ANALISIS PENGGUNAAN NI NARU DAN TO NARU DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU BAHASA JEPANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGGUNAAN NI NARU DAN TO NARU DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU BAHASA JEPANG"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGGUNAAN NI NARU DAN TO NARU DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU BAHASA JEPANG Tania Suhendro Universitas Bina Nusantara Jl. Kemanggisan Ilir III, No.45, Jakarta , ABSTRAK In this thesis, I analyze the using of Japanese expression ni naru and to naru in the four gospel book of Japanese New Testament Bible online Kaifukuyaku version. I verified the using of ni naru and to naru in the bible verses with the theories written in the journal of Kikuchi (2008) titled Henka no Kekka wo Arawasu ni to. The goal of this research is to find examples of nuances and the contextual using of ni naru and to naru. The end result of this research is that from the four gospel books of the bible, I found all examples of all the using nuances of ni naru and to naru. Keywords: grammar, ni naru, to naru, japanese bible, gospel book Dalam Skripsi ini, saya menganalisis penggunaan bentuk ni naru dan to naru bahasa Jepang yang terdapat dalam 4 kitab injil dalam Alkitab Perjanjian Baru Bahasa Jepang versi online Kaifukuyaku. Penggunaan ungkapan ni naru dan to naru yang saya temukan dalam ayat-ayat pada kitab injil, lalu saya cocokkan dengan teori pada jurnal Kikuchi (2008) yang berjudul Henka no Kekka wo Arawasu 'ni' 'to'. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebuah hasil yang menunjukkan contoh-contoh nuansa dan dalam konteks apa bentuk ni naru dan to naru digunakan. Hasil akhir yang saya dapatkan dari penelitian ini adalah bahwa dalam 4 kitab injil ditemukan semua contoh nuansa penggunaan bentuk ni naru dan to naru. Kata kunci: tata bahasa, ni naru, to naru, alkitab bahasa Jepang, kitab injil PENDAHULUAN Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis penggunaan ni naru dan to naru. Baik bentuk ni naru maupun to naru, terbentuk dari kelas kata partikel dan verba. Verba merupakan kelas kata yang dipakai untuk menyatakan suatu aktivitas, keberadaan, atau keadaan sesuatu. Partikel dalam bahasa Jepang merupakan kelas kata yang menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi (Sudjianto, 2004:149,181). 1

2 2 Verba dalam bahasa Jepang terdiri dari jidoushi (kelompok verba yang tidak berarti mempengaruhi verba lain) dan tadoushi (kelompok verba yang menyatakan arti mempengaruhi pihak lain). Verba naru yang berarti menjadi merupakan jidoushi atau dalam bahasa indonesia adalah verba intransitif yang tidak memerlukan objek. Verba naru menunjukkan perubahan, namun tidak menunjukkan hasil dari perubahan tersebut. Sehingga diperlukan partikel ni dan to untuk melengkapi maknanya, yaitu menunjukkan hasil dari perubahan tersebut. (Suzuki,2000:83-84). Partikel ni dan to merupakan salah satu contoh kakujoshi. Kakujoshi merupakan partikel yang berada di belakang nomina dan menempel pada predikat. (Felicia, 2006:6) Partikel ni dan to berada di belakang nomina yang merupakan hasil dari perubahan dan menempel pada verba naru yang menunjukkan perubahan. Bentuk ni naru dan to naru sendiri merupakan ruigihyougen. Ruigihyougen merupakan ungkapan yang bersinonim baik itu nomina, adjektiva, maupun verba. (Nirmala, 2014:2) Miyajima juga menjelaskan dalam bukunya Nihongo Ruigihyougen no Bunpou (Ue) (1995:i) bahwa makna dari suatu kata dapat didefinisikan dengan tepat, jika perbedaannya dibandingkan dengan kata lain. Jika hanya sekilas saja, mungkin kesannya definisinya sudah benar. Namun setelah dibandingkan dengan kata lain, bisa jadi definisi tersebut masih kurang lengkap, masih kurang memadai. Misalnya saja kata berjalan. Kita dapat mendefinisikan kata berjalan sebagai gerakan berpindah tempat di permukaan tanah dengan menggunakan kaki. Definisi ini tidak salah, tetapi jika kita bandingkan dengan kata berlari, kita tahu bahwa definisi kata berjalan yang tadi kita ungkapkan masih kurang tepat. Meski ungkapan bersinonim dalam bahasa Jepang dapat diartikan dengan kata yang sama ketika diterjemahkan ke dalam bahasa lain, tetapi belum tentu penggunaannya dapat saling menggantikan satu sama lain. Terkadang, terdapat perbedaan nuansa sehingga perlu memperhatikan konteks dalam menggunakan ungkapan bersinonim tersebut secara tepat. Karena ungkapan bersinonim dalam bahasa Jepang ini cukup menarik, penulis memutuskan untuk meneliti salah satu ungkapan bersinonim yang penulis ketahui, yaitu ni naru dan to naru. Bentuk ni naru dan to naru sama-sama dapat diterjemahkan sebagai menjadi dalam bahasa Indonesia. Baik partikel ni maupun partikel to nya sama-sama menunjukkan hasil perubahan, tetapi bukan berarti penggunaannya bisa saling menggantikan satu sama lain. Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti penggunaan ungkapan ni naru dan to naru. Meskipun kedua ungkapan ini bersinonim, tetapi terdapat perbedaan nuansa sehingga penggunaannya harus memperhatikan konteks. Penulis akan menganalisa makna dan penggunaan masing-masing ungkapan dalam contoh kalimat yang mengandung ni naru atau to naru. Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat memperdalam pemahaman akan penggunaan ni naru dan to naru dalam kalimat secara tepat. Untuk meneliti penggunaan masing-masing ungkapan tersebut, penulis akan menggunakan Alkitab Kristen bahasa Jepang sebagai sumber data. Penulis akan menggunakan ayat-ayat yang mengandung masing-masing ungkapan tersebut sebagai data. Alkitab sendiri merupakan kumpulan 66 kitab yang ditulis oleh penulis yang berbeda pada zaman yang berbeda pula. Kitab-kitab tersebut ada yang ditulis dalam bahasa Yunani dan ada yang ditulis dalam bahasa Ibrani, juga sedikit menggunakan bahasa Aram dan bahasa Latin. Arkeolog yang menemukan kitab-kitab tersebut pada zaman dahulu dan disusun oleh para ahli menjadi sebuah Alkitab yang diakui dan dibaca oleh mayoritas orang Kristen di seluruh dunia. Sekarang ini, Alkitab telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan beredar di seluruh dunia. Alkitab

3 3 bahasa Jepang merupakan Alkitab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Ada beberapa alasan penulis menggunakan Alkitab bahasa Jepang sebagai sumber data. Pertama adalah karena isinya yang beragam. Setiap kitab dalam Alkitab memiliki karakteristik dan gaya penulisan yang berbeda-beda. Ada kitab yang berupa sajak seperti kitab Mazmur dan Amsal, ada yang berupa narasi seperti kitab Kejadian dan Keluaran, ada juga yang berupa surat seperti kitab Efesus dan Filipi. Penulis berharap melalui isi yang kaya ini, penulis dapat menemukan contoh-contoh penggunaan ni naru dan to naru dalam konteks yang beragam. Alasan kedua adalah masalah terjemahan. Alkitab telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia, termasuk bahasa Jepang, Inggris, dan Indonesia. Alkitab terjemahan bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (disingkat LAI) juga sudah diakui dan digunakan oleh mayoritas orang Kristen di Indonesia. Dengan adanya berbagai referensi terjemahan, penulis tidak perlu khawatir akan adanya ketidaktepatan dalam proses penerjemahan contoh-contoh kalimat yang akan penulis analisa nantinya. Ada beberapa versi Alkitab bahasa Jepang yang sering digunakan oleh orang-orang Kristen di Jepang yaitu, Shinkyoudoyaku, Shinkaiyaku, Kougoyaku, dan Kaifukuyaku. Penulis akan menggunakan terjemahan versi Kaifukuyaku dalam penelitian ini. Alasannya adalah karena pada versi terjemahan ini terdapat garis besar isi setiap kitab dan juga terdapat keterangan catatan kaki setiap ayat sehingga sangat membantu dalam penelitian sebagai acuan bila ada bagian-bagian tertentu dalam ayat yang kurang dimengerti. Penulis menggunakan Kaifukuyaku versi online untuk memudahkan dalam pencarian data. Selain itu, juga karena versi cetaknya masih sulit didapatkan di Indonesia. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah menganalisis penggunaan になる dan とな る dalam Alkitab Perjanjian Baru Bahasa Jepang versi Online Kaifukuyaku. Penulis membatasi penelitian ini pada empat Kitab Injil saja, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes sebagai korpus data. Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk memahami penggunaan bentuk になる dan となる sebagai ungkapan yang bersinonim namun memiliki perbedaan nuansa. Selain itu, penulis juga berharap dari penulisan ini, para pembelajar Bahasa Jepang memperoleh manfaat dalam menambah wawasan dan informasi mengenai ungkapan bersinonim dalam Bahasa Jepang, terutama pengunaan になる dan となる dalam suatu kalimat, baik lisan, maupun tulisan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa buku yang berbahasa Indonesia, Inggris dan Jepang dari perpustakaan Binus University dan The Japan Foundation. Selain itu, penulis juga menggunakan beberapa jurnal dan situs atau aplikasi online di internet. Penulis akan membahas mengenai penggunaan bentuk になる dan となる dalam Alkitab Perjanjian Baru Bahasa Jepang versi Kaifukuyaku. Sebelumnya sudah ada penelitian mengenai penggunaan になる dan となる yang dilakukan oleh Sakuma (2013). Sakuma meneliti penggunaan になる dan となる dengan menyebarkan angket pada orang-orang Jepang yang berasal dari seluruh Jepang. Dalam angket itu, Sakuma membuat soal contoh kalimat yang berisi pilihan, apakah sebaiknya dalam kalimat itu menggunakan になる atau となる. Pada tahun 2008, Kikuchi meneliti penggunaan partikel ni dan to yang menunjukkan hasil perubahan. Dalam penelitian tersebut, Kikuchi menggunakan beberapa teori rujukan, yaitu teori dari Matsuo (1936), Tanaka (1977), Morita (1980), dan Park (1988). Teori-teori dari jurnal inilah yang akan penulis gunakan

4 4 sebagai acuan dalam penelitian ini. Sementara Kikuchi dalam jurnalnya membahas mengenai partikel ni dan to, penulis dalam penelitian ini akan membahas bentuk になる dan となる yang dapat diteliti melalui korpus data Alkitab Perjanjian Baru bahasa Jepang versi Kaifukuyaku. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Lalu, penulis menggunakan metode kepustakaan untuk menggumpulkan data-data yang dibutuhkan. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Setelah itu, penulis menggunakan teori morfem, teori sintaksis, teori semantik, dan teori-teori yang berkaitan dengan bentuk ni naru dan to naru. Sumber data dalam penelitian ini adalah Alkitab Perjanjian Baru Bahasa Jepang versi online Kaifukuyaku. Sumber data yang didapatkan secara online dari internet. Lalu, penulis mengumpulkan kalimat-kalimat yang menggunakan bentuk ni naru dan to naru dalam Alkitab Bahasa Jepang online yang sudah ditetapkan sebagai sumber data. HASIL DAN BAHASAN Penulis menganalisa contoh-contoh ayat dalam Alkitab Perjanjian Baru Bahasa Jepang 新約聖書回復訳 yang mengandung になる dan となる dengan menggunakan metode morfo-sintaksis dan semantik. 1. Analisis になる Penulis akan mendeskripsikan analisis penggunaan bentuk になる berdasarkan beberapa kategori. 1.1 Analisis penggunaan になる yang menunjukkan hasil perubahan yang terjadi secara alami. になる Matius pasal 4 ayat 1 sampai 11 menceritakan mengenai Yesus dicobai di padang gurun. Setelah diurapi, melalui pimpinan roh, Yesus pergi ke padang gurun dan berpuasa selama 40 hari 40 malam. 40 hari 40 malam merupakan masa pencobaan. Yesus perlu melalui masa ini untuk memulai pelayanan-nya. Berikut ini kutipan dari ayat 2. そして彼は四十日四十夜 断食して その後 空腹になられた Dan, Ia berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, sesudah itu Ia menjadi lapar. (AYT Draft,2013) Karena Yesus telah berpuasa selama 40 hari 40 malam, wajar bila Ia menjadi lapar. Hal ini menunjukkan keinsanian Yesus, karena Ia adalah Allah yang telah berinkarnasi menjadi manusia, sebagai manusia tentu Ia dapat merasa lapar. Dengan demikian, bentuk になる di sini menunjukkan hasil perubahan menjadi 空腹 yang terjadi secara alami. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Tanaka dalam Kikuchi (2008) bahwa partikel に yang menyatakan hasil perubahan menunjukkan hasil perubahan yang terjadi secara alami. Berikut ini adalah tabel pembuktiannya. 1.2 Analisis penggunaan になるになる yang menunjukkan bahwa pada pola kalimat CがD になる, C mengalami transisi ke D, C berpindah ke posisi D. Matius pasal 1 ayat 18 sampai 25 menceritakan tentang asal-usul keberadaan Yesus di bumi. Mengenai ibunya Maria dan ayahnya Yusuf. Perawan Maria yang mengandung karena Roh Kudus. Yusuf yang melalui mimpi mendapat perintah dari malaikat Tuhan untuk menikahi Maria dan memanggil bayi yang ada dalam kandungan Maria, Yesus. Berikut ini kutipan dari ayat 18. さて イエス キリストの由来はこうであった. 彼の母マリヤは ヨセフと婚約していたが 彼らが一緒になる前に 聖霊から身ごもっていることが見いだされた Sekarang, kelahiran Kristus Yesus adalah seperti berikut. Ketika Maria, ibu-nya sudah bertunangan dengan Yusuf, sebelum mereka hidup bersama, ia ternyata mengandung dari Roh Kudus. (AYT

5 5 Draft:2013) Penggunaan になる ada dalam frasa 一緒になる yang berarti bersatu dalam pernikahan. (Matsuura 2005:346). Sakata juga mendefinisikan frasa 一緒になる dalam Informative Japanese Dictionary (2000) sebagai berikut, 別々にあるものが一つになる 結婚する Sesuatu yang sendiri-sendiri namun menjadi satu. Menikah. Objek yang menjadi satu dalam konteks kalimat di atas adalah Maria dan Yusuf. Morita dalam Kikuchi (2008) menjelaskan dalam teorinya bahwa dalam pola kalimat CがDになる, C mengalami transisi ke D, C berpindah ke posisi D. Dalam klausa 彼らが一緒になる 彼ら yang mengacu pada Maria dan Yusuf yang merupakan 別々にあるもの berpindah ke posisi 一つ. Maria dan Yusuf yang statusnya sendiri-sendiri menjadi satu. Maka penggunaan になる di sini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Morita. 1.3 Analisis penggunaan になる yang menyatakan fakta bahwa hasil perubahan yang terjadi bersifat objektif. Penulis memperoleh contoh-contoh ayat yang dapat membuktikan penggunaan になる yang menunjukkan hasil perubahan yang bersifat objektif. Setelah data-data dianalisis, penulis menemukan bahwa semua penggunaan になる dalam contoh-contoh ayat tersebut berkaitan dengan keterangan waktu. Data 1 Dalam Matius pasal 8 ayat 1 sampai 17, Tuhan Yesus banyak melakukan mujizat penyembuhan. Setelah mengobati ibu mertua Petrus yang sakit, banyak orang yang kerasukan setan dibawa ke hadapan Yesus. Berikut ini kutipan dari ayat 16, 夕方になると 人々は 悪鬼にとりつかれた多くの者を彼の所に連れて来た. すると 彼は一言で霊どもを追い出し 病んでいるすべての人をいやされた. Dan ketika menjelang malam, mereka membawa kepada-nya banyak orang yang kerasukan setan; dan Dia mengusir roh-roh itu dengan sepatah kata, dan Dia telah menyembuhkan semua orang yang menderita sakit, (MILT 2008) Penggunaan になる pada konteks ini, menunjukkan fakta bahwa pada waktu itu hari berubah menjadi sore. Park dalam Kikuchi (2008:34) juga menjelaskan mengenai salah satu penggunaan になる yang sekedar mendeskripsikan fakta adanya hasil perubahan yang objektif. Soo (2005: 141) juga menjelaskan mengenai penggunaan なる dalam teks secara gramatikal, bahwa bentuk nomina+ になる + と menunjukkan arti ketika mencapai suatu level, suatu tahapan,... Dalam kalimat di atas, mencapai suatu tahapan yang dimaksud adalah mencapai waktu sore. Soo(2005:141) juga menjelaskan bahwa, になる bila diikuti dengan partikel と menunjukkan fungsi sebagai penghubung antar kata dalam kalimat. Dalam kalimat diatas berarti menghubungkan antara 夕方 dan apa yang terjadi setelah 夕方. Dengan demikian, penggunaan になる pada ayat ini secara makna menunjukkan hasil perubahan yang objektif, sedangkan secara gramatikal, sebagai konjungsi dalam kalimat bila diikuti partikel と. Selain itu, penggunaan になると di sini juga menunjukkan keterangan waktu. Data 2 Dalam Matius pasal 13 ayat 24 sampai 30, Yesus menceritakan perumpamaan mengenai Kerajaan Allah. Dia bercerita bahwa Kerajaan Allah itu seperti orang yang menabur benih yang bagus di ladangnya. Lalu ketika malam hari, musuh menabur benih ilalang di antara benih bagus yang ia tanam. Seiring berjalannnya waktu, benih yang bagus pun bertumbuh dan ilalang itu pun muncul bersamaan dengan tumbuhnya benih tersebut. Jika ilalang itu dicabut, maka benih yang bagus itupun bisa jadi ikut tercabut. Maka sebagai solusi, pada ayat 30 tuan yang empunya ladang itu menyarankan demikian, 両方とも収穫まで 育つままにしておきなさい. 収穫の時になったら収穫する者に まず毒麦を集めて束にし 焼いてしまうように しかし小麦はわたしの倉に収めるようにと言おう Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai musim menuai. Pada waktu musim tuai, aku akan berkata kepada para penuai: Cabutlah lalang itu lebih dahulu dan ikatlah menjadi beberapa berkas untuk dibakar,

6 6 setelah itu bawalah gandum-gandum itu ke lumbungku. (Shellabear 2000) Frasa 収穫の時 berarti waktu panen diikuti dengan morfem になったら yang berarti kalau menjadi. Sehingga frasa ini dapat diartikan kalau tiba waktu panen. Frasa berikutnya hingga akhir kalimat menyebutkan kegiatan yang akan dilakukan setelah tiba musim panen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan になったら di sini menunjukkan keterangan waktu. Datangnya waktu panen merupakan perubahan suatu masa, berubahnya suatu masa ke suatu masa yang disebut waktu panen. Di sini tidak ada nuansa penekanan atau penegasan terhadap frasa 収穫の時. Morfem になる di sini sekedar menunjukkan fakta bahwa suatu masa telah berubah menjadi suatu masa yang disebut waktu panen. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Park dalam Kikuchi (2008:34) bahwa penggunaan となる membawa makna penegasan, sedangkan penggunaan になる sekedar menjelaskan fakta yang bersifat objektif. 2. Analisis となるとなる Dalam subbab ini, penulis akan mendeskripsikan analisis penggunaan bentuk となる berdasarkan beberapa kategori. 2.1 Analisis penggunaan となる yang menunjukkan konversi となる Injil Yohanes pasal 1 ayat 1 sampai 13 menceritakan tentang Yesus dan Yohanes. Pada ayat 9 disebutkan bahwa Yesus adalah terang yang sejati, dan Ia datang ke dunia untuk menerangi semua manusia. Yohanes disebutkan sebagai orang yang diutus sebagai saksi untuk memberitakan tentang Yesus. Dijelaskan pula mengenai orang yang mau menerima Yesus di ayat 12. Berikut ini kutipannya, しかし すべて彼を受け入れた者 すなわち 御名の中へと信じる者に 彼は神の子供たちとなる権威を与えられた. Tetapi semua orang yang menerima-nya diberi-nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-nya. (TB 1974) Kuasa untuk menjadi anak-anak Allah diberikan pada orang yang menerima Tuhan Yesus. Begitu seseorang percaya pada Tuhan Yesus, ia menjadi anak-anak Allah. Fakta ini juga sesuai dengan ayat lain dalam perjanjian baru yaitu Galatia pasal 3 ayat 26 yang berbunyi Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Menjadi anak-anak Allah karena menerima Tuhan Yesus merupakan satu bentuk konversi. Hal ini merupakan perubahan yang terjadi secara langsung dikarenakan percaya dan menerima Tuhan Yesus. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Tanaka dalam Kikuchi (2008:31) bahwa partikel と yang menunjukkan hasil perubahan merupakan konversi, yaitu perubahan yang terjadi secara tiba-tiba. 2.2 Analisis penggunaan となるとなる yang menunjukkan bahwa situasi sebelumnya berkembang lalu mengalami perubahan wujud ke suatu hal atau situasi yang lain. Tuhan Yesus sedang berbicara mengenai rahasia kerajaan Allah melalui beberapa perumpamaan. Salah satunya adalah perumpamaan mengenai biji sesawi. Kerajaan Allah digambarkan seperti biji sesawi, yang meskipun sangat kecil namun dapat bertumbuh menjadi pohon besar. Bahkan setelah menjadi pohon besar yang memiliki banyak cabang, burung bisa membuat sarang di dahan-dahannya. Berikut ini adalah kutipan dari Matius pasal 13 ayat 32. それはどの種よりも小さいが 生長すると 野菜よりも大きくなり 木となって 空の鳥が来てその枝に宿るほどになる Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya. Berdasarkan konteks ayat di atas, kita dapat memahami bahwa biji sesawi berubah menjadi pohon tidak dengan seketika, melainkan melalui proses pertumbuhan. Seperti yang disebutkan dalam klausa 生長すると 野菜よりも大きくなり yang berarti apabila bertumbuh akan menjadi besar lebih daripada sayuran. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Morita dalam Kikuchi (2008) bahwa partikel と yang menunjukkan hasil perubahan, menyatakan hasil perubahan dari suatu perkembangan,

7 7 suatu hal yang mengalami perkembangan lalu berubah bentuk ke suatu hal yang lain. Proses pertumbuhan yang dialami biji sesawi hingga menjadi pohon besar merupakan sebuah perkembangan Analisis penggunaan となる yang menunjukkan subjektivitas penutur. となる Matius pasal 20 ayat menceritakan tentang tahta kerajaan. Ibu anak-anak Zebedeus datang menemui Yesus. Ia meminta supaya di kerajaan kelak, kedua anak lelakinya boleh duduk di samping tahta Yesus, yang satu di kiri dan yang satu lagi di kanan. Yesus tidak segera menyanggupi permintaan itu, malah menasihati bahwa siapa saja yang ingin terlihat besar/hebat harus menjadi hamba atau pelayan bagi orang lain. Berikut ini adalah kutipan ayat 27. あなたがたの間で第一になりたい者は あなたがたの奴隷となりなさい. dan siapa saja yang ingin menjadi yang pertama di antara kamu, biarlah dia menjadi hambamu; (MILT 2008) Frasa nominal あなたがたの奴隷 berarti budak kalian. Kalian yang dimaksud di sini juga adalah orang-orang yang mendengar perkataan Yesus waktu itu. あなたがたの奴隷となりなさい berarti jadilah budak kalian. Karena ini adalah bentuk perintah, ada unsur penekanan dan ketegasan dalam makna kalimat ini. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Park dalam Kikuchi (2008:34) bahwa penggunaan となる dapat mengandung makna penegasan karena ada subjektivitas dari penulis. Jadi makna ayat di atas adalah orang yang ingin menjadi nomor satu di antara kalian jadilah budak/hamba di antara kalian. Menjadi budak/hamba berarti melayani. Bila ingin menjadi yang nomor satu dalam satu lingkungan atau kelompok, berarti perlu menjadi orang yang melayani orang-orang lain dalam kelompok tersebut. 2.4 Analisis となる yang menunjukkan perubahan keadaan luaran, bukan perubahan substansial. Dalam Matius pasal 10, Yesus mengutus kedua belas muridnya untuk pergi memberitakan injil kepada orang-orang Israel. Ketika itu Yesus berkata kepada murid-murid-nya mengenai jalan yang harus mereka tempuh demi mengikut Dia. Pada ayat 36-39, Tuhan Yesus berbicara tentang jalan salib yang harus ditempuh demi mengikut Tuhan. Pada ayat 36, Yesus berkata bahwa anggota keluarga sendiripun akan menjadi musuh bagi orang yang mengikut Dia. Yesus menjelaskan pada ayat berikutnya bahwa orang yang lebih mengasihi anggota keluarganya daripada Yesus sendiri, tidak layak bagi Dia. Kasih kepada Tuhan harus mutlak, melebihi segala hal. Berikut ini adalah kutipan ayat 36 dan 37. そして自分の家族の者たちが その人の敵となる わたしよりも父や母を愛する者は わたしにふさわしくない. わたしよりも息子や娘を愛する者は わたしにふさわしくない. Dan musuh seseorang, adalah seisi rumahnya. Siapa yang mengasihi ayah atau ibunya lebih daripada-ku, tidaklah layak bagi-ku; dan siapa yang mengasihi anak laki-laki atau anak perempuannya lebih daripada- Ku tidaklah layak bagi-ku. (MILT,2008) Anggota keluarga dari orang yang mau mengikut Tuhan, akan menjadi musuh orang yang mau mengikut Tuhan. Maksud dari frasa verbal 敵となる yang berarti menjadi musuh, dijelaskan pada ayat berikutnya. Pada ayat berikutnya dijelaskan bahwa orang yang lebih mengasihi anggota keluarganya sendiri daripada Tuhan Yesus, tidak layak bagi Nya. Bila seseorang mau sungguh-sungguh mengikut Tuhan, ia tidak seharusnya mengasihi anggota keluarganya sendiri lebih dari kasihnya kepada Tuhan. Konteks ayat ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Morita dalam Kikuchi (2008) bahwa pada kalimat dengan partikel と yang menunjukkan hasil perubahan, barang asal tidak berganti menjadi barang lain. Barang asal tetap ada seperti sebelumnya, hanya saja bentuk keadaan luarannya saja yang berubah. Dalam konteks ayat di atas, barang asal yang dimaksud adalah 自分の家族の者たち yang berarti anggota keluarga sendiri. Anggota keluarga sendiri yang merupakan barang asal tidak berganti atau berubah menjadi sesuatu yang lain, namun kedudukannya saja yang berubah yaitu menjadi 敵 yang berarti musuh.

8 8 SIMPULAN DAN SARAN Melalui penelitian ini, penulis dapat menemukan semua jenis penggunaan bentuk ni naru dan to naru dalam 4 kitab injil dari Alkitab Perjanjian Baru Bahasa Jepang versi online Kaifukuyaku. Penulis juga menemukan satu hal menarik dari penelitian ini. Melalui analisa 3 data contoh ayat yang dapat membuktikan penggunaan になる yang menunjukkan hasil perubahan yang bersifat objektif, penulis menemukan bahwa semua penggunaan になる dalam contoh-contoh ayat tersebut berkaitan dengan keterangan waktu. Penulis menarik kesimpulan bahwa bentuk になる dapat menunjukkan keterangan waktu bila yang pertama, nomina sebelumnya bisa dihubungkan dengan konteks waktu, lalu kedua, verba なる berkonjugasi ke bentuk pengandaian seperti なれば atau なったら, atau setelah verba なる diikuti oleh partikel と. Partikel ni dan to yang menunjukkan hasil perubahan tidak hanya diikuti oleh verba naru, tapi juga verba lain seperti suru, au, kuraberu, dll. Untuk itu penulis menyarankan, perlu juga adanya penelitian mengenai partikel ni dan to yang menunjukkan hasil perubahan yang diikuti oleh verba lain selain naru. REFERENSI Kikuchi, N On Resultative Markers ni and to. Ibaraki: University of Tsukuba. Matsuura, K Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Miyajima, T Nihongo Ruigihyougen no Bunpou (Ue). Tokyo: Kuroshio. Nelson, A N Kamus Kanji Modern Jepang Indonesia. Jakarta: Kesaint Blanc Ogawa, I Minna no Nihongo I Tata Bahasa. Tokyo: 3A Corporation Sakata, Y Informative Japanese Dictionary. Tokyo: Shinchosha. Sakuma, H ~ni naru to ~to naru no tsukaiwake : ankeeto chousa ni motodzuku shisatsu. Yamaguchi: Yamaguchi University. Shinyaku Seisho Kaifukuyaku Online Version. Diakses dari: Soo, W-l A Study of the Polysemic Structure of Naru. Taipei: National Cheng-chi University. Suzuki,S. (2000). Bunpou I Joshi no Shomondai 1. Tokyo: Japan Foundation. Yayasan Lembaga Alkitab SABDA Alkitab SABDA. Diakses dari: RIWAYAT PENULIS Tania Suhendro lahir di kota Semarang pada 28 Desember Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Sastra Jepang pada tahun 2015.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang (2012) Sumber: Japan Foundation (2012)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang (2012) Sumber: Japan Foundation (2012) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan bahasa nasional yang digunakan secara resmi di negara Jepang oleh kurang lebih 125 juta penutur. (Parkvall, 2010) Bahasa Jepang juga merupakan

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu) BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Persoalan kebahasaan yang sering dihadapi dalam pengajaran bahasa asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu) terhadap B2 (bahasa yang dipelajari).

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu unsur yang menarik adalah mengenai kalimat, karena kalimat merupakan bentuk penyampaian

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) ABSTRAK PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) Tia Martia, Metty Suwandany, Zainur Fitri, Irawati Agustine, Syamsul Bachri Jurusan Sastra

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di berbagai belahan dunia selain bahasa inggris. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak ragam huruf, bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat pengantar untuk berhubungan ataupun berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa adalah sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joshi dalam bahasa Jepang yang dikenal dengan istilah partikel, kata bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto dan Dahidi (2007:181),

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang itu sendiri terdapat berbagai macam struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN 1.1.1 LATAR BELAKANG Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10 bagian yaitu doushi (verba), i-keiyoushi (adjektiva),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai media untuk menyampaikan suatu gagasan, pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang digunakan manusia dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto (2007:118), menyatakan bahwa jodoushi apabila dipadankan ke dalam bahasa Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 4 KESIMPULAN Sebelumnya, telah dilakukan penelitian tentang realisasi penolakan dalam bahasa Jepang terhadap permohonan, penawaran, undangan, dan pemberian saran. Hasil penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Belakangan ini makin dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah bahwa selain ahli-ahli bahasa, semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penuturnya untuk menyampaikan gagasan, pikiran, ide, dan perasaannya dalam berbagai situasi. Cara penyampaian pikiran,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH: RISKA FEBRIYANTI 105110207111008 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa-bahasa di dunia sangat banyak, dan para penuturnya juga terdiri dari berbagai suku bangsa atau etnis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu setiap bahasa

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak sosial antarmanusia, karena kehidupan manusia yang tidak lepas dari aktivitas berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap ragam bahasa, baik dalam bahasa Indonesia, Inggris, maupun dalam bahasa Jepang, memiliki kaidah atau aturan dan beberapa keunikan, salah satu keunikan

Lebih terperinci

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI PENGGUNAAN TSUMORI ( つもり ) DAN TO OMOIMASU ( と思います ) PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH : PUTRI EKA SARI NIM: 115110601111022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau komunikasi. Apa yang terdapat pada komunikasi tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri Silvia Basri*** Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri Silvia Basri*** Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang 1 ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KERJA TRANSITIF DAN INTRANSITIF BAHASA JEPANG PADA MAHASISWA TINGKAT II PRODI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UNIVERSITAS RIAU Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: LAILA TURROHMAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Frasa dan kata majemuk memiliki unsur yang sama yaitu penggabungan kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak memiliki makna

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SUFIKS KA, SHA, IN DAN SHI YANG BERMAKNA PROFESI DALAM YOMIURI SHINBUN SKRIPSI. Oleh David Setyawan

PENGGUNAAN SUFIKS KA, SHA, IN DAN SHI YANG BERMAKNA PROFESI DALAM YOMIURI SHINBUN SKRIPSI. Oleh David Setyawan PENGGUNAAN SUFIKS KA, SHA, IN DAN SHI YANG BERMAKNA PROFESI DALAM YOMIURI SHINBUN SKRIPSI Oleh David Setyawan 0911121003 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. Bab 2 Landasan Teori Pada bab 2 ini penulis memaparkan teori-teori yang digunakan sebagai pegangan dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. 2.1 Teori Pragmatik Asal-usul kata pragmatik

Lebih terperinci

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu BAB 3 Analisis Data Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu のだ dalam novel Yaneura no Shoujo dan membaginya menjadi empat sub bab. 3.1 Analisis Fungsi

Lebih terperinci

PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG. Oleh : Amaliatun Saleha NIP:

PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG. Oleh : Amaliatun Saleha NIP: PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG Oleh : Amaliatun Saleha NIP: 19760609 200312 2 001 JURUSAN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2006 ABSTRAK Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengerti kepribadian bangsa Jepang, yakni dengan cara mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi digunakan kata-kata yang terangkai menjadi sebuah kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan kata sambung (konjungsi)

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO (KATA SERAPAN) PADA SISWA KELAS BAHASA DI MAN REJOSO JOMBANG SKRIPSI. Oleh : RIA MA RIFATUN NISA

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO (KATA SERAPAN) PADA SISWA KELAS BAHASA DI MAN REJOSO JOMBANG SKRIPSI. Oleh : RIA MA RIFATUN NISA ANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO (KATA SERAPAN) PADA SISWA KELAS BAHASA DI MAN REJOSO JOMBANG SKRIPSI Oleh : RIA MA RIFATUN NISA 105110201111023 PROGAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Ikumen Moteki (2011: 7) menjelaskan bahwa istilah Ikumen berasal dari permainan kata seperti halnya Ikemen. Moteki memberikan definisinya mengenai Ikumen sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika membicarakan objek, baik berupa benda maupun orang lain, kita mengenal kata tunjuk. Kata tunjuk dalam Bahasa Indonesia adalah kata ini dan itu. Dalam bahasa

Lebih terperinci

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活 KISI KISI SOAL POSTTEST Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Kelas / Semester : XII / 2 Alokasi Waktu : 10 Menit Jumlah Soal : 20 butir Penulis : Azka D. Nurilmatin N o Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang mengakibatkan perekonomian Jepang hancur. Adanya perubahan terjadi setelah pasca perang dunia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO 2.1 Pengertian Partikel Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan dan tidak bisa berdiri sendiri

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI TIPE INTROVERT TOKOH YUICHI TANABE DALAM NOVEL KITCHEN

ANALISIS PSIKOLOGI TIPE INTROVERT TOKOH YUICHI TANABE DALAM NOVEL KITCHEN ANALISIS PSIKOLOGI TIPE INTROVERT TOKOH YUICHI TANABE DALAM NOVEL KITCHEN KARYA BANANA YOSHIMOTO DENGAN MENGGUNAKAN TEORI JUNG TIPE INTROVERT DARI CARL GUSTAV JUNG Disusun Oleh : MILATI DEFITA RETNO PRATIWI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan manusia dari jaman primitif hingga masa modern. Komunikasi berperan sangat penting dalam menjalin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan kekhasan masingmasing termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah aya penggunaan 助詞 joshi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. percakapan, atau tuturan, sering dijumpai istilah wacana. Wacana terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. percakapan, atau tuturan, sering dijumpai istilah wacana. Wacana terdiri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berbagai media massa yang mengacu pada bahan bacaan, percakapan, atau tuturan, sering dijumpai istilah wacana. Wacana terdiri dari rangkaian kalimat yang membahas

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Merupakan karya ilmiah yang saya susun di bawah bimbingan bapak Jonnie Rasmada Hutabarat, M.A., selaku Pembimbing I dan bapak Dr. Ari Artadi selaku Pembimbing II, tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbedaan budaya antara suatu negara tentu saja menghasilkan suatu cara komunikasi yang berbeda antara Negara yang satu dengan Negara yang lain. Salah satu

Lebih terperinci

OEDIPUS-KOMPLEKS PADA TOKOH MA KUN DALAM NOVEL TOKYO TAWĀ: OKAN TO BOKU, TOKIDOKI, OTON KARYA RIRI FURANKI

OEDIPUS-KOMPLEKS PADA TOKOH MA KUN DALAM NOVEL TOKYO TAWĀ: OKAN TO BOKU, TOKIDOKI, OTON KARYA RIRI FURANKI SKRIPSI OEDIPUS-KOMPLEKS PADA TOKOH MA KUN DALAM NOVEL TOKYO TAWĀ: OKAN TO BOKU, TOKIDOKI, OTON KARYA RIRI FURANKI PUTU LINDA TRISNAYANTI PUTRAWAN 1001705010 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia memerlukan alat atau media untuk menyampaikan gagasan atau pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang bunyi berartikulasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan informasi serta kebutuhan komunikasi dengan negara Jepang, bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. dan informasi serta kebutuhan komunikasi dengan negara Jepang, bahasa Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi di dunia ini sangat beragam, dan keberagaman tersebut dilatarbelakangi oleh keberagaman budaya penuturnya. Dewasa ini, seseorang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan analisis terhadap data tes mengenai pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pengumpulan

Lebih terperinci

RESEPSI PEMBACA TERHADAP CERPEN HASHIRE MEROSU KARYA DAZAI OSAMU. Fajria Noviana ABSTRAK

RESEPSI PEMBACA TERHADAP CERPEN HASHIRE MEROSU KARYA DAZAI OSAMU. Fajria Noviana ABSTRAK RESEPSI PEMBACA TERHADAP CERPEN HASHIRE MEROSU KARYA DAZAI OSAMU Fajria Noviana fajrianoviana0701@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini memaparkan mengenai analisis dengan pendekatan resepsi sastra untuk mengetahui

Lebih terperinci