BAB II. LANDASAN TEORITIS
|
|
- Fanny Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II. LANDASAN TEORITIS 1.1. Corporate Cash Holding Cash holding merupakan salah satu bentuk aset likuid yang berbentuk sejumlah uang kartal yang dimiliki oleh perusahaan dimana ia disimpan dalam kas kecil (petty cash), atau dalam kas register, atau dalam bentuk rekening-rekening baik itu didalam bank maupun di dalam pasar uang (Wiliam & Fauzi, 2013). Menurut Christina & Ekawati (2014) bahwa penentuan saldo kas yang optimal sangat perlu untuk dilakukan karena kas merupakan elemen modal kerja yang paling diperlukan perusahaan untuk memenuhi kegiatan operasional perusahaan sehari hari. Djohanputro dalam buku Manajemen Kuangan Korporat (2008:323) menjelaskan bahwa pendekatan lain untuk menentukan cash holding ditetapkan menurut Keputusan Manajemen berdasarkan pengalaman manajemen dan keberanian manajemen menghadapi risiko yang terkait dengan ketersediaan kas, seperti risiko likuiditas dan keinginan untuk menekan biaya pinjaman. Besarnya kas menurut pendekatan ini berkisar antara 1 bulan sampai 3 bulan keperluan biaya operasional. 9
2 Motivasi perusahaan memegang kas dapat dijelaskan melalui beberapa teori cash holding. Keynes (1936) mengidentifikasi motif dari memegang uang tunai sebagai transaction motives, precautionary motives dan speculative motives. Pada transaction motives keuntungan perusahaan dalam menahan uang kas yakni biaya transaksi yang lebih rendah dan tidak harus melikuidasi aset guna membiayai kewajiban-kewajiban saat diperlukan. Custodio et al (2005) mengatakan bahwa motif transaksi menyiratkan bahwa perusahaan memiliki lebih banyak uang kas selama resesi karena lebih sulit untuk mengubah asset setara kas menjadi likuid. Perusahaan juga menyimpan uang tunai dalam rangka untuk terus berinvestasi dalam proyek-proyek NPV positif dalam periode ketika pembiayaan eksternal sangat mahal. Precautionary motives menjelaskan kas seolaholah menjadi buffer. Perusahaan bisa menghimpun cadangan kas yang lebih banyak untuk menghindari adanya risiko di masa yang akan datang atau untuk membiayai aktifitas dan investasinya. Ketika pendapatan lebih tinggi, preferensi likuiditas akan lebih tinggi juga. Suatu kali peristiwa buruk dapat didanai melalui pembiayaan eksternal, tapi hal ini tentu saja lebih mahal daripada memiliki uang tunai 10
3 di tangan. Opler et al (1999) mengatakan bahwa memiliki kas sangat berguna sebagai sumber pembiayaan terutama saat terjadi pengetatan kredit (credit crunch). Han and Qiu (2007) menemukan bukti bahwa fluktuasi cash flow mempunyai hubungan positif terhadap cash holding pada perusahaan yang mengalami financial constraints, sehingga penemuan ini mendukung penjelasan mengenai precautionary motives. Keynes mencontohkan speculative motives seperti halnya investor yang ingin ber-trading pada peningkatan atau penurunan harga obligasi (spekulasi pada aset lain memungkinkan juga), sehingga mengubah tuntutan mereka akan likuiditas uang tunai. Orang ingin membeli obligasi ketika harganya murah, yaitu ketika suku bunga tinggi. Oleh karena itu, orang ingin memiliki likuiditas saat-saat harga obligasi yang tinggi, sehingga mereka dapat bertindak (yaitu membeli obligasi) ketika harga turun. Oleh karena itu, preferensi likuiditas mereka paling tinggi jika harga obligasi yang tinggi dan suku bunga rendah. Keynes menunjukkan hubungan terbalik antara tingkat likuiditas dan suku bunga. Kondisi yang demikian memunculkan motivasi spekulasi perusahaan dengan menyediakan sejumlah kas untuk kepentingan seperti ini. 11
4 Selain 3 (tiga) motivasi tersebut pada level perusahaan motivasi cash holding dijelaskan melalui agency theory, motif pajak dan motif strategis. Dalam Agency theory (Jensen and Meckling, 1976), oportunisme manajerial adalah alasan yang menjelaskan kepemilikan kas. Manajer dapat membuat keputusan yang menguntungkan dirinya sendiri, bukan perusahaan secara keseluruhan atau pemegang saham. Hal ini dapat menyebabkan investasi dalam proyek-proyek NPV negatif, dalam proyek-proyek yang berfokus pada kinerja jangka pendek, atau investasi yang berfokus pada kinerja keuangan saja. Manajer dapat menggunakan kepemilikan uang tunai untuk mengejar tujuan pribadi mereka sendiri, sehingga mungkin merugikan nilai perusahaan dan pemegang saham. Semakin besar kepemilikan kas, semakin mudah bagi manajer untuk mengeksploitasi pemegang sahamnya dan mengejar tujuan mereka sendiri. Oleh karena itu, oportunisme manajerial dapat memainkan peran penting dalam menentukan tingkat kepemilikan kas. Hal serupa diungkapkan oleh Jensen (1986) dalam free cash flow theory menyatakan bahwa manajer menumpuk kas untuk meningkatkan aset di bawah kendali mereka dan kemudian mengejar tujuan mereka sendiri, bukan memaksimalkan kekayaan 12
5 pemegang saham (agency costs of managerial discretion). Perusahaan multinasional Amerika Serikat memegang uang tunai pada anak perusahaan asing mereka karena biaya pajak yang terkait dengan pemulangan atau repatriasi pendapatan asing. Perusahaan yang menghadapi beban pajak repatriasi memegang kas lebih tinggi, memegang uang tunai ini di luar negeri, dan memegang uang tunai pada afiliasi yang memicu biaya pajak yang tinggi saat repatriasi laba. Selain itu, perusahaan-perusahaan tertentu, khususnya mereka yang tidak mengalami financial constraint di dalam negeri serta mereka yang lebih intensif terhadap teknologi, menunjukkan sensitivitas yang lebih tinggi untuk kepemilikan kas afiliasi untuk beban pajak repatriasi (Foley, 2007). Kondisi demikian memunculkan motivasi pajak dalam keputusan cash holding perusahaan. Fresard(2010) memberikan bukti kuat kebijakan kas perusahaan yang mencakup dimensi strategis yaitu bagaimana kepemilikan kas perusahaan di AS mempengaruhi keputusan pasar produk. Cadangan kas yang lebih besar dibandingkan pesaing menyebabkan kenaikan pangsa pasar masa depan secara sistematis dibandingkan pesaing industri. Dampak kas yang "kompetitif" ternyata 13
6 dapat diperbesar ketika pesaing menghadapi kendala pendanaan ketat dan ketika perusahaan secara intensif berinteraksi di pasar produk mereka. Cadangan kas yang mapan secara signifikan membatasi masuknya pesaing potensial. Kepemilikan kas jauh menghambat perluasan persaingan dengan membatasi kebijakan investasi dan akuisisi mereka Kondisi Bisnis Kondisi bisnis mengacu pada variabel spesifik perusahaan yang merupakan faktor penentu cash hoding seperti growth options, firm size, cash flow, capital expenditures, leverage, dividend payments (Custodio et al,2005). Penelitian tersebut menemukan bukti kuat bahwa perusahaan yang mengalami kondisi bisnis financial constraints meningkatkan kas selama resesi, yang konsisten dengan precautionary motive untuk memegang uang tunai. Selanjutnya Bates et al (2009) menjelaskan bahwa peningkatan kepemilikan kas terjadi karena perubahan karakteristik perusahaan; market-to-book ratio, firm size, cash flow to assets, capital expenditures to assets, Leverage, dividend. Penelitian ini berfokus pada karakteristik perusahaan yang menjelaskan determinant of cash holding. Secara khusus pengujian dilakukan terhadap variabel spesifik perusahaan; 14
7 growth opportunities, cashflow volatility, capital expenditures, dividend dan leverage Growth Opportunity Growth opportunity (dikenal juga sebagai growth options) sering digunakan untuk mengidentifikasi nilai perusahaan. Miller dan Modigliani (1961) menjelaskan bahwa nilai perusahaan dapat dihitung dari present value dari perpetual earnings dari asset yang dimilki dan present value dari peluang bahwa perusahaan menawarkan untuk melakukan investasi tambahan pada aset riil yang akan menghasilkan lebih dari "normal" (market) rate of return. Sehingga harga saham adalah elemen yang dapat dipakai untuk menjelaskan nilai dari suatu "assets-in-place" dan nilai dari growth opportunities. Dalam penelitian ini Market to book value dipakai sebagai proksi growth opportunity menunjukkan bahwa semakin naik harga saham maka value perusahaan semakin tinggi dan semakin berpeluang menggunakan modal sendiri untuk mendanai pengeluaran investasi dan operasionalnya di masa depan. 15
8 1.2.2.Cashflow Volatility Cashflow volatility adalah naik turunnya arus kas sebuah perusahaan dalam waktu tertentu (Dechow dan Dichev, 2002). Dengan demikian cashflow volatility menimbulkan ketidakpastian arus kas perusahaan sehinga akan mempengaruhi kebijakan cash holding. Dalam penelitian ini cash flow volatility merupakan variabel penting dalam memprediksi risiko arus kas sehingga tingginya fluktuasi cash flow secara tidak langsung menunjukkan ketidakpastian cash flow di masa depan Capital Expenditure Menurut Gitman (2012:390) capital expenditure (CAPEX) adalah pengeluaran dana oleh perusahaan yang diharapkan dapat menghasilkan manfaat dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Perusahaan melakukan pengeluaran modal untuk berbagai alasan. Motif dasar pengeluaran modal untuk memperluas operasi, mengganti atau memperbaharui aset tetap, atau untuk mendapatkan beberapa manfaat lainnya dalam jangka panjang. Christina & Ekawati (2014) mendefinisikan CAPEX atau sering dikenal dengan nama belanja modal merupakan 16
9 pengeluaran perusahaan untuk mendapatkan asset tetap. Merujuk pada kedua pengertian tersebut, maka CAPEX adalah segala bentuk pengeluaran dana perusahaan yang dialokasikan pada penambahan, perbaikan atau peningkatan aktiva tetap yang menghasilkan manfaat jangka panjang Dividend Return yang akan diterima pemegang saham adalah dividen. Dividen tersebut bersumber dari laba bersih perusahan dalam satu periode tertentu. Menurut Widayati et al (2009:205) dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham disamping capital gain. Oleh karena itu kebijakan dividen menjadi penting disamping investasi, operasi dan pendanaan perusahaan. Gitman (2012 : 561) mendefinisikan kebijakan dividen sebagai keputusan mengenai apakah perusahaan akan mendistribusikan cash kepada pemegang saham, berapa banyak cash yang didistribusikan dan dengan sarana apa cash harus didistribusikan. Berdasarkan pengertian tersebut maka dividen diartikan sebagai kompensasi kas yang akan diterima oleh pemegang saham dari sebagian laba bersih perusahaan. 17
10 1.2.5.Leverage Leverage mencerminkan mencerminkan tingkat hutang perusahaan, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek. Menurut Mahendra (2011) leverage mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban finansialnya yang terdiri dari hutang jangka pendek dan hutang jangka panjangnya. Leverage yang tinggi tidak semata-mata mencerminkan kondisi financial distress, tetapi justru menunjukkan kemampuan perusahaan mendatangkan sumber pendanaan melalui instrumen hutang. Perusahaan yang memiliki hutang tinggi bisa jadi memiliki credit rating yang bagus oleh karena dapat meyakinkan pihak kreditur bahwa hutang menjadi sumber pendanaan yang produktif. Leverage dalam penelitian ini diartikan sebagai ratio total hutang terhadap total asset Window Dressing Behavior Allen dan Saunders (1992) mendefinisikan window dressing sebagai penggunaan transaksi keuangan jangka pendek untuk memanipulasi nilainilai akuntansi sekitar tanggal akhir kuartal. Sifat istilah jangka pendek dalam window dressing mensyaratkan bahwa setiap transaksi dimanipulasi dan cepat kembali ke tingkat tren yang normal, 18
11 biasanya dalam periode pelaporan berikutnya. Selain itu Johnson (1969) memberikan definisi window dressing sebagai berikut : the practice of certain companies of temporarily arranging their affairs in order to make a more favourable impression on a specified date than actual conditions warrant Perumusan Hipotesis Pengaruh Kondisi Bisnis terhadap Ketersediaan Cash Holding Berikut ini akan diuraikan penalaran terkait kondisi bisnis terhadap ketersediaan cash holding sebagai dasar perumusan hipotesis. Secara khusus pengujian kondisi bisnis dilakukan terhadap variabel spesifik perusahaan ; growth opportunities, cashflow volatility, capital expenditures, divided dan leverage. Perusahaan yang memiliki growth opportunity tinggi cenderung menginginkan tersedianya kas untuk menangkap peluang investasi dimasa mendatang. Peluang investasi yang besar menciptakan permintaan kas semakin tinggi guna memenuhi kebutuhan investasi dengan harapan bahwa dengan tersedianya kas yang cukup tinggi menciptakan keuntungan marginal lebih besar daripada biaya. Sebaliknya ketika growth opportunity rendah akan menimbulkan opportunity cost yang tinggi sehingga perusahaan dengan growth opportunity rendah cenderung menurunkan sejumlah kas di perusahaan. Hubungan 19
12 antara growth opportunity dengan cash holdings dapat juga ditunjukkan melalui penelitian Opler et al. (1999) yaitu bahwa perusahaan dengan tingkat peluang pertumbuhan yang besar memegang kas dalam jumlah yang besar. Juga penelitian yang dilakukan oleh Wiliam dan Fauzi (2013) pengaruh growth opportunity secara positif terhadap cash holdings mengindikasikan bahwa jumlah aset likuid yang optimal sangat dipengaruhi oleh growth opportunity. Dengan demikian didasari penjelasan tersebut rumusan hipotesis pertama adalah : Hipotesis 1 : Growth Opportunity berpengaruh positif terhadap ketersediaan cash holding perusahaan Perusahaan dengan cash flow yang berfluktuasi akan berusaha untuk memegang kas dalam jumlah yang semakin besar untuk melindungi diri dari cash shortfall agar tetap bisa memenuhi kebutuhan operasi dan berinvestasi. Kas seolah-olah menjadi buffer ketika terjadi ketidakpastian atau volatilitas cash flow perusahaan. Dengan demikian perusahaan terdorong untuk memegang kas dalam jumlah yang lebih besar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ferreira & Vilela (2004), Ozkan & Ozkan (2004), Opler et.al (1999) terdapat hubungan positif antara cash flow volatility dengan cash holding. Demikian juga hasil penelitian 20
13 yang dilakukan oleh Bigelli & Vidal (2012) juga menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami fluktuasi cashflow memegang kas lebih besar sebagai buffer agar dapat bertahan hidup selama kondisi bisnis memburuk. Dengan demikian didasari penjelasan tersebut rumusan hipotesis kedua adalah: Hipotesis 2 : Cash flow volatility berpengaruh positif terhadap ketersediaan cash holding perusahaan Perusahaan dapat menyimpan uang tunai dalam rangka untuk terus berinvestasi dalam proyek-proyek NPV positif pada saat pembiayaan eksternal sangat mahal. Kebutuhan akan capital expenditure dalam rangka investasi menunjukkan perusahaan yang ekspansif sehingga membutuhkan dukungan kas yang memadai. Custodio et al (2005) mengatakan motif transaksi menyiratkan bahwa perusahaan memiliki lebih banyak uang kas selama resesi karena lebih sulit untuk mengubah asset setara kas menjadi Ketika likuid. perusahaan diperhadapkan pada kondisi kesulitan biaya keuangan (financial distress costs) dan atau peluang investasi, dalam hal ini capital expenditures akan berhubungan positif dengan kas. Dengan demikian didasari penjelasan tersebut rumusan hipotesis ketiga adalah : 21
14 Hipotesis 3 : Capital expenditure berpengaruh positif terhadap ketersediaan cash holding perusahaan Kebutuhan pembayaran dividen menaikkan jumlah cash holding oleh karena kas harus tersedia ketika terjadi kewajiban pembayaran dividen. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa perusahaan yang membayar dividen berada dalam keadaan mengakumulasi kas yang lebih besar daripada perusahaan yang tidak membayar dividen dikarenakan mereka berusaha menghindari situasi dimana kekurangan kas dalam memenuhi kewajiban pembayaran dividen (Ozkan and Ozkan, 2004). Penelitian Bigelli dan Vidal (2012) juga memberikan hasil bahwa variabel perusahaan yang membayar dividen memiliki sejumlah kas yang lebih besar untuk pembayaran dividen tersebut. Dengan demikian pembayaran dividen akan mempertahankan saldo kas yang lebih besar untuk membayar dividen perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut rumusan hipotesis keempat adalah : Hipotesis 4 : Dividend berpengaruh positif terhadap ketersediaan cash holding perusahaan Perusahaan dengan leverage yang besar diduga akan cenderung untuk memiliki cash holding dalam 22
15 jumlah yang besar pula dengan tujuan menjaga saldo kas pada tingkat yang optimal agar ketika hutang jatuh tempo maka telah tersedia sejumlah kas untuk untuk melunasi hutang tersebut. Guney et al (2007) melakukan penelitian tentang hubungan antara leverage dan cash holding dan menyatakan bahwa seiring dengan besarnya jumlah leverage maka perusahaan akan mengakumulasi kas dalam jumlah yang besar untuk mengurangi risiko kesulitan keuangan dan kebangkrutan sehingga hubungan antara leverage dan cash holding dapat menjadi positif. Penelitian ini didukung oleh Wenyao (2007) yang menyatakan bahwa apabila dilihat dari sisi agency costs of debt dan potensi terjadinya kesulitan keuangan serta kebangkrutan maka hubungan antara leverage dan cash holding adalah positif. Perusahaan dengan hutang yang besar akan cenderung memiliki cash holding yang besar untuk melunasi hutang tersebut. Perusahaan dengan leverage tinggi menemui kesulitan dan mahal untuk mendapatkan tambahan dana maka cenderung memegang uang tunai lebih besar sehingga mendorong hubungan positif antara leverage dengan cash holding. Dengan demikian didasari penjelasan tersebut rumusan hipotesis kelima adalah : Hipotesis 5 : Leverage berpengaruh positif terhadap ketersediaan cash holding perusahaan 23
16 1.5. Model Berdasarkan perumusan hipotesis di atas maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui suatu model penelitian sebagai berikut : Kondisi Bisnis Growth Opp H1 Cash Flow Volatility Capex Dividen H2 H3 H4 H5 Cash Holding Leverage Gambar 2.1 Model Penelitian 24
BAB I PENDAHULUAN. dipicu oleh fenomena gagal bayar subprime mortgage bertransformasi menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis finansial tercatat banyak terjadi hingga tahun 2013. Krisis tersebut menimpa perusahaan, baik di negara berkembang maupun negara maju. Kegagalan menjaga likuiditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan manfaat penelitian secara empiris dan praktis. penggunaan dana, perolehan dana, dan pengelolaan aktiva (Brigham dan Houston,
1 BAB I PENDAHULUAN Bab I berisi beberapa sub bab yang menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan didirikan perusahaan, yang pertama adalah untuk UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, perusahaan didirikan dengan tujuan yang jelas. Ada beberapa tujuan didirikan perusahaan, yang pertama adalah untuk mempertahankan kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. et al, 2010). Argumen yang dikembangkan Jensen (1986) mengemukakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Memegang aset likuid seperti kas bagaikan pedang bermata dua (Ammann et al, 2010). Argumen yang dikembangkan Jensen (1986) mengemukakan bahwa memegang kas
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Model Penelitian Terdahulu Ozkan et al. (2004) menyebutkan bahwa beberapa penelitian telah mencoba memberikan penjelasan mengenai alasan perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan go public harus memerhatikan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investor akan tertarik berinvestasi pada perusahaan yang sehat (solven). Perusahaan solven adalah perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang baik. Likuiditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. diantara tujuan-tujuan didirikannya perusahaan terdapat dua hal paling
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang menggunakan dan mengkoordinasi sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan yang tidak terbatas dengan cara yang menguntungkan.
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sektor manufaktur selama kurun waktu tahun 2009
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihakpihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana
Lebih terperinci@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan dari dibuatnya laporan keuangan adalah untuk menyediakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan dari dibuatnya laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi keuangan perusahaan. Salah satu informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAULUAN. dunia bisnis menuntut perusahaan agar memiliki ketepatan dalam pengelolaan. besarnya persediaan kas yang optimal bagi perusahaan.
BAB I PENDAULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan lembaga ekonomi yang didirikan untuk memperoleh laba, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan pemilik maupun karyawannya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Investasi Tidak sedikit orang yang mau melakukan investasi karena kebutuhan hidup yang semakin meningkat, penurunan produktifitas serta ketidakstabilan situasi ekonomi secara
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk menjalankan proses bisnis, setiap perusahaan memerlukan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Untuk menjalankan proses bisnis, setiap perusahaan memerlukan berbagai macam aset yang terdiri dari aset berwujud maupun tidak berwujud. Investasi aset diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan yang menyangkut pembelanjaan internal perusahaan sehingga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance/GCG) merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi tren global dan ketatnya persaingan bisnis sekarang ini, para pimpinan dan manajer dituntut untuk lebih lagi memperhatikan aspek dimensi sosial, ekonomi,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta
12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Menurut Jensen dan Meckling (1976), dalam kerangka hubungan keagenan (agency theory), timbulnya masalah keagenan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur modal Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal secara teoritis didasarkan pada dua kerangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya dengan meningkatkan kemakmuran pemegang saham atau pemiliknya. Diperlukan tujuan dan strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan dalam era globalisasi saat ini menuntut setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan dalam era globalisasi saat ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu menyesuaikan dengan keadaan yang terjadi dan menuntut setiap perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi (Harnanto,1984).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini pasar modal memegang peranan penting bagi keberlangsungan perusahaan, baik perusahaan perbankan maupun perusahaan non bank. Munculnya
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Model Penelitian Terdahulu Sudah banyak penelitian yang dilakukan mengenai penahanan dana sebelumnya. Ogundipe, Ogundipe, dan Ajao (2012) melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tampak dari bertambahnya jumlah perusahaan-perusahaan baik pemerintah dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia usaha mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal ini tampak dari bertambahnya jumlah perusahaan-perusahaan baik pemerintah dan swasta maupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aliran kas bebas atau lebih sering dikenal dengan free cash flow dapat
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Free Cash Flow Aliran kas bebas atau lebih sering dikenal dengan free cash flow dapat diartikan aliran kas yang tersedia untuk dibagikan kepada para pemegang saham atau pemilik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seorang manajer yang diberikan kepercayaan oleh para pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan perusahaan merupakan inti dari keberhasilan suatu perusahaan. Manajer
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. merupakan penyajian singkat mengenai hasil penelitian dan pembahasan, saran
BAB V PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan, saran dan keterbatas penelitian. Kesimpulan merupakan penyajian singkat mengenai hasil penelitian dan pembahasan, saran merupakan anjuran yang disampaikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Dividen Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pihak manajemen dengan penentuan membagikan laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen merupakan salah satu kebijakan yang penting yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan penentuan membagikan laba yang diperoleh dari perusahan atau
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat menuntut manajemen perusahaan
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang meningkat menuntut manajemen perusahaan untuk dapat bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat mempertahankan stabilitas dan menjaga kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saham keputusan investasi sangat penting karena investasi dijadikan indikator
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang diharapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksi oleh para investor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini, persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dividen (dividend policy). Keputusan pembagian dividen seringkali menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fungsi dari manajemen keuangan adalah mengambil kebijakan dividen (dividend policy). Keputusan pembagian dividen seringkali menimbulkan masalah yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak manajemen perusahaan untuk dapat bekerja lebih efisien. Hal tersebut bertujuan agar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan utama sebagian besar perusahaan, terutama perusahaan yang berorientasi bisnis, adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang meningkat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat terpisahkan dari dunia investasi yang dapat diukur dengan mengetahui perkembangan pasar modal negara tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Menghadapi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1) Bird In The Hand Theory Teori bird in the hand adalah salah satu teori dalam kebijakan dividen, teori ini dikembangkan oleh Myron Gordon (1956) dan John Lintner
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor dalam menentukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pembayaran dividen merupakan salah satu hal krusial yang menjadi perhatian manajemen perusahaan dan pemegang saham. Manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan
Lebih terperinciBAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah bentuk penanaman sejumlah dana pada suatu perusahaan yang diharapkan mendapat keuntungan di masa depan. Salah satunya adalah dengan penanaman
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan-keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menentukan tujuan yang harus dicapai, pihak manajemen perusahaan perlu menentukan keputusan-keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara normatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang berguna
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Kieso (2002 : 3) adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai visi. Hal ini yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going concern)
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan
II. LANDASAN TEORI 2.1.Dividen 2.1.1 Pengertian Dividen Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen perusahaan untuk dapat bekerja lebih efektif dan efesien. Perusahaan yang dapat bekerja dengan efektif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi dan deviden terhadap nilai pemegang saham. Kajian teorinya sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh aliran kas bebas, keputusan pendanaan, set kesempatan investasi dan deviden terhadap nilai pemegang saham. Kajian teorinya sebagai berikut: 1.1 Aliran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini menjabarkan teori-teori mengenai struktur modal yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dalam penelitian. Serta argumen yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan proporsi penggunaan sumber dana internal yang didapat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan penting yang dihadapi oleh seorang manajer (keuangan) dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. implikasi pada persaingan antarperusahaan. Untuk itu, sebagai pelaku dari
BAB I PENDAHULUAN Dalam perkembangannya sebuah perusahaan harus dapat bersaing dengan perusahaan lain agar tidak tersingkir dari persaingan. Perkembangan industri yang semakin pesat tentunya akan membawa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan bidang keuangan yang harus selaras dan serasi dengan memaksimalisasi keuntungan suatu perusahaan. Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan dalam industri manufaktur membuat setiap perusahaan manufaktur semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tercapai. Pendirian sebuah perusahaan memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring bertumbuhnya perekonomian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini, secara tidak langsung kegiatan investasi di pasar modal Indonesia pun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Signalling Theory Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Michael Spense di dalam artikelnya tahun 1973. Teori tersebut menyatakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
13 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori dan Penurunan Hipotesis Dividen adalah pembagian hasil terhadap para pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki.stice at al (2004:902) menyatakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Dividen 1. Pengertian Dividen Perusahaan yang sudah go public dan sahamnya telah beredar di masyarakat disetiap institusi, akan memberikan suatu kontribusi atas investasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan, sehingga dapat memberikan kemakmuran bagi pemilik atau. yang tercermin pada harga saham (Martono & Harjito, 2005).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap perusahaan yang didirikan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal didirikannya suatu perusahaan, yang pertama adalah untuk mencapai laba yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke waktu. Perkembangan pasar modal ini bisa dilihat dari semakin banyaknya perusahaan yang ingin go public.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Keputusan finansial merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial yang diambil oleh manajer
Lebih terperinciUnlevered firm Perusahaan yang hanya menggunakan ekuitas. Levered firm Perusahaan yang menggunakan bauran ekuitas dan berbagai macam.
Struktur Modal : Merupakan pilihan pendanaan antara hutang dan ekuitas. Bauran modal yang optimal dapat menekan biaya modal, yang dapat meningkatkan kembalian ekonomi neto dan meningkatkan nilai perusahaan
Lebih terperinciakibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan tempat yang didirikan untuk melakukan proses produksi barang atau jasa. Perusahaan yang telah berkembang secara baik, umumnya memutuskan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis semua perusahaan membutuhkan dana yang sekiranya dapat menyokong kegiatan operasional. Untuk memenuhi kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dividen non kas (Mahmud M Hanafi, 2014:361). Dividen kas (cash dividend)
12 BAB II KAJIAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Dividen Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, di samping capital gain. Ada beberapa tipe dividen yaitu, dividen kas dan dividen non
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap orang ingin melakukan investasi. Investasi dapat dilakukan di berbagai instrumen keuangan yang ada. Salah satu instrumen yang dapat memberikan
Lebih terperinciBAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan disajikan hasil analisis dan pembahasan untuk menjawab masalah penelitian. Software statistik SPSS 20 dipakai untuk menghitung dan menguji pengaruh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham dan akan diinvestasikan kembali atau ditahan di dalam perusahaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kebijakan Dividen Dividen adalah laba dari perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham. Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen Menurut Eugene F. Brigham (2001; 66), ada beberapa teori mengenai kebijakan dividen, diantaranya: 1. Teori Ketidakrelevanan Dividen
Lebih terperinciBABl PENDAHULUAN. Kebijakan dividen merupakan keputusan perusahaan tentang pembagian
BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakaug Kebijakan dividen merupakan keputusan perusahaan tentang pembagian laba bersih kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal pada dasarnya berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber dana internal berasal dari
Lebih terperincilokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai
A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur Modal (DER) adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan, beberapa pakar sepakat bahwa untuk keluar dari krisis ekonomi ini sektor riil harus digerakkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah disajikan, karena di dalam Laporan Keuangan tersebut terdapat informasiinformasi yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat. Banyaknya perusahaan yang bersaing untuk dapat berkembang di masing-masing usaha yang mereka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sudah memasuki era globalisasi ini mengakibatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis yang sudah memasuki era globalisasi ini mengakibatkan persaingan semakin meningkat. Umumnya manajemen tidak hanya dituntut untuk menghasilkan laba
Lebih terperinciJudul : Pengaruh Investment Opportunity Set, Leverage, Free Cash Flow, dan Collateral Assets pada Dividend Policy pada Perusahaan Sektor
Judul : Pengaruh Investment Opportunity Set, Leverage, Free Cash Flow, dan Collateral Assets pada Dividend Policy pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Nama : Ida Ayu Anggi Pramitadewi NIM :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan memberikan modal usaha dalam bentuk saham yang digunakan untuk menjalakan aktivitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum setiap orang ingin melakukan investasi. Investasi dapat dilakukan dengan berbagai instrumen keuangan yang ada, seperti pada pasar saham yang memberikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas negara dan menimbulkan persaingan ketat antara perusahaan. Persaingan bisnis di Indonesia
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan
BAB II URAIAN TEORITIS A. Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Dalam pengertiannya, struktur modal dibedakan atas struktur modal dan struktur finansial/ keuangan. Struktur modal adalah paduan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup besar, sehubungan dengan hal ini perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang dalam menjalankan usahanya membutuhkan dana yang cukup besar, sehubungan dengan hal ini perusahaan senantiasa dihadapkan
Lebih terperinci@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan di Indonesia menghadapi sebuah tantangan bisnis yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan di Indonesia menghadapi sebuah tantangan bisnis yang lebih besar dan terus berkembang dengan cepat. Berbagai jenis perusahaan juga bermunculan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun
Lebih terperinciBAB II TIMJAUAN PUSTAKA
BAB II TIMJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran arus instrumen keuangan jangka panjang, umumnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham dengan memaksimalkan laba (profit). Antara manajemen dan pemegang saham diharap bisa saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia tidak dapat disangsikan lagi merupakan salah satu negara yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya perkembangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang dilakukan oleh principal
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah banyak dilakukan. Sutrisno (2001) menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan antara total utang dan modal sendiri. Menurut Sartono (2001) yang dimaksud dengan struktur modal merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditanamkan oleh investor dengan tujuan memperoleh keuntungan (return) di masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana yang ditanamkan oleh investor dengan tujuan memperoleh keuntungan (return) di masa yang akan datang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Likuiditas Perusahaan Likuiditas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan sehingga semakin kuat posisi likuiditas perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori Pengertian atau Definisi Cash Holding Cash Holding merupakan uang tunai yang diperlukan untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 1.1.1 Pengertian atau Definisi Cash Holding Cash Holding merupakan uang tunai yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas operasional sehari-hari, serta
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu
8 II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja perusahaan dapat diukur dari sejauh mana perusahaan mampu meningkatkan nilainya sehingga dapat meningkatkan kemakmuran baik bagi para stockholders maupun stakeholders
Lebih terperinci