BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Komunikasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Komunikasi"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori Komunikasi Dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Deddy Mulyana: 2005: 4), kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasl dari bahasa Latin communis yang berarti sama, communico, communicatio, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Menurut Harrold D. Lasswell dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Deddy Mulyana: 2005: 62), komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran media apa, kepada siapa pesan tersebut disampaikan, dan akibat atau hasil apa yang terjadi. (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?) Menurut Everett M. Rogers dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Deddy Mulyana: 2005: 62), komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Menurut Rogers & D. Lawrence Kincaid dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi (Hafied Cangara: 1998: 20), komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang 10

2 pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.dari orang lain. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkam bahwa komunikasi adalah usaha untuk menyampaikan pesan atau informasi, baik secara verbal atau nonverbal kepada satu atau lebih penerima dengan tujuan untuk mempengaruhi penerima pesan Komunikasi Interpersonal Devito (1976) dalam buku Komunikasi Antarpribadi dan Medianya (2012: 43) mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi mengandung lima karkateristik berikut ini, yaitu keterbukaan, empati, dukungan, perasaan positif, dan kesamaan. Menurut Evert M. Rogers dalam Depari (1988) di dalam buku yang sama pula, menyebutkan beberapa karakteristik komunikasi antarpribadi yaitu arus pesan cenderung dua arah, konteks komunikasi adalah tatap muka, tingkat umpan balik yang tinggi, kemampuan untuk mengatasi tingkat selektivitas sangat tinggi, kecepatan untuk menjangkau sasaran yang lebih besar sangat lamban dan efek yang terjadi antara lain adalah perubahan sikap. Menurut Pawito dalam bukunya yang berjudul Penelitian Komunikasi Kualitatif (2008: 2) komunikasi antarpribadi pada dasarnya merupakan jalinan hubungan interaktif antara seorang individu dan individu yang lain dimana lambang-lambang secara efektif digunakan, terutama lambang bahasa. Dalam komunikasi interpersonal dapat dihipotesakan bahwa semakin personal (bersifat pribadi) suatu tujuan komunikasi maka akan semakin sulit diperoleh suatu kesepakatan. Begitu juga sebaliknya, semakin bersifat sosial (lebih luas dan keluar dari domain pribadi) tujuan dari komunikasi yang dilakukan, maka akan semakin mudah dicapai kesepakatan. 11

3 Selama ini komunikasi antarpribadi yang diketahui adalah terjadi secara langsung dan tatap muka (face to face). Namun, menurut Dasrun Hidayat dalam bukunya Komunikasi Antarpribadi dan Medianya (2012: 44), komunikasi antarpribadi juga melibatkan media sebagai saluran komunikasi. Media yang digunakan seperti telepon, SMS, BBM, internet (facebook, browsing, chatting) dan sebagainya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi yang terjadi diantara 2 orang baik menggunakan media perantara maupun tanpa media perantara dengan berbagai dampak dan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera Uncertainty Reduction Theory Uncertainty Reduction Theory (URT) atau Teori Pengurangan Ketidakpastian adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh Charles Berger dan Richard Calabrese dalam buku Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Edisi 3 (2008: 173). Teori ini membahas tentang sebuah proses komunikasi pada dua individu yang sebelumnya saling tidak kenal, menjadi kenal sehingga dapat mengurangi ketidak pastian dalam komunikasi, dan kemudian memutuskan untuk melanjutkan komunikasi atau tidak. Dikatakan juga bahwa teori ini berhubungan dengan cara-cara kita mengumpulkan informasi tentang orang lain. Teori ini berhubungan dengan cara-cara individu memantau lingkungan sosial mereka dan menjadi tahu lebih banyak tentang diri mereka sendiri dan orang lain. Uncertainty reduction theory atau teori pengurangan ketidakpastian, terkadang juga disebut initial interaction theory. Teori ini diciptakan pada tahun Berger dan Calabrese yakin 12

4 bahwa ketika orang-orang asing pertama kali bertemu, mereka mula-mula meningkatkan kemampuan untuk bisa memprediksi dalam usaha untuk mengeluarkan perasaan dari pengalaman komunikasi mereka. Prediksi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memperkirakan pilihan perilaku yang mungkin bisa dipilih dari kemungkinan pilihan yang tersedia bagi diri sendiri atau bagi partner relasi. Explanation (keterangan) digunakan untuk menafsirkan makna dari perbuatan masa lalu dari sebuah hubungan. Prediksi dan explanation merupakan dua konsep awal dari dua subproses utama pengurangan ketidakpastian (uncertainty reduction). Versi umum dari teori ini menyatakan bahwa ada dua tipe dari ketidakpastian dalam perjumpaan pertama yaitu: 1. Cognitive uncertainty, merupakan tingkatan ketidakpastian yang dihubungkan dengan keyakinan atau sikap yang diyakini. Seorang akan berpikir bagaimana perilaku orang lain merujuk dari pemikiran orang tersebut. Misalnya dua orang yang tidak saling mengenal sedang duduk bersebelahan tetapi tidak bertegur sapa atau berkenalan, maka akan muncul ketidakpastian dalam batas pemikiran dalam diri orang tersebut, apakah seseorang disebelahnya merasakan rasa tegang karena tidak saling kenal, atau memang sifat orang tersebut sombong karena tidak mau menegurnya tersebih dahulu. Dalam tahap ini ketidakpastian yang dirasakan hanya sebatas dalam pemikiran. 2. Behavioral uncertainty, dihubungkan dengan self-disclosure. 1 Kesesuaian dengan perilaku yang seharusnya menurut budaya atau batasan sampai mana perilaku dapat diprediksi dalam situasi tertentu. Misalnya dua orang yang tidak saling kenal. Salah seorang, 1 Self-disclosure adalah pengungkapan diri yang dilakukan seseorang kepada orang lain dalam proses komunikasi interpersonal. Caranya dengan menceritakan faktar tentang diri sendiri kepada orang lain, misalnya fakta pribadi, cara berpikir, perasaan, kebiasaan, dan sebagainya. 13

5 katakanlah si A mengajak bicara si B, dan terjadi suatu interaksi yang tidak berjalan lama, kemudian akan muncul kembali sebuah ketidakpastian dalam diri si A mengikuti perilaku sebelumnya (mengajak berbicara si B) dengan kembali berpikir apakah si B menganggapnya sok kenal. Ketidakpastian dalam tahap ini berlangsung mengikuti sebuah perilaku. Selanjutnya Berger dan Calabrese (1975) berpendapat bahwa uncertainty reduction memiliki proses yang proaktif dan retroaktif. Uncertainty reduction yang proaktif yaitu yang terjadi ketika seseorang berpikir mengenai pilihan-pilihan komunikasi sebelum benar-benar melakukannya dengan orang lain. Misalnya seseorang yang menghindar terhadap orang lain yang seharusnya bertemu di suatu tempat, keadaan dimana seseorang mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada orang lain. Hal tersebut termasuk proses proaktif karena belum ia lakukan. Sedangkan uncertainty reduction yang retroaktif terdiri dari usaha-usaha untuk menerangkan perilaku setelah pertemuan itu sendiri. Seseorang yang menanyakan pada dirinya sendiri apa arti dibalik perbincangannya dengan orang lain, apa maksud dari reaksi yang diberikan orang lain kepadanya. Hal tersebut termasuk retroaktif karena merupakan usaha untuk menerangkan perilaku setelah terjadinya suatu pertemuan. Teori sering didasarkan pada asumsi-asumsi 2 yag merefleksikan cara pandang teoritikus. Teori ini dibingkai oleh 7 asumsi yaitu: 1. Orang mengalami ketidakpastian dalam latar interpersonal. Asumsi pertama menjelaskan dalam mengatur interpersonal, orang merasakan ketidakpastian karena adanya perbedaan harapan 2 Asumsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah dugaan yg diterima sbg dasar atau landasan berpikir krn dianggap benar 14

6 mengenai kejadian interpersonal. Pada saat ini orang akan merasakan ketidakpastian cemas untuk bertemu orang lain. 2. Ketidakpastian adalah keadaan yang tidak mengenakkan, menimbulkan stress secara kognitif. Asumsi yang kedua menyarankan bahwa ketidakpastian adalah merupakan keadaan yang tidak mengenakkan. Dengan demikian berada di dalam ketidakpastian membutuhkan energi emosional dan psikologis yang tidak sedikit. 3. Ketika orang asing bertemu, perhatian utama mereka adalah untuk mengurangi ketidakpastian mereka atau meningkatkan predikbilitas. Asumsi ketiga ini menjelaskan bahwa ketika orang asing bertemu, maka terdapat dua hal yang penting yaitu pengurangan ketidakpastian dan penambahan prediksi. Pencarian informasi biasanya dilakukan dengan mengajukan pertanyaan dengan tujuan untuk memperoleh prediktabilitas. 4. Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses perkembangan yang terjadi melalui tahapan-tahapan. Asumsi yang keempat menyatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses yang melibatkan tahapan-tahapan perkembangan. Menurut Berger dan Calabrese terdapat tiga tahapan orang memulai interaksi yaitu : a. Entry Phase: Dalam tahap ini biasanya komunikasi hanya meliputi hal-hal umum saja seperti nama, jenis kelamin, usia, status dan hal demographis lainnya. Dalam tahap ini langkah yang ditempuh sebagian besar bersifat normatif dan dikendalikan oleh aturan-aturan komunikasi. b. Personal Phase: Tahap ini komunikasi berlangsung lebih akrab dan berbagi mengenai keyakinan, pendapat, nilai dan lebih banyak data pribadi. Fase ini mulai kurang dibatasi oleh aturan dan norma komunikasi 15

7 c. Exit Phase: Di fase ini umumnya setelah komunikator mendapatkan data-data yang ada dapat memilih untuk melanjutkan komunikasi atau memutuskan untuk menyudahinya. 5. Komunikasi interpersonal adalah alat yang utama untuk mengurangi ketidakpastian. Asumsi kelima menyatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah alat utama bagi pengurangan ketidakpastian. Di sini komunikasi interpersonal diidentifikasikan sebagai fokus pada URT. Komunikasi interpersonal mensyaratkan beberapa kondisi, beberapa di antaranya adalah kemampuan untuk mendengar, tanda respon nonverbal, dan bahasa yang sama. Menurut Berger (1995) ada sejumlah situasi di mana kondisi prasyarat pertemuan tatap muka ini tidak terpenuhi. Kondisi seperti ini memengaruhi proses pengurangan ketidakpastian dan pengembangan hubungan. 6. Kuantitas dan sifat informasi yang dibagi oleh orang akan berubah seiiring berjalannya waktu. Asumsi keenam ini fokus pada fakta komunikasi interpersonal yang berkembang. URT mempercayai interaksi bermula dari kunci elemen di proses pengembangan. 7. Sangat mungkin untuk menduga perilaku orang dengan menggunakan cara seperti hukum. Asumsi terakhir ini menunjukan tingkah laku orang-orang dapat memprediksi sebuah penampilan. Dalam ontologi cakupan hukum, beramsumsi bahwa perilaku manusia diatur oleh prinsip-prinsip umum yang berfungsi dengan cara seperti hukum. Teori pengurangan ketidakpastian adalah teori yang aksomatik, hal ini berarti bahwa Berger dan Calabrese memulai dengan sekumpulan 16

8 aksioma 3 (axioms). Aksioma-aksioma ini disebut sebagai proposisi oleh peneliti lainnya, tidak membutuhkan adanya bukti lebih selain pernyataan itu sendiri. Berger dan Calabrese mengambil pemikiran aksioma ini dari penelitian sebelumnya (Blalock,1969) yang menyimpulkan bahwa hubungan kausal harus dinyatakan dalam bentuk aksioma.aksioma adalah jantung dari sebuah teori. Aksioma harus diterima sebagai valid karena merupakan batu penyusun dalam teori.tiap aksioma menggambarkan hubungan antara ketidakpastian (konsep teoritissentral) dan konsep lainnya. Aksioma 1 Dengan adanya tingkat ketidakpastian yang tinggi pada pemula fase awal, ketika jumlah komunikasi verbal antara dua orang asing meningkat, tingkat ketidakpastian untuk tiap partisipan dalam suatu hubungan akan menurun. Jika ketidakpastian menurun, jumlah komunikasi verbal meningkat. Hal ini menyatakan adanya kebalikan atau hubungan negatif antara ketidakpastian dan komunikasi verbal. Aksioma 2 Ketika ekspresi afiliatif nonverbal meningkat,tingkat ketidakpastian menurun dalam situasi interaksi awal. Selain itu, penurunan tingkat ketidakpastian akan menyebabkan peningkatan keekpresifan afiliatif nonverbal. Hal ini merupakan salah satu hubungan yang bersifat negatif. Aksioma 3 Tingkat ketidakpastian yang tinggi menyebabkan meningkatnya perilaku pencarian informasi. Ketika tingkat ketidakpastian menurun, 3 Aksioma menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pernyataan yg dapat diterima sbg kebenaran tanpa pembuktian atau dalam suatu teori dapat dijelaskan sebagai suatu kebenaran yang ditarik dari penelitian sebelumnya dengan akal sehat. 17

9 perilaku pencarian informasi juga menurun. Aksioma ini menunjukkan hubungan yang positif antara dua konsep tersebut. Aksioma 4 Tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam sebuah hubungan menyebabkan penurunan tingkat keintiman dari isi komunikasi. Tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkat keintiman yang tinggi aksioma ini memperlihatkan hubungan yang negatif antara ketidakpastian dan tingkat keintiman. Aksioma 5 Ketidakpastian yang tingkat tinggi menghasilkan tingkat resiprositas 4 yang tinggi. Tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkat resiprositas yang rendah pula. Hubungan yang positif terjadi disini. Aksoma 6 Kemiripan diantara orang akan mengurangi ketidakpastian, sementara ketidakmiripan akan meningkatkan ketidakpastian.aksioma ini menyatakan sebuah hubungan yang negatif. Aksioma 7 Peningkatan tingkat ketidakpastian akan menghasilkan penurunan dalam kesukaan. Penurunan dalam ketidakpastian menghasilkan peningkatan dalam kesukaan. Lagi-lagi hubungan yang negatif diperlihatkan oleh aksioma ini. Berdasarkan penelitian lanjutan Berger dan Gudykunst (1991) menambahkan aksioma kedelapan, yang kemudian memunculkan tujuh teorema baru. 4 Resiprositas adalah Resiprositas yang disebut juga pertukaran adalah proses timbal balik yang terjadi ketika seseorang melakukan pengungkapan diri, hubungan yang didalamnya terdapat sebuah tindakan timbal balik, pengaruh, memberi dan menerima, korespondensi, antara dua pihak. 18

10 Aksioma 8 Ketidakpastian berhubungan secara negatif dan interaksi dalam jaringan social, makin orang berinteraksi dengan teman dan anggota keluarga dari mitra hubungan mereka, makin sedikit ketidakpastian yang mereka alami. Aksioma 9 Terdapat hubungan kebalikan atau negatif antara ketidakpastian dan kepuasan komunikasi. Area perluasan ketiga berhubungan dengan strategi. Berger (1995) menyatakan bahwa orang dalam usaha untuk mengurangi ketidakpastian menggunakan taktik-taktik dari tiga kategori strategi yaitu pasif, aktif dan interaktif. Strategi pasif adalah dimana seseorang mengambil peranan pengamat yang tidak menganggu orang lainnya. Misalnya pengamat hanya mengamati seseorang dari kejauhan tanpa berinteraksi secara langsung, pengamat hanya mengobservasi dalam berbagai situasi sosial. Strategi aktif, muncul ketika seseorang pengamat mulai melakukan suatu usaha untuk mencari inforasi yang intensif tentang orang yang bersangkutan melalui orang lain, bertanya kepada teman orang yang bersangkutan tentang informasi yang dibutuhkan. Sedangkan strategi interaktif terjadi ketika pengamat dan orang yang diamati terlibat dalam kontak secara langsung dan interaksi tatap muka Masyarakat Jaringan - Manuel Castells Salah satu sumbangan baru untuk perkembangan teori sosial modern yang mengkaji perkembangan teknologi dan revolusi informasi adalah sebuah trilogi yang ditulis oleh Manuel Castells (1996, 1997, 1998) 19

11 dengan judul Information Age: Economy, Society and Culture. Dalam bukunya, Castell mengutarakan pandangannya tentang kemunculan masyarakat, kultur dan ekonomi yang baru dari sudut pandang revolusi teknologi informasi, seperti televisi, komputer dan sebagainya (Ritzer & Goodman, 2008). Dalam analisisnya, Castells (2000: 28-76) mengembangkan pemikirannya tentang masyarakat informasi dengan mengacu pada lima karakteristik dasar teknologi informasi, yaitu: 1. Teknologi informasi senantiasa bereaksi terhadap informasi. 2. Karena informasi adalah bagian dari aktivitas manusia, maka teknologi ini mempinyai efek pervasif 3. Semua sistem yang menggunakan teknologi informasi didefinisikan logika jaringan 4. Teknologi baru sangatlah fleksibel, dalam arti bisa dengan mudah beradaptasi 5. Teknologi informasi sangatlah spesifik, dengan adanya informasi, maka bisa terpadu dengan suatu sistem yang terintegrasi. Castells menganalisis perubahan yang terjadi di masyarakat sesungguhnya adalah akibat dari perkembangan teknologi informasi yang mempunyai efek pervasif, dan arti penting teknologi informasi itu sendiri yang mampu mengembangkan logika jaringan di era perkembangan perekonomian dan kehidupan masyarakat yang makin mengglobal. Di era masyarakat informasi, satu hal yang penting adalah apa yang disebut Castells sebagai jaringan. Fungsi-fungsi dan proses dominan pada jaman informasi semakin terorganisir dalam "jaringan" yang didefinisikan sebagai serangkaian "simpul yang terkait satu sama lain". 20

12 Jaringan tersebut bersifat terbuka, mampu melakukan ekspansi tanpa batas, dinamis dan mampu berinovasi tanpa merusak sistem. Dengan adanya "jaringan" ini, telah memungkinkan kapitalisme dapat mengglobal dan terorganisir berdasarkan aliran keuangan global. Dari jaringan yang terbentuk akan membentuk sebuah masyarakat jaringan atau network society, yaitu masyarakat dimana fungsi dan proses dominan ditata sekitar jaringan-jaringan internet, unranet, jaringan kerjasama berbagai perusahaan organisasi, negara, hingga jaringan pergaulan. Di bawah ini merupakan pemetaan tentang penelitian dan jurnal tentang Rekening Bersama di dalam proses jual beli pada Kaskus yang telah dilakukan sebelumnya. Peneliti / Tahun Judul Tujuan Metode Hasil Adi Nugroho Onggobo yo / 2012 Rekber Kaskus dan Trust Dalam Komunikasi Ruang Virtual Untuk mengetahui sejauh mana peran Rekber dalam kaitan dengan fungsi trust dalam komunikasi ruang virtual menggunakan pendekatan kualitatif, khususnya observasi dan partisipasi langsung didalamnya.kemudi an penulis aktif pula dengan eksperimentasi terlibat perdagangan barang di FJB secara sungguhan. Trust menjadi hal penting dalam jual beli di FJB Kaskus. Tetapi trust tidak bersifat langsung karena dialihkan ke pihak pemegang rekber. Pemberian trust menjadi situasi penuh resiko dalam komplesitas yang tidak menentu menjadi tereduksi, sekaligus menyelesaikan masalah kontingensi ganda antara pihak-pihak yang 21

13 Teori yang digunakan adalah dengan konsep trust, konfidensi, dan sistem komunikatif. berkomunikasi. Pada akhirnya, ketika sistem sosial kemudian mengarah pada stabilisasi, muncullah confidence dalam sistem psikis para perilaku komunikasi yang dibentuk dari familiarity yang terbangun dari trust yang diberikan. I Gede Jaya Wisesa / 2013 Perlindunga n Hukum Pengguna Jasa Rekening Bersama (Escrow) Di Forum Jual Beli Kaskus Untuk mengetahui perjanjian rekening bersama dalam mengatur hubungan para pihak dan celah hukum yang bisa terjadi Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif (normative legal research). Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang-undanga n (statute approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Kehadiran rekening bersama perlu suatu regulasi hukum yang khusus mengatur terkait masalah rekening bersama. Perjanjian rekening bersama harus lah mendapatkan perhatian khusus dengan adanya perumusan ulang agar isi dan esensinya dapat memberikan perlindungan hukum dan kepastian hukum bukan hanya kepada pemilik rekening bersama namun juga pengguna rekening bersama sebab pada saat ini isi perjanjian rekening bersama belum memberikan perlindungan hukum kepada pengguna rekening bersama. Penyeragaman isi dan bentuk perjanjian penting dilakukan agar adanya standar baku 22

14 bagi perjanjian rekening bersama yang pada akhirnya akan memberikan perlindungan hukum bagi pengguna jasanya. Irsan Haerudin Akif, Ahmadi Miru, Anwar Borahima / 2012 Penggunaan Jasa Rekening Bersama Sebagai Perantara Dalam Transaksi E-commerc e (Pada s.co.id) Untuk mengetahui hak dan kewajiban rekening bersama sebagai perantara dalam e-commerce dan untuk mengetahui perlindungan hukum para pihak pengguna jasa Rekening Bersama. Metode pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode pendekatan Empiris. Pendekatan empiris adalah pendekatan yang dilakukan penekanan pada kajian ilmu hukum, perlindungan hukum dan menelaah kaidah-kaidah hukum yang berlaku sehubungan dengan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataa n di lokasi penelitian Rekening bersama berhak mnegtahui perjanjian yang dilakukan antara penjual dan pembeli, berhak menolak transaksi, dan berhak mendapatkan imbalan jasa. Sedangkan kewajiban rekening bersama adalah menjamin hak dan kewajiban penjual dan pembeli yakni pembeli harus membayar harga barang sesuai kesepakatan, dan penjual harus menyerahkan barang. Rekber tidak menanggung kerugian yang timbul akhibat transaksi jual beli, namun bila terjadi permasalahan akan membantu menyelesaikannya. Iqbal Rahdika / 2011 Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Penggunaan Untuk mengetahui tanggapan pelanggan mengenai pelaksanaan bauran metode penelitian deskriptif dan kausal. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metoda nonprobability Tanggapan responden mengenai pelaksanaan bauran pemasaran jasarekening bersama adalah baik dan tanggapan responden mengenai proses pengambilan keputusan 23

15 Rekening Bersama Pada Forum Jual Beli Kaskus Periode Tahun 2011 pemasaran jasa, mengetahui proses pengambilan keputusan penggunaan pelanggan pada penyedia rekening bersama dan mengetahui pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap proses pengambilan keputusan penggunaan rekening bersama di FJB Kaskus pada tahun sampling jenis purposive sampling, dengan jumlah responden sebanyak 100 responden. penggunaan keputusan rekening bersama adalah sangat baik. Terdapat 4 variabel bebas yang berpengaruh signifikan, yaituproduk, Bukti Fisik, Proses dan Produktivitas. Dari keempat variabeltersebut didapati Bukti Fisik paling berpengaruh. Sedangkan pengaruhsecara smultan adalah sebesar 64,1%. Odhilia Cahyanin gtyas / 2014 Proses Penguranga n Ketidakpast ian Kaskuser Regional Semarang Pada Penggunaan Rekening Bersama di Forum Jual Beli Kaskus Untuk menjelaskan proses jual beli di FJB Kaskus jika ditinjau menggunakan Uncertainty Reduction Theory, untuk menjelaskan peran rekber dalam Uncertainty Metode yang digunakan adalah kualitatif, pendekatan konstruktivisme, jenis penelitian deskriptif eksploratif. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan? 24

16 Reduction Theory dokumentasi. Tabel 1. Penelitian Sebelumnya Tentang Jual Beli Online di Kaskus 25

17 2.2 Kerangka Pikir Forum Jual Beli Kaskus (Online) Pembeli Kaskuser Reg. Semarang Penjual Rasa Ketidakpastian dalam Proses Jual Beli Online Uncertainty Reduction Theory Transaksi Melalui Rekening Bersama Keterangan garis: Menunjukkan hubungan yang tegas antar 2 hal yang dikaitkan Menunjukkan rasa ketidakpastian yang lebih sedikit dibandingkan dengan garis tegas 26

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Komunikasi Manusia tercipta sebagai mahkluk social yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui sebuah komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Resiprositas yang disebut juga pertukaran adalah proses timbal balik yang

BAB I PENDAHULUAN. Resiprositas yang disebut juga pertukaran adalah proses timbal balik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resiprositas yang disebut juga pertukaran adalah proses timbal balik yang terjadi ketika seseorang melakukan pengungkapan diri, hubungan yang didalamnya terdapat sebuah

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DOMISILI PEKER- robochic 2010 Nugraha. Tlogosari. tahun. Semarang. Ungaran. dwiprass 2011 Praseno. tahun.

BAB V PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DOMISILI PEKER- robochic 2010 Nugraha. Tlogosari. tahun. Semarang. Ungaran. dwiprass 2011 Praseno. tahun. BAB V PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS 5.1 Profil Informan Dalam penelitian ini terdapat 6 informan yang memberikan informasi tentang jual beli online yang dilakukan di Forum Jual Beli Online Kaskus. Berikut

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Proses Komunikasi 2.1.1 Pengertian Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya sehingga dapat menciptakan suatu

Lebih terperinci

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti Komunikasi & Konseling dalam Praktik Kebidanan Apa itu Komunikasi? Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benar. Proses yang baik dan benar hampir selalu melalui perjalanan yang panjang,

BAB I PENDAHULUAN. benar. Proses yang baik dan benar hampir selalu melalui perjalanan yang panjang, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan tidak hanya dinilai dari hasil akhir, tetapi proses. Banyak orang yang mendapatkan hasil yang baik tanpa menjalani proses yang baik dan benar.

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

2. Untuk mengetahui proses komunikasi antarpribadi yang dilakukan antara warga bina sosial dan pegawai.

2. Untuk mengetahui proses komunikasi antarpribadi yang dilakukan antara warga bina sosial dan pegawai. 2. Untuk mengetahui proses komunikasi antarpribadi yang dilakukan antara warga bina sosial dan pegawai. 1.4 Manfaat penelitian Adapun yang menjadi manfaat peneliti ini adalah: 1. Secara akademis, diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses.

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu membutuhkan orang lain untuk

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Luas Lingkup Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? (Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi) Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris, yaitu, communication berasal dari kata Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Komunikasi AntarPribadi Komunikasi Antarpribadi sebagai komunikasi yang berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantab dan jelas. Jadi komunikasi antarpribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 03FIKOM. Ruang Lingkup Komunikasi. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 03FIKOM. Ruang Lingkup Komunikasi. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas 03FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi MARCOMM Ruang Lingkup Komunikasi Dalam memahami ruang lingkup komunikasi sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada manusia yang sempurna, artinya semua orang pernah. mengalami situasi sulit. Ada beberapa orang yang sebenarnya memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada manusia yang sempurna, artinya semua orang pernah. mengalami situasi sulit. Ada beberapa orang yang sebenarnya memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Tidak ada manusia yang sempurna, artinya semua orang pernah mengalami situasi sulit. Ada beberapa orang yang sebenarnya memiliki kemampuan dan pengetahuan standar,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Judi Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

Lebih terperinci

Fitri Saraswati / Ike Devi Sulistyaningtyas

Fitri Saraswati / Ike Devi Sulistyaningtyas PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP TINGKAT KEINTIMAN KOMUNIKAS INTERPERSONAL (Kasus penggunaan Smartphone Blackberry Pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya Program Studi Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Komunikasi Antarpribadi Sesama Warga Bina Sosial di UPT Pelayanan Sosial Tuna Susila Berastagi) Rittar Murdani

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb. KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.Sa anin Padang) SKRIPSI Oleh YUKE IRZANI BP. 0810862017 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut

BAB I PENDAHULUAN. common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut BAB I PENDAHULUAN Komunikasi atau communicare berarti membuat sama (to make common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan atau organisasi yang baik untuk berkembang tentu membutuhkan adanya peran komunikasi yang lancar. Komunikasi adalah sebuah elemen penting yang akan

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi menjadi ciri khas pada era globalisasi saat ini. Perkembangan sistem informasi saat ini sangat pesat khusunya dalam urusan bisnis manusia. Terlebih

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PIMPINAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA

EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PIMPINAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PIMPINAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA (Studi Korelasional Pengaruh Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Pimpinan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Modul ke: KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Pengertian etika dasar - metode etika - kebebasan dan tanggung jawab Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi http://www.mercubuana.ac.id Dosen: Indrajani,

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

Komunikasi: Suatu Pengantar. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

Komunikasi: Suatu Pengantar. Tine A. Wulandari, M.I.Kom. Komunikasi: Suatu Pengantar Tine A. Wulandari, M.I.Kom. Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi adalah kemampuan alamiah; setiap orang mampu melakukannya.

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Teori teori umum 2.1.1 Definisi Komunikasi Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan definisi komunikasi yang dikutip oleh Deddy Mulyana (2008: 68-69)

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: Komunikasi dan Etika Profesi Pengertian dan Perspektif Komunikasi Fakultas FASILKOM Ariyani Wardhana., S.Kom., S.T., MM Program Studi Sistem Informasi Kontrak Perkuliahan E-learning Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi pada

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktivitas dasar yang dilakukan manusia. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi pada hakikatnya adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berbagi Pengetahuan Berbagi pengetahuan adalah kegiatan bekerjasama yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar tercapai tujuan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi Antar Pribadi sebenarnya merupakan satu proses sosial dimana orang orang yag terlibat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Komunikasi kelompok Proses komunikasi kelompok tidak bisa terlepas dari hubungan dengan orang lain. Sekumpulan orang yang melakukan suatu proses komunikasi tentunya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dengan kata lain melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare, yang berarti berpartisipasi untuk memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Peneliti Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan. Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dapat dikatakan dengan melakukan komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini

Lebih terperinci

Tradisi SosioPsikologi

Tradisi SosioPsikologi Tugas 3 Tradisi SosioPsikologi Mengelola Ketidakpastian dan Kecemasan Kelompok 4 Herdian Yudi H Lukni F Riski P Patrick L Metty A Hendri C Irfan J Fahrul F Bachtiar R Galang H Dodi A Teori Komunikasi Percakapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian. BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Bab ini adalah bagian dari sebuah tahapan penelitian kualitatif yang akan memberikan pemaparan mengenai beberapa temuan dari semua data yang ada. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST BENTUK KOMUNIKASI By : Lastry. P, SST 1. KOMUNIKASI INTRAPERSONAL Komunikasi yang terjadi dalam diri individu. Berfungsi : 1. Untuk mengembangkan kreativitas imajinasi, mamahami dan mengendalikan diri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan.

BAB IV ANALISIS DATA. menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan. 82 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Peneliti Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian yang berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan. Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam hubungan jaringan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lainnya adalah hal yang tidak bisa terhindarkan karena setiap

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lainnya adalah hal yang tidak bisa terhindarkan karena setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan hakikatnya sebagai makhluk social, manusia tidak bisa hidup tanpa pengaruh manusia lain, maka dari itu komunikasi antar manusia dengan manusia yang lainnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian yang berlangsung tidak menentu di Indonesia belakangan ini memberikan dampak yang cukup drastis bagi para pebisnis maupun masyarakat sendiri.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kerangka Teori Komunikasi

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kerangka Teori Komunikasi BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi Menurut Carl Hovland, Janis & Kelley dalam buku Ilmu Komunikasi (Riswandi: 2009: 1) komunikasi adalah suatu proses melalui dimana seseorang (komunikator)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) 2.1.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Menurut Joseph De Vito, dalam bukunya The Interpersonal Communication

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relasi dengan sesamanya (Snijders, 2004, hal. 15). Gaya berbicara akan

BAB I PENDAHULUAN. relasi dengan sesamanya (Snijders, 2004, hal. 15). Gaya berbicara akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Manusia merupakan mahkluk sosial (bermasyarakat), pengakuan dari eksistensi seseorang dari orang lain sangatlah penting. Karena itu manusia harus saling mengutarakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa BAB II TINJAUAN TEORITIS Tinjauan teoritis merupakan pendekatan teori yang akan digunakan untuk menjelaskan persoalan penelitian. Dalam bab II ini akan membahas pengertian mengenai komunikasi, interaksi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA Indah Wahyu Utami, S.T., M.Si. 1, Margaretha Evi Yuliana, S.S, M.Si Teknik Informatika 1, Sistem Informasi 2 STMIK Duta Bangsa Surakarta

Lebih terperinci

TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL. Communication Skill. Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom. Disusun oleh :

TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL. Communication Skill. Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom. Disusun oleh : TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL Communication Skill Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom Disusun oleh : Desi Sartika Evi Hana Yanti Fiqih Arzia Fitria Nursetianingsih Siti Ainiyah Simma Uli Siregar Kode kelas

Lebih terperinci

TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Wenny Maya Arlena, MSi

TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Wenny Maya Arlena, MSi TEKNOLOGI KOMUNIKASI Wenny Maya Arlena, MSi Jakarta, 2011 Tehnologi? n Bahasa Latin texere ; artinya membentuk atau menumbuhkan. n Everett M. Rogers : Tehnologi adalah satu bentuk tindakan yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

Lebih terperinci

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Oleh: Muslikhah Dwihartanti Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2004 Penyuluhan tentang Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan A. Pendahuluan

Lebih terperinci

2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG

2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang sangat mendasar untuk saling berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui komunikasi, manusia menunjukkan kodratnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Komunikasi Interpersonal 2.1.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh salah satu atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial ABSTRAK Pada dasarnya setiap perusahaan tidak akan pernah terlepas dari stakeholder. Salah satu stakeholder eksternal perusahaan yang berperan penting dalam keberhasilan suatu perusahaan adalah pelanggan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan wujud yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. Setiap komunikasi dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran penelitian. Kesimpulan diharapkan dapat memberikan gambaran secara menyeluruh terhadap temuan dan analisis data terkait pokok permasalahan

Lebih terperinci

Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi adalah kemampuan alamiah; setiap orang mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai 1 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Karyawan PT. INALUM 1. Pengertian Karyawan Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dan sangat menentukan suksesnya perusahaan. Karyawan juga selalu disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Perspektif Sosiologis Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang sesuatu hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah tipe kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut Effendy (2009: 5), komunikasi adalah aktivitas makhluk sosial. Dalam praktik komunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Interpersonal 1. Pengertian Kompetensi Interpersonal Menurut Mulyati Kemampuan membina hubungan interpersonal disebut kompetensi interpersonal (dalam Anastasia, 2004).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN Agar mendapat keuntungan, suatu perusahaan harus menciptakan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan mereka. Untuk mencapai hal ini, pertama perusahaan harus mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant 1. Definisi Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant Komunikasi interpersonal (interpersonal communication)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan dalam berkomunikasi itu sangat penting untuk kehidupan kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan dalam berkomunikasi itu sangat penting untuk kehidupan kita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan dalam berkomunikasi itu sangat penting untuk kehidupan kita sehari-hari, karena dengan berkomunikasi yang baik berarti kita termasuk orang yang berjiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal merupakan awal dari suatu tahap kedewasaan dalam rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja dan akan memasuki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi maka hampir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Tentang Penelitian Sebelumnya. mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Tentang Penelitian Sebelumnya. mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1. Tinjauan Tentang Penelitian Sebelumnya Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai perbandingan dan tolak ukur serta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KOMUNIKASI Sebelum membahas mengenai tinjuan pustaka dan teori yang akan digunakan dalam bab II ini, penulis ingin menjelaskan secara singkat apa itu komunikasi menurut para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakses website resmi Pemerintah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. mengakses website resmi Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern seperti sekarang ini peran sebuah media online website sangat penting hal ini berguna untuk mempublikasikan sebuah informasi dan berita kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat, menanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat, menanggapi dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat, menanggapi dan mengambil kesimpulan tentang penyebab perilaku orang lain. Sejalan dengan itu kita juga menanggapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Penelitian Gambaran Umum Kaskus Rekening Bersama pada FJB Kaskus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Penelitian Gambaran Umum Kaskus Rekening Bersama pada FJB Kaskus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Kaskus Kaskus adalah suatu komunitas online terbesar di Indonesia yang berada dibawah perusahaan PT Darta Media Indonesia. Global Digital

Lebih terperinci