Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur an Pada Siswa Kelas VII SMP Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Tahun Pelajaran 2012/2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur an Pada Siswa Kelas VII SMP Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Tahun Pelajaran 2012/2013"

Transkripsi

1 Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur an Pada Siswa Kelas VII SMP Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Tahun Pelajaran 2012/2013 Supardi Ilfiana Abstrak: Menghafal Al-Qur an bukanlah sesuatu yang mudah tetapi bukan pula suatu hal yang tidak mungkin, sebab pada zaman Nabi telah banyak orang yang menghafal Al-Qur an. Di sekolah-sekolah formal, mengenalkan al-qur an pada anak didik, mengajarinya membaca, dan menghafal menjadi tanggung jawab guru. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi tugasnya sebagai seorang guru dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk menghafal, maka guru tentunya harus melakukan berbagai upaya atau usaha sebab keberhasilan seorang peserta didik dalam menghafal tergantung dari usaha-usaha yang dilakukan guru. SMP Islam Terpadu Abu Hurairah mempunyai program tahfiz yang dijadikan sebagai program unggulan yang mencetak para hafidz dan hafidzah yang dibimbing langsung oleh guru-guru tahfiz yang memiliki kompetensi dalam menghafal Al- Qur an tentunya dengan berbagai metode dan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hafalan tersebut. Tulisan ini mengupas tiga hal, yaitu: a) bagaimanakah upaya guru dalam meningkatkan kemampuan siswa menghafal Al-Qur an? b) apa saja problematika yang dihadapi guru dalam meningkatkan kemampuan siswa menghafal Al-Qur an? dan c) apa saja solusi yang dilakukan guru untuk mengatasi problematika siswa dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur an? Kata Kunci: kemampuan mengahafal al-qur an, tahfiz, talaqqi, takrir, muraja ah. Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram. Penulis adalah alumni Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram. 47

2 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 P endidikan merupakan bagian terpenting dalam menunjang perkembangan dan kemajuan sebuah bangsa. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang disediakan dalam suatu bangsa, maka semakin tinggi juga kualitas sumber daya manusia pada suatu bangsa, begitu juga sebaliknya jika tingkat pendidikan di suatu bangsa itu rendah, maka tingkat kualitas bangsa itupun akan menjadi menurun. Oleh karena itu, pendidikan adalah salah satu wadah untuk menciptakan manusia yang memiliki budi pekerti yang luhur, untuk menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Allah SWT dan membentuk manusia yang cerdas. Upaya untuk mewujudkan tujuan dari pelaksanaan pendidikan diperlukan sebuah keahlian khusus dari orang-orang yang sudah memiliki kompetensi yang tinggi pada bidangnya. Dalam dunia pendidikan orang yang memiliki kompetensi dan bertanggung jawab di dunia pendidikan adalah pendidik atau guru. Guru adalah seorang yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan secara sadar terhadap perkembangan kepribadian dan kemampuan peserta didik, baik itu dari aspek jasmani maupun rohaninya agar ia mampu hidup mandiri dan dapat memenuhi tugasnya sebagai makhluk Allah, sebagai individu dan sebagai makhluk sosial (Ramayulis, 2008:50). Oleh karena itu, guru menjadi komponen terpenting dalam sistem pendidikan sekaligus yang memegang tanggung jawab penuh dalam pelaksanaan pendidikan atas keberhasilan peserta didiknya sehingga keberhasilan peserta didik sangat ditentukan oleh guru. Sesuai dengan hal tersebut, maka guru sangat dibutuhkan karena guru adalah sosok manusia mulia yang dari tangan dan jerih payah guru, kelak anak didik tersebut akan tumbuh menjadi manusia yang baik yang berguna bagi dirinya, keluarga, agama, dan orang lain. sehigga guru harus benar-benar memperhatikan perkembangan peserta didiknya, baik itu perkembangan kognitif, 48

3 apektif, dan psikomotoriknya sebab guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar terlebih lagi jika seorang guru diberikan tugas dan tanggung jawab mengajar peserta didik untuk menghafal Al-Qur an. Menghafal Al-Qur an adalah proses mengulang sesuatu, baik dengan membaca atau mendengar karena pekerjaan apapun jika sering diulang pasti menjadi hafal (Abdul Rauf, 2004:49). Namun menghafal Al-Qur an bukanlah sesuatu yang mudah tetapi bukan pula suatu hal yang tidak mungkin, sebab pada zaman Nabi telah banyak orang yang menghafal Al-Qur an. Buku-buku sejarah telah menerangkan dengan jelas bahwa para sahabat belomba-lomba dalam menghafal Al-Qur an, bahkan mereka memerintahkan anak-anak juga istri-istri mereka untuk menghafal Al-Qur an (Hafidz, 2000:16). Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi tugasnya sebagai seorang guru dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk menghafal, maka guru tentunya harus melakukan berbagai upaya atau usaha sebab keberhasilan seorang peserta didik dalam menghafal tergantung dari usahausaha yang dilakukan guru. Berdasarkan upaya atau usaha-usaha tersebut, maka dari observasi yang telah dilakukan, SMP Islam Terpadu Abu Hurairah mempunyai program tahfiz Al-Qur an atau menghafal Al-Qur an bagi peserta didiknya dengan target yang ditentukan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang bersangkutan, bahwa bagi siswa SMP ditargetkan untuk menghafal Al-Qur an dengan hafalan Al-Qur an 5 (lima) juz, pada umumnya SMP merupakan sekolah umum yang tidak lazim ada program tahfiznya akan tetapi di SMP Islam Terpadu Abu Hurairah memiliki program tahfiz yang dijadikan sebagai program unggulan bahkan sampai meghasilkan para hafidz dan hafidzah yang melebihi target dari yang sudah ditentukan guru. Mengingat bahwa betapa pentingnya akan usaha guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur an bagi peserta didiknya sehingga dalam 49

4 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 menghafal Al-Qur an peserta didik SMP Islam Terpadu Abu Hurairah dibimbing dan diajarkan langsung oleh guru-guru tahfiz yang memiliki kompetensi dalam menghafal Al-Qur an yang tentunya diiringi dengan berbagai upaya atau usaha yang dilakukan guru untuk dapat meningkatkannya (Observasi, 2 November 2012). Tulisan ini mengupas tiga hal, yaitu: a) bagaimanakah upaya guru dalam meningkatkan kemampuan siswa menghafal Al-Qur an?; b) apa saja problematika yang dihadapi guru dalam meningkatkan kemampuan siswa menghafal Al-Qur an?; dan c) apa saja solusi yang dilakukan guru untuk mengatasi problematika siswa dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur an? Upaya Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur an Pada Siswa Kelas VII SMP Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Tahun Pelajaran 2012/2013 Sebagai seorang pendidik, maka tentu saja guru mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk membimbing, mengarahkan, dan menyimak hafalan para penghafal Al-Qur an sebab menghafal Al-Qur an tidak diperbolehkan sendiri tanpa adanya seorang guru, karena di dalam Al-Qur an banyak terdapat bacaan-bacaan yang sulit yang tidak hanya bisa dikuasai hanya dengan mempelajari teorinya saja. Sehingga seorang yang menghafal Al-Qur an sendiri tanpa diperdengarkan kepada seorang guru kurang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya (Sa dulloh, 2008:33). Oleh karena itu, sebagai seorang pendidik maka sudah sepantasnya guru harus melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya agar para siswa yang menghafal bisa meningkatkan hafalan Al-Qur annya. Untuk dapat meningkatkan hafalan Al-Qur an para siswanya, maka guru menempuh berbagai upaya untuk dapat meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur an untuk para siswanya, diantaranya: 50

5 1. Membuat kegiatan ekstrakurikuler tahfiz Al-Qur an Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh para siswa. Sehingga kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk: a. Meningkatkan pemahaman terhadap agama sehingga mampu mengembangkan dirinya sejalan dengan norma-norma agama dan mampu mengamalkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. b. Meningkatkan kemampuan para siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam semesta. c. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat para siswa agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh karya. d. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas (Depag RI, 2005:9-10). Sesuai dengan penjelasan di atas, maka dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur an pada siswa kelas VII SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah, para guru membuat kegiatan ekstrakurikuler dengan tujuan untuk dapat meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur an bagi para siswanya agar para siswa tidak melupakan hafalan Al-Qur annya begitu saja sebab para siswa bisa muraja ah terhadap hafalan yang sudah dihafalkan sebelumnya maupun terhadap hafalan yang baru dihafal kepada teman-teman sekelasnya. 2. Memberikan motivasi kepada para siswa Menurut Fathurrohman dan Sutikno, untuk dapat meningkatkan motivasi para siswa, maka ada berbagai strategi untuk dapat menumbuhkan motivasi yang salah satunya yaitu, dengan memberikan hadiah dan pujian sebab dengan memberikan hadiah dan pujian dapat memacu semangat para 51

6 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 siswa untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi sehingga sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian yang bersifat membangun (Fathurrohman dan Sutikno, 2007:21). Guru SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah ketika memberikan motivasi kepada siswa, biasanya dilakukan dengan cara, guru memberikan masukan atau saran kepada para siswa, guru juga memberikan hadiah dalam bentuk piagam penghargaan bagi para siswa yang mampu untuk menghafal Al- Qur an setiap juznya serta guru juga memberikan pujian-pujian agar para siswa semakin bersemangat dalam menghafal. Dengan motivasi yang diberikan di atas, dapat membantu para siswa dalam meningkatkan hafalan Al-Qur annya. 3. Memberikan tugas dan hukuman kepada para siswa Guru memberikan tugas kepada para siswa untuk melanjutkan hafalan ayat-ayat yang akan dihafalkannya, guru biasanya memberikan tugas menghafal 3 sampai 10 baris dari ayat-ayat Al-Qur an. Dengan adanya pemberian tugas maka dapat membantu para siswa untuk dapat meningkatkan hafalannya sebab tanpa adanya pemberian tugas maka para siswa akan jarang membuka Al-Qur an untuk menghafal maupun mengingat hafalan yang sudah dihafalkan sebelumnya. Adapun yang dimaksud dengan pemberian tugas adalah suatu pengajaran dengan cara guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar (Dzamarah dan Zen, 2006:85). Selain memberikan tugas, guru juga memberikan hukuman bagi para siswa yang tidak mengerjakan tugas. Guru memberikan hukum kepada para siswa dengan tujuan agar para siswa mau belajar dan menuntut ilmu, jika guru ingin menghukum siswa selayaknya hukuman yang diberikan dalam batas seminimal mungkin dan dengan cara tidak menimbulkan pengaruh terhadap individu dan kepribadian anak. 52

7 Adapun beberapa aspek yang harus dipertimbangkan oleh guru yang hendak menjadikan sanksi atau hukuman sebagai teknik pendidikan untuk mengontrol siswa di dalam kelas. Aspek tersebut adalah sebagai berikut: a. Sanksi itu sendiri bukan merupakan tujuan, tetapi sanksi merupakan sarana untuk memperbaiki prilaku siswa yang salah dan untuk meluruskan respons para siswa yang tidak sempurna. b. Bagi siswa yang dikenai sanksi harus memahami tujuan di balik sanksi itu, yaitu keinginan guru yang kuat untuk memperbaiki muridnya dan membimbingnya pada jalan pembelajaran. c. Sanksi yang diberikan harus disesuaikan dengan besarnya kesalahan yang yang dilakukan oleh siswa, tidak boleh kurang atau lebih (Budaiwi, 2002:59). Berdasarkan penjelasan di atas, maka guru SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah, dalam memberikan hukuman kepada para siswanya, guru memberikan hukuman dengan cara siswa disuruh untuk berdiri di depan kelas seraya memegang Al- Qur an untuk menghafal tugas yang diberikan guru sehingga dengan ini dapat membantu para siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sebab hukuman yang diberikan masih dalam batas kewajaran tanpa menimbulkan pengaruh terhadap kepribadian anak. 4. Membimbing para siswa untuk tetap muraja ah Muraja ah atau mengulang hafalan merupakan sesuatu yang penting dalam menghafal Al-Qur an sebab orang yang menghafal Al-Qur an namun tidak pernah mengulang hafalannya akan mengakibatkan hafalan-hafalannya terlupakan atau hilang. Hal ini dijelaskan oleh Abdurrazzaq, bahwa muraja h atau mengulang hafalan tidak kalah penting dari menghafalnya bahkan tahap muraja ah jauh lebih penting daripada fase penghafalan sebab penghafalan lebih mudah dan ringan bagi 53

8 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 jiwa sehingga manusia mampu menghafal dan mudah tergerak untuk melakukannya dengan sedikit motivasi sedangkan muraja ah atau mengulang hafalan amat terasa berat bagi jiwa manusia (Al-Ghaustani, 2010:96). Sehingga Muraja ah yang biasa dilakukan di SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah yaitu muraja ah yaumiah dan muraja ah usbu iyah agar para siswa SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah tidak melupakan hafalan Al-Qur annya begitu saja. 5. Menggunakan metode yang bervariasi Metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu (Fathurrohman dan Sutikno, 2007:55). Sehingga berdasarkan hal ini, maka di SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah para guru menggunakan metode bervariasi dalam mengajar para siswa untuk menghafal Al-Qur an. Adapun metode-metode yang digunakan guru dalam mengajar para siswa untuk menghafal Al-Qur an yaitu metode tahfiz, talaqqi, dan takrir dengan tujuan agar para siswa yang menghafal Al-Qur an mampu untuk memenuhi target menghafal. Dengan adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh guru SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah di atas, maka dapat dikatakan bahwa upaya-upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur an pada siswa kelas VII SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah berhasil, sebab semuanya itu dapat dilihat dari jumlah hafalan Al-Qur an yang diraih oleh siswa kelas VII semakin meningkat, yang awalnya para siswa tidak mampu membaca Al-Qur an dengan baik namun guru membimbing para siswa untuk membaca Iqra kemudian siswa di bimbing dan diajarkan tahsin yaitu membaca Al-Qur an juz awal dengan diajarkan tajwid, kemudian barulah guru memberikan para siswa kesempatan untuk menghafal Al- Qur an yang hasilnya semakin meningkat. 54

9 Pada semsester satu jumlah hafalan yang didapat oleh beberapa siswa yaitu belum ada sama sekali tetapi sekarang pada semester dua ini jumlah hafalan siswa meningkat, ada siswa yang sudah menghafal satu juz, dua juz dan ada juga siswa yang sudah sebelas juz. Oleh karena itu, upaya-upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur an pada siswa kelas VII SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah tahun pelajaran 2012/2013 dapat membantu para siswa dalam meningkatkan hafalan Al-Qur annya. Problematika yang Dihadapi Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur an Pada Siswa Kelas VII SMP Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Tahun Pelajaran 2012/2013 Sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab paparan data dan temuan penelitian, bahwa dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur an pada siswa kelas VII SMP Islam Terpadu Putri Abu Hurairah maka guru tentu saja akan mengahadapi berbagai macam problematika atau maslah. Setiap orang pernah mengalami problematika dalam hidupnya, tidak terkecuali bagi pendidik dalam membantu para siswanya untuk meningkatkan kemampuan menghafalnya tetapi problematika itu juga akan muncul dari siswa dalam proses menghafal Al-Qur an. Adapun problematika yang dihadapi guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur an pada siswa kelas VII SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah yaitu: 1. Kurangnya Tenaga Guru Kurangnya tenaga guru yang mengajarkan tahfiz Al- Qur an di SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah menjadi problematika bagi guru sebab jumlah guru yang mengajar tidak sesuai dengan jumlah siswa. Ketika seorang menghafal Al-Qur an, maka keberadaan seorang guru sangat dibutuhkan. Guru adalah seorang yang membimbing, mengarahkan dan 55

10 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 menyimak penghafal-penghafal Al-Qur an sehingga guru dalam menghafal Al-Qur an sangat diperlukan sebab hafalan sendiri tanpa diperdengarkan kepada seorang guru maka hafalan Al-Qur an tersebut kurang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya(muhaimin Zen, 1985:237). 2. Adanya siswa yang belum mampu membaca Al-Qur an dengan baik Dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al- Qur an pada siswa kelas VII SMP Islam Terpadu Abu Hurairah, para guru menghadapi problematika yaitu adanya siswa yang belum mampu membaca Al-Qur an dengan baik, hal ini disebabkan karena tidak semua para siswa yang ada di SMP Islam Terpadu Abu Hurairah berasal dari sekolah MI ataupun dari SD Islam Terpadu Abu Hurairah itu sendiri, namun SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah juga menerima siswa yang berasal dari SD yang belum tentu siswanya mampu dan bisa membaca Al-Qur an dengan baik. Oleh karena itu, ini menjadi salah satu problematika bagi guru yang harus diatasi sebab orang yang menghafal Al-Qur an tanpa memperbaiki bacaannya terlebih dahulu banyak melakukan kesalahan dalam menyebutkan harakat, bahkan dalam pengucapan sebagian kata-kata atau bacaannya (Al- Ghaustani, 2010:68). Oleh karena itu, guru tidak akan memberikan siswa untuk menghafal sebelum para siswa bisa untuk membaca Al-Qur an dengan baik sebab dikhawatirkan siswa tidak bisa memenuhi target menghafal yang sudah ditentukan oleh sekolah. 3. Kesehatan dari guru yang dapat mengganggu konsentrasi mengajar Kesehatan dapat mengganggu konsentrasi guru SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah dalam mengajar tahfiz Al- Qur an. Sebab ketika guru menemukan problematika seperti ini, maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan secara 56

11 maksimal. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Zakiah Daradjat, bahwa guru yang sakit tidak akan bergairah ketika mengajar. Pepatah di dalam Zakiah Daradjat juga mengatakan Mens sana in corpore sano, yang artinya di dalam tubuh yang sehat terkandung jiwa yang sehat. Walupun pepatah itu tidak benar secara menyeluruh, akan tetapi bahwa kesehatan badan sangat mempengaruhi semangat bekerja sehingga guru yang sakit kerap kali terpaksa absen dan tentunya merugikan para siswa (Daradjat, Dkk., 2011:41). 4. Kurangnya motivasi dari siswa dalam menghafal Dalam menghafal Al-Qur an para siswa SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah kurang termotivasi, ini menjadi kendala juga bagi guru ketika para siswa menyetorkan hafalannya sebab hafalan yang disetorkan kepada guru menjadi tidak maksimal. Motivasi sangat dibutuhkan bagi orang yang menghafal Al-Qur an sebab motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu (Fathurrohman dan Sutikno, 2007:19). 5. Adanya rasa malas dari diri siswa ketika menghafal Al- Qur an Rasa malas ketika menghafal Al-Qur an pasti akan muncul dari diri siswa, sebab ketika menghafal Al-Qur an siswa akan menemukan berbagai macam problematika yang akhirnya problem-problem yang dihadapi oleh siswa dapat menimbulkan rasa malas untuk menghafal, sehingga rasa malas dari siswa juga akan menjadi problem atau masalah bagi guru. Guru ketika mengajar para siswa yang memiliki rasa malas ketika menghafal akan menyebabkan guru merasa kesulitan untuk memberikan bimbingan, sebab ketika seorang penghafal Al-Qur an menghafal dengan rasa malas dan terpaksa dalam menghafal, maka hasil yang diharapkan oleh guru tidak akan maksimal ketika siswa menyetorkan hafalannya. Sebab sifat malas merupakan perbuatan syaitan 57

12 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 yang harus dihindari serta sifat malas juga sebagai godaan dan cobaan kepada seorang penghafal di dalam menghafal Al- Qur an (Muhaimin Zen, 1985:40). Oleh karena itu, guru harus mengatasi kendala seperti ini agar para siswa tidak terus menerus malas dalam menghafal. 6. Adanya kecerdasan yang berbeda dari para siswa Kecerdasan yang berbeda dari para siswa menjadi problematika bagi guru ketika mengajar dan memberikan bimbingan kepada para siswa sebab para siswa akan merasa kesulitan dalam menghafal ayat-ayat yang akan dihafalkannya sehingga dikhawatirkan para siswa tidak mampu untuk memenuhi target menghafal 5 juz. Oleh karena itu, kecerdasan yang berbeda dari siswa menjadi masalah bagi guru sebab perbedaan dibidang kecerdasan menyebabkan perbedaan di bidang minat dan bakat sehingga perbedaan tersebut juga menyebabkan manusia memiliki kelebihan dan kekurangan di bidang yang lain yang dapat menyebabkan prestasi belajar dari siswapun menjadi berbeda (Sa dulloh, 2008:77). 7. Alokasi waktu Dalam mengajar para siswa untuk menghafal Al- Qur an dibutuhkan waktu yang panjang, sebab waktu merupakan sesuatu yang sangat berharga, Abdurrazzaq juga menjelaskan bahwa memilih waktu yang tepat merupakan hal yang sangat penting untuk menghafal Al-Qur an sebab tidak sepantasnya seseorang menghafal Al-Qur an pada waktu yang sempit maupun ketika seorang penghafal dalam keadaan jenuh (Al-Ghaustani, 2010:58). Di SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah, menghafal Al-Qur an untuk program intrakurikulernya, tahfiz Al-Qur an diajarkan pada pagi hari yang dimulai dari hari senin sampai hari kamis kemudian dilanjutkan lagi pada hari minggu, setiap tatap muka tahfiz Al- Qur an diajarkan selama 1 jam pelajaran sehingga dalam lima hari tahfiz Al-Qur an diajarkan selama 5 jam pelajaran. Guru 58

13 yang mengajar terlihat seperti tergesa-gesa dengan waktu yang singkat sedangkan jumlah siswa yang diajarkan oleh masing-masing guru disetiap kelompok berjumlah 7 atau 8 orang siswa sehingga para guru tidak merasa puas untuk memberikan bimbingan kepada para siswanya. Selain dari problematika yang dihadapi guru di atas, para siswa juga mengalami masalah dalam menghafal Al-Qur an. Adapun problematika yang dihadapi siswa dalam menghafal Al- Qur an yaitu: 1. Belum mampu membaca Al-Qur an dengan baik Seorang yang ingin menghafal Al-Qur an namun belum mampu membaca Al-Qur an dengan baik maka akan menjadi masalah bagi para penghafal. Hal ini juga dijelaskan oleh Abdul Ra uf, bahwa penghafal yang belum mampu membaca Al-Qur an dengan baik dan belum lancar akan merasakan dua beban ketika menghafal yaitu beban membaca dan beban menghafal (Abdul Ra uf, 2004:84). Sehingga jika seorang ingin menghafal Al-Qur an maka kendala yang seperti ini harus segera diatasi. 2. Adanya rasa malas dari diri siswa ketika menghafal Al-Qur an Rasa malas ketika menghafal Al-Qur an akan dihadapi oleh orang yang menghafal Al-Qur an, terlebih lagi jika yang menghafal Al-Qur an itu para siswa kelas VII SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah yang belum tentu para siswa hanya memfokuskan untuk menghafal Al-Qur an saja tanpa adanya kegiatan-kegiatan yang lain yang harus dikerjakan. Para siswa ketika menghafal Al-Qur an akan menemukan berbagai macam masalah yang akhirnya masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa dapat menimbulkan rasa malas untuk menghafal. sifat malas merupakan perbuatan syaitan yang harus dihindari serta sifat malas juga juga sebagai godaan dan cobaan kepada seorang penghafal di dalam menghafal Al-Qur an (Muhaimin Zen, 1985:40). 59

14 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni Kesulitan dalam menghafal ayat-ayat yang bacaannya sama Di dalam Al-Qur an terdapat ayat-ayat yang bacaannya sama yang menyebabkan para siswa kelas VII SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah terkadang menukarkan posisi ayat-ayatnya ketika para siswa menyetorkan hafalannya kepada seorang guru. Hal ini dijelaskan oleh Abdul Ra uf, bahwa ayat-ayat yang serupa kadang-kadang suka menjengkelkan bagi para penghafal Al-Qur an. Untuk itu, siswa tidak perlu berkecil hati (Abdul Ra uf, 2004:85). Namun masalah ini juga harus segera diatasi oleh para siswa yang menghafal Al-Qur an agar hafalannya bisa ditingkatkan. 4. Sering lupa pada ayat yang sudah dihafalkan Lupa menjadi salah satu problematika atau masalah bagi siswa SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah dalam menghafal Al-Qur an, baik itu lupa dalam mengingat hafalan yang sudah dihafal sebelumnya ataupun lupa pada ayat yang baru saja dihafal. Lupa akan dialami oleh setiap orang sebab yang dimaksud dengan lupa adalah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah dipelajari (Tohirin, 2008:37). Oleh karena itu, Allah SWT telah menjadikan sifat lupa sebagai tabiat dasar umat manusia. Diantara penyebab lupanya seseorang terhadap hafalan Al-Qur an adalah karena kurangnya muraja ah (mengulang-ulang) dan mengingat-ingat hafalan Al-Qur an atau karena banyaknya pekerjaan dan kesibukan yang harus dikerjakan (Al-Ghaustani, 2010:37-38). 5. Kesehatan siswa yang dapat mengganggu konsentrasi belajar Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga, sebab ketika seseorang dalam keadaan sakit, maka tidak menutup kemungkinan segala sesuatu yang dikerjakan tidak akan bisa tercapai sesuai dengan harapan. Begitu juga bagi para siswa kelas VII SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah ketika menghafal Al-Qur an dalam keadaan sakit, maka para 60

15 siswa akan sulit untuk berkonsentrasi dalam menghafal ayatayat yang ditugaskan oleh guru maupun dalam hal mengingat hafalan ayat-ayat yang sudah dihafalkan sebelumnya. Oleh karena itu, kesehatan seseorang yang menghafal Al-Qur an, baik kesehatan fisik maupun psikis harus selalu dijaga supaya pencapaian target hafalan tidak terganggu (Sa dulloh, 2008:68). Solusi yang Dilakukan Guru untuk Mengatasi Problematika dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur an Pada Siswa Kelas VII SMP Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Tahun Pelajaran 2012/2013 Dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur an pada siswa kelas VII SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah maka tidak menutup kemungkinan seorang guru tidak akan mengalami suatu problem atau masalah dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur an, baik masalah yang muncul dari guru amupun dari siswa. Sebagai seorang guru tentu saja masalah-masalah tersebut tidak akan dibiarkan berlalu begitu saja tanpa ada solusi yang ditempuh sebab tanpa adanya solusi, maka target menghafal Al-Qur an yang sudah ditentukan tidak akan tercapai. Oleh karena itu, solusi yang ditempuh guru untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur an pada siswa kelas VII SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah yaitu sebagai berikut: 1. Kurangnya tenaga guru Adapun solusi yang ditempuh untuk mengatasi problematika ini yaitu menambah jumlah guru dengan cara membuka lowongan kerja bagi para guru, tentunya guru-guru yang memiliki kompetensi mengajar dan memiliki kompetensi dalam menghafal Al-Qur an agar guru mampu untuk membimbing dan mengajarkan para siswa untuk menghfal Al- Qur an. Keberadaan seorang guru dalam dunia pendidikan 61

16 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 sangatlah diperlukan terlebih lagi di dalam Islam kedudukan guru amatlah tinggi sebab guru adalah pembimbing dan sebagai penasihat, jika tidak ada guru, maka manusia akan menjadi hewan lantaran tidak ada pengajaran dan bimbingan (Fathurrohman dan Sutikno, 2007:123). 2. Adanya siswa yang belum mampu membaca Al-Qur an dengan baik Bagi siswa yang belum mampu membaca Al-Qur an dengan baik, maka solusi yang dilalakukan guru untuk mengatasi ini yaitu, guru terlebih dahulu melihat kemampuan para siswa dalam membaca Al-Qur an, jika para siswa belum mampu membaca Al-Qur an dengan baik, maka guru memberikan bimbingan kepada para siswa untuk membaca Iqra kemudian dinaikkan ke tingkatan tahsin, yaitu tingkatan dalam bentuk para siswa membaca Al-Qur an juz awal sekaligus diajarkan hukum bacaan tajwid, kemudian barulah guru mulai memberikan kesempatan bagi para siswa untuk memasuki tingkatan yang lebih tinggi yaitu tingkatan tahfiz Al-Qur an yaitu para siswa mulai untuk menghafal Al-Qur an yang dimulai dari juz 30 sampai 26 barulah dilanjutkan ke juz awal. Abdul Ra uf juga menjelaskan bahwa ketika para siswa belum mampu membaca Al-Qur an dengan baik, maka guru bisa menciptakan kemampuan membaca satu hari satu juz secara terus menerus dengan latihan yang banyak dan mendengarkan bacaan para qari yang bagus bacaannya sehingga lidah akan semakin mudah melafazhkan ayat-ayat Al-Qur an (Abdul Ra uf, 2004:84). 3. Kesehatan dari guru yang dapat mengganggu konsentrasi dalam mengajar Kesehatan guru menjadi problematika ketika mengajar di kelas sehingga solusi yang dilakukan guru SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah untuk mengatasi hal tersebut yaitu, menjaga kesehatan dengan cara berolahraga dan 62

17 berkonsultasi dengan dokter agar kesehatan guru tetap terjaga. Hal ini juga dijelaskan oleh Amir, bahwa sebagai seorang guru, maka guru harus menjaga kesehatannya dengan cara, bagi setiap guru harus diadakan pemeriksaan dengan teliti mengenai keadaan kesehatan tubuh secara umum yang biasanya dituntut pemeriksaan oleh dikter pemerintah (Indrakusuma, 1973:174). 4. Kurangnya motivasi dari siswa dalam menghafal Dalam menghafal Al-Qur an para siswa SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah kurang termotivasi sehingga problematika ini diatasi dengan cara, guru memberikan motivasi kepada siswa baik motivasi dalam bentuk pemberian hadiah maupun dengan memberikan pujian kepada para siswa sebab motivasi memiliki beberapa fungsi, menurut Oemar Hamalik dalam Fathurrohman diantaranya motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong, pengarah dan sekaligus penggerak prilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan (Fathurrohman dan Sutikno, 2007:20). Oleh karena itu motivasi sangatlah perlu untuk diberikan kepada ornag yang menghafal Al-Qur an. 5. Adanya rasa malas dari diri siswa ketika menghafal Al-Qur an Rasa malas dari diri siswa ketika menghafal Al-Qur an menjadi masalah juga bagi guru sehingga solusi yang dilakukan untuk mengatai hal ini yaitu dengan cara, guru memberikan motivasi berupa masukan atau saran kepada siswa. Sebab motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu (Fathurrohman dan Sutikno, 2007:19). Selain dari motivasi guru juga membuat kegiatan ekstrakurikuler yang dapat membantu para siswa untuk bisa menghilangkan rasa malas dari diri siswa sebab para siswa bisa menghafal Al-Qur an bersama dengan teman-temannya yang dapat memberi motivasi tersendiri bagi 63

18 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 para siswa sehingga rasa malas yang ada pada diri siswa menjadi berkurang. 6. Adanya kecerdasan yang berbeda dari para siswa Faktor kecerdasan menjadi sesuatu yang sangat menentukan tingkat keberhasilan sebab semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa, maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses (Syah, 2010:148). Kecerdasan menjadi maslah bagi guru sehingga solusi yang harus dilakukan guru untuk mengatasinya, yaitu dengan cara, guru menyesuaikan dengan kemampuan otak siswa ketika menghafal, biasanya guru tidak memaksa kehendaknya ketika mengajar, guru memberikan bimbingan dalam bentuk pemberian tugas untuk menghafal 3 sampai 10 baris secara serius tetapi santai agar para siswa tidak merasa tertekan dalam menghafal Al-Qur an. 7. Alokasi waktu Waktu yang tersedia untuk mengajar para siswa menghafal Al-Qur an menjadi problem atau maslah bagi guru sehingga solusi yang dilakukan oleh guru untuk mengatasinya yaitu dengan cara, menambah jumlah jam pelajaran menghafal Al-Qur an menjadi dua jam walaupun memang tidak diajarkan selama tiap minggunya, guru bisa mengajarkan menghafal Al-Qur an setiap hari senin sampai rabu dengan jumlah waktu dua jam tiap jam pelajaran atau setiap tatap muka sehingga dalam satu minggu menghafal Al- Qur an diajarkan dalam waktu enam jam agar para siswa dapat berkonsentrasi juga pada mata pelajaran yang lain sebab menajemen waktu yang baik akan berpengaruh besar terhadap pelekatan materi hafalan terutama bagi mereka yang mempunyai kesibukan lain selain menghafal (Al-Hafidz, 2000:59). 64

19 Selain solusi di atas, para siswa juga berusaha untuk mengatasi problematika yang dihadapi dalam menghafal Al- Qur an yaitu: 1. Belum mampu membaca Al-Qur an dengan baik Di dalam menghafal Al-Qur an dibutuhkan kemampuan untuk membaca Al-Qur an dengan baik sehingga solusi yang dilakukan siswa untuk mengatasi problematika seperti ini yaitu dengan cara belajar membaca Iqra dengan bimbingan guru dan dilanjutkan ketingkatan tahsin kemudian barulah siswa mulai untuk menghafal Al-Qur an. Ahsin menjelaskan bahwa sebelum seorang penghafal melangkah pada periode menghafal, maka hendaklah ia terlebih dahulu meluruskan bacaannya sesuai dengan kaidah ilmu tajwid dan memperlancar bacaannya kemudian membiasakan lisan dengan fonetik Arab (Al-Hafidz, 2000:55). 2. Adanya rasa malas dari diri siswa ketika menghafal Al-Qur an Rasa malas, tidak sabar dan berputus asa ketika menghafal dapat diatasi dengan cara menyadari bahwa dalam menghafal Al-Qur an diperlukan kerja keras dan kesabaran yang terus menerus dari seorang penghafal Al-Qur an. Untuk itu, sebelum menghafal Al-Qur an seorang penghafal harus meyakini secara benar tujuan menghafal dan fadilah menghafal Al-Qur an agar rasa malas dan berputus asa yang dialami seorang penghafal bisa teratasi sebab siapapun bisa memiliki peluang untuk menjadi hafizh Al-Qur an 30 juz selama seorang penghafal bersabar, bersemangat dan tidak berputus asa (Abdul Ra uf, 2004:74). Rasa malas yang dihadapi siswa tidak mungkin dibiarkan begitu saja agar para siswa tidak melupakan hafalan Al-Qur annya. Oleh karena itu, siswa SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah ketika menghadapi problematika ini, biasanya para siswa berusaha untuk memotivasi diri sendiri dan tetap bekerja keras tanpa menyerah untuk tetap menghafal ataupun dengan meminta 65

20 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 masukan kepada guru tahfiz agar rasa malas yang dihadapi bisa teratasi. 3. Kesulitan dalam menghafal ayat-ayat yang bacaannya sama Adapun solusi yang dilakukan untuk mengatasi problematika ini yaitu dengan cara lebih memfokuskan lagi ayat-ayat yang bacaannya sama kemudian ayat-ayat yang bacaannya sama tersebut dibaca secara berulang-ulang agar ketika muraja ah ayat yang sama tersebut tidak tertukar. Abdul Ra uf menjelaskan bahwa para siswa jangan sampai berkecil hati sebab solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendala ini yaitu dengan memberikan perhatian lebih terhadap ayat-ayat yang tidak serupa kemudian dengan memperbanyak pengulangan pada ayat-ayat yang serupa sehingga dapat memudahkan bagi siswa yang menghafal Al- Qur an (Abdul Ra uf, 2004:85). 4. Sering lupa pada ayat yang sudah dihafalkan Adapun solusi yang dilakukan oleh siswa kelas VII SMP Islam Terpadu Abu Hurairah dalam mengatasi problematika ini yaitu dengan cara tetap muraja ah, baik muraja ah yang dilakukan di sekolah dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler maupun dengan muraja ah di rumah agar hafalan yang sudah dihafalkan sebelumnya maupun hafalan yang baru dihafalkan tetap melekat di ingatan. Muhaimin menjelaskan bahwa solusi untuk mengatasi lupa terhadap hafal Al-Qur an yaitu dengan cara, sebelum memperdengarkan hafalan kepada guru, maka terlebih dahulu hafalan yang semula sudah dihafal dengan lancar harus diulangi lagi seperti hafalan yang baru sehingga seorang penghafal akan merasakan hasil hafalan yang mantap dibanding dengan hafalan yang pertama (Muhaimin Zen, 1985:40-41). 5. Kesehatan siswa yang dapat mengganggu konsentrasi belajar 66

21 Kesehatan seseorang, baik kesehatan fisik maupun psikis yang sedang menghafal Al-Qur an harus selalu dijaga, supaya pencapaian target hafalan tidak terganggu. Gangguan pada fisik dapat dicegah dengan cara banyak berolah raga, memeriksakan kesehatan ke dokter maupun dengan cara menjaga diri agar tidak kurang tidur, sedangkan gangguan pada psikis dapat dicegah dengan cara sering berkomunikasi dengan teman atau guru dan selalu berperinsip santai, serius, suksessa dulloh, 2008:68). SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah biasanya mengatasi problematika seperti ini dengan cara, guru memberikan masukan kepada siswa untuk segera berkonsultasi kesehatan secara langsung dengan dokter yang dipekerjakan oleh sekolah sebab sekolah sudah menyediakan UKS yang langsung ditangani oleh Dr. Nusairi Sp. Rad sehingga dapat membantu siswa yang mengalami gangguan kesehatan serta para siswa juga berolahraga untuk menghindari diri dari berbagai macam penyakit. Catatan Akhir Berdasarkan dari hasil temuan data dan pembahasan yang telah peneliti kemukakan di atas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dari hasil penelitian ini sebagai berikut : 1. Upaya yang dilakukan oleh guru untuk dapat meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur an pada siswa kelas VII SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah tahun pelajaran 2012/2013 yaitu: (a) Membuat kegiatan ekstrakurikuler tahfiz Al-Qur an (b) Memberikan motivasi kepada para siswa (c) Memberikan tugas dan hukuman kepada para siswa yang tidak mengerjakan tugas (d) Membimbing para siswa untuk tetap muraja ah (e) Menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar siswa diantaranya metode tahfiz, talaqqi, takrir dan lain sebagainya. 67

22 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni Problematika yang dihadapi guru dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur an pada siswa kelas VII SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah tahun pelajaran 2012/2013 yaitu: (a) Kurangnya tenaga guru yang mengajarkan tahfiz Al- Qur an (b) Adanya siswa yang belum mampu membaca Al- Qur an dengan baik (c) Kesehatan dari guru yang dapat mengganggu konsentrasi mengajar (d) Kurangnya motivasi dari siswa dalam menghafal (e) Adanya rasa malas dari diri siswa ketika menghafal Al-Qur an (f) Adanya kecerdasan yang berbeda dari para siswa (g) Alokasi waktu. 3. Solusi yang dilakukan guru untuk mengatasi problematika dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur an pada siswa kelas VII SMP Islam Terpadu putri Abu Hurairah tahun pelajaran 2012/2013 yaitu: a. Kurangnya tenaga guru: Hal ini diantisipasi dengan menambah jumlah guru tahfiznya dengan membuka lowongan kerja. b. Adanya siswa yang belum mampu membaca Al-Qur an secara baik: Solusi untuk mengatasi hal ini yaitu dengan membimbing siswa membaca Iqra kemudian tahsin selanjutnya mulai menghafal Al-Qur an. c. Kesehatan dari guru yang dapat mengganggu konsentrasi mengajar: Solusi untuk mengatasi hal ini yaitu dengan cara menjaga kesehatan dengan tetap berolahraga dan tetap berkonsultasi dengan dokter. d. Kurangnya motivasi dari siswa dalam menghafal: Solusi untuk mengatasi problematika ini yaitu dengan memberikan motivasi kepada siswa. e. Adanya rasa malas dari diri siswa ketika menghafal Al- Qur an: Solusi untuk mengatasi problematika ini yaitu dengan memberikan motivasi berupa masukan serta membuat kegiatan ekstrakurikuler. 68

23 f. Adanya kecerdasan yang berbeda dari para siswa: Solusi untuk mengatasi hal ini yaitu dengan menyesuaikan dengan kemampuan otak siswa. g. Alokasi waktu: Solusi untuk mengatasi problematika ini yaitu dengan menambah jumlah jam pelajaran menghafal Al-Qur an. Daftar Pustaka Abdul Aziz Abdul Rauf. Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur an Da iyah. Bandung: PT Syaamil Cipta Media, Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Cv Pustaka Setia, Abuddin Nata. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, Ahmad Ali Budaiwi. Imbalan dan Hukuman Pengaruhnya bagi Pendidikan Anak. Jakarta: Gema Insani Press, Ahmad Muhaimin Zen. Tata Cara/Problematika Menghafal Al- Qur an dan Petunjuk-Petunjuknya. Jakarta: Pustaka Al-Husna, Ahmad Salim Badwilan. Panduan Cepat Menghafal Al-Qur an. Jogjakarta: Diva Press, Ahsin W.Al-Hafidz. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an. Jakarta: Bumi Aksara, Amir Daien Indrakusuma. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, Burhanuddin Abdullah. Pendidikan Islam Sebagai Sebuah Disiplin Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Prisma, Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi. Metodologi Penelitian. cet 12 Jakarta:Bumi aksara, Departemen Agama RI. Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam,

24 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 Djam an Satori Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta,2012. Dzamarah dan Zen. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, Heri Juhaeri Muchtar. Fikih Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Imam Nawawi. Riyadhus Sholihin, ter. Agus Hasan Bashori Al- Sanuwi dan Muhammad Syu aib Al-Faiz Al-Sanuwi. Surabaya: Duta Ilmu, Lexi J.Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Yarasin, Muhibbin Syah. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafiindo Persada, Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama, Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia, Rosihon Anwar. Ulumul Quran. Bandung: CV Pustaka Setia, Saad Riyadh. Ingin Anak Anda Cinta Al-Qur an? Solo: Aqwam, Sa dullah. 9 cara praktis menghafal Al-Qur an. Jakarta: Gema Insani, Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.(Bandung: Alfabeta, Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Skripsi. Mataram: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram,

25 Tohirin. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi dan Kompetensi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Umi Chulsum & Windy Novia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Kashiko, W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, Yahya bin Abdurrazzaq Al-Ghaustani. Cara Mudah dan Cepat Menghafal Al-Qur an. Jakarta: Pustaka Imam Asy- Syafi i, Zakiah Daradjat. Dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara, Zakiah Dardjat. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam.Jakarta: PT Bumi Aksara,

BAB V PENUTUP. ini yang berjudul Pelaksanaan Metode Tasmi dan Muraja ah dalam. Menghafal Al-Qur an di SD Islam Al-Azhaar Kedungwaru

BAB V PENUTUP. ini yang berjudul Pelaksanaan Metode Tasmi dan Muraja ah dalam. Menghafal Al-Qur an di SD Islam Al-Azhaar Kedungwaru 152 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dalam skripsi ini yang berjudul Pelaksanaan Metode Tasmi dan Muraja ah dalam Menghafal Al-Qur an di SD Islam Al-Azhaar Kedungwaru

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE THORIQATU TAKRIRY

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE THORIQATU TAKRIRY BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE THORIQATU TAKRIRY AL-QIRAATI AL-JUZ I VERSI AL-QOSIMI DALAM PEMBELAJARAN TAHFIDZ AL-QUR AN DI SDIT FAJRUL ISLAM KAMPIL WIRADESA A. Analisa Metode Thoriqotu Takriry Al-Qiraati

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu BAB V PEMBAHASAN A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah Tsanawiyah Sultan Agung Jabalsari Pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa mempunyai motivasi dalam belajar sehingga terbentuk

Lebih terperinci

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran keikhlasan, kejujuran, keadilan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. dalam berbagai dimensi kehidupan.sudah sangat jelas bahwa dalam Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. dalam berbagai dimensi kehidupan.sudah sangat jelas bahwa dalam Al-Qur an BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam berbagai dimensi kehidupan.sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan masalah masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah suatu hal yang sangat mendasar bagi suatu bangsa karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jogjakarta: Diva Press, 2012), hlm. 13. (Jogjakarta: Diva Press, 2009), hlm. 85. hlm. 52.

BAB I PENDAHULUAN. (Jogjakarta: Diva Press, 2012), hlm. 13. (Jogjakarta: Diva Press, 2009), hlm. 85. hlm. 52. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghafalkan Al-Qur an suatu perbuatan yang sangat mulia dan terpuji. Sebab orang yang menghafalkan Al-Qur an merupakan salah satu hamba yang ahlullah di muka bumi.

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Sebagai akhir pembahasan dari penelitian yang berjudul Upaya Guru. 1. Upaya Guru PAI dalam Perencanaan untuk Meningkatkan Kegiatan

BAB VI PENUTUP. Sebagai akhir pembahasan dari penelitian yang berjudul Upaya Guru. 1. Upaya Guru PAI dalam Perencanaan untuk Meningkatkan Kegiatan 111 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai akhir pembahasan dari penelitian yang berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Meningkatkan Kegiatan Keagamaan di SMK Islam Panggul Trenggalek, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... i ii iii iv

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi pendidikan lainnya. Betapa pentingnya pendidikan agama itu bagi setiap warga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE MENGHAFAL DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS BESERTA SOLUSI ALTERNATIFNYA

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE MENGHAFAL DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS BESERTA SOLUSI ALTERNATIFNYA BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE MENGHAFAL DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS BESERTA SOLUSI ALTERNATIFNYA A. Analisis Tentang Penerapan Metode Menghafal Dan Problematika nya Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an al-karim adalah firman Allah SWT yang berisi serangkaian ajaran yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW untuk menunjukkan kepada manusia jalan kebahagiaan.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Metode One Day One Ayat Pada Santri Dalam Menghafal Al Qur an Di

BAB V PENUTUP. Metode One Day One Ayat Pada Santri Dalam Menghafal Al Qur an Di BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Metode One Day One Ayat Pada Santri Dalam Menghafal Al Qur an Di Rumah Tahfiẓ Al Wafa Palangka Raya, maka penulis

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. al- Fauzan, Saleh, Fikih Sehari-hari, Jakarta: Gema Insani Press, 2005.

DAFTAR PUSTAKA. al- Fauzan, Saleh, Fikih Sehari-hari, Jakarta: Gema Insani Press, 2005. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Shodiq, Evaluasi Pembelajaran Konsep dasar, Teori dan Aplikasi, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012. Abshor, M. Khoirul. Pengaruh Pendidikan Shalat Pada Masa Kanak-Kanak Dalam

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Afifudin Psikologi Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar. Solo: Harapan Masa.

DAFTAR PUSTAKA. Afifudin Psikologi Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar. Solo: Harapan Masa. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman Saleh, Abdullah. 2007. Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al- Qur an. Jakarta: Rineka Cipta. Abdurrohman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Qur an adalah Kalam Allah yang mu jiz, diturunkan kepada Nabi dan Rosul pengahabisan dengan perantaraan Malaikat Jibril, tertulis dalam mushaf yang dinukilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, terkandung

BAB I PENDAHULUAN. ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, terkandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama sempurna yang berasal dari Allah SWT. Di dalam ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penggunaan media pembelajaran pada materi Fikih kelas XI di MAN 5

BAB V PENUTUP. Penggunaan media pembelajaran pada materi Fikih kelas XI di MAN 5 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan data yang telah diperoleh dan dianalisis, maka penulis menyimpulkan bahwa: Penggunaan media pembelajaran pada materi Fikih kelas XI di MAN 5 Martapura, kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru dalam proses belajar mengajar tidak hanya sebatas sebagai penyampai ilmu semata, namun lebih dari itu ia bertanggung jawab atas seluruh perkembangan pribadi siswanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 1892, hlm.1

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 1892, hlm.1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menciptakan kelangsungan hidup manusia. Pendidikan juga merupakan proses untuk meningkatkan harkat dan martabat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tentang Studi Komparasi Pelaksanaan Metode At-Tartil di TPQ Asy- Syafi iyah Candi Sidoarjo dan TPQ Ar-Roisiyah Gedangan Sidoarjo.

BAB V PENUTUP. tentang Studi Komparasi Pelaksanaan Metode At-Tartil di TPQ Asy- Syafi iyah Candi Sidoarjo dan TPQ Ar-Roisiyah Gedangan Sidoarjo. 114 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Pada bagian ini merupakan bab terakhir dari laporan hasil penelitian tentang Studi Komparasi Pelaksanaan Metode At-Tartil di TPQ Asy- Syafi iyah Candi Sidoarjo dan TPQ Ar-Roisiyah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru. Dengan penggunaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pemberian Angka Dalam meningkatkan motivasi belajar guru pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR AN DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI

BAB IV ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR AN DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI BAB IV ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR AN DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI Dalam menghafal Al-Qur'an, ada yang mudah dan ada yang sulit. Pengalaman spesifiknya yang terinternalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting, karena pendidikan akan mampu meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga sumber daya alam di tanah air akan terolah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Kesulitan Belajar yang Dihadapi Oleh Siswa pada Mata Pelajaran Al-

BAB V PEMBAHASAN. A. Kesulitan Belajar yang Dihadapi Oleh Siswa pada Mata Pelajaran Al- 89 BAB V PEMBAHASAN A. Kesulitan Belajar yang Dihadapi Oleh Siswa pada Mata Pelajaran Al- Qur'an Hadits Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh oleh peneliti di lapangan mengenai kesulitan belajar dalam

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. tersebut dikaitkan dengan teori yang ada dan dibahas sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. tersebut dikaitkan dengan teori yang ada dan dibahas sebagai berikut: BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini disajikan uraian bahasan sesuai dengan hasil penelitian, sehingga pada pembahasan ini peneliti akan mengintregasikan hasil penelitian dengan teori yang telah dipaparkan pada

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Metode menghafal yang digunakan oleh SDIT Ukhuwah Banjarmasin. ialah metode talaqqi yaitu metode yang digunakan guru dengan

BAB V PENUTUP. 1. Metode menghafal yang digunakan oleh SDIT Ukhuwah Banjarmasin. ialah metode talaqqi yaitu metode yang digunakan guru dengan BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan penulis pada bagian terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Metode menghafal yang digunakan oleh SDIT Ukhuwah Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tujuan untuk menyiapkan peserta didik yang beriman, bertakwa, kreatif dan inovatif serta berwawasan keilmuan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1. Aktivitas keagamaan di pondok sosial Babat Jerawat mengalami

BAB IV PENUTUP. 1. Aktivitas keagamaan di pondok sosial Babat Jerawat mengalami BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktivitas keagamaan di pondok sosial Babat Jerawat mengalami perkembangan. Mulanya jama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dan sekaligus sistem yang bermuara dan berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga tampaklah keindahan yang tercipta di hamparan bumi ini. Namun Allah SWT menciptakan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga sulit dipelajari dengan tuntas. Oleh sebab itu masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga sulit dipelajari dengan tuntas. Oleh sebab itu masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ajaran Islam pembinaan kepribadian kepada generasi muda sangat dibutuhkan karena sebagai penerus yang nantinya akan memegang masa depan bangsa dan agama, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ranah kognitif merupakan ranah psikologis siswa yang terpenting. Dalam perspektif psikologi, ranah kognitif yang berkedudukan pada otak ini adalah sumber sekaligus pengendali

Lebih terperinci

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS A. Pengertian Belajar Mengajar Seseorang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PENGAJARAN BERPROGRAMA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PENGAJARAN BERPROGRAMA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PENGAJARAN BERPROGRAMA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X-7 SMA Negeri 9 Cirebon) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan masyarakat dalam rangka melahirkan manusia beriman dan bertaqwa kepada

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS VII DI SMPN 1 BANYAKAN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arifin Muzayim, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1999.

DAFTAR PUSTAKA. Arifin Muzayim, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1999. DAFTAR PUSTAKA Arifin Muzayim, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1999. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Faktor Media, 2003. Imam Abi al Husain Muslim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, manusia baik secara individu maupun kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ajaran agama Islam tidak hanya mengajarkan agar seseorang cerdas dari segi pendidikan namun juga harus memiliki akhlak terpuji seperti yang dicontohkan oleh

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Secara etimologi Alqurān berasal dari kata qara-a yaqra-u ( قرا - يقرا ) yang berarti membaca. Sedangkan Alqurān sendiri adalah bentuk maṣdar dari qara-a yang berarti bacaan.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terdahulu, maka pada bagian akhir ini akan ditarik kesimpulan, meliputi:

BAB V PENUTUP. terdahulu, maka pada bagian akhir ini akan ditarik kesimpulan, meliputi: BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis kemukakan pada bagian terdahulu, maka pada bagian akhir ini akan ditarik kesimpulan, meliputi: 1. Peran Lembaga Dakwah Kampus (LDK)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Penelitian BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Secara umum, terdapat pengaruh antara PAI dan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan terhadap peningkatan akhāq mulia siswa. Adapun secara khusus dapat

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

Lebih terperinci

Oleh : AMINUDIN NIM

Oleh : AMINUDIN NIM C O V E R PENGARUH TINGKAT EKONOMI WALI MURID TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AL QUR AN HADITS DI MTs ATH THAHIRIYAH PUCUNGBEDUG PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. SLB Wacana Asih Padang adalah sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. SLB Wacana Asih Padang adalah sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SLB Wacana Asih Padang tentang proses pembelajaran PAI pada anak berkebutuhan khusus, dari segi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

Lebih terperinci

In In Permatasari Pengayaan PAI di SMP Salman Alfarisi Sebagai lembaga tempat terjadinya pendidikan, sekolah merupakan sektor penting yang dapat menja

In In Permatasari Pengayaan PAI di SMP Salman Alfarisi Sebagai lembaga tempat terjadinya pendidikan, sekolah merupakan sektor penting yang dapat menja PENGAYAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SALMAN AL FARISI Oleh: In In Permatasari Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh betapa pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi anak usia SMP yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SWT kepada nabi Muhammad SAW. Fungsi dari Al-Qur an ialah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. SWT kepada nabi Muhammad SAW. Fungsi dari Al-Qur an ialah sebagai BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Al-Qur an adalah kitab suci (kalam ilahi) yang diwahyukan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW. Fungsi dari Al-Qur an ialah sebagai rahmat dari Allah dan petunjuk bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisi seperangkat ajaran tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah pendidikan, proses belajar memegang peranan yang sangat vital. Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang. Perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti. pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti. pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan deminikian akan

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin Korelasi Antara Kemampuan Merespon Pelajaran Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Kelas VII SMP Negeri 2 Monta Tahun Pelajaran 2013/2014 Fahruddin Abstrak: Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT

BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT 34 BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT A. Syarat-Syarat Menghafal Alquran di Pondok Pesantren An-Nur Dalam proses

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang telah dijelaskan bagian sebelumnya, dapat disusun simpulan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Dengan penerapan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Proses pembelajaran membaca Al-Qur an di TPQ Baiturrahman. Sambirobyong Sumbergempol Tulungagung yaitu dimulai dari Pembukaan

BAB V PENUTUP. 1. Proses pembelajaran membaca Al-Qur an di TPQ Baiturrahman. Sambirobyong Sumbergempol Tulungagung yaitu dimulai dari Pembukaan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Proses pembelajaran membaca Al-Qur an di TPQ Baiturrahman Sambirobyong Sumbergempol Tulungagung yaitu dimulai dari Pembukaan yaitu guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Hasil dari suatu pendidikan tidak segera dapat kita lihat hasilnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 118 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. 1. Fitri Amalia, 2014, Efektivitas Metode Sima an Sebagai Solusi Alternatif

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. 1. Fitri Amalia, 2014, Efektivitas Metode Sima an Sebagai Solusi Alternatif 32 BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Fitri Amalia, 2014, Efektivitas Metode Sima an Sebagai Solusi

Lebih terperinci

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah wahyu Allah SWT yang disampaikan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. yang di bukukan, kemurnian dan eksistensinya serta pemeliharaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Qur an adalah kitab umat islam yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril yang berisi perintah dan larangan yang langsung turun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang diharapkan, harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek 1 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN a.i.a. Pengaruh pola asuh terhadap di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek Ada pengaruh yang positif signifikansi pola asuh terhadap prestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti merupakan sumber aqidah (keimanan), syari'ah, ibadah, muamalah, akhlak. 1 Umat manusia diwajibkan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar: Untuk Fakultas. Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: Pustaka Setia

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar: Untuk Fakultas. Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: Pustaka Setia 139 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar: Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: Pustaka Setia. 2005. Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada konsep al-nas lebih ditekankan pada statusnya sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia dilihat sebagai makhluk yang memiliki dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ruang lingkup pendidikan, tujuan proses pembelajaran diharapkan mampu memperoleh hasil yang optimal. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad, M Pengembangan Kurikulum. Bandung: Pustaka Setia.

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad, M Pengembangan Kurikulum. Bandung: Pustaka Setia. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, M. 1998. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Pustaka Setia. Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetyo. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Ali, Muhammad. 1992. Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi kalam Allah yang digunakan sebagai pedoman dan petunjuk bagi kehidupan umat Islam. Adapun definisi Al-Qur

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan COVER IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP MA'ARIF NU 1 PURWOKERTO KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks nasional, kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaannya seringkali

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dengan kesimpulan oleh guru. 2. hasil belajar siswa menggunakan metode diskusi ini tidak memuaskan

BAB V PENUTUP. dengan kesimpulan oleh guru. 2. hasil belajar siswa menggunakan metode diskusi ini tidak memuaskan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan uraian terdahulu, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan metode diskusi tidak efektif digunakan pada mata pelajaran Aqidah Akhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2012),hlm Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2012),hlm Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam taksonomi Bloom pemahaman termasuk dalam taksonomi hasil belajar ranah kognitif. Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 3. Ibid., hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 3. Ibid., hlm. 5. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar tidak lepas dari strategi pembelajaran, baik itu dalam pendidikan formal ataupun nonformal. Strategi yang digunakan di setiap lembaga satu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua. Manusia mengalami proses

Lebih terperinci

Jurnal Thalaba Pendidikan Indonesia Vol. 1, No. 2, September 2017, 13-18

Jurnal Thalaba Pendidikan Indonesia Vol. 1, No. 2, September 2017, 13-18 Jurnal Thalaba Pendidikan Indonesia Vol. 1, No. 2, September 2017, 13-18 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA 72 Samsul Hadi, S.Ag samsul_hadi@gmail.com

Lebih terperinci

DAFTAR RUJUKAN. Ali, Muhammad Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. cet. 12.

DAFTAR RUJUKAN. Ali, Muhammad Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. cet. 12. DAFTAR RUJUKAN Ali, Muhammad. 2004. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. cet. 12. Anonim. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar, dalam http://lenterakecil.com/pembelajaran-matematika-di-sekolah-dasar-sd/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan. meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan..

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan. meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup yang bertujuan untuk memberikan rumusan hasil yang di harapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar

BAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu kegiatan belajar mengajar ada kegiatan yang dinamakan evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan suatu negara pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan dan perkembangan siswa sangat memerlukan tuntunan, bimbingan, binaan dan dorongan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cerita atau jalan untuk mengembangkan dan mengarahkan dirinya menjadi sosok manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan sempurna.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UU nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dilihat dari sejarah perkembangan manusia mulai zaman dahulu hingga sekarang, pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. 2 Lebih jauh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. 2 Lebih jauh pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. 1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan yang serba maju, modern dan serba canggih saat ini, pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama Islam sebagai suatu disiplin ilmu, mempunyai karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat mungkin berbeda sesuai

Lebih terperinci

hanya diajarkan ilmu eksak saja tetapi juga ilmu agama. Sibuk bekerja dan pengetahuan yang kurang memadai mengenai ilmu agama menjadi alasan sebagian

hanya diajarkan ilmu eksak saja tetapi juga ilmu agama. Sibuk bekerja dan pengetahuan yang kurang memadai mengenai ilmu agama menjadi alasan sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pendidikan di Indonesia telah berkembang pesat mengikuti perkembangan zaman. Pendidikan bukan lagi hal yang tabu bagi masyarakat kurang mampu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dan Hidayah-Nya yang telag memberikan kesempatan bagi penulis untuk

KATA PENGANTAR. dan Hidayah-Nya yang telag memberikan kesempatan bagi penulis untuk KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya yang telag memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tak

Lebih terperinci