Studi Pustaka. Definisi. Sejarah. Balet di Indonesia. Klasifikasi. Atribut. Tugas Akhir

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Studi Pustaka. Definisi. Sejarah. Balet di Indonesia. Klasifikasi. Atribut. Tugas Akhir"

Transkripsi

1 Studi Definisi Balet adalah sebuah bentuk tarian dengan tradisi, teknik, metode dan bentuk gerakan yang unik yang membedakan dari bentuk tari teater yang lain. Balet lahir di Itali dan berkembang pesat di negara negara Eropa seperti Prancis, Rusia, Italia, Inggris, dan sekarang telah berkembang hampir di seluruuh dunia. Sejarah Balet lahir di Italia pada abad 15. Berawal pada acara pertemuan para bangsawan Italia, balet merupakan pertunjukkan tari yang ditampilkan untuk menghibur para undangan. Istilah ballo pertama kali digunakan oleh Domenico da Piacenza (dalam De Arte Saltandi et Choreas Ducendi), sehingga karyanya dikenal sebagai balleti atau balli yang kemudian menjadi ballet. Istilah ballet itu sendiri dicetuskan oleh Balthasar de Beaujoyeulx dalam Ballet Comique de la Royne (1581) yang merupakan ballet comique (drama ballet). Balet cukup berkembang di Indonesia dibuktikan dengan bermunculannya tempat tempat kursus balet balet di Indonesia, terutama di kota kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Namun jika dibandingkan dengan Jakarta, Surabaya masih tertinggal kemajuannya. Hal ini dilihat dari jumlah tempat kursus balet yang jauh lebih sedikit bila dibandingkan Jakarta. Tempat pendidikan balet di Indonesia terbatas pada tempat tempat kursus yang tidak seberapa besar. Menurut Nani Lubis, salah satu tokoh yang mempopulerkan balet di Indonesia, bila ingin memajukan balet di Indonesia, balet harus didirikan akademi atau sekolah khusus balet seperti di Eropa Timur. Klasifikasi Balet Klasik Balet Modern Balet Romantis Atribut Balet di Indonesia Balet di Indonesia sudah cukup berkembang walaupun tidak begitu pesat, seperti di negara negara Eropa. Perkembangan balet di Indonesia berawal pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Tokoh yang mempopulerkannya, antara lain Nani Lubis, Maya Tamara, Dinar Karina, Tanneke Burki, Ade Rayanti, Yulianti Parani dan Farida. Sementara beberapa sekolah balet yang muncul pada 1950-an adalah Namarina (Nani Lubis) dan Nritya Sundara (Farida-Julianti Parani). Leotards Pointe Shoes Tutu

2 Dongeng (Kamus English-Indonesia) Fairy Tale ( dongeng ) : cerita fiktif yang diisi dengan makhluk makhluk khayalan seperti peri, hewan yang dapat berbicara, raksasa, yang terlibat dalam sebuah kasus cerita. Fairy Tale juga selalu dikaitkan tentang putri ( princess ) yang dalam ceritanya selalu berakhir bahagia ( happy ending ) ( Wikipedia Indonesia ) Tema dongeng ( fairy tale ) menjadi tema cerita dalam pertunjukkan balet dimulai pada tahun 1832, seiring dengan muncul dan berkembangnya balet romantis. 10 cerita balet klasik paling populer yang bertemakan dongeng ( fairy tale ), dikutip dari situs About.com dan ditulis oleh Treva Bedinghaus yaitu : 1. The Nutcracker 2. Swan Lake 3. Don Quixote 4. Coppelia 5. Giselle 6. The Sleeping Beauty 7. Cinderella 8. Romeo Juliet 9. La Bayadere 10. La Sylphide Kata Kunci Fairy Tale Hal hal yang selalu ada hampir di setiap cerita bertema Fairy Tale diantaranya adalah : 1. Putri dan Pangeran 2. Kastil yang megah sebagai tempat tinggal putri atau pangeran 3. Tokoh tokoh Khayalan Peri yang baik hati Manusia Kerdil Nenek Sihir yang Jahat Hewan yang bisa berbicara Raksasa yang jahat 4. Kereta Kuda 5. Hutan Belantara Studi Selain ke 10 cerita tersebut yang sering dipentaskan, ada tema tema dongeng lain seperti Romeo Juliet, Snow White ( Putri Salju ), Gadis Berkerudung Merah, Aladdin dan Peter Pan.

3 Fairy Tale dalam Eksterior Fairy Tale dalam Interior Studi

4 Awal Proses pencarian gagasan Permasalahan yang akan diselesaikan dengan desain Latar Belakang Rumusan Masalah Judul Dasar Pemikiran Metodologi Desain Tujuan Eksisting -Site Plan - Denah ( Perancangan Arsitektur 3 Sekolah Musik dan Tari ) -Pengguna -Aktivitas Observasi Pengumpulan Data Wawancara - Sekolah - Balet -Fairy Tale -Eksisting Literatur -Studi Analisa Data Analisa Memberikan solusi terhadap rumusan masalah Pembanding Konsep desain Eksisting Analisa Pengguna Analisa Aktivitas Analisa Sirkulasi Proses Desain Analisa Hub. Ruang Alternatif Desain -Gambar Teknik -Perspektif 3D Final Desain - RAB

5 Marlupi Dance Academy Corporate Image Profile Marlupi Dance Academy didirikan pada tahun 1956 oleh Mrs. Marlupi Sijangga di Surabaya. Pada tahun 1993 MDA membuka cabang di Jakarta yang dikelola oleh putrinya yaitu Fifi Sijangga. Sejak saat itu MDA berkembang dan telah memiliki 40 cabang studio, 50 tenaga pengajar dan 2500 murid di Indonesia. MDA memiliki pengajar yang professional yang dipersembahkan untuk mendidik penari menjadi yang terbaik. MDA mengadopsi sistem pengajaran balet klasik dari Royal Academy of Dance- London (RAD) serta sistem pengajaran 'fitness' atau senam dari Internasional of Fitness Proffesionals-San Diego, California (IDEA), di mana kini Marlupi juga menjadi anggota, agar mampu bersaing di dunia balet internasional. Visi dan Misi To promote the fine art of dancing to the Indonesian public, specifically, in the field of classical ballet and modern dance, and to make our country well known abroad.

Scottish Ballet Glasgow, Irlandia. memiliki bukaan yang banyak untuk menghemat biaya listrik. Tugas Akhir

Scottish Ballet Glasgow, Irlandia. memiliki bukaan yang banyak untuk menghemat biaya listrik. Tugas Akhir Marlupi Dance Academy Gunung Sahari, Jakarta Scottish Ballet Glasgow, Irlandia Comparison Study Menggunakan warna-warna lembut sebagai image balet dan suasana yang hangat melalui pencahayaan Terdapat logo-logo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia seni tari di Indonesia mulai berkembang sejak zaman prasejarah. Berbagai jenis tarian masuk ke Indonesia pada saat zaman jajahan seperti drama musical, kontemporer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak mulai mengenal dan belajar sesuatu. Anak kecil pada dasarnya senang mencoba aktivitas yang

Lebih terperinci

SEKOLAH TARI BALLET DI YOGYAKARTA

SEKOLAH TARI BALLET DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH TARI BALLET DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1) PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Eksistensi Proyek. atas panggung sehingga berbeda dengan tarian pada umumnya. Ballet

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Eksistensi Proyek. atas panggung sehingga berbeda dengan tarian pada umumnya. Ballet BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Ballet adalah sebuah seni tari istimewa yang berasal dari Italia dan berkembang di Prancis. Tarian ini ditarikan dengan cara

Lebih terperinci

PUSAT TARI BALET DENGAN KONSEP MODERN

PUSAT TARI BALET DENGAN KONSEP MODERN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR PUSAT TARI BALET DENGAN KONSEP MODERN DI JAKARTA PUSAT TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagaian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Program Studi Desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan sebuah fasilitas akomodasi yang menyediakan penginapan dan sekaligus dilengkapi dengan pelayanan makanan dan minuman yang bersifat komersil. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II SENI TARI BALLET

BAB II SENI TARI BALLET BAB II SENI TARI BALLET II.1 Pengertian Ballet Ballet adalah sebuah seni tari istimewa yang berasal dari Italia dan berkembang di Prancis. Tarian ini ditarikan dengan cara khusus di atas panggung sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia seni di Indonesia sudah berkembang sejak zaman prasejarah seni sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia seni di Indonesia sudah berkembang sejak zaman prasejarah seni sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia seni di Indonesia sudah berkembang sejak zaman prasejarah seni sudah dikenal oleh masyarakatnya. Dari zaman ke zaman seni mengalami banyak perubahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pergeseran gaya hidup masyarakat, terutama masyarakat perkotaan, memberikan pengaruh yang begitu besar. Salah satunya dalam hal olah tubuh tidak hanya monoton olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan kisah yang disampaikan dengan cara bercerita. Dongeng biasanya disampaikan dan dibacakan oleh guru TK, SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin berkembang pesat dengan adanya sarana media pendidikan dan hiburan yang lebih banyak menggunakan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni budaya merupakan salah satu warisan dari leluhur atau nenek moyang yang menjadi keanekaragaman suatu tradisi dan dimiliki oleh suatu daerah. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. usia 3 9 tahun, yang bertujuan untuk memperkenalkan Creative. sikap tubuh, berguna juga untuk meningkatkan keterampilan, menguasai

LAMPIRAN. usia 3 9 tahun, yang bertujuan untuk memperkenalkan Creative. sikap tubuh, berguna juga untuk meningkatkan keterampilan, menguasai LAMPIRAN Kurikulum Balet berdasarkan hasil survey : 1. Namarina a. Kelas Children Classes Adalah tingkatan kelas - kelas ballet yang diperuntukan bagi anak usia 3 9 tahun, yang bertujuan untuk memperkenalkan

Lebih terperinci

STUDIO TUGAS AKHIR (TKA- 490) ARSITEKTUR METAFORA BAB I PENDAHULUAN

STUDIO TUGAS AKHIR (TKA- 490) ARSITEKTUR METAFORA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Musik sudah menjadi salah satu bagian umum di dalam kehidupan masyarakat. Kita sering menjumpai musik ketika kita berada di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buku cerita dongeng sebelum tidur akibat sibuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. buku cerita dongeng sebelum tidur akibat sibuk bekerja. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju membuat banyak orang beranggapan bahwa dongeng atau cerita rakyat sudah tidak diminati lagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran atau moral atau bahkan sindiran (James Danandjaja, 1984:83).

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran atau moral atau bahkan sindiran (James Danandjaja, 1984:83). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman sekarang ini dongeng seakan hanya tinggal kenangan indah yang membekas dibenak kita pada masa kecil dahulu. Berbagai kesibukan yang menyita banyak waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan teknologi dan budaya yang semakin maju membuat terjadinya pergeseran nilai kehidupan dalam masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

Abstrak. Key word : ballet, dance, modern, school, Bandung. viii

Abstrak. Key word : ballet, dance, modern, school, Bandung. viii Abstrak Balet suatu seni tari yang menggunakan kekuatan, kelenturan, elegan dan indah. Tari ballet muncul dari Italia sekitar tahun 1500. Ballet menjadi sangat popular di Prancis pada tahun 1661. Ketertarikan

Lebih terperinci

Konsep Lantai. Studio Balet. Area Lobby. Perpustakaan. Tugas Akhir. Perancangan Interior Sekolah Balet di Surabaya dengan Nuansa Fairy

Konsep Lantai. Studio Balet. Area Lobby. Perpustakaan. Tugas Akhir. Perancangan Interior Sekolah Balet di Surabaya dengan Nuansa Fairy Konsep Lantai Studio Balet Lantai dengan konsep Fairy biasanya berkesan mewah. Mewah karena berdasarkan pada kehidupan putri dan pangeran di dalam kastil yang megah dan indah Aplikasi konsep fairy tale

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) SEKOLAH BALET DI SURAKARTA

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) SEKOLAH BALET DI SURAKARTA TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) SEKOLAH BALET DI SURAKARTA Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia seni di Indonesia saat ini sudah berkembang dari zaman ke zaman dan semakin dikenal oleh masyarakatnya. Dari zaman ke zaman seni mengalami banyak perubahan

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Data Umum 2.1.1 Sejarah Seni Tari 2.1.1.1 Pengertian Seni Tari Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata seni sendiri adalah keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai bahasa adalah kajian yang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan ide

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTA LAMPIRAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Ide dan Gagasan Rumusan Masalah Tujuan perancangan 4

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTA LAMPIRAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Ide dan Gagasan Rumusan Masalah Tujuan perancangan 4 ABSTRAK Seiring dengan jaman yang terus berkembang maka seluruh aspek kehidupan pun terus berkembang dengan pesat, diantaranya adalah tarian atau dance. Dance berkembang terus dari jaman ke jaman, dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada beberapa tahun kebelakang ini budaya Indonesia mulai menghilang sedikit demi

BAB I PENDAHULUAN. Pada beberapa tahun kebelakang ini budaya Indonesia mulai menghilang sedikit demi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa tahun kebelakang ini budaya Indonesia mulai menghilang sedikit demi sedikit, salah satu penyebabnya adalah munculnya berbagai macam film dan animasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni tari merupakan ekspresi yang diungkapkan oleh jiwa seseorang melalui gerakan tubuh yang diiringi musik tertentu sesuai dengan ekspresi yang ingin disampaikan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Pos Indonesia yang selanjutnya disebut Kantor Pos merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang layanan sarana komunikasi seperti mengirimkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia Makin berkembangnya pola pikir manusia dari tahun ke tahun, makin berkembang pula kreativitas manusia tersebut.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TARI BALET PRE BALLET DI SEKOLAH BALET MARLUPI DANCE ACADEMY BERORIENTASI PADA NILAI-NILAI KARAKTER

PEMBELAJARAN TARI BALET PRE BALLET DI SEKOLAH BALET MARLUPI DANCE ACADEMY BERORIENTASI PADA NILAI-NILAI KARAKTER PEMBELAJARAN TARI BALET PRE BALLET DI SEKOLAH BALET MARLUPI DANCE ACADEMY BERORIENTASI PADA NILAI-NILAI KARAKTER Rizka Nuraini Arief 10020134049 Mahasiswa Sendratasik FBS Universitas Negeri Surabaya rizkanurainiarief@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik yang mengandung irama, lagu, dan keharmonisan yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan wanita di Indonesia memiliki sejarah yang cukup kompleks. Pada jaman penjajahan dahulu, wanita Indonesia wajib dipingit dan derajatnya dianggap lebih rendah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Disney merupakan salah satu rumah produksi yang telah banyak menghasilkan film-film animasi. Namun berbeda dengan rumah produksi lainnya, film-film animasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran sastrawan tentang kehidupan yang diungkapkan lewat bahasa (Sayuti,

BAB I PENDAHULUAN. pikiran sastrawan tentang kehidupan yang diungkapkan lewat bahasa (Sayuti, A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Karya sastra pada dasarnya merupakan cerminan perasaan, pengalaman, pikiran sastrawan tentang kehidupan yang diungkapkan lewat bahasa (Sayuti, 1998:67). Karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu negara tidak akan lepas dalam kerjasama dengan negara lain dalam memperat hubungan antar negara, kerjasama tersebut terutama dalam hal politik dan kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seni menurut Ki Hajar Dewantara merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya. Dapat disimpulkan juga pengertian

Lebih terperinci

FEMINISME DALAM DONGENG

FEMINISME DALAM DONGENG FEMINISME DALAM DONGENG Penulis : Meike Lusye Karolus Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Produk 2.1.1 Buku Dongeng / Cerita Rakyat Indonesia Berdasarkan pada kajian dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Definisi Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keberadaan musik sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia seiring dengan perkembangan media audio (radio dan televisi) yang dapat diterima masyarakat. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang lalu sudah dikenal dan diterapkan khususnya oleh kaum

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang lalu sudah dikenal dan diterapkan khususnya oleh kaum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rias wajah bukan merupakan suatu hal baru, karena sejak ribuan tahun yang lalu sudah dikenal dan diterapkan khususnya oleh kaum wanita, dimana setiap bangsa

Lebih terperinci

TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH

TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH Nuryana Huna Dr. Ellyana G. Hinta, M. Hum Dr. Sance A.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian sekolah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran; waktu atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, banyak kegiatan yang dapat berdampak positif maupun negatif bagi kehidupan masyarakat. Salah satu kegiatan yang berdampak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang >< BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dipisahkan dari negara Indonesia yang terkenal akan keanekaragamannya. Keanekaragaman ini menjadi unsur perekat kesatuan dan persatuan

Lebih terperinci

Monolog/Dongeng PERTEMUAN KE-5. > Berbicara dalam kegiatan monolog/dongeng - Konsep monolog/dongeng - Persiapan monolog/dongeng

Monolog/Dongeng PERTEMUAN KE-5. > Berbicara dalam kegiatan monolog/dongeng - Konsep monolog/dongeng - Persiapan monolog/dongeng Monolog/Dongeng PERTEMUAN KE-5 > Berbicara dalam kegiatan monolog/dongeng - Konsep monolog/dongeng - Persiapan monolog/dongeng Definisi Dongeng Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berdirinya beberapa salon terkemuka di Indonesia. Tak jarang para investor asing

BAB 1 PENDAHULUAN. berdirinya beberapa salon terkemuka di Indonesia. Tak jarang para investor asing 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dunia persalonan berkembang cukup baik di Indonesia, terbukti dari berdirinya beberapa salon terkemuka di Indonesia. Tak jarang para investor asing membuka

Lebih terperinci

AKADEMI BALET DI JAKARTA PENEKANAN DESAIN ANALOGI GERAK BALET DALAM DESAIN ARSITEKTUR

AKADEMI BALET DI JAKARTA PENEKANAN DESAIN ANALOGI GERAK BALET DALAM DESAIN ARSITEKTUR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKADEMI BALET DI JAKARTA PENEKANAN DESAIN ANALOGI GERAK BALET DALAM DESAIN ARSITEKTUR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu perwujudan kebudayaan yang mempunyai peranan penting bagi masyarakat. Kesenian merupakan salah satu jenis kebutuhan manusia yang berkaitan

Lebih terperinci

Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini

Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok Ni Made Dristianti Megarini 3407100128 Potensi perkembangan kreatifitas dan seni Lombok sangat pesat dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, pendidikan menjadi sebuah aspek penting bagi suatu masyarakat/bangsa. Mutu pendidikan dituntut untuk terus ditingkatkan karena pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat pada awalnya menganggap bahwa musik klasik hanya pantas dinikmati oleh golongan tertentu saja. Musik klasik dianggap sebagai sebuah musik kuno yang dinikmati

Lebih terperinci

Promosi Tempat Latihan Menari Rosana Ballet School (Kelas Inklusif) di Kota Bandung

Promosi Tempat Latihan Menari Rosana Ballet School (Kelas Inklusif) di Kota Bandung Promosi Tempat Latihan Menari Rosana Ballet School (Kelas Inklusif) di Kota Bandung Penulis : Berlly Septiani P (0964106) Pembimbing 1 : Hendra Setiawan, BFA, MA Pembimbing 2 : Dra. Christine C. Lukman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan di bidang teknologi, ekonomi ataupun sosial. Pendidikan sangat diperlukan untuk pengembangan satu

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ARTIKEL TENTANG SENI TARI NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. data dari sumber literatur hingga survey langsung obyek-obyek komparasi untuk

BAB 3 METODE PERANCANGAN. data dari sumber literatur hingga survey langsung obyek-obyek komparasi untuk BAB 3 METODE PERANCANGAN Secara garis besar, metode perancangan ini menggunakan analisis secara kualitatif yang didasarkan pada logika dan argumentasi yang bersifat ilmiah dan rasional. Analisis kualitatif

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup untuk bertahan dan hidup. Tanpa makanan, manusia tidak dapat bertahan karena manusia menempati urutan teratas dalam

Lebih terperinci

Portrait Photography dengan Teknik Slow Synchronization Flash dalam Pemotretan Tari Balet Klasik

Portrait Photography dengan Teknik Slow Synchronization Flash dalam Pemotretan Tari Balet Klasik Portrait Photography dengan Teknik Slow Synchronization Flash dalam Pemotretan Tari Balet Klasik Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memeroleh gelar Sarjana Seni Program Studi Fotografi dan Film

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tiap aspek kehidupan manusia, musik membuat hidup tiap manusia lebih berwarna

BAB I PENDAHULUAN. dari tiap aspek kehidupan manusia, musik membuat hidup tiap manusia lebih berwarna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik merupakan inspirasi bagi tiap orang, musik juga tidak dapat dipisahkan dari tiap aspek kehidupan manusia, musik membuat hidup tiap manusia lebih berwarna

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KARYA

BAB IV TINJAUAN KARYA BAB IV TINJAUAN KARYA 4. 1 Karya Mirror-mirror on the wall who s the prettiest of them all Gambar 4.1 (Sumber : dokumentasi pribadi) Judul : Mirror- mirror on the wall who s the prettiest of them all Tehnik

Lebih terperinci

Perancangan Interior Flamboyant Ballet School di Surabaya

Perancangan Interior Flamboyant Ballet School di Surabaya JURNAL INTRA Vol. 2, No. 2, (2014) 92-96 92 Perancangan Interior Flamboyant Ballet School di Surabaya Sella Wijaya, Grace Mulyono Program Studi Desain Interior, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda KONSERVASI PARTISIPASI KOMUNITAS SUNDA TAMAN BUDAYA SUNDA METODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cerita tidak hanya sekedar hiburan melainkan merupakan suatu cara yang dipandang cukup efektif digunakan dalam mencapai target pendidikan. Oleh karena itu melalui

Lebih terperinci

PENCIPTAAN TATA RIAS DAN BUSANA DALAM PEMENTASAN LAKON SWAN LAKE KARYA MARK HEYMAN

PENCIPTAAN TATA RIAS DAN BUSANA DALAM PEMENTASAN LAKON SWAN LAKE KARYA MARK HEYMAN PENCIPTAAN TATA RIAS DAN BUSANA DALAM PEMENTASAN LAKON SWAN LAKE KARYA MARK HEYMAN Skripsi Untuk memenuhi salah satu syarat Mencapai derajat Sarjana Strata Satu Program Studi Teater Jurusan Teater oleh

Lebih terperinci

Merupakan proses desain untuk membuat mainan berupa action figure untuk media pengenalan dan pemahaman masyarakat terhadap pewayangan

Merupakan proses desain untuk membuat mainan berupa action figure untuk media pengenalan dan pemahaman masyarakat terhadap pewayangan Merupakan proses desain untuk membuat mainan berupa action figure untuk media pengenalan dan pemahaman masyarakat terhadap pewayangan Karakter yang di angkat adalah wayang raksasa khususnya buto dan sebangsanya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sepakbola merupakan olahraga paling populer dan digemari diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Di lihat dari perkembangan olahraga sepakbola dunia yang semakin pesat ini, baik dari pelaku, sistem,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Animasi, atau film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di pulau Jawa. Di kota ini banyak terjadi sejarah penting seperti kebakaran besar Bandung Lautan Api, Konfrensi Asia Afrika

Lebih terperinci

Redesain Lembaga Pendidikan Bahasa Asing Private Quick English Course (PQEC) Institute di Cimahi, Jawa Barat

Redesain Lembaga Pendidikan Bahasa Asing Private Quick English Course (PQEC) Institute di Cimahi, Jawa Barat ABSTRAKSI Era globalisasi menuntut kita untuk mampu menyamai langkah zaman yang semakin maju. Dengan teknologi yang semakin canggih, kita dapat berhubungan dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kebutuhan manusia akan bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain sudah ada sejak dahulu kala, dapat dikatakan bahwa transportasi berumur setua manusia. Namun

Lebih terperinci

WEDDING CENTRE DI SURAKARTA

WEDDING CENTRE DI SURAKARTA TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (PPA) WEDDING CENTRE DI SURAKARTA One Stop Wedding Service Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi visual sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi visual sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Komunikasi visual sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan manusia di bidang informasi visual melalui lambang-lambang kasat mata, dewasa ini perkembangannya

Lebih terperinci

membangkitkan imajinasi para penonton.

membangkitkan imajinasi para penonton. BAB II KAJIAN LITERATURE 2.1. DEFINISI PROYEK 2.1.1 Pengertian Judul 2.1.1.1. Nama Proyek Desain Interior Pusat Tari Balet di Jakarta dengan konsep modern. 2.1.1.2. Definisi Proyek Pengertian judul proyek

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan diperoleh dari permasalahan terhadap usaha mebel di Kota Pasuruan yang kurang mendapatkan tempat atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Wedding Center di Surakarta dengan mengadopsi gaya arsitektur Bangsal Pracimayasa Pura Mangkunegaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Wedding Center di Surakarta dengan mengadopsi gaya arsitektur Bangsal Pracimayasa Pura Mangkunegaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk memahami maksud dari judul Wedding Center di Surakarta dengan mengadopsi gaya arsitektur Bangsal Pracimayasa Pura Mangkunegaran, maka perlu diuraikan sebagai

Lebih terperinci

Perkembangan golf yang signifikan tidak terlepas dari pembangunan lapangan golf yang berkelanjutan di Indonesia. 2 Jumlah peminat golf dari tahun ke t

Perkembangan golf yang signifikan tidak terlepas dari pembangunan lapangan golf yang berkelanjutan di Indonesia. 2 Jumlah peminat golf dari tahun ke t BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berolahraga merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mendapatkan hiburan. Berolahraga dikatakan sebagai hiburan karena dengan berolahraga, manusia dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan jaman yang semakin maju, saat ini tingkat kesibukan masyarakat di Indonesia semakin meningkat terutama di kota-kota besar. Hal ini terjadi di kota Bandung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang populer di Indonesia adalah legenda. Cerita rakyat atau legenda merupakan cerita pada

Lebih terperinci

Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran di Yogyakarta BAB I

Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran di Yogyakarta BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Setiap wanita pasti menginginkan untuk bisa tampil cantik dan mempesona. Banyak cara ditempuh untuk mendapatkan kesempurnaan penampilan tersebut. Kesempurnaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009 BB I PENDHULUN 1.1. LTR BELKNG, sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreativ, maka seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan salah satu tempat untuk melakukan transaksi jual beli dengan masih menggunakan sistem secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cintya Iftinan, 2014 Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume D esigner

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cintya Iftinan, 2014 Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume D esigner BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia panggung industri hiburan kini berkembang menjadi sesuatu yang lebih menarik disimak dan diikuti oleh semua kalangan pelaku seni. Terlihat dari berbagai karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek) terbesar di Jawa Tengah. Diawali sejarah suksesnya pada sektor indusri rokok pertama yang diraih oleh tokoh

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yaitu proses atau urutan langkah-langkah yang

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yaitu proses atau urutan langkah-langkah yang 68 BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan yaitu proses atau urutan langkah-langkah yang ditempuh dalam merancang sebuah bangunan. Dalam metode perancangan ini meliputi identifikasi permasalahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Sekolah Tinggi Musik Bandung 1

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Sekolah Tinggi Musik Bandung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan musik adalah bidang studi terkait dengan pengajaran dalam musik. Bidang studi ini mencakup semua aspek pembelajaran, termasuk psikomotor (pengembangan kemampuan),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah melahirkan masyarakat informasi yang makin besar tuntutannya akan hak untuk mengetahui dan hak untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada Bab 1 Pendahulanakan membahas mengenai gambaran umum penulisan Seminar Tugas Akhir. Pembahasan dimulai dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan. 1.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. Latar Belakang. Latar Belakang Topik

Bab I. Pendahuluan. Latar Belakang. Latar Belakang Topik Bab I. Pendahuluan I.1. Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Topik Menari adalah salah satu cara yang menyenangkan untuk mengekspresikan diri kita secara lebih spontan. Sesuai dengan perkembangan jaman,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Indonesia merupakan negara yang kaya akan produk seni. Berbagai produk seni yang khas dapat ditemukan di hampir seluruh daerah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Studi Saat ini di Indonesia memiliki pemasalahan soal keterbatasan lahan untuk tempat tinggal dan semakin padatnya masyarakat yang tinggal di Ibu Kota. Sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari anak kecil sampai orang dewasa mempunyai kegiatan atau aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Dari anak kecil sampai orang dewasa mempunyai kegiatan atau aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sekarang ini, manusia mempunyai kesibukan masingmasing. Dari anak kecil sampai orang dewasa mempunyai kegiatan atau aktivitas masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan yang akan dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan yang akan dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan yang akan dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah untuk menghasilkan game berjudul Selendang yang dapat digunakan sebagai media pelestarian cerita rakyat Jaka Tarub

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki luas sekitar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki luas sekitar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki luas sekitar 661,52 km² dengan penduduk berjumlah kurang lebih 10.187.595 jiwa. Jakarta merupakan metropolitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan film Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan dan penurunan sehingga mempertahankan peningkatan film itu sangatlah

Lebih terperinci