VAN GOGH, DARI IMPRESIONISME MENUJU POST- IMPRESIONISME

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VAN GOGH, DARI IMPRESIONISME MENUJU POST- IMPRESIONISME"

Transkripsi

1 VAN GOGH, DARI IMPRESIONISME MENUJU POST- IMPRESIONISME Penulis : Ganes Woro Retnani NPM : Pembimbing : Ingrid C Bernard NIP : Fakultas Prodi : Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia : Belanda

2

3

4

5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatnya, hingga penulis mampu menyelesaikan makalah-non seminar yang berjudul Van Gogh, dari Impresionisme menuju Post-Impresionisme sesuai harapan. Penulisan makalah non-seminar ini dilakukan dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Makalah ini membahas mengenai Van Gogh dan kedua lukisannya yang berjudul The Potato Eaters dan Starry Night berkaitan dengan Impresionisme dan Post-Impresionisme. Penyusunan makalah non-seminar ini tentunya tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka sudah selayaknya penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada : (1) Ibu Ingrid C Bernard, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan porsi bantuan terbesar dalam mengarahkan dan membimbing penulis menyelesaikan makalah ini. (2) Orang tua dan keluarga, yang telah memberikan dukungannya secara moral dan material dalam menyusun makalah ini. (3) Teman-Teman penulis, khusunya dari Program Studi Belanda angkatan 2009 dan beberapa teman di luar Program Studi Belanda, Abel Floris Wansink dan Anky Nauta yang telah memberikan bantuan moral dan referensi data dalam penyusunan makalah ini. Penulis berharap makalah ini mampu memberikan gambaran dan pengetahuan lebih mengenai Van Gogh dan kedua lukisannya yang berjudul The Potato Eaters dan Starry Night dalam kaitannya dengan Impresionisme dan Post- Impresionisme. Makalah ini penulis sadari masih jauh dari sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan dari segi isi maupun teknis penyusunan, sehingga bila ada hal dalam makalah yang kurang tepat atau kurang berkenan, penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Kritik dan saran, penulis terima dengan senang hati untuk penyempurnaan makalah ini. Depok, 26 Agustus 2013 Penulis

6 ABSTRAK Nama : Ganes Woro Retnani Program Studi : Belanda Judul : Van Gogh, dari Impresionisme Menuju Post- Impresionisme. Makalah ini merupakan analisis mengenai Van Gogh dan kedua lukisannya yang berjudul The Potato Eaters dan Starry Night. Tujuan makalah ini untuk untuk mengetahui karakteristik kedua lukisan Van Gogh yang berjudul The Potato Eaters dan Starry Night dalam hubungan dengan aliran Impresionisme dan Post- Impresionisme, sekaligus gaya Van Gogh sebagai pelukis beraliran Post- Impresionisme. Makalah ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan mengenai karakteristik Impresionisme dan Post- Impresionisme. Kata kunci: Impresionisme Van Gogh, Post- Impresionisme Van Gogh, The Potato Eaters, Starry Night. ABSTRACT This paper is an analysis about Van Gogh and his two paintings with the title The Potato Eaters and Starry Night. This paper purpose is to know the characteristics of two of Van Gogh s paintings with the title The Potato Eaters and Starry Night in relation with Impressionism and Post- Impressionism and with Van Gogh s style as Post- Impressionism artist. This paper uses literature study approach of Impressionism and Post- Impressionism characteristics. Keywords: Van Gogh Impressionism, Van Gogh Post-Impressionism,The Potato Eaters, Starry Night.

7 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tanggal 30 Maret 1853 di Zundert Belanda, lahir seorang pelukis bernama Vincent van Gogh. 1 Van Gogh tumbuh bersama keluarganya yang religius, dengan ayah yang berprofesi sebagai pendeta. Setelah sekolahnya usai, ia mengikuti profesi pamannya dan belajar tentang perdagangan barang-barang seni di Belanda. Van Gogh sempat juga belajar teologi, setelah berdagang barang-barang seni membuatnya bosan. Pada tahun 1880, menginjak usianya 27 tahun, Van Gogh memasuki The Academic Royale des Beaux-Arts di Brussel, Belgia 2 Van Gogh dikenal sebagai pelukis beraliran Post-Impresionisme bersama pelukis lain seperti Paul Gaugin. 3 Post-impressionist is an artist of the Post-Impressionist school who revolted against Impressionism. 4 Pergerakan aliran Post-Impresionisme sendiri diawali dengan munculnya karya Monet yang berjudul Luncheon on The Grass pada tahun Menurut H.W. Janson dalam bukunya yang berjudul History of Art, sementara Cezanne dan Seurat mengkonversi gaya Impresionisme menjadi gaya klasik yang lebih kuat, Van Gogh justru menempuh jalur arah yang berlawanan. Ia merasa bahwa Impresionisme tidak mampu memberikan ruang yang cukup bagi dirinya sebagai pelukis untuk mengekspresikan emosinya, sehingga dalam reaksi terhadap Impresionisme pada waktu itu, Van Gogh memiliki perbedaan dari para Post-Impresionis yang lain. Jika para Post-Impresionis mengejar gaya yang lebih klasik, Van Gogh cenderung memilih untuk bebas dalam berekspresi. Oleh karena itu, terkadang ia disebut sebagai Ekspresionis meskipun terminologi tersebut lebih pantas disimpan untuk pelukis-pelukis lain yang belum muncul atau masih jauh dari masa itu. 6 1 Uitert, Evert van and Louis van Tilborgh Vincent van gogh.rijksmuseum Vincent van Gogh Amsterdam.hlm Uitert, Evert van, Louis van Tilborgh Vincent van Gogh. Chronology of Life and Work.Amsterdam. Rijksmuseum Vincent van Gogh Amsterdam.hlm Post-Impressionism (1800s-1900s), diakses tanggal 15 Juli 2013 pukul Impressionism, diakses tanggal 24 Juli 2013 pukul Janson, H.W The History of Art. London. Tames and Hudson.hlm Janson, H.W. 1997The History of Art. Post-Impressionsm, Symbolism,and Art Nouveau. London. Thames and Hudson.hlm 729.

8 Setelah kematian Monet, muncul gerakan Post- Impresionisme yang merupakan gerakan dengan beberapa pelukis yang telah melewati fase Impresionisme. Mereka mengejar gaya yang lain dan berbeda dari aturan Impresionisme. 7 Berkaitan dengan Impresionisme, Impresionisme muncul di Prancis pada abad 19 sebagai gerakan yang kuat dalam dunia lukis. Para pelukis yang mengadopsi gaya ini merupakan pelukis pertama yang keluar studio dan berkarya di luar, untuk melukis apa yang mereka lihat dengan mata sendiri dan bukan berdasarkan imajinasi. 8 Terminologi Impresionisme diinspirasikan oleh lukisan Claude Monet, Impression: Sunrise (1872),sebuah pemandangan pelabuhan le havre yang berselimut kabut. Terminologi ini pertama kali diberikan oleh kritikus Louis Leroy. Beberapa pelukis Impresionisme diantaranya adalah Monet, Renoir, dan Sisley. Mereka melukis di luar, merekam kondisi perubahan cahaya dan suasana yang terlihat di alam. Mereka menggunakan warna terang dan macam-macam teknik kuas untuk merepresentasikan karakter lukisan dari hasil penangkapan cahaya pada objek alam. 9 - Claude Monet.Jeanne-Marguerite, The Image In the Garden (1886) - The Hermitage, St Petersbug. Courtesy of Topham 1.2 Rumusan Masalah Van Gogh dikenal sebagai pelukis beraliran Post- Impresionisme yang berangkat dari reaksi terhadap aliran Impresionisme. Dengan begitu, perjalanannya menjadi pelukis untuk mencari gaya yang sesuai dengan kriterianya sendiri adalah sebuah proses pembelajaran, hingga pada akhirnya ia dilabelkan sebagai pelukis beraliran Post-Impresionisme. Proses 7 Post-Impressionism is in essence just a later stage, though a very important one, of the develompment that had begun in the 1860s with such pictures as Manets s Luncheon on the Grass. Janson, H.W. The History of Art hlm The main concern of the impressionists was withevery aspect of light. Artists such as Monet and Cezanne returned in cessantly to the same spots to capture the ever-changing effects of sunlight on their surroundings. Cunningham, Antonia Impressionists.Paragon Queen Street House.Singapore.hlm Ibid.hlm 21.

9 tersebut tentunya dapat ditelaah melalui beberapa karyanya dengan meneliti karakteristik karya tersebut. Bagaimana Van Gogh menciptakan karya lukis sebagai reaksi terhadap Impresionisme dan menetapkan kriterianya sendiri sehingga pada akhirnya karya lukisnya dilabelkan sebagai karya lukis beraliran Post- Impresionisme? Hal inilah yang dianalisis dalam penulisan ini. 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui karakteristik kedua lukisan Van Gogh yang berjudul The Potato Eaters dan Starry Night dalam hubunganya dengan aliran Impresionisme dan Post- Impresionisme. Selain itu, akan dibahas pula gaya Van Gogh sebagai pelukis beraliran Post- Impresionisme. 1.4 Metode Penulisan Dalam analisis ini, penulis membatasi pilihan pada lukisan The Potato Eaters dan Starry Night yang dilukis pada waktu yang berbeda. Kedua lukisannya ini, muncul pada waktu yang berbeda. The Potato Eaters merupakan karya pertamanya pada tahun 1885 setelah munculnya reaksi terhadap aliran Impresionisme, sehingga terdapat kemungkinan karya ini masih terpengaruh aliran Impresssionisme. 10 Selain itu, ada karakteristik yang menonjol dalam lukisan tersebut yaitu penggunaan unsur cahaya yang merupakan karakteristik Impresionisme. Starry Night muncul pada tahun 1889, setelah Van Gogh mendapat pengaruh dari pelukis-pelukis Prancis dalam segi warna dan teknik lukisan. Kemungkian lukisan ini sudah mendapat pengaruh berkarakteristik Post- Impresionisme yang memang jauh berbeda dari Impresionisme 1.5 Landasan Teori Masa Post- Impresionisme adalah masa ketika lukisan tidak lagi berfungsi sebagai jendela dunia, melainkan jendela diri dan jiwa pelukis. 11 Pada masa ini, lukisan cenderung dilihat dekat dengan pelukisnya sebagai refleksi diri pelukis. Lukisan Post-Impresionisme adalah reaksi terhadap aliran Impresionisme. Ini menandakan bahwa ada karakteristik berbeda dibandingkan dengan lukisan Impresionisme. Pelukis Post- Impresionisme tetap menggunakan warna terang, namun mereka menolak 10 Crispino,Enric.2008.Van Gogh. Italy.Oliver Press, Incoorporated. 11 Janson, H.W The History of Art.hl 729.

10 pentingnya rekaman spontan cahaya dan warna. Gaya baru yang diciptakan menjadi gaya abstrak yang berpengaruh terhadap perkembangan lukisan modern pada awal abad 20. Komposisi Post- Impresionisme lebih fokus pada pengalaman pribadi pelukis dibanding pada kenyataan objek lukisan seperti pada Impresionisme, sehingga setiap pelukis Post- Impresionisme memiliki gaya tersendiri yang berbeda dari pelukis Post- Impresionisme yang lain. Hal itulah yang dianalisis dalam kedua lukisan Van Gogh The Potato Eaters dan Starry Night. Teknik dan gaya lebih penting daripada objek yang digambarkan dalam lukisan. 12 Melalui dasar pengertian dan karakteristik Post- Impresionisme inilah lukisan The Potato Eaters akan dianalisis sehubungan dengan Impresionisme karena sebagai karya pertamanya, ada kemungkinan The Potato Eaters masih terpengaruh Impresionisme. Untuk lukisan Starry Night, analisis akan dilakukan mengenai seberapa jauh karya ini berkarakteristik Post- Impresionisme. Analisis Lukisan The Potato Eaters Keputusan Van Gogh untuk menjadi pelukis dengan tema kehidupan petani dimulainya pada tahun Ia melakukan beberapa studi tentang objek tenun dengan cat air pada bulan Januari dan Februari. Pada bulan Agustus-September ia menerima pesanan lukisan besar dengan tema petani dari Anton Hermans, seorang pensiunan tukang mas di Eindhoven. 13 Selama musim dingin tahun 1885 ia melukis 50 seri kepala petani dan ide untuk melukis The Potato Eaters berawal dari sini. 14 Antara tahun 1884 sampai akhir April 1885 Van Gogh menghasilkan lukisan setengah badan, sekitar 40 model petani laki-laki dan perempuan. Warna gelap earthy palette yang digunakan di sini diadopsi dari ide pelukis Prancis bernama Jean Francois Millet, dengan tema kehidupan petani. Dalam lukisan tersebut petani dengan sengaja digambarkan dengan warna-warna tanah. 15 The Potato Eaters diselesaikannya pada tahun 1885 dan sebagai karya pertamanya, Van 12 Post-Impressionism (1800s-1900s), diakses tanggal 15 Juli 2013 pukul Uitert, Evert van and Louis van Tilborgh Vincent van Gogh. Chronology of Life and Work. Rijkmuseum Vincent van Gogh Amsterdam.hlm Uitert, Evert van, Louis van Tilborgh Vincent van Gogh.Rijskmuseum Vincent van Gogh Amsterdam.hlm Jean-Francois Millet (October 4, January 20, 1875) was a French painter and one of the founders of the Barbizon school in rural France. He is noted for his scenes of peasant farmers. He can be categorized as part of the movement termed "naturalism", but also as part of the movement of "realism".ibid.hlm 35

11 Gogh berharap bahwa lukisan ini mampu memberikan reputasi bagi perjalanan karirnya. Tujuan Van Gogh membuat lukisan ini adalah untuk melukiskan figur manusia yang tidak terlihat janggal atau kaku, namun natural dan realistis. 16 Ketika lukisan ini dibuat, Van Gogh belum memfokuskan dirinya pada unsur warna sebagai unsur yang penting dalam suatu lukisan. Ketertarikannya terhadap permainan unsur warna baru dimulainya ketika ia bertemu Seurat dan Degas. 17 Semenjak saat itulah ia mulai bereksperimen dengan banyak unsur warna dan teknikteknik melukis yang menjadikan warna sebagai bagian dari lukisan yang mampu menciptakan ekspresinya sendiri. Dalam beberapa kesempatan Van Gogh menyebutkannya sebagai lukisan, kadang-kadang menyebutnya si lukisan. Tanpa ada genre yang jelas dalam karya-karya yang dibuat di Nuenen, maka karya-karya tersebut hanya disebut karyakarya Nuenen. Dalam hal ini, meskipun Van Gogh berniat untuk menjadi figur pelukis bertemakan kehidupan petani, namun pada akhirnya ia hanya merasa berhasil menciptakan tema tersebut dalam lukisan The Potato Eaters. 18 VINCENT VAN GOGH.The Potato Eaters Oil on Canvas, 82 X 114 cm Van Gogh Museum, Amsterdam Dalam suratnya yang dituliskan kepada Theo, Van Gogh mengatakan bahwa ia mencoba untuk melukiskan idenya tentang orang-orang yang makan kentang disinari cahaya lampu. Mereka menggali tanah dengan tangan yang sama yang digunakan untuk makan kentang sebagai tanda bahwa mereka bekerja manual sebagai buruh untuk mendapatkan 16 The Potato Eaters, http//vangoghgallery.com, diakses diakses tanggal 17 Juli 2013 pukul Janson, H.W. The History of Art.Post-Impressionsm, symbolism,and Art Nouveau Seurat dan Degas adalah aliranimpressionism. Contoh lukisan mereka adalah Bathing at Asnieres (1883) dan The Bellelli Family (1858).hlm Uitert, Evert van and Louis van Tilborgh Vincent van Gogh. Amsterdam.Rijkmuseum Vincent van Gogh Amsterdam.hlm 25.

12 makanan secara jujur dan adil. Makanan tersebut merupakan hasil keringat mereka sendiri. 19 Setting dalam lukisan tersebut sesuai dengan karakteristik aliran Realisme yang natural dan realistis, akan tetapi karya ini merepresentasikan perjuangan Van Gogh dalam mencari gaya baru yang lebih ekspresif. Jika dihubungkan dengan Teori H.W Janson bahwa masa Post- Impresionisme adalah masa ketika lukisan tidak lagi berfungsi sebagai jendela dunia, melainkan jendela diri dan jiwa pelukis, maka lukisan ini bisa dikatakan sebagai lukisan Post- Impresionisme. 20 Orang yang bekerja keras dalam lukisan tersebut ditampilkan dengan jujur dan apa adanya oleh Van Gogh. Selain tampilan objek petani yang kasar dan jelek, Van Gogh juga menampilkan suasana emosional.van Gogh percaya bahwa sebuah lukisan seharusnya menampilkan perasaan dan ekspresi emosi objek. Hal itu lebih penting dibandingkan dengan detil-detil yang terlihat sudah pasti oleh mata. Dengan kepercayaan tersebut, Van Gogh jauh berbeda dengan tradisi pelukis Belanda yang sejauh itu lebih fokus pada detil yang realistis. 21 Dalam The Potato Eaters, cahaya lampu gantung menciptakan suasana yang hangat dan intim antara orang-orang yang ada di meja makan. Model yang dipakai di Nuenen adalah orang lokal dan diantaranya ada yang menjadi teman Van Gogh. 22 Analisis Lukisan Starry Night Sebagai Karya Post- Impresionisme Vincent van Gogh.Painting, Oil on Canvas cm x cm Saint-Rémy, France: June, 1889.Van Gogh gallery Starry Night muncul pada tahun Sebagai lukisan yang menggambarkan pemandangan langit malam, Starry Night bukanlah lukisan pertama yang menggambarkan pemandangan malam, karena sebelumnya ia juga pernah membuat lukisan dengan 19 Crispino, Enric.2008.Van Gogh. Italy.Oliver Press.hlm Janson, H.W The History of Art. Post-Impressionsm, symbolism,and Art Nouveau.hlm Crispino,Enric.2008.Van Gogh. Oliver Press, Incoorporated. Hlm Ibid.

13 pemandangan bintang-bintang malam dan refleksi cahaya perkotaan di atas River Rhone tahun Ia ingin melukis Starry Night sebagai contoh berkarya dari imajinasi, yang mampu menciptakan nilai lebih terhadap lukisan itu sendiri. 23 Prinsip untuk melukis dari imajinasi, bukan dari alam, kemungkinan besar pengaruhnya datang dari pelukis Gauguin yang mengatakan bahwa seni adalah sebuah abstraksi, sehingga lukisan ini lahir dari imajinasi Van Gogh sendiri, bukan merupakan objek nyata di luar ruangan seperti pada Impresionisme. 24 Menurut Jessica Caldarone dalam jurnalnya yang berjudul "The Cypress Trees in The Starry Night" tahun 2010, Starry Night tidak lain merupakan penggambaran suasana hati dan pikiran Van Gogh mengenai kehidupannya. Dalam lukisan Starry Night, Van Gogh menggunakan teknik lukis Divisionisme dan Pointilisme yang diadopsi dari George Seurat. Divisionisme merupakan teknik pemisahan warna dengan gerakan pigmentasi kuas menjadi warna tersendiri sedangkan Pointilisme merupakan teknik titik-titik warna dari kuas dengan cara pigmentasi. 25 Tabel Analisis Lukisan The Potato Eaters dan Starry Night Karakteristik Impresionisme 1. Identik dengan objek alam 2. Fokus pada cahaya. 3. Menggambarkan satu momen yang sedang terjadi pada objek alam 4. Bersifat realis 5. Identik dengan warna terang dan fokus pada cahaya Karakteristik Post- Impresionisme 1.Tidak identik dengan objek alam 2. Fokus pada sudut pandang atau pengalaman pribadi pelukis dan tidak pada cahaya 3. Dalam satu lukisan, pelukis mampu memunculkan lebih dari satu momen. 4. Bersifat ekspresif 5. Identik dengan warna terang namun tidak fokus pada ekspresi yang ingin ditampilkan pelukis 23 Uitert, Evert van, Louis van Tilborgh Vincent van Gogh.Amsterdam.Rijksmuseum Vincent van Gogh Amsterdam.hlm Post-Impressionism (1800s-1900s), diakses tanggal 27 Juli 2013 pukul diakes tanggal 02 Agustus 2013 pukul 19.00

14 6. Seni ditujukan bagi penikmatnya untuk keindahan Seni ditujukan untuk pelukisnya 27 Analisis lukisan The Potato Eaters berdasarkan karakteristik Impresionisme dan Post- Impresionisme Setting dianggap sesuai dengan karakteristik aliran Realisme yang realistis dan natural, sehingga setting dalam lukisan tersebut sesuai dengan karakteristik Impresionisme yang bersifat realistis. Cahaya dalam lukisan tersebut menjadi fokus yang penting dalam penggambaran momen makan bersama dalam suasana hangat dan intim. Karakteristik ini masuk ke dalam karakteristik Impresionisme. Momen yang ditangkap dalam lukisan ini hanya ada satu, yaitu para petani kentang yang sedang berkumpul di meja makan. Ini sesuai dengan karakteristik Impresionisme yang hanya menggambarkan satu momen. Objek yang dilukiskan merupakan karakteristik Post- Impresionisme karena bukan merupakan objek pemandangan alam terbuka, namun merupakan objek figur manusia. Lukisan The Potato Eaters bersifat ekspresif. Ekspresi kehidupan petani miskin tergambar dari raut wajah kelima petani kentang. Dalam lukisan ini, Van Gogh menggunakan unsur emosi dalam bentuk keprihatinannya terhadap kehidupan petani. Warna yang digunakan dalam lukisan ini memang gelap, tidak sesuai dengan Post- Impresionisme, karena Post- Impresionisme ratarata menggunakan warna terang, namun hal ini juga bisa dikatakan sebagai reaksi terhadap Impresionisme yang memang identik dengan warna terang. Jika dalam Impresionisme tujuan pelukis adalah untuk memberikan impresi melalui karya lukisnya, dalam Post- Impresionisme tujuan pelukis adalah untuk menyalurkan ekspresi dalam dirinya sesuai dengan apa yang pelukis inginkan sehingga dalam lukisan tersebut keinginan Van Gogh yang ingin menggambarkan kehidupan petani miskin yang berat dan emosi yang ia tampilkan dalam kelima figur tersebut merupakan bentuk karakteristik Post- Impresionisme bahwa seni ditujukan untuk pelukisnya. Analisis Lukisan Starry Night berdasarkan karakteristik Impresionisme dan Post- Impresionisme Meskipun Objek lukisan berupa lanskap pemandangan alam, Starry Night bukanlah lukisan Impresionisme karena fokus pelukis bukanlah terhadap cahaya melainkan tujuan ekspresi pelukis. Berbeda dengan momen yang 26 Post-Impressionism (1800s-1900s), diakses tanggal 28 Juli 2013 pukul Ibid

15 muncul dalam lukisan The Potato Eaters, lukisan Starry Night memiliki momen lebih dari satu, yaitu momen langit malam yang hidup dan momen pemukiman penduduk yang terlihat tenang dan sepi, sehingga Satrry Night memenuhi karakteristik Post- Impresionisme. Warna yang digunakan cenderung warna-warna terang. Karakteristik ini bisa masuk ke Impresionisme dan Post- Impresionisme karena keduanya menggunakan warna terang. Lukisan bersifat ekspresif dan sarat dengan emosi dengan bentuk objek bintang yang tidak realistis dan pergerakan langit malam yang mampu ditangkap mata serta teknik kuas Van Gogh yang menimbulkan kesan bintang-bintang bergerak dengan turbulensinya. Lukisan ini sesuai dengan karakteristik Post- Impresionisme. Tujuan Van Gogh adalah menciptkan karya masterpiece yang setingkat dengan karya-karya pelukis lainnya pada waktu itu selain untuk menghasilkan karya lukisan yang lahir dari imajinasi. Sesuai dengan prinsip Post- Impresionisme bahwa seni ditujukan bagi kepuasan pelukisnya, maka lukisan Starry Night tidak lain ditujukan untuk kepuasan Vincent van Gogh sendiri. Interpretasi Lukisan The Potato Eaters Dalam analisis karakteristik The Potato Eaters, Van Gogh masih menggunakan 3 unsur yang merupakan karakteristik aliran Impresionisme, yaitu setting, cahaya dan momen. Ini membuktikan bahwa meskipun ia memiliki reaksi terhadap Impresionisme yang tidak mampu memberikan ruang gerak bagi pelukis untuk lebih bebas berekspresi melalui karya masterpiece pertamanya, Van Gogh masih terpengaruh aturan Impresionisme. Terlebih jika lukisan ini dibandingkan dengan lukisan Van Gogh yang berjudul Unsur objek, emosi, ekspresi, tujuan seni dalam lukisan The Potato Eaters memenuhi karakteristik lukisan beraliran Post- Impresionisme. Unsur warna tidak masuk ke dalam karakteristik Impresionisme maupun Post- Impresionisme karena warna yang digunakan cenderung gelap. Pertama, ini bisa dianggap sebagai reaksinya terhadap aturan Impresionisme yang menggunakan warna-warna terang. Kedua, warna dalam lukisan ini merupakan bagian dari ekspresi Vincent Van Gogh dalam menggambarkan objek petani bahwa ia ingin

16 Intepretasi Lukisan Starry Night Starry Night(1889), yang penuh ekspresi, dan multiple moment maka lukisan The Potato Eaters sangat berbeda dengan lukisanlukisan setelahnya karena lukisanlukisan setelahnya, memang sudah jauh berbeda dengan lukisan Impresionisme. Dilihat dari objek lukisan tersebut, penggambaran fisik kelima petani kentang, efek pencahayaan, dan objek kentang serta warna yang di gambarkan dalam lukisan The Potato Eaters maka lukisan ini tidak lain berfungsi untuk menggambarkan kehidupan petani miskin yang hidup serba apa adanya, makan apa adanya, tidak terlepas dari pekerjaan keras dan ketangguhan menghadapi hidup. Van Gogh ingin menyampaikan bahwa ada nilai yang mampu dipetik dari kehidupan petani miskin bahwa mereka adalah orang-orang yang jujur, orang-orang yang bekerja dengan tangan mereka sendiri. Dalam Starry Night kekontrasan terlihat pada objek langit dan objek pemukiman yang terdiri dari rumah-rumah masyarakat dengan gereja di tengahnya. Langit terlihat hidup sedangkan pemukiman terlihat sepi. Pohon Cypress nampak menggambarkan warna dalam lukisan tersebut sesuai dengan warna tanah. Jadi, jika didasarkan pada tujuan Van Gogh yang lebih menekankan tujuan ekspresi dan sesuai dengan kriterianya sendiri, maka warna dalam lukisan ini masuk ke dalam karakteristik Post- Impresionisme. Keinginannya dan ketertarikannya untuk melukiskan kehidupan figur bukanalah keinginanya yang datang secara instan, karena sebelumnya ia memang telah mempersiapkan sktesa lukisan ini pada tahun Ketertarikannya pada objek figur petani datang dari Jean Francois Millet seorang pelukis dengan tema kehidupan petani. Beranjak dari pohon Cypress, langit dalam lukisan Starry Night sepertinya ingin mendapatkan porsi perhatian terbesar dibanding objek yang lain. Sepertinya Van Gogh ingin menarik perhatian kita kepada langit. Selain terhadap objek pemukiman, langit juga terlihat kontras dengan objek pohon Cypress. Warna pohon tersebut gelap, sedangkan warna langit terang benderang dan terlihat penuh kehidupan. Selain itu, langit terlihat bergerak dinamis, sedangkan dalam lukisan itu pohon Cypress terlihat tidak bergerak. Tidak seperti pohon Cypress dalam Wheat Field and Cypress Trees yang seperti bergerak tertiup angin. Post-Impresionisme adalah masa ketika lukisan tidak lagi berfungsi sebagai jendela dunia, melainkan jendela diri dan jiwa pelukis. Berkaitan dengan teori yang diungkapkan H.W Janson dan Anthony F. Janson dalam bukunya tersebut, lukisan Starry Night telah memberikan bukti atas pernyataan tersebut bahwa lukisan yang dibuat oleh Van Gogh ini tidak hanya menjadi jendela untuk melihat dunia, namun melalui lukisan ini juga kita mampu melihat diri Van Gogh, karakter, pemikirannya, suasana hatinya, dan bahkan menerka kisah kehidupannya.

17 sebagai objek yang berada di bagian paling depan objek-objek lain seperti pemukiman, gereja, bukit dan langit. Jika dianalisis dari sudut pandang pelukis, maka posisi pelukis tepat persis di depan pohon Cypress karena pohon Cypress memiliki porsi ukuran yang lebih besar di banding objek lain dan letaknya berada paling depan. Sesuai dengan prinsip perspektif dalam melukis, jika letak objek semakin jauh dari posisi pelukis, maka ukurannya juga akan semakin kecil. Sebaliknya semakin dekat objek tersebut dengan posisi pelukis, maka semakin besar pula ukuran objek tersebut. Ada kemungkinan pohon Cypress adalah refleksi diri Van Gogh. Berdasarkan teks-teks tua, Cypress merupakan simbol reproduksi di Eropa, namun kemudian dianggap sebagai simbol kematian dan keabadaian jiwa serta simbol berkabung (Shariyat Samsam, 2004). 28 Jika dikaitkan dengan posisi Van Gogh berdasarkan perspektif melukis terhadap pohon Cypress dan juga berdasarkan makna simbol pohon Cypressnya, kemungkinan besar pohon Cypress dalam lukisan Starry Night merupakan refleksi diri Van Gogh. Jika dikaitkan dengan makna simbol Cypress pohon sebagai simbol kematian dan berkabung, melalui lukisannya ini Van Gogh ingin mengatakan bahwa dirinya hampir merasa mati dan dekat dengan kematian. Ia hidup tapi ia merasa tidak benar-benar hidup, seperti pohon Cypress yang dilukiskannya itu sebagai sebuah pohon yang hidup tapi tidak diketahui letak akarnya, hanya seperti pohon yang mengambang tanpa akar. Hubungannya dengan Van Gogh adalah Van Gogh merasa kehilangan esensi hidupnya dengan perjalanannya sebagai seorang pelukis yang karyanya tidak pernah menuai penghargaan 28 Adelzadeh, Parvaneh, Khalil Hadidid, Ashraf Jabali Survey on The Status of Cypress in World Myths. diakses tanggal 17 Juli 2013 pukul 20.00

18 dari masyarakat serta perjalanan asmaranya yang gagal.

19 BAB III KESIMPULAN Berdasarkan karakteristik yang muncul dari unsur setting, cahaya, dan momen, maka lukisan The Potato Eaters bisa dianggap sebagai lukisan Impresionisme namun jika dilihat pada karakteristik objek, emosi, ekspresi, dan tujuan seni serta warna dalam lukisan The Potato Eaters, maka lukisan The Potato Eaters masuk sebagai lukisan beraliran Post- Impresionisme. Dengan hasil analisis ini, lukisan The Potato Eaters bisa dianggap sebagai lukisan dan masa transisi Van Gogh mencari gaya yang sesuai dengan kriterianya sendiri, hingga akhirnya mampu menciptakan lukisan yang benar-benar jauh dari Impresionisme dan berkarakteristik Post-Impresionisme. Berdasarkan analisis pada lukisan Starry Night, maka dapat disimpulkan bahwa lukisan ini merupakan lukisan Post- Impresionisme yang memang sudah sangat jauh berbeda dari lukisan Impresionisme. Perbedaan The Potato Eaters dan Starry Night sebagai karya yang muncul saat adanya reaksi terhadap Impresssionism adalah bahwa The Potato Eaters masih terpengaruh aliran Impresionisme, sedangkan Lukisan Starry Night sudah sepenuhnya menjadi lukisan beraliran Post- Impresionisme sesuai dengan karakteristik yang ditampilkan masing-masing lukisan. Hal tersebut juga membuktikan bahwa pelabelan Post Impresionis bagi Van Gogh diraih dengan proses pembelajaran karya seni lukis secara bertahap. Dari analisis tersebut juga dapat diketahui bahwa sebagai pelukis beraliran Post- Impresionisme, Van Gogh memiliki ciri khas atau gaya lukis tersendiri yang berbeda dari pelukis beraliran Post-Impresionisme yang lain. Sebagai pelukis beraliran Post- Impresionisme, Van Gogh memiliki gaya lukis yang identik dengan pengalaman pribadi, ekspresi, emosi, dan objek yang tidak realistis yang menimbulkan intepretasi bermacammacam bagi setiap karya lukisnya.

20 Daftar Pustaka Data Primer : VINCENT VAN GOGH.The Potato Eaters Oil on Canvas, 82 X 114 cm Van Gogh Museum, Amsterdam Data Sekunder : Uitert, Evert van, Louis van Tilborg Vincent van gogh.rijkmuseum Vincent van Gogh Amsterdam. Janson, H.W The History of Art. Post-Impressionism, symbolism,and Art Nouveau. London.Thames and Hudson Cunningham, A Impressionists.Parragon. Queen Street House. Potts, Vanessa Monet. Parragon. Queeen Streeet House. Uitert, Evert van, Louis van Tilborgh Vincent van Gogh. Chronology of Life and Work. Rijkmuseum Vincent van Gogh Amsterdam. The potato Eaters, http//vangoghgallery.com, diakses tanggal 17 Juli 2013 pukul Crispino, Enric.2008.Van Gogh. Oliver Press, Incoorporated. Impresssionism. diakses tanggal 24 Juli 2013 pukul Post- Impressionism, diakses tanggal 26 Juli 2013 pukul 10.19http:// diakses tanggal 15 Juli 2013 pukul diakses tanggal 15 Juli 2013 pukul Post-Impressionism (1800s-1900s), diakses tanggal 15 Juli pukul Van Gogh Biography, http//vangoghgallery.com, diakses tanggal 10 Juli 2013 pukul Impressionism. diakses tanggal 23 Juli 2013 pukul diakses 02 Agustus 2013 pukul Adlzadeh, Ashraf Jabali, Khalil Hadidid, Parvaneh Survey on The Status of Cypress in World Myths. diakses tanggal 17 Juli 2013 pukul 20.00

SEJARAH SENI RUPA TOPIK 6 SENI RUPA MODERN IMPRESIONISME, EXPRESIONISME, POINTILISME, FAUVISME, FUTURISME, DADAISME, KUBISME

SEJARAH SENI RUPA TOPIK 6 SENI RUPA MODERN IMPRESIONISME, EXPRESIONISME, POINTILISME, FAUVISME, FUTURISME, DADAISME, KUBISME SEJARAH SENI RUPA TOPIK 6 SENI RUPA MODERN IMPRESIONISME, EXPRESIONISME, POINTILISME, FAUVISME, FUTURISME, DADAISME, KUBISME TUJUAN INSTRUKSIONAL MATERI PERKULIAHAN BUKU REFERENSI QUIZ LINLS KE INTERNET

Lebih terperinci

ALIRAN NEO KLASIKISME

ALIRAN NEO KLASIKISME ALIRAN NEO KLASIKISME Aliran Neo Klasikisme adalah gerakan untuk mempertegas kembali (neo) kepada aliran klasikisme. Muncul system pendidikan bersifat akademis ditambah dengan Royal Academic kian memperkokoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan pemberontakan artistik terhadap standar umum seni di akhir abad ke 19 di Perancis. Daripada melukis

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SENI RUPA

DESKRIPSI KARYA SENI RUPA DESKRIPSI KARYA SENI RUPA Jenis Karya Judul Ukuran Media/Teknik Tahuan Pembuatan Pencipta : Lukisan : Lereng Gunung Lawu : 60 cm x 60 cm : Cat Akrilik : 2009 : Drs. Bambang Prihadi, M.Pd A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fotografi merupakan teknik yang digunakan untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena melalui sebuah foto kenangan demi kenangan dalam

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Perkembangan dunia kesenirupaan saat ini sudah sangat pesat sekali dengan inovasi bahan dan media dari karya seni rupa yang sudah beragam dan kadang tidak

Lebih terperinci

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA 2017 Judul : "Kakak dan Adik" Nama seniman : Basuki Abdullah tahun : 1971 ukuran : 65 x 79 cm. Lukisan Basuki Abdullah yang berjudul Kakak dan Adik (1978) ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Konsep Karya Sudah sejak lama para seniman melukiskan alam sebagai tema utama karyanya. Alam dianggap sebagai referensi utama dalam berkarya. Pada masa-masa sebelum abad pencerahan

Lebih terperinci

DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI

DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI DIPAMERKAN PADA PAMERAN SENIRUPA IKATAN KELUARGA ALUMNI SEKOLAH SENI RUPA INDONESIA 20-26 NOVEMBER 2011 DI TAMAN BUDAYA SURAKARTA SK DEKAN : 0614/UN.34.12/KP/2011

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berkarya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berkarya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkarya Tuhan, iman, agama, dan kepercayaan pada saat sekarang ini kembali menjadi satu hal yang penting dan menarik untuk diangkat dalam dunia seni rupa, dibandingkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan. September 2011 merupakan awal mula dimana saya mendalami seni rupa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan. September 2011 merupakan awal mula dimana saya mendalami seni rupa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan September 2011 merupakan awal mula dimana saya mendalami seni rupa di Program Pascasarjana ISI Yogyakarta. Di kampus inilah saya banyak bertemu dengan seniman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

By: Ahmad SYAUQI Ahsan

By: Ahmad SYAUQI Ahsan By: Ahmad SYAUQI Ahsan Warna Primer Kadang kita diajarkan bahwa warna primer adalah Merah, Kuning, dan Biru: Cukup bagus untuk mencampur cat. Namun tidak bagus untuk digunakan dalam mencampur cahaya Retina

Lebih terperinci

III. PROSES PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni lukis adalah karya seni rupa dua dimensional yang menampilkan citra visual melalui unsur titik, garis, bidang, tekstur, dan warna. Sebagai karya seni murni,

Lebih terperinci

1 FAUVISME FAUVISME A.

1 FAUVISME FAUVISME A. FAUVISME 1FAUVISME A. Konsep Seni Fauvisme Di Perancis pada akhir abad ke 19 berkembang aliran Fauvisme, aliran ini merambah ke beberapa tempat di Eropa dengan landasan kekaryaan yang berpegang pada konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan melukis realis merupakan bentuk ekspresi jiwa seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan melukis realis merupakan bentuk ekspresi jiwa seseorang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan melukis realis merupakan bentuk ekspresi jiwa seseorang dalam menggambar objek seperti apa adanya atau sesuai dengan objek yang nyata (sebenarnya) ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang dari dalam maupun luar individu itu sendiri. Sebagai contoh, ketika

BAB I PENDAHULUAN. datang dari dalam maupun luar individu itu sendiri. Sebagai contoh, ketika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekspresi merupakan pelampiasan emosi perasaan baik secara individu maupun bersama. Ekspresi bisa muncul karena dorongan positif maupun ngeatif. Banyak faktor yang melatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tapestri adalah suatu karya pertenunan dari benang yang berwarna dan tidak berwarna yang biasanya difungsikan untuk bahan penutup lantai,

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Wijaya Kusuma PENCIPTA : Cokorda Alit Artawan, S.Sn.,M.Sn PAMERAN PAMERAN SENI RUPA Exchange Program ISI Art Exhibition (Okinawa Prefectural University

Lebih terperinci

Contoh lukisan daerah Bali. Contoh lukisan daerah kalimatan

Contoh lukisan daerah Bali. Contoh lukisan daerah kalimatan Seni Rupa Murni Daerah Seni Rupa Murni Daerah adalah Gagasan manusia yang berisi nilai nilai budaya daerah tertentu yang diekspresikan melalui pola kelakuan tertentu dengan media titik, garis, bidang,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

Fotografi 2. Lighting. Pendidikan Seni Rupa UNY

Fotografi 2. Lighting. Pendidikan Seni Rupa UNY Fotografi 2 Lighting Pendidikan Seni Rupa UNY Lighting Pencahayaan merupakan unsur utama dalam fotografi. Tanpa cahaya maka fotografi tidak akan pernah ada. Cahaya dapat membentuk karakter pada sebuah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. PERUMUSAN MASALAH... 3 C. TUJUAN PENCIPTAAN...

Lebih terperinci

PEMANDANGAN ALAM PEDESAAN DI BANTUL SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN

PEMANDANGAN ALAM PEDESAAN DI BANTUL SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN 608 PEMANDANGAN ALAM PEDESAAN DI BANTUL SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN THE RURAL LANDSCAPE IN BANTUL AS AN INSPIRATION FOR THE CREATION OF PAINTINGS Oleh: Bayu Sapta Aji, Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,

Lebih terperinci

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: THREE GIRLS IN THE BEDROOM Judul : Three Girls in the Bedroom Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2006 Media : Oil on canvas Dipamerkan pada acara: Pameran Seni Rupa dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SENI RUPA MODERN & KONTEMPORER

PERKEMBANGAN SENI RUPA MODERN & KONTEMPORER PERKEMBANGAN SENI RUPA MODERN & KONTEMPORER - Pengertian Seni Modern dan Kontemporer - Ciri-ciri Seni Modern dan Kontemporer - Corak seni Modern dan Kontemporer - Aliran-aliran yang - berkembang -- Perbedaan

Lebih terperinci

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet 1 Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet Salah satu keunggulan yang membuat tablet menjadi sebuah perangkat yang sempurna untuk fotografi adalah kamera yang tersedia pada tablet Anda. Dengan semakin

Lebih terperinci

PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP PERKEMBANGAN DESAIN MODERN. Didiek Prasetya M.Sn

PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP PERKEMBANGAN DESAIN MODERN. Didiek Prasetya M.Sn PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP PERKEMBANGAN DESAIN MODERN Didiek Prasetya M.Sn Sejarah Perkembangan Desain Setelah Revolusi Industri Arts and Crafts Movement (1850-1900) Revolusi Industri yang terjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

03FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

03FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Studio Desain 1 Fakultas 03FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tema mengenai parodi sebagai bentuk sindiran terhadap situasi zaman, banyak ditemukan sepanjang sejarah dunia seni, dalam hal ini khususnya seni lukis, contohnya Richard

Lebih terperinci

PERSAWAHAN DI LERENG GUNUNG SLAMET SEBAGAI IDE PENCIPTAAN LUKISAN RICE FIELDS IN THE SLOPE OF MOUNT SLAMET AS IDEA FOR PAINTING

PERSAWAHAN DI LERENG GUNUNG SLAMET SEBAGAI IDE PENCIPTAAN LUKISAN RICE FIELDS IN THE SLOPE OF MOUNT SLAMET AS IDEA FOR PAINTING 550 PERSAWAHAN DI LERENG GUNUNG SLAMET SEBAGAI IDE PENCIPTAAN LUKISAN Oleh: Aade Setiadi NIM: 11206244011 FakultasBahasadanSeni, UNY Email: adestiadi05gmail.com Abstrak Tujuan penulisan ini adalah mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni lukis merupakan bagian dari seni rupa yang objek penggambarannya bisa dilakukan pada media batu atau tembok, kertas, kanvas, dan kebanyakan pelukis memilih

Lebih terperinci

I Wayan Sujana (Suklu) Comes Home to Komaneka Gallery

I Wayan Sujana (Suklu) Comes Home to Komaneka Gallery FOR IMMEDIATE RELEASE September 8th, 2016 I Wayan Sujana (Suklu) Comes Home to Komaneka Gallery On 9 September 2016, Komaneka Fine Art Gallery, one of Ubud s foremost dealers of contemporary Indonesian

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING)

KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING) KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING) JENIS CAHAYA INDOOR OUTDOOR Hal.: 2 Arah cahaya Jenis Pencahayaan Cahaya Langsung (Direct Light) Cahaya yang langsung dari matahari yang paling mudah dikenali. Cahaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB III BUNGA TERATAI DALAM LUKISAN

BAB III BUNGA TERATAI DALAM LUKISAN digilib.uns.ac.id BAB III BUNGA TERATAI DALAM LUKISAN A. Implementasi Teoritis Bardasarkan uraian dari bab 2, terdapat pokok-pokok temuan mengenai bunga teratai, mengenai bentuk bunga, pola hidup, serta

Lebih terperinci

AURELIA SARI PUTRI WIRANANDA. Impession of Rock Mountain (2017) Acrylic on Canvas 40 x 40 Cm. Deskripsi:

AURELIA SARI PUTRI WIRANANDA. Impession of Rock Mountain (2017) Acrylic on Canvas 40 x 40 Cm. Deskripsi: AURELIA SARI PUTRI WIRANANDA Impession of Rock Mountain (2017) Acrylic on Canvas 40 x 40 Cm Lukisan Wena terkesan sederhana, naif dan polos. Goresan dan warna tidak banyak digunakan, namun secara tersamar

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah 14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black

BAB I PENDAHULUAN. khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Black Metal dikenal sebagai salah satu aliran musik yang mempunyai ciri khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black Metal

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN V.1 Konsep Perancangan Interior V.1..1 Konsep Desain Perancangan interior untuk Interior Design Department of Binus University ini memiliki tema Dynamic

Lebih terperinci

Architecture. Home Diary #007 / 2014

Architecture. Home Diary #007 / 2014 Architecture 58 The Art of Tropical Living Teks : Wdya Prawira Foto : Bambang Purwanto Desain rumah tropis yang menampilkan keindahan detil pada setiap sudutnya ini mampu menghadirkan sebuah rasa romantis

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 50 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Perwujudan Karya Seni Kemajuan yang tengah dialami oleh kaum feminis (perempuan) merupakan suatu titik puncak kejenuhan atas ideologi patriarki, penulis sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Perasaan atau kekuatan emosional yang besar dalam diri seorang manusia pasti mengalami sebuah perasaan tertentu yang timbul dari ransangan indera yang dicerapnya.

Lebih terperinci

PERANCANGAN BIOGRAFI VISUAL RAMINTEN. Anisa Bella

PERANCANGAN BIOGRAFI VISUAL RAMINTEN. Anisa Bella PERANCANGAN BIOGRAFI VISUAL RAMINTEN Anisa Bella 3407100080 HAMZAH SULAIMAN Yogyakarta, 7 Januari 1950 Sebagai Tokoh Seni di Yogyakarta. Mendirikan dan mengelola Mirota Batik. Pemilik House of Raminten.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati

Lebih terperinci

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya Cahaya sebagai media Fotografi Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak dapat menjadi sebuah karya yang baik. Pengetahuan tentang cahaya mutlak

Lebih terperinci

DOKUMENTASI MASJID SALMAN DAN PUSDAI

DOKUMENTASI MASJID SALMAN DAN PUSDAI AR 3232 - Arsitektur Indonesia Pasca Kemerdekaan Dosen : Dr. Ir. Himasari Hanan, MAE Nama / NIM : Teresa Zefanya / 152 13 035 DOKUMENTASI MASJID SALMAN DAN PUSDAI Sebuah bidang yang diangkat dapat membentuk

Lebih terperinci

BAB 2 PENJELASAN KONSEP BISNIS

BAB 2 PENJELASAN KONSEP BISNIS BAB 2 PENJELASAN KONSEP BISNIS 2.1 Pengertian Bisnis Pengertian bisnis berdasarkan Alma (2004, p33) adalah serangkaian usaha yang dilakukan satu orang atau lebih individu maupun kelompok dengan menawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Indonesia merupakan negara yang kaya akan produk seni. Berbagai produk seni yang khas dapat ditemukan di hampir seluruh daerah

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi 16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi

Lebih terperinci

TITIK SEBAGAI DASAR PENCIPTAAN KARYA SENI

TITIK SEBAGAI DASAR PENCIPTAAN KARYA SENI TITIK SEBAGAI DASAR PENCIPTAAN KARYA SENI Hanny Wijaya Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Komunikasi dan Multimedia, Bina Nusantara University, Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Budaya antre dalam kehidupan masyarakat di dalamnya sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Budaya antre dalam kehidupan masyarakat di dalamnya sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antre atau yang lebih kita kenal dengan sebutan antre berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berdiri berderet-deret memanjang menunggu untuk mendapat giliran

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian ini adalah lukisan Tetet Cahyati yang bertema Bandung merupakan lukisan ekspresivisme-abstrak yang bersumber gagasan dari

Lebih terperinci

Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.6. 5

Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.6. 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik jazz adalah salah satu ikon musik dan budaya musik abad ke-20 yang lahir di Amerika Serikat, yang merupakan proses akulturasi unsur budaya Afrika (terutama Afrika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON SEORANG TEMAN UNTUK BERBICARA

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON SEORANG TEMAN UNTUK BERBICARA Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON SEORANG TEMAN UNTUK BERBICARA (Seorang Teman Seperti Itu) 22 Desember 2012 SEORANG TEMAN SEPERTI ITU (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori Landasan teori berfungsi sebagai arah & batasan dalam konsep berfikir sehingga proses perancangan media interaktif ini berada pada arah dan ruang lingkup yang jelas dan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA FOTOGRAFI CHILD IN YELLOW WITH WATERMELON

DESKRIPSI KARYA FOTOGRAFI CHILD IN YELLOW WITH WATERMELON DESKRIPSI KARYA FOTOGRAFI CHILD IN YELLOW WITH WATERMELON Jenis Karya Judul Ukuran Media/Teknik Tahuan Pembuatan Pencipta : Fotografi : Chid in Yellow with Watermelon : 40 cm x 60 cm : Fotografi : 2012

Lebih terperinci

BAB 3: TINJAUAN TEMA

BAB 3: TINJAUAN TEMA BAB 3: TINJAUAN TEMA 3.1. Pengertian Umum Arsitektur Kontemporer Bersumber dari blog AMI (Arsitektur Muda Indonesia http://wahana-arsitekturindonesia.blogspot.co.id/2009/05/arsitektur-kontemporer.html)

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

PROSES BERARSITEKTUR DALAM TELAAH ANTROPOLOGI: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan

PROSES BERARSITEKTUR DALAM TELAAH ANTROPOLOGI: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan PROSES BERARSITEKTUR DALAM TELAAH ANTROPOLOGI: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan Mashuri Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitektur- Universitas Tadulako Abstrak Salah satu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. proses transformasi puisi-puisi Suminto A Sayuti menjadi lukisan. Pada

BAB V PENUTUP. proses transformasi puisi-puisi Suminto A Sayuti menjadi lukisan. Pada BAB V PENUTUP Kesimpulan Kegigihan dan karakteristik seorang perempuan menjadi tema dalam karya ini yang disajikan dalam bentuk lukisan Dekora Pop. Tema tersebut diolah dari proses transformasi puisi-puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dalam mempertahankan hidupnya. Hal ini terbukti dari salah satu seni di

BAB I PENDAHULUAN. di dalam mempertahankan hidupnya. Hal ini terbukti dari salah satu seni di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam situasi dunia seperti ini dimana banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan pesat membuat masyarakat semakin semangat di dalam melakukan

Lebih terperinci

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS SENI BUDAYA MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS Nama : Alfina Nurpiana Kelas : XII MIPA 3 SMAN 84 JAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Karya 1 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata.

Lebih terperinci

6.5 Fauvisme Aliran Fauvisme merupakan suatu aliran yang menyimpang dari hukum-hukum seni lukis pada era itu, kelompok ini adalah kaum pembrontak

6.5 Fauvisme Aliran Fauvisme merupakan suatu aliran yang menyimpang dari hukum-hukum seni lukis pada era itu, kelompok ini adalah kaum pembrontak 6.5 Fauvisme Aliran Fauvisme merupakan suatu aliran yang menyimpang dari hukum-hukum seni lukis pada era itu, kelompok ini adalah kaum pembrontak dalam seni lukis Julukan aliran ini adalah Binatang Jalang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kecil seniman hingga kehidupan pribadi kerap menjadi inspirasi dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kecil seniman hingga kehidupan pribadi kerap menjadi inspirasi dalam proses BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Masa kecil seniman hingga kehidupan pribadi kerap menjadi inspirasi dalam proses penciptaan sebuah karya seni. Dan ini dialami oleh beberapa seniman dunia

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang fenomena kesusastraan tentu tidak lepas dari kemunculannya. Hal ini disebabkan makna yang tersembunyi dalam karya sastra, tidak lepas dari maksud pengarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN KARYA. Karya cerita bergambar Bintang Jatuh ini dibuat melalui tahapan-tahapan

BAB III METODE PENCIPTAAN KARYA. Karya cerita bergambar Bintang Jatuh ini dibuat melalui tahapan-tahapan BAB III METODE PENCIPTAAN KARYA A. PERWUJUDAN KARYA Karya cerita bergambar Bintang Jatuh ini dibuat melalui tahapan-tahapan yang cukup panjang. Pada dasarnya pengerjaan karya ilustrasi ini dibuat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oleh Luthfi Seli Fauzi, kognitif adalah semua proses dan produk pikiran untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oleh Luthfi Seli Fauzi, kognitif adalah semua proses dan produk pikiran untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik seringkali digunakan sebagai media untuk berkomunikasi antara seseorang dengan orang lain, baik untuk menyampaikan pesan atau perasaan maupun mengisahkan

Lebih terperinci

KELEMAHAN PENULIS DALAM BERINTERAKSI DENGAN TEMANSEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN

KELEMAHAN PENULIS DALAM BERINTERAKSI DENGAN TEMANSEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN 10 KELEMAHAN PENULIS DALAM BERINTERAKSI DENGAN TEMANSEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN THE WEAKNESS OF THE WRITER TO INTERACT WITH FRIENDS AS AN INSPIRATION FOR THE CREATION OF A PAINTING Oleh Niken

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL 3.1. Tujuan Komunikasi Dalam melakukan sebuah proses pembuatan / pengkaryaan sebuah karya akhir, agar karya tersebut ataupun informasi yang ingin disampaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Tato merupakan salah satu karya seni rupa dua dimensi yang layak untuk dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang merupakan

Lebih terperinci

DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA

DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA Anita Iskhayati, S.Kom Apa Itu Three-Point Lighting? Three-point lighting (pencahayaan tiga titik) adalah metode standar pencahayaan yang digunakan dalam fotografi,

Lebih terperinci

Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia

Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia Anusapati SENI PATUNG DALAM WACANA SENI RUPA KONTEMPORER INDONESIA 1* Anusapati Patung dan aspek-aspek utamanya Di dalam ranah seni klasik/tradisi, pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Theodor & Hanns Eisler. Composing For The Films (New York: Oxford University Press, 1947), 40.

BAB I PENDAHULUAN. Theodor & Hanns Eisler. Composing For The Films (New York: Oxford University Press, 1947), 40. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan, pengalaman dan ekspresi kepada orang lain. Ekspresi dalam musik memiliki batasan yang luas, tidak

Lebih terperinci

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain. TUHAN? Gagasan manusia tentang Tuhan memiliki sejarah, karena gagasan itu selalu mempunyai arti yang sedikit berbeda bagi setiap kelompok manusia yang menggunakannya di berbagai periode waktu. Gagasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

LATIHAN BACA RASA UNTUK FOTO-FOTO DI MODUL 1

LATIHAN BACA RASA UNTUK FOTO-FOTO DI MODUL 1 LATIHAN BACA RASA UNTUK FOTO-FOTO DI MODUL 1 TIPS CARA BACA RASA FOTO Lihat subyek dan apa yang dilakukannya Lihat ekspresi wajah, gerak tubuh Coba rasakan suasana, kejadian Lihat pencahayaan cuaca pada

Lebih terperinci

AKAR TUBUH: BERANGKAT DARI KATA, MERAJUT MAKNA 1 Hermawan 2

AKAR TUBUH: BERANGKAT DARI KATA, MERAJUT MAKNA 1 Hermawan 2 AKAR TUBUH: BERANGKAT DARI KATA, MERAJUT MAKNA 1 Hermawan 2 A. Pengantar Menulis puisi pada hakikatnya mencipta dunia dalam kata. Kata-kata merupakan piranti bagi penulis merekayasa sebuah dunia, yakni

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tema kekerasan terhadap anak (child abuse) akan diwujudkan dalam suatu bentuk karya seni rupa. Perwujudan tema tersebut didukung dengan adanya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dipaparkan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Perencanaan pendidikan Life Skill di Sekolah Dasar Lebah Putih

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dibuat, maka dari penulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ritual Semana

BAB V PENUTUP. dibuat, maka dari penulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ritual Semana BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada pemaparan konsep atau gagasan penciptaan yang telah dibuat, maka dari penulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ritual Semana Santa di Larantuka Sebagai

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PADA PAMERAN SENI RUPA MODERN INDONESIA BERNAFASKAN ISLAM FESTIVAL ISTIQLAL I 1991 & II 1995 TESIS SM 70Z6

IDENTIFIKASI PADA PAMERAN SENI RUPA MODERN INDONESIA BERNAFASKAN ISLAM FESTIVAL ISTIQLAL I 1991 & II 1995 TESIS SM 70Z6 IDENTIFIKASI PADA PAMERAN SENI RUPA MODERN INDONESIA BERNAFASKAN ISLAM FESTIVAL ISTIQLAL I 1991 & II 1995 TESIS SM 70Z6 Oleh: ZAENUDIN RAMLI 27005018 PROGRAM MAGISTER SENI RUPA FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 52 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font " Trajan" yang memiliki cita rasa klasik dan elegan. Warna yang digunakan adalah hitam atau putih tergantung

Lebih terperinci