BALI SHANTI: UNIT LAYANAN KONSULTASI ADAT-BUDAYA BALI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BALI SHANTI: UNIT LAYANAN KONSULTASI ADAT-BUDAYA BALI"

Transkripsi

1 22 Ni Luh Gede Astariyani, et al., Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 1(1), 2010, BALI SHANTI: UNIT LAYANAN KONSULTASI ADAT-BUDAYA BALI Ni Luh Gede Astariyani 1, I Ketut Sardiana 2, Wayan P. Windia 1 Unit I b IKK Bali Shanti LPM UNUD, alamat: Gd. Pasca Sarjana Unud Lt Dasar Jl. PB Sudirman Denpasar-Bali, bshanti@yahoo.co.id 1 Fakultas Hukum Unud, 2 Fakultas Pertanian Unud Ringkasan Eksekutif Pesatnya perkembangan pariwisata Bali telah membawa implikasi yang sangat luas bagi kehidupan masyarakat adat di Bali. Gejala disharmoni banyak dijumpai belakangan ini seperti timbulnya kasus pelanggaran nilai-nilai adat-budaya masyarakat oleh investor, komplik masyarakat dengan pemilik hotel, serta kasuskasus adat lainnya. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberi konsultasi dalam rangka mencari solusi bagi berbagai permasalahan yang berhubungan dengan adat dan kebudayaan Bali. Metode yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan masyarakat yang menghadapi kasus adat/budaya Bali tersebut adalah melalui pelayanan jasa konsultasi bagi masyarakat dan pendampingan khususnya dalam penyusunan peraturan adat (awig-awig). Materi konsultasi atau kasus adat yang dianggap urgen dan berdampak luas bagi masyarakat adat selanjutnya dilokakaryakan dengan melibatkan pihak-pihak berkopeten. Hasil pembahasannya dipublikasikan dalam bentuk buku adat-budaya Bali untuk selanjutnya disebarluaskan kepada masyarakat adat. Kegiatan konsultasi ini dilaksanakan di kantor unit I b IKK Bali Shanti yang berlokasi di Gedung Pasca Sarjana Universitas Udayana Jalan PB Sudirman Denpasar. Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat unit pelayanan konsultasi adat-budaya Bali, diantaranya: Pusat Pelayanan Konsultasi Adat/Budaya Bali mendapat respon positif dan membawa manfaat yang sangat besar bagi masyarakat adat, dan investor ditandai dengan banyaknya jumlah klien yang memanfaatkan jasa konsultasi tersebut. Masalah yang dikonsultasikan 60 % diantaranya menyangkut masalah rumah tangga, 25 % berkaitan dengan awigawig desa adat, 5 % masalah budaya Bali, dan 10 % investasi. Asal pengguna jasa konsultasi, sebanyak 80 % berasal dari orang Bali, 15 % masyarakat luar Bali (Jakarta), dan 5 % orang asing. Sebagian besar pengguna jasa konsultasi menyatakan bahwa layanan konsultasi sangat membantu dan mampu memberikan solusi berbagai permasalahan adat-budaya Bali yang dikonsultasikan. Kata-kata kunci: jasa konsultasi, adat Bali, budaya Bali. Executive Summary Development on tourism sector in Bali Island cared out great implication to Balinese customs and culture. Many cases on Balinese customs and culture have been raised such as customs and culture values infraction, conflicts between local community with investor, and others. The present community service aimed to give consultation

2 Ni Luh Gede Astariyani, et al., Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 1(1), 2010, in order to solve of many problems it s related to Balinese customs and culture. Methods have used were consultation services and assistances to the community which have problems. Issues raised on the consultation were discussed and publicized to Balinese custom s communities. The activities of community service were conducted on Bali Shanti office, located at the Graduate School of the Udayana University building, Denpasar. It can be concluded that the Bali s community responses were positive toward the services. The consultation activities were attended by 102 costumers during The origin of the costumers came from Bali about 80 percents, other places in Indonesia 15 percents, and foreigner 5 percents. The problems were discussed in the consultation activities namely around family problems about 60 percent, legal village customs (awig-awig) drafting 25 percents, culture 5 percents, and others about 10 percents. Most of the participants agreed that consultation services helpful to solve many problems related to Balinese customs and culture. Keywords: consultation service, Balinese custom, Balinese culture A. PENDAHULUAN Keunikan budaya Bali yang dibentengi oleh desa adat dan hukum adat Bali, telah melambungkan Pulau Bali sebagai daerah tujuan wisata yang cukup terkenal baik di kalangan wisatawan nusantara maupun mancanegara. Bagi Provinsi Bali, sektor pariwisata telah lama menjadi primadona penghasil devisa. Sumbangan sektor pariwisata terhadap pendapatan daerah Bali dari tahun ke tahun terus meningkat mengungguli sektor-sektor lainnya. Namun demikian, gemerlapnya dunia kepariwisataan tidak saja menarik minat para wisatawan untuk datang berkunjung, tetapi juga merangsang kehadiran kaum pendatang untuk berebut rezeki di daerah ini. Terlebih lagi memasuki era pasar bebas yang memberi kemudahan bagi orang asing untuk bekerja atau melakukan kegiatan usaha di Bali, dikhawatirkan akan menambah kompleksitas permasalahan di Bali. Masalah-masalah yang dimaksud antara lain terkait dengan hukum internasional, hukum nasional dan kesulitan dalam menciptakan keharmonisan antara kedua hukum tersebut dengan keunikan budaya Bali, desa adat dan hukum adat Bali. Mengatasi masalah yang muncul di bidang hukum internasional dan hukum nasional, dapat diselesaikan melalui aparat penegak hukum atau institusi pemerintah yang berwenang. Tetapi untuk menciptakan keharmonisan antara kedua bidang hukum tersebut dengan budaya Bali, desa adat dan hukum adat Bali, relatif lebih sulit dilakukan, karena memerlukan koordinasi yang baik antara lembaga penegak hukum, tokoh adat dan intelektual di bidang budaya Bali. Gejala disharmoni banyak dijumpai belakangan ini seperti timbulnya kasus pelanggaran nilai-nilai adat/budaya masyarakat oleh investor, konflik masyarakat dengan pemilik hotel, serta kasuskasus adat lainnya, yang menuntut adanya lembaga tertentu yang memiliki kompetensi dalam penanggulangan masalah tersebut.

3 24 Ni Luh Gede Astariyani, et al., Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 1(1), 2010, Atas dasar tersebut Universitas Udayana memandang perlu membentuk Unit Pelayanan Kebudayaan Konsultasi Adat-Budaya Bali, untuk melakukan kajiankajian ilmiah terhadap berbagai masalah yang menerpa Bali. Di samping itu, membantu masyarakat Bali atau pihak yang berkepentingan lainnya dalam mengantisipasi dan menanggulangi masalah sosial dan hukum yang terkait dengan budaya Bali, desa adat dan hukum adat Bali, dalam batas-batas yang sesuai dengan pola ilmiah pokok Universitas Udayana, serta tugas pokok dan fungsi universitas sebagai lembaga ilmiah. B. SUMBER INSPIRASI Pesatnya perkembangan pariwisata Bali telah membawa implikasi yang sangat signifikan bagi kehidupan masyarakat adat di Bali. Gejala disharmoni banyak dijumpai belakangan ini seperti timbulnya kasus pelanggaran nilai-nilai adat/budaya masyarakat oleh investor, konflik masyarakat dengan pemilik hotel, serta kasuskasus adat lainnya, yang menuntut adanya lembaga tertentu yang memiliki kompetensi dalam penanggulangan masalah tersebut. Fakta ini melatarbelakangi munculnya pemikiran untuk mendirikan unit pelayanan jasa konsultasi adat/kebudayaan Bali guna memberikan pemecahan bagi masyarakat yang mengalami permasalahan terkait dengan permasalhan tersebut. C. METODE Metode yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pelayanan konsultasi kepada masyarakat yang sedang terlibat dengan kasus-kasus adat. Melalui konsultasi tersebut diharapkan timbul pemahaman dan persamaan persepsi mengenai suatu permasalahan adat sehingga permasalahan tersebut dapat diselesaikan. Kegiatan konsultasi dilaksanakan pada setiap hari kerja, berlokasi di Gedung Pasca Sarjana Universitas Udayana, Jl. PB Sudirman Denpasar. Masalah-masalah yang dikonsultasikan diinventarisasi, kasus yang dianggap urgen dan berdampak luas bagi kehidupan adat-budaya Bali selanjutnya dilokakaryakan dengan mendatangkan berbagai nara sumber yang terkait dengan masalah yang bersangkutan. Hasil pembahasannya didokumentasikan dalam bentuk buku adat/budaya Bali untuk selanjutnya disebarluaskan kepada masyarakat adat. D. KARYA UTAMA Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupa layanan konsultasi mengenai adat/budaya Bali. Masalah adat yang ditangani diantaranya penulisan peraturan (awig-awig) desa adat, hukum kekeluargaan seperti perkawinan, pengangkatan anak, perceraian dan waris, mekanisme investasi di Bali dilihat dari aspek hukum adat dan kebudayaan Bali, dan masalah adat / kebudayaan Bali lainnya. Masalah-masalah yang dikonsultasikan diinventarisasi, kasus yang dianggap urgen dan dominan terjadi selanjutnya dilokakaryakan dengan mendatangkan berbagai nara

4 Ni Luh Gede Astariyani, et al., Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 1(1), 2010, sumber yang terkait dengan masalah yang bersangkutan. Hasil pembahasannya didokumentasikan dalam bentuk buku adat-budaya Bali. Lembaga ini selain dipandang berkompeten dalam memberikan pemecahan kasus-kasus adat/budaya Bali, ternyata juga merupakan lembaga konsultan adat/budaya Bali satu-satunya sampai saat ini. E. Ulasan Karya Gambar 1. Buku-buku terbitan unik I b IKK Bali Shanti Gambar 2. Rektor Unud meresmikan unit I b IKK Bali Shanti Produk unit layanan konsultasi adat-budaya bali baik berupa buku maupun layanan konsultasi merupakan hasil karya dosen di Universitas Udayana yang didahului dengan pengkajian secara ilmiah mengenai adat/budaya Bali secara holistik dengan melibatkan narasumber yang berkompeten di bidangnya sehingga produk yang dihasilkan memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk sejenis. Unit ini merupakan lembaga konsultan adat-budaya Bali satu-satunya sampai saat ini. Perlindungan hukum terhadap produk tersebut berupa Haki agak sulit dilakukan. Namun demikian, dengan mendaftarkan setiap buku yang diterbitkan berupa ISBN akan dapat memberikan perlindungan kekayaan intelektual/ hak cipta. Pada tahun 2009, Bali Shanti telah menerbitkan sebanyak 3 buku, yaitu Ulah pati, Kasepekang, dan Awig-awig Desa Adat. Ulasan karya buku tersebut diuraikan sebagai berikut : a. Ulah pati. Ulah pati adalah mati karena sesat, mengambil jalan pintas, serta mati yang sengaja dikehendaki. Kematian semacam itu sangat bertentangan dengan ajaran agama Hindu. Atma (roh) tidak diterima di alam baka atau memasuki ruang kawah candradimuka. Jenis-jenis mati ngulah pati adalah mati meracun diri, mati menggantung diri, mati menembak diri, mati menceburkan diri, dan sebagainya. PHDI pada Pesamuhan Agung Para Sulinggih dan Welaka di Campuan Ubud, tanggal 21 Oktober 1961 memutuskan bahwa bagi orang yang mati salah pati dan ngulah pati diupacarai seperti orang mati benar dan ditambah dengan penebusan serta diupacara di Setra atau Tunon. Upacara orang meninggal seperti sebelum ada keputusan di atas boleh diupacarai setelah ditanam selama tiga tahun karena

5 26 Ni Luh Gede Astariyani, et al., Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 1(1), 2010, dianggap ngeletehin gumi (membuat bumi menjadi ternoda). Namun setelah ada keputusan Parisada tahun 1961 maka mayatnya boleh diupacarai dengan upacara sesuai sastra agama Hindu. Khusus bagi yang ngulah pati ditambah banten pengulapan ditempat kejadian, perempatan/pertigaan jalan, dan di cangkem setra. Banten pengulapan dipersatukan dengan mayatnya baik mapendem, maupun atiwatiwa (dalam Sudiana, 2007 : 79-80). Begitu besarnya sangsi bagi pelaku bunuh diri tidak saja secara niskala, tetapi juga secara sekala bagi keluarganya akan menanggung malu yang luar biasa dan kena biaya penyucian yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, buku ini diharapkan dapat menjadi tuntunan bagi orang yang tergoda untuk melakukan bunuh diri dapat berfikir lagi mengingat sanksi yang besar tersebut. Selama lima tahun terakhir, ada 458 kasus bunuh diri di Bali. Bila jumlah itu dibagi per kabupaten, tampak urutan pertama sebanyak 82 orang (17,90 %), terjadi di Kabupaten Karangasem. Disusul kemudian Kabupaten Bangli 74 orang (16,16 %), Kabupaten Tabanan sebanyak 69 orang (15,06 %), Kabupaten Buleleng 68 orang (14,85 %), Kabupaten Gianyar 40 orang (8,73 %), Kabupaten Badung 30 orang (6,55 %), Kota Denpasar 25 orang (5,47 %) dan Kabupaten Klungkung 17 orang (3,71 %). Kebanyakan pelaku bunuh diri memilih jalan pintas berupa gantung diri. Jumlah mereka sebanyak berjumlah 387 orang (84,50 %). Sisanya memilih minum racun sebanyak 48 orang (10,48 %) dan cara lain-lain sebanyak 23 orang (5,02 %). Latar belakang yang menyebabkan seseorang memilih bunuh diri juga sangat bervariasi. Mulai dari masalah ekonomi, masalah keluarga, karena sakit menahun, karena stress dan karena alasan lain. Bila diurut, bunuh diri karena alasan sakit menempati urutan pertama, sebanyak 152 orang (33,19 %). Disusul kemudian karena alasan lain 96 orang (20,96 %), masalah keluarga 69 orang (15,06 %), karena stress 68 orang (14,85 %), karena masalah ekonomi 47 orang (10,26 %) dan karena putus cinta 26 orang (5,68 %). Kalau dilihat dari pekerjaan para pelaku bunuh diri, dapat digambarkan sebagai berikut. Kebanyakan diantara mereka adalah petani. Jumlahnya 256 (55,90 %). Disusul kemudian karyawan swasta 169 (36,90 %), pelajar/mahasiswa sebanyak 26 orang (5,68 %) dan yang paling kecil jumlahnya adalah PNS/TNI/Polri, hanya 7 orang (1,52 %). b. Kasepekang Kesepekang adalah salah satu sanksi adat yang dikenal di Bali. Kasepekang berarti dikucilkan dari berbagai aktivitas desa adat. Sanksi adat kasepekang merupakan satu bentuk sanksi adat yang diambil sebagai langkah akhir untuk membuat pelaku pelanggaran adat menjadi jera dan mau mengikuti keputusan masyarakat adat. Dalam kasus-kasus tertentu penjatuhan sanksi adat kasepekang tersebut bukanlah sebagai langkah akhir melainkan sudah dimulai sejak awal dari adanya komplik antara warga dengan masyarakat adat. Dilihat dari asas-asas yang melandasi kehidupan masyarakat adat, tampak sanksi adat kasepekang tersebut tidak sejalan dengan asas kebersamaan yang menginginkan terjalinnya hubungan harmonis antara warga masyarakat dengan masyarakat adat, ibarat kehidupan dalam suatu keluarga. Ditengarai bahwa prinsip/asas kebersamaan ini sudah dimasuki kepentingan-kepentingan pamrih sehingga pelaksanaannya menjadi tidak murni. Dari perspektif hukum sanksi adat ini bertentangan dengan hak asasi manusia (HAM) dan

6 Ni Luh Gede Astariyani, et al., Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 1(1), 2010, tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh sebab itu, Majelis Desa Pakraman Bali berdasarkan Sknya no 01/Kep/Psm-2/MDP Bali/X/2007 melarang penjatuhan sanksi kasepekang. c. Awig-awig Awig-awig desa adat merupakan perangkat aturan yang mengatur tatanan kehidupan krama desa, krama tamiu dan tamiu. Berkaitan dengan hal tersebut perlu disimak Perda Propinsi Bali Nomor 06 Tahun 1986 tanggal 25 Juni 1986 tentang Kedudukan Fungsi dan Peranan Desa Adat sebagai Kesatuan Masyarakat Hukum Adat dalam Propinsi Daerah Tingkat I Bali. Ada perbedaan yang mendasar antara awig-awig yang dibuat sebelum tahun tersebut dengan sesudahnya, baik sistimatika maupun substansi awig-awig terutama yang menyangkut batas desa, penduduk desa, sanksi dan ketentuan awig-awig yang mengatur hubungan antar desa pakraman. Sistimatika awig-awig jaman dulu kurang jelas. Ketentuan dalam awig-awig terkesan seperti notulen rapat. Sementara sistimatika awig-awig jaman sekarang relatif lebih baik. Sesudah tahun 1986, sistimatikanya disusun sbb. (1) aran lan wawidangan. (2) Patitis lan pamikukuh. (3) Sukertatata pakraman. (4) Sukerta tata agama. (5) Sukerta tata pawongan. (6) Wicara lan pamidanda. Perbandingan awig-awig tersebut, secara ringkas dapat dilihat pada table berikut : Tabel 1. Perbedaan Awig-awig Jaman Dulu dan Sekarang No Awig-awig tertulis Jaman dulu 1. Sistematika Sistematikanya kurang jelas. Ketentuan dalam awig-awig terkesan seperti notulen rapat Jaman sekarang Sistematika relatif lebih baik. Sesudah tahun 1986, sistematikanya disusun sebagai berikut: Aran lan wawidangan. Patitis lan pamikukuh Sukerta tata pakraman, Sukerta tata agama, Sukerta tata pawongan, Wicara lan pamidanda. 2. Batas Wilayah Tidak mencantumkan batas wilayah yang jelas Mencantumkan batas wilayah, tetapi umumnya menggunakan batas alam (tukad, telabah, pangkung), atau wilayah desa pakraman tetangga, atau hamparan persawahan/subak. 3. Penduduk Semua penduduk yang tinggal di suatu desa pakraman adalah warga desa. Belum ada ketentuan yang mengatur mengenai tamiu di desa. Penduduk desa dikelompokan menjadi dua, yaiyu (1) krama desa dan (2) tamiu. 4. Sanksi/ Tidak ada ketentuan sanksi Sanksi/danda ada dalam pasal

7 28 Ni Luh Gede Astariyani, et al., Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 1(1), 2010, danda 5. Penyeragam an tersendiri. Sanksi dicantumkan langsung pada masing-masing tamiu desa. Awig-awig dibuat untuk mengatur pelaksanaan kehidupan beragama Hindu dan pelaksanaan adat istiadat di desa pakraman tertentu. sehingga nuansa desa mawacara sangat kental. Sulit merumuskan awig-awig yang sama untuk beberapa desa pakraman. (pawos) sendiri. Besar-kecilnya sanksi yang dapat dikenakan, diatur lagi dalam perarem. Sistimatika dan giying (isi pokok) awig-awig hampir seragam. Perbedaan biasanya tampak dalam perarem ada peluang untuk merumuskan keseragaman awig-awig pada bidang-bidang tertentu. F. KESIMPULAN Mengacu kepada hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pelayan konsultasi adat/budaya Bali, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) Pusat Pelayanan Konsultasi Adat/Budaya Bali mendapat respon positif dan membawa manfaat yang sangat besar bagi masyarakat adat, dan investor ditandai dengan banyaknya jumlah klien yang memanfaatkan jasa konsultasi tersebut. (2) Masalah yang dikonsultasikan 60 % diantaranya menyangkut masalah rumah tangga, 25 % berkaitan dengan awig-awig desa adat, 5 % masalah budaya Bali, dan 10 % investasi. Asal pengguna jasa konsultasi, sebanyak 80 % berasal dari orang Bali, 15 % masyarakat luar Bali (Jakarta), dan 5 % orang asing. (3) Sebagian besar pengguna jasa konsultasi menyatakan bahwa layanan konsultasi sangat membantu dan mampu memberikan solusi berbagai permasalahan adatbudaya Bali yang dikonsultasikan. G. DAMPAK DAN MANFAAT KEGIATAN Hasil kegiatan pengabdian pelayanan konsultasi adat-budaya Bali mendapatkan apresiasi yang cukup luas dari masyarakat khususnya yang tersangkut kasus-kasus adat, baik secara perseorangan, kelompok (desa adat), maupun investor yang akan menanamkan modalnya atau telah beroperasi di Bali telah banyak menggunakan jasa konsultasi lembaga ini. Lembaga ini selain dipandang berkompeten dalam memberikan pemecahan kasus-kasus adat/budaya, ternyata juga merupakan lembaga konsultan adat/budaya Bali satu-satunya sampai saat ini. Selama tahun 2009, tercatat sebanyak 102 orang datang ke Bali Shanti untuk berkonsultasi mengenai berbagai hal terkait dengan hukum adat Bali dan kebudayaan Bali. Dari jumlah tersebut 60 persen diantaranya berkaitan dengan masalah hukum kekeluargaan seperti perkawinan, pengangkatan anak, perceraian dan waris. Ada juga yang datang untuk berkonsultasi tentang masalah penulisan awig-awig sebanyak

8 Ni Luh Gede Astariyani, et al., Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 1(1), 2010, persen, sebanyak 10 persen mengkonsultasikan masalah budaya seperti subak, pasar tradisional, dan berbagai hal tentang keberadaan desa pakraman di Bali. Selain itu, sekitar 5 persen datang untuk berkonsultasi tentang investasi di Bali dilihat dari aspek hukum adat Bali dan kebudayaan Bali. Bila diperhatikan mengenai asal pengguna jasa konsultasi sebanyak 80 persen yang datang berkonsultasi umumnya masyarakat Bali, sekitar 15 persen orang luar Bali terutama dari Jakarta dan sekitar 5 persen orang asing/investor. Sebagian besar pengguna jasa konsultasi menyatakan bahwa layanan konsultasi sangat membantu dan mampu memberikan solusi berbagai permasalahan adat-budaya Bali yang dikonsultasikan. H. DAFTAR PUSTAKA (1) Wayan Windia, Putu Dyatmikawati, I Ketut Sardiana. Ulah pati, Bunuh Diri di Bali. Bali Shanti Pusat Pelayanan Konsultasi Adat/ kebudayaan Bali. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana (2) Wayan Windia, I Ketut Sardiana, I G N Sudiana. Satwa Upakara, Sarana perlengkapan Upacara Hindu di Bali. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana (3) I Ketut Sardiana, Wayan Windia, A.A. Ari Dwipayana. Pengelolaan Komplik Batas Wilayah, Panduan Penyelesaian Konflik dan Pembuatan Peta Desa Bagi Prajuru Adat. Ulungakep Press. Nyuh Kuning Pengosekan Ubud, Gianyar (4) Pasek Diantha, Cok Istri Astiti, Wirtha Griadi. Kasepekang. Bali Shanti Pusat Pelayanan Konsultasi Adat/ kebudayaan Bali. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana I. PESANTUNAN Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah turut membantu kegiatan konsultasi adat budaya Bali, diantaranya: bapak I G N Sudiana (Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia Propinsi Bali), Bapak I Ketut Sudantra, I Made Rusna, dll.

PELAYANAN KONSULTASI ADAT/BUDAYA BALI BALI SHANTI UNIVERSITAS UDAYANA Astariyani 1 N. L. G., I K. Sardiana 2 dan W. P.

PELAYANAN KONSULTASI ADAT/BUDAYA BALI BALI SHANTI UNIVERSITAS UDAYANA Astariyani 1 N. L. G., I K. Sardiana 2 dan W. P. 1 PELAYANAN KONSULTASI ADAT/BUDAYA BALI BALI SHANTI UNIVERSITAS UDAYANA Astariyani 1 N. L. G., I K. Sardiana 2 dan W. P. Windia 1 ABSTRACT The present community service aimed to give consultation in order

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERKARA OLEH LEMBAGA ADAT MENGENAI PERKELAHIAN ANTAR SESAMA KRAMA DESA YANG TERJADI DI DESA PAKRAMAN SARASEDA

PENYELESAIAN PERKARA OLEH LEMBAGA ADAT MENGENAI PERKELAHIAN ANTAR SESAMA KRAMA DESA YANG TERJADI DI DESA PAKRAMAN SARASEDA PENYELESAIAN PERKARA OLEH LEMBAGA ADAT MENGENAI PERKELAHIAN ANTAR SESAMA KRAMA DESA YANG TERJADI DI DESA PAKRAMAN SARASEDA oleh : Ida Bagus Miswadanta Pradaksa Sagung Putri M.E Purwani Bagian Hukum dan

Lebih terperinci

KOORDINASI ANTARA DESA DINAS DAN DESA PAKRAMAN DALAM DINAMIKA PENANGANAN TERHADAP PENDUDUK PENDATANG DI BALI

KOORDINASI ANTARA DESA DINAS DAN DESA PAKRAMAN DALAM DINAMIKA PENANGANAN TERHADAP PENDUDUK PENDATANG DI BALI KOORDINASI ANTARA DESA DINAS DAN DESA PAKRAMAN DALAM DINAMIKA PENANGANAN TERHADAP PENDUDUK PENDATANG DI BALI Oleh: A.A Gede Raka Putra Adnyana I Nyoman Bagiastra Bagian Hukum Dan Masyarakat ABSTRACT The

Lebih terperinci

PENEGAKAN AWIG-AWIG LARANGAN BERBURU BURUNG DI DESA PAKRAMAN KAYUBIHI, KECAMATAN BANGLI, KABUPATEN BANGLI

PENEGAKAN AWIG-AWIG LARANGAN BERBURU BURUNG DI DESA PAKRAMAN KAYUBIHI, KECAMATAN BANGLI, KABUPATEN BANGLI PENEGAKAN AWIG-AWIG LARANGAN BERBURU BURUNG DI DESA PAKRAMAN KAYUBIHI, KECAMATAN BANGLI, KABUPATEN BANGLI Oleh : Pande Putu Indra Wirajaya I Gusti Agung Mas Rwa Jayantiari I Gusti Ngurah Dharma Laksana

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERKARA DI LUAR PENGADILAN DI DALAM KONDISI DUALISME PEMERINTAHAN DESA Oleh : Luh Putu Yandi Utami. Wayan P. Windia Ketut Sudantra

PENYELESAIAN PERKARA DI LUAR PENGADILAN DI DALAM KONDISI DUALISME PEMERINTAHAN DESA Oleh : Luh Putu Yandi Utami. Wayan P. Windia Ketut Sudantra PENYELESAIAN PERKARA DI LUAR PENGADILAN DI DALAM KONDISI DUALISME PEMERINTAHAN DESA Oleh : Luh Putu Yandi Utami Wayan P. Windia Ketut Sudantra Bagian Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia di dunia ini, termasuk di Indonesia. Sejak dilahirkan di dunia manusia sudah mempunyai kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mana masyarakat itu berada serta pergaulan masyarakatnya. 2 Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mana masyarakat itu berada serta pergaulan masyarakatnya. 2 Kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia. Perkawinan dapat merubah status kehidupan manusia dari belum dewasa menjadi dewasa atau anak muda

Lebih terperinci

Oleh: I Nyoman Adi Susila I Ketut Wirta Griadhi A.A. Gde Oka Parwata. Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Udayana

Oleh: I Nyoman Adi Susila I Ketut Wirta Griadhi A.A. Gde Oka Parwata. Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Udayana PENYELESAIAN SENGKETA ADAT DI BALI (STUDI KASUS SENGKETA TANAH SETRA ANTARA DESA PAKRAMAN CEKIK DENGAN DESA PAKRAMAN GABLOGAN, KECAMATAN SELEMADEG, KABUPATEN TABANAN) Oleh: I Nyoman Adi Susila I Ketut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga negara atau penduduk daerah

Lebih terperinci

OLEH Dr. NI NYOMAN SUKERTI, SH.,MH. BAGIAN HUKUM & MASYARAKAT FAKULTAS HUKUM

OLEH Dr. NI NYOMAN SUKERTI, SH.,MH. BAGIAN HUKUM & MASYARAKAT FAKULTAS HUKUM OM SWASTI ASTU OLEH Dr. NI NYOMAN SUKERTI, SH.,MH. BAGIAN HUKUM & MASYARAKAT FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA BH Primer 1. Norma atau kaedah dasar yakni Pembukaan UUD 1945. 2. Peraturan dasar (BT UUD

Lebih terperinci

PENGARUH PARIWISATA TERHADAP PERALIHAN FUNGSI TANAH PEKARANGAN DESA (PKD) (STUDI DI DESAPAKRAMAN PADANGTEGAL, UBUD, GIANYAR)

PENGARUH PARIWISATA TERHADAP PERALIHAN FUNGSI TANAH PEKARANGAN DESA (PKD) (STUDI DI DESAPAKRAMAN PADANGTEGAL, UBUD, GIANYAR) PENGARUH PARIWISATA TERHADAP PERALIHAN FUNGSI TANAH PEKARANGAN DESA (PKD) (STUDI DI DESAPAKRAMAN PADANGTEGAL, UBUD, GIANYAR) Abstrak Gusti Ngurah Mendrawan I Nyoman Wita A.A Istri Ari Atu Dewi Hukum dan

Lebih terperinci

JAMINAN TANAH WARIS DI LUAR DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN

JAMINAN TANAH WARIS DI LUAR DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN JAMINAN TANAH WARIS DI LUAR DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN Oleh Ni Putu Ayu Yulistyadewi Desak Putu Dewi Kasih I Gst Ayu Putri Kartika Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Traditional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia telah dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor satu (Suwantoro,

Lebih terperinci

KARANG MEMADU DESA PENGLIPURAN, TRADISI YANG MASIH TERJAGA. Yulia Ardiani (Staff UPT. Puskom ISI Denpasar)

KARANG MEMADU DESA PENGLIPURAN, TRADISI YANG MASIH TERJAGA. Yulia Ardiani (Staff UPT. Puskom ISI Denpasar) KARANG MEMADU DESA PENGLIPURAN, TRADISI YANG MASIH TERJAGA Yulia Ardiani (Staff UPT. Puskom ISI Denpasar) ABSTRAK Desa panglipuran terkenal dengan desa wisata yang memiliki keunikan tersendiri dengan keseragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai orang, yang terdiri atas orang lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai orang, yang terdiri atas orang lakilaki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peluang kerja di Indonesia sangat dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk. Menurut hasil sensus penduduk pada tahun 2010 jumlah penduduk di Indonesia mencapai 237.556.363

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Kondisi Kepariwisataan Daerah Bali. satu Kotamadya, yang diantaranya: Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng,

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Kondisi Kepariwisataan Daerah Bali. satu Kotamadya, yang diantaranya: Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran Kondisi Kepariwisataan Daerah Bali Sebagai pulau yang mempunyai luas daratan ± 5.632,86 km², Bali merupakan kesatuan wilayah Propinsi yang terbagi menjadi

Lebih terperinci

KEDUDUKAN SUAMI ISTRI TERHADAP HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM HAL TERJADI PERCERAIAN: PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG PERKAWINAN DAN HUKUM ADAT BALI

KEDUDUKAN SUAMI ISTRI TERHADAP HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM HAL TERJADI PERCERAIAN: PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG PERKAWINAN DAN HUKUM ADAT BALI KEDUDUKAN SUAMI ISTRI TERHADAP HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM HAL TERJADI PERCERAIAN: PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG PERKAWINAN DAN HUKUM ADAT BALI Oleh Luh Putu Diah Puspayanthi I Ketut Sudantra Fakultas Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan usaha yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WISATAWAN BERKAITAN DENGAN USAHA JASA RESTORAN DI DESA PADANG BAI KARANGASEM

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WISATAWAN BERKAITAN DENGAN USAHA JASA RESTORAN DI DESA PADANG BAI KARANGASEM PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WISATAWAN BERKAITAN DENGAN USAHA JASA RESTORAN DI DESA PADANG BAI KARANGASEM Oleh : Ni Kadek Erlina Wijayanthi Desak Putu Dewi Kasih Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali.

dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali adalah salah satu daerah tujuan wisata terbaik yang ada di Indonesia bahkan dunia. Keindahan alam yang sangat beraneka ragam, mulai dari laut serta karangnya sampai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOPEMBER 2007

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOPEMBER 2007 3/1/51/Th. II, 3 Januari 28 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOPEMBER Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 14124 orang, dengan wisman yang datang melalui pelabuhan udara sebanyak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2015 66/10/51/Th. IX, 1 Oktober 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 303.621 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2017 17/03/51/Th. XI, 1 Maret 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 460.824 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

KONSEP TRI HITA KARANA DALAM SUBAK

KONSEP TRI HITA KARANA DALAM SUBAK 1 KONSEP TRI HITA KARANA DALAM SUBAK oleh Ni Putu Ika Nopitasari Suatra Putrawan Bagian Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Tri Hita Karana is a basic concept that have been

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011 39/08/51/Th. V, 1 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 245.652 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 245.248

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan patrilinial yang menyebabkan sistem pertalian kewangsaan

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan patrilinial yang menyebabkan sistem pertalian kewangsaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Bali memiliki sistem pewarisan yang berakar pada sistem kekerabatan patrilinial yang menyebabkan sistem pertalian kewangsaan lebih dititikberatkan

Lebih terperinci

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017 Website :

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017 Website : PERKEMBANGAN KEDUDUKAN SUAMI MENJADI AHLI WARIS DALAM PERKAWINAN NYEBURIN MENURUT HUKUM WARIS ADAT BALI SETELAH KEPUTUSAN PESAMUHAN AGUNG III MAJELIS UTAMA DESA PAKRAMAN (MUDP) BALI NOMOR 01/KEP/PSM-3/MDP

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI PEBRUARI 2010

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI PEBRUARI 2010 17/04/51/Th. V, 1 April PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI PEBRUARI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 207.195 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 201.457

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2008

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2008 03/08/51/Th. II, 1 Agustus 2008 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2008 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2008 mencapai 171.301 orang, dengan wisman yang datang melalui pelabuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2012 23/05/51/Th. VI, 1 Mei PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 230.957 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 222.950

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011 46/09/51/Th. V, 5 September PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 283.524 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 279.219

Lebih terperinci

Seetan : Sistem Pengendalian Sosial Masyarakat Desa Pakraman Susut Kelod, Bangli

Seetan : Sistem Pengendalian Sosial Masyarakat Desa Pakraman Susut Kelod, Bangli Seetan : Sistem Pengendalian Sosial Masyarakat Desa Pakraman Susut Kelod, Bangli Made Andika Hadiputra Evaganna 1*, Putu Sukardja 2, Ketut Darmana 3 [123] Prodi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Unud 1

Lebih terperinci

SURAT TUGAS Nomor: 42/UN48.15/KP/2012

SURAT TUGAS Nomor: 42/UN48.15/KP/2012 : Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S : Prof. Dr. Nyoman Dantes, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd Prof. Dr. I Ketut Dharsana,M.Pd Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si Guru dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2010

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2010 No. 44/11/51/Th. IV, 5 Nopember PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan ember mencapai 240.947 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016 17/03/51/Th. X, 1 Maret 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 350.592 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah negara. Dalam sebuah Negara, tidak ada persoalan yang lebih besar, selain persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam terdiri dari puncak-puncak kebudayaan daerah dan setiap kebudayaan daerah mempunyai ciri-ciri khas masing-masing. Walaupun

Lebih terperinci

SOSIALISASI SUBAK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DUNIA KEPADA SISWA SMU DI KECAMATAN TAMPAKSIRING, KABUPATEN GIANYAR

SOSIALISASI SUBAK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DUNIA KEPADA SISWA SMU DI KECAMATAN TAMPAKSIRING, KABUPATEN GIANYAR SOSIALISASI SUBAK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DUNIA KEPADA SISWA SMU DI KECAMATAN TAMPAKSIRING, KABUPATEN GIANYAR WAYAN WINDIA, I WAYAN WIDYANTARA, AAA WULANDIRA SDJ, PUTU UDAYANI WIJAYANTI, IDA AYU LISTIA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2008

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2008 06/02/51/Th. III, 2 Pebruari 2009 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2008 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2008 mencapai 166.851 orang, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR PM.90/HK

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR PM.90/HK EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR PM.90/HK.501/MKP/2010 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN/KOTA SE-BALI Oleh I Gusti Agung Istri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan pertumbuhan GNP yang setinggi-tingginya dan penyediaan lapangan pekerjaan, juga menginginkan adanya

Lebih terperinci

PEREMPUAN BALI DALAM PERWALIAN ANAK : SUATU STUDI GENDER DALAM HUKUM

PEREMPUAN BALI DALAM PERWALIAN ANAK : SUATU STUDI GENDER DALAM HUKUM PEREMPUAN BALI DALAM PERWALIAN ANAK : SUATU STUDI GENDER DALAM HUKUM Oleh : Anak Agung Bayu Krisna Yudistira Made Suksma Prijandhini Devi Salain Bagian Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2017 43/07/51/Th. XI, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Mei 2017 mencapai 489.376 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017 49/08/51/Th. XI, 1 Agustus 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Juni 2017 mencapai 504.141 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN TIM PENELITI/PELAKSANA

LAPORAN PENELITIAN TIM PENELITI/PELAKSANA LAPORAN PENELITIAN SOCIO LEGAL ANALYSIS POTENSI HUKUM ADAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL (STUDI MENGENAI PERAN MAJELIS DESA PAKRAMAN DI PROVINSI BALI DALAM PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL) TIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sebagai salah satu propinsi di Indonesia memiliki karakteristik struktur perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar ekonomi

Lebih terperinci

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan Pariwisata dunia berdasarkan data yang dikeluarkan oleh UNWTO, World Tourism barometer pada tahun 2014 bahwa wilayah Asia Pasifik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat, untuk menciptakan keseimbangan pembangunan diberbagai daerah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI OKTOBER 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI OKTOBER 2016 79/12/51/Th. X, 1 Desember 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman ke Bali pada bulan 2016 mencapai 432.215 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2017 58/09/51/Th. XI, 4 September 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Juli 2017 mencapai 592.046 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM PEMBERIAN WARISAN SAAT PEWARIS MASIH HIDUP BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

AKIBAT HUKUM PEMBERIAN WARISAN SAAT PEWARIS MASIH HIDUP BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA AKIBAT HUKUM PEMBERIAN WARISAN SAAT PEWARIS MASIH HIDUP BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA Oleh: I Putu Budi Arta Yama Gde Made Swardhana Bagian Hukum Perdata, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015 50/08/51/Th. IX, 3 Agustus 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 359.702 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2016 03/01/51/Th. XI, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 413.232 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA JUAL BELI TANAH YANG DILAKUKAN OLEH AHLI WARIS YANG PEWARISNYA MASIH HIDUP (STUDI KASUS DI LBH-HPP-PETA)

PENYELESAIAN SENGKETA JUAL BELI TANAH YANG DILAKUKAN OLEH AHLI WARIS YANG PEWARISNYA MASIH HIDUP (STUDI KASUS DI LBH-HPP-PETA) PENYELESAIAN SENGKETA JUAL BELI TANAH YANG DILAKUKAN OLEH AHLI WARIS YANG PEWARISNYA MASIH HIDUP (STUDI KASUS DI LBH-HPP-PETA) Oleh : Margareth Vera Sonia Korassa I Wayan Suardana Hukum Bisnis Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Awig-awig pesamuan adat Abianbase, p.1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Awig-awig pesamuan adat Abianbase, p.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Desa pakraman, yang lebih sering dikenal dengan sebutan desa adat di Bali lahir dari tuntutan manusia sebagai mahluk sosial yang tidak mampu hidup

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2015 71/11/51/Th. IX, 2 November 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 389.060 orang, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

Jumlah wisman ke. Nopember dan TPK. insibalino. 02/01/51/Th

Jumlah wisman ke. Nopember dan TPK. insibalino. 02/01/51/Th 02/01/51/Th. V, 3 Januari 2011 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOPEMBER 2 2010 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2010 mencapai 199.861 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2016 14/02/51/Th. XI, 16 Februari 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 442.800 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2016 37/06/51/Th. X, 1 Juni 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 380.767 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 27/05/51/Th. XI, 2 Mei Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Maret mencapai 425.499 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dapat dicapai oleh individu. Psychological well-being adalah konsep keberfungsian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dapat dicapai oleh individu. Psychological well-being adalah konsep keberfungsian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psychological well-being (kesejahteraan psikologis) merupakan suatu kondisi tertinggi yang dapat dicapai oleh individu. Psychological well-being adalah konsep keberfungsian

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : kompetensi, kapabilitas, keunggulan kompetitif dan kinerja perusahaan.

Abstrak. Kata kunci : kompetensi, kapabilitas, keunggulan kompetitif dan kinerja perusahaan. Judul :Pengaruh Kompetensi Dan Kapabilitas Terhadap Keunggulan Kompetitif Dan Kinerja Perusahaan Pada Pondok Wisata (Villa) Di Kota Denpasar-Bali. Nama : I Putu Pratama Adiputra NIM : 1315251096 Abstrak

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. tenggara Pulau Bali. Dari Pulau Bali, Nusa Lembongan hanya bisa ditempuh

BAB VI KESIMPULAN. tenggara Pulau Bali. Dari Pulau Bali, Nusa Lembongan hanya bisa ditempuh BAB VI KESIMPULAN Desa Jungutbatu yang secara administratif terletak di kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali menyimpan sejumlah pesona alam dan kebudayaan tersendiri. Desa ini berada di pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bali merupakan sebuah pulau kesatuan wilayah dari Pemerintah Propinsi yang mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota madya dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 50/08/51/Th. X, 1 Agustus Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 405.835 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 405.686

Lebih terperinci

PROFIL DESA PAKRAMAN BULIAN. Oleh: I Wayan Rai, dkk Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja

PROFIL DESA PAKRAMAN BULIAN. Oleh: I Wayan Rai, dkk Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja PROFIL DESA PAKRAMAN BULIAN Oleh: I Wayan Rai, dkk Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja Abstrak Program IPTEKSS bagi Masyrakat (IbM) di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten

Lebih terperinci

SANKSI KASEPEKANG DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM ADAT DESA PAKRAMAN TUKADMUNGGA, KECAMATAN BULELENG, KABUPATEN BULELENG

SANKSI KASEPEKANG DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM ADAT DESA PAKRAMAN TUKADMUNGGA, KECAMATAN BULELENG, KABUPATEN BULELENG SANKSI KASEPEKANG DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM ADAT DESA PAKRAMAN TUKADMUNGGA, KECAMATAN BULELENG, KABUPATEN BULELENG ARTIKEL OLEH KADEK AGUS SUKRADA 0914041024 JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEPUTUSAN PESAMUHAN AGUNG III MAJELIS UTAMA DESA PAKRAMAN (MUDP) TERKAIT KEDUDUKAN PEREMPUAN HINDU BALI SEBAGAI AHLI WARIS

PELAKSANAAN KEPUTUSAN PESAMUHAN AGUNG III MAJELIS UTAMA DESA PAKRAMAN (MUDP) TERKAIT KEDUDUKAN PEREMPUAN HINDU BALI SEBAGAI AHLI WARIS PELAKSANAAN KEPUTUSAN PESAMUHAN AGUNG III MAJELIS UTAMA DESA PAKRAMAN (MUDP) TERKAIT KEDUDUKAN PEREMPUAN HINDU BALI SEBAGAI AHLI WARIS (Studi di Desa Pakraman Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati, Kabupaten

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2015 03/01/51/Th. X, 4 Januari 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 270.935 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2015 30/05/51/Th. IX, 4 Mei 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 305.272 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

HAK AHLI WARIS BERKEWARGANEGARAAN ASING TERHADAP HARTA WARISAN BERUPA TANAH

HAK AHLI WARIS BERKEWARGANEGARAAN ASING TERHADAP HARTA WARISAN BERUPA TANAH HAK AHLI WARIS BERKEWARGANEGARAAN ASING TERHADAP HARTA WARISAN BERUPA TANAH Oleh: Ida Ayu Ide Dinda Paramita I Gede Yusa I Wayan Wiryawan Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRACT

Lebih terperinci

PERAN KRAMA DESA PAKRAMAN DALAM MENJAGA PALEMAHAN DI KABUPATEN GIANYAR (Studi Di Desa Pakraman Ubud, Lodtunduh dan Mawang)

PERAN KRAMA DESA PAKRAMAN DALAM MENJAGA PALEMAHAN DI KABUPATEN GIANYAR (Studi Di Desa Pakraman Ubud, Lodtunduh dan Mawang) 481 PERAN KRAMA DESA PAKRAMAN DALAM MENJAGA PALEMAHAN DI KABUPATEN GIANYAR (Studi Di Desa Pakraman Ubud, Lodtunduh dan Mawang) I Wayan Gde Wiryawan, Wayan Suandhi, I Ketut Widnyana, I Wayan Wahyu Wira

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang luas, besar, dan memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang luas, besar, dan memiliki keanekaragaman 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang luas, besar, dan memiliki keanekaragaman akan tradisi dan budayanya. Budaya memiliki kaitan yang erat dengan kehidupan manusia, di mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah adalah wewenang pemerintah daerah dalam mengatur dan mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Andirfa (2009), menyatakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 22/04/51/Th. XI, 3 April Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 453.985 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOPEMBER 2013

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOPEMBER 2013 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOPEMBER 2013 03/01/51/Th. VIII, 2 Januari 2014 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2013 mencapai 307.276 orang, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2017 38/06/51/Th. XI, 2 Juni 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan April 2017 mencapai 477.464 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata internasional yang sangat terkenal di dunia. Sektor kepariwisataan telah menjadi motor penggerak perekonomian dan pembangunan

Lebih terperinci

UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL PADA DAYA TARIK WISATA LEMO, KECAMATAN MAKALE UTARA, KABUPATEN TANA TORAJA

UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL PADA DAYA TARIK WISATA LEMO, KECAMATAN MAKALE UTARA, KABUPATEN TANA TORAJA UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL PADA DAYA TARIK WISATA LEMO, KECAMATAN MAKALE UTARA, KABUPATEN TANA TORAJA Seriany Tonglo a, 1, I Made Adikampana a, 2 1seriozan1@gmail.com, 2 adikampana@gmail.com a

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, memiliki wilayah (daerah) tertentu, adanya rakyat yang hidup teratur,

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, memiliki wilayah (daerah) tertentu, adanya rakyat yang hidup teratur, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan sistem desentralisasi, adanya pemerintahan yang berdaulat, memiliki

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2015 44/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 295.973 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

survei Branding Bali

survei Branding Bali survei Branding Bali Flow Process Bali Branding Tahap I : 10-12 minggu Tahap II : 2-4 minggu Tahap III : 3-4 minggu Tahap IV : 3-4 minggu Tahap V Tahap I: Insight Finding Tahap II: Penyamaan Persepsi Tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, yang tidak terlepas dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa keterbukaan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

INVESTASI ASING PADA SEKTOR PARIWISATA DI BIDANG PERHOTELAN DI BALI

INVESTASI ASING PADA SEKTOR PARIWISATA DI BIDANG PERHOTELAN DI BALI INVESTASI ASING PADA SEKTOR PARIWISATA DI BIDANG PERHOTELAN DI BALI Oleh I Gusti Ayu Inten Ardiantari R.A Retno Murni Ni Putu Purwanti Program Kekhususan Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Subak merupakan lembaga irigasi dan pertanian yang bercorak sosioreligius terutama bergerak dalam pengolahan air untuk produksi tanaman setahun khususnya padi berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki beragam adat dan budaya daerah yang masih terjaga kelestariannya. Bali adalah salah satu provinsi yang kental adat dan budayanya.

Lebih terperinci

Perkembangan Pariwisata Bali

Perkembangan Pariwisata Bali Berita Resmi Statistik Bulan November Provinsi Bali No. 69/11/51/Th. XI, 3 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Perkembangan Pariwisata Bali September Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2014 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2014 09/02/51/Th. IX, 2 Februari 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2014 mencapai 347.370 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015 60/09/51/Th. IX, 1 September 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 382.683 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan pariwisata merupakan suatu industri yang berkembang di seluruh dunia. Tiap-tiap negara mulai mengembangkan kepariwisataan yang bertujuan untuk menarik minat

Lebih terperinci

Kata Kunci: LPD, pertumbuhan laba, pertumbuhan aset.

Kata Kunci: LPD, pertumbuhan laba, pertumbuhan aset. Judul : Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Aset LPD di Kabupaten Gianyar Nama : Ni Made Jeny Lestari Dewi NIM : 1315351091 Abstrak Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sarana teknologi menjadikan interaksi antar negara dan antara

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sarana teknologi menjadikan interaksi antar negara dan antara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Era globalisasi menjadikan batas-batas antar negara semakin dekat. Penggunaan sarana teknologi menjadikan interaksi antar negara dan antara warga negara semakin

Lebih terperinci

KEDUDUKAN AHLI WARIS PEREMPUAN BALI DALAM PERSPEKTIF HUKUM WARIS DI INDONESIA

KEDUDUKAN AHLI WARIS PEREMPUAN BALI DALAM PERSPEKTIF HUKUM WARIS DI INDONESIA KEDUDUKAN AHLI WARIS PEREMPUAN BALI DALAM PERSPEKTIF HUKUM WARIS DI INDONESIA Oleh I Gede Putra Manu Harum A.A. Gede Agung Dharma Kusuma Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAC

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016 59/09/51/Th. X, 1 September 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 484.231 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 59/09/51/Th. X, 1 September Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 484.231 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

PERANAN DESA PAKRAMAN DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN KECAMATAN MANGGIS KABUPATEN KARANGASEM

PERANAN DESA PAKRAMAN DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN KECAMATAN MANGGIS KABUPATEN KARANGASEM PERANAN DESA PAKRAMAN DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN KECAMATAN MANGGIS KABUPATEN KARANGASEM Oleh : Ni Wayan Ratna Sriwijaya Ningsih Made Suryadi, I Putu Ananda Citra *) Jurusan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2016 23/04/51/Th. X, 1 April 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 375.744 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan

Lebih terperinci