I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berinteraksi merupakan kunci kesuksesan yang harus di
|
|
- Suharto Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berinteraksi merupakan kunci kesuksesan yang harus di kembangkan secara optimal. Komunikasi yang efektif berhubungan dengan keterampilan dalam menjalin suatuhubungan, mengirimkan dan menerima pesan. Keterampilan ini pula yang harus dimiliki dokter sebagaimana dibahas dalam berbagai model kepercayaan kesehatan (Kasim, 2009). Komunikasi dokter-pasien merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai dokter (Ali dkk, 2006). Komunikasi dokter-pasien diartikan sebagai komunikasi yang berlangsung antara dokter sebagai ahli pengobatan, dengan pasien sebagai orang yang diobati dan dari komunikasi tersebut diharapkan terjadi kesamaan makna dalam mendiagnosis penyakit oleh dokter terhadap pasiennya. Kesamaan makna dipengaruhi oleh beberapa faktor, dokter misalnya dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman medis, atau lingkungannya. Begitu juga pasien dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman terhadap penyakit yang dideritanya. Kesalahan dalam menangkap pemahaman makna dalam simbol-sim bol dunia kedokteran akan berakibat negative bagi pasien, oleh karena itu komunikasi dokter-pasien menjadi bagian yang sangat penting untuk diteliti. (Alfitri,2006). Menurut Morasch (2004), istilah medis dapat menjadi salah satu penyebab buruknya komunikasi antara dokter dengan pasien. Definisi istilah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas 1
2 2 dalam bidang tertentu. Definisi medis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang termasuk atau berhubungan dengan bidang kedokteran. Definsi istilah medis secara keseluruhan adalah kata atau gabungan kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang kedokteran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012). Istilah medis dapat menjadi alat komunikasi yang efektif dan efisien, namun dapat juga menjadi hambatan yang signifikan dalam komunikasi dokterpasien. Istilah adalah bahasa keakraban yang dapat berguna ketika digunakan pada orang yang memiliki kesamaan pemahaman. Masalah muncul ketika istilah medis tersebut digunakan dokter dalam setiap komunikasi mereka dengan pasien (Morasch, 2004). Hampir 90 juta orang dewasa di amerika dengan kemampuan memahami istilah medis yang rendah kesulitan untuk mengerti informasi kesehatan dasar termasuk informed consent, instruksi verbal, dan label obat. Penelitian di bidang medis secara konsisten menunjukkan pentingnya pengetahuan istilah medis agar pasien mengerti dan mau untuk mengikuti instruksi medis dan meningkatkan hasil positif dari perawatan (Lee, 2007). Hambatan signifikan untuk perawatan medis yang efektif adalah ketidakmampuan pasien untuk mengikuti rekomendasi yang diberikan dokter ataupun tenaga medis lain. Pasien harus terlebih dahulu mengerti apa yang harus dilakukan sehingga kemampuan pengetahuan istilah m edis pasien menjadi hal yang penting dalam kemampuan pasien mengikuti rekomendasi dokter. Penelitian menunjukan bahwa resiko ketidakmampuan pasien untuk mengikuti rekomendasi dokter sangat tinggi ketika pasien tidak dapat membaca dan mengerti tulisan dasar
3 3 instruksi medis. Kesalahpahaman seperti ini bukan suatu hal yang jarang terjadi. Suatu studi besar yang melibatkan lebih dari 2500 pasien menemukan bahwa hampir sepertiga mempunyai kemampuan memahami istilah medis yang kurang. Sebanyak 45% dari jumlah tersebut salah memahami instruksi dalam meminum obat, 25% salah paham mengenai perjanjian pertemuan berikutnya dengan dokter, dan hampir 60% tidak dapat membaca dan mengerti informed consent (Martin, 2005). Edukasi dan konseling pasien mengenai pengetahuan istilah medis penting dilakukan untuk pasien dengan kemampuan memahami istilah medis yang masih rendah sehingga pasien tidak salah dalam memahami dan mengikuti rekomendasi yang diberikan dokter. Selain itu dokter juga harus dapat mengidentifikasi pasien yang mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan informasi kesehatan sehingga dapat mengambil langkah yang tepat dalam menangani pasien tersebut. Langkah tersebut dapat juga termasuk dengan dokter lebih mempelajari tentang teknik komunikasi efektif dengan pasien dan memastikan bahwa materi yang akan diberikan dokter kepada pasien berada pada level yang dapat dimengerti (Jones, 2007). Sebagai dokter tentunya sering mendengar istilah medis yang disampaikan saat kuliah, melihat di jurnal ataupun buku teks yang dibaca, dan dari rekan-rekan seprofesi. Para dokter menjadi terbiasa menggunakan istilah medis dan tidak menyadari bagaimana hal tersebut dapat berpengaruh pada komunikasi yang efektif dengan pasien. Istilah medis sering dibenarkan dengan alasan bahw a hal itu merupakan singkatan medis, sehingga lebih efisien digunakan apabila waktu
4 4 yang tersedia tidak banyak. Contoh ini menggambarkan istilah yang digunakan kurang informatif dan lebih bertele-tele daripada bahasa sehari-hari (Ronai, 1993). Istilah medis yang digunakan dokter kepada pasien dapat memisahkan, melindungi, atau bahkan mengintim idasi pasien. Penggunaan istilah medis dapat dengan mudah dan tanpa sadar menyebabkan kesalahan informasi serta interprestasi yang mungkin dapat berdampak buruk pada kesehatan pasien. Mengurangi penggunaan istilah medis adalah penting untuk memastikan pertukaran informasi antara dokter dengan pasien. Ketika pasien tidak memahami istilah yang digunakan dokter, kualitas perawatan pasien dapat terancam dan pemahaman akan pesan kesehatan yang disampaikan dokter akan berkurang (Morasch, 2004). Kemampuan pengetahuan istilah medis adalah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan kesehatan. Pasien dengan pengetahuan istilah medis yang rendah cenderung tidak mengetahui pengetahuan kesehatan yang penting, mempunyai kebiasaan yang tidak sehat, dan kesulitan memenuhi kunjungan rutin ke sarana kesehatan. Beberapa faktor tersebut bisa menyebabkan hambatan pasien dalam mencari dan membuat keputusan perawatan yang tepat, mengakibatkan hasil perawatan yang kurang baik, dan meningkatkan penggunaan pelayanan darurat dan kompleks. Faktor-faktor individu maupun kelompok masyarakat seperti status sosial ekonomi, umur, jenis kelamin, etnis, dan penggunaan asuransi kesehatan dapat mempengaruhi hubungan antara pengetahuan istilah medi s pasien dengan hasil perawatan (Jones, 2007).
5 5 Skripsi ini akan membahas mengenai tingkat pengetahuan pasien terhadap istilah medis kedokteran gigi dan faktor yang paling mempengaruhi. Puskesmas Tegalrejo dipilih sebagai tempat pengambilan sampel penelitian karena sebagai Puskesmas yang terletak di pusat kota, Puskesmas Tegalrejo merupakan salah satu Puskesmas dengan fasilitas paling lengkap di Yogyakarta. L okasinya mudah diakses oleh masyarakat membuat Puskesmas ini selalu penuh oleh pasien dengan beragam keperluan perawatan termasuk pasien dengan keperluan perawatan gigi dan mulut. Pasien yang datang ke klinik gigi Puskesmas Tegalrejo juga berasal dari berbagai latar belakang ekonomi, pendidikan, dan usia yang sesuai dengan persyaratan subjek yang akan diteliti. Penelitian ini penting dilakukan karena pengetahuan istilah medis dapat mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pasien dalam pengobatan. Pengetahuan istilah medis juga mempengaruhi pasien dalam memahami resep yang diberikan, anjuran kesehatan yang diberikan dokter, serta dalam menyerap informasi kesehatan yang tersebar. Pengetahuan istilah medis yang rendah dapat menyebabkan kesalahan pasien dalam mem baca resep dokter, mengikuti anjuran kesehatan yang diberikan dokter, dan salah memahami informasi kesehatan yang banyak beredar sehingga dapat menimbulkan efek merugikan bagi pasien. Seorang dokter sebagai tenaga pelayanan kesehatan memiliki kewajiban dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat dengan sikap profesional yang dalam penelitian ini berkaitan dengan komunikasi efektif antara dokter-pasien yang dipengaruhi oleh pemahaman pasien terhadap istilah medis kedokteran gigi. Dengan didatanya istilah medis kedokteran gigi yang tidak
6 6 dimengerti oleh pasien diharapkan para dokter dan tenaga kesehatan lainnya dapat mengganti penggunaan istilah tersebut menjadi istilah umum yang dapat dimengerti dengan mudah oleh pasien. B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat pengetahuan istilah medis kedokteran gigi pasien? 2. Faktor apa yang paling berpengaruh pada tingkat pengetahuan istilah medis kedokteran gigi pasien? C. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai istilah medis yang telah dilakukan yaitu: 1. Jones, Lee, dan Rozier, (2007) dengan judul Oral Health Literacy Among Adult Patients Seeking Dental Care. Variabel pengaruh pada penelitian ini adalah pengetahuan pasien terhadap istilah medis kedokteran gigi dan variabel terpengaruh pada penelitian ini adalah status kesehatan gigi, tingkat penghasilan serta tingkat pendidikan. Penelitian dilakukan di dua praktek dokter gigi swasta di North Carolina, Amerika Serikat. 2. Lee, Rozier, Lee, Bender, dan Ruiz (2007) dengan judul Development of a word recognition instrument to test health literacy in dentistry: the REALD - 30.Variabel pengaruh pada penelitian ini adalah pengetahuan tentang istilah medis kedokteran gigi dan variabel terpengaruh yang digunakan pada penelitian ini adalah status kesehatan gigi subjek, penggunaan fasilitas
7 7 kesehatan gigi serta Oral Health Related Quality of Life. Penelitian dilakukan di Ambulatory Care Centre, University of North Carolina Hospital System. 3. Atchison, Gironda, Messadi, dan Der-Martirosian (2010) dengan judul Screening for Oral Health Literacy in Urban Dental C linic Variabel pengaruh pada penelitian ini adalah kultur dan variasi etnis subjek yang diteliti dan variabel terpengaruh pada penelitian ini adalah pengetahuan pasien terhadap istilah medis kedokteran gigi. Penelitian dilakukan di University Of California, Los Angeles. Perbedaan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan penelitian pada skripsi peneliti terdapat pada variabel terpengaruh, yaitu pengetahuan istilah medis kedokteran gigi pasien dan pada variabel pengaruh yaitu tingkat penghasilan, tingkat pendidikan, dan bahasa yang digunakan sehari-hari serta perbedaan tempat pengambilan sampel. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan istilah medis kedokteran gigi dan faktor yang paling berpengaruh terhadap pengetahuan istilah medis kedokteran gigi pasien.
8 8 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Untuk masyarakat Memberikan informasi ilmiah mengenai tingkat pengetahuan istilah medis kedokteran gigi dan faktor yang paling mempengaruhi 2. Untuk Puskesmas Tegal Rejo Sebagai bahan evaluasi Puskesmas Tegal Rejo untuk meningkatkan mutu pelayanan terkait komunika si dokter-pasien. 3. Untuk Peneliti Sebagai dasar penelitian selanjutnya mengenai perbandingan pengetahuan istilah medis kedokteran gigi.
BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan saat ini memiliki paradigma baru yaitu menempatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan saat ini memiliki paradigma baru yaitu menempatkan pasien sebagai pelanggan dan menjadi fokus pelayanan, yang berarti kepuasan, keselamatan dan
Lebih terperinciLampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 58 59 Lampiran 2 Lembar informed consent LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN Selamat Sejahtera Saudara / Saudari, Perkenalkan nama saya Rafeatun Nisa, saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses yang selalu dilakukan dalam kehidupan setiap manusia, tidak terkecuali perawat. Dalam perkembangan dunia kesehatan komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia telah mengalami peningkatan populasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun terakhir, dunia telah mengalami peningkatan populasi lansia (lanjut usia) dengan jumlah yang signifikan. Jumlah orang yang lebih tua
Lebih terperinciPERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)
LAMPIRAN PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) PENELITIAN TENTANG : Gambaran Kepuasan Pasien BPJS dan Non BPJS Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Umbulharjo
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang ditunjukkan kepada masyarakat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular dan kanker merupakan salah satu penyakit yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok dan dapat berujung pada kematian. Sebanyak satu miliar perokok
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor penting dalam perkembangan normal anak. 1 Penyakit gigi dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia, demikian juga dengan kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerjaan Kefarmasian Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran
Lebih terperinciKomunikasi Risiko. Dokter Spesialis di Kota Yogyakarta. Amelia / Yudi Perbawaningsih. Program Studi Ilmu Komunikasi
Komunikasi Risiko Dokter Spesialis di Kota Yogyakarta Amelia / Yudi Perbawaningsih Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu hal yang mendapat perhatian penting adalah masalah konsep keselamatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kesehatan merupakan hak setiap orang, didalam Undang-undang Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. korelasi sebesar 72,2%, variabel Pelayanan informasi obat yang. mendapat skor bobot korelasi sebesar 74,1%.
67 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini antara lain adalah : 1. Kualitas pelayanan kefarmasian secara keseluruhan telah dinilai baik oleh para
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. salah satu aspek dalam status kesehatan umum dan kesejahteraan hidup.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan mulut merupakan bagian fundamental kesehatan umum dan kesejahteraan hidup (Kwan, dkk., 2005). Kesehatan gigi dan mulut adalah bagian integral dari kesehatan
Lebih terperinci2016 ANALISIS PERCAKAPAN PADA INTERAKSI FRONT OFFICE DENGAN PASIEN DALAM PELAYANAN ADMINISTRASI REKAM MEDIK RSGM
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang dilakukannya penelitian serta isu isu dalam penelitian. Adapun untuk tujuan tersebut, bab ini memaparkan 1.1) Latar Belakang Penelitian 1.2) Rumusan Masalah
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : kecemasan dental, tanaman bunga berwarna biru muda, pencabutan gigi
ABSTRAK Kecemasan dental terdapat pada 1 dari 7 populasi dan membutuhkan perawatan yang hati-hati serta penanganan yang lebih oleh dokter gigi. Pencabutan gigi merupakan pencetus utama kecemasan dental.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penderita gangguan jiwa di dunia pada tahun 2001 adalah 450 juta jiwa, menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penderita gangguan jiwa di dunia pada tahun 2001 adalah 450 juta jiwa, menurut World Health Organization (WHO, 2005). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Depkes,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut anak, banyak hal yang dapat dilakukan diantaranya adalah melakukan perawatan rutin ke dokter gigi. Perawatan rutin
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Suatu informasi dari suatu perusahaan terutama informasi mengenai keuangan dan informasi akuntansi diperlukan oleh berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang disebabkan karena keadaan hiperglikemia (kadar gula dalam darah meningkat). Penyakit ini sendiri sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nyeri merupakan pengalaman sensoris atau emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi akan memberikan dampak negatif berupa kesenjangan derajat kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dampak globalisasi terhadap kesehatan sangat kompleks. Dampak bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung misalnya efek terhadap harga obat-obatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu hak asasi manusia yang telah di amanatkan dalam UUD 1945 ialah hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, memperoleh pelayanan kesehatan, mendapatkan kemudahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dapat ditemui pada kalangan remaja (Fatimah, 2006). kimia yang akan menimbulkan berbagi penyakit (Partodiharjo, 2008).
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok adalah suatu perilaku yang melibatkan proses membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok ataupun pipa. Perilaku merokok telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi di masyarakat masih menjadi sebuah masalah di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi di masyarakat masih menjadi sebuah masalah di Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara oleh Departemen Kesehatan sebesar 25,9% penduduk Indonesia mempunyai
Lebih terperinciBAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)
BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) GAMBARAN UMUM Memberikan asuhan pasien merupakan upaya yang kompleks dan sangat bergantung pada komunikasi dari informasi. Komunikasi tersebut adalah kepada
Lebih terperinciEVALUASI TERHADAP PROSEDUR PENYAMPAIAN INFORMASI
EVALUASI TERHADAP PROSEDUR PENYAMPAIAN INFORMASI PUSKESMAS DASAN TAPEN 4. Referensi Halaman : 1/2 : : Ns. H. Hasmuni Budiawan, S.Kep NIP. 19680702 199003 1 026 Evaluasi terhadap prosedur penyampaian informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronis (GGK) merupakan suatu kondisi dimana kedua ginjal tidak dapat berfungsi secara normal, yang ditandai dengan penurunan laju filtrasi glomerulus yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah sakit suatu lembaga bergerak dibidang kesehatan terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit suatu lembaga bergerak dibidang kesehatan terus berusaha menuju globalisasi, sehingga rumah sakit selalu berupaya meningkatkan mutu dan daya saingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakses, memahami, menilai dan mengaplikasi informasi serta. literacy sebagai kemampuan mengaplikasikan informasi kesehatan agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Health literacy adalah tingkat kemampuan seseorang untuk mengakses, memahami, menilai dan mengaplikasi informasi serta pelayanan kesehatan yang dibutuhkan untuk mengambil
Lebih terperinciPANDUAN INFORMED CONSENT
PANDUAN INFORMED CONSENT A. PENGERTIAN Persetujuan tindakan medik atau yang sering di sebut informed consent sangat penting dalam setiap pelaksanaan tindakan medic di rumah sakit baik untuk kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kejang demam adalah kejang yang terjadi karena adanya suatu proses ekstrakranium tanpa adanya kecacatan neurologik dan biasanya dialami oleh anak- anak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberian obat secara aman merupakan perhatian utama ketika melaksanakan pemberian obat kepada pasien. Sebagai petugas yang terlibat langsung dalam pemberian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari demi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari demi mendapatkan generasi bangsa yang kuat. Selain itu kesehatan juga bertujuan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan
Lebih terperinciPENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK)
PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK) STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar PPK. 1 Rumah sakit menyediakan pendidikan untuk menunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. program Oral Health 2010 yang telah disepakati oleh WHO (World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut masih menjadi isu global yang perlu diperhatikan. Pentingnya kesehatan gigi dapat dilihat dari terselenggaranya program Oral Health 2010 yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan persaingan antar rumah sakit. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya badan atau institusi yang
Lebih terperinciPENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA
PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar PPK. 1 Rumah sakit menyediakan pendidikan untuk menunjang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang dikeluhkan masyarakat Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2001) dan menempati peringkat
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Izin Penelitian
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian 46 47 Lampiran 2. Informed Consent Assalamualaikum wr.wb INFORMED CONSENT (PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN) Perkenalkan nama saya Mustika Restriyani (20120350071) mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kurangnya aktivitas fisik (Wild et al., 2004).Di negara berkembang, diabetes
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penyandang diabetes meningkat disebabkan karena pertumbuhan penduduk, penuaan, urbanisasi, dan meningkatnya prevalensi obesitas dan kurangnya aktivitas fisik
Lebih terperinciTINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI
TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI Oleh : MEILINA DYAH EKAWATI K 100 050 204 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan Klinik Geo Medika merupakan sebuah fasilitas layanan kesehatan milik swasta. Pada awal pendiriannya Klinik Geo Medika memberikan layanan kesehatan
Lebih terperinci201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)
ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWATAN GIGI DI KLINIK GIGI MY DENTAL CARE SURABAYA Adityarani Putranti (S Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Manajemen Pemasaran dan Keuangan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat dibandingkan kelompok umur lainya. 1 Badan Pusat Statistik (BPS)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara berkembang, proporsi jumlah penduduk lanjut usia (lansia) terus berkembang. Kelompok penduduk lansia berkembang lebih cepat dibandingkan kelompok umur lainya.
Lebih terperinciINDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1406 TAHUN 2015 TANGGAL 31-12 - 2015 INDIKATOR DAN TARGET SPM 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Masyarakat Esensial dan Keperawatan Masyarakat 1 Pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian esensial dari kesehatan secara umum. Seseorang dikatakan sehat apabila secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan sebuah teori yang disebut dengan Zoon Politicon. Teori
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Yunani kuno, seorang filsuf bernama Aristoteles mengungkapkan sebuah teori yang disebut dengan Zoon Politicon. Teori tersebut mengatakan bahwa manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan rongga mulut penting bagi kesehatan tubuh secara umum dan sangat mempengaruhi kualitas kehidupan, termasuk fungsi berbicara, mastikasi dan juga rasa percaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Umum dan Dokter Spesialis, dimana dokter spesialis yang tersedia diantaranya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Klinik Geo Medika merupakan klinik milik swasta dengan nomor izin 551.41/042/KLIN/404.3.2/2014 berdiri pada awal tahun 2010 dan beralamat di Jln. Brigjend Katamso
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
Lebih terperinciPANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN
PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PELAYANAN P0LIKLINIK UMUM
KERANGKA ACUAN PELAYANAN P0LIKLINIK UMUM A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan di arahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akupuntur adalah salah satu dari beberapa metode pengobatan komplementer dan alternatif yang terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Praktik akupuntur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang tersebar luas di masyarakat Indonesia. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat di Indonesia pada umumnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. umum sebagaimana yang diamanatkan di dalam pembukaan Undang-Undang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya (Kemenkes RI, 2012).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsabangsa didunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan aset berharga, tidak hanya bagi individu tetapi juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan aset berharga, tidak hanya bagi individu tetapi juga untuk negara manapun. Setiap negara dapat berkembang cepat ketika penduduknya sehat dan menjalani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia berjumlah 237,6 juta jiwa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan menurun pada usia 10 tahun (Hoffbrand, 2005). Berdasarkan data tahun 2010 dari American Cancer Society, jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kronis merupakan kondisi yang mempengaruhi fungsi seharihari selama lebih dari 3 bulan dalam setahun, yang menyebabkan hospitalisasi dari 1 bulan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu sepatutnya nikmat tersebut disyukuri. Kesehatan sudah merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan anugrah Allah SWT yang tidak ternilai harganya, oleh karena itu sepatutnya nikmat tersebut disyukuri. Kesehatan sudah merupakan kebutuhan pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jaminan mutu layanan kesehatan atau Quality Assurance in Healthcare
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jaminan mutu layanan kesehatan atau Quality Assurance in Healthcare merupakan salah satu pendekatan atau upaya yang sangat penting serta mendasar dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi menjadi sangat penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Rekam medis dalam bentuk manual ataupun elektronik menjadi sumber dari informasi medis yang menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan sehingga dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis, yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan
Lebih terperinciDETEKSI DAN MANAJEMEN PENYAKIT SISTEMIK PADA PASIEN GIGI-MULUT DENGAN KOMPROMIS MEDIS. Harum Sasanti FKG-UI, Departemen Ilmu Penyakit Mulut
DETEKSI DAN MANAJEMEN PENYAKIT SISTEMIK PADA PASIEN GIGI-MULUT DENGAN KOMPROMIS MEDIS Harum Sasanti FKG-UI, Departemen Ilmu Penyakit Mulut Alur Presentasi Pendahuluan Tujuan presentasi Rasional deteksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dan saat ini masyarakat mulai memasukkan kebutuhankebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia terus berkembang dan saat ini masyarakat mulai memasukkan kebutuhankebutuhan baru sebagai kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi pengguna jasa rumah sakit itu sendiri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit memberikan pelayanan yang berdaya guna dan berhasil guna, maka dibutuhkan berbagai sumber daya yang harus diatur dengan manajemen yang baik. Dengan kecanggihan
Lebih terperinciPENGARUH PEMAKAIAN GIGITIRUAN LEPASAN TERHADAP PERTUMBUHAN
Lampiran 1 Kerangka Konsep Skripsi PENGARUH PEMAKAIAN GIGITIRUAN LEPASAN TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans PADA PASIEN KLINIK PROSTODONSIA RSGMP FKG USU PERIODE JANUARI-FEBRUARI 2010 Perawatan Prostodonsia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dokumen tentang identitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sarana pelayanan kefarmasian oleh apoteker (Menkes, RI., 2014). tenaga teknis kefarmasian (Presiden, RI., 2009).
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan bayi terjadi transisi epidemiologis penyakit. Populasi lansia semakin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. 1 Hasil positif yang telah terwujud seiring dengan keberhasilan
Lebih terperinciPRESCRIPTION FOR HEALTH: MENGUBAH PRAKTEK PRIMARY CARE UNTUK MENGUBAH PERILAKU SEHAT
Comprehensive Care PRESCRIPTION FOR HEALTH: MENGUBAH PRAKTEK PRIMARY CARE UNTUK MENGUBAH PERILAKU SEHAT Latar Belakang Penyebab kematian lebih cepat (premature) di amerika berhubungan dengan 4 kebiasaan:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker mulut, istilah untuk tumor ganas yang terjadi dalam rongga mulut, termasuk kanker bibir, gingiva, lidah, langit langit rongga mulut, rahang, dasar mulut, orofaringeal,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta serta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta serta munculnya klinik-klinik dan laboratorium-laboratorium medis di kota-kota menyebabkan terjadinya persaingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara langsung dapat menentukan kualitas sumber daya manusia serta derajat kesehatan masyarakat. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di bidang kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), status kesehatan merupakan salah satu komponen
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Immanuel Bandung dengan Terkontrolnya Kadar Glukosa Darah.
91 Lampiran 1 Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Immanuel Bandung dengan Terkontrolnya Kadar Glukosa Darah. Data umum pasien: 1. Nama : 2. Jenis kelamin :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen menjadi salah satu sumber informasi mengenai produk yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumen sangat penting peranannya dalam konsep pemasaran karena konsumen menjadi salah satu sumber informasi mengenai produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan
Lebih terperinciStudi Perilaku Kontrol Asma pada Pasien yang tidak teratur di Rumah Sakit Persahabatan
Studi Perilaku Kontrol Asma pada Pasien yang tidak teratur di Rumah Sakit Persahabatan Herry Priyanto*, Faisal Yunus*, Wiwien H.Wiyono* Abstract Background : Method : April 2009 Result : Conclusion : Keywords
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bermutu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (Kemenkes, 2014). Salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) / PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT PPK
PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) / PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT PPK RUMAH SAKIT AT-TUROTS AL-ISLAMY 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 A LATAR BELAKANG... 3 B TUJUAN BAB II LANDASAN TEORI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Instalasi Gawat Darurat (IGD). Setiap tindakan yang diberikan dokter IGD, selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Bedah Surabaya (RSBS) terletak di jalan Raya Manyar 9 Surabaya yang berdiri sejak tanggal 20 Desember 2010, telah memiliki sebuah Instalasi Gawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (2014) menyebutkan bahwa populasi lanjut usia (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga 2050 yaitu 11%
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kesehatan gigi dan mulut dapat dilihat dari kebersihan gigi dan mulutnya.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Astoeti, dkk. (2003) menyatakan bahwa sikap dan perilaku seseorang terhadap kesehatan gigi dan mulut dapat dilihat dari kebersihan gigi dan mulutnya. Seseorang yang memiliki
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta. Semua responden penelitian berdomisili di
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Responden penelitian ini melibatkan 56 pasien diabetes melitus yang melakukan kontrol rutin di poli penyakit dalam
Lebih terperinci2016 GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MANAJEMEN PELAYANAN HOSPITAL HOMECARE DI RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal meliputi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di Amerika, Home Care yang terorganisasikan dimulai sejak tahun 1880-an dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan angka kematian yang tinggi.
Lebih terperinciPENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU
PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU Enywati 1 dan Budi Suryana 2 1 Puskesmas Tanjung Sekayam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Health Literacy 1. Pengertian Health Literacy National Assessment of Adults Literacy di Amerika Serikat memakai definisi health literacy atau kemelekan yaitu kemampuan menggunakan
Lebih terperinciNinda Karunia Rahayu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
ANALISIS EQUITY PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT BERDASARKAN STATUS PEMBAYARAN (PADA PESERTA JAMKESMAS, ASKES, DAN UMUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBAKREJO SURABAYA) Ninda Karunia Rahayu Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Farmasi Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri dari Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Farmasis adalah sarjana farmasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental) dengan desain penelitian One Group Pretest-Postest.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu (Quasy Eksperimental) dengan desain penelitian One Group Pretest-Postest. Rancangan penelitian ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bagian dari rantai pelayanan kesehatan tidak terlepas dari tanggung jawab memberikan pelayanan gawat darurat. Di dalam PERMENKES RI Nomor:
Lebih terperinci