ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI FRAKSI AKTIF ANTIDIABETES DAGING BUAH PARIA (Momordica charantia Linn.)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI FRAKSI AKTIF ANTIDIABETES DAGING BUAH PARIA (Momordica charantia Linn.)"

Transkripsi

1 ISSN ktober 2010, Hal ISLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA METABLIT SEKUNDER DARI FRAKSI AKTIF ANTIDIABETES DAGING BUAH PARIA (Momordica charantia Linn.) Sri Mulyanti 1*, Iqbal Musthapa, Siti Aisyah 1 Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudi 229Bandung *) miz_chemist@yahoo.com ABSTRAK Dampak buruk yang ditimbulkan dari obat-obatan sintesis untuk menangani penyakit diabetes mellitus telah menjadi alasan utama dilakukannya pencarian obat antihiperglikemia alami.salah satu tumbuhan yang telah banyak dipercaya adalah buah Momordica charantial. Dari penelitiansebelumnya, telah diperoleh informasi fraksi yang memiliki efek antihiperglikemia yang cukup tinggi dibandingkan fraksi-fraksi lain, adalah fraksi n-heksana. Pada penelitian ini dilakukan beberapa teknik isolasi terhadap kandungan senyawa dari fraksi aktif antihiperglikemia daging buah Momordica charantia L. Isolasi dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik kromatografi yang meliputi kromatografi cair vakum (KCV), kromatografi kinerja tekanan (KKT) dan kromatografi lapis tipis (KLT). Karakterisasi terhadap senyawa hasil isolasi mengggunakan spektroskori IR dan NMR 1D. Pada penelitian ini telah berhasil diisolasi dua senyawa yaitu B321 dan B35 yang merupakan senyawa golongan kukurbitan yang merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak terdapat pada buah paria. Kata kunci : Momordica charantia, diabetes mellitus, antihiperglikemia. PENDAHULUAN Diabetes mellitus kini menjadi ancaman yang serius bagi manusia dan telah menjadi penyebab kematian urutan ke-7 di dunia. Di Indonesia sendiri penyandang diabetes mellitus diperkirakan mengalami peningkatan dari 8,4 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 mendatang. Dan angka tersebut menempatkan Indonesia di peringkat ke-4 jumlah penyandang diabetes mellitus terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat, India dan Cina. Ironisnya, 50% dari angka tersebut tidak tahu kalau mereka mengidap diabetes mellitus. Dan dari 50% yang tahu, hanya 30% yang rutin mengadakan pemeriksaan ke dokter. Menurut Kepala Instalasi Pelayanan Pelanggan dan Humas RSUP Persahabatan, Any Reputrawati, Meningkatnya penderita diabetes mellitus disebabkan oleh peningkatan obesitas, kurang aktivitas fisik, kurang mengkonsumsi makanan yang berserat, merokok dan tingginya lemak. Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Berasal dari istilah kata Yunani, Diabetes yang berarti pancuran dan Mellitus yang berarti madu atau gula. Kurang lebih istilah Diabetes Mellitus menggambarkan gejala diabetes yang tidak terkontrol, yakni banyak keluar air seni yang manis karena mengandung gula. leh karena demikian, dalam istilah lain penyakit ini disebut juga Kencing Manis. Secara definisi medis, definisi diabetes meluas kepada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik yang sifatnya absolut maupun relatif. Insulin adalah hormon yang diproduksi sel beta di pankreas, sebuah kelenjar yang terletak di belakang lambung yang berfungsi mengatur metabolisme glukosa menjadi energi, serta mengubah kelebihan glukosa menjadi glikogen yang disimpan di dalam hati dan otot. Tipe DM ada dua, yakni yang timbul akibat kekurangan insulin disebut dengan DM tipe 1 atau insulin dependent diabetes mellitus (IDDM) dan DM karena insulin tidak berfungsi dengan baik disebut dengan DM tipe 2 atau non-insulin 191

2 Sri Mulyanti, Iqbal Mustapha, Siti Aisyah J. Si. Tek. Kim. dependent diabetes mellitus (NIDDM) (Ning Harmanto, 2004). Kajian literatur memperlihatkan bahwa beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai obat diabetes mellitus antara lain, daun, kulit batang, buah dan akar tanaman mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), kemudian mengkudu (Morinda citrifolia) serta pare (Momordica charantia). Penelusuran pustaka melaporkan bahwa tanama pare dipercaya dapat menyembuhkan penyakit diabetes mellitus, dimana tanaman ini dilaporkan memiliki kandungan metabolit sekunder berupa saponin, flavonoid, polifenol, dan -karoten.senyawasenyawainididugadapatmerangsangperbaikan sel-selbeta,sehinggadapatmeningkatkanproses produksiinsulin(ningharmanto,2004). Laporan-laporan penelitian memperlihatkanbahwakajianterhadaptanaman Momordica charantia (Cucurbitaceae)sedang dilakukan secara intensif bekaitan dengan fungsinyasebagaisalah satu bahan alternatif untuk mengobati diabetes melitus(grover 2003,Leatherdaleetal.,1981(NingHarmanto, 2004,PrapatiUtami,2003). Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan ekstraksi dan fraksinasi terhadap daging buah paria,dan diperoleh beberapa ekstrakdan fraksi,yaitu ekstrak metanol-air, fraksi heksan, etil asetat, dan butanol. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, telahdiketahuibahwafraksiyangaktifsebagai antihiperglikemiadaridagingbuahmomordica charantia L adalah fraksiheksan. Halini ditunjukkandarihasilujiantihiperglikemiayang dilakukan,dimanafraksiheksanmenunjukkan penurunan kadarglukosa darah yang paling signifikan daripada fraksi yang lainnya (KusherminaPratiwi,2009).Karenanyapada penelitian iniakan dilakukan proses isolasi senyawa murni dari fraksi heksan untuk mengetahui senyawa yang terkandung didalamnya. BAHAN DAN METDE PERCBAAN Bahan Tumbuhan TumbuhanM. charantia dikumpulkanpada daerah Kampung Pipisan, Indramayu. Tumbuhaninidipisahkanantarabuahdanbiji, kemudianbagianbuahdiristipisdandijemurdi bawah sinarmataharisampaikering.bagian buahyangkeringkemudiandihaluskansehingga diperolehserbukm. charantia. Bahan Kimia Penelitian inimenggunakan bahan utama dagingbuahmomordica charantia Linnyan telahdikeringandandihaluskansebanyak5,3 Kg.untukbahan-bahankimiayangdigunakan terdiridaribahanteknisdanbahanproanalis (p.a). Bahan berkualitas teknis didestilasi terlebih dahulu sebelum digunakan.bahan kimiayangdigunakanadalahmetanol,heksan, aseton,etilasetat,kloroform,aseton,aquadest, silica gel 60GF 254 for TLC,silica gel meshfor CC.Kloroformterdeuterasiuntuk analisisnmr. Peralatan Pada percobaan ini digunakan alat kadar gula darah ptimum mega, spektrofotometer Ultra Violet SpectrophotometerShimadzu1240,danFourier Transform-InfraRed(FT-IR). Masing-masing ekstrak difraksinasi denganmenggunakankromatograficairvakum (KCV)danKromatografiFlash (KF)dengan berbagaiperbandingandanjenispelarut. Penyiapan Ekstrak dan Fraksi Ekstraksidilakukanuntukmemperoleh ekstrak darimomordica charatia. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasiterhadap serbuk buah kering dalam pelarutmetanol. Ekstrak metanol yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan menggunakan alatrotary evaporator sehinggadiperoleh ekstrak kental metanol. Ekstrak metanol kental kemudian diencerkandenganmetanolsampaivolume500 ml.ekstrakmetanollaludifraksinasidengan menggunakan pelarut yang berbeda kepolarannya.secaraberturut-turutheksan,dan etilasetat(denganpenambahanair). HASIL DAN PEMBAHASAN Sampelyang digunakan adalah daging buah paria kering. sebanyak 800 gram dimaserasi dengan menggunakan pelarut metanolsebanyak3 1Lmasing-masing24 jam.hasilmaserasidiperolehekstrakmetanol berwarna hijau tua, ekstrak tersebut lalu dipekatkan dalam evaporatorvakum.ekstrak metanoldiperolehsebanyak47,53gram Teknik pemisahan dan pemurnian dilakukan dengan kromatografi cair vakum (KCV) dan KF.Tahap pertama pemisahan dilakukandenganmenggunakankcv,sebelum 192

3 ISSN ktober 2010, Hal dilakukanproseskcvdilakukanterlebihdahulu pencarianeluenyangsesuaipadakcv dengan menggunakan kromatografi lempeng tipis (KLT). Eluen yang digunakan merupakan pelarutorganikyangditingkatkankepolarannya secaragradien.pelarutyangdigunakan pada pemisahanfraksiheksanadalahheksan-etil asetatdenganbeberapakomposisiperbandingan. Berdasarkan analisakromatogram KLT fraksi heksanpadaeluenheksandanetilasetatdengan beberapa kali perbandingan maka KCV dilakukandengan menggunakaneluenheksan danetilasetatdenganbeberapaperbandingan yaituheksan100% sebanyak2kali,heksan:etil asetat4,8:0,2sebanyak3kali;4,2:0,8sebanyak 3kali;3,6:1,4sebanyak3kali;3:2sebanyak2 kali;2,4:2,6sebanyak2kali;1,8:3,8sebanyak2 kali;1,2:3,8sebanyak2kali,0,6:4,4sebanyak2 kalidenganvolume50ml setiapkalielusi. KCV fraksiheksan dengan masa 4 gram menghasilkan 22 fraksi dengan pola kromatogram sepertipadagambar 1,fraksi tersebutdianalisismenggunakanklt dengan eluenheksanetilasetatdenganperbandingan 3:2. Gambar 3.KromatogramKLTfraksigabungan KCVfraksiheksan TerhadapfraksiB dilakukanpemurnian lebihlanjutdenganmenggunakankcvdengan diameter kolom yang lebih kecil.sebelum dilakukan proses KCV yang ke-2 dilakukan terlebihdahulupencarianeluenyangsesuaipada KCV dengan menggunakan kromatografi lempeng tipis(klt).eluen yang digunakan merupakan pelarutorganik yangditingkatkan kepolarannya secara gradien. Berdasarkan analisakromatogram KLTfraksiBpadaeluen heksan dan etilasetatdengan beberapakali perbandinganmakakcvke-2dilakukandengan menggunakan eluen heksan dan etilasetat denganbeberapaperbandinganyaituheksan:etil asetat9,5:0,5sebanyak4kali;9:1sebanyak4 kali;8,5:1,5sebanyak2kali;8:2sebanyak4 kali;7,5:2,5sebanyak4kali. DarihasilprosesKCVfraksiBdiperoleh 20fraksi,fraksitersebutdianalisismenggunakan KLT denganeluenheksanetilasetatdengan perbandingan8:2. Gambar 1. Kromatogram KLThasilKCV fraksiheksansetelahdipanaskandidalamoven Fraksiyang memilikipolakromatogram dengannilair f yangsamadigabungkanhingga mendapatkan 5 fraksigabungan.masadari masing-masingfraksitersebutadalahfraksia (1-4) sebanyak 0,838 gram, fraksi B (5) sebanyak1,08gram,fraksic (6-7)sebanyak 1,017gram,fraksiD (8-17)sebanyak0,082 gram,danfraksie(18-22)sebanyak0,091gram. Fraksi-fraksigabungandianalisisdenganKLT menggunakaneluenheksanetilasetatdengan perbandingan 3:2. pola kromatogram ditunjukkanpadagambar2berikutini. Gambar 4.KromatogramKLThasilKCV fraksibsetelahdipanaskandioven Fraksiyangmemilikipolakromatogram dengannilairfyangsamadigabungkanhingga mendapatkan 5 fraksigabungan.masadari masing-masingfraksitersebutadalahfraksib1 (1-5)sebanyak261mg,fraksiB2(6-9)sebanyak 195mg,fraksiB3(10-13)sebanyak342mg, fraksib4(14-16)sebanyak86mg,danfraksib5 (17-20)sebanyak36mg.Fraksi-fraksigabungan dianalisis dengan KLT menggunakan eluen 193

4 Sri Mulyanti, Iqbal Mustapha, Siti Aisyah J. Si. Tek. Kim. heksanetilasetatdenganperbandingan3:2.pola kromatogramditunjukkanpadagambar5berikut ini. gabungandianalisisdengankltmenggunakan eluenheksanetilasetatdenganperbandingan 8:2.polakromatogram ditunjukkanpadagambar 8berikutini. Gambar 5. Kromatogram KLTfraksigabungan KCVfraksiB Polakromatogram KLTfraksigabungan memperlihatkanbahwafraksib3mengandung senyawa noda mayor, sehingga fraksi ini dimurnikanlebihlanjutdengankf.eluenyang digunakan ialah heksan :etilasetatdengan perbandingan8,5:2,5,fraksib3yangdigunakan dalam KFmemilikimasa342mg.Hasildari pemisahan dengan KF didapatkan 16 fraksi, setiap fraksi dianalisis menggunakan KLT dengan eluen heksan - etil asetat dengan perbandingan8:2.polakromatogram KLThasil KFditunjukkanpadagambar6. Gambar 7.KromatogramhasilKLTfraksiB35 dibawahlampuuv Gambar 4.8.KromatogramKLTfraksi gabungan KFdarifraksiB3 Gambar 6.KromatogramKLThasilKF fraksib3 Fraksiyangmemilikipolakromatogram dengannilairfyangsamadigabungkanhingga mendapatkan 5 fraksigabungan.masadari masing-masingfraksitersebutadalahfraksib31 (1-3)sebanyak99mg,fraksiB32(4-7)sebanyak 58mg,fraksiB33(8-11)sebanyak12mg,fraksi B34(12-16)sebanyak4mg,danfraksiB35 sebanyak 9 mg merupakan endapan kristal berwarnaputihyangterbentukdarifraksib3. UntukfraksiB35dilakukanKLTterlebihdahulu karenadidugasudahmurni,hasilkltterlihat pada gambar 7, selanjutnya fraksi-fraksi Pola kromatogram fraksi B35 telah menunjukkanpolasenyawayangsudahmurni, untukpolakromatogram KLTfraksigabungan memperlihatkanbahwafraksib32mengandung senyawa pola noda yang cukup sederhana namundenganmasayangtidakterlalusedikit, sehingga fraksiinidimurnikan lebih lanjut dengankfke-2.eluenyangdigunakanialah heksan:kloroform denganperbandingan3:7, fraksib32yangdigunakandalam KFmemiliki masa52mg.hasildaripemisahandengankf didapatkan 7 fraksi,setiap fraksidianalisis menggunakan KLT dengan eluen heksan-etil asetat dengan perbandingan 2,5:7,5. pola kromatogram KLT hasilkfditunjukkanpada gambar9. 194

5 ISSN ktober 2010, Hal Gambar 9.KromatogramKLThasilKF fraksib32 Dari hasil pola kromatogram yang terlihat,dapatdisimpulkanbahwasannyafraksi B32tidakmengalamipemisahan,karenasemua fraksiyangdidapatmemilikipolakromatogram yangsamapersis.ketikasemuafraksidisatukan kembali,didapatmasanyaberkurang sampai tersisa sebanyak 26 mg,sehinggadilakukan pemisahan dengan menggunakan KLT preparatif,merupakanprosesyangtidakjauh berbedadengan KLT yang sudah dilakukan, hanyasajakromatogramyangdidapatdilakukan pengerikan pada plat dan dikelompokkan berdasarkanrfyangsama,sehinggadiperoleh2 fraksi. Pola kromatogram KLT hasil kromatografi preparatif ditunjukkan pada gambar10. IR fraksi B35 terlihat bahwa fraksi ini memberikanserapanyangmenunjukkanadanya serapan-hyangkuatpadabilangangelombang 3490,9cm -1 yangdidugaberasaldarigugus H pada gula.selain itu juga ditemukan adanya serapan yang kuatpada panjang gelombang 2933,5cm -1 yangmerupakanvibrasiulur C-H sp 3 danserapanvibrasitekukc-hpadabilangan gelombang1448,4cm -1,yangdidugaberasaldari unitalifatikpadakerangkaterpenoid.selainitu juga terdapat serapan C=C pada bilangan gelombang 1627,8 cm -1,yang menunjukkan adanyagugusfungsialkena,setaserapanc- pada bilangan gelombang 1043,4 cm -1 yang menunjukkanadanyaikatanc-h atau C--C. Berdasarkanhaltersebutmakadidugapadafraksi B35 terdapatsenyawautamayang merupakan senyawaterpenoidbaikyangterglukosilasi. Gambar 11. Spektrum FT-IRFraksiB35 Gambar 4.10.Kromatogram hasil KLTpreparatiffraksiB32dibawahlampuUV DiperolehfraksiB321sebanyak4mgdan fraksib322sebanyak9mg.fraksib321sudah menunjukkanpuncakyangsenyawayangmurni dibandingkandenganfraksitotal.b32. Analisa Spektum NMR 1 H Analisisspektrometriterhadapfraksi B35danB321dilakukanuntukmengetahui gambaran berbagai jenis atom hidrogen dalam molekul.spektrum NMR 1 H dapat memberikaninformasimengenailingkungan kimiaatom hidrogen,jumlahatom hidrogen dalam setiaplingkungan,danstrukturgugus yang berdekatan dengan setiap atom hidrogen.spektrum NMR 1 H fraksib35 ditunjukkanpadagambar12. Identrifikasi Senyawa Hasil Isolasi Analisa Spektum FT-IR Untuk mengetahui senyawa yang terkandung darifraksimurniyang diperoleh, dilakukanidentifikasidenganspektroskopift-ir. Karena fraksi B321 sangat sedikit, maka pengukuran menggunakan spektroskopift-ir hanyadilakukanpadafraksib35.padaspektrum Gambar 12 SpektrumNMR 1 HFraksiB35 195

6 Sri Mulyanti, Iqbal Mustapha, Siti Aisyah J. Si. Tek. Kim. Spektrum NMR 1 H fraksi B35 memperlihatkansejumlahsinyalyangmuncul padageserankimia;0,66-1,58yangkhasuntuk gugus-ch 3,2,27-2,28yangkhasuntukproton yang terikatpada karbon yang terikatpada heteroatom,dan3,51-5,35 yangkhasuntuk proton yang terikatpada atom karbon yang berikatanrangkap.padageseran5,15dan5,35 yangmemilikimultiplisitassingletmenunjukkan adanyaatom H yangterikatpadakarbonyang berikatanrangkap,makadiperkirakanstruktur senyawa darib35 memilikiikatan rangkap, sedangkan pada geseran 4,72 dan 4,63 merupakan2atom Hyangberasaldarimetilen (=CH 2 )yangmemilikimultiplisitassingletdan integritas masing-masing satu dan diduga merupakan gugusmetilen terminal,sehingga dapatdidugasenyawab35merupakangolongan terpenoidyaitutriterpenyangdapatberupajenis berupa kukurbitan maupun steroid yang memilikiikatanrangkapdanmetilenterminal padakerangka strukturnya dan tidak adanya gugusmetoksikarenatidak terdapatgeseran pada0.35yangcukuptinggi. trans dan saling cis sehinggadapatmenguatkan dugaan bahwasanya senyawa tersebut termasuk golongankukurbitan.karenamasihdibutuhkanuji karakterisasi lebih lengkap lagi untuk dapat memastikanstrukturdarisenyawab321.beberapa struktursenyawagolongankikurbitanyangmemiliki rangkapyangterdapatduaprotonyangsalingtrans dansalingcis diantaranya;(19r,28e)-5β,19-epoksi- 19-metoksikukurbita-6,23-tien-3β,35-diol (1), (19R,28E)-5β,19-Epoksi-19,25-metoksikukurbita- 6,23-tien-3β-ol (2), (19R,28E)-5β,19-Epoksi-19- metoksikukurbita-6,23,25-tien-3β-ol (3) (Syamsul arifin,2007). H 3C 1 H H 3 C 3 H 3C 2 CH 3 Gambar 14 PerkiraantruktursenyawaB321 Analisa Spektum NMR 13 C Spektrum NMR 13 C dekopling Fraksi B35 PadapengukuranNMR 13 Cdekopling dari fraksi B35 diperoleh spektrum pada gambar15. Gambar 13 SpektrumNMR 1 HFraksiB321 SpektrumNMR 1 HfraksiB321memperlihatkan sejumlahsinyalyangmuncul.yaitu;0,83-1,31yang khasuntukgugus-ch 3,2,12-2,33yangkhasuntuk protonyangterikatpadakarbonyangterikatpada heteroatom,dan3,40-6,04yangkhasuntukproton yang terikatpada atom karbon yang berikatan rangkap.padageseran6,04dan5,63yangmemiliki integritasmasing-masingsatu,daridatakonsanta koplingnyadidugakeduapuncaktersebutmerupakan duaprotonyangsalingtrans, danpadageseran4,71 dan4,63didugamerupakanduaprotonyangsaling cis.maka dapatdiduga struktursenyawa B321 merupakangolonganterpenoidyaitutriterpendengan adanyapuncakyangsangatrapatdanintegritasyang banyakpadageseran0,83-1,55.dapatdiperkirakan juga senyawa ini merupakan jenis kukurbitan maupunsteroid,sedangkandariinformasispektrum NMR proton,bahwasanyasenyawab321memiliki ikatanrangkapyangterdapatduaprotonyangsaling Gambar 15 SpektrumNMR 13 CFraksiB35 Padaspektrum karbonini,spektrum telah melewatiprosesdekopling,sehingga hanyaterlihatpuncak-puncakdalam kondisi singlet.darispektrum tersebutdapatterlihat bahwasanya senyawa pada fraksi B35 mengandungatom karbon(c)sebanyak30 atom dan tidak termasuk puncak pelarut CDCl 3 padageseran 76,95-77,46,dan itu merupakanjumlahatom yangterdapatpada 196

7 ISSN ktober 2010, Hal kerangkadasarsenyawadalam buah paria yaitukukurbitan(c30)yangtelahmengalami modifikasi,kerangkadasarkukurbitanyang merupakanmetabolitsekunderyangbanyak terdapatpadabuahpariaterlihatpadagambar 16. spektrum inimerupakanpuncakatom karbon kuartener(c q )yaitusebanyak Gambar 16 Kerangkadasarstruktursenyawakukurbitan Spektrum NMR 13 C DEPT 90 Fraksi B35 Spektrum 13 C DEPT90padagambar 4.18, terdapat 18 puncak atom C yang merupakanjenisch danch 2. daraspektrum tersebut,dapatdiperolehinformasijumlahmetin danmetilensebanyak18. Gambar 18 SpektrumNMR 13 CDEPT135 FraksiB35 Darisekiandataspektrum NMR 13 C, makadapatdisimpulkanjenisguguskarbonapa sajabesertajumlahnyayangterangkumdalam tabel1 Tabel 1.Datajumlahatom karbondanjenisnya Jenis 13 C jumlah CH 3 6 CH 2 8 CH 10 C q 6 Gambar 17 SpektrumNMR 13 CDEPT90 FraksiB35 Spektrum NMR 13 C DEPT 135 Fraksi B35 Spektrum NMR 13 C DEPT 135 memunculkanatom karbonjenisch 3 danch padaposisidiatasgarisyangberjumlah16dan CH 2 padaposisidibawahgarisberjumlah8. sedangkan puncak yang tidak munculpada Setelah menelaah data - data karakterisasi senyawa B35, maka dapat disimpulkan bahwasanya senyawa B35 merupakansenyawajeniskukurbitanyangtelah mengalamimodifikasipada gugus-gugusnya, diantaranya, terdapatnya 1 ikatan rangkap tambahanyaitumetilenterminalpadageseran 111ppmyangberadapadaposisibagianbawah padaspektrum 13 CDEPT135,adanyageseran 76,93(C q ),56,96(CH)dan42,22(CH 2 )dan tidakadanyakarbonmetoksisepertiterlihatpada spektrumproton.dengandata-datatersebutdan dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang telahberhasildiperolehdaridagingbuahparia, makadidugastrukturdarisenyawab35adalah (23E)-3β-Hidroksi-7β-metoksikukurbita- 5,23,25-tien-19-al(4)(yangtidakmengandung gugusaldehid)karenatidakterdapatpitaserapan 197

8 Sri Mulyanti, Iqbal Mustapha, Siti Aisyah J. Si. Tek. Kim. karbonil (C=) pada spektrum IR atau (19R,28E)-5β,19-Epoksi-19-metoksikukurbita- 6,23,25-tien-3β-ol(5)(Syamsularifin,2007) (yangtidakmengandunggugusmetoksi)karena tidakterdapatgeseranpada0.35yangcukup tinggipadaspektrum NMR 1 Hyangterlihatpada gambar19. HC 4 Gambar 4.20 PerkiraanstruktursenyawaB35 Struktur tersebutmasih belum bisa sepenuhnya benar, karena belum adanya informasidarinmr 2D,karena perolehan sampelyang sangatsedikitsehingga adanya keterbatasan pengukuran untuk pengujian karakterisasilebihlanjut.begitujugadengan pengujian aktivitas, karenanya tidak dapat diketahuiapakahsenyawadarifraksiaktifyang diperoleh memilikiaktifitasantihiperglikemia yangtinggisepertifraksisemulaatautidak KESIMPULAN Isolasisenyawametabolitsekunderdari fraksiaktifdagingbuahmomordica charantria L dengan berbagaiteknik kromatografiyang meliputikromatograficairvakum,kromatografi Flash,dankromatografilapistipisdiperolehdua senyawa,yaitusenyawadarifraksib321dan darifraksib35,yangmemilikikarakteryang mirip dengan golongan triterpen. Setelah dilakukan telaah terhadap hasil analisis spektroskopift IR dan NMR,maka dapat diketahui perkiraan struktur senyawa yang diperolehdarifraksiaktifantidiabetesbuah paria merupakan senyawa yang tidak jauh berbedadengansenyawajeniskukurbitanyang banyak terkandung dalam buah paria. Bahwasanya senyawa B321 memilikiikatan rangkapyangmemilikiduaprotonyangsaling trans dansalingcis.beberapastruktursenyawa golongan kikurbitan yang memilikirangkap yangterdapatduaprotonyangsalingtrans dan salingcis diantaranya;(19r,28e)-5β,19-epoksi- 19-metoksikukurbita-6,23-tien-3β,35-diol (1), (19R,28E)-5β,19-Epoksi-19,25- metoksikukurbita-6,23-tien-3β-ol (2), (19R,28E)-5β,19-Epoksi-19-metoksikukurbita- H 3 C 5 6,23,25-tien-3β-ol (3). Sedangkan struktur senyawadarifraksib35didugastrukturadalah (23E)-3β-Hidroksi-7β-metoksikukurbita- 5,23,25-tien-19-al(4)(yangtidakmengandung gugusaldehid)karenatidakterdapatpitaserapan karbonil (C=) pada spektrum IR atau (19R,28E)-5β,19-Epoksi-19-metoksikukurbita- 6,23,25-tien-3β-ol(5)(Syamsularifin,2007) (yangtidakmengandunggugusmetoksi). DAFTAR PUSTAKA Achmad,SjamsulArifin,dkk.(2007). Ilmu Kimia dan Kegunaan Tumbuh- Tumbuhan bat Indonesia.Bandung: ITB Anonim.(2009).Diabetes Mellitus.[nline]. Tersedia : mekarwijaya.blogspot.com/2009/01/dia betes-melitus.[13juli2009]. Buckingham J (Ed.), Dictionary of Natural Products on CD Rom,Chapman & Hal/CRC. Groveretal.(2004).Pharmacologicalactionand potentialusesof Momordica charantia. Journal of Etnopharmacology. 88, pp HardjonoSastrohamidjojo.(1992).Spektroskopi inframerah. Yogyakarta: LIBERTY YGYAKARTA Harwood,L.M.(1999). Dry flash column chromatographi. [nline]. Tersedia: uipment/pictures/dryf. [8 Desember 2008] Jim Clark.(2007).Kromatografi Lapis Tipis. [nline]. Tersedia : Kar, Ajit. Et al. (2003). Comparative EvaluationofHypoglycaemicActivity ofsome Indian MeicinalPlantsin AloxanDiabetic Rat. Journal of Ethnopharmacology.84, Kushermina Pratiwi. (2008). Isolasi Dan Identifikasi Fraksi Aktif Antidiabetes Dari Daging Buah Paria (Momodica charantia L.). Bandung: Jurusan PendidikanKimiaFPMIPAUPI 198

9 ISSN ktober 2010, Hal Mulholand, Dulcie. (1997). Cucurbitane Triterpenoids From The Leaves f Momordica foetida.phytochemistry. 45, Murakami,T,et al.(2001). StructuresofNew Cucurbitane-Type Triterpene Glycosides,Goyaglycosides-a,-b,-c,-d, -e,-f,-g,and h,andnew leanane- Type Triterpene Saponins, GoyasaponinsI,I,and I,from The Frseh FruitofJapanese Momordica charantia L.. Chemical and Pharmaceutical Buletin.49, NingHarmanto.(2004).Menumpas Diabetes Mellitus bersama Mahkota Dewa. Depok:PT.AgromediaPustaka. PrapatiUtamidanTim Lentara.2003.Tanaman bat untuk mengatasi Diabetes Melitus.Jakarta:PT.AgromediaPustaka SeikouNakamura,et al,chem. Pharm. Bull.,54, (2006) 199

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tumbuhan Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung untuk mengetahui dan memastikan famili dan spesies tumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia L.) yang diperoleh dari Kampung Pipisan, Indramayu. Dan untuk

Lebih terperinci

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIA DARI EKSTRAK DAN FRAKSI DAGING BUAH Momordica charantia (CUCURBITACEAE) SKRIPSI

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIA DARI EKSTRAK DAN FRAKSI DAGING BUAH Momordica charantia (CUCURBITACEAE) SKRIPSI EFEK ANTIHIPERGLIKEMIA DARI EKSTRAK DAN FRAKSI DAGING BUAH Momordica charantia (CUCURBITACEAE) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains di Bidang Kimia Oleh:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis Roem) yang diperoleh dari daerah Tegalpanjang, Garut dan digunakan

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Pengumpulan dan Persiapan Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus champeden Spreng yang diperoleh dari Kp.Sawah, Depok, Jawa Barat,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Senyawa Fenolik Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar tumbuhan kenangkan yang diperoleh dari Desa Keputran Sukoharjo Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) yang diperoleh dari Kampung Pamahan, Jati Asih, Bekasi Determinasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis Roem.). Determinasi tumbuhan ini dilakukan di Laboratorium Struktur

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di 30 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 - Januari 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA TURUNAN TERPENOID DARI FRAKSI n-heksan Momordica charantia L.

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA TURUNAN TERPENOID DARI FRAKSI n-heksan Momordica charantia L. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, Vol 1, No.1 ISSN 2087-7412 April 2010, Hal 88-93 ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA TURUNAN TERPENOID DARI FRAKSI n-heksan Momordica charantia L. Vina Juliana A, Siti Aisyah,

Lebih terperinci

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal, BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit yang dapat terjadi pada semua kelompok umur dan populasi, pada bangsa manapun dan usia berapapun. Kejadian DM berkaitan erat dengan faktor keturunan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai Juni 2014. Lokasi penelitian dilakukan di berbagai tempat, antara lain: a. Determinasi sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang diperoleh dari perkebunan murbei di Kampung Cibeureum, Cisurupan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Penentuan kadar air berguna untuk mengidentifikasi kandungan air pada sampel sebagai persen bahan keringnya. Selain itu penentuan kadar air berfungsi untuk mengetahui

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi dan Fraksinasi Sampel buah mahkota dewa yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari kebun percobaan Pusat Studi Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor dalam bentuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daun salam (Syzygium polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam yang didapatkan

Lebih terperinci

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) Gloria Sindora 1*, Andi Hairil Allimudin 1, Harlia 1 1 Progam Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Uji fitokimia kulit batang Polyalthia sp (DA-TN 052) Pada uji fitokimia terhadap kulit batang Polyalthia sp (DA-TN 052) memberikan hasil positif terhadap alkaloid,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek atau bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah tanaman AGF yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1. BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada awal penelitian dilakukan determinasi tanaman yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas botani dari tanaman yang digunakan. Hasil determinasi menyatakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat-alat 1. Alat Destilasi 2. Batang Pengaduk 3. Beaker Glass Pyrex 4. Botol Vial 5. Chamber 6. Corong Kaca 7. Corong Pisah 500 ml Pyrex 8. Ekstraktor 5000 ml Schoot/ Duran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1. Uji fitokimia daun tumbulian Tabernaenwntana sphaerocarpa Bl Berdasarkan hasil uji fitokimia, tumbuhan Tabemaemontana sphaerocarpa Bl mengandung senyawa dari

Lebih terperinci

ABSTRAK. Isolasi dan Karakterisasi Flavonoid dari Kulit Buah Jengkol (Pithecellobium jiringa (Jack) Prain ex King) Oleh: ASMAUL HUSNA

ABSTRAK. Isolasi dan Karakterisasi Flavonoid dari Kulit Buah Jengkol (Pithecellobium jiringa (Jack) Prain ex King) Oleh: ASMAUL HUSNA ABSTRAK Isolasi dan Karakterisasi Flavonoid dari Kulit Buah Jengkol (Pithecellobium jiringa (Jack) Prain ex King) Oleh: ASMAUL HUSNA Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan senyawa flavonoid dari kulit

Lebih terperinci

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan. Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan. 43 Lampiran 2. Gambar tumbuhan eceng gondok, daun, dan serbuk simplisia Eichhornia crassipes (Mart.) Solms. Gambar tumbuhan eceng gondok segar Daun eceng gondok 44 Lampiran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor. Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor. 60 Lampiran 2. Gambar tumbuhan buni dan daun buni Gambar A. Pohon buni Gambar B.

Lebih terperinci

3 Percobaan dan Hasil

3 Percobaan dan Hasil 3 Percobaan dan Hasil 3.1 Pengumpulan dan Persiapan sampel Sampel daun Desmodium triquetrum diperoleh dari Solo, Jawa Tengah pada bulan Oktober 2008 (sampel D. triquetrum (I)) dan Januari 2009 (sampel

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus 2012 -April 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Sebanyak 5 kg buah segar tanaman andaliman asal Medan diperoleh dari Pasar Senen, Jakarta. Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia L.) yang diperoleh dari Kampung Pamahan-Jati Asih, Bekasi. Dan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCBAAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membuat, mengisolasi dan mengkarakterisasi derivat akrilamida. Penelitian diawali dengan mereaksikan akrilamida dengan anilin sulfat.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa Roxb.) menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, terpenoid, steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK PADA KULIT BATANG JABON (Anthocephalus cadamba (ROXB.) MIQ

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK PADA KULIT BATANG JABON (Anthocephalus cadamba (ROXB.) MIQ KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK PADA KULIT BATANG JABON (Anthocephalus cadamba (ROXB.) MIQ Nadiah 1*, Rudiyansyah 1, Harlia 1 1 Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL BAB III PERCOBAAN DAN HASIL III.1 Alat dan Bahan Isolasi senyawa metabolit sekunder dari serbuk kulit akar dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut MeOH pada suhu kamar (maserasi). Pemisahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati. Letak Indonesia yang dilewati oleh garis katulistiwa berpengaruh langsung terhadap kekayaan

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Persiapan sampel Sampel kulit kayu Intsia bijuga Kuntze diperoleh dari desa Maribu, Irian Jaya. Sampel kulit kayu tersedia dalam bentuk potongan-potongan kasar. Selanjutnya,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L etanol, diperoleh ekstrak

Lebih terperinci

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Hasil uji pendahuluan Setelah dilakukan uji kandungan kimia, diperoleh hasil bahwa tumbuhan Tabemaemontana sphaerocarpa positif mengandung senyawa alkaloid,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai 40 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali menunjukkan bahwa sampel tumbuhan yang diambil di

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.) Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.) Gambar 1. Tumbuhan gambas (Luffa acutangula L. Roxb.) Gambar 2. Biji Tumbuhan Gambas (Luffa acutangula L. Roxb.) Lampiran 2. Gambar Mikroskopik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Uji fitokimia daun Nypa fruticans Pada uji fitokimia terhadap daun Nypa fruticans memberikan hasil yang positif terhadap fenolik, fitosterol, dan flavonoid.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K 7 Persentase inhibisi = K ( S1 S ) 1 K K : absorban kontrol negatif S 1 : absorban sampel dengan penambahan enzim S : absorban sampel tanpa penambahan enzim Isolasi Golongan Flavonoid (Sutradhar et al

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan karakteristik dilakukan untuk mengetahui kebenaran identitas zat yang digunakan. Dari hasil pengujian, diperoleh karakteristik zat seperti yang tercantum

Lebih terperinci

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Lampiran 2 Gambar 6. Tumbuhan suruhan (Peperomia pellucida H.B.&K.) Lampiran 3 Gambar 7. Herba suruhan (peperomiae pellucidae herba) Lampiran 4 Gambar 8. Simplisia herba suruhan (Peperomiae

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi 2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM:

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM: LEMBAR PENGESAHAN Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan Oleh Darmawati M. Nurung NIM: 441 410 004 1 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DALAM DAUN

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Desember 2013, bertempat di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Desember 2013, bertempat di 22 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Desember 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel Temulawak Terpilih Pada penelitian ini sampel yang digunakan terdiri atas empat jenis sampel, yang dibedakan berdasarkan lokasi tanam dan nomor harapan. Lokasi tanam terdiri

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Sampel Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar Bringharjo Yogyakarta, dibersihkan dan dikeringkan untuk menghilangkan kandungan air yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR PUBLIKASI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR PUBLIKASI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Hal JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR PUBLIKASI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR SINGKATAN... ABSTRAK... ABSTRACT...

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret Juli 2014, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret Juli 2014, bertempat di 19 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret 2014 - Juli 2014, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus

BAB I PENDAHULUAN. progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (kencing manis) merupakan penyakit menahun dan progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus menahun karena kekurangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODA

III. BAHAN DAN METODA III. BAHAN DAN METODA 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :peralatan distilasi, neraca analitik, rotary evaporator (Rotavapor

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air Pemilihan Eluen Terbaik Pelat Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang digunakan adalah pelat aluminium jenis silika gel G 60 F 4. Ekstrak pekat ditotolkan pada pelat KLT. Setelah kering, langsung dielusi dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.L Hasil 4.L1. Ujifitokimiadaun Quercus gemelilflorg Bi Pada uji fitokimia terhadap daun Quercus gemelilflora Bi memberikan hasil yang positif terhadap steroid, fenolik dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Uji Fitokimia daun Artabotrys sp Analisis uji fitokimia terhadap daun Artabotrys sp menunjukkan hasil positif terhadap senyawa golongan terpenoid/steroid,

Lebih terperinci

BABm METODOLOGI PENELITIAN

BABm METODOLOGI PENELITIAN BABm METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan Alat-alat yang digunakan adalah seperangkat destilasi sederhana (Elektromantel MX), neraca analitik, ultrasonik Kery Puisatron,

Lebih terperinci

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN Novitaria 1*, Andi Hairil Alimuddin 1, Lia Destiarti 1 1 Progam Studi Kimia,

Lebih terperinci

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Garcinia rigida

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Garcinia rigida ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Garcinia rigida Berna Elya Departemen Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok 16424,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Ekstraksi sampel daun tumbuhan pacar jawa {Lawsonia inermis Lin) Sebanyak 250 g serbuk daun Pacar jawa, pertama-tama di ekstrak dengan n- heksan, diperoleh ekslrak

Lebih terperinci

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOL DARI EKSTRAK METANOL BIJI PEPAYA (Carica Papaya Linn)

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOL DARI EKSTRAK METANOL BIJI PEPAYA (Carica Papaya Linn) ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOL DARI EKSTRAK METANOL BIJI PEPAYA (Carica Papaya Linn) Helda Olii, Weny J.A Musa, Mardjan Paputungan Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Pemisahan dengan VLC Hasil pemisahaan dengan VLC menggimakan eluen heksan 100% sampai diklorometan : metanol (50 : 50) didiperoleh 11 fraksi. Pengujian KLT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes adalah penyakit tertua didunia. Diabetes berhubungan dengan metabolisme kadar glukosa dalam darah. Secara medis, pengertian diabetes mellitus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Maret 2013 di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. 3.2 Alat

Lebih terperinci

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder pada Ekstrak Metanol Tumbuhan Suruhan

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder pada Ekstrak Metanol Tumbuhan Suruhan LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder pada Ekstrak Metanol Tumbuhan Suruhan OLEH RIAMSY DAI 441 410 062 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji Pembimbing I Pembimbing

Lebih terperinci

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI DAUN TUMBUHAN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.) SKRIPSI PUTRI N E NAIBORHU

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI DAUN TUMBUHAN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.) SKRIPSI PUTRI N E NAIBORHU ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI DAUN TUMBUHAN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.) SKRIPSI PUTRI N E NAIBORHU 090802051 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA TOKSIK DARI DAGING BUAH PARE (Momordica charantia L.) I G. A. Gede Bawa

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA TOKSIK DARI DAGING BUAH PARE (Momordica charantia L.) I G. A. Gede Bawa ISSN 1907-9850 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA TOKSIK DARI DAGING BUAH PARE (Momordica charantia L.) I G. A. Gede Bawa Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran e-mail : gung_bawa@kimia.unud.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebanyak 400 gram sampel halus daun jamblang (Syzygium cumini)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebanyak 400 gram sampel halus daun jamblang (Syzygium cumini) 4.1 Ektraksi dan Fraksinasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebanyak 400 gram sampel halus daun jamblang (Syzygium cumini) dimaserasi dengan pelarut metanol selama 4 24 jam, dimana setiap 24 jam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Jawa Barat. Identifikasi dari sampel

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Zat Ekstraktif Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan ekstrak aseton yang diperoleh dari 2000 gram kulit A. auriculiformis A. Cunn. ex Benth. (kadar air 13,94%)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Hasil pemisahan ekstrak n-heksana dengan kromatografi kolom Tujuh gram ekstrak n-heksana dipisahkan dengan kromatografi kolom, diperoleh 16 fi-aksi. Hasil

Lebih terperinci

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia (Sukandar et al., 2009). Diabetes menurut WHO (1999) adalah

Lebih terperinci

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk)

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk) PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN PAMERAN Tumbuhan obat indonesia xxviii ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk) Diah Widowati dan Faridah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian 9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan mulai bulan November 2010 sampai dengan bulan Juni 2011 di Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA dan Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka

Lebih terperinci

studi populasi diabetes melitus diberbagai negara, Indonesia menempati urutan ke-4 pada tahun 2000 dengan jumlah penderita DM 8,4 juta jiwa setelah

studi populasi diabetes melitus diberbagai negara, Indonesia menempati urutan ke-4 pada tahun 2000 dengan jumlah penderita DM 8,4 juta jiwa setelah BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes melitus berasal dari kata Yunani διαβαίνειν, diabainein, tembus atau pancuran air, dan kata Latin melitus, rasa manis. Diabetes juga umum dikenal sebagai kencing manis, di mana

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa. 33 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriftif dan eksperimental, dilakukan pengujian langsung efek hipoglikemik ekstrak kulit batang bungur terhadap glukosa darah

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Uji pendahuluan Uji pendahuluan terhadap daun Artocarpus champeden secara kualitatif dilakukan dengan teknik kromatografi lapis tipis dengan menggunakan beberapa variasi

Lebih terperinci

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-heksan DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.)

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-heksan DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.) ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-heksan DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.) Diah Widowati, Yunahara Farida, Titiek Martati ABSTRAK Telah dilakukan penelitian kandungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi dan Fraksinasi Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel kulit buah manggis. Sebelum maserasi dilakukan, kulit buah manggis dibersihkan dari

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni untuk mengetahui aktivitas penangkap radikal dari isolat fraksi etil asetat ekstrak etanol herba

Lebih terperinci

ISOLASI, ELUSIDASI STRUKTUR, DAN UJI BIOAKTIVITAS SENYAWA STEROID DARI BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa)

ISOLASI, ELUSIDASI STRUKTUR, DAN UJI BIOAKTIVITAS SENYAWA STEROID DARI BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) ISOLASI, ELUSIDASI STRUKTUR, DAN UJI BIOAKTIVITAS SENYAWA STEROID DARI BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) Tati Suhartati*, Astri Rahayu dan Heryanto Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Lampung Jl. S.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Fitokimia Sampel Kering Avicennia marina Uji fitokimia ini dilakukan sebagai screening awal untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder pada sampel. Dilakukan 6 uji

Lebih terperinci

Isolasi Senyawa Fenolat dari Fraksi Etil Asetat Kulit Batang Tumbuhan Gandaria

Isolasi Senyawa Fenolat dari Fraksi Etil Asetat Kulit Batang Tumbuhan Gandaria Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 1(C) 13103 Isolasi Senyawa Fenolat dari Fraksi Etil Asetat Kulit Batang Tumbuhan Gandaria Fitrya, Lenny Anwar, dan Era Novitasari Jurusan Kimia FMIPA, Universitas

Lebih terperinci

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI DAUN TUMBUHAN MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) SKRIPSI SUDIRMAN SILAEN

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI DAUN TUMBUHAN MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) SKRIPSI SUDIRMAN SILAEN ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI DAUN TUMBUHAN MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) SKRIPSI SUDIRMAN SILAEN 090802021 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.L Hasil 4.1.1. Isolasi kulit batang tumbuhan Polyalthia sp (Annonaceae) Sebanyak 2 Kg kulit batang tuinbulian Polyalthia sp (Annonaceae) kering yang telah dihaluskan dimaserasi

Lebih terperinci

PROFIL FITOKIMIA DAN UJI ANTIBAKTERI BIJI MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica. Linn)

PROFIL FITOKIMIA DAN UJI ANTIBAKTERI BIJI MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica. Linn) PROFIL FITOKIMIA DAN UJI ANTIBAKTERI BIJI MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica. Linn) Zulhipri, Yusnetty Boer, Resa Rahmawatie, Siti Julekha Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan 67 Lampiran 2. Bagan kerja penelitian Pucuk labu siam Dicuci Ditiriskan lalu ditimbang Dikeringkan hingga kering Simplisia Diserbuk Serbuk simplisia pucuk labu siam Ditimbang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor. Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor. 44 Lampiran 2. Gambar tumbuhan buni (Antidesma bunius (L.) Spreng.) Tumbuhan pohon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi, tabung maserasi, rotary vaccum evaporator Sibata Olibath B-485, termometer,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 46 HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Zat Ekstraktif Kandungan zat ekstraktif dari pohon faloak pada penelitian ini diperoleh melalui metode maserasi bertingkat menggunakan aseton sebagai pelarut awal, dan

Lebih terperinci

Tradisional Bagian Daun dan Buah

Tradisional Bagian Daun dan Buah Tanaman Obat Diabetes Tradisional Bagian Daun dan Buah Tanaman obat diabetes tradisional bisa anda temukan di sekitar lingkungan anda. Sadarkah kalau tanaman tersebut berkhasiat? Mungkin ada diantara kalian

Lebih terperinci

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi menyebabkan dampak perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi khususnya di kota-kota besar di Indonesia yang berakibat pada meningkatnya berbagai macam penyakit

Lebih terperinci