SKRINING GANGGUAN PERKEMBANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRINING GANGGUAN PERKEMBANGAN"

Transkripsi

1 SKRINING GANGGUAN PERKEMBANGAN CLINICAL SCIENCE SESSION Disusun oleh: Santi Nursita S.B Preseptor Lia Marlia, dr., SpA BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RUMAH SAKIT AL ISLAM 2010

2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pertumbuhan Definisi Setiap perubahan tubuh yang berhubungan dengan bertambahnya ukuran tubuh, baik fisik (anatomis) maupun structural dalam arti sebagian atau keseluruhan Periode Pertumbuhan Periode Pertumbuhan Pre natal Perkiraan Umur hari Ovum 0-14 hari Embrio 14 hari-9 minggu Fetus : 9 minggu-lahir - Fetus dini - Fetus akhir Bayi premature Lahir Trimester 2 Trimester minggu Rata-rata 280 hari (37-42 minggu)

3 Post natal Bayi : - Neonatus - Bayi dini - Bayi lanjut Masa kanak-kanak : Lahir 2 tahun 4 minggu pertama setelah lahir Tahun tahun - Prasekolah (masa anak awal) - Sekolah (masa anak akhir) Masa Remaja : - Prepubertas (remaja awal) - Pubertas (remaja pertengahan) - Remaja akhir (dewasa muda) 2 6 tahun 6 12 tahun : tahun. : tahun : tahun. : tahun : tahun. : tahun : tahun. : tahun Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan 1. Genetik 2. Prenatal : - Kesakitan - Penyakit infeksi - Keadaan uterus yang abnormal - Maturitas/umur kehamilan

4 - Faktor imunologi - Anoxia - Trauma - Obat-obatan - Nutrisi maternal - Gangguan endokrin - Kehamilan multipel - Umur ibu 3. Post natal : - Faktor genetik - Potensi pertumbuhan - Ukuran lahir/umur kehamilan - Gizi - Defisiensi mental - Gangguan endokrin - Keterlambatan konstitusional - Nilai keluarga - Deprivasi sosial Ciri-ciri Pertumbuhan Proses pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, tetapi masing-masing mempunyai cirri-ciri/karakteristik. Dalam masa petumbuhan anak, secara garis besar terdapat 4 kategori perubahan sebagai cirri pertumbuhan, yaitu : 1. Perubahan ukuran

5 Perubahan ini terihat secara jelas pada pertumbuhan fisik, dengan bertambahnya umur anak terjadi pola penambahan berat badan, tinggi badan, lingkaran kepala, dan lain-lain. Alat-alat tubuh seperti jantung, paru-paru atau usus akan bertambah besar, sesuai dengan peningkatan kebutuhan tubuh. 2. Perubahan Proporsi Selain bertambahnya ukuran-ukuran tubuh juga memperlihatkan perubahan proporsi. Tubuh anak memperlihatkan perbedaan proporsi bila dibandingkan dengan dewasa. Proporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat berbeda dibanding tubuh anak ataupun orang dewasa. Pada bayi baru lahir, kepala relatif mempunyai proporsi yang lebih besar dibanding dengan umur-umur lainnya. Titik pusat tubuh bayi baru lahir kurang lebih setinggi umbilicus, sedangkan pada orang dewasa titik pusat tubuh terdapat kurang lebih setinggi simfisis pubis. 3. Hilangnya ciri-ciri lama Seperti menghilangnya kelenjar timus, tanggalnya gigi susu, dan hilangnya reflek-reflek primitif. 4. Timbulnya ciri-ciri baru Mulai munculnya gigi tetap,dan mulai timbulnya tanda-tanda seks sekunder (munculnya rambut-rambut halus di axilla dan pubis, tumbuhnya payudara pada wanita) Perkembangan Definisi Bertambahnya kemampuan (skill), struktur, dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan bersifat kualitatif, merupakan sederetan perubahan fungsi organ tubuh yang

6 berkelanjutan, teratus, dan saling terkait. Perkembangan merupakan hasil maturasi dari organ-organ tubuh, terutama sistem saraf pusat. Perkembangan akan dipengaruhi oleh lingkungan, biopsikososial, dan faktor genetik Penilaian Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan perkembangan secara berkala, apakah sesuai dengan usia atau telah terjadi penyimpangan perkembangan normal. Pemantauan perkembangan anak dapat dilakukan dengan melihat pola perkembangan (milestone) atau dengan beberapa tahap antara lain: Tahap awal dengan melakukan skrining, bila ditemukan kecurigaan gangguan perkembangan kemudian dilakukan penilaian selanjutnya untuk menegakkan diagnosis Ciri Ciri dan Prinsip Perkembangan Proses tumbuh kembang anak memiliki ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut : a. Perkembangan menimbulkan perubahan Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan. Misalnya perkembangan sistem reproduksi disertai dengan perubahan pada alat-alat kelamin, perkembangan intelegensia disertai dengan perubahan otak dan serabut saraf. Perubahan ini meliputi perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh, hilangnya sifat lama, dan timbulnya sifat baru sebagai tanda kematangan suatu organ tubuh tertentu.

7 b. Pertumbuhan dan perkembangan tahap awal menentukan menentukan perkembangan selanjutnya Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum dia bisa berdiri, seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang berkaitan dengan fungsi berdiri anak terhambat. Oleh karena itu perkembangan awal merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya. c. Pertumbuhan dan perkembangan memiliki kecepatan yang berbeda Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik ataupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak. d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun akan berlangsung cepat, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lainlain. Sehingga ketika anak sehat, bertambah umur, bertambah berat, dan tinggi badan, bertambah pula kepandaiannya. e. Perkembangan memiliki pola yang tetap Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala kemudian mengarah ke bagian kaudal (pola sefalokaudal), yang kedua perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang memiliki kemampuan gerak halus (pola proksimodistal) f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan

8 Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahapan-tahapan tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan, dll. Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan, prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut : a. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak. b. Pola perkembangan dapat diramalkan Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan.perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor-faktor tersebut antara lain : a. Faktor internal - Ras Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka anak tersebut tidak akan memiliki faktor herediter ras/bangsa Indonesia begitupun sebaliknya.

9 - Keluarga Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tinggi, pendek, gemuk, ataupun kurus. - Umur Perkembangan terjadi cepat pada masa periode prenatal, tahun pertama kehidupan, dan usia remaja. - Jenis kelamin Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada anak laki-laki. Akan tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat. - Genetik Genetik (Hederokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi cirri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang, seperti kretinisme. - Kelainan kromosom Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma down, dan sindroma turner. b. Faktor eksternal i. Faktor prenatal - Gizi Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin. - Mekanik Posisi fetus yang abnormal dapat menyebabkan kelainan kongenital

10 - Toksin Beberapa obat-obatan yang bersifat teratogenik, seperti Aminopetrin, dan Thalidomid dapat menyebabkan kelainan kongenital. - Endokrin Diabetes mellitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, dan hyperplasia adrenal. - Radiasi Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental, dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata, dan kelainan jantung. - Infeksi Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH dapat menyebabkan kelainan pada janin, seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan jantung kongenital. - Kelainan imunologi Eritoblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern ikterus yang akan menyebabkan keruskaan jaringan otak. - Anoksia Embrio Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta akan menyebabkan pertumbuhan terganggu. - Psikologi ibu

11 Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain. ii. Faktor persalinan Komplikasi persalinan pada bayi seperti, trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak. iii. Faktor pasca salin - Gizi - Penyakit kronis/ kelainan congenital Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan janin. - Lingkungan fisik/kimia Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat-zat kimia tertentu memiliki dampak negatif terhadap pertumbuhan anak. - Psikologis - Endokrin Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan. - Sosial ekonomi Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang buruk dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak. - Lingkungan pengasuhan Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. - Stimulasi

12 Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak. - Obat-obatan Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang akan menyebabkan terhambatnya produksi hormone pertumbuhan Penilaian Perkembangan Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan perkembangan secara berkala, sehingga dapat dilihat apakah perkembangannya sesuai dengan usia atau telah terjadi penyimpangan perkembangan normal. Pemantauan perkembangan anak dapat dilakukan dengan melihat pola perkembangan (milestone) atau dengan beberapa tahap antara lain : Tahap awal dengan melakukan skrining, bila ditemukan kecurigaan gangguan perkembangan kemudian dilakukan penilaian selanjutnya untuk menegakan diagnosis Aspek-Aspek Perkembangan Yang Dipantau 1. Motorik Kasar Merupakan suatu proses kemampuan sefalokaudal dalam mengontrol kelompok otototot besar untuk mengatur kepala, duduk, berdiri, berjalan, perubahan posisi. Berfungsi juga dalam mempertahankan keseimbangan, cara, dan gaya berjalan. 2. Motorik Halus Merupakan suatu proses kemampuan proksimodistal dalam memanipulasi ekstremitas atas jari tangan dan koordinasi mata dan tangan. Berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otototot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat, seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.

13 3. Bahasa Aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, bicara, berkomunikasi, mengikuti perintah, dan sebagainya. Bidang bahasa ini dapat mencerminkan kemampuan intelektual. Beberapa hal dini yang dapat dilihat dari aspek bahasa, yaitu : - perkembangan produksi bahasa - kapasitas untuk mengulang bahasa - keinginan untuk berkomunikasi - kemampuan untuk mengingat dan menyimpan dalam ingatan Keempat hal tersebut merupakan 4. Sosialisasi dan kemandirian Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak, seperti makan sendiri, membereskan mainan. Anak juga sudah dapat berpisah dari ibu/pengasuh, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan dan sebagainya. 5. Kognitif Aspek perkembangan ini berhubungan dengan kemampuan untuk belajar, mengerti, dan menyelesaikan masalah melalui intuisi,pengertian verbal dan non-verbal Gangguan Perkembangan Gangguan perkembangan adalah berbagai jenis masalah perkembangan yang potensial terjadi pada masa kanak-kanak dalam rentang usia anak 0-12 tahun. Pada dasarnya tiap-tiap tahap perkembangan memiliki potensi gangguan perkembangan yang berbeda-beda, tergantung tugas perkembangan yang diemban masing-masing usia. Gangguan perkembangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Keterlambatan

14 Merupakan hasil yang digambarkan sebagai ketinggalan yang signifikan dalam rangkaian perkembangan. Keterlambatan perkembangan terjadi apabila seorang anak tidak mencapai milestone yang seharusnya sesuai umurnya. Keterlambatan perkembangan ini dapat terjadi pada salah satu (spesifik) atau semua aspek pertumbuhan dan perkembangan (global). 2. Disosiasi Penyimpangan yang muncul jika dalam suatu urutan perkembangan tidak sesuai dalam urutan tersebut. 3. Deviasi Merupakan penilaian perkembangan yang terjadi pada anak melewati suatu tahapan perkembangan, tidak melalui tahapan perkembangan yang semestinya Penilaian Perkembangan Penilaian perkembangan anak meliputi identifikasi masalah-masalah perkembangan anak dengan skrining, dan survelliance ukuran standard ataupun non-standard, yang juga digabungkan dengan informasi tentang perkembangan sosial, riwayat keluarga, riwayat medik, dan hasil pemeriksaan. Deteksi dini gangguan pemeriksaan dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Anamnesa Keluhan orang tua dan riwayat tumbuh kembang (lisan/tertulis/kuesioner praskrining perkembangan anak).

15 2. Pemeriksaan Observasi dan pemeriksaan (bentuk muka, tubuh, tindak tanduk anak, hubungan anak dengan orang tuanya/pengasuh, sikap anak terhadap pemeriksa). 3. Penilaian pertumbuhan 4. Penilaian maturitas 5. Penilaian perkembangan Skrining dengan instrument DENVER II, Munchen, Bayley, Stanford, Binnet, dan yang lainnya. 6. Pemeriksaan lain yang diperlukan atas indikasi - Radiologi - Laboratorium - Pemeriksaan fungsi pendengaran - Pemeriksaan fungsi penglihatan 7. Klasifikasi/Diagnosis kerja Setelah dilakukan skrining, kemudian perlu ditetapkan apakah anak termasuk kategori normal atau menyimpang dari milestone perkembangan. 8. Rujukan Menetapkan indikasi rujukan Skrining Perkembangan Skrining perkembangan merupakan prosedur yang didesain untuk mengidentifikasi anak yang harus mendapatkan penilaian yang lebih intensif. Skrining digunakan untuk mendeteksi deviasi yang tak terduga dari perkembangan normal yang tidak seharusnya ada. Tujuan utama dari skrining adalah untuk mengidentifikasikan secepatnya disabilitas perkembangan pada anak yang beresiko tinggi sehingga penanganan dapat

16 dilakukan pada usia dini dimana penanganan paling efektif. Skrining bukan merupakan tes yang hanya dilakukan pada satu waktu, tetapi lebih merupakan proses dan prosedur yang digunakan pada periode waktu tertentu. Tujuan skrining untuk memisahkan anak yang diduga mempunyai gangguan perkembangan, dapat dilakukan dengan 1 atau 2 tahap. Skrining 2 tahap terdiri dari : Praskrining menggunakan kuesioner yang diisi oleh orang tua dan tahapan kedua adalah skrining yang dilakukan apabila hasil praskrining meragukan/abnormal. Tes skrining yang ideal harus mempunyai sensitivitas (mendeteksi hampir semua masalah pada anak) dan spesifitas (dapat mendeteksi anak dengan keterlambatan) yang tinggi. Tes tersebut juga harus dapat mengukur apa yang seharusnya terukur (validitas), memberikan hasil yang sama pada penggunaan berulang oleh pemeriksa yang berbeda, murah dan cepat digunakan. Skrining perkembangan yang ideal tidak sepenuhnya ada. Perlu dipisahkan antara skrining perkembangan, penilaian perkembangan maupun survailans perkembangan. Penilaian perkembangan ditujukan kepada pemeriksaan yang lebih detail dari perkembangan yang tertunda. Di satu sisi, survailans perkembangan merupakan tes yang berkelanjutan, fleksibel, dan proses yang komprehensif dimana termasuk aktifitas yang berhubungan pada deteksi dari masalah perkembangan dan promosi perkembangan selama kunjungan primer kesehatan anak. Survailans perkembangan termasuk identifikasi dari keadaan keluarga, observasi anak, skrining, dan imunisasi. Terdapat tiga pendekatan pada proses skrining, yaitu skrining perkembangan informal, skrining perkembangan rutin dan skrining perkembangan terfokus. Skrining perkembangan informal berdasarkan observasi pada saat pemeriksaan rutin anak dan menanyakan orang tua mengenai perhatian mereka terhadap perkembangan anaknya. Ahli anak, bagaimanapun juga perlu membiasakan diri dengan berbagai variasi milestone perkembangan anak pada berbagai tingkat usia. Hal ini bukanlah tugas mudah untuk para klinisi umum. Nilai batas atas normal telah dipergunakan sebagai panduan untuk

17 mengidentifikasikan keterlambatan. Sebagai tambahan, beberapa penelitian juga melaporkan bahwa ahli anak seringkali tidak akurat dalam memprediksikan status perkembangan anak. Hampir setengah dari keterlambatan perkembangan tidak teridentifikasi oleh ahli anak. Terlebih lagi, pengetahuan orang tua mengenai perkembangan anak sangat mempengaruhi, dikarenakan orang tua tidak mengindahkan pentingnya keterlambatan perkembangan. Daya ingat orang tua dari milestone perkembangan seringkali tidak akurat dan telah dilaporkan bahwa orang tua terlihat terlalu berlebihan dalam menilai perkembangan bahasa dari anak dan tidak mengindahkan kemampuan motorik halus dari anak. Didalam permasalahan ini seorang ahli penyakit anak tidak mungkin mampu mengidentifikasi secara benar anak yang mempunyai keterlambatan perkembangan pada mayoritas anak dengan keterlambatan perkembangan melalui metode skrining informal. Skrining perkembangan formal dilakukan secara sistematis dengan menggunakan insrumen skrining yang telah terstandarisasi. Bagaimanapun juga pendekatan ini membutuhkan waktu yang banyak dan orang yang terlatih. Dan tidak dapat pula menjamin untuk dapat menurunkan insiden dari masalah perkembangan pada populasi anak dengan resiko rendah. Meskipun di negara berkembang, kegunaan dari skrining perkembangan rutin masih tetap dipertanyakan. Di swedia, dimana telah mempunyai sistem skrining yang sangat terorganisasi pada pusat pusat kesehatan anak, penelitian telah membuktikan bahwa pemeriksaan rutin pada pusat kesehatan hanya membuat perbedaan kecil dalam deteksi dini cerebral palsi. Skrining perkembangan yang terfokus melibatkan dua kelompok anak, yaitu (a) anak dengan orang tua yang memberi perhatian yang lebih pada perkembangan anak dan guru atau dokter yang mencurigai adanya masalah, (b) neonatus dengan kondisi resiko tinggi untuk terjadinya keterlambatan perkembangan,

18 Alat Skrining Perkembangan 1. DENVER II Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak usia < 6 tahun. Berisi 125 gugus tugas yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi berikut, yaitu : a. Sosial personal (Personal Social) Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan perorangan. b. Motorik halus adaptif (Fine motor adaptive) Koordinasi mata tangan, memainkan, dan menggunakan benda-benda kecil. c. Bahasa (language) Mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa. d. Motorik kasar (Gross motor) Duduk, jalan, melompat, dan gerakan umum otot-otot besar. Bahan-bahan yang diperlukan antara lain (Denver Kit) : - Benang wol - Kismis - Kerincingan dengan gagang kecil - Balok-balok berwarna dengan luas ukuran 10 inci - Botol kaca kecil dengan lubang 5/8 inci - Bel kecil - Bola tenis - Pinsil merah - Boneka kecil dengan botol susu - Cangkir plastic dengan pegangan - Kertas-kertas kosong

19 Pencatatan hasil : 1. Koreksi faktor prematuritas Tarik garis usia dari garis atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis usia. 2. Semua ujicoba dilakukan untuk setiap sector dimulai dengan ujicoba yang terletak disebelah kiri garis usia, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis usia. 3. Pada setiap sektor dilakukan minimal 3 kali ujicoba yang paling dekat di sebelah kiri garis usia serta tiap ujicoba yang ditembus garis usia 4. Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu ujicoba pada langkah 3, maka lakukan ujicoba tambahan ke sebelah kiri pada sector yang sama sampai anak dapat lewat 3 ujicoba. Skor penilaian : Skor dari setiap ujicoba ditulis pada kotak segi empat ujicoba dekat dengan tanda garis 50%. - P : Pass/lewat. Anak melakukan ujicoba dengan baik, atau ibu/pengasuh anak memberikan laporan tepat/dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya. - F : Fail/gagal. Anak tidak dapat melakukan ujicoba dengan baik atau ibu/pengasuh anak member laporan tepat bahwa anak tidak dapat melakukannya dengan baik. - No : No opportunity/tidak ada kesempatan. Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan ujicoba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada ujicoba dengan tanda R. - R : Refusal/menolak. Anak menolak untuk melakukan ujicoba. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa yang harus dilakuka jika tidak

20 menanyakan kepada anak apakah dapat melakukannya (ujicoba yang dilaporkan oleh ibu/pengasuh anak tidak diskor sebagai penolakan). Interpretasi penilaian individual 1. Lebih (advanced) Bilamana seorang anak lewat pada ujicoba yang terletak disebelah kanan garis usia, dinyatakan perkembangan anak lebih pada ujicoba tersebut. 2. Normal Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan ujicoba disebelah kanan garis usia. 3. Caution/peringatan Bila seorang anak gagal atau menolak ujicoba, garis usia terletak pada atau antara persentil 75 dan 90 skornya. 4. Delayed/keterlambatan Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan ujicoba yang terletak lengkap di sebelah kiri garis usia. 5. Opportunity/tidak ada kesempatan ujicoba yang dilaporkan orang tua. Interpretasi Denver II - Normal Dikatakan normal apabila tidak ada kesempatan dan atau paling banyak satu caution. Lakukan ulangan pada control berikutnya. - Suspek Bila didapatkan 2 caution dan/atau 1 keterlambatan. Lakukan uji ulang dalam1-2 minggu, untuk menghilangkan faktor sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit, atau kelelahan. - Tidak dapat diuji

21 Bila skor menolak pada 1 ujicoba terletak di sebelah kiri garis usia atau menolak pada > 1 ujicoba yang ditembus garis usia pada daerah 75-90%. Uji ulang dalam 1-2 minggu. Bila ulangan hasil ujicoba didapatkan suspek atau tidak dapat diuji,maka dipikirkan untuk dirujuk (referral consideration).

22

23 2. Bayley Infant Neurodevelopmental Screener (BINS) Alat skrining ini digunakan untuk mengidentifikasi bayi berusia 3-24 bulan yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang atau mengalami gangguan neurologis. Aspek perkembangan yang diuji oleh BINS meliputi : 1) Fungsi neurologi dasar Mengukur kelengkapan perkembangan system saraf pusat. 2) Fungsi penerimaan (reseptif) 3) Fungsi ekspresif 4) Fungsi pengertian (kognitif) Dalam format pencatatan, hasil skor total bayi disesuaikan dengan distribusi skor yang disesuaikan dengan usia kronologis bayi. Setiap usia memiliki titik potong yang terbagi dalam 3 klasifikasi yang mengindikasikan besarnya risiko untuk terjadinya keterlambatan dalam perkembangan atau gangguan neurologis, yaitu : 1) Risiko rendah Dianggap memiliki risiko minimal atau tidak memiliki risiko terjadinya hambatan perkembangan. Walaupun demikian tetap harus diingat adanya variabel yang tidak dapat diukur oleh BINS namun dapat mempengaruhi perkembangan, mislanya faktor lingkungan. 2) Risiko sedang Direkomendasikan uji BINS sekitar 3 bulan yang akan dating. Selama itu orang tua diberi petunjuk untuk memberikan stimulasi sebagai latihan perkembangan anak. Bila dari pemeriksaan selanjutnya didapatkan adanya keterlambatan, maka diperlukan pemeriksaan lain untuk mendiagnosis penyebab keterlambatan perkembangan.

24 3) Risiko tinggi Dibutuhkan uji diagnostik yang lebih lanjut. Interpretasi hasil BINS : - Risiko tinggi - Risiko sedang - Risiko rendah 3. Diagnostik Perkembangan Fungsi Munchen Tujuan utama untuk mendeteksi keterlambatan dalam perkembangan dengan cara mengukur tahap perkembangan bidang fungsi tertentu. Digunakan untuk usia 0-3 tahun. Aspek perkembangan yang dinilai - Usia 0-12 bulan Merangkak Duduk Berjalan Memegang Persepsi Berbicara Pengertian bahasa Sosialisasi - Usia 2-3 tahun Pengertian berbahasa Berbicara (aktif berbahasa) Persepsi

25 Ketrampilann tangan Berjalan Persyaratan pelaksanaan Anak dalam keadaan bangun, tidak dalam keadaan ngantuk, lelah, menangis, dan lapar. Ruangan tenang, cukup cahaya. Pemeriksaan harus tenang, tidak tergesa-gesa. Bahan yang diperlukan - lonceng - kerincingan merah - gelang dengan garis tengah 12 cm - beberapa kubus kayu berwarna polos dengan sisi 3 cm - kepingan plastic bulat berwarna, dengan garis tengah 26 mm - kepingan boneka - kepingan kubus terbuka dengan sisi 7,5 cm - selembar popok bayi - mobil kayu disertai tali penarik sepanjang 14 cm - selembar kertas emas Pencatatan Untuk keperluan pencatatan hasil tes dipakai formulir penilaian. Sebelum dilakukan pemeriksaan, lakukan pengoreksian usia prematuritas. Sebagai prinsip, pemeriksaan dimulai pada tingkatan usia yang lebih rendah dan berangsur-angsur meningkat ke tahapan yang lebih tinggi. Grafik perkembangan

26 Sesudah mendapat angka untuk masing-masing bidang fungsi, kemudian buat grafik perkembangan pada formulis khusus. Penafsiran hasil pemeriksaan Pertana perhatikan apakah grafik menunjukan penyimpangan yang negative ( usia perkembangan dalam bidang tertentu berada di bawah usia kronologis) 2 Diagnostik Perkembangan Merupakan tindak lanjut dari skrining. Tujuannya untuk menetukan secara tepat tingkat perkembangan anak dan penyebab terjadinya gangguan tersebut. Pemeriksaan meliputi anamnesis/riwayat penyakit, pemeriksaan fisis umum, penglihatan, pendengaran, neurologic, gangguan metabolic/genetic, gangguan bicara/bahasa, serta gangguan fungsi perkembangan intelektual/kecerdasan. Integrasi dari hasil penemuan tersebut kemudian ditetapkan untuk penatalaksanaan, konsultasi, dan prognosisnya.

27 DAFTAR PUSTAKA 1. Behrman RE., Kliegman RM., Jenson HB Nelson textbook of pediatrics 17th ed. Saunders. Philadelphia. 2. Garna.H, Nataprawira HMD, editors. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak.edisi ke 3 Fakutas Kedokteran Universitas Padjadjaran:Bandung; 2005.

KPSP & PEMERIKSAAN DENVER II. Nurlaili Muzayyanah Departemen IKA FK UII-

KPSP & PEMERIKSAAN DENVER II. Nurlaili Muzayyanah Departemen IKA FK UII- KPSP & PEMERIKSAAN DENVER II Nurlaili Muzayyanah Departemen IKA FK UII- TES DENVER II A. PENDAHULUAN Alat skrining perkembangan untuk menemukan secara dini anak yang berpotensial mempunyai

Lebih terperinci

DDST (DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST)

DDST (DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST) DDST (DENVE DEVELOPMENT SCEENING TEST) PENDAHULUAN Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu, dan merupakan indicator penting dalam menilai kualitas hidup anak. Oleh karena

Lebih terperinci

DENVER II. Click Subdivisi to edit Pedsos Master subtitle style BIKA RSWS 4/28/12

DENVER II. Click Subdivisi to edit Pedsos Master subtitle style BIKA RSWS 4/28/12 DENVER II Click Subdivisi to edit Pedsos Master subtitle style BIKA RSWS Denver II Merupakan revisi dari Denver Developmental Screening Test ( DDST) dgn tujuan menemukan secara dini masalah penyimpangan

Lebih terperinci

DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY

DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY 1 Bagus, seorang anak laki-laki berusia 30 bulan. Ibunya merasa bahwa putranya berbeda dg anak lainnya, perkembangan bicara & bahasanya

Lebih terperinci

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi.

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi. Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi. 1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu dari konsepsi sampai dewasa. Dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan bawaan 2. Pada periode tertentu ada masa percepatan dan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes Definisi ANAK DULU: < 12 THN; < 15 THN; < 16 THN UU Tenaga Kerja, UU Perkawinan [UU No. 9 TAHUN 1979 ttg Kesejahteraan Anak: USIA < 21 thn dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN

HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA 13-59 BULAN OLEH : ASTIK UMIYAH Email: astikyoyok@gmail.com PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK)

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK) DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK) KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DEFINISI Pertumbuhan Berkembangnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler Bertambah ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran (KBBI, 2011). Budiman (2014) mengatakan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan harapan masa depan bangsa yang perlu dipersiapkan agar menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun sehat mental dan sosial

Lebih terperinci

Berkaitan dg perubahan besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ, atau individu, yang bisa diukur dg ukuran berat, panjang, umur tulang,

Berkaitan dg perubahan besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ, atau individu, yang bisa diukur dg ukuran berat, panjang, umur tulang, Berkaitan dg perubahan besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ, atau individu, yang bisa diukur dg ukuran berat, panjang, umur tulang, dan keseimbangan metabolik. Berkaitan dg aspek fisik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pertumbuhan dan Perkembangan Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencangkup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit

Lebih terperinci

hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,

hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH A. Pengertian Perkembangan Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan merupakan pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan merupakan pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tumbuh kembang tidak dapat dipisahkan dari proses maturasi jaringan terutama otak sejak dari dalam kandungan, janin, sampai dengan usia lanjut. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Bermain 2.1.1 Pengertian Bermain Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir, bermain dilakukan tanpa adanya

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN. disampaikan dalam kuliah IKD 2 oleh nurul aini

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN. disampaikan dalam kuliah IKD 2 oleh nurul aini PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN disampaikan dalam kuliah IKD 2 oleh nurul aini Definisi Pertumbuhan: Bertambahnya ukuran : tulang, otot, syaraf Proses yang tdk normal akan berpengaruh pada perkembangan Bisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014).

BAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014). digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendampingan Orangtua Keluarga merupakan suatu ikatan antara dua orang atau lebih yang terikat dalam kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan

Lebih terperinci

Konsep dasar Pertumbuhan dan Perkembangan

Konsep dasar Pertumbuhan dan Perkembangan GDS-K1 KBK - FK USU (semester 3) BLOK GROWTH AND DEVELOPMENT Konsep dasar Pertumbuhan dan Perkembangan Prof. Dr. Iskandar Z. Lubis, Sp. A(K) and Dr. Sri Sofyani, Sp. A (K) 1 2 Definisi Tumbuh kembang=

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Pembahasan : Tumbuh Kembang Anak dan Cara Deteksi Dini menggunakan KPSP Sasaran : Keluarga Bapak S Hari/Tanggal : Senin, 01 Agustus 2016 Tempat : Rumah Bapak S Waktu : Pukul

Lebih terperinci

Tumbuh kembang anak. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Tumbuh kembang anak. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Tumbuh kembang anak Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Pokok bahasan Pendahuluan Definisi pertumbuhan & perkembangan Tumbuh kembang janin Tumbuh kembang anak 0 5 tahun Tumbuh kembang anak 6 10 tahun

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TUMBUH KEMBANG ANAK. OLEH: Rinkaning Nurul Wati.E

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TUMBUH KEMBANG ANAK. OLEH: Rinkaning Nurul Wati.E RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TUMBUH KEMBANG ANAK OLEH: Rinkaning Nurul Wati.E. 1211011066 PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2015 RENCANA PROSES PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya akan menjadikan penerus bagi keturunan keluarganya kelak. Setiap anak

BAB I PENDAHULUAN. tentunya akan menjadikan penerus bagi keturunan keluarganya kelak. Setiap anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelahiran buah hati pasti sudah sangat berarti bagi orang tua, yang tentunya akan menjadikan penerus bagi keturunan keluarganya kelak. Setiap anak pasti melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rendahnya kemampuan anak disebabkan oleh kurangnya kegiatan yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam deteksi dini gangguan perkembangan

Lebih terperinci

Y. Joko Dwi Nugroho,S.Psi,M.Psi,Psikolog PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

Y. Joko Dwi Nugroho,S.Psi,M.Psi,Psikolog PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK Y. Joko Dwi Nugroho,S.Psi,M.Psi,Psikolog PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK Pertumbuhan Bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh, sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN RETARDASI MENTAL. Disusun Oleh : Hadi Ari Yanto

LAPORAN PENDAHULUAN RETARDASI MENTAL. Disusun Oleh : Hadi Ari Yanto LAPORAN PENDAHULUAN RETARDASI MENTAL Disusun Oleh : Hadi Ari Yanto 101018 D III KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN 2012 / 2013 RETARDASI MENTAL 1. PENGERTIAN Retardasi mental adalah kemampuan mental

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Usia tulang merupakan indikator utama untuk menilai maturitas tulang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Usia tulang merupakan indikator utama untuk menilai maturitas tulang 21 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Usia tulang merupakan indikator utama untuk menilai maturitas tulang yang digunakan dari kelahiran sampai dewasa. Dengan menentukan usia tulang, berarti menghitung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembentukan manusia yang berkualitas dimulai sejak masih di dalam kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat proses

Lebih terperinci

REFERAT ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DENVER TEST

REFERAT ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DENVER TEST REFERAT ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DENVER TEST Disusun oleh : Dennis Pratama, S.Ked (2006.04.0.0120) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA 2012 DENVER TEST DDST (Denver Developmental Screening

Lebih terperinci

Ciri-ciri Seks Sekunder pada Masa Remaja

Ciri-ciri Seks Sekunder pada Masa Remaja Ciri-ciri Seks Sekunder pada Masa Remaja Wanita 1. Tumbuh rambut pubik atau bulu kapok di sekitar kemaluan dan ketiak. 2. Bertambah besar buah dada. 3. Bertambah besarnya pinggul. Pria 1. Tumbuh rambut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teori 1. Tumbuh kembang a. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran seorang anak atau bayi merupakan dambaan setiap keluarga. Setiap keluarga menginginkan anak yang dilahirkannya mampu tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan menentukan perkembangan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat BAB V PEMBAHASAN Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara baby spa dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Perinatologi dan Neurologi. 4.. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlainan akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan (growth)

BAB I PENDAHULUAN. berlainan akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan (growth) BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tumbuh kembang anak pada dasarnya merupakan dua peristiwa yang berlainan akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan (growth) merupakan perubahan dalam ukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Anak a. Definisi Banyak perbedaan definisi dan batasan usia anak, menurut Depkes RI tahun 2009, kategori umur anak ialah usia 5-11 tahun. Undang- undang nomor

Lebih terperinci

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum

Lebih terperinci

TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI

TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI REFERENSI 1. Tumbuh Kembang Anak Soetjiningsih EGC Jakarta, 1995 2. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan ---- Herawati Mansur, Salemba Medika 2009 3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai dari janin sampai dewasa. Proses perkembangan antara individu satu dengan yang lainya tidak sama

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita)

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita) sebagai periode keemasan ( golden age period ). 1, 2 Periode ini merupakan periode kritis sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan motorik merupakan proses belajar bagaimana tubuh menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik dirasakan sepanjang daur kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Varney (2006) dijelaskan bahwa Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan suatu tindakan pemeriksaan pada pasien yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan

Lebih terperinci

1 Tumbuh Kembang Anak

1 Tumbuh Kembang Anak 1 Tumbuh Kembang Anak Waktu Pencapaian kompetensi: Sesi di dalam kelas : 2 X 50 menit (classroom session) Sesi dengan fasilitasi Pembimbing : 4 X 50 menit (coaching session) Sesi praktik dan pencapaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga merupakan hasil mengingat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Santrock,2007). Masa bayi di mulai sejak berumur 1-12 bulan yang mana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Santrock,2007). Masa bayi di mulai sejak berumur 1-12 bulan yang mana 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi dan Balita 1. Masa Bayi Masa bayi merupakan masa yang sulit, terutama karena bayi tidak bisa menceritakan bagaimana mereka melihat dirinya sendiri (Santrock,2007).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deteksi dini untuk mengetahui masalah atau keterlambatan tumbuh kembang sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian pertumbuhan

Lebih terperinci

DETEKSI DINI, DIAGNOSIS KELAINAN KONGENITAL. dr.jalila Zamzam, Sp.A

DETEKSI DINI, DIAGNOSIS KELAINAN KONGENITAL. dr.jalila Zamzam, Sp.A DETEKSI DINI, DIAGNOSIS KELAINAN KONGENITAL dr.jalila Zamzam, Sp.A Deteksi Dini Tujuan : mencari kelainan koreksi penyimpangan tumbuh kembang dapat diatasi Dilakukan dengan : pendekatan epidemiologi (faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui

Lebih terperinci

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG GROWTH OF LESS NUTRITION AT BALITA AT CUKIR HEALTH PRIMERY JOMBANG Rini Hayu L 1, Amalia R 2, Effy Kurniati 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan Anak 1. Pengertian Pembentukan kualitas sumber daya manusia yang optimal, baik sehat secara fisik maupun psikologis sangat bergantung dari proses perkembangan. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kembang. Semarang. : Penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada. bulan April-Mei 2015

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kembang. Semarang. : Penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada. bulan April-Mei 2015 4.1 Ruang lingkup penellitian BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kesehatan Anak khusunya bidang tumbuh kembang 4.2 Tempat dan waktu penelitian Ruang lingkup tempat : Posyandu wilayah

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Telaah Pustaka Usia ibu

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Telaah Pustaka Usia ibu BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Usia ibu Menurut Wiknjosastro (2005) usia wanita dapat dibagi menjadi 4 bagian 1. Bayi wanita 2. Masa kanak-kanak 3. Masa pubertas Pubertas merupakan masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan

BAB II TINJAUAN TEORI. masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Kader Posyandu 2.1.1 Definisi Kader Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan

Lebih terperinci

Small for Gestational Age: What We Have Worried about?

Small for Gestational Age: What We Have Worried about? Small for Gestational Age: What We Have Worried about? DR. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA (K) Terminologi small for gestational age (SGA) mengacu pada ukuran bayi pada saat lahir, yaitu bayi yang lahir

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rosenbaum dkk, palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rosenbaum dkk, palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi palsi serebral Menurut Rosenbaum dkk, palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan dan bentuk tubuh, yang menyebabkan keterbatasan aktivitas fisik, gangguan tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Bermain a. Pengertian Bermain Bermain adalah pekerjaan anak, dalam bermain anak secara terusmenerus mempraktikan proses hidup yang rumit dan penuh stress,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal, sehingga sejak dini, deteksi, stimulasi dan intervensi berbagai

Lebih terperinci

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan kebidanan komprehensif merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan konseling. Asuhan kebidanan komprehensif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pertumbuhan 1. Definisi Pertumbuhan Pertumbuhan (growth) menurut (Soetjiningsih dan Ranuh, 2015) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya jumlah, ukuran,

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK. By. Nur Asnah,S.S.Kep.Ns.M.Kep

TUMBUH KEMBANG ANAK. By. Nur Asnah,S.S.Kep.Ns.M.Kep TUMBUH KEMBANG ANAK By. Nur Asnah,S.S.Kep.Ns.M.Kep TUMBUH KEMBANG TUMBUH : BERTAMBAHNYA SEL-SEL TUBUH/ UKURAN TUBUH BERTAMBAH BERKAITAN DENGAN HAL FISIK YANG TERLIHAT TINGGI BADAN & BERAT BADAN Pertumbuhan

Lebih terperinci

GIZI BAYI DAN BALITA. CATUR SAPTANING W, S.Gz, MPH

GIZI BAYI DAN BALITA. CATUR SAPTANING W, S.Gz, MPH GIZI BAYI DAN BALITA CATUR SAPTANING W, S.Gz, MPH TOPIK PEMBELAJARAN 1. Gizi seimbang bagi bayi dan balita a. Prinsip gizi bagi bayi dan balita b. Cara pengelolaan makanan balita c. Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

Pertumbuhan Janin Terhambat. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Pertumbuhan Janin Terhambat. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Pertumbuhan Janin Terhambat Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Janin dengan berat badan kurang atau sama dengan 10 persentil, atau lingkaran perut kurang atau sama dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sindrom Waardenburg (SW) adalah kumpulan kondisi genetik yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan perubahan warna (pigmentasi) dari rambut, kulit dan mata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep tumbuh kembang merupakan suatu hal yang mutlak pada anak, maksudnya tumbuh adalah proses bertambah besarnya sel sel serta bertambahnya jaringan intraseluler.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir

BAB I PENDAHULUAN. badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang memiliki berat badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir Sangat Rendah adalah berat

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II WAHANA INOVASI VOLUME 6 No.2 JULI-DES 2017 ISSN : 2089-8592 PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II Saiful Batubara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju maupun negara berkembang. 1 Kelainan kongenital pada bayi baru lahir dapat berupa satu jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah salah satu bentuk kegiatan dibidang kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup keperawatan adalah keperawatan anak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikososial. Namun, sebagian orang tua belum. pertumbuhan dan perkembangannya (Nursalam, 2005: 31-

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikososial. Namun, sebagian orang tua belum. pertumbuhan dan perkembangannya (Nursalam, 2005: 31- BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek tumbuh kembang pada anak merupakan salah satu aspek yang diperhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut merupakan aspek yang menjelaskan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu perhatian yang serius yaitu mendapatkan gizi yang baik, stimulasi yang memadahi,

Lebih terperinci

Sindroma Down Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog*

Sindroma Down Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog* Sindroma Down Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog* Penderita sindroma Down atau yang sering disebut sebagai down s syndrom mampu tumbuh dan berkembang jika terdeteksi sejak dini, yakni sejak lahir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan kebidanan meliputi Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang alamiah atau natural bagi perempuan. Meskipun alamiah, kehamilan, persalinan dan masa setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Defenisi Perilaku Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori digilib.uns.ac.id BAB II Landasan Teori A. Obesitas Anak Balita 1. Definisi Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2013). Nurmalina (2011)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) mengamanatkan bahwa pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementrian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa pra sekolah merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa pra sekolah merupakan tahap BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertumbuhan dan perkembangan pada masa pra sekolah merupakan tahap dasar yang sangat berpengaruh dan menjadi landasan untuk perkembangan selanjutnya (Adriana, 2013).

Lebih terperinci

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap BAB Ι PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap wanita, menurut Depkes RI kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Pada masa ini ibu harus

Lebih terperinci

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14 BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14 1. PENGERTIAN Bayi dari ibu diabetes Bayi yang lahir dari ibu penderita diabetes. Ibu penderita diabetes termasuk ibu yang berisiko tinggi pada saat kehamilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kematian Ibu 2.1.1.1 Definisi Kematian seorang wanita yang terjadi saat hamil atau dalam 42 hari setelah akhir tanpa melihat usia

Lebih terperinci

Pertumbuhan Janin Normal Pertumbuhan, diferensiasi dan maturasi jaringan dan organ. Pembelahan sel terdiri dari 3 fase : - Hiperplasia selama 16 mingg

Pertumbuhan Janin Normal Pertumbuhan, diferensiasi dan maturasi jaringan dan organ. Pembelahan sel terdiri dari 3 fase : - Hiperplasia selama 16 mingg PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FK-USU/RSHAM Pertumbuhan Janin Normal Pertumbuhan, diferensiasi dan maturasi jaringan dan organ. Pembelahan sel terdiri dari 3 fase : - Hiperplasia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di Indonesia, mencatat populasi kelompok usia anak di. 89,5 juta penduduk termasuk dalam kelompok usia anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di Indonesia, mencatat populasi kelompok usia anak di. 89,5 juta penduduk termasuk dalam kelompok usia anak. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pusat data dan informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2014 tentang kondisi pencapaian program kesehatan anak di Indonesia, mencatat populasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kehamilan Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan pada ibu maupun lingkungannya. Dengan adanya kehamilan maka seluruh sistem genetalia wanita mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pertumbuhan manusia merupakan proses dimana manusia. meningkatkan ukuran dan perkembangan kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pertumbuhan manusia merupakan proses dimana manusia. meningkatkan ukuran dan perkembangan kedewasaan dan BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pertumbuhan manusia merupakan proses dimana manusia meningkatkan ukuran dan perkembangan kedewasaan dan fungsi. Pertumbuhan manusia dipengaruhi oleh banyak faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih,

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa. Tercapainya tumbuh kembang optimal tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan suatu keadaan yang alamiah. Dimulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas yang secara berurutan berlangsung

Lebih terperinci

MASA PRANATAL. Siti Rohmah Nurhayati

MASA PRANATAL. Siti Rohmah Nurhayati MASA PRANATAL Siti Rohmah Nurhayati 1 Tahapan Perkembangan Janin dalam Kandungan Permulaan kehidupan manusia dapat ditinjau secara psikologis dan biologis Secara psikologis kehidupan manusia dimulai pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah anak yang berumur 36-60

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi masalah yang serius bagi dunia kesehatan. Menurut data World Health

Lebih terperinci

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA 03 SERI BACAAN ORANG TUA Manfaat Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau daerah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan kajian kepustakaan yang melandasi penelitian ini, meliputi konsep balita dan perkembangan balita, model maternal role attainment, konsep pendidikan kesehatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1. Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Menurut Saifuddin (2001), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Perkembangan Motororik Halus Anak CATATAN: PENDAHULUAN Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seseorang anak disebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini survei deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpul data.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini survei deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpul data. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini survei deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpul data. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. pemeriksaan dan cara lahir. Berat lahir pada kelompok kasus (3080,6+ 509,94

BAB VI PEMBAHASAN. pemeriksaan dan cara lahir. Berat lahir pada kelompok kasus (3080,6+ 509,94 BAB VI PEMBAHASAN Pembahasan Hasil Karakteristik neonatus pada penelitian ini: berat lahir, usia saat pemeriksaan dan cara lahir. Berat lahir pada kelompok kasus (3080,6+ 509,94 gram) lebih berat daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap tahapan mempunyai ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang lebih modern. Dimana saat ini telah berkembang berbagai teknologi canggih yang dapat membantu

Lebih terperinci