BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI Berpikir Divergen Pengertian Berpikir Divergen Berpikir divergen merupakan salah satu bentuk perumusan strategi pemecahan masalah yang dibuat oleh Sternberg, (1988). Berpikir divergen adalah berusaha membangkitkan solusi alternatif yang memungkinkan bagi sebuah masalah. Setelah mempertimbangkan berbagai kemungkinan, yang dilakukan adalah berpikir konvergen untuk menyempitkan berbagai kemungkinan sehingga menyatukan jawaban tunggal terbaik, Sternberg (2008). Guilford (dalam Erniyati, 2011) membedakan tipe berpikir menjadi dua macam yaitu berpikir konvergen terpusat (convergent thingking) dan berpikir divergen (divergent thingking). Cara berpikir konvergen mengarah pada satu kesimpulan khusus. Pada umumnya bidang pendidikan lebih menekankan pada berpikir konvergen, dimana para siswa diminta untuk mengingat informasi informasi faktual, seperti apa ibukota Indonesia?. Sedangkan berpikir divergen lebih menekankan pada variasi jawaban yang berbeda terhadap suatu pertanyaan, sehingga kebenaran jawaban tersebut subjektif. Sebagai contoh : untuk keperluan apa sajakah Anda menggunakan batu bata? Pertanyaan yang digunakan dalam jawaban konvergen adalah pertanyaan tertutup, sedangkan untuk jawaban divergen yang digunakan adalah pertanyaan 8

2 yang bersifat terbuka. Maksudnya adalah jawaban konvergen dapat dijawab dengan satu kemungkinan jawaban saja, sedangkan jawaban divergen dapat dijawab dengan beberapa kemungkinan. Guilford (dalam Mc Leod, 1989) menyampaikan pada dasarnya berpikir tentang kemampuan intelektual cenderung berkonsentrasi pada proses untuk menemukan satu jawaban terbaik. Secara sistematik bahwa arus konseptualisasi kecerdasan terbatas pada apa yang disebut berpikir konvergen, dan bahwa pembatasan ini telah dibangun menjadi tes kecerdasan saja, maka dengan demikian berpikir tentang intelektual hanya dapat berfungsi sampai disitu saja. Berpikir secara strategi yang melibatkan pelepasan diri dan fakta, melihat hal hal yang tidak terduga, menggunakan sesuatu sebagai batu loncatan untuk pengembangan ide baru itulah perlengkapan yang disebut berpikir berbeda atau berpikir divergen Guilford (dalam Erniyati, 2011) menyoroti praktik pendidikan yang sedang berjalan berdasarkan teori struktur intelek yang dikembangkannya. Dalam model ini, Guilford menjelaskan bahwa kreativitas manusia pada dasarnya berkaitan dengan proses berpikir konvergen dan divergen. Konvergen adalah cara berpikir untuk memberikan satu-satunya jawaban yang benar. Sedangkan berpikir divergen adalah proses berpikir yang memberikan serangkaian alternatif jawaban yang beraneka ragam. Kemampuan berpikir divergen dikaitkan dengan kreativitas ditunjukkan oleh beberapa karakteristik berikut: 9

3 1. Kelancaran, yaitu kemampuan untuk menghasilkan sejumlah besar ide-ide atau solusi masalah dalam waktu singkat. 2. Fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk secara bersamaan mengusulkan berbagai pendekatan untuk masalah tertentu. 3. Orisinalitas, yaitu kemampuan untuk memproduksi hal baru, ide-ide asli. 4. Elaborasi, yaitu kemampuan untuk melakukan sistematisasi dan mengatur rincian ide di kepala dan membawanya keluar. Berpikir divergen adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas ketepatgunaan, keragaman jawaban. Makin banyak jawaban yang diberikan siswa, maka semakin kreatiflah seseorang itu (Munandar, 1990). Tetapi jawaban jawaban tersebut juga harus sesuai dengan masalahnya, jadi walaupun orang tersebut telah menemukan banyak kemungkinan jawaban suatu masalah kalau jawaban itu tidak mengarah pada penyelesaian masalah yang sedang dihadapi maka orang itu belum bisa disebut kreatif. Jadi, bukan hanya karena banyaknya jawaban yang diberikan yang menentukan kreativitas seseorang, tetapi juga kualitas dan ketepatan jawaban yang harus diperhatikan. Berpikir divergen juga akan melibatkan orisinalitas dalam berurusan dengan orang lain. Jadi ketika berhadapan dengan orang lain, harus bisa menghasilkan atau memunculkan ide baru dalam memecahkan suatu masalah. Selain itu fleksibilitas dalm berpikir juga diperlukan untuk menghasilkan jawaban 10

4 dari pemecahan masalah. Kemampuan berpikir divergen merupakan kemampuan yang mampu menghasilkan jawaban bervariasi, pemikiran menyimpang dari jalan yang telah dirintis sebelumnya. Pemikiran melampaui dari apa yang jelas dan nyata, mempertimbangkan beberapa jawaban yang mungkin ada untuk suatu masalah, bukan hanya penyelesaian yang benar. Dalam memecahkan masalah, pemikir divergen mengajukan beberapa solusi. Dengan kemampuan itu, maka akan mampu menghasilkan jawaban yang berbeda (Guilford, dalam Erniyati, 2011) Aspek Berpikir Divergen Jenis berpikir yang mencerminkan kreativitas adalah tergolong jenis berpikir divergen (divergen thinking), Guilford (dalam Erniyati, 2011). mengemukakan bahwa berpikir divergen terdiri dari empat aspek yaitu : kelancaran berpikir, kelenturan berpikir, keterperincian berpikir, dan orisinalitas berpikir 1. Kelancaran berpikir (fluency of thinking) Kelancaran dimaksudkan sebagai kemampuan untuk mengemukakan banyak gagasan pemecahan terhadap suatu masalah. Siswa yang rasa ingin tahunya kuat dapat menghasilakn gagasan gagasan atau cara cara pemecahan masalah dengan lancar, Guilford (1959) menuliskan empat aspek dalam kelancaran berpikirdivergen, yaitu kelancaran kata,kelancaran memberikan gagasan, kelancaran asosiasi, dan kelancaran ekspresi. 11

5 a. Kelancaran kata (word fluency) Aspek kelancaran kata adalah dalam memproduksi atau menghasilkan kata secara utuh dengan tepat yang disesuaikan dengan simbol simbol yang dibutuhkan. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam aspek ini dapat dilakukan dengan misalnya saja siswa diminta untuk menuliskan mungkin kata dengan huruf awal me, atau huruf awal sa sebanyak mungkin dengan waktu terbatas. b. Kelancaran memberikan gagasan (ideational fluency) Aspek kelancaran memberikan gagasan adalah kemampuan untuk mengumpulkan banyak ide dalam sebuah situasi dalam waktu yang terbatas. Aspek ini dapat diukur dengan pemberian tugas yaitu siswa diminta untuk menuliskan sebanyak mungkin benda hidup atau mati yang memiliki dua sifat yang sama. Misalnya benda merah dan cair, atau benda yang memiliki sifat panjang dan lebar. c. Kelancaran asosiasi (associational fluency) Kelancaran asosiasi adalah kemampuan untuk menghasilkan kesatuan ide, yang menunjuk pada berbagai bentuk hubungan yang terus dipelajari dengan dua ide. Biasanya mengetahui kemampuan siswa dalam kelancaran asosiasi adalah dengan menyebutkan sinonim dari sebuah kata, misalnya siswa diminta untuk menuliskan sinonim dengan kata verbal, uang, dsb. 12

6 2. Keluwesan berpikir (flexibility of thinking) Didefinisikan sebagai kemampuan untuk membuat transformasi informasi, menafsirkan ulang, membuat definisi lain, hal ini juga menuntut daya imajinasi. Siswa mampu menghasilkan gagasan jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dengan sudut pandang yang berbeda beda, mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran. Misalnya siswa diminta untuk memikirkan kapur yang digunakan guru untuk menulis di papan tulis dapat dipakai untuk apa saja, dari segi yang tidak lazim. 3. Originalitas berpikir (originality of thinking) Keaslian diartikan sebagai kemampuan untuk membuat gagasan yang lain dari yang lain, originalitas dalam berpikir dapat berhasil jika siswa tidak ragu ragu dan berani mengemukakan pendapat yang berbeda dari yang biasanya dikemukakan siswa siswa lain. Originalitas dalam berpikir dapat ditunjukkan dengan mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak biasa untuk mengungkapkan diri. 4. Keterperincian berpikir (elaboration of thinking) Elaborasi adalah kemampuan untuk memerinci, mengembangkan gagasan dan membuat implikasi dari informasi informasi yang tersedia memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk. Elaborasi dikaitkan dengan apresiasi (penghargaan). Karena mengharagai gagasan atau hasil karya orang lain, siswa bersedia atau ingin menambah gagasan 13

7 atau produk tersebut dengan detil detil agar lebuh menarik. Misalnya seorang siswa mempunyai gagasan untuk memperindah ruangan kelas dengan menempatkan pot-pot bunga di beberapa tempat di kelas. Siswa lain mengembangkan gagasan itu dengan mengusulkan agar pot-potnya dicat dengan warna warna yang semarak, siswa lain mengusulkan memanfaatkan barang-barang bekas untuk membuat pot-pot bentuknya lain dari pada yang biasanya tetapi tampak indah. Semua aspek diatas penting dan saling berkaitan jika siswa mempunyai keterampilan dari salah satu aspek tersebut dapat menunjang keterampilan dalam aspek yang lainnya. Karena itu, agar semua aspek dalam keterampilan tersebut dapat dimiliki siswa maka siswa sering dilatih untuk mengembangkan keterampilannya disemua bidang Mind Map Pengertian Mind Map Peta pikiran adalah sejenis gambaran visual mengenai konsep konsep, gagasan gagasan, informasi yang terdapat dalam pikiran seseorang. Judul peta pikiran biasanya di tempatkan di tengah tengah halaman. Kemudian judul ini mencabang sesuai dengan jumlah gagasan gagasan tambahan yang disajikan. Pada umumnya hanya kata-kata penting yang digunakan dan bilamana mungkin diagram-diagram, gambar-gambar dan bentuk-bentuk digambar. Warna harus digunakan untuk menekankan soal tertentu atau menggambarkan pengelompokan konsep-konsep. Meskipun gambar-gambar serta peta-peta yang sama telah dipergunakan untuk buku-buku anak atau buku-buku orang terbelakang, peta 14

8 pikiran dapat bermanfaat untuk orang-orang normal atau bahkan diatas normal dengan ketentuan-ketentuan seperti yang terlihat pada penemuan-penemuan riset dalam bidang neuropsikologi, psikologi kognitif dan neurofisiologi. (Chan, dalam Loekmono 1986) Mind Map adalah Alat berpikir Organisasional Mind map (Buzan, 2007) adalah cara termudah umtuk menempatkan informasi kedalam otak dan mengambil informasi ke luar otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harifiah akan memetakan pikiranpikiran. Mind map juga sangat sederhana. Pusat mind map mirip dengan pusat kota. Pusat mind map mewakili ide terpenting. Jalan-jalan utama yang menyebar dari pusat mewakili pikiran-pikiran utama dalam proses pemikiran, jalan-jalan sekunder, dan seterusnya. Gambargambar atau bentuk-bentuk khusus dapat mewakili area-area yang menarik atau ide-ide tertentu. Sama seperti jalan, mind map akan (Buzan: 2007) : a. Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas. b. Memungkinkan untuk merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui kemana akan pergi dan dimana berada. c. Mengumpulkan sejumlah besar data disuatu tempat d. Menyenangkan untuk dibaca, dilihat, dicerna dan diingat. Mind map merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan menyusun fakta dan pikiran sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak 15

9 awal. Ini berarti akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik pencatat tradisional. Semua mind map mempunyai kesamaan. Semuanya mengunakan warna semuanya memiliki struktur yang alami yang memancar dari pusat. Semuanya menggunakan garis lengkung, symbol, kata dan gambar yang sesuai satu dengan yang lain serta merupakan rangkaian aturan yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai cara kerja otak. Dengan mind map, daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur dan mudah diingat yang bekerja secara alami dan selaras dengan cara kerja alami otak Fungsi Mind Map Mind map dapat membantu dalam banyak hal. Berikut ini adalah beberapa fungsi mind map(buzan, 2007) : a. Merencanakan ( merencanakan karir) b. Berkomunikasi c. Menjadi lebih kreatif d. Menghemat waktu e. Menyelesaikan masalah f. Memusatkan perhatian g. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran h. Mengingat dengan lebih baik i. Belajar lebih cepat dan efisien 16

10 j. Melihat gambar keseluruhan k. Mengaktifkan keseluruhan otak l. Membereskan akal dari kekusutan mental m. Memungkikan berfokus pada pokok bahasan n. Membantu menunjukan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah o. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian p. Memungkinkan untuk mengelompokkan konsep, membantu membandingkanya. q. Mensyaratkan untuk berfokus pada pokok bahasan Buzan (2007) menyatakan bahwa mind map menggunakan sistem yang sangat kuat antar imajinasi dan asosiasi untuk perencanaan, pemikiran kreatif, pemecahan masalah, manajemen proyek, manajemen diri, dan ingatan. Selain itu kelebihan metode mind map adalah sebagai berikut: a. Lebih efisien untuk membuat catatan dan menghafalkan suatu informasi daripada teknik penelitian tradisional yang memanjang dari tepi kiri buku. b. Mengoptimalkan kerja fungsi otak kiri dan kanan secara penuh. Paling awet menempel dimemori otak. c. Penggunaannya sangat luas, mulai dari anak sekolah sampai ke direktur bahkan ibu rumah tangga. d. Apapun materinya dapat dituangkan melalui teknik mind map e. Bisa ditulis tangan atau menggunakan software mind map 17

11 Sedangkan menurut Chan, (dalam Loekmono 1986), peta-peta pikiran dapat dipakai untuk bermacam-macam tugas, termasuk perencanaan, penyusunan, pencatatan kuliah, wawancara, pembacaan buku, pertemuan, penyajian dalam seminar, diskusi, analisa problem, dan sebagainya. (Chan, dalam Loekmono 1986) Kelemahan Metode Mind Map Mind mapsebagai suatu metode mempunyai beberapa kekuranngan kelemahan peta konsep/peta pikiran adalah sebagai berikut : a. Bila terlalu banyak menggunakan kata kunci, kode yang hanya dimengerti oleh si pembuat, maka orang lain akan sulit untuk memahaminya. b. Cara berpikir seseorang akan menjadi divergen dan ini bias menjadi kelemahan sekaligus kekuatan. Kelemahan karena ia akan menjadi kurang fokus terhadap suatu masalah. Kekuatan ini karena ia akan terus menggeret ide dari apa yang sudah terlihat dikertas dan menambahkan ideide baru yang muncul (diotak kanan) otak kiri perlu dilatih agar bisa fokus untuk menganalisis kelogisan ide-ide yang telah muncul detil dari sebuah cabang peta konsep. c. Memerlukan 2-3 kali pengambaran ulang agar peta konsep bisa terlihat lebih rapih dan artistic (bisa menggunakan kertas dan pensil dan spidol), kecuali pakai bantuan komputer seperti free mind, mind manager. 18

12 Alat-Alat yang Diperlukan dalam Pembuatan Mind Map Buzan (2007) Berikut ini adalah alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan mind map. Peralatan yang diperlukan sederhana yaitu: a. Kertas kosong b. Pena c. Pensil warna d. Imajinasi Langkah-Langkah Membuat Mind Map Langkah-langkah mind map sama dengan langkah-langkah kerja otak. Otak mengasosiasikan informasi-informasi yang masuk dalam hubunganhubungan yang saling kait-mengkait. Demikian juga dengan mind map. Buzan (2007) menyatakan bahwa langkah-langkah membuat mind map adalah sebagai berikut: a. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisih tengahnya diletakkan mendatar. Karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami. b. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral anda. Karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat tetap terfokus, membantu berkonsentrasi dan mengaktifkan otak. 19

13 c. Gunakan warna. Karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat mind map lebih hidup, menambah energi pada pemikiran kreatif, dan menyenangkan. d. Hubungkan cabang-cabang utama kegambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ketingkat satu dan dua, dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat) hal sekaligus. Bila menghubungkan cabang-cabang, lebih mudah mengerti dan mengingat. e. Buatlah garis hubungan yang melengkung, bukan garis lurus. Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon, lebih menarik bagi mata. f. Gunakan gambar. Karena seperti gambar sentral, setiap gambar memiliki seribu kata. Menekankan penggunaan gambar atau foto sebagai gagasan utama. Gambar atau foto memungkinkan imajinasi yang lebih luas, sekaligus merangsang untuk mengaktifkan otak. Tony Buzan juga menjelaskan bahwa cara kerja mind map mirip dengan cara kerja otak yaitu mengaitkan berbagai informasi sekaligus (asosiasi). Pembuatan mind map juga memperhatikan kerja otak secara menyeluruh, yaitu dengan penggunaan warna, symbol, gambar, dan tulisan dalam satu kesatuan. 20

14 2.3 Penelitian Lain yang terkait Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Martina Dwi Kusrini (2011) tentang upaya peningkatan kemampuan mengarang siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui metode mind mapping pada siswa kelas IV MI GUPPI Wironanggan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Dari hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan ketrampilan mengarang siswa kelas IV Semester II melalui metode pemetaan pikiran (mind mapping) terbukti dengan nilai rata-rata kelas pada pra tindakan 63,09 pada siklus 1 nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 71,47 dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat lagi sebesar 89,47. Perolehan nilai tuntas pada sebelum tindakan sebanyak 52%, siklus I sebanyak 75,49%, dan pada siklus II semua siswa sdah mencapai KKM sebanyak 100%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode pemetaan pikiran (mind mapping) terbukti mampu meningkatkan ketrampilan mengarang pada siswa kelas IV MI GUPPI Wironanggan kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Kata Kunci: pemetaan pikiran (mind mapping). Penelitian tindakan kelas yang dilakukan Mikha Dwi Nugroho (2011) tentang pemahaman perencanaan karir siswa VIIID SMP Negeri II Suruh, dapat meningkat melalui penerapan metode mind mapping. Hal ini dapat diketahui dengan adanya peningkatan skor rata-rata pemahaman tentang perencanaan karir siswa dengan cara membandingkan hasil pre test, posttes I dan post test II. Hasil pre test 126,677 berkategori cukup, post test I menjadi 140,838 berkategori baik dan menjadi post test II berkategori baik dan 31 siswa atau 96,8% sudah mencapai kategori baik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode pemetaan pikiran 21

15 (mind mapping) terbukti mampu meningkatkan perencanaan karir siswa VIIID SMP Negeri II Suruh 22

16 2.4. Metode Mind map Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Divergen Siswa Dalam berpikir kreatif digunakan proses berpikir divergen, yaitu berpikir ke berbagai dan dari berbagai arah sehingga menghasilkan berbagai macam jawaban atau alaternatif penyelesaian. Proses berpikir divergen ini dapat dituangkan dalam bentuk mind map sehingga membantu untuk berpikir secara exspansif dan berpikir secara kreatif. Untuk menjadi kreatif maka perlu membebaskan imajinasi, hal ini dapat dilakukan dengan mengguakan mind map. Mind map adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah dan berbagai sistem pencatatan revolusioner yang sangat membantu di setiap area kehidupan Pola pikir divergen lebih menggunakan kinerja otak kanan yang mencakup irama, kejadian ulang, gesltalt, imajinasi, melamun, warna dan dimensi. Sedangkan mind map mengoptimalkan kinerja kedua belah otak baik otak kanan maupun otak kiri. Lingkup mind map lebih mengarah kepada pola pikir divergen yang tidak hanya mengandalkan regulasi atau hanya menggunakan logika dan linearitas. Seperti yang dituliskan, bahwa berpikir divergen terdapat beberapa aspek yaitu kelancaran berpikir, kelenturan berpikir, keterperincian berpikir dan orisnalitas berpikir, memberikan kelenturan yang tidak terbatas dan menjelajah jauh dari pemikiran dimana tempat ide-ide yang orisinal yang menunggu. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa mind map dapat digunakan untuk meningkatkan pola pikir divergen. 23

17 2.5. Hipotesis Tindakan Kemampaun berpikir divergen siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Salatiga dapat meningkat melalui metode mind map. 24

Mind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd

Mind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd Mind Mapping Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 1. Hakikat Mind Mapping Mind Mapping atau peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak yang menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind map atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu hidup dalam lingkungan. Manusia tidak bisa dipisahkan dengan. memberikan keakraban dan kehangatan bagi anak-anaknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu hidup dalam lingkungan. Manusia tidak bisa dipisahkan dengan. memberikan keakraban dan kehangatan bagi anak-anaknya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pola Asuh Orang Tua 2.1.1 Pengertian Pola Asuh Orang Tua Sejak seorang anak lahir, remaja, dewasa sampai tua, manusia akan selalu hidup dalam lingkungan. Manusia tidak bisa

Lebih terperinci

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING Suhel Madyono Universitas Negeri Malang Alamat: Tunjung, Udanawu, Blitar, HP: 085733311038 e-mail: suhel.madyono.fip@um.ac.id Abstrak: Metode pembelajaran di SD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta. diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi.

BAB I PENDAHULUAN. selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta. diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam, yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains disingkat menjadi IPA, merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran Mind Mapping a. Pengertian Media Pembelajaran Mind Mapping Sadiman (dalam Rianti, 2012, h.9) menjelaskan media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan bimbingan konseling (PTBK). PTBK adalah merupakan suatu penelitian bersiklus dengan berbagai alternatif

Lebih terperinci

Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis

Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis Oleh Susana Widyastuti, M.A. Disampaikan pada Seminar Metode Belajar yang Efektif Yang diselenggarakan pada Sabtu, 25 September 2010 Oleh Pusat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini merupakan penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis deskripsi dengan metode pembelajaran Mind Mapping pada peserta didik kelas IV SD Negeri Kutowinangun 05 Kota

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini berisi tentang beberapa pendapat para ahli mengenai pembelajaran IPA, metode pembelajaran mind mapping, hasil belajar, penerapan mind mapping

Lebih terperinci

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI Oman Farhurohman 35 Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI Oleh: Oman Farhurohman 1 Abstrak Upaya dalam mengoptimalkan hasil pembelajaran, seyogyanya ketika proses pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 21 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berpikir Kreatif Kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang 9 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Berpikir Kreatif Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang dimiliki sebagai hasil dari kemampuan berpikir kreatif merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau dikenal juga dengan sains menurut Bundu (2006) merupakan sejumlah proses kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses komunikasi transaksional yang melibatkan guru, siswa, media, bahan ajar dan komponen lainnya sehingga tercipta proses interaksi belajar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia lahir dengan segala potensi yang dimiliki, termasuk potensi pikiran. Namun, pada praktik pembelajaran, penggunaannya masih jauh dari optimal. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

12/17/2011. Mind Mapping

12/17/2011. Mind Mapping Mind Mapping Cara Kerja Memori 1 PER RHATIAN PENG GULANGAN MINDMAPPING alat yang membantu otak berpikir secara teratur 2 Mind Map Membantu : Menjadi lebih kreatif Menghemat waktu Berkonsentrasi Mengatur

Lebih terperinci

10/27/2010. Mind Mapping

10/27/2010. Mind Mapping Mind Mapping Cara Kerja Memori 1 PERHATIAN PENGULANGAN MINDMAPPING alat yang membantu otak berpikir secara teratur 2 Mind Map Membantu : Menjadi lebih kreatif Menghemat waktu Berkonsentrasi Mengatur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MIND MAPPING

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS POKOK BAHASAN KERAGAMAN SOSIAL DAN BUDAYA BERDASARKAN KENAMPAKAN ALAM KELAS IV SEMESTER 1 SD NEGERI 2 BUGISAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi dan budaya masyarakat. Pendidikan dari masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di setiap kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan sampai kepada masalah yang sulit untuk didapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran guru dalam proses belajar mengajar sangat penting karena guru sering dianggap yang paling bertanggung jawab terhadap kualitas pendidikan. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deskripsi memiliki makna gambaran. Gambaran akan suatu keadaan atau perwujudan sebuah benda atau seseorang. Mendeskripsikan adalah cara agar seorang pembaca dapat membayangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar dan pembelajaran adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada dirinya seseorang. Belajar dan pembelajaran dapat dilakukan oleh manusia.

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon) UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon) H. Abdul Rojak 1 1. Guru SMP Negeri 3 Kota Cirebon Abstrak Model pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah model yang menggunakan kinerja secara diskusi atau kelompok. Hal ini didukung oleh para

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Penelitian 4.1 Gambaran SMK T & I Kristen Salatiga Penelitian ini dilaksanakan di SMK T & I Kristen Salatiga, provinsi Jawa Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga

Lebih terperinci

TEORI INTELEGENSI GUILFORD

TEORI INTELEGENSI GUILFORD TEORI INTELEGENSI GUILFORD SEJARAH Joy Paul Guilford adalah seorang psikologi berkebangsaan Amerika. Guilford lahir di Marquuette, Nebraska pada tanggal 7 Maret 1807. Semasa masih kecil, Guilford memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI ISSN 5-73X PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI BINJAI Benni Aziz Jurusan Pendidikan Fisika Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena pentingnya, matematika diajarkan mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh:

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh: PERBEDAAN ANTARA PEMBELAJARAN INDVIDUAL ( Metode Mind Mapping ) DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF (Metode Numbered Head Together ) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 MOJOGEDANG TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, setiap perusahaan bersaing dengan sangat ketat untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan sebagai upaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran serta mengembangkan kreatifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah semakin maju dan berkembang, hal

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah semakin maju dan berkembang, hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan di indonesia sudah semakin maju dan berkembang, hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya sekolah-sekolah yang dibangun dan semakin banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Belajar yang Relevan 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia modern seperti saat ini, diperlukan sikap dan kemampuan yang adaptif terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi saat sekarang ini berkembang sangat pesat. Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang peranan penting

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Mind Mapping Model pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ulih dalam Slameto (2003:65)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoritik 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis a. Pengertian Berpikir Kreatif Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan bidang pelajaran yang ditemui diberbagai jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Matematika mengajarkan kita untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan yang timbul bila otak (brain) hidup dan sedang bekerja (Bahaudin, 1999:53). Mind map adalah teknik

Lebih terperinci

Implementasi Model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Implementasi Model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SP-004-3 Sulistiawati & Sriyati. Implementasi model kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map Implementasi Model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA MELALUI MIND MAPPING PADA ANAK TK AISYAH 29 SURABAYA. Endah Hendarwati, SE, M.Pd

PENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA MELALUI MIND MAPPING PADA ANAK TK AISYAH 29 SURABAYA. Endah Hendarwati, SE, M.Pd PENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA MELALUI MIND MAPPING PADA ANAK TK AISYAH 29 SURABAYA Endah Hendarwati, SE, M.Pd email : endah_hen@yahoo.com ABSTRAK Mind Mapping adalah suatu metode untuk memaksimalkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibat, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Efektivitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nur dalam (Trianto, 2010), teori-teori baru dalam psikologi pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nur dalam (Trianto, 2010), teori-teori baru dalam psikologi pendidikan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Menurut Nur dalam (Trianto, 2010), teori-teori baru dalam psikologi pendidikan di kelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivis (constructivist

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Vina Agustina, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Vina Agustina, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL Suci Nurwati Program Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan suatu negara yang maju, maka dari itu orang-orang yang ada di dalamnya baik pemerintah itu sendiri atau masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki sebuah proyek dari sudut pandang yang tidak biasa.

BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki sebuah proyek dari sudut pandang yang tidak biasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditinjau dari seluruh aspek kehidupan, kebutuhan akan kreativitas sangatlah penting. Seperti yang dikatakan oleh Munandar dalam bukunya (1999:6) kreativitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pengertian Berpikir Kreatif Kreatif merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Umumnya orang menghubungkan kreatif dengan sesuatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pemecahan Masalah Matematis Setiap individu selalu dihadapkan pada sebuah masalah dalam kehidupan sehari harinya. Mereka dituntut untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Lebih terperinci

MIND MAP SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN MENILAI PENGUASAAN KONSEP DAN ALAT EVALUASI MENILAI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

MIND MAP SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN MENILAI PENGUASAAN KONSEP DAN ALAT EVALUASI MENILAI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MIND MAP SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN MENILAI PENGUASAAN KONSEP DAN ALAT EVALUASI MENILAI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Lukita Octavia Lukman Putri, S.Pd Jurusan Pendidikan Biologi, Sekolah Pascasarjana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narasi sebenarnya merupakan karangan yang mudah ditulis oleh siswa karena karangan ini dikembangkan melalui kegemaran siswa dalam mendengarkan cerita atau bercerita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini yang dikenal dengan era globalisasi dan teknologi informasi, adalah merupakan fakta yang tak dapat dipungkiri bahwa telah terjadi perubahan yang sangat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kreativitas a. Pengertian Kreativitas Pengertian kreativitas Menurut kemendiknas dalam Salahudin (2013:55) menjelaskan bahwa kreatif yaitu berfikir dan melakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan dan pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung pada bagaimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Berpikir Kreatif Kreativitas seringkali dianggap sebagai sesuatu keterampilan yang didasarkan pada bakat alam, dimana hanya mereka yang berbakat saja yang bisa menjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai

BAB II KAJIAN TEORI. pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai hasil dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajaran Sejarah di SMA/MA adalah mata pelajaran yang mengkaji tentang perubahan dan perkembangan kehidupan masyarakat baik di Indonesia maupun di luar Indonesia dari

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKKAN METODE MIND MAPPING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKKAN METODE MIND MAPPING MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKKAN METODE MIND MAPPING Ifa Nurjanah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email : ifanurjanah86@gmail.com

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Siswa. (Rosliana Siregar) PENERAPAN IPTEKS

Penggunaan Metode Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Siswa. (Rosliana Siregar) PENERAPAN IPTEKS Penggunaan Metode Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Siswa (Rosliana Siregar) Abstrak Mind mapping (pemetaan pikiran) diadopsi untuk mencapai hasil pembelajaran yang baik. Peta pikiran ini menggambarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Belajar adalah proses perubahan seseorang yang diperoleh dari pengalamannya sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola

Lebih terperinci

dilakukan di dalam kelau maupun di luar kelas.

dilakukan di dalam kelau maupun di luar kelas. BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran menurut Sudjana dalam Sugihartono (2007:80) merupakan setiap upaya yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri. Selain itu pula

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terabaikan demikian pula sebaliknya. Merosotnya kualitas pendidikan. para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya

I. PENDAHULUAN. terabaikan demikian pula sebaliknya. Merosotnya kualitas pendidikan. para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan nasional. Kedua

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

PENGARUH METODE MIND MAP TERHADAP KETRAMPILAN BERFIKIR KREATIF DAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI TENTANG FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BIROMARU

PENGARUH METODE MIND MAP TERHADAP KETRAMPILAN BERFIKIR KREATIF DAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI TENTANG FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BIROMARU PENGARUH METODE MIND MAP TERHADAP KETRAMPILAN BERFIKIR KREATIF DAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI TENTANG FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BIROMARU Salfina 1 ; Amiruddin Hatibe dan Marungkil Pasaribu 2 salfinasron@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kreativitas a. Pengertian Kreativitas Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan hal yang baru. Hal ini senada dengan James J. Gallagher dalam Rachmawati

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1) Berpikir Kreatif Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk membuat hubungan yang baru dan lebih berguna dari informasi yang telah kita ketahui sebelumnya. Sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses yang melibatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 4 NUSAWUNGU CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Indiarti Purnamasari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Widhihastuti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR Murhima A. Kau Universitas Negeri Gorontalo Email : murhimakau@ymail.com ABSTRAK Permasalahan kreativitas menjadi sangat penting untuk dibicarakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Dalam bagian kajian teori ini berisi tentang pustaka untuk hasil belajar, pembelajaran IPS, minat belajar, dan metode pembelajaran Mind Mapping. 2.1.1 Hakikat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING SISWA KELAS X AK 1 SMK MUHAMMADIYAH 2 KARANGANYAR TAHUN DIKLAT 2008/2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I SD Negeri Kebolampang Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.

Lebih terperinci

Penggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di SMPN 1 Anyar

Penggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di SMPN 1 Anyar Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Penggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di SMPN 1 Anyar 1) Suratmi, 2) Fivin Noviyanti

Lebih terperinci

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena manusia tidak terlepas dari berkomunikasi, Fungsi utama bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Dalam

Lebih terperinci

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Pembelajaran Fisika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mind map dalam penelitian ini merupakan teknik mencatat yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Mind map dalam penelitian ini merupakan teknik mencatat yang dikembangkan BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional Mind Map Mind map dalam penelitian ini merupakan teknik mencatat yang dikembangkan oleh Tony Buzan yang merupakan pendekatan keseluruhan otak yang mampu membuat

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA PELAJARAN MATEMATIKA

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA PELAJARAN MATEMATIKA UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA PELAJARAN MATEMATIKA TRI SUCI MAYANG SARI Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ABSTRAK Penelitian ini adalah Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar dikelas merupakan sesuatu yang perlu menjadi perhatian guru. Proses ini perlu untuk dievaluasi dan diberikan tindakan untuk memperbaiki kualitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. globalisasi ini, karena yang dibutuhkan bukan hanya sumber daya manusia dengan

BAB II LANDASAN TEORI. globalisasi ini, karena yang dibutuhkan bukan hanya sumber daya manusia dengan BAB II LANDASAN TEORI A. Kreativitas Kretaivitas penting bagi individu dan masayarakat terutama dalam era globalisasi ini, karena yang dibutuhkan bukan hanya sumber daya manusia dengan intelegensi tinggi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebabkan penyakit, kecelakaan, atau sebab lain yang tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebabkan penyakit, kecelakaan, atau sebab lain yang tidak BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Tunarungu 1. Pengertian Anak Tunarungu Anak berkelainan pendengaran atau tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan atau kerusakan pada satu atau lebih organ

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam peneltian ini adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Salatiga yang terdiri dari 30 siswa. Rata-rata usia siswa antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Kemudian

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Kemudian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kecakapan hidup manusia, pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan 2 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan untuk maksud tertentu. Maksud yang dapat dicapai dalam

Lebih terperinci