SIMULASI SISTEM KONTROL SIRKULASI PERGANTIAN AIR PADA KOLAM PEMBENIHAN IKAN KERAPU BERDASARKAN SALINITAS DAN KEJERNIHAN AIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SIMULASI SISTEM KONTROL SIRKULASI PERGANTIAN AIR PADA KOLAM PEMBENIHAN IKAN KERAPU BERDASARKAN SALINITAS DAN KEJERNIHAN AIR"

Transkripsi

1 SIMULASI SISTEM KONTROL SIRKULASI PERGANTIAN AIR PADA KOLAM PEMBENIHAN IKAN KERAPU BERDASARKAN SALINITAS DAN KEJERNIHAN AIR Yuko Kusdiantoro Penulis, Program Studi Teknik Elektro, FT Rozeff Pramana Dosen Pembimbing I, Program Studi Teknik Elektro, FT UMRAH, Deny Nusyirwan Dosen Pembimbing II, Program Studi Teknik Elektro, FT UMRAH, ABSTRAK Wilayah kepulauan memiliki potensial yang cukup besar untuk melakukan kegiatan pembudidayaan ikan laut salah satunya ikan kerapu. Air yang digunakan dalam proses pembudidayaan ikan kerapu tidak sekedar air (H 2 O), tetapi banyak kandungan zat zat lainnya. Penelitian Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) pada tahun 2013, salinitas dan kejernihan air termasuk dalam beberapa parameter pokok pada proses pembenihan ikan kerapu. Tujuan dari penelitian ini adalah dapat merancang simulasi sistem kontrol sirkulasi air berdasarkan salinitas dan kejernihan air pada kolam pembenihan ikan kerapu. Sistem kontrol air pembenihan ikan kerapu memiliki 3 bagian seperti bagian input, kontrol, dan output. Pengontrol air menggunakan Arduino Mega 2560 sebagai mikrokontroller untuk pengontrol semua komponen yang digunakan seperti sensor salinitas, sensor kejernihan, LCD, LED, Solenoid, Buzzer dan Relay. Hasil pembacaan sistem kontrol akan ditampilkan di LCD. Sistem kontrol tidak akan berfungsi apabila nilai salinitas dibawah 3,2% dan air dalam keadaan keruh maka Buzzer akan aktif dan Solenoid tertutup maka mesin air akan mati dan apabila salinitas bernilai 3,2 3,4 % dan air dalam keadaan jernih maka Buzzer mati dan Solenoid akan terbuka dan mesin air akan hidup. Kata kunci : Salinitas, Kejernihan, Sistem Kontrol

2 I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Wilayah kepulauan memiliki potensial yang cukup besar untuk melakukan kegiatan pembudidayaan ikan laut. Salah satunya yaitu ikan kerapu yang memiliki nilai ekonomis tinggi dikarenakan harga jual yang cukup mahal. Kualitas dan kuantitas hasil produksi suatu industri pembudidayaan ikan dapat ditinjau berdasarkan proses pembenihan ikan yang dilakukan. Penerapan teknologi pembenihan ikan yang tepat dan terus dikembangkan akan memicu peningkatan pada kualitas dan kuantitas hasil produksi (Sugama et al., 2013). Penerapan teknologi pada proses pembenihan ikan yaitu pengontrolan terhadap kualitas air yang digunakan. Kualitas air mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembenihan ikan. Air yang digunakan dalam proses pembenihan ikan tidak sekedar air (H2O), akan tetapi air memiliki banyak kandungan zat zat lainnya. Kandungan zat zat tersebut seperti oksigen terlarut (Dissolved Oxygen), tingkat keasaman (ph), kadar garam (salinitas), kejernihan air, kandungan amonia, kandungan zat besi, kandungan bahan organik dan kandungan zat zat lainnya. Semua kandungan zat zat tersebut akan menentukan kecocokan lingkungan air yang digunakan (Aditiajaya et al., 2009). terhadap proses pembenihan ikan Setiap jenis ikan pada proses pembenihannya memiliki ketentuan nilai parameter kandungan air yang berbeda beda. Pembenihan larva ikan kerapu memiliki toleransi skala yang kecil pada perubahan zat yang terkandung dalam air yang digunakan. Pembenihan larva ikan kerapu memiliki sensitivitas yang sangat tinggi terhadap perubahan kualitas air terutama pada tingkat kejernihan dan salinitas. Perubahan tingkat kejernihan dapat menyebabkan timbulnya serangan penyakit baik penyakit infeksi maupun non infeksi terhadap larva ikan kerapu. Hal ini disebabkan terdapatnya kandungan virus, bakteri, jamur, protozoa dan parasit pada air dengan tingkat kejernihan yang rendah. Perubahan nilai salinitas dapat menggangu keseimbangan habitat pada larva ikan kerapu. Hal ini disebabkan karena ikan kerapu termasuk ikan air asin. Kadar garam menjadi hal penting dalam habitat ikan kerapu. Berdasarkan hal tersebut, pengontrolan spesifikasi zat zat yang terkandung dalam air pada proses pembenihan ikan kerapu sangat penting untuk mencegah kegagalan budidaya (Jasmanindar, 2011). Berdasarkan hasil penelitian Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) pada tahun 2013, salinitas dan kejernihan air termasuk dalam beberapa parameter pokok pada proses pembenihan ikan kerapu. Berdasarkan hal tersebut penulis mengambil judul penelitian mengenai Simulasi Sistem Kontrol Sirkulasi Air pada Kolam Pembenihan Ikan Kerapu Berdasarkan Salinitas dan Kejernihan Air. B. Rumusan Masalah a. Bagaimana merancang perangkat simulasi sistem kontrol sirkulasi air berdasarkan salinitas dan kejernihan air? b. Bagaimana mendapatkan nilai selisih dari perangkat perancangan yang dibandingkan dengan perangkat ukur yang standar. C.Batasan Masalah Penelitian ini memiliki beberapa batasan masalah sebagai berikut : a. Perancangan perangkat yang dilakukan hanya berupa simulasi sistem kontrol tidak mencakup monitoring dan penyimpanan datalogger. b. Parameter sistem kontrol sirkulasi air yang diterapkan dalam proses pembenihan ikan 1

3 kerapu yaitu berdasarkan salinitas dan kejernihan air. c. Tidak ada tindakan penyesuaian parameter kandungan zat dalam air pada sistem kontrol jika terdeteksi spesifikasi air di luar nilai parameter. D.Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : a. Dapat merancang simulasi sistem kontrol sirkulasi air berdasarkan salinitas dan kejernihan air pada kolam pembenihan ikan kerapu. b. Mendapatkan nilai selisih dari perangkat yang dirancang dibanding dengan perangkat ukur yang standar.. E.Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan antara lain: a. Spesifikasi air yang digunakan dalam kolam pembenihan dapat terkontrol. b. Menghindari serangan penyakit pada ikan kerapu yang dapat menyebabkan kematian. c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi pembenihan ikan kerapu. II. DASAR TEORI Bagian ini akan menjelaskan secara rinci mengenai kajian terdahulu yang menjadi dasar pada perancangan sistem penelitian yang akan dilakukan. Teori teori pendukung lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini juga akan dijelaskan secara rinci. Penjelasan tersebut tentunya berdasarkan sumber referensi yang diperoleh. A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu berikut akan menjadi dasar dari penelitian yang akan dilakukan mengenai salinitas dan kejernihan air. Penelitian yang pertama yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Alfiannur pada tahun Penelitian yang dilakukan membahas tentang pengaturan kadar garam pada habitat ikan laut dengan menggunakan kontrol on-off. Konsep dasar yang diterapkan pada penelitian tersebut adalah pengontrolan kadar garam pada akuarium sebagai tempat simulasi habitat ikan laut menggunakan metode on-off controller. Kontrol on-off berfungsi sebagai pengatur proses penambah dan pengurang kadar garam yang berasal dari air tawar dan air laut untuk mencapai proses kestabilan sistem. Sensor kadar garam yang digunakan yaitu menggunakan dua batang logam tembaga (Cu) dengan menggunakan sumber tegangan DC dan prinsip kerjanya menggunakan teori electrical conductivity. Mikrokontroller yang digunakan yaitu Atmel AT89C51. Penelitian yang kedua yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nur Muzaqi Pambudiarto pada tahun Penelitian yang dilakukan membahas mengenai rancang bangun alat pengukur kadar garam (salinitas) berbasisi mikrokontroller AT89S51. Konsep dasar dari penelitian tersebut yaitu merancang alat ukur kadar garam (salinitas) menggunakan sensor konduktivitas dengan hasil pembacaan pengukuran ditampilkan pada LCD dalam satuan %. Sensor konduktivitas yang digunakan terdiri dari 2 elektroda yang dialiri arus DC. Sensor tersebut akan menghasilkan sinyal analog dan kemudian diproses pada mikrokontroller AT89S51. Hasil akhir dari penelitian tersebut hanya berupa informasi nilai kadar garam (salinitas) pada tampilan LCD. Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Akroma Ardi pada tahun

4 Penelitian tersebut membahas tentang rancang bangun penguras dan pengisi tempat minum ternak pada peternakan bebek. Sistem kontrol yang digunakan yaitu berdasarkan tingkat kejernihan dan ketinggian air pada tempat minum ternak. Konsep dasar dari sistem kontrol tersebut yaitu ketika air minum ternak mencapai tingkat kekeruhan maka air minum tersebut akan diganti secara otomatis dengan ketinggian air yang telah ditentukan. Sensor yang digunakan untuk kejernihan air yaitu laser dioda sebagai transmitter dan LDR sebagai receiver, sedangkan mikrokontroler yang digunakan yaitu ATmega328P jenis AVR. Penelitian yang keempat yaitu penelitian yang dilakukan oleh Septian Habiansyah pada tahun Penelitian yang dilakukan membahas tentang alat pendeteksi kekeruhan air pada toren dengan sensor LDR dan Buzzer berbasis ATmega Konsep dasar yang digunakan yaitu ketika air yang berada pada toren atau penampungan air memiliki ampas atau kotoran sehingga air dalam keadaan keruh maka Buzzer akan aktif sebagai tanda air dalam keadaan keruh. Sensor yang digunakan yaitu LED sebagai transmitter dan LDR sebagai receiver. Sensor akan memberikan sinyal analog ke mikrokontroller yang bebasis ATmega 8535 jenis AVR. 1. Parameter Air Budidaya Ikan Kerapu Gelombang Laut Parameter yang akan diterapkan pada penelitian ini yaitu parameter kandungan air terhadap kadar garam dan tingkat kejernihan air. Proses pembenihan larva ikan kerapu memiliki nilai nilai parameter yang telah ditentukan sebelumnya. 1. Parameter Salinitas Air Salinitas merupakan tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut didalam air, dapat disebut juga jumlah garam yang terlarut untuk setiap liter larutan. Salinitas dinyatakan dalam satuan 0/00 (parts per thounsand / ppt). Air laut yang memiliki berat 1000 gram mengandung 35 gram senyawa senyawa terlarut dengan salinitas 350/00. Nilai salinitas pada ketiga jenis tersebut dapat dilihat pada tabel 1 (Muzaqi, 2010). Tabel 1. Klasifikasi Salinitas Air No. Jenis Salinitas (ppt) 1. Air < 0.5 Tawar Air Payau Air Laut Sumber : Muzaqi, 2010 Nilai parameter pembenihan larva ikan kerapu yang direkomendasikan tercantum pada tabel 2. Penting untuk secara teratur menjaga kualitas air pada kolam pembenihan. Jika kualitas air menurun atau diluar dari nilai parameter yang telah ditentukan, dapat memungkinkan kegagalan dalam pembenihan (ACIAR, 2013). Tabel 2.Parameter Pembenihan Larva Ikan Kerapu No. Parameter Value 1. Suhu C 2. Salinitas ppt 3. Cahaya lux 4. Amonia (NH 3 -N) <0.1 ppm 5. Oksigen terlarut % saturasi 6. Nitrir (NO 2 -N) <1.0 ppm Sumber: ACIAR, Parameter Kejernihan Air Kejernihan air merupakan sifat optik yang terjadi akibat hamburan cahaya oleh partikel yang menyebar di dalam air. Partikel partikel yang menyebar tersebut dapat berupa zat zat organik yang terurai secara halus, jasad jasad renik, lumpur, tanah liat dan zat koloid. Partikel partikel tersebut dapat menyebab timbulnya virus atau bakteri seperti bakteri typhsum, colerae, vibrio dan hystolotica (Septian, 2014). Larva ikan kerapu sangat mudah terserang penyakit sehingga 3

5 parameter kejernihan air yang digunakan dalam pembudidayaan berkategori jernih. Berdasarkan peraturan MENKES tahun 2010, air dikategorikan jernih memiliki nilai minimun sebesar 5 NTU (Nephelometric Turbidity Unit). B. Teori Pendukung Penelitian yang akan dilakukan tidak hanya didasari oleh penelitian penelitian terdahulu saja, tetapi juga didasari dengan teori teori pendukung lainnya yang berkaitan dengan judul penelitian. 1. Sensor Salinitas Sensor salinitas merupakan sensor yang terdiri 2 logam elektroda stainless steel yaitu anoda dan katoda. Prinsip kerja dari sensor salinitas yang digunakan yaitu menerapkan proses elektrolisis. Peristiwa elektrolisis terjadi ketika arus listrik dialirkan melalui senyawa ionik dan senyawa tersebut mengalami reaksi kimia. Kandungan garam yang ada didalam air memiliki ion ion yang dapat bergerak. Ion ion garam yang terlarut dalam air akan menghantarkan arus listrik yang terdapat batang stainless steel. Gambar 1. Sensor salinitas (Sumber : 2. Sensor Kejernihan Air Sensor kejernihan air merupakan sensor terdiri dari LED sebagai transmitter dan photodioda sebagai receiver. Prinsip kerja dari sensor kejernihan air adalah pemanfaatan sifat yang dimiliki photodioda. Photodioda merupakan piranti semikonduktor dengan struktur sambungan positif negatif yang dirancang untuk beroperasi bila dibiaskan dalam keadaan terbalik untuk mendeteksi cahaya. Gambar 2. Sensor kejernihan air (Sumber : 3. Arduino Mega 2560 Arduino Mega 2560 merupakan modul mikrokontroler jenis ATmega 2560 dengan kapasitas RAM sebesar 8 KB, EEPROM sebesar 4 KB dan flash memory sebesar 256 KB. Gambar 3. Arduino Mega 2560 (Sumber: ) Software yang digunakan untuk penulisan dan meng-compile program menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam mikrokontroler yaitu IDE (Integred Development Environment). Software tersebut juga dapat menyimpan script dalam file sketch. Bahasa program yang digunakan yaitu pengembangan dari bahasa C++ sehingga mempermudah dalam penulisan program. Penjelasan mengenai bagian bagian modul Arduino Mega 2560 dapat dilihat pada gambar 3 ( 2016). 4. Liquid Crystal Display (LCD) Liquid Crystal Display (LCD) merupakan suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan diberbagai bidang seperti alat alat elektronik televisi dan kalkulator (Falintino, 2015). LCD yang akan digunakan memiliki karakter 4x20. Gambar 4. Skematik LCD 4x20 (Sumber : datasheet LCD 4x20) 4

6 5. Solenoid Valve Gambar 5. Kran Solenoid Valve (sumber : Astari et al., 2014) Prinsip kerja dari Solenoid valve yaitu katub listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply tegangan maka koil tersebut akan berubah menjadi medan magnet, sehingga menggerakkan piston pada bagian dalam selenoid ketika piston berpindah posisi maka pada lubang keluaran dari solenoid akan mengeluarkan air. 5. Relay Komponen Relay akan digunakan sebagai driver motor AC dengan sumber daya kontrol arus DC. Relay terdiri coil dan kontak, coil merupakan gulungan kawat yang mendapat arus listrik DC sedangkan kontak sejenis saklar yang pergerakannya tergantng dari ada tidaknya arus listrik di coil. Gambar 7. Relay HRS4 (Sumber : Datasheet Relay HRS4, 2016) III. METODOLOGI PERANCANGAN A. Tempat dan Lama Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Pengujan Kabupaten Bintan, penelitian ini memerlukan waktu sekitar 3 bulan. Desa Pengujan merupakan tempat pembenihan ikan yang dibangun oleh pemerintah daerah yang dapat membantu masyarakat setempat. Gambar 10. Lokasi Penelitian (sumber : googlemaps.com) B. Metode Pengumpulan Data Ada 2 metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Metode observasi lapangan Metode ini dilakukan dengan cara mengamati objek atau perangkat secara langsung untuk mendapatkan data-data dari objek atau perangkat yang sedang diteliti. 2. Metode studi pustaka Metode ini dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan beberapa teori, baik yang berada dalam sebuah buku, jurnal, maupun situs internet yang berhubungan dengan perangkat yang sedang dikembangkan oleh peneliti, sehingga dapat diketahui peralatan apa saja yang telah dikembangkan oleh peneliti-peneliti lain dan kekurangan apa saja yang harus diperbaiki. C. Perancangan Sistem dan Cara Kerja perangkat 1. Perancangan sistem Perangkat simulasi sistem kontrol sirkulasi air pada kolam pembenihan ikan kerapu berdasarkan salinitas dan kejernihan air yang akan dirancang terdiri dari input, kontrol dan output. Berikut ini adalah blog diagram sistem tersebut: Gambar 11. Blok Diagram Sistem 5

7 2. Cara Kerja Perangkat Diagram diatas terbagi atas bagian input, kontrol dan output. Bagian input terdiri dari sensor kejernihan dan sensor salinitas yang menjadi input utama yang menentukan nilai kualitas air yang akan dialiri ke kolam pembenihan. Kedua sensor tersebut akan dikontrol menggunakan Arduino Mega kualitas air berdasarkan tingkat kejernihan dan salinitas. Kedua sensor tersebut juga akan terus memberikan sinyal input ke modul mikrokontroler. Sinyal yang masuk ke Arduino diolah dan diproses sehingga dapat diketahui nilai kualitas air yang mengalir pada kolam. Kualitas air yang terdeteksi diluar parameter yang telah ditentukan, maka mikrokontroler akan memproses sinyal tersebut dan memberikan instruksi ke sistem monitoring. Bagian output terdiri dari indikator (LED), LCD dan Buzzer. Ketiga komponen ini akan memberikan indikasi, informasi dan alarm mengenai kualitas air yang telah diinspeksi oleh sensor. LED yang bertindak sebagai indikator akan memberikan 3 indikasi yaitu hijau, merah dan kuning. Indikasi hijau menyatakan kualitas yang dimiliki air masih dalam ketentuan parameter sedangkan indikasi merah menyatakan kualitas air diluar nilai parameter. Indikasi kuning menyatakan tidak ada air yang masuk ke kolam pembenihan. LCD digunakan sebagai media yang menampilkan informasi mengenai nilai nilai salinitas, tingkat kejernihan dan status pada air yang disalurkan ke kolam pembenihan. Buzzer digunakan sebagai alarm peringatan bahwa kualitas air berada diluar parameter yang telah ditentukan. Bagian kontrol terdiri dari komponen komponen yang berfungsi sebagai eksekutor. Komponen komponen tersebut yaitu Relay dan Solenoid. Jika kualitas air berada diluar parameter yang telah ditentukan maka Relay akan secara otomatis mematikan mesin pompa air yang menyalurkan air ke kolam pembenihan. Solenoid juga secara otomatis akan menutup saluran air yang masuk dan keluar dari kolam pembenihan. Hal tersebut dapat mencegah kualitas air pada kolam pembenihan menjadi menurun atau tercemar. Ketika sumber air yang digunakan telah sesuai dengan parameter yang ditentukan sebelumnya, perangkat akan mengalirkan air pada kolam pembenihan. D. Perancangan Perangkat 1. Perancangan Sensor Salinitas Sensor salinitas merupakan sensor rakitan yang terdiri 2 logam elektroda stainless steel yaitu anoda dan katoda. Prinsip kerja dari sensor salinitas yang digunakan yaitu menerapkan proses elektrolisis. Peristiwa elektrolisis terjadi ketika arus listrik dialirkan melalui senyawa ionik dan senyawa tersebut mengalami reaksi kimia. Gambar 13. Rangkaian Sensor Salinitas 2. Perancangan Sensor Kejernihan Sensor kejernihan air yang digunakan juga merupakan sensor rakitan yang terdiri dari LED sebagai transmitter dan photodioda sebagai receiver. Prinsip kerja dari sensor kejernihan air yang digunakan adalah pemanfaatan sifat yang dimiliki photodioda. Gambar 14. Rangkaian Sensor Kejernihan 6

8 3. Rangkaian Power Supply Rangkaian Power Supply ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan daya pada setiap rangkaian yang terdiri dari rangkaian sensor salinitas, sensor kekeruhan, Arduino dan rangkaian kontroler. Berikut adalah rangkaian yang digunakan pada perangkat peneliti: Tabel 6. Hasil Pengujian Pin Arduino Mega 2560 Gambar 15. Rangkaian Power Supply Rangkaian ini terdapat satu buah diode bridge 5A yang berfungsi sebagai penyearah, 1 dioda bridge memiliki persamaan prinsip kerja 4 dioda jenis IN 400X. Trafo yang digunakan adalah Trafo CT (central tab) step down yang memiliki dua pin keluaran 12 V, dua pin keluaran 9 V dan satu buah pin keluaran CT. Kapasitor yang digunakan berfungsi sebagai pengurang tegangan ripple yang dikeluarkan oleh diode bridge. IC LM 7808 digunakan sebagai regulator tegangan 8 V yang akan men-supply daya ke Arduino dan IC LM 7808 digunakan sebagai regulator tegangan 8 V yang akan men-supplay daya ke LCD. Pada rangkaian ini juga dipasang resistor dan LED yang berfungsi sebagai indicator keluaran dari power supply tersebut.. IV.PENGUJIANSISTEM DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Mikrokontroller Arduino Mega 2560 B. Pengujian Sensor Salinitas dan Kejernihan 1. Kalibrasi Sensor Salinitas Proses kalibrasi pada sensor salinitas dilakukan menggunakan air laut dan air mineral yang dilarutkan dengan kandungan garam. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan mendapatkan data kalibrasi yang akurat. Tabel 7. Hasil Kalibrasi Sensor Salinitas No Arduino (V) Salinitas (%) 1 3,40 2,00 2 3,43 2,90 3 3,45 3,20 4 3,47 3,24 5 3,50 3,30 6 3,52 3,34 7 3,55 3,40 8 3,58 3,46 9 3,60 3,50 a. Pengujian Sensor Salinitas pengujian sensor salinitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah sensor dapat bekerja dengan baik atau tidak. Gambar 16. Pengujian Arduino Mega 2560 Menggunakan LED dan Multimeter Gambar 19. (a) Pengujian sensor salinitas, (b) Alat Ukur salinitas Luftron 7

9 Tabel 8. Hasil Pengujian Sensor Salinitas Perangkat Alat Salinitas Ukur No Yang Salinitas Dirancang Luftron (%) (%) 1 1,42 1,29 2 2,34 2,23 3 2,70 2,82 4 3,20 3,12 5 3,31 3,20 6 3,47 3,36 2. Kategori Air Pada Sensor Kejernihan Mencari kategori pada sensor kejernihan air dengan menggunakan 6 sampel air yang berbeda. Proses mengkategorikan jenis air dilakukan dengan cara membandingkan tegangan output dari sensor terhadap jenis air yang digunakan. Data dari tegangan output sensor tersebut akan dimasukan ke program mikrokontroller sebagai data pembacaan sensor Tabel 9. Hasil Kategori Jenis air Pada Sensor Kejernihan a. Pengujian Sensor Kejernihan Pada pengujian sensor kejernihan air, sempel pengujian diambil dari air yang memiliki tingkat kekeruhan berbeda beda, sehingga dapat mengetahui tingkat sensitivitas sensor terhadap kekeruhan air. a b Gambar 21. (a) Hasil Pengujian Sensor kejernihan, (b) Air Pengujian Sensor Kejernihan Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa sensor dapat bekerja dengan baik sesuai yang diharapkan oleh peneliti. F. Pengujian Perangkat Secara Keseluruhan Setelah perancangan keseluruhan selesai, maka perlu dilakukan pengujian secara keseluruhan komponen yang telah terangkai sehingga peneliti dapat mengetahui apakah perangkat dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai dengan parameter yang telah ditentukan. Gambar 26. Pengujian Perangkat Secara Keseluruhan Pengujian keseluruhan ini menghasilkan sistem kerja yang sesuai dengan rancangan peneliti. Solenoid dan mesin air akan aktif jika parameter kejernihan dan salinitas sesuai dengan standar yang ditentukan. Air yang keruh dan salinitas yang rendah tidak dapat terlewati pada sistem, sehingga air dalam kolam pembenihan ikan akan selalu terjaga. Berikut merupakan tabel hasil pengukuran menggunakan 3 jenis air yang berbeda kadar salinitasnya: No. Jenis Air Perangkat Salinitas Yang Dirancang (%) Alat Ukur Salinitas Luftron (%) 1. Air laut 3,20 3, Air payau Air sumur 1,29 1,42 0,00 0,00 8

10 Hasil pengujian membuktikan bahwa menggunakan air laut salt meter luftron memiliki nilai output 3,31% sedangkan perangkat yang dirancang memiliki nilai output 3,20%, Solenoid dan mesin air aktif untuk mengalirkan air bersih. Menggunakan air payau salt meter luftron memiliki nilai output 1,42 sedangkan perangkat yang dirancang memiliki nilai output 1,29, Solenoid tertutup dan mesin air mati sehingga air dengan kadar salinitas yang rendah tidak dapat teraliri pada aquarium. Kesimpulan dari pengujian ini bahwa perangkat yang dirancang memiliki selisih 0,11 hingga 0,13 terhadap salt meter luftron. V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan Beberapa hal yang dapat disimpulkan setelah melakukan tahapan tahapan pengujian terhadap perangkat secara keseluruhan : 1. Simulasi sistem kontrol sirkulasi air dapat dirancang menggunakan Arduino, sensor salinitas, sensor kejernihan dan beberapa komponen tambahan lain seperti mesin pompa air, dan hasil dari pengukuran sensor salinitas dan kejernihann ditampilkan melalui LCD. 2. Sensor salinitas memiliki range pembacaan 2,90 % sampai 3,50 % dan sensor kejernihan akan membaca kualitas air yang melewati sensor. 3. Sistem tidak akan berfungsi apabila air yang B.Saran melewati sensor salinitas dan sensor kejenihan di luar spesifikasi yang telah di tentukan Pada penelitian ini masih memerlukan pengembangan di masa yang akan datang agar perangkat dapat bekerja dengan optimal dan lebih baik lagi. Berdasarkan hasil pengujian secara keseluruhan peneliti menyarankan beberapa hal yang harus dikembangkan oleh peneliti selanjutnya 1. Simulasi sistem kontrol sirkulasi air dapat dikontrol secara otomatis ataupun manual yang dapat diakses secara online. 2. Menambahkan beberapa sensor yang sesuai dengan parameter kelayakan air budidaya. 3. Penggunaan perangkat tidak hanya digunakan pada kolam pembibitan saja tetapi dapat diaplikasikan secara luas. 4. Diperlukan penghitungan tingkat akurasi yang tinggi dalam pemilihan sensor yang akan digunakan. DAFTAR PUSTAKA Aditiajaya, dan Lestari, A.S Monitoring Kualitas Air oleh Masyarakat, Environmental Services Program, Jakarta, Indonesia. Akroma, A Rancang Bangun Penguras dan Pengisi Tempat Minum Ternak pada Peternakan Bebek, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Brawijaya, Malang. Alfiannur, M Pengatur Kadar Garam pada Habitat Ikan Laut dengan Menggunakan Kontrol ON-OFF, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro, Semarang. Astari, S Kran Air Wudhu Otomatis Berbasis Arduino ATMEGA328, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang. Ferdinandus, W Sistem Pengendali PH pada Pembuatan Air Alkali, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Falentino, B.P., Perancangan Sistem Akses Keamanan Rumah Berbasis RFID dan Mikrokontroller ATMEGA328P, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang. Habiansyah, S Alat Pendetaksi Kekeruhan Air pada Toren dengan Sensor LDR dan Buzzer Berbasis ATMEGA8535, Fakultas Teknik Informatika, STMIK LPKIA, Bandung. ual-sensor-konduktivitas-tds-cairan/ (diakses pada jam WIB Selasa, 17 November 2015). ernihan (diakses pada jam WIB selasa, 17 November 2015) 9

11 en/main/arduinoboarmega2560 (diakses pada jam WIB Senin, 8 Februari 2016). Arduino Jasmanindar, Y Prevalensi Parasit dan Penyakit Ikan Air Tawar yang Dibudidayakan di Kota Kupang, Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana, Kupang. Krisdianto, Perancangan Prototipe Sensor Radiasi Matahari Menggunakan Photodiode, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang. Muzaqi, N.P Rancang Bangun Alat Pengukur Kadar Garam Berbasis Mikrokontroller AT89S51, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Semarang, Semarang. Sugama, K Pengolahan Pembenihan Kerapu Macam, Kementrian Kelautan dan Perikanan, ACIAR, Jakarta, Indonesia. 10

RANCANG BANGUN PENGURAS DAN PENGISI TEMPAT MINUM TERNAK PADA PETERNAKAN BEBEK

RANCANG BANGUN PENGURAS DAN PENGISI TEMPAT MINUM TERNAK PADA PETERNAKAN BEBEK RANCANG BANGUN PENGURAS DAN PENGISI TEMPAT MINUM TERNAK PADA PETERNAKAN BEBEK Akroma Ardi, Ir. Ponco Siwindarto, M.Eng.Sc. dan Mochammad Rif an, ST., MT. Abstrak Semua makhluk hidup membutuhkan air, karena

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram Berikut merupakan diagram blok alat yang dirancang untuk mempermudah dalam memahami alur kerja alat. Sensor MPX5700 Tekanan Dari tabung Kode perintah Minimum

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

PENGONTROLAN ph AIR SECARA OTOMATIS PADA KOLAM PEMBENIHAN IKAN KERAPU MACAN BERBASIS ARDUINO

PENGONTROLAN ph AIR SECARA OTOMATIS PADA KOLAM PEMBENIHAN IKAN KERAPU MACAN BERBASIS ARDUINO PENGONTROLAN ph AIR SECARA OTOMATIS PADA KOLAM PEMBENIHAN IKAN KERAPU MACAN BERBASIS ARDUINO Saidul, Rozeff Pramana.,ST,MT Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Maritim Raja Ali Haji E-mail

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM 3.1 Rangkaian Blok Diagram Fungsi Setiap Blok Gambar 3.1 Rangkaian Blok Diagram Blok Suplay Blok Fotodioda : Sebagai Sumber Tegangan : Sebagai pendeteksi cahaya Blok Mikrokontroller

Lebih terperinci

Sistem Otomatisasi Pengontrolan Volume Dan PH Air Pada Hidroponik

Sistem Otomatisasi Pengontrolan Volume Dan PH Air Pada Hidroponik ISSN: 2089-3787 1335 Sistem Otomatisasi Pengontrolan Volume Dan PH Air Pada Hidroponik Muhammad Fakhruzzaini 1, Hugo Aprilianto 2 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Banjarbaru JL. Ahmad Yani KM. 33

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budidaya ikan hias di Indonesia sedang berkembang pesat, data dari kementrian kelautan dan perikanan menunjukan ekspor ikan hias di Indonesia tahun 2012 meningkat sebesar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya manusia makhluk hidup lainnya juga membutuhkan air. Air sebagai komponen lingkungan hidup yang akan mempengaruhi

Lebih terperinci

Sistem Otomatisasi Pengkondisian Suhu, ph, dan Kejernihan Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan Patin

Sistem Otomatisasi Pengkondisian Suhu, ph, dan Kejernihan Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan Patin 1 Sistem Otomatisasi Pengkondisian Suhu, ph, dan Kejernihan Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan Patin Penulis : Ranu Adi Aldaka, Dosen Pembimbing I : Ir. M. Julius ST, MS., Dosen Pembimbing II : Ir. Nurrussa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan perangkat keras Dalam perancangan perangkat keras diawali dengan pembahasan blok sistem secara keseluruhan kemudian dilakukan pembahasan per blok. Blok sistem

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah. BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : Juli 2010 November 2010 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada penelitian sistem elektrik tenaga hybrid untuk pemfilteran air tanah yang telah dibuat sebelumnya dan difokuskan untuk mengefisiensikan pemakaian daya listrik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PDAM memanfaatkan sungai sebagai sumber air baku. Pada kenyataannya air yang dihasilkan PDAM yang telah dikonsumsi oleh masyarakat selama ini masih menemukan beberapa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah research and development, dimana metode tersebut biasa dipakai untuk menghasilkan sebuah produk inovasi yang belum

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, 41 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, bertempat di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram PLN merupakan sumber daya yang berasal dari perusahaan listrik Negara yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah saklar yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam bab ini akan dibahas masalah-masalah yang muncul dalam perancangan alat dan aplikasi program, serta pemecahan-pemecahan dari masalah yang

Lebih terperinci

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III. Perencanaan Alat BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. menggunakan sensor gas MQ-2 yang ditampilkan pada LCD 16x2 diperlukan

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. menggunakan sensor gas MQ-2 yang ditampilkan pada LCD 16x2 diperlukan BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Pembuatan Alat Didalam merealisasikan suatu alat universal gas detector berbasis arduino menggunakan sensor gas MQ-2 yang ditampilkan pada LCD 16x2 diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran ph makin dibutuhkan, bukan hanya oleh perusahaan berskala besar tetapi juga perusahaan berskala kecil misalnya tambak ikan dan udang milik warga perseorangan.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI PEMERAH SUSU SAPI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8

PERANCANGAN SISTEM KENDALI PEMERAH SUSU SAPI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8 PERANCANGAN SISTEM KENDALI PEMERAH SUSU SAPI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8 Disusun oleh : Mochamad Choifin (2108.100.528) Dosen pembimbing : Dr.Ir. Bambang Sampurno, MT JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data nirkabel Adi Tomi 2206100721 TE 091399 Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS LATAR BELAKANG Pengukuran kadar keasaman (ph) dan suhu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN. perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) diharapkan didapat

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN. perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) diharapkan didapat BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN Pada bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan hasil analisa pengujian dari hasil penelititan tugas akhir ini yang telah dilaksanakan, pengujian dilaksanakan dalam beberapa

Lebih terperinci

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) TUGAS AKHIR PERANCANGAN PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU AIR OTOMATIS Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh : Nama : Wahyu Hidayat NIM : 41410110057

Lebih terperinci

PROTOTIPE ALAT PENJERNIH AIR SUMUR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

PROTOTIPE ALAT PENJERNIH AIR SUMUR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 PROTOTIPE ALAT PENJERNIH AIR SUMUR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 [1] Megawati, [2] Yudha Arman, [3] Dedi Triyanto [1][2][3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALA Perancangan merupakan suatu proses yang penting dalam pembuatan alat. Untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan suatu proses perancangan dan perencanaan yang baik serta tepat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah INTEGRITAS Vol. 3 No. 2 Desember 2017

Jurnal Ilmiah INTEGRITAS Vol. 3 No. 2 Desember 2017 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL LEVEL KETINGGIAN DAN KEKERUHAN AIR DENGAN MENGGUNAKAN SMS BERBASIS ARDUINO UNO Febrin Aulia Batubara i Staff Pengajar Jurusan Teknik Telekomunikasi Politeknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI DAN PEMADAM KEBAKARAN OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR UV-TRON BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 : TORANG M HUTAHAEAN

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI DAN PEMADAM KEBAKARAN OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR UV-TRON BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 : TORANG M HUTAHAEAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI DAN PEMADAM KEBAKARAN OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR UV-TRON BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 O L E H NAMA : TORANG M HUTAHAEAN NIM : 030801015 JURUSAN FISIKA

Lebih terperinci

BAB III PEMILIHAN KOMPONEN DAN PERANCANGAN ALAT. perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem alat penyangrai dan

BAB III PEMILIHAN KOMPONEN DAN PERANCANGAN ALAT. perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem alat penyangrai dan BAB III PEMILIHA KOMPOE DA PERACAGA ALAT Pada bab ini berisi mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. Serta perancangan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Tujuan Pengujian Pengujian yang akan dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengujian dilakukan pada beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Bab ini membahas hasil dari sistem yang telah dirancang sebelumnya melalui percobaan dan pengujian. Bertujuan agar diperoleh data-data untuk mengetahui alat yang dirancang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Setelah memahami penjelasan pada bab sebelumnya yang berisi tentang metode pengisian, dasar sistem serta komponen pembentuk sistem. Pada bab ini akan diuraikan mengenai perancangan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran sensor yang sudah diolah oleh arduino dan dibandingkan dengan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran sensor yang sudah diolah oleh arduino dan dibandingkan dengan 42 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pengujian dilakukan untuk mengetahui nilai yang dihasilkan oleh pengukuran sensor yang sudah diolah oleh arduino dan dibandingkan dengan ketinggian air dan suhu air sebenarnya.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan April 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan April 2015, 38 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan April 2015, bertempat di Laboratorium Fisika Instrumentasi, Laboratorium Fisika Dasar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTIM PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN SISTIM PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN SISTIM PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER 1 Dickky Chandra, 2 Muhammad Irmansyah, 3 Sri Yusnita 123 Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang Kampus Unand Limau Manis Padang Sumatera

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Setelah perancangan alat selesai, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengujian dan analisa alat yang bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan dalam perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Robotika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan alat penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

Oleh : Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP

Oleh : Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP Oleh : Armaditya T. M. S. Syahdari Lutfi Akbar 2207030015 2207030057 Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP. 19690529.199512.1.001 Bidang Studi Komputer Kontrol Program Studi D3 Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Untuk mendapatkan tujuan sebuah sistem, dibutuhkan suatu

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Untuk mendapatkan tujuan sebuah sistem, dibutuhkan suatu BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Analisa Kebutuhan Sistem Untuk mendapatkan tujuan sebuah sistem, dibutuhkan suatu kesatuan sistem yang berupa perangkat lunak, perangkat keras, dan manusianya itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan di bumi pada saat sekarang ini semakin sempit apabila manusia tidak mengelola dengan optimal dan efisien. Banyak penduduk perkotaan yang membuat komunitas penghijauan

Lebih terperinci

SISTEM BENDUNGAN OTOMATIS MENGGUNAKAN INTERFACING

SISTEM BENDUNGAN OTOMATIS MENGGUNAKAN INTERFACING SISTEM BENDUNGAN OTOMATIS MENGGUNAKAN INTERFACING Latar Belakang Masalah Fungsi bendungan dalam kehidupan sehari-hari Cara pengoperasian bendungan secara manual Cara pengoperasian bendungan secara otomatisasi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI Pada bab ini akan dibahas mengenai dasar sistem yang mendasari perancangan dan perealisasian alat manajemen pengisian daya aki otomatis dua kanal. Pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply, 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN 1.1 Hasil dan Pembahasan Secara umum, hasil pengujian ini untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan. Pengujian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini, akan dibahas pengujian alat mulai dari pengujian alat permodul sampai pengujian alat secara keseluruhan serta pengujian aplikasi monitoring alat tersebut. Pengujian

Lebih terperinci

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting 27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 42 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Komponen yang digunakan lain: Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan modul ini antara 1. Lampu UV 2. IC Atmega 16 3. Termokopel 4. LCD 2x16 5. Relay 5 vdc 6.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Berikut ini adalah diagram blok sistem rancang bangun alat pengontrol volume air dan aerator pada kolam budidaya udang menggunakan mikrokontroler. Sensor Utrasonik

Lebih terperinci

PROTOTIPE ALAT PENGISI GALON OTOMATIS PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG BERBASIS ATMEGA8

PROTOTIPE ALAT PENGISI GALON OTOMATIS PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG BERBASIS ATMEGA8 Prototipe Alat Pengisi Galon... (Andri) 1 PROTOTIPE ALAT PENGISI GALON OTOMATIS PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG BERBASIS ATMEGA8 Prototype Tool Auto Charger Gallons Of Water Supply Depot Based Contents

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 37 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1 Perancangan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Destilasi Menggunakan Tenaga Surya

BAB II DASAR TEORI Sistem Destilasi Menggunakan Tenaga Surya BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai tentang pengenalan sistem destilasi air laut menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1) Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1) 1 Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengontrolan air dalam akuarium yang ada sekarang ini masih dilakukan secara manual. Banyak orang yang hobi memelihara ikan kebingungan jika mereka bepergian jauh.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PEMBUATAN SISTEM PENGUKURAN PH DAN DEBIT AIR PADA PENANAMAN TANAMAN HIDROPONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

IMPLEMENTASI DAN PEMBUATAN SISTEM PENGUKURAN PH DAN DEBIT AIR PADA PENANAMAN TANAMAN HIDROPONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 IMPLEMENTASI DAN PEMBUATAN SISTEM PENGUKURAN PH DAN DEBIT AIR PADA PENANAMAN TANAMAN HIDROPONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

Dan untuk pemrograman alat membutuhkan pendukung antara lain :

Dan untuk pemrograman alat membutuhkan pendukung antara lain : BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Pada Bab ini membahas tentang sistem kontrol sensor temperatur untuk mengukur suhu air dan menstabilkan suhu air dengan alat heater dan pleiter apabila suhu tidak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Miniatur Pintu Gerbang Kereta Api Dengan Identifikasi RFID, dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sistem Hot Plate Magnetic Stirrer Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Blok alat 20 21 Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM PENDETEKSI AIR KERUH MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER DENGAN SENSOR LIGHT DEPENDENT RESISTOR ( LDR)

IMPLEMENTASI SISTEM PENDETEKSI AIR KERUH MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER DENGAN SENSOR LIGHT DEPENDENT RESISTOR ( LDR) IMPLEMENTASI SISTEM PENDETEKSI AIR KERUH MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER DENGAN SENSOR LIGHT DEPENDENT RESISTOR ( LDR) Amirah 1), Salman 2) 1) Teknik Informatika STMIK Dipanegara Makassar 2) Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PENGUKURAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN PENGUKURAN ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN PENGUKURAN ALAT 4.1 Pengujian Alat Dalam bab ini akan dibahas pengujian seluruh perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi RFID dan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan tugas akhir ini. Teori-teori yang digunakan adalah mikrokontroler jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut : 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut : Infra merah LED merah Buzzer LCD Photodiode Program Arduino UNO Pengkondisi Sinyal Filter

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi FSM based PLC Spesifikasi dari FSM based PLC adalah sebagai berikut : 1. memiliki 7 buah masukan. 2. memiliki 8 buah keluaran. 3. menggunakan catu daya 5

Lebih terperinci