BAB I PENDAHULUAN. kagum. Hasil karya manusia itu bisa berupa kebendaan atau kreatifitas seni. Salah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. kagum. Hasil karya manusia itu bisa berupa kebendaan atau kreatifitas seni. Salah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada dasarnya, setiap manusia diberkahi keahlian untuk menciptakan dan merasakan keindahan. Perasaan untuk dapat menikmati keindahan itu mendorong manusia untuk menciptakan sesuatu yang bisa menghadirkan kesenangan dan rasa kagum. Hasil karya manusia itu bisa berupa kebendaan atau kreatifitas seni. Salah satu karya seni adalah sastra. Menurut Wellek dan Warren (1990: 3), sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra erat kaitannya dengan kehidupan manusia, karena apa yang disajikan dalam karya sastra merupakan gambaran dari kehidupan sehari-hari. Pengarang melihat kejadian yang terjadi disekitarnya dan menuangkannya ke dalam karya sastra agar dapat dinikmati publik. Karya seni saat ini telah berkembang lebih pesat dan lebih bervariasi. Salah satu jenis karya seni adalah film. Film, sebagaimana karya seni yang lain, memiliki ciri-ciri artistik yang terjalin dalam susunan beragam. Seperti lukisan atau pahatan, film menggunakan garis susunan, warna, bentuk, volume dan massa. Seperti drama, menggunakan komunikasi verbal dan dialog. Seperti musik dan puisi yang munggunakan irama kompleks dan halus. Khusus seperti puisi, film juga menggunakan komunikasi melaui citra, metafora dan lambang-lambang. Film juga seperti pantomim, memusatkan pada gambar bergerak yang memiliki 1

2 2 sifat ritmis tertentu. Dan akhirnya seperti novel yang sanggup memainkan ruang dan waktu (Boggs, 1992: 4). Meskipun memiliki banyak kesamaan dengan karya seni lain, film memiliki kelebihan sendiri karena bergerak secara bebas dan tetap. Kelebihan ini membuat karya film lebih banyak diminati karena lebih mudah dicerna dan mudah dipahami isinya. Dengan melihat alur cerita dan mendengar dialog-dialog yang disampaikan, serta disesuaikan dengan latar cerita, maka akan lebih mudah bagi publik untuk menikmati karya seni tersebut. Film produksi Korea, meskipun belum masuk ke bioskop-bioskop di Indonesia, namun sudah cukup dikenal oleh masyarakat. Berbagai macam judul dan cerita sudah banyak beredar saat ini. Respon masyarakat Indonesia terhadap film-film Korea juga sangat bagus. Hal ini dapat dilihat dari penjualan kaset-kaset CD dan DVD film Korea yang jumlahnya tidak kalah banyak dengan kaset-kaset film Barat yang lebih dahulu dikenal oleh masyarakat. Bahkan beberapa film Korea telah menginspirasi untuk cerita film pendek Indonesia. Beberapa film ada yang ber-setting kehidupan orang Korea di masa lampau dan masa sekarang dengan tema cerita yang berbeda-beda. Karena merupakan film buatan Korea, maka isi ceritanya pun sesuai dengan kehidupan masyarakat Korea. Akan tetapi, ada juga beberapa film produksi Korea yang mengambil tema bebas dan sama sekali tidak memasukkan unsur kebudayaan Korea di dalamnya dan bertujuan untuk memberikan pengajaran penting tentang kehidupan pada konsumen sasarannya.

3 3 Madangeul Naon Amthak (Leafie, A Hen Into the Wild) adalah salah satu film buatan Korea yang bergenre animasi. Film ini bercerita tentang seekor ayam betina bernama 잎싹 (Ipssak) / Leafie (dalam Bahasa Korea = 잎싹, 잎 <iph> = daun + 싹 <ssak> = tumbuh, sedangkan dalam Bahasa Inggris, Leafie berasal dari kata Leaf = daun) yang tinggal di peternakan ayam, namun ia ingin keluar dari peternakan tersebut dan hidup bebas di ladang. Ipssak melarikan diri dari peternakan tempatnya tinggal untuk menuju alam bebas dan menemukan sebuah telur bebek yang masih hangat, kemudian dieraminya. Setelah menetas, anak bebek tersebut diangkat menjadi anaknya dan dibesarkan oleh Ipssak serta diberi nama 초록 (Chorok)/Greenie karena memiliki rambut/jambul berwarna hijau seperti bebek lainnya. Di alam bebas, Ipssak juga bertemu dengan musang bermata satu yang selalu mencari mangsa dan merupakan musuh alamiahnya yang terbesar. Film ini diangkat dari sebuah buku cerita anak terlaris di Korea yang terjual lebih dari 2 juta eksemplar karya Hwang Sun-Mi. Salah satu penghargaan yang pernah diraih adalah memenangkan Polish Award dan telah diterjemahkan ke Bahasa Inggris. Pada tahun 2011, tepatnya 28 Juli 2011, versi filmnya dirilis di Korea dan skenarionya ditulis kembali oleh Na Hyun dan Kim Eun-Jung. Tidak hanya bukunya saja yang sangat laris, namun film ini sendiri pun ditonton lebih dari 2,2 juta orang di Korea dan mendapatkan beberapa nominasi serta penghargaan di festival film di dunia terutama untuk kategori animasi, seperti memperoleh The Best Animation Award dalam the 5th Asia Pacific Screen

4 4 Awards. Film ini adalah hasil karya orang Korea yang dahulu pernah bekerja untuk Disney dan Pixar, maka dari itu, tidak heran tampilan animasi di film ini bisa dibilang bertaraf internasional. Korea pun akhirnya menorehkan tinta emas dalam sejarah film animasi serta menjadi rekor dengan penonton terbanyak untuk film animasi buatan Korea Sebuah film memiliki tokoh pemeran yang memainkan jalannya cerita. Tokoh-tokoh tersebut memainkan peran tertentu yang telah diatur oleh pengarangnya. Peran atau karakter yang dimainkan oleh tokoh cerita, mengandung aspek-aspek kejiwaan yang baik untuk diteladani ataupun contoh buruk yang tidak boleh ditiru. Psikologi adalah ilmu yang memusatkan perhatiannnya pada aspek-aspek kejiwaan manusia. Ilmu ini lahir sebagai ilmu yang berusaha memahami manusia seutuhnya, yang hanya dapat dilakukan melalui pemahaman tentang kepribadian. Maka dari itu, sastra dan psikologi dapat bersimbiosis dalam perannya terhadap kehidupan, karena keduanya memiliki fungsi dalam hidup ini dan sama-sama berurusan dengan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Psikologi dan sastra menjadikan pengalaman sebagai telaah, oleh karena itu pendekatan psikologi dianggap penting dalam penelitian sastra (Endaswara via Minderop, 2010: 2). Pada abad ke-20 teori sastra dilanda perkembangan secara pesat. Salah satunya, sastra dikaitkan dengan ilmu psikologi. Karya sastra di zaman modern saat ini sarat dengan unsur-unsur psikologis sebagai manifestasi, antara lain kejiwaan pengarang, para tokoh fiksional dalam kisahan dan pembaca. Psikologi

5 5 sastra tidak bermaksud memecahkan masalah psikologis, namun secara definitif bertujuan untuk memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya. Menurut Ratna (via Minderop, 2010: 54), ada tiga cara memahami hubungan antara psikologi dengan sastra, yaitu : a) memahami unsur-unsur kejiwaan para tokoh fiksional dalam karya sastra, b) memahami unsur-unsur kejiwaan pengarang, dan c) memahami unsur-unsur kejiwaan penikmat karya sastra. Pada dasarnya psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah kejiwaan para tokoh fiksional yang terdapat dalam suatu karya sastra. Psikologi sastra merupakan salah satu teori yang cocok untuk menganalisis film ini. Hal tersebut dikarenakan karakter psikologis dari tokoh utama dalam film Madangeul Naon Amthak ini memiliki keunikan dan ciri khas. Unsur-unsur kejiwaan tokoh utama dalam film ini adalah faktor pendukung utama dalam cerita yang membuat film ini bisa menjadi bagus dan sangat diminati oleh masyarakat. Film ini memberikan pesan moral yang baik bagi para penontonnya, sehingga apa yang ada dalam film bisa memberikan dampak-dampak positif bagi masyarakat terutama anak-anak. Selain menggunakan teori psikologi sastra, penelitian ini akan menganalisis fakta cerita dalam film, yaitu tokoh dan penokohan, latar, serta alur. Analisis fakta cerita dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai jembatan penghubung sebelum memasuki teori psikologi sastra. Fakta cerita adalah bagian dari teori struktural dan teori struktural meneliti tentang unsur-unsur yang ada di dalam cerita. Sehingga setelah meneliti dan memahami unsur fakta cerita dalam

6 6 film ini, akan lebih mudah juga untuk meneliti dan memahami psikologis tokohnya. Sedangkan teori psikologi sastra yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teori aktualisasi diri dan konsep diri. Teori konsep diri akan menjadi faktor pendukung yang akan memperkuat teori aktualisasi diri pada tokoh utama dalam film ini. Penelitian sastra yang menggunakan teori psikologi sastra saat ini telah banyak dilakukan. Namun penelitian yang menggunakan film animasi sederhana yang bisa ditonton dan memberikan nilai edukasi bagi semua umur saat ini belum banyak. Sehingga dengan ditelitinya film Madangeul Naon Amthak ini diharapkan bisa memberikan pengajaran bagi semua kalangan usia, terutama anak-anak supaya memiliki moral yang baik, serta memberikan gambaran aspek kejiwaan yang baik dan patut diteladani yang diusung dalam film animasi ini RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu bagaimanakah fakta cerita (tokoh dan penokohan, alur cerita, dan latar) yang ditampilkan pengarang dalam film Madangeul Naon Amthak dan bagaimana aktualisasi diri tokoh Ipssak dalam film Madangeul Naon Amthak serta seperti apakah konsep diri yang dimiliki tokoh Ipssak yang dapat mendukung aktualisasi dirinya.

7 TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini ada dua yaitu untuk dapat mendeskripsikan dan mendapatkan pemahaman tentang fakta cerita yang dimunculkan oleh pengarang dalam film Madangeul Naon Amthak. Siapa saja tokoh yang muncul dalam cerita dan bagaimana watak-wataknya, di mana latar tempatnya, serta seperti apa alur cerita dari film ini. Selanjutnya, untuk mengetahui seperti apakah aktualisasi diri yang dicapai oleh tokoh utama dan bagaimanakah konsep diri Ipssak sebagai tokoh utama dalam film Madangeul Naon Amthak yang dapat mempengaruhi aktualisasi dirinya MANFAAT PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka diharapkan tulisan ini dapat memberikan beberapa manfaat. Sebagaimana penelitian yang lain, diharapkan penelitian ini dapat menghasilkan manfaat teoretis dan praktis. Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah menambah penelitian tentang karya sastra Korea modern dengan menggunakan analisis psikologi sastra, khususnya film dan dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya. Sedangkan untuk manfaat praktisnya adalah menambah pengetahuan karakteristik kejiwaan melalui karakter dalam film, menambah minat masyarakat pada film Korea dan menjadi refleksi bagi perfilman dalam negeri, menjadi bahan pengajaran moral yang sederhana dan menarik bagi anak-anak pada khususnya serta penonton pada umumnya.

8 LINGKUP PENELITIAN Dalam penelitian ini objek yang akan diteliti berasal dari film Madangeul Naon Amthak dengan melihat dari struktur pembangunnya yang antara lain adalah tokoh dan penokohan, alur, dan latar cerita. Selain itu juga akan digunakan analisis psikologi sastra tentang teori aktualisasi diri Abraham Maslow dan teori konsep diri untuk penelitian lebih lanjut. Khusus untuk analisis psikologis tokoh, yang akan diteliti adalah hanya tokoh Ipssak, yaitu tokoh utama dalam film ini TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini meninjau dari penelitian sebelumnya yang menggunakan teori psikologi sastra. Penelitian yang pertama adalah skripsi yang berjudul Aktualisasi Diri Tokoh Utama Ji-Sook Dalam Film Chinjeong Eomma (My Mom): Kajian Psikologi Sastra karya Endang Mitra Sayekti, jurusan Bahasa Korea. Skripsi ini menggunakan teori Abraham Maslow untuk menganalisis tokoh Ji-Sook yang berusaha memenuhi aktualisasinya meskipun terdapat banyak hambatan seperti kanker pankreas yang dideritanya. Namun Ji-Sook tidak pernah menyerah dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya membuat Ji-Sook semakin bersemangat mengejar apa yang diinginkannya. Tinjauan studi yang kedua adalah skripsi karya Nurfitri Sajidah yang berjudul Analisis Kepribadian Tokoh Bok Nam Dalam Film 김복남살인사건의 정말 (Bedevilled): Kajian Psikoanalisis Freud. Skripsi ini berisi tentang analisis kepribadian tokoh Bok Nam dengan menggunakan teori Freud. Tokoh Bok Nam

9 9 mengalami perubahan karakter yang sangat besar karena ia sering mendapat perlakuan buruk dari lingkungan sekitarnya. Pada akhirnya, Bok Nam berubah menjadi wanita yang kejam dan tidak memiliki hati nurani. Tinjauan studi yang ketiga adalah skripsi karya Vina Muliawati Putri yang berjudul Kepribadian Tokoh Soo Ah dalam Film 열세살, 수아 (Girl Thirteen): Kajian Psikoanalisis Freud. Skripsi ini membahas kepribadian tokoh Soo Ah menggunakan teori Freud yang menggunakan id, ego dan superego. Tokoh Soo Ah mengalami konflik-konflik dengan orang-orang dekat di sekitarnya dan dirinya sendiri. Skripsi ini juga menganalisis cara kerja dan makna mimpi Soo Ah. Tinjauan studi yang keempat adalah skripsi karya Afaf yang berjudul Konflik Batin Tokoh Chan-I dalam Film Ma-Eumi (Heart Is) : Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud. Skripsi ini menganalisis tentang tokoh Chan-I yang mengalami konflik dengan beberapa orang di sekitarnya. Chan-I mengatasi konflik batinnya tersebut dengan mendominasikan salah satu unsur antara id, ego dan superego. Dari beberapa skripsi di atas, yang menjadi tinjauan studi utama adalah skripsi karya Endang Mitra Sayekti, karena menggunakan teori psikologi Abraham Maslow, sama seperti teori yang akan digunakan dalam penelitian ini. Namun, hal yang membedakan skripsi ini dengan penelitian sebelumnya adalah sasaran aktualisasi diri obyek yang diteliti berbeda. Ji Sook mengaktualisasikan diri dengan cara berusaha keras menjalankan perannya dengan baik sebagai seorang anak, pelajar, karyawan, istri, dan ibu. Sedangkan Ipssak

10 10 mengaktualisasikan dirinya dengan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk memenuhi keinginannya bisa hidup di alam bebas LANDASAN TEORI Landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teori strukturalisme dan teori analisis psikologi sastra Analisis fakta cerita Analisis fakta cerita adalah bagian-bagian dari teori struktural yang membangun sebuah cerita dari dalam. Metode analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat dan seteliti mungkin keterkaitan semua unsur karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Penggunaan teori ini akan membantu untuk memahami isi cerita yang ingin disampaikan oleh pengarang. Analisis fakta cerita juga membantu untuk menganalisis lebih jauh isi cerita dengan menggunakan teori psikologi sastra. Sehingga akan lebih mudah menganalisis psikologi sastra dalam cerita jika sudah dilakukan analisis strukturalnya. Teori struktural yang termasuk dalam fakta cerita antara lain: Tokoh dan Penokohan Tokoh merupakan karakter yang muncul dalam sebuah cerita, sedangkan penokohan adalah perwatakan yang diciptakan pengarang pada tokoh-tokoh dalam karya fiksi. Karakter bisa berupa individu-individu maupun percampuran berbagai kepentingan, emosi dan prinsip moral dari individu tersebut (Stanton,

11 : 33). Tokoh adalah faktor penting yang memainkan jalannya cerita. Tanpa adanya tokoh, cerita tidak dapat disusun. Di dalam sebuah cerita biasanya ada tokoh utama, protagonis (tokoh baik), antagonis (tokoh jahat), dan peran pembantu (tokoh lain yang ikut membangun suatu cerita). a. Tokoh Utama Tokoh utama adalah tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus menerus dalam suatu cerita sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita. Tokoh ini juga diutamakan penceritaannya, baik sebagai pelaku kejadian ataupun yang dikenai kejadian. Tokoh utama sangat mempengaruhi jalannya alur suatu cerita karena selalu diceritakan dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Dalam sebuah cerita bisa terdapat lebih dari satu tokoh utama, namun kadar keutamaannya tetap saja tidak sama. Kadar keutamaan tersebut ditentukan oleh dominasi, banyaknya penceritaan, dan pengaruhnya terhadap perkembangan alur cerita (Nurgiyantoro. 2005: ). b. Tokoh Tambahan Tokoh tambahan adalah tokoh yang dimunculkan sesekali dalam sebuah cerita dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitan dengan tokoh utama secara langsung maupun tidak langsung. Nurgiyantoro menjelaskan bahwa dalam penokohan cerita terdapat tokoh tambahan yang penting dan mempengaruhi tokoh utama. Tokoh ini disebut tokoh tambahan yang utama, yaitu meskipun dominasinya dalam cerita relatif singkat tetapi mempengaruhi alur cerita.

12 Alur Alur secara umum adalah rangkaian sebuah peristiwa. Dalam cerita biasanya dikenal tiga alur, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur gabungan. Peristiwa-peristiwa yang membentuk alur saling terhubung dan tidak dapat dipisahkan. Alur merupakan tulang punggung cerita. Stanton (1965: 16) menyebutkan bahwa dua elemen dasar yang membangun alur adalah konflik dan klimaks. Konflik adalah istilah untuk dua kekuatan yang saling menaklukkan atau beresistensi. Sedangkan klimaks adalah saat ketika konflik terasa sangat intens sehingga akhir cerita sudah tidak dapat dihindari. Klimaks merupakan titik pertemuan antara dua kekuatan konflik dan menentukan bagaimana cerita diselesaikan Latar Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung (Stanton, 2007:35). Latar dapat berwujud tempat, waktu, atau keadaan. Latar bisa mempengaruhi keadaan tokoh atau memunculkan emosi tertentu pada tokoh. Di dalam sebuah cerita, penggambaran latar atau setting yang detail akan memudahkan publik untuk memahami cerita Teori Psikologi Sastra Teori psikologi sastra yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teori psikologi sastra dari Abraham Maslow. Menurut Maslow (via Minderop, 2010: 277) tingkah laku manusia lebih ditentukan oleh kecenderungan individu

13 13 untuk mencapai tujuan agar kehidupannya lebih bahagia dan memuaskan. Dalam kenyataannya proses motivasional manusia merupakan jantung dari teori Maslow. Maslow mengajukan gagasan bahwa kebutuhan yang ada pada manusia adalah bawahan, tersusun menurut tingkatan. Oleh Maslow kebutuhan manusia yang tersusun tersebut dibagi ke dalam dua tingkat yaitu sebagai berikut: 1. Kebutuhan berkembang, yang terdiri atas Kebutuhan Aktualisasi Diri 2. Kebutuhan Karena Kekurangan, yang terdiri atas: 2.1. Kebutuhan fisiologi, seperti perasaan lapar dan haus 2.2. Kebutuhan rasa aman, seperti keamanan dan stabilitas 2.3. Kebutuhan rasa kepemilikan dan cinta, seperti kasih sayang dan identifikasi 2.4. Kebutuhan penghargaan, seperti prestise dan harga diri 2.5. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu pencapaian semua potensi manusia Tidak ada seorang pun yang kebutuhan fisiologisnya terpenuhi 100%. Maslow memperkirakan rata-rata orang dapat terpuaskan kebutuhan fisiologinya sampai 85%, kebutuhan keamanan terpuaskan 75%, kebutuhan cinta dan mencintai terpuaskan 50%, self esteem terpuaskan 40% (via Alwisol, 2004: 255).

14 14 Kebutuhan fisiologi adalah kebutuhan yang bersifat homoestatik, yaitu usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik seperti makan, minum, tempat tinggal, dan istirahat. Kebutuhan keamanan muncul setelah kebutuhan fisiologi terpenuhi secukupnya. Kebutuhan fisiologi dan kebutuhan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan berikutnya adalah kebutuhan akan cinta dan dicintai. Ada dua jenis cinta (dewasa) yaitu Deficiency atau D-love dan Being atau B-love. D-love adalah kebutuhan karena kekurangan cinta, orang yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang yang membuatnya menjadi tidak sendirian. B-love didasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa adanya, tanpa keinginan mengubah atau memanfaatkan orang tersebut. Kebutuhan harga diri (self esteem), muncul ketika kebutuhan akan cinta dan mencintai telah relatif terpuaskan. Ada dua jenis harga diri: a. Menghargai diri sendiri (self respect), kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian dan kebebasan. Orang membutuhkan pengetahuan tentang dirinya sendiri, bahwa dirinya berharga dan mampu menguasai tugas dan tantangan hidup. b. Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from others), kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dan diterima. Orang membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal baik dan dinilai baik oleh orang lain.

15 15 Kepuasan kebutuhan harga diri menimbulkan perasaan dan sikap percaya diri, diri berharga dan mampu. Sebaliknya jika kebutuhan harga diri tidak terpuaskan, selanjutnya akan menyebabkan frustasi seperti perasaan dan sikap inferior, canggung, lemah, pasif, dan tidak mampu menghadapi tuntutan hidup. Ketika semua kebutuhan telah terpenuhi, maka seseorang akan meningkatkan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri karena kebutuhan ini merupakan tingkat puncak dari segala sesuatu yang diinginkan seseorang. Beberapa ciri orang yang mengaktualisasikan diri menurut Abraham Maslow (via Goble, 1987: 51-65), antara lain sebagai berikut: 1. Melihat hidup secara jernih. 2. Melaksanakan pekerjaannya dengan baik. 3. Spontanitas dan kreativitas. 4. Kadar konflik dirinya rendah. 5. Memiliki kemerdekaan psikologis. 6. Menikmati kehidupan pada umumnya dan praktis dalam segala aspek Teori konsep diri Setiap manusia memiliki keunikan masing-masing karena terbentuk dari pribadi yang berbeda-beda. Dalam teori konsep diri, setiap individu memiliki sikap masing-masing dalam menilai konsep dirinya, ada konsep diri positif dan ada juga konsep diri negatif. Ada individu yang memandang dirinya dengan

16 16 optimis sehingga menimbulkan konsep diri positif. Akan tetapi ada beberapa individu yang selalu memandang rendah kemampuan dirinya sehingga tidak berani melakukan hal-hal yang menurutnya terlalu mencolok, seperti mengikuti sebuah ajang kompetisi. Sikap yang demikian menimbulkan konsep diri negatif. Konsep diri positif dan konsep diri negatif menurut Brook dan Emmert (via Rahmat, 2000: 105) adalah sebagai berikut: 1. Konsep diri positif: a. Yakin akan kemampuannya untuk mengatasi suatu masalah b. Merasa setara dengan orang lain c. Menerima pujian dengan tanpa rasa malu d. Menyadari bahwa setiap orang memiliki berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat 2. Konsep diri negatif: a. Peka terhadap kritik b. Responsif terhadap pujian, meskipun mungkin ia berpura-pura menghindarinya c. Hiperkritis terhadap orang lain

17 17 d. Merasa tidak disenangi oleh orang lain, sehingga sulit menciptakan kehangatan dan keakraban dengan orang lain e. Pesimis terhadap kompetensi 1.8. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara untuk memperoleh pengetahuan mengenai obyek tertentu dan karenanya harus sesuai dengan kodrat keberadaan obyek itu sebagaimana yang dinyatakan oleh teori (Faruk, 2012:55). Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu metode penelitian sosial yang analisisnya bersifat menjelaskan dan menggambarkan suatu kejadian dengan cermat. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat alamiah dan menghasilkan data deskriptif baik secara lisan maupun tertulis, perilaku, atau data-data lainnya yang dapat diamati oleh peneliti (Moleong via Sangidu, 2004: 7). Adapun penelitian deskriptif bertujuan memberikan uraian tentang suatu gejala sosial yang diteliti. Studi kepustakaan dilakukan dengan metode mengumpulkan data-data dari segala sumber yang terkait dengan obyek penelitian. Obyek yang terkait dengan teori studi pustaka antara lain film dan subtitle Madangeul Naon Amthak, kamus bahasa Indonesia-Korea dan kamus Korea-Indonesia, buku-buku tentang teori struktural, buku-buku Psikologi Sastra teori Abraham Maslow dan Konsep Diri, serta sumber-sumber informasi lainnya. Langkah-langkah yang akan dilakukan antara lain menerjemahkan subtitle Korea film Madangeul Naon Amthak ke dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya

18 18 menganalisis unsur-unsur struktural fakta cerita (plot, tokoh, dan latar) film tersebut menggunakan teori Stanton. Kemudian penelitian dilanjutkan dengan menganalisis teori psikologi sastra tentang teori aktualisasi diri tokoh utama dalam film. Setelah itu, penelitian berlanjut pada teori konsep diri dari tokoh utama. Langkah terakhir yang akan dilakukan adalah menarik kesimpulan dari seluruh penelitian yang telah dilakukan. Analisis fakta cerita dibutuhkan untuk meneliti unsur-unsur yang membangun sebuah cerita. Selain itu juga sebagai jembatan penghubung sebelum memasuki teori berikutnya. Dengan ditelitinya fakta cerita dalam film ini, diharapkan mampu memudahkan penelitian dan pemahaman pada teori selanjutnya. Teori psikologi sastra tentang teori aktualisasi diri digunakan untuk menelusuri bagaimana tokoh utama menjalani kehidupannya dan apa saja yang ia lakukan untuk memenuhi keinginannya. Sedangkan teori konsep diri dibutuhkan untuk menunjang teori aktualisasi diri. Teori ini digunakan untuk mencari keistimewaan tokoh utama dan faktor apa saja yang mempengaruhinya dalam mencapai aktualisasi diri. Setelah semua konsep dan teori dilakukan sepenuhnya, barulah dapat ditarik kesimpulan yang ingin didapat dari penelitian ini SISTEMATIKA PENULISAN Penelitian ini seluruhnya akan disajikan dalam empat bab. Bab I merupakan pendahuluan yaitu sebagai pengantar dari permasalahan yang dibahas dalam penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lingkup penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, dan

19 19 metode penelitian. Pada bab II adalah analisis fakta cerita dalam film Madangeul Naon Amthak. Bab III merupakan analisis data dengan teori psikologi sastra. Pada bab ini, akan diteliti objek yang telah ditentukan dengan menggunakan teori aktualisasi diri Abraham Maslow dan teori konsep diri. Bab IV merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari seluruh penelitian yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam karya tulis yang mampu menggetarkan jiwa dan merupakan suatu yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam karya tulis yang mampu menggetarkan jiwa dan merupakan suatu yang indah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Sastra merupakan hasil dari perwujudan pemikiran manusia tentang sesuatu yang dilihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai bahasa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat serta perasaan kepada orang lain. Sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat, bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sadar (subconcius) setelah mendapat bentuk yang jelas dituangkan ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. sadar (subconcius) setelah mendapat bentuk yang jelas dituangkan ke dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Semi (via Endraswara, 2008:7), karya sastra merupakan produk dari suatu keadaan kejiwaaan pemikiran pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar (subconcius)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep. 1. Pengertian Novel. Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disampaikan dengan bahasa yang unik, indah dan artistik, serta mengandung nilainilai

BAB 1 PENDAHULUAN. disampaikan dengan bahasa yang unik, indah dan artistik, serta mengandung nilainilai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu karya tulis yang memberikan hiburan dan disampaikan dengan bahasa yang unik, indah dan artistik, serta mengandung nilainilai kehidupan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra di Indonesia saat ini cukup pesat. Terbukti dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan drama. Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan seni yang bermediumkan bahasa dan dalam proses terciptanya melalui intensif, selektif, dan subjektif. Penciptaan suatu karya sastra bermula

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra diadaptasi dari dunia nyata berupa pengalaman yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Sastra diadaptasi dari dunia nyata berupa pengalaman yang kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sastra diadaptasi dari dunia nyata berupa pengalaman yang kemudian digambarkan melalui tulisan oleh pengarang. Saxby dalam Nurgiyantoro (2005: 4) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai seni kreatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sebelumnya Pada penelitian sebelumnya sudah ada penelitian mengenai teori motivasi tindakan Abraham Maslow, yaitu penelitian yang ditulis oleh Setyawan Budi Jatmiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat memasuki hutan makin ke dalam makin lebat dan belantara, ada peristiwa suka dan duka, dan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kisahan dan pembaca (Minderop, 2010:53). Sastra dalam peradaban tradisional

BAB I PENDAHULUAN. dalam kisahan dan pembaca (Minderop, 2010:53). Sastra dalam peradaban tradisional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra, baik novel, drama dan puisi di zaman modern ini sarat dengan unsur-unsur psikologis sebagai manifestasi; kejiwaan pengarang, para tokoh fiksional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia memiliki banyak realita yang mempengaruhi kehidupan itu sendiri. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari daya imajinasi pengarang yang dituangkan dalam sebuah wadah. Sastra sendiri adalah bentuk rekaman dari bahasa yang akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dan realitas sosial (semua menyangkut aspek kehidupan manusia) yang

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dan realitas sosial (semua menyangkut aspek kehidupan manusia) yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra lahir disebabkan oleh dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya, perhatian besar terhadap masalah manusia dan kemanusiaan serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra (sansekerta/shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau intruksi, tra artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif manusia dalam kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra seni kreatif menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan aspek penting dalam penelitian. Konsep berfungsi untuk menghindari kegiatan penelitian dari subjektifitas peneliti serta mengendalikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra adalah sebuah karya imajiner yang bermedia bahasa dan memiliki nilai estetis. Karya sastra juga merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai luapan emosi pengarang yang diekspresikan melalui kata-kata.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai luapan emosi pengarang yang diekspresikan melalui kata-kata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya novel adalah sebuah karya sastra yang membangun sebuah dunia yang utuh sesuai dengan keinginan pengarangnya. Dunia tersebut dapat dikatakan sebagai luapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada

BAB I PENDAHULUAN. pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Nurgiyantoro (2012:70) dalam penciptaan sebuah karya sastra, pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada hakekatnya pengarang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:725) Konsep merupakan (1)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para seniman sering melakukan hal tersebut dalam menciptakan karya sastra, misalnya pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang diekspresikan dalam wujud media tulis. Untuk itu, karya sastra dihasilkan melalui imajinasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sastra adalah pengungkapan masalah hidup, filsafat, dan ilmu jiwa yang dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk mengungkapkan diri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, peneliti mengungkapkan mengenai: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, dan (d) manfaat penelitian. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang dianyam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan jabaran dari kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Sastra merupakan salah satu seni yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berjudul Analisis Tokoh Utama pada Film Curse of the Golden

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berjudul Analisis Tokoh Utama pada Film Curse of the Golden BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini berjudul Analisis Tokoh Utama pada Film Curse of the Golden Flower Berdasarkan Pendekatan Struktural. Film yang akan penulis analisis diadaptasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil karya seseorang baik lisan maupun tulisan jika mengandung unsur estetik maka akan banyak disukai oleh semua kalangan. Di era globalisasi seperti saat ini, banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan suatu ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman. Ungkapan-ungkapan tersebut di dalam sastra dapat berwujud lisan maupun tulisan. Tulisan adalah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu: BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu: a. psikosastra b. kesepian c. frustasi d. kepribadian a. Psikologi Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Karya satra merupakan hasil dokumentasi sosial budaya di setiap daerah. Hal ini berdasarkan sebuah pandangan bahwa karya sastra mencatat kenyataan sosial budaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Dari beberapa penelusuran, tidak diperoleh kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang hampir sama adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan karena keduanya memiliki fungsi dalam hidup manusia. Keduanya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan karena keduanya memiliki fungsi dalam hidup manusia. Keduanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dan psikologi dapat bersimbiosis dalam perannya terhadap kehidupan karena keduanya memiliki fungsi dalam hidup manusia. Keduanya sama-sama berurusan dengan persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Drama merupakan kisah utama yang memiliki konflik yang disusun untuk sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini drama bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan kegiatan yang mengungkapkan pikiran imajinatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan kegiatan yang mengungkapkan pikiran imajinatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan kegiatan yang mengungkapkan pikiran imajinatif seseorang baik yang berdasarkan atas apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya maupun tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi sejak dilahirkan didunia, komunikasi tidak hanya berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua macam sifat yaitu, karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non imajinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan fakta cerita novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan fakta cerita novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Perubahan fakta cerita novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara ke dalam film Pintu Terlarang disutradarai oleh Sheila Thimoty belum

Lebih terperinci

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hariyanto Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi seorang penulis yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreatif penulis yang berisi potret kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dinikmati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesusastraan ditulis karena motivasi manusia mengekspresikan dirinya sendiri dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Aji Budi Santosa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam berekspresi dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sebuah karya sastra baik

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:588), konsep

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:588), konsep BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:588), konsep didefinisikan sebagai ling gambaran mental dari objek, proses atau apa pun yang ada

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka simpulan hasil penelitian sebagai berikut: Pengkajian perwatakan novel Di Kaki Bukit Cibalak

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, suatu metode analisis dengan penguraian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi semenarik mungkin agar penonton tidak merasa bosan. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi semenarik mungkin agar penonton tidak merasa bosan. Berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Film merupakan gambar bergerak yang di dalamnya memiliki alur dan cerita yang menarik untuk menghibur para penonton. Alur dan cerita pada film diproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi, buku-buku yang digunakan dalam pengkajian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah hal-hal yang terkandung dalam tulisan tersebut. Keindahan dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. adalah hal-hal yang terkandung dalam tulisan tersebut. Keindahan dalam karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya tulis, namun yang lebih penting dari tulisan tersebut adalah hal-hal yang terkandung dalam tulisan tersebut. Keindahan dalam karya sastra bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1993: 3). Sastra adalah sebuah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra hadir sebagai wujud nyata hasil imajinasi dari seorang penulis. Penciptaan suatu karya sastra bermula dari pengalaman batin pengarang yang dikontruksikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks. Permasalahan-permasalahan tersebut menyangkut berbagai hal, yakni permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang struktural sastra dan sosiologi sastra. Pendekatan struktural dilakukan untuk melihat keterjalinan unsur-unsur intrinsik yang membangun karya sastra itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda.

Bab 1. Pendahuluan. tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda. Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Ada begitu banyak kebudayaan dalam dunia tempat kita tinggal. Mulai dari budaya tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Drama Sebagai Karya Fiksi Sastra sebagai salah satu cabang seni bacaan, tidak hanya cukup dianalisis dari segi kebahasaan, tetapi juga harus melalui studi khusus yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka. analisis psikologi sastra yang sudah didokumentasikan sehingga memberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka. analisis psikologi sastra yang sudah didokumentasikan sehingga memberikan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Penelitian ini memaparkan penelitian dan analisis terdahulu tentang analisis psikologi sastra yang sudah didokumentasikan sehingga memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil cipta, kreasi, imajinasi manusia yang berbentuk tulisan, yang dibangun berdasarkan unsur ekstrinsik dan unsur instrinsik. Menurut Semi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Penokohan Penokohan merupakan satu bagian penting dalam membangun sebuah cerita. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Nurgiyantoro (2013:259) tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan dalam penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan.

Lebih terperinci

TEORI HIRARKI KEBUTUHAN

TEORI HIRARKI KEBUTUHAN 7 TEORI HIRARKI KEBUTUHAN Motivasi : Teori Hirarki Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukan kajian pustaka. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang sastra dan budaya. Selain itu, Jepang juga melahirkan banyak penulis berbakat. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah suatu hal yang yang tidak bisa lepas dari diri seorang manusia, dalam pribadi setiap manusia pasti memiliki rasa cinta atau rasa ingin tahu terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada

BAB II KAJIAN TEORI. Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Konflik dalam Karya Sastra Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada kehidupan. Oleh karena itu, pembaca dapat terlibat secara emosional terhadap apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian-kejadian yang sudah dilegitimasikan dalam teks tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian-kejadian yang sudah dilegitimasikan dalam teks tidak bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sering disebut sebagai dunia dalam kata, bukan dunia manusia. Kejadian-kejadian yang sudah dilegitimasikan dalam teks tidak bisa diterjemahkan kembali ke dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya media penyampaian suatu cerita sejak Tahun 70-an, film mulai banyak mengambil inspirasi atau karya- karya sastra yang telah ada sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah hasil ciptaan manusia yang mengandung nilai keindahan yang estetik. Sebuah karya sastra menjadi cermin kehidupan yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan manusia sehingga menimbulkan kesan yang menarik. Sastra sering kali tercipta dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos. 7 BAB II LANDASAN TEORI E. Pengertian Psikologi Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos. Psyche artinya jiwa dan logos berarti ilmu. Dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Haruki Murakami adalah seorang penulis, novelis, sastrawan, dan penerjemah yang berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Novel Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika belum pernah dijadikan objek penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, penulis memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. antara individu dengan sesamanya. Berawal dari bahasa tersebut manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. antara individu dengan sesamanya. Berawal dari bahasa tersebut manusia dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi, menyampaikan pendapat, mengapresiasikan pikiran sehingga tercipta pengertian antara individu

Lebih terperinci