membangkitkan imajinasi para penonton.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "membangkitkan imajinasi para penonton."

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN LITERATURE 2.1. DEFINISI PROYEK Pengertian Judul Nama Proyek Desain Interior Pusat Tari Balet di Jakarta dengan konsep modern Definisi Proyek Pengertian judul proyek ditelaah berdasarkan tiap kata yang menyusunnya, adalah sebagai berikut : Desain adalah menemukan komponen fisik yang tepat dari suatu struktur fisik. (Alexander,1963) Interior adalah bagian dari gedung atau bangunan. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Ed.2, Jakarta: Balai Pustaka,1996,p.741) Pusat adalah Titik, tempat yang menjadi pokok kegiatan untuk melakukan suatu hal dengan segala fasilitas. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Kamus Online) Tari adalah Ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak yang indah dan ritmis. (Drs. Soedarsono Pringgobroto, 1978) Ballet adalah Seni tari aktifitas tarian dari Italia yang menggunakan ciri khas kostum, gerak langkah, musik, serta tata rias sehingga dapat membangkitkan imajinasi para penonton. (wikipedia.com) Desain Interior Pusat Tari Balet adalah Perencanaan dan perancangan interior yang mewadahi aktifitas tarian dari Italia yang menggunakan ciri khas kostum, gerak langkah, musik, serta tata rias sehingga dapat membangkitkan imajinasi para penonton TINJAUAN UMUM BALET Unsur-unsur Tari Gerak 7

2 8 Aspek gerak ada 3 (Rudolf Von Laban, 1947) yakni tenaga,ruang,dan waktu. Tenaga merupakan suatu kekuatan atau muatan stamina yang dibangun dalam gerakan. Tanpa adanya pengaturan tenaga yang jelas, maka gerak tari bagaikan sebuah benda yang bergerak melintas begitu saja Ruang adalah tempat di sekitar obyek bergerak. Kata lain, ruang adalah keseluruhan arena yang nampak di udara. Bagaimana bentuk gerak tari dan bagaimana kedudukan penari dalam suatu panggung agar bisa sesuai dengan gerakannya, juga merupakan masalah ruang. Kesan ruang bisa hadir dari posisi gerak tubuh, volume gerak tubuh, kedudukan/penempatan penari di atas panggung. Kesan ruang dalam tubuh akan nampak dari posisi anggota badan dalam membentuk suatu gerakan. Kemudian nampaklah kesan-kesan gerakan seperti berikut: luas-sempit, kuat-lemah, jauh-dekat, diagonal, vertikal, melengkung, horizontal. Waktu merupakan perjalanan setiap gerak tari yang akan menghadirkan kesan tertentu. Bagaimana gerak itu dibuat dan dilakukan untuk memperoleh kesan tersebut, tergantung pada pola waktu atau penataan unsur waktu, yaitu tentang penggarapan cepat-lambat maupun panjang-pendeknya suatu gerak tari Ekspresi Suatu daya ungkap melalui tubuh,aktivitas,pengalaman seseorang untuk dikomunikasikan kepada orang lain untuk menyatakan perasaan atau pikiran melalui tubuh.gerak tubuh manusia merupakan ungkapan dari gerakan jiwa pribadinya yang dapat berupa akal, kehendak dan emosi Iringan Gerak dan musik merupakan suatu kesatuan dalam tari. Namun demikian bukan berarti setiap gerakan atau tarian memerlukan musik iringan yang jelas secara auditif, tetapi bisa berupa kesan musikal saja. Kesan musik tersebut bisa dilihat/dirasakan pada unsur ritme atau irama. Dari pemahaman irama tersebut terjalinlah nafas kehidupan, sehingga dapat menghasilkan suasana tertentu dalam penghayatan. Peranan musik iringan dalam tari dapat membantu menguatkan suasana dan adegan, memperjelas dinamika, menuntun rasa/perasaan/pengungkapan, memperjelas irama,

3 9 harmonisasi, memperjelas daya emosional, memperjelas intensitas (tekanan) gerak Jenis-jenis Tari Berdasarkan Pola Garapan Tari tradisional yaitu suatu tarian yang telah mengalami perjalanan sejarah yang cukup lama, sudah memiliki kemapanan bentuk, teknik, kualitas maupun rasa tari. Dibagi menjadi dua yakni Tari tradisi / tari klasik dan kerakyatan. Tari tradisi adalah Tari yang dibuat atau ditata di keraton. Pada awal perkembangannya tari ini hanya dipertunjukkan atau dipentaskan dihadapan raja atau tamu-tamu kerajaan (Soedarsono,1976:31). Tetapi kemudian sekarang sebagian berkembang sehingga dapat dilihat oleh masyarakat kebanyakan. Tarian jenis ini telah mencapai kristalisasi artistic yang cukup tinggi. Tari tradisi kerakyatan adalah Tari yang sejak awal perkembangannya adalah di lingkungan masyarakat di luar keraton atau kalangan rakyat. Tari kreasi/modern/kontemporer adalah suatu bentuk penataan baru karya tari yang diungkapkan dan dikembangkan secara bebas, baik masih berpijak pada materi lama (tradisional) maupun yang sama sekali lepas atau tidak terikat oleh tatanan-tatanan yang sudah ada. Mengutip pernyataan Dr.Fuad Hasan,kontemporer adalah seni yang menggabarkan zeit-geist atau jiwa waktu masa kini (Sedyawati,1981:122). Tari kontemporer terdiri dari berpola tradisi dan berpola nontradisi Berdasar Jumlah Pendukung Tarian tunggal yaitu bentuk tari yang disajikan oleh seorang penari sedangkan tarian kelompok suatu tari yang dilakukan olah lebih dari seorang penari. Jenis tari ini bisa dibedakan menjadi tari berpasangan,tari berkelompok/group/rampak, dan tari massa Berdasarkan Bentuk Representasional yaitu bentuk tari yang menggambarkan sesuatu secara jelas atau bersumber dari kehidupan sehari-hari sedangkan Non

4 10 representasional yaitu bentuk tari yang hanya menekankan pada keindahan gerak semata Berdasarkan Tema Literer adalah bentuk tari yang menyampaikan pesan berupa cerita, pengalaman pribadi, interpretasi karya sastra, dongeng, cerita rakyat, sejarah. Sedangkan, Nonliterer adalah bentuk tari yang semata-mata diolah berdasarkan penjelajahan dan penggarapan unsur-unsurnya. Penggarapannya meliputi penjelajahan gerak, interpretasi (tafsiran) musik, eksplorasi permainan suara, permainan cahaya, atau unsur-unsur estetis lainnya Berdasarkan Cara Penyajiannya Statis adalah bentuk tari yang cara penyajiannya / dipentaskan di satu tempat tertentu. Tempat pertunjukannya berupa stage, baik yang berupa arena maupun proscenium. Sedangkan, Mobile / berpindah adalah bentuk tari yang cara penyajiannya / dipentaskan secara berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Sebagai contoh: pawai dan arak-arakan Berdasarkan Penggarapan koreografinya Tari Putra adalah tari yang penggarapannya berdasarkan kondisi putra. Tari Putri adalah tari yang penggarapannya berdasarkan kondisi putri, dan Campuran putra & putri adalah tari yang penggarapannya berdasarkan campuran kondisi putra dan putri secara terpadu dan harmonis Asal Usul Balet Menurut majalah Treasure dengan judul Ballet Movemen Througth the Century, Ballet tumbuh dalam masarenaissance di Italia abad ke-15. Ballet mewarnai berbagai acara kelas bangsawan Italia pada masa itu, khususnya pesta pernikahan. Pada abad ke-16, Catherine de Medici, seorang wanita aristokrat dari Italia sekaligus istri Raja Henry II dari Prancis, memperkenalkan Ballet ke dalam bentuk yang lebih kompleks. Layaknya sebuah festival, terdapat banyak komponen di dalamnya. Ballet tak sekadar tarian, tapi juga disertai lagu, puisi, sampaipada dekorasi yang membangun suasana.

5 11 Seiring perkembangannya, Ballet menuju ke arah profesional. Bermula di Italia, balet justru semakin populer di Prancis. Kecintaan Raja Louis XIV pada seni mendorongnya mengangkat nilai seni melalui Ballet dengan mendirikan Académie Royale de Danse tahun Guru tari Sang Raja, Pierre Beauchamp, turut serta dalam eksistensi akademi ini sebagai direktur. Beauchamp adalah pencipta lima posisi kaki dan lengan dalam gerakan Ballet.Pengaruh raja dalam mempertahankan eksistensi balet tidak hanya dilakukan melalui pendirian akademi profesional, tetapi juga ikut serta dalam berbagai pertunjukan ballet. Satu dari beberapa pertunjukan Ballet yang diperankan Louis XIV adalah de BalletLully s la Nuit karya Jean-Baptiste Lully tahun Pergeseran nilai pada Ballet kian terasa pada tahun Tarian yang awal mula hanya sebagai hiburan dalam acara pernikahan kalangan aristokrat berubah menjadi pertunjukan mewah kalangan atas. Para penari Ballet profesional melakukan tur pertunjukan ke berbagai negara di Eropa yang ditonton oleh para aristokrat setiap negara. Ballet pun semakin disempurnakan melalui gagasan Jean Georges Noverre, seorang master Ballet asal Prancis. Ia memperkenalkan Ballet d action. Gagasan ini kian mengangkat nilai Ballet sebagai sebuah seni. Ballet dianggap sebagai sebuah ekspresi dan drama yang tergambar dari hubungan antar-karakter yang ada di dalamnya. Inilah cikal bakal narrative ballet pada abad ke-19. Abad ke-19 adalah masa paling revolusioner dalam sejarah Ballet. Masa yang dikenal dengan The Romantic Era ini memberikan warna baru bagi seni pertunjukan Ballet yang telah menyebar sampai Rusia. Jika Prancis memainkan peranan penting di awal perkembangan Ballet, maka Rusia adalah tempat di mana Ballet diadopsi dan dikembangkan. Ballet yang mulai memudar di Prancis, dihidupkan lagi oleh Rusia. Di sinilah narrative ballet semakin populer. Berbagai karya komposer dan koreografer Rusia menjadi pertunjukan Ballet yang melegenda. Sebagian besar karya mereka didominasi oleh tokoh perempuan. Karya Ballet yang terkenal pada masa ini, antara lain The Nutracker, The Sleeping Beauty, dan Swan Lake, karya Marius Petipa dan Lev Ivanov. Ketiga karya terkenal itu adalah wujud narrative ballet di era romantis.

6 12 Gerakan yang digunakan dalam karya tersebut mengadopsi gerakan classic ballet. Kekhasan dalam classic ballet adalah pointe work, gerakan jinjit hingga ujung jari kaki. Pointe work dan pointe shoes mewarnai tari Ballet pada masa romantis ini, sehingga membuat para penari Ballet, khususnya perempuan, terkenal dan dikagumi. Pointe membuat Ballet semakin indah. Gerakan pointe memberikan kesan tubuh penari yang lentur, ringan, dan seakan melayang di udara. Anna Pavlova adalah satu ballerina asal Rusia yang terkenal pada masa ini lewat The Dying Swan. Ballet terus berkembang mengikuti zaman. Memasuki abad ke-20, mulai muncul Balet neo-klasik. Tipe ini menggabungkan antara Balet klasik dan kontemporer. Balet kontemporer sendiri dipopulerkan Amerika pada awal 1970-an. Twyla Tharp (koreografer tari modern) bekerja sama dengan Robert Joffrey dari Joffrey Balet menciptakan Deuce Coupe dengan menggabungkan tari Balet dengan musik pop dan teknik tari modern. Sampai saat ini Balet masih menjadi seni pertunjukan mendunia Jenis- jenis Tarian Balet Periode Abad 18 Pada awal abad 18 ini, aliran Romantisme berkembang pesat. Karya seni lukisan, puisi dan tarian bertajuk puitis dan romantis sangat menonjol pada zaman ini. Pada masa inilah tarian ballet mulai berakar di Eropa. Tarian ballet mulai ditarikan secara berpasangan dalam sebuah opera sebagai wujud dari sebuah karya sastra. Persentuhan karya sastra ke dalam sendra tari dan opera mewarnai perkembangan kebudayaan Eropa pada masa ini. Beberapa karya yang berkembang pada periode awalabad 19 berserta konfigurasi dan filosofi tariannya adalah sebagai berikut : 1) La Sylphide Dibuat tahun 1836 oleh Bournoville dan aransemen musik oleh Lovenskjold. Konfigurasi tarian pase de deux dan corps de ballet. Ballet La Sylphide adalah salah satu pertunjukan Ballet tertua yang menceritakan tentang sebuah plot yang lucu. James, seorang pemuda Scotland, lari dari

7 13 pesta pernikahannya sendiri untuk menari dengan impiannya di hutan. Cerita ini tidak memiliki happy ending, baik itu untuk James sendiri, atau impiannya, Sylphide yang cantik. Gbr Konfigurasi Tarian La Sylphide (Sumber:mmr_la_sylphide_silja_schandorff_kristoffer_sakurai_corps_50 diakses pada 23 April 2015 pukul WIB ) 2) Giselle Dibuat tahun 1841 oleh Coralli dan Perrot dan aransemen musik oleh Lovenskjold. Konfigurasi tarian solo dancer dan corps de ballet.salah satu pertunjukan Ballet yang paling terkenal sepanjang masa, Giselle telah dipentaskan hampir di seluruh dunia. Ballet romantis ini sering dibawakan oleh ballerina-ballerina terbaik sebagai peran utamanya. Ballet-blanc dalam Ballet Giselle, atau sering disebut juga corps of women in white, telah menjadi simbol Ballet klasik. Gbr Konfigurasi Tarian Gisselle (Sumber : pada 23 April 2015 pukul WIB )

8 14 3) Napoli Dibuat tahun 1842 oleh Bournonville dan aransemen musik oleh Pauli, Helsted. Konfigurasi tarian pas de deux dan corps de ballet. Bercerita tentang Teresina, seorang gadis muda Italia yang jatuh cinta dengan Gennaro, seorang nelayan. Kisah ini memuncak dalam pernikahan. Gbr Konfigurasi Tarian Napoli (Sumber: diakses pada 23 April 2015 pukul WIB l) 4) A folk tale Sebuah cerita rakyat dalam kisah tiga, dibuat pada tahun 1854 untuk Royal Ballet Denmark koreografer Agustus Bournoville, musik oleh Johan Peter Emilius Hartmann dan Niels. Kombinasi solo dancer, pas de deux dan corps de ballet. Bercerita tentang kehidupan raksasa Troll dan manusia. Gbr Konfigurasi Folk Tale (Sumber : diakses pada 23 April 2015 pukul WIB)

9 Periode Abad 19 Pada akhir abad 19 ini, ballet sangat berkembang pesat. Seni tari ballet mulai dipakai sebagai kombinasi antara perwujudan karya sastra, perpaduan budaya serta penampilan alunan musik klasik yang mengiringinya. 1) Don Quixote Dibuat tahun 1869 oleh Petipa dan aransemen musik oleh Petipa. Konfigurasi tarian solo dancer dan pas de deux. Ballet bersejarah berdasarkan maha karya Miguel de Cervantes, Don Quixote merupakan sebuah cerita dinamis tentang cinta, petualangan, dan kehilangan. Pertunjukan Ballet Don Quixote ditutup dengan pas de deux yang paling terkenal di sepanjang sejarah Ballet, yaitu pas de deux oleh Kitri dan Basilio. Gbr Konfigurasi Don Quixote (Sumber: diakses pada 23 April 2015 pukul WIB) 2) Coppelia Dibuat tahun 1870 oleh St. Leon dan aransemen musik oleh Delibes. Konfigurasi tarian pas de deux. Ballet Coppelia menceritakan tentang kisah sepasang kekasih: Franz dan Swanhilda. Ballet klasik ini, seperti The Nutcracker, merupakan pertunjukan Ballet yang menyenangkan dan ringan, cocok sebagai pengalaman Ballet pertama untuk anak-anak. Gbr Konfigurasi Coppelia (Sumber: 906.htm diakses pada 23 April 2015 pukul WIB)

10 16 3) La Bayadere Dibuat tahun 1877 oleh Petipa dan aransemen musik oleh Minkus. Konfigurasi tarian pas de deux dan corps de ballet. Cerita tentang cinta abadi, misteri, takdir, dendam, dan keadilan, Ballet La Bayadere merupakan suatu Ballet yang meriah. Karakter utamanya adalah seorang penari pura bernama Nikiya. Kata bayadere sendiri dalam bahasa Perancis berarti penari pura India. Nikiya jatuh cinta dengan seorang prajurit tampan, Solor, yang juga mencintainya. Tapi Nikiya juga dicintai oleh seseorang dari kasta tinggi. Gbr Konfigurasi La Bayadere (Sumber : diakses pada 23 April 2015 pukul WIB ) 4) The Sleeping Beauty Dibuat tahun 1890 oleh Petipa dan aransemen musik oleh Tchaikovsky. Konfigurasi tarian Solo dancer dan pas de deux. Pertunjukan Ballet pertama yang sukses bagi komposer Tchaikovsky, Ballet Sleeping Beauty pertama ditonton oleh seorang anak 8 tahun yang sakit bernama Anna Pavlova. Setelah pertunjukkan berakhir, Anna memutuskan untuk menjadi ballerina. Gbr 2.8. Konfigurasi Sleeping Beauty (Sumber : diakses pada 23 April 2015 pukul WIB)

11 17 5) The Nutracker Dibuat tahun 1892 oleh Ivanov dan aransemen musik oleh Tchaikovsky. Konfigurasi tarian pase de deux dan corps de ballet. Ballet The Nutcracker Ballet menceritakan tentang seorang gadis muda yang bermimpi tentang pangeran nutcracker dan pertempuran melawan Raja Tikus yang memiliki tujuh kepala. Gbr.2.9. Konfigurasi The Nutraker (Sumber : diakses pada 23 April 2015 pukul WIB l) 6) Swan Lake Dibuat tahun 1895 oleh Petipa dan Ivanov dan aransemen musik oleh Tchaikovsky. Konfigurasi tarian Solo dancer,pase de deux dan corps de ballet. Sering disebut sebagai pelopor Ballet klasik, Ballet Swan Lake adalah kisah cinta, pengkhianatan, dan kemenangan kebaikan atas kejahatan. Odette, seorang gadis muda yang terkutuk oleh penyihir jahat menjadi seekor angsa di siang hari, dan manusia di malam hari. Odette adalah ratu dari semua angsa, dan yang paling cantik. Kutuk tersebut hanya bisa diangkat apabila ada seorang pria yang menyatakan cinta abadinya kepada Odette. Gbr Konfigurasi Swan Lake (Sumber : diakses pada 23 April 2015 pukul WIB)

12 18 7) Raymonda Dibuat tahun 1898 oleh Petipa dan aransemen musik oleh Glazunov. Konfigurasi Pase de deux dan corps de ballet.bercerita tentang Raymonda yang ingin menikah dengan Jean de Brianne terhalang karena Jean sedang perang salib dan Raymonda terpincut dengan lelaki lain yang mencoba menghasut. Dengan akhir Jena berhasil membunuh laki-laki yang mencoba menghasut Raymonda, sehingga Raymonda bisa menikah dengan Jean. Gbr Konfigurasi Raymonda (Sumber: diakses pada 23 April 2015 pukul WIB) Periode Awal abad 20 Pada abad ini, ballet sangat berkembang pesat di Rusia. Namun sedikit terjadi pergeseran terhadap teknik tariannya. Penggabungan antara seni tari ballet dan perbaduan budaya setempat membuat ballet ditarikan dengan lebih ekspresif. Kostum, sepatu dan aksesoris juga mulai digunakan secara bebas tanpa adanya aturan yang berlaku. Pada masa ini banyak terjadi kolaborasi antara tarian ballet dengan tarian jazz maupun taruian kontemporer lainnya. Beberapa karya yang berkembang pada periode awal abad 20 berserta konfigurasi dan filosofi tariannya adalah sebagai berikut : 1) The Fire Bird Dibuat tahun 1910 oleh Vokine dan aransemen musik oleh Stravinsky. Konfigurasi Pase de deux dan Solo dancer. Didasarkan pada dongeng Rusia burung bercahaya magis yang dapat berka t dan kutukan bagi pemiliknya. Di premiere pada 25 Juni 1910 di Paris, pe kerjaan adalah sebuah sukses instan dengan penonton dan para kritikus.

13 19 Gbr Konfigurasi Firebird (Sumber : diakses pada 23 April 2015 pukul WIB) 2) Le Spectre de la Rose Dibuat tahun 1911 oleh Vokine dan aransemen musik oleh Weber. Konfigurasi Pase de deux. Bercerita tentang seorang gadis yang menari bahagia bersama bayangannya. Gbr Konfigurasi La Spectre de La Rose (Sumber : diakses pada 23 April 2015 pukul WIB) 3) Apolllo Dibuat tahun 1928 oleh Balanchine dan aransemen musik oleh Stravinsky. Konfigurasi Solo dancer dan pas de deux.bercerita Dewa Apollo yang menyinggung Dewa Eros, karena sebal Dewa Eros menancapkan 2 anak panah cinta pada Apollo, sedangkan anak panah kebencian ditancapkan pada Dafne. Sehingga Apollo mengejar-ngejar Dafne hingga ke ujung dunia, Dafne lelah lalu meninta pada ayahnya dewa sungai untuk menjadikan ia pohon salam. Sejak itu, Apollo menggunakan daun salam di kepalanya karena tidak bisa memiliki Dafne.

14 20 Gbr Konfigurasi Apollo (Sumber: diakses pada 23 April 2015 pukul WIB) 4) The Prodigal Son Dibuat tahun 1829 oleh Balanchine dan aransemen musik oleh Prokofievy. Konfigurasi Solo dancer dan Corps de ballet Bercerita tentang Seorang anak yang menjadi pemberontak dan kembali menjadi pengikut setia Yesus, cerita ini diadaptasi dari alkitab. Gbr Konfigurasi The Prodigal Son (Sumber: diakses pada 23 April 2015 pukul WIB) 5) The Green Table Dibuat tahun 1932 oleh Kurt Jooss dan aransemen musik oleh Fritz Cohen. Konfigurasi tarian Corps de ballet menggambarkan kesiasiaan negosiasi damai Perang II tahun 1930-an. Gbr Konfigurasi The Green Table (Sumber: diakses pada 23 April 2015 pukul WIB)

15 Teknik Dasar Ballet Plié merupakan gerakan kelas balet anak sederhana dan dipelajari di tingkat dasar. Prinsip gerakan plié adalah menekukkan lutut ke arah samping dengan posisi badan, leher, dan kepala tetap tegak. Latihan plié sebaiknya dilakukan menggunakan bar Balet agar dapat menjaga posisi leher dan tubuh dengan baik. Gambar Teknik Dasar Plie (Sumber: diakses pada 23 April 2015 pukul WIB) Adage ialah gerakan lambat yang ditahan untuk memperbaiki keseimbangan dan control Gambar 2.18.Teknik Dasar Adage (Sumber: diakses pada 23 April 2015 pukul WIB) Allegro ialah gerakan dengan putaran, lompatan kecil dan lebar serta deretan langkah ke sekeliling studio. Gambar Teknik Dasar Allegro (Sumber: diakses pada 23 April 2015 pukul WIB)

16 Jete adalah sejenis gerak lompatan. Gambar Teknik Dasar Jete (Sumber: diakses pada 23 April 2015 pukul WIB) Pirouette adala gerakan putaran Gambar Teknik Dasar Pirroutte (Sumber: diakses pada 23 April 2015 pukul WIB) Pointe / on pointe adalah menari tegak lurus diatas ibu jari, dan biasanya sang penari mengenakan sepatu khusus dengan potongan kayu kecil yang di letakan didalam ujung sepatu sebagai tumpuan. Gambar Teknik Dasar Pointe (Sumber: diakses pada 23 April 2015 pukul WIB)

17 Kostum Leotard Leotard didesain agar dapat bergerak lebih bebas, Leotard harus pas di badan agar postur dan kesalahan gerakan dapat telihat oleh guru Balet. Gambar Leotard (Sumber: diakses pada 23 April 2015 pukul WIB) Skirt Tutu Skirt biasanya dipakai oleh kelas Balet pemula, di gunakan sebagai media belajar untuk membantu pembentukan posisi tangan dan lengan dalam Balet. Skirt balet sering disebut juga Tutu. Gambar Skirt (Sumber: diakses pada 23 April 2015 pukul WIB) Stocking Stocking berfungsi untuk menopang bagian tubuh khususnya pinggang kebawah yang kurang kencang. Biasanya murid yang baru belajar Balet di wajibkan mengenakan kaos kaki agar gerakan kaki lebih terlihat Gambar Stocking (Sumber: diakses pada 23 April 2015 pukul WIB)

18 Sepatu Balet Sepatu Balet harus benar-benar pas dikaki, tidak boleh kesempitan atau kebesaran karena akan mempersulit gerakan, ada dua jenis sepatu Balet. soft shoes di gunakan oleh semua siswa pemula Balet baik wanita atau laki-laki, sedangkan penari Balet laki-laki akan terus memakai soft shoes sepanjang karirnya. Point shoes di gunakan oleh penari Balet wanita, untuk menggunakan pointe shoes ballerina harus mengambil kelas khusus belajar pointe shoes, karena kaki mereka harus cukup kuat. Gambar Sepatu Balet (Sumber: Rambut Rambut harus diikat rapi, tidak menutupi wajah agar tidak mengganggu selama belajar, dan pada saat pentas penonton bisa melihat jelas mimik muka ballerina Gambar rambut pebalet (Sumber: Aksesoris Pada saat berlatih ballet disarankan untuk tidak mengenakan perhiasan yang berlebihan, selain mengganggu juga bisa mengakibatkan cedera.

19 TINJAUAN UMUM KONSEP MODERN Perancangan interior Pusat Tari Balet ini menggunakan konsep modern sesuai gaya hidup masyarakat yang praktis dan simpel. Modern adalah terbuka atau termutakhir (Rahmanu Widayat, 2010:96). Sisi seni gaya modern terletak pada kesederhanaan bentuknya. Aliran modern juga sangat mementingkan fungsi suatu benda. Arsitek ternama Mies van der Rohe merangkum istilah modern dengan pernyataan less is more. Menurutnya tanpa detailpun desain dapat menjadi indah dan bernilai tinggi. Era modern juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi dan pola pikir kaum urban. Kesibukan membuat orang tak lagi menginginkan sesuatu yang rumit. Kata simplicity, menjadi kunci dalam era ini tak hanya bentuk yang menjadi lebih sederhana. Satu nilai yang menjadi prinsip utama konsep modern adalah perwujudan desain yang bebas dan tidak terikat dengan sejarah dan tradisi setempat serta fungsional secara maksimal. (Imelda Akmal,2013:8) Penggunaan bahan dan warnapun menjadi lebih sedehana. Kehadiran hunian yang makin terbatas ukurannya seperti apartemen juga mendorong lahirnya gerakan modern. Dengan desain yang sederhana, ergonomis, dan sangat fungsional. Ruangan yang tadinya sempit terasa lebh lapang (Amorani,2009:40). Ciri-ciri arsitektur modern diantaranya 1) satu gaya internasional yang dapat menembus segala budaya dan geografis 2) bentuk mengikuti fungsi 3) semakin sederhana semakin baik 4) ornamen adalah sebuah bentuk kejahatan 5) singular dan nihilsm TINJAUAN KOTA JAKARTA Menurut website jakarta.go.id Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta merupakan satusatunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di Tatar Pasundan, bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta ( ), Batavia/Batauia, atau Jaccatra ( ), Jakarta Tokubetsu Shi ( ) dan Djakarta (1945-

20 ). Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai julukan seperti J-Town atau lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding New York City (Big Apple) diindonesia. Gambar Peta Wilayah Jakarta (Sumber: jakarta.go.id diakses 23 April 2015 pukul WIB) Kondisi Geografis Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah Kota administrasi dan satu Kabupaten administratif, yakni Jakarta Pusat dengan luas 47,90 km2, Jakarta Utara dengan luas 142,20 km2, Jakarta Barat dengan luas 126,15 km2, Jakarta Selatan dengan luas 145,73 km2, Jakarta Timur dengan luas 187,73 km2, dan Kepulauan Seribu dengan luas 11,81 km2. Batas Utara : Laut Jawa Batas Selatan dan Timur : Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi. Batas Barat : Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang Kondisi Demografi Jumlah penduduk dalam periode terus mengalami peningkatan walaupun pertumbuhannya mengalami penurunan. Tahun 2002 jumlah penduduk sekitar 8,50 juta jiwa, tahun 2006 meningkat menjadi 8,96 juta jiwa, dan dalam lima tahun ke depan jumlahnya diperkirakan mencapai 9,1 juta orang. Kepadatan penduduk pada tahun 2002 mencapai penduduk per km2, tahun 2006 mencapai penduduk per km2 dan diperkirakan dalam lima tahun kedepan mencapai penduduk per km2.

21 TINJAUAN INTERIOR PERANCANGAN PUSAT TARI BALET FASILITAS DAN BESARAN RUANG Tinjauan Lobby Lobby atau reception area adalah ruang untuk menerima tamu sebelum dipersilahkan duduk di ruang tunggu. (Delbert J. Duncan). Reception berada di ruang paling depan setelah pintu masuk. Fungsi Lobby dapat dibedakan menjadi 2, yakni umum dan khusus. Fungsi Umum sebagai tempat atau wadah seluruh karyawan kantor dalam melaksanakan tugas mengurus serta mengelola segala macam yang berhubungan dengan management di perusahaan tersebut. Fungsi Khusus sebagai wadah dapi pihak perusahaan untuk penerimaan awal pengunjung. Tempat informasi dan melayani segala macam keperluan dari pengunjung, tempat bertemu janji. Fasilitas lobby sebagai area tempat duduk,area komunikasi,area resepsionis. Lokasi dari resepsionis harus dapat melihat dan mengontrol arah masuk pengunjung Studio Balet Sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau sekumpulan orang untuk melakukan suatu kegiatan tari balet. ( Berdasarkan Architect Data hal 179 tinggi minimum untuk ruang dansa dan tari 4 meter Tata Pentas Tata pentas bisa disebut juga dengan scenery atau pemandangan latar belakang(background) tempat memainkan lakon. Tata pentas dalam pengertian luas adalah suasana seputar gerak laku di atas pentas dan semua elemen-elemen visual atau yang terlihat oleh mata yang mengitari pemeran dalam pementasan. 1) 3 macam panggung. i. Panggung Prosenium atau Panggung Pigura

22 28 Gambar Denah panggung Prosenium (Sumber: Prasetio, Lea, 1986:96) Panggung prosenium merupakan panggung konvensional yang memiliki ruang prosenium atau suatu bingkai gambar melalui mana penonton menyaksikan pertunjukan. Arah dari panggung ini hanya satu jurusan yaitu kearah penonton saja, agar pandangan penonton lebih terpusat kearah pertunjukan. Para pemeran diatas panggung juga agar lebih jelas dan memusatkan perhatian penonton. Dalam kesadaran itulah maka keadaan pentas prosenium harus dapat memenuhi fungsi melayani pertunjukan dengan sebaik-baiknya. ii. Panggung Arena Gambar Denah panggung Arena (Sumber:Prasetio, Lea, 1986:96) Berbagai ragam bentuk panggung arena adalah sebagai berikut Panggung arena tapal kuda adalah panggung dimana separuh bagian pentas atau panggung masuk kebagian penonton sehingga membentuk lingkaran tapal kuda, Panggung arena ¾, berarti ¾ dari panggung masuk kearah penonton atau dengan kata lain penonton dapat menyaksikan pementasan dari tiga sisi atau arah penjuru panggung. Panggung arena ¾ biasanya berupa pentas arena bentuk U. Panggung arena penuh yaitu dimana penonton dapat menyaksikan pertunjukan

23 29 dari segala sudut atau arah dan arena permainan berada di tengahtengah penonton. Panggung arena penuh biasanya panggung arena bujur sangkar atau panggung arena bentuk lingkaran. iii.panggung Campuran Gambar Denah panggung Arena (Sumber:Prasetio, Lea, 1986:96) Panggung thrust seperti panggung proscenium tetapi dua per tiga bagian depannya menjorok ke arah penonton. Pada bagian depan yang menjorok ini penonton dapat duduk di sisi kanan dan kiri panggung Panggung thrust nampak seperti gabungan antara panggung arena dan proscenium. 2) Pola Penataan Tempat Duduk i. Bentuk penataan tempat duduk berdasar sirkulasi Gambar penataan tempat duduk sistem kontinental dan conventional (Sumber: De Chiara, 1992:974) Sistem Continental yaitu penataan tempat duduk tanpa lorong ditengah antar tempat duduk, tempat duduk memenuhi seluruh ruangan dan penempatan lorong sirkulasi hanya ada pada sekeliling tempat duduk. Sistem Conventional yaitu system penataan tempat duduk dalam

24 30 ruang auditorium dimana antar tempat duduk terdapat lorong yang berfungsi untuk sirkulasi ii. Bentuk penataan tempat duduk berdasarkan tipe baris tempat duduk Gambar Penataan tempat duduk baris lurus (Sumber: Neufert, 1995:139) Baris Lurus yaitu bentuk baris tempat duduk adalah lurus arah pandangan adalah tegak lurus dengan panggung. Baris yang lurus sejajar dari paling depan sampai belakang. Bentuk ini mempunyai kekurangan yaitu penonton yang duduk paling tepi kurang nyaman posisi duduknya jika melihat pada tengah panggung. Baris Lurus dimiringkan pada tepi memberikan kenyamanan posisi memandang pusat panggung yang lebih baik. Namun jika pada lorong bertrap, kurang aman untuk sirkulasi. Baris Melengkung ini merupakan bentuk yang paling memberikan kenyamanan melihat pusat panggung dan aman. 3) Dinding Gambar 2.34 Bentuk-bentuk dinding belakang auditorium (Sumber:Prasetio, Lea, 1986:66) Pada suatu ruang pentas dinding berfungsi sebagai media pemantulan, pengarah dan penyerapan suara. Dengan pemilihan bahan dan bentuk dinding yang dapat mendukung akustik ruang dan penempatan posisi pada tempat yang tepat, maka akan didapat posisi mendengar yang baik. Dinding sebagai pembatas ruang akustik mempunyai aturan umum yaitu bahan penyerap bunyi harus dipasang pada permukaan batas auditorium yang mempunyai kemungkinan

25 31 terbesar menghasilkan cacat akustik seperti gema, gaung, pemantulan berkepanjangan dan pemusatan bunyi. (Doelle, 1972) Contoh bahan yang dapat dipergunakan adalah kayu, plywood, hardboard, logam, plesteran, dan serat gelas yang kuat yang dapat digunakan untuk konstruksi (Doelle, 1972:102). 4) Langit-langit Langit-langit membantu penyebaran bunyi vertical dan dapat digunakan sebagai peredam bunyi. Langit-langit juga digunakan untuk menyebarkan bunyi pantul agar dapat ditangkap oleh pendengar secara merata disemua bagian ruangan. Gambar Bentuk-bentuk Langit-langit (Sumber: Egan: 1988:66) Galeri Galeri adalah ruangan atau gedung tempat memamerkan benda atau karya seni dan sebagainya. (istilahkata.com). Tujuan dari sebuah galeri menurut kakanwil perdagangan adalah memberikan informasi mengenai benda-benda yang hasil karya seni, baik yang merupakan hasil kaeya para seniman maupun produk industry terhadap para pengunjung dengan jalan memamerkan barang-barang tersebut dalam peragaan yang sesungguhnya. (e-journal.uajy.ac.id) Sedangkan fungsi galeri adalah sebagai wadah komunikasi antara konsumen dengan produsen, yang mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut 1) Sebagai wadah promosi barang seni. 2) Sebagai wadah pembinaan bagi para senima dalam mengembangkan dan memasarkan hasil karya seninya.

26 32 3) Sebagai sarana komunikasi antara pengelola dengan pengunjung di dalam suasana yang rekreatif. Gambar Sudut Pandang Penataan Galeri (Sumber: Neufert, 1995:250) Ruang Ganti Kostum dan Tata Rias Ruang ganti kostum dan tata rias adalah Perangkat ganti mencakup ruang ganti dan tempat penyimpanan pakaian baik pakaian, yang dikenakan di rumah maupun kostum sebuah pentas. Letak ruang ganti sebaiknya terletak tidak jauh dari tempat pentas,sehingga mudah dijangkau. (Neufert, 1995:70) Gambar Jalur Ruang Ganti (Sumber: Neufert, 1995:70) Display 1) Sistem Display Serambi pamer untuk menarik perhatian, pada area penjualan biasanya dilengkapi dengan serambi pamer. Pemilihan barang yang dipajang dengan mempertimbangkan musim atau gaya. Suatu serambi pamer dapat memberikan kesan yang efektif, kesan tersebut tentu saja berhubungan dengan berbagai ide dan harga. Delbert J. Duncan dan Stanley D. Hollander (1997:468) mengelompokkan display interior menjadi :

27 33 i. Open display Merupakan bentuk display yang memberikan kemungkinan pada pembelian untuk mengamati barang dagangan tanpa bantuan pelayanan toko. ii. Closed display Berisi barang dagangan yang memperlihatkan dalam almari dinding (wall case). Keuntunga utamanya adalah terjaganya barang dagangan dari pencurian dan menjaga kondisi siap jual. iii. Architectural display Display ini merupakan ketepatan penyusunan guna menunjukkan bermacam-macam barang dagangan sesuai dengan bangunan, seperti model bangunan perumahan, dapur, kamar mandi secara menyeluruh. Keuntungan utamanya adalah tepat memberikan gambaran utuh yang nyata lewat peragaan dalam display ini. iv. Vendor display Terkenal sebagai bentuk display untuk pengiklanan tempat penjualan. Terdiri dari tulisan, spanduk dan rak panjang. v. Store sign and decoration Istilah store sign meliputi tanda pembayaran, kartu harga/hadiah, hiasan gantung, poster, bendera, spanduk dan alat serupa. 2) Perlengkapan Display Dalam area penjualan sebagian besar pendisplayannya berupa etalase dan showroom. 3) Macam-macam etalase : i. Etalase sistem terbuka Etalase tanpa pembatas antara ruangan display dengan ruangan pemasaran sehingga dari luar akan terlihat keseluruhan interior ruangan dalamnya. Tidak ada penghalang kasat mata dan arah pandang kurang terfokus. ii. Etalase sistem tertutup

28 34 Etalase mempunyai pembatas antara ruangan display dengan ruangan pemasaran. Interior area penjualan tidak terlihat, dan mempunyai pandangan visual lebih terfokus. iii. Etalase khusus Etalase yang memiliki bangunan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari pemilik. iv. Etalase sudut Etalase yang memiliki bangunan yang terletak dipersimpangan jalan dan posisinya tepat disudut. v. Etalase atas Etalase yang terletak diatas lantai dasar dari bangunan bertingkat. Etalaseini berfungsi sebagai papan reklame. Etalase atas terbagi manjadi 3 yakni Etalase Benam, Bertingkat, dan Arcade, Etalase Benam merupakan etalase yang memiliki lantai lebih rendah dari pada lantai sekitarnya.etalase bertingkat penggabungan antara etalase atas dan etalase benam dan lebih lagi dengan etalase terbuka. Sudut pandang kurang sesuai dengan sudut pandang pengamat. Sedangkan, Etalase arcade menjorok ke dalam ruangan akibat bangunan yang memanjang di belakang dengan bagian muka yang sempit, sehingga ada ruang yang kurang efisien Sirkulasi Ruang Sirkulasi Linear Gambar Sirkulasi Linear (Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997: 265) Jalan yg lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang. Memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau membentuk putaran (Loop).

29 Sirkulasi Radial Gambar Sirkulasi Radial (Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997: 265) Konfigurasi Radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari sebuah pusat bersama Sirkulasi Spiral (Berputar) Gambar Sirkulasi Spiral (Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997:265) Konfigurasi Spiral memiliki suatu jalan tunggal menerus yang berasal dari titik pusat, mengelilingi pusatnya dengan jarak yang berubah Sirkulasi Jaringan Gambar Sirkulasi Jaringan (Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997: 265) Konfigurasi yang terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu dalam ruang Sirkulasi Grid Gambar Sirkulasi Grid (Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997: 265)

30 36 Konfigurasi Grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan ruang segi empat Organisasi Ruang Organisasi Terpusat Gambar Organisasi Terpusat (Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997: 188) 1) Organisasi yang bersifat stabil. Merupakan komposisi terpusat yang terdiri dari sejumlah ruang-ruang sekunder yang dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang besar dan dominan. 2) Ruang pusat sebagai ruang pemersatu dari organisasi terpusat, pada umumnya berbentuk teratur dan ukurannya cukup besar untuk mengumpulkan sejumlah ruang sekunder di sekitar bentuknya. 3) Ruang sekunder mungkin setara satu sama lain dari fungsi,bentuk dan ukuran serta menciptakan suatu konfigurasi keseluruhan yang secara geometris teratur dan simetris terhadap dua sumbu atau lebih. 4) Ruang sekunder kemungkinan berbeda dalam bentuk dan ukuran sesuai kebutuhan fungsi, tingkat kepentingan dan lingkungan suasana sekitar Organisasi Linier Gambar Organisasi Linier (Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997: 188) 1) Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang berulang mirip dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi. Dapat juga terdiri dari ruang-ruang linier yang diorganisisr menurut panjangnya sederetan ruang-ruang yang berbeda ukuran, bentuk dan fungsi.

31 37 2) Masing-masing ruangan berhubungan langsung. 3) Bentuk organisasi ruang linier dengan sendirinya fleksibel dan cepat tanggap terhadap bermacam-macam kondisi tapak. Bentuk ini biasanya mengadaptasi adanya perubahanperubahan topografi. Bentuk dapat lurus, persegi atau melengkung Organisasi Radial Gambar Organisasi Radial (Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997:188) 1) Organisasi radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat maupun linier. 2) Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan dimana sejumlah organisasi-organisasi linier berkembang seperti bentuk jari-jarinya. Sedangkan suatu organisasi terpusat adalah sebuah bentuk yang introvet yang memusatkan pandangannya ke dalam ruang pusatnya. Sedangkan organisasi radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovet yang mengembang keluar lingkupnya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat meluas dan menggabungkan dirinya pada unsur-unsur tertentu atau benda-benda lapangan lainnya Organisasi Cluster/Mengelompok Gambar Organisasi Cluster (Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997:188) 1) Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan peletakan sebagai dasar untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya.

32 38 2) Seringkali penghubungnya berupa sel-sel ruang yang berulang dan memiliki fungsi-fungsi serupa dan memiliki persamaan sifat visual seperti halnya bentuk dan orientasi. 3) Bentuk organisasi bersifat luwes dan dapat menerima pertumbuhan dan perubahan langsung tanpa mempengaruhi karakternya Organisasi Grid Gambar Organisasi Grid (Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997:188) 1) Terdiri dari beberapa ruang yang tersusun secara grid tiga dimensi atau bidang. 2) Organisasi grid membentuk hubungan antara ruang dari seluruh fungsi posisi dan sirkulasi. 3) Bentuk grid terdiri dari dua set jalan yang sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujursangkar/ kawasan-kawasan segi empat Komponen Pembentuk Ruang Lantai Lantai merupakan salah satu bagian yang penting dari ruang. Lantai dapat menunjang fungsi atau kegiatan yang terjadi dalam ruang, dapat memberi karakter dan dapat memperjelas sifat ruang. Persyaratan lantai (P. Suptandar 1982;5-6 ): 1) Lantai harus kuat dan dapat menahan beban diatasnya. 2) Mudah dibersihkan 3) Kedap suara 4) Tahan terhadap kelembaban 5) Memberikan rasa hangat pada kaki dan sebagainya

33 Dinding Dinding merupakan unsur penting dalam pembentukan ruang, baik sebagai unsur penyekat/ pembagi ruang maupun sebagai unsur dekoratif. Dalam proses perancangan suatu ruang dalam mdinding mempunyai peranan yang cukup dominan dan memerlukan perhatian khusus, di samping unsur-unsur lain seperti tata letak, desain furniture serta peralatan-peralatan lain yang akan disusun bersama dalam suatu kesatuan dengan dinding. Setelah fungsi dinding tercapai dan untuk menambah,keindahan ruang, dinding dipergunakan sebagai point of interest dari ruang dinding samping memberi atau menambah keindahan,ruang. Dinding juga dapat merusak suasana ruang, yaitu apabila,dalam perencanaannya sangat dipaksakan, terutama dikarenakan bahwa dinding tersebut telah ada sebelumnya. Ini terjadi pada renovasi rumah-rumah kuno, dimana dinding berfungsi struktural. (Pamudji Suptandar, 1999) Ceiling Pengertian istilah ceiling/langit-langit/plafond, berasal dari kata ceiling, yang berarti melindungi dengan suatu bidang penyekat sehingga terbentuk suatu ruang. Secara umum dapat dikatakan : ceiling adalah sebuah bidang (permukaan) yang terletak di atas garis pandangan normal manusia, berfungsi sebagai pelindung (penutup) lantai atau atap dan sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada di bawahnya. Dengan jarak ketinggian tertentu dalam bangunan, ceiling sebagai elemen penutup utama pada bidang atas sebagai pembentuk atap bangunan. (Pamudji Suptandar, 1999). Dasar pertimbangan dalam perencanaan langit-langit adalah 1) Fungsi langit-langit Fungsi dari langit-langit selain sebagai penutup ruang juga sebagai pengatur udara dan ventilasi. 2) Penentuan ketinggian Penentuan ketinggian didasari oleh pertimbangan fungsi, proporsi ruang, kegiatan ruang, konstruksi dan permainan ceiling.

34 40 3) Bentuk penyelesaian Bentuk dan penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan fungsinya seperti melengkung, berpola, polos, memperlihatkan struktur, dan sebagainya. (Djoko Panuwun, 1999:72) Elemen Pengisi Ruang Kata "furniture" berdasarkan Encyclopedia Americana adalah sebagai berikut : Furniture, morable obyects in a room designated are that useful for men' activities (suatu obyek/benda didalam ruangan yang didesain dengan tujuan untuk aktivitas manusia). Sifat Peletakan pada elamen pengisi ruang dibagi menjadi 2 yaitu: 1) Bulit In Jenis furniture yang perletakannya menempel pada dinding, misalnya almari, rak, konter dan sebagainya kebutuhannya. 2) Moveable Jenis furniture yang bergerak bebas dan dapat dipindahpindahkan, misalnya tempat tidur, meja, kursi dan sebagainya sesuai kebutuhan Bentuk Furniture Syarat bentuk furniture yang baik meliputi aspek berikut : 1) Fungsional / Struktural Merupakan furniture yang didesain atas dasar kepentingan aman dan pemanfaatan bahan dan teknik maksimal. 2) Tema Merupakan kelompok furniture yang secara visual memberi suatu tema tertentu, misalnya menggunakan unsur suatu gaya kesenian/kebudayaan masa lalu atau unsur kedaerahan 3) Penyusunan letak furniture Penyusunan letak funiture berdasarkan pada penentuan daerah aktif dan pasif. Daerah aktif adalah daerah dimana terjadi kegiatan dengan frekuensi tinggi dan bersifat cepat, misalnya lalulintas, gang, foyer, dan sebagainya.

35 Warna Warna merupakan unsur yang sangat penting di dalam kehidupan ini. Fungsi warna saat ini telah lebih berkembang, dimana tidak hanya sebagai pemberi sentuhan estetis dari suatu benda, tapi juga bisa sebagai alat komunikasi yang baik. Warna adalah suatu kebutuhan yang mendasar. Nenek moyang kita menyadari hal ini, dan banyak tradisi penyembuhan kuno dari berbagai kebudayaan yang menggunakan warna dalam praktiknya. Penggunaan warna dalam terapi penyembuhan ini biasa disebut dengan terapi warna. (Helen Graham, 1998:4). Seperti yang telah kita ketahui, setiap warna yang ditampilkan memiliki dampak psikologis yang berbeda-beda pula bagi penikmatnya. Dalam dunian interior, pengaplikasian warna baik dalam ruang ataupun furniture sangatlah penting. Dikemukakan oleh Helen Graham, beberapa efek psikologis yang dapat ditimbulkan dari warna : 1) Merah i. Memberi energi lebih pada beberapa anggota tubuh, seperti kaki, tungkai, pinggul, saluran kemih dan kelamin. ii. Merangsang aktivitas fisik dan vitalitas. Dimana menimbulkan perasaan aman, stabil, percaya diri dan kehangatan. iii. Warna ini dapat digunakan pada benda-benda atau hal-hal didalam ruang atau gedung dimana dibutuhkan aktivitas fisik yang tinggi dan diruang bermain anak-anak. 2) Oranye i. Warna ini memberikan energy pada hati, limpa, pankreas, ginjal dan kandung kemih. Warna ini merangsang metabolism, penceranaa dan penghilangan racun. ii. Sebaiknya jangan menggunakan warna ini pada ruang istirahat. iii. Warna ini baik digunakan pada araea bermain, ruang latihan, sanggar tari dan ruang olahraga (tempat aktivitas social). 3) Kuning

36 42 i. Kuning memberi energy pada kelenjar adrenalin, sistem saraf simpatik sehingga memberi energy pada otot, denyut jantung, pencernaan dan peredaran darah. ii. Gunakan warna kuning di ruang baca dan belajar, ruang pertemuan social dan tempat dimana diperlukan pembicaraan yang hidup. iii. Jangan gunakan warna ini ada anak dan orang dewasa yang hiperaktif, agresif atau memiliki kelaianan perilaku dan juga ruang istirahat. 4) Hijau i. Memberi energy pada kelenjar timus, warna ini merangsang jantung, paruparu, bronchulus, lengan, tangan dan juga kulit. ii. Gunakan warna ini pada setiap ruangan, bangunan dan juga ruang kerja dimana dibutuhkan ketenangan dan kedamaian, kepekaan dan juga hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas fisik. iii. Baik digunakan pada ruang istirahat dan jangan digunakan pada laboratorium atau ruangan yanv memeprlukan pemikiran analitis. 5) Biru langit i. Memberi energy pada kelenjar tiroid sehinggan memberikan energy pada metabolisme dan pengendalian suhu tubuh. Warna ini dapat merangsang suara, ungkapan diri, komunikasi dan tanggung jawab pribadi. ii. Gunakan warna ini untuk kamar tidur, ruang istirahat, klinik, penyimpanan produk susu dan ruangan bagi mereka yang menderita insomnia dan mengalami syok. iii. Jangan gunakan warna ini pada orang dewasa atau anak-anak yang menderita kedinginan atau menggigil, dan bagi penderita metabolisme lambat. 6) Biru gelap atau indigo i. Memberi energy pada kelenjar pineal. Warna ini merangsang otak bagian bawah, sistem syaraf pusat dan sistem endokrin. Karena itu warna biru gelap merangsang aktivitas hormonal di seluruh tubuh, proses-proses yang tidak disadari, imajinasi, pemahaman, naluri dan kemampuan psikis atau paranormal. ii. Gunakan warna ini untuk area meditasi atau perenungan.

37 43 iii. Jangan gunakan warna ini pada ruang bermain atau pusat aktivitas fisik. 7) Ungu atau violet i. Memberikan energy pada kelenjar pituitary. Warna ini merangsang otak bagian atas dan sistem syaraf, kreatifitas, ilham, estetika, artistic dan cita-cita luhur. ii. Gunakan pada ruangan dimana terdapat orang-orang yang ingin mengilhami aktivitas artistic, estetik dan juga imajinatif. Baik juga untuk ruang teater dan juga ruang kelas untuk anak-anak. iii. Jangan gunakan warna ini di dalam ruangan yang digunakan untuk hiburan datau dimana kita menginginkan adanya percakapan, atau di ruangan yang ditinggali oleh mereka yang memiliki gangguan mental, terutama mereka yang menderita delursi (pkirian atau pandangan yang tidak berdasar atau tidak rasional) Interior Sistem Sistem Penghawaan (Thermal System) Merupakan pengaturan sirkulasi udara dalam ruang, berupa penghawaan alamiah melalui bukaan / ventilasi maupun penghawaan buatan yaitu dengan sistem AC atau penghawaan lainnya yaitu exhauser fan. Gambar Unit Indoor AC Split yang dipasang di dinding (Sumber: diakses 23 April 2015 pukul WIB) Tujuan dari direncanakan penghawaan ini adalah terwujudnya kenyamanan user dengan standart kenyamanan ruang, yaitu : Temperatur Udara : 18o 26o Celcius Pergerakan Udara : 0,1 0,15 m/s Kelembaban Relatif : 50% - 55% Kebutuhan Udara Bersih : 0,85 m3 / s / orang

38 44 Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap lingkungannya. Oleh karena itu kenyamanan tidak dapat diwakili oleh satu angka tunggal. Faktor lain yang sering dikaitkan dengan kenyamanan tertentu, yaitu 1) Ras, sebenarnya tidak ditemukan bukti bahwa ras mempengaruhi penilaian kenyamanan. Manusia mempunyai kemampuan adaptasi terhadap iklim (aklimatisasi) dengan baik. Normalnya orang dapat menyesuaikan diri dalam 2 minggu. 2) Jenis kelamin, perempuan pada umumnya menyukai lingkungan yang 1o C lebih hangat daripada laki-laki. 3) Usia, orang berusia lanjut lebih suka di lingkungan yang lebih hangat dan tidak berangin. Hal ini disebabkan metabolisme pada orang usia lanjut cenderung menurun Sistem Pencahayan (Lighting System) Pencahayaan adalah suatu penerangan yang digunakan untuk menerangi bangunan maupun ruangan. Pencahayaan merupakan faktor yang pokok dalam perencanaan suatu bangunan, karena apabila sistem dari pencahayaan itu kurang baik maka dapat membuat suasana bangunan / ruangan menjadi gelap, remang-remang dan terang benerang. Oleh karena itu untuk perencanaan sistem pencahayaan ini harus disesuaikan dengan jenis bangunan / ruangan yang akan dibuat. Sebagai contoh adalah sistem pencahayaan di mall dan di cafe, di mall sistem pencahayaannya harus terang dan dapat menerangai secara maksimal bangunan / ruangan tersebut. Karena akan mempengaruhi barang yang diperdagangkan di mall tersebut. Sedangkan untuk di cafe mereka tidak membutuhkan suatu pencahayaan yang terang, karena untuk suasana di cafe biasanya membutuhkan penerangan yang agak remang-remang dan juga tidak terlalu gelap. Sehingga dari kedua contoh bangunan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerangan pada setiap bangunan/ruangan itu tergantung atau sesuai kebutuhan dan jenis dari bangunan itu. 1) Sistem pencahayaan dibagi lagi menjadi 2, yaitu : i.pencahayaan alami ( Natural Lighting )

39 45 Pencahayaan alami (natural lighting) adalah suatu sistem pencahayaan yang menggunakan sumber cahaya alam yaitu sinar matahari. Sifat dari sistem ini hanya sementara, artinya hanya pada waktu matahari terbit hingga tenggelam, jadi tidak dapat dimanfaatkan sepanjang hari. Fungsi dari adanya sistem pencahayaan alami adalah Sumber cahaya diwaktu pagi hingga petang hari, menciptakan adanya cahaya pantul sebagai unsur estetik,dan memberikan cahaya yang sangat terang diwaktu pagi hingga sore hari ii.pencahayaan Buatan (artificial lighting) Sistem pencahayaan buatan (artificial lighting) adalah sistem pencahayaan yang menggunakan sumber cahaya buatan, seperti lampu, armature dan peralatan yang memendarkan cahaya. Pencahayaan buatan dalam ruangan terbagi menjadi pencahayaan utama (general lighting), pencahayaan khusus (accent Lighting), pencahayaan tambahan (Task Lighting), dan pencahayaan yang bersifat dekoratif (decorative lighting). (Imelda Akmal, 2006:22) Gambar 2.49 Jenis-jenis pencahayaan buatan dalam ruangan (Sumber: Akmal, Imelda, 2006:22) 2) Faktor-faktor mempengaruhi tingkat penghitungan terhadap kualitas pencahayaan adalah: Aliran Cahaya (F) Intensitas Cahaya (I) Kuat Penerangan (E) Luminansi (L) 3) Pertimbangan dalam perencanaan suatu penerangan pada artificial lighting, antara lain adalah : i. Distribusi cahaya

40 Akustik ii. Kekuatan penerangan rata-rata (E) iii. Derajat pemerataan kekuatan penerangan mendatar iv. Perbandingan tinggi dan jarak lampu v. Derajat kesilauan perlu diperhatikan, antara lain: Kebutuhan titik lampu pada ruang, dimana dapat dicari dengan menggunakan E = kuat penerangan (lux) A = luas ruangan (m2) F = arus cahaya tiap lampu (lm) UF= Utilisation Factor/koefisien pemakaian (tabel) Sedangkan menurut Satwiko (2004:124), akustik berarti ilmu tentang bunyi. Dengan demikian, sistem akustik adalah ilmu yang mem-pelajari tentang mutu suara dan bunyi yang dihasilkan. Akustik sendiri berhubungan dengan organ pen-dengar, suara, atau ilmu bunyi. Sistem akustik dalam sebuah ruangan merupakan keadaan sebuah ruang yang mempengaruhi mutu bunyi yang terjadi di dalamnya. Akustik ruang ini sendiri banyak dikaitkan dengan hal yang mendasar seperti perubahan suara karena pantulan dan juga gangguan suara ketembusan suara dari ruang lain. Banyak material penyerap yang sangat efektif untuk digunakan. Material-material tersebut biasanya digunakan untuk memperjelas suara yang dihantarkan dalam ruang atau juga mengurangi kejelasan suara yang timbul. (Satwiko, 2004). Faktor yang harus diperhatikan pada sistem akustik ialah 1) Bunyi Langsung, bunyi dari sumber suara yang berjalan mencapai pendengaran. 2) Bunyi pantul, Sumber suara mengenai bidang pantul dahulu lalu ke pendengaran. N=E.A F.UF.LLF 3) Bunyi Serap, Bunyi karena material absorbsi.

41 Sistem Keamanan Sistem Pengamanan Terhadap Kegiatan Sistem pengamanan terhadap kegiatan menggunakan 2 sistem yakni CCTV (Closed Circuit Television) dan Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu). CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruang melalui layar televisi/monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang pada setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan. Gambar Contoh Kamera CCTV (sumber: http// diakses 23 April 2015 pukul WIB) Sistem Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran 1) Smoke detektor. Alat ini bekerja bila suhu mencapai 700C. 2) Fire alarm system. Alarm yang otomatis akan berbunyi jika ada api atau panas pada suhu 1350C C 3) Fire estinguisher 4) Sprinkler Penempatan titik titik sprinkler harus disesuaikan dengan standar yang berlaku dalam kebakaran ringan. Setiap sprinkler dapat melayani luas area m dengan ketinggian ruang 3m. Ada beberapa cara pemasangan sprinkler seperti dipasang di bawah plafon atau di pasang pada dinding. Kepala sprinkler yang dipasang dekat dinding, harus mempunyai jarak tidak boleh lebih dari 2,25 m dari dinding. 5) Hidrant Kebakaran Hidrant kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan menggunakan alat baku air.

42 Sistem Pengamanan Terhadap Bahaya Asap 1) Fire damper Alat untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara supaya asap dan api tidak menjalar kemana-mana. Alat ini bekerja secara otomatis, kalau terjadi kebakaran akan segera menutup pipa-pipa tersebut. 2) Smoke & heat ventilating Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang menghubungkan udara luar. Kalau terjadi kebakaran, asap yang timbul segera dapat mengalir keluar, sehingga para petugas pemadam kebakaran akan terhindar dari asapasap tersebut. 3) Vent & exhaust Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi menghisap asap yang akan masuk pada tangga yang akan dibuka pintunya. Dapat pula dipasang di dalam tangga, secara otomatis berfungsi memasukkan udara untuk memberikan tekanan pada udara di dalam ruang tangga. Gambar Contoh Fire Security (sumber: http// diakses 23 April 2015 pukul WIB)

BAB II. KAJIAN LITERATUR

BAB II. KAJIAN LITERATUR BAB II. KAJIAN LITERATUR 2.1 Pengertian Judul Pengertian judul Desain Interior Pusat Mainan Jakarta "dengan perencanaan dan perancangan di Jakarta, adalah sebagai berikut : 1. Desain Rancangan, rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ARTIKEL TENTANG SENI TARI NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi

Lebih terperinci

BAB II SENI TARI BALLET

BAB II SENI TARI BALLET BAB II SENI TARI BALLET II.1 Pengertian Ballet Ballet adalah sebuah seni tari istimewa yang berasal dari Italia dan berkembang di Prancis. Tarian ini ditarikan dengan cara khusus di atas panggung sehingga

Lebih terperinci

Studi Pustaka. Definisi. Sejarah. Balet di Indonesia. Klasifikasi. Atribut. Tugas Akhir

Studi Pustaka. Definisi. Sejarah. Balet di Indonesia. Klasifikasi. Atribut. Tugas Akhir Studi Definisi Balet adalah sebuah bentuk tarian dengan tradisi, teknik, metode dan bentuk gerakan yang unik yang membedakan dari bentuk tari teater yang lain. Balet lahir di Itali dan berkembang pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia seni di Indonesia sudah berkembang sejak zaman prasejarah seni sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia seni di Indonesia sudah berkembang sejak zaman prasejarah seni sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia seni di Indonesia sudah berkembang sejak zaman prasejarah seni sudah dikenal oleh masyarakatnya. Dari zaman ke zaman seni mengalami banyak perubahan.

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN TEMA. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema

BAB 3 TINJAUAN TEMA. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema BAB 3 TINJAUAN TEMA 3.1 LATAR BELAKANG TEMA Tema yang diangkat untuk mendukung pasar modern ini adalah Ruang dan Sirkulasi adapun latar belakang tema ini didasari oleh unsur dari ruang dan sirkulasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin berkembang pesat dengan adanya sarana media pendidikan dan hiburan yang lebih banyak menggunakan media

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. EVALUASI BANGUNAN Yaitu, penelitian yang lebih formal berdasarkan lapangan penyelidikan analitis. Evaluasi bangunan bertujuan untuk mengatasi ketepatgunaan, kemanfaatan, perubahan

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. Latar Belakang. Latar Belakang Topik

Bab I. Pendahuluan. Latar Belakang. Latar Belakang Topik Bab I. Pendahuluan I.1. Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Topik Menari adalah salah satu cara yang menyenangkan untuk mengekspresikan diri kita secara lebih spontan. Sesuai dengan perkembangan jaman,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 13.466 pulau 1, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia seni tari di Indonesia mulai berkembang sejak zaman prasejarah. Berbagai jenis tarian masuk ke Indonesia pada saat zaman jajahan seperti drama musical, kontemporer,

Lebih terperinci

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna

Lebih terperinci

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB ARTIKEL OLEH: AJENG RATRI PRATIWI 105252479205 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

2. Sejarah Desain Interior

2. Sejarah Desain Interior 1. Pengertian Interior Menurut Francis D. K. Ching (Chng & Binggeli, 2012) interior desain adalah Interior design is the planning, layout, and design of the interior spaces within buildings. These physical

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pergeseran gaya hidup masyarakat, terutama masyarakat perkotaan, memberikan pengaruh yang begitu besar. Salah satunya dalam hal olah tubuh tidak hanya monoton olahraga

Lebih terperinci

3. Karakteristik tari

3. Karakteristik tari 3. Karakteristik tari Pada sub bab satu telah dijelaskan jenis tari dan sub bab dua dijelaskan tentang fungsi tari. Berdasarkan penjelasan dari dua sub bab tersebut, Anda tentunya telah memperoleh gambaran

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan

Lebih terperinci

PUSAT TARI BALET DENGAN KONSEP MODERN

PUSAT TARI BALET DENGAN KONSEP MODERN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR PUSAT TARI BALET DENGAN KONSEP MODERN DI JAKARTA PUSAT TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagaian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Program Studi Desain

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya BAB V KAJIAN TEORI 5. V 5.1. Kajian Teori Penekanan /Tema Desain Tema desain yang digunakan pada bangunan Pusat Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam penggunaan tema arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni budaya merupakan salah satu warisan dari leluhur atau nenek moyang yang menjadi keanekaragaman suatu tradisi dan dimiliki oleh suatu daerah. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk merupakan sebuah drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelar di panggung. Pertunjukan kesenian yang berasal dari Jombang

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Pengertian Panggung Panggung adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan dimana interaksi antara kerja penulis lakon, sutradara, dan aktor ditampilkan di hadapan penonton.di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN 7 BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN A. Pengertian Judul 1. Gorontalo Menunjukan sebuah nama lokasi/daerah yaitu Provinsi Gorontalo merupakan hasil pemekaran dari provinsi sebelumnya Provinsi Sulawesi Utara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi AUDITORIUM BENTUK WARNA MATERIAL Menggunakan sistem dinding panel berporiyang terdiri dari dua konfigurasi : 1. Konfigurasi penyerap (pori terbuka) 2. Konfigurasi pemantul (pori tertutup) Dan dapat di

Lebih terperinci

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary Architecture White Simplicity in Neoclassic 80 #006 / 2014 Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto Eleganitas yang terpancar lewat pilihan warna, proporsi dan elemen detilnya, dapat melengkapi karakter

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan kisah yang disampaikan dengan cara bercerita. Dongeng biasanya disampaikan dan dibacakan oleh guru TK, SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan 73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang BAB 5 KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian secara subyektif (oleh peneliti) dan obyektif (pendapat responden) maka elemen identitas fisik yang membentuk dan memperkuat karakter (ciri

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Desain Jakarta sebagai ibu kota negara merupakan kota tersibuk di Indonesia, banyak sekali kejadian-kejadian yang dapat membuat orang menjadi stress seperti, kemacetan,

Lebih terperinci

Main balet pakai fisika yuuk

Main balet pakai fisika yuuk Main balet pakai fisika yuuk Pada bulan April 1999 yang lalu penulis mengikuti suatu pertemuan fisika terbesar abad 20 di World Conggress Building Atlanta Amerika Serikat. Dalam pertemuan yang dihadiri

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN PUSTAKA. Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/

BAB V KAJIAN PUSTAKA. Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/ BAB V KAJIAN PUSTAKA 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain Arsitektur Humanis Tema desain pada proyek Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP LINGKUNGAN SEKITAR DAN DALAM TAPAK 5.1.1. Konsep Ruang Luar Jalan bulungan adalah daerah yang selalu ramai karena adanya area komersil seperti Blok M Plaza, maka dari

Lebih terperinci

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis 8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis Apa yang harus anda ketahui mengenai trend interior di tahun 205 Kata Pengantar Hi, terima kasih sudah mendownload free ebook ini. Di ebook ini saya yakin anda akan

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DISUSUN OLEH Komang Kembar Dana Disusun oleh : Komang Kembar Dana 1 MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA STANDAR KOMPETENSI Mengapresiasi karya seni teater KOMPETENSI DASAR Menunjukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sarana penyucian jiwa dan pengenalan unsur rohani dari diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa dan hati pendengarnya.

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Ada beberapa fasilitas fisik di kamar tidur 1 yang belum ergonomis, yaitu tempat tidur ukuran double, meja rias, kursi rias dan console table. 2. Fasilitas

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Pengertian Ruang Ruang mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik secara psikologis emosional

Lebih terperinci

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut: BABV ADAPTIVE RE-USE Dengan melihat kondisi eksisting Omah Dhuwur Gallery pada Bab III dan analisa program pada Bab IV, maka pembahasan-pembahasan tersebut di atas digunakan sebagai dasar pertimbangan

Lebih terperinci

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR.

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR. ARC HIT EC T U RE Lokasi rumah yang berada di tepi telaga, relatif jarang ditemukan untuk rumah tinggal di Jakarta dan sekitarnya, khususnya di Tangerang. Inilah yang menjadi keunggulan rumah karya Arsitek

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1 BAB V KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 5. 1. Dasar dan Tujuan Setelah melewati proses analisis, penulis mengambil tema refreshment atau penyegaran sebagai konsep desain yang akan diterapkan pada perancangan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA 3.1 Tema dan Penggayaan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia merupakan sebuah sarana yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAMING. 4.1 Analisa Existing Asumsi Lokasi

BAB IV PROGRAMING. 4.1 Analisa Existing Asumsi Lokasi BAB IV PROGRAMING 4.1 Analisa Existing 4.1.1 Asumsi Lokasi Dalam sebuah perancangan interior, pemilihan lokasi sangatlah penting. Karena dengan pemilihan lokasi yang tepat maka orang akan lebih mudah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoga adalah sebuah filosofi tentang kehidupan yang dicapai melalui latihan olah tubuh, napas dan meditasi berdasarkan 8 tangga kehidupan seperti Yama (ajaran tentang

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Pengertian Warna Warna adalah suatu aspek yang dapat menghidupkan ruang dan membentuk/menciptakan kesan pada ruang. Merupakan sifat dasar visual yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015 Architecture Modern Aesthetic in Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto 86 Kolaborasi gaya neoklasik dengan elemen yang mengusung aspek kekinian, menjadi kekuatan desain rumah ini.

Lebih terperinci

KOMPOSISI TARI 1. Gerak Tari

KOMPOSISI TARI 1. Gerak Tari KOMPOSISI TARI Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa komposisi identik dengan lantai atau posisi penari di atas pentas. Namun ada pula yang mengatakan bahwa komposisi tari adalah segala sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kaya akan keragaman seni kebudayaan yang perlu dilestarikan oleh generasi selanjutnya. Salah satunya yang berhubungan dengan pementasan yaitu seni teater.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH 3.1. Tinjauan Pendekatan Arsitektur Organik 3.1.1. Definisi Arsitektur

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tapestri adalah suatu karya pertenunan dari benang yang berwarna dan tidak berwarna yang biasanya difungsikan untuk bahan penutup lantai,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK DI YOGYAKARTA

GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN BAB 6 HASIL PERANCANGAN Perancangan Hotel Resort Kota Batu yang mengintegrasikan konsep arsitektur tropis yang mempunyai karakter beradaptasi terhadap keadaan kondisi iklim dan cuaca di daerah Kota Batu

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

SEKOLAH TARI BALLET DI YOGYAKARTA

SEKOLAH TARI BALLET DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH TARI BALLET DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1) PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia Makin berkembangnya pola pikir manusia dari tahun ke tahun, makin berkembang pula kreativitas manusia tersebut.

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.

Lebih terperinci

BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA

BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA 3.1. Pengertian Gedung Konser Musik Klasik adalah sebuah tempat untuk menampung segala aktifitas dan pertunjukan musik klasik. Dalam Gedung Konser Musik

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

4. Simbol dan makna tari

4. Simbol dan makna tari 4. Simbol dan makna tari Pernahkah Anda mengalami kondisi, melihat tari dari awal sampai akhir, tetapi tidak dapat mengerti maksud dari tari yang Anda amati?. Kondisi tersebut dapat terjadi karena dua

Lebih terperinci

1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba.

1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba. ika penerimanya adalah manusia atau orang, bukan mikrophone untuk perekaman misalnya, maka karakteristik medan suara yang diterima itu dapat dinyatakan dengan 4 parameter utama yaitu : KONSEP DASAR AKUSTIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan film Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan dan penurunan sehingga mempertahankan peningkatan film itu sangatlah

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT SIRKULASI PADA TAPAK Fungsi dari sirkulasi adalah untuk menghubungkan ruangan yang satu dengan ruangan lainnya. Ruangan-ruangan yang ada dapat juga digunakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan juga tarian Swan Lake, maka tahap berikutnya adalah menerapkan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan juga tarian Swan Lake, maka tahap berikutnya adalah menerapkan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Setelah mendapatkan data yang mencukupi tentang sekolah ballet dan juga tarian, maka tahap berikutnya adalah menerapkan konsep guna menjawab permasalahan desain

Lebih terperinci

Manajemen Produksi Pertunjukan Studi Kasus: Pementasan

Manajemen Produksi Pertunjukan Studi Kasus: Pementasan Manajemen Produksi Pertunjukan Studi Kasus: Pementasan Oleh: Eko Santosa Salah satu faktor pendukung yang sangat penting dalam proses penciptaan teater adalah manajemen. Dalam teater bahasan manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan teknologi dan budaya yang semakin maju membuat terjadinya pergeseran nilai kehidupan dalam masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

Konsep Lantai. Studio Balet. Area Lobby. Perpustakaan. Tugas Akhir. Perancangan Interior Sekolah Balet di Surabaya dengan Nuansa Fairy

Konsep Lantai. Studio Balet. Area Lobby. Perpustakaan. Tugas Akhir. Perancangan Interior Sekolah Balet di Surabaya dengan Nuansa Fairy Konsep Lantai Studio Balet Lantai dengan konsep Fairy biasanya berkesan mewah. Mewah karena berdasarkan pada kehidupan putri dan pangeran di dalam kastil yang megah dan indah Aplikasi konsep fairy tale

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DESAIN A. IDE GAGASAN PERANCANGAN Perencanaan dan perancangan Music Center ini merupakan proyek perancangan fasilitas komersial yang dapat menunjang kegemaran masyarakat terhadap band The

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN MUSEUM ETNOBOTANI INDONESIA

BAB IV PERANCANGAN MUSEUM ETNOBOTANI INDONESIA BAB IV PERANCANGAN MUSEUM ETNOBOTANI INDONESIA DI BANDUNG 3.1. Konsep Perancangan Museum Etnobotani Indonesia merupakan tempat untuk memamerkan benda koleksi berupa hasil pemanfaatan tumbuhan yang ada

Lebih terperinci

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR Ruangan interior dibentuk oleh beberapa bidang dua dimensi, yaitu lantai, dinding, plafon serta bukaan pintu dan jendela. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), apabila

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses BAB 3 METODE PERANCANGAN Pada perancangan Malang Indie Culture Center sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie ini metode perancangan berisi sebuah paparan deskriptif mengenai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan kualitas estetika pohon-pohon dengan tekstur tertentu pada lanskap jalan dan rekreasi yang bervariasi. Perhitungan berbagai nilai perlakuan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci