HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 10 HSIL N PEMHSN Hasil Pemeriksaan Fisik abi Pemeriksaan fisik lakukan untuk mengetahui status kesetan hewan penelitian dan sebagai penunjang data bahwa hewan yang gunakan merupakan hewan set. Hasil pemeriksaan fisik babi dapat lit pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan fisik abi Parameter Jenis obot Frekuensi Frekuensi Suhu ( ) RT (s) kelamin badan (kg) na (kali/menit) napas (kali/menit) 1 Jantan < 2 2 Jantan < 2 3 Jantan < 2 4 Jantan < 2 5 Jantan < 2 6 etina < 2 7 etina < 2 8 etina < 2 Rataan < 2 Nilai normal <2 Keterangan : kg= kilogram; RT= capillary refill time; = derajat celcius; s= detik. Tabel 4.1 merupakan sil pemeriksaan fisik babi. Menurut Eastamtom Veterinary Service, LL (2012), babi normal memiliki kisaran frekuensi na kali/menit, frekuensi napas kali/menit, suhu tubuh 37.3º-38.6 º, dan RT < 2 detik. abi yang gunakan sebagai hewan penelitian memiliki nilai parameter yang sesuai dengan kriteria atas sehingga berdasarkan l tersebut babi yang gunakan berada dalam keadaan normal. Keadaan fisik hewan pengaruhi oleh berbagai faktor seperti suhu tubuh dan frekuensi na yang pengaruhi oleh umur hewan, konsi lingkungan dan ukuran hewan. Hasil Pemeriksaan arah abi Pemeriksaan darah secara laboratoris lakukan untuk memperkuat bahwa hewan yang gunakan dalam penelitian merupakan hewan dalam keadaan set. Hasil pemeriksaan darah babi dapat lit pada tabel 4.2. erdasarkan Thrall et al. (2004) data pemeriksaan darah hewan yang pakai dalam penelitian masih berada dalam kisaran normal, nya saja pada pemeriksaan red blood cell (R) menunjukkan bahwa jumlah R berada pada kisaran bawah normal. Hasil pemeriksaan darah terkadang tidak sepenuhnya menggambarkan keadaan hewan karena sangat pengaruhi juga oleh perbedaan ras, konsi lingkungan, nutrisi pakan, umur, jenis kelamin, dan pemeliraan (Spangfors 1992).

2 Tabel 4.2 Hasil pemeriksaan darah Nama abi Rataan Thrall et Tindakan al (2004) 11 Hb (g/dl) W (10 3 / µl) Trombosit (10 3 / µl) R (10 6 / µl) PV (%) Eosinofil (%) atang (%) Segmen (%) Limfosit (%) Monosit (%) asofil (%) Ureum (mg/dl) Kretinin (mg/dl) ST (µ/l) LT (µ/l) Hitung jenis sel darah putih , Kimia klinik Keterangan: Hb= hemoglobin; W=white blood cell; R=red blood cell; PV=packed cell volume; LT= alanine aminotransferase, dan ST= aspartate aminotransferase; g= gram; dl= desiliter; µl= mikroliter Posisi Transduser pada Pemeriksaan USG Organ bdominal abi dengan Pasangan Kelenjar Mamari sebagai Titik Orientasi iagnosis ultrasonografi telah berkembang sangat baik dan paling sering gunakan dalam pemeriksaan kelainan-kelainan organ interna untuk melit

3 12 struktur interna suatu organ (Noviana et al. 2012). Pemeriksaan organ abdominal dengan menggunakan USG menuntut pemeriksa untuk mengetahui letak organorgan yang ada rongga abdominal agar transduser tepat letakkan pada organ yang akan periksa. Teknik peletakkan transduser sangat mempengaruhi sonogram yang silkan. da beberapa cara untuk memudahkan dalam pengambilan sonogram organ dalam, salah satunya yaitu dengan memakai titik orientasi yang dalam penelitian ini adalah pasangan kelenjar mamari. Hasil pemeriksaan USG organ abdominal babi dengan pasangan kelenjar mamari sebagai titik orientasi dapat lit pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Letak transduser pada pemeriksaan USG organ abdominal babi dengan pasangan kelenjar mamari sebagai titik orientasi abi Hati (mamari Pankreas (mamari Ginjal Kanan Ginjal Kiri (mamari ke-) KantungKemih (mamari ke-) ke-) ke-) (mamari ke-) Rataan Hati erdasarkan Tabel 4.3 posisi transduser untuk pemeriksaan organ ti yaitu letakkan pada pasangan kelenjar mamari ke satu sampai ke dua atau bawah tulang sternum. Hal ini sesuai dengan anatomi ti yang menempel pada afragma dan berada bawah tulang sternum (yce et al. 2002). Perbedaan posisi transduser akan mempengaruhi sil sonogram yang ambil. Posisi transduser dan sil sonogram ti dapat lit pada gambar 4.1. Gambar 4.1 memperlitkan posisi transduser dengan sil sonogram ti. Gambar 4.1. merupakan gambar posisi transduser transversal dan gambar 4.1. merupakan sil sonogram. Gambar 4.1. merupakan posisi transduser sagital dengan sil sonogram Gambar 4.1. memperlitkan batas hyperechoic yang berbentuk landai ke kanan sedangkan pada gambar 4.1. batas hyperechoic cenderung rata. atas ini merupakan afragma yang membatasi organ ti karena terri dari jaringan ikat yang bersifat highly reflective interface (Noviana et al. 2012). Struktur interna organ ti memiliki ekhogenitas yang lebih rendah daripada afragma yaitu hypoechoic yang bersifat homogen atau berwarna abuabu karena terri dari jaringan lunak (Goddard 1995). bnormalitas akan menyebabkan sonogram yang silkan tidak sesuai dengan sonogram organ ti yang normal, misalnya pada kasus hydropascites akan terlit adanya efusi yang berupa cairan sehingga sonogram yang terlit akan terdapat massa anechoic sekitar jaringan ti. Kasus hepatomegali akan menunjukkan struktur interna ti berubah menja lebih hyperechoic atau lebih hypoechoic. Kasus nodular hyperplasia, neoplasia, mineralisasi akan menunjukkan adanya bulatan

4 hyperechoic pada bagian dalam jaringan ti (Noviana et al. 2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi visualisasi ti antara lain, ukuran ti, konformitas tubuh, dan isi saluran pencernaan. 13 kranial kranial Gambar 4.1 Posisi transduser pada pemeriksaan ti yaitu transversal () dengan sonogram ti () dan posisi transduser sagital () dengan sonogram ti (). () ti; () afragma Pankreas Organ yang juga periksa untuk mendapatkan gambaran yang baik dengan teknik yang tepat adalah pankreas. natomi pankreas yang memiliki kedekatan posisi dengan duodenum dan lambung akan mempersulit pencitraan jika terdapat akumulasi gas dan makanan saluran pencernaan. Pemeriksaan pankreas rus menggunakan hewan yang telah puasakan agar mendapatkan sil sonogram pankreas yang jelas. Gambar posisi transduser pada saat pemeriksaan pankreas dan sonogram silnya dapat lit pada gambar 4.2.

5 14 kranial kranial pa pa 1cm 1 cm Gambar 4.2 Posisi transduser saat pemeriksaan pankreas dengan kelenjar mamari sebagai titik orientasi, posisi transduser transversal () dengan sil sonogram () dan sagital () dengan sil sonogram (). (pa) pankreas Gambar 4.2 merupakan gambaran posisi transduser dengan sil sonogram pankreas. Gambar 4.2. merupakan gambar posisi transduser transversal dan gambar 4.2. adalah sil sonogramnya, gambar 4.2. gambar posisi transduser sagital dan gambar 4.2. adalah sil sonogramnya. Pankreas tampak memanjang dengan pinggiran teragregasi (Fradson 1995). Sonogram organ pankreas terlit membentuk segitiga memanjang. Gambaran yang silkan pada posisi transduser transversal dan sagital tidaklah jauh berbeda. Hal ini karenakan bentuk pankreas yang tidak beraturan dan sulit bedakan tiap bagiannya. Organ pankreas mulai terlit pada kedalaman sekitar 2-3 cm tergantung dari tebal kulit dan lemak pada abdomen invidu (adea 2005). Letak transduser pada pemeriksaan organ pankreas dapat lit pada Tabel 4.3. Hasil yang dapatkan yaitu dari delapan babi yang gunakan letak transduser pada pemeriksaan organ pankreas adalah pada pasangan kelenjar mamari ketiga sampai keempat untuk sil sonogram yang paling baik. Ginjal Pemeriksaan organ ginjal dengan teknik USG seringkali lakukan untuk melit struktur interna dan ukuran ginjal. Pemeriksaan ginjal meliputi pemeriksaan ginjal kanan dan ginjal kiri dengan posisi transduser transversal dan

6 sagital. Posisi transduser pada saat pemeriksaan dan sil sonogram ginjal dapat lit pada gambar kranial kranial me ko ka ko me ka Gambar 4.3 Posisi transduser pada pemeriksaan ginjal dengan pasangan kelenjar mamari sebagai titik orientasi, posisi transduser transversal () dengan sil sonogram () dan posisi transduser sagital () dengan sil sonogram. (ko) korteks; (me) medula; (ka) kapsula ginjal Gambar 4.3 merupakan gambaran posisi transduser yang pakai yaitu transversal 4.3. dengan sil sonogramnya 4.3. dan sagital 4.3. dengan sil sonogramnya Menurut Wilson (2005) posisi transduser yang baik untuk pemeriksaan ginjal yaitu transversal dan sagital dengan posisi hewan lateralrecumbency. Hasil yang dapatkan dari penelitian ini yaitu transduser posisikan antara pasangan puting tiga dan empat pada pemeriksaan ginjal kanan dan pasangan puting dua sampai tiga pada pemeriksaan ginjal kiri. Secara anatomi ginjal kiri memang lebih kranial banngkan dengan ginjal kanan pada babi (yce et al. 2002). Ginjal berbentuk seperti kacang merah dengan batas yang hyperechoic yang karenakan bagian luar ginjal dari kapsul yang merupakan jaringan kolagen. atas ginjal terlit tidak jelas karenakan pencitraan organ ginjal tergantung dari lemak hewan tersebut, babi yang memiliki lemak yang banyak menyebabkan batasan ginjal tidak terlalu nyata terlit (Goddard 1995). agian korteks ginjal bersifat hypoechoic dengan struktur interna yang homogen karena terri dari glomerulus. agian ginjal yang lebih dalam adalah medula, pada sonogram medula akan terlit lebih anechoic karena tidak adanya echo

7 16 yang silkan pada jaringan tersebut (Noviana et al. 2012). Sonogram ginjal yang silkan pada penelitian ini yaitu batas ginjal yang hyperechoic tetapi dengan batas yang tidak terlit mulus, korteks bersifat hypoechoic, dan medula yang anechoic. Hasil sonogram ginjal pada posisi transduser transversal akan memperlitkan ginjal yang berbentuk bulat (gambar 4.3.) sehingga bisa ketahui tinggi dan tebal ginjal, sedangkan pada posisi transduser sagital sonogram ginjal yang silkan akan berbentuk lebih ellips (gambar 4.3.) sehingga dapat ketahui panjang dan tinggi ginjal. Kantung Kemih Pemeriksaan kantung kemih pada babi bisa lakukan dengan menggunakan teknik ultrasonografi. Posisi transduser saat pemeriksaan kantung kemih dan sil sonogram kantung kemih dapat lit pada gambar 4.4 kranial kranial lu lu Gambar 4.4 Posisi transduser pada pemeriksaan kantung kemih dengan kelenjar mamari sebagai titik orientasi, posisi transduser transversal () dan sil sonogram (), posisi transduser sagital () dan sil sonogram(). (lu) lumen kantung kemih; (n) nng kantung kemih Gambar posisi transduser transversal dan sil sonogramnya dapat lit pada gambar 4.4. dan, sedangkan gambar posisi transduser sagital dengan sil sonogramnya pada gambar 4.4. dan. Letak transduser dengan pasangan kelenjar mamari sebagai titik orientasinya yaitu pada pasangan keenam hingga ketujuh. Hal ini sesuai dengan penelitian Wilson (2005) bahwa pada pemeriksaan kantung kemih transduser letakkan dekat os pubis dengan posisi hewan dorsalrecumbency. Sonogram kantung kemih yang terlit adalah berupa bulatan oval yang bersifat anechoic dengan batas yang hyperechoic. inng kantung kemih yang hyperechoic karenakan terri dari epitel transisional (Fradson1995). Hasil

8 sonogram dengan posisi transduser transversal dan sagital tidak dapat bedakan secara nyata, l ini karenakan bentuk kantung kemih yang tidak beraturan. Sudut Transduser rah Sagital dan Transversal terdap Sumbu Tubuh abi untuk Pemeriksaan USG Hati Organ ti merupakan organ yang cukup besar pada tubuh makhluk hidup. eratnya rata-rata mencapai 3% dari total berat badan tubuh (kers dan enbow 2008). Hasil sonogram organ ti bagian tengah posisi transduser sagital dapat lit pada gambar cm E F Gambar 4.5 Hasil sonogram organ ti bagian tengah posisi transduser sagital dengan sudut 15 (), 30 (), 45 (), 60 (), 75 (E), dan 90 (F). () ti; () afragma Hati bagi menja bagian tengah, kanan, dan kiri dalam pemeriksaan USG. Sonogram ti peroleh dari posisi transduser sagital dan transversal dengan sudut 15, 30, 45, 60, 75, dan 90. Gambar 4.5 merupakan sonogram ti bagian tengah yang silkan dengan menggunakan teknik ultrasonografi.

9 18 Gambar 4.5.,,,, E, dan F merupakan sonogram ti bagian tengah dengan posisi transduser sagital dan sudut tertentu. Gambar 4.5. dengan sudut 15, 30, 45, 60, E 75, dan F dengan sudut 90. Sonogram ti yaitu akan terlit struktur interna ti yang hypoechoic. iafragma juga akan terlit pada sonogram ti yaitu hyperechoic dengan bentuk yang curam ke bawah. Gambaran ti yang silkan dengan teknik USG tidak bisa bedakan antar tiap lobusnya karenakan tidak jelas perbedaan antar tiap lobus pada sonogram (ietrich et al. 2010). Posisi transduser yang pakai selanjutnya yaitu posisi transversal. Sudut yang gunakan juga sama dengan posisi sagital yaitu 15, 30, 45, 60, 75, dan 90. Hasil sonogram yang silkan dapat lit pada gambar 4.6. E F Gambar 4.6 Sonogram organ ti bagian tengah dengan posisi transduser transversal dengan sudut () 15, () 30, () 45, () 60, (E) 75, dan (F) 90. () afragma; () ti Gambar 4.6 merupakan sonogram ti bagian tengah yang silkan dengan menggunakan teknik ultrasonografi posisi transduser transversal. Gambar 4.6. dengan sudut 15, 30, 45, 60, E 75, dan F dengan sudut 90.

10 Teknik pemeriksaan ultrasonografi untuk pengambilan sonogram ti gunakan untuk banyak penyakit ti misalnya hepatomegali, tumor ti, fatty liver, dan lainnya (Wilson et al. 2005). Sonogram ti yang normal akan terlit struktur interna ti yang hypoechoic dan afragma yang berbentuk memanjang bersifat hyperechoic (Noviana et al.2012). Hasil sonogram ti bagian tengah akan lakukan penilaian untuk melit perbedaan gambaran yang silkan dengan posisi transduser tertentu dan dengan sudut tertentu pula. Hasil penilaian sonogram ti bagian tengah sajikan pada tabel Tabel 4.4 Hasil penilaian sonogram ti bagian tengah dengan arah transduser sagital dan transversal menggunakan kisaran sudut tertentu abi Sa Tr Sa Tr Sa Tr Sa Tr Sa Tr Sa Tr Jumlah Keterangan Tr: transversal, Sa: sagital, nilai 0: ti tidak terlit, nilai 1: ti mulai terlit, nilai 2: ti terlit jelas, nilai 3: ti terlit sangat jelas Tabel 4.4 menunjukkan sil penilaian sonogram ti bagian tengah dengan posisi transduser sagital dan transversal dengan kisaran sudut tertentu. Hasil sonogram ti bagian tengah dengan posisi transduser sagital juga berbeda dari setiap sudut. Hasil sonogram pada kisaran 60 sampai 75 merupakan sil yang terbaik karena gambaran ti yang terlit paling baik, struktur interna ti terlit hypoechoic homogen dan afragma terlit hyperechoic yang berbentuk curam ke bawah (ietrich et al. 2010) dengan nilai 16. Sonogram ti bagian tengah dengan posisi transduser transversal sudut 45 dapatkan sil sonogram yang paling baik dengan jumlah nilai yang paling besar yaitu 23. Sonogram yang terlit juga paling jelas, struktur interna hypoechoic homogen juga sangat terlit dengan afragma terlit hyperechoic dengan bentuk memanjang (ietrichet al. 2010). agian ti yang akan ambil sonogramnya yaitu bagian kanan. Teknik yang pakai sama dengan pengambilan sonogram ti bagian tengah. Hasil sonogram ti bagian kanan dengan posisi transduser sagital dapat lit pada gambar 4.7.

11 20 ke ke ke 1cm E 1 cm F ke Gambar 4.7 Hasil sonogram ti bagian kanan posisi transduser sagital dengan sudut 15 (), 30 (), 45 (), 60 (), 75 (E), dan 90 (F). (ke) kantung empedu; () afragma; () ti Gambar 4.7 merupakan sil sonogram ti bagian kanan yang silkan dengan menggunakan teknik ultrasonografi. Gambar 4.7.,,,, E, dan F merupakan sonogram ti bagian kanan dengan posisi transduser sagital dengan kisaran sudut tertentu. Gambar 4.7. dengan sudut 15, 30, 45, 60, E 75, dan F 90. Sonogram terlit struktur interna ti yang hypoechoic, kantung empedu yang berbentuk bulat anechoic, dan afragma yang curam ke bawah bersifat hyperechoic. Sonogram ti bagian kanan juga ambil dengan posisi transduser transversal. Sudut-sudut yang gunakan yaitu 15, 30, 45, 60, 75, dan 90. Perbedaan sudut ini rapkan dapat memberikan gambaran ti yang berbeda sehingga bisa ketahui sudut yang paling tepat dalam pemeriksaan ti bagian kanan dengan teknik USG. Hasil sonogram ti bagian kanan posisi transduser transversal dengan sudut tertentu dapat lit pada gambar 4.8.

12 21 ke ke E F ke Gambar 4.8 Hasil sonogram organ ti bagian kanan posisi transduser transversal dengan sudut 15 (), 30 (), 45 (), 60 (), 75 (E), dan 90 (F). (ke) kantung empedu; () afragma; () ti Gambar 4.8 merupakan sil sonogram ti bagian kanan posisi transduser transversal dengan kisaran sudut tertentu. Gambar 4.7. dengan sudut 15, 30, 45, 60, E 75, dan F 90. Gambaran ti, kantung empedu, dan afragma terlit juga seperti pada posisi transduser sagital. Perbedaannya nyalah gambaran afragma pada transduser tranversal lebih datar banngkan dengan posisi transduser sagital. Hasil sonogram posisi transduser transversal dan sagital dengan sudut tertentu akan lakukan penilaian untuk melit perbedaan gambaran sonogram. Hasil penilaian sonogram ti bagian kanan sajikan dalam Tabel 4.5.

13 22 Tabel 4.5 Hasil penilaian sonogram ti bagian kanan dengan arah transduser sagital dan transversal menggunakan kisaran sudut tertentu abi Sa Tr Sa Tr Sa Tr Sa Tr Sa Tr Sa Tr Jumlah Keterangan: Tr: transversal, Sa: sagital, nilai 0: ti tidak terlit, nilai 1: ti mulai terlit, nilai 2: ti terlit jelas, nilai 3: ti terlit sangat jelas Tabel 4.5 merupakan sil penilaian sonogram ti bagian kanan dengan posisi transduser transversal dan sagital dengan sudut 15, 30, 45, 60, 75, dan 90. Hasil sonogram ti bagian kanan dengan posisi transduser sagital juga berbeda pada setiap sudut. Jika lit dari pandangan dorsal-recumbency pada ti bagian kanan akan terlit kantung empedu, saluran empedu, dan pembuluh darah (ietrich et al. 2010). Sonogram organ ti yang paling jelas yaitu pada kisaran sudut 45 dengan jumlah nilai 21, kantung empedu terlit semakin jelas seperti bulat anechoic dan struktur interna ti hypoechoic atau keabuan yang homogen (Goddard 1995). Sampel yang gunakan pada pengambilan sonogram ti bagian kanan dengan posisi transduser transversal nya tiga sampel karenakan adanya kesalan teknis, tetapi data yang silkan anggap sudah cukup menggambarkan. Hasil sonogram paling bagus tunjukkan dengan sil sonogram pada kisaran sudut 60 dan 75. Kantung empedu paling terlit pada sonogram ini, struktur interna ti yang hypoechoic juga paling terlit jelas. Total nilai sil sonogram pada kisaran sudut 60 dan 75 adalah 8. agian ti yang juga periksa yaitu ti bagian kiri. Pengambilan sonogram ti bagian kiri juga menggunakan teknik ultrasonografi dengan posisi transduser transversal dan sagital yang sama dengan pemeriksaan ti sebelumnya. Hasil sonogram organ ti bagian kiri posisi transduser sagital dapat lit pada gambar 4.9. Gambar 4.9 merupakan sonogram ti bagian kiri dengan posisi transduser sagital sudut 15, 30, 45, 60, 75, dan 90. Gambar , 30, 45, 60, E 75, dan F 90. Hasil sonogram ti bagian kiri posisi transduser sagital tidak memperlitkan adanya struktur ti, sedangkan sonogram ti bagian kiri posisi transduser transversal dapat lit pada gambar Gambar 4.10 merupakan sil sonogram ti bagian kiri dengan posisi transduser transversal dengan sudut masing-masing 15, 30, 45, 60, 75, dan 90. Gambar 4.10 merupakan sonogram ti bagian kiri posisi transduser dengan sudut 15 (), 30 (), 45 (), 60 (), 75 (E), dan 90 (F). Sonogram yang silkan tidak memperlitkan adanya gambaran ti bagian yang kiri. Hasil sonogram dari pemeriksaan USG ini akan amati dan lakukan penilaian untuk setiap sonogram. Hasil penilaian sonogram ti bagian kiri sajikan dalam tabel 4.6.

14 23 1 cm 1 cm 1cm 1 cm E F Gambar 4.9 Hasil sonogram ti bagian kiri posisi transduser sagital dengan sudut 15 (), 30 (), 45 (), 60 (), 75 (E), dan 90 (F) Hasil sonogram ti bagian kiri dengan posisi transduser sagital dan transversal dengan masing-masing sudut tidak memperlitkan adanya gambaran organ ti. Hasil sonogram tidak temukannya lengkung hyperechoic yang menggambarkan afragma dan juga tidak adanya struktur interna ti yang hypoechoic pada tiap posisi transduser.

15 24 E F Gambar 4.10 Sonogram organ ti bagian kiri posisi transduser transversal dengan sudut 15 (), 30 (), 45 (), 60 (), 75 (E), dan 90 (F)

16 Tabel 4.6 Hasil penilaian sonogram ti bagian kiri dengan arah transduser sagital dan transversal menggunakan kisaran sudut tertentu abi Tr Sa Tr Sa Tr Sa Tr Sa Tr Sa Tr Sa Jumlah Keterangan Tr: transversal, Sa: sagital, nilai 0: ti tidak terlit, nilai 1: ti mulai terlit, nilai 2: ti terlit jelas, nilai 3: ti terlit sangat jelas Tabel 4.6 merupakan tabel sil penilaian sonogram ti bagian kiri dengan posisi transduser transversal dan sagital dengan sudut 15, 30, 45, 60, 75, dan 90. Sonogram ti bagian kiri posisi transduser sagital dan transversal tidak temukannya organ ti. Hal ini karenakan ti selalu terletak persis belakang afragma, dan cenderung terletak sisi sebelah kanan terutama pada hewan besar karena lambung akan mendorong bagian-bagian lain ke arah kanan termasuk organ ti ( Fradson 1995). 25 SIMPULN N SRN Simpulan Teknik ultrasonografi (USG) dapat gunakan dalam pemeriksaan organ dalam rongga abdominal yang terri dari ti, ginjal, pankreas, dan kantung kemih. Teknik USG dapat gunakan untuk mengetahui posisi, bentuk, ekhogenitas, dan marginasi dari organ yang periksa dengan pasangan kelenjar mamari sebagai titik orientasi. Untuk mendapatkan gambaran ultrasonografi yang baik perlukan teknik pengambilan gambar yang tepat yang meliputi posisi hewan saat pengambilan gambar, posisi transduser terdap sumbu tubuh hewan, dan sudut yang tepat antara transduser dan permukaan tubuh hewan. Saran Penggunaan teknik USG dalam pemeriksaan organ dalam sangat menguntungkan karena bersifat non-invasive dan tidak berbaya untuk pasien. Hal ini menyebabkan penggunaan teknik USG semakin berkembang sehingga perlu temukannya teknik-teknik yang yang tepat untuk pemeriksaan USG pada tiap organ.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Klinis Pemeriksaan fisik terhadap kucing dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengambilan sonogram organ hati dan kantung empedu dengan peralatan USG. Hal ini

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 10 Gambar 4 Pengukuran sonogram duodenum dengan Image J. A: Sonogram duodenum pada posisi transduser sagital. l: lapisan lumen, M: mukosa, SM: submukosa, TM: tunika muskularis, dan S: serosa. B: Skema

Lebih terperinci

Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian 2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari sonogram organ hati dan kantung empedu serta ukuran atau lebar organ hati, ketebalan dinding kantung empedu, dan diameter

Lebih terperinci

Sifat-sifat fisik ultrasound

Sifat-sifat fisik ultrasound Sifat-sifat fisik ultrasound Frekuensi yg sangat tinggi (2-13 MHz atau lebih) Panjang gelombang pendek (< 1mm) Memerlukan medium untuk berpindah dimana cairan merupakan medium terbaik untuk penghantaran

Lebih terperinci

Manfaat TINJAUAN PUSTAKA. Kucing Kampung (Felis catus)

Manfaat TINJAUAN PUSTAKA. Kucing Kampung (Felis catus) 2 Manfaat Penelitian ini memiliki manfaat yaitu untuk memberikan data normal berupa sonogram lambung, duodenum, dan pankreas pada kucing kampung (Felis catus). Manfaat lain yang diharapkan dari penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Anjing Lokal Hewan yang digunakan adalah anjing lokal berjumlah 2 ekor berjenis kelamin betina dengan umur 6 bulan. Pemilihan anjing betina bukan suatu perlakuan

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

MORFOMETRI ORGAN HATI DAN KANTUNG EMPEDU KUCING KAMPUNG (Felis catus) DENGAN TEKNIK ULTRASONOGRAFI DUA DIMENSI KURNIAWAN PRASETYA

MORFOMETRI ORGAN HATI DAN KANTUNG EMPEDU KUCING KAMPUNG (Felis catus) DENGAN TEKNIK ULTRASONOGRAFI DUA DIMENSI KURNIAWAN PRASETYA MORFOMETRI ORGAN HATI DAN KANTUNG EMPEDU KUCING KAMPUNG (Felis catus) DENGAN TEKNIK ULTRASONOGRAFI DUA DIMENSI KURNIAWAN PRASETYA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PERNYATAAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Babi

TINJAUAN PUSTAKA. Babi 2 TINJAUAN PUSTAKA Babi Babi merupakan mamalia dengan struktur anatomi dan fisiologi yang tidak jauh berbeda dengan manusia sehingga seringkali digunakan dalam penelitian perkembangan dunia medis manusia.

Lebih terperinci

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI 15 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI Pengeluaran zat di dalam tubuh berlangsung melalui defekasi yaitu pengeluaran sisa pencernaan berupa feses. Ekskresi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di klinik Animal Clinic My Vets Kemang Jakarta Selatan. Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Alat Penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi dan Karakteristik Anjing ( Canis lupus)

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi dan Karakteristik Anjing ( Canis lupus) 3 TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi dan Karakteristik Anjing (Canis lupus) Sejak jaman dahulu anjing telah dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan manusia. Hubungan antara manusia dan anjing semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Arief, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN. diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Arief, 2008). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross-sectional, variabel bebas dan variabel terikat diobservasi hanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI LKS IPA TERPADU -SMP KELAS IX/1 1

SISTEM EKSKRESI LKS IPA TERPADU -SMP KELAS IX/1 1 SISTEM EKSKRESI Standar kompetensi : 1. Memahami berbagai system dalam kehidupan manusia Kopetensi Dasar : 1.1. Mendeskripsikan system ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Ringkasan

Lebih terperinci

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter Ginjal adalah organ pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia yang berfungsi untik mengekskresikan urine. Ginjal berbentuk seperti kacang merah, terletak di daerah pinggang, di sebelah kiri dan kanan tulang

Lebih terperinci

Diagnosa Pencitraan Ultrasonografi Organ Internal Hewan

Diagnosa Pencitraan Ultrasonografi Organ Internal Hewan Diagnosa Pencitraan Ultrasonografi Organ Internal Hewan Mokhamad Fakhrul Ulum http://ulum.staff.ipb.ac.id ulum@ipb.ac.id Continuing Professional Development ASLIQEWAN Fakultas Kedokteran Hewan - Institut

Lebih terperinci

BAB PENGANTAR TENTANG TUBUH MANUSIA

BAB PENGANTAR TENTANG TUBUH MANUSIA BAB PENGANTAR TENTANG TUBUH MANUSIA Bab ini membahas dasar-dasar struktur dan fungsi tubuh manusia secara terpadu. Ilmu yang menguraikan struktur tubuh dan kaitan antar struktur disebut anatomi (anatomy),

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga retroperitonium. Secara anatomi ginjal terletak dibelakang abdomen atas dan di kedua sisi kolumna

Lebih terperinci

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan pengertian dan fungsi jaringan embrional 2. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringan epitelium 3. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringanjaringan

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

SISTEM LIMFOID. Organ Linfoid : Limfonodus, Limpa, dan Timus

SISTEM LIMFOID. Organ Linfoid : Limfonodus, Limpa, dan Timus SISTEM LIMFOID Sistem limfoid mengumpulkan kelebihan cairan interstisial ke dalam kapiler limfe, mengangkut lemak yang diserap dari usus halus, dan berespons secara imunologis terhadap benda asing yang

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Assolihin Aqiqah bertempat di Jl. Gedebage Selatan, Kampung Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini lokasinya mudah ditemukan

Lebih terperinci

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si darma_erick77@yahoo.com LOGO Proses Pengeluaran Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi: Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil ( feses

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah 1. Definisi Darah. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport dan bagian penting dari tubuh yang jumlahnya 6 8 % dari berat badan total. Darah

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi pada Manusia. mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

Sistem Ekskresi pada Manusia. mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Bab 1 Sumber: Seri Pustaka Sains: Tubuh Kita, 2006 Sistem Ekskresi pada Manusia Hasil yang harus kamu capai: memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu:

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Eritrosit (Sel Darah Merah) Profil parameter eritrosit yang meliputi jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit kucing kampung (Felis domestica) ditampilkan

Lebih terperinci

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Setiap manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sari makanan dapat diangkut oleh darah dalam bentuk molekul-molekul yang kecil dan sederhana. Oleh

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. A. WAKTU BEKU DARAH Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. Prinsip Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berubah sifatnya, ialah dari sifat

Lebih terperinci

Jaringan Hewan A. Jenis jaringan Hewan

Jaringan Hewan A. Jenis jaringan Hewan Jaringan Hewan A. Jenis jaringan Hewan I. Jaringan epitel : jaringan yang berfungsi melapisi / melindungi sel-sel lainnya serta membantu dalam mensekresikan zat. 1. Ciri : a. Sel-selnya rapat b. Tidak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707 TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Ayam broiler merupakan galur ayam hasil rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik ekonomi dan pertumbuhan yang cepat sebagai penghasil daging, konversi ransum rendah,

Lebih terperinci

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING Ginjal dilihat dari depan BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

PENGANTAR USG. Dr. Dewi Rosmana Tatasiwi

PENGANTAR USG. Dr. Dewi Rosmana Tatasiwi PENGANTAR USG Dr. Dewi Rosmana Tatasiwi PENGENALAN GELOMBANG Prinsip Gelombang Berdasarkan medium perambatannya gelombang dibedakan menjadi 1. Gelombang mekanik. Gelombang mekanik merupakan gelombang

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci Modul Praktikum Biologi Hewan Ternak 2017 6 Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci Petunjuk Umum Praktikum - Pada praktikum ini digunakan alat-alat bedah dan benda-benda bersudut tajam. Harap berhati-hati

Lebih terperinci

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Eritrosit, Hemoglobin, Hematokrit dan Indeks Eritrosit Jumlah eritrosit dalam darah dipengaruhi jumlah darah pada saat fetus, perbedaan umur, perbedaan jenis kelamin, pengaruh parturisi

Lebih terperinci

TOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH DAN KERUSAKAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus

TOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH DAN KERUSAKAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus TOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH DAN KERUSAKAN ORGAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus VIKA YUNIAR DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB 8 SISTEMA RESPIRATORIA

BAB 8 SISTEMA RESPIRATORIA BAB 8 SISTEMA RESPIRATORIA PENDAHULUAN DESKRIPSI SINGKAT : Bab ini membicarakan tentang sistema respiratoria yang melibatkan organ-organ seperti hidung, pharynx, larynx, trachea, bronchus, bronchiale,

Lebih terperinci

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi - - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl1ekskresi Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara

Lebih terperinci

HISTOLOGI SISTEM LIMFATIS

HISTOLOGI SISTEM LIMFATIS Judul Mata Kuliah : Biomedik 1 (7 SKS) Standar Kompetensi : Area Kompetensi 5 : Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Menerapkan ilmu kedokteran dasar pada blok biomedik 1 Indikator : Mampu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Siklus Reproduksi Kuda

TINJAUAN PUSTAKA Siklus Reproduksi Kuda 3 TINJAUAN PUSTAKA Siklus Reproduksi Kuda Siklus reproduksi terkait dengan berbagai fenomena, meliputi pubertas dan kematangan seksual, musim kawin, siklus estrus, aktivitas seksual setelah beranak, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lokasinya dan kapsulnya yang tipis Glisson capsule. Cedera organ hepar

BAB I PENDAHULUAN. lokasinya dan kapsulnya yang tipis Glisson capsule. Cedera organ hepar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyebab tingginya angka kematian pada pasien trauma tumpul abdomen adalah perdarahan pada organ hepar yang umumnya disebabkan oleh karena kecelakaan lalu

Lebih terperinci

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Kompetensi Dasar : Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Indikator : 1. Menyebutkan organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia.

Lebih terperinci

Karakteristik Organisme Hidup. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Tema-tema dalam Mempelajari Kehidupan. Organisasi Biologi

Karakteristik Organisme Hidup. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Tema-tema dalam Mempelajari Kehidupan. Organisasi Biologi UNSYIAH Universitas Syiah Kuala Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 10 STRUKTUR & PERKEMBANGAN: HEWAN Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah Keanekaragaman hewan dengan berbagai modifikasi

Lebih terperinci

METODE. Materi. Pakan Pakan yang diberikan selama pemeliharaan yaitu rumput Brachiaria humidicola, kulit ubi jalar dan konsentrat.

METODE. Materi. Pakan Pakan yang diberikan selama pemeliharaan yaitu rumput Brachiaria humidicola, kulit ubi jalar dan konsentrat. METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan IPT Ruminansia Kecil serta Laboratorium IPT Ruminansia Besar, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo Jaringan Hewan Compiled by Hari Prasetyo Tingkatan Organisasi Kehidupan SEL JARINGAN ORGAN SISTEM ORGAN ORGANISME Definisi Jaringan Kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH

SISTEM PEREDARAN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH Tujuan Pembelajaran Menjelaskan komponen-komponen darah manusia Menjelaskan fungsi darah pada manusia Menjelaskan prinsip dasar-dasar penggolongan darah Menjelaskan golongan darah

Lebih terperinci

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Amaylia Oehadian Sub Bagian Hematologi Onkologi Medik Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Kelainan darah pada lupus Komponen darah Kelainan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum di dalam Kandang Rataan temperatur dan kelembaban di dalam kandang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Suhu dan Kelembaban Relatif Kandang Selama

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

b. Badan pankreas Merupakan bagian utama dan letaknya di belakang lambung dan vertebra lumbalis pertama. c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang

b. Badan pankreas Merupakan bagian utama dan letaknya di belakang lambung dan vertebra lumbalis pertama. c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang PANKREAS Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm Pankreas terdiri dari: a. Kepala pankreas Merupakan bagian yang paling lebar, terletak disebelah kanan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Domba Indocement Citeureup, Bogor selama 10 minggu. Penelitian dilakukan pada awal bulan Agustus sampai pertengahan bulan Oktober

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran darah berupa jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit sapi perah FH umur satu sampai dua belas bulan ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3 Gambaran Eritrosit

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Hewan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Hewan 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Hewan Keadaan hewan pada awal penelitian dalam keadaan sehat. Sapi yang dimiliki oleh rumah potong hewan berasal dari feedlot milik sendiri yang sistem pemeriksaan kesehatannya

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Ekskresi Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Pengertian & Fungsi Proses Ekskresi Penegrtian : Proses pengeluaran zat-zat sisa hasil

Lebih terperinci

SEL, JARINGAN, ORGAN, DAN SISTEM ORGAN

SEL, JARINGAN, ORGAN, DAN SISTEM ORGAN SEL, JARINGAN, ORGAN, DAN SISTEM ORGAN Tujuan 1. Mengamati struktur sel 2. Membandingkan sel prokariotik dan eukariotik 3. Mengetahui bagian-bagian sel dan dapat menyebutkan fungsi dari bagian-bagian sel

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Epitel yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : K

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Epitel yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : K LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN (JARINGAN EPITEL) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI B KELOMPOK : I (Satu) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ginjal sering disebut buah pinggang. Bentuknya seperti kacang dan letaknya disebelah belakang rongga perut, kanan dan kiri dari tulang punggung. Ginjal kiri letaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. domestikasi dari banteng (Bibos banteng) dan merupakan sapi asli sapi Pulau Bali. Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. domestikasi dari banteng (Bibos banteng) dan merupakan sapi asli sapi Pulau Bali. Sapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Bali Sapi bali merupakan sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng) dan merupakan sapi asli sapi Pulau Bali. Sapi bali merupakan

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM UROGENITALIA

BAB VII SISTEM UROGENITALIA BAB VII SISTEM UROGENITALIA Sistem urogenital terdiri dari dua system, yaitu system urinaria (systema uropoetica) dan genitalia (sytema genitalia). Sistem urinaria biasa disebut sistem ekskresi. Fungsinya

Lebih terperinci

TEORI FENOMENA ORGAN

TEORI FENOMENA ORGAN TEORI FENOMENA ORGAN By: Syariffudin Definisi Teori Fenomena Organ Yaitu sebuah teori untuk menilai fungsi organ organ dalam secara fisiologi maupun secara patalogis dengan didasarkan pada apa yang terlihat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DBD (Demam Berdarah Dengue) DBD adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat serotype virus Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi

Lebih terperinci

SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO

SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO SISTEM SIRKULASI 1. Darah 2. Alat Peredaran Darah 3. Proses Peredaran Darah 4. Peredaran Darah Hewan 5. Kelainan Dan Penyakit 1. DARAH Cairan yang berwarna merah

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Mengetahui penyusun jaringan ikat 2. Memahami klasifikasi jaringan ikat 3. Mengetahui komponen

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di Laboratorium Teknologi Produksi Ternak dan Laboratorium Teknologi Pasca Panen,

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus)

BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus) BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus) 1. PENDAHULUAN Kata Belut merupakan kata yang sudah akrab bagi masyarakat. Jenis ikan ini dengan mudah dapat ditemukan dikawasan pesawahan. Ikan ini ada kesamaan dengan

Lebih terperinci

Sistem Tubuh Manusia

Sistem Tubuh Manusia Sistem Tubuh Manusia 1. Sistem Skelet Terdiri dari tulang-tulang terpisah yang akan membentuk rangka tubuh Jenis tulang : tulang panjang (contoh : tulang femur), tulang pendek (contoh : tulang pergelangan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1 . Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal. Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... Berdasarkan pada gambar di atas yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

SONOGRAM LAMBUNG, DUODENUM, DAN PANKREAS NORMAL PADA KUCING KAMPUNG (Felis catus) HASTIN UTAMI DAMAYANTIE

SONOGRAM LAMBUNG, DUODENUM, DAN PANKREAS NORMAL PADA KUCING KAMPUNG (Felis catus) HASTIN UTAMI DAMAYANTIE SONOGRAM LAMBUNG, DUODENUM, DAN PANKREAS NORMAL PADA KUCING KAMPUNG (Felis catus) HASTIN UTAMI DAMAYANTIE FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

Lebih terperinci

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A

Lebih terperinci

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI 1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN Pada penelitian perubahan lengkung oklusal akibat kehilangan gigi posterior ini, didapat sebanyak 103 jumlah sampel kemudian dipilih secara purposive sampling dan didapat sebanyak

Lebih terperinci

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon)

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Modul ke: Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Hormon Hormon berasal dari kata hormaein yang berarti

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS III-1

BAB III ANALISIS III-1 BAB III ANALISIS 3.1 Data Understanding Phase Pada penelitian ini, data kasus yang digunakan adalah data pasien liver. Data ini dikumpulkan dari timur laut bagian Andhra Pradesh, India. Data pasien liver

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Pada Hewan

Sistem Pencernaan Pada Hewan Sistem Pencernaan Pada Hewan Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Struktur dan fungsi umum jaringan epitel 2. Klasifikasi jaringan epitel (epitel penutup dan epitel

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap

Lebih terperinci

Jaringan pada Tumbuhan

Jaringan pada Tumbuhan JARINGAN TUMBUHAN Jaringan pada Tumbuhan Tunas apikal terdiri dari meristem apikal Kambium vaskuler Kambium (meristem lateral) Meristem yang akan membentuk akar lateral Akar lateral Meristem apikal akar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan berupa penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sebelum dilakukan transfusi darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ayam Broiler Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan spesies Gallusdomesticus. Ayam broiler merupakan ayam tipe pedaging yang lebih muda dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN.. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni sesungguhnya (True Experimental Research) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh asap

Lebih terperinci

Portal Hypertension. Penyebab

Portal Hypertension. Penyebab Portal Hypertension Portal hypertension adalah peningkatan tekanan darah pada sistem pembuluh darah yang disebut sistem vena porta. Vena yang berasal dari lambung, usus, limpa, dan pankreas bergabung menjadi

Lebih terperinci

KISI - KISI SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS MATA PELAJARAN BIOLOGI

KISI - KISI SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS MATA PELAJARAN BIOLOGI KISI - KISI SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS XI MIA KOMPETENSI DASAR MATERI POKOK INDIKATOR BENTUK SOAL No Soal 3.7. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ

Lebih terperinci

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS. No. TIK Modul / Pokok Bahasan / Materi TIK

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS. No. TIK Modul / Pokok Bahasan / Materi TIK L1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS No. TIK Modul / Pokok Bahasan / Materi TIK TIK1 Pokok Bahasan : Sistem Gerak - Tulang - Otot - Sistem Rangka TIK2 Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah - Darah - Pembuluh

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan

BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan seorang dokter gigi untuk mengenali anatomi normal rongga mulut, sehingga jika ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti (Kumar et al.,

BAB I PENDAHULUAN. walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti (Kumar et al., BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Neoplasma adalah massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal serta terus berlanjut

Lebih terperinci

Ruang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang:

Ruang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang: Ruang Lingkup Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang: Fisika medik, Kimia medik, Biologi medik, Fisika Medik Aplikasi konsep, prinsip, hukum-hukum,

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 1. Bagian paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida adalah... Alveolus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Detaseman Kavaleri Berkuda (Denkavkud) berada di Jalan Kolonel Masturi, Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2015 di

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2015 di I. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2015 di Kandang Percobaan Laboratorium UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS)

Lebih terperinci