KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KI HAJAR DEWANTARA SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KI HAJAR DEWANTARA SKRIPSI"

Transkripsi

1 KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KI HAJAR DEWANTARA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh PUJI NUR UTAMI NIM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017 i

2 ii

3 Lamp : 4 Eksemplar PERSETUJUAN PEMBIMBING Hal : Pengajuan Skripsi Kepada Yth. Ketua IAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu alaikum. Wr. Wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswi: Nama : Puji Nur Utami NIM : Jurusan Judul Dewantara : Pendidikan Agama Islam : Konsep Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Wassalamu alaikum. Wr. Wb Salatiga, 16 Februari 2017 Pembimbing Dr. Miftahuddin, M. Ag. NIP iii

4 KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar No.02 Telp.(0298) Fax Kode Pos Salatiga Website: SKRIPSI KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KI HAJAR DEWANTARA DISUSUN OLEH PUJI NUR UTAMI NIM : Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) salatiga, pada tanggal 22 Maret 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji Sekretaris Penguji Penguji I Penguji II : Dr. Fatchurrohman, M.Pd : Dr. Miftahuddin, M.Ag : Drs. Wahyudhiana, M.M.Pd : Dr. Muna Erawati, M.Si Salatiga, 22 Maret 2017 Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd NIP iv

5 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Puji Nur Utami NIM : Jurusan/Progam Studi : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 16 Februari 2017 Puji Nur Utami NIM v

6 MOTTO م ن خ ر ج ف ى ط ل ب ال ع ل م ف ه و ف ى س ب ي ل للا "Barang siapa keluar untuk mencari Ilmu maka dia berada di jalan Allah (HR. Turmudzi). vi

7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Ayahku Sutrisno dan Ibuku Marmi tersayang yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan materiil serat moral sehingga saya bisa seperti ini. 2. Kedua adikku dan seluruh keluarga besar ku yang tak henti selalu mendukung dan juga mendoakan ku dalam segala hal. 3. Bapak Dr. Miftahuddin, M. Ag. selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan berbagai ilmu kepadaku. 5. Semua teman-temanku kelas PAI A angkatan 2012 yang telah melukis begitu banyak kenangan. vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Konsep Pendidikan Karakter Menurut Ki hajar Dewantara. Sholawat serat salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia. Dengan di utusnya sebagai Rasul Allah untuk membimbing umat manusia dari zaman jahiliyah sampai pada zaman yang modern ini. Skripsi ini disusun guna untuk memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di IAIN Salatiga. Dalam penyususnan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Saalatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan AIAIN Salatiga. 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 4. Bapak Dr. Miftahuddin, M. Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang senantisasa memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Bapak Drs. A.Bahrudin, M.Ag selaku dosen pembimbing akademik. viii

9 6. Karyawan dan karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan. 7. Sahabat-sahabat seperjuangan yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 8. Semua pihak yang terkait yang dengan ikhlas memberikan bantuannya. Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa berdo a semoga bantuan dan bimbingan dari semua pihak dapat diterima oleh Allah SWT sebagai amal ibadah yang bisa menolong di hari kiamat kelak. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini. Salatiga,16 Februari 2017 Penulis Puji Nur Utami NIM ix

10 ABSTRAK Utami, Puji Nur Konsep Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewantara. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Miftahuddin, M. Ag. Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Ki Hajar Dewantara. Di zaman yang semakin modern dan berkembang ini khususnya pada sistem teknologi komunikasi dan informasi, maka semakin berkembang pula pola pikir anak yang menginjak usia remaja atau masa pubertas. Sehingga bersamaan dengan itu pemerintah melalui sarana pendidikan menggalakkan pengajaran yang bernuansa keagamaan yang sekarang beri nama pendidikan karakter, yang bertujuan untuk memberikan pelajaran atau pembelajaran kepada anak mengenai etika dan sopan santun terhadap orang lain khususnya kepada orang yang lebih tua. Pengertian pendidikan karakter sendiri adalah suatu usaha yang direncanakan secara bersama yang bertujuan menciptakan generasi penerus yang memiliki dasar-dasar pribadi yang baik, baik dalam pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : konsep pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara dan relevansi konsep pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara dalam dunia pedidikan dewasa ini. Skripsi ini meggunakan metode Library Research, yaitu penelitian dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber literatur pepustakaan yang objek penelitiannya digali lewat beragam informasi kepustakaan (buku, ensiklopedia, jurnal ilmiah, majalah, dan dokumen). Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan mencari dan mengumpulkan buku yang menjadi data mengenai hal-hal berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya. Karena objek dalam penelitian adalah buku-buku, maka penlis menelaah dan mengkaji bukubuku yang dipilih sebagai bahan peneltian. Setelah data terkumpul maka dilakukan penelaahan sistematis dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode deskripif, deduktif, dan induktif yang menunjukkan bahwa: Konsep pendidikan karakter dalam pengajaran budi pekerti atau karakter menurut Ki Hajar Dewantara adalah orang yang senantiasa memikir-mikirnya, merasa rasakan dan selalu memakai ukuran, timbangan, dan dasar-dasar yang pasti dan tetap yang pantas dan terpuji terhadap sesama dan lingkungannya. Dalam proses pendidikanya berdasarkan pancadharma yaitu kodrat alam, kemerdekaan, kebudayaan, kebangsaan dan kemanusiaan. Konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara memiliki konsep tujuan yang bagus, serta tetap relevan hingga saat ini. Konsep tersebut sangat tepat di terapkan kepada bangsa ini yang telah mengalami degradasi moral. Sehingga guru sudah sepantasnya bisa menjadi panutan serta contoh yang baik untuk para peserta didiknya. x

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN BERLOGO... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULSAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... i ii iii iv v vi vii viii x xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C. Tujuan Penelitian... 6 D. Kegunaan Penelitian... 6 E. Metode Penelitian... 7 F. Definisi Operasional... 9 G. Tinjauan Pustaka H. Sistematika Penulisan BAB II RIWAYAT HIDUP KI HAJAR DEWANTARA A. Biografi Ki Hajar Dewantara B. Bentuk Pengabdian Ki Hajar Dewantara dalam Pendidikan Di Indonesia C. Karya Tulis Ki hajar Dewantara BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN A. Teori Pendidikan Karakter xi

12 1. Pengertian Pendidikan Karakter Ciri Dasar Pendidikan Karakter Desain Basis Pendidikan Karakter B. Pemikiran Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewantara Visi Pendidikan Ki Hajar Dewantara Dasar Pendidikan Karakter Asas-Asas Pendidikan Materi Pendidikan Karakter Sumber-Sumber Bahan Pelajaran BAB IV RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KI HAJAR DEWANTARADALAM DUNIA PENDIDIKAN DEWASA INI A. Relevansi Pemikiran B. Implikasi Pemikiran Ki Hajar Dewantara Bagi Sekolah BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran xii

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan yang bergelut secara intens dengan pendidikan. Itulah sebabnya manusia dijuluki sebagai animal educandum dan animal educandus secara sekaligus, yaitu sebagai makhluk yang dididik dan yang mendidik. Dengan kata lain, manusia adalah makhluk yang senantiasa terlibat dalam proses pendidikan, baik yang dilakukan terhadap orang lain maupun terhadap dirinya sendiri (Sukardjo dan Ukim, 2009:1). Maka disinilah yang menjadi titik pembeda antara pemberian akal dari Allah yang di berikan manusia dan yang diberikan kepada hewan atau yang lainnya. Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan adalah manusia memiliki sifat yang disebut dengan sifat hakikat manusia yang pada dasarnya sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Disini pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya. Persoalan yang dihadapi manusia tak pelak juga melibatkan persoalan pendidikan di dalamnya, yaitu sejauh mana pendidikan mampu berperan mengantisipasi dan mengatasi persoalan itu. Oleh karena itu, pendidikan memegang kedudukan sentral dalam proses pembangunan dan kemajuan yang menaggapi tantangan masa depan. Pendidikan sebagai upaya manusia merupakan aspek dan hasil budaya terbaik yang mampu 1

14 disediakan setiap generasi manusia untuk kepentingan generasi muda untuk melanjutkan kehidupan (Sukardjo dan Ukim, 2009:7). Pendidikan mempunyai peranan terhadap perkembangan seseorang. Hal ini tentunya membantu seseorang dalam menemukan dan mengembangkan jati dirinya. Nilai-nilai dan tata hidup seseorang akan memiliki arah sedemikian rupa, sehingga mereka tetap memiliki arah hidup yang taat dan efektif dalam gerak perubahan ini. Artinya ia tetap memiliki tata nilai yang menjadi pegangan. Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 dijelaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaam, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan ketrampilan yang perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional : 2003 : 4) Menuntut ilmu merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh manusia, karena menuntut ilmu adalah salah satu tuntutan yang harus dijalankan oleh manusia dan telah ditulisakan dalam kitab suci Al-Qur an. Seperti firman Allah dalam QS Al-Mujadilah ayat 11, yang berbunyi : 2

15 ي اأ ي ه ا ال ذ يه ء ام ى وا إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف س ح وا ف ي ال م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح للا ل ك م إ ذ ا ق يل او ا ا ف او ا ا ي ز ف ا للا ال ذ يه ء ام ى وا م ىك م ال ذ يه أ ت وا ال ع ل م د ر ج ات للا ب م ا ت ع م ل ون خ ب يز }11 } Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: berlapang-lapanglah kamu dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Sejak 2500 tahun yang lalu, Socrates telah berkata bahwa tujuan yang paling mendasar dari pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi good and smart. Dalam sejarah Islam, sekitar 1400 tahun yang lalu, Muhammad SAW Sang Nabi terakhir dalam ajaran Islam, juga menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia adalah untuk menyempurnakan akhlak dan mengupayakan pembentukan karakter yang baik. Berikutnya, ribuan tahun setelah itu, rumusan tujuan utama pendidikan tetap pada wilayah serupa, yakni pembentukan kepribadian manusia yang baik (Abdul dan Dian, 2013:2). Sehingga di zaman yang semakin modern ini pendidikan karakter di sekolah semakin digalakkan dimaksudkan untuk membentuk akhlak, kepribadian, serta budi pekerti yang baik bagi para peserta didik. Karena dengan semakin banyaknya 3

16 kasus yang bermunculan mengenai kenakalan remaja maka pengajaran tentang pembentukan karakter di sekolah sangat diperlukan. Pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang melibatkan aspek knowledge, feeling, loving, dan action. Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai pembentukan seseorang menjadi body builder (binaragawan) yang memerlukan latihan otot-otot akhlak secara terus menerus agar menjadi kokoh dan kuat. Sebab, pada dasarnya, anak yang berkarakter rendah adalah anak yang tingkat perkembangan emosi-sosialnya rendah sehingga anak beresiko atau berpotensi besar mengalami kesulitan dalam belajar, berinteraksi sosial, dan tidak mampu mengontrol diri. Mengingat pentingnya penanaman karakter usia dini dan mengingat usia prasekolah merupakan masa persiapan untuk sekolah yang sesungguhnya maka penanaman karakter yang baik di usia prasekolah merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan (Mansur, 2011:36). Dan yang dimaksud dengan pendidikan karakter sendiri adalah suatu bentuk pengarahan dan bimbingan supaya seseorang mempunyai tingkah laku yang baik sesuai dengan nilai-nilai moralitas dan keberagamaan (Muhammad dan Lilif, 2013:23). Dengan ditanamkannya konsep pendidikan karakter disekolah maka peserta didik dapat memiliki perilaku yang baik yang sesuai dengan norma agama serta tidak mudah untuk melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. 4

17 Selaras dengan pendidikan agama, bahwa kepentingan pendidikan yang dipelopori oleh Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan nasional yang mempunyai andil yang sama dalam bentuk kepribadian manusia. Dengan mendirikan sekolah Taman Siswa yang pertama itu merupakan sejarah kebangsaan Indonesia. Kelahirannya pada tanggal 3 Juli 1922 dinilai oleh seorang penulis asing tentang Indonesia sebagai titik balik dalam pergerakan Indonesia, karena kaum revolusioner yang mencoba menggerakkan rakyat dengan semboyan-semboyan asing dan ajaran-ajaran Marxis terpaksa memberikan tempat untuk gerakan baru, yang benar-benar berasa kebangsaan dan bersikap nonkoperatif (Adurrachman, 1986:87). Dalam pendidikan Ki Hajar Dewantara memberi tuntutan dalam tumbuhnya jasmani rohani anak-anak, agar kelak dalam garis-garis kodrat pribadinya dan pengaruh lingkungannya mendapat kemajuan dalam hidupnya lahir dan batin, menuju ke arah adab kemanusiaan. Jadi pendidikan karakter disini sama-sama mengendepankan sikap terpuji yang menumbuhkembangkan pribadi yang baik untuk peserta didik serta menjauhkan peserta didik dari sikap yang menyimpang. Berdasarkan latar belakang diatas, pendidikan karakter sangatlah penting di galakkan di dalam lembaga pendidikan atau sekolah karena karakter seseorang harus di bentuk sejak dini agar peserta didik memiliki sikap yang baik dan hormat terhadap siapapun baik kepada yang lebih tua ataupun teman sebaya. Maka disinilah letak peran dan fungsi pendidikan untuk memberi pengajaran kepada semua peserta didiknya. Dari sinilah 5

18 maka penulis tertarik dan ingin mengakaji lebih lanjut bagaimana sebenarnya konsep pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara. Sehingga penulis mengambil judul tentang Konsep Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewantara. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara? 2. Bagaimana relevansi konsep pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan dewasa ini? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui konsep pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara. 2. Untuk mengetahui relevansi konsep pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan dewasa ini. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. 1. Manfaat teoritis Menambah khazanah konsep pendidikan karakter menurut tokohtokoh pendidikan Indonesia. 2. Manfaat praktis Mendorong kepada pembaca, terutama tenaga pendidik atau pengajar untuk lebih mendalami konsep pendidikan karakter dalam 6

19 pendidikan di sekolah agar para siswa memiliki kepribadian yang baik sesuai ajaran agama. E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Library Research, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber literatur perpustkaan. Objek penelitian digali lewat beragam informasi kepustakaan berupa buku, ensiklopedia, jurnal ilmiah, koran, majalah, dan dokumen (Mestika Zed, 2004:89). 2. Sumber Data Karena jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), maka data yang diperoleh bersumber dari literatur-literatur. Pengumpulan data-data dengan cara-cara mempelajari, mendalami dan mengutip teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah literatur baik buku, jurnal, majalah, koran ataupun karya tulis lainnya yang relevan dengan topik penelitian. Sumber data primer adalah Al-Qur an, hadits, dan ijtihad. Sedangkan data sekundernya berupa buku-buku yang relevan yaitu Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa Dalam Sejarah Indonesia Modern. 3. Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan mencari dan mengumpulkan buku yang menjadi data 7

20 mengenai hal-hal berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya (Suharismi, 1998:236). 4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah penanganan terhadap suatu objek ilmiah tertentu dengan jalan memilah-milah antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain untuk memperoleh kejalasan mengenai halnya. Macam-macam metode yang digunakan dalam menganalisis masalah adalah sebagai berikut: a. Deskriptif Deskriptif yaitu suatu analisa yang berangkat dari mendiskripsikan fenomena sebagaimana adanya yang di pilah dari persepsi subyektif. Metode ini mendeskripsikan konsep pendidikan karakter secara umum atau global dan konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara. Dan untuk mendeskripsikan tentang ajaran hidup Ki Hajar Dewantara yang di kembangkan oleh Perguruan Taman Siswa. b. Deduktif Deduktif yaitu apa saja yang dipandang benar pada suatu peristiwa dalam suatu kelas atau jenis, berlaku juga untuk semua peristiwa yang termasuk di dalam jenis itu (Sutrisno Hadi, 1981:36). 8

21 Metode ini digunakan penulis untuk menganalisis data tentang pendidikan baik pendidikan yang diperoleh anak-anak sejak kecil, pendidikan di sekolah, di lingkungan masyarakat sampai dengan yang diperoleh orang dewasa. c. Induktif Induktif yaitu fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkret, kemudian dari peristiwa-peristiwa yang khusus itu ditarik generalisasi-generalisasi yang bersifat umum (Sutrisno Hadi, 1981:36). F. Definisi Operasional 1. Pendidikan Karakter Pendidikan adalah suatu bimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya, baik jasmani maupun ruhani agar berguna bagi diri sendiri maupun orang lain (Muhammad dan Lilif, 2013:17). Karakter adalah tabiat, sifat-sifat-sifat kejiwaaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter pada peserta didik yang meliputi komponen; kesadaran, pemahaman, kepedulian, dan komitmen yang tinggi untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Allah Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama lingkungan, maupun masyarakat dan 9

22 bangsa secara keseluruhan sehingga menjadi manusia sempurna sesuai dengan kodratnya (Muhammad dan Lilif, 2013:23). 2. Konsep Dilihat dari sudut subyektif, konsep berarti suatu kegiatan akal untuk menangkap sesuatu. Sedangkan dari sudut obyektif, konsep itu adalah sesuatu yang ditangkap oleh kegiatan akal manusia sehingga konsep itu merupakan hasil dari tangkapan manusia. Konsep itu merupakan bentuk logis yang diciptakan dari kesadaran kesan-kesan, pemahaman, atau bahkan pengalaman yang kompleks (Komaruddin, 1987:53). Pengertian lain tentang konsep yaitu gambaran mental dari objek, proses atau segala sesuatu yang berada di luar bahasa dan yang digunakan akal budi untuk memenuhi sesuatu (Haryanta, 2012:135). G. Tinjauan Pustaka Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh yang penting di Indonesia. Ia adalah tokoh yang mendapat gelar Bapak Pendidikan Indonesia dan,menjadi salah satu seorang yang mendapatkan gelar pahlawan di mata pemerintah. Karena begitu besar pengaruh dan perannya, maka ada beberapa karya yang telah mengakaji mengenai Ki Hajar Dewantara, baik berupa penelitian, skripsi, dan buku. Sejauh pengamatan penulis, ada beberapa penelusuran mengenai pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang konsep pendidikan, baik berupa thesis, skripsi, jurnal maupun buku diantaranya yaitu: 10

23 1. Nur Anissah (2015) Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Ki Hajar Dewantara, dalam kesimpulannya yang pertama, sistem pendidikan Ki Hajar Dewantara dikembangkan berdasarkan lima asas pokok yang disebut pancadharma Taman Siswa, yang meliputi: kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. Kedua, pokok ajaran yang menjadi tujuan Ki Hajar Dewantara adalah mendidik rakyat agar berjiwa kebangsaan dan berjiwa merdeka, serta menjadi kader-kader yang sanggup dan mampu mengangkat derajat nusa dan bangsanya sejajar dengan bangsa lain yang merdeka dan membantu perluasan pendidikan dan pengajaran. Ketiga, Pendidikan karakter tidak hanya melibatkan aspek moral knowing, tetapi juga moral feeling dan moral action. Ki Hajar Dewantara menerjemahkan langkah tersebut dengan konsep cipta, rasa dan karsa serta membaginya menjadi empat tingkatan dalam pengajaran pendidikan karakter, adapun materi pendidikan karakter tersebut yaitu; taman Indria dan taman Anak (5-8 tahun), taman Muda (umur 9-12 tahun), taman Dewasa (umur tahun), taman Madya dan taman Guru (umur 17-20). Keempat, Dalam proses tumbuh kembangnya seorang anak, Ki Hajar Dewantara memandang adanya tiga pusat pendidikan yang memiliki peranan besar, yang disebut dengan trisentra pendidikan, yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dan ketiga aspek tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar dalam proses pembentukan karakter pada 11

24 anak. Ki Hajar Dewantara mengatakan perlunya penguasaan diri dalam diri anak untuk mengalahkan nafsu agar dapat terbentuk karakter anak yang beradab, orang yang memiliki kecerdasan budi pekerti akan senantiasa memikirkan dan mempertimbangkan terlebih dahulu sikap dan perilaku yang dilakukannya. Perbedaan dengan skripsi yang saya buat adalah 2. Haryanto (Universitas Negeri Yogyakarta 2009), Pendidikan Karakter Menurut Ki Hadjar Dewantara. Dalam pelaksanaan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara menggunakan sistem among sebagai perwujudan konsepsi beliau dalam menempatkan anak sebagai sentral proses pendidikan. Dalam sistem among, maka setiap pamong sebagai pemimpin dalam proses pendidikan diwajibkan bersikap: Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, dan Tutwuri handayani (MLPTS, 1992: 19-20). a. Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing ngarsa berarti di depan, atau orang yang lebih berpengalaman dan atau lebih berpengatahuan. Sedangkan tuladha berarti memberi contoh, memberi teladan (Ki Muchammad Said Reksohadiprodjo, 1989: 47). Jadi ing ngarsa sung tuladha mengandung makna, sebagai among atau pendidik adalah orang yang lebih berpengetahuan dan berpengalaman, hendaknya mampu menjadi contoh yang baik atau dapat dijadikan sebagai central figure bagi siswa. 12

25 b. Ing Madya Mangun Karsa Mangun karsa berarti membina kehendak, kemauan dan hasrat untuk mengabdikan diri kepada kepentingan umum, kepada citacita yang luhur. Sedangkan ing madya berarti di tengah-tengah, yang berarti dalam pergaulan dan hubungannya sehari-hari secara harmonis dan terbuka. Jadi ing madya mangun karsa mengandung makna bahwa pamong atau pendidik sebagai pemimpin hendaknya mampu menumbuhkembangkan minat, hasrat dan kemauan anak didik untuk dapat kreatif dan berkarya, guna mengabdikan diri kepada cita-cita yang luhur dan ideal. c. Tutwuri Handayani Tutwuri berarti mengikuti dari belakang dengan penuh perhatian dan penuh tanggung jawab berdasarkan cinta dan kasih sayang yang bebas dari pamrih dan jauh dari sifat authoritative, possessive, protective dan permissive yang sewenang-wenang. Sedangkan handayani berarti memberi kebebasan, kesempatan dengan perhatian dan bimbingan yang memungkinkan anak didik atas inisiatif sendiri dan pengalaman sendiri, supaya mereka berkembang menurut garis kodrat pribadinya. Sistem pendidikan yang dikemukakan Ki Hadjar Dewantara juga merupakan warisan luhur yang patut diimplementasikan dalam perwujudan masyarakat yang berkarakter. Jika para pendidik sadar bahwa keteladanan adalah upaya nyata dalam membentuk 13

26 anak bangsa yang berkarakter, semua kita tentu akan terus mengedepankan keteladanan dalam segala perkataan dan perbuatan. Sebab dengan keteladanan itu maka karakter religius, jujur, toleran, disiplin, kerja keras, cinta damai, peduli sosial, dan karakter lain tentu akan berkembang dengan baik. Begitu pula jika kita sadar bahwa berkembangnya karakter peserta didik memerlukan dorongan dan arahan pendidik, sebagai pendidik tentu kita akan terus berupaya menjadi motivator yang baik. Sebab dengan dorongan dan arahan pendidik maka karakter kreatif, mandiri, menghargi prestasi, dan pemberani peserta didik akan terbentuk dengan baik. Perbedaan dengan skripsi yang saya buat adalah dalam tulisan ini lebih kepada pembahasan tentang sistem pembelajaran yang di ajarkan oleh Ki Hajar Dewantara yang berupa sistem among yang menempatkan anak sebagai sentral proses pendidikan. 3. Kristi Wardani (Universitas Sarjanawiyati Tamansiswa 2010), Peran Guru Dalam Pendidikan Karakter Menurut Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Memaparkan bahwa guru di harapkan menjadi model dan teladan bagi anak didiknya dalam mewujudkan perilaku yang berkarakter. Proses pendidikan itu meliputi olah pikir, olah hati dan olah rasa. Untuk mewujudkan manusia Indonesia berkarakter, perlu diterapkan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantaradengan sistem among, tut wuri handayani, ing ngarso sung tuladha, ing madya 14

27 mangun karsa. Untuk itu keteladanan dari para pendidik, orang tua dan masyarakat merupakan wahana pendidikan karakter. Cara-cara pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat akan mempengaruhi tumbuh dan kembangnya watak,budi pekerti serta kepribadian setiap manusia. Perbedaan dengan skripsi yang saya buat adalah dalam skripsi ini si penulis dalam karyanya mengkaji tentang peranan seorang guru atau pendidik dalam membentuk karakter peserta didik dengan menggunakan konsep pendidikan karakter oleh Ki Hajar Dewantara. Disini seorang pendidik lebih diutamakan untuk memberikan teladan yang baik untuk peserta didik sehingga dapat membetuk karakter yang baik bagi peserta didik. 4. Bambang Sokawati Dewantara yang merupakan putera beliau menulis buku dengan judul Mereka Yang Selalu Hidup Ki Hajar Dewantara dan Nyi Hajar Dewantara. Buku ini membahas perjalanan hidup beliau mulai dari awal perjuangannya sampai dengan akhir hayat beliau. Dan diterbitkan oleh Roda Pengetahuan pada tahun 1981 di Jakarta. 5. Abdurrachman Surjomihardjo dengan judul buku Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa Dalam Sejarah Indonesia Modern, diterbitkan oleh Sinar Harapan pada tahun 1986 di Jakarta. 6. Bambang Sokawati Dewantara dengan judul buku Ki Hadjar Dewantara Ayahku, diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan pada tahun 1989 di Jakarta. 15

28 7. Haidar Musyafa dengan judul buku Sang Guru Novel Biografi Ki Hadjar Dewantara Kehidupan, Pemikiran, Dan Perjuangan Pendirian Tamansiswa ( ), diterbitkan oleh Imania pada tahun 2015 di Jakarta. H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang dimaksud oleh penulis adalah gambaran singkat tentang substansi pembahasan secara garis besar. Agar dapat memberi gambaran yang lebih jelas tentang keseluruhan isi dari skripsi, maka penulis membagi sistematika ke dalam lima bab sebagai berikut: BAB I berisi tentang pendahuluan yang memuat: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, definisi operasional, telaah pustaka, dan sistematika penulisan. BAB II berisi tentang biografi intelektual Ki Hajar Dewantara dan setting sosialnya. BAB III berisi tentang konsep pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara. BAB IV berisi tentang relevansi konsep Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan dewasa ini. BAB V berisi tentang penutup yang meliputi: kesimpulan dan saran-saran. 16

29 BAB II RIWAYAT HIDUP KI HAJAR DEWANTARA Sosok Ki Hajar Dewantara sudah tidak asing lagi dimata penduduk bangsa Indonesia. Beliau adalah tokoh yang mempunyai jiwa pejuang yang tidak kenal kata menyerah, seorang pemimpin yang dapat menuntun anak buahnya, seorang yang kritis terhadap dunia pendidikan, yang telah menghasilkan berbagai gagasan yang meliputi masalah politik dan budaya, sehingga beliau di kenal sebagai seorang pejuang, pendidik sejati, dan sekaligus menjadi budayawan Indonesia. Ki Hajar Dewantara juga sangat disegani masyarakat luas karena kesederhanaannya, beliau tidak segan bergaul dengan masyarakat awam di luar termasuk dengan hamba sahanya nya meski beliau seorang keturunan berdarah biru. A. Biografi Ki Hajar Dewantara Pada masa kanak-kanak Ki Hajar Dewantara dikenal dengan nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Ki Hajar Dewantara di lahirkan di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei Ayahnya, bernama Pangeran Suryaningrat adalah putera sulung Sri Paku Alam ke-iii. Sebagai putera sulung raja dari permaisuri, sebenarnya ayah Suwardi berhak menggantikan Ayahnya menjadi raja, sewaktu-waktu Ayahnya meninggal. Namun sayang, tatkala Sri Paku Alam ke-iii mangkat pada tahun 1864, ayah Suwardi telah digeser dari kedudukannya. Ia tidak dinaikkan takhta 17

30 mengganti kedudukan ayahnya. Hal ini terjadi gara-gara campur tangan Gubernur Jenderal pemerintah Hindia Belanda (Bambang, 1981:13-14). Dalam pertengahan tahun 1896, Suwardi masuk sekolah Belanda yaitu ELS. Ia masuk pintu gerbang sekolah dengan perasaan gembira bercampur haru. Ia gembira bahwa dengan sekolah itu terpenuhilah idamidaman hatinya yang telah lama dikandung di dalam kalbunya. Namun ia pun sedih terharu, bahwa teman-temannya tidak dapat ikut bersekolah bersamanya, hanya oleh karena mereka itu bukan bangsawan. Sungguhpun si buyung kecil Suwardi belum mampu berfikir lebih jauh dan sempurna, namun peristiwa yang telah melukai perasaanya pada masa kanak-kanak itu, ternyata telah memberi ciri dan kesan yang sangat mendalam di dalan hati nuraninya, yang ternyata di kemudian hari muncul kembali dan tumbuh di dalam jiwa Suwardi sebagai suatu semangat yang menggerakkan langkah-langkah perjuangan Suwardi di masa-masa dewasanya, untuk melawan penjajahan Belanda, dan sekaligus melawan kekangan adat kebangsawanan atau feodalisme yang dianggapnya bertentangan dengan peri-kemanusiaan. Sesudah dewasa tumbuhlah Suwardi menjadi pejuang yang secara hakiki menentang kolonialisme dan feodalisme. Karena menurut kesadarannya, kolonialisme maupun feodalisme tidak memberikan kemerdekaan diri kepada manusia untuk memajukan hidup dan penghidupan manusia secara adil dan merata. Lagi pula telah memonopoli hasil-hasil kekayaan alam, kekayaan ilimu, dan kebudayaan hanya untuk 18

31 kasta atau golongannya sendiri. Pendek kata menurut kesadarannya, baik kolonialisme maupun feodalisme menindas kemerdekaan jiwa dan raga rakyat Indonesia. Oleh sebab itulah maka Suwardi merasa mendapat panggilan untuk membongkar masyarakat kolonial dan foedal. Jelaslah bahwa langkah-langkah perjuangan Suwardi itu didorong oleh naluri kemanusiaanya, oleh cinta kasih kepada sesama manusia, cinta kasih sesama bangsanya. Dan itu semua boleh disebut sebagai karunia kemuraha Tuhan yang telah diberikan kepadanya. Sebab, tidak semua anak bangsawan dibentur dengan pengalaman pahit seperti yang dialami oleh Suwardi. Sedang orang yang dihadapkan peristiwa yang sama, tidak semuanya menemukan kesadaran hidup seperti yang dimiliki oleh Suwardi. Maka adalah yang tepat juga kiranya apa yang pernah diucapkan oleh mendiang Bung Karno sebagai salah seorang saksi sejarah, bahwa : KI Hajar Dewantara adalah pendorong dan pemimpin bangsa Indonesia yang oleh Tuhan diberi karunia untuk memimpin bangsanya (Bambang, 1981:19-20). Pada waktu berada di kelas lima, ternyata Suwardi sudah pandai mendeklamasikan syair-syair berbahasa Belanda. Gurunya sangat memuji dan sangat mengagumi pula akan kepandaian Suwardi. Meskipun demikian Suwardi tidak pernah lupa daratan dan menjadi kebaratbaratan. Di rumahnya Suwardi tetap ikut bersama anak-anak kampung di langgar dan ikut pula dalam latihan-latihan menari dan belajar menabuh gamelan. Biarpun baru sedikit kepandain yang dimiliki dari sekolahnya, 19

32 namun dari yang sedikit itu pun ia segera ingin membaginya kepada teman-temannya. Itulah watak Suwardi yang sangat sosial penuh rasa kemanusiaan. Sesudah beberapa lama ia mengajar teman-temannya itu, lambat laun minat Suwardi kepada pendidikan dirasakan semakin dalam. Timbullah kemudian keinginannya untuk belajar di Sekolah Guru. Maka pada tahun 1904, setelah ia menamatkan pelajarannya di ELS, ia pun melanjutkan belajar di Kweekschool, yaitu sebuah Sekolah Guru di Yogyakarta. Namun di Sekolah Guru ini Suwardi hanya sempat belajar satu tahun lamanya. Pada tahun 1905 ia menerima beasiswa dari pemerintah Belanda untuk belajar di Sekolah Dokter Stovia di batavia (Jakarta). Dalam kuliahnya itu dia belajar dengan tekun dan giat. Namun semangat perjuangannya untuk memperbaiki nasib bangsanya semakin meningkat pula kadarnya. Lebih-lebih sesudah ia memimpin bagian Propaganda Budi Utomo (Bambang, 1981:24). Ki Hajar Dewantara dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Nasional berkat perjuangannya di bidang pendidikan. Beliau adalah seorang wartawan di surat kabar, antara lain surat kabar Sedyotomo, Midden Java, De Exspress, dan Utusan Hindia. Beliau mendirikan Indische Partij pada tanggal 25 Desember 1912 bersama kedua rekannya Douwes Dekker dan Dr. Cipto Mangunkusumo. Pada Agustus 1913, beliau dibuang ke Belanda karena tulisannya yang berjudul Als Ik een Nederlander (Seandainya Aku Seorang Belanda). Pada tanggal 3 Juli 1922, beliau mendirikan perguruan 20

33 Taman Siswa. Perguruan ini merupakan wadah untuk menanamkan rasa kebangsaan untuk anak didiknya. Ajaran yang terkenal adalah ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani artinya di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan (Sri dan Ferykasari, 2007:162). Pernyataan Asas Taman Siswa tahun 1922 itu berisi 7 pasal yang dapat diringkas sebagai berikut : Pasal 1 dan 2 mengandung dasar kemerdekaan bagi tiap-tiap orang yang mengatur dirinya sendiri. Bila di terapkan kepada pelaksanaan pengajaran, maka hal itu merupakan usaha mendidik murid-murid supaya dapat berperasaan, berpikir, dan bekerja merdeka di dalam batas-batas tujuan mencapai tertib-damainya hidup bersama. Di dalam pasal 1 termasuk juga dasar kodrat alam, yang diterangkan perlunya, agar kemajuan sejati dapat diperoleh dengan perkembangan kodrat, yang terkenal sebagai evolusi. Dasar ini mewujudkan sistem among, yang salah satu seginya ialah mewajibkan guru-guru untuk berperan sebagai pemimpin yang berdiri dibelakang tetapi mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak-anak didik untuk mewujudkan diri sendiri. Inilah yang disebut dengan semboyan Tut Wuri Handayani. Di samping itu guru diharapkan dapat membangkitkan pikiran murid, bila berada di tengah-tengah mereka dan memberi contoh bila di depan para murid. 21

34 Pasal 3 menyinggung kepentingan-kepentingan sosial,ekonomi, politik. Sistem pengajaran yang timbul dianggap terlampau mementingkan kecerdasan pikiran, yang melanggar dasar-dasar kodrati yang terdapat dalam kebudayaaan sendiri, sehingga tidak menjamin keserasian dan dapat memberi kepuasan. Inilah yang disebut dasar kebudayaan. Pasal 4 mengadung dasar kerakyatan. Pernyataan Tidak ada pengajaran, bagaimanapun tingginya, dapat berguna, apabila hanya diberikan kepada sebagian kecil orang dalam pergaulan hidup. Daerah pengajaran harus diperluas, menjadi dasar pelaksanaan dan wajib belajar bagi segenap mereka yang sudah waktunya mendapat pengajaran. Pasal 5 merupakan asas yang sangat penting bagi semua orang yang ingin mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuh-penuhnya. Pokok dari asa ini ialah percaya kepada kekuatan sendiri untuk tumbuh. Pasal 6 berisi persyaratan dalam mengejar kemerdekaan diri dengan jalan keharusan untuk membelanjai sendiri segala usaha. Pasal 7 mengharuskan adanya keiklasan lahir batin bagi guru untuk mendekati anak didiknya. Pernyataan asas berisi tujuh pasal itu disebut oleh Dr. Gunning sebagai manifest yang penting. Salah seorang pemimpin Taman Siswa, Samardi Mangunsarkoro, menyebutkan pernyataan asas itu sebagai lanjutan cita-cita Suwardi Suryaningrat dan kawan-kawannya yang tergabung dalam Gerombolan Selasa Kliwon, sebagai anak rohani gerakan 22

35 politik kiri dan gerakan kebatinan yang menganjurkan kebebasan. Reaksi masyarakat Indonesia atas Pernyataan Asas itu berbeda-beda. Ada yang menyambut dengan persetujuan, ada yang mengatakan bahwa Pernyataan Asas itu berarti memutar kan ke belakang dan ada yang menuduh Suwardi Suryaningrat akan mendirikan sekolah komunitas (Adurrachman, 1986:88-90). Pada tanggal 3 Februari 1928, Suwardi Suryaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara dan Sutartinah berganti nama menjadi Nyi Hajar Dewantara. Berhubungan dengan karya-karya ilmiah dan jasa-jasa perjuangannya, dalam mengembangkan azas dan dasar-dasar pengajaran dan pendidikan nasional, maka pengaruh di dalam masyarakat semakin bertambah meluas. Dengan kemajuan-kemajuan Taman Siswa maka tibalah saatnya pemerintah Hindia Belanda mengarahkan perhatian ke Taman Siswa. Pemerintah Kolonial menganggap sepak terjang Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswanya, sebagai sumber bahaya bagi politik Pengajaran dan Pendidikan pemerintah kolonial. Maka pada tanggal 1 Oktober 1932 membuat Undang-Undang yang menyatakan bahwa seluruh Perguruan Taman Siswa harus ditutup. Oleh karena itu UU di keluarkan dengan tiba-tiba, maka Taman Siswa tidak sempat mengadakan musyawarah untuk membicarakannya. Dan Ki Hajar selaku Pimpinan Umum Taman Siswa memutuskan untuk dengan jalan satya graha melawan keras dan gigih berlakunya Undang-Undang tersebut (Bambang, 1981:65-66). 23

36 Pada tanggal 29 April 1945, Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi anggota Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan dan memimpin bagian Pendidikan. Pada bagian ini bertugas menyusun rencana Undang- Undang Pengajaran dan Pendidikan dalam rangka persiapan untuk menyongsong lahirnya negara Indonesia yang merdeka. Ki Hajar Dewantara bersama kawan-kawannya berhasil menyelesaikan tugasnya sampai menjelang meletusnya revolusi. Tatkala pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan Kemerdekaan, maka Ki Hajar mendapat perintah dari Presiden RI yang pertama, Ir. Sukarno untuk melakukan perebutan kekuasaan di Departemen Pendidikan Pemerintah Militer Jepang. Maka dengan bantuan para pemuda, ia beshasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, tanpa ada perlawanan yang berarti dari Pemerintah Jepang. Kemudian pada tanggal 19 Agustus 1945, beliau diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang pertama dalam Kabinet Presiden yang pertama pula. Namun jabatan ini dijabat sampai tanggal 15 November tahun itu juga berhubung dengan adanya perubahan dalam pemerintahan. Lalu Ki Hajar kembali ke Yogyakarta (Bambang, 1981:71-72). Tidak lama kemudian setelah Ki Hajar Dewantara kembali ke kampung halaman tepatnya pada tanggal 26 April 1959 beliau wafat dan jenazahnya dimakamkan di makam Wijayabrata, makam keluarga Taman Siswa. Dan untuk mengenang jasa dan perjuangannya di bidang pendidikan maka hari lahir Ki Hajar Dewantara tanggal 2 Mei diperingati 24

37 sebagai Hari Pendidikan Nasional. Dan atas jasa-jasanya, berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959 tanggal 28 November 1959 pemerintah RI menganugerahkan kepada Ki Hajar Dewantara gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional (Winarno, 2006:64). B. Bentuk Pengabdian Ki Hajar Dewantara dalam Pendidikan di Indonesia Ki Hajar Dewantara berasal dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta dan memiliki nama kecil Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, beliau berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Semenjak saat itu, ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya. Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soeryaningrat adalah Bapak Pendidikan Nasional yang lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei Dan tanggal lahirnya inilah yang diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional. Perjalanan hidupnya benar-benar diwarnai perjuangan dan pengabdian demi kepentingan bangsanya. Berikut ini beberapa bentuk pengabdian Ki Hajar Dewantara bagi pendidikan di Indonesia, yaitu: 25

38 1. Ki Hajar Dewantara Aktif Membangkitkan Semangat antikolonial Melalui Tulisan-tulisannya Setelah Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda) Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya ( dikutip pada tanggal 20 Juni 2016 pukul 11.15). 2. Mendirikan Indische Partij bertujuan mencapai Indonesia merdeka Pada tanggal 6 september 1912 didirikan partai politik INDISCHE PARTIJ, dan Douwes Dekker, Suwardi Suryaningrat dan Dokter Cipto Mangunkusumo merupakan tokoh-tokoh pimpinan dari perhimpunan itu. Tiga serangkai itu menjelajahi pulau Jawa untuk mempropagandakan indische Partij dan mereka mencapai kesuksesan yang besar. Banyak orang pribumi yang masuk menjadi anggota partai itu, juga orang-orang non pribumi, orang-orang Indo Belanda, Cina dan Arab. Melalui alat medianya De Expres dan penulisan serta penyebaran buletin, brosur. Indische Partij merupakan organisasi politik yang pertama dalam sejarah. Mereka berusaha mendaftarkan organisasi ini 26

39 untuk memperoleh status badan hukum pada pemerintah kolonial Belanda. Tetapi pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg berusaha menghalangi kehadiran partai ini dengan menolak pendaftaran itu pada tanggal 11 Maret Alasan penolakannya adalah karena organisasi ini dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda (H.A.H Harahap dan B.S. Dewantara, 1980 : 4). 3. Membentuk Komite Bumi Putra Setelah ditolaknya pendaftaran status badan hukum Indische Partij, Ki Hajar Dewantara pun ikut membentuk Komite Bumi Putra pada November Sesudah berdiri komite itu maka segeralah menerbitkan Surat Edaran Nomor satu, yang isinya menjelaskan kepada khalayak tentang berdirinya dan tentang maksud tujuan Komite Bumi Putra. Penerbitan pertama ini segera disusul peberbitan yang kedua, yaitu sebuah buku kecil (brosur) berjudul : Andai Aku seorang Belanda karangan Suwardi Suryaningrat. Yang sebagian isi karangannya adalah : Andaikan aku seorang Belanda, pada saat itu pada saat itu juga aku akan memprotes jahat untuk merayakan Peringtan Kemerdekaan Belanda itu. Aku akan menulis di surat-surat kabar, bahwa hajat itu salah. Aku akan mengingatkan kawan-kawan setanah jajahan bahwa berbahayalah di saat ini mengadakanperayaan kemerdekaan itu. Aku 27

40 akan memberi nasehat semua orang Belanda supaya janganlah hendaknya menghina rakyat Hindia Belanda, yang kini mulai menunjukkan keberanian, dan mungkin akan berani bertindak pula. Sungguh aku akan protes dengan segala kekuatan yang ada padaku. Seandainya Aku seorang Belanda, aku tak akan sekali-kali merayakn pesta kemerdekaan di negeri yang masih terjajah (Bambang Sokawati Dewantara, 1981 : 37-38). 4. Mendirikan Sebuah Perguruan yang Bercorak Nasional (Tamansiswa) Setelah pulang dari pengasingan, bersama rekan-rekan seperjuangannya, ia pun mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional, Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa) pada 3 Juli Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Pada saat pembukaan sekolah baru itu disampaikan beberapa hal terkait dengan asas dan tujuan sekolah yang Ki Hajar dirikan. Asas dan tujuan yang didirikannya, mendapat sambutan yang sangat meriah dari seluruh tamu undangan yang hadir dalam acara pembukaan sekolah baru itu (Haidar Musyafa, 2015 : 266). 5. Ki Hajar Dewantara gigih memperjuangkan Hak Tidak sedikit rintangan yang dihadapi dalam membina Taman Siswa. Pemerintah kolonial Belanda berupaya merintanginya dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober Tetapi 28

41 dengan kegigihan memperjuangkan haknya, sehingga ordonansi itu kemudian dicabut. 6. Ki Hajar Dewantara Mendirikan Perguruan dengan berciri Pancadarma Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Tamansiswa pada tahun 1922, dimana pendidikan Tamansiswa berciri khas Pancadarma, yaitu 1) Kemerdekaan; 2) Kodrat Alam; 3) Kebudayaan; 4) Kebangsaan; 5) Kemanusian, yang berdasarkan Pancasila (Abdurrachman Surjomihardjo, 1986 : 97-98). Demikian beberapa pengabdian dan perjuangan yang dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara untuk Pendidikan Indonesia. C. Karya Tulis Ki Hajar Dewantara Di antara karya Ki Hajar Dewantara yaitu : 1. Ki Hadjar Dewantara, buku bagian pertama: tentang Pendidikan Buku ini khusus membicarakan gagasan dan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam bidang pendidikan di antaranya tentang hal Pendidikan Nasional yang menurut paham Taman Siswa ialah pendidikan yang beralaskan garis-hidup dari bangsanya (cultureel-nationaal) dan ditujukan untuk keperluan perikehidupan yang dapat mengangkat derajat rakyat dan negaranya, agar dapat bekerja bersama-sama dengan lain-lain bangsa untuk kemuliaan segenap manusia di seluruh dunia. Pendidikan Kanak- Kanak, Pendidikan Sistem Pondok, Adab dan Etika, Pendidikan dan Kesusilaan. Sifat pendidikan dalam hidup manusia itu bermacammacam, karena tiap-tiap golongan manusia memakai cara sendiri- 29

42 sendiri, walaupun sama maksud dan tujuannya. Adapun bermacammacam cara itu tergantung pada keadaanya golongan-golongan itu sendiri. Pendidikan itu termasuk dalam watak kita, ialah salah satu dari nafsu kita dan barang tentulah dalam rokh pendidikan kita. Selain itu di dalam Perguruan Nasional dijelaskan bahwa kewajiban pemerintah tentang pengajaran rakyat tercantum di dalam fatsal 31 Undang-Undang Dasar Republik kita. Ada juga tentang susunan pelajaran pengetahuan umum harus ditetapkan suatu daftar pelajaran sedikit-sedikitnya, yang menetapkan luas tingginya pelajaran pengetahuan dan kepandaian umum, serta pula pendidikan budi pekerti. 2. Ki Hadjar Dewantara, buku bagian kedua: tentang Kebudayaan Dalam buku ini memuat tulisan-tulisan mengenai kebudayaan dan kesenian di antaranya: Asosiasi Antara Barat dan Timur, Pembangunan Kebudayaan Nasional, Perkembangan Kebudayaan di Jaman Merdeka, Kebudayaan nasional, Kebudayaan Sifat Pribadi Bangsa, Kesenian Daerah dalam Persatuan Indonesia, Islam dan Kebudayaan, Ajaran Pancasila dan lain-lain. Kebudayaan sering disebut juga dengan kultur yang artinya adalah usaha perbaikan hidup manusia. Kultur atau kebudayaan manusia itu sifatnya bermacam-macam, akan tetapi oleh karena semuanya adalah adab, maka semua kebudayaan atau kultur itu selalu bersifat: tertib, indah, luhur, memberi rasa damai, senang, bahagia, dan lain-lain. 30

43 3. Ki Hadjar Dewantara, buku bagian ketiga: tentang Politik dan Kemasyarakatan. Dalam buku ini memuat tulisan-tulisan mengenai politik antara tahun yang menggegerkan dunia imperialis Belanda, dan tulisan-tulisan mengenai wanita, pemuda dan perjuangannya. 4. Ki Hadjar Dewantara, buku bagian keempat: tentang Riwayat dan Perjuangan Hidup Penulis: Ki Hadjar Dewantara Dalam buku ini melukiskan kisah kehidupan dan perjuangan hidup perintis dan pahlawan kemerdekaan Ki Hadjar Dewantara. 31

44 BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN A. Teori Pendidikan Karakter 1. Pengertian Pendidikan Karakter Hampir setiap orang pernah mengalami pendidikan, tetapi tidak setiap orang mengerti makna kata pendidikan. Untuk memahami pendidikan, ada dua istilah yang dapat mengarahkan pada pemahaman hakikat pendidikan yakni, kata paedagogie dan paedagogiek. Paedagogie bermakna pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti ilmu pengetahuan. Secara etimologik, perkataan paedagogie berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak. Paidagogos adalah hamba atau orang yang pekerjaanya menghantar dan mengambil budak-budak pulang pergi atau antar jemput sekolah. Juga dirumahnya, anak-anak tersebut selalu dalam pengawasan dan penjagaan dari para paedagogos itu, jadi nyatalah bahwa pendidikan anak-anak Yunani Kuno sebagian besar diserahkan kepada paedagogos itu. Paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin). Perkataan yang mulanya berarti rendah (pelayan, bujang), sekarang di pakai untuk pekerjaan yang mulia (Ngalim Poerwanto, 2000:3). Perkataan paida merujuk pada kanak-kanak, yang menjadikan sebab mengapa sebagian orang cenderung membedakan antara pedagogi (mengajar kanak-kanak) dan andragogi (mengajar orang dewasa). 32

Ki Hadjar Dewantara. Mulai bersekolah dan menjadi wartawan

Ki Hadjar Dewantara. Mulai bersekolah dan menjadi wartawan Ki Hadjar Dewantara Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai pelopor pendidikan untuk masyarakat pribumi di Indonesia ketika masih dalam masa penjajahan Kolonial Belanda. Mengenai profil Ki Hajar Dewantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dunia pendidikan merupakan salah satu sektor terpenting dalam pembangunan nasional. Melalui pendidikan inilah diharapkan akan lahir manusia Indonesia

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-FATIHAH

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-FATIHAH NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-FATIHAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Dalam Ilmu Tarbiyah Oleh: ANNA FATIHA NIM

Lebih terperinci

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya)

POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya) POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan

Lebih terperinci

PROTOTIPE KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM PENDIDIKAN (Sebuah Telaah Atas Sifat Wajib Rasul)

PROTOTIPE KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM PENDIDIKAN (Sebuah Telaah Atas Sifat Wajib Rasul) PROTOTIPE KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM PENDIDIKAN (Sebuah Telaah Atas Sifat Wajib Rasul) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S.1 Dalam Ilmu

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan manusia saat ini, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya membimbing, mendidik, dan mengarahkan ke

Lebih terperinci

PENERAPAN NILAI-NILAI AKHLAK DALAM MENUNTUT ILMU DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENERAPAN NILAI-NILAI AKHLAK DALAM MENUNTUT ILMU DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENERAPAN NILAI-NILAI AKHLAK DALAM MENUNTUT ILMU DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) pada program

Lebih terperinci

PERAN IBU DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

PERAN IBU DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM PERAN IBU DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh : Rizki Setiyanawati

Lebih terperinci

FUNGSI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM EFEKTIVITAS

FUNGSI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM EFEKTIVITAS FUNGSI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM EFEKTIVITAS FUNGSI BELAJAR MANAJEMEN MENGAJAR PEMBELAJARAN PAI SISWA KELAS VII DALAM EFEKTIVITAS DI SMP BELAJAR MUHAMMADIYAH MENGAJAR 10 PAI SURAKARTA SISWA KELAS VII

Lebih terperinci

KONSEP GURU MENURUT AL GHAZALI DALAM KITAB IHYA ULUMIDDIN SKRIPSI

KONSEP GURU MENURUT AL GHAZALI DALAM KITAB IHYA ULUMIDDIN SKRIPSI KONSEP GURU MENURUT AL GHAZALI DALAM KITAB IHYA ULUMIDDIN SKRIPSI diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MATA PELAJARAN PAI DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II SD NEGERI LEMPUYANG KABUPATEN DEMAK

PELAKSANAAN MATA PELAJARAN PAI DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II SD NEGERI LEMPUYANG KABUPATEN DEMAK PELAKSANAAN MATA PELAJARAN PAI DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II SD NEGERI LEMPUYANG KABUPATEN DEMAK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu

Lebih terperinci

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Tarbiyah. PENGARUH METODE MEANINGFUL INSTRUCTIONAL DESIGN (MID) TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN QUR AN HADITS KELAS X DI MAN 1 KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2012/2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN UNTUK ANAK DIFABEL (TUNAGRAHITA) DI SLB MARSUDI PUTRA I BANTUL

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN UNTUK ANAK DIFABEL (TUNAGRAHITA) DI SLB MARSUDI PUTRA I BANTUL STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN UNTUK ANAK DIFABEL (TUNAGRAHITA) DI SLB MARSUDI PUTRA I BANTUL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERBICARA DALAM KEGIATAN PRESENTASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

KEMAMPUAN BERBICARA DALAM KEGIATAN PRESENTASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR KEMAMPUAN BERBICARA DALAM KEGIATAN PRESENTASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT 30-31 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin disibukan untuk memegang peranan penting di luar rumah, padahal bersamaan dengan itu mereka dituntut

Lebih terperinci

MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG

MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU AL-QUR AN HADITS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI MAN SEMARANG 1 TAHUN PELAJARAN

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU AL-QUR AN HADITS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI MAN SEMARANG 1 TAHUN PELAJARAN PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU AL-QUR AN HADITS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI MAN SEMARANG 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh : STRATEGI GURU PAI DALAM MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DENGAN PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN PAI DI SMA NEGERI 8 SEMARANG (Studi Kasus Peserta didik Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang Tahun Ajaran

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 9 UU NO. 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 9 UU NO. 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 9 UU NO. 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy)

Lebih terperinci

RELEVANSI SABAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PANDANGAN ACHMAD MUBAROK

RELEVANSI SABAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PANDANGAN ACHMAD MUBAROK RELEVANSI SABAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PANDANGAN ACHMAD MUBAROK SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

Lebih terperinci

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM:

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM: PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

STRATEGI HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN CITRA SEKOLAH DI SMP NU 07 BRANGSONG KENDAL

STRATEGI HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN CITRA SEKOLAH DI SMP NU 07 BRANGSONG KENDAL STRATEGI HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN CITRA SEKOLAH DI SMP NU 07 BRANGSONG KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Kependidikan

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI RA AL-HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN

EVALUASI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI RA AL-HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN EVALUASI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI RA AL-HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program

Lebih terperinci

PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING DALAM. MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS VII DI M.Ts. N.U 08 GEMUH KENDAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING DALAM. MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS VII DI M.Ts. N.U 08 GEMUH KENDAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS VII DI M.Ts. N.U 08 GEMUH KENDAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

MANAJEMEN KESISWAAN DAN PENGEMBANGAN NILAI ISLAMI SISWA (Studi Empirik di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI

MANAJEMEN KESISWAAN DAN PENGEMBANGAN NILAI ISLAMI SISWA (Studi Empirik di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI MANAJEMEN KESISWAAN DAN PENGEMBANGAN NILAI ISLAMI SISWA (Studi Empirik di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI MA DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL

OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI MA DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI MA DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh : Fajar Muzaki 0906010012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER KI HADJAR DEWANTARA DENGAN AL- GHAZALI

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER KI HADJAR DEWANTARA DENGAN AL- GHAZALI BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER KI HADJAR DEWANTARA DENGAN AL- GHAZALI A. Persamaan Konsep Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara dengan Al- Ghazali 1. Persamaan Konsep

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA ASPEK KEAGAMAAN DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR AN SISWA KELAS X SMA WALISONGO SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA ASPEK KEAGAMAAN DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR AN SISWA KELAS X SMA WALISONGO SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA ASPEK KEAGAMAAN DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR AN SISWA KELAS X SMA WALISONGO SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memberikan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh

BAB V PENUTUP. memberikan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh BAB V A. Kesimpulan PENUTUP Dalam upaya mewujudkan Pendidikan yang secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA DAN PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH 9 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PROBLEMATIKA DAN PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH 9 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI PROBLEMATIKA DAN PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH 9 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Lebih terperinci

FUNGSI LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 4 MAGELANG

FUNGSI LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 4 MAGELANG FUNGSI LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 4 MAGELANG SKRIPSI Disusun untuk memenuhi Tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, pendidikan merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi kehidupan. Dimana pendidikan mempunyai peranan yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh:

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG USWATUN HASANAH ORANG TUA MURID TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS ATAS SDN 3 KEDUNGGADING TAHUN 2012 KECAMATAN RINGINARUM KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UUD RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Biologi. Oleh:

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Biologi. Oleh: PENGARUH PENGUASAAN PENGGUNAAN MIKROSKOP TERHADAP NILAI PRAKTIKUM IPA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN PADA SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI KETANGGUNGAN BREBES TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PERANAN FORUM KOMUNIKASI PENDIDIKAN AL-QUR AN (FKPA) DALAM PEMBINAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN. Di Desa Randusari Kecamatan Teras Boyolali

PERANAN FORUM KOMUNIKASI PENDIDIKAN AL-QUR AN (FKPA) DALAM PEMBINAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN. Di Desa Randusari Kecamatan Teras Boyolali PERANAN FORUM KOMUNIKASI PENDIDIKAN AL-QUR AN (FKPA) DALAM PEMBINAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN Di Desa Randusari Kecamatan Teras Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mewujudkan semua potensi diri manusia dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. i UPAYA MENINGKATKAN SIKAP DISIPLIN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI GEOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN BRUNER DENGAN ALAT PERAGA JARING-JARING BANGUN RUANG DI KELAS V C SD NEGERI AJIBARANG WETAN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ (Studi Deskriptif di MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015)

MANAJEMEN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ (Studi Deskriptif di MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) MANAJEMEN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ (Studi Deskriptif di MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TEGALOMBO

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TEGALOMBO PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TEGALOMBO SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

TEORI KONVERGENSI DAN RELEVANSINYA DENGAN HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG FITRAH MANUSIA

TEORI KONVERGENSI DAN RELEVANSINYA DENGAN HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG FITRAH MANUSIA TEORI KONVERGENSI DAN RELEVANSINYA DENGAN HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG FITRAH MANUSIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pendidikan Islam Oleh :

Lebih terperinci

NOTA PEMBIMBING. Saifurrohman, S. Ag, M. Pd

NOTA PEMBIMBING. Saifurrohman, S. Ag, M. Pd NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 (tiga) Eksemplar Hal : Naskah Skripsi Sdri. Nurul Maziyah Kepada Yang Terhormat Dekan Fakultas Syari ah UNISNU Jepara di- Tempat Assalamu alaikum Wr. Wb Setelah membaca, meneliti

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili)

PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili) PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MANAHIJUL HUDA PENGGUNG DESA NGAGEL KEC. DUKUHSETI KAB. PATI TAHUN

KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MANAHIJUL HUDA PENGGUNG DESA NGAGEL KEC. DUKUHSETI KAB. PATI TAHUN UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SKI POKOK BAHASAN MENGENAL PERISTIWA HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW KE YATSRIB DENGAN METODE INDEX CARD MATCH KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MANAHIJUL HUDA

Lebih terperinci

PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014

PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014 PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Teti Naafiriyah NPM: FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

SKRIPSI. Oleh: Teti Naafiriyah NPM: FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR PAI ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI LEMBAGA TPA DENGAN SISWA YANG TIDAK MENGIKUTI LEMBAGA TPA DI SD NEGERI TEGALSARI KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Oleh: Teti Naafiriyah NPM: 20090720023

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI KEJUJURAN PADA PESERTA DIDIK DI MTS NEGERI SAMPIT

PENANAMAN NILAI-NILAI KEJUJURAN PADA PESERTA DIDIK DI MTS NEGERI SAMPIT PENANAMAN NILAI-NILAI KEJUJURAN PADA PESERTA DIDIK DI MTS NEGERI SAMPIT OLEH KHAIRUN NISA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/ 1437 H i PENANAMAN NILAI-NILAI KEJUJURAN PADA PESERTA

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 SURABAYA SKRIPSI

IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 SURABAYA SKRIPSI IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 SURABAYA SKRIPSI diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SURAT LUQMAN AYAT (Kajian Tafsir Al Misbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Fi Zhilalil Qur an)

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SURAT LUQMAN AYAT (Kajian Tafsir Al Misbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Fi Zhilalil Qur an) NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SURAT LUQMAN AYAT 12-19 (Kajian Tafsir Al Misbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Fi Zhilalil Qur an) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PERAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM) DALAM KEDISIPLINAN SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO

PERAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM) DALAM KEDISIPLINAN SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO PERAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM) DALAM KEDISIPLINAN SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat S-1 PAJAR PAMUNGKAS NIM. 1306010019 PROGRAM

Lebih terperinci

PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN

PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Oleh:

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MELALUI METODE INFORMATION SEARCH PADA SISWA KELAS IX MTs MA ARIF NU 1 KARANGLEWAS KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : KURROTA A YUNIN NIM JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SKRIPSI. Oleh : KURROTA A YUNIN NIM JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PENGEMBANGAN KURIKULUM MELALUI MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL TADRIBUL KITAB DI MADRASAH TSANAWIYAH MA ARIF SUKOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh : KURROTA A YUNIN NIM. 243 062

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh : ROFIQOH N I M:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh : ROFIQOH N I M: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN DENGAN BAIK DAN BENAR SISWA MELALUI MODEL READING ALOUD PADA MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADIS KELAS IV MI NURUL ISLAM 02 WONOKERTO KECAMATAN BANCAK KABUPATEN

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF PENDIDIKAN KARAKTER DI PANTI ASUHAN ALHIKMAH POLAMAN MIJEN SEMARANG SKRIPSI

STUDI DESKRIPTIF PENDIDIKAN KARAKTER DI PANTI ASUHAN ALHIKMAH POLAMAN MIJEN SEMARANG SKRIPSI STUDI DESKRIPTIF PENDIDIKAN KARAKTER DI PANTI ASUHAN ALHIKMAH POLAMAN MIJEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memeperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur pendidik dalam suatu proses pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PERANAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DALAM PERLINDUNGANNYA TERHADAP DANA SIMPANAN NASABAH BANK

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PERANAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DALAM PERLINDUNGANNYA TERHADAP DANA SIMPANAN NASABAH BANK SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PERANAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DALAM PERLINDUNGANNYA TERHADAP DANA SIMPANAN NASABAH BANK Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DENGAN METODE QIRO ATI (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS 5 DAN 6 DI SDN 1 MONTONGSARI WELERI KENDAL TAHUN AJARAN 2016/2017) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK LAKI-LAKI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

PENDIDIKAN ANAK LAKI-LAKI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM PENDIDIKAN ANAK LAKI-LAKI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh : ARIF HIDAYANTO 0806010018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MIN SUMURREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MIN SUMURREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MIN SUMURREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

MOTIVASI SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI SMP NURIS JEMBER

MOTIVASI SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI SMP NURIS JEMBER MOTIVASI SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI SMP NURIS JEMBER SKRIPSI Oleh Rif an Lubis NIM. 084 111 261 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

Lebih terperinci

PERAN AKTIVIS MUHAMMADIYAH DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK REMAJA DI PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH TALANG II KABUPATEN TEGAL

PERAN AKTIVIS MUHAMMADIYAH DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK REMAJA DI PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH TALANG II KABUPATEN TEGAL PERAN AKTIVIS MUHAMMADIYAH DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK REMAJA DI PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH TALANG II KABUPATEN TEGAL SKRIPSI Oleh : Riza Awal Novanto NPM :20110720006 FAKULTAS AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

PESAN DAKWAH DALAM FILM "DI BAWAH LINDUNGAN KA BAH

PESAN DAKWAH DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KA BAH PESAN DAKWAH DALAM FILM "DI BAWAH LINDUNGAN KA BAH SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Komunikasi Islam (S. Sos. I) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) NURUSSA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat. guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam. Ilmu Pendidikan Islam. Oleh : MASLIHATUN NI MAH

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat. guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam. Ilmu Pendidikan Islam. Oleh : MASLIHATUN NI MAH PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MI MIFTAHUL HUDA BOGOREJO SEDAN REMBANG TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA OLEH KEDISIPLINAN GURU TERHADAP MINAT SISWA DALAM BELAJAR DI KELAS IV SD ISLAM DIPONEGORO BANDUNGREJO MRANGGEN DEMAK SKRIPSI

PENGARUH PERSEPSI SISWA OLEH KEDISIPLINAN GURU TERHADAP MINAT SISWA DALAM BELAJAR DI KELAS IV SD ISLAM DIPONEGORO BANDUNGREJO MRANGGEN DEMAK SKRIPSI PENGARUH PERSEPSI SISWA OLEH KEDISIPLINAN GURU TERHADAP MINAT SISWA DALAM BELAJAR DI KELAS IV SD ISLAM DIPONEGORO BANDUNGREJO MRANGGEN DEMAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN)

PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN) PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN) SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

HALAMAN PERSEMBAHAN. karya tulis ini untuk: Bapak Ibuku yang telah menumbuhkembangkanku. Para Guruku yang telah ikhlas mendidikku

HALAMAN PERSEMBAHAN. karya tulis ini untuk: Bapak Ibuku yang telah menumbuhkembangkanku. Para Guruku yang telah ikhlas mendidikku MOTTO مي ين ر س وال م ن ھ م ي ت ل و ع ل ي ھ م ء اي ات ه و ي ز كيھ م ھ و ال ذ ي ب ع ث ف ي األ و ي ع ل م ھ م ال ك ت اب و ال ح ك م ة و إ ن ك ان وا م ن ق ب ل ل ف ي ض ال ل م ب ين Dia-lah yang mengutus kepada

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TEKS SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TENGAH PADA ACARA KEDINASAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TEKS SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TENGAH PADA ACARA KEDINASAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TEKS SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TENGAH PADA ACARA KEDINASAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, khususnya pada dunia pendidikan. Oleh karena itu, peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan

Lebih terperinci

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA PADA ERA GLOBALISASI DI SMP MUHAMMADIYAH TERPADU MOGA SKRIPSI

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA PADA ERA GLOBALISASI DI SMP MUHAMMADIYAH TERPADU MOGA SKRIPSI PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA PADA ERA GLOBALISASI DI SMP MUHAMMADIYAH TERPADU MOGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA KELAS 4 DI SD MUHAMMADIYAH KARANGTENGAH SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari ah

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI WONOREJO KALIWUNGU KENDAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI WONOREJO KALIWUNGU KENDAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI WONOREJO KALIWUNGU KENDAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia diciptakan dengan sebaik-baik bentuk dan dibekali dengan berbagai potensi untuk dapat

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI- NILAI AGAMA DAN MORAL PADA ANAK USIA DINI (STUDI KASUS DI TK RA-MARYAM KECAMATAN KESUGIHAN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015)

PENANAMAN NILAI- NILAI AGAMA DAN MORAL PADA ANAK USIA DINI (STUDI KASUS DI TK RA-MARYAM KECAMATAN KESUGIHAN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015) PENANAMAN NILAI- NILAI AGAMA DAN MORAL PADA ANAK USIA DINI (STUDI KASUS DI TK RA-MARYAM KECAMATAN KESUGIHAN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DARUSSALAM MARTAPURA TESIS

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DARUSSALAM MARTAPURA TESIS PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DARUSSALAM MARTAPURA TESIS RELA NINGSIH NIM. 11 0253 0834 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI PASCASARJANA PROGRAM

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI ANTARA AKHLAK ANAK NON TKI DAN TKI DI MTs NU 06 SUNAN ABINAWA PEGANDON KENDAL

STUDI KOMPARASI ANTARA AKHLAK ANAK NON TKI DAN TKI DI MTs NU 06 SUNAN ABINAWA PEGANDON KENDAL STUDI KOMPARASI ANTARA AKHLAK ANAK NON TKI DAN TKI DI MTs NU 06 SUNAN ABINAWA PEGANDON KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( TARBIYAH ) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( TARBIYAH ) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI TARIKH MELALUI METODE SOSIO DRAMA PADA MATA PELAJARAN PAI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KELAS V SD NEGERI JETIS SEMANU GUNUNGKIDUL Skripsi Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP KARAKTER SISWA KELAS IVB DI MIN SUMURREJO KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2015 / 2016

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP KARAKTER SISWA KELAS IVB DI MIN SUMURREJO KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2015 / 2016 PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP KARAKTER SISWA KELAS IVB DI MIN SUMURREJO KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

Oleh : Ahmad Abdillah NPM:

Oleh : Ahmad Abdillah NPM: PETUNJUK-PETUNJUK RASULULLAH SAW TERHADAP PENDIDIKAN PEMUDA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MASA KINI (Kajian terhadap Kitab al-hady an-nabawiy fi Tarbiyah al-aula d fi Ḍaui al-kita b wa as-sunnah)

Lebih terperinci

EVALUASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU ISMUBA DI MTS MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL

EVALUASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU ISMUBA DI MTS MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL EVALUASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU ISMUBA DI MTS MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada program pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam (PAI) Perspektif Ki Hadjar

BAB V PEMBAHASAN. A. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam (PAI) Perspektif Ki Hadjar BAB V PEMBAHASAN A. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam (PAI) Perspektif Ki Hadjar Dewantara Sebagaimana disebutkan di dalam penegasan istilah bahwa penelitian ini dibatasi pada nilai-nilai Pendidikan Agama

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN REMAJA TUNAGRAHITA DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING ISLAM

PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN REMAJA TUNAGRAHITA DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING ISLAM PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN REMAJA TUNAGRAHITA DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING ISLAM (Studi Kasus Pengembangan Kepribadian remaja Tunagrahita di Desa Soko Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan). SKRIPSI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANGTUA DENGAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN REMAJA DI DUSUN WONOREJO BANYUWANGI BANDONGAN MAGELANG

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANGTUA DENGAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN REMAJA DI DUSUN WONOREJO BANYUWANGI BANDONGAN MAGELANG HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANGTUA DENGAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN REMAJA DI DUSUN WONOREJO BANYUWANGI BANDONGAN MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PROFIL GURU KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH (Studi Kasus SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dan SMP Muhammadiyah 2 Kartasura Tahun Ajaran )

PROFIL GURU KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH (Studi Kasus SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dan SMP Muhammadiyah 2 Kartasura Tahun Ajaran ) PROFIL GURU KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH (Studi Kasus SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dan SMP Muhammadiyah 2 Kartasura Tahun Ajaran 2013-2014) SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP PERILAKU SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 JATISRONO WONOGIRI

PENGARUH PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP PERILAKU SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 JATISRONO WONOGIRI PENGARUH PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP PERILAKU SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 JATISRONO WONOGIRI SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 BANJARMASIN

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 BANJARMASIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 BANJARMASIN OLEH SITI ABIDAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016M/1437H i PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

Lebih terperinci