SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT MENULAR PADA ANJING DENGAN ALGORITMA BACKWARD CHAINING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT MENULAR PADA ANJING DENGAN ALGORITMA BACKWARD CHAINING"

Transkripsi

1 SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT MENULAR PADA ANJING DENGAN ALGORITMA BACKWARD CHAINING Maria Frederika Fresia*, Fajriah Isnaini*, Meidy Hemawatie W.A* School of Computer Science, Bina Nusantara University, Jakarta, Indonesia INFORMASI ARTIKEL Kata kunci : sistem pakar backward chaining penyakit menular penyakit anjing vaksin ABSTRAK Kesehatan anjing seringkali kurang diperhatikan oleh pemiliknya karena biaya yang cukup tinggi dan kesulitan menemukan dokter hewan. Tujuan penelitian ini adalah membuat sistem pakar yang dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit menular pada anjing yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus yang telah memiliki vaksinasi di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah survei terhadap pemilik maupun peminat anjing dan wawancara dengan pakar hewan. Sistem pakar dibuat dengan menggunakan algoritma backward chaining dengan metode pencarian depth first search berdasarkan gejala penyakit dominan yang telah ditentukan oleh pakar tanpa memerlukan catatan medis anjing. Hasil yang dicapai menunjukkan bahwa sistem pakar menghasilkan tingkat presisi yang cukup baik sebesar 76.7%. 1. Perkenalan Anjing ialah hewan yang dapat beradaptasi dengan mudah dan menjadi teman baik manusia sehingga banyak yang disayangi (Setyarini, Putra, & Purnawan, 2013). Wells (2007) mengatakan bahwa anjing tidak hanya memfasilitasi aspek tertentu dari kesehatan fisik, namun juga kesehatan psikologis manusia. Potgieter et al. (2013) menyatakan bahwa anjing penjaga atau LGD (Livestock Guarding Dogs) juga merupakan metode populer di kalangan petani dan konservasionis untuk melindungi ternak dari predator. Namun, banyak pemilik anjing yang tidak memperhatikan kesehatan peliharaan mereka karena membawa anjing ke dokter hewan membutuhkan biaya besar dan keberadaan dokter hewan yang masih jarang (Setyarini, Putra, & Purnawan, 2013). Selain itu, Saurkar dan Watane (2012) juga mengatakan bahwa hewan peliharaan tidak mampu berbicara dan mengekspresikan masalah kesehatan mereka. Hal ini menyebabkan seringkali pemilik hewan peliharaan kesulitan mengambil tindakan berdasarkan observasi terhadap pelihaaran mereka sehingga pemilik mencari bantuan melalui buku ataupun bertanya kepada pemilik lain yang lebih berpengalaman. Padahal, menurut Wells (2007) kematian seekor hewan pendamping dapat menimbulkan masalah, khususnya karena adanya hubungan dekat yang tercipta antara pemilik dan hewan pembantu mereka. Tingginya minat terhadap anjing menyebabkan para pemilik membutuhkan informasi cara melindungi dan merawat anjing mereka secara mudah tanpa perlu mengunjungi klinik atau dokter hewan (Setyarini, Putra, & Purnawan, 2013). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diusulkan menggunakan sistem pakar dalam mencari informasi. Setyarini, Putra, dan Purnawan (2013) membuat sistem pakar untuk mendeteksi penyakit anjing dengan membandingkan dua algoritma, yaitu metode Certainty Factor (CF) dan metode Dempster Shafer. Viswandha (2012) membuat sistem pakar untuk mentransfer informasi teknis pada bidang pertanian dengan menggunakan metode forward chaining. Nestorovic (2010) membuat sistem pakar untuk mendeteksi penyakit pada anjing yang disederhanakan dengan membandingkan dua algoritma yaitu backward chaining dan forward chaining dan melakukan pengoptimalan berdasarkan algoritma alpha-beta pruning. Berdasarkan penelitian yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa sistem pakar dapat dibuat dengan banyak metode. Diharapkan dengan adanya sistem pakar ini, pemilik anjing dapat dengan mudah menemukan informasi yang dibutuhkan berdasarkan kecocokan observasi dengan pengetahuan yang ada di dalam sistem. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Sistem Pakar Menurut Giarratano & Riley (2005:5) Professor Edward Feigenbaunn dari Universitas Stanford, seorang ahli terdahulu teknologi sistem pakar

2 mendefinisikan sebagai program komputer cerdas yang menggunakan pengetahuan dan prosedur pendugaan untuk memecahkan masalah yang cukup sulit dimana membutuhkan seorang pakar untuk mendapatkan solusi yang signifikan. Giarratano & Riley (2005:5) juga mengatakan bahwa yang dapat disebut sebagai pakar adalah seseorang yang memiliki pengetahuan atau keterampilan khusus yang tidak diketahui atau dimiliki oleh kebanyakan orang. Seorang pakar dapat memecahkan masalah yang kebanyakan orang tidak dapat memecahkan atau menyelesaikannya lebih efisien (tetapi tidak dengan mudahnya). Gambar 1 menggambarkan konsep dasar dari sebuah knowledge-based sistem pakar (Giarratano dan Riley, 2005:6). Pengguna memberikan fakta atau informasi lain untuk sistem pakar dan menerima anjuran pakar atau kepakaran dalam merespon. Secara internal, sistem pakar terdiri dari dua komponen utama. Basis pengetahuan (knowledge-base) yang mengandung pengetahuan yang digunakan mesin inferensi (infence engine) untuk menarik kesimpulan. Kesimpulan ini merupakan respon dari sistem pakar terhadap masukan dari pengguna untuk jawaban pakar. Consequent to antecedent Goal driven, top down reasoning Work backward to find facts that support the hypothesis Depth first search facilitated Consequents determine search Explanation facilitated Giarratano & Riley (2005: ) mengatakan pada dasarnya, konsep yang lebih tinggi yang terdiri atas konsep yang lebih rendah diletakkan di atas. Jadi pemikiran dari konsep yang lebih tinggi seperti hipotesa turun ke fakta yang lebih rendah yang mendukung hipotesa disebut sebagai top down reasoning atau backward chaining. Gambar 2 Backward Chaining (Giarratano and Riley, 2005:171) Gambar 1 Basic Concepts of Expert System Functions (Giarratano and Riley, 2005:6) 2.2 Backward Chaining Menurut Giarratano & Riley (2005:167) kumpulan dari serangkaian dugaan yang menghubungkan suatu masalah dengan solusinya disebut rantai. Rantai yang dilalui dari hipotesis kembali ke fakta (facts) yang mendukung hipotesis tersebut disebut backward chaining. Cara lainnya untuk mendeskripsikan backward chaining adalah dalam hal sebuah tujuan yang dapat dicapai dengan subgoal yang memuaskan. Giarratano & Riley (2005: ) mengatakan bahwa masalah utama dari backward chaining adalah menemukan rantai yang menghubungkan bukti ke hipotesis. Dalam backward chaining, penjelasan difasilitasi karena sistem dapat dengan mudah menjelaskan secara tepat tujuan apa yang ingin dicapai. Berikut adalah beberapa karakteristik umum backward chaining. Sebagai catatan, karakter ini hanya berfungsi sebagai pedoman: Diagnosa Present to past Giarratano & Riley (2005:170) menjelaskan konsep di atas bahwa untuk membuktikan atau menyangkal hipotesa H, setidaknya salah satu hipotesa di tengah, H 1, H 2, atau H 3 harus terbukti. Dapat dilihat bahwa diagram di atas digambarkan sebagai AND OR tree untuk menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, seperti H 2, semua hipotesa di bawahnya harus terpenuhi untuk mendukung hipotesa H 2. Pada kasus lainnya, seperti hipotesa paling atas, H, hanya membutuhkan satu hipotesa di bawahnya. Dalam backward chaining, sistem pada umumnya akan mendapatkan bukti dari pengguna untuk membantu dalam membuktikan atau menyangkal hipotesa. Giarratano & Riley (2005: ) mengatakan satu aspek penting dalam mendapatkan bukti adalah dengan menanyakan pertanyaan yang tepat. Pertanyaan yang tepat adalah pertanyaan yang meningkatkan efisensi dalam menentukan jawaban yang benar. Satu kebutuhan yang pasti adalah sistem pakar hanya dapat menanyakan pertanyaan yang berhubungan dengan hipotesis yang hendak dibuktikan. Walaupun memungkinkan terdapat ratusan atau ribuan pertanyaan yang dapat ditanyakan sistem, terdapat kerugian waktu dan uang untuk memperoleh bukti untuk menjawab pertanyaan

3 tersebut. Selain itu, mengakumulasikan bukti jenis tertentu seperti hasil tes kesehatan dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan mungkin berbahaya bagi pasien. Menurut Giarratano & Riley (2005: ), berikut ini adalah struktur yang baik dari backward chaining. Backward chaining memfasilitasi depth first search. Pohon (tree) yang baik untuk depth first search adalah sempit dan dalam. Gambar 3 Penerapan Struktur Yang baik Dari Backward Chaining (Giarratano dan Riley, 2005: 172) Giarratano & Riley (2005: ) mengatakan struktur dari rules menentukan pencarian untuk solusi. Aktifasi suatu rule bergantung pada pola rule yang dirancang agar sesuai. Pola pada LHS (Left Hand Side) menentukan apakah rule dapat diaktivasi oleh fakta (facts). Aksi pada RHS (Right Hand Side) menentukan fakta yang ditegaskan dan dihapus sehingga mempengaruhi rules lainnya. Sebuah situasi sejalan terdapat pada backward chaining kecuali dalam hal hipotesa lebih digunakan dibandingkan rules. Tentu saja, hipotesa pada tingkat tengah bisa jadi merupakan rule yang disesuaikan dengan tujuannya dan bukan pendahulunya. Contoh sederhana dari IF THEN rules pada backward chaining (Giarratano & Riley, 2005: 173) : IF D THEN C IF C THEN B IF B THEN A C dan B merupakan subgoal atau hipotesa tingkat tengah yang harus dipenuhi untuk dapat membuktikan hipotesa D. Bukti A merupakan fakta yang mengindikasikan akhir generasi subgoal. Jika ada fakta A, maka D terpenuhi dan dianggap benar di dalam rantai dugaan terbalik (backward inference) ini. Jika tidak terdapat A, maka hipotesa D tidak terpenuhi dan dianggap salah. 3. Metodologi 3.1 Menentukan Data Untuk Knowledge Base Data untuk knowledge base berupa penyakit menular pada anjing yang memiliki vaksinasi. Data masing masing penyakit terdiri atas nama penyakit, penyebabnya, gejala yang dialami dan dapat dilihat, proses penularan, pengobatan yang perlu dilakukan, proses pencegahan, dan peringatan bagi lingkungan dan manusia bila ada. Penyakit menular pada anjing yang ada di dalam knowledge base antara lain : Brodetella bronchiseptica, Kennel Cough, Parainfluenza, Distemper, Parvovirus, Leptospirosis, Hepatitis, Rabies dan Coronavirus. 3.2 Menentukan Rule Data yang akan digunakan untuk sistem terdiri atas gejala dan nama penyakit. Data lainnya (penyebab, pengobatan, penularan, pencegahan, dan peringatan terhadap manusia dan lingkungan tempat tinggal) digunakan sebagai informasi pelengkap sehingga pengguna dapat mengetahui penyakit secara lebih mendalam. Gejala yang akan diberikan rule adalah gejala dominan (gejala yang pasti terlihat) Rule Kombinasi Gejala Beberapa penyakit memiliki gejela yang tidak dimiliki oleh penyakit lainnya. Apabila gejala khusus tersebut berjumlah lebih dari 1, maka diberikan rule : kombinasi bernilai benar apabila minimal setengah dari jumlah gejala dijawab Ya. Bila gejala khusus berjumlah genap, maka minimal setengahnya dijawab Ya, sedangkan bila berjumlah ganjil, maka minimal lebih dari setengahnya dijawab Ya. Khusus untuk kombinasi gejala 1 dan 2, apabila keduanya dijawab, maka hasil diagnosa adalah kemungkinan anjing tidak terinfeksi penyakit menular. 3.3 Membuat Representasi Pengetahuan Karena algoritma yang digunakan adalah backward chaining dengan metode pencarian depth first search, maka dilakukan pencarian mulai dari hipotesis paling kiri. Backward chaining merupakan pencarian terbalik, dimana untuk memenuhi hipotesis, sistem akan meminta pembuktian semua hipotesis tingkat tengah (Hipotesis Sementara atau HS) dan fakta (gejala) di bawahnya. Hipotesis Sementara (HS) bernilai awal kosong dan hanya dianggap benar apabila dibuktikan oleh fakta yang ada di bawahnya. Apabila suatu hipotesis tengah (HS) tidak terbukti, maka hipotesis tersebut dan semua hipotesis yang terhubung di atasnya tidak lagi dapat dibuktikan (mati) tanpa mematikan fakta atau HS lain yang ada di bawahnya. Selama masih ada hipotesis penyakit yang aktif (belum ada HS maupun gejala dibawahnya yang mati), pencarian akan terus dilanjutkan. Apabila suatu hipotesis berisi penyakit telah terbukti, maka pencarian akan berhenti. Apabila tidak ada hipotesis yang dapat dibuktikan, maka dianggap penyakit tidak terdeteksi. Dengan menggunakan data knowledge base yang telah diberikan rule, maka dibuat representasi pengetahuan dalam backward chaining tree yang dapat dilihat pada gambar 4.

4 Gambar 4 Backward Chaining Tree Tabel 1 Daftar Gejala Dominan No Code Gejala 1 1 Hilang nafsu makan 2 2 Lesu (tidak fit) 3 3 Demam 4 4 Cairan dari hidung 5 5 Batuk 6 6 Cairan dari hidung kental, kuning, dan lengket 7 7 Cairan dari mata kental, kuning, lengket 8 8 Bisul bernanah di daerah perut 9 9 Kejang / epilepsi Diare Pengerasan kulit hidung dan telapak kaki Batuk kering menyerupai dengkuran keras (terus menerus dan sudah berlangsung lama) Batuk mendalam, kering, dan kasar (semakin parah dgn olahraga / excited) Ada darah ketika buang air besar Muntah Muntah darah Feses berbau busuk, berwarna kuning oranye, lunak - encer

5 18 18 Lemah (tidak sanggup menopang diri) Perut melengkung ke atas Putih mata menjadi kuning (jaundice) Darah pada urin Radang dalam mulut (stomatitis) mau dipegang Menjadi agresif, menyerang siapa saja Liur berlebih Bersembunyi di tempat gelap Tabel 2 Daftar Penyakit No Code Nama Penyakit 1 R1 Bordetella bronchiseptica 2 R2 Kennel Cough 3 R3 Parainfluenza 4 R4 Distemper 5 R5 Leptospirosis 6 R6 Hepatitis 7 R7 Parvovirus 8 R8 Rabies 9 R9 Coronavirus salah (dijawab ), maka HS 4 tidak lagi dapat dibuktikan, sehingga pencarian berpindah ke R2. R2 meminta pembuktian HS 5. Semua subgoal HS 5 telah terbukti, kecuali gejala 12. Untuk dapat berpindah pencarian ke R3, maka gejala 12 harus bernilai salah. Bila gejala 12 bernilai salah, maka HS 5 tidak lagi dapat dibuktikan. Pencarian kemudian berpindah ke R3 (hipotesis parainfluenza). R3 meminta pembuktian HS 3, dan karena HS 3 telah terbukti, maka hipotesis parainfluenza terbukti. Dengan demikian, hasil diagnosa adalah parainfluenza. 4 Hasil 4.1 Tampilan Aplikasi Gambar 5 Halaman Diagnosa Contoh diagnosa dapat dilihat pada pembuktian hipotesis penyakit parainfluenza. Karena pencarian adalah depth first search, maka pembuktian hipotesis dimulai dari R1. Hipotesis Bordetella bronchiseptica (R1) meminta pembuktian HS 4. Karena HS 4 belum terbukti, maka HS 4 mengecek HS 3 dan gejala 11. Karena HS 3 belum terbukti, maka HS 3 mengecek HS 2 dan gejala 5. Karena HS 2 belum terbukti, maka HS 2 mengecek HS 1 dan gejala 4. Karena HS 1 belum terbukti, maka HS 1 mengecek kombinasi gejala (1,2) dan gejala 3. Bila kombinasi gejala (1,2) dan gejala 3 bernilai benar, maka HS 1 terbukti. Bila gejala 4 bernilai benar, maka HS 2 terbukti. Bila gejala 5 bernilai benar, maka HS 3 terbukti. Untuk dapat berpindah pencarian, maka pada pembuktian HS 4 gejala 11 harus bernilai salah. Bila gejala 11 bernilai Gambar 6 Hasil Diagnosa 4.2 Evaluasi Pakar Pengujian dilakukan dengan cara memasukkan serangkaian gejala dan mencocokkan hasil diagnosa sistem pakar dengan pengetahuan pakar. Pengujian dilakukan sebanyak 30 kali dan didapatkan hasil benar sejumlah 23 kali. Dengan demikian tingkat presisi sistem pakar mencapai (23/30)*100% = 76.7%. Hasil percobaan dapat dilihat pada tabel 1.

6 Tabel 1 Hasil Pengujian No Code Gejala Diagnosa Sistem Pakar Diagnosa Pakar 1 1, 2, 3, 4, 5, Bordetella 11 bronchiseptica 2 1, 3, 4, 6, 7, 9 Distemper 3 2, 14, 17 Coronavirus , 2, 3, 19, 20 Leptospiro sis 6 1, 2 7 1, 2, 3, 4, 5 Parainfluenza 8 2, 3, 4, 5, 12 Kennel Cough 9 1, 3, 18, 19, 22 Hepatitis 10 1, 2, 3, 18, 15, 14 Parvovirus 11 1, 2, 3, 18, Rabies 23, 25 terdeteksi 12 1, 13, 26, 17 Coronavirus 13 1, 2, 3, 4, 8, 9, 10 Distemper 14 1, 2, 3, 4, 8, 7, 9 Distemper 15 2, 3, 4, 6, 8, 9 Distemper 16 Parainfluen 1, 2, 3, 4 za 17 1, 2, 13, 14, Coronavirus , 3, 18, 19, , 2, 3, 4, 5, , 2, 3, 18, 14, , 2, 3, 9, 24, , 3, 14, , 2, 3, 18, 20, , 3, 4, 6, 8, , 2, 5, , 2, 3, 5, 7 1, 2, , 3, 18, 13, 15 Hepatitis Kennel Cough Parvovirus Rabies Parvovirus Leptospirosis Distemper Parvovirus Leptospiro sis Distemper Distemper Parainfluen za 30 2, 3, 18, 20, 21 Leptospirosis 5. Diskusi dan Konklusi (Discussion and Conclusions) Persentase hasil pengujian sistem pakar mencapai 76,7% yang berarti sistem pakar menggunakan metode yang baik dan dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit menular pada anjing,. Untuk meningkatkan tingkat presisi sistem pakar, dapat ditambahkan faktor- faktor pendukung seperti : usia anjing, cuaca, tempat asal anjing, lingkungan tempat tinggal anjing, dan epidemiologi (diagnosa dengan melihat wabah yang sedang melanda suatu tempat saat itu). Acknowledgement (?) Referensi (References) Eldredge, D. M., Carlson L. D., Carlson D. G., Griffin, J. M.. (2007). Dog Owner s Home Veterinary Handbook 4th. Edition. New Jersey: Wiley Publishing. Gail C. Potgieter, Laurie L. Marker, Nico L. Avenant & Graham I. H. Kerley. (2013). Why Namibian Farmers Are SatisfiedWith the. Human Dimensions of Wildlife, Giarratano J., Riley G. (2005). Expert Systems Principles and Programming (Fourth Edition). Canada: Thomson. Hainess, S. (2003). Java Reference Guide(First Edition). New Jersey: Pearson Education. Hill, E. F. (2003). Jess in Action. Greenwich : Manning Publications. Nestorovic, T. (2010). Dog Disease Expert System. Annals of DAAAM for 2010 & Proceedings of the 21st International DAAAM Symposium, Volume 21, No. 1, ISSN Rich E., Knight K.. (2009). Artificial Intelligence. India: McGraw Hill. Sarma, C. V. (2012). Rule Based Expert System for Rose Plant. International Journal of Engineering Research & Technology (IJERT), 1-9. Saurkar A.V., Watane H.N.. (2012). An Expert System For Diseases Diagnosis In Pet. Advances in Medical Informatics ISSN: & E-ISSN: , Volume 2, Issue 1, 2012, pp ,

7 Setyarini E., Putra D., Purnawan A.. (2013). The Analysis of Comparison of Expert System of Diagnosing Dog. IJCSI International Journal of Computer Science Issues, Vol. 10, Issue 1, No 2, January 2013, Russel S., Norvig P.. (2010). Artificial Intelligence A Modern Approach Third Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Wells, D. L. (2007). Domestic dogs and human health. British Journal of Health Psychology (2007), 12, ,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anjing ialah hewan yang dapat beradaptasi dengan mudah dan menjadi teman baik manusia sehingga banyak yang disayangi (Setyarini, Putra, & Purnawan, 2013). Wells (2007)

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Dalam melakukan implementasi pada aplikasi diperangkat desktop komputer, perlu diperhatikan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan. Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Analisis Kebutuhan dan Masalah Analisis Masalah

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Analisis Kebutuhan dan Masalah Analisis Masalah BAB 3 METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan dan Masalah 3.1.1 Analisis Masalah Berdasarkan kajian jurnal, banyak pemilik anjing yang kurang memperhatikan kesehatan anjingnya karena masalah biaya, keberadaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Artificial Intelligence Selama abad ke-20, sejumlah definisi Artificial Intelligence (AI) diajukan. Salah satu definisi awal AI yang masih populer adalah: "membuat komputer berpikir

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT BABI DENGAN METODE BACKWARD CHAINING

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT BABI DENGAN METODE BACKWARD CHAINING SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT BABI DENGAN METODE BACKWARD CHAINING Wisha Alvaliani Wirata (1) Rosa Delima (2) Katon Wijana (3) wisha_alvaliani@yahoo.co.id rosa@ukdw.ac.id katony@ukdw.ac.id Abstraksi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI DINI PENYAKIT TROPIS PADA BALITA

PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI DINI PENYAKIT TROPIS PADA BALITA Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 8 No. 1 Edisi Februari 2013 20 PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI DINI PENYAKIT TROPIS PADA BALITA Septya Maharani Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN SYSTEM PAKAR GENERIC MENGGUNAKAN BINARY TREE

PERANCANGAN SYSTEM PAKAR GENERIC MENGGUNAKAN BINARY TREE PERANCANGAN SYSTEM PAKAR GENERIC MENGGUNAKAN BINARY TREE Luky Agus Hermanto, ST., MT. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jl. Arif Rahman Hakim

Lebih terperinci

Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan

Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Ginjal dengan Metode Backward Chaining Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan Abstrak Sistem pakar adalah sistem berbasis

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT UMUM YANG SERING DIDERITA BALITA BERBASIS WEB DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT UMUM YANG SERING DIDERITA BALITA BERBASIS WEB DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG Jurnal Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 65 SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT UMUM YANG SERING DIDERITA BALITA BERBASIS WEB DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG Tati Harihayati 1, Luthfi Kurnia 2 1,2 Program

Lebih terperinci

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS Agus Sasmito Aribowo Teknik Informatika. UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari no 2 Tambakbayan 55281

Lebih terperinci

METODE PENALARAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN MODEL HIBRID FUZZY DEMPSTER SHAFER UNTUK IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG

METODE PENALARAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN MODEL HIBRID FUZZY DEMPSTER SHAFER UNTUK IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG METODE PENALARAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN MODEL HIBRID FUZZY DEMPSTER SHAFER UNTUK IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG Nurmahaludin (1), Gunawan Rudi Cahyono (1) mahaludin@poliban.ac.id (1),

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL Achmad Solichin Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jl. Ciledug Raya, Petukangan Utara, Jakarta Selatan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pakar Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana mengadopsi cara seorang pakar berfikir dan bernalar dalam menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

DIAGNOSA PENYAKIT MANUSIA YANG DIAKIBATKAN OLEH GIGITAN HEWAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

DIAGNOSA PENYAKIT MANUSIA YANG DIAKIBATKAN OLEH GIGITAN HEWAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR DIAGNOSA PENYAKIT MANUSIA YANG DIAKIBATKAN OLEH GIGITAN HEWAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR Disusun oleh : Nama : Niko Arieswara NIM : A11.2003.01520 Program Studi : Teknik Informatika FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat sekarang ini terutama dalam bidang teknik informasi telah menjadikan informasi merupakan kebutuhan yang sangat penting.

Lebih terperinci

DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH

DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH Putri Kurnia Handayani Jurusan Sistem Informasi Universitas Muria Kudus PO BOX 53 Gondangmanis Kudus e-mail : pu3_kurnia@yahoo.com

Lebih terperinci

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining Mardiah Fadhli Politeknik Caltex Riau Jl. Umbansari No.1, telp/fax: 0761 53939/0761 554224 e-mail: rika@pcr.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. Di dalam bidang kecerdasan buatan, termasuk

Lebih terperinci

Aplikasi untuk Diagnosis Penyakit pada Anak dan Balita Menggunakan Faktor Kepastian

Aplikasi untuk Diagnosis Penyakit pada Anak dan Balita Menggunakan Faktor Kepastian Aplikasi untuk Diagnosis Penyakit pada Anak dan Balita Menggunakan Faktor Kepastian Helen Sastypratiwi 1, Fatma Agus Setyaningsih 2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura Jl. Ahmad Yani,

Lebih terperinci

Sistem Berbasis Pengetahuan. Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

Sistem Berbasis Pengetahuan. Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Sistem Berbasis Pengetahuan Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Rule sebagai Teknik Representasi Pengetahuan Syntax Rule : IF E THEN H E : Evidence

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER 1 Yasidah Nur Istiqomah (07018047), 2 Abdul Fadlil (0510076701) 1 Program Studi Teknik Informatika 2 Program

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Demam Typhoid dan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Forward Chaining

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Demam Typhoid dan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Forward Chaining Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Demam Typhoid dan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Forward Chaining Benny Wijaya, Maria Irmina Prasetiyowati Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING Agus Sasmito Aribowo 1), Siti Khomsah 2) 1) Teknik Informatika. UPN Veteran Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Putri Endah Sulistya Rini 1, Yuri Ariyanto Teknologi Informasi, Teknologi Informatika, Politeknik Negeri Malang

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID Swono Sibagariang Universitas Sumatera Utara Jl. dr. Mansur No. 9 Padang Bulan Medan e-mail : bagariangswono@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pakar (James Martin & Steve Osman, 1988, halaman 30)

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pakar (James Martin & Steve Osman, 1988, halaman 30) BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Konsep Dasar Sistem Pakar Sistem pakar adalah program komputer cerdas yang menggunakan pengetahuan dan prosedur-prosedur inferensi untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan membahas mengenai uraian singkat hasil-hasil penelitian atau analisis terdahulu yang ada hubungannya dengan permasalahan yang akan ditinjau dalam tugas akhir.

Lebih terperinci

Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya

Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya Sistem Pakar Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya Referensi Giarrantano, J. and G.Riley bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media konsultasi merupakan sebuah media atau sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara seorang pakar dengan pengguna. Dalam bidang medis kegiatan konsultasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta terkadang sulit untuk menemui seorang ahli/pakar dalam keadaan

BAB I PENDAHULUAN. serta terkadang sulit untuk menemui seorang ahli/pakar dalam keadaan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Penyakit pada kucing, seringkali membuat pemiliknya merasa bingung karena kurangnya pengetahuan pemilik tentang penyakit binatang tersebut. Permasalahan yang sering

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID Imas Siti Munawaroh¹, Dini Destiani Siti Fatimah² Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor

Lebih terperinci

DIAGNOSA PENYAKIT KULIT PADA ANJING DI KLINIK HEWAN ASA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

DIAGNOSA PENYAKIT KULIT PADA ANJING DI KLINIK HEWAN ASA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DIAGNOSA PENYAKIT KULIT PADA ANJING DI KLINIK HEWAN ASA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi

Lebih terperinci

Troubleshooting PC dengan Sistem Pakar

Troubleshooting PC dengan Sistem Pakar Endang Supriyati * Diterima : 13 Maret 2012 disetujui : 9 Mei 2012 diterbitkan : 20 Juni 2012 ABSTRACT Troubleshoting Personal Computer with expert systems allow anyone who is having problems with the

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS SISTEM PAKAR Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS Defenisi Sistem Pakar 1. Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengapdosi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM PAKAR DALAM MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ADENIUM (KAMBOJA JEPANG)

PENERAPAN SISTEM PAKAR DALAM MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ADENIUM (KAMBOJA JEPANG) PENERAPAN SISTEM PAKAR DALAM MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ADENIUM (KAMBOJA JEPANG) Zara Yunizar Dosen Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim ABSTRAK Tanaman merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian. Scabies merupakan salah satu penyakit kulit yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian. Scabies merupakan salah satu penyakit kulit yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh kucing yang membatasi tubuh dengan dunia luar, selain itu kondisi kulit merupakan refleksi kesehatan kucing secara

Lebih terperinci

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi 1 MODEL HEURISTIK N. Tri Suswanto Saptadi 2 Capaian Pembelajaran Mahasiswa dapat memahami dan mampu mengaplikasikan model Heuristik untuk menyelesaikan masalah dengan pencarian solusi terbaik. 1 3 Model

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KULIT PADA KUCING MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KULIT PADA KUCING MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KULIT PADA KUCING MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR Nia Kurniati 1, Yessy Yanitasari 2, Dhieka Avrilia Lantana 3, Inna Sabily Karima 4, dan Erlin Redy Susanto 5 1 nia.kurniati@umi.ac.id,

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA BURUNG MURAI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA BURUNG MURAI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA BURUNG MURAI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan membahas mengenai uraian singkat hasil-hasil penelitian atau analisis terdahulu yang ada hubungannya dengan permasalahan yang akan ditinjau dalam Tugas Akhir.

Lebih terperinci

Dokumentasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Anjing

Dokumentasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Anjing Dokumentasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Anjing Disusun Oleh 23508018 Danang Junaedi 23508019 Iwa Ovyawan Herlistiono 23508037 Tjokorda Agung 1. Pendahuluan Anjing sering disebut sebagai sahabat manusia

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FORWARD CHAINING ISSN : 2338-4018 SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FORWARD CHAINING Level Perdana (lev.earthmover@gmail.com) Didik Nugroho (didikhoho@gmail.com) Kustanto (Kus_sinus@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat merupakan substansi yang dapat mengurangi gejala hingga menyembuhkan penyakit. Obat-obatan banyak yang beredar dan dijual bebas di pasaran. Ada yang bebas dibeli,

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PERTOLONGAN PERTAMA MENDIAGNOSA DEMAM Shela Shelina Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 164

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PERTOLONGAN PERTAMA MENDIAGNOSA DEMAM Shela Shelina Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 164 EXPERT SYSTEM APPLICATION FOR FIRST AID DIAGNOSE FEVER Shela Shelina Undergraduate Program, Information Systems Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords: Expert System, General Disease

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING 1 Diah Malis Oktaviani (0089), 2 Tita Puspitasari (0365) Program Studi Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan Penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan dari tugas akhir ini. I.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Kelas A & B Jonh Fredrik Ulysses

Kelas A & B Jonh Fredrik Ulysses Kelas A & B Jonh Fredrik Ulysses jonh.fredrik.u@gmail.com Pendahuluan Suatu perkalian inferensi yang menghubungkan suatu permasalahan dengan solusinya disebut dengan rantai (chain). Suatu rantai yang dicari

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Sry Yunarti Program Studi Sistem Informasi STMIK Profesional Makassar yeye_rumbu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi Siapakah pakar/ahli Expert System Seorang pakar atau ahli adalah: seorang individu yang memiliki kemampuan pemahaman superior dari suatu masalah By: Uro Abdulrohim, S.Kom, MT Definisi Program komputer

Lebih terperinci

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma ABSTRAK Hampir tidak ada penyakit anak yang

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KELAMIN PADA PRIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KELAMIN PADA PRIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KELAMIN PADA PRIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB Bima Dwi Kurnianto 1), Dawam Zainul Husna 2), Ziyan Basyarah Mansyur 3) 1), 2), 3)

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Yogyakarta, 22 Juli 2009 PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Ana Kurniawati, Marliza Ganefi, dan Dyah Cita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara atau sebuah prosedur yang berisikan tahapan-tahapan yang jelas dan sistematis untuk melakukan proses penelitian dan pemecahan masalah dengan landasan

Lebih terperinci

Pertemuan 4 LINGKUP DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS) DAN EXPERT SYSTEM (ES)

Pertemuan 4 LINGKUP DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS) DAN EXPERT SYSTEM (ES) Pertemuan 4 LINGKUP DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS) DAN EXPERT SYSTEM (ES) Pengembangan Pendekatan SPK Pengembangan Pendekatan SPK Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle/SDLC), mrpkn

Lebih terperinci

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit yang Disebabkan Nyamuk dengan Metode Forward Chainning

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit yang Disebabkan Nyamuk dengan Metode Forward Chainning Nur Nafi iyah dkk: Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit 20 Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit yang Disebabkan Nyamuk dengan Metode Forward Chainning Nur Nafi iyah dan Endang Setyati Program Pascasarjana

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER Aprilia Sulistyohati, Taufiq Hidayat Laboratorium Sistem Informasi dan Perangkat Lunak Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Sistem Pakar. Sistem Pakar 1/17

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Sistem Pakar. Sistem Pakar 1/17 Sistem Pakar Sistem Pakar 1/17 Outline Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-Ciri Aplikasi dan Pengembangan Referensi Giarrantano,

Lebih terperinci

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN APLIKASI KECERDASAN BUATAN PENGANTAR SISTEM PAKAR Shinta P. Sari Prodi. Informatika Fasilkom UIGM, 2017 Definisi : Sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA DYSPEPSIA DENGAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA DYSPEPSIA DENGAN CERTAINTY FACTOR SISTEM PAKAR DIAGNOSA DYSPEPSIA DENGAN CERTAINTY FACTOR Joan Angelina Widians 1), Ari Utomo 2) 1), 2) Teknik Informatika Up.FTIK Universitas Mulawarman Samarinda Jl. Barong Tongkok, Kampus Gunung Kelua,

Lebih terperinci

Aplikasi Metode ForwardChaining Untuk Mengidentifikasi Jenis Penyakit Pada Kucing Persia

Aplikasi Metode ForwardChaining Untuk Mengidentifikasi Jenis Penyakit Pada Kucing Persia Aplikasi Metode ForwardChaining Untuk Mengidentifikasi Jenis Penyakit Pada Kucing Persia Ferdio Grady Susanto 1, SusanaLimanto 1, dan Marcellinus Ferdinand Suciadi 1 1 Universitas Surabaya, Surabaya, Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) (Nasopharyngeal carcinoma = NPC) merupakan penyakit tumor ganas yang mempunyai distribusi endemic diseluruh dunia dengan variasi kejadian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun sistem informasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 5 No. 1 Agustus 2012

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 5 No. 1 Agustus 2012 SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DAN PENENTUAN JENIS OBAT TRADISIONAL SEBAGAI ALTERNATIF PENYEMBUHAN Suraya 1 1 Jurusan Teknik Informatika, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Masuk: 18 Maret 2012,

Lebih terperinci

Jurusan Ilmu Komputer, FMIPA, UNNES, Semarang

Jurusan Ilmu Komputer, FMIPA, UNNES, Semarang Pemanfaatan Metode Certainty Factor dalam Sistem Pakar Diagnosa Penyakit pada Anak Utilization of Certainty Factor Method in Expert System of Disease Diagnosis in Children Amanah Febrian Indriani 1, Eka

Lebih terperinci

APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT HEPATITIS UNTUK MOBILE DEVICES MENGGUNAKAN J2ME

APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT HEPATITIS UNTUK MOBILE DEVICES MENGGUNAKAN J2ME Media Informatika, Vol. 5, No. 2, Desember 2007, 87-98 ISSN: 0854-4743 APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT HEPATITIS UNTUK MOBILE DEVICES MENGGUNAKAN J2ME Chandra Putra Pradana, Sri Kusumadewi Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Nama Mata Kuliah : Kecerdasan Buatan Kode Mata Kuliah : TI 037 Bobot Kredit : 3 SKS Semester Penempatan : VI Kedudukan Mata Kuliah : Mata Kuliah Keahlian Berkarya Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan komputer dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sebagai tinjauan pustaka berikut ini beberapa contoh penelitian yang sudah dilakukan oleh para peneliti yang dapat digunakan sebagai acuan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom

SISTEM PAKAR. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom SISTEM PAKAR Entin Martiana, S.Kom, M.Kom EXPERT SYSTEM (SISTEM PAKAR) Definisi : Sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar

Lebih terperinci

APLKASI SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG

APLKASI SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG APLKASI SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG Leo Willyanto Santoso 1, Agustinus Noertjahyana 2, Ivan Leonard 3 1,2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

MENGENAL SISTEM PAKAR

MENGENAL SISTEM PAKAR MENGENAL SISTEM PAKAR Bidang teknik kecerdasan buatan yang paling popular saat ini adalah system pakar. Ini disebabkan penerapannya diberbagai bidang, baik dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan terutama

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : sistem pakar, forward chaining, dempster shafer.

ABSTRAK. Kata kunci : sistem pakar, forward chaining, dempster shafer. ABSTRAK Sistem pakar merupakan sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT CABAI

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT CABAI PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT CABAI Topik Purwanto 1, Dini Destiani 2 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut 44151 Indonesia Email : jurnal@sttgarut.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tabel 2.1 Perbandingan Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tabel 2.1 Perbandingan Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tunjauan Pustaka Tabel 2.1 Perbandingan Tinjauan Pustaka NO Penulis Objek Metode Hasil Penelitian Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya 1 Christine Natalia

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT HEWAN PELIHARAAN. Arina Pramudita

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT HEWAN PELIHARAAN. Arina Pramudita APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT HEWAN PELIHARAAN Arina Pramudita Program Studi Teknik Informatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura arina.d03108029@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komputer adalah internet atau International Networking merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. komputer adalah internet atau International Networking merupakan sarana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan teknologi komputer mengalami kemajuan yang sangat pesat. Salah satu sarana pendukung dalam kemajuan teknologi komputer adalah internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kesetiaannya. Selain itu anjing dan kucing mempunyai kesamaan yaitu sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan kesetiaannya. Selain itu anjing dan kucing mempunyai kesamaan yaitu sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anjing dan kucing sering disebut sebagai sahabat manusia karena loyalitas dan kesetiaannya. Selain itu anjing dan kucing mempunyai kesamaan yaitu sangat responsif,

Lebih terperinci

Pengetahuan 2.Basis data 3.Mesin Inferensi 4.Antarmuka pemakai (user. (code base skill implemetation), menggunakan teknik-teknik tertentu dengan

Pengetahuan 2.Basis data 3.Mesin Inferensi 4.Antarmuka pemakai (user. (code base skill implemetation), menggunakan teknik-teknik tertentu dengan Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Pakar Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengapdosi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KULIT SAPI BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KULIT SAPI BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KULIT SAPI BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Hady Kurniawan Teknik Informatika STMIK ATMA LUHUR PANGKALPINANG Jl. Jend. Sudirman Selindung

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2016 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Diagnosis Kanker Darah pada Anak menggunakan Inferensi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Kerangka Berpikir Pneumonia merupakan penyakit mematikan yang kurang ditanggapi serius oleh masyarakat, padahal penyakit ini selalu berada pada daftar 10 penyakit terbesar

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL DEMAM BERDARAH

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL DEMAM BERDARAH PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL DEMAM BERDARAH [1] Sri Lestanti, [2] Sabitul Kirom, dan [3] Dini Kustiari [1],[2,[3] Universitas Islam Balitar Abstrak: Demam

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR ASPHYXPERT UNTUK DIFERENSIAL DIAGNOSA DAN TATALAKSANA PENANGANAN DINI UNTUK PENYAKIT SESAK NAPAS. KHAIRUNNISA, S.Pd., M.

SISTEM PAKAR ASPHYXPERT UNTUK DIFERENSIAL DIAGNOSA DAN TATALAKSANA PENANGANAN DINI UNTUK PENYAKIT SESAK NAPAS. KHAIRUNNISA, S.Pd., M. SISTEM PAKAR ASPHYXPERT UNTUK DIFERENSIAL DIAGNOSA DAN TATALAKSANA PENANGANAN DINI UNTUK PENYAKIT SESAK NAPAS KHAIRUNNISA, S.Pd., M.Cs Abstrak. Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dibuat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR DEFINISI System yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli. ES dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tropis adalah penyakit lazim yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di 149 negara. Beberapa organisme yang menyebabkan penyakit tropis adalah bakteri

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT MATA BERBASIS ANDROID

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT MATA BERBASIS ANDROID Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 2, (2017) 57 SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT MATA BERBASIS ANDROID Aditiawarman 1, Helfi Nasution 2, Tursina 3 Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Dibutuhkan mata yang berfungsi dengan baik agar aktivitas tidak terganggu.

1 BAB I PENDAHULUAN. Dibutuhkan mata yang berfungsi dengan baik agar aktivitas tidak terganggu. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ungkapan mata adalah jendela dunia sangatlah tepat, mengingat perannya yang sangat penting dalam hidup kita. Selain digunakan untuk melihat, indra penglihatan ini

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PENYAKIT LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR PENYAKIT LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING F.1 SISTEM PAKAR PENYAKIT LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Andi Nurkholis *, Dina Sri Lestari Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan,

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR. Farah Zakiyah Rahmanti, M.T Mei Universitas Dian Nuswantoro

SISTEM PAKAR. Farah Zakiyah Rahmanti, M.T Mei Universitas Dian Nuswantoro SISTEM PAKAR Farah Zakiyah Rahmanti, M.T Mei 2015 Overview Definisi Kepakaran, Sistem Pakar, dan Pakar Pakar VS Sistem Pakar Mengapa Sistem Pakar? Bagaimana Sistem Pakar Bekerja? Human Expert Problem Solving

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. internet. Kemampuan komputer dalam mengolah angka menjadi sebuah data

BAB 1 PENDAHULUAN. internet. Kemampuan komputer dalam mengolah angka menjadi sebuah data BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Ilmu dan Teknologi yang semakin pesat khususnya dalam bidang komputer dan Teknologi Informasi membuat komputer merupakan perangkat yang sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

CASE-BASED REASONING (CBR) PADA SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN SINGKONG DALAM USAHA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN

CASE-BASED REASONING (CBR) PADA SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN SINGKONG DALAM USAHA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN CASE-BASED REASONING (CBR) PADA SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN SINGKONG DALAM USAHA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN Oleh: Minarni, Indra Warman, Wenda Handayani Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang paling penting bagi makhluk hidup. Tidak hanya manusia yang membutuhkan kesehatan tetapi hewan juga

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang paling penting bagi makhluk hidup. Tidak hanya manusia yang membutuhkan kesehatan tetapi hewan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang paling penting bagi makhluk hidup. Tidak hanya manusia yang membutuhkan kesehatan tetapi hewan juga membutuhkannya. Dalam suatu

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT AKIBAT BAKTERI SALMONELLA DALAM TUBUH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT AKIBAT BAKTERI SALMONELLA DALAM TUBUH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT AKIBAT BAKTERI SALMONELLA DALAM TUBUH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR Nita Sari Br Sembiring STMIK Potensi Utama Medan Jl. K.L Yos Sudarso No 3A Medan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA KUCING DENGAN METODE CASE BASED REASONING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA KUCING DENGAN METODE CASE BASED REASONING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID Volume 3, Edisi 2, Februari 2017 PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA KUCING DENGAN METODE CASE BASED REASONING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID Galuh Gupita 1, Budi Harijanto 2, Yuri

Lebih terperinci

PERANCANGA SISTEM PAKAR PENDETEKSI GANGGUAN KEHAMILAN ABSTRAK

PERANCANGA SISTEM PAKAR PENDETEKSI GANGGUAN KEHAMILAN ABSTRAK PERANCANGA SISTEM PAKAR PENDETEKSI GANGGUAN KEHAMILAN Budiya Surya Putra, S.Kom. ABSTRAK Sistem pakar pendeteksian gangguan kehamilam ini merupakan sistem untuk mengetahui jenis-jenis gangguan kehamilan

Lebih terperinci

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Maria Shusanti F Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bandar Lampung

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU PADA MANUSIA BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU PADA MANUSIA BERBASIS WEB SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU PADA MANUSIA BERBASIS WEB Indri Mansyur 1, Wawan Kurniawan 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Satya Negara Indonesia Email: waonek@rocketmail.com

Lebih terperinci