TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1848, dibawa dari Mauritius dan Amsterdam oleh seorang warga Belanda.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1848, dibawa dari Mauritius dan Amsterdam oleh seorang warga Belanda."

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) merupakan tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Nigeria (Afrika Barat) karena pertama kali ditemukan di hutan belantara negara tersebut. Kelapa sawit pertama masuk ke Indonesia pada tahun 1848, dibawa dari Mauritius dan Amsterdam oleh seorang warga Belanda. Bibit kelapa sawit yang berasal dari kedua tempat tersebut masing-masing berjumlah dua batang dan pada tahun itu juga ditanam di Kebun Raya Bogor. Hingga saat ini, dua dari empat pohon tersebut masih hidup dan diyakini sebagai nenek moyang kelapa sawit yang ada di Asia Tenggara. Sebagian keturunan kelapa sawit dari Kebun Raya Bogor tersebut telah diintroduksi ke Deli Serdang (Sumatera Utara) sehingga dinamakan varietas Deli Dura (Hadi, 2004). Banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Namun,diantara varietas tersebut terdapat varietas unggul yang mempunyai beberapa keistimewaan dibandingkan dengan varietas lainnya, diantaranya tahan terhadap hama dan penyakit, produksi tinggi, serta kandungan minyak yang dihasilkan tinggi. Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, beberapa varietas kelapa sawit diantaranya Dura, Psifera, Tenera, Macro carya, dan Dwikka-wakka. Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan jumlah rendemen minyak sawit yang dikandungnya. Rendemen minyak paling tinggi terdapat pada varietas Tenera yaitu mencapai 22-24%, sedangkan Dura hanya 16-18% (Fauzi dkk, 2006). Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil, radikula (bakal akar) pada bibit terus tumbuh memanjang kearah bawah selama enam bulan terus-menerus

2 dan panjang akarnya mencapai 15 cm. Susunan akar kelapa sawit terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertical ke dalam tanah dan horizontal ke samping. Batang kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah fase muda terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Daun kelapa sawit menyerupai bulu burung atau ayam. Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras di kedua sisinya. Anak-anak daun tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun. Di tengah-tengah setiap anak daun terbentuk lidi sebagai tulang daun (Sunarko, 2007). Tanaman kelapa sawit tumbuh baik di tropik, dataran rendah yang panas dan lembab. Curah hujan yang baik adalah mm/tahun yang turun merata sepanjang tahun. Yang penting untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah distribusi hujan yang merata. Kemarau yang panjang dapat mengakibatkan pengeringan tanah di daerah perakaran yang relatif dangkal sehingga kelembaban tanah bisa berada di bawah titik layu permanen. Kelembaban relatif minimal 75%. Suhu yang tetap tinggi terdapat pada elevasi dekat permukaan laut. Jadi daerah pertanaman yang ideal adalah dataran rendah yakni 200 m di atas permukaan laut, tetapi masih cukup baik hingga tinggi 400 m di atas permukaan laut. Hingga 600 m masih dapat tumbuh dengan laju pertunbuhan yang lambat. Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 5-7 jam per hari. Pertumbuhan tanaman kelapa sawit di Sumatera Utara terkenal baik, lebih baik dari Afrika sebagai asal tanaman kelapa sawit. Hal ini terjadi karena iklim yang sesuai yaitu lamanya penyinaran matahari yang tinggi dan curah hujan yang cukup yang umumnya turun pada sore atau malam hari (Sianturi,2001).

3 Persaingan ekspor minyak sawit dengan Malaysia, mengakibatkan produk CPO Indonesia harus memilki mutu yang sesuai dengan persyaratan perdagangan Internasional. Untuk itu kegiatan penanganan panen kelapa sawit dan pengolahannya menjadi CPO hendaknya dilakukan secara terintegrasi (Junaran, 1995). Menurut Pahan (2008), tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae (dahulu Palmae) Subfamili : Cocoideae Genus : Elaeis Spesies : 1. Elaeis guineensis Jacq. 2. Elaeis oleifera (H.B.K) Cortes 3. Elaeis odora Pengolahan Kelapa Sawit Pengolahan tandan buah segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup panjang dan memerlukan Kontrol yang cermat, dimulai dari pengangkutan TBS atau brondolan dari tempat pengumpulan hasil (TPH) ke pabrik sampai dihasilkannya minyak sawit dan hasil sampingannya. Pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama pengolahan TBS di pabrik, yaitu minyak sawit yang merupakan hasil pengolahan daging buah dan minyak inti sawit yang dihasilkan dari ekstraksi inti sawit (Satyawibawa dan Widyastuti, 2000).

4 Untuk pengolahan kelapa sawit tentu diperlukan pabrik kelapa sawit. Untuk tujuan efisien, PKS dibangun dua tahun sejak mulai proses penanaman bibit di kebun. Beberapa bagian yang masuk dalam stasiun utama yaitu stasiun penerimaan buah (jembatan timbang dan loading ramp), stasiun perebusan (sterilizer), stasiun pemipilan (thresher), stasiun pencacahan (digester) dan pengempaan (presser), serta stasiun pemurnian (clarifier). Sementara kelengkapan stasiun pendukung yaitu stasiun pembangkit tenaga, laboratorium, stasiun pengolahan air, stasiun pengolahan limbah, dan bengkel PKS. Dari pengolahan ini akan diperoleh minyak sawit dan inti sawit. Keduanya merupakan produk setengah jadi yang bisa diolah lebih lanjut menjadi produk turunan, seperti minyak goreng, margarin, sabun cuci dan kosmetika (Sukamto, 2008) Tandan buah segar beserta brondolannya diangkut dari kebun ke tempat pengolahan. Tandan buah tersebut dimasukkan pertama kali ke dalam ketel perebus. Dengan tujuan untuk mencegah kenaikan kadar ALB serta memudahkan untuk pengolahan selanjutnya. Setelah direbus, selanjutnya buah tersebut dirontokkan dari tandannya dengan alat penebah. Proses selanjutnya adalah pemisahan bagian buah dari biji sawit dengan menggunakan mesin peremas. Yang perlu dijaga dalam proses ini adalah jangan sampai daging buah menjadi bubur karena akan menyulitkan proses selanjutnya. Sesudah proses tersebut maka proses selanjutnya adalah pengempaan dengan menggunakan mesin kempa. Dari dalam mesin pengempaan tersebut minyak sawit dikeluarkan, namun masih belum murni. Sesudah tahap ini minyak sawit selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin pemurnian (Syamsulbahri, 1996).

5 Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpartikel dari tempurung dan serabut serta 40-45% air. Agar diperoleh minyak sawit yang bermutu baik, minyak sawit kasar tersebut mengalami pengolahan lebih lanjut. Minyak sawit yang masih kasar kemudian dialirkan ke tangki minyak kasar (crude oil tank) dan setelah melalui tahap pemurnian atau klarifikasi yang bertahap, maka dihasilkan minyak sawit mentah (crude palm oil). Proses penjernihan dilakukan untuk menurunkan kandungan air dalam minyak yang dihasilkan (Tim Penulis PS, 2000). Stasiun klarifikasi merupakan stasiun pengolah minyak hasil kempaan daging buah menjadi CPO. Pada stasiun ini dilakukan pemisahan antara minyak dengan lumpur yang terdiri dari padatan dan air. Sludge yang merupakan hasil sampingan pengolahan dengan kandungan organik tinggi, ph rendah serta kuantitas limbah yang besar (Hamsi, 2000). Minyak yang keluar dari crude oil tank segera diklasifikasi di instalasiinstalasi penjernihan yang tahapannya sebagai berikut : 1. Continuous settling tank Minyak dalam tank ini masih bercampur dengan sludge (lumpur, air dan kotoran lainnya). Di sini, minyak dipisahkan dari sludge berdasarkan perbedaan berat jenis (minyak berada di bagian atas). Minyak bersih dari continuous tank dialirkan ke top oil tank, sedangkan sludge dialirkan ke sludge tank.

6 2. Top oil tank Top oil tank berfungsi untuk mengendapkan kotoran dan sebagai bak penampung sebelum minyak masuk ke oil purifier. Temperatur pada tank ini mencapai o C sehingga air menguap. Karena minyak masih mengandung air dan kotoran, maka perlu diolah lagi sampai kadar air dan kotorannya sekecil mungkin. 3. Oil purifier Proses ini merupakan pembersihan lanjutan berdasarkan perbedaan berat jenis dan gaya-gaya sentrifugal. Dengan gerakan putaran per menit, kotoran dan air yang berat jenisnya lebih berat daripada minyak akan berada di bagian luar. Minyak yang ada di bagian tengah dapat ke luar menuju ke vacum drier. 4. Vacuum drier Di vacuum drier, minyak diuapkan dengan sistem pengabutan minyak. Minyak yang sudah bebas air dipompakan ke tangki penimbunan melalui flow meter. 5. Sludge tank Sludge yang keluar dari continuous tank masih mengandung minyak dan diolah lagi untuk diambil minyaknya dengan cara memanaskan hingga mencapai temperatur o C. Proses ini berlangsung dalam sludge tank. 6. Fat pit Sludge yang keluar dari sludge centrifuge masih mengandung minyak. Sludge ini bersama air pencuci mesin centrifuge dikumpulkan dalam fat pit untuk diambil minyaknya. (Sunarko, 2007).

7 Untuk setiap proses pengolahan selalu ditemukan unit pengolahan yang mendapat perhatian penuh dalam pengawasan dan pengoperasiannya. Jika terdapat kelengahan dapat menyebabkan efisiensi pengolahan yang menurun, kualitas produksi akan semakin jelek, dan terjadinya stagnasi. Produk utama kelapa sawit adalah minyak sawit dan inti sawit menjadi barang jadi atau setengah jadi (Naibaho, 1996). Ampas (sludge) yang berasal dari tangki pemisah dikumpulkan dalam sludge tank dan masih mengandung minyak. di sludge tank, ampas ini dipanaskan sampai 95 o C kemudian dialirkan ke self cleaning strainer, yaitu tabung penyaring minyak dari serabut halus yang terdapat pada ampas. Dari sini, ampas diteruskan ke desanding cyclone untuk memisahkan pasir berdasarkan prinsip sentrifugal di dalam bejana atau tabung yang bagian bawahnya berbentuk konis. Karena adanya arus putar (cyclone) ini, maka gaya sentrifugal terjadi dan pasir dapat dipisahkan dari ampas. Ampas yang bebas pasir dialirkan ke constant flow sludge tank sebelum ke sludge separator. Sekali lagi, disini terjadi pemisahan minyak dengan kotoran dan air yang juga menggunakan gaya sentrifugal. Karena perbedaan berat jenis terjadi pemisahan. Minyak dialirkan ke reclaimed oil tank, sedangkan air dan kotoran dialirkan ke fat pit. Selanjutnya, minyak dikirim ke continous setling tank untuk diproses ulang sampai dihasilkan minyak kasar (crude oil), sedangkan air dan kotoran dialirkan ke kolam limbah (Setyamidjaja, 2006). Operasi panen, angkut dan olah (PAO) adalah merupakan subsistem dari satu sistem operasi PAO. Maka hambatan yang terjadi pada setiap subsistem akan saling mempengaruhi satu sama lain. Ketiga subsistem tersebut waktu dan kegiatannya berbeda-beda dan setiap subsistem punya tujuan sendiri-sendiri.

8 Sistem panen dimaksudkan untuk mencapai produksi TBS/ha yang optimal dengan menghindarkan pemotongan buah mentah, menghindarkan buah matang ketinggalan tidak terpanen dan harus mengutip brondolan secara bersih. Sistem angkut dimaksudkan untuk mencapai kapasitas angkut dan mengirim semua buah pada hari itu juga sehingga pabrik tidak mengalami stagnasi kekurangan buah untuk diolah. Selanjutnya sistem olah dimaksudkan untuk mencapai kapasitas yang optimal dan mengekstraksi minyak semaksimal mungkin dengan rendemen yang tinggi dan mutu yang baik serta menjaga angka kehilangan produksi (losses) minyak serendah mungkin (Risza, 1994). Cairan minyak yang keluar dari mesin pemeras, keadaannya masih belum murni karena masih tercampur dengan air dan kotoran lainnya. Untuk memurnikannya, perlu dilakukan proses klarifikasi yang berlangsung dua tahap. Tahap pertama, minyak yang masih kotor dimasukkan ke dalam tangki klarifikasi. Tangki ini dipasang dengan posisi berdiri. Tangki ini berbentuk silinder dengan bentuk bagian bawahnya meruncing seperti kerucut. Tangki ini bisa diisi dengan minyak kotor sampai liter. Pada tahap pertama proses klarifikasi, minyak kotor akan terpisah menjadi tiga bagian, yaitu kotoran, air, dan minyak. Tahap kedua yaitu air dan kotoran dialirkan kedalam tangki klarifikasi kedua yang dipasang dibawah tangki klarifikasi pertama. Di dalam tangki ini cairan akan mengalami proses pada klarifikasi tahap pertama. Minyak yang masih dapat diambil dialirkan ke bak penampung minyak (Sastrosayono, 2003). Pemurnian dimaksudkan untuk mengurangi kelembaban dan kandungan kotoran, kelembaban menjadi 0,25 sedangkan kotoran harus memenuhi kualitas yang dipersyaratkan. Hal tersebut dilakukan dengan kekuatan sentrifugal. Seperti

9 halnya pada separator endapan. Air dikeluarkan secara kontiniu seperti yang dapat dilihat pada pipa pembuang. Kotoran yang dipisahkan dapat terkumpul di dalam mangkok dan harus dikeluarkan pada interval yang terbatas tergantung seberapa banyak kotoran tersebut terakumulasi (Pusdiklat, 2004). Cairan yang mengalir dari tangki cerna yang dipaksa dengan kempa dinamakan minyak kotor (crude oil) mengandung minyak, air dan sampah. Partikel serabut dan cangkang juga ada yang segera dibuang setelah melalui ayakan bergetar dan minyak disaring dengan ayakan halus (30 mesh/cm). Partikel padatan dikembalikan ke tangki cerna. Pada tahapan ini ditambahkan air panas untuk mengurangi viskositas minyak kotor, ini berguna untuk pemisahan air dan limbah dalam proses selanjutnya, perbandingannya berkisar 2 minyak kasar : 1 air. Pemisahan akan lebih cepat bila suhu limbah berminyak tersebut dinaikkan menjadi 90 C atau lebih, tetapi jangan sampai mendidih karena bisa mempengaruhi kualitas minyak karena membentuk emulsi (Sianturi,2001). Standar Mutu Untuk menentukan apakah mutu minyak itu termasuk baik atau tidak diperlukan standar mutu. Ada beberapa faktor yang menentukan standar mutu yaitu: kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas (ALB), serta warna dan bilangan peroksida. Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1% dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01%. Kandungan asam lemak bebas diusahakan sampai serendah mungkin (sekitar 2%), bebas dari warna merah dan kuning (harus berwarna pucat), tidak berwarna hijau, jernih dari kandungan logam, serta bebas dari ion logam (Pasaribu, 2010).

10 Tingkat efektivitas dan efisiensi pengolahan kelapa sawit juga dipengaruhi oleh derajat kematangan buah yang dapat diketahui melalui sortir buah sebelum diolah. Agar proses di PKS dapat berjalan dengan efektif dan efisien maka perlu ditetapkan standar kematangan buah yang dipanen. Derajat kematangan buah yang telah distandarkan disajikan pada Tabel 1. dibawah ini. Tabel 1. Derajat kematangan buah No Fraksi Buah Persyaratan Sifat Fisik Jumlah Brondolan 1 Fraksi 00 (F-00) 0,00 % Sangat Mentah Tidak ada 2 Fraksi 0 (F-0) < 5,00 % Mentah 1 12,5 % buah luar 3 Fraksi 1 (F-1) 0,00 % Kurang mentah 12,5 25 % buah luar 4 Fraksi 2 (F-2) > 90,00 % Matang % buah luar 5 Fraksi 3 (F-3) 0,00 % Matang % buah luar 6 Fraksi 4 (F-4) < 3,00 % Lewat matang % buah luar 7 Fraksi 5 (F-5) < 2,00 % Terlalu matang Buah dalam ikut membrondol 8 Brondolan 9,50 % 9 Tandan kosong 0,00 % 10 Panjang tangkai TBS < 2,5 cm (Pahan, 2008). Minyak sawit memegang peranan penting dalam perdagangan dunia. Oleh karena itu, syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam perdagangannya. Istilah mutu minyak sawit dapat dibedakan menjadi dua arti. Pertama, benar-benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat-sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur nilai titik lebur angka penyabunan dan bilangan yodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Kebutuhan minyak sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masing-masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian,

11 kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebih diperhatikan. Berikut disajikan pada Tabel 2. di bawah ini tentang standar mutu minyak sawit, inti sawit, dan minyak inti sawit. Tabel 2. Standar mutu minyak sawit, minyak inti sawit dan inti sawit Karakteristik Minyak Inti Sawit Minyak Inti Keterangan Sawit Sawit Asam lemak bebas 5% 3,5 3,5 Maksimal Kadar kotoran 0,5% 0,02 0,02 Maksimal Kadar zat menguap 0,5% 7,5 0,2 Maksimal Bilangan peroksida 6 meq - 2,2 meq Maksimal Bilangan iodine mg/gr - 10,5-18,5 - Kadar logam (Fe, Cu) 10 ppm Lovibond 3-4 R Kadar minyak Minimal Kontaminasi Maksimal Kadar pecah Maksimal Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 1989 (Fauzi dkk, 2008). Karakteristik Kehilangan Crude Palm Oil Efisiensi teknik teknologis didefenisikan sebagai efektivitas dan produktivitas dalam pengoperasian suatu pabrik. Suatu pabrik dikatakan kurang efisien jika angka losses, kualitas, ekstraksi minyak dan inti sawit, serta kapasitas produksi tidak sesuai dengan norma standar. Hal ini dapat diketahui dari kapasitas olah yang tidak sesuai dengan kapasitas desain, losses yang tinggi, dan kualitas yang rendah. Selain standar pabrik, perlu juga dibuat standar untuk kematangan buah karena kematangan buah mempunyai kontribusi terhadap efektivitas pengolahan di pabrik. Ekstraksi atau pengutipan minyak dari buah kelapa sawit tidak akan pernah mencapai 100%. Kehilangan minyak pasti terjadi, tetapi harus diusahakan sekecil mungkin atau pada batas-batas yang telah ditolerir. Salah satu parameter untuk menentukan apakah suatu PKS dapat dikatakan bekerja efektif

12 dan efisien yaitu angka-angka kehilangan minyak dan inti yang sudah distandarkan. Jika pada suatu proses pengolahan pabrik ternyata angka-angka kehilangan minyak yang terjadi melebihi dari angka-angka yang telah distandarkan maka dapat dikatakan pabrik tersebut kurang efisien dan efektif. Berikut disajikan pada Tabel 3. di bawah ini tentang standar kehilangan minyak sawit dan inti sawit. Tabel 3. Standar kehilangan minyak dan inti (%) terhadap TBS No Karakteristik Batasan Minyak Sawit (MKS) 1 Draf akhir fat pit (% NOS) < 14,0 2 Draf akhir fat pit (% sampel) 0,40-0,90 3 Serabut (%NOS) 6,42-9,00 4 Serabut (% sampel) 4,00-6,00 5 Tandan kosong (JJK) (% NOS) 3,00-3,75 6 Tandan kosong (JJK) (% sampel) < 2,0 7 Buah ikut tandan kosong (JJK) (% NOS) 2,30-2,50 8 Buah ikut tandan kosong (JJK) (% sampel) 0,50-3,75 9 Nut (% sampel) < 0,50 10 Decanter solid(% NOS) < 10,00 11 Decanter solid (% sampel) < 2,50 Total PKS Baru (< 10 tahun) (%) < 1,65 Total PKS Lama (> 10 tahun) (%) < 1,90 Inti Sawit (IKS) 1 Serabut (% sampel) < 15,00 2 LTDS I (% sampel) < 2,00 3 LTDS II (% sampel) < 1,00 4 Hydrocyclone(%) < 5,00 5 Clay bath (%) < 1,50 6 Total PKS (%) 0,60 (Pahan, 2008). Kehilangan minyak sawit diperiksa pada contoh tandan kosong, ampas kempa, biji dan air drab. Contoh TBK diambil dari conveyor di ujung keluaran penebah, ampas kempa langsung dari celah konus kempa, biji dari ampas kempa yang sama, dan air drab dari keluaran buangan sentrifus drab.

13 Berikut adalah penjelasan pengambilan sampel losses pada pengolahan kelapa sawit : - Tandan kosong, data yang diperlukan adalah % minyak, % air dan % NOS. Tujuan pengujian adalah menetapkan kehilangan minyak dalam TBK, sekaligus memberi petunjuk mengenai siklus rebusan dan kematangan panen, karena keduanya mempengaruhi fluktuasi khilangan minyak dalam TBS. - Ampas kempa, data yang diperlukan adalah % minyak, % air dan % NOS dalam serabut. Jika ada peningkatan menyolok harus dicari penyebabnya dan segera diperbaiki, atau segera berpindah ke kempa yang baik, atau mengurangi putarannya. - Biji dalam ampas kempa, dikumpulkan data mengenai komposisi atau perbandingan serabut, biji, biji utuh, biji pecah, inti utuh, biji pecah dan cangkang dalam ampas kempa. Informasi ini diperlukan untuk mengetahui perbandingan serabut terhadap ampas kempa untuk perhitungan jumlah minyak dalam ampas kempa terhadap TBS. - Air drab, data yang diperlukan adalah % minyak, % air dan % NOS. tujuan pengujian untuk menentukan kadar minyak terhadap NOS dalam air buangan untuk memeriksa efisiensi sentrifus drab dan perhitungan pengutipan minyak. Kehilangan minyak dalam air drab ditentukan oleh suhu dalam tangki pengendap dan kadar ZPBL dalam minyak mentah. Yang terakhir ini ditentukan oleh jumlah tirisan minyak mentah yang keluar dari dasar bejana peremas semakin banyak tirisan semakin tinggi kadar zat padat tersebut. Kadar zat padat, suhu dan

14 tingkat pengenceran minyak mentah bersama-sama akan menentukan viskositas yang akhirnya mempengaruhi kehilangan minyak dalam air drab. Yang paling menentukan, yang harus dikendalikan adalah besar gelembung minyak (cegah pendidihan dan pengadukan cepat yang terlalu lama) dan viskositas. Suhu harus setinggi mungkin, mendekati C (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2003). Sasaran yang menjadi tujuan pabrik minyak sawit (PMS) adalah pengutipan sebanyak-banyaknya minyak dan inti sawit yang terkandung dalam panen TBS yang diolah. Dengan perkataan lain, kehilangan minyak dan inti sawit dalam pengolahan harus serendah mungkin sesuai dengan kemampuan mesin dan alat yang ada, dan sesuai dengan kemampuan tenaga kerja yang ada (mulai dari tenaga pimpinan pabrik sampai para pembantu operator dan tukang). Kemampuan tenaga kerja mencakup pengetahuan, ketrampilan, dan kepatuhan kepada tata operasi yang benar, dan semaikin meningkat kemampuannya dengan melakukan secara benar dan berulang-ulang, demi tercapainya efektivitas dan efisiensi yang tinggi (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2003). Penyebab Kehilangan Crude Palm Oil Suatu campuran minyak, air dan lumpur masuk pipa sentral CCT, dikarenakan gerakan menurun, elemen-elemen yang lebih berat cenderung turun ke bawah dan minyak akan naik dikarenakan perbedaan berat jenis. Minyak akan diambil dari bagian atas sedangkan endapan lumpur terkumpul dan dialirkan dari bawah. Partikel-partikel berat yang terkumpul di bawah harus dikeringkan setiap hari, lebih baik saat pabrik berhenti dan sebelum dihidupkan lagi. Karena BD minyak lebih rendah daripada BD air/ endapan kolom minyak harus lebih besar untuk mengimbangi kolom endapan, sehingga jumlah aliran keluar akan

15 seimbang. Bila lapisan minyak terlalu dangkal, maka skimmer harus diturunkan, sehingga kedua lapisan tersebut mendekati seimbang. Ini dapat berakibat ketidakseimbangan dan endapan dapat terbawa oleh minyak, akan menambah beban pada kemurnian, atau minyak bila terbawa oleh lumpur endapan, sehingga mempertinggi kehilangan minyak (Pusdiklat, 2004). Cairan yang keluar dari alat kempa terdiri dari campuran minyak, air dan padatan bukan minyak. Untuk memisahkan minyak dari fase lainnya perlu dilakukan dengan proses pemurnian. Minyak dimurnikan dengan tujuan agar tidak terjadi penurunan mutu akibat adanya reaksi hidrolisis dan okidasi. Hidrolisis dapat terjadi karena cairan bersuhu panas dan cukup banyak air, demikian juga oksidasi akan terjadi dengan adanya NOS yang berupa bahan organik seperti Fe dan Cu berperan sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya reaksi yang cepat. Dalam daging buah yang direbus terdapat komposisi minyak 54 %, air 28 % dan NOS 18 % dan jika diperas dengan screw press maka komposisi ini akan berubah menjadi cairan dengan kandungan minyak 66 %, air 24 % dan NOS 10 %. Padatan bukan minyak yang keluar dari kempa diberikan istilah non fatty pressing quotient (NFPQ), yaitu jumlah padatan yang terikut dalam minyak setelah melalui ayakan yang berasal dari lumpur lapangan yang memilki arti semakin tinggi NFPQ maka kehilangan minyak dalam proses klarifikasi semakin tinggi. Pembuangan lumpur (blow down) merupakan kegiatan yang rutin dikerjakan yaitu lumpur yang berada di bawah Oil Settling Tank dapat mengganggu proses pengendapan. Jika cone ditutupi oleh lumpur maka dasar tanki seolah-olah bidang datar, berarti akan mengurangi volume tangki dan

16 mengurangi waktu tunggu dalam tangki. Untuk mencapai hasil yang lebih baik maka pembuangan lumpur perlu dilakukan secara kontinu dengan selang waktu tertentu. Pembuangan lumpur yang terlalu cepat dapat mempertinggi oil losses, karena dalam lumpur tersebut masih terdapat minyak yang menempel. Banyak tidaknya minyak dalam lumpur juga dipengaruhi oleh suhu pemanasan (Naibaho,1996). Kehilangan minyak sawit dan inti sawit dapat terjadi pada tiga tahap dalam proses produksi, yaitu : 1. Penyerbukan tidak sempurna, terlihat dari banyaknya buah partenokarpi (tandan yang jarang buahnya). Hasilnya adalah berat tandan berkurang dari seharusnya. 2. Panen tidak sempurna, dimana tandan terlalu mentah atau terlalu matang dan brondolan hilang di antara tanaman kacangan. Hasilnya adalah rendemen hasil yang rendah dan kadar ALB minyak yang tinggi. 3. Pengolahan tidak sempurna, dimana kondisi proses tidak terpenuhi, keausan dan kerusakan mesin olah. Hasilnya adalah pengutipan minyak menjadi rendah dan kenaikan kadar ALB yang besar dalam pengolahan (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2003). Pengelolaan dan Pengendalian Pemeliharaan Perawatan pabrik minyak sawit bukan saja menjadi faktor penentu dalam pencapaian kapasitas dan efisiensi olah, tetapi juga turut menentukan pencapaian rendemen dan mutu hasil minyak dan inti sawit. Kehilangan hasil dalam pengolahan dan perusakan mutu akibat kondisi mesin dan peralatan pengolahan yang jelek juga dapat dihindarkan dengan perawatan yang benar. Secara garis

17 besar dikenal dua macam perawatan pencegahan dan perawatan berdasarkan kerusakan. Yang pertama bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, dapat berupa perawatan yang direncanakan maupun perawatan berdasarkan ramalan (berdasarkan hasil pengetesan, analisis, pemantauan dan penginderaan). Melaksanakan salah satu saja akan menjadi terlalu mahal. Maka yang terbaik adalah melaksanakan gabungan keduanya. Perawatan pencegahan hanya dilakukan pada mesin atau peralatan yang kerusakannya akan menimbulkan bahaya potensial dan penghentian pengolahan. Jika mesin atau peralatan yang rusak itu mudah diperbaiki, tidak mengganggu produksi, dan melibatkan suku cadang yang murah dan mudah diperoleh, sebaiknya dilakukan perawatan berdasarkan kerusakan (Mangoensoekarjo dan Semangun,2003). Proses pengolahan kelapa sawit di PKS sangat bergantung dari jumlah dan kualitas TBS yang dihasilkan oleh kebun. Produksi TBS tinggi mengharuskan PKS beroperasi dengan jam olah yang tinggi karena TBS yang dibiarkan terlalu lama restan akan mengakibatkan peningkatan kadar asam lemak bebas. Untuk mencapai jam olah yang tinggi dan kualitas produk yang baik, PKS harus didukung oleh sebuah bengkel yang mempunyai bagian mekanikal dan elektrikal. Bagian mekanikal melakukan pemeliharaan umum terhadap semua peralatan pabrik, sedangkan bagian elektrikal melakukan pemeliharaan terhadap seluruh peralatan listrik di PKS, terutama motor listrik (Pahan, 2008). Pendekatan Sistem Eriyatno (2003) mendefenisikan sistem sebagai sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah komponen (dengan satuan fungsi/tugas

18 khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses/pekerjaan tertentu. Sebuah sistem merupakan kumpulan dari komponen yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan cara menerima input dan memproduksi output dalam proses transformasi yang terorganisir. Sebagai sebuah sistem, sistem mempunyai lima komponen dasar atau fungsi dasar yaitu : - Input termasuk menerima dan menyusun elemen masukan data untuk diproses. - Proses termasuk transformasi yang memproses/merubah input menjadi output, termasuk didalamnya pencarian, perbaikan, pengisian dan pengelompokan. - Output termasuk perubahan data yang telah diproduksi oleh proses untuk mencapai tujuan akhir. - Umpan balik adalah data dari dayaguna dari suatu system. - Kontrol termasuk didalamnya kegiatan monitoring dan evaluasi umpan balik untuk menentukan apakah sebuah sistem mencapai tujuannya atau tidak (Sigit, 1999). Secara singkat dapat dikatakan bahwa ada tujuh langkah yang perlu diambil dalam usaha memecahkan masalah dengan mempergunakan alat utama yang ilmiah, langkah-langkah itu adalah : 1. Mengetahui inti dari persoalan yang dihadapi, dengan perkataan lain mendefinisikan perihal yang dihadapi itu dengan setepat-tepatnya

19 2. Mengumpulkan fakta dan data yang relevan 3. Mengolah fakta dan data tersebut 4. Menentukan beberapa alternatif yang mungkin ditempuh 5. Memilih cara pemecahan dari alternatif-alternatif yang telah diolah dengan matang 6. Memutuskan tindakan apa yang hendak dilakukan 7. Menilai hasil-hasil yang diperoleh sebagai akibat dari keputusan yang telah diambil (Eriyatno, 2003). Pengendalian Proses Statistik Pengendalian proses statistik merupakan penerapan metode-metode statistik untuk pengukuran analisis variasi proses. Teknik ini menerapkan parameter-parameter pada proses dan analisis proses. Dengan menggunakan pengendalian proses statistik ini maka dapat dilakukan analisis dan minimasi penyimpangan atau kesalahan, mengkuantifikasikan kemampuan proses, menggunakan pendekatan statistik, dan membuat hubungan antara konsep dan teknik yang ada untuk mengadakan perbaikan proses. Sasaran pengendalian proses statistik terutama adalah mengadakan pengurangan terhadap variasi atau kesalahan-kesalahan proses. Selain itu, tujuan utama dalam pengendalian proses statistik adalah mendeteksi adanya khusus (assignable cause atau special cause) dalam variasi atau kesalahan proses melalui analisis data dari masa lalu maupun masa mendatang (Ariani, 2004). Metode statistika dalam penelitian biologi karena adanya keragaman bahan penelitian yang digunakan. Keragaman dalam bidang pertanian

20 umumnyantimbul karena pengaruh biologi yang terjadi di lapangan. Fakta mengenai keragaman yang terjadi di alam antara lain, tidak semua mangga dalam satu pohon mempunyai ukuran persis sama. Karena adanya keragaman tersebut, maka timbul masalah bagaimana menentukan sifat-sifat suatu kelompok yang terdiri dari individu-individu. Tidak mungkin rasanya menggambarkan setiap individu untuk menentukan sifat kelompok. Dengan metode statistika dapatlah ditentukan sifat suatu kelompok dan dapat ditunjukkan bagaimana caranya mengadakan pengujian yang obyektif seperti metode pengkajian tabel dan gambar, dan perhitungan statistika (Sastrosupadi, 2000). Proses dikatakan dalam pengendalian statistik apabila penyebab khusus dari penyimpangan atau variasi tersebut seperti penggunaan alat, kesalahan operator, kesalahan dalam persiapan mesin, kesalahan penghitungan, kesalahan bahan baku, dan lain sebagainya tidak tampak dalam proses. Apabila stabilitas proses tercapai, kemampuan proses dapat diperbaiki dengan mengurangu penyimpangan karena sebab umum seperti penyimpangan dalam bahan baku, kondisi emosional operator, penurunan kinerja mesin, penurunan suhu udara, naik turunnya kelembapan udara dan sebagainya (Indranata, 2008). Diagram Pencar Diagram pencar (scatter diagram) adalah gambaran yang menunjukkan kemungkinan hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam variabel. Walaupun terdapat hubungan, namun tidak berarti bahwa satu variabel menyebabkan timbulnya variabel yang lain. Diagram pencar biasanya menjelaskan adanya hubungan antara dua variabel dan menunjukkan keeratan hubungan tersebut yang diwujudkan sebagai koefisien korelasi (Nasution, 2005).

21 Gambar berikut menunjukkan lima tipe dari pola yang dapat disusun dengan mengolah data dan penjelasannya. a. Korelasi positif d. Korelasi negatif mungkin terjadi b. Korelasi positif mungkin terjadi e. Korelasi negatif c. Tidak ada korelasi Gambar 1. Interpretasi dari diagram pencar Diagram pencar pertama menunjukkan suatu arti hubungan linier yang positif, dimana ketika fungsi x yang meningkat begitu juga dengan fungsi y. Diagram pencar kedua menunjukkan kemungkinan terjadi hubungan linier yang

22 positif. Dengan kata lain, fungsi x meningkat, fungsi y juga cenderung hampir meningkat. Bagaimanapun, fungsi dari x terlihat dipengaruhi oleh faktor dari variabel lain. Diagram ketiga menunjukkan suatu pola acak yang mana tidak ada pengaruh hubungan antara kedua variabel. Diagram keempat menunjukkan bukti dari kemungkinan hubungan linier yang negatif. Fungsi y terlihat menurun ketika fungsi x meningkat. Walaupun hubungan antara kedua variebel tidak kuat, tetapi masih terdapat suatu pola yang mempengaruhi hubungan ini. Diagram kelima menunjukkan suatu arti hubungan linier negatif. Diagram ini menunjukkan ketika x meningkat, y menurun (Messina, 1987). Diagram Sebab-Akibat Diagram sebab-akibat dipergunakan untuk menemukan penyebab timbulnya persoalan serta apa akibatnya. Diagram ini penting untuk mengidentifikasi secara tepat hal-hal yang menyebabkan persoalan kemudian mencoba menanggulanginya (Gasperz, 1992). Dalam pembuatan diagram tulang ikan, akibat atau permasalahan digambarkan dalam bagian kepala ikan, sedangkan faktor-faktor penyebab diletakkan sebagai tulang ikan. Penggolongan garis besar faktor-faktor penyebab biasanya dibagi atas : - Bahan (material) - Alat (machine) - Manusia (man) - Cara (method), dan - Lingkungan (enviroment). (Kuswadi dan Mutiara, 2004).

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pemurnian Minyak Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpertikel

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu komoditas dan produk sawit ditentukan berdasarkan urutan rantai pasok dan produk yang dihasilkan. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit Pabrik kelapa sawit (PKS) adalah Pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa sawit dengan proses standar menjadi produk minyak sawit

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpartikel

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, terdiri dari beberapa stasiun yang menjadi alur proses dalam pemurnian kelapa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Belanda dengan bibit yang berasal dari Bourbon (Rheunion) atau Mauritius

TINJAUAN PUSTAKA. Belanda dengan bibit yang berasal dari Bourbon (Rheunion) atau Mauritius TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit dimasukkan pertama kali ke Indonesia oleh bangsa Belanda dengan bibit yang berasal dari Bourbon (Rheunion) atau Mauritius sebanyak dua batang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN 8 DAFTAR PUSTAKA...9 PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaesis Guineses Jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk dalam family Palawija. Kelapa sawit biasanya mulai berbuah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Indonesia sekarang ini merupakan tanaman asli Afrika Barat (Geunia) yaitu jenis Elais Geunensis Jacq. Ada jenis tanaman kelapa sawit yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Varietas Kelapa Sawit 1. Varietas Kelapa Sawit Berdasarkan Ketebalan Tempurung dan Daging Buah Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietasvarietas itu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan crude palm oil (CPO) ke

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari negeria, Afrika barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari amerika

Lebih terperinci

Bab I Pengantar. A. Latar Belakang

Bab I Pengantar. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pengantar Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa sawit (Elaeis guineensis) terbesar di dunia. Produksinya pada tahun 2010 mencapai 21.534 juta ton dan dengan nilai pemasukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adalah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adalah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa sawit Salah satu dari tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Kelapa Sawit Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit 2.1.1 Sejarah Perkelapa Sawitan Mengenai daerah asal kelapa sawit terdapat beberapa pendapat. Pendapat pertama menyatakan bahwa kalapa sawit berasal dari

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil yang diperoleh selama periode Maret 2011 adalah data operasional PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan TBS di PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan fraksi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu

Lebih terperinci

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit 1. LOADING RAMP Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit ( E. guineensis Jacq) diusahakan secara komersil di Afrika, Amerika

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit ( E. guineensis Jacq) diusahakan secara komersil di Afrika, Amerika xvii BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Penyebaran Kelapa Sawit Kelapa sawit ( E. guineensis Jacq) diusahakan secara komersil di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik Selatan serta beberapa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Sawit Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.

Lebih terperinci

PERSENTASE OIL LOSSES YANG TERDAPAT PADA JANJANGAN KOSONG DI PT SASANA YUDHA BHAKTI KECAMATAN TABANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PERSENTASE OIL LOSSES YANG TERDAPAT PADA JANJANGAN KOSONG DI PT SASANA YUDHA BHAKTI KECAMATAN TABANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PERSENTASE OIL LOSSES YANG TERDAPAT PADA JANJANGAN KOSONG DI PT SASANA YUDHA BHAKTI KECAMATAN TABANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : ABU WAQID ALLAITSIY NIM. 130 500 112 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PRIYASIN HARDIAN PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

KARYA ILMIAH PRIYASIN HARDIAN PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PENGARUH WAKTU PENIMBUNAN MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) PADA BAK PENAMPUNGAN (FAT PIT) TERHADAP KADAR KOTORAN MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN. IV KEBUN ADOLINA KARYA ILMIAH PRIYASIN HARDIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengolahan Hasil Panen Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik.pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sawit dan Inti Sawit 2.1.1 Sawit Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elais guinensis jacq) adalah tanaman berkeping satu yang termasuk dalam family Palmae. Tanaman genus Elaeis berasal dari bahasa Yunani Elaion

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh : LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG Oleh : MARIA ULFA NIM.110 500 106 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU PADA CRUDE OIL TANK (COT) TERHADAP KADAR AIR DARI MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN. IV KEBUN ADOLINA KARYA ILMIAH

PENGARUH SUHU PADA CRUDE OIL TANK (COT) TERHADAP KADAR AIR DARI MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN. IV KEBUN ADOLINA KARYA ILMIAH PENGARUH SUHU PADA CRUDE OIL TANK (COT) TERHADAP KADAR AIR DARI MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN. IV KEBUN ADOLINA KARYA ILMIAH ADILLA PRATIWI SIMANJUNTAK 062409039 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

Model Penilaian Cepat untuk Kinerja Industri Kelapa Sawit (Rapid Appraisal for Palm Oil Industrial Performance)

Model Penilaian Cepat untuk Kinerja Industri Kelapa Sawit (Rapid Appraisal for Palm Oil Industrial Performance) Model Penilaian Cepat untuk Kinerja Industri Kelapa Sawit (Rapid Appraisal for Palm Oil Industrial Performance) Hartrisari a dan Amin.C. b a Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fateta-IPB dan SEAMEO

Lebih terperinci

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN Joto Wahyudi 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Hermantoro 2) Jurusan Teknik Pertanian, Progam Khusus Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Kelapa Sawit Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Sejarah perkebunan kelapa sawit Kelapa sawit (Elacis guineensis jascg) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan baker (biodisel).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dengan tujuan memproduksi

Lebih terperinci

! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i

!  # $ % % & # ' #  # ( % $ i ! " $ & ' " ( $ i !" ) " " * ' " ' ' ' ' ' ' + ' ", -, - 1 ) ". * $ /0,1234/004- " 356, " /004 "/7 ",8+- 1/3 /0041/4 /009) /010 400 /6 $:, -,) /007- ' ' ",-* " ' '$ " " ;" " " 2 " < ' == ":,'- ',""" "-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tandan buah segar (TBS) sampai dihasilkan crude palm oil (CPO). dari beberapa family Arecacea (dahulu disebut Palmae).

BAB I PENDAHULUAN. tandan buah segar (TBS) sampai dihasilkan crude palm oil (CPO). dari beberapa family Arecacea (dahulu disebut Palmae). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kelapa sawit merupakan sumber minyak nabati yang pada saat ini telah menjadi komoditas pertanian unggulan di negara Indonesia. Tanaman kelapa sawit dewasa ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara produsen utama kelapa sawit. Luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. Produksi mencapai 23,521,071

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Sawit Kelapa sawit (E. Guineensis) diusahakan secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik selatan, serta beberapa daerah lain dengan skala yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. minyak adalah kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. minyak adalah kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) adalah BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) adalah tanaman berkeping

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan TINJAUAN PUSTAKA Bahan Tanaman (Bibit ) Faktor bibit memegang peranan penting dalam upaya peningkatan produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan menghasilkan pada 3 4 tahun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Asal-usul Kelapa Sawit Berdasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun adapula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, ujungnya runcing, dan berwarna

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN 39 ANALISIS LOSSES PADA NUT AND KERNEL STATION MELALUI PROSES PENDEKATAN DISETIAP PERALATAN Andryas Meiriska Syam 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Nuraeni Dwi Dharmawati 2)

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN

TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN PENGARUH PROSES PENGOLAHAN TERHADAP MUTU CRUDE PALM OIL (CPO) YANG DIHASILKAN DI PTPN IV PKS ADOLINA PERBAUNGAN-MEDAN TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN 052409076 PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KIMIA INDUSTRI

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak Sterilizer

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran II : Mesin-mesin dan Peralatan yang digunakan PTPN III PKS Rambutan A. Mesin Produksi Adapun jenis dari mesin- mesin produksi yang digunakan oleh PTPN III PKS Rambutan dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

ANALISIS KONSISTENSI MUTU DAN RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PABRIK KELAPA SAWIT TAMIANG PT. PADANG PALMA PERMAI

ANALISIS KONSISTENSI MUTU DAN RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PABRIK KELAPA SAWIT TAMIANG PT. PADANG PALMA PERMAI ANALISIS KONSISTENSI MUTU DAN RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PABRIK KELAPA SAWIT TAMIANG PT. PADANG PALMA PERMAI HILDA JULIA DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka A. Minyak Sawit Bab II Tinjauan Pustaka Minyak sawit berasal dari mesokarp kelapa sawit. Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari Afrika Barat, merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari Afrika Barat, merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari Afrika Barat, merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prospek agroindustri perkebunan kelapa sawit di Indonesia sangat bagus, hal ini bisa dilihat dari semakin luasnya lahan tanam yang ada. Luas lahan yang sudah ditanami

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

PEMBAHASAN (A) (B) (C) (D) Gambar 13. TBS Yang Tidak Sehat (A) Buah Mentah dan Abnormal, (B) Buah Sakit, (C) Buah Batu dan (D) Buah Matang Normal

PEMBAHASAN (A) (B) (C) (D) Gambar 13. TBS Yang Tidak Sehat (A) Buah Mentah dan Abnormal, (B) Buah Sakit, (C) Buah Batu dan (D) Buah Matang Normal PEMBAHASAN Kriteria Mutu Buah Sebagai Dasar Sortasi TBS Tandan buah segar yang diterima oleh pabrik hendaknya memenuhi persyaratan bahan baku, yaitu tidak menimbulkan kesulitan dalam proses ekstraksi minyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di kebun raya Bogor. Tanaman kelapa sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di kebun raya Bogor. Tanaman kelapa sawit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. hutan Brazil dibanding dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. hutan Brazil dibanding dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Kelapa Sawit di Indonesia Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack.) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN i PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI Oleh : Nur Fitriyani (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN PT Muriniwood Indah Indurtri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

MODEL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT BAB I PENDAHULUAN

MODEL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT BAB I PENDAHULUAN MODEL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT BAB I PENDAHULUAN Komoditi kelapa sawit merupakan salah satu andalan komoditi pertanian Indonesia yang pertumbuhannya sangat cepat dan mempunyai peran strategis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkerbunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013).

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013). TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Taksonomi dari tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut; divisi Spermatophyta, dengan subdivisi Pteropsida. Kelapa sawit tergolong kelas Angiospermae dengan subkelas

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit. PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel).

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Varietas Kelapa Sawit Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Namun, diantara varietas tersebut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya dari Brasilia. Di Brasilia tanaman ini tumbuh secara liar atau setengah liar

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Penanaman dilakukan dengan menanam di Kebun Raya Bogor,

Lebih terperinci

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT QFD (Quality Function Deployment) adalah suatu alat untuk membuat pelaksanaan TQM (Total Quality Management) menjadi efektif untuk mentranslasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyamplung Nyamplung memiliki sebaran yang luas di dunia, dari Afrika, India, Asia Tenggara, Australia Utara, dan lain-lain. Karakteristik pohon nyamplung bertajuk rimbun-menghijau

Lebih terperinci

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) Jurnal Penelitian STIPAP, 2013, 4 (1) : 1-11 SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) 1 2 Mardiana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kelapa Sawit 2.1.1 Sejarah Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN MUSTIKA PT SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh CINDY CHAIRUNISA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Kelapa termasuk jenis Palmae yang bersel satu (monokotil). Batang tanaman tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Adakalanya pohon kelapa dapat bercabang, namun hal

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada tahun 1996 oleh PT. Dirga Bratasena Enginering dan resmi beroperasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARHR PT. PERKEBNAN NSANTARA III NTK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODKSI Krismas Aditya Harjanto Sinaga 1, Baju Bawono 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT Oleh : Tim Kajian LATAR BELAKANG 1. Kabupaten Nagan Raya memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kelapa Sawit Semula tanaman kelapa sawit (Elaeis giuneensis Jacg) hanya diusahakan oleh perkebunan besar di Indonesia. Sejak tahun 1977 1978 pemerintahan Indonesia bertekad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia dilihat dari aspek kontribusinya terhadap PDB, penyediaan lapangan kerja, penyediaan penganekaragaman menu makanan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaesis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya

II. TINJAUAN PUSTAKA Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Kelapa Sawit 2.1.1 Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya tumbuh menjadi tanaman. Susunan buah kelapa sawit dari lapisan

Lebih terperinci

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PKS RAMBUTAN, PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 badan usaha milik negara (BUMN) yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit diperkirakan berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan. Tanaman ini lebih berkembang di Asia Tenggara. Bibit kelapa sawit pertama kali masuk ke Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seumantoh adalah perusahaan yang bergerak dalam pengolahan Tandan Buah

BAB I PENDAHULUAN. Seumantoh adalah perusahaan yang bergerak dalam pengolahan Tandan Buah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah PT. Perkebunan Nusantara I, Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Tanjung Seumantoh adalah perusahaan yang bergerak dalam pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Perkebunan Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis Guineenis Jacq) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Didatangkan ke Indonesia oleh pemerintahan Hindia Belanda pada

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI Oleh PUGUH SANTOSO A34103058 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sentrifugasi Campuran heterogen terdiri dari senyawa-senyawa dengan berat jenis berdekatan sulit dipisahkan. Membiarkan senyawa tersebut terendapkan karena adanya gravitasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) merupakan tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Nigeria (Afrika Barat) karena pertama kali ditemukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perkebunan. Karena Mucuna bracteata memiliki kelebihan dibandingkan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. perkebunan. Karena Mucuna bracteata memiliki kelebihan dibandingkan dengan TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata Legum yang berasal dari india ini termasuk tanaman jenis baru yang masuk ke Indonesia untuk digunakan sebagai tanaman penutup tanah di areal perkebunan. Karena Mucuna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kelapa sawit (Elaesis guineesis Jacq.) merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dari pada tanaman penghasil minyak nabati

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Berdasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari

Lebih terperinci