PLURALITAS AGAMA PERSPEKTIF ISLAM PADA KORAN SEPUTAR INDONESIA. Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLURALITAS AGAMA PERSPEKTIF ISLAM PADA KORAN SEPUTAR INDONESIA. Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh"

Transkripsi

1 PLURALITAS AGAMA PERSPEKTIF ISLAM PADA KORAN SEPUTAR INDONESIA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh Nina Rizki NIM: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M

2

3

4 LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 28 April 2015 Nina Rizki

5 ABSTRAK Di tengah derasnya kemajuan teknologi dan alat komunikasi, surat kabar mampu bertahan dalam eksistensinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi. Surat kabar berperan dalam menyuguhkan pemberitaan pluralitas agama terhadap masyarakat. Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk menjadikan koran Seputar Indonesia (SINDO) sebagai acuan dalam pemberitaan pluralitas agama. Koran SINDO memiliki segmentasi pembaca golongan menengah ke atas yang konsen akan pendidikan, sehingga memberikan kebebasan kepada pembaca untuk menyerap informasi sekaligus menjadi gatekepper, khususnya terhadap berita pluralitas agama. Penelitian ini berjudul Pluralitas Agama Perspektif Islam Pada Koran Seputar Indonesia dengan menggunakan analisis framing Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki (1993) sebagai alat analisis pemberitaan pluralitas agama pada koran SINDO. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan bagaimana pemberitaan koran SINDO mengemas pemberitaan pluralitas agama secara sintaksis (cara wartawan menyusun fakta), skrip (cara wartawan mengisahkan fakta), tematik (cara wartawan menulis fakta) dan retoris (cara wartawan menekankan fakta). Berdasarkan hasil penelitian yang selama ini dilakukan dapat diketahui bahwa koran SINDO sangat konsen terhadap pemberitaan pluralitas agama. Hal tersebut juga terbukti dengan disediakan kolom khusus kepada tokoh pluralitas agama untuk berpartisipasi menyumbangkan karya tulisnya. Pemberitaan yang dilakukan koran SINDO dilakukan tanpa keberpihakan kepada agama mayoritas dan minoritas. Pemberitaan terkait pluralitas agama dilakukan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan pembaca. Pemberitaan koran SINDO banyak terdapat judul berita untuk menghimbau kepada pembaca untuk melestarikan pluralitas agama. Selanjutnya, penelitian ini dilakukan korelasi dengan teori pluralitas agama Anis Malik Thoha (2005). Dimana teori ini memandang pluralitas berdasarkan segi tauhid, sunnatullah, kebebasan beragama, pluralitas membutuhkan frame of reference. Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis melakukan analisis pada enam berita Koran SINDO berkaitan dengan kegiatan agama Islam dan agama Kristen dengan menggunakan teori framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, serta Anis Malik Thoha. Penelitian ini melakukan analisis judul berita Tradisi Menyambut Ramadhan, Jaga Prinsip Pluralisme dan Toleransi, Sambut Lebaran Istana Negara dibuka Dua Jam, Spirit Idul Adha Enyahkan Kemiskinan, Metamorfosis Beragama, dan Natal Membangun Jiwa yang Terang. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan pemberitaan Koran SINDO sesuai dengan perspektif Islam. Meskipun demikian pemberitaan dilakukan secara netral, tanpa keberpihakan kepada agama apapun. Hal itu sangat berkaitan dengan fungsi utama komunikasi sebagai penyedia informasi kepada khalayak. i

6 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya yang diberikan, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai sosok yang menjadi panutan umat Islam. Adapun tugas akhir yang berjudul Pluralitas Agama Perspektif Islam Pada Koran Seputar Indonesia ini disusun sebagai syarat menyelesaikan pendidikan strata satu (S-1) pada program studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, izinkan penulis untuk memberi ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. Arief Subhan, M.Ag, serta para pembantu dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. ii

7 2. Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Rachmat Baihaky, MA dan Sekertaris Jurusan Fita Fathurokhmah, M.Si atas dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, MA, Ph.D sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan ilmu, menjadi inspirasi dan selalu memotivasi, mendukung, mengkritisi skripsi ini guna menjadi peneliti yang baik. 4. Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis. Semoga Bapak dan Ibu Dosen selalu berada dalam lindungan Allah SWT, sehingga ilmu yang diajarkan dapat bermanfaat di kemudian hari. 5. Ungkapan terima kasih dan penghargaan sangat istimewa penulis ucapkan dengan penuh rasa hormat, rendah hati dan cinta kasih kepada Ayahanda H. Rohmatullah dan Ibunda Hj. Bahiyyah atas do a, nasihat, dukungan moril dan materil, serta segala jasa-jasa beliau yang tak terkira bagi kehidupan penulis. 6. Adik-adik tercinta Ainur Robitoh dan Balyan Rabaz atas motivasi, do a dan bantuan dalam penulisan skripsi ini. 7. Dwi Sasongko sebagai narasumber dari pihak Koran SINDO yang telah meluangkan waktu membantu penulis dalam proses penelitian skripsi. 8. Seseorang terdekat dan terkasih, suami penulis Ahmad Zikri atas do a dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini. 9. Sahabat-sahabat seperjuangan kelas KPI C angkatan yang telah memberikan dukungan kepada penulis. iii

8 Akhirnya penulis berharap semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang terbaik dari rahmat Allah SWT. Semoga apa yang ditulis dalm skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal a lamin. Jakarta, 28 April 2015 Nina Rizki iv

9 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 6 E. Kajian Pustaka... 7 F. Bingkai Teori... 8 G. Metodologi Penelitian H. Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Framing Pengertian Framing Konsep Framing Framing Model Zhongdan Pan dan Gerald M. kosicki C. Teori Berita dan Teks Konsep Berita Konsep Teks B. Teori Pluralitas Agama Pengertian Pluralitas dan Pluralisme Agama Sejarah Pluralitas dan Pluralisme Agama Islam, Pluralitas dan Pluralisme Agama BAB III PROFIL KORAN SEPUTAR INDONESIA A. Sejarah Singkat Koran SINDO B. Visi dan Misi Koran SINDO v

10 C. Profil Pembaca D. Struktur Redaksional BAB IV PLURALITAS AGAMA PERSPEKTIF ISLAM: ANALISIS FRAMING A. Analisis Berita Tradisi Menyambut Ramadhan B. Analisis Berita Jaga Prinsip Pluralisme dan Toleransi C. Analisis Berita Sambut Lebaran Istana Negara Dibuka Dua Jam D. Analisis Berita Spirit Idul Adha Enyahkan Kemiskinan E. Analisis Berita Metamorfosis Beragama F. Analisis Berita Natal Membangun Jiwa yang Terang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi

11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era masyarakat informasi, media massa merupakan media yang paling intensif dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Kehadiran media massa membuat dunia dirasakan semakin kecil. Intensitas siaran media massa semakin menguat sejak terjadinya revolusi elektronika pada abad ke 20, di mana mampu menimbulkan pengaruh kuat terhadap kegiatan komunikasi bagi kehidupan umat manusia. Dengan berkembangnya teknologi, media massa pun menjadi semakin canggih dan pengaruhnya semakin meningkat. Informasi mengenai apa saja yang terjadi di dunia. Bahkan, di luar angkasa muncul di setiap rumah bahkan dapat disaksikan pada saat peristiwa itu terjadi. 1 Media massa merupakan alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, televisi, radio, film bahkan Internet (new media). Surat kabar dijadikan sebagai alat untuk menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan dan alat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Fungsi yang paling utama surat kabar adalah sebagai penyedia informasi. Oleh karena itu, sebagian besar rubrik yang terdapat dalam surat kabar terdiri atas berbagai jenis berita. Untuk menarik minat pembaca, surat kabar juga menyisipkan fungsi hiburan. Misalnya saja terdapat artikel ringan, cerita bersambung, cerita 1 Mohammad Shoelhi, Komunikasi Internasional Perspektif Jurnalistik (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), h

12 2 bergambar. Selain itu, terdapat pula fungsi mendidik yang dapat tergambar pada artikel ilmiah, tajuk rencana, dan rubrik opini. 2 Begitu banyak jenis pemberitaan yang terdapat pada surat kabar, mulai dari informasi, edukasi bahkan hiburan. Ketika pemberitaan surat kabar dinikmati oleh pembaca, maka terbentuklah konstruksi realitas terhadap suatu peristiwa. Untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai oleh media, maka dapat digunakan analisis framing untuk melihat bagaimana cara media memaknai, memahami dan membingkai peristiwa yang diberitakan. 3 Framing dapat membantu media massa dalam penyampaian pesan kepada khalayak dalam jumlah besar. Sehinnga pesan yang disampaikan dapat diterima sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator. Di Indonesia, sangat beragam peristiwa dan fenomena yang menarik perhatian media untuk disosialisasikan kepada masyarakat. Misalnya, fenomena sosial mengenai pluralitas agama. Menurut fatwa MUI, pluralitas agama merupakan kondisi di mana terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan di suatu daerah ataupun di suatu negara. 4 Pluralitas agama yang dimiliki bangsa Indonesia, hendaklah tidak dijadikan pemicu konflik sosial yang dapat memecahkan perdamaian antara kaum mayoritas dengan kaum minoritas. Bahkan dalam UUD pasal 29 ayat 2 berbunyi Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masingmasing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. Hal ini 2 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala dan Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, h Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media (Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara, 2008), h Fatwa MUI Nomor: 7/ Munas/ VII/ MUI/ 11/ 2005

13 3 mencerminkan, bahwa masyarakat hendaknya saling menghormati agama lain untuk menciptakan integrasi sosial yang kuat. Selain itu, dalam UUD pasal 29 ayat 2 dijelaskan, bahwa negara Indonesia juga memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menganut agama kepercayaannya. Karena hal tersebut merupakan HAM yang dimiliki oleh warga negara. Media massa sebagai kontrol sosial mampu menciptakan integrasi sosial atas fenomena pluralitas agama yang terjadi. Melalui pemberitaan di surat kabar, hendaknya mampu mengonstruksi pola pikir mayarakat untuk menciptakan integrasi sosial tersebut. Menurut Eriyanto, framing menyediakan alat bagaimana peristiwa dibentuk dan dikemas dalam kategori yang dikenal khalayak. Karena itu, framing menolong khalayak untuk memproses informasi ke dalam kategori, kata-kata kunci dan citra tertentu yang dikenal. 5 Oleh karena itu, framing dapat memudahkan khalayak dalam memahami fenomena pluralitas agama. Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk menganalisis teks pemberitaan di koran Seputar Indonesia (SINDO) yang terkait dengan pluralitas agama. Koran SINDO terbit perdana pada tanggal 30 Juni 2005, dengan target distribusi 1 juta pembaca yang tersebar di kota-kota besar Indonesia. Segmentasi pembaca koran SINDO adalah masyarakat kelas menengah ke atas dan berpendidikan. Dengan segmentasi pembaca tersebut mampu menciptakan integrasi sosial dalam fenomena pluralitas agama. Penelitian ini sangat penting dilakukan, mengingat sering terjadinya konflik antar agama di Indonesia. Misalnya saja konflik Poso yang terjadi pada tahun 5 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 140.

14 4 1998, yang disebabkan oleh kelompok muslim dan kelompok Kristen. Pada awalnya agama bukanlah penyebab utama terjadinya konflik. Perebutan kekuasaan, kesenjangan ekonomi, kondisi keamanan, lemahnya sistem pemerintahan daerah merupakan akar terjadinya gejolak di Poso. Mayoritas penduduk Poso pemeluk agama Islam dan agama Kristen, hal inilah yang dijadikan pengikat solidaritas untuk mencapai tujuan, sehingga muncul konflik yang berlatarbelakang agama. 6 Kesadaran akan sakralnya nilai agama menjadi sangat penting, sehingga tidak disalahgunakan sebagai pemicu konflik. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pemberitaan melalui media koran SINDO melakukan perannya sebagai kontrol sosial untuk mengonstruksi pola pikir masyarakat mengenai cara menciptakan integrasi sosial (penyatuan masyarakat) di tengah problematika pluralitas agama. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis akan melakukan penelitian skripsi dengan judul Pluralitas Agama Perspektif Islam pada Koran Seputar Indonesia (SINDO). B. Batasan dan Rumusan Masalah Supaya penelitian yang dilakukan lebih terarah dan menghasilkan suatu kesimpulan terhadap problematika yang terjadi, maka penelitian hanya dilakukan pada pemberitaan koran SINDO edisi Agustus-Desember Pemilihan waktu tersebut karena terdapat peristiwa mengenai berbagai macam agama, seperti Hari Raya Idul Fitri, hari Raya Idul Adha, dan hari Raya Natal. Penulis melakukan analisis pada judul berita Tradisi Menyambut Ramadhan, Jaga Prinsip 6 Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, Konflik Sosial Bernuansa Agama di Indonesia, h.102.

15 5 Pluralisme dan Toleransi, Sambut Lebaran Istana Negara Dibuka Dua Jam, Spirit Idul Adha Enyahkan Kemiskinan, Metamorfosis Beragama, Natal Membangun Jiwa Yang Terang. Adapun rumusan masalah yang menjadi tolok ukur dalam penelitian ini adalah bagaimana pemberitaan pluralitas agama perspektif Islam pada koran SINDO ditinjau dari analisis framing? Adapun pertanyaan turunannya adalah: 1. Bagaimana pemberitaan pluralitas agama pada koran SINDO ditinjau dari segi sintaksis (cara wartawan menyusun fakta)? 2. Bagaimana pemberitaan pluralitas agama pada koran SINDO ditinjau dari segi skrip (cara wartawan mengisahkan fakta)? 3. Bagaimana pemberitaan pluralitas agama pada koran SINDO ditinjau dari segi tematik (cara wartawan menulis fakta)? 4. Bagaimana pemberitaan pluralitas agama pada koran SINDO ditinjau dari segi retoris (cara wartawan menekankan fakta)? C. Tujuan Penelitian Koran SINDO merupakan media massa yang bersikap tidak memihak terhadap kepentingan agama apapun. Koran SINDO selalu menyediakan pemberitaan untuk menjawab semua kebutuhan umat beragama di Indonesia. Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia, mengakibatkan pemberitaan dalam koran SINDO dalam frekuensi lebih besar jika dibandingkan agama lain. Sepintas hal tersebut terlihat keberpihakan SINDO terhadap agama tertentu, namun inilah upaya yang dilakukan redaksi SINDO untuk menjawab kebutuhan informasi berbagai pemeluk agama.

16 6 Segmentasi pembaca masyarakat kelas menengah atas, dirasakan mampu untuk menyeleksi berita berkaitan dengan agama tanpa memunculkan rasa kecemburuan sosial yang berpotensi memunculkan konflik. Penilitian yang penulis lakukan memiliki tujuan untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang pentingnya media massa dalam mengonstruksi pola pikir masyarakat terhadap pluralitas agama. Sehingga nantinya masyarakat mampu melakukan integrasi sosial dengan penganut agama lain dan mampu meminimalisir terjadinya konflik. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Penelitian diharapkan berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah, khususnya di bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam. Selain itu, penelitian ini mampu memberikan penjelasan terhadap pihak universitas tentang bagaimana media massa mengonstruksi pola pikir masyarakat untuk menciptakan integrasi sosial terhadap fenomena pluralitas agama. Selanjutnya, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai framing sebagai suatu analisis untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai oleh media. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan opini terhadap pekerja media untuk melakukan pemberitaan yang bermanfaat bagi masyarakat terkait pluralitas agama. Hal tersebut dikarenakan fenomena pluralitas agama membutuhkan peran media massa untuk menciptakan integrasi sosial. Hal ini berkaitan dengan

17 7 kehidupan manusia yang selalu berdampingan dengan media massa, khususnya surat kabar. E. Kajian Pustaka Sebelum penulis melakukan penelitian lebih mendalam dan menyusunnya menjadi sebuah karya ilmiah, maka penulis mengadakan kajian pustaka di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Jakarta terhadap penelitian terdahulu. Beberapa kajian itu memiliki kemiripan judul, subjek dan objek penilitian dengan penelitian yang akan dilakukan penulis. Berikut ini beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis: Konstruksi Realitas di Media Massa (Analisis Framing terhadap Pemberitaan Baitul Muslimin Indonesia PDI-P di Harian Kompas dan Republika karya Donie Kadewanda, mahasiswa jurusan Komunikaasi dan Penyiaran Islam tahun Skripsi tersebut membahas bagaimana pemberitaan Baitul Muslimin PDI-P yang diberitakan oleh dua harian surat kabar yang berbeda, yaitu Kompas dan Republika. Selain itu, juga menjelaskan bagaimana pengaruh pemberitaan terhadap khalayak dari surat kabar yang berbeda terkait kasus Baitul Muslimin Indonesia. Analisis Produksi Program Forum Kerukunan Umat Beragama di TVRI karya Anne Chrisnasari Syahman, mahasiswi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun Skripsi ini menjelaskan bagaimana proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi sebuah program tentang kerukunan umat beragama di TVRI. Proses analisis data dalam penelitian tersebut menggunakan analisis

18 8 program. Kajian acara tersebut di TVRI bertujuan untuk meminimalisir terjadinya konflik antar umat beragama di Indonesia. Peran Harian Kompas dalam Memelihara Pluralitas di Indonesia karya Fathan Nur Hamidi, mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun Skripsi tersebut menjelaskan bagaimana peran harian Kompas menghadapi pluralitas agama, dalam hal ini peran harian Kompas dilatarbelakangi oleh kepemilikan media yang menyebabkan harian Kompas lebih berperan terhadap pemberitaan agama minoritas di Indonesia. Dari proses kajian pustaka yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tidak ada penelitian yang sempurna kemiripannya dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Hal tersebut karena, belum ada penelitian mengenai komunikasi massa yang memberitakan fenomena pluralitas agama dengan menggunakan analisis framing pada pemberitaan koran SINDO. F. Bingkai Teori Penelitian ini membahas tentang komunikasi massa dengan mennjadikan surat kabar SINDO sebagai media penyampai pesan kepada khalayak. Untuk menjadikan pesan mudah diterima, dimengerti dan dilakukan oleh khalayak terkait pluralitas agama, maka digunakan teori analisis framing Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki untuk menganalisis pemberitaan di koran SINDO. 7 7 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media (Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara, 2008)

19 9 Selain itu, penulis menggunakan teori pluralitas agama Anis Malik Thoha dalam penelitian. 8 Framing sangat membantu proses komunikasi massa untuk mengemas pemberitaan menjadi lebih mudah di pahami, dimana ketika pemhaman pembaca mulai terbentuk maka akan menimbulkan aksi sosial yang positif terkait pluralitas agama. Untuk mempermudah penelitian, maka berikut bagan 0.1 yang terdiri atas teori dan metode penelitian yang digunakan. 8 Anis Malik Thoha, Tren Pluralisme Agama: Tinjauan Kritis (Jakarta: Perspektif, 2006).

20 10 Bagan 0.1: Bingkai Teoritis Berita Pluralitas Agama pada Koran Seputar Indonesia TEORI ANALISIS FRAMING: ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI (1993) TEORI PLURALITAS AGAMA: ANIS MALIK THOHA (2005) SINTAKSIS (Cara wartawan menyusun fakta) Dasar Pluralitas Agama dalam Perspektif Islam: SKRIP (Cara wartawan mengisahkan fakta) Tauhid Pluralitas adalah Sunnatullah Kebebasan Beragama Pluralitas membutuhkan frame of reference TEMATIK (Cara wartawan menulis fakta) RETORIS (Cara wartawan menekankan fakta) Tren-tren pluralisme agama dalam perspektif Islam: Islam dan Humanisme Sekular Islam dan Teologi Global Islam dan Sinkretistik Islam dan Hikmah Abadi Pluralitas Agama Perspektif Islam pada Koran Seputar Indonesia Sumber: Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media (Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara, 2008). Anis Malik Thoha, Tren Pluralisme Agama: Tinjauan Kritis (Jakarta: Perspektif, 2006).

21 11 Bagan 0.1 menjelaskan bahwa penelitian ini membahas komunikasi massa mengemas berita dengan menggunakan perangkat analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki yang meliputi sintaksis (cara wartawan menyusun fakta), skrip (cara wartawan mengisahkan fakta), tematik (cara wartawan menulis fakta), dan retoris (cara wartawan menekankan fakta). Teori pluralitas agama yang akan dibahas dalam skripsi ini berkaitan dengan pokok-pokok pemikiran Islam terhadap fenomena pluralitas agama yang berdasarkan pada Al-Qur an dan Hadits. Dasar-dasar teoritis pluralitas agama menurut Anis Malik Thoha meliputi (i) tauhid (ii) pluralitas merupakan sunnatullah (iii) kebebasan beragama (iv) pluralitas membutuhkan frame of reference. Selain itu, dalam skripsi ini membahas bagaiman Islam melakukan penilaian terhadap tren-tren pluralisme agama yang terdiri dari humanisme sekular, teologi global, sinkretistik, dan hikmah abadi. Pokok-pokok tersebut akan dikaji pada bab selanjutnya. G. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian Penelitian merupakan suatu proses untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur atau bagaimana bagian-bagian berfungsi. Dalam buku Lexy J. Moleong, yang mengutip Bogdan dan Taylor, bahwa paradigma

22 12 penelitian yang mendominasi ilmu pengetahuan adalah scientific paradigm (paradigma kuantitatif) dan naturalistic paradigm (paradigma kualitatif). 9 Dalam penelitian kualitatif terdapat paradigma klasik, konstruksionis, dan kritis. Karena penelitian ini menggunakan analisis framing, yaitu melihat wancana sebagai hasil konstruksi realitas sosial, maka penelitian ini termasuk dalam kategori paradigma konstruksionis. Paradigma ini mempunyai posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks berita yang dihasilkan. 10 Pada penelitian ini melihat bagaimana berita pluralitas agama dikonstruksi oleh wartawan dan perusahaan media yang menaunginya. Ketika berita pluralitas agama diberitakan tidak terlepas dari pandangan wartawan dalam melihat realitas dari peristiwa pluralitas agama yang terjadi. Teks berita yang dihasilkan penulis lakukan analisis berdasarkan sintaksis, skrip, tematik dan retoris untuk melihat realitas peristiwa pluralitas agama dikonstruksi oleh wartawan dan media. 2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang tidak berdasarkan pada prosedur statistik, melainkan pada nilai dan kualitas. Untuk menilai kualitas objek penelitian, maka dilakukan wawancara kepada pihak harian SINDO, melakukan pengamatan, atau mencari data yang bersumber dari buku, dokumen, jurnal ilmiah, dan lain-lain. Pendekatan kualitatif dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari sesuatu yang dapat diamati. Dalam penelitian ini 9 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h.13.

23 13 pendekatan kualitatif digunakan untuk menemukan konstruksi media massa dalam menciptakan integrasi sosial antar umat beragama dengan menggunakan teori analisis framing. Skripsi ini memiliki keterbatasan hasil penelitian, karena melakukan analisis pada berita lama, yakni pada berita SINDO edisi Agustus-Desember Selain itu tidak melakukan freelance (kerja lepas) di redaksi SINDO dan tidak mewawancarai seluruh wartawan. Penulis hanya melakukan analisis berita yang merupakan output teks dari redaksi yang telah diterbitkan. 3. Subjek dan Objek Penelitian Subjek yang akan penulis amati dalam penelitian ini adalah teks berita Koran SINDO. Sedangkan objek penelitiannya adalah fenomena pluralitas agama di Indonesia, dalam hal ini terkait proses konstruksi realitas melalui pemberitaan pada rubrik news di harian SINDO. 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data, penulis melakukan pengumpulan data dengan menggunakan metode: a. Wawancara Penulis melakukan wawancara langsung kepada Dwi Sasongko sebagai wakil pemimpin redaksi koran SINDO yang berkaitan dengan pemberitaan isu pluralitas agama dan bagaimana koran SINDO menciptakan integrasi sosial antarumat beragama melalui konstruksi realitas media massa.

24 14 Seperti dijelaskan diatas, bahwa penulis tidak melakukan wawancara kepada semua wartawan karena yang diteliti merupakan berita lama dengan judul Tradisi Menyambut Ramadhan, Jaga Prinsip Pluralisme dan Toleransi, Sambut Lebaran Istana Negara Dibuka Dua Jam, Spirit Idul Adha Enyahkan Kemiskinan, Metamorfosis Beragama, Natal Menyambut Jiwa yang Terang. Berita tersebut merupakan hasil konstruksi dari peristiwa yang dihasilkan oleh wartawan Baderu, Akbar Insani, Mohammad Sahlan, Robbi Khadafi, Andi Setiawan, Rasasti Syarif, dan Maesaroh. b. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi, yaitu dengan cara mengumpulkan buku-buku, artikel, bulletin, majalah, jurnal ilmiah dan dokumen tertulis lainnya yang berkaitan dengan proses analisis berita pluralitas agama. 5. Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, pembahasan masalah dideskripsikan dengan dokumen-dokumen yang telah didapatkan. Setelah data-data tersebut terkumpul, maka data tersebut disajikan dan diolah dengan cara menghubungkan antara satu data dengan data yang lain dengan menerapkan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian berita pluralitas agama. Dalam penelitian ini digunakan teori analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Dimana komunikasi massa mengemas pemberitaan pluralitas agama dalam segi sintaksis, skrip, tematik dan retoris.

25 15 6. Teknik Analisis Data Berdasarkan bagan 0.1 di atas, penelitian ini menggunakan teknik analisis framing dan teori Pluralitas Agama dalam pengolahan data. Konsep framing digunakan dalam ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penyeleksian dan penyorotan aspek khusus sebuah realitas yang dilakukan oleh media. 11 Penelitian ini menggunakan analisis framing model Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki. Dalam pendekatan ini prangkat framing dibagi menjadi empat struktur besar, yaitu struktur sintaksis (cara wartawan menyusun fakta), struktur skrip (cara wartawan mengisahkan fakta), struktur tematik (cara wartawan menulis fakta), dan struktur retoris (cara wartawan menekankan fakta). 12 Dalam buku Analisis Framing Eriyanto, Sintaksis adalah susunan kata dalam kalimat, bentuk sintaksis yang paling populer adalah struktur piramida terbalik yang dimulai dengan judul headline, lead, episode, latar dan penutup. Skrip adalah laporan berita yang disusun sebagai suatu cerita untuk menunjukkan keterkaitan suatu peristiwa dengan struktur 5W+1H. Tematik dapat diamati dari bagaimana berita diungkapkan oleh wartawan. Retoris berkaitan dengan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti dari sebuah pemberitaan. 13 Selain itu, dalam penelitian ini juga menggunakan teori Pluralitas Agama Anis Malik Thoha. Pemberitaan akan dianalisis berdasarkan teori keislaman yang 11 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h

26 16 terdapat unsur tauhid, pluralitas adalah Sunnatullah, kebebasan beragama, Pluralitas membutuhkan frame of reference. H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis akan memberikan sistematika sesuai dengan pedoman penulisan skripsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan skripsi ini dibahas dalam lima bab, yaitu sebagai berikut: Bab I berisi Pendahuluan, mencakup Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Bingkai Teori, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan. Kemudian dilanjutkan Bab II yang membahas mengenai Kajian Teori. Dalam bab ini dibahas mengenai teori analisis framing, teori pluralitas agama perspektif Islam dan teori Berita Teks. Bab III selanjutnya menjelaskan mengenai profil koran SINDO, yang terdiri atas sejarah, visi dan misi, segmentasi pembaca dan struktur redaksional harian SINDO. Setelah itu, diikuti dengan Bab IV yang menjelaskan analisis framing koran SINDO terhadap fenomena pluralitas agama dalam perspektif Islam. Akhirnya, Bab V sebagai Penutup, yang merupakan kesimpulan dan saransaran. Bagian terakhir memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

27 BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Framing 1. Pengertian Framing Analisis framing merupakan suatu teknik analisis yang masih terbilang baru yang memiliki perbedaan dengan analisis isi kuantitatif. Kaum konstruksionis menjadikan metode analisis ini semakin berkembang. 14 Analisis framing digunakan untuk menganalisis bagaimana sebuah realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) dibingkai oleh media. Pembingkaian berita dilakukan dengan cara bagaimana sebuah peristiwa di konstruksi. 15 Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Perspektif itu menentukan bagian mana dari suatu peristiwa yang digunakan dan dihilangkan dalam penulisan berita. 16 Menurut Tod Gitlin yang dimaksud framing adalah frames are principles of selection, emphasis, and presentation composed of little tacit theoris about what exist, what happens, and what matters. Eriyanto menilai bahwa, frame media pada dasarnya seperti ketika melihat peristiwa yang terjadi sehari hari. Wartawan melihat peristiwa yang terjadi menurut perspektifnya kemudian dikemas dalam sebuah frame yang mudah dipahami dan menarik perhatian khalayak Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h

28 18 Analisis framing termasuk ke dalam paradigma konstruksionis yang diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman. Pandangan ini mempunyai panilaian tersendiri terhadap suatu berita. 18 Burhan Bungin menjelaskan, bahwa teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas terjadi secara simultan melalui tiga proses sosial, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Tiga proses ini terjadi di antara individu satu dengan individu lainnya dalam masyarakat. 19 Menurut Burhan Bungin dengan mengadopsi pemikiran Petter L Berger tugas pokok sosiologi pengetahuan adalah menjelaskan dialektika antara diri dengan dunia sosiokultural. Dialektika ini berlangsung dalam proses moment simultan. Pertama, eksternalisasi dengan dunia sosiokultural sebagai produk manusia. Kedua, obyektivasi yakni interaksi sosial yang terjadi dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan. Ketiga, internalisasi yakni proses di mana individu mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi sosial. Dari momen dialektika tersebut memunculkan suatu proses konstruksi sosial yang dilihat dari buatan interaksi intersubjektif. 20 Bagaimana menerapkan gagasan Berger mengenai konstruksi realitas ini dalam konteks berita? Sebuah peristiwa tidak bisa dipandang secara sama persis dengan realitas dalam penulisan berita. Bisa saja peristiwa yang sama menghasilkan teks yang berbeda, karena wartawan melihat suatu peristiwa 18 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Massa (Jakarta: Kencana, 2008), h Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa (Jakarta: Kencana, 2008), h. 15.

29 19 melalui konstruksi realitas. Selain itu berita yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh prinsip perusahaan media tempat para wartawan bekerja Konsep Framing Ada dua aspek dalam framing, yaitu pemilihan fakta atau realitas, dan menuliskan fakta. Proses pemilihan fakta didasarkan pada perspektif wartawan, ketika melihat suatu peristiwa maka digunakan pandangan wartawan untuk menentukan bagian mana yang dipilih atau dibuang. Jadi memungkinkan peristiwa yang sama akan diberitakan dengan gaya berbeda oleh media media. Proses menuliskan fakta berhubungan dengan bagaimana fakta yang dipilih disajikan kepada khalayak secara menarik dengan melakukan penekanan makna. Hal itu dilakukan dengan melakukan pemilihan kata yang tepat, posisi berita, susunan antar kalimat, gambar dan sebagainya. 22 Wartawan mengumpulkan fakta lewat pengamatan, wawancara atau melakukan riset dokumentasi. Berita yang baik hanya dapat ditulis apabila didukung oleh fakta yang lengkap dan akurat. Setelah itu dilakukan proses pendeskripsian oleh wartawan yang harus menjawab 5W+1H dengan kalimat yang menarik perhatian khalayak. 23 Penulisan fakta biasanya ditulis dengan gaya piramida terbalik, yaitu semua yang dianggap paling penting diletakkan pada lead. Gaya piramida terbalik memudahkan redaktur untuk menentukan bagian berita sangat penting terletak di atas dan yang kurang penting terletak dibawah Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h Anggota IKAPI, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa (Yogyakarta: Kanisius, 1998), h Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 57.

30 20 Konsep framing sebagai studi analisis media sangat dipengaruhi oleh aspek psikologis dan sosiologis. Dalam aspek psikologis, framing merupakan strategi bagaimana wartawan mengemas dan menekankan pesan menjadi bermakna, lebih mencolok, dan menarik perhatian publik. 25 Selain itu, konsep framing juga dipengaruhi aspek sosiologis, yakni struktur organisasi perusahaan yang bergerak dibidang berita dan pembuat berita membentuk berita secara bersama-sama. Ini menempatkan media sebagai organisasi kompleks yang di dalamnya terdapat praktik profesional. 26 Pada aspek sosiologis ini menyebabkan perspektif wartawan harus disesuaikan dengan peratutan yang dibuat oleh perusahaan berita tersebut. Efek framing yang paling mendasar adalah realitas sosial yang kompleks, penuh dimensi dan tidak beraturan disajikan dalam berita sebagai sesuatu yang sederhana. Melalui framing, wartawan membantu khalayak untuk menyajikan peristiwa menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh khalayak. Misalnya saja gejolak di Indonesia pada tahu 1998 dengan menggunakan kata kerusuhan. 27 Dalam menyiapkan berita yang akan mengonstruksi pemahaman kepada khalayak, maka media memiliki tiga hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, keberpihakan media terhadap kapitalisme. Yakni, media massa dalam mengemas berita harus memberikan keuntungan modal kepada perusahaan media tersebut. Kedua, keberpihakan semu kepada masyarakat. Dalam hal ini, media berusaha menciptakan berita yang menarik untuk menarik minat perhatian khalayak. Namun pada akhirnya menyimpang dari tujuan utama, yaitu bertujuan 25 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 140.

31 21 untuk menjual berita dan menaikkan ratting. Ketiga, keberpihakan kepada kepentingan umum. Yaitu, ketika perusahaan media massa menggaungkan visi dan misi namun tak pernah direalisasikan. 28 Ketika media akan melakukan pemberitaan sangat konsen dengan tiga hal tersebut. Dalam mengonstruksi media, keberpihakan media kepada kapitalis menjadi sangat dominan. Hal ini terlihat dari bagaimana media membuat berita semenarik mungkin untuk menghasilkan banyak keuntungan. Jika media lebih mementingkan kebutuhan khalayak, maka pasti keberpihakan tersebut harus menghasilkan uang bagi pasar media Framing Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki Terdapat empat model analisis framing yang digunakan dalam penelitian teks media. Pertama, analisis framing menurut Murray Edelman dilihat berdasarkan kategorisasi dan ideologi. Kategorisasi merupakan pemakaian perspektif dan kata-kata tertentu untuk mengarahkan bagaimana fakta dipahami. Kategori membantu raealitas yang beragam menjadi realitas yang memiliki makna. 30 Menurut Edelman seringkali terjadi kesalahan dalam kategorisasi karena dipengaruhi ideologi. Hal tersebut karena bahasa politik yang digunakan bukan menunjukkan suatu realitas melainkan menunjukkan apa dan siapa yang diuntungkan dan dirugikan. Oleh karena itu ideology membutuhkan dasar 28 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa (Jakarta: Kencana, 2008), h Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa (Jakarta: Kencana, 2008), h Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h.156.

32 22 pembenar, sehingga ketika terjadi perbedaan sikap, maka realitasnya tetap sama namun disampaikan dalam bahasa berbeda. 31 Kedua, analisis framing menurut Robert N. Entman dilihat dari dimensi seleksi isu dan penekanan atau penonjolan realitas. Dimensi tersebut sangat dipengaruhi oleh nilai dan ideologi wartawan dalam proses produksi berita. Pola penonjolan realitas tidak dimaknai sebagai bias, melainkan bertujuan untuk menyuguhkan pandangan tertentu kepada publik supaya pandangannya lebih diterima. 32 Ketiga, analisis framing menurut William A. Gamson, menurutnya terdapat hubungan antara wacana media di satu sisi dengan pendapat umum di sisi lain. Wacana media merupakan elemen penting untuk memahami pendapat umum yang berkembang terhadap suatu peristiwa. Pendapat umum dipengaruhi bagaimana media mengemas dan menyajikan suatu isu. Menurut Gamson sebagai pakar bidang sosial, gerakan sosial dipengaruhi oleh studi media. Menurutnya framing sangat berpengaruh terhadap gerakan sosial, karena framing berperan dalam membentuk pemahaman pembaca terhadap suatu isu yang bisa memunculkan gerakan sosial. 33 Keempat, model framing yang diperkenalkan oleh Pan dan Kosicki, menurutnya, dalam buku Eriyanto, model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat dari organisasi ide. Frame berhubungan dengan makna, bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa 31 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h Alex Sobur, Analisis Teks Media, h Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h

33 23 dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks. Dalam perangkat ini, perangkat framing dapat dibagi ke dalam empat struktur besar, yang akan digambarkan pada bagan di bawah ini: 34 Tabel 1 STRUKTUR PRANGKAT FRAMING UNIT YANG Sintaksis: Cara wartawan menyusun fakta Skrip: Cara wartawan mengisahkan fakta Tematik: Cara wartawan menulis fakta Retoris: Cara wartawan menekankan fakta DIAMATI 1. Skema berita Headline, lead, latar informasi, kutipan sumber, pernyataan, penutup 2. Kelengkapan berita 5W + 1H 3. Detail 4. Koherensi 5. Bentuk kalimat 6. Kata ganti 7. Leksikon 8. Grafis 9. Metafora Paragraf, proposisi, Kalimat, hubungan antar kalimat Kata, idiom,gambar/foto, Grafik Sumber: Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media karya Eriyanto. 35 Pertama, struktur sintaksis. Sintaksis berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa, pernyataan opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa ke dalam bentuk susunan umum peristiwa. Bentuk sintaksis yang paling populer adalah struktur piramida terbalik, yang dimulai dengan judul headline, lead, episode, latar dan penutup. Headline merupakan aspek sintaksis dari wacana berita dengan tingkat kemenonjolan tinggi yang menunjukkan kecendrungan berita. Headline menggambarkan bagaimana wartawan mengonstruksi peristiwa 34 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 256.

34 24 supaya mampu menarik perhatian pembaca. 36 Selain headline, lead merupakan perangkat sintaksis lain yang sering digunakan. Lead memberikan sudut pandang dari berita, menunjukkan perspektif tertentu dari peristiwa yang diberitakan. 37 Dalam penulisan berita, dilakukan pemilihan sudut pandang yang penting dan menarik bagi pembaca. Sudut pandang sering digunakan untuk memilih sisi lain suatu peristiwa yang ditulis sebagai follow up news, feature, atau laporan mendalam. 38 Perangkat sintaksis selanjutnya yaitu latar, merupakan bagian berita yang dapat memengaruhi makna yang ingin ditampilkan wartawan. Latar yang dipilih menentukan ke arah mana pandangan khalayak hendak di bawa. 39 Penutup merupakan perangkat sintaksis yang terakhir. Sebagai penutup, alinea ini harus mengarahkan akhir dari sebuah peristiwa dan membawa pemahaman tertentu kepada khalayak. 40 Kedua, struktur skrip. Skrip berhubungan dengan bagaimana wartawan mengisahkan peristiwa dalam bentuk berita. Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5W+1H, what (apa), who (siapa) why (mengapa), where (di mana), when (bilamana), dan how (bagaimana). 41 Pertanyaan apa yang terjadi, akan menyebabkan wartawan mengumpulkan fakta yang berkaitan dengan hal-hal yang dilakukan oleh pelaku dalam suatu peristiwa. Pertanyaan siapa akan mengundang fakta yang berkaitan dengan setiap orang yang terlibat dalam peristiwa. Daya tarik berita akan meningkat karena orang tersebut biasanya orang terkenal. Pertanyaan mengapa akan mengundang jawaban latar belakang dari 36 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h Anton M. Moeliono, dkk., Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa, h Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h Anggota IKAPI, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa, h Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 260.

35 25 suatu tindakan ataupun penyebab suatu peristiwa. Pertanyaan di mana menyangkut tempat peristiwa. Nama tempat harus dapat diidentifikasi dengan jelas, sehingga pembaca memperoleh gambaran mengenai tempat yang disebutkan. Pertanyaan bilamana akan menyangkut waktu peristiwa ataupun kemungkinan-kemungkinan waktu yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Pertanyaan bagaimana akan memberikan fakta yang berkaitan dengan proses peristiwa yang diberitakan. 42 Skrip adalah salah satu strategi wartawan dalam mengonstruksi berita. Bagaimana peristiwa dipahami melalui cara tertentu dengan menyusun bagian-bagian sesuai urutan tertentu. 43 Ketiga, struktur tematik. Tematik berhubungan dengan bagaimana wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. 44 Hal ini sangat penting dilakukan untuk memberikan berita tentang suatu peristiwa kepada khalayak dalam bentuk yang mudah dipahami dan menarik. Keempat, struktur retoris. Wacana berita menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan oleh wartawan. Perangkat retoris digunakan wartawan untuk membuat citra, meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu dan meningkatkan gambaran yang diinginkan dari suatu berita. Elemen struktur retoris yang penting dipakai oleh wartawan adalah leksikon, pemilihan dan pemakaian kata-kata tertentu untuk menggambarkan peristiwa. Selain lewat kata, penekanan pesan dalam berita juga 42 Anton M. Moeliono, dkk., Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa, h Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 255.

36 26 dapat dilakukan menggunakan unsur grafis, seperti foto, gambar dan tabel untuk mendukung gagasan. 45 B. Teori Berita dan Teks 1. Konsep Berita Banyak definisi berita atau news yang dapat diketahui dari berbagai literatur. Di kalangan wartawan ada yang mengartikan news sebagai singkatan dari north (utara), east (timur), west (barat), south (selatan). Mereka mengartikan berita sebagai laporan dari keempat penjuru mata mata angin tersebut, laporan dari mana-mana, dari berbagai tempat di dunia ini. 46 Secara ringkas dapat dikatakan bahwa berita adalah jalan cerita tentang peristiwa. Ini berarti bahwa suatu berita setidaknya mengandung dua hal, yaitu peristiwa dan jalan ceritanya. 47 Peristiwa perlu diberitakan paling tidak berdasarkan dua alasan, yaitu untuk memenuhi tujuan politik keredaksian suatu media massa atau memenuhi kebutuhan pembaca. 48 Frank Luther Mott dalam buku Onong Uchjana, menyatakan bahwa paling sedikit ada delapan konsep berita yang meminta perhatian kita. Konsep tersebut adalah sebagai berikut: 49 a. Berita sebagai laporan tercepat. Konsep ini menjadikan peristiwa yang baru saja terjadi akan menarik perhatian pembaca. 45 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h Anggota IKAPI, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa, h Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, h. 68.

37 27 b. Berita sebagai rekaman. Berita pada media cetak bisa dijadikan dokumentasi yang penting bagi pembaca. Sehingga bisa digunakan jika suatu saat diperlukan untuk bahan referensi. c. Berita sebagai fakta objektif. Sebuah berita yang disajikan hendaklah sesuai dengan peristiwa sebenarnya yang terjadi di lapangan. Perspektif wartawan yang diterapkan dalam pembentukan berita jangan sampai menimbulkan kebohongan publik. d. Berita sebagai interpretasi. Berita dikemas untuk memberikan pemahaman atas peristiwa yang terjadi kepada pembaca. Misalnya saja peristiwa yang berkaitan dengan bidang keilmuan, politik, ekonomi, dan budaya yang ditafsirkan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca. e. Berita sebagai sensasi. Pemberitaan mengemas peristiwa secara menggemparkan untuk menarik perhatian pembaca. f. Berita sebagai minat insani. Berita peristiwa tentang peristiwa yang mengharukan dan menyentuh hati mampu menarik perhatian pembaca. g. Berita sebagai ramalan. Wartawan menyajikan pemberitaan tentang keadaan masa depan kepada pembaca. Misalnya pemberitaan tentang kondisi pemanasan global yang akan merusak lingkungan di masa yang akan datang. h. Berita sebagai gambar. Untuk memberikan pemahaman kepada pembaca, dalam pemberitaan dilengkapi dengan ilustrasi, bagan atau tabel untuk menjelaskan suatu peristiwa. Hal yang menjadikan suatu peristiwa sebagai layak berita adalah adanya unsur penting dan menarik dalam kejadian tersebut inilah yang menentukan

38 28 bahwa peristiwa itu akan ditulis sebagai berita jurnalistik. Secara umum, peristiwa yang dianggap mempnyai nilai berita adalah yang mengandung satu atau beberapa unsur berikut: 50 Penting Significance (Penting) Magnitude (Besar) Timeliness (Waktu) Proximity (Kedekatan) Prominence (Tenar) Human Interest (Manusiawi) Menarik Unsur tersebutlah yang menentukan bagaimana sebuah berita menjadi layak atau tidak. Jika sebuah berita yang di informasikan mendekati unsur significance, maka semakin penting berita tersebut bagi pembaca. Sebaliknya, jika sebuah berita bersifat human interest (manusiawi),maka akan semakin menarik perhatian pembaca. Berita dari sebuah peristiwa akan memiliki nilai yang lebih mendalam bagi pembaca jika memiliki unsur keduanya, yakni signicance dan hhuman interest Konsep Teks Proses komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan untuk menyampaikan sebuah pesan. Sebagai media cetak, informasi yang disampaikan kepada pembaca berupa tulisan dalam bentuk teks. Untuk menghasilkan teks 50 Anggota IKAPI, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa, h Anggota IKAPI, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa, h. 30.

39 29 media cetak kepada pembaca, maka wartawan harus memiliki keterampilan dan keahlian dalam bahasa jurnalistik. Wartawan menuliskan berita dengan menggunakan bahasa jurnalistik yang mudah dimengerti oleh pembaca, karena tidak semua pembaca memiliki cukup waktu untuk memahami isi tulisan tersebut. Bahasa jurnalistik dalam media cetak juga harus bisa dipahami oleh pembaca yang berintelektual rendah. Bahasa jurnalistik merupakan bahasa komunikaasi massa yang berfungis sebagai penyambung lidah masyarakat untuk menyampaikan informasi. 52 Berita pada media cetak dinilai baik jika menggunakan bahasa yang baik dan benar, sehingga dapat menarik minat pembaca dan pesan bias tersampaikan secara baik. Bahasa tulisan dan lisan memiliki karakteristik yang berbeda, bahasa tulisan tidak disertai dengan intonasi, gerak dan situasi yang dapat digunakan pada bahasa lisan. Penggunaan bahasa tulisan dibutuhkan ketelitian, konstruksi kalimat yang lebih logis, kemampuan pemilihan dan pembentukan kata yang lebih tepat. 53 Menurut Budiman, yang dimaksud dengan teks adalah: Seperangkat tanda yang ditransmisikan dari seorang pengirim kepada seorang penerima melalui medium tertentu dan dengan kode-kode tertentu. Pihak penerima yang menerima tanda tersebut sebagai teks, segera mencoba menafsirkannya berdasarkan kodekode yang tepat dan telah tersedia. 54 Dalam teori bahasa, yang dimaksud dengan teks adalah Himpunan huruf yang membentuk kata dan kalimat yang dirangkai dengan sistem tanda yang 52 Suhaemi dan Rulli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009), h Anggota IKAPI, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa, h Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 53.

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

Lebih terperinci

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan analisis framing, analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan untuk mengurai atau menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut Crasswell, beberapa

Lebih terperinci

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep dan Model-Model Analisis Framing Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep framing telah digunakan secara luas dalam literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencairan data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini memiliki fokus penelitian yang kompleks dan luas. Ia bermaksud memberi makna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan 49 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan konstruksionis. Dan pendekatan ini mempunyai paradigma yang mempunyai posisi dan pandangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008 31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan kritis secara ontologi berpandangan bahwa realitas yang teramati (virtual reality) merupakan realitas semu yang telah terbentuk oleh proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Elemen dasar seluruh isi media massa, entah itu hasil liputan seperti berita, laporan pandangan mata, hasil analisis berupa artikel berupa artikel opinion adalah bahasa (verbal dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan Bikien, paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun bentuk penelitiannya adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu objek yang berkenaan dengan masalah yang diteliti tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa Kisruh APBD DKI merupakan salah satu peristiwa sedang ramai diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan berita yang di dalamnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian berita berjudul Maersk Line Wins European Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview menggunakan

Lebih terperinci

13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI

13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI 13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI KELOMPOK 12 : DEWI KUSUMA ( 056182 ) DEWI PUSPITA ( 056058 ) MOCH. AKBAR ( 056179 ) NURMAWATI D. LIANA ( 056080 ) SUCHI MAHADEWI ( 056067 ) Zhongdang Pan dan Gerald

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Model framing yang digunakan dalam menganalisis konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan oleh Pan dan Kosicki. Dalam model ini, perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang 50 BAB III METODE PENELITIAN Fungsi penelitian adalah untuk mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan yang ada. Oleh karena itu diperlukan metodelogi penelitian, yakni seperangkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, sebagai prosedur penelitian data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Framing Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) dibingkai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif-kualitatif dengan menggunakan studi dokumentasi yang diperoleh berupa

Lebih terperinci

EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing)

EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing) EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing) oleh : Erma Restiani (056056) Galih Pratiwi (056471) Irma Yulita Silviani (057160) Rini Septiani (056411) FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan simpulan dan saran penelitian ini. Simpulan dan saran diberikan berdasarkan temuan penelitian dalam menjawab pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis framing (bingkai), yang dalam penelitian ini selanjutnya menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari model analisis

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR. (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011)

KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR. (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011) KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam menjembatani atau sebagai penghubung informasi kepada khalayak luas dalam bidang politik, sosial, keamanan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif, merupakan penelitian deskriptif

Lebih terperinci

KONTROVERSI MISS WORLD 2013 DI MEDIA

KONTROVERSI MISS WORLD 2013 DI MEDIA KONTROVERSI MISS WORLD 2013 DI MEDIA Yudin Taqyudin dan Rulli Nasrullah Abstrak Berita tidak sekadar merupakan realitas dari peristiwa yang ada di lapangan dan dilaporkan oleh wartawan dan media. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan informasi saat ini berkembang sangat pesat. Setiap harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi mereka. Media menjadi pilihan

Lebih terperinci

09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Modul ke: Analisis Framing Memahami analisis framing dalam Pemberitaan Media. Jenis analisis framing, framing dan ideologi. Fakultas 09Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan berjudul:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan berjudul: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan berjudul: Analisa Framing Pemberitaan Pemilukada Kabupaten Mesuji Tahun 2011 pada skh Lampung Post,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia yang senantiasa membutuhkan informasi yang dapat memperkaya hidupnya. Media merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran signifikan yang besar dalam pembentukkan persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian tercerminkan wacana dominan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Peristiwa Bom Thamrin yang terjadi pada tanggal 14 Januari 2016 ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan banyak pihak karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wardi Bahtiar dalam bukunya Metodologi Penelitian Dakwah. kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya 26.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wardi Bahtiar dalam bukunya Metodologi Penelitian Dakwah. kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya 26. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada dasarnya penelitian itu merupakan usaha menemukan, mengembangkan dan melakukan verifikasi terhadap kebenaran suatu peristiwa atau

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Media Massa Media adalah pengantara atau saluran dalam menyebarkan suatu informasi atau pesan dari komunikator kepada komunikan. Menurut McLuhan (Nova. 2009: 204) media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berakhirnya pemerintahan orde baru, industri pers di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai implementasi

Lebih terperinci

Bab III. Metodologi Penelitian

Bab III. Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Dalam bab ini, penulis akan membahas mengenai metodologi yang akan mendasari penulis dalam melakukan penelitian ini. Metodologi (Creswell 2003; leedy & Ormrod 2005 dalam Sarosa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Dalam bab sebelumnya penulis menguraikan bangunan konsep dan teori-teori yang relevan sebagai bahan rujukan berkaitan dengan topik penelitian. Selanjutnya dalam bab tiga ini, penulis

Lebih terperinci

ABSTRAK. JUDUL : Pembingkaian Kasus Pembekuan PSSI Oleh Menpora (Analisis Framing Pemberitaan Dalam Harian Kompas) : Tri Yoga Adibtya Tama : D2C009045

ABSTRAK. JUDUL : Pembingkaian Kasus Pembekuan PSSI Oleh Menpora (Analisis Framing Pemberitaan Dalam Harian Kompas) : Tri Yoga Adibtya Tama : D2C009045 ABSTRAK JUDUL : Pembingkaian Kasus Pembekuan PSSI Oleh Menpora (Analisis Framing Pemberitaan Dalam Harian Kompas) NAMA NIM : Tri Yoga Adibtya Tama : D2C009045 Pembekuan PSSI oleh Menpora merupakan salah

Lebih terperinci

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 0 KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif

BAB 1 PENDAHULUAN. konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa berfungsi mengkonstruksi realitas yang terjadi. Bagi kaum konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif

Lebih terperinci

PENCITRAAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO & WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA di SURAT KABAR MERYATI PRISKA SIANTURI

PENCITRAAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO & WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA di SURAT KABAR MERYATI PRISKA SIANTURI PENCITRAAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO & WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA di SURAT KABAR (Analisis Framing Terhadap Pembentukan Citra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla Pasca

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Temuan

BAB V PENUTUP A. Temuan BAB V PENUTUP A. Temuan Harian Jogja merupakan media lokal yang cukup aktif dalam memantau berbagai perkembangan mengenai pembangunan bandara di Kulon Progo. Arah pemberitaan (September 2014 - Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi

BAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini cukup berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media konvensional terpaksa harus beralih

Lebih terperinci

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM SKRIPSI

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM SKRIPSI PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM (Analisis Framing Berita Tentang Kasus Korupsi Simulator SIM Yang Melibatkan Djoko Susilo Pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi Desember 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara penganut sistem Demokrasi, dimana kekuasaan yang berada ditangan rakyat (pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Jilbab merupakan jenis pakaian yang memiliki arti sebagai kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada (kbbiweb.id). Jilbab

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1. Kesimpulan Analisis framing adalah analisis untuk mengetahui perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Asumsi dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Tanggal 15 Februari 2017 merupakan pesta demokrasi bagi sebagian masyarakat di Indonesia yang melaksanakan pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views (opini). Mencari bahan berita merupakan tugas pokok wartawan, kemudian menyusunnya menjadi

Lebih terperinci

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan September 2013 Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan jurnalistik. Jurnalistik dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural

BAB III METODE PENELITIAN. naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan dalam penelitian ini termasuk pendekatan kualitatif. Penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural

Lebih terperinci

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi 41 PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS (Studi Analisis Framing head line Pemberitaan Kasus Korupsi Sport Center di Hambalang Pada Surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi. 1 Media massa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 181 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penjelasan pada permasalahan yang peneiliti teliti, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara Sintaksis a. Berdasarkan dari Pikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha

BAB I PENDAHULUAN. adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha BAB I PENDAHULUAN Salah satu TV Lokal yang konsisten dalam mengangkat isu/konten daerah adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Yayasan Buddha Tzu

Lebih terperinci

09ILMU. Modul Perkuliahan IX. Metode Penelitian Kualitatif. Metode Analisis Framing. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm KOMUNIKASI.

09ILMU. Modul Perkuliahan IX. Metode Penelitian Kualitatif. Metode Analisis Framing. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm KOMUNIKASI. Modul ke: Modul Perkuliahan IX Metode Penelitian Kualitatif Metode Analisis Framing Fakultas 09ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Program Studi Public Relations Judul Sub Bahasan Pendekatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pesannya menggunakan media massa, pihak komunikan dalam komunikasi massa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pesannya menggunakan media massa, pihak komunikan dalam komunikasi massa BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa dalam tinjauan praktis adalah proses penyampaian pesan dari komunikator (pengirim) kepada komunikan (penerima) dengan menggunakan media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari manusia pasti melakukan komunikasi, baik dengan antar individu, maupun kelompok. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Polemik Ujian Nasional dalam Harjo (Studi Analisis Framing Pemberitaan

BAB I PENDAHULUAN. Polemik Ujian Nasional dalam Harjo (Studi Analisis Framing Pemberitaan BAB I PENDAHULUAN A. Judul Polemik Ujian Nasional dalam Harjo (Studi Analisis Framing Pemberitaan Surat Kabar Harian Jogja Mengenai Polemik Ujian Nasional SMA Periode April 2011). B. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing) terhadap sebuah isu atau peristiwa melalui berita atau opini yang diterbitkannya. Praktik pembingkaian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan. 1. Ditinjau dari aspek sintaksis, bingkai jurnalisme profetik yang terlihat di

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan. 1. Ditinjau dari aspek sintaksis, bingkai jurnalisme profetik yang terlihat di BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan 1. Ditinjau dari aspek sintaksis, bingkai jurnalisme profetik yang terlihat di harian umum Republika adalah dengan cara penyusunan fakta yang sederhana, apa adanya, netral dan

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS FRAMING BUKU BIOGRAFI CHAIRUL TANJUNG Si Anak Singkong

STUDI ANALISIS FRAMING BUKU BIOGRAFI CHAIRUL TANJUNG Si Anak Singkong SKRIPSI STUDI ANALISIS FRAMING BUKU BIOGRAFI CHAIRUL TANJUNG Si Anak Singkong Diajukan Oleh : FADILAH SONIA 070904007 Program Studi Hubungan Masyarakat Ilmu Komunikasi DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEMBINGKAIAN BERITA PAPA MINTA SAHAM PADA MEDIA ONLINE (Kompas.com dan Viva.co.id)

PERBANDINGAN PEMBINGKAIAN BERITA PAPA MINTA SAHAM PADA MEDIA ONLINE (Kompas.com dan Viva.co.id) PERBANDINGAN PEMBINGKAIAN BERITA PAPA MINTA SAHAM PADA MEDIA ONLINE (Kompas.com dan Viva.co.id) Oleh : Asri Saraswati 1B815842 Dosen Pembimbing : Dr. Edy Prihantoro Kasus Papa Minta Saham Media Online

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri media di Indonesia yang kini berorientasi pada kepentingan modal telah menghasilkan suatu konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan, yaitu berupa

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik 1 Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik dalam diri seseorang, terutama wartawan. Seorang wartawan sebagai penulis yang selalu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana tidak hanya dipandang sebagai pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Dalam hal ini, wacana adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilu yang bersifat demokratis di Indonesia terwujud untuk pertama kalinya pada tahun 1999. Di mana rakyat dapat memilih sendiri wakil-wakil lembaga pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nyoman Kutha Ratna (2011:21) adalah seperangkat keyakinan mendasar, pandangan dunia yang berfungsi untuk menuntun tindakantindakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kerangka Konseptual Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berfokus pada bingkai sosok Jokowi sebagai Presiden dalam pemberitaan setahun pemerintahan pasangan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan Jusuf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong umatnya untuk berbuat kebaikan dan mengajak orang lain agar menjadi insan yang baik. Implikasi dari

Lebih terperinci

PEREMPUAN MADURA DALAM KONSTRUKSI MEDIA LOKAL Analisis Wacana Rubrik Pottre Koneng Pada Koran Radar Madura (Edisi November 2012) SKRIPSI

PEREMPUAN MADURA DALAM KONSTRUKSI MEDIA LOKAL Analisis Wacana Rubrik Pottre Koneng Pada Koran Radar Madura (Edisi November 2012) SKRIPSI PEREMPUAN MADURA DALAM KONSTRUKSI MEDIA LOKAL Analisis Wacana Rubrik Pottre Koneng Pada Koran Radar Madura (Edisi 12-19 November 2012) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA ONLINE TENTANG KEBIJAKAN GUBERNUR DKI JAKARTA DALAM PENERTIBAN KAMPUNG PULO

KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA ONLINE TENTANG KEBIJAKAN GUBERNUR DKI JAKARTA DALAM PENERTIBAN KAMPUNG PULO KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA ONLINE TENTANG KEBIJAKAN GUBERNUR DKI JAKARTA DALAM PENERTIBAN KAMPUNG PULO (Analisis Framing terhadap Kompas.com dan Viva.co.id edisi 19-26 Agustus 2015) SKRIPSI Oleh : Akbar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan komunikasi, lisan maupun tulisan. Seiring perkembangan teknologi

Lebih terperinci

Bab III. Metodologi Penelitian. diciptakan melalui tayangan program Minta Tolong di RCTI.

Bab III. Metodologi Penelitian. diciptakan melalui tayangan program Minta Tolong di RCTI. Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dimana penelitian ini berusaha melihat konstruksi realitas sosial yang diciptakan

Lebih terperinci

FRAMING BERITA GAYUS TAMBUNAN DI SURAT KABAR MEDIA INDONESIA DAN REPUBLIKA

FRAMING BERITA GAYUS TAMBUNAN DI SURAT KABAR MEDIA INDONESIA DAN REPUBLIKA FRAMING BERITA GAYUS TAMBUNAN DI SURAT KABAR MEDIA INDONESIA DAN REPUBLIKA 1Pratiwi Asri, 1 Abdurrahman Jemat, M.S. 1Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul Jalan Arjuna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini paradigma yang digunakan yakni pradigma kontruksionis. Paradigma menurut Bogdan dan Bikien adalah kumpulan longgar dari sejumlah

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kondisi empirik objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki. 25

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kondisi empirik objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki. 25 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah bersifat deskriptif kualitatif dimana, penelitian memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empirik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRACT... ii DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian Fokus Penelitian dan Peranyaan Penelitian...

DAFTAR ISI. ABSTRACT... ii DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian Fokus Penelitian dan Peranyaan Penelitian... DAFTAR ISI ABSTRAKSI..... i ABSTRACT..... ii KATA PENGANTAR.... iii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR BAGAN. viii... xii... xiv... xv DAFTAR LAMPIRAN. xvi BAB I PENDAHULUAN. 1 1.1 Konteks Penelitian.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Uraian ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Konteks Penelitian... 1

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK Lembar Persetujuan... Lembar Pengesahan... Riwayat Hidup... iii Motto dan Persembahan... Kata Pengantar... Daftar Isi...

DAFTAR ISI ABSTRAK Lembar Persetujuan... Lembar Pengesahan... Riwayat Hidup... iii Motto dan Persembahan... Kata Pengantar... Daftar Isi... DAFTAR ISI ABSTRAK Lembar Persetujuan... Lembar Pengesahan... Riwayat Hidup... Motto dan Persembahan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i ii iii iv vi ix xiv xviii BAB

Lebih terperinci

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tawuran pelajar adalah fenomena sosial yang sudah lama terjadi dan. menjadi topik hangat di tengah-tengah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Tawuran pelajar adalah fenomena sosial yang sudah lama terjadi dan. menjadi topik hangat di tengah-tengah masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tawuran pelajar adalah fenomena sosial yang sudah lama terjadi dan menjadi topik hangat di tengah-tengah masyarakat. Menurut data Komnas Perlindungan Anak dalam artikel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diasuh oleh lukman hakim ditabloid Posmo dalam membingkai dan

BAB III METODE PENELITIAN. diasuh oleh lukman hakim ditabloid Posmo dalam membingkai dan 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti, yaitu berbicara mengenai bagimana sebuah isi teks pesan dakwah konsultasi sufistik yang diasuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berita yang disusun dalam benak manusia bukan merupakan peristiwa manusia. peristiwa itu memiliki makna bagi para pembacanya.

BAB I PENDAHULUAN. Berita yang disusun dalam benak manusia bukan merupakan peristiwa manusia. peristiwa itu memiliki makna bagi para pembacanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi massa memainkan peranan penting bagi perubahan dan dinamika sosial manusia. Berita, dalam konteks komunikasi massa yang berkembang sampai sekarang selalu

Lebih terperinci