BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebangkitan modern di dunia Arab bermula dengan didudukinya Mesir oleh Perancis pada tahun Sebelum itu, negara-negara Arab hampir semuanya tak menyadari kemajuan pesat yang telah dialami oleh Barat pada abadabad berikutnya, semenjak perjumpaan terakhir mereka dengan Barat semasa Perang Salib 1. Setelah tahun-tahun tersebut, abad ke 19 menjadi bagian dari awal kebangkitan bangsa Arab melawan penjajahan dari bangsa Barat. Kebangkitan bangsa Arab ini, menurut Nuseibeh berawal dari sebuah gerakan nasionalisme Islam atau disebut juga dengan Pan-Islamisme. Dimulai dari Jamaluddin al-afgani, yang mendirikan sebuah gerakan untuk mempersatukan dan membangkitkan semua rakyat-rakyat Islam di bawah kekhalifahan tertinggi. Ia sebagai salah seorang reformis Islam mengumandangkan persatuan Arab berlandaskan aspek religiusitas. Namun, di sisi lain Abdul Rahman al-kawakibi muncul dengan konsep persatuan Arab yang sekuler. Dia mencanangkan pemisahan antara gerakan nasionalisme Islam dengan gerakan nasionalisme Arab 2. Dasar gerakan persatuan Arab tadi kemudian berkembang lebih jauh dengan melahirkan tidak hanya sebatas Liga Rakyat Arab. Akan tetapi, lebih 1 Hazem Zaki Nuseibeh, 1969, Gagasan-gagasan Nasionalisme Arab, Jakarta: Bhratara, halaman Ibid, disarikan dari halaman

2 2 kepada suatu federasi dan akhirnya menjadi suatu persatuan organik negeri-negeri Arab dari Gulf hingga Atlantik. Tujuannya adalah memobilisasi kemampuankemampuan politik, ekonomi, dan militer untuk membebaskan Palestina dari Zionisme dan memerdekakan dunia Arab yang lain dari penindasan Imperialisme Barat 3. Dominasi kekuasaan asing di kawasan Timur Tengah mulai memberikan sinyal negatif bagi tumbuh kembangnya dunia Arab, persis seperti yang dilakukan oleh Inggris di Mesir, Amerika Serikat di Arab Saudi, Prancis di Levant (Suriah dan Libanon), dan Inggris bersama sekutunya Amerika Serikat di Libya. Imperialisme Barat terhadap negara-negara Timur Tengah di awal abad 19 ini tidak hanya menimbulkan kekacauan politik dan penindasan semata, tetapi juga menghilangkan identitas bangsa Arab. Oleh sebab itu, para nasionalis Arab bergerilya untuk mewacanakan kembali identitas bangsa Arab. Sebagian besar penduduk negara-negara Arab memandang dirinya dan dipandang oleh orang lain sebagai bangsa Arab. Sentimen nasionalisme Arab ini berdasar atas segala sesuatu yang dimiliki bersama, yakni bahasa, budaya, pengalaman sosial politik, kepentingan ekonomi, dan memori kolektif berkaitan dengan posisi dan peranan mereka dalam sejarah 4. Eratnya cengkeraman dominasi asing membuat resah beberapa kepala negara di kawasan Arab. Salah satunya adalah Muammar Qadhafi. Sebelum ia menjabat sebagai pemimimpin tertinggi negara, Libya merupakan negara miskin 3 Walid Kazziha, 1985, Transformasi Revolusioner di Dunia Arab, Jakarta: Grafindo Utama, halaman Halim Barakat, 2012, Dunia Arab, Masyarakat, Budaya, dan Negara Bandung: Nusa Media, halaman

3 3 dan sangat bergantung kepada bantuan negara Barat, Amerika Serikat dan Inggris. Raja Muhammad Idris selaku pendiri negara Libya tidak dapat membawa stabilitas sosial dan politik dalam 17 tahun kepemimpinannya. Ketika gencargencarnya perjuangan mengembalikan identitas bangsa Arab, Raja Idris justru lebih akrab dengan Amerika Serikat dan Inggris dengan memberikan camp militer kedua negara di Libya 5. Tanggal 1 september 1969, rezim ini pun runtuh oleh kudeta yang dilancarkan oleh sekelompok perwira militer Libya. Qadhafi yang saat itu berpangkat kolonel membentuk kelompok kecil (Unionist Free Officers/UFO) berisi rekan-rekan perwira militer untuk kemudian diajak melakukan sebuah gerakan revolusioner meruntuhkan rezim Raja Idris. Sejak awal berdirinya UFO, Qadhafi tidak hanya mencanangkan sebuah revolusi meruntuhkan rezim Raja Idris, melainkan juga persatuan Arab. Menurut pandangan Qadhafi, kehadiran pasukan asing di negaranya merupakan sumber penyakit. Maka dari itu, salah satu tujuan dari revolusi adalah membebaskan Libya dari pengaruh asing 6. Pengaruh asing khususnya Barat tidak hanya menjangkiti Libya. Mesir yang saat itu dipimpin oleh Gamal Abdul Naseer juga mengalami hal serupa. Namun, Naseer berani menentang imperialisme Barat secara terang-terangan dengan menyerukan persatuan Arab. Sosok inilah yang kemudian memberikan pengaruh besar terhadap idealisme Qadhafi mengenai nasionalisme Arab atau persatuan bangsa Arab. 5 Endang Mintarja, 2006, Politik Berbasis Agama: Perlawanan Muammar Qadhafi terhadap Kapitalisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, halaman Ibid, halaman 115.

4 4 Sebagai pimpinan tertinggi negara Libya, Qadhafi mengubah bentuk negara monarki menjadi Negara Massa atau Jamâhiriyah pada tahun Fase ini dianggap sebagai fase perlawanan Qadhafi terhadap semua sistem yang dianggapnya merusak sistem pemerintahan. Mulai dari solusinya memecahkan problem demokrasi dengan mendirikan sistem pemerintahan Negara Massa, mengatasi problem ekonomi dengan berpijak pada sosialisme Islam, dan mengedepankan identitas sosial mendasar sebagai pondasi sebuah bangsa. Perjuangan Qadhafi melawan dominasi kekuasaan asing di Timur Tengah khususnya Libya menjadi pembahasan menarik, karena ia berani memperjuangkan kemandirian bangsanya untuk melawan hegemoni negaranegara Barat. Secara ideologis, pemikirannya tertuang di dalam Al-Kitâb Al- Akhdar atau yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai The Green Book. Pemikiran nasionalisme Arab dengan tujuan persatuan Arab oleh Muammar Qadhafi menjadi fokus perhatian penulis dalam penelitian ini. Selain itu, penulis juga akan mengerucutkan pembahasan terhadap upaya-upaya yang sudah dilakukan Qadhafi dalam merepresantasikan pemikirannya tersebut terhitung sejak Revolusi Al-Fâtih tahun 1969 hingga lahirnya regulasi Al-Kitâb Al-Akhdar tahun B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pemikiran nasionalisme Arab Muammar Qadhafi? 2. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan Muammar Qadhafi dalam mewujudkan pemikiran nasionalisme Arab tersebut? 7 John L. Esposito, 2001, Ensiklopedia Oxford: Dunia Islam Modern Jilid 6, Bandung: Mizan halaman 82. Terjemahan oleh Eva Y.N, dkk dari judul The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World 1995 Oxford University Press.

5 5 C. Tujuan Penelitian 1. Menjelaskan pemikiran nasionalisme Arab yang diperjuangkan oleh Muammar Qadhafi. 2. Menjabarkan upaya-upaya yang dilakukan Muammar Qadhafi dalam mewujudkan pemikiran nasionalisme Arab. D. Manfaat Penelitian Pemikiran nasionalisme Arab Muammar Qadhafi tahun cukup memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan kawasan Timur Tengah. Sebelum berbicara kawasan Timur Tengah secara keseluruhan, penelitian ini juga bertujuan untuk menunjukkan kekokohan negara Libya di bawah komando sang kolonel. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pembelajaran bagaimana sebuah negara berdiri secara mandiri di bidang politik, ekonomi, dan sosial. Tentunya dengan banyak perbaikan dan penyesuian. Selain itu, pemikiran Qadhafi untuk persatuan Arab dengan membentuk Federation of Arab Republic juga menarik untuk dikaji lebih jauh. Sebab, pendirian federasi tersebut dapat dikatakan sebagai upaya nyata dalam menolak imperium negara-negara Barat yang menguasai kawasan Timur Tengah. E. Batasan Penelitian Pembahasan mengenai pemikiran nasionalisme Arab yang dikumandangkan oleh Muammar Qadhafi cukup luas cakupannya. Oleh karena itu, penulis membatasi penelitian ini pada latar belakang terbentuknya pemikiran nasionalisme Arab tersebut mulai dari tahun 1969 hingga 1977 ketika Libya menemukan bentuk ketatanegaraan yang dikehendakinya. Adapun untuk

6 6 mengerucutkan bahasan penelitian, maka penulis memfokuskan pada upaya-upaya dalam mewujudkan pemikiran nasionalisme Arab yang dilakukan oleh Muammar Qadhafi. Hal ini dimulai dari apa yang ia lakukan sebelum Revolusi Al-Fâtih, hingga upaya-upayanya membentuk Federation of Arab Republic dalam menentang imperium negara-negara Barat. F. Tinjauan Pustaka Penulis mengakui tidak sedikit penelitian, jurnal, maupun buku yang membahas mengenai sosok Qadhafi, tetapi pembahasan yang sering ditemui biasanya cenderung kepada teori-teori kepemimpinan. Cara ia memimpin negara dengan diktator merupakan pembahasan yang menjadi sorotan tajam berbagai kalangan, mulai dari akademisi hingga para agamawan. Penulis mencoba memberikan sebuah sudut pandang baru mengenai pemikiran-pemikiran Qadhafi dalam penelitian ini. Dengan demikian, sisi lain mengenai pemikiran nasionalisme Arab untuk persatuan Arab oleh Qadhafi dapat terurai dengan jelas dan rinci. Berikut ini penjelasan mengenai penelitian terdahulu yang telah membahas sosok Muammar Qadhafi. Pertama, Penelitian mengenai pemikiran Qadhafi salah satunya telah dibahas oleh Melia Rahmawati (2012), mahasiswa Program Studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia dalam skripsinya yang berjudul Pemikiran Muammar Qaddafi Dalam The Green Book : Penerapannya pada Penelitian Melia ini memfokuskan pembahasan mengenai pola pikir dan pemikiran yang dibentuk Qadhafi dalam The Green Book atau disebut juga Buku Hijau dalam terjemahan bahasa Indonesia. Buku tersebut merupakan

7 7 regulasi pemerintahan Libya sekaligus implementasi tertulis dari pemikiran Qadhafi yang berisi solusi permasalahan di bidang politik, ekonomi, dan sosial. The Green Book tulisan Qadhafi terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama membahas permasalahan politik (demokrasi) yang isinya menjadi penuntun bagi pembebasan politik masyarakat dari sistem politik yang menjajah rakyat. Bagian kedua membahas persoalan ekonomi dan memberikan pemecahan melalui prinsip sosialisme. Bagian terakhir memberikan penyelesaian persoalan sosial dalam penerapan hukum kemerdekaan yang dibuat oleh manusia serta menguraikan bagaimana basis sosial yang dimulai dari tingkat keluarga hingga negara 8. Adapun solusi The Green Book menjadi salah satu bahasan penulis sebagai bentuk implementasi perjuangan Qadhafi melawan imperium Barat dengan memperkokoh kekuatan Libya sendiri. Salah satu caranya adalah dengan menumbuhkan semangat nasionalisme Arab melalui penamaan jalan, kantor, dan hotel yang berbahasa Arab. Sudut pandang ini dianggap berbeda dengan apa yang ada dalam penelitian penulis. Skripsi Melia berfokus pada pemikiran dan implementasi Qadhafi dalam The Green Book, sedangkan penulis berfokus pada semangat nasionalisme Arab yang ditunjukkan Qadhafi. Kedua, penelitian Endang Mintarja (2006) dalam bukunya yang berjudul Politik Berbasis Agama: Perlawanan Muammar Qadhafi terhadap Kapitalisme. Endang mendeskripsikan Libya yang bertransformasi menjadi negara Islam sosialis di bawah komando Qadhafi sebagai upaya melawan sistem kapitalisme. 8 Skripsi Melia Rahmawati dengan judul Pemikiran Muammar Qaddafi dalam The Green Book : Penerapannya pada halaman 21.

8 8 Buku ini membahas pemikiran-pemikiran Qadhafi dengan berpijak pada prinsip sosialisme dalam perspektif Islam sebagai tujuan utamanya. Ia juga menjelaskan sejarah singkat Libya ketika dijalankan oleh Raja Muhammad Idris. Revolusi yang menjadi bagian penting dari sejarah Libya, dijelaskan Endang merupakan usaha membebaskan Libya dari pengaruh asing yang menjadi sumber penyakit 9. Selain itu, revolusi yang dicanangkan Qadhafi memiliki tiga landasan utama yaitu: kebebasan (liberty), persatuan (unity), dan sosialisme (socialism). Persatuan yang ia maksud adalah persatuan Arab. Bagian ini merupakan salah satu rujukan utama dalam penelitian yang akan dibahas penulis. Endang menjelaskan biografi Qadhafi dan beberapa hal yang berpengaruh terhadap pemikiran-pemikirannya. Salah satunya, dijelaskan mengenai ketertarikan Qadhafi dengan revolusi Mesir oleh Jamal Abdul Nasir. Tulisan Qadhafi dalam The Green Book disajikan oleh Endang Mintarja sebagai bentuk penjelasan regulasi pemerintahan Libya dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial. Pemikiran-pemikiran Qadhafi ini bertujuan untuk melepaskan sistem kapitalisme dan mencanangkan sistem sosialisme Islam yang telah dipaparkan secara rinci dan jelas. Buku ini tidak menjelaskan secara definitif apa yang dimaksud dengan nasionalisme Arab. Seperti buku-buku lainnya, pembahasan nasionalisme Arab hanya mengacu pada persatuan Arab. Hal tersebut merupakan indikator pembeda antara buku Endang Mintarja dengan penelitian penulis, karena penulis akan memfokuskan pada pemikiran nasionalisme Arab dan upaya-upaya yang dilakukan oleh Qadhafi untuk mempersatukan Arab. 9 Endang Mintarja, op. cit, halaman 115.

9 9 Ketiga, penelitian Lillian Craig Harris (1986) dalam karyanya yang berjudul Libya: Qadhafi s Revolution and the Modern State. Harris menjabarkan transformasi sistem pemerintahan yang dibawa Qadhafi di Libya. Pembahasan dalam buku ini dimulai dari sejarah Libya yang menganut sistem pemerintahan monarki beserta asal mula Libya di bawah imperium Turki Ustmani. Ia juga menjelaskan mengenai masyarakat Libya secara utuh, karakter seorang Qadhafi, dinamika politik negara Libya di bawah Qadhafi, kebijakan luar negeri Libya dalam sistem Jamâhiriyah atau negara massa, kebijkan ekonomi, dan prospek negara Libya ke depan 10. Harris menerangkan kemunculan Qadhafi merupakan sebuah tekad dalam usaha menghapus kolonialisme dan mengganti dengan kepemimpinan Libya yang bebas dari pengaruh asing. Tujuan utamanya adalah menjadikan Libya sebagai aktor yang berperan dalam dunia regional dan internasional 11. Motto ini yang terus dibawa Qadhafi dalam usahanya melakukan persatuan Arab. Tahun 1985 ia kembali mengangkat isu persatuan Arab dengan mendatangi penguasa negara-negara Arab secara langsung dan meminta mereka untuk bangkit dan mengahancurkan para pengkhianat yang telah mengkhianati bangsa Arab setelah sebelumnya usaha ini gagal 12. Gagasan Qadhafi melawan dominasi asing di Timur Tengah tak dapat dipandang sebelah mata, karena ia berhasil membawa Libya sebagai negara mandiri yang tidak bergantung pada negara-negara Barat. Secara garis besar, buku ini menjelaskan mengenai revolusi 10 Lillian Craig Harris, 1986, Libya: Qadhafi s Revolution and The Modern State, United States of America: Westview Press. 11 Ibid, halaman Ibid, halaman 93.

10 10 yang dilakukan Qadhafi khususnya sistem pemerintahan dan ekonomi. Hal tersebut dipandang berbeda dengan apa yang akan dibahas penulis, yaitu pemikiran nasionalisme Arab yang dibawa oleh Qadhafi. Keempat, penelitian Hazem Zaki Nuseibeh (1969) dalam bukunya yang berjudul Gagasan-gagasan Nasionalisme Arab. Nuseibeh menjelaskan bentuk nasionalisme Arab secara holistik. Mulai dari hakikat nasionalisme secara umum, sejarah nasionalisme Arab pada zaman pra-islam, zaman Islam, dan zaman modern, faktor-faktor yang mendasari nasionalisme Arab, teori-teori politik dalam pemerintahan, hingga gagasan nasionalisme Arab mengenai masalah perubahan sosial. Nuseibeh menyebutkan bahwa nasionalisme Arab merupakan sebuah proses kesadaran nasional bangsa Arab yang mencerminkan sebuah sikap patriotisme 13. Nasionalisme bangsa Arab berkaitan erat dengan nasionalisme Islam pada awalnya. Sumber nasionalisme tersebut berasal dari warisan masa lampau dan akibat persamaan bahasa, tradisi, serta pengalaman-pengalaman sejarah. Oleh karena itu, bangsa Arab cenderung memiliki sikap yang sama. Buku ini merupakan pondasi dasar penulis dalam membahas mengenai pemikiran nasionalisme Arab karena beragam teori terbentuknya sikap nasionalisme disebutkan di sini. Akan tetapi, buku ini tidak menyebutkan sama sekali nasionalisme Arab Muammar Qadhafi, karena penulisannya dilakukan ketika Qadhafi baru saja melakukan revolusi Al-Fâtih. 13 Hazem Zaki Nuseibeh, op. cit. halaman 13.

11 11 Kelima, penelitian Adeed Dawisha dalam tulisannya yang berjudul Arab Nationalism: In the Twentieth Century from Triumph to Despair. Dawisha menerangkan perjalanan panjang nasionalisme Arab di zaman modern. Khususnya di abad keduapuluh. Ia menjabarkan nasionalisme Arab secara definitif disertai dengan sejarah munculnya pemikiran tersebut hingga terbentuknya sebuah wadah gerakan. Ia memulai penjelasan mengenai paham kebangsaan, istilah kebangsaan dalam bangsa Arab, pencetus paham kebangsaan di tanah Arab mulai dari tahun 1839 hingga sinarnya yang meredup tahun Nasionalisme Arab yang ditulisnya mengartikan bahwa solidaritas bangsa Arab dibentuk atas dasar kemanusiaan, di mana mereka terikat oleh faktor sejarah, agama, dan bahasa yang sama 14. Selain itu, ia juga menjelaskan dengan cukup detail mengenai perkembangan pemikiran nasionalisme Arab sebagai sebuah gerakan dan faktor utama dalam membangun sebuah persatuan bangsa Arab. Dawisha menerangkan hal ini mulai dari kelahiran pemikiran nasionalisme Arab oleh Sati al-husri dan puncaknya ketika terbentuk United Arab Republic. Bagian terakhir buku ini menerangkan alasan-alasan kegagalan persatuan bangsa Arab, meskipun pemikiran itu masih ada di benak para pemimpin negaranegara Arab dan nasionalis Arab. Kejatuhan persatuan bangsa Arab di sini dibahas pada akhir tahun 1960 dan awal-awal abad Akan tetapi, tokoh yang dibahas penulis masih belum menjadi pembahasan di dalamnya. Sebab, pemikiran dan gerakan persatuan Arab yang dibawa oleh Muammar Qadhafi baru mulai berkembang di tahun-tahun kejatuhan pemikiran nasionalisme Arab sebelumnya. 14 Adeed Dawisha, 2003, Arab Nationalism: In Twentieth Century, United States of America: Princeton University Press, halaman 13.

12 12 Hal ini memberi tambahan perspektif baru kepada penulis mengenai perkembangan nasionalisme Arab. G. Landasan Teori Penulis mencoba menjabarkan penelitian ini menggunakan sebuah pendekatan sejarah pemikiran. Pendekatan ini dimaksudkan untuk mengkaji lebih jauh bagaimana pemikiran seseorang tumbuh dan berkembang sesuai dengan konteks pemikiran tersebut muncul, berkembang, dan mengalami fase perubahan. Kuntowijoyo menyebutkan sejarah pemikiran dipengaruhi oleh dua hal, yaitu pelaku sejarah pemikiran dan tugas sejarah pemikiran. Pelaku sejarah pemikiran ini dapat dilakukan oleh perorangan, gerakan intelektual, dan pemikiran kolektif. Adapun tugas dari sejarah pemikiran antara lain untuk: membicarakan pemikiranpemikiran besar yang berpengaruh pada kejadian sejarah, melihat konteks sejarahnya muncul, tumbuh, dan berkembang (sejarah di permukaan), dan pengaruh pemikiran pada masyarakat bawah 15. Sejarah pemikiran dalam tugasnya menggunakan beberapa pendekatan, yaitu kajian teks, konteks sejarah, dan kajian hubungan antara teks dan masyarakatnya. Sebagai kajian teks, tugas sejarah pemikiran digunakan untuk mengkaji genesis pemikiran, konsistensi pemikiran, evolusi pemikiran, sistematika pemikiran, perkembangan dan perubahan pemikiran, varian pemikiran, komunikasi pemikiran, dan kesinambungan pemikiran. Lalu sebagai kajian konteks, digunakan pendekatan konteks sejarah, konteks politik, konteks budaya, dan konteks sosial. Adapun mengenai hubungan antara pemikiran dengan 15 Kuntowijoyo, 2003, MetodologiSejarah, Yogyakarta: Tiara WacanaYogya, halaman

13 13 masyarakat, meliputi: pengaruh pemikiran, implementasi pemikiran, diseminasi pemikiran, dan sosialisasi pemikiran 16. Teori sejarah pemikiran Kuntowijoyo tersebut menjadi acuan dasar penulis dalam menganalisis permasalahan yang akan diteliti. Seperti disebutkan sebelumnya di atas, tugas teori sejarah pemikiran adalah untuk mengkaji pemikiran-pemikiran besar yang berpengaruh pada sebuah kejadian sejarah. Dalam hal ini, penulis mencoba menafsirkan dan menjabarkan maksud dari nasionalisme Arab untuk persatuan Arab oleh Muammar Qadhafi. Mulai dari upayanya melakukan Revolusi Al-Fâtih hingga pembentukan Federation of Arab Republic. Upaya lain dari Qadhafi adalah menciptakan sistem kenegaraan mandiri berdasarkan nilai-nilai masyarakatnya. Pemikiran tersebut ia tuangkan ke dalam The Green Book yang berisi solusi di bidang politik, ekonomi, dan sosial. Tak dipungkiri memang, pemikiran-pemikiran besar Qadhafi yang kontra Barat membuat ia disegani juga dimusuhi. Ia dikenal sebagai seorang revolusioner dan pahlawan dalam sejarah negara Libya meski ia harus jatuh karena dianggap sebagai pemimpin yang otoriter. Peranan teori sejarah pemikiran yaitu untuk melihat konteks sejarahnya ia muncul, tumbuh, dan berkembang (sejarah di permukaan) menjadi pembahasan selanjutnya. Penulis mencoba menggali faktor-faktor yang mempengaruhi pemikiran Qadhafi dalam menggaggas nasionalisme Arab. Maka dari itu, di dalamnya penulis akan mengkaji riwayat hidup sang tokoh. Faktor lingkungan tempat ia tinggal dinilai cukup memberikan pengaruh. Qadhafi yang berasal dari suku Badui dan hidup di padang pasir mencerminkan karakter dan pemikiran yang 16 Ibid, halaman

14 14 keras, bebas, dan tak kenal kompromi. Pengaruh pemikiran Presiden Mesir, Jamal Abdul Naseer juga memberikan dampak signifikan bagi pemikiran nasionalisme Arab Qadhafi. Sosok yang dikaguminya itu merupakan tokoh panutan dalam membangun persatuan Arab. Selain itu, pendekatan lain yang digunakan penulis ialah pendekatan mengenai nasionalisme. Nasionalisme yang dimaksud tersebut akan dipahami sebagai suatu bahasa dan simbol, suatu gerakan sosiopolitik, dan suatu ideologi bangsa. Menurut Anthony Smith, definisi nasionalisme adalah suatu gerakan ideologis untuk mencapai dan memepertahankan otonomi, kesatuan, dan identitas bagi suatu populasi, yang sejumlah anggotanya bertekad untuk membentuk sebuah bangsa yang aktual atau sebuah bangsa yang potensial 17. Definisi tersebut merujuk pada sebuah reinterpretasi terhadap pola kenangan, simbol, mitos, dan tradisi yang membentuk warisan budaya bangsa yang khas. Ada tiga unsur utama dari unsur-unsur umum dalam sistem keyakinan para nasionalis, yakni: himpunan proposisi dasar yang dianut dan dijadikan titik tolak oleh kebanyakan nasionalis; sejumlah ideal fundamental yang terdapat dalam setiap nasionalisme, walaupun dalam derajat yang berbeda-beda; sederetan konsep yang memberikan makna lebih konkret bagi abstraksi inti dari nasionalisme 18. Proposisi yang dimaksud merupakan definisi bahwa sebuah bangsa memiliki sejarah dan takdirnya masing-masing. Bangsa menjadi satu-satunya sumber kekuasaan politik dan kesetiaan sebuah bangsa di atas segalanya. Setiap 17 Anthony D Smith, 2003, Nationalism: Theory, Ideology, History. Diterjemahkan oleh Frans Kowa, Jakarta: Penerbit Erlangga, halaman Ibid, halaman 26.

15 15 individu harus menjadi bagian suatu bangsa dan menuntut ekspresi diri mereka sendiri selain keharusan memiliki otonomi seutuhnya dalam usaha mencari kebebasan. Paham ini merupakan doktrin inti dari sebuah nasionalisme. Ideal fundamental nasionalisme mengandung nilai bahwa sebuah bangsa harus memepertahankan otonomi, kesatuan dan identitas nasionalnya. Melalui doktrin nilai ideal fundamental tersebut, maka konsep inti dibangun agar dapat berhubungan dengan nilai budaya dan politik praktis. Konsep inti terdiri dari otentisitas, kesinambungan, martabat, takdir, kelekatan ( cinta ), dan tanah air. Semua konsep ini bertugas untuk mengevaluasi kesadaran bangsa masa lalu dan masa kini untuk mencapai sasaran yang diinginkan 19. Kedua teori tersebut, menurut hemat penulis cukup untuk dijadikan dasar penelitian dalam menganalisis pemikiran nasionalisme Arab oleh Qadhafi. Pendekatan ini juga dinilai dapat menjabarkan upaya-upaya Qadhafi dalam membangun persatuan Arab sebagai bentuk nasionalisme dan menjelaskan faktorfaktor yang mempengaruhi pemikirannya. H. Sumber Data Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Menurut sumbernya, data dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber informasi utama yang langsung memberikan data dalam penelitian, dan data sekunder merupakan sumber informasi yang tidak langsung memberikan data dalam penelitian atau melalui 19 Ibid, disarikan dari ideologi nasionalisme Smith halaman

16 16 pengolahan data terlebih dahulu 20. Data-data tersebut kemudian diolah dan disesuaikan dengan apa yang hendak diteliti oleh penulis dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder berupa buku-buku, skripsi, literatur ilmiah, jurnal, artikel, serta situs internet yang berkaitan dengan pembahasan penulis. Adapun sumber data primer penelitian ini yaitu: 1. Buku Endang Mintarja dengan judul Politik Berbasis Agama: Perlawanan Muammar Qadhafi terhadap Kapitalisme yang diterbitkan Pustaka Pelajar tahun Buku Lillian Craig Harris dengan judul Libya: Qadhafis s Revolution and The Modern State yang diterbitkan oleh Westview Press Inc tahun Buku Hazem Zaki Nuseibeh yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Gagasan-gagasan Nasionalisme Arab, diterbitkan Bhratara tahun Buku Adeed Dawisha berjudul Arab Nationalism: In the Twentieth Century from Triumph to Despair yang diterbitkan oleh Princeton University Press tahun Buku Muammar Qadhafi berjudul The Green Book yang diterjemahkan oleh Zakiyuddin Baidhawy dengan judul Menapak Jalan Revolusi, diterbitkan Insist Press tahun Sebagai informasi penunjang, data sekunder yang digunakan penulis dalam penelitian ini berasal dari buku, skripsi, jurnal ilmiah, penelitian yang 20 Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Ikapi, halaman 193.

17 17 berkaitan dengan Libya atau Qadhafi, serta beberapa situs dari internet. Adapun sumber data sekunder penelitian ini yaitu: 1. Skripsi Pemikiran Muammar Qaddafi Dalam The Green Book : Penerapannya pada oleh Melia Rahmawati. 2. Skripsi Pemikiran Politik Muammar Qadhafi oleh Solihin. 3. Jurnal Libya Pasca Revolusi Kepemimpinan Muammar Al Qaddafi oleh Arif Ardiansyah. 4. Jurnal Mengurai Fenomena Mantan Penguasa Libya Muammar Khadafi oleh Bedjo Sukarno. 5. Situs muammargadhafi.wordpress.com 6. Situs countrystudies.us/libya I. Metode Penelitian Metode merupakan sebuah cara, prosedur, atau teknik untuk mencapai sesuatu tujuan secara efektif dan efisien. Penulis mencoba menggunakan metode sejarah dalam penelitian ini. Metode sejarah dapat diartikan sebagai metode penelitian dan penulisan sejarah dengan menggunakan cara, prosedur, atau teknik yang sistematik sesuai dengan asas-asas dan aturan ilmu sejarah 21. Adapun langkah-langkah yang diambil dalam keseluruhan prosedur, metode sejarah dibagi menjadi empat kelompok kegiatan, yaitu: 1. Heuristik, merupakan kegiatan menghimpun sumber-sumber sejarah. Tahap awal ini menjadi bagian penting untuk mendapatkan segala bentuk informasi yang berkaitan dengan pemikiran 21 Daliman, 2012, Metode Penelitian Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak, halaman 27.

18 18 nasionalisme Arab Qadhafi. Beberapa sumber data primer dan sekunder yang telah disebutkan sebelumnya adalah prioritas utama penulis dalam menghimpun data penelitian. Penulis mengumpulkan sumber-sumber berkaitan dengan pemikiran nasionalisme Arab, persatuan Arab, sejarah Negara Libya, karakter dan riwayat hidup Qadhafi, dan sumber informasi lainnya dalam usaha untuk menghimpun topik tersebut. 2. Kritik (verifikasi), tahapan meneliti apakah sumber-sumber itu sejati, baik bentuk maupun isi. Tahapan ini penulis mulai melakukan seleksi dari sumber data primer maupun sekunder yang telah dihimpun. Maksud dari seleksi tersebut agar penulis mendapatkan data relevan dan mengesampingkan data tidak relevan. Data relevan dari topik permasalahan misalnya tulisan tentang karakter kepemimpinan Qadhafi, sejarah Libya sejak Raja Idris dan masa kolonial, usaha-usaha Qadhafi membebaskan Libya dari cengkraman asing, hingga reaksi dunia Arab dan internasional terhadap Qadhafi. Data-data tersebut tidak semua berkaitan dengan apa yang hendak penulis bahas, namun dapat menjadi wawasan tambahan bagi penulis. 3. Interpretasi, merupakan tahap penetapan makna dan penghubungan dari fakta-fakta yang telah diverifikasi. Semua data yang sudah terkumpul dan dianggap relevan dengan topik pembahasan kemudian disusun untuk ditafsirkan dan dianalisis. Tujuan interpretasi sendiri adalah untuk mendapatkan sebuah penafsiran

19 19 dari sumber-sumber sejarah yang telah dipilah. Dalam hal ini, interpretasi sumber-sumber sejarah pemikiran nasionalisme Arab Qadhafi mengacu pada cita-cita persatuan Arab. 4. Historiografi, merupakan penyajian hasil sintesis yang diperoleh dalam bentuk suatu kisah sejarah. Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dalam penelitian metode sejarah. Historiografi berisi uraian yang menggambarkan penelitian sejak awal pengumpulan data hingga terbentuknya sebuah kesimpulan. Dalam hal ini, penulis berupaya untuk menyajikan paparan mengenai pemikiran nasionalisme Arab oleh pemimpin Libya Qadhafi beserta langkahlangkah yang diambilnya untuk mencapai cita-cita persatuan Arab 22. Metode-metode di atas dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan penulis mendapatkan sumber data yang sesuai dengan topik permasalahan dan mempermudah penulis dalam penelitian. Sumber data diperoleh dari hasil studi pustaka (library research) di beberapa tempat. Melalui analisa data dan sumber dari tempat yang berbeda, diharapkan mendapatkan hasil akurat dalam penelitian. J. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan ini terdiri dari empat bab dengan perincian sebagai berikut. 22 Ibid, halaman 28.

20 20 BAB I Pendahuluan, yang terdiri dari uraian mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, sumber data, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Pembahasan mengenai bagaimana pemikiran nasionalisme Arab yang diperjuangkan oleh Muammar Qadhafi. Bab ini menjelaskan sejarah nasionalisme Arab secara singkat, riwayat hidup Muammar Qadhafi, hingga pandangannya terhadap nasionalisme Arab. Penjabaran pemikiran nasionalisme Arab Qadhafi juga tertuang dalam Al-Kitâb Al-Akhdar (The Green Book) yang memberikan solusi atas permasalahan bangsa di bidang politik, ekonomi, dan sosial. BAB III Pembahasan mengenai upaya-upaya Qadhafi dalam mewujudkan pemikiran nasionalisme Arab. Upaya nasionalisme Arab Muammar Qadhafi akan dijelaskan dalam dua konteks besar, yaitu bidang politik dan ekonomi. Dalam bidang politik menerangkan mengenai upayanya terhadap pembentukan Jamâhiriyah dan negara kesatuan bangsa Arab, kemudian dalam bidang ekonomi yang paling menonjol adalah upayanya menasionalisasikan negara Libya. Selain itu, pemikiran nasionalisme Arab Qadhafi juga tercermin dalam bentuk perlawanan terhadap dominasi negara Barat. BAB IV Penutup mengenai jawaban dari rumusan permasalahan topik dalam penulisan skripsi ini, yaitu seperti apa pemikiran dan upaya nasionalisme Arab yang dilakukan oleh Muammar Qadhafi. Setelah itu, diakhiri dengan saran yang ditujukan bagi pembaca.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi atas dampak peristiwa Revolusi Perancis (1789-1795) dan Revolusi Industri (1750-1850). Para

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

JAMAL ABDUL NASHIR : NASIONALISME ARAB

JAMAL ABDUL NASHIR : NASIONALISME ARAB JAMAL ABDUL NASHIR : NASIONALISME ARAB I. Pendahuluan Muhammad Ali secara turun temurun dinyatakan sebagai penguasa Mesir. Keputusan tersebut berdasarkan konferensi di London pada tanggal 13 Februari 1841.

Lebih terperinci

2014 PEMIKIRAN MUBYARTO TENTANG EKONOMI INDONESIA

2014 PEMIKIRAN MUBYARTO TENTANG EKONOMI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan Ekonomi disuatu Negara memang sudah menjadi sebuah keharusan yang tidak bisa ditinggalkan atau dikesampingkan karena pada hakikatnya kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan 201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel. BAB VIII KESIMPULAN Puisi Maḥmūd Darwīsy merupakan sejarah perlawanan sosial bangsa Palestina terhadap penjajahan Israel yang menduduki tanah Palestina melalui aneksasi. Puisi perlawanan ini dianggap unik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan: Atika Puspita Marzaman Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa HEPTAcentrum Press Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa Oleh: Atika Puspita Marzaman Copyright 2011 by Atika Puspita

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang

Lebih terperinci

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Soetan Sjahrir merupakan tokoh yang kontroversial pada masa itu, ia mempunyai ciri khas yang kompleks, pemikirannya sering kali berbeda dengan tokoh perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. RESUME Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. Salah satu kasus yang mengemuka adalah tergulingnya presiden Honduras, Manuel Zelaya pada

Lebih terperinci

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Namibia merupakan negara mandat dari Afrika Selatan setelah Perang Dunia I. Sebelumnya, Namibia merupakan negara jajahan Jerman. Menurut Soeratman (2012,

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PENGANUGERAHAN GELAR PAHLAWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan masyarakatnya

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan masyarakatnya BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan penegasan istilah. 1.1 Latar Belakang Bangsa

Lebih terperinci

BAB III UPAYA NASIONALISME ARAB MUAMMAR QADHAFI

BAB III UPAYA NASIONALISME ARAB MUAMMAR QADHAFI BAB III UPAYA NASIONALISME ARAB MUAMMAR QADHAFI Nasionalisme Arab di Libya menjadi perbincangan ramai sejak pergerakan sosial tahun 1951 dan dipercepat dengan penemuan minyak sekitar tahun 1960. Tahun-tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis.

BAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis. BAB IV PENUTUP Kesimpulan Kemunculan karya sastra Indonesia yang mengulas tentang kolonialisme dalam khazanah sastra Indonesia diprediksi sudah ada pada masa sastra Melayu Rendah yang identik dengan bacaan-bacaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rusia merupakan negara federasi yang terbentuk pasca keruntuhan Uni Soviet. Sebagai negara baru, Rusia berusaha untuk membangun kembali kejayaan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Vietnam merupakan salah satu negara yang ada di Asia Tenggara yang memiliki sejarah panjang dalam usaha meraih dan mempertahankan kemerdekaannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah dinamisasi terutama setelah semakin banyaknya pergolakan pemikiran yang menyebabkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah

PENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah PENDAHULUAN Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah perkembangan Islam di Dunia. Turki juga merupakan wilayah yang terdiri dari dua simbol peradaban di antaranya peradaban

Lebih terperinci

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) 66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi (Soekanto, 2003: 243). Peranan merupakan aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi pengaruh dalam rangka mengembangkan potensi manusia menuju kepada kedewasaan diri agar mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui

Lebih terperinci

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Peringatan Hari Lahir Pancasila - 01 Juni 2015 11:20 wib Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Faisal Ismail, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta PADA sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir prestasi sepakbola di Sumatera Utara semakin menurun. Terakhir kali klub sepakbola Sumatera Utara menjuarai Liga Perserikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik internasional antar dua negara cukup terdengar akrab di telinga kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih terganggu akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rela berkorban, serta kecintaan pada bangsa dan negara 1. yang akrab dengan perjuangan suatu bangsa atau seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. rela berkorban, serta kecintaan pada bangsa dan negara 1. yang akrab dengan perjuangan suatu bangsa atau seseorang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Nilai Patriotisme merupakan sebuah acuan atau prinsip yang mencerminkan kecintaan terhadap kelompok atau bangsa dan kesedian untuk menjunjung nilai-nilai

Lebih terperinci

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup. 13. Mata Pelajaran Sejarah Untuk Paket C Program IPS A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi ini merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayaha Eritrea yang terletak

Lebih terperinci

BAB II PEMIKIRAN NASIONALISME ARAB MUAMMAR QADHAFI. A. Sejarah Nasionalisme Arab

BAB II PEMIKIRAN NASIONALISME ARAB MUAMMAR QADHAFI. A. Sejarah Nasionalisme Arab BAB II PEMIKIRAN NASIONALISME ARAB MUAMMAR QADHAFI A. Sejarah Nasionalisme Arab Menurut Sati al-husri dalam beberapa karyanya mengenai nasionalisme Arab, dasar dari persatuan politik bangsa Arab adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia Tengah dan Asia Tenggara yang terlingkup dalam satu kawasan, yaitu Asia Selatan. Negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewan keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara dan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negaranegara anggota PBB.

Lebih terperinci

Potret Sistem Internasional & Pembentukan Negara di Timur Tengah. Muhammad Qobidl `Ainul Arif, M.A. #Sesi 2, 24 Februari 2015

Potret Sistem Internasional & Pembentukan Negara di Timur Tengah. Muhammad Qobidl `Ainul Arif, M.A. #Sesi 2, 24 Februari 2015 Potret Sistem Internasional & Pembentukan Negara di Timur Tengah Muhammad Qobidl `Ainul Arif, M.A. #Sesi 2, 24 Februari 2015 Membedah Timur Tengah dalam Perspektif Strukturalisme Struktur hirarkis sistem

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi politik di Pakistan tak pernah jauh dari pemberitaan media internasional, kekacauan politik seolah menjadi citra buruk di mata internasional. Kekacauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jika ditanya mengenai Kerajaan Arab Saudi pada saat ini maka penulis

BAB I PENDAHULUAN. Jika ditanya mengenai Kerajaan Arab Saudi pada saat ini maka penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jika ditanya mengenai Kerajaan Arab Saudi pada saat ini maka penulis akan berpandangan bahwa Arab Saudi adalah negara kaya karena kandungan minyak bumi didalamnya.

Lebih terperinci

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini. Pengantar: Kerajaan Arab Saudi mengelompokkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris, sama dengan Al Qaeda, dan lainnya. Ada apa di balik semua ini? Adakah negara lain punya peran? Simak pembahasannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rosmiati Lubis, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rosmiati Lubis, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Turki di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Pasha merupakan negara yang terkenal dengan sekularisasinya atau usaha-usaha untuk meniru ke negara-negara Barat

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain, gerakan

Lebih terperinci

Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme

Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme Nasionalisme berasal dari kata nation(bahasa Inggris) dan natie (bahasa Belanda) yang berarti bangsa. sebab-sebab munculnya perasaan nasionalisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Perjalanan sejarah hidup umat manusia tidak terlepas dari proses pendidikan yang menjadi salah satu kebutuhan dari setiap manusia. Berdasarkan

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan manusia menjadi penunjang keberlangsungan hidup manusia. Manusia dengan akal budinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Peranan George

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Peranan George BAB III METODE PENELITIAN Bab III berisi pemaparan tentang metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Peranan George Washington dalam Perang Kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN 3.1 Desain/Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali peristiwa yang terjadi di masa lalu, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang merupakan suatu konflik dua pihak atau lebih dan dapat melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung, biasanya perang merupakan suatu hal yang

Lebih terperinci

atau sesuatu hal berupa objek yang mempunyai kedudukan, fungsi di masyarakat ( departemen pendidikan dan kebudayaan : 1999:955)

atau sesuatu hal berupa objek yang mempunyai kedudukan, fungsi di masyarakat ( departemen pendidikan dan kebudayaan : 1999:955) 10 Dari kedua pendapat diatas maka penulis mengartikan Partisipasi adalah keikut sertaan (tindakan) yang dilakukan Lembaga, Institusi ataupun individu dalam suatu peristiwa. B. Konsep Peranan Peranan adalah

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA Modul ke: PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA BAHAN TAYANG MODUL 7 SEMESTER GASAL 2016 Fakultas FAKULTAS TEKNIK RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik SIPIL www.mercubuana.ac.id Dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara di pesisir Atlantik, yang kemudian diarahkan oleh satu Konstitusi

BAB I PENDAHULUAN. negara di pesisir Atlantik, yang kemudian diarahkan oleh satu Konstitusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bermula dari para pendatang dari Eropa yang bermukim di Amerika utara sejak abad ke-16, bangsa Amerika menjadi sebuah bangsa baru yang lahir dalam suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Revitalisasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Untuk Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni PERBANDINGAN IDEOLOGI Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni MAKNA IDEOLOGI KARL MARX Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. HAROLD H. TITUS

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA. Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD)

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA. Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA No (IPK) 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial, kultural, emosional, dan intelektual Memahami karakteristik peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya Timor Timur ke dalam Negara Republik Indonesia disahkan

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya Timor Timur ke dalam Negara Republik Indonesia disahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masuknya Timor Timur ke dalam Negara Republik Indonesia disahkan melalui UU No. 7 Th. 1976 (LN. 1976-36) tentang Pengesahan Penyatuan Timor Timur ke dalam Negara

Lebih terperinci

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) 66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

Lebih terperinci

MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER

MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER l Edisi 001, Oktober 2011 Edisi 001, Oktober 2011 P r o j e c t i t a i g D k a a n MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER Ihsan Ali Fauzi 1 Edisi 001, Oktober 2011 Informasi Buku: Abdullahi Ahmed An- Na`im,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia diawali melalui hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu kemudian berkembang ke berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat dikatagorikan sebagai salah satu negara yang maju dari benua Eropa. Republik Perancis saat ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang banyak dijalankan oleh negara Eropa bagian barat dan bagian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang banyak dijalankan oleh negara Eropa bagian barat dan bagian 1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Pada abad ke-16 hingga abad ke-18 monarki merupakan suatu sistem pemerintahan yang banyak dijalankan oleh negara Eropa bagian barat dan bagian tengah. Kata monarki

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Sejarah Pada

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI PPG SM3T PRODI PENDIDIKAN SEJARAH TAHUN 2014

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI PPG SM3T PRODI PENDIDIKAN SEJARAH TAHUN 2014 KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI PPG SM3T PRODI PENDIDIKAN SEJARAH TAHUN 2014 No 1. Memahami materi ajar sesuai dengan kurikulum Dasar 1.1 Menganalisis kehidupan awal manusia di bidang kepercayaan, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil Perjanjian Komisi Meja Bundar antara Indonesia dengan Belanda pada tahun 1949 masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fani Nurlasmi Kusumah Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fani Nurlasmi Kusumah Dewi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ungkapan modernisasi sangat sulit didefinisikan karena mempunyai cakupan yang sangat luas dan selalu berganti mengikuti perkembangan zaman sehingga pengertian

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau

BAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penulisan sejarah (historiografi) merupakan fase atau langkah yang penting dari beberapa fase yang biasanya dilakukan oleh peneliti sejarah. Penulisan sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peristiwa Perang Sipil Spanyol (Spanish Civil War) yang terjadi pada tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi sesaat sebelum

Lebih terperinci

Menguatkan Nasionalisme Baru Generasi Muda yang Berkarakter (dalam Upaya Mengembangkan Model Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Kampus)

Menguatkan Nasionalisme Baru Generasi Muda yang Berkarakter (dalam Upaya Mengembangkan Model Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Kampus) Seminar 129 Nasional Abdul Hukum Rasyid Saliman Universitas dan Negeri Rio Armanda Semarang Agustian Volume 3 Nomor 1 Tahun 2017, 129-134 Fakultas Hukum, Faculty of Law Menguatkan Nasionalisme Baru Generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU SEJARAH

PENGANTAR ILMU SEJARAH Resume Buku PENGANTAR ILMU SEJARAH Karya: Prof. Dr. Kuntowijoyo Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci