LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : /KEP.GUB/BAPPEDA-2/2014 TANGGAL : Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : /KEP.GUB/BAPPEDA-2/2014 TANGGAL : Latar Belakang"

Transkripsi

1 LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : /KEP.GUB/BAPPEDA-2/2014 TANGGAL : Latar Belakang Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun yang berisi visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan serta disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD dengan berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif. Dalam sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah, rencana strategis merupakan langkah awal melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Penyusunan rencana strategis instansi pemerintah memerlukan integrasi antara keahlian Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya lain agar ma mpu memenuhi keinginan stakeholder dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal merupakan langkah yang sangat penting dalam memperhitungkan kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan tantangan/kendala (threats) yang ada. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut sangat penting dan merupakan dasar dari perwujudan visi dan misi melalui penetapan dan pelaksanaan strategi dalam setiap periode pelaporan kinerja instansi pemerintah. Dengan demikian rencana strategis yang disusun oleh suatu instansi pemerintah setidaknya mengandung visi, misi, tujuan, sasaran program dan kegiatan yang realistis dengan keputusan tentang masa depannya, membangun organisasi dan prosedur untuk mencapainya, dan menentukan ukuran keberhasilan/kegagalan. Dengan visi, misi, dan strategi yang jelas dan tepat, maka diharapkan kelemahan, peluang, dan kendala yang dihadapi. Perencanaan strategis digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan: dimana kita berada sekarang, kemana kita menuju, dan bagaimana kita menuju kesana. Dengan melakukan analisis internal dan eksternal, para perencana strategis mendefinisikan misi organisasi untuk menggambarkan posisi organisasi saat ini. Kemudian, visi dirumuskan untuk menjabarkan kemana organisasi akan dibawa. Penjabaran dari visi dituangkan dalam tujuan dan sasaran strategis organisasi, yang merupakan kondisi spesifik yang ingin dicapai oleh organisasi dalam memenuhi visi misinya. Pertanyaan bagaimana kita menuju kesana dijawab dengan strategi pencapaian tujuan/sasaran dalam wujud menetapakan program dan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh organisasi. 1

2 Perencanaan Strategis merupakan suatu sistem yang idealnya dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik spesifik masing-masing organisasi. Dalam penyusunan Rencana Strategis berikut substansinya diharapkan dapat menjadi pedoman dalam membantu pimpinan organisasi dengan melibatkan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mewujudkan dan mencapai tujuan yang diharapkan oleh organisasi. Mengingat demikian pentingnya kedudukan perencanaan strategis dalam organisasi sehingga perlu dirumuskan secara formal untuk dapat diketahui oleh seluruh unit dalam organisasi serta untuk bahan pertanggungjawaban kepada pihakpihak yang lebih luas, untuk organisasi pemerintahan, pertanggungjawaban atau akuntabilitas tersebut diberikan kepada publik (stakeholder). Memperhatikan hal-hal tersebut, Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Sekretariat Daerah Provinsi Jambi yang merupakan salah satu unit kerja pada Sekretariat Daerah Provinsi Jambi yang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 18 tahun 2013 tentang Perubahan Keempat atas peraturan daerah Provinsi Jambi tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jambi perlu untuk menyusun rencana strategis sebagai salah satu pondasi dalam melaksanakan akitifitas selaku administrator dalam mengawal pelaksanaan pembangunan Pemerintah Provinsi Jambi dan pelaksanaan kerjasama pembangunan Pemerintah Provinsi Jambi Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah. 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJP Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata cara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana pembangunan Daerah. 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah 6. Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 16 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah. 2

3 7. Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Peraturan Daerah Nomor 18 tahun 2013 tentang Perubahan Keempat atas peraturan daerah Provinsi Jambi tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jambi. 9. Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2014 tentang perubahan kelima atas Peraturan Gubernur Jambi nomor 29 tahun 2008 tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jambi maksud dan Tujuan Maksud Penyusunan Renstra Biro Administrasi Pembangunan dan kerjasama Sekretariat Daerah Provinsi Jambi ini adalah memberikan Indikator dalam penilaian capaian kinerja Biro selama periode Tujuan Penyusunan Renstra Biro Administrasi Pembangunan dan kerjasama Sekretariat Daerah Provinsi Jambi ini adalah memberikan pedoman bagi Penyusunan Rencana Kerja yang memuat visi, misi, gambaran umum pelayanan, capaian indikator dan program mulai tahun 2014 sampai dengan tahun Sistematika Penulisan Rencana Strategis Sistematis Penulisan Rencana Strategis ini terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan RENSTRA BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD 2.1 Struktur Organisasi 2.2 Susunan Kepegawaian 2.3 Tugas Pokok dan Fungsi BAB III ISU STRATEGIS 3

4 3.1 Identifikasi dan Analisis Faktor Lingkungan 3.2 Identifikasi faktor pendukung dan penghambat 3.3 Memilih dan Menetapkan Faktor Kunci Identifikasi Kekuatan Kunci Proses Penetapan Kekuatan Kunci 3.4 Perumusan dan Penetapan Stretegi BAB IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Dan Arah Kebijakan 4.1 Visi dan Misi Visi Misi 4.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan Sasaran 4.3 Strategi 4.4 Kebijakan BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN 5.1 Program 5.2 Kegiatan BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD 6.1 Masukan 6.2 Keluaran 6.3 Hasil BAB VII PENUTUP LAMPIRAN 4

5 2.1. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2014 tentang perubahan kelima atas Peraturan Gubernur Jambi nomor 29 tahun 2008 tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jambi ditetapkan tugas dan fungsi Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama sebagai berikut : a. Tugas : membantu Sekda melakukan pembinaan, perumusan kebijakan dan petunjuk teknis penyelenggaraan bidang pembangunan daerah, pengendalian, evaluasi dan pelaporan serta memantau perkembangannya sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku b. Fungsi : Penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran fungsi Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Pelaksanaan pelayanan administrasi dan koordinasi serta fasilitasi penyelenggaraan kegiatan Bina Program bidang pembangunan dan kerjasama, pembinaan pengendalian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Penyiapan, Penyusunan dan pengolahan bahan-bahan pembinaan dan perumusan kebijakan, pengendalian dan pemantauan, koordinasi, fasilitasi dan evaluasi serta pelaporan bidang pekerjaan umum sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Penyiapan, penyusunan dan pengolahan bahan-bahan pembinaan dan perumusan kebijakan, pengendalian dan pemantauan, koordinasi, fasilitasi, evaluasi dan pelaporan bidang kerjasama luar negeri, dalam negeri dan antar lembaga sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku. Penyiapan, penyusunan dan pengolahan bahan-bahan pembinaan dan perumusan kebijakan, pengendalian dan pemantauan, koordinasi, fasilitasi, evaluasi dan pelaporan bidang Perhubungan dan Evaluasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku. Penyiapan bahan-bahan pembinaan, pengendalian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta verifikasi administrasi penyelesaian pelaksanaan kegiatan APBD Provinsi Jambi sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku; Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang dan ketatausahaan Biro. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya Struktur Organisasi Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 18 tahun 2013 tentang Perubahan Keempat atas peraturan daerah Provinsi Jambi tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jambi. 5

6 Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama terdiri dari 4 Bagian dan 12 Subbagian yaitu : a. Bagian Bina Program Sub Bagian Penyusunan dan Pengendalian Program Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan Sub Bagian Pengendalian Penyelenggaraan Urusan Pemerintah di Wilayah Provinsi Jambi c. Bagian Pekerjaan Umum Sub Bagian Bina Marga Sub Bagian Cipta Karya Sub Bagian Pengairan dan Pemukiman d. Bagian Kerjasama Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri Sub Bagian Kerjasama Dalam Negeri Sub Bagian Kerjasama Antar Lembaga e. Bagian Perhubungan dan Evaluasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Sub Bagian Perhubungan Sub Bagian Evaluasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Sub Bagian Tata Usaha Biro 2.3. Susunan Kepegawaian Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Sekretariat Daerah Provinsi Jambi didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) sebanyak 49 (empat puluh sembilan) orang pegawai negeri sipil dan 2 (dua) orang pegawai tidak tetap yang terdiri dari : 1. Pejabat Struktural : 17 orang 2. Pejabat Fungsional Umum : 19 orang 4. Pegawai Tidak tetap (non PNS) : 2 orang Pada Tabel berikut disajikan kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur dan dapat dilihat komposisi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur Tahun 2014, serta Struktur Organisasi Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Setda Provinsi Jambi. 6

7 Komposisi Jumlah Pegawai Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Setda Provinsi Jambi Tahun NO JENIS JABATAN GOLONGAN PEGAWAI NON JUMLAH IV III II I PNS (orang) ESELON II ESELON III ESELON IV Fungsional Umum NON PNS 2 2 JUMLAH

8 Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan SKPD karena dampak yang signifikan dan memiliki karakterisitik bersifat penting, mendasar, mendesak, dan menetukan tujuan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD. Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 18 tahun 2013 tentang Perubahan Keempat atas peraturan daerah Provinsi Jambi tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jambi. Sebagai implementasi dari tupoksinya, Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama memberi pelayanan berupa melakukan pembinaan, perumusan kebijakan dan petunjuk teknis penyelenggaraan bidang pembangunan daerah, pengendalian, evaluasi dan pelaporan serta memantau perkembangannya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Beberapa isu strategis yang berkembang terkait dengan pelaksanaan Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Pemerintah Provinsi Jambi antara lain meliput isu dibidang kurangnya infrastruktur, belum efektifnya pelaksanaan pengendalian pembangunan, peningkatan efektifitas pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah serta peningkatan pengembangan kerjsama pembangunan Pemerintah Provinsi Jambi. Isu yang berkembang di bidang infrastruktur antara lain : 1. Masih kurangnya infrastruktur penunjang transportasi berupa jalan dan jembatan, 2. Terbatasnya akses perhubungan kedaerah, 3. Belum optimalnya pemenuhan infrastruktur pengairan dan pemukiman. Akibat dari masih kurangnya infrastruktur penunjang transportasi dan terbatasnya akses perhubungan daerah mempengaruhi tingkat perkembangan industri kecil di Provinsi Jambi. Padahal peranan industri kecil dalam perekonomian daerah sangat penting karena mampu menyerap sebagian besar tenaga kerja sehingga dapat mewujudkan pemerataan kesempatan berusaha dan pemerataan pendapatan. Sementara itu industri kecil kenyataannya adalah sangat heterogen karena meliputi berbagai kegiatan sektor ekonomi, seperti pertanian, peternakan, perikanan, industri pengolahan, angkutan dan perdagangan serta jasa. Belum optimalnya pemenuhan infrastruktur pertanian seperti waduk dan irigasi juga sangat mempengaruhi taraf perekonomian masyarakat jambi karena infrastruktur ini secara langsung bersentuhan dengan kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat terutama petani. Pemenuhan kebutuhan infrastruktur pertanian tersebut 8

9 khususnya juga akan meningkatkan produksi padi sehingga akan meningkatkan ketahanan pangan Provinsi Jambi. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang bersumber dari APBD Provinsi Jambi, perlu dilakukan monitoring dan pengendalian yang efektif agar program dan kegiatan pembangunan yang telah direncanakan tersebut dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama selaku administrator pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pemerintah Provinsi Jambi berkewajiban untuk melaksanakan monitoring dan pengendalian tersebut. Ketersediaan infrastruktur adalah faktor utama penggerak pembangunan dan perekonomian, sehingga dengan rendahnya tingkat investasi untuk penyediaan infrastruktur akan sangat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi suatu Daerah. Tantangan utama yang dihadapi adalah funding gaps antara kebutuhan investasi infrastruktur dengan relatif terbatasnya kemampuan keuangan daerah untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karenanya muncul pertimbangan perlunya memperkuat kerjasama pemerintah dengan pihak lain yang dilihat dari 3 (tiga) dimensi sebagai berikut yaitu kerjasama Pemerintah Daerah dengan Pihak dari Luar Negeri, kerjasama dengan Pihak dari dalam neger dan kerjasama antar lembaga Pemerintah. Berkaitan dengan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa Pemerintah Provinsi Jambi, dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah mewajibkan Pemerintah Daerah untuk membentuk Unit Layanan Pengadaan. Saat ini Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Provinsi Jambi telah resmi terbentuk dengan terbitnya Peraturan Gubernur Nomor 60 tahun 2013 yang masih bersifat adhoc dan melekat pada SKPD yang sudah ada yaitu Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama. Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama harus mampu memberikan dukungan dalam implementasi pelaksanaan fungsi Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Provinsi Jambi sehingga diharapkan dapat terwujud proses pengadaan barang dan jasa pemerintah yang transparan, efektif dan efisien. Kerjasama pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jambi dengan Fasilitasi dari Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama melalui kebijakan yang tepat serta manajemen yang benar, efektif dan terkendali diharapkan dapat menghasilkan output yang memiliki daya saing dan optimal yang berencana serta kontinue/ berkelanjutan. Setelah mengetahui arti penting dari peranan Biro Administrasi Pembangunan 9

10 dan Kerjasama, langkah berikutnya adalah mengindentifikasi dan menilai keadaan faktor-faktor lingkungan strategis organisasi. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan, serta mencermati peluang pendorong dan ancaman guna menentukan faktor kunci keberhasilan yang diberdayakan dan akan diperbaiki dalam mencapai sasaran. Instrumen utama yang digunakan dalam mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan strategis adalah teknik analisis SWOT (strength, weaknesses, opportunity, and threat). Pada pokoknya, teknik analisis SWOT membedah kondisi organisasi berdasarkan faktor internal (kekuatan dan kelemahan), serta faktor eksternal (peluang dan ancaman) Identifikasi dan Analisis Faktor Lingkungan Idendifikasi kondisi Internal Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama, diantaranya : Kekuatan (strengths) 1. Adanya dukungan yang kuat dari Pimpinan ( Asisten, Sekda dan Gubernur/Wakil Gubernur). 2. Adanya Potensi Kuantitas Sumber Daya Manusia yang cukup. 3. Adanya kewenangan memfasilitasi, koordinasi dan pemantauan serta mengevaluasi pada bidang pembangunan dan kerjasama. 4. Adanya komitmen pimpinan dan staf untuk melaksanakan tupoksi. 5. Sarana dan prasarana penunjang kerja cukup memadai. 6. Memiliki anggaran/dana untuk menunjang tupoksi. Kelemahan (Weaknesses) 1. Masih adanya personil yang kurang menguasai Tupoksinya 2. Mekanisme kerja yang kurang efektif 3. Komitmen SKPD terhadap hasil evaluasi yang cenderung rendah. Identifikasi kondisi eksternal Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama antara lain : Peluang (Opportunities) 1. Potensi Wilayah yang cukup memadai. 2. Adanya kerjasama dengan unit kerja terkait. 3. Upaya peningkatan kompetensi SDM aparatur di daerah yang cukup besar. 4. Adanya informasi yang mudah diakses. Ancaman (Threat) 1. Belum optimalnya koordinasi antar dinas/instansi terkait 2. Produk/hasil fasilitasi permasalahan belum dapat memuaskan stake holders 10

11 3. Perubahan kebijakan pemerintah 4. Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat 3.2. Identifikasi faktor pendorong dan penghambat Selanjutnya kondisi internal Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama dianalisis berdasarkan faktor pendorong yaitu Kekuatan (strength) dan Peluang (opportunity) serta faktor penghambat yaitu Kelemahan (weaknesses) dan Ancaman (threat) terhadap kondisi lingkungan yang ada, maka diperoleh gambaran informasi dalam bentuk tabel matriks urgensi faktor pendorong berikut ini : Matriks Urgensi Faktor Pendorong Mariks Urgensi Faktor Pendorong Fator yang Lebih No. Faktor Pendorong Urgen Total Bobot Strengths 1 Dukungan yang kuat dari Unsur Pimpinan X Potensi Kuantitas SDM 1 X Kewenangan memfasilitasi, koordinasi dan pemantauan serta mengevaluasi pada bidang Administrasi 1 3 X Pembangunan dan Kerjasama 4 Komitmen pimpinan dan staf untuk melaksanakan tupoksi X Sarana prasarana penunjang X Jumlah Anggaran/dana X ,52 Opportunities 7 Potensi Wilayah yang cukup memadai X Adanya kerjasama dengan unit kerja terkait X Upaya peningkatan kompetensi SDM Aparatur di daerah cukup besar X Adaya informasi yang mudah diakses X Jumlah Sedangkan untuk mengetahui identifikasi faktor penghambat dapat digambarkan dalam tabel berikut ini: 11

12 Matriks Urgensi Faktor Penghambat Tot Faktor yang Lebih Urgen No. Faktor Penghambat al Bobot Weaknesess 1. Kualitas SDM relatif kurang. X Model Evaluasi Kinerja SKPD belum dirancang dengan 2 x baik. 3. Komitmen SKPD terhadap hasil evaluasi cenderung 3 2 x rendah Threats Belum Optimalnya Koordinasi antar Dinas/instansi terkait X Sinkronisasi Program antara provinsi dan kab/kota X Perubahan Kebijakan Pemerintah X Jumlah Memilih dan menetapkan faktor kunci Pemilihan dan penetapan kekuatan kunci merupakan hal yang strategis dalam konteks penyusunan rencana kerja. Pemilihan dan penetapan ini dilakukan melalui dua tahapan yaitu identifikasi kekuatan kunci dan penetapan kekuatan kunci Identifikasi kekuatan kunci Identifikasi kekuatan kunci dilakukan dengan memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut : Bobot faktor (BF). Tiap faktor dibobot tingkat urgensinya. Tingkat urgensinya dinyatakan dalam bobot faktor (BF) dan satuan ukurannya adalah %. Rumus BFı = Nuı / NU X 100% Nilai dukungan faktor(nd). ND tiap faktor diukur dengan skala nilai 1-5. NBD (Nilai Bobot Dukungan) ditentukan dengan rumus : NBD = (BF X ND) / 100 Nilai keterkaitan (NK) keterkaitan tiap faktor satu sama lain dinilai dengan skala

13 Nilai Rata-rata keterkaitan (NRK) adalah jumlah nilai NK dibagi 17 sebagai rata-rata keterkaitan. Rumusan NRKı = NKı / ( NK-1) Nilai Bobot keterkaitan (NBK) tiap faktor dihitung dengan rumus : NBK = (BF X NRK) / 100 Total Nilai Bobot (TNB) tiap faktor dapat dihitung dengan memakai rumus : TNB = NBD + NBK Penentuan nilai dorong (ND) faktor pendorong dan penghambat diberikan bobot sebagai berikut : Angka 5 : ND sangat kuat Angka 4 : ND kuat Angka 3 : ND cukup kuat Angka 2 : ND kurang kuat Angka 1 : ND sangat kurang kuat Penetuan keterkaitan faktor pendorong dan penghambat diberikan bobot sebagai berikut : Angka 5 : keterkaitan sangat kuat Angka 4 : keterkaitan kuat Angka 3 : keterkaitan cukup kuat Angka 2 : keterkaitan kurang kuat Angka 1 : keterkaitan tidak kuat Kemudian dari kedua faktor penghambat dan faktor pendorong dengan menganalisis keduanya maka akan dapat diperoleh matriks evaluasi untuk kedua faktor tersebut sehingga dapat dilihat urutan faktor kunci keberhasilannya. Penetapan kekuatan kunci merupakan salah satu langkah strategis dalam membangun rencana kerja yang baik. Kekuatan kunci adalah faktor yang memiliki total nilai bobot (TNB) terbesar diantara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sasaran yang akan dicapai oleh suatu organisasi. Kekuatan Kunci juga disebut sebagai Faktor Kunci Keberhasilan, Faktor Kunci atau Faktor Strategis. Untuk menilai tingkat urgensi tiap faktor digunakan professional judgement, yakni suatu teknik untuk menentukan urgensi/tingkat kepentingan suatu faktor tanpa membandingkan faktor satu dengan faktor lainnya, melainkan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dikuasai pada bidang tertentu sehingga mampu menentukan bobot dari suatu faktor tertentu. Teknik pembobotan ini memang bersifat subyektif dan kualitatif, namun dapat dicegah bias yang mungkin muncul dengan cara memberikan bobot pada setiap faktor berdasarkan skala Likert (1 s.d. 5), dengan penjelasan sebagai berikut: 13

14 5 = sangat baik/sangat tinggi urgensinya; 4 = baik/tinggi urgensinya; 3 = cukup baik/cukup tinggi urgensinya; 2 = buruk/rendah urgensinya; 1 = sangat buruk/sangat rendah urgensinya. Setelah dilakukan pembobotan, maka dilakukan penetapan kekuatan kunci yang dilakukan dengan cara sebagai berikut: Kekuatan Kunci dipilih dari nilai TNB terbesar. Bila nilai TNB sama, pilih nilai NBD terbesar. Bila nilai NBD sama, pilih nilai NBK terbesar. Bila nilai NBK sama, pilih nilai BF terbesar. Bila masih sama, maka dipilih berdasarkan pengalaman dan pertimbangan rasional. Selanjutnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini : 14

15 Evaluasi Faktor Pendorong dan Penghambat Kode No. Faktor Pendorong BF % ND NBD Keterkaitan Jml. NRK NBK TNB I Pendorong A Strengths D1 1. Dukungan yang kuat dari unsur D2 2. Potensi Kuantitas SDM D3 3. Jumlah Anggaran/dana D4 4. Sarana penunjang tugas cukup memadai B Opportunities D4 4. Ketersediaan anggaran D5 5. Upaya peningkatan Kualitas pembelajaran D6 6. Upaya peningkatan kompetensi SDM Aparatur II Penghambat A Weaknesess H1 7. Kualitas SDM relatif kurang H2 8. Model Evaluasi dirancang dgn baik H3 9. Komitmen terhadap hasil evaluasi rendah B Threats H4 10. Belum Optimalnya Koordinasi antar SKPD H5 11. Belum Sinkronisasi provinsi dan kabupaten/kota H6 12. Perubahan Kebijakan Pemerintah S u b b a g P e n y u s u n a n dan P e n g e n d a l i a n P r o g r a m R e n s t r a B i r o A d m. P e m b a n g u n a n d a n K e r j a s a m a

16 Proses Penetapan Kekuatan Kunci Dari hasil evaluasi faktor pendorong dan penghabat dalam tabel diatas, maka diperoleh urutan faktor kekuatan kunci sesuai dengan angka yang muncul di Total Nilai Bobot, diperoleh urutan sebagai berikut: Faktor Kekuatan Kunci No. Kode Fakor Kekuatan Kunci 1. D1 Potensi Kuantitas SDM yang cukup. 2. D6 Upaya peningkatan kompetensi SDM Aparatur di daerah cukup besar. 3. D2 Jumlah Aparatur Cukup Tersedia 4. H2 Model Evaluasi Kinerja SKPD belum dirancang dengan baik. 5. H3 Komitmen SKPD terhadap hasil evaluasi cenderung rendah 6. H4 Belum Optimalnya Koordinasi antar dinas/instansi terkait 7. H5 Sinkronisasi program kegiatan APBD Provinsi dan kabupaten/kota Dengan demikian yang menjadi faktor kekuatan kunci dari hasil evaluasi di atas adalah : 1. Potensi Kuantitas SDM yang cukup. 2. Upaya peningkatan kompetensi SDM Aparatur di daerah cukup besar. 3. Jumlah Aparatur Cukup Tersedia. 4. Model Evaluasi Kinerja SKPD belum dirancang dengan baik. 5. Komitmen SKPD terhadap hasil evaluasi cenderung rendah. 6. Belum Optimalnya Koordinasi lintas sektoral. 7. Adanya perubahan kebijakan Pemerintah Perumusan dan penetapan strategi Dengan mendasarkan pada faktor kekuatan kunci tersebut, maka akan ditetapkan perumusan penetapan strateginya dengan memperhatikan pula peta medan kekuatan organisasi seperti dalam gambar berikut: R e n s t r a B i r o A d m P e m b a n g u n a n d a n K e r j a s a m a

17 Peta Analisis Medan Kekuatan Dan apabila diperhatikan pula posisi organisasi dalam mendeteksi perkembangan lingkungan internal dan eksternal, maka akan digambarkan dalam bentuk peta posisi kekuatan organisasi yang terbentuk dalam 4 (empat) kuadran seperti dalam gambar dibawah ini. Peta Posisi Kekuatan Organisasi R e n s t r a B i r o A d m P e m b a n g u n a n d a n K e r j a s a m a

18 Dengan melihat posisi organisasi kita seperti pada gambar di atas ternyata terletak di kuadran I, maka strategi yang dilakukan adalah strategi ofensif, hal ini dilakukan dengan mengandalkan pada pemanfaatan peluang dan kekuatan yang ada sebagai pendorong yang cukup kuat terhadap organisasi yang ada saat ini. Adapun dari hasil perhitungan melalui analisis medan kekuatan diperoleh ide-ide strategi yang diharapkan dapat menunjang efektivitas peningkatan kinerja Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Setda Provinsi Jambi adalah sebagai berikut: Ide-ide Strategi No. Kode Fakor Kekuatan Kunci Strategi 1. D1 Potensi Kuantitas SDM yang cukup. Upaya peningkatan kompetensi 2. D6 SDM Aparatur di daerah cukup besar. 3. D2 Jumlah Aparatur Cukup Tersedia 4. H2 Model Evaluasi Kinerja SKPD belum dirancang dengan baik. 5. H3 Komitmen SKPD terhadap hasil evaluasi cenderung rendah Mengoptimalkan SDM yang ada dan memberikan kompensasi yang proporsional. Mengikuti pelatihan pengembangan kompetensi SDM. Membentuk kelompok Aparatur sesuai bidang keilmuan yang ada Menyusun alternatif model evaluasi Kierja SKPD dan tentukan model yang paling efektif. Melaksanakan fungsi reward and punishment yang proporsional terhadap Aparatur 6. H4 Koordinasi antar dinas/instansi terkait Meningkatkan koordinasi antar dinas/instansi terkait 7. H5 Perubahan kebijakan Pemerintah Antisifative terhadap perubahan kebijakan Pemerintah R e n s t r a B i r o A d m P e m b a n g u n a n d a n K e r j a s a m a

19 terdiri dari : Dengan demikian strategi generik yang ditetapkan dari hasil evaluasi tersebut 1. Mengoptimalkan SDM yang ada dan memberikan kompensasi yang proporsional. 2. Mengikuti pelatihan pengembangan kompetensi SDM. 3. Membentuk kelompok Aparatur sesuai bidang keilmuan yang ada. 4. Menyusun alternatif model evaluasi Kinerja SKPD dan tentukan model yang paling efektif. 5. Membentuk kelompok Aparatur sesuai bidang keilmuan yang ada Melaksanakan fungsi reward and punishment yang proporsional terhadap aparatur. 6. Meningkatkan koordinasi antar dinas/instansi terkait. 7. Antisifatif terhadap perubahan kebijakan Pemerintah. R e n s t r a B i r o A d m P e m b a n g u n a n d a n K e r j a s a m a

20 4.1. VISI DAN MISI VISI adalah : Visi Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Setda Provinsi Jambi TERWUJUDNYA TERTIB ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DAN KERJASAMA PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN JAMBI EMAS MISI Guna pencapaian visi dimaksud ditetapkan misi yang harus dilaksanakan oleh Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Setda Provinsi Jambi, yaitu : 1. Mewujudkan tertib administrasi dalam pelaksanaan pembangunan dan kerjasama pemerintah. 2. Menciptakan mekanisme dan prosedur administrasi Bidang pembangunan dan kerjasama pemerintah. 3. Meningkatkan kualitas pengendalian pelaksanaan kegiatan pembangunan dan kerjasama. 4. Meningkatkan analisis evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan pembangunan dan kerjasama TUJUAN DAN SASARAN TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai melalui misi Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama, yaitu : 1. Terwujudnya tertib administrasi dalam pelaksanaan pembangunan dan kerjasama pemerintah 2. Mewujudkan pembinaan, fasilitasi dan koordinasi di Bidang Administrasi Pembangunan dan Kerjasama. 3. Menciptakan kualitas pengendalian pelaksanaan kegiatan pembangunan dan kerjasama yang lebih baik. 4. Mewujudkan kualitas kinerja birokrasi pemerintah secara profesional SASARAN Sasaran dari visi Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Setda Provinsi Jambi antara lain : a. Meningkatnya kualitas administrasi dan koordinasi kegiatan pembangunan dan kerjasama daerah. R e n s t r a B i r o A d m P e m b a n g u n a n d a n K e r j a s a m a

21 b. Meningkatnya pengembangan infrastruktur daerah serta fasilitas bidang perhubungan. c. Meningkatnya efektifitas dan pengembangan potensi kerjasama daerah STRATEGI Strategi Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Setda Provinsi Jambi untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan, guna peningkatan kinerja pada periode adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait dan lintas sektoral dalam memantau pelaksanaan program kegiatan pembangunan dan kerjasama pemerintah Provinsi Jambi. 2. Pelaksanaan kegiatan harus berbasis efisiensi dan efektif baik dari sumber daya manusia dan sumber dana yang ada. 3. Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi terhadap pelaksanaan pembangunan dan kerjasama daerah. 4. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Sumber Daya Aparatur dengan mengikuti Bintek yang sesuai dengan TUPOKSI, baik dalam Provinsi Jambi maupun yang diadakan oleh Kementrian dan lembaga yang membidanginya KEBIJAKAN Dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Setda Provinsi Jambi telah menyusun langkahlangkah kebijakan antara lain : 1. Meneliti program kegiatan pembangunan lingkup Setda Provinsi Jambi yang akan diusulkan. 2. Meningkatkan koordinasi antar dinas/instansi Provinsi dan kabupaten/kota dalam penyusunan program, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kegiatan APBD. 3. Menyiapkan bahan-bahan realisasi pelaksanaan APBD sebagai bahan evaluasi. 4. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan kegiatan setiap triwulan. 5. Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana 6. Meningkatkan pengetahuan keterampilan sumberdaya manusia 7. Menyusun rencana kerja dan laporan akhir setiap tahunnya, dan berkoordinasi dengan dinas/instansi. R e n s t r a B i r o A d m P e m b a n g u n a n d a n K e r j a s a m a

22 5.1 Program Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan dilaksanakan oleh satu atau beberapa unit kerja/instansi Pemerintah dalam rangka kerjasama dengan masyarakat guna mencapai sasaran yang diinginkan. Untuk menunjang pelaksanaan kebijakan, pada Tahun 2014, Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Setda Provinsi Jambi melaksanakan 2 (dua) Program Kerja sebagai berikut : 1. Program Pembinaan dan Evaluasi Pembangunan 2. Program Pembangunan Bidang Pekerjaan Umum dan Perhubungan Sedangkan untuk Tahun 2015 Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Setda Provinsi Jambi melaksanakan 3 (tiga) Program Kerja sebagai berikut : 1. Program Pembinaan dan Evaluasi Pembangunan 2. Program Pembangunan Bidang Pekerjaan Umum dan Perhubungan 3. Program Kerjasama Pembangunan 5.2 Kegiatan Untuk menunjang pelaksanaan program-program tersebut, pada Tahun 2014 Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Setda Provinsi Jambi melaksanakan 6 kegiatan sebagai berikut : 1. Kegiatan Koordinasi Penyusunan dan Pengendalian Program Kegiatan Pembangunan dilingkungan Pemda Provinsi Jambi 2. Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Program Pembangunan 3. Kegiatan Administrasi Pembangunan pada Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama 4. Kegiatan Pelayanan Administrasi Sekretariat Unit Layanan Pengadaan Pemerintah Provinsi Jambi 5. Kegiatan Koordinasi Pembangunan Bidang Pekerjaan Umum 6. Kegiatan Koordinasi Pembangunan Bidang Perhubungan Sedangkan untuk Tahun 2015 Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Setda Provinsi Jambi melaksanakan kegiatan sebagai berikut : 1. Kegiatan Koordinasi Penyusunan dan Pengendalian Program Kegiatan Pembangunan dilingkungan Pemda Provinsi Jambi 2. Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Program Pembangunan 3. Kegiatan Koordinasi dan Pengendalian Penyelenggaraan Urusan Pemerintah di Wilayah Provinsi 4. Kegiatan Administrasi Pembangunan pada Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama R e n s t r a B i r o A d m P e m b a n g u n a n d a n K e r j a s a m a

23 5. Kegiatan Pelayanan Administrasi Sekretariat Unit Layanan Pengadaan Pemerintah Provinsi Jambi 6. Kegiatan Koordinasi Pembangunan Bidang Bina Marga 7. Kegiatan Koordinasi Pembangunan Bidang Cipta karya 8. Kegiatan Koordinasi Pembangunan Bidang Pengairan dan Pemukiman 9. Kegiatan Koordinasi Pembangunan Bidang Perhubungan 10. Kegiatan Koordinasi dan Monitoring Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Provinsi Jambi 11. Kegiatan Koordinasi Kerjasama Luar Negeri 12. Kegiatan Koordinasi Kerjasama Dalam Negeri 13. Kegiatan Koordinasi Kerjasama Antar Lembaga R e n s t r a B i r o A d m P e m b a n g u n a n d a n K e r j a s a m a

24 Dengan mengacu kepada tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Setda Provinsi Jambi menentukan Indikator Kinerja Program dan Kegiatan untuk periode , sebagai berikut : 1. Nama Organisasi : BIRO ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DAN KERJASAMA SETDA PROVINSI JAMBI 2. Tugas : membantu Sekda melakukan pembinaan, perumusan kebijakan dan petunjuk teknis penyelenggaraan bidang pembangunan daerah, pengendalian, evaluasi dan pelaporan serta memantau perkembangannya sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku 3. Fungsi : Penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran fungsi Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Pelaksanaan pelayanan administrasi dan koordinasi serta fasilitasi penyelenggaraan kegiatan Bina Program bidang pembangunan dan kerjasama, pembinaan pengendalian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Penyiapan, Penyusunan dan pengolahan bahan-bahan pembinaan dan perumusan kebijakan, pengendalian dan pemantauan, koordinasi, fasilitasi dan evaluasi serta pelaporan bidang pekerjaan umum sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Penyiapan, penyusunan dan pengolahan bahan-bahan pembinaan dan perumusan kebijakan, pengendalian dan pemantauan, koordinasi, fasilitasi, evaluasi dan pelaporan bidang kerjasama luar negeri, dalam negeri dan antar lembaga sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku. Penyiapan, penyusunan dan pengolahan bahan-bahan pembinaan dan perumusan kebijakan, pengendalian dan pemantauan, koordinasi, fasilitasi, evaluasi dan pelaporan bidang Perhubungan dan Evaluasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku. Penyiapan bahan-bahan pembinaan, pengendalian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta verifikasi administrasi penyelesaian pelaksanaan kegiatan APBD Provinsi Jambi sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku; Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang dan ketatausahaan Biro. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. R e n s t r a B i r o A d m P e m b a n g u n a n d a n K e r j a s a m a

25 4. Indikator Kerja Utama NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SUMBER DATA Meningkatnya kualitas administrasi serta koordinasi kegiatan pembangunan daerah 3 Meningkatnya pengendalian bidang pekerjaan umum perhubungan dan lingkungan hidup 1. Jumlah ketersediaan data dan informasi pelaksanaan administrasi pembangunan daerah 2. Persentase SKPD yang melaksanakan program prioritas sesuai dengan rencana 3. Persentase progres fisik pelaksanaan kegiatan APBD Provinsi Jambi 4. Sinergitas antara Pemerintah Daerah dengan Instansi Vertikal di wilayah Provinsi Jambi. 5. ULP Provinsi Jambi dapat berjalan sesuai dengan Tuposinya. 1. Persentase kualitas pengendalian bidang pekerjaan umum dan perhubungan 2. Persentase kualitas jalan dan jembatan yang dibangun yang baik 3. Persentase kualitas pengembangan pemukiman yang baik 4. Persentase kualitas pembangunan yang berwawasan lingkungan 5. Pengadaan Barang dan Jasa Laporan kab/kota, Instansi Vertikal dan SKPD, forum rapat koordinasi pusat, daerah serta kab/kota, hasil monev dan hasil rapat evaluasi pelaksanaan kegiatan APBD Laporan daerah, forum rapat koordinasi provinsi dan kab/kota, hasil monitoring dan evaluasi. 25

26 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SUMBER DATA Pemerintah Povinsi Jambi dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku 4. Meningkatnya pengendalian dan pemantauan, koordinasi, fasilitasi, evaluasi dan pelaporan bidang kerjasama luar negeri, dalam negeri dan antar lembaga 1. Terkendali dan terpantaunya pelaksanaan kerjasama pembangunan Pemerintah Provinsi Jambi dengan Luar Negeri 2. Terkendali dan terpantaunya pelaksanaan kerjasama pembangunan Pemerintah Provinsi Jambi dengan Dalam Negeri 3. Terkendali dan terpantaunya pelaksanaan kerjasama pembangunan Pemerintah Provinsi Jambi dengan Lembaga lainnya Laporan daerah, SKPD, forum rapat koordinasi provinsi dan kab/kota, hasil monitoring dan evaluasi. 26

27 6.1 Masukan/Input Input dari program kegiatan berupa biaya/dana yang dianggarkan pada DPA Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Setda Provinsi Jambi. 6.2 Keluaran/Output a. Data dan informasi pelaksanaan administrasi pembangunan daerah b. Laporan Pelaksanaan program prioritas sesuai dengan rencana c. Laporan Persentase progres fisik pelaksanaan kegiatan APBD Provinsi Jambi. d. Laporan Sinergitas antara Pemerintah Daerah dengan Instansi Vertikal di wilayah Provinsi Jambi. e. Laporan pelaksanaan Kegiatan ULP Provinsi Jambi f. Laporan Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Provinsi Jambi g. Laporan pengendalian dan rumusan kebijakan bidang pekerjaan umum dan perhubungan h. Laporan kualitas jalan yang dibangun yang baik i. Laporan kualitas pengembangan pemukiman yang baik j. Laporan kualitas pembangunan yang berwawasan lingkungan k. Laporan pelaksanaan dan rumusan kebijakan bidang kerjasama pembangunan Pemerintah Provinsi Jambi dengan Luar Negeri l. Laporan pelaksanaan dan rumusan kebijakan bidang kerjasama pembangunan Pemerintah Provinsi Jambi dengan Dalam Negeri m. Laporan pelaksanaan dan rumusan kebijakan bidang kerjasama pembangunan Pemerintah Provinsi Jambi dengan Lembaga lainnya 6.3 Hasil/Outcames lain : Hasil yang diharapkan dari program kegiatan tahun diatas antara a. Terhimpunnya Data dan informasi pelaksanaan administrasi pembangunan daerah b. Terlaksananya program prioritas sesuai dengan rencana c. Terpantaunya Persentase progres fisik pelaksanaan kegiatan APBD Provinsi Jambi. d. Terjadinya Sinergitas antara Pemerintah Daerah dengan Instansi Vertikal di wilayah Provinsi Jambi. e. ULP Provinsi Jambi dapat berjalan dengan baik. f. Proses Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Provinsi Jambi dapat terlaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku g. Terkoordinasinya rencana tata ruang wilayah Provinsi, Kabupaten/Kota serta tercapainya pembinaan penyelenggaraan jasa konstruksi di Provinsi Jambi. h. Terhimpunnya data prasarana/infrastruktur perhubungan (darat, laut dan sungai, udara serta rencanan pengembangan fasilitas penunjang lainnya. i. Tersedianya data base perhubungan dan penyelenggaraan sektor jasa transportasi umum serta meningkatkan pembinaan pengelolaan bidang kepelabuhan. 27

28 j. Terhimpunya data pelaksanaan dan rumusan kebijakan bidang kerjasama pembangunan Pemerintah Provinsi Jambi dengan Luar Negeri k. Terhimpunya data pelaksanaan dan rumusan kebijakan bidang kerjasama pembangunan Pemerintah Provinsi Jambi dengan Dalam Negeri l. Terhimpunya data pelaksanaan dan rumusan kebijakan bidang kerjasama pembangunan Pemerintah Provinsi Jambi dengan Lembaga lainnya 28

29 PENUTUP Rencana Strategis (RENSTRA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan implementasi terhadap Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai salah satu dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Pada Rencana Strategis (RENSTRA), Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Setda Provinsi Jambi tahun 2014 melaksanakan 2 Program sedangkan untuk tahun 2015 direncanakan akan dilaksanakan 3 Program guna mendukung pencapaian JAMBI EMAS Semoga dengan adanya Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun ini, dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama. Sehingga pelaksanaan Pembangunan Nasional dan Pembangunan Daerah khususnya, dapat berjalan efektif, efisien, dan bersasaran. GUBERNUR JAMBI, H. HASAN BASRI AGUS 29

Rencana Kerja (RENJA ) 2015

Rencana Kerja (RENJA ) 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang - Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU-SPPN) yang telah dijabarkan secara teknis dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

BAB I REVIEW RENSTRA SETDA KALTIM

BAB I REVIEW RENSTRA SETDA KALTIM BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan publik dipengaruhi oleh banyak faktor yang terkait antara satu dengan yang lainnya. Untuk memahami kinerja Birokrasi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI RENCANA STRATEGIS TAHUN

PEMERINTAH PROVINSI BALI RENCANA STRATEGIS TAHUN PEMERINTAH PROVINSI BALI RENCANA STRATEGIS TAHUN 2013-2018 BIRO KEUANGAN SETDA PROVINSI BALI 2015 i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Maksud dan Tujuan..

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-nya, kami dapat menyelesaikan Rencana Kerja (RENJA) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

B A B III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

B A B III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI B A B III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara Untuk mengidentifikasi permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Misi adalah rumusan umum

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Rencana Strategis BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Strategis BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor merupakan salah satu unit kerja teknis yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2010 tentang Organisasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU,

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUMAS DAN PROTOKOL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUMAS DAN PROTOKOL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUMAS DAN PROTOKOL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016 2021 BIRO HUMAS DAN PROTOKOL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017 PENGANTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB III ISU-ISU STRATEGIS.

DAFTAR ISI BAB III ISU-ISU STRATEGIS. BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Landasan Hukum 1.4. Hubungan Hubungan Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 1.5.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BPMPT) Provinsi Jawa Barat adalah dokumen rencana pembangunan BPMPT untuk periode 1 (satu) tahun yang penyusunannya

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Komp.Perkantoran Pemda Tulang Bawang Jl. Cendana Gunung Sakti Kec. Menggala Kab.Tulang Bawang Provinsi Lampung 34596 Telp (0726)

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rencana Strategis Satuan Kerja Bagian Umum dan Protokol Setda Kota Semarang Tahun 2010-2015 adalah Dokumen Perencanaan yang substansinya memuat visi, misi dan arah kebijakan

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) SEKRETARIAT DPRD PROVINSI RIAU TAHUN

REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) SEKRETARIAT DPRD PROVINSI RIAU TAHUN REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) SEKRETARIAT DPRD TAHUN 2014-2019 SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii iv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

(RENCANA KERJA) TAHUN 2015

(RENCANA KERJA) TAHUN 2015 (RENCANA KERJA) TAHUN 2015 SEPUCUK JAMBI SEMBILAN LURAH BIRO PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAMBI RENJA RENCANA KERJA TAHUN 2015 BIRO PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAMBI BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012 LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

Rencana Strategis (RENSTRA)

Rencana Strategis (RENSTRA) Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG [- BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG P embangunan sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Garut dalam kurun waktu tahun 2009 s/d 2013 telah memberikan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan aparatur negara mencakup aspek yang luas. Dimulai dari peningkatan fungsi utama, kelembagaan yang efektif dan efisien dengan tata laksana yang jelas dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Serang, Januari 2013 KEPALA,

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Serang, Januari 2013 KEPALA, KATA PENGANTAR Assamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas ijinnya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA KECAMATAN GEDEBAGE TAHUN EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2012

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA KECAMATAN GEDEBAGE TAHUN EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2012 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA KECAMATAN GEDEBAGE TAHUN 2012 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2012 DAN CAPAIAN RENSTRA SKPD Untuk melaksanakan kebijakan yang merupakan perwujudan dari Visi

Lebih terperinci

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Yang menjadi dasar hukum dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) B PMPT Provinsi Jawa Barat sebagai

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA JL. RAYA SOREANG KM. 17 SOREANG TELP. (022) 5897432 2012 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Bagian Pembangunan Tahun 2015 RENCANA KINERJA

Rencana Kinerja Bagian Pembangunan Tahun 2015 RENCANA KINERJA RENCANA KINERJA BAGIAN PEMBANGUNAN SETDA KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 1 KATA PENGANTAR Dengan Mengucap puji syukur Kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmatnya akhirnya dapat disusun Rencana Kinerja Bagian

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan pertanian diarahkan pada pertanian industrial unggul berkelanjutan. Dengan demikian budidaya atau usaha tani harus dilihat sebagai bioindustri,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH PROVINSI NANGGROE ACEH

Lebih terperinci

1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG 1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI MALUKU DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kecamatan merupakan salah satu ujung tombak dari Pemerintahan Daerah yang langsung berhadapan (face to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah adalah proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 32 Tahun 2014 TANGGAL : 23 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 79 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 79 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 79 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi 2.1.1 Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan undang-undang Nomor 22 tahun 1999 pasal 60 Sekertariat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut Renstra Inspektorat Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 Kata Pengantar KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Cirebon

Pemerintah Kota Cirebon BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB II DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Medan

BAB II DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Medan BAB II DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Medan Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan Indonesia yang dibentuk berdasarkan periode Kabinet-Kabinet

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tebing Tinggi, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten Empat Lawang,

KATA PENGANTAR. Tebing Tinggi, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten Empat Lawang, KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan ridho-nya penyusunan Rencana Kerja Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Empat tahun

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut pasal 373 ayat (4) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pembinaan yang bersifat umum dan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI III.1. Identifikasi Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD Aspek Kajian Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Biro Organisasi terdapat beberapa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Dinamika dan perkembangan sistem pemerintahan mengalami perubahan yang sangat pesat sejalan dengan perubahan paradigma yang berkembang di masyarakat. Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Strategis adalah Dokumen Perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) Tahun yang disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan undang-undang Nomor 22 tahun 1999 pasal 60 Sekretariat Daerah merupakan salah satu unsur perangkat Daerah,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas dan Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 28 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Non Struktural

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II BAB. II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam system akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Biro Organisasi Tugas dan Fungsi pada Biro Organisasi berdasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 58 Tahun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) ( B A P P E D A )

PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) ( B A P P E D A ) PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) 2011 2016 ( B A P P E D A ) LUWUK, 2011 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II) RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN 2013-2018 (PERUBAHAN II) B a d a n P e r e n c a n a a n P e m b a n g u n a n D a e r a h y a n g P r o f e s i o n a l, A n d a l d a n K r e d i b e l Untu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan daerah tahun keempat RPJMD Kabupaten Tebo tahun 2011 2016, dalam rangka mendukung Menuju

Lebih terperinci