BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu rumah tangga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus) merupakan famili retrovirus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia terutama limfosit (sel darah putih), dan penyakit AIDS (Aquired immunodefisiency Syndrome) adalah penyakit yang merupakan kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi virus HIV (Nugroho, 2010, p.94). HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit menular seksual yang kemunculannya seperti fenomena gunung es (iceberg phenomena) yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil dari pada jumlah penderita yang sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah pengidap infeksi HIV/AIDS yang sebenarnya masih sangat tinggi dan menimbulkan banyak masalah kesehatan (Nugroho, 2010, p.94). Penyebaran HIV/AIDS setiap tahunnya mengalami perkembangan yang sangat pesat, menurut WHO (World Health Organitation) jumlah perempuan penderita AIDS di dunia terus bertambah, khususnya pada usia reproduksi (Sarwono, 2007, p.556). Data laporan Badan AIDS PBB tahun 2009 telah menyebutkan lebih dari 1,7 juta perempuan di Asia hidup dengan HIV, dan sekitar 90% perempuan tertular HIV dari suami/pasangan seksual 1

2 2 tersebut yaitu pada saat melakukan hubungan seksual dalam jangka panjang (Badan AIDS PBB, 2009). Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia Tenggara yang hampir setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS. Total jumlah kasus AIDS dari 1 April s.d 30 Desember 2010 adalah , pada laki-laki orang dan orang pada perempuan, dengan jumlah yang meninggal sebanyak orang (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2010). Proporsi kasus AIDS di Indonesia tertinggi dilaporkan pada kelompok umur tahun yaitu orang, tahun orang, tahun orang, tahun 628 orang dan yang berumur lebih dari 60 tahun sebanyak 49 orang. Cara penularan yang terbanyak adalah melalui hubungan heteroseksual yaitu orang, jarum suntik orang dan 661 diantaranya adalah perempuan, penularan melalui homoseksual sebanyak 724 orang, perinatal 628 orang, tranfusi darah 48 orang dan tidak diketahui sebanyak 772 orang. Dengan infeksi oportunistik yang menyertai yaitu TBC orang dan diare sebanyak orang (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2010). Berdasarkan data statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia yang dilaporkan s/d Desember 2010, Provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat ke tujuh kasus HIV/AIDS dengan jumlah kumulatif 944 orang, 38% nya adalah perempuan pada usia tahun, dan yang meninggal sebanyak 289 orang (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2010). Sedangkan di Jawa Tengah tahun 2010 distribusi AIDS menurut pekerjaanya, wiraswasta masih menduduki urutan

3 3 pertama (21,4%) dan di susul dengan ibu rumah tangga (17,06%), PS (Penjaja Seks) (10,13%), buruh (7,89) dan TKW (7,28%) (Komisi Pemberantasan AIDS Jawa Tengah, 2010). Tingginya kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga ini, karena secara biologis perempuan mempunyai resiko lebih besar terkena HIV dari laki-laki (suami) yang sering jajan di luar tanpa pengaman kondom (Yayasan Puspa Keluarga & Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia, 2010). Rendahnya pengetahuan mengenai cara pencegahan HIV yang benar merupakan salah satu penyebab meningkatnya kasus HIV/AIDS pada suami yang ditularkan kepada istrinya atau sebaliknya. Di Jawa Tengah pada tahun 2010 hanya (46,8%) laki-laki dan (37%) perempuan yang sudah menikah, mengetahui cara pencegahan HIV/AIDS yang benar yaitu dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual dengan pasangan berisiko, sedangkan untuk yang tinggal di pedesaan hanya (29%) yang mengetahuinya, dan sikapnya mengenai HIV/AIDS (50,7%) setuju akan melakukan konseling dan pengobatan bila mengidap HIV/AIDS dan (19,2%) setuju untuk merahasiakan bila ada keluarga yang mengidap HIV/AIDS (Riskesdas, 2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Desy Nur Aini tahun 2010 di Semarang, pada mahasiswa keperawatan UNIMUS dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS dengan Praktik Pencegahan HIV/AIDS di Prodi DIII Keperawatan FIKKES UNIMUS Tahun 2010 di peroleh hasil adanya hubungan yang bermakna antara tingkat

4 4 pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dengan praktik pencegahan HIV/AIDS. Data terakhir Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2009, Kabupaten Demak masih menduduki peringkat ke tujuh kasus HIV/AIDS dengan jumlah kasus 26 kasus (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2009). Hasil evaluasi dan perencanaan program di lingkungan P3PL DKK (Dinas Kesehatan Kabupaten) Demak tahun 2009, yang telah melakukan evaluasi kasus HIV/AIDS dari tahun telah menunjukan, dari beberapa kasus HIV/AIDS yang ada di Kabupaten Demak, sudah menyebar di 10 Kecamatan yang ada di Kabupaten Demak. Salah satunya adalah di Kecamatan Kebonagung dengan luas daerah yang paling kecil yang hanya memiliki luas (4,68%) dari luas wilayah Kabupaten Demak tetapi sudah ditemukan kasus HIV/AIDS sebanyak 2 kasus (7,40%) dan terjadi setiap dua tahun sekali yaitu pada tahun 2005 dan 2008 (Raker Kesda, 2009). Peneliti mengambil tempat di RW 5 Kelurahan Kebonagung Demak karena Kecamatan Kebonagung memiliki jumlah penduduk orang yang terdiri dari ibu rumah tangga (Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak, 2010). Sedangkan untuk RW 5 sendiri memiliki 256 ibu rumah tangga. Mayoritas penduduk laki-laki di RW 5 bekerja sebagai perantauan dan buruh, sedangkan perempuannya mayoritas bekerja sebagai ibu rumah tangga, sehingga mempunyai resiko yang cukup besar apabila melakukan hubungan seksual dengan suami yang tidak diketahui telah melakukan perilaku beresiko saat berada di perantauan.

5 5 Pada tahun 2010 telah ditemukan kejadian HIV/AIDS pada salah satu warga RW 5, sudah menikah dan mempunyai anak. Menurut keterangan ketua RT setempat salah satu warga RW 5 ini sebelumnya sakit diare yang tak kunjung sembuh di Puskesmas Kebonagung sehingga pihak Puskesmas merekomendasikan surat untuk pemeriksaan laboratorium, akhirnya di lakukan pemeriksaan skrining di RSUP Dr. Kariadi Semarang, sedangkan hasil pemeriksaan skrining pada istri dan anaknya hasilnya masih dirahasiakan dengan alasan solidaritas kemanusiaan. Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan pada 10 ibu rumah tangga yang ada di RW 5 Kebonagung, mengenai pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga tentang HIV/AIDS, telah diperoleh hasil bahwa 6 ibu rumah tangga tidak mengetahui tentang HIV/AIDS sedangkan 4 ibu rumah tangga sudah mengetahuinya, dan dari 10 ibu rumah tangga yang telah dilakukan studi pendahuluan tersebut, sikap ibu terhadap penyakit HIV/AIDS yaitu 5 orang menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa informasi HIV/AIDS hanya membuat ibu takut dan malu sedangkan 5 orang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Melihat fenomena yang terjadi dan hasil pengamatan sementara, ternyata masih ditemukan kejadian HIV/AIDS pada ibu rumah tangga, tingginya kasus ini salah satunya masih dipengaruhi karena rendahnya pengetahuan mengenai cara pencegahan HIV/AIDS yang benar, survey pendahuluan di RW 5 Kebonagung juga menyebutkan, dari beberapa ibu rumah tangga yang sudah mengetahui tentang HIV/AIDS belum tentu

6 6 mempunyai sikap yang setuju terhadap penyakit HIV/AIDS ini. Untuk itu peneliti ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana hubungan pengetahuan dengan sikap ibu rumah tangga tentang HIV/AIDS di RW 5 Kelurahan Kebonagung Demak. B. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di tentukan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Adakah Hubungan yang Bermakna Antara Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Rumah Tangga Tentang HIV/AIDS? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui Hubungan antara Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Rumah Tangga Tentang HIV/AIDS di RW V Kelurahan Kebonagung Demak. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik ibu rumah tangga berdasarkan umur dan pendidikan ibu di RW 5 Kelurahan Kebonagung Demak. b. Mengetahui pengetahuan ibu rumah tangga tentang HIV/AIDS di RW 5 Kelurahan Kebonagung Demak. c. Mengetahui sikap ibu rumah tangga tentang HIV/AIDS di RW 5 Kelurahan Kebonagung Demak.

7 7 d. Menganalisa hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu rumah tangga tentang HIV/AIDS di RW 5 Kelurahan Kebonagung Demak. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai penyakit HIV/AIDS serta bermanfaat bagi para pembaca khususnya mahasiswa kebidanan UNIMUS. 2. Bagi Masyarakat Menambah pengetahuan ibu rumah tangga mengenai bahayanya penyakit HIV/AIDS sehingga ibu bisa lebih hati-hati dan selalu waspada dengan penyakit HIV/AIDS yang gejalanya tidak tampak. 3. Bagi Peneliti Sebagai proses balajar dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh serta menambah pengetahuan peneliti mengenai HIV/AIDS. 4. Tenaga Kesehatan Memberikan masukan tenaga kesehatan khususnya bidan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dengan memberikan penyuluhan atau konseling tentang HIV/AIDS kepada pasien yang datang atau ibu hamil yang melakukan ANC.

8 8 E. KEASLIAN PENELITIAN Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Judul, Nama Tahun 1 Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS dengan Praktik Pencegahan HIV/AIDS di Prodi DIII Keperawatan FIKKES UNIMUS tahun 2010 (Susanti, 2010) Sasaran Mahasiswa tingkat II DIII Keperawatan Universitas Muhammadiy ah Semarang berjumlah 120 mahasiswa pada tahun 2010 Variabel yang diteliti Tingkat Pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dengan praktik pencegahan HIV/AIDS di Prodi DIII Keperawatan FIKKES UNIMUS tahun 2010 Metode Survey dengan pendekata n Cross Sectional Hasil Mayoritas responden tingkat II DIII Keperawatan FIKKES UNIMUS memiliki pengetahuan yang kurang tentang HIV/AIDS sebanyak 29 orang (52,7%). dan sebagian besar responden DIII memiliki praktek pencegahan terhadap HIV/AIDS yang kurang sebanayak 28 orang(50,9%). Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dengan praktik pencegahan HIV/AIDS dengan hasil uji statistik di dapat x 2 hitung sebesar 25,724 lebih besar dari x 2 tabel sebesar 5,99 2. Pengaruh Program Penyuluhan PMTCT terhadap perubahan pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang HIV/AIDS Di Puskesmas Putat Jaya Surabaya (Dianita, 2010) Ibu hamil di Puskesmas Putat Jaya Surabaya Perbedaan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang PMTCT sebelum dan sesudah di lakukan penyuluhan PMTCT Pree eksperime ntal dengan mengguna kan pendekata n one group pretestposttes Nilai rata-rata skor pengetahuan pre test 10,76 dan pada saat post test 12,62 terjadi peningkatan 1,92 poin Setelah dilakukan uji dengan Paired T- Test(α=0,05) untuk pengetahuan didapatkan hasil p<0,05 ini berarti ada perbedaan yang signifikan terhadap pengetahuan ibu hamil tentang PMTCT sesudah

9 9 diberikan pengetahuan tentang PMTCT. Untuk sikap rata-rata nilai pre test 38,00 dan pada saat post test 40,62 terjadi peningkatan 2,62 poin, uji paired T-Test menunjukkan p<0,05 ini berarti ada perbedaan yang signifikan terhadap sikap ibu hamil sesudah penyuluhan tentang PMTCT. Penelitian yang akan di lakukan ini berbeda dengan penelitian Desy Nur Aini (2010) tentang HIV/AIDS, karena penelitiannya lebih difokuskan pada pengetahuan remaja dengan praktik pencegahan HIV/AIDS, dan desain yang digunakan pada penelitiannya survey dengan pendekatan Cross Sectional, populasinya pada mahasiswa sedangkan pada penelitian ini sama jenisnya analitik, namun pada penelitian yang di lakukan ini menggunakan populasi ibu rumah tangga dan mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikapnya. Penelitian ini juga berbeda dengan penelitian Dianita (2010). Penelitian ini berjenis analitik dengan menggunakan metode studi korelasi (Correlation Study) dengan pendekatan Cross sectional sedangkan pada penelitian Dianita menggunakan Pree eksperimental dengan pendekatan One group pretest-postest.

10 10

11 11