PENERAPAN KONSEP THE IMAGE OF THE CITY PADA BANGUNAN PASAR SENEN JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN KONSEP THE IMAGE OF THE CITY PADA BANGUNAN PASAR SENEN JAKARTA"

Transkripsi

1 PENERAPAN KONSEP THE IMAGE OF THE CITY PADA BANGUNAN PASAR SENEN JAKARTA Intan Paramita, Firza Utama S., Vivien Himmayani S. Jurusan Arsitektur Universitas Bina Nusantara Jalan K.H. Syahdan No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat Abstract After the fire accident in 2014, Pasar Senen area has lost its function as a trading center. In addition, the current visitor often disoriented when entering the building is due to unfavorable site arrangement. Application of "The Image of the City", Kevin Lynch namely Path, Edges, District, Nodes and Landmarks will be regulated micro concept towards Senen market area. It is expected to make Senen market becomes more comfortable to visit and will revive the current image of Pasar Senen. The research method used in this study is a qualitative research method. The building mass were divided into 8 buildings as a function of existing districts. Building mass were separated by many Paths and nodes that form a cross at the center of mass building. Landmark arrangement will be designed in the form of Jam Jaya. Given this arrangement Pasar Senen could be more attractive and convenient to visit. Keywords :Pasar Senen, Site Arrangement, Qualitative Research Abstrak Setelah terjadinya kebakaran pada tahun 2014, kawasan Pasar Senen sudah kehilangan fungsinya sebagai salah satu pusat perdagangan. Selain itu saat ini seringkali pengunjung kehilangan orientasi tempat pada saat memasuki bangunan ini karena penataan site yang kurang baik. Penerapan "The Image of The City", Kevin Lynch yaitu Path, Edges, District, Nodes dan Landmark akan menjadi konsep yang diatur secara mikro terhadap kawasan Pasar Senen. Hal ini diharapkan menjadikan Pasar Senen menjadi lebih nyaman untuk dikunjungi dan akan mengembalikan citra Pasar Senen seperti saat masa kejayaannya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Massa bangunan akan dibagi 8 bangunan sesuai fungsi distrik yang ada. Massa bangunan dipisahkan oleh banyak Path yang bersilangan yang membentuk nodes pada bagian tengah massa bangunan. Penempatan Landmark akan dirancang berupa Jam Jaya. Dengan adanya penataan ini Pasar Senen akan lebih menarik dan nyaman untuk dikunjungi. Kata Kunci: Pasar Senen, Penataan Site, Penelitian Kualitatif 1

2 PENDAHULUAN Setelah terjadinya kebakaran pada tahun 2014, kawasan Pasar Senen sudah kehilangan fungsinya sebagai salah satu pusat perdagangan. Sejak saat itu kawasan ini terlihat menjadi sangat kumuh dan tidak teratur akibat banyak pedagang yang kehilangan tempat untuk berdagang, sehingga para pedagang tersebut berpindah tempat pada sisi jalan di sekitar pasar. Pada bagian dalam bangunan sementara terasa sangat menyesakkan dengan padatnya kios dan koridor yang sangat sempit. Selain itu bangunan sementara juga hanya menggunakan penghawaan alami, tidak ada pendingin buatan. Membuat dalam bangunan sangat tidak nyaman untuk dikunjungi. Seringkali pengunjung kehilangan orientasi tempat pada saat memasuki bangunan ini karena penataan site yang kurang baik. Lahan yang begitu luas dirancang dengan banyak blok yang saling berhubungan (grid), pengguna bangunan sulit menentukan letak blok yang ingin dituju. Selain itu Managament Building hanya memaksimalkan penggunaan bangunan agar banyak kios yang dapat ditawarkan sehingga keadaan dalam bangunan sangat penuh sesak. METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kualitatif, dimana dilakukannya pengumpulan data primer dan data sekunder yang kemudian diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah yang terbentuk sebelumnya. HASIL DAN BAHASAN Lokasi Pasar Senen berada di Jalan Let. Jen.Suprapto-KramatBunder, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia (Gambar 1). Gambar 1 Kawasan Pasar Senen LuasLahan : m 2 KDB: 60% Luas lantai dasar yang boleh di bangun : 60% x 50,000 m 2 = m 2 KLB: 5 Luas total bangunan yang boleh di bangun : 5 x m 2 = m 2 Jumlah lantai maksimum: 9 Batas Area Lahan Timur : Jl. Stasiun Senen Barat : Jl. Pasar Senen Selatan : Jl. Keramat Bunder Utara : Terminal Senen Peruntukan Lahan : KKT = Karya Perkantoran KPD= Karya Perdaganan (Pertokoan) 2

3 Path (Jalur) Jalur merupakan alur pergerakan yang secara umum digunakan oleh manusia seperti jalan, gang-gang utama, jalan transit, lintasan kereta api, saluran dan sebagainya. Jalur mempunyai identitas yang lebih baik jika memiliki tujuan yang besar (misalnya ke stasiun, tugu, alun-alun) serta ada penampakan yang kuat (misalnya pohon) atau ada belokan yang jelas. Pada tapak Pasar Senen, jalur digunakan sebagai arah gerak manusia terutama dalam beorientasi dan bernavigasi dalam tapak. Sehingga dibutuhkan penataan jalur pejalan kaki yang terarah agar pengunjung mudah menemukan tempat yang dituju. Penataan jalur memanfaatkan potensi sirkulasi manusia terbesar dari sekitar tapak. Hal ini bertujuan untuk menarik masuk para pejalan kaki ke dalam tapak. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki Sirkulasi terbesar yang terjadi menuju tapak berasal dari 3 pusat transportasi umum yaitu dari stasiun Kereta Api Senen, Terminal Bus Senen dan Terminal Trans Jakarta Senen Central. Untuk sirkulasi pejalan kaki dalam tapak pengguna bangunan akan diarahkan untuk bernavigasi pada arah yang mudah dikenali. Pada kawasan Pasar Senen terdapat Monumen Senen, Jam Jaya dan Monumen Nasional yang dapat dijadikan acuan dalam bernavigasi para pejalan kaki. Bila ditarik garis pada titik tersebut maka dan dirancang sebagai jalur pejalan kaki dalam tapak, maka para pengguna bangunan tidak akan kehilangan arah untuk keluar atau masuk dalam tapak. Signage dalam tapak juga dapat menunjang arah pada titik-titik tersebut (Gambar 2). Gambar 2 Sirkulasi Pejalan Kaki Terbesar pada Sekitar Tapak Konfigurasi jalur sirkulasi yang akan digunakan dalam penataan tapak adalah pola radial atau memusat. Pusat dari pola radial tersebut adalah Ruang komunal yang akan digunakan untuk pusat kue subuh pada dini hari, dan pada pagi hari ruang komunal dapat disewakan sebagai tempat kegiatan hiburan dalam pasar. Pengunjung dapat bernavigasi dalam tapak dengan berorientasi ke ruang komunal sebagai pusat tapak. Jalur masuk dan keluar akan diarahkan pada pusat sirkulasi pejalan kaki terbesar diluar tapak dan memusat ke ruang komunal. Analisa Sirkulasi Kendaraan Yang harus dipertimbangkan selain jalur pejalan kaki adalah jalur sirkulasi kendaraan pribadi ataupun kendaraan loading barang. Masing-masing kendaraan memiliki kebutuhan lahan yang berbeda, selain itu juga kendaraan loading barang harus memiliki jalur tersendiri yang memudahkan penggunananya dalam pendistribusian kebutuhan barang jualan. Pada kawasan Pasar Senen terdapat beberapa jalur jalan yang dapat dilalui untuk menuju ke tapak. Jalur tersebut berasal dari daerah Kebon Sirih dan sebaliknya dari arah Cempaka Baru yang melintas di Jalan Kramat Bunder. Selain itu jalur yang berasal dari daerah Gunung Sahari dan dari daerah matraman yang melintas pada Jalan Pasar Senen. Jalur berikutnya adalah dari daerah kemayoran yang melalui Jalan stasiun Senen. Sehingga terdapat persimpangan jalan yang cukup padat pada Jalan Keramat Bunder, sisi selatan tapak Pasar Senen (Gambar 3). 3

4 Gambar 3 Sirkulasi kendaraan Setiap jalan di sekitar tapak Pasar Senen harus dimanfaatkan keberadaannya karena memiliki potensi yang baik untuk menarik pengunjung yang memiliki kendaraan pribadi masuk ke dalam tapak dengan mudah. Pintu masuk dan keluar utama akan dirancang pada sisi Selatan tapak di Jalan Keramat Bunder. Pada sisi timur Timur dan Barat tapak akan dirancang Pintu masuk penunjang bagi pengguna kendaraan yang melalui Jalan Sekunder. Pada sisi utara tapak berbatan langsung dengan sisi belakang bangunan Blok IV dan V akan dirancang sebagai parkir kendaraan loading yang juga memiliki pintu masuk dan keluar Barat dan Timur (Gambar 4). Gambar 4 Hasil Analisa Pintu Masuk Kendaraan Pribadi dan Loading Dock 4

5 Edge (Batas) Batas merupakan pengakhiran dari sebuah kawasan atau batasan sebuah kawasan dengan yang lainnya. Demikian pula fungsi batasnya harus jelas membagi atau menyatukan (Gambar 5). Tapak Gambar 5 Batas Wilayah Tapak pasar berbatasan langsung dengan beberapa jalan yaitu pada sisi timur tapak berbatasan langsung dengan Jalan Stasiun Senen, sebelah barat tapak berbatasan dengan Jalan Senen Raya, sebelah selatan tapak berbatasan dengan Jalan Keramat Bunder, sedangkan pada uatara tapak berbatasan dengan bangunan Pasar Senen Blok IV dan Blok V. Pengunjung akan bersirkulasi keluar dan masuk melalui beberapa jalan yang dilaluinya disekitar tapak dan mengingat bangunan disekitar tapak untuk memudahkan mereka bernavigasi dalam tapak. Analisa View Tapak Pasar Senen ini dikelilingi oleh bangunan pertokoan modern, hotel, sekolah, perkantoran. Pada sisi barat daya terdapat flyover Senen pada titik tertinggi dengan view terbaik. Pengguna kendaaraan bermotor serta pejalan kaki dapat melihat dengan jelas tapak Pasar Senen dan sekitarnya dari titik ini. Selain itu di sekitar tapak terdapat perempatan dengan massa kendaraan terbesar di Jalan Keramat Bunder dari titik ini juga salah satu view terbaik dengan orientasi masuk ke dalam tapak. Pada sisi barat terdapat Mall Atrium Senen yang bersebrangan dengan tapak, bangunan mall ini dapat dimanfaatkan sebagai orientasi view keluar tapak, akan tetapi bukan titik terbaik untuk menjadi orientasi view masuk tapak, begitupula bangunan perkantoran dan sekolah di sisi timur tapak (Gambar 6). Gambar 6 Analisa View View terbaik akan dimanfaatkan dengan orientasi bangunan yang mengarah ke titik tersebut, sehingga pengguna jalan dapat berorientasi masuk ke dalam tapak. Selain itu image bangunan dalam pasar akan terlihat dengan kuat di titik-titik view terbaik. Pengunjung akan lebih mudah berorientasi dengan mengingat bangunan disekitarnya, melalui jalan yang digunakan saat masuk ke tapak, dan bangunan apa yang pertama kali dilihatnya saat memasuki tapak. Selain itu pengunjung. Hal ini 5

6 berhubungan dengan bagaimana pengunjung dapat bernavigasi keluar dan masuk tapak dengan melihat keadaan sekitar, selain itu juga bangunan akan didesain sesuai jenis barang yang dijualnya yang berhubungan langsung dengan bangunan disekitarnya. Landmark (Tetenger) Tetenger adalah elemen penting dari bentuk kota karena membantu orang untuk mengenali suatu daerah. Jam Jaya memiliki letak yang strategis berada pada sisi depan tapak terhadap jalan utamanya yaitu Jalan Keramat Bunder dengan massa kendaraan bermotor terbesar di sekitar tapak (Gambar 7). Gambar 7 Jam Jaya milik Jaya Properti Selain itu juga terdapat Monumen Senen yang keberadaannya tidak diangkat karena kurangnya kesadaran masyarakat sekitar akan adanya monumen tersebut. Sehingga kedua tempat ini akan dijadikan titik orientasi diluar tapak, sebagai pusat keluar dan masuknya pengunjung. Hal ini memudahkan pengunjung untuk menentukan arah saat bernavigasi (Gambar 8). Gambar 8 Monumen Senen District (Kawasan) Kawasan dalam kota dapat dilihat sebagai referensi interior maupun eksterior. Kawasan menpunyai identitas yang lebih baik jika batasnya dibentuk dengan jelas berdiri sendiri atau dikaitkan dengan yang lain. Untuk mempertegas penataan fungsi barang yang akan dijual, dibutuhkan pemisah kawasan yang jelas. Hal ini bertujuan memudahkan pengunjung untuk bernavigasi mencari tempat/kios yang akan dituju. 6

7 Zoning Pasar Tarikan garis ini membelah tapak menjadi 2 bagian yang akan ditentukan sebagai zoning tapak yaitu pasar kering dan basah. Kedua zoning tersebut harus dipisahkan, hal ini berpengaruh pada kebersihan Pasar. Pasar basah meliputi dagangan berupa kebutuhan pangan berupa daging sapi, daging ayam, makanan laut, sayuran dan bumbu dapur. Sedangkan pada pasar kering meliputi barang dagangan berupa kebutuhan sandang serta kebutuhan perkantoran ataupun sekolah. Pasar Senen sebagai pusat perdagangan memfokuskan perdagangan pada barang kebutuhan sehari-hari yang bersifat kering. Seperti alat elektronik, alat rumah tangga, alat tulis kantor, seragam sekolah dan barang fashion lainnya. Sehingga keutuhan Pasar kering butuh lahan yang lebih besar pada tapak, sehingga pasar kering akan diletakkan pada muka tapak yang berada di jalan utam Jalan Keramat Bunder dan pada sisi barat yang berhadapan langsung dengan Mall Atrium Senen. Hal ini bertujuan untuk menarik pengunjung yang melalui jalan-jalan utama tersebut (Gambar 9). Gambar 10 Pasar Kering dan Pasar Basah Seperti yang telah dijelaskan bahwa Jam Jaya sudah dibangun sejak tahun 1970 awal Blok I dan II. Jam Jaya Sering dijadikan titik berkumpul karena letaknya yang strategis, berada dekat dengan jalan utama. Akan tetapi sejak Pasar Senen dipasang pagar mengelilinginya, Jam Jaya seakan jauh dari sekitarnya karena akses dari luar tapak ditutup oleh pagar tersebut. Sehingga jam jaya menjadi titik pusat orientasi diluar tapak. Dari setiap titik-titik sirkulasi pejalan kaki di luar tapak, ditarik garis yang juga membentuk jalur pejalan kaki di dalam tapak. Sehingga pejalan kaki memiliki orientasi yang jelas di dalam tapak terhadap luar tapak (Gambar 10). Gambar 10 Garis Imaginer Pembagi Jalur dari Titik-Titik Acuan 7

8 Distrik akan dibagi menjadi 4, yaitu pada pasar basah akan dibagi 2 distrik yaitu Pasar Sayur dan Pasar Daging. Pada pasar kering akan dibagi 2 distrik yaitu sebagai Pusat Alat Tulis Kantor (ATK) dan Pusat Fashion. Hal ini bertujuan untuk memudahan para pengguna banguan menentukan tujuan (wayfinding). Letak distrik akan diletakkan sesuai tapak disekitarnya. Pusat Fashion akan diletakkan di sisi barat berhadapan dengan Mall Atrium Senen. Mall Atrium menjual barang-barang fashion yang harga jualnya lebih mahal jika dibandingkan Pasar Senen. Hal ini dikarenakan sewa gedung dalam Mall Atrium Senen ini cukup mahal berhubungan dengan tempat yang besar dan lebih nyaman karena menggunakan penghawaan buatan yang lebih dingin, sehingga para penjual perlua menaikkan harga barang dagangannya. Dengan diletakkannya Pusat Fashion berada disebrang jalan Mall Atrium, para pelancong akan lebih mudah mengenali Pasar Senen dengan barang fashion yang lebih murah dan menarik untuk dikunjungi. Kios yang lebih banyak dan barang fashion lebih beragam. Pusat Alat Tulis Kantor (ATK) diletakkan di sisi timur berkaitan dengan lingkungan sekitar yaitu Sekolah, Perkantoran dan Perumahan. Hal ini bertujuan memudahkan para pelajar, pegawai, dan masyarakat sekitar mendapatkan kebutuhan barangnya tanpa harus melintas terlalu jauh dalam tapak. Pasar Daging dan Sayur diletakkan pada sisi utara yaitu sisi belakang tapak karena pada sisi belakang tapak terdapat perumahan warga yang cukup luas, dan memudahkan mereka berbelanja kebutuhan dapur. Selain itu Pasar Sayur dan Pasar daging kurang dapat menjual image dan kurang menarik jika diletakkan dimuka bangunan. Selain itu Pasar Basah memerlukan sirkulasi kendaraan loading dock yang berada di belakang bangunan. Tempat pemotongan dagingpun harus jauh lebih dari 20 meter dengan kegiatan perdagangan (Gambar 11). Gambar 11 Pembagian Distrik Pasar Pada bangunan-bangunan yang mengarah ke dalam tapak terutama pada jalur (Path) akan di desain dengan kaca yang dapat menampilkan barang-barang dagangannya sesuai distriknya. Seperti pada distrik fashion para pedagang dapat menampilkan barang yang dijualnya di sisi fasade agar para pejalan kaki yang melaluinya dapat melihat barang yang dijualnya. Selain itu juga hal ini dapat menguatkan image pada suatu distrik. Para pejalan kaki dalam tapak akan lebih mudah merasakan experience distrik di setiap jalurnya. Node Setelah penentuan Landmark, pembagian Edge, Path, District sesuai tarikan garis perletakkan zoning, tercipta titik pusat pada tapak yang menjadi pusat para pengguna bangunan dalam berorientasi atau sebagai Node pada tapak. Pada Node ini para pengguna bangunan akan dapat dengan mudah melihat ke segalah arah, selain itu para pengguna bangunan dapat menentukan jalurnya untuk menuju distrik yang dituju ataupun menuju titik kumpul serta menuju titik-titik pusat transportasi yang akan dituju. Para pengunjung juga akan lebih mudah berorientasi kepada sumbu-sumbu diluar bangunan seperti menuju Monumen Senen, Monumen Nasional dan Jam Jaya. 8

9 Program Ruang Berikut adalah program ruang berupa luasan yang akan dirancang dalam bangunan. Tabel 1 Program Ruang NAMA RUANGAN JENIS RUANG SATUAN LUAS BANYAK RUANG SUMBER TOTAL LUAS Kios Fashion Kios ATK KiosDaging KiosIkan KiosAyam KiosSayur KiosKueSubuh Ruang Kantor Food Court ATM Center Los Kaki Lima Parkir Mobil Parkir Motor Toilet Umum Janitor Umum Loading Dock Semi Semi 2m x 1.5m = 3m² 1000 Data Arsitek 3000m² 2m x 1.5m = 3m² 1000 Data Arsitek 3000m² 1.5m x 1.5m = 2.25m² 150 Data Arsitek 337.5m² 1.5m x 1.5m = 2.25m² 150 Data Survey 337.5m² 1.5m x 1.5m = 2.25m² 150 Data Arsitek 337.5m² 1.5m x 1.5m = 2.25m² 200 Data Arsitek 337.5m² 1.2m x 5m = 6m² 750 Data Arsitek 4500m² 4m x 5.5m = 22m² 1 Data Arsitek 22m² 2m x 1.5m = 3m² 250 Data Survey 750m² 2m x 4m = 8m² 1 Data Survey 8m² 1.5m x 1.5m = 2.25m² 200 Data Survey 450m² Saleable Area 13080m² 2.5m x 5m = 12.5m² 130 DISHUB 325m² 0.75 x 2m = 1.5m² 130 DISHUB 195m² 1.25m x 2m = 2.5m² 180 Pribadi 250m² 1.5m x 1m = 1.5m² 90 Data Arsitek 135m² 3.5 x 12.5 = 42.5m² 20 Data Survey 850m² 9

10 NAMA RUANGAN JENIS RUANG SATUAN LUAS BANYAK RUANG SUMBER TOTAL LUAS Gudang RuangLoker 12m x 14m = 168m² 1 168m² 4m x 4.5m = 18m² 1 Data Arsitek 18m² PosSatpam 2m x 2m = 4m² 8 Pribadi 16m² PosParkir Drop Off Halte TPS Ruang PLN Semi 4m x 4m = 16m² m² 3.2m x 5m =16m² 4 Data Arsitek 64m² 7m x 2m = 14m² 3 Pribadi 42m² 8m x 6m = 48m² 1 Data Survey 48m² 4m x 3m = 12m² 1 Data Survey 12m² RuangTrafo 4m x 2m = 8m² 1 Data Survey 8m² RuangGenset 6m x 4m = 24m² 1 Data Survey 24m² Ruang Pompa 4m x 2m = 8m² 1 Data Survey 8m² TempatPemotongan 25m x 10m = 250m² 1 DirjenKes 250m² TOTAL 15653m² SIRKULASI 40% 21914,2 m² SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Kesimpulan pada permasalahan yang terjadi pada Pasar Senen adalah bahwa disorientasi yang ada pada kawasan pasar disebabkan karena kurangnya penataan site yang kurang baik. Dengan site yang cukup luas yang ada sangat tidak cocok apabila antar blok saling berhubungan, sehingga butuh pemisahan antar blok dan pemisahan fungsi bangunan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengguna bangunan memnetuka pilihan tempat tujuan dengan mudah. Selain itu keadaan Pasar Senen yang sudah tidak terawat selama kurang lebih 30 tahun menjadikan bangunan ini terasa tidak nyaman, kurangnya pemeliharaan bangunan menjadikan Pasar Senen kehilangan daya tarik pengunjung dibandingkan bangunan pusat perdagangan lainnya disekitar kawasan Pasar Senen. Penggunaan konsep "The Image of The City" adalah acuan yang baik untuk menata kawasa kota, selain itu juga sangat baik apabila diaplikasikan pada tapak untuk mengatur orientasi bangunan dari 5 sisi elemen 10

11 yaitu Path, Edges, Nodes, District dan Landmark. Dengan konsep ini menjadikan tapak Pasar Senen lebih teratur dan nyaman untuk dikunjungi (Gambar 12). Gambar 12 Rencana Site Plan Perlu diketahui bahwa perubahan zaman akan terjadi setiap saat. Image pasar tradisional harus dapat menyeimbangkan keberadaan pasar modern. Desain Pasar Senen ini akan memfasilitasi para pedagang kaki lima dengan lebih baik selain itu akan dilengkapi fasilitas gedung-gedung pasar modern. Sehingga para pengunjung akan mendapat banyak pilihan untuk berbelanja tanpa harus banyak berpindah tempat dengan menyesuaikan pilihannya. Pasar ini akan meningkatkan pengunjung tidak hanya orang yang berkebutuhan untuk berbelanja saja, akan tetapi dapat menjadi tempat berkumpul masyarakat sekitar. Saran Pasar Senen adalah suatu pusat perdagangan yang potensial dilihat dari berbagai sisi seperti letak kawasan yang sangat strategis dilihat di pusat kota, memiliki banyak aksesibilitas transportasi umum disekitar tapak. Pasar Senen juga ramai dilalui masyarakat Jakarta Pusat. Maka itu perlunya penataan ulang tapak pasar yang penting untuk menarik minat pengunjung untuk datang dan merasa nyaman di dalamnya. Kebutuhan masyarakat kawasan Senen untuk berkumpul juga butuh difasilitasi. Pasar tradisional harus ditatat ulang dan memiliki konsep agar dapat mengikuti perkembangan jaman, dan harus dapat bersaing dengan lingkungan sekitarnya. REFERENSI Ali Zangiabadi. ( 2012 ). Strategic Planninng To Redevelop The Iranian Traditional Markets ( A Case Study : Tabriz Traditional Market ). Journal of Architecture, Ekomadyo, Dr. A.S, S.T., M.T. (2012). Pengembangan Rancangan Revitalisasi Pasar Tradisional Sebagai Aset Sosio-Kultural Kota. RisetDan Inovasi Kelompok Keahlian ITB, diakses 02 Maret 2014 dari Francis OnyechiUzuegbunam. ( 2012 ). Sustainable Development for Traditional Market-Place in South Eastern Nigeria: A Case Study of Nkwo-Ozuluogu Market OraifiteAnambra State Nigeria. Journal of Environmental Management and Safety, 3 (1), Uzuegbunam, F.O. (2012). Sustainable Development for Traditional market-places in South Eastern Nigeria: A Case Study of Nkwo-Ozuluogu Market Oraifite Anambra State Nigeria. Journal of Environmental Management and SafetyVol. 3(1); , diakses 02 Maret 2014 dari file:///c:/users/agnesya/downloads/uzuegbunam- SUSTAINABLE%20DEVELOPMENT%20FOR%20TRADITIONAL%20MARKET%20PLACES% 20IN%20SOUTH%20EASTERN%20NIGERIA.pdf. 11

12 RIWAYAT PENULIS Intan Paramita lahir di kota Jakarta pada 5 Mei Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Arsitektur pada

REVITALISASI KAWASAN PASAR IKAN SUNDA KELAPA SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI DI JAKARTA

REVITALISASI KAWASAN PASAR IKAN SUNDA KELAPA SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI DI JAKARTA REVITALISASI KAWASAN PASAR IKAN SUNDA KELAPA SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI DI JAKARTA Sukoco Darmawan, Nina Nurdiani, Widya Katarina JurusanArsitektur, Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2. 1. Deskripsi Umum Nama proyek : Bandung Automotif center Status : Proyek Fiktif Fungsi bangunan : Bangunan komersil bidang otomotif Sumber dana : Pemerintah daerah (BPD) Lokasi

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan Senen, Jakarta Pusat : ± 48.000/ 4,8 Ha : Fasilitas

Lebih terperinci

PEREMAJAAN KAWASAN PERDAGANAN SENEN DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA

PEREMAJAAN KAWASAN PERDAGANAN SENEN DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA PEREMAJAAN KAWASAN PERDAGANAN SENEN DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA SUNJAYA ASKARIA, MICHAEL TEDJA, INDARTOYO JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS BINA NUSANTARA, Jl. K.H. Syahdan No.9, Kemanggisan,

Lebih terperinci

PENATAAN RUANG DAGANG PADA RANCANGAN KEMBALI PASAR SUKUN KOTA MALANG

PENATAAN RUANG DAGANG PADA RANCANGAN KEMBALI PASAR SUKUN KOTA MALANG PENATAAN RUANG DAGANG PADA RANCANGAN KEMBALI PASAR SUKUN KOTA MALANG Dwi Murtining Etty 1, Subhan Ramdlani 2, Ali Soekirno 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI Bab ini memberikan arahan dan rekomendasi berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada kawasan studi, dengan membawa visi peningkatan citra Kawasan Tugu Khatulistiwa

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 5.1. Ide Awal Ide awal dari stasiun ini adalah Intermoda-Commercial Bridge. Konsep tersebut digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Redevelopment Salah satu pengertian redevelopment menurut Prof. Danisworo merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu melakukan pembongkaran

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Konsep Perancangan dari 5 Elemen Kawasan. berdasarkan Teori Kevin Lynch menyimpulkan bahwa dari 5 elemen yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Konsep Perancangan dari 5 Elemen Kawasan. berdasarkan Teori Kevin Lynch menyimpulkan bahwa dari 5 elemen yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Konsep Perancangan dari 5 Elemen Kawasan Hasil Indentifikasi yang dilakukan pada Kawasan Pasar Ikan dengan berdasarkan Teori Kevin Lynch menyimpulkan bahwa dari 5

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR RUMPUT BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Filosofi 1. Filosofi Dasar Pasar Rumput adalah kawasan yang menjadi kebutuhan yang seharusnya dapat memenuhi rutinitas kebutuhan masyarakat lingkungan, namun

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 171 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari masing-masing analisa adalah : 5.1.1 Simpulan Analisa Environment Secara aspek lokasi, lokasi pasar Karang Anyar yang sekarang

Lebih terperinci

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 368 Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur Fahrani Widya Iswara dan Hari Purnomo Departemen Arsitektur,

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1. Konsep Dasar Perencanaan Konsep perencanaan revitalisasi pasar merupakan kesimpulan dari analisis perencanaan revitalisasi pasar. Konsep perencanaan Revitalisasi

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecamatan Senen termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat memiliki luas wilayah 422 ha. Menurut data statistik 2004, peruntukan luas tanah tersebut terdiri dari perumahan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek kawasan transit

Lebih terperinci

5 elements IMAGES OF THE CITY ( KEVIN A. LYNCH )

5 elements IMAGES OF THE CITY ( KEVIN A. LYNCH ) IMAGES OF THE CITY ( KEVIN A. LYNCH ) Jalur (paths) Tepian (edges) Kawasan (district) Simpul (nodes) Tengaran (landmark) 5 elements paths, the streets, sidewalks, trails, and other channels in which people

Lebih terperinci

KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN

KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN MAHASISWA: AMELIA LESTARI (NIM: 41211010044) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN DESAIN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6 BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4. Analisa Tapak Luas Tapak : ± 7.840 m² KDB : 60 % ( 60 % x 7.840 m² = 4.704 m² ) KLB :.5 (.5 x 7.840 m² =.760 m² ) GSB : 5 meter Peruntukan : Fasilitas Transportasi 4.. Analisa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

Identitas, suatu objek harus dapat dibedakan dengan objek-objek lain sehingga dikenal sebagai sesuatu yang berbeda atau mandiri.

Identitas, suatu objek harus dapat dibedakan dengan objek-objek lain sehingga dikenal sebagai sesuatu yang berbeda atau mandiri. PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Dalam memahami citra kota perlu diketahui mengenai pengertian citra kota, elemenelemen pembentuk citra kota, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan citra kota dan metode

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dari uraian bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Pasar Gembrong Cipinang Besar perlu diremajakan. Hal ini dikarenakan kualitas fisik dan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju

Lebih terperinci

Pasar Modern BSD City The Concept

Pasar Modern BSD City The Concept Pasar Modern BSD City Tahun Beroperasi : 01 Juli 2004 Lokasi : Jl. Letnan Soetopo Luas Lahan : 2.6 ha Luas bangunan : 1.4 ha Kiosk : 320 unit Lapak : 302 unit Ruko : 100 unit Tingkat hunian : 99% Kementerian

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2008-2009 Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Menempuh Ujian Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Terminal Bus dan Stasiun Kereta Api Terpadu. Tema : Sirkulasi Sebagai Penentu Way Finding Lokasi : Stasiun Pasar Senen Sifat Proyek : Fiktif.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Jakarta dahulu dikenal dengan nama Batavia yang merupakan salah satu kota kolonial di Indonesia, selanjutnya berkembang menjadi kota Metropolitan seperti saat ini.

Lebih terperinci

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR

Lebih terperinci

PEREMAJAAN KAWASAN PEMUKIMAN KUMUH DENGAN IMPLEMENTASI TEORI KEVIN LYNCH DI KLENDER

PEREMAJAAN KAWASAN PEMUKIMAN KUMUH DENGAN IMPLEMENTASI TEORI KEVIN LYNCH DI KLENDER PEREMAJAAN KAWASAN PEMKIMAN KMH DENGAN IMPLEMENTASI TEORI KEVIN LYNCH DI KLENDER Cynthia, Michael Tedja dan Indartoyo Jurusan Arsitektur, niversitas Bina Nusantara, Jalan K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Palmerah merupakan salah satu pasar tradisional di Jakarta Pusat yang terletak di kawasan ramai dengan fungsi sebagai titik transit moda angkutan umum dari sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting, antara lain sebagai sarana pemindahan barang dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting, antara lain sebagai sarana pemindahan barang dan jasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pembangunan saat ini, maka sarana dan prasarana penunjang yang dibutuhkan juga semakin tinggi. Transportasi misalnya memegang peranan yang sangat penting,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar BAB III DESKRIPSI PROYEK 3.1. Gambaran Umum Nama Proyek Astana Anyar Sifat Proyek Pemilik Lokasi Luas Lahan : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival : Fiktif : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung : Jl.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang dilakukan di kawasan Petak Sembilan, masih banyak yang perlu

Lebih terperinci

PENATAAN POLA TATA RUANG DALAM PASAR LEGI TRADISIONAL KOTA BLITAR

PENATAAN POLA TATA RUANG DALAM PASAR LEGI TRADISIONAL KOTA BLITAR PENATAAN POLA TATA RUANG DALAM PASAR LEGI TRADISIONAL KOTA BLITAR Adhiatma Pradhipta, Rr. Haru Agus Razziati, Rinawati P. Handajani Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya adhiatma.61190@gmail.com

Lebih terperinci

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA Oleh : Johansyah, Abdul Malik, Bharoto Jakarta merupakan pusat pemerintahan Indonesia, dan juga merupakan pusat bisnis dan perdagangan, hal ini merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu kota besar di Indonesia yang sedang berkembang. Secara geografis kota ini terletak di sebelah utara

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Pasar Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa,

Lebih terperinci

1. Penumpang ANALISA LAHAN PABRIK KARET. 2. Pengunjung 3. Pengantar. 6. Pedagang / penyewa stan JEMBATAN SUTOYO JALAN SUTOYO PEMUKIMAN

1. Penumpang ANALISA LAHAN PABRIK KARET. 2. Pengunjung 3. Pengantar. 6. Pedagang / penyewa stan JEMBATAN SUTOYO JALAN SUTOYO PEMUKIMAN LATAR BELAKANG Sektor transportasi merupakan salah satu hal terpenting mencapai standar kehidupan tinggi. Dan transportasi mempunyai peranan penting memantapkan perwujudan dan perkembangan kawasan kota

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG 5.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya mengenai analisis dan pemikiran didasarkan

Lebih terperinci

TEORI PERANCANGAN KOTA. Pengantar Perancangan Perkotaan

TEORI PERANCANGAN KOTA. Pengantar Perancangan Perkotaan TEORI PERANCANGAN KOTA Pengantar Perancangan Perkotaan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pancasila Cynthia Puspitasari 9 Mei 2017 Bahasan hari ini: 1. Urban spatial design theory 2. The Image

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK TRADE MALL TOSERBA YOGYA

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK TRADE MALL TOSERBA YOGYA BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK TRADE MALL TOSERBA YOGYA 3.1. Deskripsi Proyek 3.1.1. Data Proyek Nama Proyek Lokasi Pemilik Proyek : Trade Mall Toserba Yogya Karawang : : PT. Akur Pratama Grup Pemilik Proyek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM II.1. Gambaran Umum Proyek Judul proyek : Pasar Rumput Lokasi tapak : Jl. Raya Sultan Agung No.4 Kel. Pasar Manggis Kec.Setiabudi Jakarta Selatan Luas tapak : ± 3,1 Ha,terkena rencana

Lebih terperinci

Perancangan Kembali Pasar Tawangmangu di Kota Malang

Perancangan Kembali Pasar Tawangmangu di Kota Malang Perancangan Kembali Pasar Tawangmangu di Kota Malang Setyawan Wisnu Wardana dan Tito Haripradianto Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono No.169 Malang, 65145 Telp (0341)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Untuk mengetahui maksud dari judul diatas, maka perlu diuraikan arti masing masing kata : Klaten : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan

Lebih terperinci

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Jakarta sebagai Ibu Kota negara Republik Indonesia merupakan pusat dari semua kegiatan pekerjaan untuk sekitar kota Jakarta dan bahkan Indonesia. Pendatang dari

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29 Stasiun Manggarai Sumber : Google Image, diunduh 20 Februari 2015 3.1.1. Data Kawasan 1.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA BAB III ANALISIS 3.1 Analisis tapak Stasiun Gedebage terletak di Bandung Timur, di daerah pengembangan pusat primer baru Gedebage. Lahan ini terletak diantara terminal bis antar kota (terminal terpadu),

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga 19 BAB IV KONDISI UMUM 4.1. Letak, Batas, dan Luas Tapak TPU Tanah Kusir merupakan pemakaman umum yang dikelola oleh Suku Dinas Pemakaman Jakarta Selatan di bawah Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.

Lebih terperinci

6.1 Program Dasar Perencanaan

6.1 Program Dasar Perencanaan BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TIDAR DI KOTA MAGELANG 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Kelompok Ruang Luar ruangan (m 2 ) A. Kelompok Ruang Luar 1 - Area Penurunan Penumpang

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Transportasi Massal di Kota Bandung Salah satu kriteria suatu kota dikatakan kota modern adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang memadai bagi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR

BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR 58 BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR 5.1 Kondisi Bangunan Fisik Pasar Tradisional di Kota Bogor Berdasarkan pada hasil penelitian dilapangan, kondisi bangunan fisik pasar tradisional yang terdapat

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Pasar Yaik Semarang Program ruang pasar Yaik Semarang berdasarkan hasil studi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi industri dan perdagangan merupakan unsur utama perkembangan kota. Kota Jakarta merupakan pusat pemerintahan, perekonomian,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

MALL DAN APARTMENT DI SEMARANG MALL AND APARTMENT IN SEMARANG

MALL DAN APARTMENT DI SEMARANG MALL AND APARTMENT IN SEMARANG MALL DAN APARTMENT DI SEMARANG 1 Dyah Ayu Purbo Siwi 2 Yudi Nugraha 1 Universitas Gunadarma, dyahayups29@gmail.com 2 Universitas Gunadarma, ydnugra@staff.gunadarma.ac.id Abstrak Meningkatnya jumlah populasi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Terdapat beberapa faktor yang harus dianalisis dalam perencanaan sebuah bangunan, yaitu analisis lingkungan, manusia, dan bangunan itu sendiri. Perancangan bangunan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Shopping mall atau biasa disebut juga dengan mal adalah salah satu pusat perbelanjaan yang cepat berkembang di kota-kota besar di Indonesia. Mal merupakan bagian yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 TUJUAN DAN SASARAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Telkomsel merupakan operator GSM terbesar di Indonesia dengan pimpinan area 1 yang terletak di kota medan sampai saat ini belum memiliki gedung kantor milik sendiri.

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

BAB II TRUTHS. bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan bahwa arsitektur

BAB II TRUTHS. bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan bahwa arsitektur BAB II TRUTHS Setelah menemukan adanya potensi pada kawasan perancangan, proses menemukan fakta tentang kawasan pun dilakukan. Ramussen (1964) dalam bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan

Lebih terperinci

LOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan.

LOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan. PENGENALAN OBYEK LATAR BELAKANG Stasiun Semut merupakan salah satu bangunan bersejarah yang memiliki peranan penting dalam perkembangan kota Surabaya dalam hal penyediaan layanan transportasi massal. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya Kota Surakarta sebagai kota budaya dan pariwisata, diikuti dengan kemajuan pesat khususnya bidang perekonomian membuat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN RUANG LUAR KAWASAN JALAN KI ASNAWI TANGGERANG SEBAGAI PUSAT KOMERSIAL YANG REKREATIF DENGAN PENDEKATAN KONSEP THE IMAGE OF THE CITY KEVIN

Lebih terperinci

Penataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture

Penataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Penataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta Timur, disebut Jatinegara Kaum karena di sana terdapat kaum, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta Timur, disebut Jatinegara Kaum karena di sana terdapat kaum, dimana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lokasi penelitian ini terletak di Klender, kelurahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur, disebut Jatinegara Kaum karena di sana terdapat kaum, dimana kata kaum diambil

Lebih terperinci

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang BABIV KONSEP DASAR PERANCANGAN 4.1. KONSEP PERENCANAAN TAPAK 4.1.1. Pencapaian Ke Site/Tapak Pencapaian ke site/tapak Pasar Kota Purbalingga dengan : 1. Pencapaian kendaraan pribadi. Pencapaian ke site

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengertian Sirkulasi Sirkulasi menurut Kim W Todd mempunyai pengertian gerakan dari orangorang atau benda-benda yang diperlukan oleh orang-orang melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut adalah kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut adalah kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Terkait Objek Perancangan Setiap manusia sangat membutuhkan kebutuhan sandang dan pangan dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

Lebih terperinci

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KORIDOR JALAN RAYA SERPONG KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG

Lebih terperinci