BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan (Inventory) Menurut Rangkuti (2007:2) Persediaan adalah bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu. Menurut Harjanto (2004:219) Persediaan adalah barang atau bahan yang disimpan yang digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah barang jadi yang disediakan untuk memenuhi permintaan Jenis Persediaan Jenis persediaan menurut tingkatanya dalam proses produksi, antara lain: 1. Persediaan barang jadi adalah persediaan yang tergantung pada permintaan pasar (independent demand inventory). 2. Persediaan barang setengah jadi dan bahan mentah adalah persediaan yang ditentukan oleh tuntutan proses produksi dan bukan pada keinginan pasar (dependent demand inventory). 8

2 9 Persediaan (Inventory) memiliki fungsi dan arti penting untuk menjaga proses bisa berlangsung lancar dan terkendali dengan baik. Adapun fungsi-fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Fungsi Pipe-line (Transit) inventories Berfungsi sebagai penghubung antara produsen barang dengan pemasok ataupun konsumen yang dipisahkan oleh geografis yang berjarak jauh dan memerlukan waktu lama untuk masa penyerahan barang. Faktor jarak dan waktu akan membuat pesanan ataupun permintaan barang tidak bisa seketika diberikan. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan adanya extra stock agar bisa memenuhi pesanan setiap waktu. 2. Fungsi Economic Order Quantities Masalah persediaan adalah menetapkan berapa jumlah pesanan produk yang harus dibuat setiap kali pesanan akan dilakukan. Kuantitas produk yang dipesan diharapkan mampu memberi keseimbangan dalam hal biaya penyimpanan barang dalam jumlah besar dan pesanan dalam jumlah kecil dengan frekuensi pemesanan yang jarang. 3. Fungsi Safety stock Merupakan antisipasi terhadap kondisi acak, fluktuasi, ketidakpastian, dan diluar kendali sistem industri yang berkaitan dengan tingkat kebutuhan / permintaan, laju produksi, waktu yang dibutuhkan untuk penggantian, dan hal yang lainya. Extra stock barang harus selalu disiapkan untuk mengantisipasi segala macam kondisi yang tak terduga.

3 10 4. Fungsi Seasonal Inventories Persediaan dibuat untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan produk / barang pada musim yang berbeda. Dalam hal ini dilakukan pemanfaatan kapasitas produksi seoptimal mungkin pada musim tertentu dan dijadikan sebagai bentuk persediaan untuk mengantisipasi melonjaknya permintaan pada musim yang lain Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan hal penting yang arus diperhatikan setiap perusahaan yang memiliki persedian. Perusahaan harus bisa menentukan jumlah persediaan yang disimpan, berapa jumlah yang harus dipesan, dan kapan persediaan harus diisi kembali. Manajemen persediaan juga berkaitan dengan manajemen logistik karena manajemen logistik juga membahas mengenai gudang, pergerakan dan penyimpanan. The Council of Logistics Management (CLM), organisasi yang mempelopori logistik di Amerika mendefinisikan bahwa manajemen logistik merupakan bagian dari proses Supply Chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan efisiensi dan efektivitas aliran serta penyimpanan barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan hingga titik konsumsi dalam tujuanya untuk memenuhi kebutuhan parapelanggan. Menurut Bowersox (2002), keberhasilan manajemen logistik diukur dengan: 1. Availability, menyangkut kemampuan perusahaan untuk secara konsisten memenuhi kebutuhan material atau produk, dapat disimpulkan bahwa availability terkait dengan tingkat persediaan.

4 11 2. Capability, menyangkut jarak dan waktu antara penerima suatu pesanan dengan pengiriman barang. Capability terdiri dari kecepatan pengiriman dan konsistendinya dalam jangka waktu tertentu. 3. Quality, manyagkut seberapa baik tugas logistik tersebut dilaksanakan secara keseluruhan, dilihat dari besarnya kerusakan, kualitas barang, serta pemechan masalah yang tak terduga. Selain itu, menurut Ristono (2008), tujuan pengelolaan persediaan adalah: 1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat (agar konsumen puas). 2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal inidapat terjadi karena: a. Kemungkinan barang menjadi langka sehingga sulit untuk diperoleh. b. Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan. 3. Untuk mempertahanan bila kemungkinan meningkatkan penjualan dan laba perusahaan. 4. Menjaga agar ongkos pesan barang tidak terlalu besar karena pesanan berulang yang terlalu sering. 5. Menjaga agar biaya penyimpanan tidak terlalu besar karena persediaan yang terlalu menumpuk.

5 Faktor-Faktor Persediaan Menurut Riyanto (2001), besar kecilnya persediaan yang dimiliki perusahaan dipengaruhi oleh: 1. Volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalanya perusahaan terhadap ganggua kehabisan persediaan yang akan dapat menghambat jalanya proses produksi. 2. Volume produksi atau penjualan yang direncanakan, dimana volume produksi juga sangat tergantung pada volume penjualan yang dirncanakan. 3. Besarnya pembelian persediaan setiap kali pemesanan untuk mendapatkan biaya pembelian yang minimal. 4. Estimasi tentang fluktuasi harga persediaan di waktu yang akan datang. 5. Peraturan pemerintah yang terkait dengan persediaa tersebut. 6. Harga pembelian persediaan. 7. Biaya penimpanan dan risiko penyimpanan di gudang. 8. Umur dan kualitas persediaan. Sedangkan menurut Ahyari (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan, dimana faktor-faktor tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain adalah: 1. Perkiraan pemakaian bahan baku Sebelum perusahaan mengadakan pembelian persediaan, maka selayaknya manajemen perusahaan melakukan peyusunan perkiraan permintaan atau pemakaian. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan perencanaan produksi atau penjualan. Jumlah persediaan yang dibeli dapat

6 13 diperhitungkan dengancara jumlah kebutuhan ditambbah dengan rencana persediaan akhir serta dikurangi dengan persediaan awal. 2. Harga bahan baku Harga pesediaan merupakan salah satu faktor penentu seberapa besar dana yang harus disediakan oleh perusahaan bila perusahaan akan menyelenggarakan persediaan dalam jumlah unit tertentu. Dengan demikian, akan mempengaruhi biaya modal atau investasi yang tersimpan dalam persediaan tersebut. 3. Biaya-biaya persediaan Dalam persediaan, dikenal tiga macam biaya persediaan, yaitu biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya tetap persediaan. Besarnya biaya penyimpanan dan biaya pemesanan dipengaruhi oleh besarnya unit yang disimpan dan frekuensi pembelian persediaan. Sedangkan biaya tetap tidak dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut sampai dengan batas tertentu. 4. Kebijakan pembelanjaan Besarnya persediaan dapat dipengaruhi oleh seberapa besar dana yang dapat digunakan untuk investasi di dalam persedian bahan baku. Selain itu kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan juga akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membiayai seluruh kebutuhan terhadap persediaan. 5. Pemakaian bahan Secara teratur, perusahaan harus melakukan analisis terhadap perkiraan pemakaian persediaan dengan pemakaian sebenarnya sehingga perusahaan

7 14 dapat mengetahui apakah metode perkiraan yang selama ini dilakukan telah sesuai dengan keadaan sebenarnya. 6. Waktu tunggu Tenggang waktu antara waktu pemesanan dan sampai dengan barang diterima oleh perusahaan harus diperhitungkan dalam melakukan pembelian persediaan. Karena tidak memperhitungkan waktu tunggu dapat membuat perusahaan kehabisan persediaan, sedangkan kelebihan memperhitungkan waktu tunggu akan membuat terjadinya penumpukan persediaan. 7. Model pembelian persediaan Model pembelian akan sangat mempengaruhi besarnya persediaan yang dibeli. Pemilihan model pembelian yang digunakan oleh suatu perusahaan akan disesuaikan situasi dan kondisi dari jenis persediaan tersebut sehingga akan menghasilkan jumlah pembelian optimal yang berbeda juga. 8. Persediaan Pengamanan Persediaan pengamanan digunakakn perusahaan apabila terjadi kekurangan persediaan atau keterlambatan datangnya persediaan yang telah dipesan. Nilai persediaan pengamanan merupakan suatu jumlah tetap dalam periode tertentu. 9. Pembelian kembali Perusahaan menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan pembelian persediaan agar persediaan dapat fiterima perusahaan tepat waktu.

8 Manfaat Manajemen Persediaan Tujuan dari manajemen perusahaan persediaan adalah memberikan keuntungan bagi perusahaan. Ada beberapa manfaat yang didapatkan ketika perusahaan menerapkan manajemen persediaan antara lain: 1. Memanfaatkan Diskon kuantitas 2. Menghindari kekurangan bahan (out of stock) 3. Manfaat pemasaran 4. Spekulasi terhadap harga beli 5. Kepuasan terhadap konsumen 6. Kontinuitas Produksi Sasaran akhir dari manajemen persediaan adalah untuk meminimumkan biaya dalam perubahan tingkat persediaan. Untuk mempertahankan tingkat persediaan yang optimum, diperlukan kapan melakukan pemesanan dan berapa jumlah yang harus dipesan dan kapan melakukan pemesanan kembali Peramalan (forecasting) Peramalan (forecasting) permintaan akan produk dan jasa diwaktu mendatang dan bagian-bagianya adalah sangat penting dalam perencanaan. Suatu peramalan banyak mempunyai arti, maka peramalan tersebut perlu direncanakan dan dijadwalkan sehingga akan diperlukan suatu periode waktu paling sedikit dalam periode waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu kebijaksanaan dan menetapkan beberapa hal yang mempengaruhi kebijaksanaan tersebut. Menurut Nasution (2006) peramalan adalah suatu tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu dimasa yang akan datang dengan menggunakan teknik-teknik yang ilmiah

9 16 yang hasilnya mendekati kebenaran. Untuk membuat peramalan yang mendekati kebenaran diperlukan data-data pada masa lalu yang akan menjadi dasar peramalan untuk satu atau beberapa periode berikutnya Definisi Peramalan (forecsting) Peramalan adalah memperkirakan keaadaan dimasa yang akan dating melalui pengujian keadaan dimasa lalu. Dalam kehidupan sosial segala sesuatu itu serba tidak pasti dan sukar diperkirakan secara tepat, sehingga diperlukan peramalan.peramalan disini digunakan untuk meminimumkan pengaruh ketidak pastian terhadap sebuah masalah. Dengan kata lain peramalan bertujuan mendapatkan peramalan yang bisa meminimumkan kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur dengan mean square error, mean absolute error, dan sebagainya. (Makridakis, 1999). Metode ini merupakan cara untuk memperkirakan secara kuantitatif apa yang akan terjadi pada masa yang akan dating dengan dasar data yang relevan pada masa lalu. Selain itu metode peramalan memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan atas pendekatan suatu masalah dalam permalan, sehingga jika digunakan pendekatan yang sama pada kegiatan peramalan, akan dapat dasar pemikiran dan pemecahan yang sama. Jangka waktu ke depan (time horizon) merupakan factor yang paling penting untuk diperhatikan dalam pemilihan teknik peramalan. Untuk peramalan jangka pendek dan jangka menengah, beberapa teknik tersebut kurang tepat untuk diterapkan.

10 Tahap-Tahap Peramalan. Ada Sembilan langkah yang harus diperhatikan digunakan untuk menjamin efektivitas dan efisiensi dari system peramalan sebagai berikut (Gasperzs, 2005 : 74): 1. Menentukan tujuan dari peramalan. 2. Memilih item yang akan diramalkan. 3. Menentukan horizon waktu peramalan. 4. Memilih model-model peramalan. 5. Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan. 6. Validasi model peramalan. 7. Membuat peramalan. 8. Implementasikan hasil-hasil peramalan. 9. Memantau keadaan hasil peramalan Jenis Pola Data Langkah penting dalam memilih suatu metode deret berkala yang tepat adalah mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode yang paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji. Pola dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: (Makridakis, 1998) 1. Pola Horizontal (H) Pola data ini terjadi bilamana data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan. (Makidakis,1999) Suatu produk yang penjualanya tidak meningkat atau menurun selama waktu tertentu termasuk jenis pola ini.bentuk pola Horizontal ditunjukan seperti gambar 2.1.

11 18 (Sumber: Makridakis, 1998) Gambar 2.1 Pola Data Horizontal 2. Pola Trend (T) Pola data ini terjadi jika terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data.bentuk pola trend ditunjukan seperti gambar 2.2. (Sumber: Makridakis, 1998) Gambar 2.2 Pola Data Trend

12 19 3. Pola Musiman (S) Pola data ini terjadi apabila terdapat suatu deret data yang dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan atau minggu tertentu). Bentuk pola trend ditunjukan seperti gambar 2.3. (Sumber: Makridakis, 1998) Gambar 2.3 Pola Data Musiman. 4. Pola Siklis (S) Pola data ini terjadi apabila datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. (misalkan penjualan produk seperti mobil, baja dan peralatan utama lainya). Bentuk pola siklis ditunjukan seperti gambar 2.4.

13 20 (Sumber: Makridakis, 1998) Gambar 2.4 Pola Data Siklis 2.3 EOQ (Economic Order Quantity) Metode Economic Order Quantity (EOQ), adalah kuantitas bahan yang dibeli setiap kali pembelian dengan biaya yang paling minimal (Sutrisno, 2001). Metode ini dapat digunakan baik untuk barang-barang yang dibeli maupun yang diproduksi sendiri. Penerapan EOQ harus memperhatikan asumsi yang dipakai. Asumsi dasar untuk menggunakan metode EOQ adalah sebgai berikut: 1. Permintaan dapat ditentukan secara pasti dan konstan sehingga biaya stock out dan yang berkaitan dengan kapasitasnya tidak ada. 2. Item yang dipesan independent dengan item yang lain. 3. Pemesanan diterima dengan segera dan pasti. 4. Harga item konstan. Adapun rumus yang bisa digunakan untuk menghitung EOQ adalah sebagai berikut: EOQ =

14 21 Dimana: EOQ = Jumlah satuan per pesanan D S H = Kebutuhan tahunan = Biaya pemesanan per order = Biaya penyimpanan per unit Model EOQ di atas dapat diterapkan bila anggapan-anggapan berikut terpenuhi: 10. Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan diketahui. 11. Harga per unit adalah konstan. 12. Biaya penyimpanan per unit per tahun adalah konstan. 13. Biaya pemesanan per pesanan adalah konstan. 14. Waktu antara pesanan dilakukan dan barang-barang diterima adalah konstan. 15. Tidak terjadi kekurangan bahan. Di dalam pengisian persediaan terdapat suatu perbedaan waktu yang cukup lama antara saat mengadakan pemesanan hingga penerimaan barang yang dipesan kembali diterima di gudang. Menurut Assauri (2000), Lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukan pemesanan bahan baku sampai dengan kedatangan tersebut dan diterima di gudang persediaan. 2.4 Re Order Point (ROP) Menurut Heizer dan render (2005) model-model persediaan mengasumsikan bahwa suatu perusahaan akan menunggu sampai tingkat persediaanya mencapai nol sebelum perusahaan memesan lagi, dan dengan seketika kiriman akan diterima. Keputusan akan memesan biasanya diungkapkan

15 22 dalam konteks titik pemesanan ulang, tingkat persediaan dimana harus dilakukan pemesanan ulang, sedangkan jika menurut Stevenson (2014) Titik pemesanan kembali (ROP) terjadi disaat kuantitas ditangan sudah pada jumlah yang telah ditentukan sebelumnya. Jumlah tersebut biasanya meliputi perkiraan permintaan selama waktu tunggu dan mungkin bantalan ekstra persediaan, yangberfungsi untuk mengurangi probabilitas terjadinya kehabisan persediaan selama waktu tunggu. Tujuan dalam pemesanan adalah membuat pesanan ketika jumlah persediaan yang ada cukup untuk memenuhi permintaan selama waktu yang dipakai untuk menerima pesanan tersebut (waktu tunggu). Terdapat empat determinan dari kuantitas titik pemesanan kembali (Stevenson:2014): 1. Tingkat permintaan (berdasarkan pada ramalan). 2. Waktu tunggu (lead time). 3. Sejauhmana mana variabilitas permintaan dan/ atau waktu tunggu. 4. Derajat resiko kehabisan persediaan yang dapat diterima oleh manajemen. ROP terjadi apabila jumlah persediaan yang terdapat di dalam stok berkurang terus. Dengan demikian, perusahaan harus menentukan berapa banyak batas minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan persediaan. Untuk menentukan ROP digunakan dengan rumus sebagai berikut: = + ( ) Dimana: ROP = Reorder point

16 23 Lead time = Waktu tunggu Q = Penggunaan bahan baku 2.5 Persediaan Pengamanan ( Safety Stock) Persediaan pengamanan adalah merupakan suatu persediaan yang dicadangkan untuk mengantisipasi adanya ketidakpastian permintaan dan kekurangan bahan baku yang bisa disebabkan karena penggunaaan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam penerimaan yang dipesan. Persediaan pengamanan ini merupakan sejumlah unit tertentu dimana unit ini akan tetap ditahankan walau bahan bakunya dapat berganti dengan yang baru. Untuk menentukan persediaan pengamanan ini dipergunakan analisis statistic dengan melihat dan memperhitungkan penyimpangan-penyimpangan yang sudah terjadi antara perkiraan bahan baku dengan pemakaian sesungguhnya dapat diketahui besarnya standar dari penyimpangan tersebut. Manajemen perusahaan akan menentukan seberapa jauh penyimpangan-penyimpangan yangterjadi tersebut agar dapat ditolerir. Jika persediaan pegamanan terlalu banyak akan mengakibatkan perusahaan menanggung biaya penyimpanan terlalu mahal. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat menentukan besarnya safety stock secara tepat. Persediaan pengamanan dapat mengurangi kerugian akibat kekurangan bahan, tetapi menambah biaya penyimpanan bahan (Assauri, 2000). Menurut Rangkuti (2004), persediaan pengamanan adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan. Ada beberapa faktor yang menentukan besarnya persediaan pengamanan yaitu :

17 24 1. Rata tingkat permintaan dan rataan masa tenggang. 2. Keragaan permintaan pada masa tenggang. 3. Keinginan tingkat pelayanan yang diberikan. Untuk menentukan besarnya safety stock dapat digunakan dengan rumus sebagai berikut: Safety stock = x s Dimana: Z = ditentukan oleh Service level S = Standar deviasi L = lead time 2.6 Kanban Kanban adalah sebuah kata Jepang untuk sebutan kartu, kanban merupakan alat kontrol visual untuk mencapai sistem tepat waktu (Just in time), supply produk yang tepat, waktu yang tepat dan kebutuhan yang tepat. Pengertian tentang kanban: Kanban adalah salah satu alat untuk memelihara kondisi pada sistem produksi JIT dan bukan pada pusat JIT. Kanban adalah alat control visual yang digunakan untuk menjaga titik pemesanan kembali metode Re-Order Point. Metode Re-Order Point adalah metode yang memiliki titik dimana pemesanan harus dilakukan kembali untuk memulihkan jumlah inventory sehingga mencapai kondisi semula. Kanban dan in-proses inventory memiliki keterkaitan erat. Sering orang menganggap dengan hanya menerapkan kanban berarti telah

18 25 menerapkan sistem JIT. Kanban tidak harus ada dalam sistem JIT, tetapi JIT harus memiliki aliran material yang lancar. (Sumber: Lean Training 2010-Henry Ford Production System) Gambar 2.5 Contoh kartu kanban. (Sumber:Lean training) Gambar 2.6 Aliran material dan penyusunan jadwal dalam sistem tarik dan sistem dorong. Beberapa fungsi dari kanban antara lain: 1. Sebagai intruksi untuk memproses produk/ material sesuai dengan keperluan. 2. Alat visual control untuk mengatasi pemborosan karena produksi berlebihan.

19 26 3. Alat visual control untuk memonitor pelaksanaan dan deteksi keterlambatan di dalam proses. 4. Sebagai sarana untuk continuous improvement (kaizen). 5. Berfungsi untuk sarana setting otomatis bila terjadi masalah di proses berikut. Dalam bahasa jepang, kanban artinya kartu. Sistem kanban adalah sistem informasi yang secara serasi mengendalikan produk-produk yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu dalam setiap proses pabrik dan juga antara perusahaan (monden, 1995 : hal, 21). Dengan menerapkan sistem kanban, inventory dapat ditekan secara signifikan. Sistem kanban juga dapat digunakan sarana untuk mengungkapkan berbagai masalah yang terselubung dilapangan, dengan kata lain kanban adalah alat untuk mengungkapkan potensi improvement. Konsep dari sistem kanban adalah untuk mereduksi biaya. Salah satu cara untuk melakukanya adalah dengan melancarkan dan menyeimbangkan aliran dengan alat-alat pengendalian persediaan. Sistem kanban menyebabkan organisasi dapat mereduksi lead time produksi yang akan mereduksi jumlah persediaan yang dibutuhkan. Kanban menjadi tools yang efektif untuk mendukung jalanya sistem produksi secara keseluruhan. Prinsip Just In Time mengacu pada supermarket, dimana pelanggan mendapatkan apa yang mereka butuhkan pada waktu yang diinginkan dan jumlah yang diinginkan. Supermarket hanya mempunyai stok yang akan dijual, dan pelanggan hanya membeli yang dibutuhkan karena suplai barang sudah dijamin.

20 27 Kanban menggunakan kecepatan demand untuk mengontrol kecepatan produksi. Mulai dari end customer sampai melalui keseluruhan rantai proses. Kanban mengaplikasikan prinsip pull, dimana produk hanya dibuat setelah ada permintaan dari pelanggan. Ini berlawanan dengan konsep lama yaitu push, dimana produk bergerak dari proses satu ke proses lainya meskipun tidak ada permintaan. Kanban memberi sinyal untuk proses sebelumnya untuk menggerakan barang. Dipakai untuk memastikan bahwa stok di atur dengan jumlah kecil Jenis Kanban Jenis kanban yang sering digunakan adalah kanban pengambilan dan kanban perintah produksi. Kanban pengambilan menspesifikasikan jenis dan jumlah produk yang harus diambil dari proses terdahulu oleh proses berikutnya, sementara kanban perintah produksi menspesifikasikan jenis dan jumlah produk. (Sumber: www. File2shared.wordpress.com/system-kanban/) Gambar 2.7. Klasifikasi Jenis Kanban

21 Perhitungan Kartu Kanban Perhitungan kartu kanban ada dua cara, yaitu jumlah kanban pada system pengambilan jumlah tetap dan pengambilan siklus tetap. 16. Jumlah kanban pada sistem pengambilan jumlah tetap pada system ini, jumlah tetap telah ditentukan akan dipesan atau diambil bila persediaan menurun dititik pesan ulang. Jumlahnya akan tetap tetapi waktu pemesanan tidak menentu. 17. Jumlah kanban pada sistem pengambilan siklus tetap pada sistem ini, siklus pengambilan telah ditetapkan. 2.7 Just In Time (JIT) Menurut Hansen & Mowen (2001:591), Just In Time (JIT) merupakan suatu pendekatan manufaktur yang mempertahankan bahwa produk-produk harus ditarik dari seluruh sistem dengan adanya permintaan, dan bukanya mendorong seluruh sistem dengan skedul yang tetap untuk mengantisipasi permintaan. Just In Time (JIT) dapat berarti banyak hal yang berbeda-beda bagi masyarakat, baik masyarakat bisnis maupun masyarakat umum. Beberapa pihak menganggap Just In Time (JIT) adalah suatu pendekatan. Bagi pihak lain JIT adalah suatu metodologi, atau suatu filosofi, atau suatu konsep strategi (Schniederjans, 1993:4;dalam Soewarno, 2005). Pengertian Just In Time menurut Ginting (2007:231) dalam bukunya yang berjudul Sistem Produksi menjelaskan bahwa Just In Time adalah Integrasi dari serangkaian aktivitas desain untuk mencapai produksi volume tinggi dengan menggunakan minimum persediaan dan bahan baku, WIP dan produk jadi. Hansen & Mowen (2009:217) menyatakan bahwa Just In Time System adalah :

22 29 Suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem oleh permintaan yang ada, bukan didorong ke dalam sistem pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang di antisipasi. Render & Haizer (2010:314) menyatakan bahwa Just In Time System adalah: pendekatan berkelanjutan dan penyelesaian masalah secara paksa yang berfokus pada keluaran dan pengurangan persediaan. Berdasarkan dari pemaparan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Just In Time System adalah suatu sistem dimana produk yang di produksi ketika adanya permintaan dan dalam kegiatan produksinya menghilangkan adanya pemborosan dan memproduksi sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan cara seefisien mungkin. Pengendalian kualitas dalam just in time dilakukan sepanjang proses, mulai dari penentuan pemasok sampai barang diterima konsumen. Setiap barang diharapkan memenuhi standar kualitas saat memproduksi barang, dan setiap pengiriman pesanan diharapkan tiba tepat waktu. Perusahaan akan memberi perhatian utama pada kualitas, tindakan pencegahan kesalahan dan kerusakan, dan membangun kerja sama yang baik terhadap setiap elemen pengerjaan produksi. Manfaat pelaksanaan JIT adalah: 1. Kualitas produk yang lebih baik. 2. Mengurangi barang persediaan. 3. Meningkatkan tanggung jawab setiap pekerja terhadap hasil produksi. 4. Menghemat biaya. 5. Pekerja ahli lebih banyak, karena setiap pekerja dituntut mengerjakan semuanya secara benar.

23 Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini penulis merumuskan kerangka pemikiran dalam menanggapi masalah dan penelitian yang akan dilakukan. Yaitu sebagai berikut: Overstock Produk Pipa Forecast customer tidak sesuai aktual pengiriman Penentuan jumlah persediaan 1. Re Order Point 2. Safety Stock Usulan Perbaikan : 1. Pembuatan skedul pengadaan produk 2. Penggunaan metode kanban Tingkat Persediaan Optimum Gambar 2.8 Kerangka Pemikiran Penelitian terdahulu yang dijadikan refrensi atau acuan dalam pengolahan data dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 2.1

24 31 Tabel 2.1. Kajian Penelitian Terdahulu. No Peneliti Judul Metode Hasil 1 Nor Azian Abdul Rahman (2013) Lean Manufacturing Case Study With Kanban System Kanban Sistem Menurunkan biaya operasional, meminimalkan stok, menghilangkan waste, dan meminimalkan kerugian. 2 Bianca Siquira Martins Domingos et al (2014) Process Improvement and Reorganization of Kanban Inventory in a industry of Machinery and Equipment: A Case Study Kanban Inventory Hasil dari penelitian ini adalah penghapusan ruang yang tidak pelu di rak-rak, dan penyusunan kembali komponen dan suku cadang 3 Ahmad Naufal Bin Adnan (2013) Implementation of Just In Time Production through Kanban System Kanban Sistem Pengurangan Lead Time menunujukan bahwa efisiensi meningkat dan proses produksi menjadi lebih mudah berdasarkan kanban 4 Agrawal, N. (2010) Review On Just In Time Techniques In Manufacturing System Kanban Sistem Meminimalkan total biaya rantai suplai, dan mengintegrasikan ukuran pengiriman pada produksi 5 S.K. Chaharsooghi and A. Sajedinejad (2010) Determination of the Number of Kanbans and Btch Sizes in a JIT Supply Chain System Kanban Sistem Mengurangi tenaga kerja, meningkatkan produktifitas, dan peningkatan efisiensi lini.

25 32 Tabel 2.1. Kajian Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No Peneliti Judul Metode Hasil Penggunaan Dengan menggunakan Kanban Hendra Kanban maka produksi dalam Kanban, Just 6 Achmadi secara efisien dapat metode Just In Time (2008) dijalankan karena tidak In Time Pada ada penumpukan stock. Produksi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) Menurut Gaspersz (2005:177) Perencanaan kebutuhan material (material requirement planning = MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara agraris, pengendalian persediaan merupakan fungsi-fungsi yang sangat penting, karena dalam persediaan melibatkan Investasi rupiah terbesarnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Persediaan Bahan Baku 2.1.1.1. Pengertian Persediaan Persediaan bahan baku merupakan aktiva perusahaan yang digunakan untuk proses produksi didalam suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Persediaan Ristono (28) menyatakan bahwa persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada Perusahaan Roti Roterdam Malang. Berdasarkan hasil analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada Perusahaan Roti Roterdam Malang. Berdasarkan hasil analisis 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian Indah (2004) dengan judul penelitian yaitu: Efisiensi perencanaan bahan baku dalam usaha untuk mencapai efisiensi tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money ( BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persediaan (inventory) dapat diartikan sebagai sumber daya mengganggur (idle resource) yang keberadaanya menunggu proses yang lebih lanjut (Nur Bahagia, 2006),

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Produksi, diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan Kebutuhan Barang Persediaan dengan Economic Order Quantity Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen PERSEDIAAN Pengertian

Lebih terperinci

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Perencanaan Persediaan Input data yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan jumlah dan periode siklus waktu antar pemesanan/ pembuatan adalah: Total

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi Manajemen Menghindari Kerusakan Menghindari Keterlambatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian intern persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih

Lebih terperinci

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan BAB I Persyaratan Produk I.1 Pendahuluan Perkembangan teknologi saat ini merupakan pemicu perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan performance perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan Petunjuk Sitasi: Fatimah, Syukriah, & Nurul, A. (2017). Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H137-142). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

EVALUASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PUPUK PT. ABC MENGGUNAKAN METODE EOQ. Diterima: 1 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

EVALUASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PUPUK PT. ABC MENGGUNAKAN METODE EOQ. Diterima: 1 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016 EVALUASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PUPUK PT. ABC MENGGUNAKAN METODE EOQ Chella Masquita Febilia 1 dan Dyah Febriantina Istiqomah 2 1 Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya, Jl. Veteran 12-16, Malang 65145,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Logistik Menurut Bowersox (2000: 13), manajemen logistik dapat didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan(inventory) merupakan stok barang yang disimpan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Umumnya setiap jenis perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Deskriptif yaitu menganalisa, mengendalikan dan mendiskripsikan

Lebih terperinci

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY II. 1. Persediaan II. 1. 1. Pengertian Persediaan Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur selalu berusaha untuk mengadakan persediaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi terdapat perubahan kebutuhan harga Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen MENENTUKAN

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS.1 Peramalan Peramalan menurut Yamit (1999), merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: TIPE, MANFAAT DAN BIAYA Jenis Persediaan: a. Persediaan bahan mentah. Bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang dagangan. b. Persediaan barang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survey Pendahuluan PT. Anugerah Indah Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi makanan dan minuman ringan. Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap perusahaan manufaktur mempunyai bahan baku, baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Ketergantungan perusahaan terhadap bahan baku sangat besar sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini, persaingan global yang tajam banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini, persaingan global yang tajam banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini, persaingan global yang tajam banyak dihadapi oleh perusahaan-perusahaan. Hal ini merupakan tanda bahwa semakin pesatnya

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan (Inventory) Persediaan (inventory) merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam suatu perusahaan. Setiap perusahaan biasanya memiliki persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan merupakan salah satu faktor yang menentukan kelancaran produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal ini perusahaan

Lebih terperinci

Pengelolaan Persediaan

Pengelolaan Persediaan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan

Lebih terperinci

Aplikasi Metode EOQ Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT X

Aplikasi Metode EOQ Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT X Volume 10, Nomor 1, Mei 2018, pp 30-40 Copyright 2017 Jurnal Akuntansi Maranatha, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha. ISSN 2085-8698 e-issn 2598-4977. http://journal.maranatha.edu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam. Semakin pesatnya perkembangan fashion membuat trend busana

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam. Semakin pesatnya perkembangan fashion membuat trend busana 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan akan fashion dalam berbusana di kalangan masyarakat tak terelakkan lagi, salah satunya busana muslim. Busana muslim merupakan salah satu kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PENGERTIAN Persediaan : - Segala sesuatu/sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan - Sekumpulan produk phisikal pada berbagai tahap proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Persediaan bahan baku suatu perusahaan adalah salah satu syarat penting dalam melakukan suatu proses produksi barang. Menurut Heizer dan Render (2008), apabila

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 engertian engendalian ersediaan ersediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka melaksanakan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan rakyat, sektor yang memegang peranan penting setelah sektor pertanian adalah sektor manufaktur.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. a. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Persediaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. a. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Persediaan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Persediaan a. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Persediaan Pendapat Ridwan S. Sundjaja (2007 : 379), persediaan meliputi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian dan Tujuan Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun pabrik selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah adalah 1 Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) proses dan struktur yang tertata secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan perusahaan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang penelitian Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang sangat penting. Dalam perusahaan industri masalah perencanaan, pengaturan serta pengendalian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman dan teknologi, dunia manufakturpun ikut berkembang dengan pesatnya. Persaingan menjadi hal yang sangat mempengaruhi kelangsungan

Lebih terperinci

USEP GINANJAR. Program Studi Teknik Industri Universitas Komputer Indonesia

USEP GINANJAR. Program Studi Teknik Industri Universitas Komputer Indonesia ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KOMPONEN TIANG LISTRIK BESI TIPE 9 METER DENGAN MODEL GABUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN JUST IN TIME DI PT. PLN (PERSERO) PUSHARLIS UNIT WORKSHOP DAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan (Iventory) Persedian (Iventory) merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam suatu perusahaan. Setiap perusahaan biasanya memiliki persediaan

Lebih terperinci

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME (JIT) PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA 1. Pengertian Metode Just In Time (JIT) Manufaktur JIT adalah suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam sistem manufaktur adanya persediaan merupakan faktor vital yang mempunyai dampak pengaruh besar terhadap biaya perusahaan. Meskipun demikian persediaan tetep di perlukan karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,

Lebih terperinci