BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya Teknologi Informasi (TI) memegang peranan yang penting, baik
|
|
- Sudirman Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya Teknologi Informasi (TI) memegang peranan yang penting, baik dimasa kini maupun dimasa yang akan datang. Teknologi informasi diyakini membawa keuntungan dan kepentingan yang besar bagi negara-negara di dunia. Ada banyak hal yang membuat teknologi informasi begitu penting dan hal itu dikarenakan bahwa teknologi informasi memacu pertumbuhan ekonomi dunia. Hal ini membawa dampak kompleksitas pada sebuah realitas virtual yang memecahkan kebuntuan yang dimiliki oleh kehidupan nyata mengenai konsep ruang dan waktu. Realitas virtual memungkinkan orang yang berada di dalamnya berada pada tempat dan waktu yang berbeda. Informasi dan teknologi komunikasi mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, aspek ekonomi, sosial, budaya. Dampak keberadaan Teknologi informasi telah mengubah perilaku dan peradaban masyarakat global. Teknologi informasi selain memberikan manfaat juga menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum. Salah satu dari perkembangan informasi dan teknologi komunikasi tersebut ialah media internet. Perkembangan internet telah membawa pengaruh yang besar dalam segala aspek kehidupan manusia dan dipakai hampir pada semua kegiatan. Perkembangan ini membawa konsekwensi yang penting serta mempengaruhi lalu lintas hukum. Seiring dengan perkembangan masyarakat dan teknologi, semakin lama manusia semakin menggunakan alat teknologi digital, termasuk dalam berinteraksi antar sesamanya. Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat, maka tidak sepantasnya lagi dipersyaratkan suatu tatap muka di antara pihak yang melakukan kontrak, tetapi cukup memakai internet dengan teleconfrence maupun video confrence. Umum dan luasnya pemanfaatan teknologi informasi dipakai
2 sebagai alat komunikasi, penyimpanan informasi, pengolah informasi sehingga paradigma dan perila ku masyarakat telah berubah dari yang tak tertulis kemudian menjadi tertulis dan selanjutnya ter-elektronik. Transaksi tertulis (paper based) yang semula digunakan oleh masyarakat pada umumnya, mulai beralih menjadi transaksi elektronik (electronic based). Alat bukti yang berada dalam format tertulis (paper based) pun telah beralih dalam format elektronik (digital evidance). Respon terhadap perkembangan informasi dan teknologi komunikasi pun beragam yaitu, transaksi elektronik (e-commerce) yang semakin tinggi, maraknya produk E-banking dan Internet banking perbankan yang memudahkan pelayanan terhadap nasabah, tidak hanya itu perkembangan informasi dan teknologi komunikasi telah membuat suatu sistem pemerintahan terintegrasi melalui E-government. Banyaknya bentuk perbuatan hukum baru juga telah berpengaruh pula pada produk hukum yang dibuat oleh para professional hukum khusunya notaris yang biasa membuat akta suatu perjanjian bagi para pihak. Notaris sebagai pejabat umum yang mempunyai kewenangan dalam membuat akta otentik dan kewenangan lainnya. 1 Kehadiran internet sebagai perkembangan dari teknologi informasi dan teknologi komunikasi dapat mempercepat pengiriman dan penerimaan suatu dokumen atau informasi yang dibutuhkan dalam transaksi elektronik, sehingga dapat mempersingkat jarak dan waktu yang ditempuh. Notaris sebagai salah satu pilar penegakan hukum nasional melalui Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (saat ini telah dirubah dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris), berfungsi menjalankan prinsip-prinsip negara hukum yakni menjamin kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum yang berintikan pada kebenaran dan keadilan. 2 Sebagai pejabat umum yang terpercaya, akta-akta yang dibuatnya harus 1 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. 2 Sunarto,Siswanto, Peranan Kode Etik Profesi Dalam Pemuliaan Jabatan Notaris, Tesis pada Sekolah Pasca Sarjana, Magister Kenotariatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2007.
3 menjadi alat bukti yang kuat apabila terjadi sengketa hukum dipengadilan. 3 Hal inilah yang tidak boleh dilanggar mengingat dalam Undang-Undang Jabatan Notaris, notaris wajib membacakan akta yang dibuatnya, dihadapan para pihak serta menandatangani akta tersebut. Penerapan teknologi informasi dan teknologi komunikasi dalam segala bidang membuat peluang notaris dapat melayani kebutuhan masyarakat dengan cepat, praktis, serta efisien sesuai dengan kewenangannya melalui media tersebut. Adanya sistem online, bertatap muka secara fisik bukanlah suatu keharusan. 4 Hal ini dimungkinkan karena hadirnya teleconfrence maupun video confrence melalui perangkat 3G. Ahmad M. Ramli dalam sebuah wawancara mengatakan 5 : kalau di UUJN tidak disebutkan bahwa klien haruslah hadir secara fisik, maka bolehlah dilakukan transaksi secara virtual, yang terpenting orang yang bersangkutan telah teridentifikasi secara jelas. Kehadiran internet memungkinkan sistem kerja secara online yang dapat dikerjakan maupun diakses kapanpun dimanapun oleh pengguna atau user tersebut berada, 6 termasuk notaris. Saat ini, internet telah dirasakan oleh notaris dalam praktek secara online melalui Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) milik Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam hal pengesahan suatu Perseroan Terbatas menjadi badan hukum, seperti yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut UUPT) pasal 9 ayat 1 dan pasal 10 ayat 6. Berdasar pada hal tersebut, maka sistem online ini dapat dikembangkan tidak hanya notaris dengan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, akan tetapi pemakai jasa dengan notarispun juga dapat dikembangkan untuk diterapkan. Hingga pada saatnya nanti pada keadaan tertentu cukup duduk dihadapan komputer dan mengumpulkan data-data dokumen yang dikirim oleh para 3 Marsudi Triatmojo, 2007, Fakultas Hukum UGM sebagai Lembaga Pendidikan Notaris, artikel Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, 4 Juni Imam Sjahputra, 1999, Problematika Hukum Internet Indonesia, Prenhallindo, Jakarta, hlm Ahmad M. Ramli, 2997, Wawancara Majalah Berita Bulanan Notaris, PPAT, dan Hukum RENVOI dengan Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informasi, Sebagaimana yang termuat dalam Majalah tersebut edisi No V, Juni, hlm Lani Sidharta, 1995, Internet Informasi Bebas Habatan, Gramedia, Jakarta, hlm. 17.
4 pihak agar keinginan para pihak tercapai tepat sasaran dengan mengindahkan keamanan dan keabsahan data pada perjanjian tersebut sehingga substansi perjanjian tercakupi seluruhnya. 7 Terhadap pelaksanaan tugas jabatannya notaris harus berdasar pada Undang-Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik Profesi Notaris serta peraturan hukum lainnya. Keberadaan kode etik merupakan konsekuensi logis untuk suatu pekerjaan yang disebut sebagai profesi, karena dengan tidak adanya kode etik maka harkat dan martabat sebagai profesinya akan hilang. Saat ini, cukup banyak penyelenggaraan jasa notaris yang memanfaatkan media elektronik seperti media internet 8 sebagai sumber informasi. Terlebih lagi masyarakat di dunia cenderung memanfaatkan fasilitas jejaring sosial sebagai alat komunikasi tanpa batas selain telepon dan perpesanan tak terkecuali orang-orang yang berprofesi sebagai notaris. Bukan hal yang sulit seseorang membuat website, blog, bahkan account di internet, sebagai salah satu penunjang kinerja profesinya. Beragamnya perbuatan hukum baru, seperti kontrak elektronik, dokumen elektronik, RUPS PT yang dapat dilakukan melalui media telekonfrensi, dibutuhkan suatu lembaga pihak ketiga yang terpercaya (trusted third party). Di negara maju sendiri peranan notaris yang menggunakan media informasi teknologi elektronik sudah mulai berkembang, baik negara pada sistem common law maupun negara pada sistem civil law seperti pada negara Belanda. Notaris tersebut lebih dikenal dengan istilah e-notary atau biasa disebut cyber notary. Cyber notary adalah notaris yang melakukan pelayanan jasa notaris dokumen secara elektronik dengan perangkat (tools) berupa Digital Notary Services yang membantu notaris dalam pekerjaannya serta mengorganisir komunikasi terhadap pihak-pihak dan notaris yang melakukan transaksi elektronik. Indonesia sendiri telah memiliki peraturan mengenai hal 7 Sutan Remi Sjahdeini, 2002, Sistem Pengamanan E-Commerce, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 18, hlm Internet, singkatan dari Interconnection Networking. Diartikan sebagai a global network of computer network atau sebuah jarinan computer untuk skala global/mendunia. Jaringan ini berskala internasional yang dapat membuat masing-masing computer saling berkomunikasi. Ibid, hlm. 247.
5 tersebut seperti yang diatur dalam Bab IV Penyelenggaraan Sertifikasi Elektronik dan Sistem Elektronik, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Maka dari beberapa fenomena tersebut timbul beberapa pertanyaan. Apakah cyber notary dapat diterapkan dalam sistem hukum di Indonesia? serta Bagaimanakah konsep cyber notary dalam sistem hukum di Indonesia setelah ditetapkannya Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris? Pertanyaan-pertanyaan tersebut timbul mengingat perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat dan beragam, namun dalam kenyataannya belum dibarengi dengan peningkatan sumber daya manusia yang memadai (pengetahuan dan kemampuan notaris dalam hal Teknologi Informasi) sehingga dalam praktiknya banyak notaris yang tadinya ingin memanfaat peluang cyber notary service menjadi salah kaprah dengan pemanfaatan teknologi informasi yang dibuatnya karena masih belum tepat guna menggunakan sarana ini secara profesional. Terlebih lagi belum adanya pengaturan tata pelaksanaan cyber notary seperti yang tertuang dalam ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris dan juga kode etiknya membuat banyak pro dan kontra terhadap penggunaan teknologi informasi elektronik oleh notaris sebagai penunjang tugas seorang notaris di Indonesia. Salah satu ketentuan yang menjadi perhatian di kalangan notaris adalah dengan adanya ketentuan dalam Undang Undang Perubahan UUJN mengenai sidik jari yang diatur dalam Pasal 16 ayat (1) huruf c 9 yang menentukan Dalam menjalankan jabatannya, Notaris wajib: c. melekatkan surat dan dokumen serta sidik jari penghadap pada Minuta Akta;. Ketentuan ini masih belum mendapatkan pengaturan lebih rinci bagaimana tata cara pelaksanaan yang tepat sebagaimana diamanatkan dalam Undang- Undang walaupun penjelasan tersebut telah menyatakan cukup jelas. Maksud ditetapkannya 9 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 3
6 pasal mengenai sidik jari menurut penulis mungkin agar dapat dilakukan pembuktian terhadap akta yang dibuat seorang notaris apakah pada saat itu seorang penghadap benarbenar hadir secara fisik dihadapan notaris untuk menandatangani suatu akta atau tidak. Pada umumnya sidik jari yang digunakan untuk akta tertentu diambil pada tinta basah dan kemudian dilekatkan pada kertas atau media tertentu. Namun seiring berkembangnya jaman, pengambilan sidik jari saat ini juga dapat digunakan dengan media elektronik sebagaimana digunakan dalam mesin absensi atau mesin otorisasi diri. Sehingga timbul suatu pertanyaan apakah sidik jari yang dimaksud dalam Undang-Undang dapat dilakukan secara elektronik? Mengingat belum adanya pengaturan atau larangan jelas dalam perubahan UUJN mengenai tata cara pengambilan sidik jari sebagaimana diamanatkan dalam pasal 16 ayat 1 huruf c Perubahan UUJN. Maka berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti mengenai bagaimana sebenarnya penyelenggaraan cyber notary dalam perspektif hukum di Indonesia setelah ditetapkannya Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang- Undang No.30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, saat ini beberapa Departemen Pemerintah salah satunya Departemen Dalam Negeri yang telah menerapkan sistem informasi terintegrasi salah satunya melalui elektronik KTP sehingga memungkinkan identifikasi sidik jari pengahadap dalam komparisi Akta yang dibuat oleh Notaris melalui fingerprint yang terintegrasi oleh elektronik KTP (e-ktp). B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan pada latar belakang sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah implementasi cyber notary service dalam praktek kenotariatan saat ini?
7 2. Bagaimanakah penggunaan cybernotary dimasa yang akan setelah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris? C. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai penyelenggaraan cyber notary pada profesi notaris telah beberapa kali dilakukan, namun yang dapat ditemukan adalah penelitian yang mengupas tentang tanggung jawab notaris sebagai pejabat umum terhadap dalam pembuatan akta elektronik, pelaksanaan kode etik notaris, pelaksanaan e-commerce, seperti beberapa judul berikut ini : Tinjauan Yuridis Terhadap Akta Notaris Dalam Transaksi Elektronik (suatu wacana) 10, Tahun 2012, Oleh : Hijrah Aulia Marta (08/278690/PHK/5464) Rumusan Masalah: 1. Apakah akta notaris dapat dibuat dalam bentuk akta elektronik yang memiliki kekuatan pembuktian sebagai akta otentik? 2. Bagaimanakah konsep penerapan akta notaris dalam bentuk akta elektronik yang diakui sebagai akta otentik di masa yang akan datang? Kesimpulan: 1. Bahwa sampai saat ini, akta notaris yang berbentuk akta elektronik hanya diakui sebagai akta di bawah tangan. Namun besar kemungkinannya dimasa yang akan datang akta notaris yang berbentuk elektronik dapat diakui sebagai akta otentik. 2. Kedepannya penerapan akta notaris dalam bentuk akta elektronik yang diakui sebagai akta otentik dapat dilakukan yaitu dengan dierlakukannya cybernotary. 10 Hijrah Aulia Marta, 2012, Tinjauan Yuridis Terhadap Akta Notaris Dalam Transaksi Elektronik (suatu wacana), Tesis, Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
8 Cybernotary merupakan konsep pelayanan di bidang notaris yang dilakukan secara online. Dimungkinkannya notaris memiliki website tersendiri dimana notaris mempunyai akun masing-masing. Sehingga nantinya akta elektronik yang diunggah ke website tersebut dapat diuatkan berita acara tersendiri yang nantinya berita acara tersebut dapat dijadikan sebagai pembuktian yang kuat dipersidangan apabila terdapat sengketa diantara para pihak. Kajian Tentang Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Praktik Kenotariatan (Cybernotary) Dalam Perspektif Hukum Di Indonesia 11, Tahun 2012, Oleh : Ni Luh Putu Diantina Wulandari(10/308919/PHK/06508) Rumusan Masalah: 1. Bagaimanakah pemanfaatan teknologi informasi dalam praktek kenotariatan yang berkembang dan diterapkan di Indonesia? 2. Apakah dimungkinkan terselenggaranya praktek Cybernotary dilihat dari hukum yang berlaku di Indonesia? 3. Apa saja upaya hukum dibidang kenotariatan yang relevan guna terwujudnya praktek notaris dengan memanfaatkan Teknologi Informasi seiring dengan kebutuhan masyarakat? Kesimpulan: 1. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam praktek kenotariatan yang berkembang dan diterapkan diantaranya adalah , Faximili, Scanning, Google Search, Google Doc, Internet Banking,maupun melalui Blog-blog pribadi dan sosial media online, seperti facebook, Twitter, My Space ataupun sosia media lainnya yang sejenis baik secara real time maupun yang dapat diakses kemudian, dan 11 Ni Luh Putu Diantina Wulandari, 2012, Kajian Tentang Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Praktik Kenotariatan (Cybernotary) Dalam Perspektif Hukum Di Indonesia, Tesis, Program Pascasarjana Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
9 pemanfaatannya hanya sebatas korespondensi dengan para pihak sebelum akta tersebut ditandatangani. Perkembangan teknologi tersebut sesungguhnya juga memberi manfaat dalam hal penyimpanan informasi data para pihak serta transfer data dalam bentuk Portable Document Format (PDF), hingga konsep penggunaan teleconfrence, videoconfrence, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan Terbatas (RUPS). 2. Terkait dengan penyelenggaraan praktek Cybernotary di Indonesia dilihat dari hukum yang berlaku di Indonesia masih sulit untuk dilaksanakan karena antara peraturan yang satu dengan peraturan yang lain terjadi kontradiksi dan hambatanhambatan dari Undang-Undang Jabatan Notaris itu sendiri. Pemanfaatan Teknolgi Informasi dalam pelaksanaan tugas dan jabatan notaris tidak diatur dalam kode etik notaris serta tidak sesuai dengan asas Tabellionis Officium Fideliter Exercebo, khususnya jabatan notaris selaku peraturan yang identik mengatur kewenangan notaris. 3. Sebagai landasan upaya hukum yang relevan agar dikemudian hari penyelenggaraan jasa notaris dengan memanfaatkan Teknologi Informasi (Cybernotary) dapat diterapkan seiring dengan kebutuhan masyarakat, maka revisi terhadap barbagai peraturan sebagai bentuk pendekatan keamanan guna menjamin informasi didunia maya terutama adalah pendekatan teknologi yang berkaitan dengan tanda tangan elektronik yakni teknik kriptografi untuk mengenkripsi jaringan maupun dengan teknik alogartima pada finger print, kemudian penyesuaian terhadap definisi akta otentik dari dokumen elektronik, peraturan mengenai penyimpanan dokumen maupun terkait sahnya bukti elektronik tidak saja melihat pada ketentuan yang terdapat pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengenai definisi suatu akta otentik, serta Undang-Undang Jabatan
10 Notaris sebagaimana dikehendaki dalam pasal 16 huruf L, maupun Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yakni pasal 5 ayat 4 huruf b, namun juga diharapkan dapat memperhatikan ketentuanketentuan dalam peraturan perundang-undangan lain. Pemberlakuan konsep Cybernotary di Indonesia harus ditunjang oleh konsep perubahan hukum efektif. Tujuanya tidak hanya menjaga otentisitas sebuah akta melalui penerapan asas-asas pembentukan hukum akan tetapi juga untuk meminimalisir dampak negatif dari pemanfaatan teknologi berupa dematerialisasi dan deteritorialisasi agar konsep hukum baru ini bersifat responsif dan dapat dierima oleh semua pihak terutama notaris sebagai pelaksana utama peraturan kenotariatan. Akta Elektronik Sebagai Bagian Cyber Notary Ditinjau Dari Asas Tabellionis Officium Fideliter Exercebo 12, Tahun 2014, Oleh : Fidwal Indrajab (11/321795/PHK/06681) Rumusan Masalah: 1. Bagaimanakah status hukum akta elektronik sebagai cyber notary dalam praktek kenotariatan? 2. Bagaimanakah eksistensi asas Tabellionis Officium Fideliter Exercebo dengan berlakunya konsep akta elektronik? Kesimpulan: 1. Status hukum Akta Elektronik di Indonesia hingga saat ini belum diakui dikarenakan belum adanya Undang-Undang yang mengatur mengenai akta otentik yang dibuat secara elektronik, terutama dengan adanya ketentuan pasal 1868 KUHPerdata mengenai ketentuan suatu akta otenti serta pasal 1 ayat 7 UUJN 12 Fidwal Indrajab, 2014, Akta Elektronik Sebagai Bagian Cyber Notary Ditinjau Dari Asas Tabellionis Officium Fideliter Exercebo, Tesis, Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
11 Perubahan mengenai ketentuan akta notaris yang merupakan akta otentik, sehingga akta elektronik tidak dapat dinyatakan sebagai akta yang memiliki kekuatan pembuktian sebagai akta otentik melainkan adalah akta dibawah tangan. 2. Hingga saat ini peraturan perundang-undangan belum memberikan kesempatan terhadap pelaksanaan akta elektronik, tidak dapat terlaksananya akta elektronik di dalam praktek kenotariatan hingga saat ini memberi ketegasan bahwa eksistensi asas Tabellionis Officium Fideliter Exercebo, khususnya pada ketentuan pembuatan akta otentik yang mewajibkan para penghadap dalam membuat akta harus hadir dihadapan notaris secara fisik. Dari keseluruhan judul yang ada, penelitian ini bermaksud untuk memberikan suatu pemikiran baru dibidang kenotariatan terutama terhadap peraturan hukum kenotariatan dengan mengacu pada hasil penelitian penelitian sebelumnya. Tujuannya adalah untuk menemukan suatu formulasi terhadap hukum yang berlaku saat ini agar dapat mengakomodir perkembangan hukum yang akan terjadi dimasa yang akan datang. D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui implementasi cyber notary service di Indonesia saat ini. 2. Untuk mengetahui penerapan terhadap terciptanya cyber notary yang profesional salah satunya terhadap implementasi penggunaan sidik jari secara elektronik melalui E-KTP yang terintegrasi dimasa yang akan datang. E. Manfaat Penelitian
12 Hasil penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi ilmu hukum pada umumnya dan khususnya mengenai kesalahan tulis atau ketik pada akta notaris dan akibat hukum bagi akta notaris yang tidak dilakukan pembetulan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran yang bersifat ilmiah dan objektif, khususnya bagi para notaris dalam menjalankan tugasnya yaitu membuat akta otentik.
BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan elektronik merupakan salah satunya. Demikian pula di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi sekarang ini dapat dikatakan mengalami perkembangan pesat. Teknologi informasi dan elektronik merupakan salah satunya. Demikian pula di Indonesia, hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum atas perbuatan yang telah mereka lakukan. Mereka berusaha. dikenal sehingga mereka selalu menggunakan payung hukum yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia kini semakin kritis dalam berpikir. Dengan meningkatnya tingkat pendidikan seseorang, membuat semakin berhatihatilah orang tersebut. Ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi yang memudahkan kegiatan kehidupan manusia ini sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi dan komunikasi yang berkembang pada saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan cara bertemu langsung, kini bisa dilakukan jarak jauh dan tanpa. bertatapan muka dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian pesatnya membawa manfaat yang luar biasa bagi perkembangan komunikasi. Komunikasi antar individu satu dengan
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah Di ambang abad ke-21 ditandai dengan bertumbuhnya saling
TELAAH YURIDIS PEMBUATAN WEB BLOG (BLOG) NOTARIS DI INTERNET BERDASARKAN PASAL 4 ANGKA 3 KODE ETIK NOTARIS JO PASAL 18 HURUF d KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAM NOMOR: M-01.HT.03.01 TAHUN 2003 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perseroan terbatas yang selanjutnya disebut sebagai perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan ahli dalam menyelesaikan setiap permasalahan-permasalahan hukum.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 menegaskan bahwa Indonesia adalah Negara hukum. Sejalan dengan ketentuan tersebut maka diperlukanlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lainnya karena ingin selalu hidup dalam. kebersamaan dengan sesamanya. Kebersamaannya akan berlangsung baik
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari hubungan dengan manusia lainnya karena ingin selalu hidup dalam kebersamaan dengan sesamanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan dan Informasi, edisi no.2 Vol.1, 2005, hlm.34.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah berjalan sedemikian rupa sehingga pada saat ini sudah sangat berbeda dengan sepuluh tahun yang lalu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum diungkapkan dengan sebuah asas hukum yang sangat terkenal dalam ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan hukum dalam mengatur kehidupan masyarakat sudah dikenal sejak masyarakat mengenal hukum itu sendiri, sebab hukum itu dibuat untuk mengatur kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencatat bahwa pada era reformasi terjadi perubahan pada lembaga Notariat yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan Notaris Indonesia mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan bangsa dan Negara Indonesia. Sejarah kontemporer Indonesia mencatat bahwa pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukti dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hukum perdata mengenal mengenal tentang adanya alat-alat bukti. Alat bukti dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUH Perdata)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai bidang kehidupan terutama dalam bidang teknologi, dimana dalam teknologi dapat dilihat dengan adanya perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugas, fungsi dan kewenangan Notaris. Mereka belum bisa membedakan tugas mana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum faham terhadap pengertian, tugas, fungsi dan kewenangan Notaris. Mereka belum bisa membedakan tugas mana yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk selanjutnya dalam penulisan ini disebut Undang-Undang Jabatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 diperbaharui dan dirubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris yang untuk selanjutnya dalam penulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kewajiban seseorang sebagai subjek hukum dalam masyarakat. 2 Hukum sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum yang berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Prinsip Negara hukum menjamin kepastian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi hakikat profesinya menuntut agar bukan nafkah hidup itulah yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesi hukum termasuk didalamnya profesi Notaris, merupakan suatu profesi khusus yang sama dengan profesi luhur lainnya yakni profesi dalam bidang pelayanan kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut juga termasuk mengatur hal-hal yang diantaranya hubungan antar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah merupakan negara hukum, dimana hukum mempunyai kedudukan paling tinggi dalam segala hal. Keberadaan hukum tersebut juga termasuk mengatur hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 15 Januari Dalam Perubahan Undang-Undang Nomor 30
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah mengalami beberapa kali revisi sejak pengajuannya pada tahun 2011, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 30
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam setiap hubungan hukum kehidupan masyarakat, baik dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akta otentik sebagai alat bukti terkuat dan terpenuh mempunyai peranan penting dalam setiap hubungan hukum kehidupan masyarakat, baik dalam berbagai hubungan bisnis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertulis untuk berbagai kegiatan ekonomi dan sosial di masyarakat. Notaris
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jabatan Notaris diadakan atau kehadirannya dikehendaki oleh aturan hukum dengan maksud membantu dan melayani masyarakat yang membutuhkan alat bukti tertulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial, tidak akan lepas dari apa yang dinamakan dengan tanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kebijakan pemerintah terhadap jabatan notaris, bahwa Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD Negara R.I. tahun 1945
Lebih terperinciPERAN NOTARIS DALAM UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMBELI DALAM JUAL BELI ONLINE
Peran dan Tanggungjawab Notaris dalam Keputusan Pemegang Saham diluar Rapat Umum... PERAN NOTARIS DALAM UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMBELI DALAM JUAL BELI ONLINE Nindy Ockta Mutiara Hapsari Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melekat haknya sejak dilahirkan sampai meninggal dunia. 5 Proses hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perseroan terbatas sebagai badan hukum lahir dan dicipta melalui proses hukum sehingga menurut M. Yahya Harahap perseroan merupakan badan hukum buatan (artificial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan dengan tegas, dalam Pasal 1 angka 3, bahwa Indonesia adalah Negara yang berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaminan akan kepastian hukum terhadap perbuatan dan tindakan sehari-hari,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masyarakat mulai menyadari arti pentingnya sebuah jaminan akan kepastian hukum terhadap perbuatan dan tindakan sehari-hari, sehingga banyak orang yang menuangkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) saat ini, membuat masyarakat tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bertambahnya jumlah pejabat umum yang bernama Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) saat ini, membuat masyarakat tidak asing lagi dengan keberadaan
Lebih terperinciB A B V P E N U T U P
99 B A B V P E N U T U P 1. KESIMPULAN Setelah membuat uraian panjang tersebut diatas, maka penulis mencoba menarik kesimpulan sebagai berikut : 1.1. Profesi Notaris adalah profesi yang luhur dan bermartabat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aksesifitas penggunaan teknologi yang semakin inovatif mendukung kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini sudah semakin berkembang lantaran aksesifitas penggunaan teknologi yang semakin inovatif mendukung kegiatan transaksional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perikatan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari dan juga usaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kehadiran notaris sebagai pejabat publik adalah jawaban dari kebutuhan masyarakat akan kepastian hukum atas setiap perikatan yang dilakukan, berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum. Tulisan tersebut dapat dibedakan antara surat otentik dan surat dibawah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Akta merupakan suatu tulisan yang dibuat sebagai bukti suatu perbuatan hukum. Tulisan tersebut dapat dibedakan antara surat otentik dan surat dibawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh kerangka hukum formal yang komprehensif pada 30. September 1999 melalui Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis jaminan kebendaan yang dikenal dalam hukum Positif adalah Jaminan Fidusia. Lembaga jaminan kebendaan fidusia tersebut sudah digunakan di Indonesia sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah mempunyai peran paling pokok dalam setiap perbuatan-perbuatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman dan era globalisasi saat ini, peran notaris sebagai pejabat umum pembuat akta yang diakui secara yuridis oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan hubungan satu sama lain dalam berbagai bentuk. Hubungan tersebut dapat dilakukan antara individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) menentukan secara tegas bahwa negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 1 ayat (3) menentukan secara tegas bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum. Prinsip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan. Kepastian dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prinsip negara hukum menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan. Kepastian dan perlindungan hukum menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dibuat oleh atau dihadapan Notaris sebagai pejabat umum. Notaris sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan secara tegas bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum. Prinsip negara hukum menjamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan dan hakikat pembangunan nasional adalah untuk. menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, sebagaimana tercantum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan dan hakikat pembangunan nasional adalah untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan yang besar bagi kehidupan manusia. Manusia akan beralih dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang besar bagi kehidupan manusia. Manusia akan beralih dari kehidupan tradisional kekehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pemerintah. Prinsip negara hukum menjamin kepastian, ketertiban dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara hukum dimana kekuasaan tunduk pada hukum. Sebagai negara hukum, maka hukum mempunyai kedudukan paling tinggi dalam pemerintahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris menyatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris menyatakan bahwa Notaris adalah pejabat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dapat menghasilkan suatu peristiwa-peristiwa tersebut dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam kehidupan bermasyarakat tidak bisa terlepas dari hubungan manusia lainnya hal ini membuktikan bahwa manusia merupakan mahkluk sosial. Interaksi atau hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Pasal 1 ayat (3). Hukum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum. berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (3). Hukum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Keberadaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat di Indonesia, Suatu Penjelasan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993 hlm. 23
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Sebagai negara hukum pemerintah negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tinjauan yuridis..., Ravina Arabella Sabnani, FH UI, Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Cakupan pembagunan nasional ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, pertanahan, kegiatan sosial, pasar modal, dan untuk kepastian
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Notaris sebagai pejabat umum, merupakan salah satu pejabat negara yang dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberikan pelayanan umum kepada masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di seluruh Dunia. Internet sebagai media komunikasi kini sudah biasa. memasarkan dan bertransaksi atas barang dagangannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke 21 perkembangan dunia terasa semakin pesat. Internet merupakan suatu jaringan komunikasi digital dan merupakan jaringan komputer terbesar yang menghubungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan jasa notaris, telah dibentuk Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat terhadap penggunaan jasa notaris, telah dibentuk Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Undang-undang
Lebih terperinciASPEK HUKUM PEMBUKTIAN YANG BERUPA AKTA
ASPEK HUKUM PEMBUKTIAN E-MAIL YANG BERUPA AKTA Oleh: I Gusti Ayu Mirah Kristina Dewi Pembimbing Akademik : Anak Agung Oka Parwata Bagian Hukum Acara ABSTRAK Kecangggihan teknologi internet mampu menembus
Lebih terperinciBAB III PERANAN NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN ADANYA SURAT KETERANGAN WARIS
BAB III PERANAN NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN ADANYA SURAT KETERANGAN WARIS A. Kedudukan Notaris Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris (UUJN), menyebutkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin pesat memberikan dampak tidak langsung dalam perubahan pola kehidupan masyarakat. Masyarakat dituntut untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan di Indonesia mengakibatkan beberapa perubahan dari sistem perekonomian, kehidupan sosial masyarakat, politik serta hukum tatanan hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan tanah dalam rangka pembangunan bagi pemenuhan berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan tanah dalam rangka pembangunan bagi pemenuhan berbagai keperluan semakin meningkat, baik sebagai tempat bermukim maupun untuk kegiatan usaha. Sehubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaanya kedua belah pihak mengacu kepada sebuah perjanjian layaknya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Manusia dalam menjalankan hubungan hukum terhadap pihak lain akan membutuhkan suatu kesepakatan yang akan dimuat dalam sebuah perjanjian, agar dalam
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK I. UMUM Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. notaris merupakan pejabat umum yang mendapatkan delegasi kewenangan. yang tidak memihak dan penasehat hukum yang tidak ada cacatnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Negara sebagai pemegang kekuasaan tertinggi memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada warga negaranya. Di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara hukum, pernyataan tersebut diatur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum, pernyataan tersebut diatur di dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia (UUD) 1945, Pasal 1 ayat (3) yang dirumuskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan secara tegas bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum. Prinsip negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi Perseroan secara elektronik yang diselenggarakan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) adalah pelayanan jasa teknologi informasi Perseroan secara elektronik yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Administrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan pasal..., Ita Zaleha Saptaria, FH UI, ), hlm. 13.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada alam demokratis seperti sekarang ini, manusia semakin erat dan semakin membutuhkan jasa hukum antara lain jasa hukum yang dilakukan oleh notaris. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. robot-robot mekanis yang bergerak dalam tanpa jiwa, karena lekatnya etika pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Notaris sebagai pejabat umum, sekaligus sebuah profesi posisinya sangat penting dalam membantu dalam memberikan kepastian hukum bagi masyarakat Notaris harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang marak akhir-akhir ini, tidak saja memberikan pengaruh terhadap perekonomian suatu negara tertentu namun juga akan berimbas terhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. khususnya dalam bidang harta kekayaan menjadi pendorong tumbuh dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai suatu tujuan ekonomi khususnya dalam bidang harta kekayaan menjadi pendorong tumbuh dan berkembangnya badan hukum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan sektor pelayanan jasa publik yang saat ini semakin berkembang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat memerlukan kepastian hukum. Selain itu, memerlukan sektor pelayanan jasa publik yang saat ini semakin berkembang, seiring meningkatnya kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan, pertama-tama memerlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, peranan tanah bagi pemenuhan berbagai keperluan akan meningkat, baik sebagai tempat bermukim maupun untuk kegiatan usaha. Sehubungan dengan itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjalankan strategi pembangunan hukum nasional. Profesionalitas dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi di bidang hukum merupakan profesi luhur yang terhormat atau profesi mulia ( nobile officium) dan sangat berpengaruh di dalam tatanan kenegaraan. Profesi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan hukum dalam mendukung jalannya roda pembangunan maupun dunia usaha memang sangat penting. Hal ini terutama berkaitan dengan adanya jaminan kepastian hukum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia di dalam. kerjasama yang mengikat antara dua individu atau lebih.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia di dalam masyarakat, individu yang satu senantiasa berhubungan dengan individu yang lain. Dengan perhubungan tersebut diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negosiasi diantara para pihak. Melalui proses negosiasi para pihak berupaya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perjanjian atau Kontrak adalah suatu wadah yang mempertemukan kepentingan satu pihak dengan pihak lain dalam membuat suatu kesepakatan yang kemudian menimbulkan suatu
Lebih terperinciBAB I. Kehadiran profesi Notaris sangat dinantikan untuk memberikan
BAB I 1. Latar Belakang Masalah Kehadiran profesi Notaris sangat dinantikan untuk memberikan jaminan kepastian atas transaksi bisnis yang dilakukan para pihak, sifat otentik atas akta yang dibuat oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatur hidup manusia dalam bermasyarakat. Didalam kehidupan
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok akan berusaha agar tatanan kehidupan masyarakat seimbang dan menciptakan suasana tertib, damai, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum, pernyataan tersebut diatur di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Pasal 1 ayat (3). Sebagai konsekuensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbentuk dari jaringan-jaringan computer-komputer yang saling terkoneksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hadirnya masyarakat informasi yang diyakini merupakan salah satu agenda penting masyarakat dunia di milenium ketiga, antara lain ditandai dengan pemanfaatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Peraturan Jabatan Notaris berisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang perubahan Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Peraturan Jabatan Notaris berisi peraturan mengatur diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum. bukti yang sempurna berkenaan dengan perbuatan hukum di bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Notaris sebagai pejabat umum merupakan salah satu organ Negara yang dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum kepada masyarakat, teristimewa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semula dilakukan oleh Pengadilan Negeri. Berlakunya Undang-Undang. kemudian dirubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Notaris adalah pejabat umum yang diberi kewenangan menjalankan sebagian dari kewenangan negara untuk membuat alat bukti tertulis secara otentik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan hubungan satu sama lain dalam berbagai bentuk. Hubungan tersebut dapat dilakukan antara individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang terjadi di negara-negara berkembang pada saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan yang terjadi di negara-negara berkembang pada saat ini dapat terbilang cukup pesat, khususnya pada sektor perekonomian.indonesia adalah contoh negara yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap interaksi yang dilakukan manusia dengan sesamanya, tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap interaksi yang dilakukan manusia dengan sesamanya, tidak dapat lepas dari etika karena dapat menjaga martabat sebagai makhluk yang sempurna. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa-jasa dari bank tersebut. Disamping itu juga tergantung pada. perbankan sangat identik dengan instrumen bunga.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank adalah lembaga keuangan tempat masyarakat menyimpan dananya yang semata-mata dilandasi oleh kepercayaan bahwa uangnya akan dapat diperoleh kembali pada waktunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu perjanjian tertulis merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk membuat akta otentik dan akta lainnya sesuai dengan undangundang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang. Notaris sebagai pejabat umum dipandang sebagai pejabat publik yang menjalankan profesinya dalam pelayanan hukum kepada masyarakat, untuk membuat akta otentik dan
Lebih terperinciBAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami
BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI ELECTRONIC BILL PRESENTMENT AND PAYMENT DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BW JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK A. Perlindungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan budaya manusia yang telah mencapai taraf yang luar biasa. Di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi seperti saat sekarang ini merupakan wujud dari perkembangan budaya manusia yang telah mencapai taraf yang luar biasa. Di dalamnya manusia bergerak
Lebih terperinciumum, ini dikuatkan lagi dengan akta yang dikeluarkan adalah alat bukti pemerintah dalam menjalankan jabatannya.
2 Begitu vitalnya peran profesi Notaris di negeri ini sebagai pejabat umum, ini dikuatkan lagi dengan akta yang dikeluarkan adalah alat bukti yang sempurna, sepanjang tidak dibuktikan sebaliknya. Ini memperlihatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. 1. Hal itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. 1 Hal itu menegaskan bahwa pemerintah menjamin kepastian hukum dalam kehidupan bermasyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesi hukum termasuk di dalamnya profesi notaris, merupakan suatu profesi khusus di samping profesi luhur lainnya. Kekhususannya adalah bahwa pada hakikatnya profesi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Notaris/PPAT merupakan profesi hukum sekaligus sebagai suatu profesi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Notaris/PPAT merupakan profesi hukum sekaligus sebagai suatu profesi mulia (nobile officium). Disebut sebagai nobile officium dikarenakan profesi Notaris/PPAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada warga. organ pemerintah yang melaksanakan tugas dan kewenangannya agar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara sebagai pemegang kekuasaan tertinggi memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada warga negaranya. Di dalam menjalankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang semua teknologi semakin berkembang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang semua teknologi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi itu pasti akan berpengaruh terhadap kehidupan di muka bumi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan suatu hubungan hukum yang dikategorikan sebagai suatu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Manusia dalam mencapai kebutuhan hidupnya saling berinteraksi dengan manusia lain. Masing-masing individu dalam berinteraksi adalah subjek hukum yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umum berwenang untuk membuat akta otentik, sejauh pembuatan akta otentik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan notaris sangat penting dalam membantu menciptakan kepastian dan perlindungan hukum bagi masyarakat, Karena notaris sebagai pejabat umum berwenang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat dewasa ini karena masyarakat sekarang sering membuat perikatan yang berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jabatannya, Notaris berpegang teguh dan menjunjung tinggi martabat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Notaris merupakan profesi yang terhormat dan selalu berkaitan dengan moral dan etika ketika menjalankan tugas jabatannya.saat menjalankan tugas jabatannya, Notaris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Notaris sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan notaris sangat penting ditengah-tengah masyarakat. Notaris memberikan jaminan kepastian hukum pada masyarakat menyangkut pembuatan akta otentik. Akta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Notaris sebagai pejabat umum, sekaligus sebuah profesi, posisinya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Notaris sebagai pejabat umum, sekaligus sebuah profesi, posisinya sangat penting dalam membantu dalam memberikan kepastian hukum bagi masyarakat. Notaris harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profesional yang tergabung dalam komunitas tersebut menanggung amanah. yang berat atas kepercayaan yang diembankan kepadanya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Notaris sebagai pejabat umum memiliki peran sentral dalam menegakkan hukum di Indonesia, karena selain kuantitas notaris yang begitu besar, notaris dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum menjamin adanya kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangPermasalahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan secara tegas bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum. Prinsip negara hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemiliknya kepada pihak lain. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Peraturan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peralihan hak atas tanah merupakan suatu perbuatan hukum yang dilakukan dengan tujuan untuk mengalihkan hak kepemilikan atas tanah dari pemiliknya kepada pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinci