PENGKAJIAN KAIN SONGKET MELAYU BATUBARA DITINJAU DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA DAN MAKNA SIMBOLIK. Andry Dwira Utama 1*, Sugito 2*

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGKAJIAN KAIN SONGKET MELAYU BATUBARA DITINJAU DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA DAN MAKNA SIMBOLIK. Andry Dwira Utama 1*, Sugito 2*"

Transkripsi

1 PENGKAJIAN KAIN SONGKET MELAYU BATUBARA DITINJAU DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA DAN MAKNA SIMBOLIK Andry Dwira Utama 1*, Sugito 2* Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan Andry.tama22@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk ornamen, warna dan makna simbol yang terkandung dalam kain songket Melayu Batubara di Desa Padang Genting Kabupaten Batubara. Waktu penelitian selama 2 bulan yaitu pada awal Agustus sampai dengan September Penelitian Lokasi ini bertujuan penelitian untuk adalah mengetahui daerah bentuk Batubara, ornamen, Sumatera warna dan Utara. makna Sampel simbol pada penelitian yang ini berjumlah terkandung 8 dalam kain kain songket songket Melayu Batubara. di Penelitian Desa Padang ini menggunakan Genting metode deskriptif Kabupaten kualitatif Batubara. Waktu dengan penelitian menguraikan selama 2 bulan masing-masing yaitu pada awal subjek Agustus yang sampaiditeliti, dengan menggunakan dengan September dua data Lokasi yakni penelitian data primer adalah diperoleh daerah Batubara, dari Sumatera survei lapangan Utara. dan dokumentasi Sampel yaitu pada mengamati penelitian ini langsung berjumlah objek 8 kain songket yang diteliti. Melayu Batubara. Sedangkan Penelitian data ini sekunder menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menguraikan masing-masing subjek diperoleh melalui yang diteliti, wawancara.hasil dengan menggunakan kajian dua 8 data kain yakni songket data primer Melayu diperoleh Batubara dari menunjukkan survei bahwa terdapat lapangan 19 dan dokumentasi yang diterapkan yaitu mengamati pada kain langsung songket objek Melayu yang diteliti. Batubara. Sedangkan Motif- tersebut antara data sekunder lain diperoleh mahligai, melalui wawancara.hasil bunga tekwa, kajian 8 kain rantai songket tumpuk Melayu berobang, serek, Batubara menunjukkan tabur bintang, bahwa terdapat semut 19 beriring, yang diterapkan keris, pada kain pucuk songketrebung, kaluk Melayu pakis, Batubara. Motif- siku keluang, tersebut antara tampuk lain manggis mahligai, bersela bunga kuntum, tekwa, rantai tumpuk berobang, serek, tabur bintang, semut beriring, tampuk manggis, keris, pucuk pucuk betikam, rebung, kaluk kembang pakis, sepatu, siku keluang, gigi hiu, tampuk bunga mawar, manggis pucuk bersela pandan, kuntum, bunga tampuk melati manggis, dan pucuk itik betikam, pulang petang. kembang Terdapat 6 warna yang sepatu, digunakan gigi untuk hiu, songket bunga yaitu mawar, merah, pucuk hitam, pandan, merah muda, bunga hijau, melati dan ungu dan coklat. itik pulang petang. Terdapat 6 warna yang digunakan untuk songket yaitu merah, hitam, merah muda, hijau, ungu dan coklat. Masing-masing bentuk ornamen dan warna memiliki makna diantaranya bentuk ornamen melati yang memiliki makna sopan Kata Kunci : Bentuk Ornamen, Warna, Makna. PENDAHULUAN Keberadaan suku Melayu di Batubara yang merupakan salah satu Kabupaten yang ada di provinsi Sumatera Utara memiliki perpaduan dari beberapa etnis dan budaya, karena di kota ini didapati beberapa etnis Aceh, Banjar, Batak dan sebagian besarnya etnis Melayu. Songket adalah satu artefak dalam budaya yang berperan sebagai salah satu jati diri orang Melayu. Oleh karena itu, diperlukan kajian mengenai songket sebagai salah satu budaya lokal yang dapat menjadi rujukan bagi masyarakat Melayu secara umum. Pentingnya kajian ini juga didasari oleh kenyataan bahwa masyarakat Melayu Batubara dipandang kuat dalam 54

2 mengekspresikan budaya songket di kawasan Sumatera, bahkan dunia Melayu. Kain Songket Batubara terkenal dengan bentuk ornamennya yang penuh menghiasi kain dan warnanya beraneka ragam dan jenis. Hal ini memperlihatkan bahwa pemerintah maupun masyarakat suku Melayu ingin mengangkat dan melestarikan seni budaya meskipun terjadi pembaharuan. Songket Batubara ini hidup terus menuruti perkembangan zaman, karena songket sangat fungsional dalam kebudayaan Melayu di kawasan ini. Batubara sendiri merupakan pusat industri songket di Sumatera Utara. Songket selalu menjadi bagian penting dalam upacaraupacara adat Melayu seperti pesta pernikahan, khitanan, menyambut tetamu, menghantar dan menyambut jamaah haji, dan lain-lainnya. Pada era sekarang ini, hanya sedikit masyarakat terutama masyarakat Melayu yang tahu akan bentuk ornamen dan makna yang terdapat dalam kain songket. Hal ini disebabkan karena hanya diajarkan cara pembuatannya saja tanpa memberi tahu arti dari yang sedang dibuatnya. Sulit ditemukannya referensi yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi masyarakat terutama bagi pendidikan. Dalam hal warna, orang Melayu dulu di Batubara hanya menggunakan warna hitam, kuning, hijau dan merah saja yang memiliki makna tertentu dan hanya kaum bangsawan saja yang memakainya. Sedangkan pada era saat ini, perkembangan songket telah beraneka ragam warna dipakai karena mengikuti permintaan pasar dan siapa saja boleh memakai kain songket ini. Demikian pula yang terjadi dalam budaya masyarakat Melayu Desa Padang Genting, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara, Propinsi Sumatera Utara, yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap kembali bentuk, warna dan makna simbolik yang menjadi dasar songket Melayu, sehingga akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang telah terjadi. Jadi, dengan demikian peneliti mengambil judul PENGKAJIAN KAIN SONGKET MELAYU BATUBARA DITINJAU DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA DAN MAKNA SIMBOLIK. KAJIAN TEORI 1.Pengertian Pengkajian Menurut Wiyatmi (2009:14), mengatakan bahwa kajian didefenisikan sebagai proses, perbuatan mengkaji, menyelidiki, penelaahan. Dengan kata lain kajian adalah kegiatan yang bertujuan untuk mempelajari suatu permasalahan untuk mengetahui pemecahan permasalahannya. 2.Pengertian Songket Kartiwa (1996:11), menyebutkan bahwa : kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, yang berarti "mengait" atau "mencungkil". Hal ini berkaitan dengan metode pembuatannya; mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, dan kemudian menyelipkan benang emas. Selain itu, menurut sementara orang, kata songket juga mungkin berasal dari kata songka, songkok khas Palembang yang dipercaya pertama kalinya kebiasaan menenun dengan benang emas dimulai. 3.Pengertian Bentuk Bentuk ialah suatu unsur seni rupa dari gabungan berbagai suatu bidang. Bentuk terdiri dari bentuk geometris yaitu terdiri dari kubus, silinder, kerucut, dan lain-lain serta bentuk non geometris yaitu sebuah bentuk yang meniru suatu bentuk 55

3 alam, seperti hewan, manusia dan tumbuhan (Mesra, 2012:7). Gambar Bentuk Geometris Sumber : Blogspot.com 4.Pengertian Ornamen Menurut Gustami (dalam Misgiya dan Atmojo, 2008:19), menyebutkan seni ornamen merupakan cabang seni rupa yang telah mengakar di Indonesia. Keberadaannya sebagai pemuas rasa keindahan manusia di masa sekarang maupun di masa akan datang. Gambar Ornamen Bunga Matahari Sumber : Sirait (1980:187) 5.Pengertian Warna Menurut Rathus (1992:39), menyatakan bahwa : Warna adalah unsur umum yang menceritakan tentang bahasa lisan dan bahasa seni. Kita juga sering menghubungkan emosi dengan warna yang kita berbicara menjadi biru dengan duka cita, merah dengan kemarahan, hijau dengan kecemburuan, warna dalam karya seni dapat juga mencetuskan tanggapan emosi yang kuat. Dalam peninjauan yang diamati pekerjaan tangan yang bersentuhan dengan garis akan memperkaya bentuk dari sebuah pengalaman. Gambar Warna Komplementer Sumber : Tigercolour 6.Pengertian Makna Simbol Menurut Dillistone (2002:20), mendefenisikan simbol sebagai berikut : Sebuah simbol tidak berusaha untuk mengungkapkan keserupaan yang persis atau untuk mendokumentasikan suatu keadaan yang setepatnya. Malahan fungsi simbol adalah merangsang daya imajinasi, dengan menggunakan sugesti, asosiasi, dan relasi. 7.Jenis - Jenis Motif Songket Batubara Berdasarkan wawancara dengan narasumber Ibu Ratna, adapun itu diantaranya sebagai berikut : a. Motif Pucuk Betikam b. Motif Pucuk Perak c. Motif Pucuk Pandan d. Motif Bunga Mawar e. Motif Bunga Cempaka f. Motif Pucuk Caul g. Motif Siku Keluang h. Motif Naga Berjuang METODE PENELITIAN Untuk melakukan suatu penelitian maka perlu adanya metode agar penelitian itu mencapai tujuan dan lebih terarah. Metode adalah alat atau cara yang telah ditentukan untuk memecahkan suatu masalah. Semakin baik dan sistematis suatu metode, maka pencapaian tujuan penelitian akan semakin efektif pula. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini penulis akan menelusuri berbagai fakta dengan interpretasi yang sesuai dengan kondisi yang berlangsung. Pelaksanaan penelitian deskriptif kualitatif tidak terbatas dengan pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interprestasi datadata. 56

4 HASIL PENELITIAN Data yang dikaji berdasarkan keberadaannya dan kebutuhan, serta dilihat berdasarkan latar belakang pada kain songket Melayu Batubara tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bentuk Ornamen Adapun bentuk ornamen yang terdapat pada kain songket Melayu Batubara adalah sebagai berikut : a. Ornamen Keris Gambar Ornamen Keris Makna simbolik ornamen keris dalam kebudayaan Melayu adalah sebagai penanda atau pembeda suatu kedudukan. Karena yang memakai berbeda-beda tingkatannya atau kedudukannya, maka jenis kerisnya juga berbeda pula. Misalnya keris yang menggunakan ornamen mahkota dipakai oleh raja, keris yang menggunakan ornamen burung elang dipakai oleh seorang putra mahkota, keris yang menggunakan ornamen burung bayan dipakai oleh rakyat biasa, sedangkan keris yang menggunakan ornamen jawa demam dipakai oleh prajurit. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa ornamen keris yang ada pada songket hanya dipakai oleh kaum bangsawan saja karena kain songketnya berwarna ungu. b. Ornamen Semut Beriring Gambar Ornamen Semut Beriring Ornamen ini diambil dari kehidupan semut yang selalu bekerja sama, mampu sarang yang besar, mampu mengangkat barang-barang yang jauh lebih besar dari badannya dan bila bertemu selalu berangkulan. Ornamen semut beriring dalam budaya Melayu memiliki makna yaitu tingkah laku jalan seiring serasi, bersahabat, kompak, sifat kasih sayang antar sesama, saling tolong menolong, gotong royong, tahu diri dan tetap pendirian. Hidup yang terpuji dan mulia adalah hidup dengan berkasih sayang antar sesama tanpa membedakan suku bangsa, dengan berkasih sayang akan tercipta kehidupan yang aman dan sejahtera serta kehidupan yang tertib dan kedamaian akan terwujud. c. Ornamen Pucuk Rebung Gambar Ornamen Pucuk Rebung Makna simbol ornamen pucuk rebung dalam kebudayaan Melayu melambangkan harapan baik karena bambu merupakan pohon yang tidak mudah roboh oleh tiupan angin kencang. Ornamen pucuk rebung selalu ada dalam setiap kain songket sebagai kepala kain atau tumpal kain tersebut. Ornamen pucuk rebung memiliki makna yang sangat mendalam yaitu sebagai pengingat untuk terus berupaya maju karena pucuk rebung adalah bagian dari pohon bambu yang terus tumbuh dan tumbuh, harus senantiasa berfikir lurus sebagaimana tumbuhnya pucuk rebung, dan jika mencapai puncak tertinggi tidak boleh sombong dan arogan sebagaimana pohon bambu yang selalu merunduk ketika telah tinggi. d. Ornamen Siku Keluang Gambar Ornamen Siku Keluang 57

5 Ornamen siku keluang memiliki makna agar orang memilki sifat yang memegang amanah, taat, teguh pendirian, bertanggung jawab dan solidaritas yang merupakan cerminan dari sifat orang Melayu dalam kehidupannya. e. Ornamen Bunga Mawar kebudayaan Melayu punya banyak anak makin bagus karena dapat mempertahankan tradisi dari generasi ke generasi tanpa takut punah. h. Ornamen Pucuk Rebung Variasi Kaluk Pakis Ornamen bunga mawar memiliki makna menolak malapetaka. Maksudnya menghindari dari seseorang yang ingin berbuat jahat kepada si pemakai songket. f. Ornamen Pucuk Pandan Gambar 4.11 Ornamen Pucuk Pandan Ornamen pucuk pandan dibuat berdasarkan tanaman pandan yang hanya terdiri dari dedaunan yang berwarna hijau yang memiliki makna melihat ke depan demi kamajuan karena ujung daun pandan yang menghadap ke atas, semangat yang tidak pernah ada habisnya karena daun yang sudah tua digantikan dengan yang masih muda, memiliki kekuasaan dan sifat melindungi, dan ornamen daun pandan juga memiliki makna bahwa kaum tua maupun generasi muda selalu membawa keharuman dimanapun mereka berada karena sifat daun pandan sendiri yang membawa aroma pandan dimanapun mereka tumbuh. g. Ornamen Bunga Tekwa Gambar Ornamen Bunga Tekwa Ornamen bunga tekwa ini menyerupai pohon hayat yang memiliki makna kehidupan dan kesuburan. Dalam Gambar 4.17 Ornamen Pucuk Rebung Variasi Kaluk Pakis Ornamen ini memiliki makna dalam kebudayaan Melayu yaitu tahu diri mengikuti alur dimanapun berada karena seperti gambaran pohonnya berkelukkeluk atau meliuk-liuk. Ikuti jalan kehidupan ini berada, jangan selalu mengeluh. Ornamen ini juga mengandung makna keadilan, bijaksana, jujur, keberuntungan dan tetap pendirian yang harus diterapkan dalam jiwa seorang pemimpin, masyarakat dan juga dalam kehidupan sehari-hari. 2. Warna a. Warna Ungu Gambar Songket Keris Pusaka Nama : Perpaduan ornamen keris, ornamen semut beriring, ornamen mahligai, dan ornamen bunga melati dan manusia. Warna : Ungu Makna : Warna ungu memiliki makna simbolik royalti dan kekayaan juga melambangkan kearifan dan spiritualitas. Warna ungu digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri si 58

6 pemakainya. Selain warna kuning, warna ungu juga hanya dipakai oleh kaum bangsawan saja. b. Warna Merah kebudayaan Melayu warna hitam digunakan oleh pemangku adat atupun panglima-panglima kesultanan. d. Warna Merah Muda Gambar Songket Kembang Sepatu Nama : Perpaduan ornamen pucuk rebung, ornamen kembang sepatu dan ornamen siku keluang. Warna : Merah Makna : Warna merah diasosiasikan dengan darah, marah, bahaya. Warna pada kebudayaan Melayu melambangkan keberanian dan keperawanan atau seseorang yang masih remaja. Warna merah pada kebudayaan Melayu digunakan untuk masyarakat secara umum sebagai lambang kerakyatan. c. Warna Hitam Gambar Songket Bunga Tekwa Nama : Perpaduan ornamen pucuk pandan, ornamen bunga tekwa dan ornamen itik pulang petang. Warna : Merah muda Makna : Warna merah muda diasosiasikan dengan feminim, kelembutan, humor dan kehalusan. Pada kebudayaan Melayu, warna merah muda melambangkan sifat suku Melayu yang memiliki kelembutan dan kehalusan dalam berbicara, mempunyai kasih sayang antar sesama dan digunakan oleh perempuan yang memasuki masa dewasa. e. Warna Coklat Gambar 4.24 Songket Bunga Mawar Sumber Foto : Andry Dwira Utama 2016 Nama : Perpaduan ornamen tabur bintang, ornamen bunga mawar dan ornamen siku keluang variasi keluang banji dan ornamen gigi hiu. Warna : Hitam Makna : Warna hitam yaitu penggabungan seluruh warna yang menjadikan efek yang gelap, suram, menakutkan tetapi elegan. Warna hitam melambangkan kematian, kesedihan dan kedukaan. Dalam Gambar Songket Pucuk Betikam Nama : Perpaduan ornamen bunga mawar dan pucuk betikam Warna : Coklat Makna : Warna coklat mencerminkan keseriusan, kehangatan, dan sifat yang dapat dipercaya. Sehingga warna coklat memiliki makna sifat kesederhanaan yang dimiliki gadis Melayu. Seorang gadis Melayu harus mempunyai sifat 59

7 kehangatan, kesederhanaan serta kelembutan agar menarik hati setiap lelaki yang melihatnya. f. Warna Hijau Gambar 4.27 Songket Pucuk Rebung Variasi Kaluk Pakis Nama : Perpaduan ornamen bunga bertabur dan ornamen pucuk rebung variasi kaluk pakis. Warna : Hijau Makna : Warna hijau melambangkan keseimbangan emosi, menciptakan rasa tenang, kesehatan, menciptakan rasa aman dan pengasuhan bagi semua. Dalam kebudayaan Melayu, warna hijau identik dengan ke-islaman sehingga mempunyai makna ketenangan dan kesembuhan serta mengingatkan kepada sang pencipta karena warna hijau juga melambangkan alam. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dilapangan berdasarkan uraian yang telah dijabarkan mulai dari latar belakang sampai kepada pembahasan. Penulis memperoleh kesimpulan: 1. Pada kain songket Melayu Batubara terdapat 19 jenis bentuk yang diterapkan pada kain songket Melayu Batubara antara lain, mahligai, bunga tekwa, rantai tumpuk berobang, serek, tabur bintang, semut beriring, keris, pucuk rebung, kaluk pakis, siku keluang, tampuk manggis bersela kuntum, tampuk manggis, pucuk betikam, kembang sepatu, gigi hiu, bunga mawar, pucuk pandan, bunga melati dan itik pulang petang. 2. Warna-warna yang di terapkan pada songket Melayu Batubara ada 7 warna yaitu warna hitam, kuning, hijau, merah, merah muda, coklat dan ungu. Warna hitam dipakai sebagai warna kebesaran hulubalang atau panglima. Warna kuning dalam kebudayaan Melayu digunakan untuk raja-raja, bangsawan, dan keturunannya sebagai lambang kekuasaan dan sampai sekarang hanya boleh dipakai oleh keturunannya saja, sehingga warna kuning jarang diproduksi. Warna hijau melambangkan sebagai menyeimbangkan emosi orang, menciptakan rasa tenang, kesehatan dan pengasuhan bagi semua. Warna merah memiliki makna berani, kekuatan dan kebahagiaan sebagai lambang kerakyatan masyarakat. Warna merah muda mempunyai makna bahwa orang Melayu harus berkasih sayang antar sesama tanpa membedakan suku bangsa. Warna coklat mempunyai makna kesan hangat, nyaman dan aman, dan warna ungu melambangkan kesan spiritual, megah dan kebijaksanaan. Warna ungu pada kain songket jarang dijumpai. 3. Dalam songket Melayu Batubara ini terdapat berbagai bentuk ornamen di dalamnya setiap hiasan memiliki arti tersendiri seperti itik berbaris 60

8 melambangkan kesetiaan terhadap pemimpin. Kemudian tampuk manggis dilambangkan kesehatan manusia karena kita ketahui selain memiliki rasa buah yang enak, kulit manggis sendiri di gunakan sebagai obat yang bermanfaat untuk kesehatan manusia. Bunga melati yang melambangkan keindahan kecantikan. Pucuk rebung diartikan cikal bakal dari tumbuhan atau biasa di katakan awal dari suatu kehidupan. Pucuk pandan melambangkan kesuburan dan kesejahteraan. DAFTAR RUJUKAN Dellistone The Power of Symbol. Yogyakarta : Kanisius. Kartiwa, S Kain Songket Indonesia. Jakarta : Djambatan. Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara, 1967/1980. Laporan Penelitian Pengumpulan dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara. Rathus, Fichner Lois Understanding Art. New Jersey : Englewood Cliffs Tri Atmojo, Wahyu & Misgiya Penerapan Ornamen Batak Dalam Teknik Batik Untuk Menciptakan Industri Kerajinan Batik di Sumatera Utara. Medan : Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED. Wijadmi Kajian Sastra. Jakarta : Gramedia. 61

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata songket memiliki banyak definisi dari beberapa beberapa para ahli yang telah mengadakan penelitian dan pengamatan terhadap kain songket. Menurut para ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh manusia. Hal ini berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan, yang biasanya selalu dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti rok, dress, atau pun celana saja, tetapi sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan yang

Lebih terperinci

Ombak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam

Ombak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam - Struktur bentuk pada bagian kepala kain (tumpal), terdapat ragam hias ombak 16 batang, tali air dan patah beras, umpak ayam, pucuk rebung kembang jagung, dan tawur sisik nanas. Ombak 16 batang Patah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi yang memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional maupun bahasa daerah. Masyarakatnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Identifikasi Masalah... 3 C. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan beberapa pertemuan

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1. Ukiran Ornamen Dasar Kaluk Pakis Gambar 2.2. Ornamen Lilit Kangkung... 19

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1. Ukiran Ornamen Dasar Kaluk Pakis Gambar 2.2. Ornamen Lilit Kangkung... 19 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Ukiran Ornamen Dasar Kaluk Pakis... 18 Gambar 2.2. Ornamen Lilit Kangkung... 19 Gambar 2.3. Ornamen Genting Tak Putus... 19 Gambar 2.4. Ornamen Kaluk Pakis... 20 Gambar 2.5. Ornamen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan warisan budaya yang bernilai tinggi yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu warisan

Lebih terperinci

Gambar Cover buku

Gambar Cover buku BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Format Teknis Buku 5.1.1 Ukuran buku Ukuran buku adalah 15 X 21 cm. 5.1.2 Binding & Cover Binding yang digunakan adalah jilid jahit, agar memberikan kesan home made

Lebih terperinci

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias daerah atau suku suku yang telah membudaya berabad abad. Berbagai ragam hias yang ada di

Lebih terperinci

DISKRIPSI KARYA. Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa Judul Karya: Keharmonisan

DISKRIPSI KARYA. Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa Judul Karya: Keharmonisan Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa 2009 Judul Karya: Keharmonisan Dalam kehidupan bermasyarakat kita harus saling berdampingan dan menghormati, memiliki rasa toleransi yang tinggi dan

Lebih terperinci

BAB IV Analisa Bentuk dan Makna Songket Palembang

BAB IV Analisa Bentuk dan Makna Songket Palembang BAB IV Analisa Bentuk dan Makna Songket Palembang 4.1 Tinjauan Songket Palembang di Wilayah Ki Gede Ing Suro Di Indonesia banyak menghasilkan produk-produk dari hasil kerajinan tradisional seperti kerajinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam

BAB I PENDAHULUAN. daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola- pola ragam hias daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam hias yang ada

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat Palembang sejak dahulu dan merupakan benda yang mengandung banyak nilai di dalamnya, seperti nilai intrinsik

Lebih terperinci

BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU

BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU 2.1. Kain Batik Basurek Bengkulu Kain Basurek merupakan salah satu bentuk batik hasil kerajinan tradisional daerah Bengkulu yang telah diwariskan dari generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Setiap suku memiliki kebudayaan, tradisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sekitar 500 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, yang dipengaruhi oleh kebudayaan India,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup adalah sebuah karunia sang Ilahi dimana didalam hidup ini banyak hal-hal yang dapat menambah gairah untuk hidup, salah satunya adalah seni dan budaya. Indonesia

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. merupakan penggambaran yang berupa visual. Secara umum, penggunaan simbol. sebagai pemimpin yang didasarkan pada visual serta warna.

BAB V PEMBAHASAN. merupakan penggambaran yang berupa visual. Secara umum, penggunaan simbol. sebagai pemimpin yang didasarkan pada visual serta warna. BAB V PEMBAHASAN 5.1 Simbol Naga Pada Bilah Keris Sign diartikan sebagai tanda, simbol maupun cirri-ciri, pada umumnya merupakan penggambaran yang berupa visual. Secara umum, penggunaan simbol merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun lisan. Namun fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar yakni expression,

BAB I PENDAHULUAN. maupun lisan. Namun fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar yakni expression, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenagwenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL Berikut ini akan dijelaskan mengenai strategi perancangan dan konsep visual sebagai landasan dalam membuat film animasi ini. III.1 Strategi Perancangan III.1.1

Lebih terperinci

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Wahyu Duhito Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Wahyu_duhito@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan

BAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Sintesis Perancangan sistem merupakan suatu kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan inti dari semua proses yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam suku, yang dapat di jumpai bermacam-macam adat istiadat, tradisi, dan kesenian yang ada dan

Lebih terperinci

Kajian Perhiasan Tradisional

Kajian Perhiasan Tradisional Kajian Perhiasan Tradisional Oleh : Kiki Indrianti Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Universitas Telkom ABSTRAK Kekayaan budaya Indonesia sangat berlimpah dan beragam macam. Dengan keanekaragaman budaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kesatuan yang memiliki beranekaragam kebudayaan. Budaya Indonesia yang beraneka ragam merupakan kekayaan yang perlu dilestarikan dan dikembangkan

Lebih terperinci

Ragam Hias Tenun Songket Nusantara

Ragam Hias Tenun Songket Nusantara RAGAM HIAS TENUN SONGKET NUSANTARA 115 Ragam Hias Tenun Songket Nusantara A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan mempelajari kebiasaan masyarakat Nusantara dalam membuat hiasan, khususnya menghias dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki moto atau semboyan Bhineka Tunggal Ika, artinya yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun pada hakikatnya bangsa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH. Tiara Arliani, Mukhirah, Novita

PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH. Tiara Arliani, Mukhirah, Novita PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH Tiara Arliani, Mukhirah, Novita Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut sejarah seni kerajinan di Indonesia sudah ada semenjak zaman pra sejarah yaitu zaman Neolitikum. Pada saat itu manusia mulai pada perkembangan hidup menetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kain Tenun merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia, karena keberadaannya merupakan salah satu karya Bangsa Indonesia yang tersebar luas diseluruh kepulauan

Lebih terperinci

Makna Warna Dalam Desain ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Makna Warna Dalam Desain ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Makna Warna Dalam Desain ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MERAH Warna merah sering dihubungkan dengan energi, perang, bahaya, kekuatan, tekad yang kuat, hasrat, dan cinta. Merah adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Marauke yang terdiri dari lima pulau besar yaitu pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS OBJEK

BAB III ANALISIS OBJEK BAB III ANALISIS OBJEK 3.1 Objek atau Subjek Penelitian 3.1.1 Iklan Rokok Djarum 76 Rokok Djarum 76 merupakan merek rokok yang terkenal di Indonesia, diberi nama Djarum 76 karena diperkenalkan pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya kerjasama ekonomi ASEAN akan menciptakan peluang dan tantangan baru bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Asean Ekonomic Community

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang penuh akan keanekaragaman budaya. Salah satu keanekaragamannya dapat dilihat pada perbedaan dalam pakaian adat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasar data-data yang berhasil dihimpun dan dianalisis oleh penulis, dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: Kesenian Buaya Putih ada sekitar tahun 1990-an namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsitektur sebagai produk dari kebudayaan, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya proses perubahan

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN Di Usulkan Oleh: 1.RINA ANJARSARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Amalia, 2013

BAB I PENDAHULUAN Amalia, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN Menurut Davidson (1991:2) warisan budaya merupakan produk atau hasil budaya fisik dari tradisi-tradisi berbeda dan prestasi-prestasi spiritual dalam bentuk nilai dari masa lalu yang

Lebih terperinci

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alas kaki atau lebih dikenal dengan sebutan sepatu/sandal adalah bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjang segala kegiatan, bukan hanya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM. Kesultanan Siak oleh Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Baalawi. Sultan

TINJAUAN UMUM. Kesultanan Siak oleh Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Baalawi. Sultan BAB II TINJAUAN UMUM A. Sejarah Tenun Songket di Pekanbaru Awal keberadaan tenunan songket bermula ketika Encik Siti Binti Encik Karim, seorang pengrajin tenun dari Kesultanan Trengganu, Malaysia, dibawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki beberapa sub etnis yang terdiri dari suku Melayu, Batak Toba, Karo, Simalungun, Dairi, Sibolga, Angkola, Tapanuli Selatan

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 85 BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 4.1 Teknis Perancangan Dalam prosesnya mandala dibuat dengan pola lingkaran sempurna, kemudain menentukan titik pusat dari lingkaran tersebut. Untuk mengisi bagianbagian mandala,

Lebih terperinci

KESIMPULAN. Berdasarkan keseluruhan uraian dapat disimpulkan. penemuan penelitian sebagai berikut. Pertama, penulisan atau

KESIMPULAN. Berdasarkan keseluruhan uraian dapat disimpulkan. penemuan penelitian sebagai berikut. Pertama, penulisan atau 1 KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan keseluruhan uraian dapat disimpulkan penemuan penelitian sebagai berikut. Pertama, penulisan atau penyalinan naskah-naskah Jawa mengalami perkembangan pesat pada

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan sangat di butuhkan termasuk dalam mempromosikan dan menyebarkan informasi, begitu pula halnya untuk perhiasan khas suku

Lebih terperinci

Teknik dasar BATIK TULIS

Teknik dasar BATIK TULIS Teknik dasar BATIK TULIS Bandung, November 2009 Pengertian Batik 1. Batik adalah karya seni rupa pada kain dengan pewarnaan rintang, yang menggunakan lilin batik sebagai perintang. Menurut konsensus Nasional

Lebih terperinci

Kajian Batik Tulis Riau

Kajian Batik Tulis Riau Kajian Batik Tulis Riau Oleh : Ria Enita Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Universitas Telkom ABSTRAK Batik tulis adalah seni melukis yang di lakukan di atas kain dengan menggunakan lilin atau malam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

kalender Mengenal 12 Baju Adat Wanita Indonesia

kalender Mengenal 12 Baju Adat Wanita Indonesia 2017 kalender Mengenal 12 Baju Adat Wanita Indonesia Sa j a ilust rasi oleh Cin dy K a l e n d e r g r a t i s. T i d a k u n t u k d i p e r j u a l b e l i k a n F r e e C a l e n d a r. N o t fo r s

Lebih terperinci

MODUL BAHASA MELAYU (MURID LEMAH) SOALAN

MODUL BAHASA MELAYU (MURID LEMAH) SOALAN 1 MODUL BAHASA MELAYU (MURID LEMAH) SOALAN 25 2016 2 SET a b c d Jumlah Skor (2m) (1m) (1m) (3m) (7m) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3 MODUL BAHASA MELAYU (MURID CEMERLANG) SOALAN 25 SET 1 Baca mutiara kata di bawah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragam pula yang dilakukan oleh masing masing etnis itu sendiri. Tumbuhantumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. beragam pula yang dilakukan oleh masing masing etnis itu sendiri. Tumbuhantumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberagaman etnis yang ada di Indonesia memiliki cara tersendiri dalam pemanfaatan beragam tumbuhan yang dapat digunakan untuk kosmetik alternatif dengan kearifan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat dikatakan masih

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Di zaman yang sudah modern saat ini dan masuknya budaya asing kedalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tetapi Di Indonesia gaya bohemian ini sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Inkulturasi budaya Indonesia berawal dari masuknya bangsa-bangsa asing ke Indonesia yang awalnya memiliki tujuan untuk berdagang. Dengan masuknya budaya-budaya

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang kaya akan kebudayaan yang tersebar dari Sabang sampai Marauke. Berbagai macam suku, ras adat istiadat mengenai ragam budaya Indonesia

Lebih terperinci

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud) Seni Rupa Bab 1 Pembelajaran Menggambar Flora, Fauna, dan Alam Benda Kompetensi Inti KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

1 I Made Bandem, Ensiklopedi Tari Bali, op.cit., p.55.

1 I Made Bandem, Ensiklopedi Tari Bali, op.cit., p.55. Tata Rias dan Busana Tari Legong Sambeh Bintang Kiriman Ni Wayan Ekaliani, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Tata rias dan busana dalam seni pertunjukan selain berfungsi memperindah, memperkuat karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Bangsa bisa disebut juga dengan suku,

Lebih terperinci

Aplikasi Warna dalam Tipografi, Pedoman Penggunaan huruf secara Efektif

Aplikasi Warna dalam Tipografi, Pedoman Penggunaan huruf secara Efektif Aplikasi Warna dalam Tipografi, Pedoman Penggunaan huruf secara Efektif Selain bentuk, kesan yang ada pada sebuah huruf dapat pula timbul dengan penambahan warna karena warna membantu huruf untuk membangun

Lebih terperinci

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan

Lebih terperinci

TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH

TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH Nuryana Huna Dr. Ellyana G. Hinta, M. Hum Dr. Sance A.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 2 TAHUN 2006 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 01 TAHUN 2003 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA

Lebih terperinci

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan. Kain batik sudah menjadi semacam identitas tersendiri bagi masyarakat Jawa. Motif dan coraknya yang beragam dan memikat memiliki daya jual yang tinggi.

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Temari adalah simbol perfeksionisme di Jepang. Temari kerap diberikan sebagai

Bab 5. Ringkasan. Temari adalah simbol perfeksionisme di Jepang. Temari kerap diberikan sebagai Bab 5 Ringkasan Temari adalah simbol perfeksionisme di Jepang. Temari kerap diberikan sebagai hadiah yang diberikan saat berbahagia. Dahulu temari juga dikenal sebagai bola kesayangan para ibu. Di sekitar

Lebih terperinci

KOMPAS.com - Ungu itu bukan warna jomblo. Malah sebaliknya. Ungu itu membuat tubuh menjadi lebih rileks?

KOMPAS.com - Ungu itu bukan warna jomblo. Malah sebaliknya. Ungu itu membuat tubuh menjadi lebih rileks? Warna sejuk: Biru, Hijau, Ungu, Pirus dan Perak adalah warna-warna sejuk. Warna-warna sejuk cenderung berpengaruh memberikan perasaan tenang bagi yang melihatnya. Meskipun digunakan sendiri, warna-warna

Lebih terperinci

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah dijumpai pada barang-barang

Lebih terperinci

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi Oleh: Nyoman Tri Ratih Aryaputri Mahasiswa Program Studi Seni Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Denpasar Email: triratiharyaputri3105@gmail.com

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID,

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID, JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID, PRASASTI, KALIGRAFI MASJID, ORNAMEN MASJID, DAN ANGKET Jenis-jenis Kaligrafi 2.2 Jenis

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Indonesia tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh wilayahnya. Setiap daerah di Indonesia memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Dalam perancangan produk clothing ini penulis melakukan analisa pada masing-masing produk yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan induk dari beberapa bentuk cabang seni yang ada di Indonesia, diantaranya seni tari, seni musik, seni rupa, seni drama dan seni sastra. Menurut

Lebih terperinci

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai BAB III A. Implementasi Teoritis Bunga merupakan bagian pada tanaman yang memiliki bentuk dan warna yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai pembiakan pada tanaman, juga dianggap

Lebih terperinci

BAB IV STUDI ANALISIS TENTANG SIMBOL. A. Simbol Menurut Masyarakat Desa. Kedungrejo, Kecamatan. Kerek,

BAB IV STUDI ANALISIS TENTANG SIMBOL. A. Simbol Menurut Masyarakat Desa. Kedungrejo, Kecamatan. Kerek, 53 BAB IV STUDI ANALISIS TENTANG SIMBOL A. Simbol Menurut Masyarakat Desa. Kedungrejo, Kecamatan. Kerek, Kabupaten. Tuban. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa masyarakat sekitar menyebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan nenek moyang. Sejak dulu berkesenian sudah menjadi kebiasaan yang membudaya, secara turun temurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami beberapa wilayah sebagai tempat bermukim. Wilayah permukiman suku Karo jauh lebih luas dari pada Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan pangan berupa makanan, sandang berupa pakaian, dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. itu dituangkan ke dalam rancangan-rancangan karya seni dalam jumlah yang tidak

BAB V PENUTUP. itu dituangkan ke dalam rancangan-rancangan karya seni dalam jumlah yang tidak BAB V PENUTUP Kesimpulan Karya seni merupakan perwujudan dari ide, imajinasi, kreatifitas diri, dan luapan emosi jiwa manusia yang dicapai melalui proses penciptaan karya seni. Tidak mudah bagi manusia

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang

Lebih terperinci

BAB IV VISUALISASI. Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah terciptanya desain batik tulis

BAB IV VISUALISASI. Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah terciptanya desain batik tulis 29 BAB IV VISUALISASI Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah terciptanya desain batik tulis yang eksklusif, dengan merancangmotif dari sumber ide cerita pewayangan Dewi Sinta melalui teknik batik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Penjelasan Judul Perancangan Promo Eksplorasi Dan Aplikasi Ragam Hias Ulos Batak merupakan kegiatan rancangan kerja yang berlandaskan pada teknik eksplorasi dan aplikasi kain tenun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Definisi Komunikasi Terapeutik Menurut Machfoedz, (2009) Komunikasi terapeutik ialah pengalaman interaktif bersama antara perawat dan pasien dalam

Lebih terperinci

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia KAIN SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA 1 Kain Sebagai Kebutuhan Manusia A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari kain sebagai kebutuhan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam semesta

Lebih terperinci

BAB V LAPORAN PERANCANGAN

BAB V LAPORAN PERANCANGAN BAB V LAPORAN PERANCANGAN 5.1 Ulos dan Upacara Adat 5.1.1 Ulos Jenis - jenis ulos Batak Toba terpilih untuk diulas dalam buku ini adalah ulos - ulos yang paling sering digunakan dalam upacara adat Batak

Lebih terperinci

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan manusia yang sedang berkembang menuju pribadi yang mandiri untuk membangun dirinya sendiri maupun masyarakatnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat sudah seumur dengan peradaban manusia. Tumbuhan adalah gudang yang memiliki sejuta manfaat termasuk untuk obat berbagai penyakit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua. BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Kematian bagi masyarakat Tionghoa (yang tetap berpegang pada tradisi) masih sangat tabu untuk dibicarakan, sebab mereka percaya bahwa kematian merupakan sumber malapetaka

Lebih terperinci