PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERUBAHAN FISIK PADA MASA PUBERTAS TERHADAP HARGA DIRI REMAJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERUBAHAN FISIK PADA MASA PUBERTAS TERHADAP HARGA DIRI REMAJA"

Transkripsi

1 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERUBAHAN FISIK PADA MASA PUBERTAS TERHADAP HARGA DIRI REMAJA Ethyca Sari Stikes William Booth Surabaya (031) ABSTRAK Ketidaktahuan remaja tentang perubahan fisik masa pubertas membuat remaja ingin menyendiri, menarik diri dari teman-teman, merasa tidak dimengerti dan diperlakukan kurang baik oleh lingkungan. Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Perubahan Fisik pada Masa Pubertas terhadap Harga Diri Remaja di SMP GEMA 45 Surabaya. Penelitian ini menggunakan disain penelitian Pra- Eksperimen dengan menggunakan one group pre-post test design, populasi pada penelitian ini sebanyak 20 reponden yaitu semua remaja puteri kelas VII C di SMP GEMA 45 Surabaya dan sampel yang diambil adalah 19 responden dengan menggunakan Simple Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar kuisioner sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan, kemudian diuji dengan menggunakan uji Mc Nemar, dari hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki gambaran diri negatif sebelum pemberian pendidikan kesehatan sebanyak 11 orang (57,89%) dan responden yang memiliki gambaran diri positif setelah pemberian pendidikan kesehatan sebanyak 19 orang (100%) dan ada pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Perubahan Fisik pada Masa Pubertas terhadap Gambaran Diri Remaja dengan nilai p=0,001. Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap harga diri remaja. Hal ini disebabkan karena adanya pola pikir remaja yang berubah setelah pemberian pendidikan kesehatan tentang perubahan fisik pada masa pubertas. Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, Perubahan Fisik, Harga Diri, Remaja. ABSTRACT Adolescent ignorance about the physical changes of puberty make teenagers want to be alone, withdrawing from friends, feel less well understood and treated by the environment. Health education is a process to improve the community's ability to maintain and improve the health objective of this study was to determine the effect of Health Education on Physical Changes at Puberty Period on Adolescent Self-esteem in SMP GEMA 45 Surabaya. This study used a preexperiment research design using a one-group pre-post test design, the population in this study were 20 respondents that all girls class VII C in SMP GEMA 45 Surabaya and samples taken were 19 respondents using Simple Random Sampling. Collecting data using a questionnaire sheet before and after health education about physical changes during puberty, then tested using Mc Nemar test, of the results showed that most respondents have a negative self-esteem before giving health education as many as 11 people (57.89%) and respondents who have a positive self-esteem after the administration of health education as many as 19 people (100%) and no effect on the Amendment of Health Education puberty is the period of the physical description of the Self Teen with p = There is the influence of health education on physical changes during puberty on adolescent self-image. This is caused due to an adolescent mindset changed after administration of health education on physical changes during puberty. Key words: Health Education, Physical changes of puberty, self-esteem.

2 PENDAHULUAN Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari kedudukan masa remaja sebagai metode transisional antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, metode tersebutlah ditandai dengan adanya pubertas. Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas biasanya dimulai saat berumur tahun pada wanita dan tahun pada pria (Hurlock,1997). Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas pada remaja pria misalnya perubahan suara, pertumbuhan rambut di (wajah, sekitar alat kelamin, dada, ketiak, kaki dan lengan), pertumbuhan jakun, dan terjadinya mimpi basah, sedangkan perubahan fisik yang terjadi pada remaja perempuan misalnya menarche (awal terjadinya haid) dan pertumbuhan payudara. Semua perubahan yang terjadi pada waktu yang singkat ini membawa akibat terhadap harga diri remaja dan juga menyebabkan perasaan tentang dirinya pun berubah. Ada yang menilai secara positif, ada pula yang menilai secara negatif dan penilaian terhadap perubahan ini secara tidak langsung mempengaruhi atau membentuk harga diri mereka. Menurut Honigman dan Castle (dalam Melliana, 2006), pengertian harga diri adalah penilaian individu tentang nilai interpersonal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan tetap merasa sebagai seseorang yang penting dan berharga (Stuart & Sundeen, 1998). Penilaian remaja terhadap perubahan ini memiliki arti tersendiri atau berbeda-beda. Pada remaja yang mengetahui perubahan ini normal akan mampu menempatkan dirinya terhadap lingkungan sekitar, dia mampu untuk membuat satu pilihan, suatu keputusan tentang apa yang dia lakukan dan memperlakukan dirinya bagaimana dan dalam konteks apa atau dalam kelompok apa dia bisa menjadi lebih bermakna dan dimaknakan sesuai dengan usianya. Sementara itu, pada remaja yang menilai perubahan yang terjadi pada dirinya ini tidak normal dia akan cenderung lebih menutup diri dari lingkungan sekitar karena dia lebih cenderung merasa rendah diri. Remaja pada masa pubertas mengalami hilangnya kepercayaan diri karena adanya perubahan fisik dan perubahan emosi yang meninggi pada masa pubertas. Ketidaktahuan remaja membuat remaja ingin menyendiri dan menarik diri dari teman-teman dan dari berbagai kegiatan keluarga dan merasa tidak dimengerti dan diperlakukan kurang baik oleh lingkungannya (Hurlock, 1980). Masalah ini sesuai dengan pengamatan penulis pada remaja SMP di kompleks perumahan Dukuh Pakis bahwa remaja masa pubertas yang mengalami perubahan fisik menjadi tidak percaya diri dan menilai dirinya secara negatif. Hal ini dibuktikan dengan adanya keluhan mereka yang mengatakan merasa malu karena perubahan fisik yang dialami sehingga menjadi takut diejek oleh teman-temannya. Oleh karena itu remaja perlu mendapatkan pendidikan kesehatan tentang perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas sehingga ketika mereka mengalami perubahan tersebut mereka tidak mengalami harga diri rendah. Hal ini sesuai dengan studi awal yang dilakukan oleh peneliti bahwa terdapat remaja putri yang merasa bahwa dirinya ditolak oleh lingkungan sekitarnya dikarenakan perubahan fisik yang dialaminya, sehingga remaja tersebut mempunyai harga diri yang rendah. Berdasarkan studi awal dari hasil wawancara dengan 10 remaja SMP di kompleks perumahan dukuh pakis, ditemukan 6 remaja merasakan ketidaknyamanan pada saat pertama kali mengalami masa-masa pubertas, 3 orang merasakan tidak nyaman karena terjadi perubahan pada payudara mereka yang menjadi besar, 2 orang merasakan tidak nyaman saat terjadi haid, dan 1 orang merasakan tidak nyaman karena badannya menjadi lebih gemuk dari sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya keluhan mereka mengenai perubahan yang terjadi pada dirinya. Harga diri yang dimiliki remaja terhadap tubuhnya sangat dipengaruhi oleh teman-teman disekelilingnya. Ketika mereka menemui beberapa perbedaan dengan teman sebayanya dalam hal pertumbuhan dan

3 perkembangan tubuh, ini akan menjadikan suatu pengalaman yang sulit bagi remaja. Gambaran yang negatif tentang diri sendiri sering menyebabkan remaja itu mengalami harga diri rendah, sehingga remaja tersebut tidak bahagia dengan apa yang dia miliki dan selalu merasa kurang karena selalu membandingkan kelemahan dirinya dengan kelebihan orang lain. Remaja yang memiliki gambaran diri yang negatif akibat dari perubahan fisik pada masa pubertas akan menimbulkan tekanan psikologis yang akan mengganggu fungsi kerja dan sosial mereka, bahkan terkadang jika mereka sudah sampai pada titik depresi berat dan kecemasan, mereka bisa terjangkit gangguan kecemasan lain, seperti penarikan diri dari lingkungan sosial atau isolasi sosial. Pandangan yang realistis terhadap diri, menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman sehingga remaja terhindar dari rasa cemas dan dapat meningkatkan harga diri. Remaja yang mempunyai harga diri yang tinggi akan memperlihatkan kemampuan mantap terhadap realisasi yang akan memacu sukses di dalam kehidupannya (Keliat, 1998). Gangguan harga diri pada remaja pubertas dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah ketidaksiapan remaja dalam menghadapi perubahan fisik yang cepat pada masa pubertas. Menurut Hurlock (1980) remaja pada masa pubertas sering mengalami penurunan prestasi belajar akibat perubahan fisik yang cepat yang mempengaruhi metabolisme tubuh yaitu tubuh menjadi mudah lelah sehingga menimbulkan rasa ketidaknyamanan remaja dalam melakukan aktivitas. Perubahan emosi dan perilaku remaja dalam menghadapi perubahan yang terjadi pada masa pubertas membuat remaja menjadi stress sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup remaja tersebut. Remaja yang seharusnya sangat aktif diusia mereka akan menjadi minder dan tidak berani mengaktualkan kemampuannya yang akan mengakibatkan menurunnya prestasi mereka, padahal mereka adalah generasi penerus bangsa kita. Pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan perubahan fisik pada masa pubertas dapat membantu remaja dalam upaya untuk menghindari terjadinya harga diri rendah pada remaja. Pengetahuan ini bisa di dapat dari perjalanan proses belajar, pendidikan kesehatan, maupun media masa atau majalah tentang kesehatan. Lingkungan remaja berperan penting dalam membentuk pola pikir yang positif pada remaja mengenai perubahan yang terjadi pada saat masa pubertas melalui program pembelajaran di sekolah. Pihak sekolah dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan untuk melakukan pendidikan kesehatan sejak dini pada siswasiswi mengenai pubertas dan perubahan fisik remaja pubertas. Dalam menghadapi masalah harga diri remaja, hal-hal yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain membantu meningkatkan pemahaman remaja mengenai pengertian, tanda dan gejala pubertas, serta membantu remaja mengidentifikasi cara untuk memahami berbagai perubahan akibat dari masa pubertas dan penanganan yang mempengaruhi hidupnya. Secara teori dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 1993). Oleh karena itu, pendidikan kesehatan mengenai perubahan fisik pada masa pubertas sangat penting sehingga remaja dapat memiliki harga diri yang tinggi dan tidak mengalami depresi akibat perubahan fisik pada masa pubertas yang dialaminya. METODE Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah one-group prepost test design yang tujuannya untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang perubahan fisik pada remaja terhadap harga diri remaja di SMP GEMA 45 Surabaya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian pendidikan kesehatan tentang perubahan fisik pada remaja sedangkan variable terikatnya adalah harga diri remaja. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja putri usia tahun kelas VII-C di SMP GEMA 45 Surabaya dengan jumlah 20 orang dan besar sampel adalah 19 orang. Tehnik sampling dalam penelitian ini adalah simple random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara sederhana, dimana setiap elemen di seleksi secara random atau acak (Nursalam, 2003). Pengambilan data dengan menggunakan kuisioner dilakukan sebelum dan sesudah

4 pemberian pendidikan kesehatan dan untuk mengukur variable bebas mennggunkan skala Likert dengan penilaian peryataan yang bernilai positif mempunyai skor 1 untuk jawaban tidak pernah, skor 2 untuk jawaban pernah, skor 3 untuk jawaban sering, dan skor 4 untuk jawaban selalu. Sedangkan untuk peryataan negatif mempunyai skor 1 untuk jawaban selalu, skor 2 untuk jawaban sering, skor 3 untuk jawaban pernah, dan skor 4 untuk jawaban tidak pernah. Penilaian Harga diri positif bila nilai: 50% dan Harga diri negatif: > 50%. Kemudian untuk mengetahui pengaruh antar variable diuji dengan menggunakan uji statistic Mc. Nemar HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi responden berdasarkan umur Tabel 1. Diagram batang distribusi frekuensi responden berdasarkan umur Umur Jumlah Prosentase 11 tahun 0 0% 12 tahun 8 42,1% 13 tahun 11 57,9% 14 tahun 0 0% Jumlah % Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 13 tahun sebanyak 11 orang (57.9%). Karakteristik responden berdasarkan pernah mendapat informasi sebelumnya tentang perubahan fisik pada masa pubertas Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pernah mendapat informasi sebelumnya Pernah Jumlah Prosentase Mendapat Informasi Pernah 12 63,2% Tidak Pernah 7 36,8% Jumlah % Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui sebagian besar responden yang sudah pernah mendapatkan informasi sebelumnya yaitu sebanyak 12 responden (63,2%). Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi yang didapatkan Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi yang didapatkan Sumber Informasi Jumlah Prosentase Tidak ada 7 36,8% Guru 7 36,8% Orang tua 2 10,6% Teman 0 0% Media massa 3 15,8% Jumlah % Berdasarkan 3 dapat diketahui bahwa jumlah responden sama antara yang belum mendapat informasi dan yang menyatakan sumber informasi didapat dari Guru sebanyak 7 responden (36,8%). Data Khusus Karakteristik responden berdasakan harga diri sebelum diberikan pendidikan kesehatan. Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan harga diri sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang perubahan fisik pada masa pubertas Harga diri Jumlah Prosentase Tinggi 8 42,1% Rendah 11 57,9% Total % Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki harga diri rendah sebelum diberikan pada masa pubertas sebanyak 11 orang (57.9%). Karakteristik responden berdasakan harga diri setelah diberikan pendidikan kesehatan. Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan harga diri setelah diberikan

5 pendidikan kesehatan tentang perubahan fisik pada masa pubertas Harga Jumlah Prosentase diri Tinggi % Rendah 0 0 Total % Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa seluruh responden (100%) mempunyai harga diri tinggi setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang perubahan fisik pada masa pubertas. Tabulasi Silang Harga Diri sebelum dan Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan tentang Perubahan Fisik pada Masa Pubertas Tabel 6 Harga Diri Distribusi harga diri sebelum dan setelah diberikan Pendidikan Kesehatan tentang Perubahan Fisik pada Masa Pubertas di SMP GEMA 45 Surabaya Pre % Post % Tinggi 8 42,1% % Rendah 11 57,9% 0 0,0% Total % 19 Uji Mc Nemar p= % Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa hasil dari penelitian di SMP GEMA 45 Surabaya kelas VII C sebelum pemberian pada masa pubertas sebagian besar responden memiliki harga diri rendah yaitu sebanyak 11 orang (57,9%) dan setelah pemberian pada masa pubertas semua responden memiliki harga diri tinggi yaitu sebanyak 19 orang (100%). Hasil analisis dari uji Mc Nemar didapatkan bahwa nilai p=0.001yaitu p < α (0.05) sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang perubahan fisik pada masa pubertas terhadap harga diri remaja di SMP GEMA 45 Surabaya. PEMBAHASAN Pada pembahasan akan diuraikan hasil penelitian dari harga diri remaja sebelum diberikan pendidikan kesehatan dan harga diri remaja setelah diberikan pada masa pubertas di SMP GEMA 45 Surabaya. Harga diri remaja sebelum pemberian Pendidikan Kesehatan tentang perubahan fisik pada masa pubertas di SMP GEMA 45 Surabaya. Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa dari 19 responden, 8 responden (42,1%) memiliki gambaran diri positif dan 11 responden (57,9%) memiliki harga diri negatif. Menurut Centi (1993) dalam Fadzilah (2012) harga diri rendah adalah penilaian seseorang terhadap kemampuan dirinya rendah atau seseorang yang menilai dirinya negative. Seorang individu dengan harga diri yang rendah cenderung mengatakan bahwa keberhasilan yang diraihnya adalah keberuntunga atau atas bantuan orang lain ketimbang kemampuan pribadi. (Perry & Potter, 2005). Seseorang dapat berfikir negatif terhadap dirinya salah satunya dikarenakan adanya perubahan fisik dalam tubuhnya. Gejala-gejala perubahan fisik remaja muncul ketika anak mulai memasuki masa awal remaja, pada usia ini remaja mulai fokus pada pengambilan keputusan, baik di dalam rumah maupun di sekolah (Papalia & Old, 2003). Hal ini dapat dikaitkan dengan tabel 1 yang menyatakan bahwa sebagian besar responden berusia 13 tahun (57,9%). Menurut Kusumawati (2003) pada anak perempuan, perubahan fisik pubertas sebagian besar memperlihatkan beberapa tanda perkembangan di usia 13 tahun, usia ini merupakan masa rentan dan kritis bagi mereka terhadap perubahanperubahan yang terjadi pada dirinya seperti perubahan fisik, kematangan alat reproduksi, emosi dan perilaku, karena dengan datangnya perubahan tersebut menimbulkan kecenderungan remaja ingin bebas, suka mencoba-coba, berkelompok dan mudah terpengaruhi. Dari hal tersebut dapat diketahui jika perubahan yang terjadi pada masa pubertas tidak sesuai dengan apa yang

6 diharapkan oleh remaja, maka remaja merasa cemas dan takut akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya, sehingga mereka tidak puas dengan penampilannya yang akan mengakibatkan harga diri mereka bisa menjadi rendah dibandingakan dengan teman-temanya. Pada penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki harga diri rendah sebelum pemberian pendidikan kesehatan meskipun sebagian besar responden sudah pernah mendapatkan informasi sebelumnya. Hal ini dapat dikaitkan dengan tabel 2 yang menyatakan bahwa responden yang pernah mendapatkan informasi sebelumnya sebanyak 12 orang (63,2%). Informasi tentang perubahan fisik pada masa pubertas seharusnya sudah didapatkan saat responden mulai awal masuk bangku SMP, tetapi masih banyak responden yang mempunyai harga diri rendah. Hal ini disebabkan karena remaja lebih cenderung bercermin kepada teman sebayanya atau idolanya, sehingga remaja berfikir bahwa dirinya harus seperti apa yang mereka lihat. Ini sesuai dengan teori Hurlock (1980) bahwa gambaran diri yang dimiliki remaja terhadap tubuhnya sangat dipengaruhi oleh temanteman disekelilingnya. Ketika mereka menemui beberapa perbedaan dengan teman sebayanya dalam hal pertumbuhan dan perkembangan tubuh, sehingga akan menjadikan suatu pengalaman yang sulit bagi mereka. Pertumbuhan ini juga diiringi oleh perkembangan sikap dan harga diri. Mereka memiliki harga diri seolah-olah sebagai model pujaannya dan sering membandingkan dirinya dengan teman-teman sebayanya, sehingga mereka akan menjadi rendah diri dan cemas bila kondisinya tidak seperti model pujaannya atau teman-teman sebayanya (Karl C.Garrison, 1990). Namun di sisi lain jika anak pada masa pubertas tidak dipersiapkan secara psikologis atau tidak mendapatkan informasi sebelumnya tentang perubahan yang akan terjadi pada masa pubertas, maka pengalaman pada perubahan itu dapat merupakan pengalaman traumatis. Akibatnya, anak cenderung memiliki sikap yang kurang baik yang lebih cenderung untuk menetap dari pada berkembang. Kurangnya persiapan anak menghadapi masa pubertas dapat menimbulkan bahaya psikologis yang serius, terutama pada anak yang matangnya lebih awal atau lambat. Hal ini disebabkan perubahan-perubahan yang terjadi mendorong anak untuk berfikir bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya termasuk sesuatu hal yang abnormal sehingga tidak mungkin sama seperti teman-teman sebayanya. Harga diri remaja setelah pemberian Pendidikan Kesehatan tentang perubahan fisik pada masa pubertas di SMP GEMA 45 Surabaya Berdasarkan tabel 5 harga diri remaja setelah diberikan pendidikan kesehatan dapat dilihat bahwa sebanyak 19 orang (100%) memiliki harga diri tinggi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi perubahan harga diri yang lebih baik pada remaja. Sesuai dengan teori Sunarti (2011) salah satu penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pendidikan kesehatan. Menurut Notoatmodjo (2003) pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu mencapai derajat kesehatan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasiya, kebutuhannya dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Pendidikan pubertas ini bertujuan untuk meningkatkan harga diri pada remaja yang tadinya remaja memiliki harga diri rendah maka akan menjadi harga diri tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dan dikaitkan dengan teori diatas maka didapatkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap harga diri remaja dengan dilakukannya pada masa pubertas dan semua responden memiliki harga diri tinggi. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan pola fikir responden yang baik dan adanya keinginan dari diri individu tersebut untuk berubah, sehingga setelah pemberian pendidikan pubertas ini, harga diri responden yang awalnya rendah menjadi tinggi. Apalagi bila pada masa pubertas ini diberikan oleh orang

7 yang dianggap lebih penting oleh responden seperti guru di sekolah. Hal ini dapat dikaitkan dengan tabel 3 yang menyatakan bahwa sebagian besar responden yang mendapatkan informasi sebagian besar dari guru yaitu sebanyak 7 orang (36,8%). Guru seharusnya tidak hanya bertugas untuk memberikan pembelajaran dan ilmunya kepada siswa, melainkan mempunyai peran lain, yaitu menjadi orang tua kedua bagi siswa dan berperan sebagai konselor. Menurut Kartono (2010) tugas utama guru disini adalah sebagai pendidik yang berperan penting untuk mengatasi kekhawatiran para remaja tentang perubahan fisik selama masa pubertas, bisa diatasi dengan pengenalan dan pelajaran tentang sex education agar para remaja siap dalam menghadapi perubahan fisik yang terjadi pada dirinya selain itu juga guru memberikan fasilitas bagi perkembangan remaja dan membantu memperlancar perkembangan menurut irama dan temponya sendiri-sendiri. Namun di sisi lain, perkembangan psikis murid lebih besar dipengaruhi oleh lingkungan termasuk dari guru, sehingga guru perlu untuk bisa melakukan kontak jiwa terhadap remaja. Guru haruslah menciptakan suasana yang lebih transparan dan nyaman, karena dengan cara ini hubungan dengan guru dan remaja dapat tercapai dengan mudah tanpa ada batasan antara mereka. Dengan seperti ini remaja akan merasa nyaman bersama guru, dan pada sisi lain remaja akan mengganggap bahwa guru tersebut sebagai sahabat bagi mereka. Dengan demikian remaja akan terbuka apabila dirinya mengalami masalahmasalah yang tidak dapat mereka selesaikan sendiri sehingga pemikiran para guru mampu mengiringi perkembangan psikologi remaja. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang perubahan fisik pada masa pubertas terhadap harga diri remaja di SMP GEMA 45 Surabaya Berdasarkan tabulasi silang tabel 6 dapat diketahui bahwa remaja yang memiliki harga diri rendah sebelum diberikan pada masa pubertas dan remaja yang memiliki harga diri tinggi setelah diberikan pada masa pubertas sebanyak 100%. Hasil uji statistic Mc Nemar pengaruh pendidikan pubertas terhadap harga diri remaja didapatkan hasil p=0.001 yang berarti p<0.05 dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima yang memiliki arti ada pengaruh pendidikan pubertas terhadap harga diri remaja di SMP GEMA 45. Pada penelitian ini awalnya tidak tahu menjadi tahu. Hal ini disebabkan adanya pola pikir mereka yang berubah setelah pemberian pendidikan pubertas. Namun di sisi lain remaja juga cepat merubah pandangannya terhadap dirinya. Remaja semakin menyadari bahwa perubahan yang terjadi pada dirinya merupakan sesuatu yang normal yang akan mereka alami pada masa pubertas. Sehingga yang awalnya mereka memiliki harga diri rendah sebelum pemberian pendidikan pubertas dapat berubah menjadi harga diri tinggi setelah pemberian pendidikan kesehatan pada masa pubertas. Menurut Green dalam Tampubolon (2009) bahwa dengan pendekatan edukasional dapat merubah perilaku seseorang termasuk pengetahuan, dimana intervensi yang diberikan merupakan proses pendidikan kesehatan untuk merubah perilaku. Pendekatan Green sejalan dengan penelitian Pulungan (2007) yang membuktikan bahwa metode pendidikan kesehatan yang dilakukan lebih dari 2 kali dapat meningkatkan pengetahuan seseorang dan akan mencapai keberhasilan setelah dilakukan post-test dibandingkan dengan pretest. Pelaksanaan pendidikan kesehatan pada penelitian ini dilakukan 3 kali pertemuan dalam waktu 2 minggu. Sehingga dari hasil penelitian ini terlihat bahwa setelah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan terhadap harga diri remaja, remaja memiliki harga diri tinggi yang menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang perubahan fisik pada masa pubertas terhadap gambaran diri remaja di SMP GEMA 45 Surabaya. SIMPULAN Harga diri remaja sebelum diberikan

8 pada masa pubertas sebagian besar responden memiliki harga diri rendah. Harga diri remaja setelah diberikan pendidikan kesehatan semua responden memiliki harga diri tinggi. Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang perubahan fisik pada masa pubertas terhadap harga diri remaja. SARAN Diharapkan agar pihak sekolah khususnya guru setelah pemberian pendidikan kesehatan mengevaluasi harga diri remaja dan memberikan ulang pendidikan kesehatan pada remaja apabila ada remaja yang masih memiliki harga diri rendah. DAFTAR PUSTAKA Ainur Rofiah Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. gi-perkembangan-anak-danremaja.html. Diakses tanggal 29 April 2014 Pukul wib. Azis Mensiasati Masa Puber /05/mensiasati-masapuber.html. Diakses tanggal 29 April Pukul Desmita Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rosda Karya Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: Rosda Karya, 2 Hanivah, Iva Peran Sekolah dalam Mengembangkan Aspek Fisik pada Remaja. sekolah dalam mengembangkan aspek fisik pada remaja_coretan Iva.htm. Diakses tanggal 27 April 2014 Pukul Haryanto Cara meningkatkan citra diri. -diri. Diakses tanggal 29 November Jam Herawani Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC Hurlock Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Yogyakarta : Erlangga. Keliat, Budi Anna Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC Manajemen Keperawatan Psikososial dan Kader Kesehatan Jiwa (CMHN). Jakarta: EGC Kery Citra Diri. nzmessage/2012/05/citra-diri. Diakses tanggal 13 Oktober Jam WIB Mansur, herawati Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, Soekidjo Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan InstrumenPenelitian. Jakarta: SalembaMedika Perry and Potter Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC Santrock. W Jhon MasaPerkembangan Anak. Jakarta: Salemba Humanika

9

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 PENELITIAN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 Vivin Sabrina Pasaribu*, El Rahmayati*, Anita Puri* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang *Dosen

Lebih terperinci

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031)

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031) CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031) 5633365 ABSTRACT Bentuk tubuh yang overweight sangat mengganggu remaja dan menimbulkan respon tersendiri bagi remaja

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENARCHE

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENARCHE PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENARCHE DAN PERUBAHAN FISIK SEKUNDER MELALUI METODE TEMAN SEBAYA ( PEER GROUP) TERHADAP PERSEPSI REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SDN KAMPUNG DALEM 6 KOTA

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS I SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG MENSTRUASI

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS I SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG MENSTRUASI PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS I SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG MENSTRUASI WIWI SARTIKA Program Studi D-III Kebidanan, Universitas Abdurrab Jalan Riau Ujung No.73 Pekanbaru Telp (0761)

Lebih terperinci

ABSTRACT ABSTRAK. Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

ABSTRACT ABSTRAK. Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ABSTRACT PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA PEMULUNG DI TPA WONOKROMO-SURABAYA Erika Untari Dewi untarierika@yahoo.co.id Essentially, health education is a wish

Lebih terperinci

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENARCHE TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI PRA MENSTRUASI ( The Effectiveness Of Menarche Health Promotion to the Pre Menstrual Female Adolescents Knowledge And Attitude

Lebih terperinci

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta   ABSTRACT THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUTH PUBERTY WITH ADOLESCENTS ATTITUDE IN THE FACE OF PUBERTY IN ADOLESCENTS IN JUNIOR HIGH SCHOOL 3 DEPOK, MAGUWOHARJO, SLEMAN, YOGYAKARTA Dwi Agustiana Sari, Wiwin Lismidiati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini di Indonesia 62 juta remaja sedang tumbuh di tanah air. Artinya satu dari lima orang Indonesia berada dalam rentang usia remaja. Mereka adalah calon generasi

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE PEER GROUP TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD KELAS V DI SD PUNDENARUM I KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK Nurul Fatimah, Isy

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pendidikan kesehatan, kepatuhan, diet DM.

Kata Kunci : Pendidikan kesehatan, kepatuhan, diet DM. PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DM TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DM DI CLUB DIABETES MELITUS * Dosen Akper William Booth, Aristina Halawa, halawaaristina@yahoo.co.id ** Dosen Akper William

Lebih terperinci

GAMBARAN PERAN ORANG TUA TERHADAP STIMULASI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PADA USIA PRA SEKOLAH

GAMBARAN PERAN ORANG TUA TERHADAP STIMULASI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PADA USIA PRA SEKOLAH GAMBARAN PERAN ORANG TUA TERHADAP STIMULASI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PADA USIA PRA SEKOLAH Pandeirot M. Nancye Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth Jln. Cimanuk No. 20 Surabaya ABSTRAK Perkembangan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI MENARCHE TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN SISWI SMP KELAS VII MENJELANG MENARCHE DI SMP NEGERI 1 SEMARAPURA.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI MENARCHE TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN SISWI SMP KELAS VII MENJELANG MENARCHE DI SMP NEGERI 1 SEMARAPURA. PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI MENARCHE TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN SISWI SMP KELAS VII MENJELANG MENARCHE DI SMP NEGERI 1 SEMARAPURA. Trya Aryaputri Sudjana, Ni Komang Ari Sawitri, I.G.A Triyani

Lebih terperinci

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA Ita Rahmawati 1 INTISARI Perubahan tanda-tanda fisiologis dari kematangan seksual yang tidak langsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Menurut beberapa ahli, selain istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan merupakan proses yang terjadi secara terus menerus dan berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan yang dialami

Lebih terperinci

: THERESYA GATRA STERI

: THERESYA GATRA STERI PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MASA AKIL BALIGH PADA SISWA SD MUHAMMADIYAH JOGODAYOH BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : THERESYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri pada dasarnya adalah kemampuan dasar untuk dapat menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992) menyatakan bahwa kepercayaan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE (Studi di SD Negeri Wanar Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2015) Ida Susila *

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE (Studi di SD Negeri Wanar Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2015) Ida Susila * GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE (Studi di SD Negeri Wanar Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2015) Ida Susila * *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecemasan merupakan suatu keadaan jiwa yang dikarekteristikkan oleh emosi negatif yang kuat dan mengatasi rasa takut dimasa depan. Biasanya ditandai dengan gejala kecemasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah adalah periode yang dimulai dari usia 6-12 tahun. Anak dalam usia sekolah disebut sebagai masa intelektual, dimana anak mulai berpikir secara konkrit

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB. PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB. SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Arum Yuliasari 201310104148

Lebih terperinci

Oleh: Suryati 3 ABSTRACT

Oleh: Suryati 3 ABSTRACT PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENTAL MENGHADAPI MENOPAUSE PADA WANITA PREMENOPAUSE DI DUSUN TEBON SIDOLUHUR GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2007 Oleh: Suryati 3 ABSTRACT

Lebih terperinci

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK SIKAP REMAJA PUTRI USIA -5 TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG Devi Gurita Melati, Septi Fitrah N,SST, Fikri Mubarok, S.Kep.,Ns Program Studi D Kebidanan STIKES Pemkab Jombang

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION DALAM ISLAM TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN ANAK USIA REMAJA DI DUSUN KARANG TENGAH NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh:

Lebih terperinci

KESIAPAN PESERTA DIDIK MENGHADAPI MASA PUBERTAS DAN LAYANAN BK DI KELAS VII SMP NEGERI 31 PADANG

KESIAPAN PESERTA DIDIK MENGHADAPI MASA PUBERTAS DAN LAYANAN BK DI KELAS VII SMP NEGERI 31 PADANG KESIAPAN PESERTA DIDIK MENGHADAPI MASA PUBERTAS DAN LAYANAN BK DI KELAS VII SMP NEGERI 31 PADANG *Mahasiswa ** Dosen Pembimbing Oleh: Nadia Pratiwi * Fitria Kasih ** Rahma Wira Nita ** Bimbingan dan Konseling,

Lebih terperinci

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG Manuscript OLEH : Sri Utami G2A009102 PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Ns.M.Mursid,S.Kep Ns.Maslichah,S.Kep Dosen Program Studi

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT 07-08 RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA Aristina Halawa Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. ABSTRAK Kenakalan remaja yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Body Image 1. Pengertian Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi

Lebih terperinci

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DI SMK N 1 KARANGANYAR Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun. Masa keserasian bersekolah

Lebih terperinci

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PADA PERUBAHAN FISIK PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP N 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PADA PERUBAHAN FISIK PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP N 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL PROFIL PENYESUAIAN DIRI PADA PERUBAHAN FISIK PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP N 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL APRIL YULIANTI NPM. 12060020 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh: PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MANFAAT POSYANDU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG POSYANDU PADA IBU BALITA DI DESA AMBARKETAWANG GAMPING TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: TRI NURIKA 201110104288

Lebih terperinci

JST Kesehatan, Oktober 2017, Vol. 7 No. 4 : ISSN

JST Kesehatan, Oktober 2017, Vol. 7 No. 4 : ISSN JST Kesehatan, Oktober 2017, Vol. 7 No. 4 : 324 328 ISSN 2252-5416 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI HAID PERTAMA (MENARCHE) MELALUI EDUKASI PADA ORANG TUA DI KABUPATEN BONE TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara berkembang, remaja merupakan bagian terbesar dalam populasi. Data demografi menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara berkesinambungan dan saling berkaitan yang berlangsung secara teratur dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, di mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas, dan terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DWI NURAINI NIM: 201410104222 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT Yunik Windarti Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Jl. Smea 57 Surabaya Email : yunikwinda@unusa.ac.id

Lebih terperinci

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES LAELATUL MUBASYIROH INTISARI Kehamilan

Lebih terperinci

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI PERBEDAAN TINGKAT PEMAHAMAN ORGAN REPRODUKSI DAN PERAWATANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA SISWA SMP NEGERI 25 SURAKARTA. Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh

Lebih terperinci

GAMBARAN RESPON PSIKOLOGIS SAAT MENARCHE PADA SISWI KELAS 4-6 SD KHADIJAH SURABAYA. R. Khairiyatul Afiyah

GAMBARAN RESPON PSIKOLOGIS SAAT MENARCHE PADA SISWI KELAS 4-6 SD KHADIJAH SURABAYA. R. Khairiyatul Afiyah GAMBARAN RESPON PSIKOLOGIS SAAT MENARCHE PADA SISWI KELAS 4-6 SD KHADIJAH SURABAYA R. Khairiyatul Afiyah Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdatul Ulama Surabaya Jl. Smea 57 Surabaya E-mail:

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA 45 PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA (Studi Eksperimental di Dusun Paron II, Wilayah Kerja Puskesmas Ngasem) Widhi Sumirat Dosen Akper Pamenang,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGARI 1 SAYUNG DEMAK

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGARI 1 SAYUNG DEMAK HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGARI 1 SAYUNG DEMAK Manuscript Oleh Eko Sugianto G2A009115 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang gadis pada masa pubertas, yang biasanya muncul usia 11 sampai 14 tahun. Perubahan penting terjadi

Lebih terperinci

INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015

INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015 1 INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015 Randi Gunola 1, Tri Umari 2, Raja Arlizon 3 E-mail:

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K

JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K PEMBERIAN INFORMASI TENTANG KONSEP DIRI POSITIF MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 7 KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K3109031

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS Sevi Budiati & Dwi Anita Apriastuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

Aristina Halawa ABSTRAK

Aristina Halawa ABSTRAK PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK: STIMULASI PERSEPSI SESI 1-2 TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PENDENGARAN PADA PASIENSKIZOFRENIA DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT JIWAMENUR SURABAYA ABSTRAK Aristina

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN SKRINING PERKEMBANGAN BALITA DENGAN KPSP TERHADAP KETRAMPILAN KADER KESEHATAN UNTUK DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA DI RW 06 KELURAHAN TANDANG Manuscript Oleh : Elisa Andreana

Lebih terperinci

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS VII (The Effect Of Health Education To The Student Knowledge Level Of First Aid

Lebih terperinci

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri ABSTRAK Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU MENGHADAPI MENOPAUSE DI PEDUKUHAN DAGARAN PALBAPANG BANTUL KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Wulandari

Lebih terperinci

Kata kunci : perilaku,sadari, Remaja Putri, Pendidikan kesehatan.

Kata kunci : perilaku,sadari, Remaja Putri, Pendidikan kesehatan. PERILAKU REMAJA PUTRI MELALUI PENDIDIKAN KESEHATAN DI SMK MUHAMMADIYAH LAMONGAN Sulistiyowati STIKES Muhammadiyah Lamongan, Jl. Raya Plalangan, Plosowahyu Lamongan Email : sulisfaraz@gmail.com Abstract:

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH PENGARUH INTERVENSI PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN METODE PEER GROUP MELALUI PERAN STUDENT ADVISOR PADA SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH II MOYUDAN TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh

Lebih terperinci

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI PENGARUH PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA KLIEN DENGAN KERUSAKAN INTERAKSI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. RM SOEDJARWADI KLATEN JAWA TENGAH

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR

ABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR ABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR Cemas adalah perasaan tidak pasti atau tidak menentu terhadap ancaman atau ketakutan yang akan terjadi yang muncul tanpa alasan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH FOCUS GROUP DISCUSSION TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI SEKS BEBAS REMAJA

SKRIPSI PENGARUH FOCUS GROUP DISCUSSION TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI SEKS BEBAS REMAJA SKRIPSI PENGARUH FOCUS GROUP DISCUSSION TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI SEKS BEBAS REMAJA Di Kelas X SMKN Kebonagung Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan Oleh : AGUS SUSILO NIM: 13631372

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Venny Risca Ardiyantini

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Venny Risca Ardiyantini PENGARUH PENDIDIKAN SEKS DALAM PERSPEKTIF ISLAM TERHADAP PENGETAHUAN ORANGTUA DENGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN DI KELOMPOK BERMAIN AISYIYAH REJODANI SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PENUAAN TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT LANSIA DENGAN GANGGUAN ELIMINASI DI KELURAHAN SEWUKAN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: RITA

Lebih terperinci

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan pada Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche di MI Salafiyah Simbang Kulon 02 Kabupaten Pekalongan. Ervina Ulfa dan Rizky Ajeng Mardiyana Aida Rusmariana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan perempuan, terutama kesehatan yang berkaitan dengan fungsi reproduksi kini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut kehamilan

Lebih terperinci

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Caecilia Takainginan 1, Ellen Pesak 2, Dionysius Sumenge 3 1.SMK Negeri I Sangkub kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2,3,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan masa dewasa, berlangsung antara usia 12 sampai 24 tahun (WHO,

BAB I PENDAHULUAN. dan masa dewasa, berlangsung antara usia 12 sampai 24 tahun (WHO, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia 12 sampai 24 tahun (WHO, 2010). Berdasarkan tinjauan teori

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PEMBINAAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI DUSUN KEMOROSARI I DAN II PIYAMAN WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Asti Listyani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa yang lebih dewasa. Ia memandang dunianya seperti apa yang ia inginkan, bukan sebagaimana

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : KIKI RIZKI ANANDA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : KIKI RIZKI ANANDA PENGARUH DEMONSTRASI PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP KEMAMPUAN SADARI PADA WANITA USIA 20-40 TAHUN DI DUSUSN PRANTI SRIHARDONO PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : KIKI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Data demografi menunjukan bahwa remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari penduduk dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan masa dewasa. Dalam masa ini, remaja itu berkembang kearah kematangan seksual, memantapkan identitas

Lebih terperinci

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI 1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI DESCRIPTION OF NURSE IN THE PREVENTION OF BEHAVIOR IN THE EVENT OF PLEBITIS INPATIENT KEDIRI BAPTIST

Lebih terperinci

Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban

Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban Correlated between Education in Playgroup with Childern Emotional Growth in Hidayah Kindergarten

Lebih terperinci

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi Dengan Kecemasan Pada Remaja Putri Kelas VII di SMP Tarakanita Solo Baru Sukoharjo (The Correlation Knowledgeable About Mentrual With the Anxiety

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA SD NEGERI 157 KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA SD NEGERI 157 KOTA PALEMBANG TAHUN 2014 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA SD NEGERI 157 KOTA PALEMBANG TAHUN 2014 NIKSON SITORUS, LUCI FRANSISCA POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG JURUSAN

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 STIKES Sari Mulia Banjarmasin *E-mail : Citramustika28@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fahmi Dewi Anggraeni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada dalam tahap remaja awal dengan kisaran usia antara 12-15 tahun dan sedang berada dalam masa pubertas. Santrock (2006:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi.

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKSUAL PRANIKAH DI SMA AL ISLAM KRIAN SIDOARJO

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKSUAL PRANIKAH DI SMA AL ISLAM KRIAN SIDOARJO GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKSUAL PRANIKAH DI SMA AL ISLAM KRIAN SIDOARJO Titin Eka Nuriyanah*), Rizqi Eri Presmawanti *) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI 16 HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI Yuli Irnawati 1 Yulia Diana 2 Anik Siti Juariyah 3 Email : billa_yuli@yahoo.com Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati Jl. Ki

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KESEHATAN JIWA MENINGKATKAN KEKEBALAN IMUN DARI STRES PADA LANSIA

PENDIDIKAN KESEHATAN JIWA MENINGKATKAN KEKEBALAN IMUN DARI STRES PADA LANSIA PENDIDIKAN KESEHATAN JIWA MENINGKATKAN KEKEBALAN IMUN DARI STRES PADA LANSIA (Mental Health Education Increase the Immune Degree of Stress on the Elderly) Rita Rahmawati*, Rindayati** * Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RUANG KUTILANG RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG-MALANG Rakhma Nora Ika

Lebih terperinci

STUDI EFEKTIFITAS BUKU SAKU TERHADAP SKOR PENGETAHUAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL PADA SISWA SMA NEGERI BANYUMAS

STUDI EFEKTIFITAS BUKU SAKU TERHADAP SKOR PENGETAHUAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL PADA SISWA SMA NEGERI BANYUMAS STUDI EFEKTIFITAS BUKU SAKU TERHADAP SKOR PENGETAHUAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL PADA SISWA SMA NEGERI BANYUMAS Oleh: Noor Linda Vitria Sari 1, Artathi Eka Suryandari 1 dan Aris Santjaka 2 1.Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN DI SMA MASEHI KUDUS DESCRIPTION OF KNOWLEDGE ON ADOLESCENT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematangan seksual. Perubahan-perubahan ini terjadi pada masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. kematangan seksual. Perubahan-perubahan ini terjadi pada masa-masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan manusia melewati beberapa fase, salah satunya adalah masa remaja. 1 Menurut WHO, dikatakan memasuki masa remaja ketika berusia 10-19 tahun. 2 Pada masa

Lebih terperinci

Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik Melalui Layanan Informasi (Studi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas VIII.8 SMP N 13 Padang) ABSTRACT

Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik Melalui Layanan Informasi (Studi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas VIII.8 SMP N 13 Padang) ABSTRACT Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik Melalui Layanan Informasi (Studi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas VIII.8 SMP N 13 Padang) Rena Afrianti 1, Helma 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG THE CORRELATION BETWEEN HUSBAND S SUPPORT WITH FREQUENCY OF PUERPERIAL REPEATED VISITATION IN

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA Febry Heldayasari Prabandari *, Tri Budi Rahayu Program Studi D3 Kebidanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa, di mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas, dan terjadi

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B Khoiro Fatim 1), Iis Suwanti 2) *Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Dian Husada, Email : khoirocute@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik dimana alatalat kelamin manusia mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alatalat kelamin khususnya dan

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN BERFIKIR POSITIF TERHADAP TINGKAT EFIKASI DIRI MAHASISWA. Suryani STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta

PENGARUH PELATIHAN BERFIKIR POSITIF TERHADAP TINGKAT EFIKASI DIRI MAHASISWA. Suryani STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta PENGARUH PELATIHAN BERFIKIR POSITIF TERHADAP TINGKAT EFIKASI DIRI MAHASISWA Suryani STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta E-mail: dsafaa_81@yahoo.com Abstract: The purposes of the study is to determine the effect

Lebih terperinci

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI

Lebih terperinci

PENYULUHAN TENTANG PERUBAHAN FISIK PADA MASA PUBERTAS TERHADAP KECEMASAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MASA PUBERTAS DI SMPN I BANGSAL-MOJOKERTO

PENYULUHAN TENTANG PERUBAHAN FISIK PADA MASA PUBERTAS TERHADAP KECEMASAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MASA PUBERTAS DI SMPN I BANGSAL-MOJOKERTO PENYULUHAN TENTANG PERUBAHAN FISIK PADA MASA PUBERTAS TERHADAP KECEMASAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MASA PUBERTAS DI SMPN I BANGSAL-MOJOKERTO ISNATIN NIM 1211010061 Subject : Penyuluhan Perubahan Fisik,

Lebih terperinci

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014 PENGARUH SMALL GROUP DISCUSSION TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG DISMENORE PADA SISWI SMPN I DOLOPO Hery Ernawati Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo Abstrak. Sebagai wanita pada saat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI Yudha Indra Permana & Ida Untari Akper PKU Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Masa reproduksi adalah masa yang penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Friz Oktaliza, 2015). Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, menurut

BAB I PENDAHULUAN. dalam Friz Oktaliza, 2015). Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa, dimana terjadi kematangan fungsi fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang cepat pada laki-laki

Lebih terperinci