Ketut Yudi Mardika, I Wayan Bagia, I Wayan Suwendra. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
|
|
- Ari Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng Ketut Yudi Mardika, I Wayan Bagia, I Wayan Suwendra Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia yudix.mardika@ymail.com, bagiaundiksha@yahoo.co.id, ycgeda@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh temuan eksplanatif yang teruji tentang pengaruh (1) simultan partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja pegawai, (2) parsial partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja pegawai dan (3) parsial kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif kausal. Data dikumpulkan dengan metode kuesioner, dan wawancara kemudian dianalisis dengan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan secara (1) simultan dari partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja pegawai, (2) parsial dari partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja pegawai, dan (3) parsial dari kejelasan sasaran anggaran Kata kunci: partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan kinerja pegawai Abstract This research was done with the reason is to get explanative finding which is proven about the influences (1) the simultaneous Participation in Budgeting and Budgetary Target Clarity towards performance of employees, (2) the partial participation of budget forming toward performance employees and (3) the partial clarity of target budget toward performance employees in Education Department Buleleng Regency. This research used quantitative casual design study. The data was collected with questionnaire method and interview and than was analyzed with multiple regression. The result of this research showed that there was positive and significant influences in (1) the simultaneous participation of budget forming and clarity of target budget towards performance of employees, (2) the partial participation of budget forming toward performance employees and (3) the partial clarity of target budget toward performance employees Keywords: Forming Budget participation, Clarity target budget, and the employees performance
2 PENDAHULUAN Sejak era reformasi gagasan otonomi daerah terus bergulir sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma. Paradigma pembangunan yang bersifat sentralistik atau top-down yang hanya terfokus pada pertumbuhan ekonomi bergeser ke paradigma pembangunan yang berlandaskan prinsip dasar demokrasi, kesetaraan, dan keadilan dalam bentuk otonomi daerah. Pelaksanaan Otonomi Daerah (OTDA) di Indonesia, mulai diterapkan dengan diberlakukannya Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (telah diamandemen dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004). Dimana daerah dituntut untuk mampu mengelola daerahnya sendiri begitu juga dengan penyusunan anggarannya. Fungsi pemerintah daerah menurut Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah adalah (1) Pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, (2) Menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintah yang menjadi urusan pemerintah dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah, (3) Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintah memiliki hubungan pemerintahan pusat dengan pemerintahan daerah. Dimana hubungan tersebur meliputi wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Pengelolaaan keuangan daerah dimulai dengan perencanaan/ penyusunan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. Penyusunan APBD sebagaimana berpedoman kepada Rencana Kerja Anggaran Daerah (RKPD) dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara. Dalam penyusunan APBD, pemerintah daerah telah menerapkan partisipasi setiap satuan kerja pemerintah daerah dalam penyusunan anggaran. Masing-masing satuan kerja pemerintah daerah memuat Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang biasa disebut RKA satuan kerja pemerintah daerah. Dalam RKA satuan kerja pemerintah daerah, masing-masing satuan kerja pemerintah daerah telah memuat indikator kinerja yang akan dicapai untuk setiap program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam RKA telah memuat input, output, dan outcome dari masingmasing program dan kegiatan, jadi dalam RKA telah memuat sasaran anggaran. Satuan Kerja Perangkat Daerah memerlukan anggaran untuk menerjemahkan seluruh strategi atau program-program yang telah disusun menjadi rencana dan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Pada organisasi sektor publik, pendanaan organisasi berasal dari pajak dan retribusi, laba perusahaan milik daerah atau negara, pinjaman pemerintah berupa utang luar negeri dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang telah ditetapkan. Penggunaan anggaran merupakan konsep yang sering dipergunakan untuk melihat kinerja organisasi publik. Anggaran yang disusun harus sesuai dengan pendekatan kinerja. Penerapan anggaran berbasis kinerja pada instansi pemerintah di Indonesia dicanangkan melalui pemberlakuan UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan diterapkan secara bertahap mulai tahun anggaran Namun demikian, hingga saat ini masih sulit untuk melihat tolak ukur memadai yang dapat dimanfaatkan untuk mengukur kinerja pemerintah daerah secara komprehensif. Padahal tolak ukur ini sangat diperlukan untuk menjadi pedoman, baik bagi pemerintah sendiri maupun pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja pemerintah daerah.
3 Penilaian kinerja adalah kesempatan periodik untuk melakukan komunikasi antara orang yang menugaskan pekerjaan dengan orang yang mengerjakannya untuk mendiskusikan apa yang saling mereka harapkan dan seberapa jauh harapan ini dipenuhi. Penilaian kinerja memungkinkan terjadinya komunikasi antara atasan dengan bawahan untuk meningkatkan produktivitas serta untuk mengevaluasi pengembangan apa saja yang dibutuhkan agar kinerja semakin meningkat. Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS), penilaian kinerja diatur dalam PP 10 tahun 1979 melalui Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan atau DP3. Komponen penilaian dalam DP3 antara lain adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakasa, dan kepemimpinan bagi PNS yang menduduki jabatan. Namun seiring dengan derasnya arus reformasi birokrasi, sistem penilaian kinerja PNS melalui DP3 dinilai tidak lagi komprehensif untuk dijadikan sebagai alat pengukur kinerja. DP3 yang lebih ditekankan kepada aspek perilaku PNS dan tidak dapat mengukur secara langsung produktivitas dan hasil akhir kerja PNS. Selain itu penilaian DP3 acapkali memiliki bias dan subjektifitas yang tinggi. Seringkali pemberi nilai dalam DP3 akan memasukkan pendapat pribadinya dan nilai yang didapatkan akan bervariasi tergantung pada penilai. DP3 PNS cenderung terjebak ke dalam proses formalitas dan tidak berkaitan langsung dengan apa yang telah dikerjakan PNS. Proses penilaian yang bersifat rahasia juga kurang memiliki nilai edukatif karena hasil penilaian tidak dikomunikasikan secara terbuka. Atasan langsung sebagai pejabat penilai pun hanya sekedar memberikan penilaian dan tidak memberikan tindak lanjut dari penilaian. Reformasi yang terjadi pada medio 1998 juga mereformasi kepegawaian di Indonesia. Melalui UU 43 tahun 1999, pembinaan PNS kini dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karir yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja dan untuk menjamin objektivitas dalam mempertimbangkan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat diadakan penilaian prestasi kerja. Berdasarkan itulah maka diadakan penyempurnaan DP3 dengan penilaian prestasi kerja PNS. Berbeda dengan DP3 penilaian prestasi kerja terdiri dari dua unsur yaitu Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja dimana bobot nilai unsur SKP sebesar 60% dan perilaku kerja sebesar 40%. Penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP) meliputi aspek-aspek seperti kualitas, kuantitas, biaya. dan waktu sementara penilaian perilaku kerja meliputi orientasi disiplin, pelayanan, kerjasama, integritas, komitmen, dan kepemimpinan. Pada penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng. Dimana telah terjadi penurunan kinerja pegawai tahun Pada tahun 2012 kinerja pegawai secara keseluruhan yang diperoleh dari realisasi fisik Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng sebesar 99,61% sedangkan pada tahun 2013 sebesar 96,00%. Diduga ada beberapa kasus yang menjadi penyebab menurunnya kinerja pegawai Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng tersebut. Hal yang pertama pada partisipasi penyusunan anggaran yaitu tidak semua pegawai pada Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng tersebut ikut berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran. Partisipasi aparat pemerintah daerah dalam proses penganggaran pemerintah daerah mengarah pada seberapa tingkat keterlibatan pegawai pemerintah daerah dalam menyusun anggaran daerah serta pelaksanaannya untuk mencapai target anggaran. Pegawai perangkat daerah pada pemerintahan daerah yang terlibat dalam proses penganggaran pemerintah daerah diberi kesempatan untuk ambil bagian dalam pengambilan keputusan melalui perencanaan anggaran. Hal ini sangat penting karena aparat SKPD pemerintah daerah akan merasa lebih produktif dan puas terhadap pekerjaannya sehingga memungkinkan munculnya perasaan berprestasi yang akan meningkatkan kinerjanya. Partisipasi juga sangat mudah
4 diterima oleh semua pihak karena mengandung asas musyawarah dan mufakat, sehingga terdapat kegairahan untuk terus bekerja dalam melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dengan baik, tanpa ada pimpinan atau tidak disamping mereka sehingga pegawai yang ikut dalam proses penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja pegawai itu sendiri. (Effendy,1989) Dugaan yang kedua yaitu adanya ketidakjelasan sasaran anggaran DAK (Dana Alokasi Khusus) yang tidak direalisasikan karena terbentur dengan JUKNIS (Petunjuk Teknis). Penetapan Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2013 sangat lamban dan Petunjuk Teknis tersebut diterima di Pemerintah Kabupaten Buleleng sangat terlambat sehingga paket-paket pekerjaan yang telah diprogramkan sesuai dengan ketentuan dimaksud dalam petunjuk teknis tidak dapat dilaksanakan karena waktu yang tersedia tidak cukup untuk melaksanakan pekerjaan. Rendahnya penawaran yang diajukan oleh penyedia barang/ rekanan, sehingga terdapat sisa penawaran yang mengakibatkan sisa anggaran. Dari prosentase peruntukan yang telah ditetapkan dari petunjuk teknis, terdapat sisa dana DAK yang tidak mungkin untuk dibuatkan paket pekerjaan, sehingga dana tersebut mengendap dalam bentuk sisa dana DAK, sehingga terjadi sisa anggaran. Sehingga banyak dana SILPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) pada tahun 2013 yang mencapai Rp Penyusunan kejelasan sasaran anggaran sangat diperlukan untuk mengetahui target dari pencapaian anggaran tersebut. Kejelasan sasaran anggaran akan mendorong pegawai lebih produktif dan melakukan yang terbaik, dibandingkan sasaran yang tidak jelas, dengan kata lain kejelasan sasaran anggaran akan meningkatkan kinerja pegawai dalam mencapai tujuan organisasi (Kenis: 1979) dalam (Sumarno: 2005). Jadi kejelasan sasaran anggaran akan mendorong pemerintah daerah lebih efektif dan melakukan yang terbaik dibandingkan dengan sasaran yang tidak jelas. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang penulis gunakan sebagai acuan yaitu menurut Dian Sari (2013) menyatakan partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.. Menurut Nurhalimah (2013) partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparatur perangkat daerah, sedangkan kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja aparatur perangkat daerah. Yusri Hazmi (2012) menyatakan Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan eksplanatif atau penjelasan yang teruji tentang pengaruh: (1) partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja pegawai, (2) partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja pegawai, dan (3) kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis dengan adanya penelitian ini, mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pemerintah daerah yaitu diantaranya meliputi komitmen organisasi, partisipasi dalam penyusunan anggaran, dan kejelasan sasaran anggaran. Sedangkan untuk manfaat praktis dengan adanya hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan saran-saran serta dapat digunakan pula sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kinerja pegawai pemerintah daerah kedepannya. Secara teoritik penelitian ini dilandasi beberapa teori tentang partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan kinerja pegawai. Anthony dan Govindarajan (2005), mengemukakan bahwa anggaran merupakan alat penting untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam organisasi. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran finansial.
5 Kontribusi terbesar dari proses penyusunan anggaran akan terjadi jika bawahan dilibatkan untuk berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Oleh karena tingkat keterlibatan bawahan dalam proses penyusunan anggaran merupakan faktor utama yang membedakan antara anggaran partisipastif dan anggaran non partisipatif. Manfaat partisipasi dalam proses penyusunan anggaran adalah: (1) seseorang yang terlibat dalam proses prnyusunan anggaran tidak saja task involid melainkan juga ego involved dalam kerjasama; (2) keterlibatan seseorang akan meningkatkan rasa kebersamaan dalam kelompok, karena dapat meningkatkan kerjasama antara anggota kelompok di dalam penetapan sasaran, serta dapat mengurangi rasa tertekan; dan (3) keterlibatan seseorang akan mengurangi rasa perbedaan di dalam mengalokasikan sumber daya di antara unit-unit yang ada dalam organisasi (Siegel et al. 1989). Menurut Kenis (1979), kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauhmana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas pencapain sasaran tersebut. Ketidakjelasan sasaran anggaran akan menyebabkan pelaksanaan anggaran menjadi bingung, tidak puas dalam bekerja. Hal ini menyebabkan pelaksana anggaran tidak termotivasi untuk mencapai kinerja yang diharapakan. Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian, pelaksanaan suatu kegiatan /program /kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi (Mahsun, 2006). Sedangkan Kinerja karyawan (prestasi kerja) menurut Mangkunegara (2007:9) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif kausal. Subjek penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng dan objek penelitian ini adalah partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan kinerja pegawai. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu berupa data partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan kinerja pegawai yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng. Data dikumpulkan dengan teknik (1) kuesioner dan (2) wawancara, kemudian dianalisis dengan analisis regresi berganda dengan pengujian uji asumsi klasik. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan program aplikasi komputer Statistical Package for Social Sience (SPSS) 19.0 for Windows, maka diperoleh hasil penelitian seperti yang tampak pada Tabel 1 dan Gambar 1 berikut ini. Tabel 1 Hasil Uji Statistik Analisis Regresi Berganda Parameter Koefisien p-value Alpha (α) Keputusan Simpulan Ryx 1 x 2 0,760 0,000 0,05 Menolak Ho Ada hubungan pengaruh simultan dari partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran R 2 yx 1 x 2 0,578 0,000 0,05 Menolak Ho Menunjukkan besarnya sumbangan pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja pegawai
6 npyx 1 0,557 0,000 0,05 Menolak Ho Ada hubungan pengaruh parsial dari partisipasi penyusunan anggaran P 2 yx 1 0,310 0,000 0,05 Menolak Ho Menunjukkan besarnya sumbangan pengaruh secara parsial dari partisipasi penyusunan anggaran Pyx 2 0,495 0,000 0,05 Menolak Ho Ada hubungan pengaruh parsial dari kejelasan sasaran anggaran P 2 yx 2 0,245 0,000 0,05 Menolak Ho Menunjukkan besarnya sumbangan pengaruh secara parsial dari kejelasan sasaran anggaran Pyε 0, Besarnya pengaruh variabel lain P 2 yε 0, Sumbangan pengaruh variabel lain α 6,513 0,001 0,05 Signifikan Bisa memprediksi β 1 0,557 0,002 0,05 Signifikan Bisa memprediksi β 2 0,495 0,000 0,05 Signifikan Bisa memprediksi Sumber: Pengolahan Data SPSS Dari tabel di atas, besarnya hubungan pengaruh masing-masing variabel terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini. ε X 1 pyx 1 = 0,557 pyε = 0,422 Ryx 1x 2 = 0,760 Y dengan satu variabel terikat. Hasil analisis regresi berganda menggunakan rumus dari (Fridayana: 2013) diperoleh persamaan regresi sebagai berikut. Y = b o + b 1 X 1 + b 2 X 2 Y = 6, ,557X 1 + 0,495X 2 Keterangan: Y = Kinerja Pegawai b o = Konstanta b 1 b 2 = Koefisien regresi X 1 = Partisipasi Penyusunan Anggaran X 2 = Kejelasan Sasaran Anggaran Y = Kinerja Pegawai X 2 pyx 2=0,495 Gambar 1. Struktur Hubungan Pengaruh X 1 dan X 2 terhadap Y Keterangan : X1 = Partisipasi Penyusunan Anggaran X2 = Kejelasan Sasaran Anggaran Y = Kinerja Pegawai ε = Variabel lain Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji adanya hubungan antara dua atau lebih variabel bebas bo menyatakan bahwa jika partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran tetap (tidak mengalami perubahan) maka nilai kinerja pegawai sebesar 6,513. b1 menyatakan bahwa jika partisipasi penyusunan anggaran bertambah sebesar 1 poin, maka kinerja pegawai akan mengalami peningkatan sebesar 0,557. Begitu pula dengan b2 menyatakan bahwa jika kejelasan sasaran anggaran bertambah sebesar 1 poin, maka kinerja pegawai akan mengalami peningkatan sebesar 0,495. Ini menunjukkan bahwa hubungan partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja pegawai
7 adalah positif (searah). Apabila terjadi peningkatan partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran, maka kinerja pegawai juga akan meningkat. Berdasarkan hasil penelitian dengan bantuan aplikasi SPSS 19.0 for windows, hasil pada Tabel 1 menyatakan bahwa Ho ditolak yang berarti ada pengaruh simultan dari partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja pegawai. Besarnya sumbangan pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja pegawai yaitu sebesar 0,760, berarti variabel kinerja pegawai dipengaruhi oleh partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran sebesar 76%, sedangkan sisanya sebesar 0,422 (42,2%) dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel lain yang secara teoritik diduga kuat mempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasi dan lingkungan kerja (Mangkunegara, 2005:16). Hasil pada Tabel 1 menyatakan bahwa Ho ditolak yang berarti ada pengaruh parsial dari partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja pegawai. Besarnya sumbangan pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja pegawai yaitu sebesar 0,557, berarti variabel kinerja pegawai dipengaruhi oleh partisipasi penyusunan anggaran sebesar 55,7%. Hal ini berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan dari partisipasi penyusunan anggaran secara parsial Jika partisipasi penyusunan anggaran mengalami peningkatan maka kinerja pegawai juga akan mengalami kenaikan. Hasil pada Tabel 1 menyatakan bahwa Ho ditolak yang berarti ada pengaruh parsial dari kejelasan sasaran anggaran Besarnya sumbangan pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja pegawai yaitu sebesar 0,495, berarti variabel kinerja pegawai dipengaruhi oleh kejelasan sasaran anggaran sebesar 49,5%. Hal ini berarti jika kejelasan sasaran anggaran mengalami perbaikan yang berkesinambungan maka kinerja pegawai juga akan mengalami kenaikan. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama atau simultan dari partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori dari Effendy (1989) yang menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran mengandung asas musyawarah dan mufakat sehingga kegairahan untuk terus bekerja dalam melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dengan baik tanpa ada pimpinan atau tidak disamping mereka sehingga pegawai yang ikut berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja pegawai itu sendiri. Hasil penelitian ini sesuai dan mendukung hasil penelitian empirik dari Dian Sari (2013) dan Nurhalimah (2013) yang menyimpulkan bahwa secara parsial partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja aparatur. Temuan penelitian ini memiliki implikasi bahwa ketika pegawai dilibatkan dalam penyusunan anggaran, pegawai akan merasa aspirasi dan kedudukannya sebagai pegawai merasa lebih dihargai maka secara tidak langsung kinerja pegawai akan semakin baik pula. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng. Hasil penelitian ini mendukung teori dari Kenis (1979) yang menyatakan bahwa kejelasan sasaran anggaran akan mendorong pegawai lebih produktif dan melakukan yang terbaik dibandingkan dengan sasaran yang tidak jelas, dengan kata lain kejelasan sasaran anggaran akan meningkatkan kinerja pegawai dalam mencapai tujuan organisasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian empirik dari Yusri Hazmi (2012) yang
8 menyimpulkan bahwa secara parsial variabel kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil temuan penelitian ini memiliki implikasi bahwa dengan kejelasan sasaran anggaran yang jelas memberikan keleluasaan pegawai dalam upaya untuk meningkatkan kinerja organisasi dan kinerja pegawai itu sendiri. Keterbatasan atau kelemahan dalam penelitian ini adalah baru mengamati data pada satu Satuan Kerja Perangkat Daerah yaitu Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng. Sehingga peneliti lain diharapkan menggunakan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang lebih banyak agar hasil penelitian lebih teruji keandalannya. PENUTUP Berdasarkan hasil pengujian statistik dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik simpulan sebagai berikut: (1) Ada pengaruh yang positif dan signifikan dari partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng, (2) Ada pengaruh yang positif dan signifikan dari partisipasi penyusunan anggaran terhadap terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng, (3) Ada pengaruh yang positif dan signifikan dari terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng. Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka dapat diajukan beberapa saran yaitu sebagai berikut: (1) bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng agar meningkatkan kinerja pegawainya dengan berfokus pada partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran. Karena berdasarkan hasil penelitian terbukti partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Partisipasi pegawai dalam penyusunan anggaran lebih ditingkatkan dengan selalu melibatkan semua pegawai dalam proses penentuan alokasi angaran. Dengan adanya partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dapat diketahui oleh seluruh pegawai. Jadi pegawai mengetahui hal apa yang harus mereka lakukan untuk meningkatkan kinerja dari pegawai itu sendiri maupun kinerja Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Transparansi terhadap anggaran yang tersedia sangat dibutuhkan oleh seluruh pegawai. Adanya anggaran yang jelas dan rinci, membuat pegawai merasa lebih dihormati daripada anggaran yang tidak jelas dan terkesan ditutup-tutupi penggunaannya. (2) bagi para peneliti, khususnya yang tertarik dan berminat untuk mendalami tentang partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja pegawai, diharapkan untuk mengembangkan penelitian ini dengan menambah sampel atau populasi yang lebih luas serta menguji variabel lain yang diduga kuat dapat mempengaruhi kinerja pegawai seperti motivasi, akuntabilitas, dan lingkungan kerja. DAFTAR RUJUKAN Anthony dan Govindarajan. 2005, Manajement Control System. Jakarta : Salemba Empat Anwar Prabu Mangkunegara Sumber Daya Manusia Perusahaa.. Remaja Rosdakarya: Bandung 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ke Tujuh PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. Dian Sari Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Manajerial Pt. Pos Indonesia. Jurnal Akuntansi Universitas Jambi. Vol 2 Nomor 1 Tahun Hal 1-9 Effendy, Onong Uchjana. (1989). Sistem Informasi Manajemen Mandar maju: Bandung. Fridayana Analisis Regresi Dengan Menggunakan Aplikasi Komputer
9 Statistik SPSS. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Nurhalimah Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Aparatur Perangkat Daerah Di Pemerintahan Aceh. Jurnal Akuntansi Universitas Syiah Kuala Aceh. Vol 2 Nomor 1 Tahun Hal 1-10 Sumarno, J Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dan Kinerja Manajerial. Jurnal Akuntansi Universitas Sam Ratu Langi. Vol 12 Nomor 1 Tahun Hal 1-12 Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Yusri Hazmi Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial Aparatur Pemerintahan Kota Lhokseumawe, Studi Empiris Pada Satuan Kerja Perangkat Kota Lhokseumawe. Jurnal Ekonomi Universitas Politeknik Negeri Lhoksumawe. Vol 13 Nomor 2 Tahun Hal 31-37
PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI
PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang menjalankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang menjalankan pemerintahan Daerah dan sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menuju kepada masyarakat yang beorientasi kerja, yang memandang kerja adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia mempunyai kedudukan semakin penting pada keadaan masyarakat yang selalu dinamis, terlebih lagi kondisi saat ini sedang berada atau sedang menuju
Lebih terperinciPENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Rafika Faris, I Wayan Bagia, I Wayan Suwendra, Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia E-mail:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007)
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Anggaran 2.1.1 Definisi Anggaran Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007) dalam akuntansi sektor publik mendefinisikan anggaran
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PADA UD WAHYU ARTHA DI DESA MENYALI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PADA UD WAHYU ARTHA DI DESA MENYALI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2013 Putu Dea FebiJayantini, I Wayan Suwendra, Gede Putu Agus Jana Susila Jurusan manajemen Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberdayaan ekonomi daerah sangat penting sekali untuk ditingkatkan guna menunjang peningkatan ekonomi nasional. Dalam konteks ini, peran kebijakan pemerintah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efisian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Mardiasmo, 2002 :45).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah anggaran atau penganggaran (budgeting) sangat dipahami dalam setiap organisasi, termasuk organisasi pemerintahan. Sebagai organisasi, aparat pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan asas densentralisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, era globalisasi telah menuntut adanya perubahan yang sangat cepat dan menyebabkan adanya pergeseran pemikiran yang kompleks disegala bidang. Kinerja
Lebih terperinciNi Kadek Yuliandari, I Wayan Bagia, I Wayan Suwendra. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Loster Pada UD Yuri Desa Pangkung Buluh Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana Ni Kadek Yuliandari, I Wayan Bagia, I Wayan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja organisasi yang optimal tergantung dari bagaimana perusahaan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang dimiliki secara ekonomis, efektif, dan efisien. Anggaran
Lebih terperinciPENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA PADA PT. BPR CAHAYA BINA PUTRA TAHUN
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA PADA PT. BPR CAHAYA BINA PUTRA TAHUN 2010-2012 Hendra Lingga Yana, I Ketut Kirya, I Wayan Suwendra Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kepentingan,
Lebih terperinciPENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN
PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN Komang Agus Satria Anuraga, I Wayan Bagia, I Wayan Suwendra Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah pelaksanaan pemerintahan yang bersih menuntut seluruh pemerintah daerah bekerja secara professional sebagai syarat akuntanbel atau transparansi kepada
Lebih terperinciPENGARUH PERTUMBUHAN TABUNGAN DAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)
PENGARUH PERTUMBUHAN TABUNGAN DAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) Gede Putra Sastrawan, Wayan Cipta, Fridayana Yudiaatmaja Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha
Lebih terperinciPENGARUH KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA UD MENTE BALI SEJAHTERA
PENGARUH KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA UD MENTE BALI SEJAHTERA Ni Luh Eka Desy Purnami, I Wayan Suwendra, Gede Putu Agus Jana Susila Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih besar dalam pengurusan maupun pengelolaan pemerintahan daerah, termasuk didalamnya pengelolaan
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI Ni Made Diah udiningsih, Fridayana udiaatmaja, Ni Nyoman ulianthini, Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan, organisasi dan sektor publik memerlukan anggaran sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitasnya. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan akan menjadi salah satu bahan penilaian yang penting, karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran tersebut tercantum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Reformasi dalam bidang pengelolaan keuangan Negara khususnya dalam sistem perencanaan dan penganggaran telah banyak membawa perubahan yang sangat mendasar dalam pelaksanaannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Undang-undang No 34 Tahun 2000 yang sekarang diubah menjadi Undang-undang No 28 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 menyatakan Daerah Otonom adalah kesatuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Daerah sebagai salah satu organisasi sektor publik setiap tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Daerah sebagai salah satu organisasi sektor publik setiap tahun melakukan penyusunan anggaran. Anggaran dalam organisasi sektor publik merupakan pernyataan
Lebih terperinciKadek Suciningsih, I Wayan Bagia, Wayan Cipta. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
Pengaruh Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kualitas Pelayanan Serta Dampaknya Pada kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Kadek Suciningsih, I Wayan Bagia, Wayan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai organisasi sektor publik, pemerintah daerah dituntut agar memiliki kinerja yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, dan mendorong pemerintah untuk senantiasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anggaran adalah salah satu komponen penting dalam perencanaan organisasi. Anggaran merupakan rencana pendanaan kegiatan di masa depan dan dinyatakan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu fenomena di Indonesia. Tuntutan demokrasi ini menyebabkan aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokrasi menjadi suatu fenomena di Indonesia. Tuntutan demokrasi ini menyebabkan aspek transparansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintah melalui Otonomi
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. pemerintahan yang baik, bersih dan bertanggung jawab.
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Kinerja Aparatur sipil negara secara umum sering menjadi sorotan dari masyarakat. Baijuri (2006) mengemukakan bahwa harus diakui selama ini aparatur negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai pengendalian organisasi karena pengukuran kinerja diperkuat dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik dalam menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi Pemerintah Daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi studi pustaka terhadap buku, artikel, jurnal ilmiah, penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan harus diimbangi dengan kinerja yang baik, sehingga pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintahan dengan sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan
Lebih terperinciPENGARUH OPERATING LEVERAGE DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI LOGAM DAN SEJENISNYA
PENGARUH OPERATING LEVERAGE DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI LOGAM DAN SEJENISNYA Kadek Wahyu Karistia Dewi, Wayan Cipta, Ni Nyoman Yulianthini2 Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan pemerintah daerah yang berakuntabilitas, tidak bisa lepas dari anggaran pemerintah daerah, sesuai dengan pendapat Mardiasmo (2009), yang mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena kinerja pemerintah telah mengarah ke good governance.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja organisasi publik harus dilihat secara luas dengan mengidentifikasi keberhasilan organisasi tersebut dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan melakukan perbaikan-perbaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai mencoba mengenalkan konsep baru dalam pengelolaan urusan publik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja yang dicapai oleh suatu organisasi pada dasarnya adalah prestasi para anggota organisasi itu sendiri, mulai dari tingkat atas sampai pada tingkat bawah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen yang berisi rencana tahunan yang dinyatakan secara kuantitatif,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan salah satu bagian dari proses pengendalian manajemen yang berisi rencana tahunan yang dinyatakan secara kuantitatif, diukur dalam satuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti
Lebih terperinciPENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)
PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) I Wayan Arnaya, Wayan Cipta, Fridayana Yudiaatmaja Jurusan Manajemen Universitas
Lebih terperinciPENGARUH PENJUALAN DAN MODAL SENDIRI TERHADAP LABA PADA UD ANEKA JAYA MOTOR DI SINGARAJA PERIODE
PENGARUH PENJUALAN DAN MODAL SENDIRI TERHADAP LABA PADA UD ANEKA JAYA MOTOR DI SINGARAJA PERIODE 2012-2014 Gede Nogi Paranesa, Wayan Cipta, dan Ni Nyoman Yulianthini Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. berada atau sedang menuju kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang
BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia mempunyai kedudukan semakin penting pada keadaan masyarakat yang selalu dinamis, terlebih lagi kondisi saat ini sedang berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bergesernya paradigma manajemen pemerintahan dalam dua dekade terakhir yaitu dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bergesernya paradigma manajemen pemerintahan dalam dua dekade terakhir yaitu dari berorientasi pada proses menjadi berorientasi pada hasil telah ikut mereformasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena itu, kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi Pemerintah Daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan
Lebih terperinciPENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN JUMLAH DEBITUR TERHADAP PROFITABILITAS PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) SEKECAMATAN BULELENG PERIODE
PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN JUMLAH DEBITUR TERHADAP PROFITABILITAS PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) SEKECAMATAN BULELENG PERIODE 2011-2014 Kadek Ega Dwi Prananta, Gede Putu Agus Jana Susila1, Wayan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja pemerintah saat ini sering menjadi sorotan publik. Masyarakat yang merima pelayanan dari instansi pemerintah mulai mempertanyakan kinerja pemerintah dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Adanya partisipasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pengendalian manajemen yang menjamin tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien diperlukan setiap organisasi baik sektor publik maupun
Lebih terperinciPENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA INDUSTRI TENUN
PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA INDUSTRI TENUN Yanti Itafia, Wayan Cipta, Fridayana Yudiaatmaja Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demi mencapai tujuan dari organisasi, terutama anggaran. Anggaran merupakan pernyataan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sektor pemerintahan, dalam melaksanakan tugas yang diemban mutlak memiliki rencana-rencana yang disusun dan dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan karena sumber daya manusia perlu dikelola secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan tata kelola pemerintahan dalam penganggaran sektor publik, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir merupakan bagian dari adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah yang sedang bergulir merupakan bagian dari adanya reformasi atas kehidupan bangsa yang telah ditetapkan dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi persaingan yang semakin ketat merupakan tantangan dan peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan positif terhadap sasaransasaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu instansi pemerintahan. Arti penting dari sumber daya manusia terletak pada kemampuannya untuk bereaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah Propinsi Bali serta pembangunan nasional. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan Kota Denpasar merupakan bagian integral dari pembangunan daerah Propinsi Bali serta pembangunan nasional. Pembangunan yang dilaksanakan selalu diupayakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pemerintah Daerah Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak berupa tantangan dan peluang baru bagi proses pembangunan daerah di setiap negara, termasuk Indonesia.
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BULELENG
PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BULELENG Hindria Hestisani, I Wayan Bagia, I Wayan Suwendra Jurusan Manajemen Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. PEMERINTAHAN DAERAH Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciPENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN JUMLAH PENYALURAN KREDIT TERHADAP LABA
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN JUMLAH PENYALURAN KREDIT TERHADAP LABA Luh Puspawati, Wayan Cipta, Ni Nyoman Yulianthini Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia Email: puspasaridewi32@yahoo.com,cipta1959@yahoo.co.id,nyoman_yulianthini@
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Reformasi di berbagai bidang yang berlangsung di Indonesia telah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Reformasi di berbagai bidang yang berlangsung di Indonesia telah membawa pengaruh perubahan terhadap beberapa sektor seperti politik, sosial, kemasyarakatan,
Lebih terperinciFARIDA NUR HIDAYATI B
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH: BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Study kasus pada Dinas Sosnakertrans, Dinas Kesehatan,
Lebih terperinciNi Komang Ariani, Wayan Cipta, Fridayana Yudiaatmaja. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
PENGARUH MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN BESAR BARANG PRODUKSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014 Ni Komang Ariani, Wayan Cipta, Fridayana
Lebih terperincisuatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menurut Bastian (2006) kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan perubahan secara holistik terhadap pelaksaaan pemerintahan orde baru.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semangat reformasi telah mendorong para pemimpin bangsa Indonesia untuk melakukan perubahan secara holistik terhadap pelaksaaan pemerintahan orde baru. Keinginan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, sejak tahun 2001 berimplikasi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-undang (UU) No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004 dan diubah dengan Peraturan perundang-undangan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN FIRM SIZE TERHADAP RETURN ON EQUITY PADA CV. DWIKORA USAHA MANDIRI
ANALISIS PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN FIRM SIZE TERHADAP RETURN ON EQUITY PADA CV. DWIKORA USAHA MANDIRI Nurul Ismi, Wayan Cipta, Ni Nyoman Yulianthini Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan paradigma anggaran daerah dilakukan untuk menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma anggaran daerah dilakukan untuk menghasilkan anggaran daerah yang benar-benar mencerminkan kepentingan dan pengharapan masyarakat daerah setempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang. perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, membawa perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah,
Lebih terperincistrategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Dalam rangka meningkatkan kinerja SKPD disuatu daerah masalah penatausahaan keuangan dan pengelolaan barang milik daerah, khususnya yang berkaitan dengan penerapan
Lebih terperinciI Kadek Rustiana Putra, I Wayan Suwendra, Wayan Cipta. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA SEBAGAI PEMILIK DAN PARTISIPASI ANGGOTA SEBAGAI PELANGGAN TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2010-2013 I Kadek Rustiana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Dalam penyelengaraan otonomi daerah, pemerintah diberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Dalam penyelengaraan otonomi daerah, pemerintah diberikan kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan semua urusan pemerintah, hal itu tidak terlepas dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang dikelola dan diatur dengan baik akan menjadi pemerintahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tatacara penyelenggaraan pemerintah mengelola dan mengatur pemerintah sangat mempengaruhi baik atau buruknya suatu pemerintahan berjalan. Pemerintah yang dikelola
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Menurut Halim & Syam Kusufi (2012) mengatakan bahwa anggaran memiliki peranan penting dalam organisasi sektor publik, terutama organisasi pemerintahan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pemerintahan melalui Otonomi Daerah. Adanya sistem
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan politik di Indonesia saat ini mewujudkan administrasi Negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggara
Lebih terperinciPENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN BAGIAN DEPARTEMEN PERSONALIA PADA HOTEL PURI BAGUS CANDIDASA KARANGASEM
PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN BAGIAN DEPARTEMEN PERSONALIA PADA HOTEL PURI BAGUS CANDIDASA KARANGASEM Oleh Ni Ketut Suriastini Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pemerintah Daerah Dan Fungsi Pemerintah Daerah 1. Pengertian Pemerintah Daerah Menurut Undang-Undang Dasar 1945 pasal 18 ayat (5), pengertian pemerintahan daerah adalah sebagai
Lebih terperinciPENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN
PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN Kadek Super Nova Wardana, I Wayan Bagia, I Wayan Suwendra Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH MODAL SENDIRI, TOTAL ASET, DAN VOLUME USAHA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM
PENGARUH MODAL SENDIRI, TOTAL ASET, DAN VOLUME USAHA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM I Gede Suputra, Gede Putu Agus Jana Susila, Wayan Cipta Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH STRES KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PENGARUH STRES KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Uzzah Roni Amalia, I Wayan Suwendra, I Wayan Bagia Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia E-mail: uzzahroniamalia@ymail.com,
Lebih terperinciPENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT BERMASALAH DAN SIMPANAN ANGGOTA KOPERASI TERHADAP SHU PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM
PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT BERMASALAH DAN SIMPANAN ANGGOTA KOPERASI TERHADAP SHU PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM I Made Agus Rusmana, I Wayan Bagia, Fridayana Yudiaatmaja Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan
Lebih terperinciAstari Kalsum. Eny Wahyuningsih Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau. Abstrak
83 PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KEJELASAN TUJUAN ANGGARAN DAN EVALUASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BENGKALIS Astari Kalsum Eny Wahyuningsih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tentang perimbangan keuangan antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dihindarkan. Organisasi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia menunjukkan kemajuan yang pesat. Sejalan dengan perkembangan tersebut, permasalahan seputar akuntansi sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Mardiasmo,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan alat ekonomi terpenting yang dimiliki pemerintah untuk mengarahkan perkembangan sosial dan ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dapat mewujudkan pertanggungjawaban yang semakin baik. Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dikelola pemerintah semakin besar jumlahnya. Semakin besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. desentralisasi fiskal. Pemberitahuan otonomi daerah berakibat pada terlanjurnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat seiring dengan adanya era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN
BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Definisi Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:2) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semangat reformasi telah mendorong para pemimpin bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semangat reformasi telah mendorong para pemimpin bangsa Indonesia untuk melakukan perubahan terhadap pelaksaaan pemerintahan orde baru. Keinginan untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia adalah sangat diperlukannya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik Pengertian Akuntansi Sektor Publik Bastian (2006:15) Mardiasmo (2009:2) Abdul Halim (2012:3)
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik 2.1.1 Pengertian Akuntansi Sektor Publik Definisi Akuntansi Sektor Publik menurut Bastian (2006:15) adalah sebagai berikut : Akuntansi Sektor Publik adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan
Lebih terperinci