GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA"

Transkripsi

1 GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA Aristina Halawa Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. ABSTRAK Kenakalan remaja yang merupakan perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal dapat menimbulkan keresahan bagi masyarakat sekitarnya dan kecemasan bagi keluarganya. Perilaku kecemasan orang tua karena kenakalan remaja dapat ditunjukkan melalui sikap orang tua yang melarang anaknya bergaul bersama teman-temannya, melarang anak keluar rumah bersama temantemannya. Jika kecemasan yang di rasakan oleh orang tua tidak segera diatasi akan masuk ke tahap yang lebih berat yaitu mudah frustasi, depresi. Dari uraian diatas maka peneliti mengadakan penelitian tentang gambaran tingkat kecemasan keluarga yang memiliki anak usia remaja karena kenakalan remaja di RT RW VI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan keluarga yang memiliki anak usia remaja. Desain penelitian yaitu deskriptif. Dari 32 populasi yaitu keluarga yang memiliki anak usia remaja diambil 30 sampel dengan menggunakan purpossive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden yang memenuhi kriteria inklusi kemudian diolah secara mandiri, memberikan kode, memasukan data kedalam tabel distribusi frekuensi dan ditampilkan dalam bentuk tabel. Hasil dari penelitian ini didapatkan yang mengalami tingkat kecemasan ringan 11 responden (37%), yang mengalami tingkat kecemasan sedang 17 responden (56%), yang mengalami tingkat kecemasan 2 responden`(7%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan tingkat kecemasan keluarga yang memiliki anak usia remaja karena kenakalan remaja di RT RW VI. Dengan demikian diaharapkan agar orang tua lebih banyak mencari tahu tentang kenakalan remaja sehingga dapat mengurangi tingkat kecemasan. Kata kunci: kecemasan, keluarga, remaja, kenakalan remaja 17

2 Pendahuluan Kenakalan remaja merupakan perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal (Asian Brain,2009). Kenakalan remaja yang sering terjadi didalam masyarakat bukanlah suatu keadaan yang berdiri sendiri. Kenakalan remaja tersebut timbul oleh beberapa faktor, yaitu: faktor internal yang merupakan faktor yang berasal dari individu itu sendiri meliputi adanya krisis identitas dimana remaja gagal mencapai identitasnya, adanya kontrol diri yang lemah, dan ketidak mampuan untuk mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannnya (Asian Brain, 2009). Dari Faktor eksternal yang merupakan faktor yang berasal dari luar meliputi faktor dari keluarga dimana didalam keluarga terjadi konflik atau keluarga broken home, keadaan jumlah anak yang kurang menguntungkan dimana anak tunggal yang sangat dimanajakan oleh orang tuanya, anak yang terlalu banyak sehingga anak kurang mendapat perhatian dari orang tuanya, adanya pendidikan yang salah dalam keluarga yang memicu timbulnya prilaku negatif pada remaja, adanya pengaruh negatif dari lingkungan (Agustiani, 2006). Kenakalan remaja tidak dapat digambarkan dalam satu karakteristik saja karena kenakalan remaja terbagi dalam 3 tingkatan, yaitu: yang pertama, kenakalan biasa seperti: suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit, yang kedua, kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti: mengendarai kendaraan tanpa SIM, mengambil barang milik orang lain tanpa ijin atau yang biasa disebut mencuri. Yang ketiga, kenakalan khusus seperti: penyalahgunaan narkotika, seks bebas, pemerkosaan (Zulfa, 2008). Perilaku negatif remaja yang dapat disebut sebagai kenakalan remaja dapat menimbulkan keresahan baik bagi orang tua maupun bagi orang yang berada disekitarnya. Karena perilaku negatif remaja atau yang disebut kenakalan remaja yang sering membuat keonaran, kegaduhan, keresahan dapat menimbulkan kecemasan pada orang tua yang memiliki anak usia remaja. Dari hasil pengamatan penulis di RT & RW VI Kelurahan Darmo Surabaya banyak anak remaja yang merokok, minum-minuman keras, keluyuran malam. Dari hasil wawancara dengan orang tua yang memiliki anak remaja tentang perasaan mereka karena kenakalan anak remaja sekarang mereka mengatakan cemas karena kenakalan anak remaja sekarang ditambah lagi dengan beredarnya berita yang mengatakan anak lari dari rumah demi orang yang dikenalnya lewat facebook. Bentuk perilaku orang tua yang mengatakan cemas ada yang tidak memperbolehkan anak keluar rumah bersama teman-temannya, tidak memperbolehkan anaknya berkumpul bersama teman-temannya, dengan harapan anaknya tidak melakukan tindakan kenakalan remaja. Berdasarkan data-data yang didapat dari media massa dimana ditemukan kenakalan remaja sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan. Salah satu wujud dari kenakalan remaja adalah tawuran yang dilakukan oleh para pelajar atau remaja. Dari kasus narkoba selama 2 tahun terakhir, 40% dilakukan oleh remaja, selain itu di Indonesia diperkirakan bahwa jumlah prostitusi anak cukup besar. Departemen sosial memberikan estimasi bahwa jumlah prostitusi anak yang berusia tahun sebanyak 60% dari orang. Unicef menyebutkan angka 30% dari orang (Sri Wahyuningsih, 2004). Dari hasil wawancara dengan orang tua yang memiliki anak usia remaja 4 dari 7 orang mengatakan khawatir dengan perilaku remaja sekarang ini yang cenderung merokok, minum-minuman keras, keluar malam ditambah dengan adanya situs facebook seperti sekarang ini yang kadang menjerumuskan anak remaja ke pergaulan bebas atau yang lainnya. Perilaku kecemasan orang tua dapat menyebabkan dampak negative baik pada anak maupun pada orang tua itu sendiri. Dampak yang terjadi pada anak yaitu anak merasa tertekan, kurang bergaul dan selalu terkekang, yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah menarik diri pada anak. Sedangkan pada orang tua itu sendiri dampak yang terjadi akibat kecemasan dapat menimbulkan perubahan secara fisik maupun fisiologis yang artinya mempengaruhi syaraf otonom dimana tekanan darah dapat meningkat, dll. Jika kecemasan yang di alami tidak ditangani dan berlangsung lama akan masuk ketahap yang lebih berat. Karena cemas yang dirasakan terlalu berlebih maka akan akan mengakibatkan depresi yang ditandai dengan mereka mudah frustasi, marah terhadap diri mereka dan mudah marah terhadap orang lain. Individu yang depresi menjadi asosial, menarik diri dari interaksi social, keluarga dan teman (Videback, 2008). Dengan adanya efek dari kecemasan maka kecemasan perlu diatasi. Dalam mengatasi masalah tersebut diperlukan berbagai macam upaya di antaranya dengan mengadakan 18

3 penyuluhan terutama kepada orang tua yang memiliki anak usia remaja tentang perubahan perilaku remaja yang mengarah pada perubahan negatif dan apa yang harus dilakukan dalam menghadapi anak seperti itu, meganjurkan kepada orang tua untuk mengikuti seminar tentang remaja dan selalu mencari informasi melalui media elektronik ataupun media massa. Metoda Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif yaitu bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa urgen yang terjadi pada masa kini (Arikunto Suharsini, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan keluarga yang memiliki anak remaja karena kenakalan remaja di RT RW VI Kelurahan Darmo Surabaya. Pada penelitian ini populasinya adalah Seluruh orang tua yang mempunyai anak usia remaja Di RT RW VI Kelurahan Darmo Surabaya yang berjumlah 32 keluarga. Kriteria populasi pada penelitian ini yaitu Seluruh orang tua yang memiliki anak remaja dan bersedia menjadi responden. Setelah disesuaikan dengan kriteria penelitian, didapatkan sampel berjumlah 30 orang tua. Cara pengambilan sampel dengan purposive sampling. Pengambilan data tentang kecemasan keluarga yang memiliki anak remaja kaena kenakalan remaja dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada responden dengn menggunakan alat ukur TMAS modifikasi. Dari data yang diperoleh dilakukan analisa data. Dari kuesioner setiap jawaban diberi skor. Jika pernyataan negatif jawaban: ya= 0 tidak = 1, Jika pernyataan positif jawaban: ya = 1, tidak = 0. Dikatakan kecemasan ringan jika jumlah skore <9, Kecemasan sedang jika skore 10-19, Kecemasan berat jika skore >20 Hasil Penelitian Dan Pembahasan Hasil Penelitian Data Umum Demografi Data umum ini menggambarkan data demografi responden yang bisa mempengaruhi kecemasan orang tua. Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin orang tua di RT RW VI Jenis kelamin Jumlah prosentase orang tua Laki-laki % Perempuan % Total % Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan 19 responden (63%) Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin anak di RT RW VI Jenis kelamin Jumlah prosentase anak Laki-laki % Perempuan % Total % Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar anak responden berjenis kelamin laki-lakilaki 19 responden (63%) Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan usia orang tua di RT RW VI Kelurahan Darmo Surabaya Usia orang tua Jumlah prosentase tahun 16 53% tahun 11 37% >50 tahun 3 10% Dari data diatas terlihat bahwa sebagian besar responden berusia tahun 16 responden (53%) Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan usia anak di RT RW VI Kelurahan Darmo Surabaya Usia anak Jumlah prosentase tahun 13 43% tahun 11 37% tahun 6 20% 19

4 Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar anak responden berusia tahun 13 responden (43%) Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan klien di RT RW VI Pendidikan Jumlah Prosetase SD 1 3% SMP 6 20% SMA 8 27% Diploma 9 30% Sarjana 6 20% Berdasarkan data pada tabel diatas sebagian besar responden berpendidikan Diploma 9 responden (77%) Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan di RT RW VI Kelurahan Darmo Surabaya Jenis pekerjaan Jumlah Prosentase Tidak bekerja 6 20% Wiraswasta 10 24% PNS 7 23% Lain-lain 7 23% Berdasarkan data pada tabel diatas sebagian besar responden bekerja pada wiraswasta 10 responden (77%) Data Khusus Data khusus ini menggambarkan tentang tingkat kecemasan keluarga yang memiliki anak remaja karena kenakalan remaja Tabel 7 Distribusi responden berdasarkan tingkat kecemasan keluarga yang Memiliki anak usia remaja di RT RW VI Tingkat Jumlah Prosentase kecemasan Ringan 11 37% Sedang 18 60% Berat 1 3% Berdasarkan tabel di atas ditemukan bahwa sebagian besar responden mengalami kecemasan tingkat sedang sebanyak 17 responden (56%). Pembahasan Kecemasan orang tua yang memiliki anak usia remaja di RT RW VI Kelurahan Darmo Surabaya berdasarkan tabel 4.9 yang ditemukan sebagian besar responden mengalami kecemasan sedang sebanyak 17 responden dengan prosentase (56%). Menurut Keliat Budi Anna (2006) terjadinya kecemasan disebabkan karena 3 faktor, yaitu: genetik dan early learning yang merupakan gangguan kecemasan yang di turunkan dalam keluarga, biokimia otak yang merupakan kecemasan yang berkaitan dengan fungsi pembawa pesan diotak, mekanisme fight-flight yang merupakan seseorang merasa dalam bahaya, tubuh akan menyiapkan diri untuk mempertahankan diri atau melarikan diri dari situasi yang membahayakan. Tingkat kecemasan masing-masing individu berbeda-beda tergantung karakteristik yang dimiliki seperti mampu menerima keadaan yang ada. Berdasarkan data pada tabel 1 di dapatkan bahwa responden yang paling banyak adalah berjenis kelamin perempuan berjumlah 19 orang (63%). Menurut Agustiani (2006) dalam bukunya Psikologi Perkembangan mengatakan bahwa yang membuat remaja lebih mampu mencapai autonomi dan menjalin komunikasi dengan lebih efektif yang memiliki self esteem tinggi adalah ibu. Apabila dilihat dari Jenis kelamin responden yang sebagian besar berjenis kelamin perempuan maka kecemasan lebih tinggi dialami oleh ibu karena ibu lebih tahu tentang anaknya apakah anaknya mudah terpengaruh atau tidak dengan kenakalan remaja. Apalagi bila dilihat dari tabel 2 ditemukan bahwa anak responden paling banyak berjenis kelamin laki-laki. Menurut Hurlock (1980) dalam bukunya Psikologi Perkembangan mengatakan bahwa anak laki-laki menuntut lebih banyak kebebasan dalam semua bidang kehidupan dibandingkan dengan anak perempuan. Dilihat dari teori diatas dan hasil penelitian pada tabel 4.2, maka dapat dikatakan bahwa untuk mencapai kebebasannya anak laki-laki cenderung melakukan hal-hal yang menurutnya benar dan selalu mencari tahu terhadap hal-hal yang baru. Hal inilah yang menyebabkan responden berada di kecemasan tingkat sedang. 20

5 Berdasarkan data pada tabel 4.3 ditemukan bahwa responden yang paling banyak adalah berusia tahun 16 responden (53%). Menurut Stuart Gail (2006) mengatakan bahwa salah satu kecemasan disebabkan oleh faktor usia dimana usia dapat mempengaruhi emosi seseorang khususnya wanita. Ibu yang berusia muda lebih rentan mengalami kecemasan sedang dikarenakan kurangnya pengalaman terhadap pengendalian emosi dalam menghadapi suatu masalah sehingga ketika mengetahui tentang kenakalan remaja timbul pemikiran anaknya akan terjerumus dalam kenakalan sehingga timbul kecemasan. Berdasarkan data pada tabel 5 ditemukan bahwa responden lebih banyak berpendidikan Diploma sebanyak 9 responden (30%). Menurut Nursalam (2001) mengatakan bahwa faktor pendidikan seseorang sangat menentukan kecemasan, klien dengan pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mampu mengatasi masalah, menggunakan koping yang efektif dan konstruktif dari pada seseorang dengan pendidikan rendah. Pendidikan juga berpengaruh terpengaruh terhadap tingkat kecemasan orang tua dimana dari hasil penelitian responden lebih banyak berpendidikan diploma. Seseorang dengan pendidikan tingi lebih mudah mencari dan menerima informasi tentang kenakalan remaja, tetapi mereka kurang memahami informasi yang diterima sehingga orang tua cenderung mengalami kecemasan. Selain dari data diatas kecemasan juga dipengaruhi oleh pekerjaan. Berdasarkan data pada tabel 6 didapatkan bahwa responden lebih banyak bekerja pada wiraswasta sebanyak 10 responden (34%). Menurut Videback (2004)) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki rutinitas pekerjaan dilluar maka tingkat kecemasan lebih tinggi akibat koping masalah yang dihadapi. Seseorang dengan pekerjaan tetap setiap harinya dan terikat dengan waktu yang sudah ditetapkan, maka seseseorang akan terpusat pada kesibukannnya sendiri. Seseorang yang berpusat pada kesibukan sendiri akan lebih sulit untuk berbagi waktu dengan orang lain terutama perhatian untuk anak-anak mereka sehingga orang tua tidak banyak tahu tentang kegiatan anakanaknya diluar rumah sehingga ketika orang tua mendengar tentang kenakalan remaja, orang tua akan merasa cemas memikirkan anaknya. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang kecemasan keluarga yang memiliki anak usia remaja karena kenakalan remaja di RT 07 / 08 RW VI Kelurahan Darmo Surabaya didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden banyak mengalami kecemasan tingkat sedang. DAFTAR PUSTAKA Agustiani Hendriati Psikologi Perkembangan. Jakarta:Refika Aditama Arikunto, suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta Rineka Cipta. Brain Asian Kenakalan Remaja dan Cara Mengatasinya.Jakarta: Brain. com Hurlock, Elisabeth. (1992). Psikologi Perkembangan. Edisi kelima. Jakarta : Erlangga Keliat Budi Anna, dkk Modul IC CMHN. Jakarta: FKU Nursalam Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: salemba Medika Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Salemba M e d i k a Setiadi Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu Suprajitno Asuhan Keperawatan keluarga Aplikasi Dalam Praktek. Jakarta: EGC Stuart Gail W Buku Saku Keperawatan Jiwa: Edisi 5. Jakarta: EGC Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC Videback, Sheila L Buku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC Willis Sofyan S Remaja dan masalahnya. Bandung: Alfabetha Zulfa Kenakalan Remaja. 21

6

KECEMASAN KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK USIA REMAJA KARENA KENAKALAN REMAJA

KECEMASAN KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK USIA REMAJA KARENA KENAKALAN REMAJA KECEMASAN KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK USIA REMAJA KARENA KENAKALAN REMAJA Yustina Erma Partiningsih STIKes William Booth, hrdga.cg@gmail.com ABSTRAK Pendahuluan: Kenakalan remaja yang merupakan perilaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mental, nilai-nilai religiunitas dan sebagainya. Pada saat ini seks bebas adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mental, nilai-nilai religiunitas dan sebagainya. Pada saat ini seks bebas adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku seks dikalangan remaja pada akhir-akhir ini begitu meresahkan, karena sebagai calon generasi penerus bangsa telah rusak dan mental, nilai-nilai religiunitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KEKERASAN PADA ANAK DENGAN TINDAKAN PERILAKU KEKERASAN PADA ANAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KEKERASAN PADA ANAK DENGAN TINDAKAN PERILAKU KEKERASAN PADA ANAK HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KEKERASAN PADA ANAK DENGAN TINDAKAN PERILAKU KEKERASAN PADA ANAK Aristina Halawa Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. ABSTRAK Kekerasan pada anak adalah perbuatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN. Ida Safitri * Sulistiyowati **

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN. Ida Safitri * Sulistiyowati ** HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN Ida Safitri * Sulistiyowati **.......ABSTRAK....... Konsep diri merupakan salah satu penyebab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat,

Lebih terperinci

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031)

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031) CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031) 5633365 ABSTRACT Bentuk tubuh yang overweight sangat mengganggu remaja dan menimbulkan respon tersendiri bagi remaja

Lebih terperinci

GAYA PEMECAHAN MASALAH YANG DIMILIKI SISWA SMA NEGERI I PARONGPONG BANDUNG. Cesarina Silaban Dosen Akademi Perawatan Surya Nusantara Pematangsiantar.

GAYA PEMECAHAN MASALAH YANG DIMILIKI SISWA SMA NEGERI I PARONGPONG BANDUNG. Cesarina Silaban Dosen Akademi Perawatan Surya Nusantara Pematangsiantar. GAYA PEMECAHAN MASALAH YANG DIMILIKI SISWA SMA NEGERI I PARONGPONG BANDUNG Cesarina Silaban Dosen Akademi Perawatan Surya Nusantara Pematangsiantar. Abstrak Remaja sekarang ini banyak yang tidak tahu cara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO SKRIPSI Diajukan oleh : Bonnie Suryaningsih F. 100020086 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JULI 2010 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG IDENTITAS DIRI REMAJA PADA SISWA SMA KARTIKA I-2 MEDAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG IDENTITAS DIRI REMAJA PADA SISWA SMA KARTIKA I-2 MEDAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG IDENTITAS DIRI REMAJA PADA SISWA SMA KARTIKA I-2 MEDAN Eis Sumiati* Mahnum Lailan Nasution** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Jiwa dan Komunitas Fakultas

Lebih terperinci

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA Suryono Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Proses menua yang dialami lansia mengakibatkan berbagai perubahan fisik, mental, dan emosional seiring dengan bertambahnya usia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR PENELITAN GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR DI BKIA RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA Ilham*, Eny**, Herliana*** Akademi Keperawatan William Booth Surabaya Abstrak Sebagian

Lebih terperinci

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan kenakalan remaja di negara kita beberapa tahun belakangan ini telah memasuki titik kritis. Selain frekuensi dan intensitasnya terus meningkat, kenakalan

Lebih terperinci

Singgih D. Gunarso mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu

Singgih D. Gunarso mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu Kenakalan Remaja 1 Definisi Kelainan tingkah laku/tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat (Bakolak Inpres No. 6/1977

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG Heni Dwi Windarwati*, Asti Melani A*, Rika Yustita*

Lebih terperinci

PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik,

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik, BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa remaja ini mengalami berbagai konflik yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan kelompok yang sangat berpotensi untuk bertindak agresif. Remaja yang sedang berada dalam masa transisi yang banyak menimbulkan konflik, frustasi

Lebih terperinci

Kata kunci : Remaja dan Minuman Berakohol

Kata kunci : Remaja dan Minuman Berakohol FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENGKONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DI RT 07 RW 06 KELURAHAN PACAR KEMBANG KECAMATAN TAMBAK SARI SURABAYA Subiyantoro*, Pandeirot** Akademi Keperawatan William Booth Surabaya

Lebih terperinci

KENAKALAN REMAJA : PENYEBAB & SOLUSINYA. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

KENAKALAN REMAJA : PENYEBAB & SOLUSINYA. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd KENAKALAN REMAJA : PENYEBAB & SOLUSINYA Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd A. PENDAHULUAN Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani prosesproses perkembangan jiwanya,

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN Efitri Novalina Siboro*, Iwan Rusdi ** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa yang meliputi

Lebih terperinci

PERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN

PERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN PERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN Dewi S Simanullang* Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan dan menyenangkan. Pengalaman baru yang unik serta menarik banyak sekali dilalui pada masa ini.

Lebih terperinci

Sukmanandya*, Pandeirot** Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. ABSTRAK

Sukmanandya*, Pandeirot** Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. ABSTRAK ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA SEKOLAH TENTANG BAHAYA MENGKONSUMSI JAJANAN PINGGIR JALAN DI SD BANJARSUGIHAN 3 KECAMATAN TANDES KELURAHAN BANJARSUGIHAN SURABAYA Sukmanandya*, Pandeirot** Akademi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak terlupakan karena penuh dengan kegembiraan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA SISWA KELAS VII SMPN 2 PAGERWOJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA SISWA KELAS VII SMPN 2 PAGERWOJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA SISWA KELAS VII SMPN 2 PAGERWOJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG Iis Sriningsih* ), Dhani Afriani** ) *) Dosen Prodi DIV Keperawatan Semarang, Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan, yang bukan hanya dalam arti psikologis, tetapi juga fisiknya. Peralihan dari anak ke dewasa ini meliputi semua aspek perkembangan

Lebih terperinci

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI RENDAH YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI RENDAH YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI RENDAH YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN Rosliana Daud 1, Faisal Asdar 2, Rusly 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja BAB I PENDAHALUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah fase kedua dalam kehidupan setelah fase anak-anak. Fase remaja disebut fase peralihan atau transisi karena pada fase ini belum memperoleh status

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang, yaitu suatu periode yang berada dalam dua situasi antara kegoncangan, penderitaan, asmara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja sedang mencari-cari figur panutan, namun figur itu tidak ada didekatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja sedang mencari-cari figur panutan, namun figur itu tidak ada didekatnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa krisis identitas bagi kebanyakan anak remaja. Remaja sedang mencari-cari figur panutan, namun figur itu tidak ada didekatnya. Secara umum dan

Lebih terperinci

Kecemasan Ibu Mengenai Perilaku Seksual di Pekalongan. Mother Anxiety Regarding Sexual Behavior In Pekalongan

Kecemasan Ibu Mengenai Perilaku Seksual di Pekalongan. Mother Anxiety Regarding Sexual Behavior In Pekalongan Kecemasan Ibu Mengenai Perilaku Seksual di Pekalongan Nina Zuhana, Sigit Prasojo, Fira Atika Setiyani STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Jl.Raya Ambokembang No.8 Kedungwuni Pekalongan 085741874351,

Lebih terperinci

IDEAL DIRI DAN HARGA DIRI REMAJA YANG KELUARGANYA BROKEN HOME

IDEAL DIRI DAN HARGA DIRI REMAJA YANG KELUARGANYA BROKEN HOME IDEAL DIRI DAN HARGA DIRI REMAJA YANG KELUARGANYA BROKEN HOME Budi Artini Stikes William Booth, budiartini76@ymail.com ABSTRAK Pada usia remaja ideal diri akan di bentuk melalui proses identifikasi pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap hari kasus kenakalan remaja selalu di temukan di media - media massa, dimana sering terjadi di kota - kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja semakin dirasa meresahkan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja semakin dirasa meresahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja semakin dirasa meresahkan masyarakat, tak hanya masyarakat di perkotaan, masyarakat didesapun mulai merasa resah dengan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks dimana individu baik laki-laki maupun perempuan mengalami berbagai masalah seperti perubahan fisik, perubahan emosi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. Kecamatan 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Patangpuluhan, Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta yang berada di Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. Kecamatan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI PANTI ASUHAN EVANGELINE BOOTH DAN ASRAMA MADANI

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI PANTI ASUHAN EVANGELINE BOOTH DAN ASRAMA MADANI PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI PANTI ASUHAN EVANGELINE BOOTH DAN ASRAMA MADANI Martia Lindawaty Tondang*, Siti Zahara Nasution** *Mahasiswa Keperawatan **Dosen Departemen

Lebih terperinci

PERSEPSI ORANGTUA TERHADAP PENDIDIKAN SEKS BAGI REMAJA DI LINGKUNGAN XVII KELURAHAN TANJUNG REJO, MEDAN

PERSEPSI ORANGTUA TERHADAP PENDIDIKAN SEKS BAGI REMAJA DI LINGKUNGAN XVII KELURAHAN TANJUNG REJO, MEDAN LAPORAN PENELITIAN PERSEPSI ORANGTUA TERHADAP PENDIDIKAN SEKS BAGI REMAJA DI LINGKUNGAN XVII KELURAHAN TANJUNG REJO, MEDAN Evi Karota-Bukit*, Yesi Ariani.** ABSTRAK Penelitian ini adalah deskriptif yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PERILAKU DELINKUEN DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSI PENYANDANG TUNALARAS DI SLB-E BHINA PUTERA SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S1 Psikologi Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi dalam hidupnya. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, manusia harus dapat melakukan penyesuaian

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER Fitriana Putri fitput81@gmail.com Susi Wahyuning Asih fikes@unmuhjember.ac.id Dian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Kenakalan remaja, seperti sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Kenakalan remaja, seperti sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini fenomena kenakalan remaja (siswa) semakin meluas, bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Kenakalan remaja, seperti sebuah lingkaran yang tidak

Lebih terperinci

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Usia tahun mengenai Masa Menopause di Desa Karang Kepoh II Salatiga

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Usia tahun mengenai Masa Menopause di Desa Karang Kepoh II Salatiga Abstrak Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Usia 40-55 tahun mengenai Masa Menopause di Desa Karang Kepoh II Salatiga Ayu Ningtyas Arie Wuryanto, SKM, M.Kes Hanna Yuanita D.S., MMID Tujuan : penelitian ini

Lebih terperinci

Fitriyani, Erlina Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur Dengan Sikap Pasangan Usia Subur Dalam Mengikuti Program KB.

Fitriyani, Erlina Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur Dengan Sikap Pasangan Usia Subur Dalam Mengikuti Program KB. DAFTAR PUSTAKA Anggraini, D.A. 2012. Persepsi Suami Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Kondom. Ponorogo: UMP Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi

Lebih terperinci

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes GAYA HIDUP PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATES KABUPATEN KULON PROGO Ana Ratnawati Sri Hendarsih Anindya Intan Pratiwi ABSTRAK Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mendapatkan hasil gambaran secara menyeluruh tentang obyek dan subyek

Lebih terperinci

PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL Oleh : TRI MULYATI. M 10060129 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Oleh: LINA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memiliki satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memiliki satu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Identitas Responden Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memiliki satu variabel dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Data

Lebih terperinci

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA Ita Rahmawati 1 INTISARI Perubahan tanda-tanda fisiologis dari kematangan seksual yang tidak langsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kenakalan remaja bukan merupakan permasalahan baru yang muncul kepermukaan, akan tetapi masalah ini sudah ada sejak lama. Banyak cara, mulai dari tindakan prefentif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan dewasa Sulistyawati (2014). fisik, psikis dan lingkungan Willis (2014). Tuntutan-tuntutan inilah

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan dewasa Sulistyawati (2014). fisik, psikis dan lingkungan Willis (2014). Tuntutan-tuntutan inilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Soetjiningsih (2010) tumbuh kembang merupakan suatu peristiwa yang saling berkaitan tetapi berbeda sifatnya dan sulit untuk dipisahkan yaitu pertumbuhan

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indah itu adalah masa remaja, karena pada saat remaja manusia banyak

BAB I PENDAHULUAN. indah itu adalah masa remaja, karena pada saat remaja manusia banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada masa-masa ini, seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali menampilkan beragam

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS PEMBANTU GUNUNG SARI SURABAYA

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS PEMBANTU GUNUNG SARI SURABAYA GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS PEMBANTU GUNUNG SARI SURABAYA Ethyca sari, email : ethyca.sari@yahoo.com AKPER William Booth Surabaya, jl. Cimanuk no 20 ABSTRAK

Lebih terperinci

POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO

POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO Sri Sudarsih Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI Mojokerto Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gaya kehidupan anak-anak remaja sekarang ini banyak mengalami perubahan. Perubahan itu meliputi cara berpikir, tata cara bertingkah laku, bergaul dan berbagai

Lebih terperinci

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI Delia Ulpa*, Mahnum Lailan Nst.** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Menurut World Health Organization (WHO (2010) remaja

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Menurut World Health Organization (WHO (2010) remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang sangat penting dalam proses perkembangan. Menurut World Health Organization (WHO (2010) remaja merupakan suatu tahap perkembangan dari masa

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. SULAWESI SELATAN Beatris F. Lintin 1. Dahrianis 2. H. Muh. Nur 3 1 Stikes Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga adalah adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PEROKOK TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK DI SMA N 01 SINGOSARI, MALANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PEROKOK TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK DI SMA N 01 SINGOSARI, MALANG Lenggono, Hubungan Pengetahuan Remaja Perokok 75 HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PEROKOK TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK DI SMA N 01 SINGOSARI, MALANG Kumoro Asto Lenggono Poltekkes RS. dr. Soepraoen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus gangguan perilaku eksternal sudah menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus gangguan perilaku eksternal sudah menjadi topik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kasus gangguan perilaku eksternal sudah menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Mach (2004) mengungkapkan bahwa kasus gangguan perilaku eksternal lebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di SMA Negeri 1 Kepohbaru, jl. Hayam wuruk no. 50 Kepoh, Kecamatan Kepohbaru, kabupaten Bojonegoro

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA Siti Nur Kholifah, Nikmatul Fadillah, Hasyim As ari, Taufik Hidayat Program Studi D III Keperawatan Kampus Sutopo Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kasus penggunaan narkoba pada remaja sudah sering dijumpai di berbagai media. Maraknya remaja yang terlibat dalam masalah ini menunjukkan bahwa pada fase ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia tingkat kenakalan yang dilakukan remaja akhir-akhir ini sudah melebihi batas dan mulai meresahkan para orang tua.banyak remaja, yang masihduduk dibangku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan salah satu kelompok di dalam masyarakat. Kehidupan remaja sangat menarik untuk diperbincangkan. Remaja merupakan generasi penerus serta calon

Lebih terperinci

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES LAELATUL MUBASYIROH INTISARI Kehamilan

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi

Lebih terperinci

GAMBARAN KONSEP DIRI KLIEN DENGAN KANKER LEHER RAHIM DI URJ. ONKOLOGI RSD. DR. SOEGIRI LAMONGAN. Rifai Subagyo

GAMBARAN KONSEP DIRI KLIEN DENGAN KANKER LEHER RAHIM DI URJ. ONKOLOGI RSD. DR. SOEGIRI LAMONGAN. Rifai Subagyo GAMBARAN KONSEP DIRI KLIEN DENGAN KANKER LEHER RAHIM DI URJ. ONKOLOGI RSD. DR. SOEGIRI LAMONGAN Rifai Subagyo ABSTRAK Dampak psikologis suatu penyakit terutama kanker leher rahim mengalami gangguan gambran

Lebih terperinci

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017 Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 251-089 e-issn : 258-1398 Vol. 2, No 2 Februari 2017 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA WELAS ASIH

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN Putri Eka Hidayati, Indarwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

FAJAR DWI ATMOKO F

FAJAR DWI ATMOKO F HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU DELINKUENSI PADA REMAJA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian di RSJ dr. Amino Gondohutomo Semarang, ditampilkan pada tabel dibawah ini: 1. Karakteristik Responden a. Umur Tabel 4.1 Distribusi

Lebih terperinci

Gambaran Pengetahuan Suami Tentang Pendamping Persalinan di RSUD. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin

Gambaran Pengetahuan Suami Tentang Pendamping Persalinan di RSUD. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin GAMBARAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG PENDAMPING PERSALINAN DI RSUD H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Mawadatur Rohmah*, Sismeri Dona 1, Dini Akbari Husna 2 1 AKBID Sari Mulia 2 AKBID Sari Mulia *Korespondensi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PERSALINAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III

PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PERSALINAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PERSALINAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III Nunung Ernawati, Desantu Hernowo Prodi Keperawatan Politeknik Kesehatan RS dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 atau 17 tahun dan akhir masa remaja bermula dari 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan NAPZA merupakan suatu pemakaian obat yang bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan NAPZA merupakan suatu pemakaian obat yang bukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan NAPZA merupakan suatu pemakaian obat yang bukan digunakan untuk pengobatan dan digunakan secara illegal, atau barang haram yang dinamakan narkoba

Lebih terperinci

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA Triana Widiastuti 1, dan Goenawan 2 INTISARI Pada trimester II, ibu hamil biasanya sudah bisa menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prilaku remaja pada hakekatnya adalah suatu aktivitas pada remaja itu sendiri, prilaku juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara

Lebih terperinci

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA Desak Made Intan Kumala Ratih*Budi Artini** STIKES William Booth Surabaya ABSTRAK MPASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Friz Oktaliza, 2015). Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, menurut

BAB I PENDAHULUAN. dalam Friz Oktaliza, 2015). Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa, dimana terjadi kematangan fungsi fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang cepat pada laki-laki

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT NENE MALLOMO KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG TAHUN 217 Hasrul, Rini Muin Kutipan: Hasrul,

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN Ika Agustina*Nur Asnah Sitohang** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SEBAGAI DAMPAK KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SEBAGAI DAMPAK KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SEBAGAI DAMPAK KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL Yustina Ananti 1, Evy Ernawati 2 1,2 STIKES Guna Bangsa, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta E-mail: yustina010311@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR Purniaty Kamahi 1, Sudirman 2, H. Muhammad Nur 3 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV 05.07.02 KEDIRI Mulazimah Akademi Kebidanan PGRI Kediri mulazimah@gmail.com ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012 ETIKA PERGAULAN MAHASISWA KOS DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DUKUH KRUWED SELOKERTO SEMPOR

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012 ETIKA PERGAULAN MAHASISWA KOS DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DUKUH KRUWED SELOKERTO SEMPOR ETIKA PERGAULAN MAHASISWA KOS DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DUKUH KRUWED SELOKERTO SEMPOR Hendri Tamara Yuda, Ernawati, Puji Handoko 3,, 3 STIKes Muhammadiyah Gombong ABSTRAK Ilmu etika berbicara masalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa Dirgahayu Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru. Penelitian

Lebih terperinci

19

19 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian A.1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merujuk pada bidang keilmuan Ilmu Kesehatan Jiwa, Sub Bidang Psikiatri Ilmu Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja.

Lebih terperinci