BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Erlin Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertian tidur Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986 dalam Hidayat, 2009). Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto & Wartonah, 2011). 2. Fisiologi Tidur Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer, endokrin, kardiovaskuler, respirasi, dan muskuloskeletal (Robinson, 1993 dalam Potter). Tiap kejadian tersebut dapat diidentifikasi atau direkam dengan elektroensefalogram (EEG) untuk aktivitas listrik otak, pengukuran tonus otot dengan menggunakan elektromiogram (EMG), dan elektrookulogram (EOG). Sistem yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah reticular activating system (RAS) dan bulbar sinchronizing regional (Potter & Perry, 2005). RAS merupakan pusat aktivitas kewaspadaan dan tidur yang terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons. RAS 15
2 16 memberikan stimulus visual, auditori, nyeri dan sensori raba juga dapat menerima stimulus dari korteks serebri termasuk ransangan emosi dan proses pikir. Pada keadaan sadar mengakibatkan neuronneuron dalam RAS melepaskan katekolamin seperti norepinefrin. Saat tidur mungkin disebabkan oleh pelepasan serum serotonin dari sel-sel spesifik di pons dan batang otak tengah yaitu BSR. Bangun dan tidurnya seseorang tergantung keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak, reseptor sensorik perifer seperti bunyi, stimulus cahaya, dan sistem limbik seperti emosi (Tarwoto & Wartonah, 2011). 3. Fungsi Tidur Fungsi tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi diyakini bahwa tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, kesehatan, mengurangi stres pada paru, kardiovaskular, dan endokrin. Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat diarahkan kembalipada fungsi seluler penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis tidur, pertama efek pada sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara berbagai susunan saraf. Kedua, efek pada struktur tubuh yang dapat memulihkan kesegaran dan fungsi organ dalam tubuh, karena selama tidur telah terjadi penurunan aktivitas organ-organ tubuh tersebut (Hidayat, 2009). Pola tidur yang teratur dan berkualitas turut mendukung peningkatan kesehatan tubuh tidur yang baik akan membantu menjaga
3 17 daya tahan tubuh. Dengan tidur yang teratur tingkat kecerdasan dan kondisi emosional seseoranng akan menjadi lebih baik (Prasadja, 2009). 4. Pola Tidur Setiap orang mempunyai siklus bangun tidur yang sudah biasa dilakukan menentukan kapan waktu yang tepat untuk tidur. Waktu tersebut dapat didukung oleh cahaya lampu atau matahari di siang hari, kebiasaan waktu makan dan aktivitas yang dilakukan seperti biasanya dalam waktu tertentu setiap harinya. Seseorang yang mempunyai pola tidur-bangun yang teratur lebih menunjukan tidur yang berkualitas dan performa yang lebih baik daripada orang yang mempunyai pola tidur bangun yang berubah-ubah (Harkreader, 2007). Pola tidur yang berubah-ubah dan apabila individu beradaptasi dengan perubahan tersebut maka akan mengakibatkan gangguan pola tidur. Carpernito (2002) mendefinisikan gangguan pola tidur sebagai kondisi ketika indivisu mengalami atau beresiko mengalami perubahan pada kualitas dan kuantitas pola istirahat yang menimbulkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan. a. Kualitas Tidur Kualitas tidur adalah kemampuan setiap orang untuk mempertahankan tahap tidur REM dan NREM yang pantas (Kozier, et.al., 2004). Kualitas tidur merupakan kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak
4 18 memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitas mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, kurang perhatian, sakit kepala dan seing menguap atau mengantuk (Hidayat, 2009) Kualitas tidur seseorang dapat dikatakan baik dilihat dari parameter kualitas tidur jika seseorang tidur dengan waktu yang cukup, tidur dengan nyenyak, tidak memiliki gangguan tidur, merasa puas dengan tidurnya, tidak merasa mengantuk pada siang hari, dan merasa puas ketika bangun pagi. Kualitas tidur meliputi aspek kualitatif dan kuantitatif yaitu lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tidur, frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman tidur dan kepuasan tidur (Daniel et al, 1998;Buysse, 1988 dalam Amir, 2007). Persepsi mengenai kualitas tidur itu sangant bervariasi dan individual yang dapat dipengaruhi oleh waktu yang digunakan untuk tidur pada malam hari atau efisiensi tidur (Miller, 1995 dalam Amir, 2007). Salah satu kriteria yang sangat penting untuk menentukan terpenuhinya kebutuhan tidur individu dapat diperoleh dari data subjektif, data subjektif tidur yang baik atau buruk dapat dievaluasi berdasarkan persepsi individu tentang parameter tidur diantarannya adalah berapa lama waktu yang dibutuhkannya untuk tertidur, frekuensi terbangun pada malam hari, total waktu tidur dimalam
5 19 hari dan kepuasan tidur (Miller, 1995 dalam Amir, 2007). Menurut Buysse (1988) baik buruknya tidur individu dapat diidentifikasi melalui subjektif, diantaranya kualitas tidur, lama waktu untuk tertidur, kebiasaan sebelum tidur dan gangguan tidur. Hanya individuyang dapat melaporkan apakah mereka mendapatkan tidur yang baik dan buruk, jika individu puas dengan kualitas dan kuantitas tidurnya maka mereka mempunyai tidur yang baik (Potter & Perry, 2005). Kualitas tidur seseorang dapat ditentukan dengan menggunakan metode Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Data penelitian diperoleh dengan memberikan kuesioner yang berisi data pribadi dan pertanyaan tentang komponen kualitas tidur selama satu bulan terakhir. Terdapat tujuh komponen kualitas tidur yaitu, kualitas tidur subjektif, tidur laten, lama tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, pemakaian obat tidur, dan disfungsi siang hari. Dengan ketujuh komponen kualitas tidur didapatkan nilai PSQI, jika seseorang mendapat nilai PSQI < 5 maka ia memiliki kualitas tidur yang baik dan jika seseorang mendapat nilai PSQI > 5 maka ia memiliki kualitas tidur yang buruk (Sanningtyas, 2013). b. Kuantitas Tidur Kuantitas tidur adalah keseluruhan waktu tidur yang dimiliki individu (Kozier, et al., 2004). Jumlah waktu tidur yang
6 20 dibutuhkan setiap individu berbeda-beda sesuai dengan tahap perkembangannya dari bayi sampai lanjut usia. 5. Kebutuhan Tidur Kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada tingkat perkembangan. Berikut ini tabel merangkum kebutuhan tidur manusia berdasarkan usia (Hidayat, 2009). Table 2.1. Kebutuhan tidur manusia berdasarkan usia Usia Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan Tidur 0-1 bulan Masa neonatus jam/hari 1 bulan-18 bulan Masa bayi jam/hari 18 bulan-3 tahun Masa anak jam/hari 3 tahun-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari 6 tahun-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari 12 tahun-18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari 18 tahun-40 tahun Masa dewasa muda 7-8 jam/hari 40 tahun-60 tahun Masa paruh baya 7 jam/hari 60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/hari 6. Tahapan Tidur Dalam prosesnya, tidur dibagi menjadi dua fase. Pertama, tidur yang disebabkan oleh menurunnya kegiatan dalam sistem pengaktivasi reticularis, disebut dengan tidur gelombang lambat (slow wave sleep) atau disebut juga tidur non rapid eye movement (NREM). Kedua, tidur yang disebaban oleh penyaluran abnormal isyarat-isyarat dalam otak meskipu kegiatan otak mungkin tidak tertekan secara berarti, disebut
7 21 dengan tidur paradoks atau disebut juga tidur rapid eye movement (REM) (Hidayat, 2009). Tidur diawali dengan fase NREM yang terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan waktu kira-kira 90 menit selama siklus tidur; lalu diikuti oleh tahapan akhir fase REM yang memerlukan waktu kirakira 90 menit sebelum tidur berakhir (Tarwoto & Wartonah, 2011). Fase NREM dan REM terjadi secara bergantian selama 4-6 siklus dalam semalam (Potter & Perry, 2005). Menurut Hidayat (2009) tahapan tidur NREM terdiri dari empat stadium: a. Tahap I Tahap I merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur denga ciri sebagai berikut: rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola mata bergerak dari samping ke samping, frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun, dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit. b. Tahap II Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun dengan ciri sebagai berikut:mata pada umumnya menetap, denyut jantung dan frekuensi nafas menurun, temperatur tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek dan berakhir menit.
8 22 c. Tahap III Tahap III merupakan awal tahap dari keadaan tidur nyenyak dengan ciri denyut nadi dan frekuensi nafas serta prose tubuh lainnya melambat, disebakan oleh adanya dominasi sistem saraf parasimpatis dan sulit untuk bangun. Pada tahap ini berlangsung menit. d. Tahap IV Tahap IV merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan pernafasan turun, jarang bergerak dan sulit dinagunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun, dan tonus otot menurun. Tidur REM dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama menit, akan tetapi apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Selama tidur baiknrem maupun REM, dapat terjadi mimpi tetapi mimpi dari tidur REM lebih nyata dan diyakini penting secara fungsional untuk konsolidasi memori jangka panjang (Potter & Perry, 2005). Pemenuhan kebutuhan tidur atau kualitas tidur terlihat dari parameter kualitas tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk tidur, frekuensi terbangun dan beberapa aspek subyektif seperti kedalaman tidur, perasaan segar di pagi hari, kepuasan tidur serta perasaan lelah siang hari (Nugroho, 2008).
9 23 Menurut Hidayat (2009), kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Tanda-tanda kekurangan tidur dapat dibagi menjadi tanda fisik dan tanda psikologis. Di bawah ini akan dijelaskan apa saja tanda fisik dan psikologi yang dialami. a. Tanda Fisik Ekspresi wajah memiliki ciri area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung, kantuk yang berlebihan (sering menguap), tidak mampu untuk berkonsentrasi (kurang perhatian), terlihat tanda-tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing. b. Tanda Psikologis Tanda kekuarang tidur secara psikologis dapat terlihat antara lain menarik diri, apatis, merasa tidak enak badan, malas berbicara, daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan dan pendengaran, kemampuan memberikan pertimbangan atau keputusan menurun. 7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Tidur Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menujukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Menurut Hidayat (2009) faktor yang mempengaruhi
10 24 tidur meliputi penyakit, latihan dan kelelahan, stres psikologi, obat, nutrisi, lingkungan dan motivasi. a. Penyakit Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang memperbesar kebutuhan tidur, misalnya penyakit yang disebabkan oleh infeksi (infeksi limpa) akan memerlukann lebih banyak waktu tidur untuk mengatasi keletihan. Banyak juga keadaan sakit yang menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur. b. Latihan dan kelelahan Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek. c. Stres Psikologis Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah psikologis mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur. d. Obat Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur, beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat
11 25 diuretik dab beta bloker menyebabkan seseorang insomia, anti depresan dan golongan narkotik dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur. e. Nutrisi Terpenuhinya kebutuhan nutrisi terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang dapat mempercepat proses tidur. Protein yang tinggi dapat mempercepat proses tidur, karena adanya tryotophan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur. f. Lingkungan Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat terjadinya proses tidur. g. Motivasi Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, yang dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur. 8. Gangguan Tidur Ada beberapa gangguan yang terjadi pada saat tidur. Menurut Tarwoto & Wartonah (2011) gangguan yang terjadi saat tidur adalah sebagai berikut:
12 26 c. Insomnia. Insomnia adalah ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitas tidur. Ada 3 macam insomnia yaitu Intial Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur tidak ada, Intermittent Insomnia merupakan ketidakmampuan untuk tetap mempertahankan tidur sebab sering terbangun, dan Terminal Insomnia adalah bangun lebih awal tetapi tidak pernah tertidur kembali. Penyebab insomnia adalah ketidakmampuan fisik, kecemasan, dan kebiasaan minum alkohol dalam jumlah banyak. d. Hipersomnia. Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya disebabkan oleh depresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal, liver, dan metabolisme. e. Parasomnia. Parasomnia merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak seperti samnohebalisme (tidur sambil berjalan). f. Narcolepsi. Suatu keadaan/kondisi yang di tandai oleh keinginan yang tidak terkendali untuk tidur. Gelombang otak penderita pada saat tidur sama dengan orang yang sedang tidur normal, juga tidak terdapat gas darah atau endoktrin. g. Apnoe tidur dan mendengkur. Mendengkur tidak dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai apnoe maka bisa menjadi masalah. Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan pengeluaran udara di hidung dan mulut,misalnya amandel,
13 27 adenoid, otot-otot di belakang mulut mengendor dan bergetar. Periode apnoe berlangsung selama 10 detik sampai 3 menit. h. Mengigau. Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM. Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan di mana individu mengalami atau mempunyai risiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan (Carpenito, 2002). Penyebab dari gangguan pola tidur ini antara lain kerusakan transport oksigen, gangguan metabolisme, kerusakan eliminasi, pengaruh obat, immobilitas, nyeri pada kaki, takut operasi, faktor lingkungan yang menggangu dan lain-lain. (Hidayat, 2009).
14 28 B. Kebutuhan Dasar Manusia Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Menurut teori ini, beberapa kebutuhan tertentu lebih dasar daripada kebutuhan lainnya, oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan lain. Menurut Maslow (1970; Potter & Perry, 2005) hirarki kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi lima tingkatan prioritas, antara lain: kebutuhan fisiologis, kebituhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan rasa berharga dan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. 1. Kebutuhan fisiologis Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Seorang individu yang memiliki beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi secara umum lebih dulu mencari pemenuhan kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang perlu dan penting untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam kebutuhan: oksigen, cairan, nutrisi, temperatur, eliminasi, tempat tinggal, istirahat, dan seks. 2. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman Prioritas berikutnya setelah kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan keselamatan fisik serta psikologis. Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau mengeluarkan ancaman pada
15 29 tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut bisa berupa penyakit, kecelakaan, bahaya, atau pemajanan pada lingkungan. Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu di atas pemenuhan kebutuhan fisiologis. 3. Kebutuhan cinta dan rasa memiliki Manusia secara umum membutuhkan perasaan bahwa mereka dicintai keluarga, diterima oleh teman sebaya, dan oleh masyarakat. Kebutuhan ini secara umum meningkat setelah kebutuhan fisiologis dan keselamatan terpenuhi karena hanya pada saat individu merasa selamat dan aman, mereka mempunyai waktu dan energi untuk mencari cinta, rasa memiliki, dan untuk membagi cinta tersebut dengan orang lain. Bahkan seseorang yang secara umum mampu memenuhi kebutuhan cinta dan rasa memiliki, sering tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan mereka tersebut pada saat terjadi sakit atau terluka. 4. Kebutuhan penghargaan dan harga diri Manusia memerlukan perasaan stabil terhadap harga diri, maupun perasaan bahwa mereka dihargai oleh orang lain. Kebutuhan harga diri berhubungan dengan keingininan terhadap kekuatan, pencapaian, rasa cukup, kompetensi, rasa percaya diri, dan kemerdekaan. Manusia juga membutuhkan apresiasi dari orang lain. Pada saat kedua kebutuhan ini terpenuhi, seseorang merasa percaya diri dan berguna. Jika kebutuhan kebutuhan harga diri dan pengharhaan diri orang lain tidak terpenuhi, orang tersebut mungkin merasa tidak berdaya dan merasa rendah diri.
16 30 5. Kebutuhan aktualisasi diri Aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi dalam hirarki kebutuhan Maslow. Pada saat manusia sudah memenuhi seluruh kebutuhan pada tingkatan yang lebih rendah, hal tersebut melalui aktualisasi diri dikatakan bahwa mereka mencapai potensi mereka yang paling maksimal. Manusia yang teraktualisasi dirinya memiliki kepribadian multidimensi yang matang. Mereka sering mampu untuk mengansumsi dan menyelesaikan tugas yang banyak, dan mereka mencapai pemenuhan kepuasan dari pekerjaan yang dikerjakan dengan baik. Mereka tidak bergantung secara penuh pada opini orang lain mengenai penampilan, kualitas kerja, atau metode penyelesaian masalah. Walaupun mereka mungkin mengalami kegagalan dan keraguan, mereka secara umum menghadapinya secara realistis.
17 31 C. Lanjut Usia 1. Pengertian Lanjut Usia Menua atau lanjut usia di definisikan sebagai proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang frail (lemah, rentan) dengan berkurangnya sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian secara eksponensial. Menua juga didefinisikan sebagai penurunan seiring waktu yang terjadi pada sebagian besar makhluk hidup, yang berupa kelemahan, meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan, hilangnya mobilitas dan ketangkasan, serta perubahan fisiologis yang terkait usia. Terdapat beberapa istilah yang digunakan oleh gerontologis ketika membicarakan proses menua: a. Aging (bertambahnya umur) menunjukan efek waktu, suatu proses perubahan,biasanya bertahap dan spontan. b. Senescence (menjadi tua) hilangnya kemampuan sel untuk membelah dan berkembang (dan seiring waktu akan menyebabkan kematian) c. Homeostenosis penyempitan/berkurangnya cadangan homeostatis yang terjadi selama penuaan pada setiap sistem organ (Setiati dkk, 2009) Menurut Fathi et al (2008), penuaan tidak bisa dihindari, dimulai secara bertahap sebagai tahap terakhir dari perkembangan yang
18 32 menyebabkan perubahan dalam senyawa tubuh dan penurunan efisiensi organ dan mempengaruhi pada kemampuan fisik pada tingkat yang berbeda. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai tanggal, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak proposional. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan suatu proses berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian. WHO dan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua (Nugroho, 2006). 2. Batasan-batasan Lansia Di Indonesia, batasan lanjut usia adalah 60 tahun ke atas. Hal ini dipertegas dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 (Nugroho, 2008).
19 33 Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda-beda, umumnya berkisar antara tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia adalah sebagai berikut: a. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada empat tahapan yaitu: 1) Usia pertengahan (middle age) usia tahun 2) Lanjut usia (elderly) usia tahun 3) Lanjut usia tua (old) usia tahun 4) Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun b. Menurut Eliopolous (2010) batasan usia lansia yaitu: 1) Setengah tua yaitu seorang yang berusia antara tahun. 2) Tua yaitu seseorang yang berusia antara tahun. 3) Sangat tua yaitu seseorang yang berusia >100 tahun 3. Teori-teori Penuaan Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan menurut Maryam (2008) yaitu : teori biologi, teori psikologis, dan teori spiritual. a. Teori biologi Teori bologi mencakup teori genetik dan mutasi, immunology slow theory, teori stres, teori radikal bebas, dan teori rantai silang. 1) Teori genetik dan mutasi (Somatic Mutatie Theory) Menurut teori genetik dan mutasi, menua terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai
20 34 akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekulmolekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsi sel). 2) Immunology slow theory Menurut immunology slow theory, sistem imun menjadi tidak efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh. 3) Teori stress Teori stress mengungkapakan menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai. 4) Teori radikal bebas Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi. 5) Teori rantai silang Pada teori rantai silang diungkapakan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua atau usang menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya
21 35 jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastisitas, kekacauan, dan hilangnya fungsi sel. b. Teori psikologis Pada lanjut usia, proses penuaan terjadi secara alamiah seiring dengan penambahan usia. Perubahan psikologis yang terjadi dapat dihubungkan pula dengan keakuratan mental dan keadaan fungsional yang efektif. Kepribadian individu yang terdiri atas motivasi dan intelegensi dapat menjadi karakteristik konsep diri dari seorang lansia. Konsep diri yang positif dapat menjadikan seorang lansia mampu berinteraksi dengan mudah terhadap nilainilai yang ada ditunjang dengan status sosialnya. c. Teori spiritual Komponen spiritual dan tumbuh kembang merujuk pada pengertian hubungan individu dengan alam semesta dan persepsi individu tentang arti kehidupan. James Fowler mengungkapkan tujuh tahap perkembangan kepercayaan. Fowler juga meyakini bahwa kepercayaan spiritual adalah suatu kekuatan yang memberi arti bagi kehidupan seseorang. Fowler menggunakan istilah kepercayaan sebagai suatu bentuk pengetahuan dan cara berhubungan dengan kehidupan akhir. Menurutnya, kepercayaan adalah suatu fenomena timbal balik, yaitu suatu hubungan aktif antara seseorang dengan orang lain dalam menanamkan suatu keyakinan, cinta kasih, dan harapan. Fowler juga berpendapat bahwa perkembangan spiritual
22 36 pada lansia berada pada tahap penjelmaan dari prinsip cinta dan keadilan (Maryam, 2008). 4. Perubahan yang terjadi pada lansia Perubahan yang terjadi pada lansia terdiri dari perunahan fisi, perubahan mental, dan perubahan psikokososial. a. Perubahan fisik Hutapea (2005) menyatakan perubahan fisik yang dialami oleh lansia sebagai berikut: 1) Perubahan pada sistem kekebalan atau imunologi yaitu tubuh menjadi rentan terhadap alergi dan penyakit. 2) Konsumsi energi turun secara nyata diikuti dengan menurunya jumlah yang dikeluarkan oleh tubuh. 3) Air mengalami penurunan secara signifikan karena bertambahnya sel-sel yang mati yang diganti oleh lemak maupun jaringan konektif. 4) Sistem pencernaan mulai terganggu, gigi mulai tanggal, kemampuan mencerna makanan serta penyerapan mulai lamban dan kurang efisien, gerakan peristaltik usus menurun sehingga sering konstipasi. 5) Perubahan pada sistem metabolik, yang mengakibatkan gangguan metabolisme glukosa karena sekresi insulin yang menurun. Sekresi menurun juga karena timbunan lemak.
23 37 6) Sistem saraf menurun yang menyebabkan munculnya rabun dekat, kepekaan bau dan rasa berkurang, kepekaan sentuhan berkurang, pendengaran berkurang, reaksi lambat, fungsi mental menurun, dan ingatan visual berkurang. 7) Perubahan pada sistem pernafasan ditandai dengan menurunnya elastisitas paru-paru yang mempersulit pernafasan sehingga dapat mengakibatkan munculnya rasa sesak dan tekanan darah meningkat. 8) Menurunnnya elastisitas dan fleksibilitas persendian. b. Perubahan mental Perubahan mental lansia dapat berupa perubahan sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga, dan bertambah pelit atau tamak bila memiliki sesuatu. Lansia mengharapkan tetap diberi peranan dalam masyarakat. Sikap umum yang ditemukan hampir setiap lansia yaitu keinginan untuk berumur panjang. Jika meninggal pun, merekan ingin meninggal secara terhormat dan masuk surga. Faktor yang mempengaruhi perubahan fisik, kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan dan lingkungan (Nugroho, 2008). c. Perubahan psikososial Nilai seseorang sering diukur melaui produktivitasnya dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila mengalami pensiun, seseorang akan mengalami kehilangan, yaitu kehilangan finansial,
24 38 kehilangan status, kehilangan teman dan kehilangan pekerjaan (Nugroho, 2008). 5. Tugas Perkembangan Lansia Lansia harus menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik yang terjadi seiring penuaan. Waktu dan durasi perubahan ini bervariasi pada tiap individu, namun seiring penuaan sistem tubuh, perubahan penampilan dan fungsi tubuh akan terjadi. Perubahan ini tidak dihubungkan dengan penyakit dan merupakan perubahan normal. Adanya penyakit terkadang mengubah waktu timbulnya perubahan atau dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. Adapun tugas perkembangan pada lansia dalam adalah : beradaptasi terhadap penurunan kesehatan dan kekuatan fisik, beradaptasi terhadap masa pensiun dan penurunan pendapatan, beradaptasi terhadap kematian pasangan, menerima diri sebagai individu yang menua, mempertahankan kehidupan yang memuaskan, menetapkan kembali hubungan dengan anak yang telah dewasa, menemukan cara mempertahankan kualitas hidup (Potter & Perry, 2005).
25 39 D. Terapi Air 1. Pengertian Terapi air adalah penggunaan air untuk penyembuhan dengan cara meringankan berbagai keluhan (Hadibroto & Alam, 2006). Terapi air adalah metode perawatan dan penyembuhan dengan menggunakan air untuk mendapatkan efek-efek terapis. Air secara khusus memiliki kualitas-kualitas unik yang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mencapai rentang respon-respon tubuh yang bisa menyembuhkan simptom-simptom dan meningkatkan mekanisme tubuh dalam menghadapi ancaman eksternal (Chaiton, 2002). Air dapat digunakan baik dalam kondisi panas, hangat, netral (temperatur tubuh), dingin atau dalam kondisi beku (es) dan kondisi uap. Air dapat digunakan pada temperatur ganjil (secara langsung atau via perlengkapan seperti handuk katun), kemudian diganti baik dengan air yang lebih dingin atau lebih panas untuk merangsang respon-respon tubuh; air juga dapat digunakan untuk menantang tubuh agar hanya menghadapi aplikasi air dingin baik secara lokal maupun yang melibatkan bagian tubuh secara keseluruhan. Beberapa metode perawatan mengikutsertakan tubuh secara keseluruhan juga konstitusional, respon, sementara metode-metode lainnya memiliki sasaran lokal (seperti nyeri persendian). Banyak penelitian modern yang telah membuktikan peranan terapi air dalam perawatan tubuh diantaranya air dapat digunakan untuk
26 40 mencegah flu, demam, memperbaiki fertilitas, menyembuhkan kelelahan kronis, meningkatkan fungsi-fungsi imunitas, membantu kelancaran detak jantung dan sirkulasi darah atau memperkuat daya sembuh terhadap luka-luka yang sangat menyakitkan. Dalam beberapa tahun terakhir terapi air telah terbukti sebagai salah satu metode perawatan penyakit atau gangguan fisik yang sangat efektif tanpa efek samping dan efisien. Terapi air sesungguhnya merupakan pendekatan lowtech yang mengandalkan diri pada respon-respon tubuh yang sangat khusus terhadap aplikasi terapi air secara tepat, berdasarkan pola-pola yang bisa diprekdisi yang telah dikembangkan selama ratusan tahun dari pematangan tentang bagaimana pengaruh air terhadap tubuh dan juga bagaimana respon-respon tubuh terhadap air. Terapi air modern adalah pengobatan klasik yang dihidupkan kembali di era kontemporer ini dan dalam kebanyakan kasus, air sangat cocok sebagai aplikasi domestik untuk pertolongan pertama, untuk menghilangkan simpton-simpton umum dan yang paling penting air juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh kita (Chaiton, 2002). 2. Asal Usul Terapi Air Terapi air dipergunakan pertama kali pada zaman Mesir kuno. Selain itu, peradaban Yunani dan Romawi juga melakukan hal yang sama. Penduduk Mesir menggunakan minyak esensial dan bunga
27 41 untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Sementara bangsa Romawi dan Yunani mempunyai kebiasaan berendam lama untuk rekreasi sekaligus terapi (roman baths). Pada abad 19 mulai dikenal kegunaan daya apung air (buoyancy) yang bermanfaat untuk terapi latihan dalam air. Bangsa Yunani bahkan membuat undang-undang yang mewajibkan mandi air dingin bagi masyarakatnya dengan berbagai cara dikaitkan dengan mitologi mereka. Air sebagai bagian terapi sudah dipergunakan oleh Hipocrates dengan diwalinya penggunaan air sebagai modalitas sekitar tahun 500 SM. Hipocrates tercatat sebagai pemikir besar yang sudah menyadari sifat-sifat fisiologis air, baik air panas maupun dingin, dapat digunakan dalam perawatan sakit demam, tukak lambung, perdarahan dan dalam penyakit-penyakit operasi serta medis. Hipocrates memahami fenomena reaksi karena ia mengamati bahwa setelah seseorang mandi air dingin, tubuhnya dengan cepat mengembalikan pansanya dan tetap hangat. Pada tahun 1826, Prissnitz mengembangkan pusat terapi air pertama di Grafenberg. Oleh sebab itu, ia dikenal sebagai pendiri terapi air (hydro-therapy). Terapi air merupakan metode paling klasik dalam perawatan penyakit dan sudah dipergunakan sejak dulu oleh rasras primitif. Kemampuan air untuk penyembuhan sudah diakui sejak dahulu, terutama di kerajaan Yunani, kekaisaran Romawi, kebudayaan Turki
28 42 serta masyarakat Eropa dan China Kuno. Masyarakat umum menyadari bahwa air memiliki banyak manfaat terhadap tubuh. Mandi air panas bermanfaat membuat tubuh lebih rileks, menyingkirkan pegal-pegal dan rasa kaku pada otot serta membuat tidur menjadi lebih nyenyak. Uap air panas dapat membuka pori-pori, merangsang keluarnya keringat, membuat pembuluh darah melebar dan mengendurkan otot-otot. Mandi air dingin di bak atau di pancuran member efek berupa rasa segar dan gairah semangat. Suhu dingin mengerutkan pembuluh darah di kulit sehingga aliran darah dialihkan ke jaringan-jaringan internal dan organ-organ tubuh untuk mempertahankan suhu dasar tubuh. Air dingin atau air es digunakan untuk mengurangi pembengkakan dan memar serta menutup pori-pori. Terapi air, dalam ilmu kedokteran, digunakan sebagai salah satu fisioterapi pada pasien yang mengalami kecelakaan serius dengan akibat cedera otot, atau pasien dengan keluhan pada persendiannya, dan mereka yang mengalami hambatan fisik seperti pasien stroke. Banyak rumah sakit di negara-negara maju kini memberi pilihan berupa proses melahirkan di dalam air. Terapi air dapat digunakan dalam berbagai cara sesuai dengan manfaatnya masing-masing, yaitu berendam air panas, berendam air dingin, berendam air biasa, mandi uap, mandi cara Sitz (Sitz bath), pancuran air panas dan dingin, pembungkusan, kantong air, dan floatasi (mengambang dalam larutan air garam).
29 43 3. Mekanisme Kerja Terapi Air Air memiliki kualitas-kualitas utama berikut ini, yang semuanya bisa kita gunakan dalam terapi air. a. Air adalah zat alami yang sangat berlimpah, air adalah kombinasi elemen-elemen dalam hal ini hidrogen 90% dan oksigen lebih dari 10%. b. Air sangat fleksibel dan bisa dikonsumsi untuk mrnjangkau hampir seluruh permukaan tubuh dan dalam tubuh. Apabila air diserap kedalam handuk atau materi lainnya, air bisa digunakan untuk menjangkau seluruh kontur dan permukaan-permukaan luar tubuh sehingga mampu berinteraksi dengan kulit dalam berbagai cara yang mengagumkan. Kualitas ini memungkinkan air sangat berguna dalam perawatan pribadi (self-treatment). c. Air menyerap dan mampu mengekuarkan panas dalam jumlah besar, tanpa mengubah temperaturnya sendiri terlalu banyak. 4. Cara Kerja Air Hangat pada Kaki Air hangat atau panas jika ditempelkan pada jaringan-jaringan kulit, maka otot-otot akan relaks dan pembuluh darah akan terbuka lebih lebar. Ini menyebabkan semakin banyak darah yang bisa mencapai jaringan-jaringan itu. Air hangat mampu untuk menciptakan relaksasi yang memiliki efek menenangkan pada sistem saraf dan bermanfaat dalam mengatasi kecemasan, perasaan gelisah dan juga mengatasi masalah tidur.panas didefinisikan sebagai satuan temperatur
30 44 air dalam rentang o F atau 36,7-40 o C. Pemakaian air yang lebih panas dari skala ini tidak boleh dilakukan karena sangat berbahaya bagi kesehatan kulit (Chaiton, 2002). Chaiton (2002) mengemukakan merendam kaki dengan air hangat mampu untuk menciptakan relaksasi yang memiliki efek menenangkan pada sistem saraf dan bermanfaat dalam mengatasi kecemasan, perasaan gelisah dan juga mengatasi masalah tidur. Air hangat dengan suhu 37 C-39 C juga mampu melegakan ketegangan otot, menenangkan pikiran, relaksasi, menimbulkan semangat kerja, kebugaran mental dan emosional serta menghilangkan stress. Efek refleks terapi air yang diberikan pada daerah kulit kaki secara refleksif berhubungan dengan sirkulasi darah di kepala, dada dan daerah pelvis (khusus kandung kemih dan organ-organ reproduksi termasuk prostat pada laki-laki). Merendam kaki dengan air hangat merupakan salah satu terapi yang dapat dilakukan sendiri dan tidak memerlukan pertolongan ekstra (Guzman-Ladion, 2005). Menurut Amirta (2007) rendam air hangat pada kaki merupakan suatu prinsip kerja air hangat terhadap stimulasi tidur,merendam kaki dalam air hangat yang bertemperatur 37-39º C akan menimbulkan efek sopartifik (efek ingin tidur) dan dapat mengatasi gangguan tidur. Secara fisiologi didaerah kaki terdapat banyak syaraf terutama di kulit yaitu flexus venosus dari rangkaian syaraf ini stimulasi diteruskan ke kornu posterior kemudian dilanjutkan ke medula spinalis, dari sini
31 45 diteruskan ke lamina I, II, III Radiks Dorsalis, selanjutnya ke ventro basal talamus dan masuk ke batang otak tepatnya di daerah rafe bagian bawah pons dan medula disinilah terjadi efek soparifik (ingin tidur). (Guyton, 2000). Rendam air hangat pada kaki merupakan teknik stimulasi tidur yang dilakukan dengan cara merendam kaki dalam air hangat bersuhu o C (Hegner, 2003). Untuk mendapatkan hasil yang efektif, rendam air hangat pada kaki sebaiknya dilakukan sebelum tidur malam. Lakukan secara rutin selama 3-6 hari, maka akan memberikan relaksasi pada tubuh sehingga dapat mengatasi gangguan tidur (Amirta, 2007). Efek terapeutik dengan menggunakan suhu hangat : meningkatkan sensibilitas jaringan kolagen, meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis, untuk mengurangi spasme otot, mengurangi pembengkakan dan eksudat, meningkatkan peredaran darah, terjadinya vasodilatasi pada kulit disebabkan adanya bradikinin dari kelenjar hormon dan terjadi dilatasi pada otot dan pembuluh darah ketika terkena perangsangan hangat (Synder, 1992). Lasmadiwati (2005) menyimpulkan bahwa merendam kaki dengan air hangat 40 derajat akan memperlancar peredaran darah, merangsang keringat, menyembuhkan batuk pilek dan susah tidur. Menurut Khotimah (2012) kuantitas tidur lansia yang dilakukan rendam air hangat pada kaki mengalami peningkatan. Terapi rendam air hangat pada kaki memperbaiki mikrosirkulasi pembuluh darah dan
32 46 vasodilatasi sehingga meningkatkan kuantitas tidur. diatur siklusnya. Pada siang hari, hipotalamus akan mensekresi kortisol di korteks adrenal. Hormon ini mengatur sebagian besar proses metabolisme tubuh. Selanjutnya, ketika matahari mulai terbenam, kadarnya di dalam tubuh akan menurun, dan ketika cahaya matahari benar-benar menghilang dari bumi, sekitar pukul 9 malam, tubuh akan mensekresi hormon melantonin di kelenjar pineal yang bersifat imunomedulator yang lebih bersifat antioksidan. Hormon ini menyebabkan tubuh terasa, dan dalam beberapa sumber dinyatakan, hormon ini dapat dijadkan terapi insomnia (penyakit susah tidur). Pada terapi rendam air hangat pada kaki dapat menyebabkan efek sopartifik (efek ingin tidur), hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh peningkatan sekresi hormon melatonin sebagai dampak dari rendam air hangat pada kaki sehingga seseorang yang merendam kakinya dengan air hangat dapat meningkat kuantitas tidurnya.
33 47 E. Kerangka Teori Kebutuhan Dasar Manusia Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan Rasa Aman Kebutuhan Mencintai dan Memiliki Istirahat/Tidur (Kualitas Tidur) Terapi Rendam Kaki Air Hangat Faktor yang mempengaruhi: 1. Penyakit 2. Latihan dan kelelahan 3. Stres Psikologis 4. Obat 5. Nutrisi 6. Lingkungan 7. Motivasi Kebutuhan Harga Diri Kebutuhan Aktualisasi Diri Gambar 2.1. Bagan Kerangka Teori Sumber: Modifikasi Teori Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow (Hidayat, 2009); Potter & Perry (2005)
34 48 F. Kerangka Konsep Variabel bebas Variabel terikat Terapi Rendam Kaki Air Hangat Kualitas Tidur Lansia Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur: 1. Penyakit 2. Latihan dan kelelahan 3. Stres Psikologi 4. Obat 5. Nutrisi 6. Lingkungan 7. Motivasi Keterangan : Diteliti Tidak diteliti Gambar 2.2. Bagan Kerangka Konsep
35 49 G. Hipotesis Menurut Arikunto (2006) Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh terapi rendam kaki air hangat terhadap peningkatan kualitas tidur lansia di Desa Argopeni Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik
Lebih terperinciKEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Niken Andalasari 1 Kebutuhan Istirahat dan tidur Istirahat sangat luas jika diartikan meliputi kondisi santai, tenang, rileks,
Lebih terperinciKEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. Niken Andalasari
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Niken Andalasari 1 Kebutuhan Istirahat dan tidur Istirahat sangat luas jika diartikan meliputi kondisi santai, tenang, rileks, tidak stress, menganggur,.. Namun tidak berarti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pola Tidur Tidur diartikan sebagai suatu keadaan berubahnya kesadaran, dimana dengan adanya berbagai derajad stimulus dapat menimbulkan suatu keadaan yang benar-benar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis maupun jumlahnya. Tenaga kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mulai masuk ke dalam kelompok negara berstruktur tua (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya usia rata-rata
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Lansia 1.1. Pengertian Lansia Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tidur didefenisikan sebagai perubahan status kesadaran dimana persepsi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Tidur Istirahat merupakan keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional dan bebas dari kegelisahan (Wahit dan Nurul, 2007). Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Media Sosial a. Pengertian Media Sosial Media sosial adalah sebuah sarana yang dibuat untuk memudahkan interaksi sosial dan komunikasi dua arah. Dengan semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut teori Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan dasar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup dan majunya pengetahuan dan teknologi terutama ilmu kesehatan, promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat terkait dengan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya kesehatan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
Lebih terperinciIstirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan
ISTIRAHAT & TIDUR By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep Pengertian Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan gelisah Tidur adalah status perubahan kesadaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istirahat atau tidur yang cukup merupakan kebutuhan setiap orang agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Maslow mengatakan kebutuhan fisiologis dasar manusia terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari
Lebih terperinciTidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya
Definisi : Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya Koma = keadaan bawah sadar dimana orang tsb tidak dapat dibangunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum serta dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi (Prawirohardjo,2008 dalam Kumalasari, 2015).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Koroner dan penyakit Valvular ( Smeltzer, et., al. 2010). Gangguan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Gagal Jantung adalah ketidakmampuan Jantung untuk memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan tubuh. Kegagalan fungsi pompa Jantung ini disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar. manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga universal karena umumnya semua individu dimanapun ia berada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun ke atas sesuai dengan definisi World Health Organization (WHO)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia 1. Pengertian Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun, pada umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis, social,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertian Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan ketidaksadaran yang bersifat sementara dan dapat dibangunkan dengan memberikan rangsangan sensori atau rangsangan
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR NAMA : ZULIYA INDAH FATMAWATI NIM : G3A015019
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR NAMA : ZULIYA INDAH FATMAWATI NIM : G3A015019 PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Remaja WHO mendefinisikan remaja (adolescent) sebagai individu berusia 10 sampai 19 tahun dan dewasa muda (youth) 15 sampai 24 tahun. Dua kelompok usia yang saling
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Periode ini merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural. Ini menjadi prinsip keperawatan bahwa asuhan keperawatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi, baik dari segi fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY). Hasil penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur multidisipliner yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan optimal. Keperawatan merupakan bagian integral
Lebih terperinciTidur dan Ritme Sirkadian
Modul ke: Tidur dan Ritme Sirkadian Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Pengertian Tidur : Tidur berasal dari bahasa latin somnus yang berarti alami
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. emosional dan sosial. Menurut Santrock (2003) perubahan. remaja terbagi menjadi 3, yaitu: hormonal pada pubertas.
BAB II KAJIAN TEORI A. Remaja 1. Definisi Menurut Santrock (2003), remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein merupakan zat psikoaktif yang terdapat pada banyak sumber seperti kopi, teh, soda dan cokelat. Indonesia dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar ke-4
Lebih terperinciKONSEP ISTIRAHAT TIDUR
KONSEP ISTIRAHAT TIDUR PENDAHULUAN Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Orang sakit seringkali membutuhkan istirahat dan tidur yang lebih banyak dari biasanya. Terganggu Peran perawat ISTIRAHAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, berpengaruh terhadap peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat di Indonesia. Menurut laporan Perserikatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Harsono (1996), tidur merupakan kegiatan susunan saraf
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tidur 2.1.1 Pengertian dan Fungsi Tidur Menurut Harsono (1996), tidur merupakan kegiatan susunan saraf pusat, dimana ketika seseorang sedang tidur bukan berarti bahwa susunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan masyarakat yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Dimana pada usia lanjut tubuh akan mencapai titik perkembangan yang maksimal, setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut hirarki Maslow tingkat yang paling dasar dalam kebutuhan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tidur a. Pengertian Tidur Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan upaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kompres 1. Kompres hangat Adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur merupakan aktivitas yang dilakukan setiap hari dan juga salah stau kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Menurut Teori Hirarki Maslow tentang kebutuhan,
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciC. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll
Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur 1.2.1 Pengkajian Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkaiian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedah mulut merupakan salah satu bidang dalam ilmu kedokteran gigi. Dalam bidang kedokteran gigi gejala kecemasan sering ditemukan pada pasien tindakan pencabutan gigi.
Lebih terperinciMASYARAKAT KINI. Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup
(Istirahat) MASYARAKAT KINI Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup DI AMERIKA SERIKAT Perasaan letih termasuk 10 alasan utama mengapa penderita mengunjungi dokter
Lebih terperinciManfaat Minum Air Putih
Manfaat Minum Air Putih "Teman-teman, mungkin banyak dari kita yang malas minum air putih...padahal manfaatnya banyak banget...yuks kita kupas manfaatnya!" Sekitar 80% tubuh manusia terdiri dari air. Otak
Lebih terperinciHipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Data menunjukkan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia menderita penyakit hipertensi, sementara hampir 50% dari para manula dan 20-30% dari penduduk paruh baya di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu lanjut usia yang berusia antara tahun, danfase senium yaitu lanjut usia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa, terdiri dari fase prasenium yaitu lanjut usia yang berusia antara 55-65 tahun, danfase senium yaitu lanjut usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinci2
2 4 6 9 10 Setiap sel senantiasa terbenam dalam air Memerlukan air utk melaksanakan fungsi sel tersebut medium dimana metabolisme tubuh berlangsung. alat pengangkutan tubuh. bahan pelicin utk pergerakan
Lebih terperinciRITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI
RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI TIDUR Tidur suatu periode istirahat bagi tubuh dan jiwa Tidur dibagi menjadi 2 fase : 1. Active sleep / rapid eye movement (REM) 2. Quid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri ini. Pasalnya, angka kematian ini menunjukkan gambaran derajat kesehatan di suatu wilayah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perkumpulan lansia Kartasura pada bulan November 2016 didapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga berada dalam kondisi yang optimal (Guyton & Hall, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang memerlukan kebutuhan istirahat atau tidur yang cukup agar tubuh dapat berfungsi secara normal.istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang dimana telah terjadi kemunduran fisik dan psikologis secara bertahap (Hurlock, 1999). Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa awal atau muda adalah masa transisi dari remaja ke dewasa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa awal atau muda adalah masa transisi dari remaja ke dewasa yang disebut sebagai beranjak dewasa (emerging adulthood) tejadi dari usia 18 sampai 25 tahun (Arnett
Lebih terperinciTI T PS K ESEHATA T N 1
TIPS KESEHATAN 1 KEAJAIBAN TUBUH MANUSIA Organ-organ penting tubuh a.l. 1. JANTUNG o o 2. GINJAL o Setiap 24 jam berdetak 103.680 kali nonstop Memompa darah sekitar 5-6 liter per menit, atau sekitar 7.200
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penuaan populasi (population aging) merupakan fenomena yang telah terjadi di seluruh dunia, istilah ini digunakan sebagai istilah bergesernya umur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang untuk mengembalikan stamina tubuh dalam kondisi yang optimal. Tidur dapat diartikan sebagai suatu keadaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Data Pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dan mutlak untuk dilakukan. Data yang terkumpul dari
Lebih terperinciKisi-kisi Mid pelayanan kesehatan
Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan Mohon membaca slide untuk menjawab soal Benar dan Salah dan Menjodohkan. Semua yang di tulis di slide berikut ini adalah jawaban untuk pertanyaan essay Sinar matahari
Lebih terperinciHEALTH SECRET. Q & S Dept Travira Air
HEALTH SECRET Q & S Dept Travira Air 2009 1 KEAJAIBAN TUBUH MANUSIA Organ-organ penting tubuh a.l. 1. JANTUNG o o 2. GINJAL o Setiap 24 jam berdetak 103.680 kali nonstop Memompa darah sekitar 5-6 liter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahterahaan lanjut
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil Penelitian. Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa
BAB V PEMBAHASAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa jurusan arsitektur Universitas Katolik Soegijapranata yang sedang menghadapi tugas akhir. Karena kesibukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Massage adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan memperbaiki sirkulasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia) diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2
Lebih terperinciPusat Hiperked dan KK
Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi penduduk berusia lanjut (lansia) bertambah, sedangkan proporsi penduduk berusia muda menetap atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati, yang ditandai oleh adanya keterbatasan aliran udara persisten yang biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan merupakan suatu hal
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energi dan kesehatan,
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Tidur Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan mekanisme untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energi dan kesehatan, memelihara manfaat untuk memperbaharui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan yang menjadi rutinitas masyarakat tersebut. Masyarakat membutuhkan waktu untuk merefresh
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Konsep konsep yang berkaitan dala penelitian ini akan dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu: 1. Lanjut Usia 1.1 Proses menua 1.2 Teori - teori menua 1.3 Batasan-batasan lanjut usia
Lebih terperinciDiabetes tipe 2 Pelajari gejalanya
Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kesehatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kesehatan emosional (Colten & Altevogt, 2006). Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologis yang merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia dapat bertahan hidup. Juga menurut Maslow
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan lebih sulit memulai tidur, sering terbangun saat tidur hingga terbangun lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Gangguan tidur yang paling sering dijumpai saat ini yaitu Insomnia. Insomnia merupakan kesukaran dalam memulai dan mempertahankan tidur sehingga tidak dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses menua di dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peraikan lingkungan hidup,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian lansia Menurut Ernawati (2009), lansia adalah orang yang berusia 50 tahun atau lebih. Pendapat yang serupa juga mengatakan bahwa lansia merupakan
Lebih terperinciInsomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidur merupakan salah satu aktivitas dalam kehidupan keseharian kita, termasuk kedalam kebutuhan dasar yang harus dipenuhi layaknya makan, minum bernafas dan
Lebih terperinciBAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf
BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN KELELAHAN FISIK PADA LANSIA PROPOSAL SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN KELELAHAN FISIK PADA LANSIA PROPOSAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Ajar Skripsi Oleh: INTAN NURFA AMALIA NIM. 22020113130106 DEPARTEMEN ILMU
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL I. DEFINISI Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization) dan GATT (General Agreement On Tariffs And Trade) yang akan berlaku pada tahun 2020 mendatang, kesehatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Beban Kerja 1.1 Defenisi Beban kerja Beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini di kawasan Asia Tenggara penduduk yang berusia diatas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan atau keadaan khawatir dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia tersebut, tidak hanya perubahan
Lebih terperinciClinical Science Session Pain
Clinical Science Session Pain Disusun oleh : Nurlina Wardhani 1301-1214-0658 William Reinaldi 1301-1214-0503 Preseptor : Arnengsih, dr., Sp.KFR BAGIAN ILMU KESEHATAN FISIK DAN REHABILITASI FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi
LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Musik adalah segala sesuatu yang memberikan efek menyenangkan, keceriaan, dan mempunyai irama (ritme) melodi, timbre tertentu untuk membantu tubuh dan pikiran saling
Lebih terperinci