BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 77 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Studi Fisik Bangunan Analisa Makro Bangunan dan Lingkungan Gambar 4.1. Bangunan Pacific Place Mall Pacific Place merupakan pusat perbelanjaan besar yang berlokasi di kawasan pusat perkantoran Jakarta yakni SCBD. Pacific Place Mall memiliki desain arsitektur modern yang dinamis, menampilkan kesan mall yang berkelas. Target pasar dari Pacific Place adalah menengah keatas.

2 78 Pacific Place memiliki lokasi yang sangat strategis untuk membuka gerai Wall Street Institute karena dekat dengan perkantoran, pemukiman elit dan perguruan tinggi (universitas) yang merupakan target pasar utama Wall Street Institute, diantaranya : Perkantoran : Gedung Artha Graha Marce Polo Gedung Equity Tower Plaza Bapindo Graha Niaga Bursa Efek Jakarta Dll Pemukiman Elit: Apartemen Sudirman Mansion Apartemen Pacific Place Apartemen Capital Residence Dll. Perguruan Tinggi : London School of Public Relation Bina Nusantara International Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama La Salle College Dll

3 79 Gambar 4.2. Site Plan Pacific Place Mall Analisa Mikro Bangunan dan Lingkungan Gambar 4.3. Denah Podium Lantai 2 Pacific Place Mall

4 80 Area yang berwarna oranye adalah denah yang penulis pilih untuk menjadi denah Wall Street Institute dimana area ini digunakan oleh brand sport seperti Nike, Reebok dan Sport Station. Lokasinya dekat dengan Metro departement store dan toko-toko baju sperti Guess dll, serta area café yang banyak dikunjungi oleh target pasar mereka. Selain itu denah yang penulis pilih dapat dijangkau dari lift void utama maupun eskalator samping, pintu masuk terletak dekat dengan lift karena merupakan kawasan yang memiliki intensitas lalu lalang yang tinggi. Selain itu untuk instalasi dan proses konstruksi inerior dapat lebih mudah dijangkau melalui lift barang ataupun tangga darurat, jika terjadi kebakaran atau gempa bumi para siswa juga dapat segera dievakuasi melalui tangga-tangga darurat di sekitar center. Faktor psikologi siswa juga menjadi pertimbangan penulis dalam memilih denah, karena jika terlalu berada di tengah-tengah mall dikhawatirkan para siswa merasa kurang nyaman dan konsentrasinya lebih mudah terganggu oleh lalu lalang pengunjung mall. Maka, penulis memutuskan untuk memilih denah yang terletak agak kebelakang namun tetap dapat dilihat dari luar mall dan dari dalam mall. Selain itu area belakang juga penulis pilih karena menghadap ke arah timur agar pencahayaan alami bisa tetap didapatkan pada siang hari sehingga dapat menghemat penggunaan cahaya buatan di siang hari dan tidak terlalu panas karena tidak terkena matahari sore. Selain itu aspek penting yang tidak boleh dikesampingkan adalah perhitungan luas ruang. Perhitungan luas ini didapatkan dari konfigurasi luas ruang minimum yang dicatumkan pada data aktifitas fasilitas. Berikut ini merupakan perhitungan program luasan ruang yang penulis buat berdasarkan tabel aktifitas fasilitas yang telah dicantumkan pada bab 3 sub bab Program Aktifitas Fasilitas :

5 Program Ruang PROGRAM RUANG NO. AREA ZONA NAMA RUANG KONFIGURASI LUAS AWAL (M2) PERSENTASE LUAS DENAH (M2) LUAS AKHIR (M2) 1 RECEPTIONIST 6.30 M2 X % AREA TUNGGU 3.36 M2 X % PUBLIK LOBBY 3 SIRKULASI M2 X % AKSES MASUK 7.90 M2 X % LUAS ZONA PUBLIK % PANTRY PANTRY 3.30 M2 X % EDC SERVICE EDC ROOM 2.70 M2 X % STORAGE STORAGE 1.40 M2 X % LUAS ZONA SERVICE % ENCOUNTER ENCOUNTER ROOM M2 X % COMPLIMENTARY COMPLIMENTARY ROOM M2 X % FL FL ROOM 4.68 M2 X % EC EC ROOM 7.03 M2 X % BELAJAR 6 ORANG M2 X % BELAJAR 3 ORANG 2.01 M2 X % COFFEE CORNER 2.40 M2 X % SOCIAL CLUB 15 INTERACTIVE WHITE BOARD 2.20 M2 X % INTERNET STATION SEMI PRIVATE 0.90 M2 X % RAK MAJALAH 0.72 M2 X % TEACHERS AREA TEACHERS ROOM 2.28 M2 X % SPEAKING AREA 2.70 M2 X % SIRKULASI SPEAKING CENTER 20% X ((2.70 M2 X 56) + (2,8 M2 X 2)) % RAK BUKU 2,8 M2 X % PHONE AREA PHONE ROOM 1.90 M2 X % SM AREA SM AREA 7.03 M2 X % KORIDOR KORIDOR 20% X M % LUAS ZONA SEMI PRIVATE % SERVER PRIVATE SERVER ROOM 4.00 M2 X % LUAS ZONA PRIVATE % GRAN TOTAL % TOTAL AKHIR 1015 Tabel 4.1. Program Perhitungan Ruang

6 Analisa Zoning Berdasarkan perhitungan ruang di atas penulis menerapkannya untuk membuat zoning WSI pacific place. Berikut ini berupakan 3 alternatif zoning dengan analisanya yang akan penulis gunakan pada perancangan interior Wall Street Institute di Pacific Place Mall : Gambar 4.4. Zoning A Wall Street Institute Pacific Place (+) Area publik terlihat dari bagian tengah Pacific Place Mall (+) Area service berada di belakang area publik sehingga lebih tertutup, rapih dan tidak terlihat dari luar. (+) Area service memanjang kebelakang dan menempel pada dinding solid sehingga tidak membuang space.

7 83 (+) Area Semi Publik terlihat dari area koridor mall dari escalator naik dan turun (+) Area Semi Publik mendapatkan pencahayaan alami di pagi hari mengingat area WSI menghadap timur. (+) Area Private terletak diarea yang dalam, sehingga memungkinkan area tersebut hanya dapat di akses oleh orang yang berkepentingan. Jumlah (+) = 6, (-) = 0. Gambar 4.5. Zoning B Wall Street Institute Pacific Place Mall (-) Letak area publik lebih condong terlihat dari area eskalator (+) Area service berada di belakang area publik sehingga lebih tertutup, rapih dan tidak terlihat dari luar.

8 84 (+) Area service memanjang kebelakang dan menempel pada dinding solid sehingga tidak membuang space. (+) Area Semi Publik terlihat dari area koridor mall dari escalator naik dan turun (+) Area Semi Publik mendapatkan pencahayaan alami di pagi hari mengingat area WSI menghadap timur. (+) Area Private terletak diarea yang dalam, sehingga memungkinkan area tersebut hanya dapat di akses oleh orang yang berkepentingan. Jumlah (+) = 5, (-) = 1. Gambar 4.6. Zoning C Wall Street Institute Pacific Place Mall

9 85 (+) Area publik terlihat dari bagian tengah Pacific Place Mall sehingga dapat menarik perhatian pengunjung Mall. (+) Area service dapat menjangkau area semi private sehingga lebih efisien karena berada di tengah center. (+) Area service menempel pada dinding solid sehingga tidak membuang space. (+) Area Semi Publik terlihat dari area koridor mall dari escalator naik dan turun (+) Area Semi Publik mendapatkan pencahayaan alami di pagi hari mengingat area WSI menghadap timur. (+) Area Private terletak diarea yang dalam, sehingga memungkinkan area tersebut hanya dapat di akses oleh orang yang berkepentingan. Jumlah (+) = 6, (-) = 0. Dari ketiga alternatf zoning di atas, didapatkan tiga analisa yang berisi nilai positif (+) dan nilai negatif (-) dari masing-masing zoning. Dari perhitungan aspek positif dan negative diatas maka penulis memutuskan untuk menggunakan zoning C dengan nilai positif yang terbanyak. Setelah didapatkan zoning yang terpilih kemudian pembuatan tiga alternatif gruping dapat di lakukan dan dianalisa kembali untuk mendapatkan gruping terbaik yang nantinya akan digunakan sebagai acuan terbentuknya tiga alternatif layout furnitur yang sesuai kebutuhan ruang. Berikut ini merupakan tiga alternatif gruping beserta analisanya :

10 Analisa Gruping Gambar 4.7. Gruping A Wall Street Institute Pacific Place Mall (+) Area lobby terlihat dari main anchor Pacific Place Mall sehingga memungkinkan untuk mendapatkan perhatian dari para pengunjung mall. (+) Akses masuk sangat mudah di jangkau dari lift dan eskalator di main anchor. (+) Area social club terlihat terlihat dari koridor depan (-) Area EC berada terlalu di belakang sehingga mungkin mengganggu kegiatan belajar mengajar karena tingkat aktifitas keluar masuk cukup tinggi. (-) Area FL terlihat menghalangi atau memutus koridor. (-) Ada kolom yang menghalangi koridor.

11 87 (+) SM area berada di belakang sehingga sedikit mempersulit SM untuk mengamati kegiatan yang terjadi di WSI. (+) Area Server berada di dalam speaking center sehingga lebih privat karena terletak di area terdalam dan harus melewati seluruh area untuk menjangkaunya. Jumlah (+) = 5 (-) = 3. Gambar 4.8. Gruping B Wall Street Institute Pacific Place (+) Area lobby terlihat dari main anchor Pacific Place Mall sehingga memungkinkan untuk mendapatkan perhatian dari para pengunjung mall. (+) Akses masuk sangat mudah di jangkau dari lift dan eskalator di main anchor. (+) Area social club terlihat terlihat dari koridor depan

12 88 (+) Area encounter dan complimentary berdekatan dengan social club (-) Koridor besar namun kolom terdapat di tengah-tengah dan menghalangi jalan (-) SM area terletak di depan encounter sehingga pandangannya lebih terbatas. (+) Area Server berada di dalam speaking center sehingga lebih privat karena terletak di area terdalam dan harus melewati seluruh area untuk menjangkaunya. Jumlah (+) = 5 (-) = 2 Gambar 4.9. Gruping C Wall Street Institute Pacific Place Mall (+) Area lobby terlihat dari main anchor Pacific Place Mall sehingga memungkinkan untuk mendapatkan perhatian dari para pengunjung mall.

13 89 (+) Akses masuk sangat mudah di jangkau dari lift dan eskalator di main anchor. (+) Area social club berada di tengah-tengah dan menjadi pusat kegiatan di WSI Pacifi Place Mall. (+) Area encounter dan complimentary mengelilingi social club (+) Koridor sedang namun mengeliling sehingga setiap ruangan lebih mudah di akses. (+) Area EC terletak di depan dan di tengah sehingga kegiatan keluar masuk marketing tidak mengganggu area belajar di encounter. (+) SM area berada terletak di tengah, menghadap ke social club yang merupakan pusat kegiatan di WSI Pacific Place. (+) Area Server berada di dalam speaking center sehingga lebih privat karena terletak di area terdalam dan harus melewati seluruh area untuk menjangkaunya. Jumlah (+) = 8 (-) = 0. Dari analisa tiga gruping di atas, gruping C memiliki nilai negatif yang paling sedikit dibanding gruping B dan A. Maka penulis memutuskan untuk menggunakan gruping C untuk perancangan interior kali ini. Berikut ini merupakan gambar-gambar yang penulis pilih sebagai penggambaran perancangan interior yang nantinya akan digunakan penulis pada perancangan interior Wall Street Institute Pacific Place Mall :

14 Konsep Perancangan Pada prancangan kali ini penulis memilih konsep vibrant yang merupakan salah satu pilihan dari look & feel yang ingin diwujudkan WSI dan berdasarkan buku panduan desain WSI sebagai berikut : Gambar Konsep Desain WSI Berdasarkan buku panduan diatas WSI menjabarkan vibrant sebagai sesuatu yang dinamis, independen, enerjik, berwarna dan menyenangkan. Poin-poin tersebut penulis aplikasikan pada perencanaan interior WSI PP yakni dengan : Dinamis: Menggunakan beberapa unsur garis yakni garis lurus dan lengkung pada layout furnitur yang akan digunakan, hal ini diharapkan dapat menciptakan bentukbentuk dan suasana ruang menjadi lebih dinamis dan tidak monoton, seperti berikut :

15 91 Gambar Contoh Dekorasi Kolom dan Ceiling Gambar Contoh Meja Receptionist Independen : Independen dalam hal ini adalah kemerdekaan yang berarti kebebasan. Kebebasan dalam memilih waktu pembelajaran sesuai dengan waktu atau jadwal dari masing-

16 92 masing siswa hal ini merupakan salah satu keunggulan dari WSI sehingga siswa dapat menentukan jadwal sendiri agar tidak mengganggu jadwal mereka di luar kursus. Enerjik, berwarna dan menyenangkan : Enerjik merupakan sesuatu yang membangkitkan energi atau semangat. Dalam desain interior, warna merupakan salah satu aspek penting yang dapat membangun psikologi yang dirasakan oleh pengguna ruang. Warna-warna yang cerah dapat membantu membangkitkan energi dalam ruang sehingga pembelajaran dapat berjalan kondusif dan menyenangkan. Gambar Contoh Ruang Kelas 1

17 93 Gambar Contoh Warna Furnitur Gambar Contoh Permainan Warna Lantai Ruang Berdinding Kaca Beberapa material yang akan penulis gunakan pada perancangan kali ini diantaranya : Dinding

18 94 Kombinasi kaca tempered, rotan dan stainless steel. Kaca tempered merupakan ketentuan utama dari WSI sebagai dinding pemisah ruang. Beberapa kolom dibuat seolah menyatu dengan ceiling, menggunakan material fiber glass sehingga tercipta kesatuan antara unsru dinding dan ceiling, menjadi penghubung lantai dengan ceiling. Dan beberapa dinding menggunakan gypsum board 9mm dicat putih dan dilapis kaca tempered 12mm transparan. Menggunakan produk cat yang sudah bersertifikasi ramah lingkungan. Lantai Lantai mengunakan batu onyx putih pada area lobby bertujuan untuk memberikan kesan bersih dan mewah ketika terkena cahaya, warna putih juga dipilih agar warna-warna pada furniture dapat terlihat sebagai aksen. Untuk area koridor dan social club penulis menggunakan lantai jenis linoleum yang merupakan salah satu lantai yang memiliki daya tahan baik mengingat tingkat aktifitas di daerah ini sangat tinggi. Pada area dalam ruang seperti encounter, ec dsb, penulis menggunakan karpet woll dari produsen yang sudah memiliki sertifikasi ramah lingkungan. Ceiling Menggunakan produk cat yang sudah bersertifikasi ramah lingkungan. Dan kombinasi dengan rotan Citra Ruang Pencitraan sebuah badan atau lembaga dapat terlihat dari desain yang digunakan pada interiornya. Pada perancangan Wall Street Institute di Pacific Place Mall penulis ingin menciptakan citra Wall Street Institute yang bersemangat (vibrant). Dimana para siswanya mayoritas merupakan para pelajar sekolah, pelajar universitas dan para professional yang dinamis dan enerjik. Selain itu citra vibrant diusung karena merupakan simpulan dari sesuatu yang segar, berenergi dan dinamis.

19 95 Citra yang penulis gunakan diharapkan dapat membawa Wall Street Institute lebih dikenal luas oleh masyarakat sebagai tempat kursus bahasa Inggris yang memiliki konsep pembelajaran baru yakni blended learning dengan desain interior yang dapat membangkitkan semangat untuk belajar bahasa Inggris di sela-sela kesibukan dari rutinitas kerja yang padat di DKI Jakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya. WSI Pacific Place terletak di Jakarta yang memiliki penduduk asli betawi, karena itu penulis menggadaptasi beberapa ragam hias betawi yang dibuat lebih sederhana sebagai unsur dekoratif yang khas. WSI merupakan institusi bahasa, bahasa khas Jakarta adalah bahasa betawi, bahasa betawi memiliki ciri gaya yang santai, gaya bahasa ini yang akan penulis wujudkan pada suasana ruang belajar. Seperti tidak lagi menggunakan kursi formal dan meja belajar formal, tetapi menggunakan sofa dengan meja tulis built-in yang dibuat khusus sehingga meja tulis dapat di putar atau digeser mengingat kemungkinan siswa menulis dengan tanga kiri. Ketika mengobrol, masyarakat Betawi biasanya ditemani oleh camilan, salah satu camilan khas betawi adalah kue kembang goyang. Gambar Kembang Goyang Bentuk dari kembang goyang akan penulis adaptasi pada ceiling di area social club dengan kombinasi louvre dari rotan dan fiber glass Konsep Warna

20 96 Warna merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Dimanapun manusia berada, manusia selalu melihat warna. Secara tidak langsung warna dapat mempengaruhi mood atau psikologi seseorang. Menentukan pemilihan warna harus dengan pertimbangan khusus. Agar bentuk dan suasana ruang yang diinginkan dapat dicapa dan diwujudkan. Setiapp warna memiliki karakter tersendiri. Warna dapat digunakan sebagai pembentuk mood dan atmosfer ruang, memusatkan dan mengalihkan perhatian, memecah dan menyatukan ruang, menyeimbangkan proporsi ruang, dan penunjang gaya interior. Pada desain Wall Street Institute, penulis menggunakan skema warna tetrad yang merupakan skema dua pasang warna komplementer yang bersebelahan. Skema ini memiliki karakter yang sangat cerah juga dinamis. Penerapan pada ruangan diharapkan akan menciptakan komposisi warna yang dramatis dan bersemangat sesuai dengan konsep yang digunakan yakni vibrant. Berikut warna-warna yang penulis gunakan : Hijau Warna hijau adalah warna yang langsung mengasosiasikan manusia kepada pemandangan alam. Asosiasi manusia terhadap warna tidak hanya secara visual, namun juga indra yang lain terutama penciuman dan rasa. Ketika manusia memvisualkan warna hijau, seketika itu juga manusia membayangkan segarnya udara pagi dan sejuknya hawa pegunungan. Oleh karena itu hijau dapat merefleksikan kesegaran dan relaksasi. Jingga Melambangkan optimistis, muda dan kreatif. Dalam lingkaran warna, jingga berada di tengah-tengah merah dan kuning. Jingga merupakan warna yang paling hangat karena memiliki energy dari dua warna tersebut dimana merah memiliki energy panas dan kuning merupakan energi hangat yang lembut. Warna jingga menebarkan energi, menghangatkan hati dan sekaligus memancarkan keceriaan. Dari sisi psikologi, jingga merupakan lambing persahabatan. Warna ini dapat memecah kekakuan

21 97 dan meciptakan rasa akrab. Warna ini akan digunakan pada area ruang kelas (encounter room). Merah Merupakan warna panas dan penuh energi. Merah sangat ekspresif dan dinamis dalam mempresentasikan cinta dan kehidupan. Dalam lingkaran warna, merah merupakan warna yang paling panas dan memiliki gelombang warna paling panjang sehingga warna ini yang paling cepat tertangkap mata. Warna ini sangat efektif dalam memotifasi orang untuk mengerjakan sesuatu lebih cepat dan spontan. Pada perencanaan kali ini warna merah yang digunakan bukanlah warna merah primer, namun warna turunan yakni fuchia agar terkesan lebih lembut dan tidak terlalu panas, warna ini digunakan sebagai aksen. Putih Melambangkan murni, bersih dan segar. Secara psikologis, putih melambangkan kejujuran, ketulusan dan keikhlasan. Warna ini mengasosiasikan manusia terhadap rasa bersih dan higienis. Warna putih digunakan sebagai warna utama atau sebagai latar belakang ibarat kanvas, penggunaan warna putih cenderung seperti tanpa warna, sehingga warna putih cenderung seperti tanpa warna sehingga setiap warna yang berada di atas putih menjadi warna yang menonjol. Warna ini akan digunakan pada dinding-dinding solid Pacific Place Mall yang kemudian di lapis oleh kaca tempered 12mm transparan. Biru Selain karena biru merupakan warna dari logo Wall Street Institute, warna biru juga melambangkan dingin, diam, dan dalam. Karena karakternya yang dingin, diam dan dalam ini, biru memiliki efek yang mampu menurunkan tekanan darah dan detak jantung sehingga kita bergerak lebih lambat dan berhati-hati. Karena itu warna biru digunakan pada area eksterior dari Wall Street Institute. Selain itu warna biru tua

22 98 melambangkan kepercayaan, kebijaksanaan, dan kematangan dalam mengambil keputusan Konsep Pencahayaan Pada desain kali ini jenis pencahayaan yang digunakan adalah kombinasi dari pencahayaan alami dan buatan. Mengingat area WSI yang penulis pilih menghadap ke arah timur maka pencahayaan alami digunakan pada siang hari pada area yang mendapatkan cahaya matahari sedangkan bagian yang kurang mendapat pencahayaan alami menggunakan bantuan cahaya buatan. Arah timur penulis pilih karena selain pencahayaan alami dapat masuk pada pagi hingga siang hari manfaat sinar matahari pagi juga masih dapat dirasakan oleh para siswa dan staff WSI. Pada malam hari pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan buatan dengan penggunaan lampu hemat energi lampu LED. Dalam mendesain pencahayaan hal yang harus diperhatikan adalah kegiatan yang berlangsung didalamnya. Tujuan optimasi pencahayaan ruang pendidikan adalah agar pelajar dan pengajar dapat melakukan aktifitas dengan baik di dalam ruangan, efisiensi dalam konsumsi energi listrik serta kenyamanan penglihatan. Langkah dalam mencapai efisiensi yaitu pemasangan alat kontrol pada lampu, pengelompokan titik-titik lampu terhadap sakelar, penggunaan luminer yang sesuai, pemanfaatan cahaya alam, pengoperasian dan perawatan sistem pencahayaan. Flux yang di anjurkan untuk area belajar adalah 250 lux. Pada taraf ini mata terbantu untuk menangkap refleksi dengan baik, juga tidak cepat memicu kelelahan. Penggunaan lampu yang sesuai untuk ruang pendidikan adalah lampu yang mempunyai efisiensi yang tinggi, cahayanya tidak menyilaukan dan masa pakai/umur yang lama. Catatan: lux > 250, pencahayaan baik; lux <250, pencahayaan buruk; lux < 500,

23 99 pencahayaan sangat baik dan lux > 500 berlebihan. Karena intensitas cahaya yang dihasilkan oleh LED belum bisa memenuhi kebutuhan pencahayaan ruang belajar maka lampu LED harus dibantu dengan pencahayaan dari lampu flourescent. Lampu LED digunakan sebagai pencahayaan tidak langsung seperti pada drop ceiling dan dekorasi Konsep Penghawaan Pada perencanaan ini penulis menggunakan sistem penghawaan buatan dengan menggunakan AC (Air Conditioner) yang berfungsi sebagai pengatur udara baik suhu maupun perputaran udara di dalam center WSI di Pacific Place mengingat WSI berada di dalam gedung yang tidak memungkinkan udara alami masuk ke dalam ruang karena semua jendela yang ada merupakan jenis jendela mati. Kelembabab, suhu dan kebersihan udara merupakan aspek penting yang mendukung lancarnya pembelajaran di dalam suatu ruang. Jakarta memiliki iklim tropis dengan suhu udara derajat celcius. Jenis AC yang akan digunakan adalah sistem AC central dari ceiling yang memungkinkan pemerataan suhu udara disetiap sudut center WSI di Pacific Place. Selain itu AC diffuser juga di letakan dibeberapa titik untuk pertukaran udara agar udara yang masuk selalu bersih dan segar Konsep Akustik Ruang Akustik berasal dari bahasa yunani akoustikos yang artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang dapat mempengaruhi mutu bunyi. Tujuannya adalah untuk mecapai kondisi pendengaran suara yang sempurrna yaitu murni, merata, jelas dan tidak berdengung sehingga sama seperti aslinya. Untuk mendapatkan perencanaan akustik yang sesuai dengan kegunaannya maka perlu dilakukan studi kegiatan dalam ruang tersebut. Berikut ini merupakan tabel intensitas suara :

24 100 Intensitas suara Desibel Contoh Sangat lemah 0-20 Berbisik, rintik hujan Lemah Percakapan pribadi, kantor pribadi Sedang Percakapan umum, radio rendah, hi-fi, tv Keras Pabrik, percakapan keras, taman bermain Sangat keras Pabrik yang berisik, percakapan kemarahan Memekakkan Petir, bom, dsb Pada area lobby Percakapan yang terjadi di area lobby adalah percakapan umum yang memiliki intensitas suara sedang dengan desibel Pada area social club Percakapan yang terjadi di area Social Club adalah percakapan umum yang memiliki intensitas suara sedang dengan desibel Pada area encounter Percakapan yang terjadi di area encounter adalah percakapan pribadi seperti diskusi tertutup dan pembelajaran pengajar dengan siswa dengan kuantitas manusia yang rendah memiliki intensitas suara sedang dengan desibel Pada area complimentary Percakapan yang terjadi di area complimentary adalah percakapan pribadi dengan kuantitas manusia sedang sehingga tingkat intensitas suara terjadi di dalam sama dengan percakapan umum yang memiliki intensitas suara sedang dengan desibel Pada area EC

25 101 Percakapan yang terjadi di area EC adalah percakapan pribadi antara marketing dan tamu atau calon siswa dengan kuantitas manusia yang rendah memiliki intensitas suara sedang dengan desibel Pada area SM Percakapan yang terjadi di area SM adalah percakapan pribadi antara SM dan tamu atau siswa dengan kuantitas manusia yang rendah memiliki intensitas suara sedang dengan desibel Pada area speaking center Percakapan yang terjadi di area speaking center adalah percakapan umum antara siswa dengan siswa dengan kuantitas manusia yang tinggi memiliki intensitas suara sedang dengan desibel Pada area FL Percakapan yang terjadi di area FL adalah percakapan pribadi seperti pengarahan tentang pembelajaran di Wall Street Institute antara pengajar dengan siswa baru memiliki intensitas suara sedang dengan desibel Pada area teacher s Percakapan yang terjadi di area guru (teacher) adalah percakapan umum antara pengajar dengan pengajar yang memiliki intensitas suara sedang dengan desibel Dari penjabaran di atas konsep akustik yang penulis gunakan tidak kompleks, pada area lobby ruangan terhubung dengan social club yang cukup besar sehingga memungkinkan pantulan suara yang bergema, namun furnitur-furnitur yang akan digunakan akan membantu pemecahan suara yang akan mereduksi gema yang terjadi terutama busa yang digunakan pada kursi, dapat digunakan busa akustik dengan NRC (Noise Reduction Coefficient) = 0,2-0,9. Pada beberapa area di lobby dan social club akan di gunakan kombinasi penyerap suara pada lantai dan dinding seperti penggunaan ceiling berlubang yang

26 102 merupakan absorber dengan NRC = 0,5-0,9 serta pelapisan ducting AC dari bahan fiberglass yang berguna untuk mencegah bising. Pada area encounter, complimentary, FL, EC, SM, teachers, phone area dan speaking center menggunakan penyerap suara pada lantai yakni karpet, dimana karpet merupakan bahan yang merupakan penyelesaian absorbsi lantai satusatunya dengan NRC = 0,2-0,55 mengingat hampir seluruh dinding di area semi private merupakan kaca tempered 12mm dengan laminasi bening sehingga transparan, laminasi ini selain digunakan untuk keamanan namun juga berfungsi untuk mereduksi suara walaupun tidak banyak. Selain itu kayu juga akan digunakan pada beberapa area untuk membantu penyerapan suara Konsep Keamanan dan Signage Pada perencanaan kali ini sistem keamanan yang diterapkan oleh penulis mengadaptasi sistem keamanan sebelumnya yang digunakan di WSI Alam Sutera yakni kartu akses masuk. Dimana mesin pembaca kartu hanya akan meloloskan orang yang memiliki kartu akses, sehingga area yang tidak boleh di masuki oleh sembarang pengunjung dapat terjaga. Selain itu pemasangan prosedur keamanan umum yakni CCTV segala arah dan penyediaan penjaga keamanan khusus (satpam) dilakukan demi terjaminnya keamanan dan kenyamanan warga Wall Street Institute. Signage Wall Street Institute dipasang di bagian atas shop front dengan menggunakan material akrilik berwarna biru tua yang diberi pendar lampu dibagian dalam dan independent letter berwarna putih sehingga setiap huruf dari Wall Street Institute terlihat yang digunakan berpendar dan terlihat lebih elegan. Namun pada center kali ini penulis akan menggunakan media LED TV yang berfungsi sebagai media promosi WSI yang baru. Untuk permasalahan keamanan yang telah di jelaskan di Bab 3 pada tinjauan khusus sub bab tinjauan keamanan dan signage penulis memutuskan untuk mengikuti peraturan WSI yang mengharuskan penggunaan kaca tempered bening

27 103 namun dengan treatment pada plint yang dibuat agak tinggi sehingga lebih terlihat ada pembatas di sana ditambah perbedaan warna atau material lantai, atau menggunakan sistem raised floor dengan pencahayaan tidak langsung di bagian bawah sehingga lebih terlihat adanya batasan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang terjadi pada center WSI Alam Sutera yakni benturan kaca oleh siswa maupun orang-orang yang berada di wilayah WSI.

BAB 3 METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN 45 3.1. Studi Fisik Bangunan BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1.1. Analisa Makro Bangunan dan Lingkungan Gambar 3.1. Bangunan Mall @ Alam Sutera Mall at Alam Sutera memiliki desain bangunan yang modern, banyak

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan 73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu

Lebih terperinci

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Zoning dan Grouping 4.1.1 Analisa Zoning Zoning 1 Gambar 4.1. Zoning 1 Zona private memiliki view langsung melihat keluar. Tetapi terletak jauh dari zona public,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Didalam sebuah perancangan interior, fasilitas sangat menunjang dalam aktifitas yang dilakukan di dalamnya. Fasilitas merupakan hal penting dalam mendesain

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 KONSEP PERANCANGAN Mengacu kepada sasaran fasilitas ini adalah remaja pengguna narkoba, maka diperlukan sebuah tempat dan susunan yang bersifat dapat membangkitkan semangat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR TEMPAT KURSUS BAHASA INGGRIS WALL STREET INSTITUTE DI PACIFIC PLACE MALL

PERANCANGAN INTERIOR TEMPAT KURSUS BAHASA INGGRIS WALL STREET INSTITUTE DI PACIFIC PLACE MALL PERANCANGAN INTERIOR TEMPAT KURSUS BAHASA INGGRIS WALL STREET INSTITUTE DI PACIFIC PLACE MALL SAVIRA ANDJANI PUTRI BUDI SETIAWAN MILA ANDRIA SAVITRI DESAIN INTERIOR UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JL. PEMUDA

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN

BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN 5.1 Konsep Desain 5.1.1 Konsep secara umum Konsep Bandung Art and Design College secara umum menggunakan pendekatan berdasarkan citra dan misi utama dari BADC ini. Citra

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen. BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2013/2014 Oleh Dhyarga Oktavian

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan Konsep yang didesain perancang dengan mengandalkan imajinasi tentang ruangan yang akan digunakan di masa depan, biasanya material menggunakan bahan

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN IV. 1 ZONING DAN GROUPING Gambar 4.1Zoning lantai 1 ANALISIS ZONING Peletakkan area semi private terjaga privasinya dan tidak mengganggu pengunjung yang datang. Area Private

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG 3.1 Tema Perancangan Tema Dalam Perancangan Interior Rumah Sakit Anak di Bandung ini adalah Wonderland (Tanah Impian). Konsep tema ini didasari oleh tinjauan

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Interior Gambar 4.1 Mind Map Sumber: Penulis Konsep perancangan interior pada museum ini ingin mengubah sebuah museum yang memiliki pencitraan yang sedikit

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Penerapan Tema Pada Perancangan Untuk bioskop mini ini prioritas utama adalah ruang menonton dan area menunggu, baik dari segi ukuran maupun bentuk. Ruangan yang selapang

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi

Lebih terperinci

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, BAB.IV. KONSEP DESAIN IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, Refreshing, berarti tidak kaku, mampu memotivasi pengguna Relaxing, mampu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring 151 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Perkembangan jaman yang melaju dengan pesat, membuat sebuah kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring dengan itu, sebuah

Lebih terperinci

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merawat kesehatan gigi memang sangat penting. Dengan gigi yang baik juga dapat menambah kepercayaan diri orang tersebut saat menjalani aktifitas sehari-hari. Saat masih

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR IV.1. Konsep Perancangan Konsep Perancangan hotel resort merupakan kesimpulan dari analisis Perancangan hotel resort. Konsep Perancangan hotel resort di pantai Jakarta

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18.

DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Logo Badan Tenaga Nuklir Nasional... 20 Gambar 2.2. Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) BATAN... 23 Gambar 2.3. Site Plan Gedung PSTNT-BATAN...

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN 5.1 KONSEP 5.1.1 Ide Dasar Perancangan Konsep Desain merupakan salah satu proses dalam tahapan mendesain. Pada Gaya yang di angkat untuk penerapan desain playgroup ini adalah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user digilib.uns.ac.id 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Bali Style. Bali Style merupakan konsep yang sering digunakan pada bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Konsep pada Fitness Center, interior desain yang ditampilkan oleh Fitness Center ini bergaya Modern Retro. Tema perancangan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Konsep Dasar Perancangan BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam mendesain sebuah fasilitas kesehatan hewan peliharaan, faktor teknis adalah yang utama, dimana dalam keputusan penggunaan material yang mudah dirawat,

Lebih terperinci

5.2 Konsep Citra Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruang yang memberikan kesan menyegarkan, nyaman dan menonjolkan suasana alami namun teta

5.2 Konsep Citra Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruang yang memberikan kesan menyegarkan, nyaman dan menonjolkan suasana alami namun teta BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Penelusuran Konsep Berdasarkan Analisa Konsep perencanaan interior yang digunakan dalam perancangan ini adalah refresh yang berarti to give new freshness or brightness to;

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan juga tarian Swan Lake, maka tahap berikutnya adalah menerapkan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan juga tarian Swan Lake, maka tahap berikutnya adalah menerapkan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Setelah mendapatkan data yang mencukupi tentang sekolah ballet dan juga tarian, maka tahap berikutnya adalah menerapkan konsep guna menjawab permasalahan desain

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN 1 BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN Pengaplikasian wall treatment menggunakan bata exposed, lantai bermaterial concrete tanpa finishing Penerapan modul atau bentuk abstrak dan geometris pada furnitur dan partisi

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

BAB 4. Analisis dan Bahasan

BAB 4. Analisis dan Bahasan BAB 4 Analisis dan Bahasan 4.1 Konsep Perancangan Makanan kini tak lagi hanya menjadi sekedar pengisi perut. Masyarakat kini menyadari makanan dengan segi kultural yang varian telah menjadi lifestyle yang

Lebih terperinci

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO KONSEP MAKRO & KONSEP MAKRO Pemilihan langgam Post-modern di rasa lebih sesuai pengaplikasian nya pada konsep desain interior clubhouse eastcoast residence ini, ditambah dengan nuansa natural. Konsep ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan adalah sebuah ruang yang di dalamnya terdapat sumber informasi dan pengetahuan. Sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang berada di perpustakaan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Makro Indonesia merupakan Negara yang kaya keberagaman tradisi dan budaya. Salah satu daerah di Indonesia yang masih kental dengan budaya, kerajinan dan kesenian adalah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Zoning dan Grouping 1.1.1 Zoning Alternatif 1 (Gambar 4.1 Lantai 1 Alternatif Zoning 1) Publik Semi Privat Semi Privat Privat (Gambar 4.2 Lantai 2 Alternatif Zoning 1) Publik

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya pada perancangan Showroom Mabua Harley Davidson ini di desain dengan unik dan memberi kesan tempo dulu, berdasarkan analisa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA ZONIFIKASI Dasar pertimbngan Potensi site Kemungkinan pengelohan Tuntutan kegiatan UTILITAS Konsep utilitas pada kawasan perencanaan meliputi : 1. Terjadinya

Lebih terperinci

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DESAIN A. IDE GAGASAN PERANCANGAN Perencanaan dan perancangan Music Center ini merupakan proyek perancangan fasilitas komersial yang dapat menunjang kegemaran masyarakat terhadap band The

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

METODE DESAIN. 3.1 Metode Pengumpulan Data

METODE DESAIN. 3.1 Metode Pengumpulan Data METODE DESAIN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.2 Tahapan Pengumpulan Data METODE DESAIN Dalam tahap pengumpulan data dapat terbagi menjadi dua bagian, yaitu : data primer data kuisioner owner data sekunder

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( ) SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS Di susun oleh : ROMI RIZALI (0951010018) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan HEPOL BUILDING HANNINE RESTO Suasana khas Korea Budaya Korea Hanok Nyaman Tenang Gedung Perkantoran Bangunan dengan konsep modern Restoran Korea

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR 4.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diangkat untuk mendukung bangunan perpustakaan umum ini adalah Dinamis dan Ceria. Adapun yang melatar belakangi pemilihan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Sekolah Negeri Terpadu (SD-SMP) 46 BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN 5.1 Konsep Bentuk dan Massa Bangunan Perletakan massa pada tapak. Bangunan proyek sekolah ini memiliki dua Entrance, yaitu dari depan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Tema Interior Konsep desain pada perancangan fasilitas Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Fasilitas ini mengambil

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1 BAB V KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 5. 1. Dasar dan Tujuan Setelah melewati proses analisis, penulis mengambil tema refreshment atau penyegaran sebagai konsep desain yang akan diterapkan pada perancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Gaya dan Tema Perancangan Gaya dan tema dari perancangan interior Sekolah Lukis Ohayo ini mengarah pada gaya modern pop art. Pemilihan gaya modern pop art karena gaya

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH

BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH Sebelum mengidentifikasi permasalahan pada perpustakaan Pusat ITB, terleih dahulu harus dipelajari terlebih dahulu mengenai aktifitas yang terdapat pada perpustakaan. STUDI

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA 2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN PUSTAKA Penerangan dalam ruang kelas Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas penerangan yang harus dan layak disediakan didalam suatu ruangan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi dari penelitian yang berjudul Hubungan

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

hunian lama, BERNYAWA BARU Fotografer Lindung Soemarhadi

hunian lama, BERNYAWA BARU Fotografer Lindung Soemarhadi 1 2 hunian lama, BERNYAWA BARU Penulis Qisthi Jihan Fotografer Lindung Soemarhadi Di tengah maraknya pembangunan rumah modern, seperti cluster atau apartemen, pemilik rumah ini malah memutuskan untuk memilih

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR VI.I Konsep Dasar Permasalahan dalam dari perencanaan dan perancangan bangunana Taman Pintar ini adalah, bagaimana

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1. Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep Sumber : Analisa Pribadi 4.1.2 Tema Tema yang di gunakan dalam perancangan ini adalah bee (lebah).

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Galeri Seni Lukis Modern di Yogyakarta adalah

Lebih terperinci