkat, sehingga mereka memiliki kesadaran untuk ikut serta dalam mencegah terjadinya penyakit DBD. b. Membantu pihak puskesmas dalam hal pendataan penyakit DBD di Kecamatan Srengat. 2
3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Etiologi 2 Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, diathesis hemoragik dan perembesan plasma. Yang membedakan demam berdarah dengue dengan demam dengue adalah ada tidaknya perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Demam dengue dan demam berdarah dengue sama-sama disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam genus Flavivirus, famili Flaviviridae dengan diameter sekitar 30 nanometer yang terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4 x Terdapat 4 serotipe virus, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Keempat serotipe virus tersebut semuanya telah ditemukan di Indonesia dengan serotipe terbanyak adalah DEN Epidemiologi 2 Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia Tenggara, Pasifik Barat, dan Karibia. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran merata di seluruh tanah air. Insiden DBD di Indonesia antara 6-15 per penduduk (pada 1989 hingga 1995) dan pernah meningkat tajam hingga 35 per penduduk pada tahun 1998, sedangkan mortalitas DBD cenderung menurun hingga mencapai 2% pada tahun Penularan infeksi virus dengue melalui 3
4 vektor nyamuk genus Aedes (terutama A. aegypti dan A. albopictus). Peningkatan kasus tiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas, dan tempat penampungan air lainnya). Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi penularan virus dengue, yaitu: (1) Vektor: perkembangbiakan vektor, kebiasaan menggigit, kepadatan vektor di lingkungan, transportasi vektor dari satu tempat ke tempat lain; (2) Pejamu: terdapatnya penderita di lingkungan/keluarga, mobilisasi dan paparan terhadap nyamuk, usia dan jenis kelamin; (3) Lingkungan: curah hujan, suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk. 2.3 Patogenesis 2 Patogenesis DBD tidak sepenuhnya dipahami, namun terdapat dua perubahan patofisiologis yang signifikan, yaitu: Meningkatnya permeabilitas kapiler yang mengakibatkan bocornya plasma, hipovolemia dan terjadinya syok. Pada DBD terdapat kejadian unik yaitu terjadinya kebocoran plasma ke dalam rongga pleura dan rongga peritoneal. Kebocoran plasma terjadi singkat (24-48 jam). Hemostasis abnormal yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopeni dan koagulopati, mendahului terjadinya manifestasi perdarahan. Aktivasi sistem komplemen selalu dijumpai pada pasien DBD. Kadar C3 dan C5 rendah, sedangkan C3a serta C5a meningkat. Mekanisme aktivasi komplemen tersebut belum diketahui. Adanya kompleks imun telah dilaporkan pada DBD, 4
5 namun demikian peran kompleks antigen-antibodi sebagai penyebab aktivasi komplemen pada DBD belum terbukti. Selama ini diduga bahwa derajat keparahan penyakit DBD dibandingkan dengan DD dijelaskan dengan adanya pemacuan dari multiplikasi virus di dalam makrofag oleh antibodi heterotipik sebagai akibat infeksi dengue sebelumnya. Namun demikian, terdapat bukti bahwa faktor virus serta respons imun cellmediated terlibat juga dalam patogenesis DBD. 2.4 Manifestasi Klinis 2 Manifestasi klinis infeksi virus Dengue pada manusia sangat bervariasi. Spektrum variasinya begitu luas, mulai dari asimtomatik, demam ringan yang tidak spesifik, demam dengue, demam berdarah dengue, hingga yang paling berat yaitu dengue shock syndrome (DSS). Diagnosis demam berdarah dengue ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO tahun 1997, terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris. Penggunaan kriteria ini dimaksudkan untuk mengurangi diagnosis yang berlebihan (overdiagnosis). Kriteria Klinis 1. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari, biasanya bifasik. 2. Terdapat manifestasi perdarahan yang ditandai dengan: - Uji tourniquet positif - Petekia, ekimosis, purpura 5
6 - Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi - Hematemesis dan atau melena Kriteria Laboratoris : - Trombositopeni (trombosit < /ml) - Hemokonsentrasi (kenaikan Hematokrit (Htc) > 20%) Manifestasi klinis DBD sangat bervariasi, WHO (1997) membagi menjadi 4 derajat seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Klasifikasi Infeksi Dengue berdasarkan Derajat Penyakit Kategori Derajat Gejala Laboratorium DD Demam diserai 2/lebih tanda: nyeri kepala, nyeri retro-orbital, nyeri otot dan nyeri sendi - leukopenia - trombositopenia ringan - tidak ada tanda kebocoran plasma DBD I Gejala di atas + uji tourniquet positif DBD II Gejala di atas + perdarahan spontan - trombositopenia < /ml - ada kebocoran plasma - trombositopenia < /ml - ada kebocoran plasma DBD III Gejala di atas + tanda-tanda pre-syok (kulit dingin, lembab, dan gelisah, nadi cepat, tekanan darah turun) - trombositopenia < /ml - ada kebocoran plasma DBD IV Syok berat (nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur) - trombositopenia < /ml - ada kebocoran plasma 6
7 Adapun yang dimaksud tanda-tanda kebocoran plasma (plasma leakage) antara lain: - peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis kelamin - penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya - hipoproteinemia - hiponatremia - efusi pleura atau asites 2.5 Diagnosis 2,3 Diagnosis DBD dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, maupun pemeriksaan penunjang. Adapun hal-hal yang menyangkut anamnesis dan pemeriksaan fisik telah dibahas pada sub bab 2.4 mengenai manifestasi klinis DBD. Sedangkan pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis DBD antara lain: a. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan darah yang umum dilakukan untuk menapis pasien tersangka demam berdarah dengue adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit (Htc), jumlah trombosit, dan hitung jenis leukosit untuk melihat ada tidaknya limfositosis relative disertai gambaran limfosit plasma biru (LPB). 7
8 Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture) ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction). Namun karena teknik ini masih sulit dilakukan dan biayanya mahal maka dapat digunakan juga uji serologis yang dapat mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap virus dengue dengan memeriksa kadar IgM dan IgG. Parameter-parameter lainnya yang dapat ditemukan dalam pemeriksaan darah adalah: Leukosit: dapat berupa leukositosis atau leukopenia, mulai hari ke-3 dapat ditemukan limfositosis relatif (> 45% dari total leukosit) disertai limfosit plasma biru (> 15% dari total leukosit di mana pada fase syok akan meningkat jumlahnya Trombosit: terjadi trombositopenia pada hari ke-3 sampai hari ke-8 Hematokrit: terjadi peningkatan hematokrit >20% dari nilai hematokrit awal, umumnya mulai terlihat padaa hari ke-3 demam Hemostasis: dilakukan pemeriksaan waktu perdarahan, CT, PPT, aptt jika dicurigai adanya perdarahan ataupun kelainan pembekuan darah Protein/albumin: dapat terjadi hipoproteinemia jika ada kebocoran plasma Faal hati: dapat terjadi peningkatan enzim hati SGOT/SGPT Faal ginjal: dapat terjadi peningkatan ureum, kreatinin terutama jika terjadi syok Imunoserologis: dapat terjadi peningkatan IgM antidengue mulai hari ke-3 sampai dengan minggu ke-3 dan menghilang setelah hari, serta 8
9 terjadi peningkatan IgG mulai hari ke-14 (infeksi primer) atau hari ke-2 (infeksi sekunder) Uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI): uji ini merupakan standar WHO untuk kepentingan surveilans. Uji ini memerlukan minimal 2 sampel serum pada fase akut dan fase konvalesens (penyembuhan) dengan interpretasi seperti pada tabel berikut ini. Tabel 2. Interpretasi Hasil Uji Hemaglutinasi Inhibisi Interval Serum I-II Kenaikan Titer Titer Serum II Kesimpulan 7 hari 4 kali 1: 1280 Infeksi Primer Berapapun 4 kali 1: 1560 Infeksi Sekunder < 7 hari 4 kali 1: 1280 Infeksi primer atau infeksi sekunder Berapapun tidak ada 1: 2560 Mungkin infeksi dengue 7 hari tidak ada 1: 1280 Bukan infeksi dengue < 7 hari tidak ada 1: 1280 Tidak bisa disimpulkan Hanya 1 serum 1: 1280 Tidak bisa disimpulkan b. Pemeriksaan Radiologis Pemeriksaan radiologis yang dilakukan untuk membantu mendeteksi komplikasi dari DBD yaitu efusi pleura dan asites. Efusi pleura dapat dilihat pada foto thorax PA dan lateral, sedangkan asites dapat ditemukan pada pemeriksaan USG Abdomen. 2.6 Penatalaksanaan a. Promotif Kegiatan promotif untuk mencegah meluasnya kasus DBD di masyarakat adalah melalui semboyan 3M plus yaitu menguras bak mandi minimal 9
10 seminggu sekali, menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barangbarang bekas yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti, pemberian bubuk abate di tempat-tempat penampungan air atau ikanisasi tempat penampungan air untuk membunuh jentik-jentik nyamuk, serta melakukan fogging atau pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa. b. Preventif Kegiatan preventif di sini dimaksudkan untuk mencegah gigitan nyamuk, yaitu dengan cara mengoleskan lotion antinyamuk (repellent), menggunakan insektisida antinyamuk (semprot, bakar, atau elektrik), memakai kaos kaki yang panjang hingga ke lutut untuk anak-anak yang masih sekolah atau menggunakan celana panjang maupun baju lengan panjang, serta tidur dengan menggunakan kelambu. c. Kuratif 2 Tidak ada terapi yang spesifik untuk infeksi dengue, prinsip utama adalah dengan terapi simtomatis. Dengan terapi simtomatis yang adekuat angka kematian dapat diturunkan hingga kurang dari 1%. Pemeliharaan volume cairan intravaskular merupakan tindakan yang paling penting dalam penanganan demam berdarah dengue. Asupan cairan pasien harus dijaga terutama cairan oral. Apabila asupan secara oral tidak dapat terpenuhi maka alternatifnya dapat diberikan cairan secara parenteral untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan hemokonsentrasi darah. 10
11 Perhimpunan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) bersama Divisi Tropik Infeksi dan Divisi Hematologi-Onkologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah menyusun penatalaksanaan DBD pada pasien dewasa. Protokol ini terbagi dalam 5 kategori: Protokol 1: Penanganan Pasien Dewasa Tersangka DBD tanpa Syok Protokol ini digunakan sebagai petunjuk dalam memberikan pertolongan pertama pada pasien DBD atau yang diduga DBD di Instalasi Gawat Darurat serta digunakan sebagai petunjuk dalam memutuskan indikasi rawat. Adapun hal-hal yang harus dilakukan seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Keluhan mengarah DBD (Kriteria WHO 1997)) Hb, Hematokrit, dan Trombosit Normal Hb & Hematokrit Normal Hb & Hematokrit Normal Hb & Hematokrit Meningkat Trombosit Trombosit < Trombosit Normal/Turun Observasi Rawat Jalan Periksa Hb, Hematokrit, dan Trombosit 24 jam berikutnya RAWAT INAP Gambar 1. Protokol I (Penanganan Pasien Tersangka DBD tanpa Syok) 11
12 Protokol II: Pemberian Cairan pada Pasien Tersangka DBD di Ruang Rawat Pasien tersangka DBD tanpa perdarahan spontan dan masif dan tanpa syok di ruang rawat diberikan cairan infus kristaloid dengan jumlah seperti rumus berikut ini {20 x (Berat Badan dalam Kg 20)} atau dapat juga dijabarkan dalam Rumus Holiday-Segar yang dapat pula digunakan pada pasien anak-anak. Adapun perhitungannya seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 3. Tabel Perhitungan Kebutuhan Cairan Maintenance menurut Holiday-Segar Berat Badan (kg) 10 kg Kebutuhan Cairan 100 cc/kgbb/hari kg 50 cc/kgbb/hari > 20 kg 20 cc/kgbb/hari Misal: Pasien anak-anak dengan berat badan 15 kg, maka perhitungannya adalah (10 kg x 100 cc/kg/hari) + (5 kg x 50 cc/kg/hari) = 1000 cc/hari cc/hari = 1250 cc/hari 12
13 Pasien dewasa dengan berat badan 50 kg, maka perhitungannya adalah (10 kg x 100 cc/kg/hari) + (10 kg x 50 cc/kg/hari) + (30 kg x 20 cc/kg/hari) = 1000 cc/hari cc/hari cc/hari = 2100 cc/hari Alur penatalaksanaan pasien tersangka DBD tanpa perdarahan dan syok di ruang rawat dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Suspek DBD Perdarahan spontan & massif (-) Tanda-tanda syok (-) Hb, Hematokrit Normal Trombosit < Infus Kristaloid Periksa Hb, Htc, Trombo /24 jam Hb, Hematokrit 10-20% Trombosit < Infus Kristaloid Periksa Hb, Htc, Trombo /24 jam Hb, Hematokrit >20% Trombosit < Penanganan dengan Protokol III Gambar 2. Protokol II (Pemberian Cairan Tersangka DBD di Ruang Rawat) Protokol III: Penatalaksanaan DBD dengan Peningkatan Hematokrit >20% Meningkatnya hematokrit > 20% menunjukkan adanya defisit cairan tubuh sebanyak kurang lebih 5%. Penatalaksanaannya seperti yang terlihat pada bagan berikut ini. 13
14 Defisit Cairan 5% Terapi awal cairan IV 6-7 cc/kgbb/jam Evaluasi 3-4 jam MEMBAIK Hematokrit Nadi, Tensi Diuresis 2 cc/kgbb/jam TIDAK MEMBAIK Hematokrit, Nadi Tensi <20 mmhg Diuresis Kurangi infus kristaloid 5 cc/kgbb/jam Tanda Vital dan Hematokrit Memburuk Tambah infus kristaloid 10 cc/kgbb/jam MEMBAIK TIDAK MEMBAIK Kurangi infus kristaloid 3 cc/kgbb/jam Tambah infus kristaloid 15 cc/kgbb/jam MEMBAIK MEMBAIK TIDAK MEMBAIK Tanda Syok (+) Terapi cairan dihentikan dalam jam Penanganan dengan Protokol V Gambar 3. Protokol III (Penatalaksanaan DBD dengan Peningkatan Hematokrit >20%) 14
15 Protokol IV: Penatalaksanaan Perdarahan Spontan pada DBD Perdarahan spontan dan masif pada penderita DBD dapat berupa epistaksis, hematemesis, melena, hematokezia, hematuria, perdarahan intraserebral atau perdarahan tersembunyi lainnya. Pada keadaan seperti ini pemberian cairan tetap sama seperti keadaan tanpa syok. Observasi tanda vital, Hb, hematokrit, dan trombosit sebaiknya dilakukan setiap 4-6 jam sekali. Pemberian heparin dilakukan bila secara klinis dan laboratoris ditemukan tanda-tanda DIC (Disseminata Intravascular Coagulation). Tranfusi komponen darah diberikan sesuai indikasi. Tranfusi PRC (Pack Red Cells) dilakukan bila Hb < 10 g/dl, tranfusi TC (Trombocyte Concentrate) dilakukan bila trombosit < /mm 3 disertai perdarahan masif dengan atau tanpa tanda-tanda DIC. Sedangkan FFP diberikan bila terdapat tanda defisiensi faktor pembekuan (PT dan aptt memanjang). KASUS DBD: Perdarahan spontan masif Tanda-tanda syok (-) Pemeriksaan Hb, Hematokrit, Trombosit, Leukosit, Hemostasis, Golongan Darah, Uji Cross-Match DIC (+): Tranfusi komponen darah (k/p) Heparinisasi /hari drip Observasi tanda vital, Hb, Htc, Trombo tiap 4-6 jam, ulang pemeriksaan hemostasis 24 jam kemudian DIC (-): Tranfusi komponen darah (k/p) Observasi tanda vital, Hb, Htc, Trombo tiap 4-6 jam, ulang pemeriksaan hemostasis 24 jam kemudian Gambar 4. Protokol IV (Penatalaksanaan Perdarahan Spontan pada DBD) 15
16 Dalam memberikan transfusi komponen darah hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Ada rumus yang dapat digunakan dalam menentukan kebutuhan transfusi komponen darah. Untuk menentukan kebutuhan transfusi PRC dapat digunakan rumus: (Hb target Hb pasien) x Berat Badan (kg) x 3 Sedangkan kebutuhan trombosit dapat dihitung dengan perkiraan bahwa 50 cc suspensi trombosit dapat menaikkan kadar trombosit darah /mm 3 pada pasien dengan berat badan minimal 50 kg. Ada beberapa institusi yang menyatakan bahwa untuk membantu meningkatkan kadar trombosit dapat juga ditambahkan Dexamethason atau Metilprednisolon (parenteral). Namun pemberian kortikosteroid ini harus lebih hati-hati pada pasien yang memiliki riwayat diabetes mellitus dan hipertensi, karena steroid akan sangat mudah menaikkan kadar glukosa darah dan tekanan darah. Protokol V: Tatalaksana Dengue Shock Syndrome Protokol ini digunakan bila pasien sudah menunjukkan tanda-tanda syok (DBD Derajat III dan IV) yang merupakan kegawatdaruratan pada penyakit ini. Tatalaksana Dengue Shock Syndrome (DSS) dapat dilihat seperti pada bagan berikut ini. 16
17 Kristaloid cc/kgbb/30 menit O liter/menit Periksa Analis Gas Darah (AGD), Hb, Htc, Trombosit, Elektrolit, Ureum, Kreatinin, Golongan Darah MEMBAIK Kristaloid 7 cc/kgbb/jam TIDAK MEMBAIK Kristaloid cc/kgbb/30 menit MEMBAIK Kristaloid 5 cc/kgbb/jam MEMBURUK Kembali Ke Awal Hematokrit Koloid tetes cepat cc/kgbb/10-15 menit Hematokrit Transfusi WB 10 cc/kgbb Dapat diulang sesuai kebutuhan MEMBAIK Kristaloid 3 cc/kgbb/jam MEMBAIK Menuju ke TIDAK MEMBAIK Koloid 30 cc/kgbb/jam Evaluasi jam, jika tetap stabil berikan cairan maintenance MEMBAIK Menuju ke TIDAK MEMBAIK Pasang PVC HIPOVOLEMIK Kristaloid pantau tiap menit NORMOVOLEMIK Koreksi Gangguan Asam Basa, Elektrolit, Hipoglikemia, Anemia, DIC, Infeksi sekunder Kombinasi Koloid- Kristaloid Perbaikan terhadap vasopressor - Inotropik - Vasopressor - After load PERBAIKAN Koreksi Gangguan Asam Basa, Elektrolit, Hipoglikemia, Anemia, DIC, Infeksi sekunder Gambar 5. Protokol V (Tatalaksana Dengue Shock Syndrome) 17
18 BAB III. METODE 3.1 Jenis Metode Kegiatan ini menggunakan metode penyuluhan langsung dengan pendekatan kelompok. Dalam hal ini penyuluhan ditujukan kepada kelompok kader tiwisada se-kecamatan Srengat. 3.2 Sasaran Sasaran pada kegiatan ini adalah para siswa sekolah dasar se-kecamatan Srengat yang ditunjuk oleh sekolah masing-masing sebagai kader tiwisada (dokter kecil). 3.3 Media leaflet. Media yang digunakan dalam kegiatan ini adalah slide (powerpoint) serta 18
19 BAB IV. HASIL 4.1 Profil Komunitas Umum Kecamatan Srengat merupakan bagian dari Kabupaten Blitar. Terletak pada jalur segitiga Blitar, Tulungagung, dan Kediri. Kecamatan Srengat memiliki wilayah yang tidak terlalu luas dengan jumlah penduduk yang cukup banyak. Penduduknya rata-rata bekerja sebagai pedagang, petani, dan peternak ayam. Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kecamatan Srengat berupa 30 SD (27 negeri dan 3 swasta), 6 SMP (3 negeri dan 3 swasta), dan 3 SMA (1 negeri dan 2 swasta). Mayoritas penduduk Srengat beragama Islam ( orang) sisanya menganut agama Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Budha Data Geografis Kecamatan Srengat memiliki luas sekitar 53,98 km 2. Terdiri dari 4 kelurahan, 12 desa, 74 rukun warga (RW), dan 339 rukun tetangga (RT). Berada pada ketinggian ±133 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 19,18 mm/tahun 4. Batas wilayah Kecamatan Srengat meliputi: Utara : Kecamatan Ponggok Selatan : Kabupaten Tulungagung Timur : Kecamatan Sanan Kulon Barat : Kecamatan Udanawu dan Kecamatan Wonodadi 19
20 4.3 Data Demografik Menurut hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk di Kecamatan Srengat kurang lebih jiwa. Kepadatan penduduk mencapai 1150 jiwa/km 2 dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 0,93% Sumber Daya Kesehatan yang Ada Pada tahun 2010, jumlah tenaga kesehatan yang ada di Kecamatan Srengat sebanyak 24 orang dengan rincian 1 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, 7 orang perawat, 14 orang bidan dan 1 orang sanitarian 4. Jumlah ini belum termasuk dokter/dokter gigi praktek swasta, bidan praktek swasta, serta tenaga kesehatan lain yang bekerja di RS swasta. 4.5 Sarana Pelayanan Kesehatan yang Ada Dari hasil survey BPS tahun 2010 diketahui bahwa di Kecamatan Srengat terdapat 1 rumah sakit umum, 1 puskesmas, 3 puskesmas pembantu, 12 buah polindes, dan 75 posyandu Data Kesehatan Masyarakat Berdasarkan data yang masuk ke Puskesmas sejak Januari hingga Oktober 2012, jumlah penderita DBD di Kecamatan Srengat sebanyak 12 orang dengan rincian seperti pada tabel berikut ini. 20
21 Tabel 4. Jumlah Penderita DBD di Kecamatan Srengat JUMLAH PENDERITA DBD TAHUN 2012 BULAN HIDUP MATI TOTAL JANUARI 2-2 FEBRUARI 2-2 MARET APRIL MEI 1-1 JUNI JULI 1-1 AGUSTUS 1-1 SEPTEMBER 2-2 OKTOBER 3-3 NOPEMBER belum ada data belum ada data belum ada data DESEMBER belum ada data belum ada data belum ada data TOTAL KETERANGAN Secara keseluruhan pada tahun 2011, Angka Bebas Jentik (ABJ) di Provinsi Jawa Timur baru mencapai 84%. Di Kecamatan Srengat sendiri ABJ pada tahun 2011 juga baru mencapai 71,11%, seperti halnya yang terjadi di Kelurahan Srengat di mana dari 135 rumah yang dipantau terdapat 39 rumah yang positif terdapat jentik-jentik nyamuk 5. 21
22 BAB V. PEMBAHASAN Dari data yang dipaparkan pada Bab. IV terlihat bahwa hampir setiap bulan pada tahun 2012 terdapat penderita DBD baru, kecuali bulan Maret, April dan Juni. Hal ini disebabkan karena perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini. Menurut survey BPS tahun di Kecamatan Srengat terjadi peningkatan curah hujan pada bulan Januari hingga Juni dan pada bulan Oktober hingga Desember. Pada tahun 2009, peningkatan curah hujan justru terjadi pada bulan Januari hingga Juli dan bulan Oktober hingga Desember. Sedangkan pada tahun 2010, terjadi peningkatan curah hujan setiap bulannya, sehingga bisa dikatakan pada tahun 2010 Kecamatan Srengat diguyur hujan sepanjang tahun 4. Mengenai ABJ, target Provinsi Jawa Timur harus mencapai 95% 5. Untuk itu Puskesmas Srengat sendiri telah memiliki beberapa program untuk mencegah mewabahnya penyakit DBD, antara lain pemantauan jentik nyamuk oleh jumantik (juru pemantau jentik) serta sosialisasi PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan metode 3M Plus kepada masyarakat khususnya pelajar sekolah dasar. Untuk membantu pencapaian target tersebut, penulis telah melakukan penyuluhan mengenai DBD dan PSN 3M Plus kepada perwakilan siswa-siswi sekolah dasar se-kecamatan Srengat yang ditunjuk oleh pihak sekolah sebagai kader tiwisada (dokter kecil) pada tanggal 20 November 2012, pukul Dengan begitu diharapkan para kader tiwisada dapat ikut serta secara aktif membantu petugas puskesmas untuk mensosialisasikan materi tentang DBD dan PSN 3M Plus ini 22
23 kepada guru-guru dan teman-teman lainnya di sekolah serta kepada keluarga dan tetangganya di rumah, sehingga pemahaman masyarakat tentang DBD dan PSN 3M Plus juga meningkat. 23
24 BAB VI. PENUTUP 6.1 Kesimpulan a. Kasus DBD di Kecamatan Srengat hingga Oktober 2012 telah mencapai 12 orang dan ABJ baru mencapai 71,11%. Meskipun belum dikatakan sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa) tetapi sudah mulai ada peningkatan insidensi DBD dan Kecamatan Srengat belum mencapai target ABJ 95%. b. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya ABJ serta tingginya kasus DBD di Kecamatan Srengat antara lain faktor cuaca, kebersihan lingkungan, serta pengetahuan masyarakat mengenai penyakit DBD dan PSN 3M plus. 6.2 Saran a. Sosialisasi mengenai penyakit DBD dan PSN 3M Plus hendaknya dilakukan secara berkala agar masyarakat tetap ingat dan semakin paham mengenai pencegahan DBD. b. Puskesmas hendaknya mempersiapkan sarana dan prasarana serta sumberdaya tenaga kesehatan di lingkungan Kecamatan Srengat agar tetap waspada jika sewaktu-waktu terjadi KLB DBD di wilayah Kecamatan Srengat. 24
25 DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim Difteri Belum Rampung, Giliran DBD Serang Jatim. 62cce749c91bea2ee f528. Diakses pada tanggal 16 Nopember Suhendro, Nainggolan, Chen, Pohan Demam Berdarah Dengue. Disunting oleh Sudoyo, Setyohadi, Alwi, Simadibrata, dan Setiati. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 3. Wiradharma, Danny Diagnosis Cepat Demam Berdarah Dengue. J Kedokter Trisakti 18(1): BPS dan Bappeda Kabupaten Blitar Kabupaten Blitar dalam Angka Blitar: BPS Kabupaten Blitar 5. Seksi P2 Dinkes Provinsi Jatim Program Pengendalian Penyakit Menular di Jawa Timur. Diakses 20 Oktober
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini ditransmisikan melalui cucukan nyamuk dari genus Aedes,
Lebih terperinciPenatalaksanaan Demam Berdarah Dengue pada Dewasa. Dr. Ratih Dewi
Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue pada Dewasa Dr. Ratih Dewi Pendahuluan Infeksi virus dengue Manifestasi klinis -demam, nyeri otot, nyeri sendi -leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan
Lebih terperinciAuthor : Hirawati, S.Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.
Author : Hirawati, S.Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk Definisi Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Lebih terperinciDerajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain
Demam berdarah dengue 1. Klinis Gejala klinis harus ada yaitu : a. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlagsung terus menerus selama 2-7 hari b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Demam Berdarah Dengue A.1. Definisi Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti betina. 6 Demam
Lebih terperinciPenatalaksanaan DBD Pada Dewasa
Penatalaksanaan DBD Pada Dewasa Armon Rahimi Definisi : Demam Dengue : Demam akut 2 7 hari + 2 atau lebih : - Nyeri kepala - Nyeri retroorbital - Mialgia / artralgia - Ruam kulit - Manifestasi perdarahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih terbatas. Hal ini terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pola hidup sehat merupakan suatu tuntutan untuk terciptanya masyarakat sehat. Masyarakat sehat berarti sehat secara fisik, mental maupun sosial. Di Indonesia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai leukopenia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan virus dengue. Penyakit DBD tidak ditularkan secara langsung dari orang ke orang, tetapi ditularkan kepada manusia
Lebih terperinciBAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti atau aedes albopictus (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan FKUI, 2002:Hal
Lebih terperinciUntuk mendiagnosia klinik DBD pedoman yang dipakai adalah yang disusun WHO :
Musim hujan, akan merupakan yangdiharaplkan nyamuk untuk berkembang biak dan siap mencari mangsa, terutama nyamuk Aedes Aegity penyebab DBD. Hati- hati... Dewasa ini penyakit DBD masih merupakan salah
Lebih terperinciMANUSIA/MASYARAKAT MAKHLUK SOSIAL
DBD PENYAKIT INFEKSI VIRUS DENGUE NYAMUK Aedes aegypty DAN A. albopictus MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT 1 Diperkirakan 10 jt kasus pertahun Wabah pertama di Mesir dan Indonesia(1780) Peningkatan jumlah kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam dengue / DD dan Demam Berdarah Dengue / DBD (Dengue Haemorrhagic Fever / DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui
Lebih terperincidr. Agustyas Tjiptaningrum, SpPK
dr. Agustyas Tjiptaningrum, SpPK TUJUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pemeriksaan laboratorium pada infeksi bertujuan: 1. Menegakkan diagnosis penyakit 2. Dasar pengobatan penyakit 3. Pemantauan perjalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae yang mempunyai empat serotipe,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever (DHF) merupakan penyakit akut bersifat endemik yang di sebabkan oleh virus dengue yang masuk ke peredaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis di sebagian kabupaten/kota di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypty dan atau Aedes albopictus. Infeksi virus
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
21 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Demam Berdarah Dengue (DBD) 2.1.1.1 Definisi Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang
Lebih terperinciBAB XVII DENGUE XVII.1 Patogenesis1,2
BAB XVII DENGUE Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili
Lebih terperinciPENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007
PENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007 SKRIPSI Oleh Siska Yuni Fitria NIM 042010101027 FAKULTAS
Lebih terperinciDemam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit DBD banyak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori A.1. Definisi Demam Berdarah Dengue Demam Dengue adalah penyakit febris virus akut yang seringkali disertai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori A.1. Definisi Demam Berdarah Dengue Demam Dengue adalah penyakit febris virus akut yang seringkali disertai dengan gejala sakit kepala, nyeri tulang atau sendi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (DHF) merupakan penyakit infeksi tropik yang disebabkan oleh virus dengue dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhage Fever (DHF) merupakan penyakit infeksi tropik yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekitar 90 % dan biasanya menyerang anak di bawah 15 tahun. 2. Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang ditransmisikan oleh nyamuk Ae. Aegypti. 1 Menyebabkan banyak kematian pada anakanak sekitar 90 % dan biasanya
Lebih terperinciPenularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif
Definisi DBD Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia.
Lebih terperinciPERBEDAAN MANIFESTASI KLINIS DAN LABORATORIS ANTARA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN IgM+IgG+ DAN PASIEN DBD DENGAN IgM-IgG+ SKRIPSI
PERBEDAAN MANIFESTASI KLINIS DAN LABORATORIS ANTARA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN IgM+IgG+ DAN PASIEN DBD DENGAN IgM-IgG+ SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciDivisi Infeksi Tropis Bagian IKA FK USU Medan
DENGUE HEMORRHAGIC FEVER ( D H F ( Divisi Infeksi Tropis Bagian IKA FK USU Medan DHF adalah suatu demam akut yang disebabkan oleh 4 serotipe dari virus Dengue PENYEBAB : Group : B. Arbovirus Sub group
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat sejak diketemukannya kasus tersebut di Surabaya pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai menimbulkan masalah kesehatan masyarakat sejak diketemukannya kasus tersebut di Surabaya pada tahun 1968. Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musim penghujan yang terjadi di negara-negara tropis menyebabkan perkembangan beberapa organisme penyebab penyakit, seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit. Udara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi Dengue telah menjadi masalah kesehatan masyarakat tidak hanya di Indonesia namun juga di dunia internasional. Infeksi Dengue terutama Dengue Haemorrhagic
Lebih terperinciPENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015
PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR 2015 Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015 1 BAB VI PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. virus DEN 1, 2, 3, dan 4 dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedesal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Infeksi dengue masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Infeksi dengue disebabkan oleh virus DEN 1,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan family Flaviviridae. DBD
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan curah hujan tinggi memiliki risiko untuk penyakit-penyakit tertentu, salah satunya adalah penyakit demam berdarah dengue. Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi virus dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara tropis maupun subtropis. Penyakit ini dapat menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Penyakit
Lebih terperinciHasil Uji Statistik Trombosit Range dengan. Perdarahan Kulit dan Perdarahan Mukosa 64
14 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Frekuensi Karakteristik Trombosit, Perdarahan Kulit, Petechiae, Perdarahan Mukosa, Epistaxis, Perdarahan Gusi, Melena 60 Hasil Uji Statistik Trombosit
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. yang telah memenuhi jumlah minimal sampel sebanyak Derajat klinis dibagi menjadi 4 kategori.
digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian di RSUD Dr. Moewardi telah didapatkan data-data penelitian yang disajikan dalam tabel pada Bab IV. Pada penelitian ini didapatkan sampel
Lebih terperinciTINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007
TINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007 SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti yang banyak ditemukan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia yang jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN
13 BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Teori Virus Dengue Lingkungan Vektor (Nyamuk) Host (Manusia) Faktor Demografis Jenis Kelamin Umur Demam Berdarah Dengue (DBD) Pekerjaan
Lebih terperinciB A B PENDAHULUAN. terutama di daerah tropik dan subtropik. Insiden infeksi VD yang meliputi
B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Infeksi Virus Dengeu (VD) hingga kini masih menjadi masalah kesehatan terutama di daerah tropik dan subtropik. Insiden infeksi VD yang meliputi Demam Dengue
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus, mempunyai manifestasi pendarahan, yang banyak menyerang anak-anak dan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes. kepadatan penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes aegypti yang mengakibatkan banyaknya jumlah penderita demam berdarah dengue setiap tahunnya.
Lebih terperinciBERHARAP, JATIM (INDONESIA) BEBAS DEMAM BERDARAH Oleh : Zaenal Mutakin
BERHARAP, JATIM (INDONESIA) BEBAS DEMAM BERDARAH Oleh : Zaenal Mutakin Datangnya hujan setelah lama kemarau, tentu menjadi anugerah tersendiri bagi berbagai lapisan masyarakat. Udara yang sebelumnya panas
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TELAAH PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TELAAH PUSTAKA 2.1.1. Definisi DBD DBD merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui nyamuk, dimana sumber penularan utamanya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama hampir dua abad penyakit Demam Berdarah (DB) disejajarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama hampir dua abad penyakit Demam Berdarah (DB) disejajarkan dengan pilek atau diare yaitu sebagai penyesuaian diri seseorang terhadap iklim tropis. Namun sejak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang menimbulkan dampak sosial dan ekonomi. Jumlah kasus yang dilaporkan cenderung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue/dbd merupakan salah satu penyakit infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue atau yang lebih dikenal dengan singkatan DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan merupakan vector borne disease
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Ditjen PPM & PL (2001) dalam Fathi. et al. (2005), penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit akibat infeksi virus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma pembangunan kesehatan yang harus lebih mengutamakan upaya promotif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu dengue shock syndrome (DSS). Kewaspadaan dini terhadap. tanda-tanda syok pada penderita demam berdarah dengue (DBD)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi virus dengue dapat menimbulkan manifestasi yang serius yaitu dengue shock syndrome (DSS). Kewaspadaan dini terhadap tanda-tanda syok pada penderita
Lebih terperinciFajarina Lathu INTISARI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.
BAB I PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk keperedaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus aedes
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Demam Berdarah Dengue Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia karena prevalensinya yang cenderung meningkat serta penyebarannya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) tanda-tanda kegagalan sirkulasi (WHO, 1997).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam dengue adalah penyakit febris-virus akut, seringkali ditandai dengan sakit kepala, nyeri tulang atau sendi dan otot, ruam dan leukopenia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis, terutama Asia Tenggara, Amerika Tengah, Amerika
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. anak-anak.penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang cenderung semakin luas penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya arus transportasi dan kepadatan penduduk adalah penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Demam berdarah dengue (DBD) pertama kali dikenali di Filipina pada tahun 1953. Pada tahun 1958 meletus epidemik penyakit serupa dibangkok. Setelah tahun 1958 penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) memperkirakan penduduk yang terkena DBD telah meningkat selama 50 tahun terakhir. Insiden DBD terjadi baik di daerah tropik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemorrhagic fever
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemorrhagic fever (DHF), demam dengue (DD) dan dengue shock syndrome (DSS) (Widoyono, 2008 : 59). DBD
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Demam Berdarah Dengue 3.1.1. Definisi Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus Dengue dan terutama menyerang anak-anak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama jumlah penderita DBD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah tropis dan sub tropis, dan menjangkit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) termasuk salah satu penyakit yang tersebar di kawasan Asia Tenggara dan sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit infeksi Dengue seperti DBD (Demam Berdarah Dengue) kini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit infeksi Dengue seperti DBD (Demam Berdarah Dengue) kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dibanyak negara tropis Asia Tenggara dan wilayah Pasifik
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue, terutama menyerang anak-anak yang bertendensi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi DBD Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus dengue, terutama menyerang anak-anak yang bertendensi menimbulkan syok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue. Vektor utama dalam penyebaran infeksi virus dengue
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi yang dapat berakibat fatal dan dapat mengakibatkan kematian pada penderita dalam waktu yang relatif singkat.penyakit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE
BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE 2.1 Sejarah Demam Berdarah Dengue Penyakit demam berdarah dengue pertama kali di temukan di Filiphina pada tahun 1953 dan menyebar ke berbagai negara. Di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti dan Aedes albopictus) dan dapat
Lebih terperinciSKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG
SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) sampai saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, yang jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Epidemiologi perubahan vektor penyakit merupakan ancaman bagi kesehatan manusia, salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD). Dengue hemorraghic fever (DHF) atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue I, II, III, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedes albopticus.
Lebih terperinciINFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE
INFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE I. Kondisi Umum Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis di sebagian kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Denge (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai pembawa virus. Penyakit ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama hampir dua abad, penyakit Demam Berdarah Dengue dianggap sebagai penyakit penyesuaian diri seseorang terhadap iklim tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyebab timbulnya penyakit DHF. oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus (Arthropodborne
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) 1. Penyebab timbulnya penyakit DHF Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong
Lebih terperinciInfeksi Dengue terdapat diseluruh daerah tropis dan subtropis Etiologi : Virus Dengue (DENV) Genus Flavivirus
Yosia Ginting Infeksi Dengue terdapat diseluruh daerah tropis dan subtropis Etiologi : Virus Dengue (DENV) Genus Flavivirus Family Flaviviridae Ada 4 serotipe : DENV1 4 DENV-1 tdd 3 subtipe DENV-2 tdd
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang menempati posisi penting dalam deretan penyakit infeksi yang masih
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Salah satu penyakitnya yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih menjadi
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN LUAR BIASA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN PENFUI PERIODE PEBRUARI 2012
LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN LUAR BIASA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN PENFUI PERIODE PEBRUARI 2012 I. Pendahuluan A. Latar Belakang Penyakit DBD termasuk salah satu emerging
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbahaya ini cenderung menurun bersamaan dengan terus membaiknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia dari waktu ke waktu terus bertambah, namun demikian jumlah korban jiwa akibat serangan penyakit berbahaya ini cenderung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty dan Aedes albopictus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengue, keduanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit. chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Chikungunya adalah penyakit yang mirip dengan Demam Berdarah Dengue, keduanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), program pencegahan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), program pencegahan dan pemberantasan DBD telah berlangsung lebih kurang 43 tahun dan berhasil menurunkan angka kematian dari
Lebih terperinciEVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RS. ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN
EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RS. ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh: SETIYANINGRUM K 100 060 097 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. banyak negara tropis dan subtropis. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan utama di banyak negara tropis dan subtropis. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus,
Lebih terperinciPeran Faktor Lingkungan Terhadap Penyakit dan Penularan Demam Berdarah Dengue
Peran Faktor Lingkungan Terhadap Penyakit dan Penularan Demam Berdarah Dengue Hendra Kurniawan Abstrak. Indonesia sehat tahun 2010 difokuskan pada preventif yaitu pencegahan penyakit. Demam berdarah dengue
Lebih terperinci