Analisis Perbandingan Kinerja Kompresi Wavelet Haar dan Daubechies 9/7 Berbasis MATLAB, Compiler GCC dan Mikrokontroler Arduino

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Perbandingan Kinerja Kompresi Wavelet Haar dan Daubechies 9/7 Berbasis MATLAB, Compiler GCC dan Mikrokontroler Arduino"

Transkripsi

1 Analisis Perbandingan Kinerja Kompresi Wavelet Haar dan Daubechies 9/7 Berbasis MATLAB, Compiler GCC dan Mikrokontroler Arduino M Normansyah, Prima Dewi Purnamasari Fakultas Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, m.normansyah@ui.ac.id Abstrak Tulisan ini berisi perancangan dan pembuatan kompresi wavelet serta analisis distorsi citra hasil kompresi menggunakan MATLAB, Compiler GCC dan Mikrokontroler Arduino. Penelitian ini bertujuan untuk mencari distorsi citra kompresi yang dapat diterima oleh mata manusia. Penelitian ini menggunakan algoritma wavelet Daubechies 9/7 dan Haar sebagai algoritma kompresi. Pada penelitian ini, mikrokontroler digunakan untuk mengukur waktu performa program kompresi pada spesifikasi mesin pengolah dengan kecepatan sebesar 16 MHz, RAM internal sebesar 8 KByte dan RAM eksternal sebesar 512 KByte. Sedangkan, program kompresi pada GCC untuk mengetahui efek dari format Q terhadap waktu kompresi. Adapun kompresi wavelet Haar dan Daubechies 9/7 menggunakan format Q mengoptimalkan waktu kompresi hingga berlangsung selama kurang dari 0,2 detik untuk citra berresolusi dan Distorsi yang dihasilkan kompresi Haar lebih tampak dibandigkan dengan kompresi Daubechies 9/7 oleh mata manusia. Pengurangan bit dengan fungsi left bit shifting atau right bit shifting berbasis compiler GCC dan mikrokontroler Arduino dan fungsi rounding pada MATLAB serta zone thresholding diaplikasikan untuk mengurangi jumlah bit pada citra yang disimpan pada divais penyimpanan seperti SD Card. Kata kunci: Daubechies 9/7, Haar, Wavelet, Format Q, GCC I. PENDAHULUAN Citra dijital menjadi bagian penting dari komputasi modern. Sebuah citra lebih berharga dari ribuan kata. Citra dijital memiliki ukuran data sesuai dengan resolusi dan jumlah informasi yang ditampilkan. Dalam menyimpan citra dijital, dibutuhkan divais penyimpanan sesuai dengan ukuran dan jumlah citra dijital. Perkembangan kualitas citra dijital yang terus berkembang telah membawa aplikasi inovatif dalam dunia komputasi. Dengan perkembangan kualitas citra dijital membuat ukuran semakin meningkat sesuai tingkat resolusi yang digunakan. Namun, Keterbatasan divais penyimpanan seperti SDCard dan usd, membutuhkan metode untuk mereduksi jumlah citra dijital yang disimpan. Untuk mereduksi besar ukuran citra djital, digunakan metode wavelet. Metode wavelet adalah suatu metode untuk mendekomposisi citra menjadi detail-detail yang mencerminkan objek 1

2 pada citra. Jika pada detail citra dijital tersebut memiliki informasi yang tidak relevan (dapat diacuhkan oleh manusia), maka detail tersebut dapat dihilangkan[1]. Sehingga penggunaan metode wavelet tersebut diharapkan mampu mereduksi besar ukuran citra dijital dan jumlah citra dijital yang disimpan dapat dioptimalkan. Pada penelitian ini, Metode wavelet yang digunakan adalah wavelet Daubechies 9/7 dan Haar. Format Q digunakan dalam penelitian ini untuk mengkonversi bilangan decimal (float) menjadi bilangan bulat (integer) sehingga mempercepat waktu komputasi untuk mengurangi beban komputasi pada divais. Penelitian ini menggunakan Arduino Mega 2560 sebagai mikrokontroller, seluruh sistem komputer yang terkandung dalam suatu integrated circuit atau chip, yang memiliki operasi integer 16 bit dan random access memory (RAM sebesar 8 Kbyte. Memory Eksternal sebesar 512 Kbyte ditambahkan untuk menambah besar random access memory (RAM) dan SDCard sebagai divais penyimpan citra dijital. Sedangkan MATLAB dan GCC digunakan sebagai software untuk mensimulasikan algoritma wavelet dan pemanfaat format Q untuk mempercepat komputasi. II. TEORI ALGORITMA HAAR DAN DAUBECHIES 9/7 A. Algoritma Wavelet Haar Pada wavelet Haar, nilai filter l lowpass = [0.5, 0.5] dan h highpass = [0,5, -0,5] dan untuk menghemat energi maka digunakan koefisien filter * + dan filter * +, filter tersebut disebut filter orthonormal. Dengan filter l lowpass = [0,5, 0,5] dan h highpass = [0,5,- 0,5], tahap predict, sinyal genap dikalikan dengan -1 dan ditambahkan dengan sinyal ganjil masukan. Setelah itu, sinyal hasil predict pada tahap update dikalikan dengan 0,5 dan ditambahkan dengan sinyal ganjil masukan sehingga didapatkan approximation dari sinyal genap dan detail dari sinyal ganjil. Sebaliknya untuk membangun kembali sinyal tersebut, sinyal detail dikalikan dengan 0,5 dan mengurangi sinyal approximation dan sinyal approximation dikalikan dengan -1 dan mengurangi sinyal detail kemudian digabungkan sinyal keduanya, sinyal approximation berada pada indeks genap dan sinyal detail berada pada indeks ganjil.[2] Contoh berikut ini untuk perhitungan transformasi Haar menggunakan koefisien transformasi orthonormal: 2

3 approximation = ( ) (1) detail = ( ) (2) Dengan dan B. Algoritma Wavelet Daubechies 9/7 Jika sebuah sinyal [ ] dengan panjang sinyal sebesar N maka sinyal tersebut menghasilkan 2 sinyal, approximation dan details dikonvolusi dengan koefisien Daubechies 9/7 dengan panjang sinyal N/2. Approximation ke-i pada sinyal hasil didapatkan dari:, (3) Dengan i = 0,1,...,N-1 dan koefisien dalah koefisien analisis lowpass filter pada Tabel 1. Detail ke-i didapatkan dari: (4) Dengan i = 0,1,..,N-1. Setelah itu, sinyal approximation dan detail di downsampling dari a 0, a 1,, a N-1 menjadi a 0, a 2,, a N-2 dan a 1, a 3,, a N-1 sehingga sinyal masukan berindeks genap dan ganjil dapat di nomor ulang di formula approximation dan detail menjadi (5) (6) Dengan ( ). Untuk menghindari efek perbatasan(boundary effect), biasanya dilakukan sebuah pointsymmetrical extension pada perbatasan sinyal, sebagai contoh perbatasan sinyal yakni indeks 3

4 ke-0, 1, 2, 3 dan (N-4), (N-3), (N-2), (N-1). Misalkan sinyal [ ] di extend untuk highpass filtering dan lowpass filtering menjadi dan Table 1 Koefisien Daubechies 9/7[2]. j analysis lowpass l j analysis highpass h j synthesis lowpass l j synthesis highpass h j C. Desain Mikrokontroler Kompresi Wavelet Adapun Spesifikasi mikrokontroler kompresi: 1. Arduino Mega 2560 berfungsi sebagai pusat komputasi. 2. Kabel mini USB tipe B. 4

5 3. Breadboard solderless. 4. SD Card shield berfungsi sebagai interface SD Card Sandisk 2 GB. 5. Kabel jumper sebagai connector antara breadboard solderless dengan Arduino Mega QuadRAM berfungsi sebagai RAM eksternal sebesar 512 Kbyte. 7. SD Card Sandisk 2GB berfungsi sebagai divais penyimpanan. Secara umum, alur proses kompresi citra pada Arduino Mega 2560 yaitu: 1. Arduino Mega 2560 mengakses citra masukan berformat Comma Separated Value (CSV) yang berada pada SD Card dan menyimpan nilai pixel-pixel tersebut pada RAM eksternal. 2. Setiap baris citra yang berada pada RAM eksternal dikompresi dengan algoritma wavelet haar atau daubechies 9/7 kemudian disimpan di RAM eksternal. 3. Output kompresi diambil dari RAM ekternal dan disimpan dengan ekstensi CSV dan disimpan pada SD Card 4. Citra dijital dengan ekstensi CSV yang berada di SD Card dikonversi menjadi citra berformat TIFF pada GNU Octave atau MATLAB untuk mengukur nilai PSNR dan menampilkan citra hasil kompresi. Gambar 1. Blok diagram sistem kompresi mikrokontroler 5

6 D. Algoritma Perangkat Lunak Gambar 2. Diagram Alir Kompresi Citra Implementasi sistem ini didasarkan pada Gambar 7. Gambar tersebut menjelaskan bahwa untuk dapat mengkompresi citra masukan berupa standard test image dengan format CSV diperlukan 3 tahapan, antara lain pemberian supply daya antara kisaran 7 hingga 12 Volt, pengecekan citra masukan dan pengkompresian citra tersebut dengan metode wavelet Haar dan Daubechies 9/7. Untuk melihat bahwa algoritma wavelet Haar dan Daubechies 9/7 menciptakan sparse, maka digunakan program versi MATLAB. Compiler C AVR digunakan untuk mengukur performa kompresi. Arduino sebagai mikrokontroler digunakan untuk mengetahui apakah spesifikasi minimum dapat melakukan kompresi. Metode wavelet Haar dan Daubechies 9/7 versi MATLAB memiliki masukan dengan jangkauan 0 hingga 255 dengan koefisien wavelet desimal. MATLAB memiliki aritmatika internal dalam presisi nilai dibelakang koma sebanyak 16 digit.[3] Pseudocode metode Haar dan Daubechies 9/7 secara berturut-turut ditunjukkan pada Gambar 3 dan Gambar 4. 6

7 D.A.1 Wavelet Haar /* transformasi baris Haar */ w = banyak kolom citra; while (w!= (kolom citra/2)){ Lakukan averaging pada pixel-pixel yang bersebelahan Lakukan differencing pada nilai averanging dengan nilai pixel asli w = w/2; } /* transformasi kolom Haar */ w = banyak baris citra; while (w!= (baris citra/2)){ Lakukan averaging pada pixel-pixel yang bersebelahan Lakukan differencing pada nilai averanging dengan nilai pixel asli w = w/2; } Gambar 3. Pseudocode metode kompresi wavelet Haar [4] averaging: ( ) ( ) dengan x adalah indeks pixel citra. differerencing: ( ) dengan a adalah nilai averaging. Informasi pada citra adalah nilai pixel yang diekstrak dari citra. Zona aproksimasi (LL) berisi informasi mengenai sifat-sifat global dari citra yang dianalisis, zona horizontal (HL) berisi informasi mengenai baris vertikal yang tersembunyi pada citra, zona vertical (LH) berisi informasi mengenai baris horizontal yang tersembunyi pada citra dan zona diagonal (HH) berisi informasi mengenai detail diagonal yang tersembunyi pada citra.[13] Untuk menciptakan sparse pada Haar di MATLAB, maka zona-zona tertentu selain zona aproksimasi LL pada struktur dekomposisi wavelet hasil kompresi seperti ditunjukkan pada Gambar 5 dihilangkan atau dithresholding. 7

8 E. Wavelet Daubechies 9.7 Alokasikan buffer LL_HL sebanyak N elemen Alokasikan buffer LH_HH sebanyak N elemen alokasikan buffer masukan s sebanyak N elemen for i=n/2-1, N/2-2,...,0 inisialisasi buffer LL_HL dan LH_HH dengan nilai 0 for m = 0,1,...,N-1:LL_HL(m)=0, LH_HH(m)=0 for j = -4,-3,...,4: indeks baris l=2*i + j symmetric extension jika l < 0: l = l *(-1) lainnya jika l > N-1: l = 2N-2-l baca N elemen pada posisi N. l(sebab 1 baris) ke citra masukan (SRAM) ke buffer s untuk k=0,1,...,n/2-1: L = konvolusi( buffer s, koefisien lowpass, posisi indeks 2k) LL_HL(k) += lowpass filter(indeks j) * L // update nilai LL LL_HH(k) += highpass filter(indeks j-1) * L // update nilai LH H = konvolusi(buffer s, koefisien highpass,posisi indeks 2k+1) // update nilai HL LL_HL(k+N/2) +=lowpass filter(indeks j)*h // update nilai HH LL_HH(k+N/2) +=highpass filter(indeks j-1)*h tulis N elemen dari buffer LL_HL ke SRAM pada posisi i*n tulis N elemen dari buffer LH_HH ke SRAM pada posisi (i+n/2)*n Gambar 4. Pseudocode metode kompresi daubechies 9/7[2] Untuk menciptakan sparse pada algoritma wavelet Daubehies 9/7 diatas maka proses pembulatan atau pengurangan bilangan bit pada format Q. Hal tersebut diimplementasikan pada lowpass filter pada Gambar 4. Algoritma pada penelitian menggunakan bit shitfing ke kanan 8

9 untuk mengurangi bit dan bit shifting ke kiri untuk menambah bit. Bit shifting tersebut, dilakukan pada setiap environment pemograman yang digunakan pada penelitian ini. Gambar 5. Struktur dekomposisi wavelet III. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Kompresi Wavelet berbasis MATLAB Pengujian kompresi wavelet pada citra menggunakan perangkat lunak MATLAB dengan metode Haar dan Daubechies 9/7 bertujuan untuk mengetahui apakah algoritma metode Haar dan Daubechies 9/7 dengan format floating point dapat menciptakan sparse pada proses kompresi citra. Pengujian algoritma menggunakan MATLAB menggunakan masukan Standard Test Image seperti diperlihatkan pada Gambar 6. Gambar 6. Standard Test Image sebagai masukan untuk kompresi citra [5] Software MATLAB memiliki presisi bit 16 bit untuk bit-bit di belakang bilangan bulat. Sehingga untuk menciptakan sparse pada citra yang di dekomposisi digunakan proses zone thresholding pada Haar dan pengurangan bit pada Daubechies 9/7 dengan menjadikan nilai tersebut 0 dan melakukan pembulatan nilai pixel citra. 9

10 Sebelum citra masukan yang diperlihatkan pada Gambar 6 dikompresi, citra tersebut dikonversi menjadi citra monochrome, citra berdimensi satu, kemudian dikompresi menggunakan metode Haar dan Daubechies 9/7. Hal ini dilakukan untuk memudahkan komputasi pada mesin pengolah. Zona Vertikal thresholding 40,0 PSNR(dB) 35,0 30,0 25,0 20,0 15,0 10, citra ke- level 1 level 2 level 3 level 4 level 5 level 6 Gambar 7. Grafik PSNR vs order-x citra untuk zona vertikal dihilangkan Gambar 7, 8, 9 adalah grafik hasil kompresi berupa parameter-parameter keluaran PSNR metode wavelet Haar. Gambar 7 menunjukkan besar PSNR untuk 8 citra Standard Test Image yang dikompresi per masing-masing level berada di bawah 40 db. Penurunan kualitas citra dengan citra dengan PSNR dibawah 40 db atau lebih biasanya mustahil terlihat untuk manusia.[6] Sedangkan nilai PSNR pada setiap level citra yang dikompresi menciptakan degradasi kualitas citra sebesar 9,105% per tiap level. Kompresi citra Haar level satu dengan vertical zone thresholding memiliki nilai rata-rata PSNR terbesar dibandingkan dengan Kompresi citra Haar level lainnya. Citra dengan nilai PSNR terkecil adalah citra ke-6 dan citra dengan nilai PSNR terbesar adalah citra ke-7. 10

11 Zona Horizontal Thresholding (metode Haar) 40,0 level 1 35,0 level 2 PSNR(dB) 30,0 25,0 level 3 level 4 20,0 level 5 15, citra ke- level 6 Gambar 8. Grafik PSNR vs order-x citra untuk zona horizontal dihilangkan Pada Gambar 8 menunjukkan rata-rata besar PSNR untuk 8 citra Standard Test Image yang dikompresi per masing-masing level berada di bawah 40 db. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai PSNR pada setiap level citra yang dikompresi menciptakan degradasi kualitas citra sebesar 9,787% per tiap level. Kompresi citra Haar level 1 dengan horizontal zone thresholding memiliki nilai rata-rata PSNR terbesar dibandingkan dengan Kompresi citra Haar level lainnya. Citra dengan detail horizontal terbesar adalah citra ke-3 dan citra dengan pengaruh detail terbesar adalah citra ke-4. Dibawah ini adalah tabel persentase penurunan PSNR horizontal zone thresholding. Zona Diagonal thresholding PSNR(dB) 50,0 45,0 40,0 35,0 30,0 25,0 20, citra ke- level 1 level 2 level 3 level 4 level 5 level 6 Gambar 9. Grafik PSNR (db) vs order-x citra untuk zona diagonal dihilangkan 11

12 Pada Gambar 9 menunjukkan rata-rata besar PSNR untuk 8 citra Standard Test Image yang dikompresi per masing-masing level berada di jangkauan PSNR sebesar 24 db hingga 47 db. Hal ini mengindikasikan bahwa detail diagonal pada setiap level citra yang dikompresi menciptakan degradasi kualitas citra yang tidak signifikan. Kompresi citra Haar level 1 dengan diagonal zone thresholding memiliki nilai rata-rata PSNR terbesar dibandingkan dengan Kompresi citra Haar level lainnya. Citra dengan pengaruh detail diagontal terkecil adalah citra ke-7 dan pengaruh detail diagonal terbesar pada citra ke-6. Daubechies 9/7 PSNR(dB) 50,0 49,5 49,0 48,5 48,0 47,5 47,0 46,5 46,0 45,5 45, citra ke- level 1 level 2 level 3 level 4 level 5 level 6 Gambar 10. Grafik PSNR (db) vs order-x citra untuk Daubechies 9/7 Gambar 10 menunjukkan rata-rata nilai PSNR untuk delapan citra Standard Test Image yang dikompresi dari tingkat kompresi pertama hingga ke lima berada diatas 40 db. Gambar 10 menunjukkan bahwa kualitas citra terkompresi menghasilkan distorsi citra yang tidak tampak oleh manusia. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai rata-rata PSNR diatas 40. Gambar 18 memiliki penurunan kualitas citra tersebar terjadi pada citra ke-1. B. Pengujian Kompresi Wavelet berbasis Compiler GCC Compiler GCC yang digunakan pada skripsi ini bertujuan menganalisis efek format Q pada metode kompresi wavelet Haar dan Daubechies 9/7.. Untuk mengukur performa program kompresi GCC, digunakan time yang merupakan program bawaan dari MinGW seperti diperlihatkan pada Gambar

13 Gambar 11 Program time untuk mengukur waktu komputasi Waktu yang digunakan untuk mengkomputasi pada program kompresi wavelet adalah waktu user ditambahkan dengan waktu sys. Sehingga pada Gambar 11, waktu yang digunakan adalah 0,015 detik (15 ms). Sedangkan real disebut juga wall clock time, waktu dari mulai hingga selesai pemanggilan. Sebagai contoh, ketika program yang dieksekusi perlu melakukan interrupt I/O, maka waktu tersebut disimpan oleh real. detik 0,12 0,11 0,1 0,09 0,08 Performa GCC Daubechies 9/7 citra ke-1 citra ke-2 citra ke-3 citra ke tingkat kompresi ke- Gambar 12 Grafik waktu komputasi Daubechies 9/7 GCC Pada Gambar 12, Data diuji selama 10 iterasi terhadap 4 citra dengan tingkat kompresi. Gambar 12 memperlihatkan bahwa waktu komputasi tidak selalu bertambah seiring pertambahan tingkat kompresi. Sebagai contoh, waktu kompresi citra ke-1 tingkat 1 sebesar 0,094 detik, lebih besar dibandingkan dengan waktu kompresi tingkat ke-2 sebesar 0,0092. Hal ini dikarenakan karena setiap waktu eksekusi program, kondisi program yang berjalan di-backgroud OS pada mesin pengolah atau netbook berbeda-beda sehingga dari Gambar 12 hanya dapat disimpulkan bahwa jangkauan waktu komputasi yang diperlukan rata-rata kurang dari 0,115 detik dan lebih besar dari 0,08 detik. 13

14 detik 0,14 0,13 0,12 0,11 0,1 0,09 0,08 0,07 Performa Haar GCC Diagonal tingkat kompresi ke- citra ke-1 citra ke-2 citra ke-3 citra ke-4 Gambar 13 Grafik waktu komputasi haar zona diagonal Pada Gambar 13 diperlihatkan bahwa waktu komputasi tidak selalu bertambah seiring pertambahan tingkat kompresi. Hal ini dikarenakan karena setiap waktu eksekusi program, kondisi mesin berbeda-beda seperti assign RAM ketika program sedang dieksekusi, OS Process Scheduler. Waktu komputasi yang diperlukan rata-rata kurang dari 0,14 detik dan lebih besar dari 0,07 detik. C. Pengujian Kompresi Wavelet berbasis Arduino Mega 2560 Pengujian performa kompresi wavelet menggunakan Arduino Mega 2560 bertujuan untuk mengetahui apakah program wavelet GCC dapat diimplementasikan pada sistem dengan spesifikasi terbatas. Adapun Spesifikasi Arduino Mega 2560 sebagai berikut : 1. Kecepatan Pemroses Sebesar 16 MHz 2. Internal Static RAM sebesar 8 Kbyte 3. Eksternal RAM sebesar 448 Kbyte Pengujian dilakukan dengan cara melakukan perhitungan terhadap sebuah citra standard (Standard Test Image) dengan resolusi sebesar 8 8 pixel. Pengujian untuk mengetahui apakah dapat diimplementasikan pada Arduino Mega 2560 dilakukan dengan membaca hasil debugging yang digunakan pada metode kompresi wavelet Daubechies 9/7. Pada pengujian awal, program yang di-upload ke Arduino Adalah program input output management seperti diperlihatkan hasil debugging pada gambar 14. Setelah itu, fungsi-fungsi dengan metode kompresi Haar dan Daubechies 9/7 ditambahkan dan hasil debugging diperlihatkan oleh gambar 15. Setelah itu, penggunaan memory eksternal digunakan untuk 14

15 menyimpan baris citra yang telah diproses atau hasil dan citra asli seperti diperlihatkan oleh gambar 16. Gambar 14 Hasil Debugging Input Output pada kompresi wavelet Arduino Gambar 14 memperlihatkan bahwa keluaran berupa sebuah file berekstensi CSV. Masukan bernama G88.CSV berisi nilai-nilai citra dengan jangkauan nilai -128 hingga 127 seperti diperlihatkan pada bagian tengah Gambar 14. Gambar 14 memperlihatkan bahwa Arduino Mega 2560 telah berhasil mengambil nilai pixel citra Standard Test Image beresolusi 8 x 8 dan menyimpan kembali pada SD Card. Setelah itu, pengujian dilakukan dengan meng-upload program kompresi untuk 1 baris dari citra berresolusi 8 8 ke Arduino. Gambar 15 memperlihatkan hasil kompresi dengan nilai LL_LH dan HL_HH yang sama antara program versi Arduino dengan program versi GCC. Program kompresi GCC dalam skripsi ini dijadikan referensi untuk program kompresi Arduino Mega Baris pertama atau indeks ke-0 digunakan sebagai masukan kemudian diproses oleh lowpass dan highpass filter serta ditampilkan pada serial monitor pada Arduino. Gambar 15 (a) hasil kompresi Arduino dan (b)hasil kompresi GCC 15

16 Kemudian pengujian dilakukan dengan seluruh baris masukan berresolusi 8 8 dengan tingkat kompresi 1 dan metode daubechies 9/7 serta hasil kompresi disimpan dalam file bernama G8x8.CSV. Gambar 16 hasil kompresi Arduino baris ke-1 Waktu Komputasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kompresi Daubechies 9/7 adalah 36,4 detik dengan menampilkan hasil debug ke serial monitor dan penambahan delay untuk mengecek hasil kompresi dan kurang dari 1 detik untuk kompresi tanpa menampilkan hasil debug dan delay. D. Pengujian Kompresi Wavelet berbasis Arduino Mega 2560 Survei berikut ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar citra kompresi wavelet Haar dan Daubechies 9/7 dapat diterima oleh manusia. Pengukuran kualitas citra berdasarkan persepsi manusia dapat dinilai dengan metode Mean Opinion Score (MOS). Untuk mendapatkan nilainilai tersebut, citra hasil kompresi dibandingkan dengan citra referensi, citra asli. Manusia sebanyak 20 orang mensurvei memberikan nilai dengan skala: 5 (sangat bagus), 4 (cukup bagus), 3 (bagus), 2 (tidak bagus), 1 (tidak dapat digunakan). Dengan MOS dikalkulasikan dengan formula: ( ) (7) 16

17 Dengan i adalah nilai dan p(i) adalah probabilitas nilai atau satu per jumlah nilai. Pada survei ini digunakan 2 kompresi yaitu haar diagonal zone dan daubechies 9/7 serta 2 citra seperti diperlihatkan pada Gambar 17. Gambar 17. citra ke-1 dan ke-2 sebagai masukan untuk survei persepsi citra kompresi [5] Tabel 2. Hasil survei persepsi kualitas citra kompresi Haar Zona Diagonal citra ke-1 citra ke-2 tingkat kompresi 1 3,9 4,3 tingkat kompresi 2 3,35 3,95 tingkat kompresi 3 2,85 3,45 tingkat kompresi 4 2,2 2,8 tingkat kompresi 5 1,8 2,35 Daubechies 9/7 citra ke-1 citra ke-2 tingkat kompresi 1 4 4,05 tingkat kompresi 2 3,85 3,8 tingkat kompresi 3 3,75 3,85 tingkat kompresi 4 3,5 3,75 tingkat kompresi 5 3,65 3,75 Berdasarkan Tabel 2, metode kompresi wavelet Daubechies 9/7 memiliki penerimaan yang baik dari penilai survei dibandingkan haar diagonal. Tingkat kompresi 1 hingga 5 daubechies 9/7 dan tingkat kompresi 1 hingga 2 dapat diterima oleh manusia. Pada haar diagonal, peningkatan 17

18 tingkat kompresi menyebabkan distorsi citra semakin tampak sehingga tingkat 3 hingga 5 dinilai tidak dapat dipergunakan sebagai citra yang baik untuk pandangan manusia. IV. KESIMPULAN Kesimpulan analisis perbandingan kinerja kompresi wavelet haar dan daubechies 9/7 berbasis MATLAB, compiler GCC dan arduino mikrokontroler: 1. Distorsi pada citra hasil kompresi disebabkan oleh proses zone thresholding pada wavelet haar dan proses rounding pada wavelet daubechies 9/7. 2. Metode kompresi daubechies 9/7 tingkat satu hingga lima dan haar diagonal zone tingkat satu menghasilkan citra kompresi dengan distorsi yang tidak tampak. 3. Performa kompresi citra wavelet Haar dan Daubechies 9/7 pada GCC tidak dipengaruhi oleh peningkatan level kompresi dan citra masukan yang berbeda-beda dengan resolusi citra sama, melainkan spesifikasi mesin pengolah dan RAM (Random Access Memory). 4. Rata-rata kecepatan program kompresi wavelet Haar dan Daubechies 9/7 pada GCC kurang dari 0,2 detik. 5. Distorsi yang disebabkan oleh wavelet Haar vertical, horizontal tingkat satu hingga lima dan haar diagonal tingkat dua hingga lima memperlihatkan bahwa detail detail citra banyak terdapat pada zona detail citra horizontal dan vertikal. 6. Menurut hasil survei terhadap 20 orang, kompresi daubechies 9/7 tingkat 1-5 dan haar tingkat 1-2 dapat diterima dengan baik oleh manusia. Hal tersebut berbeda dengan Pengukuran nilai PSNR yang menunjukkan bahwa haar tingkat 1 saja yang dapat diterima oleh manusia. 7. Penurunan PSNR pada Haar zona diagonal, horizontal dan vertikal secara berturut-turut sebesar 8,757 %, 9,378 % dan 9,105 %. 8. Penurunan PSNR rata-rata pada Daubechies 9/7 sebesar 0,318 %. 9. Mikrokontroler Arduino dengan keterbatasan resource dapat mengkompresi citra berresolusi 8 x 8 selama 36,4 detik untuk metode wavelet daubechies 9/7 dan detik untuk metode waveket haar dengan menampilkan hasil debug pada serial monitor dan delay untuk mempermudah melihat hasil kompresi untuk setiap baris. 10. RAM yang tersisa dengan proses debug pada arduino mega 2560 sebesar Byte dari 52 KByte yang dapat diakses dari RAM Eksternal. Hal tersebut menyimpulkan bahwa 18

19 proses debug menggunakan Serial.monitor membutuhkan hampir setengah dari RAM eksternal yang dapat diakses. V. SARAN Filesystem pada penelitian ini adalah FAT32. Sehingga filesystem independent yang khusus menangani citra akan mempercepat dan mengurangi jumlah konsumsi RAM. Platform yang digunakan dapat KEPUSTAKAAN [1] Gonzalez, Rafael & Woods, Richard. (2007). Digital Image Processing Third Edition. Pearson. [2] Rein S., & Reisslein, M. (2011). Low-Memory Wavelet Transforms for WirelessSensor Networks: A Tutorial. IEEE Comm. Surveys & Tutorials, vol. 13, no. 2. [3] [Online], (diakses 21 Oktober 2012 pkl WIB). [4] [Online], (diakses 6 September 2012 pkl WIB). [5] Talukder, K., & Harada, K. (2009). Haar Wavelet Based Approach for Image Compression and Quality Assessment of Compressed Image. IAENG Int. Journal of Applied Math. [6] Rao, K. & Yip, P., (2001). The Transform and Data Compression Handbook, CRC Press. 19

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan-kebutuhan yang digunakan dalam membuat program ini. Setelah semua kebutuhan selesai di analisa, maka penulis akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari

Lebih terperinci

BAB 3 PERUMUSAN PENELITIAN. Signal. Sparse Coding. Reconstruction. Reconstructed. Assessment

BAB 3 PERUMUSAN PENELITIAN. Signal. Sparse Coding. Reconstruction. Reconstructed. Assessment BAB PERUMUSAN PENELITIAN.1 Blok Diagram Signal Sparse Coding Dictionary Reconstruction Reconstructed Signal Assessment Gambar.1 Blok Diagram secara Umum Secara umum tujuan penelitian ini akan mencari dictionary

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN COMPRESSED SENSING BERBASIS BLOK

KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN COMPRESSED SENSING BERBASIS BLOK KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN COMPRESSED SENSING BERBASIS BLOK Disusun Oleh : Ardyan Lawrence (1022068) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH No.65, Bandung, Indonesia.

Lebih terperinci

Rancang Bangun Perangkat Lunak Transformasi Wavelet Haar Level 3 Pada Least Significant Bit (Lsb) Steganography

Rancang Bangun Perangkat Lunak Transformasi Wavelet Haar Level 3 Pada Least Significant Bit (Lsb) Steganography Rancang Bangun Perangkat Lunak Transformasi Wavelet Haar Level 3 Pada Least Significant Bit (Lsb) Steganography Abdul Haris 1, Febi Yanto 2 1,2 Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan

Lebih terperinci

Gambar IV-1. Perbandingan Nilai Korelasi Antar Induk Wavelet Pada Daerah Homogen Untuk Level Dekomposisi Pertama

Gambar IV-1. Perbandingan Nilai Korelasi Antar Induk Wavelet Pada Daerah Homogen Untuk Level Dekomposisi Pertama BAB IV ANALISIS IV.1 Analisis Terhadap Hasil Pengolahan Data Gambar IV-1 menunjukkan peningkatan nilai korelasi dari sebelum transformasi wavelet dengan setelah transformasi wavelet pada level dekomposisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan digital watermarking. Watermarking bekerja dengan menyisipkan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan digital watermarking. Watermarking bekerja dengan menyisipkan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan teknologi digital serta internet yang cukup pesat telah memberi kemudahan dalam mengakses dan mendistribusikan berbagai informasi dalam format digital,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Jenis Penelitian

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Jenis Penelitian 9 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu penelitian yang pengumpulan datanya berdasarkan pencatatan langsung dari hasil percobaan. Pengumpulan

Lebih terperinci

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD)

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD) BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD) Disusun Oleh : Johansen Valentino (0822062) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Program aplikasi ini dirancang dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual C# 2008 Express Edition. Proses perancangan menggunakan pendekatan Object Oriented

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menampikan dan menghitung hasil dari nilai nilai inputan sensor sensor dan gambaran Rancang Bangun Alat Pengukuran

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini merupakan pembahasan tentang analisis dan implementasi metode 2D Haar Wavelet Transform dan Least Significant Bit dalam proses penyisipan watermark pada citra

Lebih terperinci

Raden Abi Hanindito¹, -². ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom

Raden Abi Hanindito¹, -². ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) ANALISIS & IMPLEMENTASI IMAGE DENOISING DENGAN MENGGUNAKAN METODE NORMALSHRINK SEBAGAI WAVELET THRESHOLDING ANALYSIS & IMPLEMENTATION IMAGE DENOISING USING NORMALSHRINK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS

BAB I PENDAHULUAN. MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS (Short Messaging Service) yang berupa pesan teks pendek, dan EMS (Enhanced Messaging Service)

Lebih terperinci

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa dan Kebutuhan Sistem Analisa sistem merupakan penjabaran deskripsi dari sistem yang akan dibangun kali ini. Sistem berfungsi untuk membantu menganalisis

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 20 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem ini hanya menggunakan beberapa perangkat keras yang umum digunakan, seperti mikrofon, speaker (alat pengeras suara), dan seperangkat komputer

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITME HIGH PASS FILTER PADA FPGA MENGGUNAKAN PROSESOR NIOS II

IMPLEMENTASI ALGORITME HIGH PASS FILTER PADA FPGA MENGGUNAKAN PROSESOR NIOS II IMPLEMENTASI ALGORITME HIGH PASS FILTER PADA FPGA MENGGUNAKAN PROSESOR NIOS II Kunnu Purwanto 1), Agus Bejo 2), Addin Suwastono 3) 1),2),3 ) Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hardware a. Prosesor : AMD A8-6410 APU (4 CPUs), ~2.0 GHz b. Memori : 8192

Lebih terperinci

Analog to Digital Convertion Menggunakan Arduino Uno Minsys

Analog to Digital Convertion Menggunakan Arduino Uno Minsys Analog to Digital Convertion Menggunakan Arduino Uno Minsys Mahasiswa mampu memahami pemrograman C pada Arduino Uno MinSys Mahasiswa mampu membuat program Analog to Digital Convertion dengan Arduino Uno

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Indera pendengaran manusia tidak dapat mengetahui secara pasti jenis nada apa yang didengar olehnya, terkecuali para pemusik profesional. Hal

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: BAB III Pelaksanaan Penelitian Pada bab ini dibahas pelaksanaan ekstraksi unsur jalan secara otomatis yang terdiri dari tahap persiapan dan pengolahan data. Tahap persiapan yang terdiri dari pengambilan

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS CITRA BERWARNA DENGAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT)

PERBAIKAN KUALITAS CITRA BERWARNA DENGAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) PERBAIKAN KUALITAS CITRA BERWARNA DENGAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) ABSTRAK Silvester Tena Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto- Penfui

Lebih terperinci

Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [ ] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom.

Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [ ] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom. Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [5106100108] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom. Latar Belakang Batik merupakan harta kebudayaan Indonesia yang

Lebih terperinci

Kata Kunci: wavelet packet; citra medis; kompresi; threshold; codec haar; codec biorthogonal; codec daubechies; MOS.

Kata Kunci: wavelet packet; citra medis; kompresi; threshold; codec haar; codec biorthogonal; codec daubechies; MOS. ABSTRAK Kompresi citra merupakan suatu metode yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan memori, sehingga akan memudahkan penyimpanan, pengolahan serta waktu pengiriman data digital lebih singkat dibandingkan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem. Penjelasan diagram blok sistem di atas adalah sebagai berikut: MATLAB MATLAB berfungsi sebagai tempat membuat program dan

Lebih terperinci

Komunikasi Serial. Menggunakan Arduino Uno MinSys

Komunikasi Serial. Menggunakan Arduino Uno MinSys Komunikasi Serial Menggunakan Arduino Uno MinSys Mahasiswa mampu memahami pemrograman C pada Arduino Uno MinSys Mahasiswa mampu membuat program komunikasi serial di Arduino Uno MinSys A. Hardware Arduino

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab analisa dan perancangan ini akan mengulas tentang tahap yang digunakan dalam penelitian pembuatan aplikasi implementasi kompresi gambar menggunakan metode

Lebih terperinci

Light Dependent Resistor LDR Menggunakan Arduino Uno Minsys

Light Dependent Resistor LDR Menggunakan Arduino Uno Minsys Light Dependent Resistor LDR Menggunakan Arduino Uno Minsys Mahasiswa mampu memahami pemrograman C pada Arduino Uno MinSys Mahasiswa mampu membuat program pembacaan LDR Arduino Uno MinSys A. Hardware Arduino

Lebih terperinci

Membuat kontrol display seven segment Membuat program Counter baik Up Counter maupun Down Counter dengan media tampilan 7-Segment.

Membuat kontrol display seven segment Membuat program Counter baik Up Counter maupun Down Counter dengan media tampilan 7-Segment. DISPLAY 7SEGMENT Menggunakan Arduino Uno Membuat kontrol display seven segment Membuat program Counter baik Up Counter maupun Down Counter dengan media tampilan 7-Segment. A. Hardware Arduino Uno Arduino

Lebih terperinci

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT)

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT) BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT) Disusun Oleh : Andi Pramana Tarigan (1022077) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga Desember 2015 di Laboratorium Elektronika dan Laboratorium Instrumentasi Medis, Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Sinyal PCG Denoising Dekomposisi Frekuensi cuplik 8Khz Frekuensi cuplik 44,1Khz Frekuensi cuplik 48Khz Coiflet Symlet Daubechies Biorthogonal

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. dilanjutkan dengan rancangan cetak biru untuk program yang akan dibangun.

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. dilanjutkan dengan rancangan cetak biru untuk program yang akan dibangun. BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM Pada bab 3 ini, akan dijelaskan proses rancangan program aplikasi pengurangan noise pada citra digital. Dimulai dari analisa kebutuhan sistem yang akan dirancang, dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin meluasnya jaringan multimedia, maka proses pengiriman dan pengaksesan citra digital juga semakin mudah. Kemudahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia digital, terutama dengan berkembangnya internet, menyebabkan informasi dalam berbagai bentuk dan media dapat tersebar dengan cepat tanpa

Lebih terperinci

PARALELISASI TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA PADA GRAPHIC PROCESSING UNIT UNTUK DE-NOISING CITRA

PARALELISASI TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA PADA GRAPHIC PROCESSING UNIT UNTUK DE-NOISING CITRA PARALELISASI TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA PADA GRAPHIC PROCESSING UNIT UNTUK DE-NOISING CITRA DOSEN PEMBIMBING: Dr. Nanik Suciati, S.Kom. M.Kom Wahyu Suadi, S.Kom, MM, M.Kom

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra (image) adalah kombinasi antara titik, garis, bidang, dan warna untuk menciptakan suatu imitasi dari suatu obyek, biasanya obyek fisik atau manusia. Citra dapat

Lebih terperinci

ALGORITMA DETEKSI ADAPTIF BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL DALAM DOMAIN TRANSFORMASI

ALGORITMA DETEKSI ADAPTIF BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL DALAM DOMAIN TRANSFORMASI ALGORITMA DETEKSI ADAPTIF BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL DALAM DOMAIN TRANSFORMASI Disusun oleh : Gintaris Johanes Tarigan 0922022 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. drg. Suria Sumantri,

Lebih terperinci

BAB III PENGEMBANGAN TEKNIK KOMPRESI EXISTING DAN SIMULASI

BAB III PENGEMBANGAN TEKNIK KOMPRESI EXISTING DAN SIMULASI 26 BAB III PENGEMBANGAN TEKNIK KOMPRESI EXISTING DAN SIMULASI Berdasarkan tujuan dan batasan penelitian yang telah dijelaskan pada Bab Pendahuluan, penelitian yang akan dilaksanakan adalah menganalisis

Lebih terperinci

Gambar 4.2 Rangkaian keypad dan LED

Gambar 4.2 Rangkaian keypad dan LED JOBSHEET IV ANTARMUKA MIKROKONTROLER DENGAN KEYPAD TUJUAN Mengetahui dan memahami cara mengantarmukakan mikrokontroler dengan keypad. Mengetahui dan memahami bagaimana memrogram mikrokontroler untuk membaca

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

MENGENAL WEMOS D1 MINI DALAM DUNIA IOT

MENGENAL WEMOS D1 MINI DALAM DUNIA IOT MENGENAL WEMOS D1 MINI DALAM DUNIA IOT Dian Mustika Putri mustika@raharja.info :: https://dianmstkputri.wordpress.com Abstrak Dunia IT khususnya dalam bidang IOT (Internet of Things) atau yang biasa dikenal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 37 BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Tujuan Pengukuran dan Pengujian Pengukuran dan pengujian alat bertujuan agar dapat diketahui sifat dan karakteristik tiap blok rangkaian dan fungsi serta cara kerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi berisi tahapan-tahapan yang dilakukan

Lebih terperinci

Analisa Multiwavelet untuk Kompresi Suara

Analisa Multiwavelet untuk Kompresi Suara 1 ISSN 1979-2867 (print) Electrical Engineering Journal Vol. 1 (2010) No. 1, pp. 1-11 Analisa Multiwavelet untuk Kompresi Suara Immanuel Silalahi 1 dan Riko Arlando Saragih 2 1 Alumni Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini informasi tidak hanya didapatkan dari pesan teks saja namun sebuah gambar atau citra dapat juga mewakilkan sebuah informasi, bahkan sebuah citra memiliki arti

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER Dalam analisis dan perancangan sistem program aplikasi ini, disajikan mengenai analisis kebutuhan sistem yang digunakan, diagram

Lebih terperinci

PERANCANGAN DEBLOCKING FILTER UNTUK APLIKASI KOMPRESI VIDEO MENGGUNAKAN STANDAR MPEG4/H.264

PERANCANGAN DEBLOCKING FILTER UNTUK APLIKASI KOMPRESI VIDEO MENGGUNAKAN STANDAR MPEG4/H.264 PERANCANGAN DEBLOCKING FILTER UNTUK APLIKASI KOMPRESI VIDEO MENGGUNAKAN STANDAR MPEG4/H.264 Andreas Sutanto, S.T., asutanto@paume.itb.ac.id, Dani Fitriyanto, M.T., dani@paume.itb.ac.id, Trio Adiono, Ph.D.,

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGOLAHAN DATA BAB III PENGOLAHAN DATA Pengolahan data pada penelitian ini meliputi tahapan pengambilan data, penentuan titik tengah area yang akan menjadi sampel, pengambilan sampel, penentuan ukuran window subcitra

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Tahap sebelum perancangan berhubungan dengan proses penglihatan awal. Tujuan utama dari prapemrosesan adalah untuk menggembangkan gambaran yang berguna dari bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra.

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra. BAB III METODE PENELITIAN Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam melaksanakan tugas akhir, ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan berupa pencarian

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan data elektronik dalam area Public Health telah menyebabkan organisasi pemrosesan menjadi lebih efisien. Transfer medical data pada jaringan data online atau

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat sistem keamanan rumah. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

Display LCD. Menggunakan Arduino Uno MinSys

Display LCD. Menggunakan Arduino Uno MinSys Display LCD Menggunakan Arduino Uno MinSys Mahasiswa mampu memahami pemrograman C pada Arduino Uno MinSys Mahasiswa mampu membuat program Display dengan Arduino Uno MinSys A. Hardware Arduino Uno Minsys

Lebih terperinci

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM User Manual Edisi September 2006 ELKAHFI Design & Embedded System Solution Daftar Isi Pengenalan Elkahfi Telemetry System Pendahuluan 1 Kelengkapan Telemetry System 2 Spesifikasi

Lebih terperinci

ROBUST BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI KOEFISIEN DISCRETE WAVELET TRANSFORM

ROBUST BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI KOEFISIEN DISCRETE WAVELET TRANSFORM ROBUST BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI KOEFISIEN DISCRETE WAVELET TRANSFORM Annissa Yanuvita Prabawaningtyas (1022053) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian dibuat, rumusan masalah, batasan masalah yang akan dibahas, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Rancangan Sistem Secara Keseluruhan Pada dasarnya Pengebor PCB Otomatis ini dapat difungsikan sebagai sebuah mesin pengebor PCB otomatis dengan didasarkan dari koordinat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Citra (image) adalah bidang dalam dwimatra (dua dimensi) (Munir, 2004). Sebagai salah satu komponen multimedia, citra memegang peranan sangat penting sebagai

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. simulasi untuk mengetahui bagaimana performanya dan berapa besar memori

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. simulasi untuk mengetahui bagaimana performanya dan berapa besar memori BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Algoritma yang telah dirancang, akan diimplementasikan dalam program simulasi untuk mengetahui bagaimana performanya dan berapa besar memori yang dibutuhkan

Lebih terperinci

PENERAPAN DISCRETE DAUBECHIS WAVELET TRANSFORM D A L A M W A T E R M A R K I N G C I T R A D I G I T A L

PENERAPAN DISCRETE DAUBECHIS WAVELET TRANSFORM D A L A M W A T E R M A R K I N G C I T R A D I G I T A L PENERAPAN DISCRETE DAUBECHIS WAVELET TRANSFORM D A L A M W A T E R M A R K I N G C I T R A D I G I T A L Hermawan Syahputra* 1, Andani D N 2 1,2 Jurusan Matematika, FMIPA Unimed, Medan, Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan membahas prinsip kerja rangkaian yang disusun untuk merealisasikan sistem alat, dalam hal ini potensiometer sebagai kontroler dari motor servo, dan

Lebih terperinci

BAB 3 ALGORITMA DAN MODEL 2K FFT-IFFT CORE

BAB 3 ALGORITMA DAN MODEL 2K FFT-IFFT CORE BAB 3 ALGORITMA DAN MODEL 2K FFT-IFFT CORE Pada Bab ini dibahas mengenai penentuan algoritma, menentukan deskripsi matematis dari algoritma, pembuatan model fixed point menggunakan Matlab, dan pengukuran

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Dalam Perancangan Robot Rubik s cube 3x3x3 Berbasis Mikrokontroler Menggunakan Metode Jessica Fridrich yang pembuatan nya terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini transformasi wavelet banyak sekali digunakan dan bermanfaat untuk analisis numerik, analisis isyarat, aplikasi kontrol dan aplikasi audio [1]. Dalam analisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah embedded system berbasis mikrokontroller umumnya memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah embedded system berbasis mikrokontroller umumnya memiliki BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah embedded system berbasis mikrokontroller umumnya memiliki pilihan tampilan keluaran yang terbatas. Jenis tampilan yang biasa digunakan adalah LCD dot-matrix

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. baik. Berdasarkan Persamaan 3, sebagai ilustrasi perhatikan Gambar 15 di bawah ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN. baik. Berdasarkan Persamaan 3, sebagai ilustrasi perhatikan Gambar 15 di bawah ini. Sebelumnya juga akan dilakukan pengecekan terhadap koneksi dari SD Modul. Jika koneksi terhadap SD Modul gagal, maka tampilan serial monitor dapat dilihat pada Lampiran 7. Setelah koneksi antara SD Modul

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Vision Computer vision dapat diartikan sebagai suatu proses pengenalan objek-objek berdasarkan ciri khas dari sebuah gambar dan dapat juga digambarkan sebagai suatu deduksi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan analisis merupakan tahapan untuk mengetahui tahapan awal didalam sebuah sistem pendeteksian filter sobel. Didalam aplikasi filter sobel ini

Lebih terperinci

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER.

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER. PROSES PENYARINGAN PENGOLAHAN CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSSIAN, LOW PASS FILTERING DAN HIGH PASS FILTERING NAMA : DWI PUTRI ANGGRAINI NPM : 12112301 PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 68 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas tentang program yang telah dianalisis dan dirancang atau realisasi program yang telah dibuat. Pada bab ini juga akan dilakukan pengujian program. 4.1

Lebih terperinci

untuk ASIC tinggi, algoritma harus diverifikasi dan dioptimalkan sebelum implementasi. Namun dengan berkembangnya teknologi VLSI, implementasi perangk

untuk ASIC tinggi, algoritma harus diverifikasi dan dioptimalkan sebelum implementasi. Namun dengan berkembangnya teknologi VLSI, implementasi perangk IMPLEMENTASI SERIAL MULTIPLIERS 8 BIT KE DALAM IC FPGA SEBAGAI PENDUKUNG PERCEPATAN OPERASI PERKALIAN DALAM KOMPRESI CITRA Drs. Lingga Hermanto, MMSi 1 Iman Ilmawan Muharam 2 1. Dosen Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap

Lebih terperinci

WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK MODIFIKASI INTENSITAS PIKSEL DAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT)

WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK MODIFIKASI INTENSITAS PIKSEL DAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK MODIFIKASI INTENSITAS PIKSEL DAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) Disusun Oleh : Aldo Roy Hardiansa Putra (0922056) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI GMSK PADA DSK TMS320C6416T

IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI GMSK PADA DSK TMS320C6416T IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI GMSK PADA DSK TMS320C6416T 22 11 106 032 ADITYA SUKMANA Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Dr. Ir. Suwadi, M.T : Ir. Titiek Suryani, M.T Latar Belakang 1 2 1 1 Mempelajari

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul 19 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Perancangan Perancangan merupakan tata cara pencapaian target dari tujuan penelitian. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Database sinyal EKG Pengambilan data dari database Visual Basic 6.0 Discrete Wavelet Transform (DWT) Dekomposisi Daubechies Orde 2

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

ANALISA KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HADAMARD

ANALISA KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HADAMARD ANALISA KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HADAMARD Eva Haryanty, S.Kom. ABSTRAK Kompresi data adalah proses mengubah suatu input data menjadi data lain dengan format berbeda dan ukuran yang lebih

Lebih terperinci

Kata Kunci : non-blind watermarking, complex wavelet transform, singular value decomposition.

Kata Kunci : non-blind watermarking, complex wavelet transform, singular value decomposition. NON-BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN COMPLEX WAVELET TRANSFORM (CWT) DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD) Disusun Oleh : Froni Andrian Sitompul (0822102) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI Pada bab analisa dan perancangan aplikasi, penulis akan menjelaskan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat aplikasi, menerangkan fungsi dari elemen-elemen yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Gambar 3.1 Diagram Blok Rancangan Penelitian. 24 25 Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan, pembuatan program,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION 1 Andrian Rakhmatsyah 2 Sayful Hakam 3 Adiwijaya 12 Departemen Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Masalah Penelitian Masalah masalah yang dihadapi oleh penggunaan identifikasi sidik jari berbasis komputer, yaitu sebagai berikut : 1. Salah satu masalah dalam

Lebih terperinci

LOGO PEMBERIAN TANDA AIR MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI RATA-RATA DENGAN DOMAIN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT. Tulus Sepdianto

LOGO PEMBERIAN TANDA AIR MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI RATA-RATA DENGAN DOMAIN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT. Tulus Sepdianto LOGO PEMBERIAN TANDA AIR MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI RATA-RATA DENGAN DOMAIN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT Tulus Sepdianto 1206100002 PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan internet secara global Distribusi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis III.1.1 Analisis Masalah Dalam perancangan dan status kondisi ruang bercocok tanam hidroponik berbasis mikrokontroler dan interface ini, terdapat beberapa

Lebih terperinci

TRANSFORMASI MP-WAVELET TIPE B DAN APLIKASINYA PADA PEMAMPATAN CITRA

TRANSFORMASI MP-WAVELET TIPE B DAN APLIKASINYA PADA PEMAMPATAN CITRA J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 13 No. 1 Mei 2016 49-58 TRANSFORMASI MP-WAVELET TIPE B DAN APLIKASINYA PADA PEMAMPATAN CITRA Kistosil Fahim 1 Mahmud Yunus 2 Suharmadi 3 1 Jurusan Matematika

Lebih terperinci

Pengertian Data datum

Pengertian Data datum Data dan Informasi Pengertian Data Data berasal dari kata datum yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan. Menurut Gordon B. Davis data sebagai bahan mentah dari informasi, yang dirumuskan sebagai

Lebih terperinci

100% Akurasi = (11) Lingkungan Pengembangan

100% Akurasi = (11) Lingkungan Pengembangan Algoritme Dekomposisi Wavelet Dekomposisi wavelet Haar dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 Transformasi linear digunakan untuk mengubah ruang warna secara linear menjadi warna dasar. Karena citra yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Tabel IV-1 Perbandingan Nilai Korelasi Antar Induk Wavelet pada Daerah Homogen. Wavelet

BAB IV ANALISIS. Tabel IV-1 Perbandingan Nilai Korelasi Antar Induk Wavelet pada Daerah Homogen. Wavelet BAB IV ANALISIS IV.1 Perbandingan Nilai Antar Induk Pada daerah homogen, penggunaan transformasi satu dimensi hanya meningkatkan sedikit nilai korelasi, dilihat dari nilai korelasi sebelum dilakukan transformasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Masalah Rotating Display adalah alat untuk menampilkan informasi berupa tulisan bergerak dengan menggunakan motor DC. Hal ini berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci