Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
|
|
- Yulia Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISSN: e-issn: Buletin Penelitian Sistem Kesehatan (Bulletin of Health System Research) Volume 20, No. 1, Januari 2017 SUSUNAN DEWAN REDAKSI Pengarah Penanggung Jawab Ketua Dewan Redaksi : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan : Dr. Dede Anwar Musadad, SKM., M.Kes. (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan) : dr. Betty Roosihermiatie, MSPH., Ph.D. (Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan; Epidemiologi Kesehatan) Anggota Dewan Redaksi : Dr. drg. Niniek L Pratiwi, M.Kes. (Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan; Perilaku dan Epidemiologi Kesehatan) Dr. Rustika, SKM., M.Si. (Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan; Epidemiologi dan Biostatistik, Penyakit Tidak Menular) Dr. Ni Ketut Aryastami, MCN., M.S. (Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan; Epidemiologi Kesehatan; Gizi Kesehatan) Dra. Suharmiati, Apt., M.Si. (Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan; Pelayanan Kesehatan, Obat Tradisional) Dr. Dra. Selma A. Siahaan, Apt., MHA (Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan; Pelayanan Kesehatan) Dra. Ristrini, M.Kes. (Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan; Health Policy and Management) Ketua Redaksi Pelaksana : Turniani Laksmiarti, S.E., MM. (Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan) Anggota Redaksi Pelaksana : Herti Maryani, S.Si., M.Kes. (Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan) Asep Kusnali, S.H. (Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan) Mitra Bestari Sekretariat Redaksi : Prof. Dr. Wasis Budiarto, Drs.Ec., M.S. (Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan; Ekonomi Kesehatan) Prof. Dr. dr. Lestari Handayani, M.Med.(PH). (Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan; Pelayanan Kesehatan Obat Tradisional) Prof. Dr. dr. Koosnadi Saputra, Sp.Rd. (Akademi Akupunktur Surabaya; Pengobatan Komplementer) Prof. dr. Agus Suwandono, MPH., Dr.PH (Universitas Diponegoro Semarang; Health Policy and Management) Prof. Dr. Bambang Wirjaatmadji, M.Sc. (FKM Universitas Airlangga Surabaya, IAKMI; Gizi Kesehatan) Prof. Dr. dr. Rika Subarniati T., SKM. (FKM Universitas Airlangga Surabaya, IAKMI; Perilaku Kesehatan) Prof. Dr. dr. Stefanus Supriyanto, M.S. (FKM Universitas Airlangga Surabaya, IAKMI; Manajemen dan Administrasi Kesehatan) Prof. Dr. dr. J. Mukono, M.S., MPH (Universitas Airlangga Surabaya; Kesehatan Lingkungan) Dr. Adang Bachtiar, MPH, DSc (Universitas Indonesia; Kesehatan Lingkungan) : S. Eni Rachmawati, S.Sos. Eka Aji Mustofa, A.Md. Nur Rohmah, S.Kom. BULETIN PENELITIAN SISTEM KESEHATAN diterbitkan sejak 1994, dan sejak tahun 2006 terbit dengan frekuensi 4 kali setahun. Redaksi menerima naskah ilmiah tentang hasil-hasil penelitian, survei, dan tinjauan pustaka yang erat hubungannya dengan bidang Sistem dan Kebijakan Kesehatan. Harga langganan (termasuk ongkos kirim): Alamat Redaksi/Penerbit : Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan Jalan Indrapura 17, Surabaya Telp. (031) , Fax. (031) pushumbullhsr@yahoo.com
2 ISSN: e-issn: Buletin Penelitian Sistem Kesehatan (Bulletin of Health System Research) Volume 20, No. 1, Januari 2017 DAFTAR ISI Determinan Rumah Tangga dan Malaria dengan Metode Pohon Klasifikasi di Kawasan Timur Indonesia Determinants of Household and Malaria by Classification Tree Method in The Eastern Indonesia Mochamad Setyo Pramono, Astridya Paramita, Zainul Khaqiqi N, Sutikno Perbedaan Karakteristik Demografi dan Riwayat Infeksi Malaria Menurut Status Gizi Balita di Provinsi Nusa Tenggara Timur Differences of Demographic Characteristics and Malaria Infection History Among Under Five Year Children Nutrition Status in East Nusa Tenggara Province Tri Wurisastuti, Nungki Hapsari Suryaningtyas Pengorganisasian Desa Siaga di Kabupaten Timor Tengah Utara dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Ibu (Studi di Desa Tuabatan, Desa Noeltoko dan Desa Noepesu) Organization of Alert Villages in North Central Timor Regency in Effort to Improve Maternal Health (Study in Tuabatan, Noeltoko and Noepesu Villages) Suharmiati, Mochamad Setyo Pramono Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi oleh Sebaya Terhadap Pengetahuan dan Sikap dalam Pencegahan Seks Pranikah di SMAN 1 Sukamara, Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah The Effect of Reproductive Health Education by Peer Educators on Knowledge and Attitude to Prevention of Premarital Sex at SMAN 1 Sukamara, Sukamara District, Central Kalimantan Jenny Oktarina, Hendy Muagiri Margono, Windhu Purnomo Integrasi Jamkesda dalam JKN Bagi PBI di Kota Blitar dan Kota Malang The Integration Process of Jamkesda (District Health Insurance) into The National Health Insurance for Recipient of Contribution Subsidy in Blitar and Malang Cities Rukmini, Oktarina, Ristrini, Tumaji
3 Kata pengantar Buletin Penelitian Sistem Kesehatan terbit 4 kali setahun dengan memuat 7 artikel setiap kali terbit. Terhitung mulai Vol. 19, No. 3, Juli tahun 2016 ini Buletin Penelitian Sistem Kesehatan memuat 5 artikel setiap kali terbit. Hal ini untuk meningkatkan mutu artikel ilmiah dalam terbitan tersebut. Pada edisi Vol. 20, No. 1, Januari 2017 ini, artikel yang dimuat terdiri dari 5 hasil penelitian tentang masalah dan penyakit yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, kesehatan ibu yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat, dan kesehatan reproduksi remaja serta tentang Jaminan Kesehatan Daerah. Harapan kami terbitan edisi ini dan seterusnya dapat terus menyajikan artikel sebagai referensi sehingga Buletin Penelitian Sistem Kesehatan dapat memperoleh AKREDITASI kembali. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan peningkatan kualitas terbitan ke depannya. DEWAN REDAKSI
4 Buletin Penelitian Sistem Kesehatan ISSN: Vol. 20, No. 1, Januari 2017 e-issn: DDC: Mochamad Setyo Pramono, Astridya Paramita, Zainul Khaqiqi N, Sutikno (Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan; Statistika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember) Determinan Rumah Tangga dan Malaria dengan Metode Pohon Klasifikasi di Kawasan Timur Indonesia Januari 2017: 1 9 Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi malaria di 15 provinsi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) di atas rata-rata nasional. Prevalensi malaria yang tinggi tersebut sebagian besar terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara. Tujuan studi ini menentukan karakteristik rumah tangga dengan anggota RT yang terinfeksi malaria di KTI. Studi ini merupakan analisis lanjut Riskesdas 2013 dengan sampel RT di KTI. Metode analisis adalah klasifikasi pohon. Pohon klasifikasi optimal membentuk simpul sebanyak 10. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas dari 20,8% RT dengan malaria di kawasan KTI mendapatkan pelayanan kesehatan gratis dalam satu tahun terakhir, terletak di perdesaan, memiliki tingkat sosioekonomi tinggi, melakukan pencegahan gigitan nyamuk, dengan karakteristik kepala keluarga berpendidikan tinggi, berpekerjaan PNS/TNI/Polri/ BUMD. Peluang terbesar rumah tangga dengan malaria sebesar 30,5% adalah pada rumah tangga yang mendapat pelayanan kesehatan gratis dalam setahun terakhir dan pendidikan kepala keluarga tamat SMP ke atas. Perlu sosialisasi tentang standar penegakan sakit malaria dengan pemeriksaan darah terutama kepada Kepala Keluarga yang berpendidikan rendah, status sosioekonomi miskin dan di daerah yang akses kesehatannya masih minim. Kata kunci: malaria, rumah tangga, pohon klasifikasi, Kawasan Timur Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi dengan angka malaria dan stunting yang tinggi terutama pada kelompok beresiko tinggi yaitu balita. Hubungan karakteristik demografi balita dan riwayat infeksi malaria terhadap status gizi balita stunting di Provinsi NTT perlu diketahui guna mengetahui intervensi yang efektif dalam mengatasi permasalahan balita tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan karakteristik demografi balita dan riwayat infeksi malaria menurut status gizi balita stunting dan balita normal di Provinsi NTT. Studi menggunakan data sekunder Riskesdas tahun Sampel dalam analisis ini adalah seluruh balita di Provinsi NTT yang terpilih menjadi sampel Riskesdas 2013 dan memiliki nilai pengukuran tinggi badan. Analisis menggunakan uji beda yaitu t-independent. Hasil uji beda menunjukkan ada perbedaan ratarata status tinggi badan balita antara balita yang tinggal di perkotaan dan di pedesaan (p=0,003), ada perbedaan rata-rata status tinggi badan balita antara balita yang memiliki riwayat infeksi malaria dan tidak memiliki riwayat infeksi malaria (p=0,000) serta tidak ada perbedaan rata-rata status tinggi badan balita antara laki-laki dan perempuan (p=0,056). Terdapat perbedaan bermakna antara status gizi balita stunting yang tinggal di pedesaan dan perkotaan. Dan terdapat perbedaan bermakna antara status gizi balita stunting memiliki riwayat penyakit malaria dan yang tidak memiliki riwayat malaria. Pengendalian stunting dan malaria pada balita perlu dikembangkan terutama di daerah pedesaan yang tinggi prevalensi malaria dan stunting. Dibutuhkan kerjasama lintas sektor untuk menegakkan program pencegahan stunting dan malaria diantaranya dengan pengendalian nyamuk malaria dan peningkatan gizi balita serta perbaikan sanitasi lingkungan di wilayah pedesaan. Kata kunci: malaria, status gizi, balita, stunting DDC: Tri Wurisastuti dan Nungki Hapsari Suryaningtyas (Loka Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Baturaja) Perbedaan Karakteristik Demografi dan Riwayat Infeksi Malaria Menurut Status Gizi Balita di Provinsi Nusa Tenggara Timur Januari 2017: DDC: Suharmiati, Mochamad Setyo Pramono (Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Balitbangkes RI) Pengorganisasian Desa Siaga di Kabupaten Timor Tengah Utara dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak (Studi di Desa Tuabatan, Desa Noeltoko dan Desa Noepesu) Januari 2017: 16 25
5 Pengorganisasian Desa Siaga merupakan salah satu upaya yang dilakukan Kabupaten Timor Tengah Utara dalam peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak. Penelitian ini bertujuan mengkaji keberlangsungan dan wujud partisipasi masyarakat dalam pengorganisasian sistem siaga khususnya di tingkat desa serta tradisi spesifik naketi. Penelitian dilakukan pada tahun 2012 di Desa Tuabatan wilayah Puskesmas Bijaepasu, serta Desa Noeltoko dan Noepesu wilayah Puskesmas Eban.Jenis penelitian non intervensi dengan desain eksploratif. Informasi diperoleh melalui wawancara mendalam dan pengamatan langsung. Sebagai informan tokoh masyarakat, tokoh agama, LKMD, bidan desa dan anggota jejaring. Terdapat enam jejaring di masing-masing desa yaitu Notifikasi, Transportasi, KB, Dana, ASI Eksklusif dan Golongan Darah, namun juga terdapat jejaring Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Tuabatan dan jejaring Siaga Bencanadi Desa Noeltoko. Pertemuan jejaring dilakukan secara berkala tiap bulan, dipimpin inisiator pertemuan dengan agenda laporan kegiatan, masalah yang terjadi selama bulan berjalan serta alternatif pemecahannya. Terdapat tradisi Naketi yang biasa dilakukan pada waktu usia kehamilan antara 7 9 bulan, yaitu pengakuan kesalahan istri kepada suami dengan cara bertatap muka dilanjutkan pengakuan kesalahan suami istri kepada orang tua/mertua. Pengorganisasian Desa Siaga terbukti cukup efektif untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan warga desanya. Indikator keberhasilan adalah terdatanya semua ibu hamil dan ibu bersalin oleh masyarakat sendiri lewat jejaring, bukan oleh tenaga kesehatan. Semua upaya persalinan pada fasilitas kesehatan menjadi komitmen bersama melibatkan semua jejaring. Tradisi Naketi merupakan wujud kearifan lokal yang positif bagi persiapan menjelang persalinan. Dilakukan pembentukan Desa Siaga di desa yang lain dengan swadaya masyarakat dan mendapatkan dukungan dari Kepala Desa serta lintas sektor. Kata kunci: desa siaga, kesehatan ibu dan anak, partisipasi DDC: Jenny Oktarina, Hendy Muagiri Margono, Windhu Purnomo (Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya; RSU Dr. Soetomo Surabaya Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa; Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya) Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi oleh Sebaya Terhadap Pengetahuan dan Sikap dalam Pencegahan Seks Pranikah di SMAN 1 Sukamara, Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah Januari 2017: Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Usia remaja berada pada rentang tahun. Seiring dengan masa transisi, remaja mempunyai permasalahan yang kompleks, salah satunya adalah perilaku seks pra nikah. Faktor yang mempengaruhi seks pra nikah pada remaja adalah kurangnya informasi dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi. Pendidikan kesehatan reproduksi merupakan salah satu cara untuk mengurangi dampak negatif dan mencegah seks pra nikah. Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi pada pengetahuan dan sikap remaja dalam pencegahan hubungan seks pra nikah di SMAN 1 Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah. Jenis penelitian intervensi dengan quasi experimental (eksperimental semu) jenis pre test post test control group design. Jumlah sampel sebanyak 50 siswa dengan masing-masing 25 orang siswa pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Analisis dengan uji t sampel berpasangan dan bebas. Variabel dependen adalah Pendidikan kesehatan reproduksi sedangkan variabel independen adalah pengetahuan dan sikap. Pendidikan kesehatan reproduksi diberikan sebanyak tiga kali. Pengetahuan dan sikap remaja signifikan berbeda pada kelompok perlakuan dan kontrol. Pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja di SMAN 1 Sukamara, Kabupaten Sukamara. Kata kunci: pendidikan kesehatan reproduksi, pengetahuan, sikap, seks pra nikah DDC: Rukmini, Oktarina, Ristrini, Tumaji (Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Balitbangkes RI) Integrasi Jamkesda dalam JKN Bagi PBI di Kota Blitar dan Kota Malang Januari 2017: Sesuai peta jalan JKNdiharapkan pada tahun 2016, semua Jamkesda untuk masyarakat miskin telah terintegrasi dalam sistem JKN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses integrasi Jamkesda ke dalam Jaminan Kesehatan Nasional yang dilaksanakan di daerah. Jenis penelitian observasional disain potong lintang, dilaksanakan di Kota Blitar dan Kota Malang tahun Responden adalah Bidang terkait kepesertaan Jamkesda di Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, BPJS
6 dan Pemerintah Daerah (Bappeda, BPKAD, Kesra). Pengumpulan data dengan wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah dan data sekunder tentang kepesertaan serta dokumen kebijakan. Integrasi kepesertaan Jamkesda ke sistem JKN bagi PBI didukung oleh regulasi daerah berupa SK Walikota untuk penetapan peserta PBI dan Perjanjian Kerjasama Pemerintah Kota dan BPJS. Kepesertaaan PBI, di Kota Blitar PBI Pusat ( jiwa) dan Kota Malang ( ), sedangkan PBI Daerah di Kota Blitar hasil integrasi Jamkesda (8.508 jiwa) dan Kota Malang ( jiwa). Integrasi Jamkesda ke sistem JKN bagi PBI telah dilaksanakan oleh daerah dengan cara yang berbeda, baik dalam aspek penetapan kriteria, institusi pelaksana verifikasi dan validasi peserta, penambahan dan pengurangan data peserta, pendistribusi kartu dan waktu pembayaran premi. Beberapa kendala yang dialami oleh stakeholder terkait dalam integrasi Jamkesda meliputi kendala dalam manajemen kepesertaan, keterbatasan SDM, anggaran, teknis verifikasi validasi masyarakat miskin dan sistem BPJS yang masih baru. Proses integrasi kepersertaan Jamkesda ke sistem JKN telah dilaksanakan cukup baik sesuai dengan kondisi di daerah masing-masing. adanya landasan hukum dan Pedoman Pelaksanaan Integrasi Jamkesda ke sistem JKN, yang dapat menjadi acuan yang benar sehingga mengurangi ketidaktepatan dalam pelaksanaan. Kata kunci: integrasi, Jamkesda, JKN, penerima bantuan iuran
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
ISSN: 1410-2935 e-issn: 2354-8738 Buletin Penelitian Sistem Kesehatan (Bulletin of Health System Research) Volume 19, No. 3, Juli 2016 SUSUNAN DEWAN REDAKSI Pengarah Penanggung Jawab Ketua Dewan Redaksi
Lebih terperinciBuletin Penelitian Sistem Kesehatan
ISSN: 1410-2935 e-issn: 2354-8738 Buletin Penelitian Sistem Kesehatan (Bulletin of Health System Research) Volume 20, No. 2, April 2017 SUSUNAN DEWAN REDAKSI Pengarah Penanggung Jawab Ketua Dewan Redaksi
Lebih terperinciBuletin Penelitian Sistem Kesehatan
ISSN: 1410-2935 e-issn: 2354-8738 Buletin Penelitian Sistem Kesehatan (Bulletin of Health System Research) Volume 19, No. 4, Oktober 2016 SUSUNAN DEWAN REDAKSI Pengarah Penanggung Jawab Ketua Dewan Redaksi
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/281/2016 TENTANG TIM SURVEI INDIKATOR KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2016
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/281/2016 TENTANG TIM SURVEI INDIKATOR KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciNaskah Masuk: 3 Oktober 2016, Perbaikan: 17 Nopember 2016, Layak Terbit: 9 Desember 2016
INTEGRASI JAMKESDA DALAM JKN BAGI PBI DI KOTA BLITAR DAN KOTA MALANG The Integration Process of Jamkesda (District Health Insurance) into the National Health Insurance for Recipient of Contribution Subsidy
Lebih terperinciPENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH
PENGARUH INTERVENSI PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN METODE PEER GROUP MELALUI PERAN STUDENT ADVISOR PADA SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH II MOYUDAN TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh
Lebih terperinciKEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
ISSN 2087-703X Volume 6 No. 2 Agustus 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Jalan Permtakan Negara 29, Jakarta 10560 Telp. (021) 4287 2392, Fax. (021) 4287 2392 E-mail : jumal.kespro@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama yang terbaik bagi bayi. Pemberian ASI pada bayi, terutama pemberian kolostrom dapat melindungi bayi dari risiko
Lebih terperinciTri Wurisastuti, Nungki Hapsari Suryaningtyas Loka Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Baturaja
PERBEDAAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN RIWAYAT INFEKSI MALARIA MENURUT STATUS GIZI BALITA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (Differences of Demographic Characteristics and Malaria Infection History among
Lebih terperinciRencana Aksi Program PHKKPM a. Penelitian dan Pengembangan TAHUN INDIKATOR
Rencana Aksi Program PHKKPM 20-205 a. Penelitian dan PROGRAM Hukum dan Etika Kesehatan Kajian Hukum Pelayanan Kesehatan Kajian Hukum Pelayanan Kesehatan DTPK Kajian UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu dari 8 tujuan pembangunan millenium atau MDG s (Millenium Development Goals) yang terdapat pada tujuan ke 5 yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan masa yang sangat sensitif dalam kehidupan wanita, yaitu rentan terhadap timbulnya gangguan secara fisik dan mental. Perawatan kesehatan ibu selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur 10-19 tahun (WHO, 2015 a ). Jumlah
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Reproduksi Reproductive Health Journal
Volume 6 No. 1, April 2015 Jurnal Kesehatan Reproduksi Reproductive Health Journal ISSN : 2087-703X Dewan Redaksi/Editorial Board Pelindung/Patronage : Kepala Badan Litbang Kesehatan / Director General
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah stunting masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Stunting pada balita bisa berakibat rendahnya produktivitas dan kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
150 BAB VIII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Penelitian yang berjudul Determinan unmet need Keluarga Berencana di Indonesia memiliki tujuan utama yaitu untuk menjawab mengapa terjadi kenaikan tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir (Hasan & Alatas, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyebab kematian pada bayi dan anak ialah BBLR (Berat Badan Bayi Lahir Rendah) selain gangguan selama perinatal. BBLR (Berat Badan Bayi Lahir Rendah) adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia
Lebih terperinciNaskah Masuk: 28 Juli 2016, Perbaikan: 26 Agustus 2016, Layak Terbit: 21 Oktober 2016
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI OLEH SEBAYA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM PENCEGAHAN SEKS PRANIKAH DI SMAN 1 SUKAMARA, KABUPATEN SUKAMARA, KALIMANTAN TENGAH The Effect of Reproductive Health
Lebih terperinciPERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian sehat menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu kedaan kondisi fisik, mental dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya
Lebih terperinciPERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,
Lebih terperinciSecara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.
ABSTRACT ERNY ELVIANY SABARUDDIN. Study on Positive Deviance of Stunting Problems among Under five Children from Poor Family in Bogor City. Under direction of IKEU TANZIHA and YAYAT HERYATNO. The objectives
Lebih terperinciNaskah Masuk: 18 Agustus 2016, Perbaikan: 30 September 2016, Layak Terbit: 26 Oktober 2016
PENGORGANISASIAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN IBU (STUDI DI DESA TUABATAN, DESA NOELTOKO DAN DESA NOEPESU) Organization of Alert Villages in North Central
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang padat, yaitu mencapai 248,8 juta jiwa dengan jumlah penduduk berusia 10 sampai 19 tahun mencapai
Lebih terperinciVII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN
VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN Program Promosi Kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Sistem Kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan, ketanggapan, dan keadilan dalam pembiayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Sistem Kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan, ketanggapan, dan keadilan dalam pembiayaan pelayanan kesehatan (WHO, 2000). Komponen pengelolaan kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang Nomor 36
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan Hak Azasi Manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia balita merupakan masa di mana proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup dalam jumlah
Lebih terperinciHasil Survey AKSES & PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI BAGI PEREMPUAN MISKIN
Hasil Survey AKSES & PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI BAGI PEREMPUAN MISKIN Hasil Studi WRI di 7 Kabupaten (Lampung Utara, Lebak, Indramayu, Solo, Jembrana, Lombok, dan Sumba Barat) 2007 1 Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World Health Organization (WHO) sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja berusia 10-19
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja atau young people adalah anak yang berusia 10-19 tahun (World Health Organization, 2011). Pada periode ini manusia mengalami masa transisi dengan kebutuhan kesehatan
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO
BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciApa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?
Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia? Di beberapa negara terutama negara berkembang, kesehatan ibu dan anak masih merupakan permasalahan besar. Hal ini terlihat dari masih tingginya angka kematian
Lebih terperinciNaskah Masuk: 1 Agustus 2016, Perbaikan: 4 Oktober 2016, Layak Terbit: 11 Nopember 2016
DETERMINAN RUMAH TANGGA DAN MALARIA DENGAN METODE POHON KLASIFIKASI DI KAWASAN TIMUR INDONESIA Determinants of Household and Malaria by Classification Tree Method in The Eastern Indonesia Mochamad Setyo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu rumah tangga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan
Lebih terperinciSTANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN. Sebuah Panduan Formulasi di Tingkat Puskesmas/Kecamatan
STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN Sebuah Panduan Formulasi di Tingkat Puskesmas/Kecamatan AGUNG DWI LAKSONO EVIE SOPACUA SUHARMIATI LESTARI HANDAYANI RISTRINI HERTI MARYANI BAMBANG WASITO Diterbitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan di Indonesia saat ini adalah status kesehatan masyarakat yang masih rendah, antara lain ditandai dengan Angka Kematian Ibu (AKI) yang tinggi. Target
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu kebijakan pemerintah bidang kesehatan yang terintegrasi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. kejadian kematian ke dua (16%) di kawasan Asia (WHO, 2015).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Malaria masih menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Menurut laporan WHO, kejadian malaria di dunia telah mengalami penurunan. Sebanyak 57 negara
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau merupakan hak bagi
Lebih terperinciPREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013
1 PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013 Kadek Sri Sasmita Dewi G Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1575/Menkes/SK/XI/2005 TANGGAL : 16 November 2005 MENTERI KESEHATAN STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN MENTERI KESEHATAN INSPEKTORAT JENDERAL SEKRETARIAT
Lebih terperinciREVOLUSI KEBIJAKAN ONE DATA, RISKESDAS 2018 TAMPIL BEDA
1/6 Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id REVOLUSI KEBIJAKAN ONE DATA, RISKESDAS 2018 TAMPIL BEDA DIPUBLIKASIKAN PADA : RABU, 21 MARET 2018 00:00:00, DIBACA : 879 KALI Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Lebih terperinciTESIS. Oleh HIKMAH NURMARALITA /IKM
PENGARUH PENDIDIKAN GIZI TENTANG 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN DENGAN MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMK NEGERI 1 GUNUNG MERIAH KABUPATEN ACEH SINGKIL TESIS Oleh HIKMAH NURMARALITA 137032081/IKM
Lebih terperinciFamily Gathering Terpadu RSJ Grhasia Yogyakarta
Family Gathering Terpadu RSJ Grhasia Yogyakarta Nama Inovasi Family Gathering Terpadu RSJ Grhasia Yogyakarta Produk Inovasi Meningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Family Gathering Terpadu Dalam Rangka
Lebih terperinciJournal of Health Education
Journal of Health Education 1 (2) (2016) Journal of Health Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jhealthedu EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERJODOH DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBU TENTANG
Lebih terperinciPRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan
PRA-MUSRENBANGNAS RKP Kelompok Pembahasan: Kesehatan Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan Jakarta, 16-24 April 2015 Buku I: STRATEGI PEMBANGUNAN NORMA PEMBANGUNAN 1) Membangun untuk manusia dan masyarakat;
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki jumlah remaja sebesar 43,5 juta jiwa (usia 10-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki jumlah remaja sebesar 43,5 juta jiwa (usia 10-19 tahun) atau sekitar 18,3 persen dari jumlah penduduk pada tahun 2010 yang berjumlah 237,6
Lebih terperinciGRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN
GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN 2005-2014 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 83.3 85.0 82.0 85.1 60.0 64.5 68.7 71.2 57.5 48.1 2005 2006 2007
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016
SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR DENGAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan beberapa sebutan penyakit
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah dasar fundamental bagi pembangunan manusia. Tanpa memandang status sosial semua orang menjadikan kesehatan sebagai prioritas utama dalam kehidupannya.
Lebih terperinciRPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT
RPJMN 2015-2019 KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT ISU YANG BELUM TERSELESAIKAN Tingginya Kematian Ibu dan Bayi Tingkat Fertilitas yang Stagnan Ketersediaan Farmasi dan Alkes Akses terhadap Air Minum dan Sanitasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit HIV/AIDS dan penularannya di dunia meningkat dengan cepat, sekitar 60 juta orang di dunia telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit HIV/AIDS dan penularannya di dunia meningkat dengan cepat, sekitar 60 juta orang di dunia telah terinfeksi HIV. Penyebaran dan penularan HIV/AIDS dominan terjadi
Lebih terperinciRANI SURAYA NIM
PENGARUH PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) PADA ANAK 6-24 BULAN DI DESA PANTAI GEMI KECAMATAN STABAT
Lebih terperinciKeynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017
www.iakmi.or.id Keynote Speech Nila Farid Moeloek Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017 SISTEMATIKA PENYAJIAN ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN PENDEKATAN KELUARGA GERAKAN MASYARAKAT HIDUP
Lebih terperinciTabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data
Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi
Lebih terperinciPolicy Brief Kesehatan Reproduksi Berbasis Konteks Budaya Lokal 2015 Health Advocacy
Policy Brief Kesehatan Reproduksi Berbasis Konteks Budaya Lokal 2015 Health Advocacy Penulis Agung Dwi laksono Tri Juni Angkasawati Niniek L. Pratiwi Wahyu Dwi Astuti Setia Pranata Lulut Kusumawati Weny
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H dan Undang-Undang Nomor 23/1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental setiap warga. Karena itu setiap
Lebih terperinciPENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I
PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Eka Fitriana 1610104422 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016
RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Jaminan Kesehatan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pertama kali dicetuskan di Inggris pada tahun 1911 (yang didasarkan pada mekanisme jaminan kesehatan sosial yang pertama kali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah perempuan yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah perempuan yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari tahun ke tahun semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah laki-laki yang melakukan
Lebih terperinciM. Setyo Pramono dan Suharmiati
UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI PENGORGANISASIAN SISTEM SIAGA BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA (STUDI DI DESA NOELTOKO DAN NOEPESU, KECAMATAN MIOMAFFO BARAT) (Improving
Lebih terperinciPenolong Persalinan dan Kejadian Komplikasi Persalinan di Jawa Barat
Persalinan dan Kejadian Komplikasi Persalinan di Jawa Barat Yosita Putri Mayliana, Sutanto Priyo Hastono Yosita Putri Mayliana : Peminatan Biostatistika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,
Lebih terperinciPENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN PEER GROUP TERHADAP KONSEP DIRI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMA NEGERI 2 DAN MAN 2 MEDAN TAHUN 2012 TESIS.
PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN PEER GROUP TERHADAP KONSEP DIRI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMA NEGERI 2 DAN MAN 2 MEDAN TAHUN 2012 TESIS Oleh WILDAN 107032185/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 345/MENKES/SK/V/2006 TENTANG NATIONAL TASK FORCE ELIMINASI FILARIASIS
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 345/MENKES/SK/V/2006 TENTANG NATIONAL TASK FORCE ELIMINASI FILARIASIS MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa filariasis merupakan
Lebih terperinciBUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya perbaikan status gizi balita yang dijadikan sebagai salah satu prioritas Pembangunan Kesehatan merupakan bukti komitmen pemerintah untuk mensejahterakan rakyat
Lebih terperinciSeluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.
Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati
Lebih terperinciKEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU
KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU dr. Budihardja, DTM&H, MPH Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Pertemuan Teknis Program Kesehatan Ibu Bandung,
Lebih terperinciBAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu dan Capaian Renstra Evaluasi pelaksanaan RENJA tahun lalu ditujukan untuk mengidentifikasi sejauh mana kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, intelektualitas, dan produktivitas yang tinggi. Ketiga hal ini sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, intelektualitas, dan produktivitas yang tinggi. Ketiga hal ini sangat dipengaruhi oleh
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENCAPAIAN PROGRAM KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PADA BALITA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013
ABSTRAK GAMBARAN PENCAPAIAN PROGRAM KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PADA BALITA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013 Citra Kusuma Wenry RL, 2014. Pembimbing : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di daerah dilakukan oleh Puskesmas sebagai pelaksana terdepan. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah salah satu penyakit menular paling umum dan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Malaria disebabkan oleh parasit yang disebut Plasmodium, yang ditularkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi ukuran penentu penilaian. keberhasilan kesehatan pada masyarakat. Angka kematian ibu di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi ukuran penentu penilaian keberhasilan kesehatan pada masyarakat. Angka kematian ibu di Indonesia menempati posisi tertinggi dibanding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian dari membangun manusia seutuhnya yang diawali dengan pembinaan kesehatan anak mulai sejak dini. Pembinaan kesehatan anak sejak awal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut dikategorikan
Lebih terperinciBANGUN REKAPRIMA. Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa, Sosial dan Humaniora. Judul Artikel :
e-issn : 2541-3899 BANGUN REKAPRIMA Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa, Sosial dan Humaniora Judul Artikel : - PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH TERHADAP MUTU PAVING - PERANCANGAN MESIN POTONG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebagai bayi yang terlahir dengan berat kurang dari 2500gram. BBLR masih terus menjadi
Lebih terperinciRegulasi Penggunaan Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern
Regulasi Penggunaan Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern Trihono Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI Jamu Banyak tanaman obat di Indonesia Banyak ramuan jamu di Nusantara, baik yang dibuat sendiri maupun
Lebih terperinciPENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI DISUSUN OLEH : ARUM TRI HIRASIANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut United Nations International
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stunting merupakan permasalahan yang semakin banyak ditemukan di negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut United Nations International Children s Emergency Fund
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nama Mahasiswa : Sri Setiyo Ningrum NIM :
PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN ASI EKSKLUSIF ANTARA METODE CERAMAH DENGAN METODE LEAFLET DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Disusun
Lebih terperinciTUJUAN 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
TUJUAN 5 Meningkatkan Kesehatan Ibu 57 Tujuan 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu Target 6: Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990 dan 2015. Indikator: Angka kematian ibu. Proporsi
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU
- 1 - SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya memenuhi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU/POLINDES PADA IBU HAMIL DI INDONESIA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU/POLINDES PADA IBU HAMIL DI INDONESIA Factors Affecting The Utilization Posy andu/polindes In Pregnant Women In Indonesia Sugiharti dan Heny Lestary*
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi
KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan. parenkim paru. Pengertian akut adalah infeksi yang berlangsung
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit akut saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan spektrum penyakit yang berkisar
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan di Indonesia diatur dalam Undang Undang Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan di Indonesia diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Kesehatan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2007 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN RW SIAGA KOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya
Lebih terperinciDr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK
Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Millennium Development Goals (MDGs) Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan global Komitmen Indonesia kepada masyarakat Suatu kesepakatan dan kemitraan global
Lebih terperinci