BAB II KERANGKA PEMIKIRAN Kedudukan Fungsional Seorang Penulis Naskah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KERANGKA PEMIKIRAN Kedudukan Fungsional Seorang Penulis Naskah"

Transkripsi

1 17 BAB II KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Perspektif Teoritis Kedudukan Fungsional Seorang Penulis Naskah Penulis Naskah adalah orang yang bekerja sama dengan produser dan sutradara dalam mengemas konsep ide dasar kreatif menjadi konsep script non drama televisi 8. Melakukan revisi naskah hingga final dan siap untuk diproduksi. Mempertimbangkan berbagai unsur komersial dan target penonton yang umumnya tidak terbatas. Melakukan analisis jam penayangan program non drama televisi ini dan memperhitungkan aspek psikologis penonton. Turut serta dalam penentuan pemilihan host, reporter dan pengisi voice over. Penulis naskah adalah orang yang menulis cerita atau konsep dan skenario atau menulis skenario saja (cerita dari pihak lain) untuk tayangan drama, berita ataupun non drama. Dalam bahasa inggris penulis naskah atau skenario disebut sebagai scriptwriter. Penulis naskah sebagai bagian dari tim kerja kreatif yang berkewajiban menciptakan cerita skenarionya ataupun skenarionya saja. Skenario yang 8 Naratama. Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: PT. Gramedia Indonesia Hal : 42

2 18 diciptakan mestilah satu skenario yang utuh, yang bisa divisualisasikan oleh sutradara. 9 Peneliti yang mempunyai job desk sebagai seorang penulis naskah secara tidak langsung terpanggil untuk mencoba membenarkan teori tersebut dengan membuatkan suatu konsep yang handal dan memadai. Terdiri dari konsep kreatif, konsep produksi, dan konsep teknis. Konsep yang disiapkan tak lepas dari benang merah berupa hasil akhir naskah yang berkualitas dengan berbagai kelengkapan dan proses untuk membentuknya Tanggung Jawab Penulis Naskah Dalam Menghasilkan Ide Penulis Naskah adalah orang yang bertugas menulis dan mengembangkan suatu ide atau gagasan menjadi suatu karya yang nantinya dapat diaplikasikan menjadi sebuah program. Penulis Naskah adalah orang yang menciptakan konsep, narasi, dan dialog untuk permainan komersial atau film laga hidup atau animasi. 10 Sebagai seorang Penulis Naskah harus memiliki kemampuan mengubah ide ke dalam bentuk naskah yang merupakan hasil imajinasi dari sebuah proses penginderaan terhadap stimuli menjadi suatu bentuk tulisan yang menarik dan memiliki makna baik untuk dirinya maupun orang lain 11. Memberikan pemahaman bahwa Setiap tontonan di televisi baik itu 9 Kinosyan, Jadi Penulis Naskah? Gampang Kok, Jakarta 2008, Hal : 6 10 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Raja Grafindo, Hal 32

3 19 program jenis drama maupun non drama atau film di bioskop sekalipun, tak lepas dari peran Penulis Naskah. Sebab, bagus tidaknya hasil sebuah tontonan program acara ataupun film tersebut, pertama-tama tergantung dari kualitas naskah atau skenario yang ditulis oleh Penulis Naskah. Jadi, kini kita tahu bahwa peran Penulis Naskah sangatlah penting dalam sebuah tontonan program acara maupun film. Namun dibalik dari hasil itu semua, tak pelak seorang penulis naskah mempunyai peran, dan tanggung jawabnya, yaitu : 1) Mengembangkan gagasan 2) Berpikir terbuka 3) Menanggalkan ego dan menangkap semua umpan balik tanpa melibatkan emosi. 4) Bertanya kembali kepada pengkritik dan pemberi umpan balik, siapa tahu masih bisa di gali masukan yang berharga dari orang mengenai tulisan kita Peran Penulis Naskah Dalam dunia pertelevisian, ada empat jenis program televisi yang umumnya di ketahui oleh penulis, yaitu Program Drama, Program Non Drama, Program Berita atau News dan program Dokumenter. Dari keempat jenis program, membutuhkan naskah sebagai salah satu pilar untuk membuat sebuah konsep dari suatu program menjadi program yang di inginkan, namun memiliki format, sifat 11 Tommy Suprapto, Berkarir di Bidang Broadcasting, Media Presindo, Yogyakarta, 2006

4 20 dan karakteristik penulisan yang berbeda. Pada program Drama dikenal istilah skenario untuk menyebut naskah yang harus dimainkan oleh talent. Sedangkan untuk naskah program Non Drama dan News umumnya dikenal dengan istilah naskah. Naskah juga berfungsi sebagai pengendalian siaran agar tepat waktu dan sesuai visi dan misi program. Karena fungsi dari Penulis naskah itu sendiri antara lain 12 : 1) Memberi kemudahan dalam perencanaan produksi 2) Menjadi medium berpikir kreatif 3) Menjadi sarana komunikasi seluruh kerabat kerja produksi 4) Menjadi acuan penyusunan jadwal kegiatan Penulisan Naskah untuk film, televisi, termasuk video, lazim dengan istilah scenario. Skenario merupakan bentuk tertulis dari gagasan atau ide yang menyangkut penggabungan antara gambar dan suara, dimaksudkan sebagai pedoman dalam pembuatan film, sinetron atau program televisi.beberapa pakar sinematografi mengemukakan bahwa skenario itu menjadi jiwa dan darah dalam produksi film atau cerita televisi. Naskah yang dibuat haruslah memiliki karakteristik tersendiri agar menjadi sebuah nasah yang baik dan benar anatara lain 13 : 12 Tommy Suprapto, Berkarir di Bidang Broadcasting, Media Presindo, Yogyakarta, 2006 Hal : 67

5 21 1) Jelas. Kejelasan menempati prioritas utama dalam penulisan naskah. Kata dan kalimat yang disusun harus dimengerti. 2) Ringkas. Satu ide untuk satu kalimat. Hindari untuk anak kalimat. 3) Sederhana. Kata kata yang digunakan harus sederhana, tidak rumit, atau tidak teknis-ilmiah yang kurang dikenal di kalangan awam. 4) Aktif. Gunakan kalimat aktif bukan pasif 5) Imajinatif. Naskah harus mampu mengembangkan imajinasi pendengar hanya dengan kekuatan kata kata, suara dan dukungan music. Adapun yang dimaksud dengan skenario adalah naskah televisi yang digunakan sebagai acuan utama. Suatu skenario sudah bisa disebut baik, jika memenuhi kriteria fungsional. Dalam arti sebuah skenario dapat menjadi blueprint dan pegangan bagi para kreator dalam membuat program televisi. Namun, lebih bagus lagi jika sekaligus memenuhi kriteria substansial. Naskah yang sudah mampu memberikan sebuah bayangan kepada setiap pembacanya mengenai isi dan makna yang berada didalamnya, sama halnya seperti karya tulis lainnya seperti novel, cerpen, roman, puisi, prosa,dan sebagainya. Kedua teori tersebut menjadi standar dasar bagi sebuah skenario agar menjadi karya tulis yang mandiri dan berguna bagi setiap orang Asep Samsul M.Romli Broadcast Journalism : Panduan Menjadi Penyiar, Reporter & Scrpt Writer, Nuansa, Bandung, Hal : Writer, 2 Januari 2012 Jam 23.30

6 22 Adapun di bawah ini yang merupakan proses kerja Penulis naskah dari pra produksi hingga pasca produksi, yaitu sebagai berikut: 1) Pra Produksi Pra produksi adalah tahap awal penciptaan suatu karya kreatif berbagai macam program penyiaran. Pada tahap ini penulis naskah mempunyai peranan penting, karena penulis naskah mulai mempersiapkan naskah sebagai syarat kelancaran untuk proses produksi. Produksi akan berjalan baik ketika semua proses di pra produksi sudah dilakukan dengan baik. Segala kekurangan dalam pra produksi hendaknya segera diselesaikan agar tidak menggangu kelancaran pada proses berikutnya yakni produksi. 15 Dan dalam persiapan produksi atau pra produksi, ada tiga orang Juru Kunci yang sangat berpengaruh dalam penentuan pelaksanaan produksi. Mereka adalah Produser, Sutradara, dan Penulis Naskah. 16 Pada tahap pembuatan naskah nantinya, yaitu di tahap pra produksi ini kita perlu mencari dan menentukan dahulu beberapa hal yang berkaitan dengan cerita yang akan kita tulis, yaitu sebagai berikut: a) Tema Tema adalah ide atau persoalan pokok yang merupakan gagasan pemikiran 15 Umbara dan Pintoko, 2009:163.How To Become a Cameraman. Jakarta: Motion Publish. 16 Naratama, 2004, 44Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: PT. Gramedia Indonesia.

7 23 yang menjadi dasar kepada sebuah karya. b) Ide cerita Ide cerita merupakan hasil pengendapan dan perenungan pengalaman hidup yang panjang dari seorang penulis. Semakin banyak pengalaman hidup seseorang, semakin banyak pula idenya. Ide banyak ditemukan di mana saja, dari mana saja dan dalam keadaan apa pun. Menurut Josip Novakovich dalam menulis bahwa seorang pengarang perancis, Claude Simone, mendapatkan ide-ide untuk membuat novelnya hanya dengan cara mengitari satu blok di kotanya setiap hari. 17 Dari pengalaman itu, Josip hanya ingin mengatakan bahwa sebenarnya mencari ide cerita itu sangatlah mudah. Begitu pun dengan ini, penulis mendapatkan ide setelah saling berdiskusi dan memberikan masukan antar anggota baik diluar maupun didalam waktu rapat tim berlangsung, dari apa yang meraka amati sebelumnya. Memunculkan gagasan terasa lebih berat karena tidak pernah diajari bagaimana menggali ide secara nyaman dan menyenangkan. Ide adalah sesuatu yang berada dalam kehidupan sehari hari. Cara mencari inspirasi yang lebih realistis adalah dengan cara turun ke jalan. Bergaul dengan masyarakat, kegelisahan mereka, cita-cita mereka, penderitaan mereka dan segala aspek yang lainnya. Kita akan kaya pengalaman dan pandangan banyak orang yang menghadapi berbagai macam situasi. Mencari inspirasi yang benar berarti riset 17 Elizabeth Lutters 2006, 47,Kunci Sukses Menulis Skenario. Jakarta : PT Grasindo

8 24 dan observasi 18. Untuk mendapatkan ide bukanlah perkara yang sulit, jika kita mau menjemputnya. Ide tidak mungkin datang begitu saja, tanpa kita melakukan usaha-usaha untuk menjemput datangnya ide tersebut. Secara lebih khusus ada beberapa hal yang bisa memunculkan ide baru kepada penulis yaitu : 1) Banyak membaca. 2) Menjawab pertanyaan dari orang lain. 3) Berdiskusi dengan orang lain. 4) Peka terhadap lingkungan sekitar. 19 c) Latar atau Setting Di acara ini latar dari tempat-tempat yang dikunjungi hanya seperti butik dan beberapa tempat yang bertemakan hijab yang dimodifikasi agar terkesan lebih menarik. d) Judul Program dokumenter televisi ini berisi judul Inside Jakarta. Hal ini memudahkan penonton mengingat tayangan yang menyeritakan tentang Jakarta dari sisi yang berbeda. 18 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Pinus Book Publisher, Yogyakarta, Nurheti Yuliarti, Menjadi Penulis Profesional 2008, 29 Hal : 26

9 25 e) Sinopsis Sinopsis adalah ringkasan cerita. Sinopsis biasanya berupa inti sari dari isi program yang memuat semua data dan informasi terhadap naskah yang akan disusun. Setelah mempunyai rumusan garis besar materi biasanya dengan mudah akan muncul suatu garis besar jalan cerita. Dalam sebuah penulisan naskah peran sinopsis cukup penting guna mengetahui isi naskah yang akan dibuat. 20 Langkah-langkah dalam membuat sinopsis adalah temukan tema atau ide pokok tulisan dari naskah yang akan dibuat, buatlah alur atau jalan ceritanya, kemudian pilihlah bagian-bagian yang penting dan pokok lalu mulailah untuk menyusun sinopsis secara baik dan benar. 21 Beberapa hal yang harus termuat dalam sinopsis, pada non drama sama halnya dengan film dan sinetron, yaitu isi cerita, tokoh yang terlibat, lokasi dan waktu kejadian, inti pembicaraan, keinginan dan tujuan dari program tersebut, dan hambatan yang terjadi dan bagaimana cara penanggulangannya. Panjang sinopsis disesuaikan dengan kebutuhan. Salah satunya dapat diukur dari lama waktu tayang atau durasi. Untuk tayangan dokumenter televisi seperti Inside Jakarta yang berdurasi 15 menit. f) Treatment Sebelum membuat naskah adapun halnya yang sangat penting sebelum 20 Lutters, Kunci Sukses Menulis Skenario. Jakarta : PT Grasindo 2006, Hal : Ruskandar, 2001, 30

10 26 menulis naskah yaitu membuat konsep Treatment. Treatment adalah uraian pendek secara deskriptif tentang bagaimana suatu episode suatu program. Dengan membaca Treatment kita mendapat gambaran urutan visual yang nampak pada screen. Dalam hal ini, kita akan dengan mudah memindah-mindahkan letak urutan posisi scene jika memang masih terasa kurang sesuai agar benar-benar tepat, benar dan menghasilkan rangkaian yang sangat menarik. g) Naskah Naskah adalah komposisi tertulis yang di rancang untuk pedoman sutradara sebagai dasar setiap sekuen gambar. Naskah juga mempunyai dua fungsi yaitu: Fungisonal (Sebagai pedoman kerja) dan Substansi (Sebagai bagian dari proses shooting). Dalam penulisan naskah, Penulis naskah juga memperhatikan siapa yang akan menjadi target penontonnya, bahasa naskah yang seperti apa, serta gimmick dan funfare pada usia target yang di tuju. 2) Produksi Satu tanggung jawab penting Penulis naskah telah diselesaikan pada tahapan pra produksi. Memasuki tahapan produksi dan kini saatnya seorang sutradara mengambil alih pimpinan karena tugas Penulis naskah berhenti jika sutradara telah mengambil alih cerita, bagaimanapun juga sutradara berwenang untuk melakukan tugasnya sebagai pimpinan produksi. Akan tetapi kerja sama yang kompak antara produser, sutradara serta Penulis naskah atau disebut juga tiga korporasi sangat diperlukan karena mereka

11 27 adakah kunci utama dalam setiap pengambilan keputusan. 22 Pada tahap produksi, Penulis naskah lebih banyak melakukan kegiatan dalam segi pengarahan dan memperhatikan narasumber ketika melakukan kegiatan shooting, apakah sudah sesuai harapan yang diinginkan dengan naskah yang sudah dibuat. Selain itu, seorang Penulis naskah ikut membantu mendampingi sutradara dan kameraman dalam memvisualisasikan sebuah naskah menjadi gambar yang enak dan menarik untuk ditonton. Sebagai Penulis naskah harus siap berbesar hati, serta siap menerima hasil akhir setelah naskah diproduksi dan mulai dibuat visualisasi menjadi sebuah gambar untuk selanjutnya di susun dan dijadikan sebuah tayangan untuk program yang dibuatnya. 3) Pasca Produksi Pada tahapan pasca produksi, seorang Penulis naskah masih mempunyai tugas untuk mengawasi proses editing berlangsung. Bersama sutradara dan editor melakukan pemilihan gambar dalam usaha untuk menjaga agar sesuai berjalan dengan alur cerita yang sudah ada, namun terlebih lagi apabila terjadi perubahan di dalam alur ceritanya. Pada tahap ini Penulis naskah menyiapkan naskah voiceover,dan melakukan pengarahan naskah, pengucapan suara, intonasi, ritme kepada pengisi voice over, yang prosesnya di dampingi oleh sutradara dan editor. Tak hanya itu, 22 Rukmananda, Menjadi Sutradara televisi dengan single dan multi camera 2004, hal : 26

12 28 pada tahap proses ini Penulis naskah masih harus dituntut untuk menyiapkan segala hal yang diperlukan sebagai keselarasan hasil akhir editing dan membuat laporan sebagai pertanggung jawaban terhadap hasil proses produksi Media Televisi Televisi secara harfiah artinya melihat dari jauh, namun demikian dalam pengertian sederhana ini sebenarnya meliputi dua bagian utama, yaitu pemancar televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar bersama dengan sinyal-sinyal suara sehingga sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima dalam jarak yang cukup jauh. Kedua, televisi penerima sinyal tersebut mengubahnya kembali sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televisi tadi dapat dilihat dan didengar seperti keadaan aslinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa televisi adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang jauh. 23 Fred Wibowo dalam bukunya Teknik Produksi Program Televisi, televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual baru merupakan medium yang paling kuat pengaruhnya dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh satelitdan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil. Unsur esensial dari kebudayaan televisi berupa penggunaan bahasa 23 Ibid. Hal. 2

13 29 verbal dan visual, sekaligus dalam rangka menyampaikan sesuatu seperti pesan, informasi, pengajaran, ilmu, dan hiburan. 24 Televisi sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak menguasai waktu.artinya, televisi dapat diterima dimana saja dalam jangkauan pancarannya (menguasai ruang) tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali (tidak menguasai waktu). Hal tersebut berarti bahwa meskipun televisi mampu memberikan informasi secara global, serempak kepada khalayak luas, namun televisi tidak bisa menguasai waktu, atau mengulang proses komunikasi massa yang sudah terjadi pada waktu tertentu. 25 Maka dengan demikian, Televisi merupakan salah satu media elektronik yang memberikan informasi atau pesan secara cepat kepada masyarakat di segala penjuru melalui pemancar. Bagus tidaknya informasi yang diterima oleh masyarakat, semua itu tergantung dari baik buruknya pemancar di daerah masingmasing Program Dokumenter Televisi Stasiun televisi menyajikan berbagai jenis program yang beragam dan sangat banyak jumlahnya. Pada dasarnya, apa saja dapat dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program tersebut dapat menarik minat masyarakat atau khalayak untuk menonton, tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum, dan atau peraturan yang berlaku. Dalam membuat sebuah program acara, masingmasing individu yang ada dalam staf produksi dituntut untuk memiliki kreativitas 24 Fred Wibowo.2007.Teknik Produksi Program Televisi. Pinus: Yogyakarta. Hal 5 25 Ibid. Hal 6

14 30 yang tinggi agar mampu menghasilkan sebuah program yang menarik dan terbilang baru atau tidak hanya ikut-ikutan saja. Dokumenter televisi sebagai salah satu bentuk program berawal dari sebuah film dokumenter. Gaya dan bentuk film dokumenter memang lebih memiliki kebebasan dalam bereksperimen meskipun isi ceritanya tetap berdasarkan sebuah peristiwa nyata dan apa adanya. Ketika teknologi audio visual berkembang, salah satunya muncul televisi, maka gaya dan bentuk dokumenter pun ikut berkembang. Akhirnya bentuk film dokumenter terpecah menjadi dua kategori produksi, film dokumenter dan televisi dokumenter 26. Tema atau topik dalam dokumenter televisi dikemas dengan gaya bercerita yang berbeda-beda. Namun pada umumnya menggunkan narasi (kadang dengan voice over hanya terdengar suara tanpa wajah yang mnyuarakan tampak di layar), menggunakan wawancara, juga ilustrasi musik sebagai penunjang gambar visual. Perkembangan pendekatan dokumenter dalam program televisi sudah begitu pesat. Untuk membedakannya dengan film, dokumenter yang diproduksi untuk televisi cenderung menggunakan tipe shot close up, medium close up, medium shot, dan sebagainya. Durasi dokumenter televisi pun hanya 24 menit. Dengan demikian, dapat disimpulkan dokumenter televisi merupakan alternatif program tayangan yang menyajikan sebuah informasi atau menyampaikan pesan secara nyata. Tidak direka-reka dan benar-benar pernah terjadi, atau sedang terjadi. Dengan durasi singkat, dokumenter televisi harus 26 Gerzon R. Ayawaila Dokumenter Dari Ide Sampai Produksi. FFTV-IKJ: Jakarta. Hal 22

15 31 mengemas secara apik segala informasi mendetail berhubungan dengan tema yang sedang diangkat Naskah Program Dokumenter Televisi Pada umumnya, menulis naskah dokumenter televisi tak banyak berbeda dari naskah-naskah lainnya. Naskah awal pertama-tama dibentuk menjadi sebuah treatment untuk kemudian ditulis ulang atau dievaluasi kembali menjadi sebuah skenario. Ada pula yang hanya memperbaiki penulisan dari treatment nya saja. Naskah bisa dijadikan alat bantu berbagai pihak karena naskah memang dijadikan referensi untuk semua pihak yang terlibat di dalam sebuah produksi. Naskah mengkomunikasikan isi sebuah program acara ke semua tim, termasuk sutradara. Hal ini perlu dilakukan, apakah kelak nantinya sutradara akan menambahkan footage atau tidak di dalam acara tersebut. Bagi juru kamera, naskah diperlukan untuk mengetahui tingkat kesulitan di lapangan. Seorang editor pun berpandu pada naskah. Intinya, baik atau buruk sebuah acara, atau film, semua tergantung dari kualitas naskah yang dibuat. Karena dalam naskah, diperlihatkan bagaimana realita atau kejadian apa adanya tersebut dapat diketengahkan secara dramatik. Saat menulis naskah, harus diperhatikan mengenai penyusunan konstruksi visual dan narasi, agar keduanya tidak mengambang serta tumpang tindih. Selain itu perlu diperhatikan pula informasi visual, agar tidak terjadi pengulangan yang menyebabkan narasi atau wawancara kehilangan motivasi untuk menunjang gambar, dan itu akan membuat penonton bosan.

16 32 Dengan demikian prinsip penyusunan konsep naskah Dokumenter dari pra produksi hingga pasca produksi meliputi berbagai hal. Dimulai dari riset hingga menemukan ide, penyusunan premis hingga membuat sinopsis serta treatment, juga naskah syuting. Naskah yang dibuat haruslah memiliki karakteristik tersendiri agara menjadi sebuah naskah yang baik dan benar anatara lain 27 : 6) Jelas. Kejelasan menempati prioritas utama dalam penulisan naskah. Kata dan kalimat yang disusun harus dimengerti. 7) Ringkas. Satu ide untuk satu kalimat. Hindari untuk anak kalimat. 8) Sederhana. Kata-kata yang digunakan harus sederhana, tidak rumit, atau tidak teknis-ilmiah yang kurang dikenal di kalangan awam. 9) Aktif. Gunakan kalimat aktif bukan pasif 10) Imajinatif. Naskah harus mampu mengembangkan imajinasi pendengar hanya dengan kekuatan kata kata, suara dan dukungan music. Untuk karya visual seperti dokumenter, baik itu juga dokumenter televisi, dokumenter seri serta feature, harus lebih memperhatikan lagi perbandingan visual dan teks serta kualitas informasi yang disampaikan. Meskipun penampilan gambar lebih ekonomis dibanding komentar atau narasi. Seperti halnya 27 Asep Samsul M.Romli Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter & Scrpt Writer. Nuansa: Bandung. Hal 80

17 33 dokumenter sejarah, terkadang gambar perlu ditunjang narasi atau komentar, atau dapat pula wawancara sehingga porsi gambar seimbang dengan narasi Proses Kreatif Penulisan Naskah Dokumenter Televisi Menurut Yudhistira Massardi dalam buku Naratama penulis naskah adalah orang yang bekerja sama dengan produser dan sutradara dalam mengemas konsep ide dasar kreatif menjadi konsep script non drama televisi 29. Melakukan revisi naskah hingga final dan siap untuk diproduksi. Mempertimbangkan berbagai unsur komersial dan target penonton yang umumnya tidak terbatas. Melakukan analisis jam penayangan program non drama televisi ini dan memperhitungkan aspek psikologis penonton. Turut serta dalam penentuan pemilihan host, reporter dan pengisi voice over. Menurut Kinoysan dalam bukunya yang berjudul Jadi Penulis Naskah? Gampang Kok! Penulis naskah adalah orang yang menulis cerita atau konsep dan skenario atau menulis skenario saja (cerita dari pihak lain) untuk tayangan drama, berita ataupun non drama. Dalam bahasa inggris penulis naskah atau skenario disebut sebagai sebagai penulis naskah. 30 Penulis naskah sebagai bagian dari tim kerja kreatif yang berkewajiban menciptakan cerita skenarionya ataupun skenarionya saja. Skenario yang diciptakan mestilah satu skenario yang utuh, yang bisa divisualisasikan oleh 28 Anton Mabruri KN Manajemen Produksi Program Acara Televisi Format Acara Televisi Non Drama, News & Sport. Depok: Mind 8 Publishing House. Hal Naratama Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: PT. Gramedia Indonesia. Hal Kinoysan Jadi Penulis Naskah? Gampang Kok, Jakarta. Hal15 30 Kinoysan Jadi Penulis Naskah? Gampang Kok, Jakarta. Hal15

18 34 sutradara 31. Penulis naskah juga merupakan orang yang bertugas menulis dan mengembangkan suatu ide atau gagasan menjadi suatu karya yang nantinya dapat diaplikasikan menjadi sebuah program. Penulis naskah adalah orang yang menciptakan konsep, narasi, dan dialog untuk permainan komersial atau film laga hidup atau animasi 32. Sebagai seorang penulis naskah harus memiliki kemampuan mengubah ide ke dalam bentuk naskah yang merupakan hasil imajinasi dari sebuah proses penginderaan terhadap stimuli menjadi suatu bentuk tulisan yang menarik dan memiliki makna baik untuk dirinya maupun orang lain 33. Memberikan pemahaman bahwa Setiap tontonan di televisi baik itu program jenis drama maupun non drama atau film di bioskop sekalipun, tak lepas dari peran penulis naskah. Sebab, bagus tidaknya hasil sebuah tontonan program acara ataupun film tersebut, pertama-tama tergantung dari kualitas naskah atau skenario yang ditulis. 34 Jadi, penulis naskah adalah seseorang yang bertanggung jawab penuh akan naskah suatu program acara maupun film. Sebelum membuat naskah hal utama yang dilakukan adalah membuat konsep kreatif, konsep produksi, dan konsep teknis. Konsep yang disiapkan tak lepas dari benang merah berupa hasil akhir naskah yang berkualitas dengan berbagai kelengkapan dan proses untuk membentuknya. 31 Kinoysan Jadi Penulis Naskah? Gampang Kok. Jakarta. Hal 6 32 Soerjono Soekanto Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Grafindo: Jakarta. Hal Tommy Suprapto Berkarir di Bidang Broadcasting. Media Presindo: Yogyakarta. Hal 34 Lutters (2006:xiv)

19 35 Perencanaan kreatif atau bisa juga disebut ke dalam proses kreatif merupakan cara yang diberikan kepada orang-orang kreatif sebagai pedoman dalam membuat suatu program acara televisi. Perencanaan kreatif bagi orangorang kreatif sering dianggap hasil terjemahan dari berbagai informasi mengenai produk pasar dan khalayak sasaran ke dalam suatu posisi tertentu di dalam komunikasi yang kemudian dapat dipakai untuk merumuskan tujuan program acara. Pengerjaan perencanaan kreatif menncakup pelaksanaan dan pengembangan konsep atau ide yang dapat mengemukakan perencanaan dasar dalam membentuk komunikasi yang efektif. Proses dan teknik pembuatan suatu program acara pasti melalui proses yang panjang, proses ini dikenal dengan istilah perencanaan kreatif 35. Proses kreatif merupakan sebuah proses berfikir untuk menciptakan atau mengkreasikan sesuatu dengan kemampuan inderawi yang dimiliki. Apakah itu merupakan sesuatu yang nyata atau tidak. Dapat pula ditambah dengan imajinasi bebas tanpa dibatasi oleh kekhawatiran yang sifatnya subyektif. Orang kreatif memiliki kebebasan dalm berfikir dan bertindak. Proses kreatif dapat pula dikatakan sebagai sebuah proses yang dijalani oleh seseorang. Mulai dari persiapan atau perencanaan, hingga mendapatkan hasil dari proses tersebut. Hal terpenting adalah seseorang harus memiliki unsur originalitas dalam memperoleh ide-ide tersebut. 35 Rhenald Kasali Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. PT Pustaka Utama Grafiti: Jakarta. Hal 81

20 36 Di dalam membuat karya visual berupa dokumenter televisi dibutuhkan kepekaan seorang penulis naskah terhadap dunia di sekitarnya. Memahami isu-isu yang sedang hangat atau ramai dibicarakan. Atau bahkan mencari benang merah atas suatu hal yang menarik untuk diperbincangkan.ide pun datangnya bisa darimana saja. Bisa melalui riset di internet, membaca buku, Koran, majalan dan sebagainya. Untuk mendapatkan ide bagi pembuat program dokumenter televisi diperlukan kepekaan serta rasa keingintahuan yang tinggi. Bukan berdasarkan daya khayal atau imajinasi semata. Diperlukan pula diskusi kepada semua pihak yang ahli atau paham dengan apa yang akan dibuat. Setelah menemukan ide, mulailah dengan membuat naskah kasar. Meskipun baru berupa naskah kasar namun informasi harus jelas dan lengkap. Agar proposal yang akan kita tawarkan ke televisi mendapat persetujuan. Tak banyak yang berbeda dari penyusunan konsep naskah Dokumenter dengan Feature, yakni terbagi ke beberapa langkah mulai dari ide, premis, sinopsis, treatment, naskah syuting atau skenario hingga tahapan terakhir yaitu naskah editing. Survey atau hunting lokasi serta riset tambahan sebagai penguat dari naskah yang nantinya akan dibuat. Riset disini adalah mengumpulkan data-data atau informasi melalui observasi mendalam mengenai subjek, peristiwa, dan lokasi sesuai tema yang akan diketengahkan. Barulah kemudian penulis naskah dan sutradara mengevaluasi hasil riset, mengetahui serta menetapkan dengan pasti mana informasi penting dan tidak penting, informasi mana yang perlu diperdalam lagi, sebab akibat peristiwa untuk menunjang unsur dramatik, dan demi efisiensi

21 37 kerja ketika proses syuting nantinya, tidak mengalami kekurangan atau kelebihan materi. Dalam merancang atau menulis naskah, peran antara tokoh dan narasumber perlu diperjelas.tokoh atau subjek utama memiliki peranan fungsional untuk mengetengahkan realitas dari peristiwa, sekaligus memberi sentuhan dramatik pada cerita.menuturkan potret atau biografi dengan subjek yang sudah meninggal perlu pendekatan khusus, terutama dalam kreativitas.untuk mengisi ketidakhadiran si tokoh yang sudah tidak ada, perlu ditampilkan beberapa hal yang berhubungan erat dengan kehidupannya. Fungsi treatment tak hanya berisi urutan shoot dan adegan, tetapi juga secara konkret berisi yang berkaitan dengan judul dan tema. Treatment inilah yang menjadi acuan sutradara ketika memulai shooting. Sementara skenario baru ditulis ketika masuk ke proses pasca produksi. Itupun untuk kepentingan editor, dan sudah dalam bentuk naskah editing. Dalam treatment harus dijelaskan susunan yang akan divisualkan dalam karya dokumenter nantinya. Jika ada wawancara, dalam treatment juga perlu dijelaskan, meski isi wawancara tidak perlu ditulis secara menyeluruh.tak hanya itu, sebuah treatment harus memberikan alur cerita yang jelas serta atmosfer pada penataan suara yang diperlukan Teori Komunikasi Para pakar menilai bahwa ilmu komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Profesor Wilburr

22 38 Schramm dalam buku Hafied Cangara menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi. 36 Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia.kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya, diakui oleh hampir semua agama telah ada sejak Adam dan Hawa. 37 Dengan demikian, komunikasi merupakan sebuah kebutuhan sosial yang diperlukan masyarakat semenjak dilahirkan ke muka bumi ini hingga akhir hayatnya. Tanpa berkomunikasi, masyarakat tidak akan mungkin terbentuk menjadi manusia yang seutuhnya Komunikasi Massa Komunikasi yang dilakukan melalui media massa secara garis besar memiliki dua fungsi pokok: Fungsi terhadap masyarakat (Societal-function) dan Fungsi terhadap individu (individual-functtion). Menurut Samuel L Becker (1985) fungsi komunikasi massa terhadap individu : 1) Pengawasan atau pencarian komunikasi; 2) Mengembangkan konsep diri; 3) Fasilitas dalam hubungan sosial; 4) Substitussi dalam hubungan social; 5) Membantu melegakan emosi; 36 Hafied Cangara Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta. Hal Ibid. Hal 4

23 39 6) Sarana pelarian dari keterangan dan keterasingan 7) Sebagai bagian dari kehidupan rutin atau ritualisasi. 38 De vito mengatakan bahwa popularitas dan pengaruh yang merasuk dari media massa hanya dapat dipertahankan apabila mereka menjalankan berbagai fungsi pokok. 1) Fungsi menghibur Bahwa media mendesain program - program mereka untuk menghibur khalayak. Tentu saja sebenernya mereka memberi hiburan itu untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat menjual hal ini kepada para pengiklan. 2) Fungsi menyaksikan Meskipun fungsi media massa yang paling jelas adalah menghibur, namun fungsinya yang terpenting adalah meyakinkan (to persuade). persuasi dapat datang dalam bentuk, misalnya : a) Mengukuhkan atau memperkuat sikap kepercayaan atau nilai seseorang. b) Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang. c) Menggerakan orang untuk melakukan sesuatu dan d) Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu. 3) Fungsi menginformasikan Menurut de vito sebagian besar informasi kita dapat bukan dari sekolah melainkan dari media. 4) Fungsi membius

24 40 Salah satu fungsi media yang paling menarik dan paling banyak dilupakan adalah fungsi membiusnya (narcotizing) ini berarti bahwa apabila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakian tertentu telah diambil. 5) Fungsi menciptakan rasa kebersatuan Salah satu fungsi komunikasi massa yang banyak orang tidak menyadarinya adalah kemampuan membuat kita merasa menjadi anggota suatu kelompok. 39 Komunikasi massa menurut Bitner seperti yang tertuang dalam buku Jalaluddin Rakhmat adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. 40 Komunikasi massa juga diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogern, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. 41 Dengan demikian komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi atau menyampaikan sesuatu pesan kepada sebagian besar yang berada di seluruh penjuru dengan melalui media massa. Baik media cetak maupun elektronik. Kini 38 Sasa djuarsa sendajaja, Pengantar ilmu komunikasi, (pusat penerbitan universitas terbuka), hal : Sutaryo, sosiologi komunikasi, arti bumi intaran, hal Jalaluddin Rakhmat Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rossdakarya: Bandung. Hal Ibid. Hal 189

25 41 perkembangan media massa sebagai jembatan proses komunikasi juga sudah semakin luas dan tersebar ke seluruh penjuru. 2.2 Perspektif Fenomologis Dari fenomena perkembangan dokumenter televisi saat ini, dari tahun ke tahun tentu banyak mengalami perubahan. Awalnya dokumenter dianggap sebagai sebuah film berdasarkan realita yang ada. namun kini, dokumenter bisa dikemas semenarik mungkin untuk tayangan sebuah acara televisi. Seperti yang dilansir dari buku Film Pinggiran karya Gatot Prakosa, bahwa kini dokumenter digunakan kembali sebagai suatu karya dimana menunjukkan persoalan yang dipersembahkan kembali. Perkembangan film dokumenter saat ini dalam hal bentuk dan pendekatan tentu berkaitan dengan perkembangan media audiovisual serta industri film yang terus berlangsung hingga kini. Hal inilah yang membuat film dokumenter bisa masuk ke layar kaca televisi sebagai sebuah program acara suatu stasiun tv yang ada seperti saat ini. Bukan hal mudah bagi stasiun televisi untuk membuat tayangan seperti ini. Bagaimana meyakinkan penonton bahwa tayangan ini bukan sekedar menghibur, namun memberikan beberapa edukasi serta sisi lain yang tak didapatkan dalam program lainnya. Namun pada lama kelamaan, era tahun 2000 mulai marak dokumenter televisi masuk ke stasiun televisi. Masing-masing stasiun televisi memiliki program televisi dokumenter andalannya, seperti SCTV, Metro tv dengan Eagle Awardsnya, Kompas Tv dengan Ekspedisi Cincin Api nya, dan berbagai program lain yang tak kalah menarik dari tayangan di luar dokumenter.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 FEATURE Feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subyektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian,

Lebih terperinci

Menulis Skenario Drama. Modul ke: 15FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

Menulis Skenario Drama. Modul ke: 15FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Modul ke: Menulis Skenario Drama dan Film Fakultas 15FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Menulis Skenario Penulisan naskah untuk drama, film, televisi, termasuk video, lazim dengan istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangatlah pesat, salah satu buktinya adalah banyak stasiun televisi yang bermunculan. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya masyarakat adalah penggarap informasi. kebutuhan semata tetapi sudah menjadi keharusan bagi masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya masyarakat adalah penggarap informasi. kebutuhan semata tetapi sudah menjadi keharusan bagi masyarakat luas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan media massa masyarakat dapat mengetahui apa yang terjadi diluar lingkungannya. Media massa baik cetak

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA / DASAR PEMIKIRAN Kedudukan Fungsional Sebagai Pencitraan Jabatan

BAB II KERANGKA / DASAR PEMIKIRAN Kedudukan Fungsional Sebagai Pencitraan Jabatan BAB II KERANGKA / DASAR PEMIKIRAN 2.1. Perspektif Teoritis 2.1.1.Kedudukan Fungsional Sebagai Pencitraan Jabatan Kedudukan fungsional sebagai pencitraan jabatan, mungkin kita sering mendengar istilah pencitraan

Lebih terperinci

FEATURE-DOKUMENTER. RISET OBSERVASI Pertemuan 5

FEATURE-DOKUMENTER. RISET OBSERVASI Pertemuan 5 FEATURE-DOKUMENTER RISET OBSERVASI Pertemuan 5 1 Vincent Monnikendam Sineas Belanda, pembuat film dokumenter Mother Dao. Membutuhkan waktu dua tahun lebih untuk mengumpulkan dan menyeleksi materi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya

Lebih terperinci

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada setiap produksi film maupun program televisi selalu melalui tahapan produksi yang sistematis. Demikian pula pada produksi dokumenter yang berjudul Teluk Kiluan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan untuk bersosialisasi dengan individu atau masyarakat. Komunikasi menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Program Urban Street Food merupakan program feature yang sudah ada di televisi saat ini. Program Urban Street Food merupakan program food & travel yang dikemas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 93 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada setiap produksi film maupun program televisi selalu melalui tahapan produksi yang sistematis. Demikian pula pada produksi program dokumenter yang berjudul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi mempunyai definisi yaitu sebuah transmisi sebuah pesan dari sumber kepada penerima, lebih dari 50 tahun konsep komunikasi dikemukakan olehn Harold Lasswell,

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah BAB IV PENUTUP Sebuah stasiun televisi membutuhkan karya karya kreatif setiap hari untuk mengisi slot jam tayangnya. Karya karya program televisi yang dibuat harusnya sebuah program yang berbeda, unik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yang akhirnya semakin meningkat kebutuhan-kebutuhan hidup. meningkat seiring perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yang akhirnya semakin meningkat kebutuhan-kebutuhan hidup. meningkat seiring perkembangan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

Modul ke: 15Fakultas. 15Ilmu. Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

Modul ke: 15Fakultas. 15Ilmu. Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting Modul ke: Penulisan Skenario Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom 15Fakultas 15Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting Penguatan Ide Cerita 082112790223// patriciarobin23@gmail.com 082112790223// patriciarobin23@gmail.com

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta 81 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Program dokumenter merupakan sebuah media komunikasi yang paling baik dalam menyampaikan fakta secara efektif dan menarik. Program dokumenter memungkinkan penontonnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan media massa masyarakat dapat mengetahui apa saja yang sedang terjadi disekitarnya. Media massa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya No Judul Program Isi Program Perbedaan dengan Program yang Dibuat 1 Swara Liyan (TVRI) Menyajikan informasi mengenai kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

Referensi DOKUMENTER. dari Ide sampai ProduksI. Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS

Referensi DOKUMENTER. dari Ide sampai ProduksI. Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS Referensi DOKUMENTER dari Ide sampai ProduksI Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS DOKUMENTER PERTEMUAN 1 Dokumentaris Umumnya sineas dokumenter merangkap beberapa posisi : produser, sutradara, penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya stasiun televisi di Indonesia, semakin besar juga dunia

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya stasiun televisi di Indonesia, semakin besar juga dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin banyaknya stasiun televisi di Indonesia, semakin besar juga dunia persaingan antara stasiun tv satu sama lain. Persaingan tersebut tidak menjadikan stasiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan dan memiliki peran untuk menyampaikan apa yang disebut dengan pesan. Pesan bisa menjadi sebuah informasi

Lebih terperinci

Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Modul ke: Program Dokumenter Drama Fakultas 12FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Program Dokumenter Drama Dokumentasi drama (drama dokumenter), yakni suatu film atau drama televisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbincangan, sehingga acara tersebut tidak terkesan monoton. Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbincangan, sehingga acara tersebut tidak terkesan monoton. Menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Talk Show Talk Show merupakan salah satu program acara yang melakukan perbincangan, sehingga acara tersebut tidak terkesan monoton. Menurut Naratama, talk show yaitu program

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK BROADCASTING KOMPETENSI KEAHLIAN :

Lebih terperinci

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan oleh semua makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri berfungsi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Sebelumnya Karya yang dibuat dalam tugas akhir ini adalah sebuah program feature human interest, dimana feature human interest adalah sebuah feature yang menyentuh kebiasaan

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Membaca dan Menafsirkan Naskah

JUDUL UNIT : Membaca dan Menafsirkan Naskah KODE UNIT : TIK.MM02.004.01 JUDUL UNIT : Membaca dan Menafsirkan Naskah DESKRIPSI UNIT : Unit ini menjelaskan keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk membaca naskah, identifikasi elemen dasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlibat secara emosional terhadap video yang akan di edit. 1

BAB I PENDAHULUAN. terlibat secara emosional terhadap video yang akan di edit. 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Editor adalah sineas profesional yang bertanggung jawab mengkonstruksi cerita secara indah dari shot-shot yang dibuat berdasarkan skenario dan konsep penyutradaraan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dalam pembuatan produksi sebuah film, pada dasarnya memiliki suatu rangkaian tahapan yang harus dilalui. Rangkaian tersebut akan membantu menentukan hasil proses produksi program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang padat akan aktifitas membutuhkan hiburan dan informasi yang cepat, mudah dan murah. Ketat dan pesatnya persaingan dalam industri televisi khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan bermain peran merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan yang penting dikuasai oleh siswa, termasuk siswa Sekolah Menengah Pertama. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi menampilkan gambar yang menarik dan menghibur, gambar televisi terkadang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat bergerak maju bergeser menjadi serba modern. Berbagai peralatan dalam menunjang kebutuhan hidup mengandalkan pertimbangan yang rasional. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan bagaimana bentuknya, kita pasti melakukan proses komunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian internal dari sistem tatanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sudah menjadi alat komunikasi yang efektif didalam masyarakat Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya membuat televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda-beda. Hal tersebut merupakan representasi psikologis masing-masing orang yang dibangun dari latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan, sehingga dengan cepat tersebar, didengar, dibaca ataupun

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan, sehingga dengan cepat tersebar, didengar, dibaca ataupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi massa merupakan salah satu bentuk komunikasi yang melibatkan khalayak luas. Informasi dapat disampaikan secara cepat dan hampir bersamaan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk mempengaruhi persepsi, pikiran serta tingkah laku masyarakat. Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan salah satu media massa yang memiliki pengaruh paling kuat dalam pembentukan sikap dan kepribadian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya Pada program kali ini penulis berkesempatan untuk membuat karya yaitu sebuah dokumenter mengenaik profi seseorang, dokumenter profil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat menjadikannya sebagai sarana hiburan utama. Hampir di setiap rumah memiliki televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya stasiun televisi yang mengudara di indonesia. kini stasiun

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi.

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi. 144 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kajian dari Ilmu Komunikasi Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi. Yaitu: (1) komunikator dalam program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagian besar kota besar yang ada di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk. Salah satu kota yang berkembang saat ini

Lebih terperinci

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya. ABSTRAK Televisi memiliki potensi yang besar sebagai sarana untuk menyampaikan isu-isu sejarah yang cenderung membosankan melalui penyajian tayangan news feature, yang bertujuan menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah selesai tahapan pra produksi dan tahapan produksi maka tahapan selanjutnya adalah pasca produksi. Dimana dalam tahapan pasca produksi ini adalah sebuah tahapan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Rubinson menyatakan bahwa multimedia merupakan presentasi intrusional yang mengkombinasikan tampilan teks, grafis, vidio dan audio, serta dapat menyediakan interaktifitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. 0 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi sebagai suatu proses yang berkesinambungan tanpa awal dan akhir merupakan bagian dari kehidupan, secara terminologis atau menurut asal katanya dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneliti memilih program lenong rempong trans 7 karena program yang menarik dan banyak sekali keunikan di program tersebut. Banyak sekali kejadian yang menghibur pada

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Media massa memiliki tiga fungsi dasar, yaitu fungsi informatif, fungsi edukatif, dan fungsi hiburan. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Evaluasi Camera Person Evaluasi Audio

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Evaluasi Camera Person Evaluasi Audio BAB 5 EVALUASI 5.1 Evaluasi Camera Person 5.1.1 Evaluasi Audio Audio yang sudah diambil pada saat syuting hingga akhir, ada sebagian audio yang bocor dan noise. Oleh karena itu camera person melaporkan

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Program dokumenter merupakan program yang dapat mengantar penontonnya ke dalam perspektif realita yang sama sekali berbeda sesuai sudut pandang sang kreator. Realita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya media penyampaian suatu cerita sejak Tahun 70-an, film mulai banyak mengambil inspirasi atau karya- karya sastra yang telah ada sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian internal dari sistem tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan distribusi yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sejarah Istilah sejarah berasal dari bahasa arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon. Menurut bahasa arab sejarah sama artinya dengan sebuah pohon yang terus berkembang

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV.

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV. 138 BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini merupakan bab penting bagi skripsi penulis, Setelah melakukan wawancara dan observasi yang berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang sudah semakin maju ini, perkembangan teknologi dan komunikasi membuat semua lapisan masyarakat dunia mengikuti perkembangan tersebut dan menjadikan mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. acara tersebut harus memiliki strategi penyajian yang kreatif dalam

BAB I PENDAHULUAN. acara tersebut harus memiliki strategi penyajian yang kreatif dalam 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap harinya, masyarakat Indonesia dapat melihat berbagai macam program acara yang ditawarkan oleh stasiun-stasiun televisi swasta. Programprogram acara tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di awali dengan penyiapan materi atau konsep, lalu proses produksi atau pengambilan gambar dan juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi sejak dilahirkan didunia, komunikasi tidak hanya berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena modern yang terjadi di awal millennium ketiga ini yang lebih popular dengan sebutan globalisasi memberikan perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupan

Lebih terperinci

2 perubahan yang terjadi di dalam media penyiaran itu sendiri meliputi segi sistem pemberitaan dan sistem informasi yang sifatnya lebih terbuka. Salah

2 perubahan yang terjadi di dalam media penyiaran itu sendiri meliputi segi sistem pemberitaan dan sistem informasi yang sifatnya lebih terbuka. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan komunikasi massa saat ini sangat pesat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Kebutuhan manusia akan informasi saat ini sudah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi MODUL PERKULIAHAN TV PROGRAMMING PRODUKSI PROGRAM TELEVISI Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting TatapMuka 03 Kode MK A31415EL DisusunOleh Gunanto Abstract Kompetensi Pembahasan Suatu program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya. 1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini kita tidak bisa melepaskan diri dari media massa. Ini terbukti dari adanya berbagai program komunikasi melalui media massa seperti surat kabar,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan 81 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Sesuai dengan teorinya, sebuah program feature adalah suatu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal terpenting dalam menunjukkan keberadaan seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula melibatkan sekian banyak

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Guna mendukung pembuatan karya video yang berjudul Sampah Visual maka karya video akan menggunakan beberapa tinjauan pustaka, antara lain: sejarah film, film pendek, mekanisme produksi

Lebih terperinci

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3.

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Pasca Produksi (penyuntingan program) 1. Menemukan Ide/gagasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Q : Menurut Bapak, apa itu Animasi Pendek? Q : Menurut bapak, animasi pendek yang bagus itu seperti apa?

LAMPIRAN. Q : Menurut Bapak, apa itu Animasi Pendek? Q : Menurut bapak, animasi pendek yang bagus itu seperti apa? LAMPIRAN Wawancara dengan Pak Gotot Prakosa Q : Menurut Bapak, apa itu Animasi Pendek? A : Animasi dari kata animare yang artinya memberi kehidupan, menghidupkan. Film animasi yaitu film yang dibuat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Komunikasi massa yaitu komunikasi yang penyebarannya menggunakan media massa, dengan khalayak yang bersifat heterogen (meluas dan menyeluruh) dan isi pesan bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media komunikasi yang dapat mencangkup banyak penerima pesan biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media yang didukung dengan majunya teknologi,

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012 KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012 A. Dasar Pemikiran Pada dasarnya film dapat dimaknai atau dilihat memiliki fungsi sebagai berikut: Sebagai media ekspresi seni Sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang sangat membutuhkan informasi, untuk mendapatkan informasi itu maka dilakukan dengan cara berkomunikasi baik secara verbal

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV) ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN ) Fathania Pritami Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan salah satu jenis media komunikasi massa elektronik yang canggih. Salah satu keunggulan televisi adalah penyajian gambar dan suara secara bersamaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sebuah karya dari peradaban manusia yang sangat bermanfaat. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal

Lebih terperinci