BAB IV REST AREA JALAN TOL SOLO-SEMARANG YANG DIRENCANAKAN
|
|
- Indra Sukarno Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV REST AREA JALAN TOL SOLO-SEMARANG YANG DIRENCANAKAN 4.1. Pengertian dan Fungsi Pengertian Rest area ini berada pada jalur jalan tol Solo-Semarang. Hadirnya rest area sebagai pemenuhan kebutuhan saat perjalanan dari Kota Solo menuju Kota Semarang. Jarak tempuh sebesar 75,6 kilometer memberikan peluang hadirnya rest area sebagai sarana peristirahatan. Jarak tempuh yang cukup panjang dan kondisi fisik jalan yang berkelok serta berkontur, terdapat kecenderungan pengemudi menjadi cepat lelah dan hilang berkonsentrasi sehingga membutuhkan sarana peristirahatan untuk mengembalikan kebugaran. Rest area jalan tol Solo-Semarang merupakan sarana peristirahatan yang diperuntukkan pengguna jalan tol. Rest area ini berada pada bahu jalan tol yang disediakan untuk menepi beristirahat dan memeriksa keoptimalan kinerja kendaraan. Sebagai sarana peristirahatan, rest area menyediakan fasilitas berupa sarana ibadah, toilet, restoran, pujasera, minimarket serta pijat refleksi. Fasilitas tersebut diperuntukkan bagi pengunjung dalam memenuhi kebutuhan perjalanan. Selain itu, rest area juga memiliki fasilitas yang menunjang kinerja kendaraan berupa Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU), bengkel, car wash, serta minimarket pelumas Fungsi Adapun fungsi rest area yaitu sebagai berikut. 1) Sarana Peristirahatan Rest area memiliki fungsi utama sebagai sarana peristirahatan untuk mengembalikan kebugaran sehingga konsentrasi pengemudi kembali 51
2 optimal. Selain itu, sarana peristirahatan juga dimanfaatkan sebagai tempat memeriksa keadaan kinerja kendaraan agar perjalanan aman dan lancar. 2) Penanda Pencapaian Lokasi Selain sebagai sarana peristirahatan, rest area juga berfungsi sebagai penanda pencapaian lokasi sehingga saat pengguna jalan tol Solo- Semarang melintas maka dapat mengenali rest area sebagai penanda. Penanda ini juga dimaksudkan sebagai penunjuk Kota Ungaran melalui objek Candi Gedongsongo sebagai identitas kota Tujuan Tujuan dari perancangan ini yaitu pengguna dapat memanfaatkan fasilitas rest area sebagai sarana peristirahatan dan penanda pencapaian lokasi sehingga perjalanan saat melalui jalan tol Solo-Semarang berjalan aman dan lancar. Rest area mampu mengembalikan kebugaran dengan optimal melalui aspek psikologi-perilaku pengguna sebagai penekanan dalam perancangan. Selain itu, rest area diharapkan mampu menjadi penanda pencapaian Kota Ungaran melalui aspek estetika idiomatik kitsch dengan objek Candi Gedongsongo Konsep Perancangan Rest Area Rest Area sebagai Sarana Peristirahatan melalui Penekanan Psikologi- Perilaku Rest area memiliki fungsi utama sebagai sarana peristirahatan bagi pengguna jalan tol Solo-Semarang yang melintas. Adanya rest area ini diharapkan mampu menekan angka kecelakaan lalu lintas saat berkendara. Kecelakaan lalu lintas biasanya dipicu oleh hilangnya konsentrasi pengemudi yang diakibatkan terlalu lelah atau jenuh. Kedua faktor sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik dan psikis pengguna. Oleh karena itu, perlu adanya penekanan psikologi perilaku yang akan diimplementasikan pada perancangan rest area untuk memulihkan kebugaran. 52
3 Psikoanalisis Jacques Lacan Penyediaan Fasilitas Penekanan Psikologi-Perilaku (Hasrat manusia untuk memiliki dan menjadi) Behavior Setting Place Centered Mapping Skema 4.1 Penerapan Penekanan Psikologi-Perilaku Sumber: Analisa Lathifah, 2013 Adapun implementasi pada penekanan psikologi perilaku sebagai berikut Penyediaan Fasilitas sesuai Kebutuhan Pengguna Jalan Menurut Jacques Lacan, psikoanalisis pada merupakan langkah mengurai tentang diri manusia. Manusia memiliki beberapa hasrat yang dipengaruhi oleh kekurangan eksistensial berupa hasrat memiliki dan menjadi. Hasrat memiliki merupakan hasrat untuk memperoleh atau memenuhi kebutuhan bagi manusia. Pada perancangan ini, Rest Area Jalan Tol Solo-Semarang termasuk pada tipe A. Pemilihan tipe A didasari oleh UU No. 16 Tahun 2005 Pasal 12 yang menyebutkan bahwa jalan tol yang memiliki jarak tempuh minimal 40 kilometer dan maksimal 120 kilometer menggunakan rest area tipe A. Sedangkan menurut Keputusan Menteri No. 354 Tahun 2001 menyebutkan bahwa pada tempat pelayanan tipe A disediakan parkir untuk 100 kendaraan, ruang istirahat, peturasan, mushola, restoran, pompa pengisian bahan bakar, bengkel, toko kecil, sarana informasi, dan telepon umum. Adapun pengadaan fasilitas di rest area sebagai berikut. 1) Restoran Restoran merupakan salah satu fasilitas rest area yang hadir sebagai pemenuhan kebutuhan pangan bagi pengguna. Restoran biasanya dikelola oleh investor berupa fast food ataupun francise 53
4 yang bersifat waralaba. Penataan ruang dalam restoran memiliki batasan dengan fasilitas lainnya. 2) Pujasera Pujasera juga merupakan fasilitas pemenuhan kebutuhan pangan pengguna namun memiliki perbedaan dengan restoran berupa pengelolanya yang biasa dimiliki oleh individu. Selain itu, pujasera juga memiliki ruang makan bersama yang disatukan dengan beberapa kios lainnya. Pujasera yang direncanakan dalam perancangan ini sebanyak delapan kios dengan pertimbangan jumlah pengguna dan berbagai potensi kuliner. 3) Minimarket Minimarket merupakan fasilitas pemenuhan kebutuhan pengguna saat melakukan perjalanan seperti makanan dan minuman ringan, obat-obatan, dan keperluan lainnya. Minimarket ini bersifat swalayan sehingga pengguna mampu memperoleh kebutuhan dengan mandiri. Minimarket yang direncanakan dalam perancangan sebanyak dua buah untuk menciptakan persaingan sehat dalam pemenuhan kebutuhan. 4) Pijat Refleksi Pijat refleksi merupakan salah satu langkah mengembalikan kebugaran secara fisik setelah melakukan perjalanan. Dengan kondisi yang bugar diharapkan mampu menegembalikan daya konsentrasi bagi pengunjung untuk melanjutkan perjalanan berikutnya. Pijat refleksi yang direncanakan berjumlah satu tempat dengan pertimbangan satu tempat pijat refleksi mampu menampung lima pengguna. 5) Masjid Masjid merupakan sarana ibadah yang diperuntukkan untuk pengguna jalan tol Solo-Semarang bagi yang beragama Islam. Kebutuhan akan fasilitas ini diharapkan mampu mempermudah pengguna untuk beribadah commit to shalat user wajib lima waktu, shalat sunah, 54
5 shalat Jumat maupun shalat hari raya. Dalam pengolahan massa dan ruang menggunakan transformasi dari anatomi Candi gedongsongo yang mampu menampung 100 orang. 6) Peturasan Peturasan merupakan fasilitas kegiatan metabolisme dan MCK (mandi, cuci, kakus). Fasilitas ini merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi pengguna yang melakukan perjalanan. Melalui peturasan ini, diharapkan pengguna mampu menghilangkan rasa penat dan kantuk dengan memanfaatkannya sebagai kamar mandi. Peturasan yang direncanakan sebanyak 25 kamar mandi terdiri atas 10 pria dan 15 wanita dengan mengutamakan kebersihan dan kesehatan fasilitas. 7) Car wash Car wash merupakan fasilitas yang diperuntukkan untuk membersihkan kendaraan setelah melakukan perjalanan. Fasilitas ini diharapkan mampu memberikan kenyamanan berupa kebersihan untuk melanjutkan perjalanan. Sistem car wash ini berupa track pencucian kendaraan otomatis sehingga pengguna dapat mengakses dengan muda dan cepat. 8) Bengkel Bengkel merupakan fasilitas yang diperuntukkan untuk memperbaiki atau mengecek keoptimalan fungsi mesin kendaraan sehingga pengguna dapat melanjutkan perjalanan dengan aman. Bengkel mobil ini dilengkapi dengan kios aksesoris dan suku cadang kendaraan dengan berbagai merk mobil. 9) Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) merupakan fasilitas pengisian BBM untuk melanjutkan perjalanan. Adapun bahan bakar yang disediakan berupa premium, pertamax, solar, dan bio diesel. Selain BBM, SPBU juga dilengkapi dengan minimarket 55
6 pelumas, pengisian angin dan air radiator. SPBU terdiri atas 10 pump islands dan kantor pengelola Penataan Sirkulasi dalam Pengolahan Massa dan Tata Ruang Selain melalui penyediaan fasilitas yang dibutuhkan, penerapan penekanan psikologi-perilaku diimplementasikan melalui pengolahan massa dan tata ruang. Pada pengolahan massa, perancangan ini menerapkan pada aspek place centered mapping yang memanfaatkan tata massa untuk membuat pola sirkulasi bagi pengguna dengan memperhatikan kebutuhan. Place centered mapping ini akan menghasilkan suatu tatanan sirkulasi yang terbentuk dari ruang atau fasilitas serta pola perilaku pengguna. Keterangan: Meja Pendaftaran Ruang Tunggu Ruang Periksa Jalur Sirkulasi Skema 4.2. Contoh Place Centered Mapping pada Ruang Periksa Sumber: Analisa Lathifah, Rest Area sebagai Penanda Pencapaian Lokasi melalui Penekanan Estetika Idiomatik Kota Ungaran Menurut Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang, Candi Gedongsongo merupakan salah satu potensi pariwisata yang perlu dikembangkan. Fungsi candi yang biasanya digunakan sebagai tempat bertapa untuk menyeimbangkan kebutuhan fisik dan psikis menginspirasi perencanaan dan perancangan rest area. Persamaan kedua commit objek to user yaitu mengembalikan kebugaran 56
7 kembali setelah berutinitas. Selain itu, Candi Gedongsongo juga mampu menjadi sebuah penanda identitas Kota Ungaran. Identitas ini akan diimplementasikan sebagai objek rancang bangun melalui pengolahan fasade bangunan sehingga mampu menjadi penanda bagi pengguna. Fasade adalah representasi atau ekspresi dari berbagai aspek yang muncul dan dapat diamati secara visual. Dalam konteks arsitektur kota, fasade bangunan tidak hanya bersifat dua dimensi saja akan tetapi bersifat tiga dimensi yang dapat merepresentasikan masing-masing bangunan tersebut dalam kepentingan publik (kota) atau sebaliknya. Untuk itu komponen fasade bangunan (Krier, 1983: 61 66) yang diamati meliputi sebagai berikut Gerbang dan Pintu Masuk (Entrance) Saat memasuki sebuah bangunan dari arah jalan, seseorang melewati berbagai gradasi dari sesuatu yang disebut publik. Posisi jalan masuk dan makna arsitektonis yang dimilikinya menunjukan peran dan fungsi bangunan tersebut. Pintu masuk menjadi tanda transisi dari bagian publik (eksterior) ke bagian privat (interior). Pintu masuk adalah elemen pernyataan diri dari penghuni bangunan. Gambar 4.1. Anatomi Candi Gedongsongo sebagai Objek Transformasi Gate Sumber: Dokumentasi Lathifah,
8 Pada perancangan rest area ini akan memaanfaatkan anatomi Candi Gedongsongo sebagai transformasi gate sebagai penanda memasuki wilayah perancangan. Selain itu, gate ini diharapkan mampu menjadi penanda dan tetap memiliki fungsi arsitektural Zona Lantai Dasar Zona lantai dasar merupakan elemen urban terpenting dari fasade. Alas dari sebuah bangunan, yaitu lantai dasarnya, merupakan elemen perkotaan terpenting dari suatu fasade. Karena berkaitan dengan transisi ke tanah, sehingga pemakaian material untuk zona ini harus lebih tahan lama dibandingkan dengan zona lainnya. Pada perancangan rest area, zona lantai dasar ini menggunakan permainan material berupa batu alam, marmer dan kayu sebagai pengikat Jendela dan Pintu Masuk ke Bangunan Jendela dan pintu dilihat sebagai unit spasial yang bebas. Elemen ini memungkinkan pemandangan kehidupan urban yang lebih baik, yaitu adanya bukaan dari dalam bangunan ke luar bangunan. Fungsi jendela sebagai sumber cahaya bagi ruang interior, yaitu efek penetrasi cahaya pada ruang interior. Jendela juga merupakan bukaan bangunan yang memungkinkan pemandangan dari dan ke luar bangunan. Selain memenuhi kebutuhan fungsionalnya, jendela juga dapat menjadi elemen dekoratif pada bidang dinding. Pintu memainkan peran yang menentukan dalam konteks bangunan, karena pintu mempersiapkan tamu sebelum memasuki ruang, karena itu makna pintu harus dipertimbangkan dari berbagai sudut pandang (Krier, 1988: 96). Posisi sebuah pintu sangat erat hubungannya dengan bentuk ruang yang dimasuki, dimana akan menentukan konfigurasi jalur dan pola aktivitas di dalam ruang. Dalam perancangan ini, akan menggunakan kalamakara sebagai pengarah konfigurasi jalur sirkulasi. 58
9 Atap dan Akhiran Bangunan Gambar 4.2. Relung Pintu Berhiaskan Kalamakara Sumber: Dokumentasi Lathifah, 2013 Atap adalah bagian atas dari bangunan. Akhiran atap dalam konteks fasade di sini dilihat sebagai batas bangunan dengan langit. Garis langit (sky-line) yang dibentuk oleh deretan fasade dan sosok bangunannya, tidak hanya dapat dilihat sebagai pembatas, tetapi sebagai obyek yang menyimpan rahasia dan memori kolektif warga penduduknya Tanda-tanda (signs) dan Ornamen pada Fasade Tanda-tanda (signs) adalah segala sesuatu yang dipasang oleh pemilik toko, perusahaan, kantor, bank, restoran dan lain-lain pada tampak muka bangunannya, dapat berupa papan informasi, iklan dan reklame. Tanda-tanda ini dapat dibuat menyatu dengan bangunan, dapat juga dibuat terpisah dari bangunan. Sedangkan ornamen merupakan kelengkapan visual sebagai unsur estetika pada fasade bangunan. Ornamentasi pada fasade bangunan fungsi komersial, selain sebagai unsur dekoratif bangunan juga merupakan daya tarik atau iklan yang ditujukan untuk menarik perhatian orang. Ornamen yang digunakan dapat digunakan dari transformasi relief-relief Candi Gedongsongo. 59
10 Gambar 4.3. Relief pada Bangunan Candi sebagai Ornamen Perancangan Sumber: Dokumentasi Lathifah, Pelaku dan Kapasitas Daya Tampung dalam Rest Area Dalam perancangan rest area jalan tol Solo-Semarang memiliki beberapa pengguna sebagai berikut Pengunjung Pengunjung merupakan pengguna jalan tol yang melewati jalur bebas hambatan. Pengguna jalan tol ini dikenakan biaya retribusi dan berhak memperoleh fasilitas dalam jalan tol salah satunya kenyamanan dan keselamatan berkendara Pengelola Pengelola jalan tol merupakan subjek yang mengontrol dan mengelola fasilitas di jalan tol. Dalam pengelolaan jalan tol menggunakan system investor yang bekerja sama dengan Bina Marga. Adapun pihak yang menjalankan dan mengelola rest area sebagai berikut Pengelola head office Pengelola head office merupakan bagian yang menjadi pimpinan dalam operasional rest area. Bertugas mengatur dan mengawasi kegiatan yang berlangsung. Adapun bagian pengelola head office terdiri atas: 1) Pimpinan perusahaan 2) Kepala staff (struktural dan non struktural) 3) Kepala bagian operasional 4) Bendahara dan staff bendahara 60
11 5) Staff bagian personalia 6) Staff Tata Usaha (TU) Pengelola front office Pengelola front office merupakan pengelola yang mengurusi bagian pemasaran dan bagian informasi bagi pengunjung. Adapun bagiannya sebagai berikut. 1) Receptionist 2) Marketing Supplier Supplier merupakan pengelola yang bertugas menyediakan kebutuhan dalam rest area berupa pemasok bahan makanan, bahan bakar, maupun kebutuhan fasilitas lainnya Pemberi Jasa Pemberi jasa merupakan perusahaan atau pedagang yang bekerja sebagai penyedia fasilitas dalam rest area. Pemberi jasa ini terdiri atas pemilik dan pegawai pada fasilitas tersebut Karyawan Servis Karyawan pada rest area merupakan subjek yang membantu melayani fasilitas yang disediakan. Karyawan yang bekerja di rest area jalan tol terhimpun dalam satu paguyuban agar akomodasi dan pengkontrolan dalam rest area tetap terjaga. Adapun karyawan terdiri sebagai berikut. 1) Keamanan Keamanan pada rest area mencangkup pada keamanan dalam bangunan maupun area parkir sehingga keamanan dibedakan menjadi dua tempat yaitu pos jaga dan ruang kamera pengintai (CCTV). 2) Kebersihan Kebersihan pada rest area merupakan karyawan servis yang menangani masalah sampah dan limbah dan menjaga kebersihan serta keindahan dalam commit perancangan. to user 61
12 3) Mechanical electrical Mechanical electrical merupakan karyawan servis yang menangani masalah mesin dan listrik pada rest area. Fungsi-fungsi ini sebagai penunjang fasilitas dalam rest area. 62
REST AREA JALAN TOL SOLO SEMARANG MELALUI ASPEK ESTETIKA IDIOMATIK KOTA UNGARAN
REST AREA JALAN TOL SOLO SEMARANG MELALUI ASPEK ESTETIKA IDIOMATIK KOTA UNGARAN Lina Nida ul Lathifah, Muhammad Asrori, Titis Srimuda Pitana Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Lebih terperinciREST AREA KM 22 JALAN TOL SEMARANG-SOLO
TUGAS AKHIR 37 Periode April - September 2011 REST AREA KM 22 JALAN TOL SEMARANG-SOLO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian
BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Tabel 5.1. Analisis Kebutuhan Ruang
BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Analisis Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Kebutuhan ruang merupakan pewadahan dari aktivitas yang terjadi dalam rest area sesuai kelompok kegiatan dan dianalisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang a. Strategi/ Pendekatan Perancangan Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo dikarenakan masih kurangnya fasilitas seperti rest area yang berada di tol Jawa
Lebih terperinciSedangkan dalam tugas akhir ini rest area mempunyai batasan sebagai tempat yang. Semarang dengan melewati rute / daerah pantai utara pulau Jawa.
BAB II TINJAUAN UMUM REST AREA DI JALUR PANTURA INDRAMAYU 2.1. Tinjauan Umum 2.1.1. Pengertian Tentang Rest Area Dilihat dari kosakatanya " rest area " mempunyai dua suku kata yaitu " rest " dan " area
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari
Lebih terperinciTUGAS AKHIR 135. Tempat Istirahat Tipe A Di Jalan Tol Cikopo-Palimanan KM 166
TUGAS AKHIR 135 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Tempat Istirahat Tipe A Di Jalan Tol Cikopo-Palimanan KM 166 Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini memakai konsep Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Pengguna bangunan terminal adalah mereka yang secara langsung melakukan ativitas di dalam terminal
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya yang telah dijelaskan, sebuah hasil yang menjawab permasalahan dalam suatu perancangan melalui
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Judul
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Judul Rest Area (Tempat Isirahat) : Berdasarkan Standar Geometri Jalan Bebas Hambatan untuk Jalan Tol No. 007/BM/2009, suatu tempat dan fasilitas yang disediakan bagi
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Kompleks kawasan smart masjid terbagi atas beberapa massa yang terdiri dari bangunan masjid, penitipan anak, kantin dan bussiness center. Dalam penataan
Lebih terperinciBAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan
BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. KONSEP PERUANGAN 1. Konsep Kebutuhan Ruang Berdasarkan analisa pola kegiatan dari pelaku pusat tari modern, mak konsep kebutuhanruang pada area tersebut adalah
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FASADE BANGUNAN FACTORY OUTLET DI JALAN IR. H. DJUANDA BANDUNG
KARAKTERISTIK FASADE BANGUNAN FACTORY OUTLET DI JALAN IR. H. DJUANDA BANDUNG (Kasus Studi pada Factory Outlet Glamour yang merupakan peralihan fungsi dari fungsi hunian kolonial) Abstrak Peralihan fungsi
Lebih terperinciKONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA JALAN TOL SOLO SEMARANG MELALUI ASPEK ESTETIKA IDIOMATIK KOTA UNGARAN TUGAS AKHIR
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA JALAN TOL SOLO SEMARANG MELALUI ASPEK ESTETIKA IDIOMATIK KOTA UNGARAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas
Lebih terperinciBAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan
Lebih terperinci5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan
Lebih terperinciLapas Kelas I A Kedungpane
BAB V PROGRAM PERANCANGAN DAN PERENCANAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA 5.1. Tapak Terpilih Lokasi tapak dipilih berdasarkan rencana pembangunan lapas wanita oleh Kemenkumham Kanwil Jawa Tengah, yaitu
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya
165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai
Lebih terperinciBAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin
BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan
BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.
Lebih terperinciSTANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 NOMOR 2014 TENTANG STANDAR USAHA TAMAN REKREASI STANDAR USAHA TAMAN REKREASI I. PRODUK A. Tempat dan Ruang B. Fasilitas
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Rest Area Tol Semarang - Batang ini berisi mengenai hasil perhitungan program
Lebih terperinciLAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nama responden : Usia : Jenis Kelamin : Pria Wanita Pendidikan : SD SMP
Lebih terperinciREST AREA JALAN RAYA SRAGEN-NGAWI KM.14 SRAGEN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKUR (LP3A) REST AREA JALAN RAYA SRAGEN-NGAWI KM.14 SRAGEN Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh
Lebih terperincib. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun
BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan
Lebih terperinci6.1 Program Dasar Perencanaan
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TIDAR DI KOTA MAGELANG 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Kelompok Ruang Luar ruangan (m 2 ) A. Kelompok Ruang Luar 1 - Area Penurunan Penumpang
Lebih terperinciBAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Wisma Atlet Jatidiri Semarang bertujuan untuk mendapatkan suatu rancangan sarana beristirahat atlet yang mewadahi
Lebih terperinciBAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kebutuhan terhadap hiburan sudah tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan manusia. Layaknya kebutuhan sandang, pangan, dan papan, hiburan merupakan
Lebih terperinciBAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik
BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang
Lebih terperinciRest Area KM 22 Jalan Tol Semarang Solo Penekanan Desain Arsitektur Post Modern
TUGAS AKHIR PERIODE 124 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Rest Area KM 22 Jalan Tol Semarang Solo Penekanan Desain Arsitektur Post Modern Disusun oleh : Nama : Jovi Permata Anggriawan
Lebih terperinciBAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA
BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA 5.1 Analisa Pola Tujuan : memperoleh gambaran tentang alur sirkulasi kegiatan dari pelaku kegiatan. Pembahasan : kegiatan masing- masing
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
171 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari masing-masing analisa adalah : 5.1.1 Simpulan Analisa Environment Secara aspek lokasi, lokasi pasar Karang Anyar yang sekarang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning
Handrail diperlukan di kedua sisi tangga dan harus ditancapkan kuat ke dinding dengan ketinggian 84.64 cm. 6. Pintu Ruangan Pintu ruang harus menggunakan panel kaca yang tingginya disesuaikan dengan siswa,
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu
153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa
BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN STUDI
BAB 2 TINJAUAN STUDI 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek : Rest Area Ruas Jalan Tol Tema : Lokasi : Ruas tol Jakarta - Merak KM 13+500 Sifat Proyek : Nyata Pemilik/Pengelola : Swasta Luas Lahan : ± 3.8Ha
Lebih terperinciPUSAT PELAYANAN RESTORASI DAN REPARASI DI YOGYAKARTA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELAYANAN RESTORASI DAN REPARASI DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA
Lebih terperinciPROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari
PROGRAM RUANG A. Jenis 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari Toilet Pengrajin tempe dan tahu Buang air kecil dan besar Produksi
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Redesain Terminal Kartasura 1.2 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Redesain Terminal Kartasura. Untuk dapat mengetahui pengertian judul
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan kembali kawasan wisata pantai Camplong, Sampang menggunakan racangan arsitektur yang bertema rekontekstualisasi arsitektur nusantara dengan penerapan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)
Lebih terperinciPERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT
PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai
Lebih terperinciSTANDAR USAHA KARAOKE
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KARAOKE STANDAR USAHA KARAOKE I. PRODUK A. Ruang Menyanyi 1. Luas ruangan paling kecil
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Setelah melakukan analisis lingkungan, maka konsep lingkungan yang diterapkan adalah Konsep Interaksi. Konsep Interaksi merupakan konsep
Lebih terperinciBAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
47 BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan terdiri atas kelompok ruang, program ruang, dan tapak terpilih. Kelompok ruang merupakan kegiatan
Lebih terperinciSampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi
ZDhoppinq Arcade Mahendrata - 015 12131 X BAB IV LAPORAN PERANCANGAN 4.1 Perkembangan desain 4.1.1 Kriteria Desain Shopping Arcade Desain Shopping Arcade yang dirancang di kota Sampit ini merupakan suatu
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Utama Perencanaan Panti Sosial Bina Remaja Yogyakarta ini bertujuan merancang sebuah fasilitas pembinaan remaja dengan menghasilkan konsep tata ruang yang mendukung
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tourist Information Center Toraja Utara ini didasarkan pada pendekatan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep perancangan Sekolah Tinggi Seni Teater ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah INTERAKSI. Interaksi dapat diartikan sebuah bangunan yang dirancang
Lebih terperinciBAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur
BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Taman Pintar dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang publik yang semakin menurun, salah satunya adalah Taman Senaputra di kota Malang. Seperti
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 9 Tahun 200 Lampiran : (satu) berkas TENTANG TATALAKSANA PENYELENGGARAAN PELAYANAN DI TERMINAL BIS - KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB VI DESAIN PERANCANGAN
BAB VI DESAIN PERANCANGAN 6.1 Perancangan Terkait dengan tema perancangan Prambanan Heritage Hotel dan Konvensi sebagai bangunan sebagai lanskap candi Prambanan dan tidak menonjolkan karakter bangunan
Lebih terperinciSTANDAR USAHA LAPANGAN GOLF NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR. I. PRODUK A. Tempat 1. Luas lahan paling sedikit 10 ha dengan batas-batas yang jelas.
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN GOLF STANDAR USAHA LAPANGAN GOLF I. PRODUK A. Tempat 1. Luas lahan paling sedikit 10 ha dengan
Lebih terperinciBAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai
BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1. Rancangan Tapak Hasil akhir dari rancangan mengacu pada konsep yang telah ada. Dengan demikian rancangan yang dihasilkan tidak jauh berbeda dari konsep yang telah dibuat. Konsep
Lebih terperinciASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.
ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG. 1 ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG 2 BENTUK alat untuk menyampaikan ungkapan arsitek kepada masyarakat Dalam Arsitektur Suatu wujud yang mengandung maksud
Lebih terperinciSEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG
V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan
Lebih terperinciSTANDAR USAHA RESTORAN. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Makan dan Minum
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA RESTORAN STANDAR USAHA RESTORAN A. Restoran Bintang 3. I. PRODUK A. Ruang Makan dan
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perencanaan Di lihat dari kenyataan yang sudah ada beberapa permasalahan yang ada pada terminal bus Terminal Kabupaten Tegal Slawi sekarang
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan a. Merancang bangunan Showroom dan Service Station Vespa di Semarang yang mengakomodasi segala
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN Pengertian Judul
BAB PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Judul Laporan Dasar Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Redesain Terminal Bus Cibinong dengan Fasilitas Shoping Centre. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Batang Tahun 2012 2017, infrastruktur jalan dibenahi dan ditambah. Salah satunya adalah penambahan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA NOMOR 354/KPTS/M/2001 TENTANG KEGIATAN OPERASI JALAN TOL MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH,
KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR 354/KPTS/M/2001 TENTANG KEGIATAN OPERASI JALAN TOL MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH, Menimbang: a. bahwa dalam rangka terlaksananya pengoperasian
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis
Lebih terperinciKRITERIA MUTLAK DAN KRITERIA TIDAK MUTLAK VILA BINTANG NO ASPEK NO UNSUR NO SUB UNSUR
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA VILA KRITERIA MUTLAK DAN KRITERIA TIDAK MUTLAK VILA BINTANG A. KRITERIA MUTLAK VILA
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga
19 BAB IV KONDISI UMUM 4.1. Letak, Batas, dan Luas Tapak TPU Tanah Kusir merupakan pemakaman umum yang dikelola oleh Suku Dinas Pemakaman Jakarta Selatan di bawah Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
Lebih terperinciBab V Konsep Perancangan
Bab V Konsep Perancangan A. Konsep Makro Konsep makro adalah konsep dasar perancangan kawasan secara makro yang di tujukan untuk mendefinisikan wujud sebuah Rest Area, Plasa, dan Halte yang akan dirancang.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas
Lebih terperinciSTANDAR USAHA ANGKUTAN JALAN WISATA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. I PRODUK A. Mobil Bus Wisata
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA ANGKUTAN JALAN WISATA STANDAR USAHA ANGKUTAN JALAN WISATA I. I PRODUK A. Mobil Bus.
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Desaian Kawasan Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, yaitu konsep perancangan yang mengambil dari sistem sirkulasi
Lebih terperinciBAGIAN DESKRIPSI HASIL RANCANGAN
a. Property Size Bangunan Karst Research Center memiliki property size sebagaimana tertulis pada tabel 5.1 di bawah ini. Tabel 5.1 Property Size Karst Research Center Semi- Basement Ground Floor 1st Floor
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG 5.. Program Dasar Perencanaan Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan
Lebih terperinciBAB III PEMOGRAMAN FUNGSIONAL OBJEK RANCANG BANGUN. Penentuan area kegiatan. Identifikasi pemakai. STRUKTUR KEGIATAN Organisasi Jumlah orang jadwal
BAB III PEMOGRAMAN FUNGSIONAL OBJEK RANCANG BANGUN Pada BAB ini memuat bahasan pemograman fungsional Rabbit garden. Pemrograman Fungsional merupakan suatu tahap penerjemahan secara sistematik misi dan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN OBJEK
18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,
Lebih terperinciBAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep
BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI PANTAI PASARBANGGI
BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI PANTAI PASARBANGGI Dalam Bab IV akan dijabarkan tentang analisis perencanaan dan perancangan Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Pusat Pengembangan Seni Karawitan ini merupakan sebuah sarana edukasi yang mewadahi fungsi utama pengembangan berupa pendidikan dan pelatihan seni karawitan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Terdapat beberapa faktor yang harus dianalisis dalam perencanaan sebuah bangunan, yaitu analisis lingkungan, manusia, dan bangunan itu sendiri. Perancangan bangunan
Lebih terperinciBAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan
BAB III ANALISA 3.1 Analisa Tapak 3.1.1 Batas Tapak Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan Batas-batas tapak antara lain sebelah barat merupakan JL.Jend.Sudirman dengan kondisi berupa perbedaan level
Lebih terperinciSTANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM B. Fasilitas Penunjang I. PRODUK A.
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Perancangan Hasil perancangan Museum Sejarah dan Budaya di Blitar adalah penerapan konsep arsitektur candi Penataran. Konsep dasar ini dicapai dengan cara mengambil filosofi
Lebih terperinciBAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP
BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan Tujuan dari perencanaan dan perancangan Terminal Bus tipe A di Cilacap ini adalah
Lebih terperinci