BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk melakukan nasionalisasi terhadap Perusahaan-Perusahaan milik Belanda

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk melakukan nasionalisasi terhadap Perusahaan-Perusahaan milik Belanda"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Sejarah Perusahaan Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari kebijakan pemerintah untuk melakukan nasionalisasi terhadap Perusahaan-Perusahaan milik Belanda dengan diundangkannya Undang-Undang No.86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan Belanda. Penjabaran dari Undang-Undang tersebut dalam bidang asuransi kerugian, pemerintah melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan asuransi kerugian Belanda berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.6 tahun 1960 tentang Penentuan Perusahaan Asuransi Kerugian Belanda yang dikenakan Nasionalisasi. berikut: Adapun perusahaan-perusahaan yang dinasionalisasi dimaksud sebagai Perusahaan Firma Bekouw & Mijnssen di Jakarta. Perusahaan Firma Blom & Van Der Aa di Jakarta Perusahaan Firma Sluyters di Jakarta. Peraturan Pemerintah tersebut ditetapkan tanggal 16 Januari 1960, namun berlaku surut sampai tanggal 3 Desember

2 55 Selanjutnya, beberapa perusahaan yang telah dinasionalisasi tersebut ditetapkan dengan status badan hukum Perusahaan Negara Asuransi Kerugian (PNAK) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 19 Prp Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara yang seluruh modalnya merupakan kekayaan Negara Republik Indonesia. Sebagai perusahaan negara, berdasarkan Pengumuman Keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RI No.12631/B.U.M. II. tanggal 9 Februari 1960, kemudian nama perusahaan-perusahaan tersebut diubah sebagai berikut : Gambar 4.1 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Eka Karya, keempat PNAK tersebut yang semula berdasarkan Pengumuman Menteri Keuangan (Badan Penguasa Perusahaan-perusahaan Asuransi Kerugian Belanda) No.12631/B.U.M. II. tanggal 9 Februari 1960 yang nama perusahaannya disebut dengan Ika menjadi Eka.

3 56 Berdasarkan Peraturan Pemerintah itu pula, keempat PNAK tersebut yaitu Eka Bhakti, Eka Dharma, Eka Mulya dan Eka Sakti pada tanggal 1 Januari 1961 dilebur untuk menjadi satu perusahaan dengan nama PNAK Eka Karya. Dengan peleburan tersebut, maka segala hak dan kewajiban, kekayaan, pegawai dan usaha keempat perusahaan tersebut beralih kepada PNAK Eka Karya. Namun dalam Pengumuman Menteri Keuangan (Badan Penguasa Perusahaan-perusahaan Asuransi Kerugian Belanda) No.: 29495%/B.U.M.II tanggal 31 Desember 1960, penyebutan nama perusahaan-perusahaan tersebut kembali menggunakan Ika termasuk perusahaan yang baru didirikan tersebut yaitu Ika Karya. Adanya perbedaan tersebut disebabkan karena Pengumuman Menteri Keuangan tersebut diterbitkan mendahului diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Eka Karya yaitu pada tanggal 24 Maret PNAK Eka Karya yang berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta dan dapat mempunyai kantor cabang, kantor perwakilan, agen atau koresponden di dalam dan/atau di luar negeri, bergerak dalam bidang usaha perasuransian yaitu: Mengadakan dan menutup segala macam asuransi termasuk reasuransi, kecuali pertanggungan jiwa. Memberi perantaraan dalam penutupan segala macam asuransi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Djasa Rahardja, mulai 1 Januari 1965 PNAK Eka Karya dilebur menjadi perusahaan baru dengan nama Perusahaan

4 57 Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja dan seluruh kekayaan, pegawai dan segala hutang piutang PNAK Eka Karya dialihkan kepada PNAK Jasa Raharja. Sebagaimana PNAK Eka Karya, PNAK Jasa Raharja pun berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta dan dapat mempunyai kantor cabang, kantor perwakilan, sedangkan untuk agen atau koresponden hanya diperkenankan di dalam negeri. Berbeda dengan PNAK Eka Karya yang memberikan pertanggungan yang bersifat umum untuk segala jenis asuransi, maka PNAK Jasa Raharja didirikan dengan kekhususan memberikan pertanggungan dalam bidang asuransi tanggung jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang termasuk reasuransi dan perantaraan dalam bidang asuransi tanggung jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang. Beberapa bulan sejak pendirian PNAK Jasa Raharja, tepatnya tanggal 30 Maret 1965 Pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan No. B.A.P.N yang menunjuk PNAK Jasa Raharja untuk melaksanakan penyelenggaraan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sesuai Undang-Undang Nomor 33 dan Undang-Undang Nomor 34 tahun Pada tahun 1970, PNAK Jasa Raharja diubah statusnya menjadi Perusahaan Umum (Perum) Jasa Raharja. Perubahan status ini dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep.750/KMK/IV/II/1970 tanggal 18 November 1970, yang merupakan tindak

5 58 lanjut dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 9 tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969 Tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara Menjadi Undang-Undang. Pasal 2 ayat 2 dari UU tersebut menyatakan bahwa PERUM adalah Perusahaan Negara yang didirikan dan diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan yang termaktub dalam Undang- Undang No. 19 Prp tahun Pada tahun 1978 yaitu berdasarkan PP No.34 tahun 1978 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Umum Asuransi Kerugian Jasa Raharja, selain mengelola pelaksanaan UU. No.33 dan UU. No. 34 tahun 1964, Jasa Raharja mendapat mandat tambahan untuk menerbitkan surat jaminan dalam bentuk Surety Bond. Penunjukan tersebut menjadikan Jasa Raharja sebagai pionir penyelenggara surety bond di Indonesia, di saat perusahaan asuransi lain umumnya masih bersifat fronting office dari perusahaan surety di luar negeri sehingga terjadi aliran devisa ke luar negeri untuk kepentingan tersebut. Kemudian sebagai upaya pengemban rasa tanggung jawab sosial kepada masyarakat khususnya bagi mereka yang belum memperoleh perlindungan dalam lingkup UU No.33 dan UU No.34 tahun 1964, maka dikembangkan pula usaha Asuransi Aneka. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, mengingat usaha yang ditangani oleh Perum Jasa Raharja semakin berkembang sehingga diperlukan pengelolaan usaha yang lebih terukur dan efisien, maka pada tahun 1980

6 59 berdasarkan PP No.39 tahun 1980 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Asuransi Kerugian Jasa Raharja menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) tanggal 6 November 1980, status Jasa Raharja diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja. Anggaran Dasar Jasa Raharja yang semula diatur dalam Peraturan Pemerintah pendiriannya, maka sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan (PERSERO) pengaturannya harus dipisahkan. Anggaran Dasar Jasa Raharja tersebut selanjutnya dituangkan dalam Akte Notaris Imas Fatimah, SH No.49 tahun 1981 tanggal 28 Februari Dengan adanya perubahan nomenklatur kementerian, pada tahun ini pula, Pemerintah melalui Menteri Keuangan memperbaharui penunjukan Jasa Raharja dengan menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan No: 337/KMK.011/1981 tanggal 2 Juni 1981 tentang Penunjukan Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja untuk Menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Pada tahun 1994, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagai penjabaran UU No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Peraturan Pemerintah tersebut mengatur antara lain ketentuan yang melarang Perusahaan Asuransi yang telah menyelenggarakan program asuransi sosial untuk menjalankan asuransi lain selain program asuransi sosial.

7 60 Sejalan dengan ketentuan tersebut, maka terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994 hingga saat ini Jasa Raharja melepaskan usaha asuransi non wajib dan surety bond untuk lebih fokus dalam menjalankan program asuransi sosial yaitu menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang sebagaimana diatur dalam UU. No.33 tahun 1964 dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sebagaimana diatur dalam UU. No.34 tahun Visi dan Misi Perusahaan Gambar 4.2 Logo PT. Jasa Raharja (Persero) Sumber : diakses pada 30 Maret 2017 pukul Visi Perusahaan Menjadi perusahaan terkemuka di bidang Asuransi dengan mengutamakan penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Misi Perusahaan Bakti kepada Masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan dasar dan pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat.

8 61 Bakti kepada Negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, serta Badan Usaha Milik Negara. Bakti kepada Perusahaan, dengan mewujudkan keseimbangan kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan Perusahaan. Bakti kepada Lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber daya bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan Struktur Organisasi Gambar 4.3 Struktur Organisasi PT. Jasa Raharja

9 Hasil Penelitian Implementasi merupakan salah satu aspek dan tahapan yang penting dalam siklus kebijakan yang telah ditetapkan sehingga dapat dicapai tujuan yang dikehendaki. Salah satu BUMN yang mengimplementasikan PKBL yaitu PT. Jasa Raharja. Konsep program PKBL yang dilaksanakan BUMN merupakan praktik tanggung jawab sosial. PKBL dalam implementasi tidak hanya memberikan pembinaan/pendampingan kepada pegawai korban PHK sebagai mitra binaan. Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran proses kegiatan PKBL PT. Jasa Raharja dalam mitra binaan pegawai PHK, maka peneliti melakukan proses pengumpulan data yaitu diantaranya dengan melakukan wawancara mendalam dengan beberapa narasumber, observasi-partisipan dan mengumpulkan beberapa data pendukung dari perusahaan tersebut. Alasan peneliti memilih Informan petama, yaitu Bapak Hery Mujiono yang merupakan kepala urusan PKBL yang menjabat dari tahun 1992 hingga sekarang. Pria berdarah Jawa ini lahir pada tanggal 02 November Bapak Hery Mujiono merupakan lulusan S1 Manajemen di UII Yogyakarta pada tahun Hery memulai karirnya dengan bekerja di PT. Benur Udang Windu Kencana di Pekalongan. Selama menjabat sebagai kepala urusan PKBL PT. Jasa Raharja, Bapak Hery sering terlibat dalam beberapa kegiatan penting seperti PT. Jasa Raharja Gelar Diklat Kewirausahaan, Jasa Raharja Gelar Diklat Public Speaking di Kantor, Jasa Raharja Bali memberikan bantuan keselamatan dan

10 63 sebagainya. Pria ini merupakan seorang profesional yang ramah dan merangkul semua bawahannya. Selain itu, Bapak Hery sangat bersedia membantu peneliti dalam hal mendapatkan beberapa data di sela-sela waktunya yang sering berada diluar kota, namun Hery menyempatkan untuk mau berkomunikasi dengan peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini. Keberhasilan setiap program PKBL merupakan salah satu tanggung jawab yang selalu Bapak Hery jalani dengan baik. Informan kedua dalam penelitian ini yaitu Bapak Sugeng Prastowo Dwiputranto yang lahir di Jakarta, 11 Januari 1974 silam. Sugeng memiliki kedudukan di PT. Jasa Raharja sebagai Kasi. Dokumentasi dan Perpustakaan. Beliau merupakan lulusan Sarjana Ekonomi di salah satu Universitas. Pada tahun Sugeng pernah ditempatkan sebagai Pelaksana Administrasi Cabang Jawa Tengah, kemudian pada tahun juga pernah menjabat sebagai Penanggung Jawab Bidang Teknik Cabang Sumatera Barat, lalu pada tahun 2014 sekarang menjabat sebagai Kasi Dokumentasi dan Perpustakaan Sekretariat Perusahaan. semua jabatan tersebut Sugeng peroleh di perusahaan yang sama, yaitu PT. Jasa Raharja. Informan ketiga yaitu Pak Khoirul Anam, atau lebih sering disapa Pak Anam. Bapak Anam merupakan Manager Marketing Communication di YDSF. Anam lahir di Bojonegoro, pada tanggal 29 September Saat ini, Anam menyandang gelar S1 Fakultas Ilmu Komunikasi. Sebelum menjadi Manager, Bapak Anam sempat menjadi wartawan koran Suara Indonesia, Wartawan tabloid pendidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur dan juga penulis freelance. Pak Anam memiliki sifat yang sangat ramah, dan juga mampu menjelaskan beberapa data yang peneliti butuhkan dengan sangat

11 64 baik. Sangat membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini. Informan keempat dalam penelitian ini yaitu Ibu Dapuk Hikayati selaku salah satu peserta workshop kemandirian PKBL PT. Jasa Raharja. Wanita yang memiliki tanggal lahir 16 Desember 1965 ini merupakan salah satu korban PHK dari perusahaan PT. Kertas Leees (Persero) sebagai Sistim Adm. Kes, Hyperkes & Ass pada 15 Januari 2014 lalu. Ibu Dapuk bertempat tinggal di Perum Leees Permai 610 Leees, Lumajang. Ibu Dapuk sudah bekerja di perusahaan sebelumnya selama 24 tahun 2 bulan sebelum akhirnya mengalami PHK dan memutuskan untuk mengikuti workshop kemandirian PKBL PT. Jasa Raharja PKBL PT. Jasa Raharja PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) PT. Jasa Raharja merupahan salah satu divisi untuk merealisasikan program-program wajib yang ditentukan oleh Pemerintah. Dalam hasil penelitian ini, disesuaikan dengan focus penelitian yaitu implementasi program PKBL yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja. Public Relations PT. Jasa Raharja dibawah bagian dari Sekretariat Perusahaan, sehingga tidak berdiri sendiri. Dalam tempat penelitian ini pun kegiatan PKBL/CSR di laksanakan oleh bagian PKBL itu sendiri, tidak dibawah naungan Public Relations. PKBL yang dilaksanakan oleh PT. Jasa Raharja merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap perusahaan BUMN, sesuai dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia atas Perubahan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomer PER 09/MBU/07/2015

12 65 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Pada halaman 7 dituliskan bahwa dana program disalurkan dalam bentuk : 1. Bantuan korban bencana alam 2. Bantuan pendidikan, dapat berupa pelatihan, prasarana dan sarana pendidikan 3. Bantuan peningkatan kesehatan 4. Bantuan pengembangan prasarana dan.atau sarana umum 5. Bantuan sarana ibadah 6. Bantuan pelestarian alam 7. Bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan. Sumber : Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor PER-03/MBU/12/2016 Dalam program PKBL yang dilakukan kali ini, PT. Jasa Raharja berfokus terhadap point terakhir yaitu bantuan sosial dalam rangka pengentasan kemiskinan. Kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai upaya untuk memfasilitasi para korban PHK, agar lebih terpacu dalam menapaki hidup dengan bekal keahlian baru dalam berwirausaha. Karena sudah seharusnya permasalahan PHK menjadi perhatian bersama. Sesuai dengan wawancara dengan Pak Hery Mujiono yang juga merupakan kepala urusan PKBL PT. Jasa Raharja : Dalam buku panduan dasar-dasar pelaksanaan PKBL, ada point mengenai pengentasan kemiskinan yang menjadi dasar dari terselenggaranya program PKBL kali ini dengan melibatkan korban PHK Hasil wawancara dengan Hery Mujiono di Kantor PT. Jasa Raharja, Rasuna Said Jakarta 10 April 2017.

13 66 Program PKBL diselenggarakan sesuai periode yang sudah ditentukan oleh pihak Pemerintahan. Kali ini, PT. Jasa Raharja memiliki kesempatan untuk melaksanakan program PKBL dengan mengusung tema pelatihan program PHK yang merupakan program dalam periode di Bulan November 2016 Mei 2017 dengan nama Workshop Kemandirian dengan tema Sukses Berawal sari Sekarang. Pelatihan kemandirian korban PHK ini diikuti sebanyak 40 orang yang berasal dari wilayah Surabaya dan sekitarnya. Mereka terdiri dari korban PHK. Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) adalah salah satu lembaga sosial berstatus Lembaga Amil Zakat Nasional. YDSF merupakan pihak ketiga yang terlibat dalam program PKBL yang dilaksanakan oleh PT. Jasa Raharja Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) telah dikukuhkan menjadi Lembaga Amil Zakat Nasional oleh Menteri Agama Republik Indonesia dengan SK No. 523 tanggal 10 Desember 2001 menjadi entitas yang menaruh perhatian mendalam pada kemanusiaan yang universal. Melalui Divisi Penyaluran YDSF semakin meneguhkan pendayagunaan dana secara syar i, efektif dan produktif. Didirikan pada 1 Maret 1987, YDSF telah dirasakan manfaatnya di lebih dari 25 provinsi di Indonesia. Paradigm prestasi YDSF sebagai lembaga pendayagunaan dana yang amanah dan professional, menjadikannya sebagai lembaga pengelola zakat, infaq dan sedekah (ZIS) terpercaya di Indonesia. Sejak tahun 1987 hingga sekarang, YDSF memiliki lebih dari donatur dengan berbagai potensi, kompetensi, fasilitas dan otoritas dari kalangan

14 67 birokrasi, profesionalm swasta dan masyarakat umum telah merajut bersama YDSF membentuk komunitas peduli dhuafa. Salah satu tujuan para donatur tergabung dalam YDSF adalah untuk ikut serta dalam membantu merealisasikan visi yang dimiliki oleh YDSF, yang juga merupakan tugas dari masyarakat yang beragama Islam. Tidak hanya untuk ikut serta dalam setiap kegiatan, tetapi juga YDSF menerapkan sistem menjalin silaturahmi dengan cara membantu para donatur pula yang mengalami musibah, seperti terkena bencana alam atau lainnya. Dalam hal ini, YDSF mengutamakan donatur-donatur yang tersebar di berbagai kota di Provinsi Jawa Timur. Kali ini, YDSF membantu PT. Jasa Raharja untuk membuat program pelatihan terhadap korban-korban PHK yang merupakan beberapa donatur maupun masyarakat biasa. Selain membantu PT. Jasa Raharja dalam merealisasikan program PKBL, YDSF juga memiliki beberapa bidang garapan, sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas sekolah-sekolah Islam dengan cara memberi santunan dan beasiswa terhadap sekolah-sekolah yang berada di sekitar YDSF Surabaya. 2. Menyantuni dan memberdayakan anak yatim, miskin dan terlantar dengan memberikan santunan terhadap panti-panti asuhan yang sudah tercatat di YDSF Surabaya. 3. Memberdayakan operasional dan fisik masjid, serta memakmurkannya dengan cara setiap tahunnya YDSF melakukan pengecekan rutin terhadap masjid-masjid yang diberdayakannya.

15 68 4. Membantu usaha-usaha dakwah dengan memperkuat peranan para da i, khususnya yang berada di daerah pedesaan/terspencil. 5. Memberikan bantuan kemanusiaan tinggi bagi anggota masyarakat yang mengalami musibah dengan cara memberikan santunan-santunan berupa bahan-bahan pokok yang dibutuhkan oleh masyarakat tersebut. PT. Jasa Raharja sudah melakukan kerja sama sejak tahun 2016 tepatnya pada bulan Juli, beberapa bulan sebelum pelaksanaan program PKBL tersebut. Dalam program PKBL kali ini, PT. Jasa Raharja tidak dapat berjalan sendiri, oleh sebab itu PT. Jasa Raharja bekerja sama dengan YDSF dalam pelaksanaan program tersebut. Pasalnya, kedua belah pihak yang terkait ini memiliki satu tujuan yang sama yaitu untuk mengentaskan kemiskinan dan peduli kemanusiaan. Seperti yang dijelaskan oleh Pak Anam, salah satu perwakilan dari pihak YDSF dalam wawancara langsung sebagai berikut : Jadi kita salurkan melalui 5 bidang garap. Nah, salah satu kegiatan yang kita angkat adalah pemberdayaan korban PHK, korban PHK ini termasuk di ranah kemanusiaan. 46 Salah satu mengapa PT. Jasa Raharja mengajak YDSF untuk bekerja sama dalam program ini dikarenakan pihak YDSF sudah memiliki data yang pasti siapa saja korban PHK yang tercatat dan tersebar di Provinsi Surabaya. Bagi PT. Jasa Raharja, program ini merupakan program pertama yang dilakukan, sedangkan bagi YSDF program pendampingan pelatihan pegawai PHK itu sudah lama. Setiap bulannya, donatur ada yang mengalami PHK sehingga sudah tugas dari YDSF untuk mendampingi donatur tersebut pada saat jaya atau sedang terpuruk 46 Hasil wawancara dengan Anam di Kompas TV, Palmerah Barat Jakarta 12 Mei 2017.

16 69 seperti terkena PHK tersebut. Tujuannya adalah agar silaturahmi tetap terjaga dengan baik antara yayasan dan donatur, bagaimana pun keadaan donatur dari yayasan tersebut Program PHK Saat ini, banyak perusahaan terpaksa melakukan perampingan usaha dalam menghadapi tekanan krisis ekonomi global. Salah satu bentuk perampingan yang paling popular adalah PHK karyawan. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan perusahaan. hal ini dapat terjadi karena pengunduran diri, pemberhentian oleh perusahaan atau habis kontrak. YDSF sendiri memiliki catatan grafik dalam perusahaannya, yaitu selama dua tahun terakhir ini tercatat banyak yang mengalami PHK. Kali ini, kegiatan PHK dilakukan oleh beberapa perusahaan besar di Provinsi Jawa Timur, salah satunya PT. Philips yang melakukan PHK ke ribuan orang. Lemahnya nilai tukar Rupiah hingga angka 14 ribu per dollar Amerika Serikat merupakan alasan utama mengapa PT. Philips melakukan PHK massal. Sekitar tenaga kerja menjadi korban PHK dari PT. Philips. 47 Alasan perusahaan PT. Philips melakukan PHK diatas, dialami oleh beberapa macam karyawan dan dampak yang dirasakan secara langsung, seperti : 47 Hasil wawancara dengan Anam di Kompas TV, Palmerah Barat Jakarta 12 Mei 2017.

17 70 1. Karyawan yang terkena PHK awalnya mempunyai penghasilan yang tetap, yang sudah disepakati sebelumnya, sebelum karyawan diterima oleh perusahaan. Setelah mengalami PHK, masyarakat tersebut tidak memiliki pemasukan alias menganggur. 2. Sasaran karyawan yang mengalami PHK di usia tahun, dimana pada usia tersebut manusia sedang berada di masa produktif atau menghasilkan sesuatu. 3. Pada usia tersebut pula, korban PHK rata-rata sudah memiliki suami/istri bahkan anak. Sehingga, peristiwa PHK ini sangat sulit diterima dengan baik oleh korban karena korban masih mempunyai tanggung jawab terhadap keberlangsungan hidup keluarganya. Dari beberapa fakta diatas mengenai korban PHK, dapat disimpulkan bahwa kegiatan PHK yang dilakukan oleh PT. Philips terhadap ribuan karyawannya merupakan sebuah musibah bagi korbannya. Bukan hanya mengancap pemasukan korban tetapi juga merusak pemikiran korban yang akhirnya menyebabkan keterpurukan. Faktanya, PHK sampai saat ini masih terjadi dan tidak memandang perusahaan ternama manapun, sehingga bisa kapan saja dialami oleh pihak pihak yang tidak bersalah Pra-program (Perencanaan) PKBL PT. Jasa Raharja (Persero) Sebelum melaksanakan kegiatan program PKBL, tahap pertama yang harus dilakukan yaitu Pra-Program yang nantinya akan diterapkan oleh tim panitia yang terdiri dari pihak PT. Jasa Raharja cabang Jawa Timur dan YDSF Surabaya.

18 71 Pelaksanaan Pra-Program meliputi kegiatan pengidentifikasian kebutuhan atas program tersebut. Pra-program merupakan tahap awal menentukan perencanaan strategis dari sebuah program yang akan dijalankan agar program tersebut sesuai dengan tujuan dan harapan yang ditetapkan. Dalam kaitannya dengan judul penelitian, pra-program yang dilakukan tim panitia PKBL cabang Jawa Timur dengan YDSF Surabaya, dibutuhkan adanya tujuan yang ingin dicapai, siapa saja target sasaran dari program PKBL ini, siapa saja yang akan hadir dan budget yang akan dikeluarkan untuk program tersebut. Dalam hal perencanaan, PT. Jasa Raharja akan melaksanakan program PKBL pegawai PHK ini sebanyak dua kali dalam jangka waktu satu tahun. Setiap periode, akan berlangsung selama 6 bulan termasuk kegiatan evaluasi Tempat Pelaksanaan Program PKBL PT. Jasa Raharja Tempat pelaksanaan disepakati oleh beberapa pihak seperti PT. Jasa Raharja cabang Jawa Timur dan YDSF Surabaya. PT. Jasa Raharja melihat adanya wadah dari pegawai yang terkena PHK di Provinsi Jawa Timur, sehingga dari situlah mengapa tempat pelaksanaan program PKBL kali ini berada di Surabaya. Sesuai dengan wawancara dengan Pak Hery Mujiono yang juga merupakan kepala urusan PKBL PT. Jasa Raharja : Di Surabaya karena lebih semangat, Provinsi lain tidak semangat. Belum ketemu saya, makanya setelah ini berhasil, saya pengen coba paling engga ke pemerintah setempat tolong belajar ke Jawa Timur, dari pemprov setempat yang punya ide

19 72 biar berangkat ke Jawa Timur, Timur 48 belajar, biar seperti Jawa Menurut pernyataan Pak Hery, di Kota Surabaya lebih semangat dalam hal untuk bangkit dari keterpurukan, serta ada data yang diolah oleh pihak YDSF, bagaimana kenaikan presentase masyarakat terkena PHK dan berapa banyak yang tercatat dalam YDSF itu sendiri. Kantor pusat dari YDSF itu sendiri bertempat di Provinsi Jawa Timur tepatnya di kota Surabaya, maka dari itu pemilihan tempat untuk pelaksanaan program ini ditetapkan di kota Surabaya. Dan pemilihan tersebut atas kesepakatan antara PT. Jasa Raharja dan YDSF Anggaran Program PKBL PT. Jasa Raharja Setelah menentukan tempat pelaksanaan yang sudah disepakati beberapa pihak, PT. Jasa Raharja kemudian membuat rencana anggaran biaya. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Hery Mujiono sebagai berikut : Setelah kita mendapatkan tempat yang sesuai untuk program ini, barulah kita membuat rencana anggaran biaya yang kemudian diajukan ke bagian direksi untuk mendapatkan persetujuan. 49 Dalam sebuah perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) mendapatkan anggaran biaya dari pihak pemerintah. Tim PKBL PT. Jasa Raharja bersama YDSF Surabaya menyusun semua rencana anggaran biaya, yang kemudian diserahkan kepada Dewan Direksi untuk diperiksa dan 48 Hasil wawancara dengan Hery Mujiono di Kantor PT. Jasa Raharja, Rasuna Said Jakarta 10 April Hasil wawancara dengan Hery Mujiono di Kantor PT. Jasa Raharja, Rasuna Said Jakarta 10 April 2017

20 73 diketahui oleh semua Dewan Direksi. Apabila sudah di terima atau sudah dilegalkan oleh Dewan Direksi, kemudian PT. Jasa Raharja mengajukannya kepada pihak Pemerintah, khususnya Pemerinta Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia. Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak Pemerintah, PT. Jasa Raharja lalu mulai menjalankan program tersebut melalui PT. Jasa Raharja Jawa Timur dan juga YDSF Surabaya. Namun, walaupun program tersebut dijalankan di kota Surabaya, akan tetapi PT. Jasa Raharja pusat pun harus mengikuti segala kegiatan yang berlangsung dan kegiatan tersebut harus mempunyai perincian yang jelas, terutama dalam hal anggaran, sehingga tidak akan ada pelanggaran yang dilakukan oleh beberapa pihak. Dalam hal ini, bantuan dari pihak YDSF untuk menyusun anggaran biaya juga sangat penting, karena selain PT. Jasa Raharja, YDSF juga terlibat langsung dalam setiap kegiatan dalam program PKBL kali ini. Namun, data rincian rencana anggaran biaya tidak dapat diberikan oleh pihak Jasa Raharja maupun YDSF karena dianggap privasi perusahaan Target Khalayak dari Program PKBL PT. Jasa Raharja Dalam program PKBL kali ini, PT. Jasa Raharja tidak hanya menentukan secara sepihak saja, tetapi juga kesepakatan bersama dengan pihak YDSF. Target khalayak yang ditetapkan bermula dengan adanya YDSF. YDSF tersebut menampung beberapa korban PHK yang memang bertujuan untuk diberikan pelatihan oleh pihaknya.

21 74 Adapun target khalayak yang terdapat di laporan kegiatan program dari pihak YDSF adalah korban PHK yang tersebar di beberapa lokasi di Jawa Timur, Seperti Surabaya, Gresik, Mojokerto, Sidoarjo, Kediri dan Probolinggo. Hal tersebut juga disampaikan Pak Hery pada saat wawancara : Target nya memang Jasa Raharja itu tidak muluk, artinya dalam setiap program atau diadakan pelatihan itu maksimal 40, dari 40 itu targetnya ya diatas 50% berhasil artinya sekitar 30 bagus. YDSF tau berapa jumlah orang yang kena PHK di Provinsi Jawa Timur bukan hanya di Surabaya, tapi juga di Provinsi. Jasa Raharja milihnya yang usia produktif artinya ya 25 sampai 35, disitulah yang harus kita targetkan. 50 Jadi, target khalayak yang ditetapkan bisa dari berbagai macam kalangan, ada yang memang jabatannya sudah tinggi ataupun yang memang baru merintis. PT. Jasa Raharja tidak membedakan hal tersebut untuk melakukan pelatihan bagi mereka. Semuanya dianggap sama, dan memiliki tujuan yang sama pula Sosialisasi Program PKBL PT. Jasa Raharja Sosialisasi merupakan salah satu strategi PT. Jasa Raharja yang dibantu oleh pihak YDSF untuk memberikan informasi mengenai program PKBL pegawai PHK ke masyarakat luas, khususnya perusahaan yang melakukan kegiatan PHK. 50 Hasil wawancara dengan Hery Mujiono di Kantor PT. Jasa Raharja, Rasuna Said Jakarta 10 April 2017.

22 75 PT. Jasa Raharja melakukan sosialisasi terhadap perusahaanperusahaan besar yang melakukan kegiatan PHK, seperti PT. Philips dan juga sosialisasi ke pihak donatur dari YDSF yang mengalami PHK oleh perusahaannya. Seperti yang disampaikan oleh Pak Anam dari YDSF : Bentuknya sosialisasi ke simpul-simpul perusahaan yang banyak PHK, juga melalui koordinator-koordinator donatur YDSF yang ada di beberapa perusahaan dan juga melalui fundraising YDSF yang rutin melakukan pengambilan donasi ke kantor-kantor dan instansi. 51 Kebanyakan dari perusahaan BUMN tidak terlalu memerlukan sponsor sebagai media untuk melakukan kegiatan CSR (PKBL), karena BUMN sendiri sudah memiliki anggaran untuk melakukan program-program yang di wajibkan oleh Negara. Namun memang pada dasarnya kegiatan sosialisasi bukan hanya membantu PT. Jasa Raharja terhadap program yang dilakukan, tetapi juga mampu memperkenalkan lebih dalam mengenai perusahaan yang melaksanakan program tersebut Pelaksanaan Program PKBL PT. Jasa Raharja Selain pra-program, dalam implementasi program juga ada tahap kedua yaitu realisasi perencanaan. Realisasi perencanaan merupakan tindakan untuk menjalankan semua konsep yang sudah dipersiapkan pada tahap perencanaan. Pada tahap ini bukan hanya berupa sebuah konsep atau gambaran, melainkan sudah pada action. Dalam hal ini, PT. Jasa Raharja melakukan beberapa kegiatan, 51 Hasil wawancara dengan Anam di Kompas TV, Palmerah Barat Jakarta 12 Mei 2017.

23 76 seperti Workshop Kemandirian, pelatihan sampai dengan pendampingan. Program ini dilakukan selama 6 bulan, mulai dari bulan November 2016 Mei Isi Kegiatan Program PKBL PT. Jasa Raharja Berdasarkan observasi peneliti saat pelaksanaan, perencanaa, yang sudah ditetapkan oleh PT. Jasa Raharja Jawa Timur dan YDSF Surabaya berjalan dengan baik. Meskipun ada beberapa kendala yang dialami pada saat kegiatan berlangsung. Sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada Pak Hery, sebagai berikut : Itu yang pertama ada teori fifty fifty. Teori 50%, praktek 50%. Nah teori kita serahkan ke yasasan YDF, kalo praktek ada bantuan dari kita. Seperti misalkan mereka memilih service elektronik, apa yang dibutuhkan dalam service itu kita sediakan alatnya 52 Kegiatan ini digelar dalam bentuk Workshop atau pelatihan yang menghadirkan beberapa narasumber yang meliputi motivator, praktisi kewirausahaan, pelaku usaha dan mantan korban PHK yang sudah sukses mengembangkan usaha yang dilakukan pada tanggal 2 5 November Materi yang disampaikan menurut Pak Anam dalam wawancara sebagai berikut : 1. Motivasi dan membangun mindset agar lebih bersemangat menjalani hidup 52 Hasil wawancara dengan Hery Mujiono di Kantor PT. Jasa Raharja, Rasuna Said Jakarta 10 April 2017.

24 77 Hampir semua korban PHK mengalami stress seketika karena kehilangan pekerjaan atau satu-satunya mata pencaharian. Menjadi pengangguran yang tidak dikehendaki menciptakan rasa hilang harapan, apalagi yang mengalaminya adalah kepala keluarga yang masih mempunyai tanggung jawab. Dalam hal ini, motivasi yang diberikan mengarah ke menyembuhkan rasa putus asa dan membangkitkan keinginan untuk membuka usaha baru dengan mendatangkan atau mengundang beberapa motivator yang dulunya mengalami PHK dan akhirnya memiliki usaha sendiri. 2. Strategi membuka usaha baru dan penanganannya Bagi korban-korban PHK, membuka usaha adalah hal baru yang harus dipelajari, pasalnya korban PHK tersebut dulunya merupakan buruh-buruh yang tidak mengetahui ilmu tentang berbisnis. Program ini mengajarkan bagaimana korban-korban PHK melihat adanya peluang bisnis yang mereka bisa capai dengan cara membuka usaha baru. Dalam program kali ini, usaha yang ditawarkan adalah kuliner dan bidang elektro. Beberapa narasumber kembali didatangkan untuk mengajarkan bidang-bidang yang telah ditawarkan. Dalam bidang kuliner, didatangkan dari pihak PT. Bogasari. 3. Testimony korban PHK setelah sukses membuka usaha Beberapa motivator yang didatangkan memilik background yang berbedabeda. Mereka masing-masing memperkenalkan latar belakang usaha mereka hingga mampu meraih kesuksesan dengan cara

25 78 mempresentasikannya dan memberi beberapa tips untuk korban PHK agar mampu menangani usaha yang akan mereka buat. 4. Pelatihan pembuatan kuliner yang meliputi tata boga (masak, kue dsb) dan keterampilan elektro seperti (gulung mesin dynamo, maintenance AC) 5. Sinergy building dan games Sama seperti halnya yang disampaikan oleh pak Anam dari YDSF, sebagai berikut : Materinya ada motivasi, kemudian ada testimoni. Testimoni itu adalah orang yang dulu kena PHK, kondisinya jatuh, lalu awal dia usaha, kemudian sampai bangkit dan berhasil. Kemudian disamping motivasi untuk usaha, kita juga pendekatannya lewat spiritual, seperti ngasih motivasi lewat ceramah agama, termasuk yang pendampingan itu juga seperti itu, sebenarnya tidak hanya mengelola bisnis secara managerialnya, tetapi secara batiniah spiritualnya kita sentuh juga. 53 Adapun sedikit penjelasan yang diberikan oleh Ibu Dapuk selaku salah satu peserta yang mengikuti workshop tersebut melalui media telepon sebagai berikut : Yang pertama ilmu yang mengenai bagaimana usaha, terutama kemarin kan diajari jajanan pasar itu, bagaimana memproduksi, bagaimana mencari pasar, nah itu juga motivasi buat kami untuk lebih semangat lagi bahwa sebenarnya kita itu punya potensi yang bisa kita kembangkan dari ilmu-ilmu yang sudah diberikan dari workshop kemarin Hasil wawancara dengan Anam di Kompas TV, Palmerah Barat Jakarta 12 Mei Hasil wawancara dengan Dapuk Hikayati melalui telepon, Larangan Tangerang 9 Juni 2017.

26 79 Hasil observasi peneliti menunjukkan beberapa gambaran tentang program yang dilakukan PKBL PT. Jasa Raharja, seperti dalam program pemberdayaan berikut : 1. Pelatihan keahlian kuliner, elektro dsb. Pelatihan kuliner dipandu oleh tim ahli dari PT. Bogasari dengan beberapa bahan, perlengkapan dan tempat pelatihan. Menu masakan yang diajarkan meliputi masakan tradisional, jajanan kaki lima, kue, roti dll. Peserta mendapatkan modul dan setfikat sebagai bentuk kompetensi. Jumlah peserta yang ikut sebanyak 25 orang dengan lokasi oelatihan di gedung pelatihan PT. Bogasari, Tegal Sari Surabaya. Waktu pelatihan yang dibutuhkan selama 3 hari. Gambar 4.4 Pelatihan Keahlian Kuliner 2. Pelatihan Elektronika Pelatihan servis motor listrik seperti dynamo kipas, AC, pompa air dan pengenalan cara kerja kelistrikan. Ada pula maintenance pendingin ruangan (AC), meliputi pembongkaran dan pencucian AC. Kegiatan ini dipandu oleh teknisi ahli yang dihadirkan oleh pihak PT. Jasa Raharja Jawa Timur dan YDSF Surabaya. Peserta mendapatkan modul, praktik di

27 80 lab dan perlengkapan listrik. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 15 orang. Lokasi kegiatan di PENS Surabaya dengan waktu kegiatan selama 3 hari. Gambar 4.5 Pelatihan Elektronik 3. Pelatihan Kewirausahaan Pelatihan kewirausahaan memiliki kegiatan seperti memotivasi agar memiliki kemauan dan kemampuan menjadi wirausahawan, agar termotivasi untuk mendirikan usaha, terutama usaha kecil dan menengah, agar memahami teknik untuk mendirikan usaha, cara membaca peluang usaha dan menjalankan usaha secara professional. Mampu merancang rencana wirausaha dimasa yang akan datang. Kegiatan ini dipandu oleh tim ahli kewirausahaan dan beberapa praktisi usahawan yang sukses di bidangnya. Jumlah peserta yang ikut serta sebanyak 40 dalam waktu kegiatan selama 2 hari.

28 Pelatihan Kewirausahaan Setelah pelatihan selesai dilaksanakan, kemudian ada beberapa kegiatan lagi seperti pendampingan dan pembinaan. Kegiatan program pendampingan meliputi : 1. Membantu proses pengembangan usaha selama berjalannya program Selama peserta membangun usaha nya, baik individu maupun kelompok, Jasa Raharja dan YDSF membantu setiap langkah yang diambil oleh peserta untuk membangun usahanya agar menjadi berkembang. 2. Memberikan konsultasi usaha berupa manajemen usaha, pemasaran, cashflow keuangan Peserta mendapat pinjaman modal usaha dari Jasa Raharja yang diharapkan dapat mengembangkan usaha para peserta. 3. Membantu promosi dan peningkatan kualitas produk Jasa Raharja membantu kegiatan promosi dengan cara mengadakan pameran, setiap mitra binaan dapat mengikuti pameran tersebut. Promosi

29 82 juga dilakukan melalui lisan ke rekan-rekan kantor, atau pada saat kantor mengadakan acara. 4. Monitoring dan supervisi pada kegiatan yang dijalankan Jasa Raharja melakukan kegiatan monitoring yang dilakukan oleh divisi PKBL dengan cara melihat dan memantau angsuran per bulan yang dibayar, jika pembayaran ada yang bermasalah, divisi PKBL akan melakukan pembinaan kendalanya disebabkan oleh masalah apa. Jasa Raharja juga memiliki laporan triwulan untuk kepentingan perusahaan. Adapun kegiatan pembinaan diberikan untuk terus memupuk tali silaturahim sekaligus memberikan motivasi, sebagai berikut : 1. Supervisi/kunjungan rutin ke peserta pelatihan (Laras Food) Peserta mampu belajar dan mengambil ilmu membuka usaha dan mengembangkannya secara langsung. 2. Diskusi dan sharing bersama peserta Selain belajar, peserta juga diberikan kesempatan untuk melakukan tanya jawab langsung kepada pihak perusahaan Laras Food, beberapa karyawan Laras Food membantu menjawab pertanyaan dari para peserta sehingga terjadi kontak langsung antara peserta dan perusahaan. 3. Studi banding ke UKM/mitra binaan YDSF Peserta diberi kesempatan untuk melakukan studi banding ke masingmasing bidang perusahaan yang mereka kuasai dan mengikuti pelatihan

30 83 sebelumya. Mitra binaan kali ini melalui pihak YDSF, peserta dikenalkan oleh banyak perusahaan mitra binaan pihak YDSF. Pendampingan dilakukan selama 3 bulan, Maret, April dan Mei. Penanggungjawab pendampingan dilakukan oleh bagian komunitas usaha mandiri YDSF. Kegiatan pendampingan dan monitoring dilakukan bertahap setiap bulan : 1. Pertemuan pertama, dilakukan dengan mapping dan penggalian data anggota serta kebutuhan-kebutuhan pelatihan tambahan selama pendampingan. 2. Pertemuan kedua, diisi dengan pemberian motivasi dan sharing. 3. Pertemuan selanjutnya dengan kegiatan pelatihan tambahan berupa pembuatan kue hantaran Pada saat pelaksanaan pendampingan juga diikuti oleh petugas dari Jasa Raharja untuk monitoring kegiatan. Beberapa kegiatan diatas juga dipaparkan oleh Pak Hery dalam wawancaranya, sebagai berikut : Jadi dari awal dididik, terus ada alat praktek, kemudian langsung terjun ke masyarakat di restoran atau ditempat service atau tempat industry nah dari situ dia harus berdiri sendiri dia buka usaha sendiri. YDSF juga punya kenalankenalan para pengajar. Apalagi ini diselipi dengan bidangbidang rohani, jadi malam hari, ya seperti model lampu,

31 84 dikumpulkan, mereka merenung, mengakui dosa dan sebagainya, akhirnya disitulah, caranya YDFS menyentuh Evaluasi Pelaksanaan Workshop Kemandirian PKBL PT. Jasa Raharja Pelaksanaan sebuah program pastilah tidak selamanya sempurna. Perlu adanya evaluasi dari pihak penyelenggara agar pada pelaksanaan program selanjutnya tidak mengalami kesalahan atau kekurangan yang serupa. Evaluasi juga berguna sebagai pedoman penyelenggara agar setiap tahunnya dapat melakukan perubahan dan perbaikan demi terciptanya citra yang baik dimata public atau stakeholders. Begitu pula dengan Workshop Kemandirian PKBL PT. Jasa Raharja. Pelaksanaannya tahun ini memiliki beberapa evaluasi yang harus diperbaiki dan diperhatikan untuk tahun depan. Sehingga di tahun selanjutnya, entah program ini akan dilakukan lagi atau berganti dengan program lain akan semakin baik dan mengurangi kekurangan di tahun-tahun sebelumnya Laporan Keuangan Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, keuangan atau anggaran merupakan salah satu hal yang bersifat privasi. Sehingga, penulis tidak dapat mendeskripsikan bagaimana rincian dari rencana anggaran biaya. Namun, pada kesempatan kali ini penulis mampu mendapat data laporan kegiatan 55 Hasil wawancara dengan Hery Mujiono di Kantor PT. Jasa Raharja, Rasuna Said Jakarta 10 April 2017.

32 85 program PKBL yang dimiliki oleh pihak YDSF sebagai salah satu pihak yang terlibat secara langsung dalam program PKBL ini. Berdasarkan yang sudah dijelaskan oleh Pak Anam dari YDSF adalah sebagai berikut : kalau dana kita total kemarin Rp ,- yah, kan kita pelaksanaannya itu ada tas pelatihannya, note book, kemudian kan di hotel menginap 3 hari dan sebagainya. 56 Adapun rincian lebih jelasnya sebagai berikut : 56 Hasil wawancara dengan Anam di Kompas TV, Palmerah Barat Jakarta 12 Mei 2017.

33 Evaluasi Kegiatan Tahap akhir dalam menjalankan suatu program kegiatan adalah tahap evaluasi. Merupakan suatu tahapan yang dilaksanakan untuk menentukan atau memperlihatkan nilai suatu program termasuk pengelolaan maupun hasil ataupun dampak pelaksanaannya. Salah satu hal yang menjadi krusial bagi PT. Jasa Raharja adalah mindset para peserta yang diluar dari perkiraan. Pasalnya, pikiran setiap individu tidak bisa kita kuasai sepenuhnya, apalagi dengan latar belakang mereka yang memang kondisinya kurang baik dari segi mental disebabkan oleh beban menjadi seorang korban PHK. Hal inilah yang menjadi perhatian khusus PT. Jasa Raharja Jawa Timur dan YDSF Surabaya. Hal ini diungkapkan oleh Pak Hery selaku kepala urusan PKBL PT. Jasa Raharja pusat : Hambatannya sepertinya optimis akan diberi pinjaman dan mau dibantu kreditnya karna program kemitraan kan ada Jasa Raharja nih, itu kelemahan menurut saya, seharusnya kita berusaha dulu 6 bulan baru kasih kredit. Makanya sebelum acara dimulai Jasa Raharja memberikan statement dari awal untuk program kemitraan diberikan kepada pengusaha kecil yang ada kriteria, modalnya ada batasnya, kekayaannya ada batasnya, penjualannya ada batasnya, kemudian sudah melakukan usaha itu setahun, kurang setahun engga bisa, minimal setahun. Ini benar-benar kita bina orang dari nol, istilahnya PHK, kemudian bisa kerja, bisa berusaha, kita kasih kredit, untuk menilai harus butuh waktu setahun, ini yang mereka engga bisa dan engga sabar, maunya begitu lepas, dia buka usaha, saat itu juga dia harus menerima pinjaman dari Jasa Raharja Hasil wawancara dengan Hery Mujiono di Kantor PT. Jasa Raharja, Rasuna Said Jakarta 10 April 2017.

34 87 Hal tersebut cukup sulit diatasi disebabkan mindset peserta yang mengharapkan untuk selalu diberikan bantuan tanpa adanya usaha terlebih dahulu. Pasalnya hal tersebut tidak dibenarkan oleh pihak PT. Jasa Raharja dan YDSF Surabaya, apalagi pihak Pemerintah BUMN RI. Karena jika hal tersebut dibenarkan, para peserta tidak akan bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan atau keinginan tertentu dan akan menimbulkan sifat tangan dibawah daripada berusaha. Tujuan dari terselenggaranya program Workshop Kemandirian PKBL PT. Jasa Raharja adalah bukan menghasilkan mindset yang seperti itu. Seperti yang dijelaskan oleh Pak Hery, sebagai berikut : Itu permasalahannya menurut saya, jangan berharap harusnya, berusaha dulu 6 bulan, entah apa mau dijual. 58 Berbeda halnya dari pihak YDSF, menurut YDSF ada beberapa kesimpulan dalam evaluasi yang dilakukannya. Terlebih lagi, beberapa peserta memang direkomendasikan oleh pihak YDSF. YDSF melihat adanya hambatan yang dialami selama melakukan program PKBL ini, seperti yang disampaikan oleh Pak Anam sebagai berikut : Hambatan, mungkin gini salah satunya, karena beda orang beda motivasi. Saya sebenernya kesulitan juga kalo mungkin dalam pelatihan pertama waktu kita indoor itu orang gampang kita koordinasikan ya tapi setelah pendampingan itu orang ada yang ikut, ada yang engga nah begitu. Jadi tidak semuanya ikut, tidak semuanya datang karena ada yang bertahan didesa itu, untuk dengan kelompoknya, ada yang pergi keluar kota gitu, jadi memang ada beberapa yang tidak 58 Hasil wawancara dengan Hery Mujiono di Kantor PT. Jasa Raharja, Rasuna Said Jakarta 10 April 2017.

35 88 bisa ikut pendampingan secara berkelanjutan karena kondisi jarak dan sebagainya Dampak yang Ditimbulkan dari Program Workhsop Kemandirian PKBL PT. Jasa Raharja Setiap program yang dilakukan pasti memiliki tolak ukur dalam keberhasilannya melalui dampak yang ditimbulkan setelah program berakhir. Artinya, setiap penyelenggaraan kegiatan memiliki dampak yang ingin dicapai setelah program yang dijalankannya berlangsung. Selain itu, dengan mengadakan evaluasi terhadap setiap program kegiatan yang sudah berlangsung, suatu program akan dapat diketahui kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Pada program Workshop Kemandirian PKBL PT. Jasa Raharja, peneliti melihat terdapat tiga dampak setelah adanya program ini. Pertama, dampak bagi penyelenggara, yaitu PT. Jasa Raharja khususnya cabang Jawa Timur. Kedua, dampak bagi pihak penyelenggara yang kedua, yaitu Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya. Ketiga, dampak yang dihasilkan lebih besar, yakni untuk peserta pegawai yang terkena PHK. Setelah program ini berlangsung, menjadi acuan tersendiri bagi perusahaan BUMN lainnya. Khususnya pandangan mereka tentang PT. Jasa Raharja. Seperti yang disampaikan oleh Pak Hery sebagai berikut : Dampaknya yang dirasakan oleh bagian PKBL, program yang unik yang orang lain belum pernah menyentuh, kita sudah 59 Hasil wawancara dengan Anam di Kompas TV, Palmerah Barat Jakarta 12 Mei 2017.

36 89 menyentuh. kita pilih program PHK orang yang kena PHK lebih mengena, makanya yang dirasakan punya rasa seneng karna tepat sasaran. 60 Dampak kedua yaitu dampak yang dirasakan oleh pihak YDSF (Yayasan Dana Sosial Al Falah). Karena program ini salah satu tujuan dari berdirinya YDSF, maka dampak yang ditimbulkan dari YDSF adalah mampu mencapai tujuan yang sudah disepakati untuk mendirikan YDSF itu sendiri, kemudian dampak itu berlanjut kepada terlaksananya salah satu program utama dari YDSF sendiri yang menimbulkan citra positif dari masyarakat sekitar maupun stakeholders dari YDSF itu sendiri. Hal itu membantu untuk memudahkan YDSF dalam melakukan kegiatan berikutnya. Dalam hal lain, program ini mampu mengajak lebih banyak lagi donatur untuk YDSF. Karena, YDSF melakukan program-program utamanya dengan mengajak kerja sama ke berbagi pihak perusahaan, salah satunya PT. Jasa Raharja yang merupakan BUMN. Dari situlah, donatur mampu melihat adanya kesesuaian dari tujuan YDSF dengan program yang dilaksanakan. Dampak ketiga yang ditimbulkan oleh program ini dapat dirasakan oleh peserta yang mengikuti atau terlibat dalam program PKBL PT. Jasa Raharja. Pasalnya, peserta merupakan salah satu unsur yang penting dalam program ini. Tingkat keberhasilan dari program ini juga ditentukan oleh 60 Hasil wawancara dengan Hery Mujiono di Kantor PT. Jasa Raharja, Rasuna Said Jakarta 10 April 2017.

37 90 peserta yang terlibat. Dari segi pihak peserta, dampak yang dirasakan merupakan bertambahnya ilmu pengetahuan dari berbagai macam bidang. Seperti, ilmu untuk memiliki motivasi yang tinggi disaat-saat titik terendah yang mereka rasakan. Adapula ilmu untuk membuka usaha dari berbagai macam pilihan, ada yang memapu menguasai teknik pembuatan kue, memperbaiki AC dan sebagainya. Mungkin pada awalnya memang dari berbagai peserta memahami dasar-dasar dari ilmu tersebut, seperti pembuatan kue. Namun dalam program ini, bukan hanya mempelajari teknik pembuatan kue, ada juga bagaimana mengemas produk tersebut sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi, bagaimana mereka mengatur sendiri usaha yang mereka punya sehingga mampu mengembangkan usahanya keberbagai kota. Salah satu contoh yang peneliti ambil adalah dalam bidang pembuatan kue seperti yang diikuti oleh Ibu Dapuk Hikayati yang merasakan dampaknya secara langsung seperti hal nya yang disampaikan oleh beliau, sebagai berikut Yang pertama mungkin lebih pede, lebih semangat, artinya kalau dulu saya tidak berani menerima pesanan membuat mie, padahal saya ada mesin. Cuma karena saya engga tau ilmunya cara membuat mie, dalam pelatihan kemarin banyak hal yang bisa saya serap, saya manfaatkan ternyata bikin mie itu mudah, ternyata bikin pangsit itu mudah, yaa banyak ide lah yang mengaplikasikan apa yang sudah saya dapat itu, jadi lebih pede lah menerima pesanan. Kemarin memang pelatihannya hanya bagaimana mengembangkan potensi dengan itu membuat kue saja, sementara itu, walaupun pada dasarnya memang tidak menyentuh ke pasar ke manajemen

38 91 pasar dan sebagainya, engga. Cuma kita memang focus bagaimana menggali potensi untuk bisa sebenarnya ada banyak hal yang bisa dikerjakan dirumah ketika kita kena PHK itu, itu aja 61 Dari hasil observasi peneliti, bahwa dampak yang dirasakan oleh peserta sesuai dengan yang ingin dicapai oleh peserta itu sendiri, yang disampaikan sebagai berikut : Mungkin yang ingin dicapai yang pertama ya mengasah ilmu sementara kita kan sebenernya punya potensi kita kan mencari lapangan kerja, terus manfaat lah menjadi orang yang bermanfaat itu mungkin goals nya atau tujuannya kesana, kita engga mungkin diam diri merenungi atau menerima nasib, jadi kita ingin jadi orang manfaat ditengah masyarakat dan punya nilai lebih lah gitu ya pendapatan dan sebagainya 62 Dari hasil yang diperoleh Ibu Dapuk setelah menyelesaikan pelatihan hingga pembinaan, beliau terapkan semua ilmu-ilmu tersebut dalam satu usaha pembuatan adonan kue miliknya sendiri yang berada dirumahnya. Beliau juga mendapatkan pinjaman dari PT. Jasa Raharja, pinjaman yang ringan dan sangat membantu Ibu Dapuk untuk membuka usahanya sendiri. Seperti yang beliau jelaskan dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti : Yaa ini bikin kue, kulit-kulit kue gitu, jadi saya buka adonan kue, setengah jadi gitu lah, jadi orang pesan ke saya misalnya buat pastel hanya kulitnya yang saya buatkan, biar mereka isi sendiri dirumah, menyelesaikan untuk oven dan sebagainya. 61 Hasil wawancara dengan Dapuk Hikayati melalui telepon, Larangan Tangerang 9 Juni Hasil wawancara dengan Dapuk Hikayati melalui telepon, Larangan Tangerang 9 Juni 2017.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Jasa Raharja (Persero) Berikut ini akan dijelaskan tentang sejarah, visi dan misi, logo, unit

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Jasa Raharja (Persero) Berikut ini akan dijelaskan tentang sejarah, visi dan misi, logo, unit BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PT Jasa Raharja (Persero) Berikut ini akan dijelaskan tentang sejarah, visi dan misi, logo, unit kerja dan tugas pokok kepala bagian PT Jasa Raharja (Persero).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder runtun

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder runtun III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder runtun waktu (time series), yang diperoleh atau bersumber dari data publikasi (annual

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Usaha Milik Negara (BUMN) yang beralamat di Jl. Jend. Gatot Subroto No.142

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Usaha Milik Negara (BUMN) yang beralamat di Jl. Jend. Gatot Subroto No.142 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. JASA RAHARJA (Persero) Medan Cabang Sumatera Utara adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang beralamat di Jl. Jend. Gatot Subroto No.142 Km. 5,1

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari adanya peristiwa pengambil alihan atau nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Milik Belanda

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. peristiwa pengambil alihan atau nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. peristiwa pengambil alihan atau nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan 1 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Jasa Raharja 1. Sejarah Singkat PT. Jasa Raharja Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari adanya peristiwa pengambil alihan atau

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum PT. Jasa Raharja (Persero) Pada tahun 1960 Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari kebijakan pemerintah untuk melakukan nasionalisasi terhadap

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT. JASA RAHARJA (PERSERO) MEDAN. diundangkannya Undang-Undang No.86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT. JASA RAHARJA (PERSERO) MEDAN. diundangkannya Undang-Undang No.86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT. JASA RAHARJA (PERSERO) MEDAN A. SEJARAH PT. JASA RAHARJA Berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari kebijakan pemerintah untuk melakukan nasionalisasi terhadap Perusahaan-Perusahaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Sumber

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Sumber III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah korban /atau ahli waris yang mengurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR), atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, adalah kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. : Yayasan Dana Sosial Al - Falah Surabaya

BAB II HASIL SURVEY. : Yayasan Dana Sosial Al - Falah Surabaya BAB II HASIL SURVEY 2.1 Identifikasi Perusahaan Nama Perusahaan Alamat : Yayasan Dana Sosial Al - Falah Surabaya : Jl. Kertajaya 8C/17 Surabaya No Telp./Hp : (081) 330421201 Contact Person Jabatan Bisnis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Yayasan Dana Sosial Al-Falah sebagai lembaga pendayagunaan dana yang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Yayasan Dana Sosial Al-Falah sebagai lembaga pendayagunaan dana yang BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Yayasan Donatur Al-Falah Jawa Timur Didirikan 1 Maret 1987, Yayasan Dana Sosial al Falah (YDSF) telah dirasakan manfaatnya di lebih dari 25 propinsi di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap instansi atau perusahaan membutuhkan seorang public relations karena peran dan fungsinya yang sangat penting dalam melakukan aktivitasnya tersebut. Dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk PT. Pos Indonesia (Persero) 1. Pos sebagai Perusahaan Negara

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk PT. Pos Indonesia (Persero) 1. Pos sebagai Perusahaan Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk PT. Pos Indonesia (Persero) 1. Pos sebagai Perusahaan Negara Tahun 1961 berdasar Peraturan Pemerintah No. 240 tahun 1961, status

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 8 Tahun 2012 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Caroll, Archie B. Business and Society 38.3 (Sep 1999):

DAFTAR PUSTAKA. Caroll, Archie B. Business and Society 38.3 (Sep 1999): DAFTAR PUSTAKA Agung Wasesa, Silih. 2005. Strategi Public Relations. Jakarta : Gramedia. Bariadi, Lili. 2005. Zakat dan Wirausaha. Jakarta : CED Butterick, Keith. 2012. Pengantar Public Relations : Teori

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa Usaha Mikro,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

Menciptakan Kesempatan

Menciptakan Kesempatan 62 PEmberdayaan segmen Mass Market Melalui Daya Menciptakan Kesempatan Kesuksesan mendorong munculnya keyakinan dan keinginan untuk berbuat lebih bagi diri sendiri maupun orang lain. Inilah pengalaman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN 56 BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN Secara sosial ataupun ekonomi bahwa zakat adalah lembaga penjamin. Lewat institusi zakat, kelompok

Lebih terperinci

RINGKASAN PERUBAHAN DALAM PER 03/MBU/12/2016:

RINGKASAN PERUBAHAN DALAM PER 03/MBU/12/2016: LATAR BELAKANG Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 Pada tanggal 3 Juli 2015, Pemerintah mengundangkan Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR...

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN TENTANG PENGELOLAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN EKA KARYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN EKA KARYA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN EKA KARYA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perlu segera melaksanakan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat ketempat lainnya dengan cepat. Hampir tidak ada lagi tempat-tempat yang

BAB I PENDAHULUAN. tempat ketempat lainnya dengan cepat. Hampir tidak ada lagi tempat-tempat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya perkembangan zaman, maka meningkat pula segala kegiatan manusia untuk memenuhi keperluannya. Salah satu diantaranya adalah kebutuhan

Lebih terperinci

BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT

NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kejuruan sebagai salah satu bagian dari sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kejuruan sebagai salah satu bagian dari sistem Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan sebagai salah satu bagian dari sistem Pendidikan Nasional memiliki peran yang sangat strategis bagi terwujudnya angkatan tenaga kerja nasional

Lebih terperinci

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA bitheula.blogspot.com I. PENDAHULUAN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai salah satu alat negara untuk mendukung perekonomian nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan

Lebih terperinci

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto

BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto Badan atau Lembaga Amil Zakat merupakan organisasi sosial ekonomi dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNGJAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI WILAYAH KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Lebih terperinci

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNGJAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa keberadaan dunia usaha seyogyanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan yang dihadapi dunia begitu cepat dan dinamis. Perkembangan ekonomi tentunya memberikan perubahan

Lebih terperinci

diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun,

diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR, Menimbang: Mengingat:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) Berangkat dari kondisi riil perkembangan koperasi yang masih

Lebih terperinci

BAB V PERJALANAN KARIR MENUJU DUNIA RETAIL

BAB V PERJALANAN KARIR MENUJU DUNIA RETAIL 82 BAB V PERJALANAN KARIR MENUJU DUNIA RETAIL 5.1 Pendahuluan Memulai suatu pekerjaan tentunya membutuhkan keinginanan dan juga mental yang kuat. Mental dimana seseorang mau berusaha untuk memperjuangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu dari stakeholder pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Harmoni Brownies ini menjelaskan awal mula berdirinya usaha home industry ini

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Harmoni Brownies ini menjelaskan awal mula berdirinya usaha home industry ini 47 BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN Bab ini akan mendeskripsikan tentang sejarah Harmoni Brownies. Sejarah Harmoni Brownies ini menjelaskan awal mula berdirinya usaha home industry ini dan hal-hal yang

Lebih terperinci

Terwujudnya Masyarakat Tenaga Kerja Kabupaten Bandung yang Mandiri, Produktif, Profesional dan Berdaya Saing

Terwujudnya Masyarakat Tenaga Kerja Kabupaten Bandung yang Mandiri, Produktif, Profesional dan Berdaya Saing BAB II PROGRAM KERJA 2.1 Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja merupakan instansi teknis yang melaksanakan salah satu urusan rumah tangga Daerah dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, dengan kewenangannya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang : a. bahwa usaha mikro, kecil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu kegiatan sosial perusahaan, dari tahun ke tahun semakin menjadi perbincangan. CSR merupakan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. dimulai sebelum tahun 1972, dimana Direksi Bank Indonesia dalam upaya memberikan

BAB III OBYEK PENELITIAN. dimulai sebelum tahun 1972, dimana Direksi Bank Indonesia dalam upaya memberikan BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaan Awal pendirian Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (YKKBI) dimulai sebelum tahun 1972, dimana Direksi Bank Indonesia dalam upaya memberikan kesejahteraan

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 1 BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR TAHUN. TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN SERTA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa Koperasi dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) akan kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi

BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) akan kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) A. Sejarah Ringkas Perjalanan sejarah perkembangan ekonomi di Indonesia, termasuk terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997, telah membangkitkan kesadaran

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 08 Tahun 2015 Menimbang : Mengingat : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG USAHA MIKRO DAN KECIL DI KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH UNTUK PENGEMBANGAN DAKWAH PADA BADAN AMIL ZAKAT (BAZ) KECAMATAN PEDURUNGAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH UNTUK PENGEMBANGAN DAKWAH PADA BADAN AMIL ZAKAT (BAZ) KECAMATAN PEDURUNGAN BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH UNTUK PENGEMBANGAN DAKWAH PADA BADAN AMIL ZAKAT (BAZ) KECAMATAN PEDURUNGAN 4.1.Analisis Terhadap Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama kurang lebih tujuh bulan, yaitu mulai bulan November 2009 sampai dengan Mei 2010. 2. Tempat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA A. Analisis Strategi Yang Digunakan Untuk Mengembangkan

Lebih terperinci

PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH PERKEMBANGAN DAN PROGRAM KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Pada

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI ACEH

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa perusahaan

Lebih terperinci

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENT ANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENT ANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENT ANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian 98 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian mengenai lembaga Filantropi Islam dan Pemberdayaan Anak Dhuafa (Studi Kasus Pada Program Pendidikan

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

WALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social

BAB IV ANALISIS DATA. Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan penelitian Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikategorikan untuk pelayanan pelanggan loyal yang sangat mengesankan para

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN... BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN, DAN PEMBINAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TRANSKRIP WAWANCARA. : General Manager Divisi Promo PT MNC. : Kantor PT MNC, MNC Tower Lanatai 24, Jl. Kebon Sirih No.

LAMPIRAN 1 TRANSKRIP WAWANCARA. : General Manager Divisi Promo PT MNC. : Kantor PT MNC, MNC Tower Lanatai 24, Jl. Kebon Sirih No. L1 LAMPIRAN 1 TRANSKRIP WAWANCARA Nama Jabatan Lokasi : Nanang Gani : General Manager Divisi Promo PT MNC : Kantor PT MNC, MNC Tower Lanatai 24, Jl. Kebon Sirih No.17-19 Jakarta Tanggal Tipe : Tanggal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. dibentuk masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah untuk melakukan

BAB IV ANALISIS DATA. dibentuk masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah untuk melakukan BAB IV ANALISIS DATA A. Mekanisme Fundraising Dana Zakat Infaq dan Shadaqah Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah institusi pengelolaan zakat yang dibentuk masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB IV TAHU MERCON SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI DOMPET DHUAFA SEMARANG DALAM PENDAYAGUNAAN ZAKAT

BAB IV TAHU MERCON SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI DOMPET DHUAFA SEMARANG DALAM PENDAYAGUNAAN ZAKAT BAB IV TAHU MERCON SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI DOMPET DHUAFA SEMARANG DALAM PENDAYAGUNAAN ZAKAT A. Analisis Peran Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa melalui Program Tahu Mercon di Semarang Program

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960. BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) 2.1 Sejarah Perusahaan Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting berikut ini: 1. Perseroan pada awal berdirinya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.. TAHUN TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.. TAHUN TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.. TAHUN TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 70 Menimbang : Mengingat : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUASIN, a. bahwa setiap warga

Lebih terperinci

PEMERINGKATAN (RATING) LPZ DI INDONESIA

PEMERINGKATAN (RATING) LPZ DI INDONESIA PEMERINGKATAN (RATING) LPZ DI INDONESIA Oleh Hertanto Widodo Sumber: BUKU KRITIK & OTOKRITIK LSM: Membongkar Kejujuran dan Keterbukaan Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia (Hamid Abidin & Mimin Rukmini)

Lebih terperinci

-1- BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

-1- BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG -1- BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN 2013 2022 SK: 062/SK.Kap/JTM/FT/UP/VII/2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...1 BAB II VISI DAN

Lebih terperinci

BAB VI PARTISIPASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM

BAB VI PARTISIPASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM BAB VI PARTISIPASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM Analisis mengenai tingkat partisipasi peserta dalam implementasi program pelatihan montir sepeda motor dan pelatihan membatik limbah kertas semen akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Keadaan Fisik Sekolah ).

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Keadaan Fisik Sekolah ). BAB I PENDAHULUAN Program PPL adalah program kegiatan yang dilihat dari aspek manajemen dan waktu dengan tujuan mengembangkan kompetensi mahasiswa sebagai calon guru atau pendidik atau tenaga kependidikan.

Lebih terperinci

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Laporan keuangan tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari- hari. Lesunya pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor riil, telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari- hari. Lesunya pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor riil, telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia mempunyai dampak besar dalam kehidupan masyarakat untuk mendapatkan penghasilan sebagai biaya kehidupan sehari- hari.

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia III PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan dalam PP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN RENJA DISKOP.UKM LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN RENJA DISKOP.UKM LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembentukan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No. 8 Tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan perangkat daerah kota Prabumulih,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH KUDUS

BAB III ANALISIS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH KUDUS BAB III ANALISIS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH KUDUS A. Profil Baitul Maal Hidayatullah Kudus 1. Sejarah Baitul Maal Hidayatullah Kudus. Baitul Maal Hidayatullah atau yang disingkat dengan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

2. Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) tanggal 27 Juni 2006.

2. Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) tanggal 27 Juni 2006. 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1996, tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan XI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan XII, dan Perusahaan Perseroan

Lebih terperinci

- 1 - QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 7 TAHUN 2014

- 1 - QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 7 TAHUN 2014 - 1 - SALINAN QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERSEROAN TERBATAS DI KABUPATEN ACEH TAMIANG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH Sejarah PT PELINDO III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting.perseroan pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN 27 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2014 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Perencanaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang tentunya mempunyai peranan sangat penting terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 15 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA I. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah

Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA I. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA -------------------------------------------------------------------------------- I. Gambaran Umum

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN YDSF merupakan Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS).

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN YDSF merupakan Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS). BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Majalah Al Falah adalah suatu media cetak yang ditujukan untuk para donatur dari Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF). Para donatur

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan 7 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan adalah salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang merupakan peralihan dari Dinas

Lebih terperinci