ANALISA DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Visi dan Misi PT. INDAH KIAT PULP AND PAPPER TANGERANG MILLS. VISI Kami akan menjadi perusahaan yang memproduksi kertas kualitas terbaik dengan menggunakan teknologi yang handal dan manajemen yang terstruktur untuk memenuhi kepuasaan pelanggan, menciptakan nilai bagi pemegang saham, juga selalu memperhatikan kesejahteraan karyawan serta tanggung jawab sosial. MISI Memproduksi Specialty Paper kelas dunia di abad Corporate Social Responsibility Perusahaan dalam kaitan ini mengalami perubahan yang lebih mengacu kearah kebersamaan sebagai suatu system yang saling berfungsi, hal ini berkaitan dengan semakin mengglobalnya kepentingan yang ada. Sehingga masing-masing perusahaan akan berkompetisi untuk dapat eksis dalam usahanya, untuk itu strategi yang diterapkan adalah menggalang keikutsertaan berbagai pihak dalam mata rantai usaha yang dijalankannya.

2 41 Pihak-pihak lain yang terkait dengan perusahaan tidak hanya lingkup kecil perusahaan itu sendiri tetapi juga skala nasional dan internasional. Hal ini sangat terkait dengan semakin mengglobalnya aktifitas dunia usaha yang berjalan saat ini. Dalam rangka bersaing dengan stekholder lain maka perusahaan mau tidak mau akan menguatkan pondasi eksisnya perusahaan itu sendiri. Dan sebagai usaha yang paling mendasar adalah melakukan kerjasama dengan stekholder yang berada di komuniti lokal. Sebagai langkah perubahan yang terjadi adalah bahwa perusahaan semakin akrab dengan lingkungannya, komuniti-komuniti yang ada dan tidak mengejar keuntungan semata tetapi lebih cenderung kearah pemenuhan kecukupan keuntungan yang sebagian keuntungannya dialihkan dalam bentuk penanaman kepercayaan terhadap stakeholder lainnya di komuniti lokal. Peningkatan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap komuniti lokal, lingkungan menjadi acuan perusahaan dan seakan berlomba untuk eksis dan dapat berkompetisi daengan lainnya. Sehingga dalam usaha mengimplementasikan konsep corporate social responsibility masing-masing perusahaan akan berbeda-beda dan ini tergantung dengan bentuk lingkungan yang melingkupinya baik lingkungan alam maupun komuniti yang ada serta bentuk-bentuk dan kepentingan-kepentingan stakeholder yang ada. Akan tetapi walaupun banyak implementasi yang berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan lainnya dalam satu daerah, masyarakat maupun antar negara, ada bentuk-bentuk seragam yang dapat diambil dari kompetisi yang dilakukannya.

3 42 Bentuk-bentuk seragam yang dapat ditarik dari kompetisi yang bersangkutan adalah bahwa perusahaan tidak lagi melakukan pemisahan antara dirinya sebagai suatu usaha dengan komuniti sekitarnya, lebih berhatihati dan mengutamakan kepentingan masyarakat umum, tidak lagi mengejar keuntungan semata tetapi berkecukupan, lebih mengarah ke kualitatif tidak lagi kuantifikasi, mengutamakan kebutuhan, perusahaan dilakukan dalam rangka jangka panjang, tidak bersandar pada aturan yang ketat tetapi lebih mengarah kepada tanggung jawab serta merubah bentuk dari pertumbuhan kepada keberlanjutan. Perusahaan yang tadinya menganggap bahwa komuniti sebagai berbeda dengan kehidupan mereka dan menganggap bahwa komuniti lokal merupakan sekelompok individu yang kehidupannya berada di bawah pola hidup para korporat, sehingga sering menyatakan komuniti lokal sebagai mereka berganti menjadi anggapan bahwa komuniti lokal sebagai bagian dari mereka juga dalam lingkup masyarakat. Artinya bahwa, perusahaan tidak lagi mempelajari komuniti lokal sebagai suatu bentuk kehidupan yang berbeda lagi, akan tetapi perusahaan dalam aktivitas pengembangan masyarakat lebih banyak belajar dari kehidupan komuniti lokal. Pengertian konsep CSR menurut Undang-undang/peraturan yang terdapat di Indonesia: a. UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

4 43 Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. b. UU No. 23/1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Bagi perusahaan-perusahaan yang aktivitasnya terkait dengan lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung undangundang ini dapat dijadikan acuan umum bagaimana pengelolaan lingkungan sebagai bagian dari CSR. Implementasi CSR di maknai sebagai suatu upaya dalam pengelolaan lingkungan, dimana di dalamnya memuat hal-hal sebagai berikut: - Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. - Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. - Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk

5 44 menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. 4.3 Perkembangan Terkini Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responcibility) Perusahaan dalam aktivitasnya pada masa lalu, lebih banyak bergerak dalam konteks mengupayakan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri dan lebih banyak diwajibkan untuk melakukan recovery terhadap lingkungan. Selama ini tanggung CSR yang diberikan oleh perusahaan terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya pun lebih banyak bersifat charity. Dengan perkembangan saat ini, perusahaan dituntut untuk memberikan kontribusinya dalam kehidupan lingkungan lokal sebagai rekanan dalam kehidupan bermasyarakat. Artinya bahwa perusahaan harus mempunyai kewajiban sosial terhadap lingkungan di sekitarnya dan memperlakukan lingkungan lainnya sebagai sesuatu yang berdiri sejajar dan saling membutuhkan. Tanggung jawab sosial perusahaan pada era 1970an dan 1980an pada dasarnya tidak begitu peduli terhadap sebagian besar lingkungan di sekitar wilayah perusahaan, terutama lingkungan lokal yang pola hidupnya sangat jauh berbeda dengan lingkungan perusahaan. Hal ini banyak disebabkan perusahaan lebih menggunakan aturan-aturan nasional dan menganggap ukuran-ukuran yang ada dalam lingkungan lokal harus mengikuti ukuran-ukuran nasional. Padahal

6 45 pemahaman terhadap lingkungan lokal akan bervariasi tergantung dari keadaan lingkungan lokal yang bersangkutan. Pada perkembangan selanjutnya, tanggung jawab sosial perusahaan pada era 1990an sampai sekarang mulai tampak adanya kepedulian terhadap komuniti sekitarnya, dan hal ini banyak disebabkan oleh adanya tekanan komuniti-komuniti sekitar perusahaan untuk diadakan konsultasi pada setiap proses perusahaan. Perusahaan diwajibkan untuk selalu mengikuti perkembangan sosial komuniti sekitar, pembangunan yang dilakukan merupakan perhatian untuk mengatasi tuntutan dengan memperhatikan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat dan hak-hak komuniti lokal. 4.4 Hubungan Visi dan Misi Perusahaan Dengan Kegiatan CSR Perusahaan kertas seperti PT. Indah Kiat Pulp & Paper adalah perusahaan yang memanfaatkan hasil alam berupa pohon Eucaliptus untuk dijadikan output produksi seperti pulp dan kertas, jenis perusahaan seperti ini rentan terhadap isu-isu lingkungan dan sosial. PT. Indah kiat Pulp and Paper Tangerang Mills (PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tangerang Mills) merupakan salah satu perusahaan kertas terbesar di Indonesia dan merupakan perusahaan kertas yang ternama di dunia, yang rentan pula terhadap isu-siu lingkungan dan sosial. PT. Indah Kiat Pulp & Paper berkomitmen untuk mengutamakan

7 46 perhatian kelestarian lingkungan, keselamatan kerja serta berpartisipasi mengembangkan masyarakat di sekitar pabrik dan perkebuanan. PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang Mills dapat di pastikan akan langsung terkena dampak issue tersebut (walaupun secara sah terbukti tidak melakukan kegiatan tersebut). Tidak dapat di pungkiri hal itu dapat menghambat jalannya bisnis perusahaan tersebut. Maka untuk membantah issue tersebut, salah satu upaya dapat dilakukan dengan cara menjalankan kegiatan CSR tersebut, hubunganya adalah CSR tidak hanya terfokus pada kegiatan charity tetapi lebih luas dari pada itu memberikan benefit serta value yang dapat di rasakan oleh semua stakeholder. PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang Mills telah melakukan kegiatan CSR yang terintegrasi internal ( karyawan, pemegang sahan) maupun ke external ( masyarakat sekitar dan pemerintahan ) sesuai dengan teori Evan & Freeman, atau mengikuti teori Friedman, Hal ini dapat kita lihat dengan cara melihat hubungan kegiatan CSR dengan VISI dan MISI PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang Mills. Dari Visi yang tertulis di atas yaitu juga selalu memperhatikan kesejahteraan karyawan serta tanggung jawab sosial. kalimat itu jelas bahwa PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang Mills selalu melaksanakan kegiatan CSR tidak hanya ke dalam ( karyawan ) tetapi ke luar juga ( masyarakat sekitar ). Melihat jenis kegiatan CSR yang nanti kami akan bahas di sub bab selanjutnya, memang PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang Mills sudah menjalankan kegiatan CSR (intern dan ekstern), baik yang sifatnya charity

8 47 maupun suatainability (berkesinambungan). Tetapi dalam pembahasan sub bab selanjutnya kami akan melihat apakah kegiatan yang dilakukan PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang Mills, sudah sustainability (berkesinambungan) atau sekedar charity semata. 4.5 STRATEGI BISNIS KEGIATAN CSR Kegiatan csr yang dilakukan pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang mills di laksanakan oleh departemen GA, dengan report pertanggung jawaban di sampaikan ke Plant manager. Semua program csr baik yang bersifat charity maupun bersifat Sustanability di rencanakan dalam 1 tahun ke belakang dan realisasi pelaksanaan pada tahun berjalan, baik setelah pelaksanaan maupun akhir tahun akan ada report kegiatan Selain dilaporkan kepada Plant manager, team GA bertanggung jawab untuk memberikan penjelasan kegiatan Sosial perusahaan kepada Kementrian Lingkungan hidup, untuk kegiatan Ranting PROPER setiap tahun. selain kedua hal di atas, team GA juga melakukan kegiatan CSR untuk menunjang ISO OHSAS dari SGS, baik prosedur maupun dokumentasi PT. Indah Kiat Pulp and Paper, Tangerang Mills secara terus menerus melakukan analisis dan respon terhadap tantangan yang dihadapi dalam bidang lingkungan, sosial, dan ekonomi untuk mendukung strategi CSR yang berkelanjutan. Tujuan berkelanjutan ditetapkan berdasarkan hasil analisis dari

9 48 setiap kegiatan serta peningkatan manfaat kinerja kegiatan yang dilakukan bagi masyarakat. Inplementasi pembangunan berkelanjutan harus bermakna dan relevan pada setiap situasi lokal. Sehinggga penerapan dan pengelolaan CSR PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tangerang Mills berfokus pada hal-hal yang dapat dilakukan di tataran lokal. Sekalipun berpedoman pada peraturan dan perundangan yang bersifat nasional bahkan internasional. Pada intinya PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tangerang Mills berupaya menghidupkan konsep pembangunan berkelanjutan melalui peraktik dan implementasi kerja efektif sehari-hari. Hal ini dicapai dengan adanya panduan operasional bagi setiap individu di seluruh wilayah PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tangerang Mills. Sebagai perusahaan yang memanfaatkan sumberdaya alam yang beroperasi di lingkungan perkotaan seperti Tangerang, terdapat potensi terjadinya dampak, baik positif maupun negatif yang dapat menimpa para stakeholder komunitas tempat perusahaan beroperasi. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tangerang Mills memiliki sensitifitas yang tinggi dalam isu-isu yang berkaitan dengan hal tersebut, oleh karenanya perusahaan berusaha melakukan yang terbaik untuk menghormati hak-hak komunitas masyarakat. Keterlibatan dan kemitraan dengan para stekholder, terutama dengan masyarakat sekitar menjadi prioritas utama. Perusahaan menginginkan mereka tumbuh dan berkembang bersama perusahaan, serta tidak menginginkan mereka terisolasi oleh orang-orang yang bermukim sekitar pabrik. Pendekatan perusahaan bagi keterlibatan stakeholder dan masyarakat sekitar PT. Indah

10 49 Kiat Pulp & Paper Tangerang Mills. Kegiatan kegiatan CSR yang sustainability yang rencananya akan di lakukan selama tahun 2008, adalah : NO INSTANSI KEGIATAN KETERANGAN 1 PENDIDIKAN a. Pemberian buku tulis Penjualan buku tulis murah, dana yang terhimpun dikembalikan ke pihak sekolah untuk penambahan sarana pendidikan b. Bantuan perbaikan sekolah c. Penyulihan pemakaian kertas Penyuluhan pemakaian kertas warna ke warna sekolah sekolah terdekat d. Penyuluhan pemisahan sampah/6 s Penyuluhan pemisahan sampah e. Program peduli karyawan Gerakan Orang Tua Asuh Pemberian biasa sekolah untuk anak tidak mampu 2 KEAGAMAAN a. Idul Adha b. Bantuan keagamaan c. Buka puasa bersama Bekerjasama dengan yatim piatu sekitar 3 KESEHATAN a. Sunatan massal Kerja sama dengan kelurahan b. Bantuan balita gizi buruk Kerjasama dengan puskesmas c. Kegiatan posyandu Pemberian dana operasional bulanan d. fooging Min 6 kali dlm 1 tahun e Penyuluhan kebersihan dan sanitas Kerjasama dengan puskesmas f Penyuluhan kesehatan Kerjasama dengan puskesmas g Donor darah 4 LINGKUNGAN

11 50 a. Kegiatan lingkungan b. Pembangunan lingkungan Kerjasama dengan kelurahan c. Petani penggarap Bekerja sama dengan sekolah pertanian dan kelurahan d. Perbaikan fasilitas pendidikan perpustakaan Apresiasi kepada karyawan e Pembelian majalah /buku f g h i j k Penerbitan buletin Perayaan HUT PT. Indah Kiat Pulp & Paper tangerang Perayaan hut RI Hadiah anak pekerja berprestasi Olah raga & kesenian Kegiatan kerohanian Apresiasi kepada karyawan l Beasiswa Untuk karyawan dan anak karyawan berprestasi Tabel 4.1 kegiatan CSR di PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk tahun org karyawan program s2, 1 orang anak karyawan ATPK 1. CSR bidang Pendidikan Pemberian buku tulis; kegiatan yang dilakukan adalah penjualan buku tulis murah tetapi dana yang dihimpun akan dikembalikan lagi ke pihak sekolah untuk penambahan sarana pendidikan Bantuan perbaikan sekolah; meliputi perbaikan sarana dan prasarana sekolah yang kurang layak. GNOT; Pembarian biaya sekolah untuk anak tidak mampu yang dilakukan secara berkesinambungan. PT. Indah Kiat Pulp & Paper membina sekelompok siswa SD yang tidak mampu namun berprestasi untuk diberikan beasiswa, siswa yang telah dibina akan dilanjutkan pemberian beasiswanya

12 51 sampai tingkat SLTA bahkan sampai tingkat Universitas. Jika telah menyelesaikan masa studinya siswa diberi kesempatan untuk bekerja di PT. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tangerang Mills 2. CSR bidang kepedulian Lingkungan Petani penggarap : PT. Indah Kiat Pulp & Paper bekerja sama dengan petani penggarap di lingkungan pabrik serta dengan Sekolah SMKN 2 Tangerang dalam pengolahan lahan pada garis sepadan sungai pabrik PT. Indah Kiat Pulp & Paper dengan sungai cisadane. Dari program CSR ini di harapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani penggarap sekaligus memberikan keuntungan bagi PT. Indah Kiat Pulp & Paper karena lahan sepadan sungai tersebut dapat terjaga dari erosi. Jumlah petani penggarap sebanyak 22 orang. Berkat aktivitas-aktivitas ini, perusahaan menyadari peranan dari lembaga pemerintah setempat sangat penting. Perusahaan mulai melibatkan lembaga pendidikan pertanian dalam hal ini SMKN 2 Tangerang, kelurahan, tokoh masyarakat dan lembaga terkait lainnya untuk membantu mengidentifikasi aktivitas-akitivitas yang relevan dan dapat diimplementasikan oleh komunitas sekitar. Sedangkan jika dibandingkan dengan kegiatan CSR yang di lakukan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tangerang Mills selama tahun 2007 yang kami peroleh yaitu;

13 52 NO BIDANG URAIAN HASIL PELAKSANAAN 1 LINGKUNGAN Partisipasi hari Festival cisadane lingkungan hidup 2 SOSIAL Kegiatan keagamaan Pemberian hewan kurban ( 5 sapi ) KEMASYARAKATAN Bantuan dana MTQ kab tangerang Perbaikan sarana ibadah Partisipasi kegiatan natal prof banten Bantuan dana karyawan yang terkena banjir ( 48 org ) Berbuka puasa bersama Perbaikan fasilitas Perbaikan lap bulutangkis kamp.wates Donasi untuk HUT RI Donasi 5 kampung dan instansi pemerintah 3 PENDIDIKAN Pemberian Beasiswa Anak karyawan berprestasi ( 1 org ) Penghargaan 25 anak karyawan berprestasi Bantuan buku tulis Pemberian 20 buku tulis bagi sekolah yg mengalami kebanjiran Pemberian buku tulis sebanyak 1389 orang Pemberian buku tulis,majalah /buku bekas untuk anak jalanan Berperan aktif menerima

14 53 siswa/mahasiswa PKL 4 KESEHATAN Partisipasi perbaikan Penyemprotan nyamuk dbd 3 kali dan lingkungan kesehatan dilakukan ke 4 wilayah Sunatan masal Sunatan masal untuk 23 anak dr 4 yayasan yatin piatu Pemberian tambahan makan dan Pemberian makan tambahan untuk 550 anak balita dari 2 unit posyandu penyuluhan kesehatan Partisipasi perlombaan balita sehat di puskesmas pondok jagung posyandu Donor darah Partisipasi kegiatan posyandu Pelaksanaan donor darah 203 orang 5 LAIN LAIN Ulang tahun pemuda ke 20 ( forum pemuda pondok jagung ) Partisipasi kegiatanb desa pakulonan Tabel 4.2 kegiatan CSR di PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk tahun 2007 Dari rekap hasil kegiatan CSR yang telah di lakukan PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang Mills terlihat bahwa banyak sekali kegiatan CSR yang telah dilakukan pada tahun 2007 yang di fokuskan kepada hampir semua stakeholder (karyawan, instasi pemerinyah, masyarakat sekitar). Seperti yang telah disinggung di atas, kegiatan CSR digolongkan menjadi 2 bagian : 1. CSR yang sifatnya charity

15 54 Yaitu perusahan hanya memberikan (material / moril ) untuk kegiatan sesaat, seperti khitanan massal, pemberian sumbangan atau donasi. Apabila kegiatan tersebut selesai dilaksanakan,sudah selesai pula kegiatan CSR tersebut. Hal ini baik hanya saja sifatnya sementara. 2. CSR yang sifatnya Sustainability Yaitu perusahan memberikan pengetahuan, keahlian (soft skill), kepada pihak terkait dimanapun, kapanpun. Pengetahuan tersebut dapat di gunakan sebagai sumber pendapatan. walaupun perusahaan tersebut telah tidak ada. Dan pengetahuan tersebut dapat di regenerasi kan sampai kapan pun. Pembahasan yang kami akan lakukan yaitu program CSR tahun 2008 tentang petani penggarap. CSR ini merupakan yang suatainability, dimana ilmu pengolahan pertanian yang di berikan sekolah pertanian kepada petani, dapat terus di lanjutkan dan bermanfaat sampai kapan pun dan dapat dilakukan dimana pun. Selain menganalisa hambatan kegitan CSR tersebut, hal lain yang akan kami singgung yaitu, bagaimana kegiatan sosial PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang Mills. Berpengaruh dalam penilaian PROPER yang di berikan kementrian lingkungan hidup. 4.6 Hasil Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang kami lakukan yaitu : 1. Observasi lapangan

16 55 2. Indept interview dengan pihak terkait : a. Pihak perusahaan : Ibu Estetia Ps (GA Manager) b. Pihak petani penggarap c. Pihak sekolahan, sebagai pembinan petani penggarap : Bapak Pur ( Kepala sekolah SMKN 2 Tangerang) Hasil Perolehan observasi lapangan PT Indah Kiat Pabrik Tangerang berlokasi di Jl. Raya Tangerang - Serpong Km 8, Tangerang, Propinsi Banten, disamping Sungai Cisadane, dengan luas 28 Hektar. Kantor Pusat APP berlokasi di Wisma Indah Kiat Tangerang & Plaza BII, Jl. M.H. Thamrin No. 51, Jakarta. Observasi yang kami lakukan terdapat 2 macam yaitu : 1. Mengumpulkan data data pendukung dari perusahaan pengumpulan data berupa dokumen pendukung, seperti kegiatan csr, prestasi yang di capai perusahaan, daftar petani penggarap, serta pencapaian Proper saat ini. Pengumpulan data di lakukan dalam waktu 1 bulan, dimana kami juga melibatkan diri pada saat terjadi perjanjian ( MOU ), antara petani penggarap, pihak sekolah SMKN 2 tangerang, serta pihak Perusahaan. Adapun kegiatan MOU ini di harapkan, petani penggarap lebih menguasai tentang lahan pertanian yang di ajarkan pihak sekolah, dimana pihak petani dapat memberikan pengaruh /kerja sama

17 56 yang positive dengan perusahaan, serta perusahaan memberikan kesempatan kepada tenaga pendidik di sekolah, untuk mengaplikasikan &mengembangkan ilmu yang di peroleh di sekolahan 2. melihat kelokasi wilayah garis sepadan sungai observasi selanjutnya dilakukan dengan cara melihat kelokasi wilayah garis sepadan sungai, dengan luas kurang lebih 2 hektar, dengan ruangan yang terbuka, memang terlihat dengan jelas permasalahan yang terjadi di lahan tersebut, berikut potensi yang dapat di hasilkan dari lahan tersebut Kebijakan Perusahaan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, - Pabrik Tangerang adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri kertas, akan memuaskan dan melampaui harapan pelanggan dengan usaha perbaikan terus menerus terhadap kualitas produk & pelayanan. Perusahaan memprioritaskan keselamatan & kesehatan kerja, pencegahan pencemaran lingkungan dan pengendalian pemakaian sumberdaya serta meningkatkan hubungan sosial kemasyarakatan sebagai bagian tak terpisahkan dari seluruh aktivitas dan menjadi tanggung jawab seluruh tingkat organisasi. Manajemen berkomitmen untuk terus-menerus memperbaiki efektifitas sistem manajemen perusahaan, menetapkan & meninjau kembali tujuan dan

18 57 sasaran perusahaan secara periodik dan memenuhi semua perundang-undangan dan persyaratan lain yang relevan Kebijakan Lingkungan PT Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk Tangerang Mills telah melakukan segala aktivitas pengukuran dan kontrol terhadap limbah dan polusi. Limbah cair dari proses produksi telah diolah melalui beberapa proses pada bagian pengolahan limbah dengan menggunakan Activated Sludge System sebelum dibuang ke Sungai. PT Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk Tangerang Mills telah berhasil mengatasi pengolahan limbah secara konsisten untuk menerapkan konsep produksi yang bersih, mekanisme dalam beroperasi dan implementasi Environmental Management System (EMS). PT Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk Tangerang Mills juga aktif berpartisipasi dalam berbagai program lingkungan hidup, seperti: Cleaner Production, Life Cycle Assessment Demo Project dan program lainnya yang sejenis Sertifikat : 1. ISO 9001 : 2000 dari SGS 2. ISO : 2004 dari SGS 3. ISO OHSAS dari SGS 4. Sertifaksi Halal 5. Sertifikasi PEVC

19 Penghargaan : 1. PROPER Rating : Hijau 2. Bupati - Tangerang : - Pengelolaan Lingkungan Dalam Bidang Industri Manufaktur - Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup Dari hasil observasi dilapangan dapat di lihat PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang Mills sangat menaruh perhatian yang lebih di bidang lingkungan, terlihat dari sertifikat ISO OHSAS yang mengatur tentang lingkungan, selain dari dari sertifikat tersebut, penghargaan PROPER ranting HIJAU. Tetapi apakah setelah segala prestasi serta sertifikat diraih maka telah selesai permasalahan tentang lingkungan? Maka dalam makalah ini, penulis mencoba untuk menganalisa permasalah lingkungan yang ditemukan, permasalahan ini apabila dapat diselesaikan maka diharapkan ada beberapa manfaat yang di peroleh : 1. Peningkatan ranting proper 2. Kegiatan CSR yang sustainabilty Berikut kami sampaikan ( dalam format point ), hasil indept interview kami kepada pihak pihak terkait mengenai kegiatan CSR PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang Mills sebagai berikut : 1. Interview dengan Perusahaan ( Ibu Estetia Ps )

20 59 Ibu Estetia pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang mills menjabat sebagai manager GA, beliau bertangung jawab sepenuhnya terhadapat CSR di PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang mills. Pada tahun 2007 beliau merencanakan program CSR untuk pelaksanaan tahun 2008, salah satu program CSR yang di rencanakan dan kami bahas yaitu mengenai Program Petani penggrap. Petani penggarap merupakan salah satu program CSR yang sustanability dimana, dapat berkesinambungan dari tahun ke tahun dan petani dapat mengambil manfaat yang baik dalam program tersebut. Tetapi program tersebut tidak semudah apa yang di rencanakan, maka di temukan beberapa pemasalahan, dan beberapa kutipan hasil interview yang kami lakukan pada 19 Juli 2008 bertempat di ruang rapat PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang mills,adapun hasil interview yang kami peroleh sebagai berikut : Diharapakan kegiatan CSR ini, dapat berkesinambungan, petani penggarap dapat memanfaatkan lahan tidur di bantaran sungai untuk menjadi sumber penghasilan Lahan tidur yang di berikan kepada petani penggarap di harapkan lebih tertib administrasi, tidak untuk di perjual belikan, sehingga mengganggu proses administrasi /sosialisasi dari perusahaan Diharapkan petani penggarap dapat menjadi rekan perusahaan untuk membantu mengawasi jika ada penyelewengan yang dilakukan karyawan

21 60 misalnya mengeluarkan benda dari pabrik secara ilegal,maupun dapat memberikan informasi jika bagunan pabrik ada yang rusak, sebagai pemberitahuan dini. Hasil lahan petani penggarap dapat di jual ke perusahaan sebagai hubungan yang saling memuaskan Diharapkan petani penggarap memiliki kemandirian dalam pengelolaan lahan tersebut, sehingga tidak menimbulkan ketergantungan kepada perusahaan Diharapkan CSR ini dapat meningkatkan ranting Proper yang saat ini di peroleh. Perusahaan menyayangkan, petani penggrap menjual hasil tanaman ke rentenir ( sistem ijon ) Team GA akan melakukan MOU antara perusahaan, petani penggrap dan pihak sekolah, diharapkan MOU ini menjadi salah satu upaya agar petani dapat mengembangkan keahlian bertanam, dan perusahaan lebih tertib dalam pendataan petani penggarap. Saat ini perusahaan sering memberikan pupuk kompos, sebagai bantuan untuk mendapatkan hasil tanam yang baik, perusahaan mengharapkan petani dapat membuat pupuk kompos sendiri. Perusahaan berharap petani dapat memanfaat kan lahan secara maksimal 9 bulan bukan hanya menanam tanaman palawija, tetapi dapat di manfaatkan untuk tanaman komoditi

22 61 2. Interview dengan Petani Penggarap Petani penggrap yang terdaftar sebanyak 11 orang, dominansi pria dewasa (40 th sampai 60 th ), interview yang kami lakukan kepada petani penggrap yang di wakili oleh Bp Heri yaitu pada tgl 19 Juli 2008 berlokasi di lahan garapan garis sepadan sungai, berikut hasil kutipan interview kami Petani ingin sekali menggarap lahan sepadan sungai tetapi memilik permasalahan yaitu perairan, apabila di ambil secara manual ke sungai, butuh ketahan fisik yang kuat sedangkan petani penggarap disekitar PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang Mills sudah tua. PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang Mills diharapkan dapat memberikan bantuan pompa air untuk perairan petani pengarap Lahan yang di berikan PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang Mills belum di maanfatkan secara maksimal oleh petani penggrap,karena kekurangan pengetahuan Karena pengetahuan kurang maka hasil tanaman yang di hasilkan kualitas rendah, misalnya tanaman kacang kedelai buah yang dihasilkan kecil kecil, biaya yang di keluarkan untuk pengolahan lahan, tidak sesuai dengan nilai jual hasil tanam. Hal ini di sebabkan karena kurangnya pengetahuan pemilihan bibit dan teknik penanaman.

23 62 Petani penggrap sebetulnya tidak ada masalah jika menjual hasil tanam ke perusahaan, hanya saja jika menjual ke tengkulak langsung mendapat uang tunai, berbeda dengan menjual ke perusahaan butuh beberapa hari untuk mendapatkan uang tunai, belum tentu laku semua, yang tidak laku di jual di kembalikan ke petani, kondisinya telah layu, tdk segar sehingga tidak dapat di jual kembali Garis sepadan sungai yang di berikan PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang Mills kepada petani penggarap, merupakan lahan yang terbuka, memungkinkan hasil pertanian sebelum masa panen di curi dan apabila banjir datang kemungkinan besar tanaman akan hanyut semua, hal ini memberikan kerugian bagi petani. Beberapa kali petani secara inisiative memanfaatkan buangan air limbah untuk mengairi tanaman,hasilnya cukup baik karena air tersebut banyak mengandung urea 3. Interview dengan pembina petani penggarap (kepala sekolah SMKN 2 Tangerang ) Interview ini kami lakukan pada tgl 19 Juli 2008 pada saat dilakukan MOU mengenai pengolahan lahan garis sepadan sungai, pihak sekolah di wakilkan oleh Bp Pur selaku kepala sekolah SMKN 2 Tangerang, berikut kutipan hasil interview yang kami peroleh

24 63 Diharapkan sekolah dapat menjadi partner untuk kedua belah pihak, bagi perusahaan pihak sekolah dapat menyediakan tenaga kerja yang baik untuk perusahaan, sedangkan untuk petani penggarap pihak sekolah dapat menjadi partner untuk pengolahan lahan pertanian Diharapkan petani dapat memodifikasi lahan, yaitu lahan pertanian tidak hanya untuk 1 tanaman saja, tetapi di modifikasi misalnya sistem tumpang sari, 1 lahan bisa 2 jenis tanaman. Hal ini berhubungan dengan kuantitas hasil pertanian yang lebih baik. Diharapkan petani dapat pandai pandai melihat cuaca, yaitu apabila menghadapi musim hujan, jika terpaksa harus menanam jangan menanam tanaman yang mudah hanyut, tetapi tanam yang akarnya kuat Dengan SDM yang dimiliki sekolah saat ini, di upayakan pihak sekolah akan memberikan teknik teknik menanam yang baik. Alat alat pertanian yang dimiliki sekolahan silahkan dimanfaatkan. Dari hasil pengumpulan data baik secara observasi maupun secara indept interview dapat dilihat terdapat beberapa permasalahan dapat kami rangkum sebagai berikut : 1. Masalah pengairan 2. Masalah pengetahuan teknik penanaman 3. Masalah pemasaran

25 64 Selain permasalahan secara teknis,saat ini PROPPER PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang Mills telah mendapat peringkat HIJAU, diharapkan dengan mengetahui langkah langkah strategis dapat membuat PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang Mills mendapat peringkat GOLD 4.7 Analisa Hasil Pembahasan Program CSR yang dilakukan PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang Mills baik yang bersifat charity maupun suatainability, jika secara charity, hanya berpengaruh jangka pendek, tetapi bila secara suatainability dapat berpengaruh jangka panjang dan berkesinambungan, manfaatnya juga dapat di gunakan masyarakat luas. Pengolahan limbah dari PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang Mills telah berhasil mengatasi pengolahan limbah secara konsisten untuk menerapkan konsep produksi yang bersih, mekanisme dalam beroperasi dan implementasi Environmental Management System (EMS). Selain analisa hasil pembahasan tentang PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang mills secara keseluruhan, kami akan membahas analisa hasil interview : 1. Pihak petani penggrap,setelah dilakukan pelatihan dari SMKN 2 Tangerang di harapkan dapat memaksimalkan pengolahan tanah

26 65 yang di berikan di garis sepadan sungai, sehingga dapat menjadi pemasukan atau pendapatan bagi pertani tersebut 2. PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang mills dengan visi perusahaan yaitu memperhatikan kesejahteraan karyawan serta tanggung jawab social di harapkan kegiatan program petani penggrap dapat meningkatkan nilai jual perusahaan di mata stakeholder, dengan harapan issue issue yang di sampaikan kepada perusahaan dapat di bantah dengan kegiatan kegiatan social Masalah Teknis Pemanfaatan Lahan Sepadan Sungai Untuk Kegiatan CSR yang Berkelanjutan Terdapat kepada beberapa masalah yang dihadapi PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk dalam melaksanakan kegiatan CSR yang berkelanjutan. 1. Permasalahan perairan, untuk mencegah para petani penggarap mengantungankan permasahan pada perusahaan dan melihat sulitnya mendapatkan perairan dari garis sepadan sungai, maka di sarankan menggunakan limbah rumah tangga yang berada di sekeliling pabrik, di alirkan menuju 1 penampungan yang berada di dataran paling tinggi sebelum melewati lahan penanaman, dari tampungan tersebut dapat juga di gunakan untuk penampungan tadah hujan, sehingga air yang mengalir tidak hanya bersumber pada limbah rumah tangga saja, tetapi bercampur dengan air hujan dengan hal ini di harapkan

27 66 konsentrat zat zat yang merugikan bagi tanah, dapat di netralisir terlebih dahulu oleh endapan dan air hujan. 2. Pemanfaatkan lahan, untuk lahan yang diserahkan oleh APP kepada petani penggarap untuk dimanfaatkan masih belum maksimal dimanfaatkan, terlihat dari hasil produksi tanaman tersebut belum maksimal. Misalnya pada saat panen kacang kedelai, buah yang yang di hasilkan kurang baik dan sedikit. Permasalahan tersebut timbul karena pengetahuan petani yang kurang dalam budidaya tanaman sayur, oleh karena itu PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tangerang Mills bekerja sama dengan Sekolah Pertanian untuk memberikan penuluhan kepada petani tentang cara budidaya pertanian yang baik dan benar. Sesuai dengan komitmen awal PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tangerang Mills untuk melaksanakan program CSR yang berkesinambungan, dalam hal ini PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tangerang Mills tidak hanya menyediakan lahan bagi petani di lingkungan pabrik tetapi juga menberikan pelatihan dan pendidikan kepada petani tentang cara budidaya tanaman yang baik. Pengetahuan yang diberikan tidak hanya pengenai teknik penanaman tetapi juga petani diberi pemahaman tentang pemilihan bibit yang sesuai untuk daerah lingkuangan pabrik. Selain itu untuk mengurangi biaya produksi, perawatan dan pengolahan tanah, diadakan penyuluhan untuk belajar penggunaan pupuk kompos, dengan cara melapukan sisa tanaman seperti batang, ranting dan daun yang tersisa

28 67 dengan menggunakan bakteri EM4 untuk mempercepat proses pelapukan. Jenis pupuk kompos selain dapat menambah hara di dalam tanah tetapi dapat juga memperbaiki sifat tekstur tanah. 3. Masalah system ijon penjualan dengan rentenir, untuk mengantisipasi masalah ini butuh kerja sama antara perusahaan dan petani, dimana masalah sebetulnya adalah petani membutuhkan uang tunai, dari hasil tanamnya, dapat diberikan dengan solusi perusahaan dengan unit bisnis koperasi simpan pinjam, koperasi dapat memberikan pinjaman uang tunai, dan koperasi dapat menjual barang hasil pertanian tersebut, diharapkan hal ini dapat membantu petani Peningakatan Kualitas Program for Polution Control Evaluation and Rating (PROPER) PROPER merupakan program kementrian lingkungan hidup dimana merupakan ranting atau peringkat yang di berikan kementrian lingkungan hidup kepada perusahaan perusahan yang memiliki kriteria bisnis seperti di bawah ini Semua kegiatan perusahaan yang mempunyai dampak terhadap lingkungan, yaitu; perusahaan-perusahaan dari sektor industri Manufaktur, Prasarana, Jasa, Pertambangan, Energi, Minyak dan Gas, Pertanian dan

29 68 Kehutanan; wajib diikutsertakan dalam PROPER, namun mengingat terbatasnya kendala Sumber Daya yang ada dan efektifitas pelaksanaan PROPER maka PROPER akan dilakukan secara bertahap dengan kriteria pemilihan perusahaan sebagai berikut : 1. Perusahaan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan; 2. Perusahaan yang mempunyai dampak pencemaran atau kerusakan lingkungan sangat besar; 3. Perusahaan yang mencemari dan merusak lingkungan dan atau berpotensi mencemari dan merusak lingkungan; 4. Perusahaan publik yang terdaftar pada pasar modal baik di dalam maupun di luar negeri; 5. Perusahaan yang berorientasi ekspor PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang mills merupakan perusahaan yang masuk dalam kriteria : 1. Dampak penting terhadap lingkungan 2. Berpotensi mencemari dan merusak lingkungan 3. Perusahaan Publik ( Tbk ) 4. Berorientasi expor Di karenakan issue yang sering di hembuskan menjurus pada terganggunya kinerja perusahaan maka PROPER ini merupakan salah satu parameter, apakah PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Tangerang mills tidak ada masalah dengan semua issue issue lingkungan ( dengan indikator proper warna baik ), atau PT. Indah Kiat Pulp & Paper,

30 69 Tbk. Tangerang mills bermasalah dengan lingkungan dengan rangking PROPER warna hitam / merah ) adapun kaitan dari PROPER dengan CSR adalah, PROPER merupakan penjabaran kegiatan secara detail dari CSR, apabila CSR lebih luar menggambarkan aktifitas sosial, sedangkan PROPER cenderung lebih ke arah social yang menjurus kepada kepedulian lingkungan walaupun tujuan akhirnya adalah sama yaitu kebaikan bagi segala pihak yang terkait Peringkat kinerja perusahaan disaring berdasarkan tingkat penaatan perusahaan terhadap aspek baku mutu/izin air limbah dan emisi udara untuk setiap parameter dan setiap aspek pengelolaan Limbah B3. Gambar 4.1 merupakan alur prosedur penilaian PROPER untuk menghasilkan penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup. 1. Untuk peringkat Hitam, Merah dan Biru penilaian dilakukan berdasarkan tingkat penaatan terhadap baku mutu/izin, terhadap air limbah, emisi udara dan penaatan terhadap pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3); 2. Untuk peringkat Hijau dan Emas disamping penilaian terhadap tingkat penaatan, juga dilakukan penilaian terhadap sistem manajemen lingkungan, output minimisasi limbah, kegiatan community relation, community development, dan transparansi dalam pengelolaan lingkungan.

31 Keuntungan PROPER Bagi Para Stakeholder Pelaksanaan PROPER memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan dan para stakeholder lainnya, antara lain: 1. Sebagai instrumen benchmarking bagi perusahaan untuk mengukur kinerja pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan dengan melakukan pembandingan kinerja terhadap kinerja perusahaan lainnya secara nasional (non financial benchmarking); 2. Sebagai media untuk mengetahui status ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundangan-undangan yang berlaku; 3. Sebagai salah satu clearing house bagi investor, perbankan, masyarakat dan LSM sekitar perusahaan untuk mengetahui kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan; 4. Sebagai alat promosi bagi perusahaan yang berwawasan lingkungan terutama untuk meningkat daya saing perusahaan dalam perdagangan;

32 71 5. Sebagai bahan informasi bagi pemasok teknologi lingkungan terutama berkaitan teknologi ramah lingkungan yang dibutuhkan oleh perusahaan; 6. Meningkatkan citra dan kepercayaan perusahaan di mata para stakeholder 7. Memberikan ruang partisipatif bagi para stakeholder untuk terlibat secara langsung dalam upaya pengendalian dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan perusahaan Strategi Penataan Perusahaan dalam PROPER Paket informasi PROPER yang disampaikan harus dapat dengan mudah dimengerti oleh para stakeholder. Untuk memudahkan langkah-langkah proaktif para stakeholder maka peringkat kinerja penaatan perusahaan dalam PROPER dikategorikan dalam 5 (lima) peringkat warna, yaitu: a. Peringkat Emas ~ untuk usaha dan atau kegiatan yang telah berhasil melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan atau melaksanakan produksi bersih dan telah mencapai hasil yang sangat memuaskan; b. Peringkat Hijau ~ untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan mencapai hasil lebih baik dari persyaratan yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Peringkat Biru ~ untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melaksanakan upaya

33 72 pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan telah mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku; d. Peringkat Merah ~ untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup tetapi belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. Peringkat Hitam ~ untuk usaha dan atau kegiatan yang belum melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup yang berarti. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tangerang Mills termasuk salah satu anggota Program for Polution Control Evaluation and Rating (PROPER) Indonesia, yang mendorong perusahaan untuk berkinerja melebihi aturan-aturan dan standar-standar yang telah ditetapkan dalam hal lingkungan. Penilain PROPER di tahun 2007 memberikan peringkat hijau kepada PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tangerang Mills. Pemberian peringkat pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tangerang Mills didasarkan pada implementasi pengendalian pencemaran air, udara, pegolahan limbah bahan berbahaya dan beracun system manajemen lingkungan, manajemen penggunaan sumber daya serta hubungan dengan masyarakat sekitar. Saat ini APP telah mencapai tingkat hijau, target kedepannya yaitu menjadi peringkat emas dimana untuk memperoleh peringkat emas yang di utamakan yaitu kegiatan yang telah melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan mencapai hasil lebih baik dari persyaratan yang ditentukan

34 73 sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peningkatan peringkat PROPER dapat meningkatkan keberlangsungan usaha perusahaan. Pengaruh kegagalan penerapan standar PROPER terhadap kinerja perusahaan; 1. Berhubungan dengan penjuala produk perusahaan. Penjualan produk perusahaan yang mencemari lingkungan atau dengan kata lain perusahaan yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar dan mendapatkan peringkat PROPER dibawah Biru akan terjadi pemboikotan terhadap produk perusahaan tersebut karena masyrakat sekarang lebih peduli dengan lingkungan. 2. Keberlangsungan usaha dimasa yang depan akan terancam. UU No. 40 / 2007 pasal 74 tentang perseroan terbatas. Didalam UU tersebut dipaparkan bahwa perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Jika perusahaan tidak melaksanakan kewajibannya sebagai mana dimaksud, akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Didalam UU No.10 yang berhubungan dengan lingkungan hidup dijelaskan, jika perusahaan memiliki peringkat PROPER dengan wana hitam sebanyak dua kali secara berturut-turut maka perusahaan tersebut dapat dikenakan sanksi berupa pencabutan izin usahanya. 3. Perusahaan akan gagal mendapatkan kredit dari perbankan. Peringakat PROPER menjadi hal yang sangat diperhitungkan oleh perbankan dalam menilai kelayakan pemberian kredit kepada suatu perusahaan. Contohnya didalam pengendalian reisiko kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk, dijelaskan hanya perusahaan yang memiliki peringkat PROPER minimal Biru dari

35 74 Kementrian Lingkungan hidup yang akan diproses pengajuan kreditnya. Jadi jika perusahaan memperoleh pringkat PROPER warna Hitam atau Merah maka perusahaan tersebut akan kesulitan untuk mendapatkan pinjaman dari bank.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dan masyarakat yang bermukim di sekitarnya merupakan dua komponen yang saling mempengaruhi. Aktivitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan memiliki dampak

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan bisnis pada perusahaan manufaktur merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan bisnis pada perusahaan manufaktur merupakan sesuatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan bisnis pada perusahaan manufaktur merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari, Tingkat persaingan bisnis akan makin meningkat dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHLUAN. PT indah kiat merupakan salah satu perusahaan kertas yang sangat populer

BAB I PENDAHLUAN. PT indah kiat merupakan salah satu perusahaan kertas yang sangat populer BAB I PENDAHLUAN 1.1 Latar belakang PT indah kiat merupakan salah satu perusahaan kertas yang sangat populer di Tangerang banten, perusahaan penghasil kertas baik kertas untuk tulis, maupun kertas untuk

Lebih terperinci

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa pertambahan penduduk

Lebih terperinci

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH) PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH) STRUKTUR ORGANISASI Unsur organisasi Ba terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu unsur Pimpinan (Kepala Ba), Pembantu Pimpinan (Sekretaris Sub Bagian)

Lebih terperinci

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia KMA 43026 Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. UU RI No. 32 Tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH CAIR BAGI USAHA MIKRO BATIK DENGAN INSTALASI PENGOLAH AIR LIMBAH KOMUNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil tambang batubara. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility PPMJ

Corporate Social Responsibility PPMJ Corporate Social Responsibility PPMJ Latar Belakang Rangkaian Tragedi Lingkungan dan Kemanusiaan : Minamata (Jepang), Bhopal (India), Chernobhyl (Uni soviet), Shell (Nigeria), Grasberg (Indonesia), Ok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bisnis saat ini, sebuah perusahaan dituntut untuk mampu memiliki langkahlangkah inovatif yang mampu memberi daya saing dengan kompetitor. Selain

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat Sekitar Terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang. Perception Of Community In Around PT. IKPP Mills Tangerang

Persepsi Masyarakat Sekitar Terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang. Perception Of Community In Around PT. IKPP Mills Tangerang Persepsi Masyarakat Sekitar Terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Perception Of Community In Around PT. IKPP Mills Tangerang Siti Hani Rahmanita 1, Ninuk Purnaningsih 2 1 Departemen Sains Komunikasi

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012) 4.1 Sasaran dan Arahan Tahapan Pencapaian. Bab empat (IV) ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman tahun 2012-2016 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83)

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial perusahaan menjadi isu yang semakin relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi bagi negara. Seiring bertambahnya pembangunan perusahaan, sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi bagi negara. Seiring bertambahnya pembangunan perusahaan, sumbersumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor industri di Indonesia memberikan sumbangan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi bagi negara. Seiring bertambahnya pembangunan perusahaan, sumbersumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan...

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 2 1.2. Landasan Hukum... 3 1.3. Maksud dan Tujuan... 4 1.4. Sistematika Penulisan... 4 BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN KINERJA RENJA

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN 5.. Rencana Program dan Kegiatan Program adalah Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa pengelolaan

Lebih terperinci

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH `BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH URUSAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP (Urusan Bidang Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BAPEDAL) Aceh. 2. Realisasi Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga menunjukkan prospek pada masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga menunjukkan prospek pada masa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan dari pendirian sebuah perusahaan adalah mencari laba. Kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan hal yang utama dalam penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Sudah lama kita ketahui bahwa tujuan umum dari sebuah usaha didirikan adalah untuk mencari keuntungan atau laba, laba sendiri merupakan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) Sistem suatu kondisi harmonis dan interaksi yang teratur Manajemen suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

Lebih terperinci

STUDI IMPLEMENTASI PENERAPAN INDUSTRI HIJAU PADA GALANGAN KAPAL BAJA. Oleh: Gangsar Anugrah Tirta P

STUDI IMPLEMENTASI PENERAPAN INDUSTRI HIJAU PADA GALANGAN KAPAL BAJA. Oleh: Gangsar Anugrah Tirta P STUDI IMPLEMENTASI PENERAPAN INDUSTRI HIJAU PADA GALANGAN KAPAL BAJA Oleh: Gangsar Anugrah Tirta P 4108100055 IKHTISAR Menjadikan galangan kapal menjadi industri yang mampu menerapkan konsep industri hijau.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.1. Pengertian CSR Definisi Corporate Social Responsibility yang biasanya disingkat CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA. PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA., Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Permasalahan lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang harus kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Permasalahan lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang harus kita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang harus kita pikirkan bersama mengingat dampak yang buruk dari pengelolaan lingkungan. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan di negara Indonesia khususnya di daerah Jakarta menjadi pertanda bahwa adanya pertumbuhan ekonomi yang positif di negara ini. Baik dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN 5.1. Rencana Program dan Kegiatan Program adalah Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING ULU, Menimbang : a. bahwa kualitas

Lebih terperinci

PROPER : PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN

PROPER : PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN PROPER : PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN Pendahuluan Penilaian Peringkat Kinerja Penaatan dalam Pengelolaan Lingkungan mulai dikembangkan oleh Kementerian Negara

Lebih terperinci

BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN

BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi Negara tersebut. Salah satu dampak positif dari pekembangan

Lebih terperinci

N, 2015 PENGARUH PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

N, 2015 PENGARUH PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia sebagai makhluk sosial haruslah berinteraksi dengan manusia lain maupun dengan alam. Dan juga dengan semakin berkembangnya kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Di antaranya konsumen, stakeholder,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Di antaranya konsumen, stakeholder, 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan di Indonesia kini semakin parah. Ini merupakan dampak dari pengelolaan lingkungan yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kurangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran komunikasi Public Relations adalah Publik Eksternal,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran komunikasi Public Relations adalah Publik Eksternal, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan berkembang pesatnya dunia usaha serta industri di indonesia, banyak perusahaan yang berlomba untuk meningkatkan citra positifnya. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA p PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Kota Bogor 4.1.1 Pernyataan Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) merupakan bagian penting dari strategi bisnis berkelanjutan

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM PADA ACARA KNOWLEDGE MANAGEMEN FORUM 2015 (ASOSIASI PEMERINTAH KOTA SELURUH INDONESIA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan dikembangkan. Citra pada dasarnya merupakan salah satu harapan yang ingin dicapai perusahaan untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 PENDAHULUAN Hingga saat ini, upaya mewujudkan ketahanan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

Lebih terperinci

BAB V. STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF

BAB V. STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF 40 BAB V STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF Perencanaan strategi dalam hubungan masyarakat melibatkan pengambilan keputusan tentang tujuan dan sasaran program,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya disebut CSR sering dianggap inti dari etika bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai

Lebih terperinci

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI PROFIL DINAS KABUPATEN WONOGIRI Alamat : Jln. Diponegoro Km 3,5 Bulusari, Bulusulur, Wonogiri Telp : (0273) 321929 Fax : (0273) 323947 Email : dinaslhwonogiri@gmail.com Visi Visi Dinas Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP 4.1. Visi dan Misi 4.1.1. Visi Bertitik tolak dari dasar filosofi pembangunan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi dan keterbukaan pasar membuat perusahaan harus secara serius dan terbuka memperhatikan pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersejarah, flora, fauna dan masih banyak kekayaan alam yang lainnya. Namun semakin

BAB I PENDAHULUAN. bersejarah, flora, fauna dan masih banyak kekayaan alam yang lainnya. Namun semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terkenal akan kekayaan alamnya. Hutan, laut, bangunan bersejarah, flora, fauna dan masih banyak kekayaan alam yang lainnya. Namun semakin

Lebih terperinci

BAB 4. Hasil Penelitian Analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan

BAB 4. Hasil Penelitian Analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan BAB 4 Hasil Penelitian 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan Analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan pada PT. Sinar Putih

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DAN PEMANFAATAN AIR LIMBAH

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DAN PEMANFAATAN AIR LIMBAH BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DAN PEMANFAATAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak kota di dunia dilanda oleh permasalahan lingkungan, paling tidak adalah semakin memburuknya kualitas udara. Terpapar oleh polusi udara saat ini merupakan

Lebih terperinci

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah 2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation antara kinerja pembangunan yang dicapai saat inidengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang : a. bahwa pengelolaan sampah memerlukan suatu

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2017 NOMOR : 27

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2017 NOMOR : 27 BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2017 NOMOR : 27 PERATURAN WALI KOTA CILEGON NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG IZIN PEMBUANGAN DAN/ATAU PEMANFAATAN AIR LIMBAH WALI KOTA CILEGON, Menimbang : a. bahwa air merupakan

Lebih terperinci

KONDISI EKONOMI DAN INDUSTRI BIR

KONDISI EKONOMI DAN INDUSTRI BIR KONDISI EKONOMI DAN INDUSTRI BIR Perekonomian Indonesia membukukan pertumbuhan yang tinggi di tahun 2010. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) bertumbuh sebesar 6,1%, terutama didorong oleh meningkatnya konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan apakah terdapat perbedaan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu bentuk organisasi yang melakukan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu bentuk organisasi yang melakukan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu bentuk organisasi yang melakukan aktivitas dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

perusahaan PT. Toba Pulp Lestari? perusahaan PT. Toba Pulp Lestari?

perusahaan PT. Toba Pulp Lestari? perusahaan PT. Toba Pulp Lestari? Pedoman Wawancara 1. Bagaimana pendapat bapak terhadap program tanggung jawab sosial perusahaan PT. Toba Pulp Lestari? 2. Bagaimana mekanisme PT. Toba Pulp Lestari dalam memberikan bantuan tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia usaha menjadi bertambah ketat. Banyak badan usaha yang membangun usaha kecil menengah yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial didalam meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial didalam meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi era globalisasi, keberlangsungan perusahaan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang tentunya mempunyai peranan sangat penting terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsisten menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. konsisten menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan. Dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali merupakan barometer perkembangan pariwisata nasional yang merupakan daerah tujuan pariwisata Indonesia. Sebagai daerah tujuan wisata, Bali konsisten menempatkan

Lebih terperinci

STANDAR INDUSTRI HIJAU

STANDAR INDUSTRI HIJAU Kementerian Perindustrian-Republik Indonesia Medan, 23 Februari 2017 OVERVIEW STANDAR INDUSTRI HIJAU Misi, Konsep dan Tujuan Pengembangan Industri Global Visi: Mengembangan Industri yang berkelanjutan

Lebih terperinci

Etika & Tanggung Jawab Sosial

Etika & Tanggung Jawab Sosial Manajemen Bisnis Internasional Etika & Tanggung Jawab Sosial Adhiatma Nanda Wardhana Irfan Dwi Nurfianto Etika itu apa ya? Studi atas proses pembelajaran yang melibatkan pemahaman moralitas, sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini banyak terjadi konflik industri, seperti kerusakan alam, banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini banyak terjadi konflik industri, seperti kerusakan alam, banyaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberlangsungan hidup suatu perusahaan tidak terlepas dari lingkungannya. Setiap tindakan yang dilakukan perusahaan akan berdampak nyata bagi kualitas hidup

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH I. UMUM Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 3. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP a. Program dan Kegiatan. Program pokok yang dilaksanakan pada urusan Lingkungan Hidup tahun 2012 sebagai berikut : 1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan industri pada sektor usaha bidang pertambangan batubara adalah suatu upaya pemerintah dalam meningkatkan devisa negara dan bila ditinjau dari segi pola kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa waktu dalam dasawarsa terakhir ini, konsep mengenai programprogram Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan semakin

Lebih terperinci

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah perkembangan akuntansi yang pesat setelah terjadi revolusi industri

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah perkembangan akuntansi yang pesat setelah terjadi revolusi industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang pesat setelah terjadi revolusi industri menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan sebagai alat pertanggungjawaban

Lebih terperinci

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK BATANG TUBUH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa penanaman modal merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 29 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Program Adiwiyata-Sekolah Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup (Panduan Sekolah Adiwiyata 2010 Wujudkan Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responbility (CSR) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responbility (CSR) sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak DPR dan pemerintah sepakat memasukan tanggung jawab sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responbility (CSR) sebagai suatu kewajiban dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 3/2017 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan lebih lanjut

Lebih terperinci

PRODUKSI BERSIH (Cleaner Production) HA Latief Burhan Universitas Airlangga

PRODUKSI BERSIH (Cleaner Production) HA Latief Burhan Universitas Airlangga PRODUKSI BERSIH (Cleaner Production) HA Latief Burhan Universitas Airlangga Tujuan Produksi Bersih Mengurangi dan peningkatan efisiensi penggunaan energi & bahan baku, serta meminimalisasi terbentuknya

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan sampah di Kota Bandung merupakan masalah yang belum terselesaikan secara tuntas. Sebagai kota besar, jumlah penduduk Kota Bandung semakin bertambah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung jawab pemerintah saja. Setiap warga negara mempunyai

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Definisi Air Minum menurut MDG s adalah air minum perpipaan dan air minum non perpipaan terlindung yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan memiliki suatu tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini, stakeholder semakin menyadari betapa pentingnya lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini, stakeholder semakin menyadari betapa pentingnya lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, stakeholder semakin menyadari betapa pentingnya lingkungan hidup dan bagaimana cara melestarikan lingkungan di sekitar. Hal itu diakibatkan karena semakin

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG JASA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG JASA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG JASA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : a. bahwa Provinsi Jambi merupakan daerah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh masyarakat maupun lapangan kerja. Namun di sisi lain tidak

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh masyarakat maupun lapangan kerja. Namun di sisi lain tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan perusahaan dalam masyarakat dapat memberikan aspek yang positif dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingginya tuntutan adanya pengungkapan aspek lingkungan hidup oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tingginya tuntutan adanya pengungkapan aspek lingkungan hidup oleh perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin banyaknya issue mengenai kondisi lingkungan dan orang atau masyarakat yang peduli terhadap aspek lingkungan hidup membuat semakin tingginya tuntutan

Lebih terperinci