BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Benny Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konsep Perancangan Kuliner khas Indonesia identik dengan kekayaan hasil sumber daya alam yang melimpah, salah satunya berasal dari laut. Hampir seluruh daerah di Indonesia memiliki makanan khas hasil olahan laut. Mayoritas masyarakat Indonesia yang hidup di pesisir bermata-pencaharian sebagai nelayan sehingga dapat dibilang berpola budaya pesisir. Hal ini dikarenakan Indonesia sebagai negara maritim, negara bahari dan negara kepulauan yang memiliki potensi besar dari sumber daya alam laut. Indonesia memiliki sejarah kuat dalam bidang maritim dilihat dari adanya kerajaan Sriwijaya yang pada masanya menguasai lautan di Nusantara. Indonesia memiliki banyak pelabuhan besar yang dahulu sempat menjadi pusat perdagangan internasional seperti Sunda Kelapa, Banten, dan Malaka. Pada masa itu, Indonesia sangat berperan penting dalam perdagangan dunia karena letaknya yang strategis sehingga terjadi akulturasi kebudayaan, khususnya dalam bidang seni budaya kuliner yang sangat mempengaruhi pada perkembangan kuliner di Indonesia saat ini. Masakan khas Indonesia memiliki ciri khas pada cita rasa yang beragam yang dipengaruhi oleh rempah-rempah. Rempah-rempah tidak hanya berasal dari kebudayaan lokal Indonesia, namun adapula hasil dari pertukaran budaya dengan Arab, Cina, Timur Tengah dan Eropa yang menghasilkan berbagai jenis rempah-rempah. Perdagangan maritim sepanjang Jalur Rempah menjadi menonjol selama Abad Pertengahan. Sejarah penyebaran rempah-rempah di Indonesia tidak terlepas dari jalur perdagangan maritim sebagai jaringan logistik yang diidentifikasi sebagai rangkaian jalur dan perhentian yang digunakan untuk angkutan kargo komersial dari Sabang sampai Merauke. Sebuah jalur perdagangan laut mencakup jalan arteri jarak jauh, memungkinkan barang untuk dapat menjangkau pasar yang jauh, yang selanjutnya dapat terhubung ke jaringan rute transportasi komersial dan non-komersial yang lebih kecil. 181
2 182 Oleh karena itu, konsep yang diangkat bertemakan Seaborne Historical Journey yang menceritakan perjalanan pelayaran bersejarah dalam kegiatan maritim Nusantara. Dalam konteks penyebaran rempah-rempah di Kepulauan Nusantara dengan menggunakan sebuah sarana kapal layar tradisional Nusantara yang legendaris. Dalam konsep ini, memperlihatkan suasana pada masa kejayaan bahari Indonesia dalam Jalur perdagangan rempah dimana Pulau Sumatera dan Pulau Jawa merupakan pusat dari penyebaran rempah-rempah sebagai bagian dari perkembangan seni dan budaya khas Indonesia, khususnya dalam kuliner khas Nusantara. Kemudian, sampai pada Kepulauan lainnya seperti Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua yang memang sudah memiliki tradisi seni dan kebudayaan lokal yang khas dan juga turun temurun, khususnya dari segi bahan baku makanan dan tata cara pengolahannya yang masih sederhana. Namun, tidak dipungkiri terjadi akulturasi kebudayaan dimana seni dan kebudayaan kuliner sudah ikut membaur, serta menjadi kuliner khas masing-masing daerah yang dikenal sekarang ini dengan beragam kekayaan dan keunikan yang ada. Berikut mind map yang mendasari dalam pemikiran dan pengembangan konsep perancangan interior ini.
3 183 Bagan 4.1. Concept Mapping Gambar 4.1. Seaborne Historical Journey 4.2. Citra Ruang Susunan unsur-unsur ruang memiliki hubungan dengan orang-orang yang berinteraksi di dalamnya sehingga terbentuknya citra ruang. Interaksi antara individu dengan ruang dan lingkungannya merupakan masalah psikologis. Suasana ruang memberikan stimulasi tertentu terhadap manusia, seperti motivasi dan pola tingkah laku kegiatan manusia tersebut. Kegiatan manusia itu sendiri juga sangat mempengaruhi suasana ruang, sehingga karakteristik antara keduanya mengalami hubungan timbal balik dimana mampu membentuk sebuah citra ruang. Suatu konsep perancangan yang berhubungan dengan kuliner didasarkan pada pentingnya menampilkan suatu citra atau penampilan visual ruang yang mampu menguatkan persepsi pengunjung bahwa dapat terciptanya suasana yang mengundang, kasual (nyaman), inspiratif, dan juga menambah kenikmatan. Pengunjung tidak hanya dapat merasakan kenikmatan kuliner khas Nusantara dari rasa, aroma, tampilan dan bentuk, namun juga dapat merasakan sisi edukatif terhadap nilai historis kuliner khas Indonesia melalui konsep tematik bahari
4 184 yang diusung. Pengunjung dapat merasakan pengalaman atau perjalanan maritim yang bersejarah melalui konsep pencitraan yang experiential dan dramatic, serta dikemas dalam bentuk yang fun dan atraktif agar pengunjung tidak mudah bosan, serta dapat menciptakan suasana interaktif sekaligus rekreatif. Gambar 4.2. Citra Ruang 4.3. Konsep Gaya Desain bergaya kontemporer menjadi salah satu desain yang paling menarik dan diminati saat ini. Pengertian dari kontemporer sebenarnya adalah sesuatu karya yang hadir pada masa sekarang dan selalu dapat diterima dari waktu ke waktu. Dekorasi kontemporer mencerminkan kesan sempurna, bersih, rapi, hangat dan tidak kaku atau keras. Gaya dekorasi interior kontemporer menggabungkan sejumlah kecil bahan ke dalam satu desain sederhana namun elegan. Meskipun itu, biasanya mengintegrasikan beberapa ornamen sebagai dekorasi. Desain kontemporer bersifat fleksibel karena dapat dikombinasikan dengan berbagai gaya desain seperti misalnya industrial, vintage, Scandinavian dan sebagainya. Pada perancangan public space yang berhubungan dengan kuliner ini, penggunaan gaya kontemporer dengan sedikit sentuhan vintage suasana kejayaan bahari Nusantara di masa lalu sangat sesuai karena dekorasi
5 185 yang tidak terlalu ramai dapat menonjolkan kualitas produk kuliner yang ditawarkan dengan sedikit sentuhan elemen bergaya vintage masa kini yang berhubungan dengan kemaritiman Nusantara Konsep Warna Konsep warna yang digunakan merupakan warna simbolik dari kehidupan maritim yang berasal dari warna biru sebagai identitas dari warna perairan/ laut, warna coklat dari warna kapal dan juga variasi warna coklat, oranye dan merah sebagai hasil dari warna dominan rempah-rempah Nusantara. Karakter warna biru mencerminkan suasana yang tenang, segar, sejuk, stabil dan juga dapat meningkatkan kepercayaan diri, sementara warna coklat memiliki karakter yang hangat, sederhana, ramah (earthy), netral dan juga dapat meningkatkan produktivitas. Variasi warna rempah diterapkan sebagai warna aksen pada perancangan agar tidak menciptakan suasana ruang yang terkesan membosankan. Gambar 4.3. Mood Theme dan Color Scheme 4.5. Konsep Bentuk Konsep bentuk pada perancangan secara simbolik mengambil esensi dari bentuk layar dan kapal Pinisi sebagai bagian penting dari jalur penyebaran rempah di Nusantara dengan bentuk geometris, garis lengkung dan unsur simetris dalam menjaga keseimbangan. Adapula nilai filosofis yang diambil dari bentuk dan jumlah layar kapal dalam mencirikan sebuah karakter kearifan lokal.
6 186 Pinisi adalah kapal layar tradisional khas Indonesia yang berasal dari suku Bugis dan suku Makassar di Sulawesi Selatan. Kapal ini umumnya memiliki dua (2) tiang layar utama dan tujuh (7) buah layar dengan jenis layar sekunar, yaitu tiga di ujung depan, dua di depan dan dua di belakang yang mempunyai makna bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengarungi tujuh samudera besar di dunia. Kapal ini umumnya digunakan untuk pengangkutan barang dan bahan baku makanan antar pulau di Nusantara. Orang Bugis dan Mandar yang berasal dari Sulawesi Selatan adalah pembuat kapal sekaligus pelayar yang handal. Kapal-kapal Pinisi ini telah membawa orang Bugis berlayar di kepulauan Nusantara hingga Jawa, Kalimantan, Sumatera, Papua dan Kepulauan Nusa Tenggara. Kapal kayu Pinisi telah digunakan di Indonesia sejak beberapa abad yang lalu, diperkirakan kapal Pinisi sudah ada sebelum tahun Dalam sejarah, para pelaut Sulawesi dengan kapal pinisinya tercatat telah mencapai Pulau Madagaskar di Afrika. Gelombang pertama terjadi pada abad ke-2 dan 4, gelombang kedua datang pada abad ke-10 dan gelombang terakhir pada abad ke-17 (masa pemerintahan Sriwijaya). Saat ini, kapal Pinisi dengan tujuh layarnya yang terkembang masih berperan penting sebagai angkutan tradisional dalam perdagangan antar pulau, ekspedisi Nusantara hingga Kanada, Australia, Jepang dan Madagaskar. Gambar 4.4. Penerapan Bentuk Pada Interior Adanya penggunaan simbol atau corak sebagai elemen dekoratif berasal dari motif ragam hias yang khas mewakili setiap provinsi di Nusantara dan juga dalam membedakan kategori Indonesia bagian Barat, Tengah dan Timur.
7 Konsep Material Lantai, Dinding dan Ceiling Penggunaan material pada elemen interior One-stop wisata kuliner disesuaikan dengan konsep tematik dimana banyak memperlihatkan unsur dan tekstur material asli (exposed material), dikombinasikan dengan penerapan teknologi material yang bersifat ramah lingkungan (eco-friendly) seperti mudah dalam perawatan (easy-maintenance), memiliki daya tahan yang lama (durable), tidak menimbulkan banyak waste dan polusi. Banyak unsur kayu dan material alam yang digunakan, namun dengan penerapan teknologi ramah lingkungan yang canggih sekarang ini, material tersebut dapat disubstitusi dengan alternatif lain yang lebih easy-maintenance, seperti misalnya HT wood plank dengan tekstur menyerupai kayu alami dan juga concrete menyerupai tekstur kayu sebagai pengganti material kayu solid. Gambar 4.5. Referensi Gambar Material Adapula unsur-unsur seperti logam, besi yang bersifat rustic dan elemen dekoratif lainnya seperti barrel, crates, ship wheel, jangkar, tali tambang, rantai besi dan lainnya sebagai penunjang elemen desain. Bahan dari dekorasi kontemporer adalah kombinasi dari bahan logam, cat polos dan lainnya. Bahanbahan logam tersebut memang sedikit lebih mahal daripada bahan logam lainnya seperti kuningan atau perak. Namun, keuntungannya yaitu kecanggihan, kerapian dan perawatan yang mudah. Biasanya digunakan dalam peralatan dapur.
8 188 Model furnitur yang digunakan disesuaikan dengan desain tematik yang bergaya vintage contemporer yang terlihat bersih dengan lekukan lembut. Dibalut dengan kayu atau logam menjadi satu kesatuan yang sempurna. Desain kayu furnitur lebih ringan dan dengan sedikit sentuhan aksen atau detail Konsep Pencahayaan Pencahayaan berperan sangat penting dalam konsep perancangan yang berhubungan dengan kuliner ini. Lampu-lampu memberikan lebih banyak kesempatan untuk menonjolkan suatu media. Selain itu, lampu dapat digunakan untuk menyorot titik fokus ruangan yang akan dijadikan focal point. Spotlight menjadi salah satu yang paling umum digunakan dalam dekorasi kontemporer karena memberikan suasana atau atmosfir tertentu. Kombinasi warna cahaya untuk dekorasi vintage contemporer harus harmonis. Konsep perencanaan pada pencahayaan secara umum bersifat ecofriendly dengan memanfaatkan pencahayaan alami dikarenakan lokasi dan bentuk dari existing bangunan yang memiliki banyak bukaan. Adapun sumber pencahayaan buatan yang mendukung konsep pencahayaan yang hemat energi, seperti LED dan fluorescent juga digunakan. Selain itu, permainan cahaya dan penempatan yang tepat juga dapat menambah kesan ruang untuk menjadi lebih menarik dan membangun citra ruang yang ada, seperti misalnya penempatan hidden light, spotlight atau up-light sebagai aksen dekoratif. Adapun pencahayaan yang berasal dari pantulan benda atau permukaan yang bersinar, serta penggunaan teknologi water effect projector sebagai bagian dari penambah nilai estetika ruang. Perencanaan penerangan disesuaikan dengan kebutuhan dan aktifitas di dalam area One-stop wisata kuliner, seperti misalnya pembedaan perencanaan pencahayaan pada area pengolahan makanan dengan area display ataupun area makan. Pada area pengolahan, pencucian dan penyimpanan dibutuhkan pencahayaan khusus (task lighting ataupun general lighting) dengan sumber cahaya langsung yang tersebar merata. Sedangkan untuk area makan dapat menggunakan tipe accent lighting sebagai penambah atmosfir ruang atau nilai estetika. Tipe pencahayaan buatan yang digunakan terbagi menjadi
9 189 general lighting accent lighting task lighting decorative lighting kinetic lighting. Teknik penerangan yang digunakan dapat berupa penerangan langsung dan penerangan tidak langsung. Dan jenis penerangan ruang yang digunakan adalah penerangan ke bawah (downlight), penerangan ke atas (uplight), penerangan dari depan, penerangan dari belakang (hidden light) dan wall washer. Selain itu, sebagai pendukung konsep yang hemat energi direncanakan dengan penggunaan dimmer pada area tertentu. Gambar 4.6. Referensi Gambar Penerapan Pencahayaan 4.8. Konsep Penghawaan Konsep penghawaan pada tempat komersial bidang jasa boga ini menggunakan dua jenis penghawaan yaitu penghawaan alami dan penghawaan buatan. Penghawaan alami dapat dimaksimalkan dengan memanfaatkan bukaan dan ventilasi bangunan, serta vegetasi pada area yang tepat agar dapat mendukung penghematan energi. Penghawaan buatan dibutuhkan untuk menyesuaikan kondisi suhu dalam ruangan dikarenakan kondisi iklim yang tidak selalu sama. Kondisi iklim dapat berdampak pada kenyamanan beraktifitas penghuni di dalamnya. Pada gedung dengan 3 lantai ini, penghawaan buatan yang digunakan berupa tipe AC central, yang didistribusikan merata di setiap area tertentu sesuai dengan fungsinya dengan masing-masing pengaturan
10 190 suhunya. Ruang pengolahan makanan (dapur) dan pembuangan limbah atau sampah menggunakan sistem exhaust hood yang menghisap bau asap, uap, udara kotor dan bau yang tidak sedap Konsep Keamanan dan Signage Sistem keamanan dan keselamatan yang diterapkan pada One-stop wisata kuliner yaitu : 1) Sistem pemadam kebakaran (fire hydrant dan sprinkler) 2) Alat pendetektor asap 3) Penempatan jalur evakuasi dan pintu darurat yang menggunakan petunjuk arah berupa signage 4) Penempatan CCTV Signage memiliki peran penting dalam alur sirkulasi, sistem keamanan dan keselamatan, khususnya pada kondisi darurat dan termasuk di dalamnya prosedur kebersihan. Dalam kondisi darurat, penandaan harus mudah dimengerti dan ditempatkan di daerah yang mudah dilihat. Contohnya adalah penandaan jalan keluar gedung, emergency exit, posisi toilet. Pemilihan signage disesuaikan dengan konsep ruang dari ukuran, warna, huruf, posisi simbol atau logo, posisi anak panah dan lainnya. Signage yang digunakan sebaiknya memperhatikan kenyamanan pengunjung agar dapat melihat sebuah penanda dengan jelas dan tampak dari kejauhan. Jenis interior signage yang digunakan pada One-stop wisata kuliner khas Indonesia ini yaitu : 1) Classification signage Pada One-stop wisata kuliner terdapat beberapa stall dengan karakter masing-masing yang membutuhkan identifikasi yang jelas sehingga tidak membingungkan pengunjung. Perancangan dapat berupa berbagai macam bahasa internasional seiring dengan segmentasi pasar wisatawan asing.
11 191 Gambar 4.7. Classification Signage 2) Directorial signage Penandaan direktori ruangan atau area yang ada di dalam gedung. Biasanya disertai dengan anak panah agar memudahkan pembaca dalam menemukan posisi ruangan yang dituju. Petunjuk arah juga dapat berupa peta. Gambar 4.8. Directorial Signage 3) Information signage Information signage termasuk di dalamnya berupa information display pada counter, panel sign, wall sign, interactive sign dan sebagainya. Gambar 4.9. Information Signage
BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
189 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Penentuan konsep perancangan interior didasarkan atas analisa dan pertimbangan beberapa faktor yang telah dibahas pada bab 2 yaitu tinjauan museum
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. TUJUAN PERANCANGAN Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan sebuah fasilitas kesehatan berupa hunian bagi kaum lansia agar dapat terlihat lebih nyaman
Lebih terperinciKONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.
BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Zoning dan Grouping Terpilih Gambar 4.1 Zoning terpilih Analisa: Zona semi publik mendapat akses masuk pintu utama Zona semi publik berdekatan dengan zona semi privat
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring
151 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Perkembangan jaman yang melaju dengan pesat, membuat sebuah kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring dengan itu, sebuah
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Didalam sebuah perancangan interior, fasilitas sangat menunjang dalam aktifitas yang dilakukan di dalamnya. Fasilitas merupakan hal penting dalam mendesain
Lebih terperinciPenjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai
BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,
Lebih terperinciGambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)
101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama
Lebih terperinciBAB 4. Analisis dan Bahasan
BAB 4 Analisis dan Bahasan 4.1 Konsep Perancangan Makanan kini tak lagi hanya menjadi sekedar pengisi perut. Masyarakat kini menyadari makanan dengan segi kultural yang varian telah menjadi lifestyle yang
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya pada perancangan Showroom Mabua Harley Davidson ini di desain dengan unik dan memberi kesan tempo dulu, berdasarkan analisa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user
digilib.uns.ac.id 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Bali Style. Bali Style merupakan konsep yang sering digunakan pada bangunan
Lebih terperinciBab IV. Konsep Perancangan
Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak
Lebih terperinciTEoRI DAN DeSAIN TERPILIH
TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH ARFIEL ZAQTA SURYA 13-57 Teori dan konsep interior desain merupakan sebuah gagasan atau dasar pemikiran desainer di dalam memecahkan permasalahn atau problem desain. Konsep desain
Lebih terperinciGambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1
BAB V KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 5. 1. Dasar dan Tujuan Setelah melewati proses analisis, penulis mengambil tema refreshment atau penyegaran sebagai konsep desain yang akan diterapkan pada perancangan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Konsep pada Fitness Center, interior desain yang ditampilkan oleh Fitness Center ini bergaya Modern Retro. Tema perancangan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah
Lebih terperinciGambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de
BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna
Lebih terperinciBAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan
BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik 4.1 Tema Tema yang diambil dalam perancangan Museum Mobil Klasik ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan Industrial. Vintage
Lebih terperinciStudi aktifitas dan kebutuhan ruang
Studi aktifitas dan kebutuhan ruang No Pemakai Aktifitas Kebutuhan Ruang Fasilitas Dimensi Perawatan rambut 1.Mencuci rambut sebeum meakukan perawatan untuk rambut 2.Perawatan rambut (cutting/creambath/hairspal/
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Interior Gambar 4.1 Mind Map Sumber: Penulis Konsep perancangan interior pada museum ini ingin mengubah sebuah museum yang memiliki pencitraan yang sedikit
Lebih terperinciKonsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic
BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.
Lebih terperinciBAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,
BAB.IV. KONSEP DESAIN IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, Refreshing, berarti tidak kaku, mampu memotivasi pengguna Relaxing, mampu
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan
73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP PERANCANGAN
BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Tema Interior Konsep desain pada perancangan fasilitas Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Fasilitas ini mengambil
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona
Lebih terperinciBab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN
Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1. Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep Sumber : Analisa Pribadi 4.1.2 Tema Tema yang di gunakan dalam perancangan ini adalah bee (lebah).
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Zoning dan Grouping 1.1.1 Zoning Alternatif 1 (Gambar 4.1 Lantai 1 Alternatif Zoning 1) Publik Semi Privat Semi Privat Privat (Gambar 4.2 Lantai 2 Alternatif Zoning 1) Publik
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum
Lebih terperinciBAB V KONSEP. 30
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Desain Proyek museum yang akan dibuat ini, dikategorikan kedalam Entertainment Museum. Yang dimaksudkan dengan Entertainment Museum dalam proyek ini adalah sebuah museum yang memberikan
Lebih terperinciKLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin
01 02 KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin Good design is good business. Inilah yang terwujud pada desain klinik yang berhasil mengakomodasi kegiatan konsultasi dokter
Lebih terperinciBAB 4 HASIL & PEMBAHASAN
1 BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN Pengaplikasian wall treatment menggunakan bata exposed, lantai bermaterial concrete tanpa finishing Penerapan modul atau bentuk abstrak dan geometris pada furnitur dan partisi
Lebih terperinciKONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III
BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL. di kota Bandung mulai dari pemerintahan pusat daerah, pendidikan,
BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL 4.1. Fungsi Perancangan Perkembangan kota Bandung yang sangat pesat karena mudahnya sarana transportasi baik darat maupun udara yang dapat ditempuh menuju kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tapestri adalah suatu karya pertenunan dari benang yang berwarna dan tidak berwarna yang biasanya difungsikan untuk bahan penutup lantai,
Lebih terperinciBAB IV. KONSEP PERANCANGAN
BAB IV. KONSEP PERANCANGAN IV. 1 Konsep Citra Pada Ayu Balinese Beauty & Spa ini memilih untuk memberikan kesan citra seperti pada tabel dibawah ini. Bagan 4. 1 Konsep Citra IV. 2 Latar Belakang Pemilihan
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG
BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG 3.1 Tema Dan Gaya a. Tema Tema yang akan diterapkan pada Museum Bank Indonesia ini adalah Menemani Perjalanan Panjang Bank Indonesia.
Lebih terperinciA. IDE GAGASAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP DESAIN A. IDE GAGASAN PERANCANGAN Perencanaan dan perancangan Music Center ini merupakan proyek perancangan fasilitas komersial yang dapat menunjang kegemaran masyarakat terhadap band The
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI
PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI KARYA DESAIN Oleh Debby Tiara Nauli Siregar 1211874023 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah kekayaan warisan yang harus tetap dijaga, dan dilestarikan dengan tujuan agar kebudayaan tersebut bisa bertahan terus menerus mengikuti perkembangan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Kerangka Konsep Aktif Fashionable Berjiwa Muda Semangat Produktif Mapan Dewasa Merah Muda Organis Biru & Hijau Karakteristik Warna Bentuk Warna Wanita Urban Refresh TEA SPA
Lebih terperinci1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba.
ika penerimanya adalah manusia atau orang, bukan mikrophone untuk perekaman misalnya, maka karakteristik medan suara yang diterima itu dapat dinyatakan dengan 4 parameter utama yaitu : KONSEP DASAR AKUSTIK
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Zoning & Grouping Terpilih BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Zoning Gambar 4.1 Zoning lt. 1 Gambar 4.2 Zoning lt. 2 Gambar 4.3 Zoning lt. 3 Gambar 4.4 Zoning lt. 4 B. Grouping Gambar 4.5 Grouping lt. 1
Lebih terperinciPERANCANGAN RUANG DALAM
UNIVERSITAS UDAYANA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERANCANGAN RUANG DALAM Ulasan Teori dan Konsep Perancangan Ruang Dalam Metode Studi Literatur Mahasiswa; ARFIEL ZAQTA SURYA 131925105 Teori dan konsep
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM SENJATA API RUSIA
BAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM SENJATA API RUSIA III.1. Konsep dan Tema Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini adalah Solid & Sturdy yang diterapkan untuk mendeskripsikan sesuatu yang solid
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR IV.1. Konsep Perancangan Konsep Perancangan hotel resort merupakan kesimpulan dari analisis Perancangan hotel resort. Konsep Perancangan hotel resort di pantai Jakarta
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan HEPOL BUILDING HANNINE RESTO Suasana khas Korea Budaya Korea Hanok Nyaman Tenang Gedung Perkantoran Bangunan dengan konsep modern Restoran Korea
Lebih terperinciDramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.
APARTEMEN LU: 60 m² Dramatic Lighting Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini. TEKS FRANSISCA WUNGU PRASASTI FOTO ADELINE KRISANTI PROPERTI SUMARTONO TAN
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Desain Jakarta sebagai ibu kota negara merupakan kota tersibuk di Indonesia, banyak sekali kejadian-kejadian yang dapat membuat orang menjadi stress seperti, kemacetan,
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman
V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif
Lebih terperinciMATA DIAFRAGMA VISUALISASI DENAH DENAH STUDIO
DENAH merupakan bagian yang paling sensitif dari sebuah bangunan karena sangat berpengaruh terhadap sirkulasi didalamnya, yang bersinggungan langsung dengan tata telat furnitur dan desain interior, pemilihan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
123 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan Pusat Rehabilitasi Narkoba didasarkan pada pentingnya memberikan sebuah kenyamanan bagi pasien/residen supaya dapat mempercepat
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN IV. 1 ZONING DAN GROUPING Gambar 4.1Zoning lantai 1 ANALISIS ZONING Peletakkan area semi private terjaga privasinya dan tidak mengganggu pengunjung yang datang. Area Private
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Galeri Seni Lukis Modern di Yogyakarta adalah
Lebih terperinciMAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan
MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan
Lebih terperinciKONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU
BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR
BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan Konsep dan Tema perancangan interior Terminal 1 area Check-in dan area Komersial Bandar Udara Soekarno-Hatta mempunyai Tema Beautiful of Indonesia,
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN
BAB III STRATEGI PERANCANGAN 3.1 Tema dan Konsep Perancangan Memahami apa yang terkandung dalam sebuah batik sungguh sangat menarik jika kita memandangnya tidak sederhana hanya sebagai sebuah kain yang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1.Konsep Dasar Konsep dasar pada bangunan baru ini adalah dengan pendekatan arsitektur kontekstual, dimana desain perancangannya tidak lepas dari bangunan eksisting yang ada.
Lebih terperinciKONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center
KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
49 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perencanaan Gambar 4.1 Mind Mapping Konsep Terminal 3 (Sumber : Dokumentasi Penulis) Konsep perencanaan pada interior Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta salah satunya
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Kesimpulan rancangan proyek perencenaan interior Harley Davidson Center
BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari rancangan proyek perencanaan interior Harley Davidson Center Jawa Barat adalah, permasalahan yang terdapat di dalam proyek, yaitu perbedaan yang terdapat
Lebih terperinciBAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan
Lebih terperinciHouse Of Sampoerna. Nama Objek : Museum House Of Sampoerna. Lokasi : Jalan Taman Sampoerna 6,Surabaya. Kepemilikan : Sampoerna
House Of Sampoerna Nama Objek : Museum House Of Sampoerna Lokasi : Jalan Taman Sampoerna 6,Surabaya Kepemilikan : Sampoerna Filosofi logo: Bentuk logo berawal dari kepercayaan pemilik pbahwa angka 9 dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di zaman yang serba bergerak cepat ini, manusia dituntut selalu aktif dan produktif untuk memenuhi tuntutan hidup. Kehidupan yang serba sibuk dengan rutinitas pekerjaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 13.466 pulau 1, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku
Lebih terperinciDesain Interior SMP Negeri untuk membentuk Karakter Disiplin Siswa
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 412 Desain Interior SMP Negeri untuk membentuk Karakter Disiplin Siswa Rofi atul Ilmia, Aria Weny Anggraita Departemen Desain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan suku Sasak yang beragam dan menjadi ciri khas tersendiri bagi suku Sasak tersebut. Suku Sasak yang memiliki kebudayaan, adat isitiadat bahkan struktur ruang,
Lebih terperinciDesain Interior Kantor PT. Insastama dengan Konsep Industrial Modern
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) F-17 Desain Interior Kantor PT. Insastama dengan Konsep Industrial Modern Nikita Bunga Pratiwi, Budiono, dan Mahendra Wardhana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Perencanaan interior merupakan proses kreatif menciptakan elemen elemen pembentuk ruang, pengisi ruang dan perlengkapan lain agar mempunyai fungsi bagi kegiatan manusia
Lebih terperinciNatural Friendly Neoclassical Style. Architecture
Architecture Natural Friendly Neoclassical Style Teks: Widya Prawira Foto: BambangPurwanto Desain rumah yang everlasting dengan mengoptimalkan potensi lingkungan, menjadikan rumah ini bersahabat dengan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Berdasarkan analisa yang telah dibahas pada BAB III, maka citra ruang yang akan diangkat pada Japan Foundation ini adalah citra yang dapat / mampu menopang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis.
BAB IV ANALISA DESAIN A. ANALISA EKSISTING 1. Asumsi Lokasi Dasar pertimbangan penentuan siteplan Museum Film Horor mengambil lokasi di daerah Jakarta Pusat lebih tepatnya di JL. Cikini Raya (kawasan TIM).
Lebih terperinciKONSEP TUGAS AKHIR REDESAIN RESTORAN ITALIA PRONTO DENGAN KONSEP ITALIA KONTEMPORER
KONSEP TUGAS AKHIR REDESAIN RESTORAN ITALIA PRONTO DENGAN KONSEP ITALIA KONTEMPORER Deloni Hanis Mareta 3408.100.082 Koor. Tugas Akhir: Anggri Indraprasti, S. Sn, M. Sn Dosen Pembimbing: Ir. Prasetyo Wahyudie,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Zoning dan Grouping 4.1.1 Analisa Zoning Zoning 1 Gambar 4.1. Zoning 1 Zona private memiliki view langsung melihat keluar. Tetapi terletak jauh dari zona public,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
137 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Konsep perencanaan dan perancangan Museum didasarkan pada pentingnya menampilkan suatu citra atau image khusus, yang melalui suatu penampilan visual
Lebih terperincicross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta
BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR BASKETBALL COMMUNITY CENTER 5.1 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1.1 KONSEP DASAR Pengertian olahraga adalah gerak tubuh untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Olahraga
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai identitas Kota Bandung ini adalah dengan merancang identitas yang dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia
Lebih terperinciELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi
AUDITORIUM BENTUK WARNA MATERIAL Menggunakan sistem dinding panel berporiyang terdiri dari dua konfigurasi : 1. Konfigurasi penyerap (pori terbuka) 2. Konfigurasi pemantul (pori tertutup) Dan dapat di
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan Konsep yang didesain perancang dengan mengandalkan imajinasi tentang ruangan yang akan digunakan di masa depan, biasanya material menggunakan bahan
Lebih terperincidan perancangan Pasar Seni di Muntilan adalah bagaimana wujud rancangan sebagai tempat pemasaran dan wisata berdasarkan kontinuitas antar ruang
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Berdasarkan tinjauan dan proses analisis, permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Pasar Seni di Muntilan adalah bagaimana wujud
Lebih terperinciMUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1) PADA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Astronomi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan murni yang melibatkan pengamatan dan penjelasan tentang kejadian yang terjadi di luar bumi dan atmosfernya.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Makro Indonesia merupakan Negara yang kaya keberagaman tradisi dan budaya. Salah satu daerah di Indonesia yang masih kental dengan budaya, kerajinan dan kesenian adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan
Lebih terperinciMereka pun sering mewakili Indonesia sebagai duta negara ke mancanegara untuk memamerkan karya dan keahlian seni pahat mereka. 1 Dalam membuat suatu M
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Asmat adalah suku terbesar di Irian Jaya yang terkenal dengan seni pahatan kayunya. Uniknya, ketika mereka membuat ukiran tersebut, mereka tidak membuat sketsa
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari
Lebih terperinciAsrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA
BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA 3.1 Tema dan Penggayaan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia merupakan sebuah sarana yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi yang berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang peran penting
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2013/2014 Oleh Dhyarga Oktavian
Lebih terperinciDesain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) F-193 Desain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo
Lebih terperinci